You are on page 1of 16

Kisah Singkat Rasul Paulus

Kisah Singkat Rasul Paulus 24 Maret 2012 01:00:47 Diperbarui: 25 Juni 2015 00:33:02 Dibaca :
19,531 Komentar : 5 Nilai : 1 Durasi Baca : 2 menit Data sejarah mengenai riwayat hidup Paulus dapat
ditelusuri dari tiga sumber yakni catatan-catatan Paulus sendiri dalam beberapa suratnya yang asli,
cerita Lukas dalam Kisah Para Rasul, dan catatan tentang masa tuanya dalam surat-surat Deutero-
Paulinis. Namun, dari ketiga sumber itu, sumber yang paling berbobot adalah catatan-catatan Paulus
sendiri sebab kedua sumber yang lain kemungkinan besar sudah dibumbui oleh minat teologis dan
literer para pengarangnya. Paulus ini merupakan seorang Yahudi kelahiran Tarsus. Diperkirakan ia
lahir pada dekade pertama abad I, yakni 5-10 tahun setelah Yesus lahir. Seperti halnya orang-orang
Yahudi pada masa itu, Paulus sejak lahir telah memiliki dua nama yakni satu nama Ibrani (Sya'ul, yang
kemudian ditransliterasikan menjadi Saulus) dan satu lagi nama Yunani atau Romawi (Paulus).
Penggunaan kedua nama ini sebagai pembeda antara Saulus yang belum 'bertobat' (bergerak di
kalangan Yahudi) dan Paulus yang sudah 'bertobat' (bermisi di kalangan bukan Yahudi) merupakan
strategi literer dari pengarang Kisah Para Rasul. Paulus tumbuh besar dalam lingkungan helenis dan
juga memelihara secara sungguh tradisi Yahudi yang mengalir dalam dirinya. Ia merupakan orang yang
terpelajar dan pintar dalam retorika. Bagi Paulus, titik balik yang mengubah seluruh hidupnya adalah
pengalaman akan Kristus yang bangkit di dekat Damsyik. Perjumpaannya dengan Tuhan (kyrios)
itulah yang menjadi motivasi dasar dari panggilan hidupnya sebagai seorang rasul (Gal. 1:16). Tiga
perjalanan misi Paulus Dalam Kisah Para Rasul, perjalanan misi Paulus di Asia Kecil dan Yunani
disajikan dalam tiga putaran. Perjalanan misi pertama berlangsung dari tahun 46-49. Paulus dan
Barnabas pergi ke Siprus, Pafos, Perga, Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra dan Derbe. Masalah besar
yang muncul yakni soal integrasi banyaknya orang Kristen bukan Yahudi ke dalam jemaat Kristen
Yahudi, terutama masalah tentang sunat dan menaati hukum Taurat. Terhadap masalah ini, Paulus
bersama dengan Barnabas, para rasul, dan penatua mengadakan sidang/konsili di Yerusalem, tahun 49.
Hasilnya, dinyatakan bahwa sunat tidak merupakan persyaratan keselamatan. Bangsa-bangsa lain tidak
boleh dibebani dengan sunat dan Taurat. Mereka diselamatkan Allah ketika percaya kepada Kristus.
Pasca sidang Yerusalem, di Antiokhia, muncul permasalahan baru yakni perihal berlakunya aturan
makan Yahudi (makan kosher) bagi anggota bukan Yahudi. Alhasil, Yakobus, tanpa sepengetahuan
Paulus, mengirim surat kepada jemaat di Antiokhia, Siria, dan Kilikia yang berisi rekomendasi bahwa
orang bukan Yahudi harus menjauhkan diri dari makanan persembahan kafir, darah, daging binatang
yang mati tercekik, dan percabulan (Kis. 15:22-29). Dalam perjalanan misi yang kedua (tahun 50-52),
Paulus ditemani oleh Silas, Timotius, dan Lukas. Mereka antara lain bermisi ke Filipi, tempat jemaat
pertamanya di Eropa, Tesalonika, Atena, Korintus, Efesus, dan Kaisarea. Paulus mengalami penolakan
oleh para cendekiawan di Atena, namun misinya cukup berhasil di Korintus. Di sana, ia mendirikan
jemaat yang penuh semangat. Dari kota inilah, Paulus tampaknya menulis surat pertama kepada jemaat
di Tesalonika (tahun 51). Setelah itu, ia kembali lagi ke Antiokhia. Perjalanan misinya yang ketiga
(tahun 54-58) dimulai dengan pergi ke Efesus. Paulus menjadikan kota itu sebagai pusat aktivitas
misionernya selama tiga tahun (Kis. 20:31). Di kota ini, Paulus menulis beberapa surat yakni surat
kepada jemaat di Galatia, surat kepada jemaat di Filipi, dan surat kepada Filemon. Pada masa itu,
jemaat Korintus sedang terpecah-belah. Paulus mencoba untuk menyatukan jemaat kembali dengan
mengirim lima surat, mengadakan kunjungan, serta mengajak jemaat untuk mengumpulkan dana bagi
orang miskin di Yerusalem. Akhir riwayat Datangnya Paulus ke Yerusalem (th.58) memicu kemarahan
orang-orang Kristen Yahudi. Mereka berusaha membunuh Paulus, namun untunglah ia diamankan oleh
pasukan Romawi dan dipenjarakan oleh Antonius Feliks, prokurator Yudea, selama dua tahun (Kis.
23:23-33). Tahun 60, Paulus mengajukan permohonan naik banding ke Kaisar agar ia diadili di Roma
(Kis. 25:11) dan ia pun tiba di Roma tahun 61. Selama 2 tahun, ia menjadi tahanan rumah dan menurut
tafsiran tradisional, pada periode ini, ia menulis surat Paulus kepada Filemon, Kolose, dan Efesus.
Sementara itu, Surat-Surat Pastoral (Titus, 1-2 Timotius) diperkirakan ditulis setelah ia dibebaskan dari
tahanan rumah. Tahun kematian Paulus tidak begitu jelas. Eusebius memberi kesaksian bahwa Paulus
ditahan untuk kedua kalinya di Roma dan kemudian menjadi martir pada masa kaisar Nero, yakni
sekitar tahun 67.
Biografi Paulus dari Tarsus - Santo Paulus - Penyebar ajaran Kristen

