You are on page 1of 11

KONSEP DASAR KEBUTUHAN SEKSUAL

A. Konsep Seksualitas

Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.


Lingkupan seksualitas suatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata
seks yang merupakan kegiatan hubungan fisik seksual.
Kondisi Seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran kualitas
kehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan
intim yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam, dapat berupa
pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki,
yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina
untuk perempuan.
Seksualitasmenyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi
biologis, sosial, perilaku dankultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan
alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan
secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006).
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana
menjalan kan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis
(BKKBN, 2006).
Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam
hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam
membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk
perilaku seks (BKKBN, 2006)
Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual,
yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual
(BKKBN, 2006).

B. Sikap Terhadap Kesehatan Seksualitas


Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas,
Hal ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam
kehidupan pribadi dan sosialnya misalnya dalam menjaga hubungan dengan
teman atau pacar dalam batasan yang diperbolehkan oleh norma dalam
masyarakat atau agama. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau
gangguanlainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu
perempuan dan laki-lakidiakui dan dihormati (BKKBN, 2006).

C. Respon Seksual

Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi
berturutturut.Normal pada umumnya mengacu pada panjang siklus masing-
masing fase, dan hasil bercinta yang memuaskan.
Empat tahapan siklus respon seksual:

1. Kegembiraan
2. Plateau
3. Orgasme
4. Resolusi
Keempat fase yang dialami oleh laki-laki dan perempuan, meskipun waktu
dan panjangdurasi dari masing-masing bervariasi antara kedua jenis kelamin.
Selain itu, intensitas dari masing-masing fase dapat bervariasi antara setiap
orang, dan antara laki-laki dan perempuan.

1. Fase kegembiraan

adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit sampai
beberapa jam.
Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan meliputi:

a. Peningkatan ketegangan otot


b. Peningkatan denyut jantung
c. Perubahan warna kulit
d. Aliran darah ke daerah genital
e. Mulainya pelumasan Vagina
f. Testis membengkak dan skrotum mengencang

2. Fase plateau

adalah fase yang meluas ke ambang orgasme.


Beberapa perubahan yangterjadi dalam fase ini meliputi :

a. Fase kegembiraan meningkat


b. Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina
c. Klitoris menjadi sangat sensitive
d. Testis naik ke dalam skrotum
e. Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan
darah
f. Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot

3. Fase orgasme
adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan faseter pendek,
hanya berlangsung beberapa detik.
Fase ini memiliki karakteristik seperti berikut:

a. Kontraksi otot tak sadar


b. Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
c. Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama
d. Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan
ejakulasi
e. Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh

4. fase resolusi,
adalah ketika tubuh secara perlahan kembali ke tingkat fisiologis normal.

Fase resolusi ditandai dengan relaksasi,keintiman,dan seringkali kelelahan.


Pada perempuan sering kali tidak memerlukan fase resolusi sebelum kembali
ke aktivitas seksual dan kemudian orgasme,
sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum orgasme
selanjutnya.
Seiring pertambahan usia lakilaki, panjang dari fase relaksasi akan sering
meningkat.
Disfungsi seksual yang paling umum pada pria adalah ejakulasi dini.
Masalah ini terjadi ketika ada pemendekkan fase kegembiraan dan fase plateau.
Dalam rangka untuk mencegah ejakulasi dini, seorang pria harus belajar
bagaimana memperlambat fase kegembiraan dan fase plateau, yang dapat
dicapai hanya dengan teknik yang benar dan latihan.

D. Kehamilan Dan Seksualitas

Perubahan kehidupan seksual dapat terjadi karena perubahan-perubahan


yang terjadi secara fisik dan mental, khususnya pada istri dan pasangan itu
umumnya.
a. Pada triwulan 1
Kondisi fisik yang lemah pada istri ,seperti karena mual-mual atau
muntah, nafsu makan yang menurun akan membuatnya lemah dan
keinginan seksualnya menurun. Kadang-kadang walau suami mengajak,
istri sering menolak. Hanya bila suami merasa senang dengan kehamilan
itu, maka dapat mengatasinya dengan baik.
Pada wanita yang tidak mengalami muntah atau mual yang serius, maka
aktivitas seksual tidak akan terganggu. Bahkan cukup banyak dari mereka
yang justru meningkat keinginan seksual serta frekuensi hubungan
seksnya karena merasa bahagia telah hamil.Suami-istri senang bersama-
sama dan ingin menikmatinya dalam kontak seksual yang sering

b. Pada Triwulan bulan 2


Sekitar 80 persen wanita akan meningkat dorongan seksnya. Selain
itu,mual atau muntah sudah hilang. Kesehatan umumnya akan meningkat.
Perasaan senangkarena hamil. Pada sebagian faktor lain ialah terjadinya
pembesaran payudara yang membuat daya tariknya meningkat. Suami
akan merasa lebih bergairah serta bahagia karena istri telah hamil. Kedua
faktor itu membuat suami juga akan meningkat keinginan seksnya,
sehingga pada sebagian besar pasangan kontak seksual akan jauh lebih sering
pada periode ini.

