You are on page 1of 5

Konsep dari Laba

Laba secara singkat biasa disebut sebagai earnings atau profit, namun dalam hal
keuangan income adalah efek bersih dari operasi bisnis selama periode tertentu. Menurut
Standar Akuntansi Keuangan (1999:12), penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Secara konseptual, pendapatan dimaksudkan untuk dapat menyediakan ukuran dari


perubahan kekayaan stockholders selama periode dan perkiraan dari profitabilitas bisnis saat
ini yang menggambarkan sejauh mana usaha atau bisnis mampu untuk menutupi biaya
operasinya dan mendapatkan return untuk para shareholders. Indikator profitabilitas
perusahaan sangat penting untuk seorang analis karena membantu dalam memperkirakan
masa depan potensi income dari bisnis, yang bisa dibilang merupakan salah satu tugas yang
paling penting dalam analisis bisnis. Accounting income itu berbeda dengan economic
income, itu karena akuntansi menggunakan kriteria yang berbeda dalam menentukan income.

A. Economic Concept dari Income


Economic Income
Biasanya ditentukan sebagai arus kas selama periode ditambah dengan
change in the present value of expected future cash flow, biasanya diwakili
oleh perubahan nilai pasar dari net asset. Economic income berguna ketika
tujuan dari analisis adalah untuk menentukan return untuk para
shareholders pada periode tersebut. Dalam arti, pendapatan ekonomi
adalah garis indikator bawah kinerja perusahaan mengukur dampak
keuangan pada periode tertentu secara komprehensif.
Cara menghitung economic income adalah :
Laba Ekonomi = Total Pendapatan Total Biaya Peluang Kehilangan
Biaya

Permanent Income
Disebut juga sebagai sustainable income atau recurring income yang
didefinisikan sebagai pendapatan rata-rata yang diharapkan untuk dapat
going concern. Pendapatan permanen mencerminkan fokus jangka
panjang. Oleh karena itu, pendapatan permanen secara konseptual mirip
dengan kekuatan produktif berkelanjutan (sustainable earning power),
yang merupakan konsep penting untuk penilaian ekuitas dan analisis
kredit. Berikut ini analisis permanent income pada PT Unilever Tbk

Operating Income
Pendapatan operasional mengacu pada pendapatan yang muncul dari
aktivitas operasi perusahaan. Dalam buku keuangan sering menyebutnya
dengan Net Operating Profit After Tax (NOPAT). Pendapatan operasional
merupakan konsep penting dalam penilaian, dapat dilihat dari tujuan
keuangan perusahaan untuk memisahkan kegiatan operasi bisnis dari
aktivitas pendanaan. Berikut ini analisis operating income pada PT
Unilever Tbk

B. Accounting Concept dari Income


Laba akuntansi atau laba dilaporkan ditentukan berdasarkan konsep akrual.
Meskipun laba akuntansi sangar merefleksikan aspek laba ekonomi maupun
laba permanen, namun laba ini bukan merupakan pengukuran laba secara
langsung seperti kedua laba lainnya
Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan
Tujuan utama akrual akuntansi adalah pengukuran laba. Dua proses utama
dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pegaitan beban.
Pengakuan pendapatan adalah titik awal pengukuran laba. Dua kondisi
wajib untuk dapat diakui adalah bahwa pendapatan :
a. Telah atau dapat direalisasikan (realized atau reaizable). Untuk dapat
diakui, perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal
untuk mendapatakan kas, seperti piutang yang sah.
b. Telah dihasialkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh
kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah
selesai

Ketika pendapatan telah diakui, biaya-biaya yang bersangkutan dikaitkan


dengan pendapatan yang diakui tersebut untuk mendapatkan laba. Beban
timbul akibat peristiwa ekonominya terjadi, tanpa memperhatikan apakah arus
kas keluarnya terjadi atau tidak.

Laba akuntansi dan laba ekonomi


Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi
mengukur laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun
implikasi transaksi terhadapa arus kas mada depan. Laba akuntansi tidak
dimaksudkan untuk mengukur laba ekonomi atau permanen, melainkan
didasarkan pada seperangkat pertauran yang telah berulang selama periode
untuk memfasilitasi beberapa tujuan bahkan tujuan yang saling
bertentangan sekalipun. Beberapa penyebab perbedaan laba akuntansi
dengan laba ekonomi adalah :
a. Konsep laba alternatif,konsep laba ekonomi berbeda dengan konsep
laba permanen. Pembuat standar akuntansi menghadapi dilema untuk
menentukan konsep mana yang harus ditonjolkan. Meskiun masalah
ini sebagian dapat diatasi dengan melaorkan alternatif pengukuran
laba, dilema ini kadangkala menghasilkan pengukuran laba yang tidak
konsisten
b. Biaya historis. Pengukuran laba berdasarkan biaya historis
memperlihatkan perbdaan antara laba akytansi dan laba ekonomi.
Penggunaan biaya historis memengaruhi laba dalam dua cara : (1)
harga pokok penjualan berjalan tidak tercermin pada laporan laba rugi,
misalnya jika digunakan metode persediaan FIFO; dan (2) tidak
diakuinya keuntungan dan kerugian aset tetap yang belum direalisasi
c. Basis transaksi. Laba akuntansi biayanya mencerminkan dampak
transaksi. Dampak transaksi yang tidak disertai transaksi wajar sering
kali tidak dipertimbangkan. Misalnya, kontrak pembelian tidak diakui
pada laporan keuangan sebelum transaksi terjadi.
d. Konservatisme. Konservatisme mengharuskan pengakuan langsung
keterjadian yang menurunkan laba meskipun belum ada transaksi yang
mendasarinya, msainya penurusan persediaan. Namun, pengakuan
dampak kejadian yang meningkatkan laba ditunda hingga realisasi. Hal
ini menimbulkan bias onservatif (penurunan laba) dalam laba
akuntansi
e. Manajemen laba. Manajemen laba menimbukan distorsi pada laba
akuntansi yang tidak mencerminkan realita ekonomi.

Seperti yang dikemukakan di awal, standar akuntansi berubah dari biaya


historis dan transaksi kepada model akuntansi penilawan wajar.

Komponen Permanen, Sementara dan Tidak Relevan dengan Nilai


Laba akuntansi terdiri atas tiga komponen :
1. Laba permanen. Komponen laba akuntansi yang permanen (atau
berulang) diharapkan akan terjadi sepanjang waktu. Karakteristik
komponen ini serupa dengan konsep laba permanen ekonomi. Untuk
perusahaan yang masih berlangsung, tiap dolar dari komponen
permanen sama dengan 1/r dolar dair nilai perusahaan, dimana r adalah
biaya modal
2. Komponen sementara. Komponen laba akuntansi yang sementara tidak
diharapkan utuk terjadi lagi, biasanya merupakan peristiwa yang
terjadi satu kali (one time event). Komponen ini memiliki dampak
dolar (dollar-for-dollar) terhadap nilai perusahaan. Konsp laba
ekonomi mnakup komponen permanen maupun sementara.
3. Komponen yang tiak relevan dengan nilai. Komponn yang tidak rlvan
engan nilai (valu irrelevant component) tidak memiliki konten
keonomi komponen ini aalah distorsi akuntansi. Komponen ini timbul
karena ketidaksempurnaan akuntansi. Komponn ini tidak memiliki
dampak pada nilai perusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil lingkungan pelaporan keuangan yang


paling penting. Laporan ini sering digunakan untuk memplubikasikan
produk, jasa, dan pencapaian perusahaan kepada pemegang saham dan
pihak lain.

You might also like