You are on page 1of 47

PTI Project II

Perancangan Stasiun Kerja

PERANCANGAN STASIUN KERJA


(ANTROPOMETRI, FISIOLOGI, BIOMEKANIKA
DAN MOTION AND TIME STUDY

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menggunakan berbagai alat pengukuran antropometri untuk pengukuran data-data
dimensi tubuh manusia (data antropometri).
2. Mengidentifikasikan data-data dimensi tubuh manusia yang dibutuhkan dalam
merancang stasiun kerja.
3. Menggunakan metode pengolahan data antropometri untuk mendapatkan informasi
yang valid untuk keperluan perancangan stasiun kerja.
4. Merancang berbagai berbagai ruang kerja (workspace) dari sistem kerja berdasarkan
data antropometri yang telah diolah.
5. Mampu memahami, melakukan, dan menghitung beban kerja fisik suatu pekerjaan
tertentu dengan metoda pengukuran denyut jantung menggunakan pulse-meter.
6. Mampu menilai tingkat beban kerja fisik suatu pekerjaan tertentu.
7. Melakukan operasi penanganan material secara manual dan menganalisis sistem kerja
MMH dengan memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Menggunakan konsep dan teknik RWL (Recommended Weight Limit) dalam
menganalisis sebuah pekerjaan Manual Material Handling (MMH).
9. Mampu mengukur waktu kerja pekerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch).
10. Mampu menentukan faktor penyesuaian dan kelonggaran yang dialami oleh pekerja
saat bekerja.
11. Mampu menentukan waktu normal dan waktu baku pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
12. Mampu menentukan output baku yang dihasilkan oleh pekerja.
13. Mampu mengidentifikasi dan membagi elemen pekerjaan (gerakan) berdasar hasil
rekaman CCTV.
14. Mampu membuat Peta Tangan Kiri dan Kanan berdasar hasil dari poin 13.
15. Mampu mengidentifikasi dan menerapkan Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan untuk
membuat perbaikan Peta Tangan Kiri dan Kanan.
16. Mampu melakukan analisis Sistem Kerja Sekarang dan membuat Usulan perbaikan
dengan menggunakan data antropometeri, hasil rekaman CCTV, dan Peta Tangan Kiri
dan Kanan kondisi Usulan..

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 1


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

II. PROSEDUR PRAKTIKUM


Hari I : Antropometri, Fisiologi dan Biomekanika
a. Antropometri
1. Pada awal praktikum (20-30 menit) diadakan pre-test secara tertulis.
2. Asisten menjelaskan kepada praktikan tentang skenario praktikum yang akan
dilakukan dan melakukan trial.
3. Asisten membagi praktikan dalam berapa tim yang terdiri dari 4 orang (subyek
terukur, pengukur, dan pencatat data)
4. Kelompok praktikum yang terdiri dari 4 orang, secara bergantian mempunyai
tugas sebagai pengukur, pencatat, dan subyek terukur, jika berjenis kelamin sama.
Jika berbeda harus bergabung dengan kelompok lain, sehingga praktikan laki-laki
diukur oleh laki-laki begitu pula yang perempuan.
5. Satu kelompok praktikum harus mendapatkan data dari kelompok lain baik untuk
data laki-laki maupun perempuan.
6. Praktikan tidak boleh memakai pakaian yang tebal (mis: jeans), untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.
7. Siapkan alat-alat praktikum yang akan digunakan (seperti pada poin III).
8. Lakukan pengukuran setiap dimensi tubuh praktikan sesuai yang tertera pada
petunjuk dan catat pada lembar pengamatan.
9. Setelah data dicompile dengan data kelompok lain, lakukan uji kecukupan data
dan keseragaman data serta hitung nilai persentilnya.
10. Data beserta hasil olahannya akan digunakan pada praktikum berikutnya.

b. Fisiologi dan Biomekanika


1. Asisten menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
2. Setiap kelompok yang terdiri dari 4 orang melakukan aktivitas angkat beban (1
orang mengangkat beban 3 orang yang lain mengukur dan mencatat data).
Aktivitas tersebut dilakukan secara bergantian sampai semua anggota kelompok
melakukan pengangkatan.
3. Aktivitas pengangkatan yang harus dilakukan adalah mengangkat beban dengan
kontainer.
4. Beban yang akan diangkat ada 2 macam yaitu: beban I: 10 kg dan beban II: 15
kg.
5. Postur kerja yang dilakukan ada 2 macam yaitu : postur A: membungkuk dan
postur B berdiri tegak.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 2


