You are on page 1of 149

PENGARUH PENDEKATAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA


PADA KONSEP BUNYI

Disusun Oleh :
ANA SHOFIA ANDAYANI
105016300571

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRAK

Ana Shofia Andayani, Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning


(CTL) terhadap Hasil Belajar Siswa pada konsep Bunyi. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan pada bulan Januari 2010. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel
diambil sebanyak 60 orang dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling dan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen
penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Tes ini terdiri dari
empat pilihan (opsi) dan hasilnya diuji melalui satatistik uji t. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai thitung sebesar 4,87 sedangkan ttabel sebesar 1,98 pada taraf signifikansi 0,05
atau dapat diketahui thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan
terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen terhadap hasil belajar siswa diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) membawa pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar fisika pada konsep bunyi. Pada kelas VIIIdi SMP Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil penelitian ini di simpulkan bahwa pendekatan CTL
dapat dijadikan alternatife pembelajaran bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa

Kata Kunci : Pendekatan CTL, Metode Eksperimen, Hasil Belajar Siswa


ABSTRACT

Ana Shofia Andayani, The Effect of Contextual Approach Teaching and Learning
(CTL) against Student Results on the concept of sound. Thesis of Physics Departement,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta.

The aim of this research is to know the Effect of The Contextual Teaching and Learning
(CTL) Approach Experimental Methods to Students Learning Outcomes. This research has
been done in January 2010 at SMP Negeri 1 Tangerang City South. The research
methodology was used Quasi Experiment method. To get the data, the research took 60
students as a sample by using Purpsive Sampling technique, after that the class was divided
into two group, i.e. experiments and control classes. The instrumentation of this research
used an objective multiple choice test. This test was consisted of four options, and the result
of this test had been tested through t-test statistic. The calculation of tcount was 3,27 and ttable
was 1,98, and 0,05 on the significant level or tcount > ttable . So we can conclude that there
are significant Ha stating Contextual Teaching and Learning approach (CTL) through the
experimental method of learning outcomes of students accepted or approved. This shows
that the approach of Contextual Teaching and Learning (CTL) carry significant influence
on the results of studying physics at the concept of sound. In class VIII at SMP Negeri 1
Tangerang City South. Based on the results of this study concluded that CTL can be an
alternative approach of learning for teachers in an effort to improve student learning
outcomes

Key Word : Effect of The CTL, Experimental Methods , Learning result


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah
menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas kasih sayang dan
bimbingan Allah yang telah memberikan kenikmatan dunia sebagai ladang untuk
menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah
yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan.

Allahumma shalliala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk


sebaik-baik mahluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibrahim, tongkat penuntun Musa,
kasih sayang Isa, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang menemani zaman
memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar Al-Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang
dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya dan motivasi dari
berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan
sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan
skripsi ini, diantaranya:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam.
3. Ibu Dr. Zulfiani, S.Si, M.Pd , Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.
4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, Dosen Pembimbing II juga telah banyak memberikan
pemikiran dan waktu sehingga tuntasnya skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis
mengikuti perkuliahan.
6. Kepala Sekolah SMP Negri 1 Kota Tangerang Selatan dan guru bidang studi IPA
Terpadu SMP Negri 1 Kota Tangerang Selatan yang telah banyak membantu selama
proses penelitian. Siswa kelas VII.1 dan VII.3 yang telah bersedia memberikan sedikit
waktunya untuk menjadi sampel.
7. Teristimewa untuk Ayahanda Umar Sanusi dan Ibunda Hartini yang telah melimpahkan
segenap kasih dan sayangnya yang tak terhingga. Teruntuk teruntuk adikku M. Iqbal
Sidiq yang tak henti-hentinya selalu mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan
memberikan semangat baru serta canda tawa dalam setiap waktu. Hanya Allah SWT
yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.
8. Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2005; Khutbah, S.Pd, Erlina Sofiani, S.Pd,
Isti Nur Cahyani, S.Pd, Ari Nurhayati, S.Pd dan teman lain yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, terimakasih untuk kebersamaannya yang menginspirasi untuk selalu
menjadi lebih baik setiap harinya dan semua keceriaan selama kuliah, sampai jumpa
dalam kesuksesan.
9. Sahabat-sahabat sepermainan ;Nur iksan, S.Pd, Sony Hidayat, S.Pd, Furkon Hakim,
S.Pd, Khalimi, S.Pd, Dadang, S.Pd, A Dede S,Pd dan teman lain yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaannya yang menginspirasi untuk
selalu membuatku menangis dan tersenyum.
10. Teman-teman teristimewa di rumah kost Blue Dormitory; Irma Aprianti, S.E, Uswatun
Hasanah, S.Hum, Soraya Bunga Larasati S.Sos, Cindy Octarika, Nurrina Desiani, dan
Yanti Aprilia. Terimakasih atas inspirasi kalian yang selalu membuatku tersenyum.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, muda-mudahan
bantuan, bimbingan, semangat, dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya
ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, Juni 2011


Penyusun

Ana Shofia Andayani


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .. 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN


PENGAJUAN HIPOTESIS ............................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................ 6
1. Contextual Teaching and Learning (CTL) .......................... 6
a. Landasan Filosofis CTL .................................................. 6
b. Pengertian CTL ............................................................... 7
c. Karakteristik Pembelajaran CTL ...................................... 10
d. Manfaat CTL dalam Pembelajaran ................................... 10
e. Langlah-langkah Penerapan CTL ..................................... 14
2. Metode Eksperimen ............................................................. 15
a. Pengertian Metode Eksperimen ........................................ 15
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ............. 19
3. Hasil Belajar ........................................................................ 21
a. Pengertian Belajar ............................................................ 21
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................... 22
c. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian ............................ 23
d. Pengukuran Hasil belajar ................................................. 24
4. Bunyi ................................................................................... 28
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................ 30
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 32
D. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN .................................. 35


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 35
B. Metode Penelitian ....................................................................... 35
C. Desain Penelitian ........................................................................ 35
D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 36
E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 36
F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 36
G. Instrumen Penelitian ................................................................... 38
H. Uji Coba instrumen...................................................................... 40
I. Teknik Analisis Data .................................................................. 43
J. Hipotesis Statistik ....................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................... 49
A. Deskripsi Data ............................................................................ 49
1. Deskripsi data Pretest Eksperimen dan Kontrol ................. 49
2. Deskripsi data Posttest Eksperimen dan Kontrol ............... 51
3. Deskripsi Normal Gain Eksperimen dan Kontrol ............... 52
B. Analisis Data .............................................................................. 53
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........... 53
2. Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........ 53
3. Uji Hipotesis ........................................................................ 54
a. Hipotesis Hasil Pretest Eksperimen dan Kontrol............. 54
b. Hipotesis Hasil Posttest Eksperimen dan Kontrol .......... 56
c. Uji Normal Gain Eksperimen dan Kontrol ...................... 57
C. Interpretasi Hasil Penellitian ...................................................... 57
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 61
A. Kesimpulan .................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 64
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design................34


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 38
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen .................................... 40
Tabel 3.4 Interpretasi Indeks Kesukaran ....................................................... 41
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Instrumen ........................................... 42
Tabel 3.6 Kriteria N- Gain ............. ................................................................ .47
Tabel 4.1 Kategorisasi N-Gain Kelompok Kontroldan Eksperimen .............. 52
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kai kuadrat ................................................ 53
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest .................................... 54
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest ..................................... 55
Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest ................................... 56
Tabel 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain ..................................... 57
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 33


Gambar 3.2 Tahapan dalam Prosedur Penelitian .............................................. 37
Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Pretest Kedua Kelompok ......... 49
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Posttest Kedua Kelompok ......... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ........................................................... 64
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen ....................................................................... 64
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Kontrol.............................................................................. 80
Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................... 93
Lampiran B Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitiaan ... 104
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ...................................... 104
Lampiran B.2 Analisis Butir Soal Instrumen Tes uji validitas .......................... 118
Lampiran B.3 Analisis Butir Soal Instrumen Tes uji Reabilitas ....................... 121
Lampiran B.4 Analisis Butir Soal Instrumen Tes Taraf kesukaran ................... 124
Lampiran B.5 Analisis Butir Soal Instrumen Tes Daya pembeda .................... 126
Lampiran B.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ...................................... 128
Lampiran B.7 Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Yang Dipakai
Dalam Penelitian ..................................................................... .129
Lampiran B.8 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai
Dalam Penelitian.133
Lampiran C Uji Analisis Data ........................................................................ 134
Lampiran C.1 Data Nilai Pretest Posttest ...................................................... 134
Lampiran C.2 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen ........................ 135
Lampiran C.3 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Kontrol .............................. 141
Lampiran C.4 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Eksperimen ...................... 147
Lampiran C.5 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Kontrol ............................. 153
Lampiran C.6 Uji Homogenitas ......................................................................... 159
Lampiran C.7 Uji Hipotesis ................................................................................ 163
Lampiran C.8 Uji N- Gain kelas kontrol ............................................................ 169
Lampiran C.9 Uji N-Gain kelas eksperimen ....................................................... 171
Lampiran C.10 uji t N-gain ................................................................................. 173
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan karena untuk
menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang penuh dengan persaingan.
Tidak menutup kemungkinan bila sebuah negara tidak mempunyai kualitas sumber
daya manusia yang tinggi akan tertinggal jauh dengan negara-negara lain.
Rendahnya kualitas SDM dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan.
Rendahnya kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya suatu
proses belajar mengajar di suatu lingkungan pendidikan tersebut. Penyebabnya adalah
proses pembelajaran yang tidak berlangsung dengan baik.
Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta- fakta yang harus dihapal yang menjadikan siswa
tidak mengetahui konsep yang mereka pelajari dalam proses belajar mengajar. Selain itu
kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, yang selajutnya
akan membentuk siswa menjadi obyek dan pendengar setia di dalam kelas yang
mengakibatkan siswa tidak mampu mengembangkan potensi, bakat serta kemampuannya
dalam diri mereka.1 Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar bagi
guru dalam menjalankan proses belajar mengajar. Sehingga menjadikan siswa jenuh dan
tidak adanya motivasi dalam belajar di kelas. Proses belajar mengajar inilah yang
berlangsung terus menerus dalam sistem pembelajaran yang pada akhirnya menjadikan
hasil belajar siswa terus menurun. Khususnya dalam pelajaran IPA yang membutuhkan
banyak penalaran konsep dan pengalaman juga keterlibatan siswa dalam belajar.
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

1
Direktorat tenaga kependidikan ,Pembelajaran Kontekstual disajikan dalam materi pelatihan dan penguatan
pengawas sekolah, 2010, h.2
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip tetapi merupakan proses penemuan.2
Melalui proses pembelajaran IPA diharapkan siswa memahami fenomena yang terjadi di
alam sekitar, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi suatu produk
yang bermanfaat. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung untuk mengembangkankompetensi agar menjelajahi alam sekitar secara alamiah.3
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mengkaji tentang berbagai fenomena
alam dan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan sains dan teknologi
dan konsep hidup yang harmonis dengan alam.4
Sampai saat ini setiap belajar IPA fisika, dalam benak siswa pasti yang akan
dipelajari adalah rumus-rumus rumit serta hitungan sulit yang memusingkan kepala. Hal
ini menjadi momok menakutkan yang selalu menghantui setiap siswa pada pelajaran fisika.
Akhirnya itu berdampak besar bagi hasil belajar siswa. Untuk itu perlu ditanamkan kepada
siswa bahwa penekanan dalam belajar IPA fisika adalah memahami konsep, sedangkan
rumus adalah penurunan dari konsep tersebut. Oleh karena itu guru-guru fisika perlu
memiliki strategi dan penguasaan yang baik tentang berbagai metode dan pendekatan
dalam proses pembelajaran fisika.
Dalam proses belajar fisika contohnya dalam konsep bunyi, dimana meteri tersebut
seharusnya dilakukan percobaan untuk membuktikan konsepsi awal siswa yang mereka
telah temukan dalam kehidupan sehari-hari, bukan dengan menghapal perangkat fakta-fakta
yang mengakibatkan siswa kurang memahami konsep dalam pembelajaran fisika. Selain itu
konsep bunyi juga banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membangun
pemahaman siswa melalui pengalaman mereka. Untuk dapat menggali potensi penalaran
siswa seorang guru membutuhkan sebuah metode dan pendekatan yang mengantarkan
siswa memperoleh hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar.
Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang lebih memberdayakan
siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-
fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan

2
Ahmad suganda, Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar, dalam Modul pembelajara Telaah
Kurikulum,H.1
3
Ibid.,h.1
4
Diklat KTSP.Standar dan Kompetensi Dasar. (Wisma Tugu,2008),h.445
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Melalui landasan filosofi kontruktivisme,
CTL siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghapal. Contekstual
Teaching and Learning ini berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi
pengalaman dan gagasan. Peserta didik ditempatkan sebagai subyek belajar yang memiliki
karakteristik, gaya belajar dan minat terhadap berbagai hal yang apaila digali potensinya
akan dapet berkembang kreatif dan inovatif.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), merupakan pendekatan
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
5
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu belajar diharapkan
lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa perlu
mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status mereka, dan bagaimana
mencapainya. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti.
Dalam pendekatan Contekstual Teaching and Learning siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran karena siswa diberikan kesempatan berpikir aktif dan
berpartisipasi dalam mengembangkan penalarannya terhadap materi yang sedang
dihadapinya. Dengan demikian pendekatan Contekstual Teaching and Learning ini
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar fisika sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran fisika untuk itu pulalah penulis melakukan
penelitian dengan judul:
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP BUNYI

B. Identifikasi Masalah

5
Agus Suprijono, Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), h.
79-80
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dalam hal ini
penulis mangidentifikasi masalah sabagai berikut:
1. Ketakutan siswa terhadap pelajaran fisika yang menyebabkan kurangnya motivasi
siswa belajar fisika.
2. Umumnya siswa cenderung hanya menghafal tanpa memahami konsep fisika itu
sendiri
3. Dalam proses belajar mengajar siswa tidak ikut serta secara aktif melalui
pemahaman mereka.

C.Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah dalam penelitian ini maka dibuat pambatasan masalah
sebagai berikut:
1. Contekstual Teaching and Learning meliputi 7 komponen yaitu konstruktivisme,
bertanya, inquiry, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan Authentic
Assesment.
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen.
3. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang di ukur adalah jenjang berpikir ingatan
(C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4)

D.Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh pendekatan Contekstual Teaching and Learning terhadap hasil
belajar siswa pada konsep Bunyi?