0 comments

Paulus dari Tarsus (awalnya bernama Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 Masehi67 Masehi)
diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan
dari pengajaran Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalam
Perjanjian Baru di Alkitab Kristen sebagai seorang Yahudi dari suku Benyamin,[4] yang
berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga negara Romawi. Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia
(sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel.[5]
Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama
Yahudi.[6] Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah
pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut
Yesus Kristus.[7]

Paulus menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" (Roma 11:13). Dia membuat
usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa
keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang
Yahudi. Gagasan Paulus ini menimbulkan perselisihan pendapat antara murid-murid Yesus dari
keturunan Yahudi asli dengan mereka yang berlatar belakang bukan Yahudi. Mereka yang dari
keturunan Yahudi berpendapat bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi
haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu. Murid-murid yang mula-mula, Petrus, sempat
tidak berpendirian menghadapi hal ini (lihat Galatia 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik ini,
diadakanlah persidangan di Yerusalem yang dipimpin oleh Petrus dan Yakobus, adik Yesus Kristus,
yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili Gereja yang pertama (Konsili Yerusalem).[8]

Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:

untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu
orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti
tradisi dan pantangan Yahudi (misalnya perihal tentang sunat dan memakan makanan yang
diharamkan).
Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.

Paulus dijadikan seorang Santo (orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasuk
Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Anglikan, dan beberapa denominasi Lutheran. Dia berbuat banyak
untuk kemajuan Kristen di antara para orang-orang bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu
sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristenan bercorak Paulin/bercorak
Paulus. Surat-suratnya menjadi bagian penting Perjanjian Baru. Banyak yang berpendapat bahwa
Paulus memainkan peranan penting dalam menjadikan agama Kristen sebagai agama yang berdiri
sendiri, dan bukan sebagai sekte dari Yudaisme.
RASUL PAULUS DAN PERJALANAN INJILNYA

KRONOLOGIS KEHIDUPAN PAULUS

Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal
daripada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri
ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita
malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena
bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita
ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan
tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia. Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari
keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis
16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang
memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhab Farisi, Kis
22:3; 26:4 dst; Gal 1:14; Flp 3:5. Dengan kejam Paulus menganiaya agama Kristen yang baru muncul,
Kis 22:4 dst: 26:9-12: Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis
7:58; 22:20; 26:10.
Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik
diubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan
kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada
orang-orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dst: Gal 1:12,15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan
hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah menangkapnya untuk dijadikan
pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal
1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20. Sesudah mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18;
Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai
Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis 11:25 dst dan
lihat 9:27.

Pertobatan Paulus

Pertobatan rasul Paulus dicatat dalam Kis. 9, tetapi herannya Kis. 7:59 sudah memunculkan
tokoh Paulus, dan lebih aneh lagi hanya disinggung dalam satu ayat saja. Peristiwa itu terjadi tatkala
Stefanus mati martir1[1] dengan dirajam. Pertobatan Paulus adalah suatu radical change dalam
hidupnya, suatu perubahan yang bersifat revolusioner dalam hidup Paulus sehingga Paulus harus
mempertanyakan kembali kebenaran kitab suci yang telah dipelajarinya selama ini. Stefanus telah

1[1] The Execution may have taken place outside St. Stephens Gate, Jerusalem, J. Drane,
28.
memberikan semacam gaya apolegetika2[2] dalam khotbah-khotbahnya, ditambah lagi visi yang dilihat
Stefanus menjelang kematiannya3[3]. Semua ini tentulah menjadi bahan pemikiran Paulus sebagai
seorang yang moderat.
Mengenai bagian ini ada satu hipotesa bahwa Paulus rupanya sudah pernah bertemu dengan Yesus
ketika Yesus masih hidup di dunia. Pendapat ini banyak ditolak para ahli. Namun demikian dukungan
terhadap pendapat ini cukup beralasan. Ketika Yesus masih melayani di Yerusalem dan menarik
perhatian khalayak ramai, Paulus masih menjadi mahasiswa di sana. Mustahil bahwa Paulus sebagai
seorang Farisi muda tidak dapat melihat atau mendengar tentang orang Galilea yang begitu
menggemparkan kota Yerusalem. Dalam 2 Kor. 5:16, Paulus memberi pernyataan Dan jika kami
pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
Tampaknya kalimat ini memberi petunjuk bahwa Paulus pernah melihat Yesus, ketika Ia masih di
dunia ini4[4Pengalaman pertobatan Paulus dicatat dalam tiga bagian yang berada dalam Kisah Para
Rasul. Kis. 9:3-19 adalah kesimpulan dari tabib Lukas, Kis. 22:6-16pengakuan Paulus di depan orang
Yahudi di Yerusalem dan Kis. 26: 9-23, pengakuan Paulus di depan Herodes Agripa II 5[5].
Diperkirakan Paulus bertobat tahun 35 A. D.6[6].
Dalam peristiwa pertobatan Paulus, pertemuannya dengan Kristus melalui penglihatan, ada satu bagian
yang sering diperdebatkan. Kis. 9:7 mencatat Karena mereka memang mendengar suara itu,
sedangkan dalam Kis. 22:9 dicatat Tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.
Lalu Kis. 26:14 Sukar bagiku menendang ke galah rangsang. Tampaknya bagian-bagian ini
bertentangan satu dengan lainnya. Apakah benar demikian? Apakah Paulus seorang yang berbelit-
belit? Ataukah tabib Lukas yang salah mengerti pengakuan Paulus?
Kis. 9:7 akouontes berkasus genetif: hearing a sound as a noise 7[7], NIV menerjemahkan 9:7
dengan: They heard the sound, but did not understand what the voice was saying 8[8], Kis. 22:7
ekousa , kasus akusatif: hearing a sound as thought conveying message 9[9], NIV: But they did not
understand the voice of him who was speaking to me 10[10]. Jadi jelaslah bahwa Paulus mendengar
suara Kristus dan mengerti apa yang dikatakan Kristus, sedangkan tentara yang mengiringinya
mendengar ada suara, tetapi tidak mengerti apa yang dikatakan. Masih terbuka kemungkinan karena
2[2] R. P. Martin, 86.