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

6. Berdasarkan beban dan postur yang telah ditentukan maka aktivitas pengangkatan
yang harus dilakukan ada 4 macam (IA, IB, IIA, IIB).
7. Sebelum melakukan pengangkatan, praktikan diukur terlebih dahulu denyut
jantungnya.
8. Praktikan melakukan aktivitas pengangkatan yang pertama IA (beban 10kg
dengan postur membungkuk).
9. Setiap beban diangkat dengan frekuensi 3 angkatan/menit.
10. Setelah melakukan aktivitas IA, praktikan diukur denyut jantungnya, kemudian
istirahat selama 2 menit, untuk mengembalikan kondisi tubuhnya.
11. Setelah beristirahat, maka praktikan kembali melakukan aktivitas pengangkatan
selanjutnya (IB, IIA dan IIB) dengan prosedur sama (no 7 s/d 10).
12. Data yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar pengamatan.
13. Fisiologi: Praktikan menghitung energi expenditur dan konsumsi energi yang
selanjutnya dianalisis dengan Two Way Anova, dengan software SPSS.
14. Biomekanika: Praktikan menghitung dan menganalisis pekerjaan Manual
Materrial Handling (MMH) yang dilakukan dengan analisis RWL berdasarkan
data-data posisi kerja yang diperoleh.

Hari II: Motion and Time Study


a. Motion Studi
1. Asisten dibantu praktikan menyiapkan peralatan rekam (CCTV) yang akan
digunakan untuk merekam pekerjaan merakit permainan.
2. Asisten menjelaskan kepada praktikan tentang skenario paraktikum yang akan
dilakukan dan melakukan trial.
3. Asisten membagi tugas kepada praktikan yang terdiri dari operator, dan
pengamat..
4. Melaksanakan praktikum; merekam operator dalam merakit permainan dengan
menggunakan CCTV, praktikan yang lain mengamati melalui layar televisi.
5. Mengidentifikasi keluhan subyektif operator.
6. Semua praktikan mengidentifikasi elemen kegiatan (gerakan) dengan cara
memutar hasil rekaman (bisa di percepat, diperlambat, atau diulang-ulang setiap
elemen yang diamati).
7. Membuat Peta Tangan Kiri dan Kanan dari hasil identifikasi (poin 6).
8. Membuat Peta Tangan Kiri dan Kanan Usulan (perbaikan ).

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 3


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

9. Membuat usulan perbaikan stasiun kerja dengan menggunakan data antropometri,


waktu kerja, dan Peta Tangan Kiri dan Kanan.

b. Time Studi
1. Asisten menjelaskan kepada praktikan tentang skenario paraktikum yang akan
dilakukan dan melakukan trial.
2. Asisten membagi praktikan dalam berapa tim yang terdiri dari operator, timer,
pencatat data, dan pengamat.
3. Pengukuran waktu: operator bekerja merangkai ragum (sesuai dengan pembagian
elemen kerja yang telah ditentukan), timer melakukan pengukuran waktu saat
awal sampai akhir kerja operator, pencatat melakukan pencatatan dari hasil
pengukuran timer, dan pengamat melakukan pengamatan jalannya pekerjaan,
sehingga bisa menentukan penyesuaian dan kelonggaran operator.
4. Setelah mendapatkan data waktu, kemudian dilakukan uji keseragaman dan
kecukupan data (sesuai dengan rumus pada sub bab A di atas).
5. Jika data sudah seragam dan cukup, selanjutnya dilakukan langkah-langkah
penentuan waktu baku.
a. Waktu Siklus (WS) = rata-rata waktu pengamatan
b. Waktu Normal (WN) = Waktu siklus x PR
c. Waktu Baku (WB) = Waktu normal x 100 .
100 All
d. Output Baku (OB) = 1/WB
6. Pada awal praktikum (20-30 menit) diadakan pre-test secara lisan. Tiap group
dari praktikan dilakukan tanya jawab seputar materi praktikum oleh
dosen/asisten.
7. Asisten menjelaskan kepada praktikan tentang skenario praktikum yang akan
dilakukan dan melakukan trial.
III. DASAR TEORI
A. ERGONOMI
1. Pengertian Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi mengenai sifat
kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang sistem kerja. Dengan
ergonomi diharapkan manusia yang berperan sentral dalam suatu sistem kerja
dapat bekerja lebih efektif dan optimal.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 4


