Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menggunakan berbagai alat pengukuran antropometri untuk pengukuran data-data
dimensi tubuh manusia (data antropometri).
2. Mengidentifikasikan data-data dimensi tubuh manusia yang dibutuhkan dalam
merancang stasiun kerja.
3. Menggunakan metode pengolahan data antropometri untuk mendapatkan informasi
yang valid untuk keperluan perancangan stasiun kerja.
4. Merancang berbagai berbagai ruang kerja (workspace) dari sistem kerja berdasarkan
data antropometri yang telah diolah.
5. Mampu memahami, melakukan, dan menghitung beban kerja fisik suatu pekerjaan
tertentu dengan metoda pengukuran denyut jantung menggunakan pulse-meter.
6. Mampu menilai tingkat beban kerja fisik suatu pekerjaan tertentu.
7. Melakukan operasi penanganan material secara manual dan menganalisis sistem kerja
MMH dengan memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Menggunakan konsep dan teknik RWL (Recommended Weight Limit) dalam
menganalisis sebuah pekerjaan Manual Material Handling (MMH).
9. Mampu mengukur waktu kerja pekerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch).
10. Mampu menentukan faktor penyesuaian dan kelonggaran yang dialami oleh pekerja
saat bekerja.
11. Mampu menentukan waktu normal dan waktu baku pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
12. Mampu menentukan output baku yang dihasilkan oleh pekerja.
13. Mampu mengidentifikasi dan membagi elemen pekerjaan (gerakan) berdasar hasil
rekaman CCTV.
14. Mampu membuat Peta Tangan Kiri dan Kanan berdasar hasil dari poin 13.
15. Mampu mengidentifikasi dan menerapkan Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan untuk
membuat perbaikan Peta Tangan Kiri dan Kanan.
16. Mampu melakukan analisis Sistem Kerja Sekarang dan membuat Usulan perbaikan
dengan menggunakan data antropometeri, hasil rekaman CCTV, dan Peta Tangan Kiri
dan Kanan kondisi Usulan..
6. Berdasarkan beban dan postur yang telah ditentukan maka aktivitas pengangkatan
yang harus dilakukan ada 4 macam (IA, IB, IIA, IIB).
7. Sebelum melakukan pengangkatan, praktikan diukur terlebih dahulu denyut
jantungnya.
8. Praktikan melakukan aktivitas pengangkatan yang pertama IA (beban 10kg
dengan postur membungkuk).
9. Setiap beban diangkat dengan frekuensi 3 angkatan/menit.
10. Setelah melakukan aktivitas IA, praktikan diukur denyut jantungnya, kemudian
istirahat selama 2 menit, untuk mengembalikan kondisi tubuhnya.
11. Setelah beristirahat, maka praktikan kembali melakukan aktivitas pengangkatan
selanjutnya (IB, IIA dan IIB) dengan prosedur sama (no 7 s/d 10).
12. Data yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar pengamatan.
13. Fisiologi: Praktikan menghitung energi expenditur dan konsumsi energi yang
selanjutnya dianalisis dengan Two Way Anova, dengan software SPSS.
14. Biomekanika: Praktikan menghitung dan menganalisis pekerjaan Manual
Materrial Handling (MMH) yang dilakukan dengan analisis RWL berdasarkan
data-data posisi kerja yang diperoleh.
b. Time Studi
1. Asisten menjelaskan kepada praktikan tentang skenario paraktikum yang akan
dilakukan dan melakukan trial.
2. Asisten membagi praktikan dalam berapa tim yang terdiri dari operator, timer,
pencatat data, dan pengamat.
3. Pengukuran waktu: operator bekerja merangkai ragum (sesuai dengan pembagian
elemen kerja yang telah ditentukan), timer melakukan pengukuran waktu saat
awal sampai akhir kerja operator, pencatat melakukan pencatatan dari hasil
pengukuran timer, dan pengamat melakukan pengamatan jalannya pekerjaan,
sehingga bisa menentukan penyesuaian dan kelonggaran operator.
4. Setelah mendapatkan data waktu, kemudian dilakukan uji keseragaman dan
kecukupan data (sesuai dengan rumus pada sub bab A di atas).
5. Jika data sudah seragam dan cukup, selanjutnya dilakukan langkah-langkah
penentuan waktu baku.
a. Waktu Siklus (WS) = rata-rata waktu pengamatan
b. Waktu Normal (WN) = Waktu siklus x PR
c. Waktu Baku (WB) = Waktu normal x 100 .