3[3] Ibid, 88.

4[4] W. Barclay, 57.

5[5] J. Drane,37.

6[6] If we date Pauls convertion in 35 (two years of the crucifixion of Jesus), we have
a tentative starting point, R. P. Martin, 97.

7[7] R. E Picirilli, 56.

8[8] K. Barker, 1660.

9[9] R. E. Picirilli, 56.

10[10] K. Barker, 1689.


Yesus berbicara dengan bahasa Ibrani sehingga mereka tak mengerti, atau mereka hanya mendengar
suara seperti tiupan angin belaka.
Lalu Kis. 26:14 galah rangsang (utron : goad, a sharp point 11[11]) adalah gambaran seekor
lembu muda yang pertama kali dipasangi kuk gerobak dan binatang itu tak menyukainya. Lalu ia akan
berontak menendangi gerobak dengan kedua kaki belakangnya. Maka sang pemilik akan memasang
sebuah papan yang diberi barisan paku kayu, supaya bila lembu itu menendang, ia akan kesakitan.
Lama-kelamaan lembu itu dapat dikendalikan. Jadi pertemuan Paulus dengan Kristus memaksa
Paulus memutar haluan dari kegiatannya selama ini menganiaya jemaat dan menentang Kristus.
Melalui peribahasa Yunani ini, Yesus memberitahukan Paulus: perlawanan terhadap Aku adalah sia-
sia, dan hanya mengakibatkan derita yang tak perlu dan tak berguna. Dan bagian ini tidak hendak
menerangkan apakah para tentara yang menyertainya melihat atau mendengar. Maka bagian-bagian ini
sama sekali tidak berkontradiksi.
Selain permasalahan di atas masih ada dua bagian pertobatan Paulus yang juga sering dipertanyakan
kebenarannya. Kis. 9:4 dan 22:7 dicatat hanya Paulus sendiri yang rebah ke tanah (figure utama dalam
kejadian ini). Tetapi dalam Kis. 26:14 semua tentara yang beserta dengan Paulus juga rebah ke tanah.
Beberapa orang penafsir berkesimpulan bahwa para tentara yang menyertai Paulus juga rebah, tetapi
segera berdiri, sedangkan Paulus masih berbaring di tanah. Bagian ini menekankan apa yang dikatakan
Tuhan Yesus kepada Paulus, dan tidak diceritakan Paulus yang menjadi buta dan apa reaksi para
tentara12[12]. Persoalan lain, dalam Kis. 9:6 dan 22:10 Paulus diperintahkan pergi ke Damsyik, dan di
kota itu dia akan diberitahu apa yang harus diperbuatnya, akan tetapi dalam Kis. 26:10 pengutusannya
sebagai rasul langsung diberitahukan Yesus pada saat penglihatan itu. Pada bagian ini rupanya Paulus
tidak ingin membebani Agripa dengan hal-hal detail dari kisah pertobatannya, maka Paulus
meringkaskannya13[13]. Ingat bahwa pada bagian ini Paulus tidak menuturkan kepada Agripa perihal
pertemuannya dengan Ananias di Damsyik. Jadi kedua bagian ini pun tidak berkontradiksi.

Perjalanan Misi Pertama

Perjalanan misi pertama Paulus diadakan tahun 46-48. Bertolak dari Antiokhia mengikuti rute
persinggahan Selamis ke Pafos ke Perga ke Antiokhia ke Ikonium ke Listra ke Derbe dan kembali ke
Listra ke Ikonium ke Antiokhia ke Pamfilia ke Perga ke Atalia dan sampai di Antiokhia.

Antiokhia

Sebuah kota modern dengan jumlah penduduk setengah juta jiwa, ada sebuah jalan raya yang
menakjubkan, dibangun oleh Herodes Agung, 15 mil dari Laut Tengah. Terletak pada rute perdagangan
utama, menjadi kota dagang yang ramai. Setelah kejatuhan Yerusalem tahun 70, Antiokhia menjadi

11[11] W. F. Arndt & W. P. Gengrich, 429.


