MENATA RUANG DENGAN MENGIKUTI PRINSIP HIRARKI RUANG
Kita bisa menata ruang-ruang dalam rumah kita sesuka hati kita . Sesuai dengan selera dan kebutuhan anda dan keluarga anda. Dari segi ukuran, jumlah ruang, warna , bentuk ruang. Apapun sepanjang sesuai dengan ketersediaan ruang, lahan, dan dana yang anda`miliki. Namun dalam menyusun ruang-ruang tersebut kita tidak boleh melupakan bahwa hubungan antar ruang memerlukan suatu prinsip penataan yang disebut hirarki ruang. Hirarki ruang adalah suatu prinsip yang berdasarkan pendapat bahwa setiap ruang di dalam rumah tinggal mempunyai tingkatan hirarki (arti sebenarnya adalah: susunan tingkat kependetaan) . Hirarki disini adalah tingkatan dalam hal ke privasi-an. Semakin tinggi ruang dalam tingkatan ke privasian, semakin terbatas akses bagi orang lain untuk memasukinya.Ruang ruang disusun sedemikian rupa sehingga satu ruang hanya berhubungan dengan ruang lainnya yang tingkat hirarkinya setingkat lebih rendah atau lebih tinggi nilai keprivasi-annya. Seperti kita ketahui manusia membutuhkan kebersamaan namun pada saat yang lain juga butuh saat saat menyendiri. Sejalan dengan itu kita juga membutuhkan ruang-ruang untuk berkumpul bersama di satu saat dan ruang-ruang lain untuk menyendiri di saat yang lain. Secara budaya kemudian muncul apa yang disebut daerah umum (public) dan daerah pribadi ( private). Pembagian umum dan pribadi ini tentu amat mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara kedua daerah tersebut. Harus terpisah dengan jelas namun tidak boleh terasing satu sama lain. Untuk itulah diperlukan suatu prinsip penataan hirarki ruang ini. Umpamanya katakanlah di tingkat paling bawah dari tangga hirarki adalah jalan di depan rumah kita. Jalan adalah suatu bentuk ruang daerah publik. Artinya, siapapun boleh lalu lalang, berhenti untuk melakukan apapun sepanjang tidak menggangu ketentraman bersama. Satu tingkat hirarki diatas jalan adalah halaman depan rumah kita. Ruang ini adalah milik pribadi tetapi siapapun bisa diterima disini sepanjang tidak menunjukkan gelagat-gelagat yang merugikan. Tingkat selanjutnya adalah teras atau foyer yang merupakan daerah perbatasan antara daerah publik dan daerah pribadi. Siapapun bisa berada disini atas persetujuan tuan rumah. Kemudian ruang tamu. Seseorang hanya bisa masuk atas undangan atau persilahan dari tuan rumah. Selanjutnya di tingkat berikutnya ada ruang makan, kemudian ruang tidur, kamar mandi dan toilet di puncak hirarki. Tempat dimana seseorang bisa mengundurkan diri secara total. Dengan demikian penataan ruang yang mengikuti hirarki ruang adalah penataan yang menyusun ruang-ruang dalam rumah kita sedemikian rupa sehingga hubungan dari setiap ruang mengikuti urut-urutan tingkat ke privasi-an masing-masing ruang. Penataan seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan rasa keamanan, kenyamanan dan ketenteraman bagi penghuni rumah. Setiap kegiatan atau kehadiran penghuni yang satu tidak mengganggu yang lainnya tanpa munculnya rasa saling keterasingan. Setiap ruang dengan tingkatan hirarki dibatasi oleh sesuatu yang secara umum oleh Serge Chermayef danChristoper Alexander dalam bukunya Community and Privacy disebut sebagai joints (buku/ruas). Joints ini berfungsi sebagai aling-aling visual dan suara, disamping aling-aling fisik tentunya.Jadi bisa berupa sekedar tirai tipis atau dinding bata. Namun pembatas ini selain bersifat menghalangi juga harus punya kemampuan memberi akses diantara dua ruang tersebut untuk mobilitas`internal. Karena itu pembatas tersebut biasanya ada bukaannya baik yang berdaun pintu maupun tidak. Tentu akan timbul pertanyaan, bagaimana kalau lahan dan bangunan begitu kecilnya sehingga amat sulit menyusun hirarki ruang yang pantas. Jawabannya adalah memang pada kenyataannya kita harus menerima bahwa semakin besar lahan dan bangunan rumah tinggal kita, semakin banyak anak tangga hirarki yang bisa kita susun. Sebaliknya semakin kecil rumah tinggal kita semakin sedikit tingkatan hirarkinya. Mungkin hanya dua tingkatan ruang: publik dan ruang privasi . Artinya dari daerah umum kita akan langsung memasuki daerah privasi, tanpa suatu daerah atau ruang perantara sedikitpun. Dalam hal ini ke privasi-an hanya dilindungi oleh joints yang disebut diatas. Peran joints menjadi sangat penting disini. Hirarki ruang bersifat universal , berlaku dimana-mana. Di perkotaan maupun di desa, dimanapun manusia membentuk kelompok masyarakat. Cuma memang penerapannya berbeda berdasarkan lokasi geografis, iklim, dan budaya(mungkin semuanya itu saling mempengaruhi). Untuk negeri kita dengan iklim tropis, umumnya semua pintu keluar bersifat selalu terbuka (normally open). Hal ini tentu membuat perancangan antara daerah pribadi dan daerah umum menjadi agak lebih sulit. Dahulu rumah-rumah panggung memberikan pemecahan yang baik sekali bagi masalah perancangan ini dengan cara memberikan perbedaan tinggi lantai antara daerah umum (outdoor)dan daerah pribadi (indoor) . Seorang asing atau tamu harus menaiki tangga untuk mencapai daerah privasi. Sebaliknya pemilik rumah merasa nyaman terpisah namun tidak terisolir dengan ruang publik. Demikian juga bangunan pendopo di Jawa Tengah yang merupakan ruang peralihan antara daerah umum dan daerah pribadi. Didaerah beriklim 4 musim sebaliknya pintu pintu bersifat selalu tertutup (normally close) sehingga pemisahan wilayah umum dan pribadi lebih sederhana. Satu keuntungan lagi dari penyusunan ruang secara hirarkis adalah kita hanya perlu memerlukan sedikit daun pintu didalam rumah kita (mungkin hanya pintu masuk,kamar tidur dan kamar mandi) karena ruang-ruang telah ditata sedemikian rupa sehingga satu ruang hanya berhubungan dengan ruang yang lain yang cuma lebih rendah atu tingkat keprivasi- annya.