You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1 . 1 L ATAR B E L A K A N G

Kemiskinan adalah situasi penduduk atau sebagian penduduk yang


han ya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat
diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Di Indonesia, k h u s u s n ya Daerah Istimewa Yog y a k a r t a masih
memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Kemiskinan ini mempengaruhi
mas yarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupn ya, salah satun ya
kebutuhan akan pendidikan.
Yog y a k a r t a s a n g a t m e l e k a t d e n g a n j u l u k a n K o t a P e l a j a r . N a m u n
hal tersebut tidak sepenuhnya menjamin bahwa masyarakat setempat
mengenyam bangku pendidikan yang selayaknya. Hal ini menarik
perhatian penulis untuk men yoroti lebih dalam masalah kemiskinan
sebagai salah satu penyebab rendahnya tingkat pendidikan mas yarakat
d i Yog y a k a r t a .

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apakah yang dimaksud dengan kemiskinan? Ap a saja yang


menjadi faktor terjadinya kemiskinan?
Apakah yang dimaksud dengan pendidikan?
Pentingkah pendidikan untuk masa depan anak bangsa?
Bagaimanakah pengaruh kemiskinan terhadap tingkat pendidikan
m a s y a r a k a t Yog y a k a r t a ?

1
1 . 3 TU J U A N

Mengetahui yang dimaksud dengan kemiskinan serta mengetahui


apa saja yang menjadi faktor terjadinya kemiskinan.
Mengetahui pengertian pendidikan.
Mengetahui pentingnya pendidikan untuk masa depan anak
bangsa.
Mengetahui pengaruh kemiskinan terhadap tingkat pendidikan
m a s y a r a k a t Yog y a k a r t a .
Memenuhi tugas Pendidikan Pancasila.

1 . 4 M A N FAAT

Untuk Pemerintah
Sebagai bahan evaluasi kinerja pemerintah dalam mengatasi
kemiskinan.
Untuk Mas yarakat
Memberi kesadaran kepada mas yarakat akan pentingnya
pendidikan untuk masa depan.
Untuk Penulis
Menambah wawasan mengenai kemiskinan dan pengaruhnya
terhadap pendidikan mas yarakat.

2
BAB II
L A N D A S A N TE O R I

Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang


rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah
atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang
umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. (Suparlan:1993).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mas yarakat bangsa dan
n e g a r a . ( U U R I N o . 2 0 Tah u n 2 0 0 3 t e n t a n g S i s t e m P e n d i d i k a n N a s i o n a l ,
pasal 1).
Proses pendidikan bukan han ya apa yang disebut dengan transfer of
knowledge, transfer of value, transfer of skill , namun keseluruhan
kegiatan yang dapat memanusiakan manusia sehingga menjadi individu
yang mampu mengembangkan dirin ya dalam menghadapi dan
memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupann ya, sehingga
pendidikan dapat dikatakan sebagai perencanaan masa depan suatu
bangsa.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3 . 1 P e n g e r t i an K e mi s ki n a n d a n F a kt o r P e ny e b a bn y a

Kemiskinan merupakan salah satu masalah nasional. Kemiskinan


adalah standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adan ya suatu tingkat
kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan
dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
b e r s a n g k u t a n . Ti n g k a t k e m i s k i n a n m e n j a d i g a m b a r a n k e s e j a h t e r a a n
suatu bangsa

Ada dua kondisi yang men yebabkan kemiskinan bisa terjadi , yaitu :
1. Kemiskinan alamiah
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam.

2. Kemiskinan buatan
Kemisikinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di
mas yarakat membuat sebagian anggota mas yarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang
tersedia hingga mereka tetap miskin.

Bila kedua faktor kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah


pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor kemiskinan antara
lain:
Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin
tidak dapat menjalani dan mendapatkan hakn ya atas
pendidikan dikarenakan biaya yang tinggi.

4
Rendahn ya minat mas yarakat miskin untuk berjuang mencapai
hakn ya karena mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai
pentingnya memiliki pendidikan tinggi.