E.Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
Contekstual Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep Bunyi.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa : Memberikan pengalaman belajar bermakna dan berkesan
2. Bagi guru : memberikan informasi dan memberikan masukan sebagai alternatif
kegiatan yang menekankan pada pendekatan CTL
3. Bagi peneliti : meningkatkan kekayaan intelektual tentang strategi yang digunakan
dalam pembelajaran fisika khususnya pendekatan CTL dan memberikan
pengalaman meneliti
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teori
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Landasan Filosofis CTL
Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi harus
merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat
fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya6.
Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita
sendiri. Pengetahuan bukanlah hasil dari pemberian dari orang lain seperti guru ,
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu7. Teori
konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-
aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa
agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengertahuan, mereka harus
bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya.
Menurut teori kontruktivis ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.
Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan
siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar
siswa menyadari dan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru

6
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta:Bumi
Aksara, 2007), cet.2, h.41
7
Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Jakarta::Kencana,2010), cet 7,h257
dapat menjadi anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi
dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut8.

b. Pengertian CTL
CTL adalah singkatan dari Contextual Teaching and learning. Konteks
berasal dari kata kerja latin contexere yang berarti menjalin bersama. Kata
konteks merujuk pada keseluruhan situasi, latar belakang atau lingkungan yang
berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamanya (Websters New World
Dictionary).9 Teaching adalah refleksi sistem kepribadian sang guru yang bertindak
secara profesional; Learning adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang
menunjukkan prilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan.10 Sesuai dengan
kedua definisi ini, dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini, guru berperan sebagai
fasilitator tanpa henti, yakni membantu siswa menemukan makna (pengetahuan).
Pada dasarnya siswa memiliki responsi potensiality (potensi diri) yang bersifat
kodrati. Keinginan untuk menemukan makna adalah sangat mendasar bagi manusia.
Tugas utama pendidik adalah memperdayakan potensi diri ini sehingga siswa
terlatih menangkap makna dan materi yang diajarkan. Ada beberapa pengertian
mengenai CTL yang diberikan oleh beberapa para ahli, disini ditampilkan lima
pengertian yang berbeda.
Pertama, pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran
kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik
memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara

8
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Beroriantasi Konstruktivistik (Jakarta :Prestasi
Pustaka, 2007),h.13
9
Elain B. Johnson, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung:Mizan Learning Center, 2006), h. 83
10
Ibid, h. 19
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan
sosial dan budaya masyarakat.11 Kelebihan konsep belajar ini yaitu hasil
pembelajaran diharapkan alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Kedua, CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.12
Ketiga, CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara
nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.13
Keempat, pendekatan kontekstual (CTL) merupakan suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja (US.
Departement of Education the National school-to-Work Office yang dikutip oleh
Blanchard, 2001). 14
Kelima, Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan melibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif15

11
Agus Suprijono, Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2009), h. 79-80
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana,
2008), h. 255
13
E. Mulyasa, Menjadi Guru ProfesionalMenciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung:Rosdakarya, 2005), cet 2 h. 102
14
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta:Prestasi
Pustaka, 2007), h. 101
15
Nurdin, Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan
Hasil Belajar, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. IX No. 1 (April, 2009), h. 109
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan CTL dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang
mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan
di dalam dan di luar kelas, CTL menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti
bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam
kehidupannya. CTL menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi tersebut
digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana siswa belajar.
Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran
yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti di dalam
proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan
menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
selanjutnya siswa akan memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan
kemampuannya itu dalam konteks diluar sekolah untuk menyelesaikan
permasalahan dunia nyata, baik secara mandiri maupun secara kelompok.
c. Karakreristik Pembelajaran CTL
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang
diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau
pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in
real life setting).
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-
tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa (learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan,
bekerjasama dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara
mendalam (learning to know each other deeply).
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan
kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an
enjoy activity).16
d. Manfaat CTL dalam Proses Pembelajaran
Manfaat CTL dalam proses pembelajaran, konsep akan lebih bermakna bagi
siswa jika pengetahuan baru siswa diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi,
berkomunikasi dengan orang lain dan menghubungkan konsep dengan kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan tujuh komponen dalam CTL yaitu:
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut
konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar akan tetapi
dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan
terbentuk dari dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan
dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Kedua faktor
tersebut sama pentingnya, dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis
akan tetapi bersifat dinamis tergantung individu yang melihat dan
mengkonstruksinya. Lebih jauh Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, akan
tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang perlu
untuk pengetahuan.
c) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi
membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan
pengalaman-pengalaman seseorang.

16
Masnur Muslich, op. cit , h.42
Asumsi itu yang kemudian melandasi CTL. Pembelajaran melalui CTL pada
dasarnya mendorong agar siswa dapat mengonstruksi pengetahuannya melalui
proses pengamatan dan pengalaman17.

2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan,
apa pun materi yang diajarkannya18. Menemukan akan melalui proses siklus
inquiry yaitu observasi, bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan
data dan penyimpulan. Langkah-langkah kegiatan inquiry adalah sebagai
berikut:
a) Merumuskan masalah.
b) Mengamati atau melakukan observasi.
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel dan karya lainnya.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru atau audien yang lain.
3) Bertanya
Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari
pengetahuan, dan aspek penting dari pengetahuan.menggunakan pertanyaan
dalam pembelajaran berbasis inkuiri sangatlah mendasar. Guru menggunakan
pertanyaan untuk menuntun siswa berpikir dan membuat penilaian secara
kontinyu terhadap pemahaman siswa. Pengetahuan yang dimiliki seseorang
selalu bermula dari bertanya . Pertanyaan dapat digunakan untuk berbagai

17
Wina Sanjaya,op cit, h.264
18
Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Learning/CTL dan penerapannya
dalam KBK (Malang :2004, Universitas Negeri Malang)edisi ke 2(revisi), cet 1 , h 43
macam tujuan, berbagai macam bentuk dan berbagai macam jawaban yang
ditimbulkannya19.

4) Masyarakat Belajar
Dalam masyarakat belajar, hasil pembelajaran dapat diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar dapat dipaeroleh dari sharing antar
teman, antar kelompok dan antter mereka yang tahu ke mereka yang belum
tahu20. Kerja sama dapat menghilangkan hambatan mental dan cara pandang
yang sempit. Jadi akan lebih mungkin untuk menemukan kekuatan dan
kelemahan diri, belajar untuk menghargai orang lain dan
membangunpersetujuan bersama. Dengan bekerja sama, para anggota kelompok
akan mampu mengatasi berbagai rintangan, bertindak mandiri dengan penuh
tanggung jawab, mengandalkan bakat setiap anggota, mempercayai ornag lain,
mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan21.
5) Pemodelan
Sebuah proses pembelajaran, keterampilan atau pengetahuan tertentu ada
model yang bisa ditiru. Permodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang
dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswa
belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan para siswanya untuk belajar.
Permodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep
atau aktivitas belajar22.
6) Refleksi
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Pengetahuan yang
bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas
dalam konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit.
Guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang

19
Ibid, h. 45
20
Ibid, h.47
21
Elain B. Johnson, op cit, h. 164
22
Nurhadi, op cit, 49
dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Dengan
begitu, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa
yang baru dipelajarinya.
Realisasi dari refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa
yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan
saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi dan hasil karya.
7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa23. Penilaian autentik
berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan
membangun keterkaitan dan kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang
lebih tinggi. Kerena tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian autentik
mengharuskan penggunaan strategi-strategi tersebut, maka para siswa bias
menunjukan penguasaannya terhadap tujuan pembelajaran dan kedalaman
pemahamannya. Penilaian autentik mengajak siswa menggunakan pengetahuan
akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan bermakna24.
e. Langkah-langkah Penerapan CTL
Pembelajaran CTL, seorang guru berperan dalam memilih, menciptakan dan
menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak bentuk
pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal dan psikologi untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan
hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks
nyata. Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa
sehingga dirasakan masuk akal dengan kerangka berfikir yang dimilikinya.
Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan CTL di kelas, harus
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

23
Ibid, h.53
24
Elain B Johnson, op cit, h. 288
3) Guru membagi kelompok.
4) Melakukan percobaan.
5) Diskusi kelompok.
6) Hasil diskusi dipresentasikan.
7) Menerangkan konsep.
8) Menyimpulkan.
9) Penugasan.
Dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran di atas diharapkan
akan lebih mempermudah dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL.
2. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan melakukan
suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan
hasil percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di kelas dan
dievaluasi oleh guru.25 Penggunaan teknik mengajar ini bertujuan agar siswa
mampu mencari dan menemukan sendiri bagaimana jawaban atas persoalan
yang dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri, juga melatih berfikir
siswa secara ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa metode eksperimen merupakan
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian diharapkan
dengan metode ini siswa akan termotivasi dan memiliki minat yang tinggi dalam
belajar, sehingga diperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran di mana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.26 Menurut Mulyasa metode eksperimen merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-
benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik secara perseorangan
maupun secara kelompok.27 Metode eksperimen akan berhasil digunakan untuk

25
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), Cet 7 h. 80
26
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2002), h 84
27
E. Mulyasa, op cit h. 110
mengubah pengetahuan siswa jika mereka melaksanakan tugas-tugas kecil
dalam eksperimen. Banyak tugas akan membantu siswa menyusun kembali
pengetahuannya dengan menghabiskan sedikit waktu dengan berinteraksi
dengan alat-alat, intruksi dan cara kerja serta menghabiskan lebih banyak waktu
berdiskusi dan merenung. Kegiatan eksperimen penting dilakukan secara terus
menerus untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa
yang mereka temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata
sehingga proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Kegiatan laboratorium akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa
terhadap fenomena alam, serta menantang untuk berfikir kritis dalam mencari
alternatif pemecahan tersebut suatu masalah-masalah. Melatih ketekunan siswa
lewat pengamatan, pengumpulan data, analisis data serta mengembangkan daya
temu siswa dalam membangkitkan ide-ide, gagasan-gagasan pemikiran di dalam
menginterpretasikan masalah-masalah, sehingga siswa tertantang untuk
mengembangkan suatu bentuk-bentuk eksperimen baru.
Keberhasilan dalam kegiatan laboratorium akan memberikan perasaan
senang secara intrinsik, yang pada akhirnya akan meningkatkan minat belajar
siswa. Peningkatan minat belajar siswa dan sikap ilmiah akan bermuara pada
peningkatan proses belajar dan kebermaknaan hasil belajar siswa. Metode
eksperimen merupakan metode pembelajaran yang berupaya mengaktifkan
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif (keterampilan berfikir)
siswa akan berkembang jika guru mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk
belajar melalui kegiatan yang direncanakan. Sementara aspek afektif biasanya
dihubungkan dengan percaya diri siswa. Percaya diri akan timbul sedikit demi
sedikit karena lingkungan setempat. Artinya karena dalam metode eksperimen
pembelajaran terpusat pada siswa dan siswa akan banyak aktif sehingga mereka
merasa bahwa mereka bisa dan bisa. Sedangkan aspek psikomotor yaitu
menjadikan siswa terampil dalam penggunaan alat, bahan serta penyusunan
alat. Dengan demikian diharapkan hasil belajar akan lebih bermakna karena
mengaktifkan berbagai aspek yang ada.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan eksperimen adalah
sebagai berikut:
a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan.
b) Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
c) Sebelum diadakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan
dan petunjuk-petunjuk seperlunya.
d) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu mengerjakan
percobaan-percobaan yang telah direncanakan dan bila hasilnya belum
memuaskan dapat dilakukan eksperimen ulangan untuk membuktikan
kebenarannya.
e) Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaannya secara
tertulis.28
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, pelaksana
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Dalam ekperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c) Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka
perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
e) Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial
dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu

28
Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), h. 47
alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya
belum ada.29
Prosedur pelaksanaan metode ekperimen atau langkah-langkah yang
perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen adalah sebagai
berikut:
a) Tetapkan tujuan eksperimen.
b) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
c) Persiapkan tempat eksperimen.
d) Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alatalat yang tersedia.
e) Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya.
f) Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan
bahan yang akan digunakan.
g) Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan
yang membahayakan.30

b. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen


Metode eksperimen mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima
kata guru atau buku.
2) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris
(menjelajahi) tentang sains dan teknologi; suatu sikap yang dituntut dari
seorang ilmuan.
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya, yang
diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
29
Roetiyah N.K, op.cit h. 80
30
E.Mulyasa, op.cit h. 110
4) Hasil-hasil percobaan yang berharga yang ditemukan dari metode ini dapat
memanfaatkan alam yang kaya ini untuk kemakmuran manusia.31
Selain mempunyai kelebihan, metode mengajar dengan eksperimen juga
mempunyai kelemahan, antara lain:
1) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan
teknologi.
2) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, bukanlah
berupa kebenaran mutlak.
5) Dalam kehidupan tidak semua hal dapat dijadikan materi percobaan dan
harus dicobakan. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan terbatasnya biaya,
fasilitas, waktu atau karena merupakan sesuatu yang perlu diterima secara
langsung kebenarannya karena menyangkut nilai, moral dan keagamaan atau
ketuhanan.
6) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
7) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan
bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu mengenal dan
menggunakan alat dan bahan tertentu daripada guru.32

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses yang merupakan unsusr yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil arau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

31
S Syaiful Bahri Djamarah, et all, op. cit, h. 84-85
32
Muhibbin syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru,(Bandung:Rosda,2003), h. 89
bergantung pana proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada
33
disekolah maupun dilingkungan rumahatau keluarganya sendiri. Belajar
adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya,
tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
organisme atau pribadi.34 Salah satu ciri bahwa seseorang dikatakan sudah atau
telah belajar ialah adanya suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang
tersebut. Perubahan itu menyangkut perubahan dalam pengetahuan dan
keterampilan atau juga perubahan dalam sikap.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.35
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.36 Perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah
tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam
arti belajar. Definisi dari belajar di atas mengandung pengertian bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang secara
keseluruhan atas apa yang didapat dari suatu pengalamannya baik dari suatu
penglihatan, pengamatan ataupun meniru dari seseorang yang ia anggap paling
baik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan
serangkaian kegiatan dalam mencapai perubahan tingkah laku, pengetahuan,

33
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kisi Brothers,
2006), h. 76
34
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2002), h 10-11
35
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2003),
Cet. Ke 4, h. 2
36
Ibid, h. 2
kepribadian, keterampilan yang diakibatkan oleh terjadinya interaksi antara
seseorang dengan seseorang, seseorang dengan kelompok dan seseorang dengan
lingkungannya sebagai hasil dari pengalaman.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: faktor yang datangnya dari dalam diri siswa (faktor
internal) dan faktor yang datangnya dari luar diri siswa (faktor eksternal).
Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Faktor jasmani (fisiologis), baik yang bersifat bawaan ataupun yang
diperolehnya, contohnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain
sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperolehnya.
Faktor ini terdiri atas faktor:
a) Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat dan
faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dan pernah dimiliki.
b) Faktor non intelektif adalah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosional dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai
berikut:
a) Faktor sosial yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
Faktor-faktor tersebut di atas saling berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar siswa.37

37
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 130
c. Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian
Proses belajar mengajar terdiri dari empat unsur utama yakni tujuan,
bahan, metode dan alat penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat
dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya.
Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dalam
kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar
sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau
teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah
upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai
alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward
Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan
kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian dan (c) sikap dan cita-cita. Masing-
masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a)
informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan
(e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor.
d. Pengukuran Hasil Belajar
1. Pengukuran Ranah Kognitif
Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk
mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-
materi esensial sebagi konsep fungsi dan prinsip utama. Konsep kunci dan
prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas,
bukan hanya dalam bentuk hapalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang
lebih banyak melibatkan kegiatan mental. Pada ranah ini terdapat enam jenjang
berpikir mulai dari yang tingkat rendah sampai tinggi, yakni: (1)
pengetahuan/ingatan (knowledge), (2) pengetahuan (comprehension), (3)
penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis) dan (5)
evaluasi (evaluation). Pada tahun 2001 Anderson dan Krathwohl melakukan
revisi terhadap taksonomi Bloom menjadi: (1) Remember, (2) understand, (3)
apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom
dkk dikategorikan lebih terinci secara hierarkis kedalam enam jenjang
kemampuan yakni hapalan/ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),
analisis (C4), sintetis (C5) dan evaluasi (C6).38
2. Pengukuran Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila
seseorang yang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil
belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak
menilai ranah kogntif semata-mata. Tipe belajar hasil afektif tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,
motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan
hubungan sosial.
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif.
Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan
tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap
seseorang memerlukan waktu yang relatif lama, demikian juga pengembangan
minat dan penghargaan serta nilai-nilai.

