You are on page 1of 5

STUDI MACAM MEDIA DAN DEBIT ALIRAN TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)


SECARA HIDROPONIK NFT
Study of Medium and Flowrate on
the Growth and Yield of Sawi (Brassica juncea L.) by NFT
Dwi Harjoko

ABSTRACT

This experiment studied the effect of medium, flowrate and the interaction both of them to the growth
and sawi's yield by hidroponic NFT. This experiment had been done in Green House, Agriculture
Faculty UNS within altitude 95m above sea level in january up to july 2008. These experiment was
arranged factorialy using RAL with 2 treatment factor. First, kind of mediums which consist of 3 levels. They are M1(paper),
M2(gravel) and M3(dacron). Second, kinf of flowrate which consist of 2 levels. They are Q1(1,5 litre/minutes) and Q2(litres/
minutes). Every treatment was repeated 3 subtances.
The results of experiment show the used 1,5 liters/minutes flowrate are able to increase the real plant higher is compared to 0,75
liters/minutes. The used 1,5 litres/minutes and 0,75 litres/minutes have a good flowrate for sawi so it can support the yield of
sawi. Dacron are able to support root's growth better than gravel and paper. The used pf paper, gravel and dacron can supply
nutrition and water to all of bed so it can support the yield of sawi. There are no interaction between the used of medium within
flowrate to the growth and the yield of sawi

Key words : NFT, medium, flowrate

PENDAHULUAN Pada NFT, air bersirkulasi selama 24 jam terus menerus


Hidroponik adalah suatu cara yang dipandang (atau terputus). Sebagian akar terendam air dan sebagian
mampu mengatasi beberapa masalah yang muncul. lagi berada di atas permukaan air (Untung, 2000).
Suhardiyanto (2002) menyatakan beberapa kelebihan Penyerapan nutrisi merupakan komponen penting
hidroponik adalah kebersihannya lebih mudah terjaga, dalam budidaya NFT. Namun seringkali nutrisi yang
tidak ada masalah berat seperti pengolahan tanah serta diberikan tidak dapat diserap tanaman karena aliran
gulma, penggunaan pupuk dan air efisien, tanaman nutrisi yang tidak dapat merata di seluruh permukaan
diusahakan tanpa tergantung musim dan pada lahan talang sehingga akar tidak tersentuh aliran nutrisi
sempit, tanaman berproduksi dengan kualitas dan akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat. Peran media
produktivitas tinggi, tanaman mudah diseleksi dan sangat diperlukan dalam penyebaran nutrisi di dalam
dikontrol. talang sehingga perlu dikaji macam media apa yang tepat
NFT (Nutrient Film Technique) merupakan jenis untuk NFT untuk mendukung penyerapan nutrisi oleh
hidroponik yang berbeda dengan hidroponik substrat. tanaman.

Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas


Maret Surakarta, Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta.