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan


informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan
itu dengan efektif, aman dan nyaman.
Atau ergonomi adalah studi rentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi
engineering, manajemen dan desain.
2. Seputar Ergonomi
a. Ergonomi: mempelajari keterbatasan manusia dalam berinteraksi dengan
teknologi dan produk-produk buatannya.
b. Ergonomi: perancangan man-machine interface yaitu interaksi antara
manusia dengan objek yang digunakan terhadap lingkunan tempat manusia
bkerja sehingga berfungsi lebih efektif dan efisien.
c. Ergonomi: berasal dari kata ERGO : kerja dan NOMOS : hukum

Manajemen Psikologi Antropologi

Fisika ERGONOMI Biologi

Perenc. Kerja Sosiologi Faal kerja

Ilmu ilmu yang mendukung Ergonomi

ERGONOMI = HUMAN ENGINEERING = HUMAN FACTOR


ENGINEERING

3. Fokus, Manfaat, Maksud dan Tujuan Ergonomi


a. Fokus : mempertimbangkan unsur manusia dan perancangan objek, prosedur
kerja serta lingkungan kerja (faktor lingkungan yang dibuat dapat diubah
oleh manusia).
b. Manfaat: menimbulkan functional effectiveness dan kenyamanan
pemakaina peralatan, fasilitas maupun lingkungan kerja yang dirancang.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 5


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

c. Maksud dan Tujuan: memperbaiki performance kerja (kecepatan, akurasi,


K3, dan mengurangi kelelahan)
d. Analisis ergonomi meliputi: anatomi, fisiolgi, antropometri, psikologi dan
fisiologi.
4. Prinsip-prinsip Ergonomi
Beberapa prinsip ergonomi yaitu :
a. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk susunan ukuran
dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat penunjuk, cara-cara
harus melayani mesin.
b. Bekerjaan berdiri secepat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk bila
tidak mungkin kepala pekerja diberi tempat dan kesempatan untuk duduk.
c. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
bawah.
d. Macam gerakan yang kontinue dan berirama lebih diutamakan.
e. Pembebanan sebaiknya dipilih yang optimal yaitu beban yang dapat
dikerjakan dengan pengarahan tenaga paling efisien.
f. Waktu istirahat didasarkan pada keperluan atas dasar pertimbangan
ergonomi.
5. Rancangan yang ergonomis:
a. Mesin disesuaikan dengan manusia
b. Minimasi prosentase yang berada di luar rancangan
c. Rancangan kerja bersifat sosial dan kurang mengunakan fisik
d. Menggunakan mesin untuk memperbesar kemampuan manusia.

B. ANTROPOMETRI
1. Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata ANTROPOS yang artinya manusia dan
METRI yang berarti ukuran. Jadi Antropometri diartikan sebagai ilmu yang
secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk
menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.
2. Macam Antropometri
Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:
a. Antropometri statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 6


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

b. Antropometri Dinamis (fungsional)


Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan
dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan
kegiatannya.
Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa adalah aplikasi dari
kedua bagian utama di atas untuk merancang workspace dan peralatan.
Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri dinamis yaitu :
Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktifitas.
Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.
Pengukuran variabilitas kerja.
Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor
dalam menghasilkan rancangan sistem kerja yang fit untuk pengguna. Dimensi
tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi
salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil.
Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang
setelah 60 tahun.
b. Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian
dada dan pinggul.
c. Rumpun dan Suku Bangsa
d. Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
e. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
f. Kondisi waktu pengukuran

3. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk/Fasilitas


a. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu Dengan Ukuran Yang Ekstrim
Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu
Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim
dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-
ratanya.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 7