12[12] I. H. Marshall Acts (Wm. B. Eermand Publishing Co., 1989) 394.

13[13] J. W. Drane, 30.


pusat kekristenan. Pada tahun 400 ada sekitar 100. 000 orang Kristen tinggal di sini 14[14]. Paulus dan
Barnabas menjadi tokoh utama dalam gereja Antiokhia. Tuhan memakai mereka berdua secara luar
biasa, sehingga jemaat Antiokhia bertumbuh pesat. Sebagian besar jemaat di Antiokhia adalah bangsa
non-Yahudi. Kota inilah muncul pertama kali istilah Kristen (kristianos: belonging of Christ, follower
of christ15[15]).
Seleukia
14 mil sebelah barat Antiokhia. Seleukia pernah menjadi ibu kota propinsi Syria setelah
kematian Alexander Agung. Didirikan oleh Seleukia I tahun 300, kota ini sibuk dengan kegiatan
pelayaran selama pemerintahan Romawi. Kota yang lebih rendah dari permukaan laut ketika pantai-
pantainya dipenuhi lumpur16[16]. Paulus dan Barnabas disertai pula oleh Yohanes Markus.
Salamis di Siprus
Pandangan tradisional menceritakan bahwa kota ini diberi nama oleh seorang Yunani, Teucer,
pendirinya. Pada jaman Yunani dan Romawi, Salamis adalah kota yang kaya raya dengan hasil
pelabuhannya yang menakjubkan. Catatan PB menyatakan ada banyak orang Yahudi tinggal di sini dan
membangun Sinagoge. Berapa lama Paulus dan Barnabas tinggal di kota ini, kita tidak tahu, tetapi
Barnabas mengadakan kunjungan kedua ke kota ini bersama Yohanes Markus. Dan secara tradisi,
Barnabas mati syahid di sini pada jaman Nero17[17]. Melalui pertemuan mereka dengan seorang
tukang sihir dan nabi palsu Yahudi yang bernama Baryesus (Yun. Elimas), Paulus dan Barnabas
mendapat kesempatan PI kepada gubernur P. Siprus, Sergius Paulus. Untuk pertama kalinya nama
Paulus disebut (Kis. 13:9). Kuasa Allah dinyatakan ketika Baryesus dihukum Allah melalui Paulus dan
gubernur Sergius Paulus menerima Yesus. Dalam ayat sebelumnya telah dicatat ia ingin mendengar
firman Allah (ay. 7) dan dalam ay. 8 imannya, dan akhirnya gubernur itu percaya.

Pafos di Siprus

Terletak di sebelah barat pulau Siprus, menjadi ibu kota Siprus. Pada jaman Romawi kota ini dibangun
kembali oleh Kaisar Augustus. Sebuah kota tua dengan kemegahan kuil untuk menyembah
Aphrodite18[18]. Sejak meninggalkan Pafos, Pauluslah yang menjadi pemimpin rombongan 19[19] (Kis.
13:13 nama Paulus disebut lebih dahulu). Lalu Yohanes Markus meninggalkan mereka. Mungkin

14[14] V. G. Beers the victor handbook of Bible Knowledge (Wheaton: Vitor Book ,
1981) 568.

15[15] W. F. Arndt & W. P. Gengrich, 895.


16[16] V. G. Beers, 568.

17[17] Ibid, 568.

18[18] Ibid, 568.

19[19] Perubahan kepemimpinan dari Barnabas ke Paulus adalah satu bukti


kebijaksanaan Barnabas, mengingat bahwa komunitas yang dihadapi dalam PI adalah orang
non-Yahudi. Untuk konteks ini Paulus dengan warga negara Romawi dan background
Hellenis adalah orang yang paling tepat, I. H. Marshall, 222.
penyebabnya adalah homesickness, atau juga karena posisi Barnabas sebagai pemimpin telah dialihkan
kepada Paulus. Kis. 13:9 nama saulus untuk pertama kali disebut Paulus (nama Romawi dalam bahasa
Yunani). Ini sangat sesuai dengan konteks PI waktu itu terhadap orang non-Yahudi.
Perga
Terletak di propinsi Pamfilia, milik Romawi. Sebelah barat daya Siprus di Asia Minor. 12 mil
sebelah timur Antiokhia. Ada kuil terkenal untuk memuja Artemis (Diana). Kita masih dapat melihat
sisa reruntuhan sebuah teater yang dapat menampung 13. 000 orang20[20].
Antiokhia di Pisidia
Didirikan oleh dinasti Syria dengan mengambil nama pendirinya. Antiokhia menjadi bagian
Kekaisaran Romawi dalam propinsi Galatia tahun 25 B. C.. Karena itu secara hukum dinamakan juga
Antiokhia Galatia. Koloni Romawi yang dikelilingi tembok dan menjadi ibu kota Galatia Selatan,
untuk mengontrol daerah-daerah suku Barbar21[21]. Khotbah Paulus di Antiokhia Pisidia merupakan
cirri apologetika yang luar biasa. Dengan pemikiran yang tajam berdasarkan penggalian Perjanjian
Lama yang mendalam, Paulus membuktikan Yesus sebagai juruselamat manusia yang telah jauh-jauh
hari dinubuatkan. Sehingga sejumlah besar orang menjadi percaya.

Ikonium

Tiga hari lamanya perjalanan dari Antiokhia melalui Sebaste, merupakan daerah Oasis. Terletak
pada rute perdagangan ke sebelah Barat menuju Efesus dan Roma, menjadi koloni Romawi di bawah
kekuasaan Hendrian22[22]. Di Ikonium Paulus dan Barnabas memberitakan Injil dengan luar biasa.
Tetapi akhirnya orang-orang Yahudi yang tidak percaya berencana untuk menyiksa dan merajami para
rasul, maka mereka menyingkir ke Listra.