38
Ahmad Sofyan, et all., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h 15
Ranah afektif ini dirinci oleh Kathwohl dkk, menjadi lima jenjang,
yakni: (1) perhatian atau penerimaan (receiving), (2) tanggapan (responding),
(3) penilaian atau penghargaan (valuing), (4) pengorganisasian (organization)
dan (5) karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a
value or vale complex). Tujuan-tujuan instruksional yang termasuk domain
afektif diklasifikasikan oleh David Kathwohl ke dalam jenjang secara hierarkis,
yaitu: "Receiving" meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dan
keyakinan. "Responding" meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau
merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
"Valuing" meliputi pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu.
"Organization" meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.
"Characterization" mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakter
pribadi.39
Kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya dimulai dari
tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:
a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dll. Tipe ini contohnya kesadaran, keinginan untuk menerima
stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada
dirinya.
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tadi. Evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima
nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.

39
Ibid, h. 20
d) Organisasi, yakni pengembangaan diri dari nilai ke dalam suatu sistem dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk ke dalam organisasi
adalah konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan
karakteristiknya.40
Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran
penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya.
Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah, tetapi jawaban
yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan internalisasi nilai.
3. Pengukuran Ranah Psikomotor
Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar
yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini
disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Hasil
belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Simpson (1956) menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam
bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar
psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan
tampak setelah ssiswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai
dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan
siswa sehari-hari.41
Proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe belajar hasil belajar
kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang
afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan
psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu lagi diberikan penilaian. Tipe hasil
belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan
40
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990),
h 30
41
Ahmad Sofyan, et all, op. cit, h. 23
bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini
sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu secara garis
besarnya berasal dari faktor internal (diri siswa sendiri) dan eksternal (dari luar
siswa sendiri). Adapun faktor yang datang dari diri sendiri bisa diakibatkan oleh
kemampuan dan keinginan yang kurang atau boleh dibilang mempunyai IQ
yang pas-pasan sehingga dapat menyebabkan penurunan dalam belajarnya.
Sedangkan faktor yang dari luar diri siswa yaitu bisa disebabkan oleh keadaan
keluarganya ataupun lingkungannya yang kurang mendukung dalam proses
belajarnya.
4. BUNYI
Bunyi termasuk salah satu jenis gelombang yang dapat dirasakan oleh indra
pendengaran. Benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Benda tersebut dinamakan
sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan molekul-molekul
udara yang ada disekitarnya. Selanjutnya, molekul-molekul udara yang bergetar
akan menjalarkan getarannya ke molekul-molekul udara di dekatnya. Demikian
seterusnya, sampai molekul-molekul udara yang ada di sekitar telinga kita ikut
bergetar sehingga kita dapat mendengar bunyi.
Bunyi memiliki cepat rambat yang bergantung pada mediumnya. Makin
tinggi suhu suatu medium,pada umumnya makin besar cepat rambat bunyi pada
medium tersebut. Hal ini dikarenakan makin tinggi suhu, makin cepat getaran
partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya proses perpindahan makin
cepat. Selain itu, makin keras medium umumnya makin besar cepat rambat bunyi
dalam medium tersebut.penyebabnya adalah makin kera medium maka makin kuat
gaya kohesi antar partikel.
Bunyi yang ditimbulkan oleh benda bergetar akan mengeluarkan bunyi pada
frekuensi tertentu. Bunyi yang kita dengar umumnya gabungan dari berbagai
macam frekuensi. Frekuensi yang dihasilkan oleh sumber bunyi berlainan. Ada
sumber bunyi yang menghasilkan frekuensi yang tinggi juga ada yang
menghasilkan frekuensi yang rendah.
Telinga manusia normal umumnya hanya dapat mendengar bunyi dengan
frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi yang berada dalam daerah
jangkauan tersebut disebut bunyi audiosonik. Selain itu ada jenis bunyi infrasonik
yaitu bunyi dengan jangkauan frekuensi dibawah 20 Hz. Bunyi infrasonik banyak
dihasilkan oleh benda-benda yang berukuran besar seperti gempa bumi. Bunyi yang
frekuensinya diatas 20.000 Hz dinamakan bunyi ultrasonik. Bunyi jenis ini dapat di
dengar oleh hewan contohnya kelelawar.
Untuk frekuensi yang sama, ada bunyi yang terdengar keras dan ada yang
terdengar lemah. Kuat dan lemahnya bunyi ini bergantuk pada amlitudo atau
simpangan gelombang. Makin besar amplitude bunyi maka makin kuat bunyi
tersebut.
Gelombang bunyi dapat mengalami pemantulan yaitu gema dan gaung.
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli sedangkan gaung
adalah bunyi pantulan yang sebagian terdengar bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas.
B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kana Hidayah Sadono dalam hasil penelitiannya yang berjudul


Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dengan Pendekatan Contextual Teaching
And Learning (Ctl) Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Statistik Dan
Statistika Di Sma Muhammadiyah I Yogyakarta dalam jurnal penelitian BAPEDA kota
Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Matematika
SMA pokok bahasan Statistik dan Statistika berdasarkan KBK dengan pendekatan CTL
lebih efektif dari segi waktu maupun ketercapaian kompetensi siswa, bermakna, dan
disukai para siswa. Dari hasil belajar yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan
antar siklus untuk aspek kognitif sebesar 3,29% dan aspek afektif sebesar 2,22% untuk
kriteria A (baik) yang disertai penurunan sebesar 2,22% untuk kriteria B (cukup).
Sedangkan pada aspek psikomotorik, terjadi penurunan sebesar 2,23% untuk kriteria A
(baik) dengan disertai kenaikan sebesar 2,23% untuk kriteria B (cukup). Selain itu, khusus
aspek kognitif, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan kenaikan rata-rata
nilai sebesar 14,73 dibandingkan tahun pelajaran 2002/2003 dan sebesar 10,68
dibandingkan tahun pelajaran 2003/2004. Pada pembelajaran ini siswa sangat berminat,
sifat individual dan sosial seimbang, kreativitas siswa tersalurkan dengan baik, guru dan
siswa sama-sama aktif dan kreatif, dan lebih bermakna. Respons siswa sangat positif dan
mengharapkan digunakannya model ini untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.42
Ika Nurul Fattakhul Janah dalam penelitiannya yang berjudul upaya meningkatkan
hasil belajar fisika materi pokok kalor denga pendekatan CTL (Cintekstual Teaching and
Learning) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tulis tahun pelajaran 2005/2006.
Mahasiswi jurusan fisika Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian ini diperoleh pada
siklus I rata-rata niLai tes siswa 66,88 dan ketuntasan belajar klasikal 85%, siklus II nilai
rata-rata siswa76,88 dengan ketintasan klasikal 90%. Hasil belajar efektif siswa pada siklus
I secara klasikal mencapai ketuntasan 97,5%, pada siklus II seluruh siswa telah mencapai
ketuntasan dan dinyatakan tuntas 100%. Hasil elajar psikomotorik pada siklus I siswa
secara klasikal mencapai ketuntasan 72,5%. Pada siklis II 77,5%. Hasil analisis kuasioner
siswa rerata skor kelas pada siklus I sebesar 37,98, tergolong positif/tinggi dan pada siklus
II, rerata skor kelas sebesar 38,33, tergolong sangat positif/sangat tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan pendekatan CTL
dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok kalor pada kelas VIII E SMPN I
Tulis. 43
Penelitian Farida (2009) yang berjudul Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap
Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelas eksperimen adalah sebesar 75,12 dan kelas
kontrol adalah 60,05 serta hasil uji t diperoleh thit 5,43 dan ttab sebesar 1,91, maka dapat

42
Kana Hidayah Sadono, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dengan Pendekatan Contextual
Teaching And Learning (Ctl) Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Statistik Dan Statistika Di
Sma Muhammadiyah I Yogyakarta.(jurnal penelitian BAPEDA kota Yogyakarta)
43
Fattkhul jannah,upaya peningkatan hasil belajar fisika materi pokok kalor dengan pendekatan
Contekstual teaching and Learning pada siswa kelas VII SMP Negri 1 tulis, (skripsi UNS, Semarang, 2006 )
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil biologi siswa yang diajar dengan CTL dengan
siswa yang diajar dengan konvensional.44
Penelitian Rahmawati (2009) yang berjudul Efektifitas Pembelajaran dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan Terintegrasi Nilai. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 57% dan kelas
control sebesar 45%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan
kelas eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan kelas
kontrol. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan uji-t yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan. 45
Bettye P. Smith dalam jurnal penelitiannya yang berhudul contextual
teaching and learning practices in the family and consumer sciences curriculum.
Penelitian yang dilakukan melalui survey pada guru di Georgia .Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual dan praktek belajar berlangsung
secara teratur . hal ini terutama terjadi pada siswa yang terlibat aktif dalam praktek-
praktek, pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupa nyata, dan belajar satu sama
lain.46

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting, karena dengan
pendidikan manusia bisa mendapat ilmu pengetahuan, mendapatkan tata cara bersosialisasi
sehingga ia dapat mempelajari misteri-misteri yang terjadi di alam dan meningkatkan
kualitas hidupnya sejajar dengan manusia lainnya di dunia.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

44
Ida Farida, Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran
Lingkungan Bernuansa Nilai, (Skripsi UIN Jakarta, 2009)
45
Lina Rahmawati, Efektifitas Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan Terintegrasi Nilai,
(Skripsi UIN Jakarta, 2009)
46
Bettye P. Smith contextual teaching and learning practices in the family and consumer sciences
curriculum. (Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer, 2006)
dalam interaksi dengan lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada
dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada
dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar diri siswa. Seperti yang
telah dijelaskan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, bahwa pendekatan
pembelajaran yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran adalah hal
yang paling utama dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka, sedangkan
Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian pengamatannya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.
Seorang siswa apabila terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran, maka hal
tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan pada diri siswa tentang materi yang
dipelajari, selain itu siswa bisa menghubungkan antara materi yang telah dipelajari dengan
melakukan eksperimen. Apabila pada diri siswa sudah paham dan mengerti tentang konsep
materi yang akan dipelajari maka hal tersebut bisa meningkatkan hasil belajarnya.
Belajar

r
Faktor Melakukan Faktor
Internal Eksperimen Eksternal

Menghubungkan
Pikiran dan
Penerimaan dan Tindakan CTL Melalui
Penguasaan Metode
Konsep Eksperimen
Mengaktifkan Siswa

Hasil Belajar Meningkatkan


Keterlibatan Siswa

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan yang penulis angkat


dalam penelitian ini sampai terbukti kebenarannya melalui data yang telah terkumpul dan
telah diuji.
Contekstual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh pada hasil belajar fisika
siswa SMP pada konsep bunyi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan dan akan
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 pada bulan Januari.

B. Metode Penelitian
. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Metode
eksperimen semu berbeda dengan eksperimen sejati, penempatan subjek pada kelompok
yang dibandingan dalam metode eksperimen semu tidak dilakukan secara acak. Pada
metode eksperimen semu, individu subjek sudah berada dalam kelompok yang
dibandingkan sebelum adanya penelitian yang tidak dimaksudkan untuk tujuan eksperimen,
misalnya siswa yang berada dalam kelas.47

C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonrandomized Control Group Pretest-
Postest Design, dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian ini terlihat pada tabel
berikut:48

Tabel 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2

47
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 1996), h. 117.
48
Liche Seniati et.all, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 126
keterangan:
O1: Pretest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum
diberikan perlakuan
X1: Perlakuan berupa Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen
X2: Perlakuan berupa metode Demonstrasi
O2: Posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah
diberikan perlakuan

D. Populasi dan Sampel penelitian


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.49 Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP kelas VIII. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.50
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP yang terdiri dari
dua kelas yang masing-masing berjumlah 30 orang.

E. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
bertujuan atau purposive sample yang dilakukan dengan cara mengambil subjek tidak
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 51

F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:

1. Tahap persiapan sebelum penelitian

49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2006), h. 130
50
Suharsimi Arikunto, Ibid h. 131
51
Suharsimii Arikunto, Ibid h. 139-140
Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah pengurusan surat
ijin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, langkah
selanjutnya meliputi:
a) Menetapkan materi dan alokasi waktu
b) Menyusun RPP sesuai dengan pokok materi yang telah ditentukan
c) Menyusun instrumen penelitian
d) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti
e) Menentukan sampel penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap persiapan,
tahap pelaksanaan meliputi:
a) Menguji coba instrumen penelitian
b) Mengolah dan menganalisis data uji coba instrumen
c) Memberi pretest pada kelas yang telah ditentukan sampelnya, yaitu sampel kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
d) Menyampaikan pembelajaran dengan pendekatan Contekstual Teaching Learning pada
kelas eksperimen
e) Memberikan posttest untuk kedua kelompok.
3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini meliputi:
a) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
b) Menguji hipotesis penelitian.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat lebih
jelas pada gambar berikut ini:
Tahap Persiapan Sebelum Survei tempat penelitian
Penelitian dan uji coba instrumen

Penyusunan instrumen
penelitian dan RPP

Uji coba instumen

Tahap Persiapan Sebelum Analisis data hasil uji


Penelitian coba instrumen

Tes awal (pretest)


KBM kelas eksperimen
dengan pendekatan CTL
metode eksperimen

Kegiatan belajar mengajar


KBM kelas kontrol
Secara konvensional

Tes akhir (posttest)


Analisis data hasil
penelitian
Tahap akhir penelitian
Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1. Tahap dalam Prosedur Penelitian

G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa yang
berupa tes pencapaian (achievement test) terdiri dari tes obyektif bentuk pilihan ganda
sebanyak 40 soal, dengan penskoran jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0.
Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama dengan tes yang diberikan kepada
kelompok kontrol. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif yang meliputi
pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi atau penerapan (C3), dan analisis
(C4).
Sebelum dibuat instrumen, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal untuk menentukan
ruang lingkup dan tekanan tes yang setepat-tepatnya sehingga dapat menjadi petunjuk
dalam menulis soal.52
Sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, instrumen terdiri dari 40 soal
tersebut terlebih dahulu diuji cobakan kepada siswa di kelas lain yang tidak termasuk
kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen guna mengukur validitas dan reliabilitas.
Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Kompetensi Indikator Aspek Kognitif
Dasar Pembelajaran C1 C2 C3 C4 Soal
Mendeskripsikan Membedakan 1*, 2, 5*, 6*, 8*, 11*, 12
konsep bunyi infrasonik, 3 7*, 9, 12* 10 23
dalam kehidupan audiosonik
sehari-hari dan ultrasonik
Memaparkan 4, 13, 16*, 18*, 17*, 25*, 15
karakteristik 14*, 19,24 20*, 26
gelombang 15* 21,
bunyi dan 22*,
gejala
resonansi
Memberikan 27*, 33*, 30, 31*, 14
contoh 28, 32*, 36,

52
Safari, Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penelitian Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Depdiknas, 2004),
h.23.
pemantulan 29* 34*, 37,
dan dampak 35* 38*,
pemantulan 39*,
dalam 40 *
kehidupan
sehari-hari
Soal 10 10 10 10 40
Presentase Soal 25% 25% 25% 25% 100%
Keterangan:*soal yang digunakan dalam penelitian
H. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sejumlah tes dikatakan baik sebagai alat ukur jika memenuhi prasyarat tes yaitu
memiliki validitas dan reabilitas yang baik. Dalam penelitian ini pengujian validitas yang
digunakan adalah validitas isi, sebuah tes dikatakan validitas isi apabila tes tersebut
mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi dan isi pelajaran yang
diberikan.
1. Uji validitas butir soal
Pengujian validitas butir soal dengan menggunakan korelasi point biserial

M p M t p
pbi St
q
keterangan:
phi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
banyaknyasiswayangbenar
p
jumlahseluruhsiswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q = 1 - p)53
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reabilitas menggunakan korelasi product Moment yaitu sebagai berikut:

Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel


3.3 berikut ini :
Tabel 3.3
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Interval Koefisien Kriteria
0,00-0,199 sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat54

3. Taraf kesukaran
Pengujian terhadap derajat kesukaran tiap soal menggunakan rumus:


Js
keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes55
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan
sebagai berikut:

53
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h. 79
54
Sugiono, Statistika untuk penelitian, (Bandung:CV alfabeta,2008)h.228
55
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. cit, h.207-208
Tabel 3.4
Kriteria Indeks Kesukaran
Interval Koefisien Kriteria
0,00 P 0,30 Soal sukar
0,30 < P 0,70 Soal sedang
0,70 < P 1,00 Soal mudah56

4. Daya pembeda
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
BA BB
D PA PB
J A JB
keterangan:
D = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar57
Klasifikasi daya pembeda:
Tabel 3.5
Kriteria Daya Pembeda Instrumen
Interval Koefisien Kriteria
0,00 d < 0,20 Jelek
0,20 d < 0,40 Cukup
0,40 d < 0,70 Baik

56
Ibid, h. 110
57
Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 213-214
0,70 d < 1,00 Baik sekali58

I. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dilakukan setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya
dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah
dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data


tersebut menurut Riduwan dalam skripsi Ahmad Sandy adalah sebagai berikut:
1. Uji normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan
dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji
chi kuadrat.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mencari skor terbesar dan terkecil
b. Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
c. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N (rumus sturgess)
d. Mencari nilai panjang kelas (i)
R
i
BK
e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No Kelas Interval f Nilai Tengah ( xi ) xi 2 f .xi f .xi 2

Jumlah .f = - - f .xi
f .xi 2

58
Ibid, h. 218
f. Mencari rata-rata (mean)

x
f x i

n
g. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

n. fxi 2 fxi 2
s
nn 1
h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5
dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Batas Kelas x
Z
s
3) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-
angka untuk batas kelas.
4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu
angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga
dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka-angka berbeda arah (tanda min dan
plus, bukan tanda aljabar atau hanya merupakan arah) angka-angka 0-Z
dijumlahkan.
5) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden.
i. Mencari chi-kuadrat hitung ( 2 hitung)

2
k
Oi Ei 2
i 1 Ei
j. Membandingkan 2 hitung dengan 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n
1, dengan kriteria:
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya distribusi data tidak normal dan
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya data berdistribusi normal59

2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah kelas diuji kenormalannya. Teknik yang
digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Bartlett. Adapun langkah-
langkah uji homogenitas dengan uji Bartlett menurut Riduwan dalam skripsi Ahmad
Sandy, yaitu:
a. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel penolong
Kelompok dk (n-1) Si Log Si dk.Log Si

= (n-1) = - - dk.Log Si
Si = varians (kuadrat standar deviasi)
b. Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada
c. Menghitung Log S
d. Menghitung nilai B, yaitu:
B log Sx ni 1

e. Menghitung nilai 2 hitung

2 hitung=ln 10 B ni 1log Si }
dengan:
ni 1log Si dk.log Si
sehingga:
2 hitung= ln 10 B dk.log Si

59
Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi Momentum, Impuls
dan Tumbukan dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, (Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2008), h. 51-52
f. Membandingkan 2 hitung dengan nilai 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)
= n 1, dengan kriteria:
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya tidak homogen dan

Jika 2 hitung 2 tabel , artinya homogen60

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua
kelompok, dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x1 x2
t
1 1
Sg
n1 n2

dengan

Sg
n1 1S12 n2 1S22
n1 n 2
keterangan:
x1 = rata-rata skor kelompok eksperimen
x2 = rata-rata skor kelompok kontrol
S g = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)

S12 = varians kelompok eksperimen

S2 2 = varians kelompok kontrol


n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan hipotesis, yaitu:
1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Ho : X = Y

60
Ahmad Sandy, Ibid h. 52-53
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.

2) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest


Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
b. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t
c. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1 1) + (n2 1)
d. Menentukan nilai t-tabel dengan = 0,05
e. Menguji hipotesis
Jika ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Jika thitung -ttabel atau ttabel thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan
0,95.

4. Uji Normal Gain


Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Untuk
menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai
pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normal gain. Rumus
normal gain menurut Meltzer, yaitu:
skor posttest skor pretest 61
N gain
skor ideal skor pretest
dengan kategorisasi perolehan:

Tabel 3.6
Kriteria N-Gain
Interval Koefisien Kriteria
(<g>) > 0,70 g-tinggi
0,70 (<g>) 0,30 g-sedang
(<g> < 0,30 g-rendah62

J. Hipotesis Statistik
Ho : A = B
Ha : A > B

keterangan:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa
Ha :Terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa
A : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen
B : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode demonstrasi.

61
Inayatussholihah dkk, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (Praktikum)
pada Konsep Fotosintesis, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 80
62
Ibid, h. 80
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, analisis data dan pembahasan dari
hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ialah data yang terkumpul dari tes
yang diberikan kepada siswa-siswi SMP N 2 Kota Tangerang Selatan berupa pretest dan
posttest yang diberikan pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pretest diberikan sebelum perlakuan dilakukan, pretest ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sedangkan posttest diberikan setelah perlakuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana hasil belajar fisika siswa dalam memahami konsep bunyi. Adapun instrumen
yang digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar
fisika melalui tes kognitif sebanyak 25 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan
dianalisis.

A. Deskripsi Data
Berikut disajikan data dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen yang diambil dari pretest dan posttest. Adapun data nilai pretest dan posttest
kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Lampiran C.1

1. Deskripsi Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan hasil pretest kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 44 dan nilai
terendah 16, nilai rata-rata (mean) sebesar 32,16 dan standar deviasi (SD) sebesar 8,087.
Sedangkan hasil pretest kelompok eksperimen diperoleh nilai tertinggi 44 dan nilai
terendah 12, nilai rata-rata (mean) sebesar 32,3 dengan standar deviasi (SD) sebesar 9.9.
Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada kelompok kontrol
adalah 32,16. Rata-rata pretest pada kelompok kontrol termasuk kategori kurang.
Sedangkan rata-rata nilai pretest pada kelompok eksperimen adalah 32,3. Rata-rata pretest
pada kelompok eksperimen juga termasuk kategori kurang.
Adapun kategori nilai rata-rata pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat
dilihat pada Gambar 4.1 berikut :
12

10

8
frekuensi

6
kontrol
4
eksperimen

0
12-17 18-23 24-29 30-35 36-41 42-47
kategori nilai

Gambar 4.1. Diagram Batang


Nilai Rata-rata Pretest Kedua Kelompok

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pada kelompok kontrol sebagian besar
siswa memperoleh nilai antara 24-29 sebanyak 10 siswa atau sebesar 33,33%, sedangkan
yang terletak pada interval antara 12-17 dan 18-23 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh
siswa sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata
sebanyak 18 siswa atau 60%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 12
siswa atau sebesar 40%.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 36-41
sebanyak 8 siswa atau sebesar 26,67%, sedangkan yang terletak pada interval antara 12-17
yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%. Siswa
yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 19 siswa atau 63,33%. Siswa yang
mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 11 siswa atau sebesar 36,67%.
2. Deskripsi Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan hasil posttest kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 52, nilai rata-rata (mean) sebesar 68,67 dan standar deviasi (SD) sebesar 8,4.
Sedangkan hasil posttest kelompok eksperimen diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai
terendah 60, nilai rata-rata (mean) sebesar 80,3 dengan standar deviasi (SD) sebesar 10,02.
Dari hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata nilai posttest pada kelompok kontrol adalah
68,67. Rata-rata posttest pada kelompok kontrol termasuk kategori baik. Sedangkan rata-
rata nilai posttest pada kelompok eksperimen adalah 80,3. Rata-rata posttest pada kelompok
eksperimen juga termasuk kategori baik.
Adapun kategori nilai rata-rata posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut:
12

10

8
frekuensi

6
kontrol
4 ekperimen

0
52-58 59-65 66-71 72-78 79-85 86-92
kategori nilai

Gambar 4.2. Diagram Batang


Nilai Rata-rata Posttest Kedua Kelompok

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pada kelompok kontrol sebagian besar
siswa memperoleh nilai antara 72-78 sebanyak 10 siswa atau sebesar 33.33%, sedangkan
yang terletak pada interval antara 66-71 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa
sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak
18 siswa atau 60%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 12 siswa atau
sebesar 40%.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 86-92
sebanyak 11 siswa atau sebesar 36,67%, sedangkan yang terletak pada interval antara 52-
58 yakni tidak ada siswa yang memperoleh nilai tersebut atau sebesar 0%. Siswa yang
mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 19 siswa atau 63.33%. Siswa yang mendapat nilai
di bawah rata-rata sebanyak 11 siswa atau sebesar 36.67%.

3. Deskripsi Data Hasil N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen


Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan
perbandingan hasil pretest dan posttest dari kedua kelompok serta membandingkan normal
gain dari kedua kelompok tersebut. Adapun hasil perhitungan N- gain dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 4.2. Kategori Nilai N-gain


Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Normalitas Gain
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Kriteria Jumlah Persentase Kriteria Jumlah Persentase
Rendah 2 6,67% Rendah 0 0%
Sedang 24 80% Sedang 10 33.33%
Tinggi 4 13.33% Tinggi 20 66%

B. Analisis Data
1. Uji Normalitas Kelompok Esperimen dan Kontrol
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang diambil dari kedua kelompok tersebut
yaitu data nilai pretest dan posttest. Untuk menguji normalitas kedua kelompok
digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test).
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% ( = 0.05) dengan derajat
kebebasan (dk) = 6 untuk kelompok sampel penelitian. Kolom keputusan dibuat di
dasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika 2 hitung< 2 tabel

maka dinyatakan kedua kelompok berdistribusi normal. Sebaliknya jika 2 hitung >

2 tabel maka kedua kelompok dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel
tersebut terlihat bahwa pada nilai 2 hitung kedua kelompok lebih kecil dari nilai

2 tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal. Berikut


ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat
Eksperimen Kontrol Keputusan
Data
Pretest Posttest Pretest Posttest
Data
N 30 30 30 30
Berdistribusi
2 hitung 6,0116 5,894 6,587 6,028
Normal
2 tabel 7,185 7,185 7,185 7,185

2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol


Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Pengujian homogenitas terhadap kedua
kelompok menggunakan Uji Bartlett yang disajikan pada Lampiran C.7. Berikut ini
adalah hasilnya.
Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Statistik
Pretest Posttest
S2eksperimen 98,027 100,510
S2kontrol 65,402 70,574
S2gabungan 81,71 85,54

2 hitung 1,17 0,90

2 tabel 3,841 3,841

Keputusan Homogen Homogen

Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji
homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu
jika nilai 2 hitung < 2 tabel maka dinyatakan bahwa kedua kelompok homogen,

sebaliknya jika nilai 2 hitung > 2 tabel maka dinyatakan bahwa kedua kelompok
tidak homogen. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk) = 1 untuk kelompok sampel penelitian. Pada tabel tampak
bahwa hasil perhitungan tersebut nilai 2 hitung < 2 tabel sehingga dinyatakan bahwa
kedua kelompok tersebut homogen.

3. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Untuk
pengujian tersebut diajukan hipotesis berikut:

Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Ha : X Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t, dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran C.8.
Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest
Data Kelompok
Eksperimen Kontrol
n 30 30
Xrata-rata 32,3 32,16
S2 98,027 65,402
thitung 0,22
ttabel 1,98
Kesimpulan Tidak Berbeda

Pada tabel diperoleh bahwa nilai thitung adalah 0,22 dan nilai ttabel pada
taraf signifikansi 5% adalah 1,98. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak
bahwa nilai thitung < ttabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol.

b. Hipotesis Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol


Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Untuk
pengeujian tersebut diajukan hipotesis berikut:
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Ha : X Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t, dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95
Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran 13. Hasil
perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest
Data Kelompok
Eksperimen Kontrol
n 30 30
Xrata-rata 80,3 68,66
S2 100,51 70,57
thitung 4,87
ttabel 1,98
Kesimpulan Berbeda

c. Uji-t N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol


Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan menggunakan alat
pengumpul data berupa tes objektif pilihan ganda. Untuk mengetahui hasil
penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan perbandingan hasil pretest
dengan posttest dari kedua kelompok, serta membandingkan normal gain dari
kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan untuk normal gain diperoleh
data sebagai berikut:

Tabel 4.6
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain
Data Kelompok Kelompok
Eksperimen Kontrol
N 30 30
Xrata-rata 0,71 0,53
S2 0,023 0,022
thitung 4,4
ttabel 1,98
Kesimpulan Berbeda

Pada tabel tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai thitung > ttabel
sehingga dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara normal
gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol.

C. Interpretasi Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar
32,30 dan kelompok kontrol sebesar 32,16 sedangkan berdasarkan hasil posttest nilai rata-
rata kelompok eksperimen 80,30 dan kelompok kontrol sebesar 68,66 dari hasil tersebut
dapat diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen memiliki kenaikan nilai rata-rata
lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan metode demonstrasi. Kedua kelompok
tersebut berada pada distribusi normal, baik pada hasil uji pretest maupun posttesnya. Hal
ini dapat dilihat hasil pengujian persyaratan analisis pada uji normalitas kelas eksperimen
dan kelas kontrol, yang menyatakan bahwa 2 hitung 2 tabel dengan nilai 2 tabel pada taraf
kepercayaan 95% sebesar 7,81. Pada data uji normalitas pretest kelas ekperimen diperoleh
2 hitung sebesar 6,01 dan 2 tabel l sebesar 7,81 hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa
data berdistribusi normal. Pada data uji normalitas posttest kelas ekperimen diperoleh
2 hitung sebesar 5,86 dan 2 tabel l sebesar 7,81 hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa
data berdistribusi normal. Pada data uji normalitas pretest kelas kontrol diperoleh 2 hitung

sebesar 6,58 dan 2 tabel l sebesar 7,81 hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa data

berdistribusi normal. Pada data uji normalitas posttest kelas kontrol diperoleh 2 hitung

sebesar 6,03 dan 2 tabel l sebesar 7,81 hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa data
berdistribusi normal.
Selain itu kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol bersifat homogen,
berdasarkan hasil uji pretest dan posttestnya yang menyatakan bahwa 2 hitung 2 tabel

dengan nilai 2 tabel pada taraf kepercayaan 95% sebesar 3,84.


Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan
95%, hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor posttest
kelompok kontrol, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,22 dan nilai ttabel sebesar 1,98 hasil

pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung berada pada daerah Ho, yaitu

t hitung < ttabel atau 0,22 < 1,98. dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf
kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol.
Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest, dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor posttest kelompok
eksperimen yang diajar dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
melalui metode eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol yang diajar dengan
metode demonstrasi, diperoleh nilai t hitung sebesar 4,87 dan nilai ttabel sebesar 1,98. hasil

pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung berada pada daerah Ha, yaitu
t hitung > ttabel atau 4,87 > 1,98. dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf
kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui rata-rata N-gain dari kelompok
eksperimen sebesar 0,71 dan kelompok kontrol sebesar 0,53. Dari nilai tes tersebut dapat
dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji-t dengan taraf
kepercayaan 95% diperoleh nilai t hitung sebesar 4,4 dan nilai ttabel 1,98. hasil pengujian

yang diperoleh menunjukkan bahwa ttabel < t hitung atau 1,98 < 2,4, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa normal gain pada kelompok eksperimen berpengaruh secara signifikan
dari kelompok kontrol.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar
kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang cukup baik, dimana nilai rata-rata hasil
belajar posttest (80,3) lebih baik dari hasil belajar pretest (32,30). Selain itu, terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa (posttest) antara kelas yang diajar dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen (80,3)
lebih tinggi daripada kelas yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi (68,66).
Hasil tersebut dapat dilihat dari hasil pretes dan posttest hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran CTL melalui metode eksperimen di
dalam kelas terjadi secara alamiah, artinya melalui pembelajaran yang mengaitkan antara
materi dengan kehidupan nyata siswa, maka siswa akan lebih mudah memahami materi
yang sedang dipelajarinya, selain itu materi yang diperoleh langsung dipraktekan sendiri
oleh siswa.
Pembelajaran CTL melalui metode eksperimen pada pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan yang diajar dengan
metode demonstrasi. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai rata-rata posstest yang lebih tinggi
pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol dan hasil uji kesamaan
dua rata-rata posstest yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor posstest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok
kontrol.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol
setelah diberikan perlakuan mendapatkan nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen yang
menggunakan pendekatan Conteksual Teaching and learning lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL
berpengaruh positif yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep bunyi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan, penulis ingin memberian saran-
saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan CTL, sebaiknya dipilih materi yang dapat dikaitkan dengan
dunia nyata siswa, serta alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum
bisa dengan mudah dan terjangkau didapatkan oleh siswa, sehingga tidak menyulitkan
siswa baik dari sarana dan dana.
2. Sebaiknya pembelajaran CTL tidak hanya diterapkan pada materi bunyi saja tetapi
bisa dipakai untuk konsep lain.
Lampiran A.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( Kelas Eksperimen )

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
1. Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.
2. Merencanakan percobaan untuk mengukur laju bunyi.
Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian bunyi.
2. Menyelidiki penyebab timbulnya bunyi.
3. Menjelaskan syarat terjadi dan terdengarnya bunyi.
4. Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi.
5. Mengukur cepat rambat bunyi.
6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal.
Bunyi memiliki cepat rambat bunyi yaitu jarak tempuh dari sumber bunyi ke
pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu pula ada hal-hal yang
mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran tiap sekon dan
amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.

Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga

C. Metode Pembelajaran
1. Metode : Eksperimen & diskusi kelas
2. Pendekatan : Contekstual Teaching and Learning (CTL)

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


PERTEMUAN PERTAMA
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
2. Mengkomunikasikan memulai pelajaran
tujuan pembelajaran
Kegiatan 1. eksplorasi Mengajukan fenomena Mengkomunikasikan fakta2. 5 menit
inti Questoning atau fakta kepada siswa yang di ajukan guru dalam
konstruktifisme dalam bentuk rangkaian bahasa siswa
pertanyaan contohnya Aktif bertanya dan
Bagaimana kalian dapat menjawab
mendengar bunyi?
1. Pengenalan 1. Mengkomunikasikan Aktif dalam konstruktif 3. 15 menit
Konsep langkah kerja melakukan konsep bunyi
Inquiry eksperimen (LKS I) 1.
tentang mengetahui sumber
bunyi
Pengenalan Memimpin Melakukan eksperimen2. 25 menit
Konsep pembentukan kelompok dan berdiskusi dengan
Autentik Mengkomunikasikan kelompok
assessment langkah kerja Melakukan pencatatan
Inquiry eksperimen (LKS II) dari eksperimen yang
Learning tentang mengetahui dilakukan
Community cepat rambat bunyi
aplikasi Sebagai mentor Meringkas konsep terkait 10 menit
refleksi memberikan arahan pertanyaan selama
kepada siswa terkait proses pembelajaran
aplikasi konsep bunyi
Penutupan 1. Memberikan kesempatan 1. Aktif memberikan 5 menit
pada siswa untuk kesimpulan
menyimpulan sendiri
materi pembelajaran
2. Penugasan pada LKS
3. Menutup dengan salam

E. Sumber Belajar
1. Sumber referensi: Buku IPA Fisika jilid 2 (Esis) hal 109-132
Mari mencoba sains (Regina) hal 2-41
IPA terpadu SMP dan Mts untuk kelas VIII
IPA fisika gasing
2. Alat dan bahan eksperimen
F. Penilaian
Tes isian
1. Apakah yang dimaksud dengan sumber bunyi?
2. Apakah yang dimaksud dengan cepat rambat bunyi?
3. Apa syarat terdengarnya bunyi?
Mengetahui, Ciputat, Januari 2011
Guru Bidang Studi Peneliti

(Sunarni, S.Pd) (Ana Shofia)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
3. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
7. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi.
8. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi.
9. Menjelaskan pengertian resonansi.
10. Mengamati terjadinya resonansi pada bandul sederhana.
11. Menjelaskan aplikasi konsep resonansi pada alat musik.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Bunyi memiliki cepatrambat bunyi yaitu
jarak tempuh dari sumber bunyi ke pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu
pula ada hal-hal yang mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran
tiap sekon dan amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.

Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga

Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi


waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
2. Mengkomunikasikan memulai pelajaran
tujuan pembelajaran
3. Mereview materi
Kegiatan eksplorasi 1. Mengajukan fenomena 1. Mengkomunikasikan 15 menit
inti atau fakta kepada siswa fakta yang di ajukan

Questoning dalam bentuk rangkaian guru dalam bahasa

konstruktivisme pertanyaan contohnya siswa


apakah senar gitar yang 2. Aktif bertanya dan
dipetik terdengar menjawab
nyaring
Pengenalan memimpin pembentukan Pembentukan 10 menit
Konsep kelompok kelompok

Autentik 1. Mengkomunikasikan 1. Melakukan 30 menit


assessment hasil kajian literatur pencatatan dari
Inquiry 2. Mengkomunikasikan eksperimen yang
Learning langkah kerja dilakukan
Community melakukan eksperimen 2. Aktif, kreatif dalam
konstruktivisme (LKS III) konstruktif konsep
bunyi
aplikasi Sebagai mentor Meringkas konsep 15 menit
refleksi memberikan arahan terkait pertanyaan
kepada siswa terkait selama proses
aplikasi konsep bunyi pembelajaran
Penutupan 1. Memberikan Aktif memberikan 5 menit
kesempatan pada kesimpulan
siswa untuk
menyimpulan sendiri
materi pembelajaran
2. Penugasan pada LKS
3. Menutup dengan
salam

C. Metode Pembelajaran
3. Metode : Eksperimen & diskusi kelas
4. Pendekatan : Contekstual Teaching and Learning (CTL)
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
4. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
12. Membedakan pengertian infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
13. Menyebutkan contoh infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
14. Menyebutkan pemanfaatan bunyi ultrasonik dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Bunyi memiliki cepatrambat bunyi yaitu
jarak tempuh dari sumber bunyi ke pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu
pula ada hal-hal yang mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran
tiap sekon dan amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
2. Mengkomunikasikan memulai pelajaran
tujuan pembelajaran
3. Mereview materi
Kegiatan Eksplorasi Mengajukan fenomena 1. Mengkomunikasika 15 menit
inti atau fakta kepada siswa n fakta yang di
Questoning dalam bentuk rangkaian ajukan guru dalam
konstruktifisme pertanyaan contohnya bahasa siswa
mengapa anjing 2. Aktif bertanya dan
dijadikan sebagai hewan menjawab
penjaga di rumah
memimpin pembentukan Pembentukan 10 menit
kelompok kelompok

Pengenalan Konsep 1. Mengkomunikasikan 1. Mengkomunikasika 30 menit


hasil kajian literatur n fakta-fakta dengan
Autentik assessment 2. Melakukan eksperimen bahasa siswa
Inquiry (LKS) 2. Melakukan
Learning Community pencatatan yang dapat
mendengar bunyi
infrasonik, ultrasonik
dan audiosonik
aplikasi Sebagai mentor Meringkas konsep 15 menit
memberikan arahan terkait pertanyaan
refleksi kepada siswa terkait selama proses
aplikasi konsep bunyi pembelajaran
Penutupan 1. Memberikan Aktif memberikan 5 menit
kesempatan pada kesimpulan
siswa untuk
menyimpulan sendiri
materi pembelajaran
2. Menutup dengan
salam

Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga

C. Metode Pembelajaran
5. Metode : Eksperimen & diskusi kelas
6. Pendekatan : Contekstual Teaching and Learning (CTL)
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
E. Sumber Belajar
3. Sumber referensi: Buku IPA Fisika jilid 2 (Esis) hal 109-132
Mari mencoba sains (Regina) hal 2-41
IPA terpadu SMP dan Mts untuk kelas VIII
IPA fisika gasing
4. Alat dan bahan eksperimen
F. Penilaian
Tes isian
1. Apakah yang dimaksud dengan bunyi infrasonik, ultrasonik dan audiosonik ?
2. Apakah jenis bunyiyang dapat di dengar manusia pada umumnya?

Mengetahui, Ciputat,Januari 2011


Guru Bidang Studi Peneliti

(Sunarni, S.Pd) (Ana Shofia)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
5. Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
15. Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi.
16. Menemukan hukum pemantulan bunyi.
17. Menyebutkan jenis-jenis bunyi pantul.
18. Membedakan antara gaung, gema dan bunyi pantul yang memperkuat bunyi
asli.
19. Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Bunyi memiliki cepatrambat bunyi yaitu
jarak tempuh dari sumber bunyi ke pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu
pula ada hal-hal yang mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran
tiap sekon dan amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.
Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga

C. Metode Pembelajaran
7. Metode : Eksperimen & diskusi kelas
8. Pendekatan : Contekstual Teaching and Learning (CTL)

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN KELIMA
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Komponen
Pendahuluan 4. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
5. Mengkomunikasikan memulai pelajaran
tujuan pembelajaran
6. Mereview materi
Kegiatan Eksplorasi 2.Mengajukan fenomena 3. Mengkomunikasikan 15 menit
inti atau fakta kepada siswa fakta yang di ajukan
Questoning dalam bentuk rangkaian guru dalam bahasa
konstruktivisme pertanyaan contohnya siswa
bagaimana suara yang 4. Aktif bertanya dan
terdengar jika kita menjawab
berteriak diatas tebing
tinggi
Pengenalan memimpin pembentukan Pembentukan kelompok 10 menit
Konsep kelompok
Autentik 3. Mengkomunikasikan 3. Melakukan pencatatan 30 menit
assessment hasil kajian literatur dari eksperimen yang
Inquiry 4. Mengkomunikasikan dilakukan
Learning langkah kerja 4. Aktif, kreatif dalam
Community melakukan eksperimen konstruktif konsep
konstruktivisme (LKS V) bunyi

aplikasi Sebagai mentor Meringkas konsep 15 menit


refleksi memberikan arahan terkait pertanyaan
kepada siswa terkait selama proses
aplikasi konsep bunyi pembelajaran
Penutupan 4. Memberikan Aktif memberikan 5 menit
kesempatan pada kesimpulan
siswa untuk
menyimpulan sendiri
materi pembelajaran
5. Penugasan pada LKS
6. Menutup dengan
salam

E. Sumber Belajar
5. Sumber referensi: Buku IPA Fisika jilid 2 (Esis) hal 109-132
Mari mencoba sains (Regina) hal 2-41
IPA terpadu SMP dan Mts untuk kelas VIII
IPA fisika gasing
6. Alat dan bahan eksperimen
F. Penilaian
Tes isian
4. Apakah yang dimaksud dengan gaung?
5. Apakah yang dimaksud dengan gema?
6. Bagaimana contoh pantulan bunyi gema dan gaung?

Mengetahui, Ciputat, Januari 2011


Guru Bidang Studi Peneliti

(Sunarni, S.Pd) (Ana Shofia)


Lampiran A.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( Kelas Kontrol )

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
6. Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.
7. Merencanakan percobaan untuk mengukur laju bunyi.
Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
20. Menjelaskan pengertian bunyi.
21. Menyelidiki penyebab timbulnya bunyi.
22. Menjelaskan syarat terjadi dan terdengarnya bunyi.
23. Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi.
24. Mengukur cepat rambat bunyi.
25. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal.
Bunyi memiliki cepat rambat bunyi yaitu jarak tempuh dari sumber bunyi ke
pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu pula ada hal-hal yang
mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran tiap sekon dan
amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.

Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga
C. Metode Pembelajaran
Metode : ceramah, tanya jawab dan demonstrasi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN PERTAMA
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi waktu
Pendahuluan 3. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
4. Mengkomunikasikan memulai pelajaran
tujuan pembelajaran
Kegiatan Ceramah Mengajukan fenomena Mejawab pertanyaan dari 4. 10 menit
inti Tanya jawab atau fakta kepada siswa guru
dalam bentuk rangkaian
pertanyaan contohnya
Bagaimana kalian dapat
mendengar bunyi?
Ceramah 2. Memberikan penjelasan menyimak penjelasan dari5. 20 menit
tentang bunyi guru
Demonstrasi Melakukan demonstrasi Memperhatikan 3. 15 menit
dibantu oleh salah demonstrasi yang

seorang siswa dilakukan guru

Ceramah Memberikan penjelasan Menyimak penjelasan 20 menit


terkait demontrasi guru
tersebut
Penutupan 4. Menyimpulkan materi 2. Mendengarkan kesimpulan 5 menit
yang telah disampaikan dari guru

E. Sumber Belajar
7. Sumber referensi: Buku IPA Fisika jilid 2 (Esis) hal 109-132
Mari mencoba sains (Regina) hal 2-41
IPA terpadu SMP dan Mts untuk kelas VIII
IPA fisika gasing
8. Alat dan bahan demonstrasi

F. Penilaian
Tes isian
7. Apakah yang dimaksud dengan sumber bunyi?
8. Apakah yang dimaksud dengan cepat rambat bunyi?
9. Apa syarat terdengarnya bunyi?

Mengetahui, Ciputat, Februari 2011


Guru Bidang Studi Peneliti

(Sunarni, S.Pd) (Ana Shofia)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
8. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
26. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi.
27. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi.
28. Menjelaskan pengertian resonansi.
29. Mengamati terjadinya resonansi pada bandul sederhana.
30. Menjelaskan aplikasi konsep resonansi pada alat musik.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Bunyi memiliki cepatrambat bunyi yaitu
jarak tempuh dari sumber bunyi ke pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu
pula ada hal-hal yang mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran
tiap sekon dan amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.

Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga

C. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN KEDUA

Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi waktu


Pendahuluan 5. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
6. Mengkomunikasikan tujuan memulai pelajaran
pembelajaran
Kegiatan Ceramah Mengajukan fenomena atau fakta Mejawab pertanyaan dari 6. 10 menit
inti Tanya jawab kepada siswa dalam bentuk guru
rangkaian pertanyaan contohnya
apakah senar gitar yang dipetik
terdengar nyaring
Ceramah 3. Memberikan penjelasan tentang menyimak penjelasan dari7. 20 menit
bunyi guru
Demonstrasi Melakukan demonstrasi Memperhatikan 4. 15 menit
demonstrasi yang
dilakukan guru
Ceramah Memberikan penjelasan Menyimak penjelasan 20 menit
terkait demontrasi tersebut guru
Penutupan 5. Menyimpulkan materi yang telah3. Mendengarkan kesimpulan 5 menit
disampaikan dari guru

E. Sumber Belajar
9. Sumber referensi: Buku IPA Fisika jilid 2 (Esis) hal 109-132
Mari mencoba sains (Regina) hal 2-41
IPA terpadu SMP dan Mts untuk kelas VIII
IPA fisika gasing
10. Alat dan bahan demonstrasi
F. Penilaian
Tes isian
1. Apakah yang dimaksud dengan resonansi?
2. Bagaimana terjadinya resonansi?
3. Berilah contoh terjadinya resonansi!