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh ysng lain


(mayoritas dari populasi yang ada).
Ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara :
Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti
90-th,95-th atau 99-th percentile.
Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan
nilai percentile yang paling rendah (1-th,5-th,10-th percentile dari
distribusi data antropometri yang ada.
b. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioperakan Diantara Rentang
Ukuran Tertentu
Rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup flexible
dioperasikan.Data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam
rentang nilai 5-ths/d 95-th percentile.
c. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata-Rata
Rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia.
4. Uji Statistik
Ilmu statistik pada modul ini digunakan untuk membantu mendapatkan
data-data antropometri yang representatif untuk dijadikan dasar dalam
perancangan fasilitas kerja.

a. Keseragaman Data
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang didapatkan sudah
seragam atau belum yaitu dengan melihat apakah data berada dalam batas
kontrol atau tidak.
Untuk menentukan batas kontrol dilakukan dengan menghitung batas kontrol
atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB);
BKA = x + 3SD ..........................................................................................(1)
BKB = x 3SD ..........................................................................................(2)
x = nilai rata-rata dari data
SD = nilai standar deviasi

b. Kecukupan Data
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang didapatkan sudah
cukup atau belum yaitu dengan melihat apakah data pendahuluan (N)
jumlahnya lebih besar dari dari data yang seharusnya (N).

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 8


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Untuk menentukan jumlah data yang seharusnya (N) dilakukan dengan


rumus;

k/s N x2 (x)2 2

N =
x ..........................................................(3)
dengan
k = konstanta, besarnya tergantung dari tingkat keyakinan
(tk) yang diinginkan.
s = derajat ketelitian (DK) yang diinginkan.
Pada tk = 95%, k = 2. Jika s = 5%, maka k/s = 40.
x = data pengamatan.

c. Persentil
Dari 100% data (yang sudah seragam dan cukup) hasil pengukuran yang
merupakan representasi dari populasi, bisa ditentukan berapa besar populasi
yang terekomendasi untuk menggunakan fasilitas kerja yang akan dirancang.
Rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup flexible
dioperasikan. Konsep persentil dalam perancangan adalah penggunaan data-
data ke 0,05 ;0,5 ; atau 0,95 dari sebaran data antropometri yang telah
diurutkan, yang ditujukan untuk memberi aspek keamanan dan kenyamanan
bagi manusia di dalam alat atau sistem kerja yang dirancang.
Tabel 1. Persentil
Persentil Rumus
1 x 2,325 SD
2,5 x 1,960 SD
5 x 1,645 SD
10 x 1,280 SD
50 x
90 x 1,280 SD
95 x 1,645 SD
97,5 x 1,960 SD
99 x 2,325 SD
Dimana, x = nilai rata-rata, SD = Standar Deviasi
Persentil pada dasarnya menyatakan persentase manusia dalam suatu
populasi yang memiliki dimensi tubuh yang sama atau lebih kecil dari nilai
tersebut. Misalnya persentil pertama ukuran tinggi tubuh, menunjukkan
bahwa 99 persen dari populasi yang diukur memiliki tinggi tubuh melebihi
angka tersebut.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 9


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

5. Stasiun Kerja Industri


a. Stasiun kerja untuk operator duduk
Operasi industri yang biasanya dilakukan dalam keadaan duduk ditujukan
untuk meningkatkan prooduktivitas pekerja dengan memaksimasi gerakan
efektif, mengurangi kelelahan pekerja, dan meningkatkan stabilitas pekerja.
Dalam perancangan stasiun kerja duduk, tinggi meja kerja yang disarankan
adalah sekitar 2 inchi di bawah siku.

Top values inch


Lower values -cm

Gambar 1. Area kerja horizontal normal dan maksimum

Gambar 2. Stasiun Kerja Duduk dan Berdiri


b. Stasiun kerja untuk operator berdiri
Pada posisi berdiri untuk operator tidak begitu disukai, tetapi sering
diperlukan. Hal ini terutama untuk pekerjaan yang memerlukan :
penanganan yang sering untuk objek yang berat
jangkauan jauh yang sering dilakukan
mobilitas untuk bergerak di sekitar stasiun kerja

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 10


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Gambar 3. Stasiun Kerja Berdiri

Gambar 4. Sudut Pandang (a)