Listra

Dua puluh mil sebelah Barat Daya Ikonium, melalui tanah tinggi Galatia yang dingin. Listra
didirikan oleh kaisar Augustus. Ada tugu untuk menyembah Zeus dan Hermes (Jupiter dan Merkuri
bagi orang Roma23[23]). Selain memberitakan Injil, Paulus juga menyembuhkan seorang yang lumpuh
sejak lahirnya. Karena mujizat ini Paulus dianggap penjelmaan dewa Zeus dan Barnabas penjelmaan
dewa Hermes. Sehingga orang-orang di sana ingin menyembah Paulus dan Barnabas. Tetapi kemudian
datang orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium, mereka membujuk orang-orang Listra.
Akhirnya Paulus dirajami batu dan diseret keluar kota karena dianggap sudah mati. Segera setelah
luka-lukanya dibersihkan, ke esokan harinya Paulus dan Barnabas berangkat keDerbe.

20[20] V. G. Beers, 568


21[21] Ibid, 568-569.

22[22] Ibid, 569.

23[23] Ibid, 569.


Derbe

Dua puluh lima mil sebelah Timur Laut Listra. Kota perbatasan dari propinsi Galatia. Dari sini
Paulus dan Barnabas menuju Kapodokia24[24].

Kembali ke Antiokhia

Dari Derbe Paulus dan Barnabas kembali ke Listra, Ikonium, dan Antiokhia. Satu hal penting
adalah bahwa Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua pada setiap jemaat yang telah diinjili.
Kemudian mereka meneruskan perjalanan ke Perga. Dan dari pantai Atalia mereka berlayar pulang ke
Antiokhia. Kepada jemaat Antiokhia yang telah mengutusnya, mereka menyampaikan semua laporan
hasil pemberitaan Injil.
Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis
13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya,
yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas. Kis
14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sesudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem
untuk ikut serta dalam Konsili Para Rasul. Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui
bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-
6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia
mengadakan perjalanan-perjalanan lagi.

Perjalanan Misi PI Paulus Yang Kedua (KPR 15:40-18:21)


Misi Paulus yang kedua ini, kurang lebih dilakukan pada tahun 49-52 AD. Perjalanan misi Paulus
yang kedua dilakukan bersama dengan Silas setelah sebelumnya didahului dengan perselisihan yang
tajam terjadi antara Paulus dan Barnabas mengenai keikut sertaan Markus (15:35-41) yang diakhiri
dengan terbentuknya dua tim misi, yaitu Barnabas dengan Markus dan Paulus dengan Silas. Misi yang
kedua ini dimulai kurang lebih sekitar tahun 50 AD, setelah diselingi pengajaran di Antiokhia. Mula-
mula Paulus dan Silas mengelilingi Siria dan Kilikia (15:41). Berarti, dengan jalan ini mereka
mengunjungi kembali jemaat-jemaat yang telah mereka dirikan sebelumnya. Dan dilanjutkan dengan
kunjungan ke Derbe dan ke Listra. Di Listra inilah Paulus mengajak Timotius, seorang percaya yang
beribukan seorang Yahudi dan berayahkan seorang Yunani, untuk turut serta dalam perjalanan misi
(16:1-3)). Paulus melihat potensi Timotius sebagai pemimpin dan rekan yang berharga bagi
pekerjaannya di wilayah itu.
Dalam perjalanan ini, Paulus menyebarluaskan hasil sidang di Yerusalem (Kis. 16:4). Dan
kunjungan ini mententramkan jemaat-jemaat di Galatia, memang tidak ada data terperinci mengenai
perjalanan ini, kecuali bahwa jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah
besar jumlahnya (Kis. 16:5).
24[24] Ibid, 569.
Setelah kunjungannya di Galatia berakhir, Paulus memberitakan firman di sepanjang perbatasan
barat Galatia yang berkebangsaan Frigia (wilayah Frigia-Galatia), dalam perjalanannya menuju Asia
(Kis. 16:6). Paulus diperingatkan untuk tidak memasuki Asia, dan dia pergi ke Misia dan Bitinia.
Tetapi propinsi-propinsi ini pun tertutup bagi Paulus. Akhirnya ia melanjutkan perjalanan ke Troas.

Di Makedonia19

Tenney mencatat bahwa ada dua kejadian penting yang terjadi di Troas:
1. Penglihatan/visi dari Tuhan tentang panggilan seorang Makedonia (Kis. 16:9). Paulus segera
menjawabnya. Dan keputusan ini penting, sebab bila Paulus berbalik kearah timur, pasti dewasa ini
dunia Barat akan menerima para pewarta Injil dari timur bukan sebaliknya. Penginjilan ke Eropa dan
segala pengaruh Injil pada kebudayaan Barat bermula pada saat Paulus menanggapi himbauan ke
Makedonia.
2. Di Troaslah Paulus mulai disertai oleh Lukas, penulis dan pengarang kitab Kisah Para Rasul.
Memang Lukas tidak pernah menyebutkan keikutsertaannya secara langsung dalam kisah yang
ditulisnya ini, tetapi penggunaan kata ganti orang pertama jamak menyiratkan kehadirannya (Kis.
16:10, segeralah kami mencari ).