100 All
d. Output Baku (OB) = 1/WB
6. Pada awal praktikum (20-30 menit) diadakan pre-test secara lisan. Tiap group
dari praktikan dilakukan tanya jawab seputar materi praktikum oleh
dosen/asisten.
7. Asisten menjelaskan kepada praktikan tentang skenario praktikum yang akan
dilakukan dan melakukan trial.
III. DASAR TEORI
A. ERGONOMI
1. Pengertian Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi mengenai sifat
kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang sistem kerja. Dengan
ergonomi diharapkan manusia yang berperan sentral dalam suatu sistem kerja
dapat bekerja lebih efektif dan optimal.
B. ANTROPOMETRI
1. Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata ANTROPOS yang artinya manusia dan
METRI yang berarti ukuran. Jadi Antropometri diartikan sebagai ilmu yang
secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk
menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.
2. Macam Antropometri
Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:
a. Antropometri statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
a. Keseragaman Data
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang didapatkan sudah
seragam atau belum yaitu dengan melihat apakah data berada dalam batas
kontrol atau tidak.
Untuk menentukan batas kontrol dilakukan dengan menghitung batas kontrol
atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB);
BKA = x + 3SD ..........................................................................................(1)
BKB = x 3SD ..........................................................................................(2)
x = nilai rata-rata dari data
SD = nilai standar deviasi
b. Kecukupan Data
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang didapatkan sudah
cukup atau belum yaitu dengan melihat apakah data pendahuluan (N)
jumlahnya lebih besar dari dari data yang seharusnya (N).
k/s N x2 (x)2 2
N =
x ..........................................................(3)
dengan
k = konstanta, besarnya tergantung dari tingkat keyakinan
(tk) yang diinginkan.
s = derajat ketelitian (DK) yang diinginkan.
Pada tk = 95%, k = 2. Jika s = 5%, maka k/s = 40.
x = data pengamatan.
c. Persentil
Dari 100% data (yang sudah seragam dan cukup) hasil pengukuran yang
merupakan representasi dari populasi, bisa ditentukan berapa besar populasi
yang terekomendasi untuk menggunakan fasilitas kerja yang akan dirancang.
Rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup flexible
dioperasikan. Konsep persentil dalam perancangan adalah penggunaan data-
data ke 0,05 ;0,5 ; atau 0,95 dari sebaran data antropometri yang telah
diurutkan, yang ditujukan untuk memberi aspek keamanan dan kenyamanan
bagi manusia di dalam alat atau sistem kerja yang dirancang.
Tabel 1. Persentil
Persentil Rumus
1 x 2,325 SD
2,5 x 1,960 SD
5 x 1,645 SD
10 x 1,280 SD
50 x
90 x 1,280 SD
95 x 1,645 SD
97,5 x 1,960 SD
99 x 2,325 SD
Dimana, x = nilai rata-rata, SD = Standar Deviasi
Persentil pada dasarnya menyatakan persentase manusia dalam suatu
populasi yang memiliki dimensi tubuh yang sama atau lebih kecil dari nilai
tersebut. Misalnya persentil pertama ukuran tinggi tubuh, menunjukkan
bahwa 99 persen dari populasi yang diukur memiliki tinggi tubuh melebihi
angka tersebut.
C. FISIOLOGI
Fisiologi adalah studi tentang fungsi organ manusia yang dipengaruhi stress
otot. Saat seseorang melakukan kerja fisik diperlukan gaya otot, dan aktivitas otot ini
memerlukan energi dimana suplai energi memberi beban kepada sistem pernafasan
dan sistem kardiovaskular. Saat tubuh melakukan kerja fisik akan terjadi perubahan
pada kecepatan denyut jantung, konsumsi energi dan konsumsi oksigen.
1. Pengukuran Konsumsi Energi
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan
menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antara satu
dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni
relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik.
Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh,
yang dapat dideteksi melalui perubahan :
a. Konsumsi oksigen
b. Denyut jantung
c. Peredaran udara dalam paru-paru
d. Temperatur tubuh
e. Konsentrasi asam laktat dalam darah
f. Komposisi kimia dalam darah dan air seni
g. Tingkat penguapan, dan faktor lainnya
Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat
dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya
ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :
a. Kecepatan denyut jantung
b. Konsumsi oksigen
dengan :
Y : energi (kilokalori per menit)
X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Sedangkan konsumsi energi dapat dihitung dengan persamaan:
KE = Et Ei ....................................................................................................(5)
dengan:
KE = konsumsi energi (kilokalori/menit)
Et = pengeluran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei = pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
D. BIOMEKANIKA
Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan,
ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam melakukan kerjanya. Faktor ini sangat
berhubungan dengan pekerjaan Manual Material Handling (MMH), yaitu
pengangkatan dan pemindahan material secara manual, atau pekerjaan lain yang
dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak
membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang
tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya ataupun kemudahan. Pekerjaan ini
membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu.
Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang
menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.
Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di
Amerika, NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) pada tahun
1991 melakukan analisis terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau
memindahkan beban, dan merekomendasikan batas maksimum beban yang masih
boleh diangkat oleh pekerja yang disebut sebagai Recommended Weight Limit
(RWL). RWL menyatakan batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang
dalam durasi kerja tertentu (misal 8 jam sehari) dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. Posisi pengangkatan yang dapat dihitung dengan RWL terlihat seperti gamabar
berikut.
Bidang sagital
Bidang
frontal
Garis Asimetrik adalah garis horizontal yang menghubungkan titik tengah garis
yang menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam dan proyeksi titik tengah
beban pada lantai.
Garis Sagital adalah garis yang melalui titik tengah kedua mata kaki bagian
dalam dan berada pada bidang sagital. Bidang sagital adalah bidang yang
membagi tubuh menjadi dua bagian, kanan dan kiri, saat posisi tubuh netral
(tangan berada di depan tubuh dan tidak ada perputaran pada bahu dan kaki).
dengan :
RWL : Recommended Weight Limit = Batas beban yang direkomendasikan
LC : Konstanta pembebanan = 23 kg
HM : Faktor pengali horizontal = 25/H
VM : Faktor pengali vertikal = 1 - 0.003V-75
DM : Faktor pengali perpindahan = 0.82 + 4.5/D
AM : Faktor pengali asimetrik = 1 0.0032 A
FM : Faktor pengali frekuensi = dari tabel
CM : Faktor pengali kopling (handle) = dari tabel
Sehingga persamaan RWL menjadi:
RWL=23 x (25/H) x (1 0,003[V75]) x (0,82+ 4,5/D) x (1 0,0032) x FM x CM .....(7)
BebanAktua l
LI ..........................................................(8)
RWL
Kriteria LI:
LI > 1 : pekerjaan beresiko menimbulkan cedera
LI 1 : pekerjaan aman
dapat dilakukan perbaikan metode kerja. Hal ini dilakukan tentu saja untuk
meningkatkan jumlah produk per satuan waktu dan mengurangi waktu. Untuk dapat
melakukan analisis maka dibutuhkan data-data mengenai seluruh kegiatan operasi,
fasilitas yang dipergunakan, waktu penyelesaian, gerakan yang terjadi, aktivitas
inspeksi, transportasi, delay dan lain-lain. Analisis semacam ini biasanya
menggunakan peta-peta kerja, sedangkan analsis gerakan dapat menggunakan motion
study.
1. Pengukuran Waktu Kerja (Studi Waktu/Time Study)
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan
menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antara satu
dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni
relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik.
Pengukuran waktu pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
menentukan lamanya waktu kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
spesifik yang dibutuhkan oleh seorang operator normal (yang sudah terlatih) yang
bekerja dalam taraf yang wajar dalam suatu sistem kerja yang terbaik (dan baku)
pada saat itu.
Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat
dikelompokkan atas :
a. Secara langsung
Pengukuran waktu dengan jam henti
Sampling pekerjaan
b. Secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu gerakan, terdiri dari :
- Work Factor
- Maynard Operation Sequence Time (MOST)
- Motion Time Measurement (MTM)
- Basic Motion Time (BMT), dll
Dalam sistem kerja dengan karakteristik aktivitas kerja yang homogen,
repetitif dan terdapat produk nyata yang dapat dinyatakan secara kuantitatif,
pengukuran langsung biasanya menggunakan metoda jam-henti. Sutalaksana et.al
[1979] menyatakan secara terperinci langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam pengukuran waktu dengan metoda jam-henti. Salah satu langkah yang
P l
dalam hal ini akan dilihat berdasarkan per frame gambar yang terekam.