58 Agrosains 11(2): 58-62, 2009


Penyerapan nutrisi tidak akan berjalan baik apabila media kemudian dipelihara yaitu diganti nutrisinya
tidak didukung dengan aliran nutrisi yang kontinyu (atau sekaligus dipantau EC dan pH larutan nutrisi setiap 3
intermitten) dengan kecepatan aliran nutrisi yang sesuai. hari sekali, hama dan penyakit tanaman dikendalikan
Debit aliran serta kemiringan rak yang dipakai secara mekanik dan dipanen pada umur 4 minggu setelah
berpengaruh terhadap kecepatan aliran yang dihasilkan tanam di talang. Peubah yang diamati meliputi tinggi
di talang. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi maupun tanaman diukur setiap seminggu sekali dari permukaan
terlalu lambat menyulitkan akar untuk menyerap nutrisi. sterofoam sampai daun terpanjang, kandungan klorofil
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji daun menggunakan klorofil meter, luas daun diukur pada
debit aliran dan media penebar nutrisi yang sesuai saat panen menggunakan leaf area meter, berat segar
sehingga mampu menghasilkan kecepatan aliran di dalam tajuk dan berat kering tajuk ditimbang pada saat panen
talang yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. dengan timbangan analitik, rasio berat per luas daun serta
diameter dan pola pertumbuhan akar diukur ketika panen.
BAHANDANMETODE Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
ragam berdasarkan uji F 5% dan apabila perlakuan
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rumah
berpengaruh nyata terhadap peubah maka dilanjutkan
Kaca Fakultas Pertanian UNS dengan ketinggian 95 m
dengan uji DMRT 5%.
dpl mulai bulan Januari sampai Juli 2008 yang disusun
secara faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak
HASILDAN PEMBAHASAN
Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan. Faktor
perlakuan pertama adalah macam media yang terdiri dari Pertumbuhan tanaman merupakan proses yang
3 macam yaitu : kertas(M1), kerikil(M2) dan dakron(M3). mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin
Faktor perlakuan kedua adalah macam debit aliran yang besar serta menentukan hasil tanaman. Interaksi macam
terdiri dari 2 taraf yaitu (Q1) dengan debit 0,75 l/menit media dan debit aliran memberikan pengaruh tidak nyata
dan (Q2) dengan debit 1,5 l/menit. Masing-masing pada seluruh variabel pengamatan karena masing-masing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan tiap ulangan perlakuan mampu mendukung pertumbuhan tanaman.
diambil 5 tanaman contoh. Penggunaan media dan debit aliran yang berbeda
Rak dibuat dengan kemiringan 5% (tiap 1 meter mempengaruhi kecepatan aliran nutrisi dalam talang
ketinggian rak turun 5 cm), panjang rak 3 m, tinggi rak 90 relatif kecil sehingga pada kisaran kecepatan aliran yang
cm, panjang talang 3,38 m, lebar rak 1,5 m. Tempat berbeda di talang tersebut, tanaman masih dapat
penanaman menggunakan talang PVC yang sudah menyerap nutrisi dengan baik sehingga pengaruh
dilubangi kedua ujungnya sebagai lubang pipa inlet dan interaksi media maupun debit aliran tidak nyata.
pipa outlet untuk mengatur debit alirannya. Diameter inlet Debit aliran berpengaruh pada sirkulasi serta
0,3 cm. Pipa inlet dihubungkan dengan pompa akuarium kecepatan nutrisinya. Apabila sirkulasinya baik maka
25 watt yang diletakkan dalam bak penampung larutan penyerapan unsur juga baik. Kecepatan nutrisi dihasilkan
nutrisi sedangkan ujung talang yang lain dihubungkan dari debit aliran yang berbeda. Kecepatan aliran
dengan pipa outlet yang bermuara ke bak penampung berpengaruh terhadap penyerapan nutrisi. Kecepatan
larutan nutrisi. aliran yang sesuai akan mendorong penyerapan nutrisi
Larutan pekatan nutrisi dibuat dengan cara bahan secara optimal dengan fluktuasi suhu yang rendah.
pekatan A dilarutkan dalam 5 liter air demikian pula Penyerapan nutrisi yang baik secara langsung akan
dengan bahan pekatan B. Komposisi unsur-unsur bahan berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
pekatan A dan bahan pekatan B terlampir. Media yang sehingga perlakuan debit aliran yang berbeda juga akan
dipakai berupa kertas buram 2 lapis, kerikil selapis menghasilkan pengaruh yang berbeda pula pada variabel
menutupi seluruh permukaan talang dan dakron tinggi tanaman.
ketebalan 1 cm diletakkan di permukaan talang kemudian Perlakuan media memberikan pengaruh yang
ditutup dengan stereofoam ketebalan 1 cm yang telah sangat nyata pada variabel diameter dan pola sebar akar.
dilubangi sesuai jarak tanam yaitu 15 cm dengan Media sangat erat kaitannya dengan akar sebab media
ketinggian 1 cm diatas media. merupakan tempat pertumbuhan akar, tempat pijakan
Benih sawi disemaikan pada media pasir selama bagi akar serta pendukung penyerapan hara sehingga
14 hari kemudian ditanam pada talang yang telah diberi dengan media yang berbeda jenis maupun sifatnya maka