Mengetahui, Ciputat, Januari 2011


Guru Bidang Studi Peneliti

(Sunarni, S.Pd) (Ana Shofia)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
9. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
31. Membedakan pengertian infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
32. Menyebutkan contoh infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
33. Menyebutkan pemanfaatan bunyi ultrasonik dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Bunyi memiliki cepatrambat bunyi yaitu
jarak tempuh dari sumber bunyi ke pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu
pula ada hal-hal yang mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran
tiap sekon dan amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.
Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga

C. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN KETIGA

Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi waktu


Pendahuluan 7. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
8. Mengkomunikasikan tujuan memulai pelajaran
pembelajaran
Kegiatan Ceramah Mengajukan fenomena atau fakta Mejawab pertanyaan dari 8. 10 menit
inti Tanya jawab kepada siswa dalam bentuk guru
rangkaian pertanyaan contohnya
mengapa anjing dijadikan
sebagai hewan penjaga di
rumah
Ceramah 4. Memberikan penjelasan tentang menyimak penjelasan dari9. 20 menit
bunyi guru
Demonstrasi Melakukan demonstrasi Memperhatikan 5. 15 menit
demonstrasi yang
dilakukan guru
Ceramah Memberikan penjelasan Menyimak penjelasan 20 menit
terkait demontrasi tersebut guru
Penutupan 6. Menyimpulkan materi yang telah4. Mendengarkan kesimpulan 5 menit
disampaikan dari guru

E. Sumber Belajar
11. Sumber referensi: Buku IPA Fisika jilid 2 (Esis) hal 109-132
Mari mencoba sains (Regina) hal 2-41
IPA terpadu SMP dan Mts untuk kelas VIII
IPA fisika gasing
12. Alat dan bahan eksperimen
F. Penilaian
Tes isian
3. Apakah yang dimaksud dengan bunyi infrasonik, ultrasonik dan audiosonik ?
4. Apakah jenis bunyiyang dapat di dengar manusia pada umumnya?

Mengetahui, Ciputat,Januari 2011


Guru Bidang Studi Peneliti

(Sunarni, S.Pd) (Ana Shofia)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( Kelas Kontrol)

Sekolah : SMP
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
10. Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
34. Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi.
35. Menemukan hukum pemantulan bunyi.
36. Menyebutkan jenis-jenis bunyi pantul.
37. Membedakan antara gaung, gema dan bunyi pantul yang memperkuat bunyi
asli.
38. Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Pembelajaran
Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran. Bunyi merambat memerlukan zat perantara
(media). Tanpa zat perantara bunyi tidak dapat didengar. Syarat terdengarnya bunyi
adalah adanya sumber bunyi, adanya zat perantara, adanya alat pendengar (telinga).
Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Bunyi memiliki cepatrambat bunyi yaitu
jarak tempuh dari sumber bunyi ke pendengar dalam selang waktu tertentu. Selain itu
pula ada hal-hal yang mempengaruhi bunyi yaitu frekuensi adalah banyaknya geteran
tiap sekon dan amplitudo adalah kuat lemahnya bunyi.
Peta Konsep Bunyi

Bunyi

dari memilik Memiliki Dapat mengalami


i ciri

Sumber bunyi Cepat rambat Kuat /lemahnya pemantulan


Nada bunyi
bunyi

melalui
bergantung dipengaruh menghasilkan
dipengaruh
i i
medium
amplitudo Frekuensi Gaung Gema

diterima

infrasonik audiosonik Ultrasonik


telinga

C. Metode Pembelajaran
Metode : ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN KETIGA
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi
waktu
Pendahuluan 9. Mengucapkan salam Terkondisikan untuk 5 menit
10. Mengkomunikasikan tujuan memulai pelajaran
pembelajaran
Kegiatan Ceramah Mengajukan fenomena atau fakta Mejawab pertanyaan dari 10. 10 menit
inti Tanya jawab kepada siswa dalam bentuk guru
rangkaian pertanyaan contohnya
bagaimana suara yang terdengar
jika kita berteriak diatas tebing
tinggi
Ceramah 5. Memberikan penjelasan tentang menyimak penjelasan dari11. 20 menit
bunyi guru
Demonstrasi Melakukan demonstrasi dibantu Memperhatikan 6. 15 menit
oleh salah seorang siswa demonstrasi yang
dilakukan guru
Ceramah Memberikan penjelasan terkait Menyimak penjelasan 20 menit
demontrasi tersebut guru
Penutupan 7. Menyimpulkan materi yang telah 5. Mendengarkan kesimpulan 5 menit
disampaikan dari guru

E. Sumber Belajar
13. Sumber referensi: Buku IPA Fisika jilid 2 (Esis) hal 109-132
Mari mencoba sains (Regina) hal 2-41
IPA terpadu SMP dan Mts untuk kelas VIII
IPA fisika gasing
14. Alat dan bahan demonstrasi
F. Penilaian
Tes isian
10. Apakah yang dimaksud dengan gaung?
11. Apakah yang dimaksud dengan gema?
12. Bagaimana contoh pantulan bunyi gema dan gaung?
Mengetahui, Ciputat, Januari 2011
Guru Bidang Studi Peneliti

(Sunarni, S.Pd) (Ana Shofia)


Lampiran A.3
LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN BUNYI

Hari / Tanggal : .........................................

Kelompok : .........................................

Nama Anggota : 1. .................................. 5. ..........................................

2. .................................. 6. ..........................................

3. .................................. 7. ..........................................

4. .................................. 8. ..........................................

Konsep : Bunyi

Waktu : 45 Menit

A. Tujuan
mengetahui sumber bunyi
B. Langkah kerja:
1. Cobalah nyanyikan sebuah lagu.

perantara

2. Sambil bernyanyi rabalah bagian pipi, dagu dan leher bagian depan
C. Pertanyaan :
1. Apakah pada bagian dagu kalian merasakan getaran?
...........................................................................................................
2. Pada bagian manakah kamu merasakan getaran?
...........................................................................................................
3. Pada bagian manakan getaran paling kuat yang kmu rasakan?
...........................................................................................................
4. Dari manakah asal suara yang keluar?
...........................................................................................................
5. Bagaimana bunyi dapat terdengar?
...........................................................................................................
6. Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari percobaan tersebut!
Suara manusia berasal dari ................................................................
...........................................................................................................
Sumber bunyi adalah .........................................................................
...........................................................................................................
Bunyi adalah......................................................................................
........................................................................................................... `
Syarat terdengarnya bunyi adalah .....................................................
...........................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN BUNYI

Hari / Tanggal : .........................................

Kelompok : .........................................

Nama Anggota : 1. .................................. 5. ..........................................

2. .................................. 6. ..........................................

3. .................................. 7. ..........................................

4. .................................. 8. ..........................................

Konsep : Bunyi

Waktu : 30 Menit

A. Tujuan
Mengukur sumber bunyi

Menentukan berapa kecepatan gelombang bunyi


B. Alat dan bahan
Jam beker (dapat digantikan dengan dering telepon genggam)
Meteran
C. Langkah kerja
1. Berdirilah dekat jam tersebutu, setelah mendapat posisi yang mantap, bunyikan jam selama
1 menit
2. Kemudian mundurlah pada jarak tertentu yang telah ditentukan
D. Isilah pertanyaan dibawah ini !
1. Pada jarak 1 meter apakah kamu masih dapat mendengar bunyi tersebut?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Pada jarak berapa kamu tidak dapat mendengar jam itu?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Dapatkah kamu menentukan kecepatan gelombang bunyi jam bekermu?
(caranya: jarak dibagi 60 detik).
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Berapakah hasil perhitunganmu pada jarak 1 meter?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
5. Berapakah hasil perhitunganmu pada jarak 2 dan 3 meter
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
6. Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari percobaan tersebut!
Cepat rambat gelombang adalah .......................................................................
...........................................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN BUNYI

Hari / Tanggal : .........................................

Kelompok : .........................................

Nama Anggota : 1. .................................. 5. ..........................................

2. .................................. 6. ..........................................

3. .................................. 7. ..........................................

4. .................................. 8. ..........................................

Konsep : Bunyi

Waktu : 30 Menit

A. Tujuan
Mengamati terjadinya Resonansi
B. Alat dan bahan
1. 6 buah beban (sama)
2. Seutas tali
C. Langkah percobaan
1. Gantung beban pada tali seperti pada gambar
A=20 cm
B=15 cm
C=20 cm
D=25 cm B E
E= 15 cm A C F
F=20 cm D
2. Ayunkan beban A dan amati beberapa saat kemudian.
3. Ayunkan beban B dan amati beberapa saat kemudian
4. Catat hasil penelitian

D. Pertanyaan
1. Ketika beban A di ayunkan bandul..danikut berayun
Karena................................................................................................................
sehingga frekuensinya juga sama
2. Ketika beban B di ayunkan bandul..danikut berayun
Karena ...............................................................................................................
sehingga frekuensinya juga sama
3. Ketika beban D diayunkan, beban mana yang ikut berayun
.........................................................................................................................
Mengapa demikian ..........................................................................................
E. Kesimpulan
1. Benda akan ikut bergetar jika memiliki ...........................................................
2. Resonansi adalah .............................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN BUNYI

Hari / Tanggal : .........................................

Kelompok : .........................................

Nama Anggota : 1. .................................. 5. ..........................................

2. .................................. 6. ..........................................

3. .................................. 7. ..........................................

4. .................................. 8. ..........................................

Konsep : Bunyi

Waktu : 30 Menit

F. Tujuan
Membedakan jenis bunyi
G. Alat dan bahan
3. Penggaris plastik
4. Meja
H. Langkah percobaan
5. Ambulah penggaris plastik dann letakan diatas meja, aturlah jaraknya 20 cm. kemudian
getarkan amati frekuensinya dan dengarkan.

perantara
6. Ulangi percobaan diatas dengan jarak 15 cm, 10 cm, 5 cm
7. Catat hasilnya dalam tabel

Tabel pengamatan

Jarak Frekuensi (banyak/sedikit) Bunyi (terdengar/tidak)

20 cm

15 cm

10 cm

5 cm

I. Pertanyaan
1. Apakah semua getaran dapat didengar?
.............................................................................................
Tidak terdengar jika frekuensinya ....................................... disebut infrasonik
Terdengar jika frekuensinya ................................................ disebut audiosonik
2. Berapa frekuensi bunyi yang dapat didengar manusia?
.............................................................................................
3. Infrasonic adalah..................................................................
Dapat didengar oleh .............................................................
4. Ultrasonic adalah .................................................................
Dapat didengar oleh .............................................................
5. Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari percobaan diatas
Bunyi dapat dibedakan 3 jenis menurut frekuensinya yaitu
.............................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN BUNYI

Hari / Tanggal : .........................................

Kelompok : .........................................

Nama Anggota : 1. .................................. 5. ..........................................

2. .................................. 6. ..........................................

3. .................................. 7. ..........................................

4. .................................. 8. ..........................................

Konsep : Bunyi

Waktu : 45 Menit

A. Tujuan
menganalisis pemantulan bunyi pada benda

B. Alat dan bahan :


1. Arloji
2. Paralon 2 inci dengan panjang 25 cm sebanyak 2 buah (paralon apat digantikan dengan
kardus karton yang digulung dan di bentuk seperti pipa)
3. 6 buah buku IPA
4. Busa
5. Piring plastik
6. Kertas
7. Piring melamin
8. Piring kaca
C. Langkah kerja :
1. Susunlah pipa diatas tumpukan bukuseperti gambar dibawah ini

busa

2. Kemudian letakan arloji di ujung yang lainnya dan ujung yang lain dekatkan ke busa
3. Gantilah busa tersebut dengan piring plastik, kertas, piring melamin dan piring kaca secara
bergantian
4. Dengarkan ujung pipa yang lain dan catat hasilnya dalam tabel

Tabel pengamatan

Benda yang diamati Bunyi (terdengar/tidak)

Busa

Piring plastik

kertas
Piring melamin

Piring kaca

D. Pertanyaan :
1. Apakah bunyi arloji dapat di pantulkan oleh busa?
.............................................................................................................
2. Benda apakah yang dapat dipantulkan bunyi?
.............................................................................................................
Karena permukaan benda tersebut ......................................................
3. Pantulan benda manakah yang bunyinya terdengar paling keras?
.............................................................................................................
4. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut?
Salah satu sifat gelombang bunyi adalah mengalami ..........................
Bunyi dapat memantul pada benda yang.............................................
Lampiran B.7

Nama : Hari/tanggal :
No absen : waktu :
Kelas :

Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar.


1. Bunyi tidak dapat merambat melalui perantara......
a. zat cair b. zat padat c. ruang hampa d. Gas
2. Hewan yang dapat mendengar bunyi infrasonik adalah....
a. lumba-lumba & kelelawar c. jangkrik & gajah
b. kelelawar & jangkrik d. jangkrik & ikan paus
3. Manusia dapat mendengar jenis bunyi.....
a. infrasonik b. ultrasonik c. supersonik d. audiosonik
4. Gambar disamping merupakan contoh hewan yang dapat mendengar jenis bunyi...
a. infrasonik b. ultrasonik c. supersonik d. audiosonik

5. Bunyi yang hanya dapat didengar oleh ikan lumba-lumba termasuk jenis bunyi yang
mempunyai frekuensi...
a. kurang dari 20 Hz c. antara 20 Hz-20 KHz
b. lebih dari 20 Hz d. lebih dari 20 KHz
6. Untuk mengukur kedalaman laut yang rata-rata mempunyai frekuensi diatas 20 kHz dapat
digunakan jenis bunyi....
a. infrasonik b. ultrasonik c. supersonik d. audiosonik
7. Manusia tidak dapat mendengar di ruang hampa hal itu dikarenakan....
a. manusia hanya dapat mendengar bunyi infrasonik
b. tidak adanya media perantara
c. tidak adanya frekuensi getar
d. manusia hanya dapat mendengar bunyi audiosonik
8. Peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain yang
berfrekuensi sama misalnya pada garpu tala disebut....
a. amplitude b. Gaung c. Gema d. Resonansi
9. Warna bunyi atau timbre adalah bunyi yang..
a. intensitasnya sangat tinggi
b. walaupun frekuensinya, tetapi terdengar sama
c. benar-benar sama
d. frekuensi sama namun terdengar berbeda
10. Pernyataan berikut yang benar adalah
a.bunyi dapat merambat melalui zat cair lebih kuat
b.bunyi hanya dapat merambat melalui udara
c.kelajuan rambat bunyi paling besar adalah di udara
d. bunyi tidak dapat merambat pada zat padat
11. Gelombang bunyi termasuk gelombang ....
a. transfersal b. longitudinal c. Elektromagnetik d. merambat
12. Bila tegangan senar di perbesar, kemudian senar dipetik maka yang akan terjadi....
a. amplitudo menjadi lebih kecil
b. amplitudo menjadi lebih besar
c. frekuensi menjadi lebih rendah
d. frekuensi menjadi lebih tinggi
13. Pergatikan gambar!
Garputala