Model standar untuk peralatan ini memungkinkan kecepatan kamera/gambar
1 frame per detik (fps), 10 fps atau 100 frame per menit (fpm). Kecepatan
kamera yang lebih besar akan diguunakan untuk merekam gerakan kerja
yang berlangsung cepat.
Hasil rekaman gambar dari gerakan seorang operator, dapat digunakan untuk
beberapa tujuan dalam motion and time study antara lain:
untuk micromotion study dan memomotion
untuk memperoleh hasil sampling data,
untuk melatih operator
untuk menunjukkan metode terbaru dalam melakukan pekerjaan
tertentu,
untuk mengelompokkan kinerja dalam time study dan sampling kerja,
e. Analisis Motion Study
Setelah dilakukan penelitian dengan motion study, dengan merekam
gerakan kerja dengan kamera video, selanjutnya dilakukan analisis terhadap
gerakan-gerakan tersebut. Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan
antara lain:
Simultaneous-Motion-Cycle Charts (Simo Charts)
Waktu untuk setiap gerakan therbligh yang dicatat pada lembar analisis
digunakan untuk membuat skala sebuah Simultaneous-Motion-Cycle
Charts, biasanya disebut Simo Charts..
Pada banyak operasi, tidak perlu dibuat chart yang lengkap dari semua
gerakan tubuh. Simo chart dari dua tangan dan prosedur yang sama
akan digunakan untuk membuat chart yang menunjukkan gerakan dari
lengan, kaki, kepala, leher dan bagian tubuh lainnya.
Peta-peta kerja
Peta kerja atau peta proses (process chart) merupakan alat komunikasi
yang sistematis dan logis guna menganalisis proses kerja dari tahap
awal sampai akhir. Melalui proses ini akan diperoleh informasi-
informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja yang telah
ada.
Dalam ringkasan ini akan dibahas peta-peta kerja yang banyak
berhubungan dengan manusia dan study gerak (motion study)1, atau
pekerjaan yang lebih banyak aktivitas manusia daripada mesin. Karena
- Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right-Hand Chart)
atau Peta Operator
Peta ini menggambarkan gerakan tangan kiri dan dan tangan kanan
manusia ketika bekerja secara manual. Peta ini menggambarkan
semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dialami oleh kedua
tangan secara detail yang sesuai dengan elemen-elemen gerakan
therbligh. Dengan menganalisa gerakan-gerakan tersebut maka
langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan. Pembuatan peta
operator baru ini akan terasa bermanfaat apabila gerakan yang
terjadi berulang-ulang dan dilakukan secara manual.
Dari analisa tersebut apabila terdapat elemen gerakan-elemen
gerakan yang belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan
(motion economy) dalam motion study maka dapat diperbaiki.
Perbaikan dapat dilakukan dengan:
Menyederhanakan gerakan-gerakan kerja
Mengkombinasikan atau menggabungkan beberapa gerakan
menjadi satu gerakan yang lebih efektif.
1. Barnes, R.M.,1980, Motion and Time study Design and measurement of work, John
Wiley & Sons, New York, pp 88-256
2. Ben-Gal dan Buckhin, 2002, The ergonomic design of workstations using virtual
manufacturing and response surface methodology, IIE Transaction, no 34, pp 375-
391.
3. Kroemer, K.H.E., et al. Ergonomics: How to Design For Ease and Efficiency. Prentice
Hall. New Jersey. 1994
4. Mc. Cormick & Ernest J..Human Factors in Engineering and Design. Mc Graw Hill.
New York. 1993
5. McLoone dan Hinckley, 2004, Ergonomic Principles applied to design of Microsoft
Office Computer Keyboard.
6. Niebel,B.W.and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th Ed; Mc
Graw-Hill. New York.1999.
7. Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik TataCara Kerja, ITB, 1979
8. Water, Thomas, et.al. Applications Manual for the Revised NIOSH Lifting Equation.
January, 1994.