Studi Macam Media dan Debit Aliran Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Sawi ...... (Dwi Hardjoko) 59
Tabel 1. Ringkasan uji F pada seluruh variabel pengamatan tanaman sawi

Variabel Pengamatan Media Debit aliran Interaksi


Tinggi tanaman (cm) ns * ns
Kandungan klorofil daun (per cm2 ns ns ns
Berat segar tajuk (g) ns ns ns
Luas daun (cm2 ) ns ns ns
Diameter dan pola sebar akar ** ns ns

Keterangan : * = berpengaruh nyata, ** = berpengaruh sangat nyata, ns = berpengaruh tidak nyata

pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan radiasi matahari dan sebagai organel yang dapat
akar juga berbeda. mengubah energi radiasi menjadi energi kimia (Utomo,
Hasil Uji F pada tabel 1 menunjukkan bahwa et al. 2001).
variabel tinggi tanaman berpengaruh nyata pada Kandungan klorofil daun pada perlakuan macam
perlakuan macam debit aliran. Penggunaan 2 inlet media dan macam debit aliran berpengaruh tidak nyata.
memperbesar volume curahan air dan kecepatan aliran Kandungan klorofil sangat dipengaruhi oleh cahaya,
air yang masuk ke dalam talang dibandingkan perlakuan oksigen, kandungan nitrogen, magnesium dan besi, air
1 inlet. Konsentrasi larutan nutrisi di talang pada debit 2 serta temperatur lingkungan. Menurut Dwijoseputro
0
inlet lebih terjaga kestabilannya bila dibandingkan pada (1994), temperatur antara 3 - 48 C merupakan kondisi yang
debit 1 inlet karena aliran nutrisi pada debit 2 inlet lebih baik untuk pembentukan klorofil pada tanaman. Cahaya
cepat bersirkulasi dengan nutrisi baru yang berasal dari maupun temperatur lingkungan yang diberikan pada
inlet. Aliran nutrisi yang lebih cepat pada debit 2 inlet tanaman sawi cukup optimal dengan pengaturan suhu
0
memperkecil kemungkinan terjadinya pengendapan lingkungan di bawah 35 C. Perlakuan macam media yaitu
nutrisi sehingga penyerapan nutrisi lebih baik. Air media kertas, kerikil maupun dakron memberikan aerasi
merupakan pelarut serta penghantar bagi masuknya yang baik serta mampu meratakan aliran di permukaan
nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman yang talang sehingga oksigen maupun air yang tersedia
ditunjukkan dengan pertambahan protoplasma (Harjadi, mencukupi untuk pembentukan klorofil. Unsur nitrogen,
1991) maupun perbanyakan sel yang dapat dinyatakan magnesium dan besi merupakan bahan pembentuk
dari tinggi tanaman. klorofil sehingga ketersediaanya mutlak diperlukan.
Penggunaan media kertas, kerikil dan dakron Ramuan nutrisi yang diberikan pada masing-masing
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Hal perlakuan sama sehingga kandungan klorofil daun
ini disebabkan masing-masing media mampu meratakan tanaman sawi yang dimiliki juga tidak berbeda.
aliran air di dalam talang sehingga akar tanaman mampu Perlakuan debit aliran berpengaruh tidak nyata
seluruhnya tersentuh oleh nutrisi yang diberikan. Media pada variabel berat basah tajuk. Hal ini disebabkan pada
kertas, kerikil maupun dakron mempunyai porositas dan kisaran debit 0,75 liter/menit maupun debit 1,5 liter/menit
aerasi yang baik sehingga memungkinkan tanaman untuk tanaman masih mampu menyerap nutrisi dengan baik
mendapatkan oksigen bagi respirasi akar. Tinggi tanaman terutama unsur nitrogen yang digunakan untuk
sangat dipengaruhi kandungan air sel sehingga bila pertumbuhan tanaman secara keseluruhan sehingga
tanaman mampu menyerap air yang mengandung nutrisi perlakuan debit berpengaruh tidak nyata pada variabel
cukup maka pertumbuhan tanaman akan optimal. berat segar tajuk. Purata berat basah tajuk menunjukkan
Klorofil adalah pigmen warna hijau dalam tanaman debit aliran 1,5 liter/menit mempunyai berat basah tajuk
yang terdapat di kloroplas dan berperan dalam lebih besar dibandingkan debit 0,75 liter/menit. Debit
fotosintesis, semakin banyak kandungan klorofil pada aliran 1,5 liter/menit memberikan purata tinggi tanaman
daun akan meningkatkan proses fotosintesis (Turon dan yang lebih baik daripada debit aliran 0,75 liter/menit
Perez, 1999). Molekul klorofil merupakan penyerap energi sehingga berat segar pada penggunaan debit 1,5 liter/