c. Pada Triwulan 3
Beban kehamilan itu sudah semakin terasa. Banyak wanita yang menjadi susah
bergerak dengan leluasa. Juga banyak keringat yang membuatnya tidak
bersih, sehingga daya tariknya pun menurun. Selain itu pada kehamilan
yang mulai tua, akan timbul peningkatan cairan tubuh. Seringkali merasa
cepat lelah,beberapa kasus mengalami pembengkakan pada kaki, krn
Oedema . Akibatnya,cairan vagina juga bertambah. Ada terasa licin yang
mengganggu sehingga kontak seksual menjadi kurang memuaskan.

Pada pasangan-pasangan yang saling mencintai akan senang akan kehamilan


itu, pertambahan cairan vagina tak akan mengganggu. Tetapi pada orang-orang
yang sangat mendambakan kenikmatan seksual, apalagi bila ada konflik suami
istri, maka kondisi itu dapat menjadi penyebab kekurang puasan sehingga bisa
memicu terjadi nya hubungan seks luar nikah. ( Perselingkuhan )
Bila percekcokan atau hubungan diluar nikah sampai terjadi, maka perlu dicari
penyebabnya.
Pada sebagian wanita hamil dengan penyulit, maka kontak seksual
dirasakan ancaman terhadap kehamilan. Pada kondisi ini, maka sepantasnyalah
hubungan seks dilakukan dengan berhati-hati. Bila abortus telah sering terjadi
dan kehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya pada 3
bulan pertama dilarang atau berhenti melakukan hubungan seks.

Sesudah 3 bulan pertama lewat, hubungan seks dapat dicoba kembali dengan
sangat hati-hati sehingga penis diharapkan tidak membentur daerah rahim.
Namun bila terasa sakit atau keluar darah, maka sebaiknya senggama dihentikan
Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun kearah vagina, maka penis
suami dapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang berat ke leher rahim akan
membuat seluruh rahim bergerak seolah-seolah mau melahirkan. Bahkan dapat
terjadi abortus oleh karena. Timbul kontraksi rahim yang kuat. Kadang ada
darah, ancaman abortus menjadi kekhawatiran.Karenanya sebagaian wanita
menolak melakukan hubungan seksual pada akhir-akhir kehamilan.

Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit. Ada suami yang sudah
terbiasa kuat dengan harapan istri akan lebih puas padahal justru bisa jadi
ancaman
Kemungkinan juga karena keduanya sudah terangsang tinggi, maka
secara otomatis dan tanpa sadar mendorong sekuat-kuatnya. Akibatnya timbul
benturan penis dengan leher rahim. Inipun akan mengancam keguguran.
E. Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas

Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain:

1. Ketidaktahuan mengenai Seks

Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak


klitorisnya sendiri.Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak
diketahui oleh banyak orang.Masalah ketidak tahuan terhadap seks sudah betul-
betul menjadi rahasia umum. Ini berpangkal dari kurangnya pendidikan seks
yang sebagian besar dari antara masyarakat tidak memperolehnya pada waktu
remaja. Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas informasi,
bukan pendidikan. Itu terjadi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan seks
di sekolah atau lembaga formal lainnya.
Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari berbagai media. Untuk
itu orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal seks kepada anak-
anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak anaknya tidur
dalam satu kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipun sama-sama
perempuan atau laki-laki. Demikian halnya dengan menghindarkan anak-
anaknya mandi bersama keluarga atau juga teman temannya.
Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks.
Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai
dengan usia si anak. Karena itulah, orangtua dituntut membekali dirinya dengan
pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih lagi, perubahan fisik dan emosi
anak akan terjadi pada usia 13 - 15 tahun pada pria dan 12 - 14tahun pada
wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertas yaitu masa peralihan dari
masa anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula, mereka mulai tertarik
kepada lawan jenisnya.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak serta penuh
keingintahuan dan petualangan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi
kehidupan mereka kelak.Sayangnya, banyak di antara mereka tidak menyadari
beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat
menjerumuskan. Rasa ingin tahu para remaja kadang-kadang kurang disertai
pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Itu pun terjadi
akibat kurangnya kontrol orang tua dan minimnya pendidikan seks dari sekolah
atau lembaga formal lainnya.

2. Kelelahan

Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman
ini dalam melakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan
hidup, sang wanita harus ikut bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Pada waktu suami istri pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah.
Dan pasangan yang sedang lelah jarangmerasakan bahwa hubungan seks
menarik minat. Akhirnya mereka memilih untuk tidur.Kelelahan bisa
menyebabkan bertambahnya usaha yang diperlukan untuk memuaskan
kebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang
akhirnya bias memadamkan gairah seks.