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 11


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Gambar 5. Sudut Pandang (b)

c. Contoh visualisasi hasil rancangan

Gambar 6. Contoh Sebuah Stasiun Kerja yang Ergonomis

Gambar 7. Contoh visualisasi sederhana hasil rancangan

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 12


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

6. Dimensi Tubuh Yang Diukur


a. Pengukuran dari samping duduk
No Dimensi Tubuh Cara Pengukuran
1 Tinggi Duduk Tegak Subyek duduk tegak dengan memandang lurus
(TDT) ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.
Ukur jarak vertical dari permukaan alas duduk
sampai ujung kepala.
2 Tinggi Duduk Normal Subyek duduk normal dengan memandang
(TDN) lurus ke depan dan lutut membentuk sudut
siku-siku. Ukur jarak vertical dari permukaan
alas duduk sampai ujung kepala.
3 Tinggi Mata Duduk Subyek duduk seperti pada poin 1. Ukur jarak
(TMD) vertical dari permukaan alas duduk sampai
ujung mata bagian dalam.
4 Tinggi Bahu Tegak Subyek duduk seperti pada poin 1. Ukur jarak
(TBH) vertical dari permukaan alas duduk sampai
ujung tulang bahu yang menonjol.
5 Tinggi Siku Duduk Subyek duduk tegak dengan lengan atas
(TSD) vertical di sisi badan dan membentuk sudut
siku-siku dengan lengan bawah. Ukur jarak
vertical dari permukaan alas duduk sampai
ujung bawah siku kanan.
6 Tinggi Sandaran Duduk Subyek duduk seperti pada poin 1. Ukur jarak
(TSN) vertical dari permukaan alas duduk sampai
pucuk belikat bawah.
7 Tinggi Pingang Subyek duduk seperti pada poin 1. Ukur jarak
(TPG) vertical dari permukaan alas duduk sampai
pinggang (di atas tulang pinggul).
8 Tebal Perut Duduk Ukur dari samping jarak bagian belakang
(TPD) sampai bagian depan perut. Subyek duduk
seperti pada poin 1.
9 Tebal Paha Subyek duduk seperti pada poin 1. Ukur jarak
(TPH) dari permukaan alas duduk sampai ke
permukaan pangkal paha.
10 Tinggi Popliteal Ukur jarak vertical dari alas kaki sampai bagian
(TPL) bawah paha
11 Pantat Popliteal Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
(PPL) bagian terluar pantat sampai lekukan lutut
sebelah dalam (popliteal) dengan posisi paha
dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-
siku.
12 Pantat ke Lutut Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
(PLT) bagian terluar pantat sampai ke lutut dengan
posisi paha dan kaki bagian bawah membentuk
sudut siku-siku.

b. Pengukuran dari depan/belakang duduk


No Dimensi Tubuh Cara Pengukuran
1 Lebar Bahu Subyek duduk tegak dengan lengan atas

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 13


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

(LBH) merapat kebadan dan lengan bawah


direntangkan ke depan. Ukur jarak horizontal
antara kedua lengan atas.
2 Lebar Pinggul Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
(LPL) bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian
terluar pinggul sisi kanan.
3 Lebar Sandaran Duduk Subyek duduk tegak dengan lengan atas
(LSD) dirapatkan ke badan dan lengan bawah
direntangkan ke depan. Ukur jarak horizontal
atara kedua tulang belikat.
4 Lebar Pinggang Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
(LPG) bagian terluar pinggang sisi kiri sampai bagian
terluar pinggang sisi kanan.
5 Siku ke Siku Subyek duduk tegak dengan lengan atas
(SKS) merapat ke badan dan lengan bawah
direntangkan ke depan. Ukur jarak horizontal
dari bagian terluar siku sisi kiri sampai bagian
siku sis kakan.
6 Tinggi Kepala Ukur jarak vertical dari garis A sampai bentuk
(TKP) kepala bagian belakang yang paling menonjol.
7 Tinggi Leher Ukur jarak vertical dari garis A sampai tekuk
(TLH) leher yang paling menonjol.
8 Tinggi Punggung Ukur jarak vertical dari garis A sampai bentuk
(TPU) punggung yang paling menonjol.
9 Tinggi Pinggang Ukur jarak vertical dari garis A sampai titik
(TPI) cekung maksimum dari pinggang.
10 Pangkal Kepala Ukur jarak antara garis B sampai bentuk kepala
(PKP) bagian belakang yang paling menonjol
11 Pangkal Leher Ukur jarak antara garis B sampai titik cekung
(PLH) leher maksimum.
12 Pangkal Pinggang Ukur jarak antara garis B sampai titik cekung
(PPI) pinggang maksimum
13 Pangkal Pantat Belakang Ukur jarak antara garis B sampai pantat
(PPB) belakang.
15 Kedalaman Ukur jarak antara garis A dan garis C sampai
(KDL) kedalaman maksimum tempat duduk.
16 Pangkal Pantat Ukur jarak horizontal antara titik garis
(PPT) singgung C dengan pantata bagian belakang.