60 Agrosains 11(2): 58-62, 2009


menit juga lebih besar. Media kertas berbeda tidak nyata dengan media
Perlakuan media berpengaruh tidak nyata kerikil dan keduanya berbeda nyata dengan media
terhadap variabel berat segar tajuk. Masing-masing dakron. Diameter dan pola sebar akar sangat dipengaruhi
media mampu meratakan aliran nutrisi sehingga akar oleh sifat fisik dari media yang digunakan. Pola
mampu teraliri secara keseluruhan sehingga mendukung penyebaran akar pada media kertas cenderung tumbuh
pertumbuhan tajuk tanaman. Media dakron memberikan menjalar searah aliran nutrisi. Hal ini disebabkan kertas
purata berat segar tajuk tertinggi pada. Dakron mampu mudah lapuk sehingga tidak dapat dijadikan pegangan
mendukung penyerapan aliran nutrisi untuk digunakan bagi akar. Pola sebar akar pada media kerikil membentuk
dalam metabolisme tanaman karena mampu menjaga lingkaran (radial) dengan diameter terkecil. Sifat fisik
kelembaban di lingkungan perakaran lebih baik, porositas kerikil yang meskipun porous namun keras sehingga
serta aerasi yang lebih baik sehingga penyerapan nutrisi menyulitkan akar untuk tumbuh menyebar. Dakron yang
berjalan lancar. Aerasi lingkungan perakaran yang baik paling baik digunakan untuk perkembangan akar karena
akan menjaga ketersediaan oksigen yang dibutuhkan sifat fisik dakron yang tidak mudah lapuk tetapi tidak
dalam proses respirasi. Proses respirasi akan melepaskan keras, porous serta kemampuannya menahan air lebih
energi kimia yang diperlukan oleh tanaman untuk lama sehingga kelembaban lingkungan perakaran lebih
melakukan sintesis dan translokasi senyawa-senyawa baik. Diameter akar dakron memiliki skor 3,56 atau rata-
organik, selain itu oksigen sangat diperlukan dalam rata penyebaran akarnya 11-15 cm di permukaan talang.
pengumpulan aktif ion-ion hara untuk melawan gradien Diameter penyebaran akar yang luas akan
konsentrasi di lingkungan perakaran (Foth, 1994). menghasilkan penyerapan nutrisi lebih optimal. Menurut
Akar merupakan organ vegetatif utama yang Tjitrosoepomo (1994), sistem perakaran dengan banyak
mensuplai air, mineral dan bahan-bahan yang penting cabang berarti memperluas daerah perakaran yang berarti
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman memudahkan absorpsi garam secara maksimal. Apabila
(Gardner et al.,1991). Pengukuran diameter akar absorpsi garam dapat berjalan baik maka hasil tanaman
menggunakan skoring dengan ketentuan sebagai berikut akan optimal.
: = Diameter 0 - 5 cm, 1 = Diameter 6 - 10 cm, 2= Diameter Menurut Sitompul dan Guritno (1995), hubungan
11 - 15 cm, 3 = Diameter > 15 cm. tajuk dan akar dapat berubah pada keadaan lingkungan
yang berbeda. Diameter dan pola sebar akar yang berbeda
Tabel 2. Purata Tinggi Tanaman Sawi (cm) pada nyata tidak diikuti dengan hasil sidik ragam yang berbeda
Perlakuan Macam Debit Aliran nyata pula pada variabel pengamatan yang lain karena
Variabel Pengamatan Tinggi tanaman pada NFT kerja akar cenderung lebih ringan dalam
(cm) menyerap air dan nutrisi daripada metode konvensional
1,5 liter/menit 31,10 a dimana nutrisi dalam NFT berupa larutan yang mengalir
terus menerus dalam talang, sehingga variabel hasil
0,75 liter/menit 34,44 b
tanaman tidak berbeda nyata meskipun akar tanaman
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang memiliki diameter dan pola sebar yang berbeda nyata.
tidak sama menunjukkan pengaruh
nyata Warna akar pada masing-masing perlakuan
berwarna putih bersih dan lebat. Menurut Untung (2001),
Tabel 3. Hasil uji DMRT terhadap diameter akar pada oksigen terlarut memadai bila akar tanaman berwarna
perlakuan macam media putih dan tebal. Kadar oksigen terlarut yang memadai
pada talang mampu mendukung proses respirasi akar.
Macam nedia Diameter akar
Kegagalan respirasi akar berakibat pada kegagalan akar
Kertas 2,59 a menyerap unsur-unsur hara yang tersedia akibatnya
Kerikil 2,36 b pertumbuhan tanaman terhambat.