3 . 2 P e n g e r t i an P e n d i d i k a n

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mas yarakat bangsa dan
negara.

3 . 3 P e n t i n g n y a P en d i d i ka n un t u k M a s a D e p a n An a k B a n g s a

Generasi anak bangsa yang tentu akan memimpin negeri ini ke


depann ya. Bila generasi anak bangsa tidak mendapatkan pendidikan
yang memadai maka kita akan tertinggal dari bangsa lain. Disinilah
pentingnya pendidikan untuk masa depan anak bangsa yaitu
meningkatkan kualitas generasi muda sehingga mereka akan mampu
untuk menghadapi persaingan global dunia.

3 . 4 P e n g a r u h K e mi s k i n a n t e r h a d a p P e n d i d i ka n

Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap narasumber yakni,


VK berusia 11 tahun men yatakan bahwa ia mengalami kesulitan dana
untuk memenuhi biaya pendidikann ya. Ia tengah mengenyam pendidikan
di salah satu sekolah dasar di daerah Lempuyangan, kini ia duduk di
bangku kelas 5.
VK terpaksa mengemis di sepanjang jalan Malioboro sepulang ia
sekolah, bahkan waktu yang seharusnya ia gunakan untuk belajar dan
beristirahat tersita han ya untuk mencari uang tambahan. Salah satu cara

5
yang ia lakukan untuk memperoleh uang adalah dengan membagikan
amplop kepada orang-orang yang berada di sekelilingnya dengan
harapan orang-orang tersebut memberikan sedekah ke dalam amplop
yang telah ia berikan sebelumn ya. Itu ia lakukan untuk membantu
keluarga dan membiayai sekolahn ya. Bila dijumlahkan hasil pendapatan
ayah VK yang kesehariann ya bekerja sebagai tukang becak dengan ibu
VK yang sama-sama mengemis han ya sekitar Rp 30.000,00. Pendapatan
tersebut tidak han ya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga VK saja, melainkan juga untuk biaya pendidikan. Hal ini
men yebabkan VKkesulitan dalam memenuhi kebutuhannya dalam
menempuh pendidikan. Ti n g g i n y a uang SPP dan uang pendidikan
tambahan yang lain menjadi beban keluarga VK, untuk kebutuhan
makan saja terkadang tidak terpenuhi.
Hal ini menjadi sorotan penulis, betapa sulitnya mas yarakat untuk
mengenyam bangku pendidikan hingga jenjang tertinggi. Kejadian yang
dialami oleh VK merupakan salah satu bukti bahwa kemiskinan
merenggut masa depan anak bangsa. Untuk mengen yam bangku
p e n d i d i k a n S e k o l a h D a s a r s a j a m e m b u t u h k a n b i a y a y a n g c u k u p b e s a r,
hal ini seharusn ya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk
memberikan solusi serta tindakan nyata agar anak-anak bangsa dapat
mengenyam bangku pendidikan yang layak.
Yog y a k a r t a y a n g d i k e n a l d e n g a n k o t a p e l a j a r t i d a k m e n j a m i n
bahwa masyarakatnya dapat mengenyam pendidikan yang layak. Ban yak
mas yarakat yang pendidikannya terputus ditengah jalan dikarenakan
b i a y a p e n d i d i k a n y a n g c u k u p m a h a l . Ti d a k h a n y a b i a y a p e n d i d i k a n n y a
saja yang mahal, namun buku penunjang dan perlengkapan sekolah yang
dibutuhkan juga dijual dengan harga yang cukup tinggi.
Narasumber kedua adalah Ibu NR. Ibu NR berasal dari Gombong,
J a w a Ten g a h , n a m u n t e l a h l i m a t a h u n I b u N R m e n e t a p d i Yog y a k a r t a .
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Ibu NR mengemis sepanjang
Jalan Malioboro dan memperoleh penghasilan Rp15.000,00
Rp20.000,00 .
Ibu NR telah berusia 65 tahun memiliki lima orang anak.Anak-
anak Ibu NR tidak dapat bersekolah karena terbentur biaya sekolah