c. Pengukuran dari samping berdiri


No Dimensi Tubuh Cara Pengukuran
1 Tinggi Badan Tegak Subyek berdiri tegak dengan mata memandang
(TBT) lurus ke depan. Ukur jarak vertikal antara alas
kaki sampai ujung kepala.
2 Tinggi Mata Berdiri Subyek berdiri tegak dengan mata memandang
(TMB) lurus ke depan. Ukur jarak vertikal antara alas
kaki sampai ujung bagian dalam mata (dekat
pangkal hidung).
3 Tinggi Bahu Berdiri Subyek berdiri tegak dengan mata memandang
(TBB) lurus ke depan. Ukur jarak vertikal antara alas

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 14


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

kaki sampai bahu yang paling menonjol.


4 Tinggi Siku Berdiri Subyek berdiri dengan kedua tangan
(TSB) tergantuing secara wajar. Ukur jarak vertikal
antara lantai sampai ke titik pertemuan antara
lengan atas dan lengan bawah.
5 Tinggi Pinggang Berdiri Subyek berdiri tegak. Ukur jarak vertikal antara
(TPB) lantai sampai pinggang.
6 Jangkauan Tangan Atas Subyek berdiri tegak dengan menjangkau ke
(JTA) atas setinggi-tingginya. Ukur jarak vertical dari
lantai sampai ujung jari tengah.
7 Panjang Lengan Bawah Subyek berdiri tegak dengan tangan disamping.
(PLB) Ukur jarak dari siku sampai pergelangan
tangan.
8 Tinggi Lutut Berdiri Subyek berdiri tegak. Ukur jarak vertical dari
(TLB) lantai sampai lutut.
9 Tebal Dada Subyek berdiri tegak. Ukur jarak dari dada
(TDD) (bagian ulu hati) sampai punggung secara
horisontal.
10 Tebal Perut Berdiri Subyek berdiri tegak. Ukur menyamping jarak
(PRB) dari perut depan sampai perut belakang secara
horisontal.
11 Jangkauan Tangan ke Subyek berdiri tegak dengan betis dan pantat
Depan (bagian samping kiri badan) merapat ke
(JTD) dinding, tangan direntangkan secara horizontal
ke depan. Ukur jarak horizontal dari punggung
sampai ujung jari tengah.

d. Pengukuran dari depan berdiri


No Dimensi Tubuh Cara Pengukuran
1 Rentangan Tangan Subyek berdiri tegak dengan kedua tangan
(RTT) direntangkan secara horizontal ke samping
sejauh mungkin. Ukur jarak horizontal dari
ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung
terpanjang tangan kanan.

e. Pengukuran Jari tangan


No Dimensi Tubuh Cara Pengukuran
1 Panjang 1,2,3,4,5 Diukur dari masing-masing pangkal ruas jari
(PJR) sampai ujung jari. Jari-jari subyek merentang
lurus dan sejajar.
2 Pangkal ke Tangan Diukur dari pangkal pergelangan tangan sampai
(PKT) pangkal ruas jari. Lengan bawah sampai
telapak tangan subyek lurus.
3 Lebar Tangan Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari
(LBT) kelingking.
4 Panjang Telapak Tangan Diukur dari ujung tengah sampai pangkal
(PTT) pergelangan tagan.
5 Genggaman Tangan Diukur garis tengahnya.
(GGT)

