You are on page 1of 3

ABORTUS DAN MENSTRUAL REGULATION

Latar belakang Abortus Dan Menstrual Regulation yaitu karena ada beberapa faktor yang
mendorong sehingga seorang dokter dapat melakukan pengguguran kandungan pada
seorang ibu , yaitu antaralain :
a. Indikasi Medis : yaitu seorang dokter menggugurkan kandungan seorang ibu. Karena
dipandangnya bahwa nyawa wanita tersebut, tidak akan dapat tertolong bila
kandungannya di pertahankan, karena di indapi panyakit yang sangat berbahaya,
antara lain :
1) Penyakit jantung
2) Penyakit Paru-paru
3) Penyakit ginjal
4) Penyakit Hypertensi dan sebagainya

b. Indikasi Sosial : Yaitu dilakukannya pengguruan kandungan, dikarenakan di dorong


oleh faktor kesulitan financial, misalnya :
1) Dikarenakan seorang ibu tersebut telah melahirkan / menghidupi beberapa orang
anak, padahal ia termasuk keluarga”sang sangat miskin”
2) Dikarenakan seorang wanita yang hamil itu, di sebabkan hasil pemerkosaan
seorang pria yang tidak mau bertanggung jawab.
3) Dikarenakan malu d karenakan hamil oleh pria yang bukan suaminya dan
sebagainya.

Apa itu Abortus Menstrual Regulatrion?


Perkatan Menstrual Regulation merupakan istilah Bahasa inggris, yang telah di
terjemahkan oleh dokter Arab menjadi istilah ‫ﻮﺴﺎﺋﻞﺃﻹﺠھﺎﺽ‬ (cara pengguruan
kandungan yang masih muda).
Sedangkan istilah abortus di terjemahkan menjadi istilah ‫اﺴﻗﺎﻄاﻠﺤﻤﻞ‬
(Pengguguran kandungan yang sudah tua atau bernyawa)
Meskipun Menstrual Regulation, di artikan denga mengatur kelancaran masa
Menstrual oleh ahli medis tetapi dalam prakteknya , menunjukan tindakan pengguguiran,
walaupun yang digugurkannya itu adalah kandungan yang masih muda.
Ada pendapat ahli medis yang mengatakan, bahwa prosedur pengambilan tindakan
Menstrual Regulation ( MR) kalau haid seorang wanita terlambat paling dua minggu.
Tetapi Istilah Abotus, di maksudkan adalah mengakhiri kehamilan sebelum umur
kandungan mencapai 28 minggu walaupun begitu, ada kecenderungan untuk menurunkan
batas ini menjadi 22 minggu.
Abortus menurut Sardikin Ginaputra (Fakultas kedokteran UI), ialah pengakhiran
kehamilan atau konsepsi janin dapat hidup di luar kandungan. Dan menurut Maryono
Reksodipura (Fakultas Hukum UI) ialah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum
waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah)

Metode yang dipakai untk abortus biasanya ialah :


1) Curattage & Dilagatage ( C & D )
2) Dengan alat kusus, mulut rahim di lebarkan, kemudian Janin dikiret ( di-euret )
dengan alat seperti sendok kecil
3) Aspirasi, yakni penyedotan isi rahim dengan [ompa kecil.
4) Hysterotomi ( Mlalui Operasasi )

Menstrual Regulation secara harpiah artinya pengaturan Menstruasi/ datang bulan/


haid, tetapi alam praktek Menstrual Regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang
merasa terlambat waktu Menstruasio dan berdasrkan hasil pemeriksaan laboratorium
ternyata positif dan mulai mengandung maka dengan demikian ia meminta dokter untuk “di
bereskan janinnya itu” . Dengan demikian jelaslah,bahwa Menstrual Regulation itu pada
hakekatnya adalah abortus Provocatus ereminasi, sekalipun dilakukan oleh dokter, karena
itu abortus Menstrual Regulation pada hakekatnya pembunuhan janin secara terselubung
Oleh karena itu berdasarkan kitab Undang-undang Hukum pidana (KUHP) Pasal 299, 346,
348 dan 349 Negara melarang Abortus termasuk Menstrual Regulation dan sanksi
hukumannya pun cukup berat bahkan hukumannya pun tidak ditujukan kepada wanita yang
bersangkutan tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini di tuntut, seperti dokter,
dukun bayi, tukang obat dan sebagainya yang mengobati atau menyuruh membantu atau
melakukannya sendiri.