Filipi

Dari Troas, Paulus dan rekan-rekannya menyeberangi laut Aegea ke Neapolis di Makedonia,
yaitu pelabuhan kota Filipi.20Filipi adalah kota koloni Romawi dan paling maju di wilayah itu (Kis.
16:12).21karena bangsa Yahudi di sana tidaklah cukup besar, maka tidak ada sinagoge tempat Paulus
berkhotbah. Paulus kemudian menghindari sebuah perkumpulan doa kecil di luar kota, di tepi sungai.
Lidia, seorang wanita pedagang dari Tiatira yang berdagang kain dan bahan-bahan pewarna,
menyediakan rumahnya sebagai markas Paulus.
Paulus dan Silas dipenjara akibat tuduhan yang bersifat politis dari seorang tuan yang
kehilangan sumber penghasilannya akibat Paulus mengusir roh jahat dari seorang hamba perempuan
(Kis. 16:21, mengajarkan adat-istiadat yang tidak boleh diterima atau dituruti orang Romawi). Tetapi,
Paulus dan Silas dibebaskan Tuhan oleh sebuah gempa. Pengakuan mereka sebagai warga negara

1919 Kota Filipi terletak sepuluh atau dua belas mil dari pantai di tepi sungai Gangites. Filipi
dilalui oleh lalulintas perdagangan yang mengalir dari Neapolis sepanjang raya Egnasia yang
tersohor itu ke pos perhentiannya di barat di Dirhakhium, kota pelabuhan di laut Adriatik; kota
ini diberi nama demikian untuk menghormati Filipus, ayah Alexander Agung (Tenney, Survey
345).
2020 Karena statusnya ini, membuat penduduknya mempunyai kewarganegaraan
Roma, mempunyai hak untuk mengikuti pemilihan umum Roma, dan mempunyai tipe
pemerintahan Roma. Dan kota-kota seperti ini akan mempertahankan hak-hak istimewanya
dengan sungguh-sungguh dan keras untuk menghindari hal-hal yang akan merugikan
hubungan mereka dengan Roma (Ibid.).

2121 Diringkaskan dari F. F. Bruce, Kisah 393-398, dan Tenney, Survey 353-360.
Romawi menghindarkan mereka dari hukuman yang lebih besar, tetapi mereka tidak melanjutkan
pelayanan di kota Filipi ini, dan mulai berangkat ke kota lain.

Tesalonika

Dari Filipi, melalui jalan raya Egnasia, Paulus dan rekan-rekannya melanjutkan perjalanannya ke
Tesalonika melalui Amfipolis dan Apolonia. Tesalonika, Salonika modern, yang didirikan sekitar tahun
315 SM oleh Cassander, untuk menghormati istrinya, merupakan kota yang merdeka, dengan pejabat-
pejabatnya yang disebut politarkh (Kis. 17:6), kota pelabuhan, pusat perniagaan, dan ibu kota propinsi.
Kelompok masyarakat Yahudi di Tesalonika mempunyai sebuah Sinagoge, tempat Paulus
mengabarkan Injil selama tiga minggu. Terjadi ketegangan diantara orang-orang percaya dan orang-
orang non-Yahudi yang tidak mau menerima pemberitaan Paulus, sehingga suasana permusuhan makin
menajam. Para penginjil tidak dapat lagi tinggal di kota itu, dan melarikan diri ke Berea.

Berea

Di Berea, para penginjil mulai lagi mengajar dalam Sinagoge. Orang-orang Yahudi di sana mau
menerima firman yang disampaikan oleh Paulus dan dengan tekun menyelidiki kitab suci untuk
membuktikan kebenaran perkataan-perkataan Paulus, walaupun mungkin mereka sama dengan rekan-
rekannya di Tesalonika belum siap untuk menerima ajaran ini (Kis. 17:1). Orang-orang dari Tesalonika
datang menyerbu dan berusaha menyerang Paulus. Walaupun jumlah mereka yang di Berea sudah
berlipat ganda, tetapi mereka sadar bahwa mereka tidak dapat membantu. Maka mereka mengantar
Paulus ke jalan menuju pantai, tetapi ia tidak menuju ke pelabuhan, melainkan berbalik ke Selatan dan
pergi ke Athena yang jauh dari jangkauan orang-orang Yahudi.
Silas dan Timotius datang ke Berea untuk meneruskan pekerjaan Paulus. Dan Timotius bergabung
kembali dengan Paulus di Athena dan membawa kabar tentang kekacauan di Makedonia yang
menyulitkan dan melemahkan gereja. Paulus segera mengirim Timotius kembali untuk menguatkan
hati mereka dan menyusun laporan bagaimana mereka bertahan menghadapi cobaan itu (I Tes. 3:1-5).
Barangkali Silas setelah bertemu dengan Paulus, juga kembali ke Makedonia, ke Filipi. Sehingga
Paulus hanya seorang diri di Athena dan tidak bertemu dengan rekan-rekannya itu sehingga mereka
bergabung kembali dengannya di Korintus (Kis. 18:5).