6
yang tinggi. Dari kelima anakn ya, tidak ada satupun yang mengen yam
bangku pendidikan. Sejak kecil mereka bekerja untuk membantu orang
tua mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan yang mereka
lakukan pun tidak seberapa, hanya menjadi buruh kasar untuk orang-
orang yang membutuhkan jasa mereka.
Pern yataan dari VK dan Ibu NR mengungkapkan fakta bahwa
masih banyaknya siswa yang terpaksa tidak mengen yam bangku
pendidikan karena terhalang biaya pendidikan yang mahal. Bila ada
anak kurang mampu yang bersekolah pun, ia harus bekerja ekstra untuk
bisa mencukupi biaya pendidikan.
Jika untuk mengen yam bangku pendidikan saja harus bersusah
payah dengan melakukan berbagai hal, bagaimana bisa Indonesia
melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pendidikan
memang tidak harus didapatkan dari lembaga formal saja. Namun
dengan mendapatkan pendidikan dari lembaga formal generasi penerus
bangsa memiliki pola pikir yang lebih maju dan berwawasan.

7
BAB IV
PENUTUP

4 . 1 K e s i mp u l a n

Kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah, yaitu


adan ya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan
orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku
dalam mas yarakat yang bersangkuta n.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mas yarakat bangsa dan
negara.
Generasi anak bangsa yang tentu akan memimpin negeri ini ke
depann ya. Bila generasi anak bangsa tidak mendapatkan pendidikan
yang memadai maka kita akan tertinggal dari bangsa lain. Disinilah
pentingnya pendidikan untuk masa depan anak bangsa yaitu
meningkatkan kualitas generasi muda sehingga mereka akan mampu
untuk menghadapi persaingan global dunia.
Pern yataan dari VK dan Ibu NR mengungkapkan fakta bahwa
masih banyaknya siswa yang terpaksa tidak mengen yam bangku
pendidikan karena terhalang biaya pendidikan yang mahal. Bila ada
anak kurang mampu yang bersekolah pun, ia harus bekerja ekstra untuk
bisa mencukupi biaya pendidikan.
Jika untuk mengen yam bangku pendidikan saja harus bersusah
payah dengan melakukan berbagai hal, bagaimana bisa Indonesia
melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pendidikan

8
memang tidak harus didapatkan dari lembaga formal saja. Namun
dengan mendapatkan pendidikan dari lembaga formal generasi penerus
bangsa memiliki pola pikir yang lebih maju dan berwawasan.

4.2 Kritik dan Saran

Kepada Pemerintah :

Agar lebih memperhatikan masalah pendidikan terutama yang berkaitan dengan


besarnya biaya pendidikan yang menjadi salah satu faktor penyebab anak-anak bangsa
tidak mampu mengenyam bangku pendidikan yang selayaknya.
Agar pemerintah lebih bijaksana dalam mengatur pemerataan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) sehingga dapat mengurangi banyaknya anak yang tidak
mampu mengenyam bangku pendidikan.
Agar pemerintah mau ikut turun tangan secara langsung untuk melihat keadaan anak-
anak bangsa yang tidak berpendidikan dan ingin sekali merasakan pendidikan yang
layak, seperti anak-anak jalanan. Sehingga pemerintah mau berinisiatif untuk
membuat lembaga pendidikan khusus bagi anak-anak yang kurang beruntung tersebut
sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan bangsa.

Kepada Masyarakat :

Meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap masyarakat-masyarakat lain yang


kurang mampu serta mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan
bagi masa depan mereka.
Lebih aktif dalam menyalurkan berbagai aspirasi kepada pemerintah untuk lebih
memperhatikan banyaknya masalah pendidikan.
Untuk lebih menyadarkan masyarakat agar lebih menghargai pendidikan yang telah ia
dapat dan memanfaatkan dengan sebaik mungkin serta tidak menyalahgunakannya
karena diluar sana masih banyak orang yang belum bisa mengenyam bangku
pendidikan.

9
D A F TAR P US TAK A

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00341-KA%20Bab%202.pdf

10

You might also like