3. Konflik

Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang berwujud


sebagai perang terbuka atau tidak mau berbicara sama sekali satu sama lain.
Konflik menjadi kendala hubungan emosional mereka. Bahkan ini bisa
menggeser proses foreplay. Pasangan dapat mempertajam perselisihan mereka
dengan menghindari seks atau mengeluarkan ungkapan negatif atau
membandingkan dengan orang lain, yang sangat melukai perasaan
pasangannya.Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan bisa
menyebabkan sejumlah masalah seksual antara lain masalah ereksi, hilang
gairah atau sengaja menahan diri untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu
orang dan lainnya biasanya tidak baik dan tidak juga buruk.Jadi haruslah
dipandang hanya sebagai perbedaan. Kemarahan, ketegangan atau perasaan
kesal akan selalu menghambat gairah seks.

4. Kebosanan

seks dapat dianggap seperti kerja malam. Hubungan seks yang rutin sebelum
tidur sering menjadi berlebihan sampai kesuatu titik yang membosankan. Yang
mendasari rasa bosan itu adalah kemarahan yang disadari atau tidak disadari
karena harapan anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita oleh kebanyakan
pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-tahun. Sebagian pasangan yang
sudah hidup bersama untuk jangka waktu yang lama merasa kehilangan getaran
kenikmatan yang datang ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan
nya. Dengan demikian akan ada keinginan untuk mencoba dengan sesuatu yang
baru.

F. Seksualitas Dalam Proses Keperawatan

1. Pengkajian

Katagori :
a) klien menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, dll, atau PMS
b) klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang kemungkinan dapat
mempengaruhi fungsi seksualnya
c) klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual

Pengkajian seksual mencakup:

a) Riwayat Kesehatan
apakah klien mempunyai masalah kekhawatiran seksual.
Bagaimana Riwayat hubungan seksual di masa lalu dan sekarang.

b) PengkajianFisik
inspeksi dan palpasi

c) Identifikasi klien yang beresiko


Misalnya :
a. adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, dll
b. riwayat penganiayaan seksual.
c. kondisi yang tidak menyenangkan
d. terapi medikasi spesifik yang dapat menyenangkan masalah seksual.
e. gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen
f. konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d)


Ketakutan kehamilan
Efek antihipertensi
Depresi perpisahan dengan perceraian

b. Disfungsi seksual b.d


cedera Kepala
penyakit kronis
nyeri dan ansietas mengenai penempatan di RS

c. Gangguan Citra tubuh b.d


efek masektomi
disfungsi seksual
perubahan pasca persalinan

d.Ganguan harga diri b.d


kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infark miokardium
pola penganiayan ketika masih kecil

3. Perencanaan

Tujuan yang dicapai mencakup :


a. mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan kesehatan seksual
b. meningkatkan pengtahuan seksualitas dan kesehatan
c. mencegah PMS
d. mecegah kehamilan yang tidak diinginkan
e. meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
f.memperbaiki konsep seksual diri

4. Implementasi

Proses kesehatan seksual


a. perawat : keterampilan komuniksi yang baik
b. Topik tentang penyuluhan tergantung
c. karakteristik dan faktor yang berhubungn
d. Rujukan mungkin diperlukan

5. Evaluasi
a. Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan
b. Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah harapan atau
menetapkan jangkawaktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan3.2
Identifikasi kebutuhan dasar seksual

Pembentukan karakter manusia berkaitan erat dengan pemenuhan


kebutuhan seksual, seiring pertambahan umurnya.
Asumsi ini dikupas tuntas dalam teori perkembangan psikoseksual dari
Sigmund Freud, keenam fase tersebut di antaranya fase oral, anal,
phallic, latency, dan genital, dimana setiap manusia memiliki fase
psikoseksual yang seragam dan ditentukan oleh pertambahan umur.
Apa-apa yang dialami manusia dalam setiap fasenya akan berpengaruh
terhadapkepribadianfinal.
Perkembangan seksual diawali dari masa pranatal dan bayi, kanak-
kanak, masa pubertas, masa dewasa muda dan pertengahan umur,
serta dewasa.

2.1Masa Pranatal dan Bayi

Pada masa ini komponen fisik dan biologis sudah mulai berkembang.
Berkembangannya organ seksual mampu merespons rangsangan,
seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina
pada wanita. Perilaku ini terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya
perasaaan senang. Menurut sigmund freud, tahap perkembangan
psikoseksual pada masa ini adalah
:
1. Tahap oral, terjadi pada umur 0-1 tahun.
Kepuasan, kesenangan, atau kenikmatan dapat dicapai dengan
menghisap, mengigit, mengunyah, atau bersuara. Anak memiliki
ketergantugan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk
mendapatkan rasa aman.
Masalah yang diperoleh pada tahap ini adalah masalah menyapi dan
makan.
2. Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun.
Kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak
mulai menunjukan keakuanny, sikapnya sangat narsitik (cinta terhadap
diri sendiri), dan egois. Anak juga mulai mempeljari struktur tubuhnya.
Pada tahap ini anak sudah dapat dilatih dalam hal kebersihan.