Athena

Dari Berea, Paulus naik kapal dari kota Methone atau Dium ke Piraeus, pelabuhan kota Athena.
Paulus menunggu kedatangan Silas dan Timotius dari Makedonia, sambil tetap menjalankan
pekerjaannya yang utama, yaitu mengabarkan Injil. Ada dua lingkungan kerja yang terbuka baginya,
1). Sinagoge, tempat dia bertemu dengan umat Yahudi dan orang-orang percaya lainnya, dan 2). Pasar,
dimana ia dapat bertemu dengan para ahli pikir kafir. Ajaran Paulus merangsang keingintahuan para
ahli pikir kafir, dan membawanya ke sidang Areopagus. Memang tidak ada tanda-tanda bahwa ia
diadili karena suatau tuduhan, Paulus hanya membuat suatu pernyataan resmi tentang prinsip-prinsip
utama dari ajarannya.23
Ada beberapa orang yang percaya dan bertobat setelah mendengar khotbahnya, yang dihentikan
oleh para pendengarnya (Kis. 17:32), antara lain Dionisius, seorang anggota majelis Aeropagus, dan
seorang perempuan bernama Damaris, juga orang-orang lain (Kis. 17:34). Rupanya Paulus kecewa
dengan misinya di Athena karena dia tidak menghasilkan kebangunan rohani yang cukup berarti, dan
masyarakat kafir menolaknya dengan ejekan.

Korintus

Dari Athena, Paulus pergi ke Korintus, kota yang pernah dirampas dan dibakar oleh jendral Roma
Mumius (tahun 146 SM), dan dalam tahun 46 SM dibangun kembali oleh Julius Caesar dan menjadi
ibukota politik yang diakui dari Akhaya, propinsi Senatorial.Korintus, tempat kedudukan gubernur
yang berkuasa (Kis. 18:12).
Di kota ini ia bertemu dengan Akwiladan Priskila, yang diusir dari Roma atas perintah Caesar
Claudius. Sama-sama tukang tenda, yang kemudian menjadi penolong yang sangat berharga dalam
pekerjaannya. Tidak berapa lama kemudian, Silas dan Timotius kembali dari Makedonia, membawa
kabar tentang perkembangan jemaat-jemaat, yang mungkin pada saat itu Paulus menerima sumbangan
dari mereka (lih. Flp. 4:15-16).
Pada mulanya dengan hasil yang cukup memuaskan, Paulus menjadikan rumah ibadat Yahudi
sebagai tempat basis kegiatannya. Tetapi hal itu tidak mungkin lagi diteruskan karena perlawanan dari
pihak Yahudi. Paulus memindahkan markasnya ke rumah Titius Yustus, seorang yang takut kepada
Allah yang tinggal dekat Sinagoge. Kepala rumah ibadat, Krispus menjadi percaya dan dibaptis.
Tetapi orang-orang Yahudi yang menentangnya kemudian menuduh dia di depan Yunius Galio,
gubernur Roma di Akhaya, bahwa dia melakukan propaganda agama yang tidak sah menurut hukum.
Galio melihat apa yang ada dibalik tuduhan itu kelihatannya benar, tetapi karena soal itu hanya
mengenai keparcayaan dan tafsiran agama Yahudi, Galio merasa itu bukan urusannya.
Akibat permintaannya ditolak, rakyat jelata Yunani yang marah, memukuli kepala rumah ibadat,
dan hal itu menunjukkan bahwa ada perasaan anti Yahudi yang terpendam dalam hati rakyat waktu itu.
Krispus diganti oleh Sostenes, dan jikalau ia ini sama dengan yang dituliskan dalam I Kor. 1:1, berarti
akhirnya Sostenes juga bertobat. Kemudian Erastus, seorang yang terkemuka lain di Korintus yaitu
bendahara kota, bertobat (Rm.16:23).
Bersama Akwila dan Priskila, Paulus meninggalkan Korintus, dan berangkat ke Timur, dan di
tengah perjalanan singgah di Efesus, tempat Akwila dan Priskila membuka markas mereka yang baru

2323 Secara hurufiah, Aeropagus adalah bukit Mars, sebuah dataran tinggi kecil yang berbatu-
batu di Athena dimana ada sebuah lapangan yang cukup luas untuk mengadakan sidang umum, tetapi
Ramsaya mengemukakan beberapa alas an yang menunjukkan bahwa Aeropagus dapat pula berarti
suatu kelompok yang mengambil nama dari nama suatu tempat, yaitu suatu dewan pemerintahan di
kota itu yang mengawasi kebijaksanaan pendidikan dan memberikan izin-izin kepada guru-guru asing
(seperti yang dikutip oleh Tenney, Survey 354).
dan mulai melayani. Paulus mengajar di Sinagoge, tetapi hanya sebentar karena keinginannya untuk
tiba di Palestina.
Kemudian Paulus tiba di Kaisarea, dan memberi salam kepada jemaat (Kis.18:22), dan selanjutnya
menuju Antiokhia. Mungkin Paulus melakukan kunjungan ke Galatia dan Frigia kembali untuk
meneguhkan hati murid-muridnya, dan kembali ke Efesus, dimana ia mulai menjalankan misinya di
Asia, misi yang paling lama dan paling bergejolak.

Perjalanan Ketiga (Kis 18:23 21: 17)


masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58.

Dalam pemberitaan KPR 18:21-22, diungkapkan bahwa setelah Rasul Paulus memohon diri
dari Efesus, ia menuju ke kaisarea dan selanjutkan meneruskan perjalanannya ke Antiokhia, dan
setelah beberapa hari lamanya Paulus tinggal di situ, ia mulai kembali perjalanannya 1 yang
diperkirakan dimulai pada tahun 53 AD2 Dimana perjalanan yang dilakukannya pada akhir musim
panas dan awal musim ini mengambil pusat di Efesus 3 dengan tujuan untuk menguatkan murid-murid
dan kawan-kawan sepelayanannya yang ia tinggalkan pada perjalanan sebelumnya.4
Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan penjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh
karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di
Yerusalem, Kis 21:27 23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam
musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-
28:16. Sesudah di Roma ditahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti
bersalah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24,
28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-
perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana
diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.