9. Yen dan Radwin, 2000, Comparison between using spectral analysis of
electrogoniometer data and observational analysis to quantify repetitive motion and
ergonomic changes in cyclical industrial work, Ergonomic Journal, vol 43, no. 1, pp
106-132
VI. TUGAS
1. Tugas Project : Perancangan Stasiun Kerja
a. Berdasarkan data yang diperoleh setiap kelompok membuat perancangan stasiun
kerja perakitan dengan Software Mannequen yang terdiri dari : stasiun kerja
produk aktual (sama semua kelompok) dan stasiun kerja produk hasil rancangan
(setiap kelompok berbeda produknya).
b. Lingkup rancangan adalah luas meja kerja, bangku kerja (jika ada) dan allowance
ruang minimal dengan memperhatikan mesin, box, atau rak peralatan, box untuk
material, box untuk produk jadi dan peralatan lain bila ada.
c. Perancangan disertai dengan perhitungan terhadap data-data antropometri dan
alasan pemilihan dimensi tubuh serta persentil yang digunakan sebagai ukuran
perancangan.
d. Perancangan juga mempertimbangkan aspek gerakan yang didapat dari analisa
Peta Tangan Kiri Tangan Kanan serta Peta Manusia Mesin.
e. Buatlah analisis perbandingan antara stasiun perakitan aktual dan stasiun
perakitan usulan.
2. Tugas Analisa
a. Interpretasi dan analisis terhadap data-data antropometri yang diperoleh.
b. Interpretasi dan analisis terhadap aspek fisiologi dalam pekerjaan meliputi denyut
jantung, energi expenditur, konsumsi energi dan hasil analisis Two Way Anova.
c. Analisa terhadap aspek biomekanika dalam pekerjaan MMH berdasarkan RWL
dan LI yang diperoleh.
d. Interpretasi dan analisis dari hasil perhitungan waktu baku dan studi gerakan.
Memutar
Membungkuk
2. Nama:
10 KG 15 KG
Memutar
Membungkuk
3. Nama:
10 KG 15 KG
Memutar
Membungkuk
4. Nama:
10 KG 15 KG
Memutar
Membungkuk
RWL origin =
RWL destination =
LI origin =
LI destination =
Lampiran C
Langkah-langkah Menggunakan Software ManneQuinPro
MQPro adalah kependekan dari ManneQuinPro yaitu sebuah program atau aplikasi berdasarkan
pada human modeling dan ergonomic design program. Program ini membuat 3D berupa humanoids di
layer komputer hanya dengan menggunakan mouse. 3D ini dapat bergerak ke berbagai posisi dan dapat
juga dilihat dari beberapa pandangan. Hasilnya dapat diprint dan diexport dalam berbagai format.
ManneQuinPro dapat berjalan, meraih, menjangkau, menggenggam objek. Sehingga hal ini dapat
memudahkan dalam merancang/mendesain alat atau lingkungan kerja yang akan digunakan oleh manusia.
Prinsip-prinsip utama dalam mengoperasikan ManneQuinPro yang harus diperhatikan dan
diingat ada tiga hal, yaitu:
1. Gambar yang akan dibuat harus di ZOOM EXTENTS
Sesaat setelah membuat mannequin, ubah pandangan dari mannequin itu dengan memilih/mengklik
VIEW/ZOOM EXTENTS pada toolbar. Hal ini dapat secara otomatis menyesuaikan gambar yang
dibuat sesuai dengan layer.
2. Dalam membuat sesuatu harus dilihat dari pandangan yang benar.
Sebelum memulai untuk menggerakkan Mannequin, pastikan dengan memilih pandangan yang tepat.
Contohnya: 1) Jika akan menggerakkan tangan setinggi pinggang, harus dilihat dari pandangan kanan
atau kiri. 2) Jika akan melebarkan kaki mannequin satu dengan yang lainnya, harus dilihat dari
pandangan depan atau belakang, dll.
3. Memilih objek dari Mannequin sebelum digeser atau dipindah tempat.
Jika ingin membelokkan atau menggerakkan lengan atau memindahkan objek yang digenggam
tangan, hal yang harus dilakukan adalah memilih lengan mana yang akan dibelokkan. Caranya
dengan menentukan objek 2D atau 3D dulu, kemudian dipindah, scale, merotasi atau mengedit objek
tersebut.
Berikut ini tampilah layer program ManneQuinPro beserta penjelasan-penjelasan mengenai dasar
membuat suatu mannequin.
a. Tampilan ManneQuinPro
Gambar di bawah ini merupakan tampilan awal dari ManneQuinPro beserta tampilan menu-
menunya. Penjelasan singkat mengenai menu-menunya akan dijelaskan di bawah ini:
Penjelasan
1. File Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk membuka, menyimpan, importing/exporting
file.
2. Edit Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk memanipulasi objek 2D maupun 3D.
3. View Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk mengubah pandangan dari objek tersebut.
4. People Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk mengedit mannequin.
5. Drawing Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk membuat gambar 2D maupun 3D.
6. Tools Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk menset-up mannequin Pro.
7. Animation Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk membuat animasi dan juga mengedit.
8. Biomechanics Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk analisis biomekanik.
9. Help Menu
b.
c.
d.