2.2.MasaKanak-kanak
Masa ini dibagi dalam usia toddler, prasekolah, dan sekolah
perkembangan seksual pada masa ini diawali secara biologis atau fisik,
sedangkan perkembangannya psikosesksual pada masa ini adalah :

1. Tahap oedipal/phalik, terjadi pada umur 3-5 tahun.


Kepuasaan anak terletak pada rangsangan otoerotis, yaitu meraba-
raba, mersakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya. Anak juga
mulai menyukai lain jenis. Anak laki cendrung suka pada ibunya
daripada ayahnya, sebaliknya anak perempuan lebih suka pada
ayahnya, anak mulai dapat mengindentifikasi jenis kelamin dirinya,
apakah laki-laki atau perempuan, belajar melalui interaksi dengan figur
orang tua, serta mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis
kelaminnya.
2. Tahap laten, terjadi pad umur 5-12 tahun.
Kepuasaan anak mulai terintegrasi, mereka memasuki masa pubertas
dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial, seperti suka hubungan
dengan kelompoknya atau teman sebaya, dorongan libido mulai
mereda. Pada masa sekolah ini, anak sudah banyak bertanya tentang
hal seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca, atau
berfantasi.

2.3.MasaPubertas
Pada masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual dan
akan terjadi kematangan secara psikososial.
Terjadi perubahan secara psikologis ini ditandai dengan adanya
perubahan dalam citra tubuh (body image) perhatian yang cukup besar
terhadap perubahan fungsi tubuh, pembelajaran tentang perilaku,
kondisi sosial, dan perubahan lain, seperti perubahan berat badan,
tinggi badan, perkembangan otot, bulu di pubis, buah dada, atau
menstruasi bagi wanita. Tahap yang di sebut oleh freud sebagai tahap
genital ini terjadi pada umur lebih dari 12 tahun. Kepuasan anak pada
tahap ini akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang
matangterhadaplawanjenis.

2.4. Masa Dewasa Muda dan Pertengahan Umur


Pada tahap ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan seks
sekunder mencapai puncaknya, yaitu antara umur 18-30 tahun. Pada
masa pertengahan umur terjadi perubahan hormonal;
pada wanita di tandai dengan pengecilan payudara dan jaringan vagina,
penurunan cairan vagina selanjutnya akan terjadi penurunan reaksi erksi

pada pria ditandai dengan penurunan ukuran penis serta penurunan


semen. Dari perkembangan psikososial,sudah mulai terjadi hubungan
intim antara lawan jenis, proses pernikahan dan memiliki anak, sehingga
terjadiperubahanperan.

2.5.MasaDewasaTua

Perubahan yang terjadi pada tahap ini pada wanita di antaranya adalah
atropi pada vagina dan jaringan payudara, penurunan cairan vagina dan
penurunan intensitas orgasme pada wanita; sedangkan pada pria akan
mengalami penurunan produksi sperma, berkurangnya intesintas
orgasme, terlambatnya pencapaian ereksi, dan pembesaran kelenjar
prostat.

2.6.MasaDewasaTua(Lansia)
Seksualitas dalam usia tua beralih dari penekanan pada prokreasi
menjadi penekanan pd pertemanan kedekatan fisik komunikasi intim
dan hubungan fisik mncri ksenangan (Ebersole & Hess 1994).Tidak ada
alasan bagi individu tdk dapat tetap aktif secara seksual sepanjang
mereka memilihnya.Hal ini dapat secara efektif dipenuhi dgn
mmperthnkn aktifitas seksual scra teratur sepnjng hidup.terutama seks
bagi wanita hubungan senggama teratur membantu mmperthnkan
elastisitas vagina mncegah atrofi dam mmperthnkan kemampuan untuk
lubrikasi. Namun demikian proses penuaan mempengaruhi perilaku
seksual. Perubahan fisik yang terjadi bersama proses penuaan harus
dijelaskan kepada klien lansia.lansia mngkin juga menghadapi
kekuatiran kesehatan yang mmbuat sulit bagi mereka utk melanjutkan
aktifitas seksual.dewasa yang menua mungkin harus menyesuaikan
tindakan seksual dan berespons terhadap penyakit kronis medikasi sakit
dan nyeri atau masalah kesehatan lainnya.
c. Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif dalam artian penting.

You might also like