Ajaran Islam membolehkan mencegah terjadinya kehamilan, tetapi melarang


mengadakan pengguguran kandungan , baik bersifat MR maupun Abortus. Tetapi perlu di
ketahui bahwa perbuyatan Abortus, lebih besar dosanya dari pada MR, karena Abortus
merupakan tindakan yang melenyapkan nyawa janin Vang sudah nyata wujudnya, maka
sudah termasuk pembunuhan. Oleh karerna itu, sepakat Ulama Hukum Islam menetapkan,
bahwqa perbuatan itu termasuk tindakan criminal, yang wajib di kenai sangsi hokum
berupa diyat (denda pembunuhan).
Kecuali bila tindakan pengguguran kandungan, semata-mata untuk menyelamatkan
nyawa seorang ibu, atas anjuran dokter yang terpercaya, maka hal itu di per bolehkian
dalam islam, dengan dasar pertimbangan, bahwa ibulah yang lebih berhak hidup dari pada
janinnya.
Kalau Umat Islam di hadapkan kepada dua alternatif yang sulit di pecahkannya
Karenna mengandung larangan, maka ia harus melakukan salah satu masalah yang lebih
sedikit resikonya dari yang lainnya. Tindakan ini sesuai dengan kaidah Fiqiyah yang
berbunyi ”manakala berhadapan dua macam mafsadat (kesulitan) maka yang di
pertahankan adalah yang lebih besar resikonya sedangkann yang lebih ringan resikopnya
dikorbankan.
Jadi keselamatan hudup ibu yang lebih di utamakan daripada nyawa janinnya, dengan
dasar pertimbangan :
a. Kehidupan ibu di dunia ini sudah nyata sedangkan kehidupan janinnya belum tentu.
Karena itu, Ibu lebuh berhak hidup dari pada janinnya .
b. Mengorbankan ibunya lebih banyak resikonya dari pada mengorbankan janinnya .
Karena kalau ibu yang meninggal, maka semua anak tyang di tinggalkanya
mengalami penderitaan , terutama bayu yang baru lahir itu. Tetapi kalau janinnya
yang di korbankan maka resikonya lebih ringan di bandingkan denganm resiko
kematian ibunya

PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA

Abortus dan Menstrual Regulation menurut pandangan Islam apa bila abotus
dilakukan sebelum diberi ruh/ nyawa pada janin (Ambrio) , yaitu sebelum berumur 4 bulan,
ada beberapa pendapat. Ada Ulama yang membolehkan Abortus antara lain Muhammad
Ramli dalam kitab Al-Niayah (meninggal tahun 1596) dengan alasan karena belum ada
mahluk yang bernyawa, ada juga ulama yang memandang Abortus itu makruh, dengan
alasan karena janin sedang mengalami pertumbuhan. Dan ada juga Ulama yang
mengharamkan antara lain Ibnu Hajjar (wafat tahun 1467) dalam kitabnya Al-tufah dan Al-
Ghajali dan kitabnya Ihya Ulumuddin. Dan apabila dilakukan sesudah janin bernyawa atau
berumur 4 bulan, maka di kalangan Ulama telah ada ijma ( Konsensus)

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. H.Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah : Kapita Selekta Hukum Islam
Drs. H Mahjudin, M, Pd.I : Masailul Fiqhiyah

You might also like