Dakron 3,56 b
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang
tidak sama menunjukkan berbeda nyata
pada DMRT 5%

Studi Macam Media dan Debit Aliran Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Sawi ...... (Dwi Hardjoko) 61
KESIMPULAN 2. Media dakron mampu mendukung pertumbuhan akar
lebih baik daripada kerikil maupun kertas. Media
1. Penggunaan debit aliran 2 inlet (1,5 liter/menit) kertas, kerikil dan dakron dapat meratakan aliran
menghasilkan tinggi tanaman sawi bila dibandingkan nutrisi sehingga mampu mendukung pertumbuhan
debit 1 inlet (0,75 liter/menit) dengan purata tinggi akar.
tanaman sawi 34,44 cm. Debit aliran 1,5 liter/menit dan 3. Tidak ada interaksi antara penggunaan media dengan
0,75 liter/menit menghasilkan kecepatan aliran yang debit aliran terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
sesuai bagi tanaman sawi sehingga mampu sawi.
mendukung hasil tanaman sawi.

DAFTARPUSTAKA

Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi keenam Sanjaya, L. 1995. Kombinasi Urea, TSP dan KCL terhadap
(terjemahan). Erlangga. Jakarta. 374 hal. Pertumbuhan dan Produksi jagung Manis SD II.
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. J. Hort 5(2):74-78.
Fisiologi Tanaman Budidaya (terjemahan). UI Suhardiyanto, H. 2002. Pengenalan Hidroponik
Press. Jakarta. 428 hal. Substrat. Makalah pada Pelatihan Aplikasi
Goldsworthy, P. R., dan N. M. Fisher. 1992. Fisiologi Tekhnologi Hidroponik untuk Pengembangan
Tanaman Budidaya Tropik (terjemahan). Gadjah Agribisnis Perkotaan, Bogor 28 Mei -7 Juni 2002.
Mada University Press. Yogyakarta. 874 hal. CREATA-Lembaga Penelitian IPB.
Indriyani, N. P., L. Sadwiyanti., A. Susiloadi., M. J. Untung, O. 2001. Hidroponik Sayuran Sistem NFT.
Anwaruddin. 1999. Pengaruh Presentase Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hal.
Naungan dan Dosis Pupuk N terhadap Utomo, S. D., Amrulloh, Sudarsono. 2001. Kandungan
Pertumbuhan Batang Bawah Duku. J. Hort Klorofil Daun dan Kontribusinya pada
8(4):1242-1246. Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Cabai
Merah. Agrista 5(3):252-259.

62 Agrosains 11(2): 58-62, 2009

You might also like