Diposkan 18th June 2014 oleh Dr. Johannis Siahaya


Lokasi: Yogyakarta, Yogyakarta City, Yogyakarta, Indonesia
RASUL PAULUS DAN PERJALANAN INJILNYA
KRONOLOGIS KEHIDUPAN PAULUS

11 Perjalanan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah perjalanan pemberitaan Injil yang
ketiga kalinya, yang menurut kesepakatan umum para ahli PB dan juga pemberitaan 18:23
dihitung sejak Paulus kembali meninggalkan Antiokhia untuk mengadakan perjalanan melalui
Tarsus, Listra, Iconium, Antiokhia, Efesus, Troas, Napolis, Filipi, Antipolis, Tesalonika, Berea,
Neapolis, Athena dan Korintus, kemudian kembali lagi ke Troas menuju ke Yerusalem melalui
rute sebelumnya. Emil. G. Kraeling, The Life of The Apostle Paul, (Chicago: Rand Mc Nally,
1965) 162.
22 George Ogg, The Chronology of Paul (London: Epworth Press, 1968) 133.

33 Krealing, The Life of The Apostle of Paul, 163.

44 Ogg, The Chronology of The Life of Paul, 133.


Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal
daripada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri
ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil.

BIOGRAFI & AJARAN


John Wesley

(Sejarah dan Ajarannya)

John Wesley (lahir di Epworth, 28 Juni 1703 meninggal 2 Maret 1791 pada umur 87 tahun) adalah
seorang teolog Inggris. John merupakan anak seorang pendeta dari gereja Anglikan. Ayahnya bernama
Samuel Wesley dan ibunya adalah Susanna Annesley. John juga memiliki seorang adik yang dilahirkan
pada tahun 1707 (Charles Wesley).
FAMILY
KELUARGA YANG SALING MENYAYANGI DAN MENGHARGAI

Keluarga Kristen adalah institusi yang direncanakan dan didirikan oleh Tuhan agar supaya manusia
mempunyai keteraturan dan mengekspresi kasih, serta saling meiliki dan menghargai diantara, pribadi-
pribadi yang terdapat dalam keluarga. Saat ini kita telah berada di zaman modern, zaman yang juga
disebut global, artinya tidak ada batasan dalam bidang apapun yang terbatas.
INTRODUKSI
Menjadi pergumulan yang lama sekali untuk saya memulai membuat tautan khusus pribadi. Tautan ini
dimaksudkan untuk menjadi sarana "komunikasi" diantara saya dengan saudara-saudara yang sering
searching di dunia maya ini. Kita bisa diskusi tentang hal-hal yang positif demi perkembangan dan
pembangunan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia. Saya juga terbuka untuk diskusi
masalah-masalah politik, sosial, budaya, ekonomi dan khususnya masalah spiritual.

Biografi Bunda Teresa

Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya untuk


melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India.Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus
1910, Bunda Teresa merupakan anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia memiliki
dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia
menerima pelayanan sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan diteguhkan pada
bulan November 1916.

Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan meninggalkan keluarganya dengan
kesulitan finansial. Meski demikian, ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh
kasih sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan
Gonxha.

Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokalnya yang
bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor
Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah yang kemudian berperan
dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati
misionaris Katolik.

Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang
dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di
India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama
Teresa dari Santa Theresa Lisieux.

Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati. Setelah
mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Marys High School di
Kalkuta. Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala
sekolah St. Mary.

Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak bisa lagi mengajar. Untuk
memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke Darjeeling.

Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa mendapat panggilan yang
berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas
kasih bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri, merasuk dalam hatinya. Hal ini
kemudian menjadi kekuatan yang mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut
sebagai Hari Penuh Inspirasi oleh Bunda Teresa.

Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus menyatakan kepedihan kaum
miskin yang ditolak, bagaimana Kristus menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin
mereka mengasihi-Nya.

Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya dan memulai
pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia
memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru.

Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21 Desember 1948 di lingkungan
yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia
mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan membaca dan
menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-
anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka.

Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang sendirian. Inilah yang dirasakan
oleh Bunda Teresa tatkala perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-individu,
melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.

Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung dengannya. Diinspirasi oleh
gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan.

Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka
telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda
Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.

Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di
dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani
kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun
sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan.

Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India.
Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang
kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania Roma, dan Australia yang
ditujukan untuk merawat kaum miskin.

Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk memperluas pelayanan Bunda
Teresa. Yang pertama ialah Association of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity.
Asosiasi ini sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun merupakan afiliasi
Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki anggaran dasar tersendiri.

Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas, Missionary of Charity
berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh
dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi mereka
yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di
Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS.

Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan
kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini
diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan
Good Samaritan di Boston.

Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak
menutup mata akan pelayanannya. Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru
Prize.

Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima
penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh
kelompok agama di dunia.

Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang
sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah
tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata
bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya
menolong dunia yang membutuhkan.

Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama agi korban AIDS di New York.
Menyusul kemudian sejumlah rumah penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta.
Berkat upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.

Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di kampung halamannya, ia
mengawali pelayanan di India. Dari India, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di
antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan
korban gempa bumi di Armenia.

Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas
yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian
karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya
ke berbagai penjuru dunia. Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta
Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala
terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.

Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai
petinggi dari 23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September
1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary of Charity,
sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh
Bunda Teresa.

You might also like