11cm
3cm air

Berapakah frekuensi garpu tala jika terjadi resonansi pertama pada udara yang bergetar
dalam tabung jika diketahui cepat rambat bunyi di udara 340 m/s?
a. 31cm b.32 cm c. 21 cm d. 22 cm
14. Pada percobaan resonansi dikolom udara yang panjangnya 16 cm. Jika frekuensi garpu tala
yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah 512 Hz maka kecepatan bunyi ditempat
tersebut adalah...
A. 81,92 m/s b. 819,2 m/s c. 327,68 m/s d. 32,77 m/s
15. Bunyi petir baru terdengar setelah kilatnya terlihat. Hal ini menunjukan....
a.Kelajuan rambat bunyi lebih besar dibanding dengan kelajuan cepat rambat cahaya
b.Kilat dan petir memang terjadi bersamaan
c.Kilat terlihat lebih jelas daripada bunyi petir
d.Kelajuan rambat cahaya jauh lebih cepat dibandingkan dengan kelajuan rambat bunyi
16. Bunyi pantul yang menyebabkan bunyi asli terdengar tidak jelas disebut...
a. gema b. desah c. gaung d. Dentum
17. Frekuensi yang dihasilkan oleh senar/dawai dapat diselidiki dengan alat yang disebut...
a. sonometer b.barometer c. Nanometer d. anometer
18. Diantara zat dibawah ini yang dirambati bunyi dengan kecepatan paling besar adalah...
a. air b. oksigen c. minyak d. besi
19. Perhatikan cuplikan bunyi berikut yang biasa kita dengar diatas bukit
Bunyi asli: mem bi su
Bunyi pantul: ...... - mem bi su
Terdengar : mem - ....... su
Maka bunyi pantul itu termasuk .....
a. penguatan bunyi b. gaung c.gema d. echo
20. Sebuah kapal mengirimkansinyal ke dasar laut, setelah 6 sekon kemudian sinyal itu
diterima kembali. Jika kecepatan rambat bunyi dalam air laut 1.400 m/s maka kedalaman
laut tersebut adalah...
a. 466 m b. 644 m c. 4.200 m d. 8.400 m
21. Seorang anak berteriak kedalam sumur sedalam 15 m apabila bunyi pantul terdengar 0,1
sekon maka kecepatan bunyi di tempat tersebut adalah..
a. 300 m/s b. 150 m/s c. 15 m/s d. 1,5 m/s
22. Sebuah ambulans dengan sirine yang dibunyikan melewati kita. Bunyi yang kita dengar
ketika sirine mendekati, kemudian menjauhi kita adalah....
a. semakinkeras c. semakin keras kemudian melemah
b. semakin lemah d.semakin lemah kemudian menguat
23. Salah satu peristiwa yang menunjukan gelombang bunyi dapat dipantulkan adalah....
a.terjadinya gempa bumi c.penyerapan cahaya matahari oleh atmosfer
b. terbentuknya ombak dilaut d. terjadinya gema atau gaung
24. Kereta api yang jauh dapat di dengar jika telinga ditempelkan pada rel. Hal ini
membuktikan bahwa....
a. bunyi kereta apai hanya dapat merambat melalui rel
b bunyi kereta api sebagian besar merambat melalui rel
c. cepat rambat bunyirel kereta api lebih baik daripada udara
d. jika ada rel kereta api, udara tidak dapat merambatkan bunyi
25. Gendang atau bedug jika dipukul pada kulit penutupnya terdengar lebih keras dari pada
dipukul pada pinggiran kayunya, hal ini disebabkan oleh...
a. Didalam gendang tidak ada udara
b. udara di dalam gendang ikut bergetar
c. selaput tipis pada gendang ikut bergetar
d. kayu pada gendang sangat kuat
Lampiran B.8

Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar

1. C 11. B 21. B
2. C 12. D 22. C
3. D 13. A 23. D
4. B 14. B 24. C
5. D 15. D 25. B
6. B 16. C
7. B 17. A
8. D 18. D
9. D 19. B
10. C 20. C
Tabel 4.1. Data Nilai Pretest, Posttest dan N-gain
Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kontrol Eksperimen
Responden Responden
Pretest Posttes N-gain Pretest Posttes N-gain
1 16 72 0.67 1 12 76 0.73
2 20 72 0.65 2 16 64 0.57
3 24 80 0.74 3 16 80 0.76
4 24 72 0.63 4 20 80 0.75
5 24 76 0.68 5 20 80 0.75
6 24 60 0.47 6 28 88 0.83
7 24 80 0.74 7 20 80 0.75
8 28 76 0.67 8 24 88 0.84
9 28 64 0.50 9 24 72 0.63
10 28 80 0.72 10 28 60 0.44
11 28 64 0.50 11 20 80 0.75
12 28 76 0.67 12 32 92 0.88
13 32 68 0.53 13 32 80 0.71
14 32 80 0.71 14 32 64 0.47
15 32 60 0.41 15 32 68 0.53
16 32 52 0.29 16 32 92 0.88
17 32 56 0.35 17 36 68 0.50
18 32 64 0.47 18 36 84 0.75
19 36 76 0.63 19 40 92 0.87
20 36 80 0.69 20 40 68 0.47
21 36 64 0.44 21 40 88 0.80
22 40 60 0.33 22 40 72 0.53
23 40 76 0.60 23 40 88 0.80
24 44 60 0.29 24 40 68 0.47
25 44 64 0.36 25 44 92 0.86
26 44 76 0.57 26 44 76 0.57
27 44 80 0.64 27 44 92 0.86
28 44 72 0.50 28 44 84 0.71
29 44 80 0.64 29 44 92 0.86
30 44 56 0.21 30 44 92 0.86
Mean 32.16 68.66 0.54 Mean 32.3 80.3 0.71
SD 8.087 8.40 0.15 SD 9.90 10.02 0.15
Varians 65.40 70.57 0.022 Varians 98.02 100.51 0.023
Lampiran C.3

Data skor pretest siswa kelas kontrol


No Nilai No Nilai No Nilai
1 16 11 28 21 36
2 20 12 28 22 40
3 24 13 32 23 40
4 24 14 32 24 44
5 24 15 32 25 44
6 24 16 32 26 44
7 24 17 32 27 44
8 28 18 32 28 44
9 28 19 36 29 44
10 28 20 36 30 44

Skor Terbesar = 44
Skor Terkecil = 16

Rentang (R) = Skor Terbesar Skor Terkecil


= 44 16
= 28

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30


= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 6

R 28
Panjang Kelas (i) = 4,66 5
BK 6

Tabel Distribusi Frekuensi


Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi2
16-20 2 17.5 35 306.25 612.5
21-25 5 22.5 112.5 506.25 2531.25
26-30 5 27.5 137.5 756.25 3781.25
31-35 6 32.5 195 1056.25 6337.5
36-40 5 37.5 187.5 1406.25 7031.25
41-45 7 42.5 297.5 1806.25 12643.8
Jumlah 30 180 965 5837.5 32937.5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata
( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut ini
adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )

X
f xi i

f i

965

30
32,16

b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
1
nF
Me b P 2
f


Dimana:
b = batas bawah kelas median = 42,5
P = panjang kelas = 5
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2+5+5+6+5=32
f = nilai frekuensi kelas median = 7

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini
adalah sebagai berikut.
1
.30 23
Me 42,5 5 2
7


42,5 5 (1,14)
42,5 5.7
36,8
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
b
Mo b P 1
b1 b2
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 42,5
P = panjang kelas = 5
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 75=2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 70=7

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini
adalah sebagai berikut.
2
Mo 42,5 5
27
42,5 5 0,22
42,5 1,1
43,6

d. Deviasi Standar (S)


Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.

n fxi 2 fxi 30 332937,5 9652


2

s 8,087
nn 1 30 30 1

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:


a. Menentukan batas kelas, yaitu:
15,5 20,5 25,5 30,5 35,5 40,5 45,5

b. Mencari nilai Z-Score


Batas Kelas x
Z
s
15,5 32,16
Z1 2,06
8,087
20,5 32,16
Z2 1,442
8,087
25,5 32,16
Z3 0,824
8,087
30,5 32,16
Z4 0.206
8,087
35,5 32,16
Z5 0,412
8,087
40,5 32,16
Z6 1,03
8,087
45,5 32,16
Z7 1,648
8,087

c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,06 - Z-1,44 = 0,0552
Luas Ztabel = Z-1,44 - Z-0,82 = 0,1312
Luas Ztabel = Z-0,82 - Z-0,21 = 0,2107
Luas Ztabel = Z-0,21 + Z0,41= 0,2423
Luas Ztabel = Z0,41 Z1,03 = 0,1894
Luas Ztabel = Z1,03 - Z1,65= 0,102

d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei )


0,0552x 30 = 1,656
0,1312 x 30 = 3,936
0,2107 x 30 = 6,321
0,2423 x 30 = 7,269
0,1894 x 30 = 5,682
0,102 x 30 = 3,06

batas Z batas luas Z (Oi -


Kelas fi.xi xi fi. Xi2 Ei Oi
kelas kelas tabel Ei)2/Ei
15.5 -2.06088
16-20 35 17.5 612.5 0.0552 1.656 2 0.07146
20.5 -1.44261
21-25 112.5 22.5 2531.25 0.1312 3.936 5 0.28763
25.5 -0.82435
26-30 137.5 27.5 3781.25 0.2107 6.321 5 0.27607
30.5 -0.20609
31-35 195 32.5 6337.5 0.2423 7.269 6 0.22154
35.5 0.412176
36-40 187.5 37.5 7031.25 0.1894 5.682 5 0.08186
40.5 1.030439
41-45 297.5 42.5 12643.8 0.102 3.06 7 5.07307
45.5 1.648702
jumlah 965 180 32937.5 30
X2 6.01162

Mencari chi-kuadrat hitung ( 2 hitung )

2
hitung
k
OI EI 2
i 1 EI

2 hitung
2 1,6562 5 3,9362 5 6,3212 6 7,2692 5 5,6822 7 3,062
1,656 3,936 6,321 7,269 5,682 3,06
0,07146 0,28763 0,27607 0,22154 0,08186 5,073
6,01162

Nilai 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k 3 = 6 3 = 3pada tabel chi-
kuadrat didapat, 2 tabel = 7,81
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal

Dari penghitungan didapat:


2 hitung = 6,01 dan 2 tabel = 7,81
Jadi,
2 hitung < 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
Lampiran C.3

Data skor posttest siswa kelas kontrol


No Nilai No Nilai No Nilai
1 52 11 64 21 76
2 56 12 64 22 76
3 56 13 68 23 76
4 60 14 72 24 80
5 60 15 72 25 80
6 60 16 72 26 80
7 60 17 72 27 80
8 64 18 76 28 80
9 64 19 76 29 80
10 64 20 76 30 80

Skor Terbesar = 80
Skor Terkecil = 52

Rentang (R) = Skor Terbesar Skor Terkecil


= 80 52
= 28

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30


= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 6

R 28
Panjang Kelas (i) = 4,66 5
BK 6

Tabel Distribusi Frekuensi


Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi2
52-56 3 54 162 2916 8748
57-61 4 59 236 3481 13924
62-66 5 64 320 4096 20480
67-71 5 69 345 4761 23805
72-76 6 74 444 5476 32856
77-81 7 79 553 6241 43687
Jumlah 30 399 2060 26971 143500

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata
( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai posttest ini. Berikut ini
adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
d. Rata-rata ( X )

X
f xi i

f i

2060

30
68,66

e. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
1
nF
Me b P 2
f


Dimana:
b = batas bawah kelas median = 79
P = panjang kelas = 5
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3+4+5+5+6=23
f = nilai frekuensi kelas median = 7

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil posttest ini
adalah sebagai berikut.
1
.30 23
Me 79 5 2
7


79 5 (1,14)
79 5.7
73,3

f. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
b
Mo b P 1
b1 b2
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 42,5
P = panjang kelas = 5
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 75=2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 70=7

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil posttest ini
adalah sebagai berikut.
2
Mo 79 5
27
79 5 0,22
79 1,1
80,1
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.

n fxi 2 fxi 30 143500 20602


2

s 8,4
nn 1 30 30 1

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:


e. Menentukan batas kelas, yaitu:
51,5 56,5 61,5 66,5 71,5 76,5 81,5

f. Mencari nilai Z-Score


Batas Kelas x
Z
s
51,5 68,66
Z1 2,043
8,4
56,5 68,66
Z2 1,448
8,4
61,5 68,66
Z3 0,853
8,4
66,5 68,66
Z4 0.258
8,4
71,5 68,66
Z5 0,3373
8,4
76,5 68,66
Z6 9,324
8,4
81,5 68,66
Z7 1,5276
8,4

g. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,04 - Z-1,45 = 0,0528
Luas Ztabel = Z-1,45 - Z-0,85 = 0,1242
Luas Ztabel = Z-0,85 - Z-0,26 = 0,1997
Luas Ztabel = Z-0,26 + Z0,34= 0,2357
Luas Ztabel = Z0,34 Z0,93 = 0,1907
Luas Ztabel = Z0,93 - Z1,53= 0,1132

h. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei )


0,0528x 30 = 1,584
0,1242 x 30 = 3,726
0,1997 x 30 = 5,991
0,2357 x 30 = 7,071
0,1907 x 30 = 5,721
0,1132 x 30 = 3,396

batas Z batas luas Z (Oi -


Kelas fi.xi xi fi. Xi2 Ei Oi
kelas kelas tabel Ei)2/Ei
51.5 -2.043
52-56 162 54 8748 0.0528 1.584 3 1.26582
56.5 -1.448
57-61 236 59 13924 0.1242 3.726 4 0.02015
61.5 -0.853
62-66 320 64 20480 0.1997 5.991 5 0.16393
66.5 -0.258
67-71 345 69 23805 0.2357 7.071 5 0.60657
71.5 0.3373
72-76 444 74 32856 0.1907 5.721 6 0.01361
76.5 0.9324
77-81 553 79 43687 0.1132 3.396 7 3.82474
81.5 1.5276
jumlah 2060 399 143500 30
2
X 5.89481

Mencari chi-kuadrat hitung ( 2 hitung )


k
2hitung
OI EI 2
i 1 EI
2 hitung
3 1,5842 4 3,7262 5 5,9912 5 7,0712 6 5,7212 7 3,3962
1,584 3,726 5,991 7,071 5,721 3,396
1,2658 0,02015 0,16393 0,60657 0,01361 3,8247
5,89481

Nilai 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k 3 = 6 3 = 3pada tabel chi-
kuadrat didapat, 2 tabel = 7,81

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:


Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal

Dari penghitungan didapat:


2 hitung = 5,89 dan 2 tabel = 7,81
Jadi,
2 hitung < 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
Lampiran C.4

Data skor pretest siswa kelas ekperimen


No Nilai No Nilai No Nilai
1 12 11 28 21 40
2 16 12 32 22 40
3 16 13 32 23 40
4 20 14 32 24 40
5 20 15 32 25 44
6 20 16 32 26 44
7 20 17 36 27 44
8 24 18 36 28 44
9 24 19 40 29 44
10 28 20 40 30 44

Skor Terbesar = 44
Skor Terkecil = 12

Rentang (R) = Skor Terbesar Skor Terkecil


= 44 12
= 32

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30


= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 6

R 32
Panjang Kelas (i) = 5,33 6
BK 6

Tabel Distribusi Frekuensi


Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi2
12-17 3 14.5 43.5 210.3 630.8
18-23 4 20.5 82 420.3 1681
24-29 4 26.5 106 702.3 2809
30-35 5 32.5 162.5 1056 5281
36-41 8 38.5 308 1482 11858
42-47 6 44.5 267 1980 11882
Jumlah 30 177 969 5852 34142
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata
( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut ini
adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
g. Rata-rata ( X )

X
f xi i

f i

969

30
32,3

h. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
1
nF
Me b P 2
f


Dimana:
b = batas bawah kelas median = 38,5
P = panjang kelas = 6
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3+4+4+5=21
f = nilai frekuensi kelas median = 8

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini
adalah sebagai berikut.
1
.30 16
Me 38,5 6 2
8


38,5 6 (0,12)
38,5 0,72
37,28
i. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
b
Mo b P 1
b1 b2
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 38,5
P = panjang kelas = 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 85=3
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 86=2

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini
adalah sebagai berikut.
3
Mo 38,5 6
3 2
38,5 6 0,6
38,5 0,36
38,86

d. Deviasi Standar (S)


Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.