Membuat ManneQuinPro
Langkah-langkah dalam membuat Mannequin antara lain sebagai berikut:
1. Memilih FILE /NEW dari toolbar dan klik create a mannequin icon.
2. Dari jendela pertama, pilih type mannequin yang akan dibuat. Setelah selesai klik OK,
sehingga muncul dilayer sebagai berikut:
Sex : Male
Size : Average can be referred to as a general measure of height.
Customize : No permits user specific body measurements or automatic calculation based
on height and weight.
Body Type : Average refers to girth or mass.
Range : Normal refers to the range of motion limits of the mannequin.
Database : U.S.A (1988 US Army) refers to the population selected for study.
Figure : Human the graphical form of the figure.
Age : Adult if child is chosen, an age between 3 and 12 may be selected.
4. Memilih postur untuk mannequin. Untuk melakukannya tinggal klik OK pada the default
posture (anatomical posture). Tapi untuk melihat postur yang lain, klik MORE. Setelah
melihat daftar gambarnya lalu klik.
Sebagai contoh, kita akan menggerakkan lengan bawah. Langkah-langkah yang harus
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Klick Both Same icon.
2. Klick Select Object icon.
3. Terlihat kotak kecil sebagai pengganti dari kursor mouse. Tempatkan pada lengan bawah
dari Mannequin. Klik left mouse button sampai bagian yang terang terlihat.
4. Klick right mouse button dan akan terlihat gambar di bawah ini. Terlihat pada lengan
bawah dari mannequin. Ini adalah gerakan berdasarkan sumbu.
5. Memilih X-Axis untuk menaikkan lengan bawah. Kalau mouse digerakkan ke kiri dan ke
kanan, maka akan terlihat bahwa lengan dari mannequin akan bergerak ke kiri dan ke
bawah. Secara simultan derajat dari gerakan akan terlihat di bawah kiri dari layer. Gerakkan
mouse sampai dengan 90. Kemudian klik left mouse button. Gambar yang terlihat adalah
seperti pada gambar di bawah ini:
6. Sekarang klick front view button FRONT dan pilih sumbu rotasi X-Axis untuk merotasi
tangan, saling berhadapan telapak tangan. Menggerakkan mouse ke kiri dan ke kanan
sampai posisi yang diinginkan, kemudian klik right mouse button. Terlihat gambar seperti
pada gambar di bawah ini
Benda-benda 3 dimensi yang dapat dibuat dengan ManneQuinPro antara lain adalah seperti
terlihat dalam menu DRAWING sebagai berikut:
1. Memilih DRAWING/BOX dari toolbar menu.
2. Menetapkan lebar dan tinggi dari kotak tersebut dengan menggunakan left mouse button
digerakkan ke tangan mannequin. MQPro sekarang menunggu untuk memasukkan panjang
dari kotak tersebut. Untuk melakukannya, letakkan mouse secara vertical, horizontal atau
diagonal dari titik tersebut, sehingga menunjukkan panjang dari kotak tersebut. Klik left
mouse button setelah selesai.
3. Jika ingin melihat dari berbagai pandangan, klik front, back, right, left, top atau bottom
view.
4. Alternatif untuk membuat kotak dapat dilakukan dengan menekan F3, setelah itu pilih
DRAWING/BOX, lalu masukkan ukuran kotak yang diinginkan dan tujuannya.
Hasil yang dapat diperoleh adalah seperti pada gambar di atas.
Untuk membuat gambar dengan ukuran yang lebih presisi dapat menggunakan bantuan pada
tombol F3 pada keyboard.
g. Jangkauan Mannequin (Reach/Range Cones)
Untuk mendemonstrasikan jangkauan tangan, kaki, dan pandangan mata, maka ikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Klick Front FRONT view button dari pull-down menu, kemudian memilih
VIEW/ZOOM EXTENTS.
2. Klik Select Object button dan double klik mannequin tersebut, mannequin akan terlihat
terang.
3. Dari toolbar, pilih Left Arm Reach button, then the Right Arm Reach Left Leg
Range and Right Leg Range button. Juga klick Option Vision and Maximum
Vision buttons untuk menunjukkan vision dari mannequin. Hasil akhirnya seperti contoh
yang terlihat pada gambar di bawah ini:
h.
i.