n fxi 2 fxi 30 34142 9692


2

s 9,9
nn 1 30 30 1

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:


i. Menentukan batas kelas, yaitu:
11,5 17,5 23,5 29,5 35,5 41,5 46,5

j. Mencari nilai Z-Score


Batas Kelas x
Z
s
11,5 32,3
Z1 2,1
9,9
17,5 32,3
Z2 1,494
9,9
23,5 32,3
Z3 0,888
9,9
29,5 32,3
Z4 0,282
9,9
35,5 32,3
Z5 0,323
9,9
41,5 32,3
Z6 0,929
9,9
46,5 32,3
Z7 1,434
9,9

k. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,10 - Z-1,49 = 0,0502
Luas Ztabel = Z-1,49 - Z-0,89 = 0,1186
Luas Ztabel = Z-0,89 - Z-0,28 = 0,203
Luas Ztabel = Z-0,28 + Z0,32= 0,2358
Luas Ztabel = Z0,32 - Z0,92 = 0,1983
Luas Ztabel = Z0,92 - Z1,43= 0,0998

l. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei )


0,0502 x 30 = 1,506
0,1186 x 30 = 3,558
0,2030 x 30 = 6,09
0,2358 x 30 = 7,074
0,1983 x 30 = 5,949
0,0998 x 30 = 2,994

Z
batas luas Z (Oi -
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas Ei Oi
kelas tabel Ei)2/Ei
kelas
11.5 -2.101
12-17 43.5 14.5 630.8 0.0502 1.506 3 1.482
17.5 -1.495
18-25 82 20.5 1681 0.1186 3.558 4 0.0549
23.5 -0.889
24-29 106 26.5 2809 0.203 6.09 4 0.7172
29.5 -0.283
30-35 162.5 32.5 5281 0.2358 7.074 5 0.608
35.5 0.323
36-41 308 38.5 11858 0.1983 5.949 8 0.7071
41.5 0.929
42-47 267 44.5 11882 0.0998 2.994 6 3.018
46.5 1.434
Jumlah 969 177 34142 30
2
X 6.5875

Mencari chi-kuadrat hitung ( 2 hitung )


k
2hitung
OI EI 2
i 1 EI

2
hitung
3 1,5062 4 3,5582 4 6,092 5 7,0742 8 5,9492 6 2,9942

1,506 3,558 6,09 7,074 5,949 2,994
1,4821 0,05491 0,71726 0,60807 0,7071 3,018
6,58749

Nilai 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k 3 = 6 3 = 3 pada tabel chi-
kuadrat didapat, 2 tabel = 7,81
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal

Dari penghitungan didapat:


2 hitung = 6,58dan 2 tabel = 7,81
Jadi,
2 hitung < 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
Lampiran C.5

Data skor posttest siswa kelas eksperimen


No Nilai No Nilai No Nilai
1 60 11 76 21 88
2 64 12 80 22 88
3 64 13 80 23 88
4 68 14 80 24 92
5 68 15 80 25 92
6 68 16 80 26 92
7 68 17 80 27 92
8 72 18 84 28 92
9 72 19 84 29 92
10 76 20 88 30 92

Skor Terbesar = 92
Skor Terkecil = 60

Rentang (R) = Skor Terbesar Skor Terkecil


= 92 60
= 32

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30


= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 6

R 32
Panjang Kelas (i) = 5,33 6
BK 6

Tabel Distribusi Frekuensi


Nilai fi xi fi . Xi xi2 fi . xi2
60-65 3 62.5 187.5 3906 11718.75
66-71 4 68.5 274 4692 18769
72-77 4 74.5 298 5550 22201
78-83 6 80.5 483 6480 38881.5
84-89 6 86.5 519 7482 44893.5
90-95 7 92.5 647.5 8556 59893.75
Jumlah 30 465 2409 36668 196357.5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata
( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai posttest ini. Berikut ini
adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
j. Rata-rata ( X )

X
f xi i

f i

2409

30
80,3

k. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
1
nF
Me b P 2
f


Dimana:
b = batas bawah kelas median = 92,5
P = panjang kelas = 5
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3+4+4+6+6=23
f = nilai frekuensi kelas median = 7

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil posttest ini
adalah sebagai berikut.
1
.30 23
Me 92,5 5 2
7


92,5 5 (1,14)
92,5 5,7
98,2
l. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
b
Mo b P 1
b1 b2
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 92,5
P = panjang kelas = 5
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 76=1
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 70=7

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil posttest ini
adalah sebagai berikut.
1
Mo 92,5 5
1 7
92,5 5 0,12
92,5 0,62
93,12
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.

n fxi 2 fxi 30 196357,5 24092


2

s 10,025
nn 1 30 30 1

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:


m. Menentukan batas kelas, yaitu:
59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 95,5

n. Mencari nilai Z-Score


Batas Kelas x
Z
s
59,5 80,3
Z1 2,075
10,025
65,5 80,3
Z2 1,476
10,025
71,5 80,3
Z3 0,878
10,025
77,5 80,3
Z4 0.279
10,025
83,5 80,3
Z5 0,3192
10,025
89,5 80,3
Z6 0.9177
10,025
95,5 80,3
Z7 1,5161
10,025

o. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas:
Luas Ztabel = Z-2,06 - Z-1,48 = 0,0506
Luas Ztabel = Z-1,48 - Z-0,88 = 0,1242
Luas Ztabel = Z-0,88 - Z-0,28 = 0,2003
Luas Ztabel = Z-0,28 + Z0,32= 0,2358
Luas Ztabel = Z0,32 Z0,92 = 0,1957
Luas Ztabel = Z0,92 - Z1,52= 0,1145

p. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei )


0,0506x 30 = 1,518
0,1200 x 30 = 3,6
0,2003 x 30 = 6,009
0,2358 x 30 = 7,074
0,1957 x 30 = 5,871
0,1145 x 30 = 3,435
batas Z batas luas Z (Oi -
Kelas fi.xi Xi fi. Xi2 Ei Oi
kelas kelas tabel Ei)2/Ei
59.5 -2.075
60-65 187.5 62.5 11718.75 0.0506 1.518 3 1.44685
65.5 -1.476
66-71 274 68.5 18769 0.12 3.6 4 0.04444
71.5 -0.878
72-77 298 74.5 22201 0.2003 6.009 4 0.67167
77.5 -0.279
78-83 483 80.5 38881.5 0.2358 7.074 6 0.16306
83.5 0.3192
84-89 519 86.5 44893.5 0.1957 5.871 6 0.00283
89.5 0.9177
90-95 647.5 92.5 59893.75 0.1145 3.435 7 3.69992
95.5 1.5161
jumlah 2409 465 196357.5 30
X2 6.02878
Mencari chi-kuadrat hitung ( 2
hitung )

2
hitung
k
OI EI 2
i 1 EI

2 hitung
3 1,5182 4 3,62 4 6,0092 6 7,0742 6 5,8712 7 3,4352
1,518 3,6 6.009 7,074 5,871 3,435
1,44685 0,04444 0,67167 0,16306 0,00283 3,69992
6,02878
Nilai 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k 3 = 6 3 = 3pada tabel chi-
kuadrat didapat, 2 tabel = 7,81
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika 2 hitung 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal

Dari penghitungan didapat:


2 hitung = 6,03 dan 2 tabel = 7,81
Jadi,
2 hitung < 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
Lampiran C.6

Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil pretest dan posttest digunakan uji
Bartlett berdasarkan rumus berikut ini:

dkxLogSi
X 2 ln 10 B 2

Keterangan:
Si2 = Varians tiap kelompok data
dk = n 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = (Log S2gab) (dk)

S2gab = Varians gabungan = S2gab =


dkxS i
2

dk
Kriteria yang digunakan dalam uji bartlet adalah:

- Jika 2 hitung < 2 tabel , maka data memiliki varians yang homogen

- Jika 2 hitung > 2 tabel , maka data memiliki varians yang tidak homogen

A. Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol


Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji bartlet sebagai berikut:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap kelompok
Jumlah sampel eksperimen = 30
Jumlah sampel kontrol = 30
S12 = SD12 = (8,584)2 = 98,02759
S22 = SD22 = (8,841)2 = 65,4023
2. Membuat tabel bantu sebagai berikut

Sampel db = n - 1 Si2 Log Si2 db . Log Si2 db . Si2


Eksperimen
= 30 29 98.02759 1.991348 57.7491 2842.8
Kontrol = 30 29 65.4023 1.815593 52.6522 1896.667
58 163.4299 110.4013 4739.467
3. Menghitung Varians Gabungan

dk.Si 2 4739,467
S gab
2
81,71
dk 58

4. Menghitung log dari varian gabungan:


LogS2 gab Log81,71 1,9123
5. Menghitung nilai Barlett
B ( LogS 2 gab)(dk)
B 1,9123x58
B 110.9135
6. Menghitung nilai X2hitung
2 ln 10B dkxLogSi2
2 (2,30) x(110,9135 110,4013)
2 (2,30) x(0,5122)
2 1,1793
7. Menetukan nilai X2tabel titik kritis
2 tabel untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan = 0,05
maka didapat 2 tabel = 3,8414

Dari penghitungan didapat:


2 hitung = 1,179 dan 2 tabel = 3,8414
Ternyata, 2 hitung < 2 tabel atau 1,179 < 3,8414, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok berasal dari populasi yang homogen.
2 tabel untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan = 0,05, maka didapat 2 tabel = 3,8414
B. Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji bartlet sebagai berikut:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap kelompok
Jumlah sampel eksperimen = 30
Jumlah sampel kontrol = 30
S12 = SD12 = (80,63)2 = 100,5103
S22 = SD22 = (72,53)2 = 70,5747
2. Membuat tabel bantu sebagai berikut

Sampel db = n - 1 Si2 Log Si2 db . Log Si2 db . Si2


Eksperimen
= 30 29 100.5103 2.002211 58.06411 2914.8
Kontrol = 30 29 70.57471 1.848649 53.61082 2046.667
58 171.0851 111.6749 4961.467

3. Menghitung Varians Gabungan

dkxSi 2 4961,467
S gab
2
85,5425
dk 58

4. Menghitung log dari varian gabungan:


LogS2 gab Log85,5425 1,932
5. Menghitung nilai Bartlet
B ( LogS 2 gab)(dk)
B 1,932x58
B 112,0666
6. Menghitung nilai X2hitung
2 ln 10B dkxLogSi2
2 (2,30) x(112,0666 111,6749)
2 (2,30) x(0,3916)
2 0,9017

7. Menentukan nilai X2tabel titik kritis


2 tabel untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan = 0,05
maka didapat 2 tabel = 3,8414

Dari penghitungan didapat:


2 hitung = 0,9017 dan 2 tabel = 3,841
Ternyata, 2 hitung < 2 tabel atau 0,9017 < 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran C.8
UJI NORMAL GAIN
skor posttest skor pretest
N Gain
skor ideal skor pretest
Eksperimen
No Pretest Posstest N-Gain Kategori
1 28 76 0.67 sedang
2 20 72 0.65 sedang
3 24 80 0.74 tinggi
4 44 72 0.50 sedang
5 32 64 0.47 sedang
6 24 60 0.47 sedang
7 24 80 0.74 tinggi
8 28 76 0.67 sedang
9 28 64 0.50 sedang
10 32 56 0.35 sedang
11 44 80 0.64 sedang
12 36 76 0.63 sedang
13 36 80 0.69 sedang
14 32 80 0.71 tinggi
15 32 60 0.41 sedang
16 32 52 0.29 rendah
17 44 80 0.64 sedang
18 44 56 0.21 rendah
19 28 80 0.72 tinggi
20 24 72 0.63 sedang
21 36 64 0.44 sedang
22 40 60 0.33 sedang
23 40 76 0.60 sedang
24 44 60 0.29 rendah
25 44 64 0.36 sedang
26 44 76 0.57 sedang
27 16 72 0.67 sedang
28 28 64 0.50 sedang
29 24 76 0.68 sedang
30 32 68 0.53 sedang

Skor Terbesar = 0,74


Skor Terkecil = 0,21
Rentang (R) = Skor Terbesar Skor Terkecil
= 0,74 0,21
= 0,53
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 6

R 0,53
Panjang Kelas (i) = 0,08
BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Nilai Tengah
f (xi) f.xi f.xi2
0,20-0,29 3 0.245 0.1800
0.735 8
0,30-0,39 3 0.345 0.3570
1.035 8
0,40-0,49 4 0.445 1.78 0.7921
0,50-0,59 5 0.545 1.4851
2.725 3
0,60-0,69 10 0.645 4.1602
6.45 5
0,70-0,79 5 0.745 2.7751
3.725 3
Jumlah () 30 2.97 9.7497
16.45 5

a. Rata-Rata ( x )

x
fx i

16,45
0,54 (termasuk kategori sedang)
n 30

b. Simpangan Standar (Standar Deviasi)

fixi
fixi fi
2
2
9,749
16,452
30 0,729
S 0,025 0,158
fi 1 30 1 29

Varian (S2) = (0,1493)2 = 0,025


Lampiran C.9
UJI NORMAL GAIN
skor posttest skor pretest
N Gain
skor ideal skor pretest
Eksperimen
No Pretest Posstest N-Gain Kategori
1 32 64 0.47 sedang
2 16 64 0.57 sedang
3 20 80 0.75 tinggi
4 32 92 0.88 tinggi
5 20 80 0.75 tinggi
6 28 88 0.83 tinggi
7 20 80 0.75 tinggi
8 24 88 0.84 tinggi
9 16 80 0.76 tinggi
10 20 80 0.75 tinggi
11 12 76 0.73 tinggi
12 40 72 0.53 sedang
13 44 76 0.57 sedang
14 40 88 0.80 tinggi
15 32 80 0.71 tinggi
16 40 88 0.80 tinggi
17 44 92 0.86 tinggi
18 36 84 0.75 tinggi
19 40 92 0.87 tinggi
20 40 68 0.47 sedang
21 44 92 0.86 tinggi
22 32 92 0.88 tinggi
23 36 68 0.50 sedang
24 44 92 0.86 tinggi
25 40 68 0.47 sedang
26 32 68 0.53 sedang
27 24 72 0.63 sedang
28 44 84 0.71 tinggi
29 28 60 0.44 sedang
30 44 92 0.86 tinggi

Skor Terbesar = 0,88


Skor Terkecil = 0,44
Rentang (R) = Skor Terbesar Skor Terkecil
= 0,88 0,44
= 0,44
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 6

R 0,44
Panjang Kelas (i) = 0,07
BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Nilai
f Tengah (xi) f.xi f.xi2
0,31-0,40 0 0.355 0 0
0,41-0,50 5 0.455 2.275 1.03513
0,51-0,60 4 0.555 2.22 1.2321
0,61-0,70 1 0.655 0.655 0.42903
0,71-0,80 11 0.755 8.305 6.27028
0,81-0,90 9 0.855 7.695 6.57923
Jumlah () 30 3.63 21.15 15.5458

c. Rata-Rata ( x )

x
fx i

21,15
0,71 (termasuk kategori tinggi)
n 30

d. Simpangan Standar (Standar Deviasi)

fixi
fixi fi
2
2
15,335
212
S 30 0,635 0,022 0,15
fi 1 30 1 29

Varian (S2) = (0,15)2 = 0,023


Lampiran C.10
Uji-t
x1 x2
t
1 1
Sg
n1 n2

Dimana :

Sg
n1 1S12 n2 1S2 2
n1 n2 2

Sg
30 1 0,023 30 1 0,025 1,392
0,024 0,15
30 30 2 58

Sehingga:
0,71 0,55 0,16
t 4,2
1 1 0,15 0,25
Sg
30 30
ttabel untuk (dk) = (n1-1) + (n2-1) = 58 dengan = 0,05 didapat ttabel = 1,982

Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar 4,2 dan ttabel =
1,982. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel < thitung atau 1,982 < 4,2. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara normal gain
kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol.

You might also like