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 15


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

C. FISIOLOGI
Fisiologi adalah studi tentang fungsi organ manusia yang dipengaruhi stress
otot. Saat seseorang melakukan kerja fisik diperlukan gaya otot, dan aktivitas otot ini
memerlukan energi dimana suplai energi memberi beban kepada sistem pernafasan
dan sistem kardiovaskular. Saat tubuh melakukan kerja fisik akan terjadi perubahan
pada kecepatan denyut jantung, konsumsi energi dan konsumsi oksigen.
1. Pengukuran Konsumsi Energi
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan
menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antara satu
dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni
relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik.
Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh,
yang dapat dideteksi melalui perubahan :
a. Konsumsi oksigen
b. Denyut jantung
c. Peredaran udara dalam paru-paru
d. Temperatur tubuh
e. Konsentrasi asam laktat dalam darah
f. Komposisi kimia dalam darah dan air seni
g. Tingkat penguapan, dan faktor lainnya
Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat
dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya
ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :
a. Kecepatan denyut jantung
b. Konsumsi oksigen

Gambar 8. Siklus denyut nadi (Grandjean, 1986)

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 16


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Ketika seseorang mulai bekerja, denyut jantung dan tingkat konsumsi


oksigen meningkat sampai memenuhi kebutuhan. Peningkatan ini tidak terjadi
tiba-tiba, sehingga kebutuhan ini akan dipenuhi terlebih dahulu oleh energi yang
tersimpan di otot. Dengan cara yang sama, ketika seseorang berhenti bekerja,
kecepatan denyut jantung dan konsumsi oksigen akan menurun secara perlahan-
lahan sampai kondisi normal. Untuk melakukan penilaian beban fisik dalam
bekerja dengan metode fisiologi maka pengukuran harus dimulai sebelum pekerja
melakukan pekerjaannya.
Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dan
pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam penelitian laboratorium.
Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa digunakan parameter indeks
kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan
antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan
denyut jantung pada saat istirahat.
Energi expenditure dapat dihitung dengan sebuah persamaan regresi yang
menyatakan hubungan ntara energi expenditure dengan kecepatan denyut jantung.

Y = 1,80411 0,0229038 X + 4,71711.10-4 X2 ....(4)

dengan :
Y : energi (kilokalori per menit)
X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Sedangkan konsumsi energi dapat dihitung dengan persamaan:

KE = Et Ei ....................................................................................................(5)

dengan:
KE = konsumsi energi (kilokalori/menit)
Et = pengeluran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei = pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)

Dengan demikian, konsumsi energi pada waktu kerja tertentu merupkan


selisih antara pengeluaran energi pada waktu kerja tersebut dengan pengeluaran
energi pada saat istirahat.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 17


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Tabel 3. Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis


Energi Ekspenditur Detak Jantung Konsumsi Oksigen
Tingkat Pekerjaan Kkal / menit Kkal / 8 jam detak / menit Liter/menit
Unduly Heavy > 12,5 > 6000 > 175 > 2.5
Very Heavy 10 12,5 4800 6000 150 175 2 2.5
Heavy 7,5 10 3600 4800 125-150 1.5 2
Moderate 5 7,5 2400 3600 100 125 1 1.5
Light 2,5- 5 1200 - 2400 60 100 0.5 1
Very Light < 2,5 < 1200 < 60 < 0.5

D. BIOMEKANIKA
Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan,
ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam melakukan kerjanya. Faktor ini sangat
berhubungan dengan pekerjaan Manual Material Handling (MMH), yaitu
pengangkatan dan pemindahan material secara manual, atau pekerjaan lain yang
dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak
membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang
tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya ataupun kemudahan. Pekerjaan ini
membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu.
Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang
menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.
Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di
Amerika, NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) pada tahun
1991 melakukan analisis terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau
memindahkan beban, dan merekomendasikan batas maksimum beban yang masih
boleh diangkat oleh pekerja yang disebut sebagai Recommended Weight Limit
(RWL). RWL menyatakan batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang
dalam durasi kerja tertentu (misal 8 jam sehari) dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. Posisi pengangkatan yang dapat dihitung dengan RWL terlihat seperti gamabar
berikut.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 18


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Gambar 9. Posisi Pengangkatan


Horizontal Location (H) : jarak telapak tangan dari titik tengah antara 2 tumit,
diproyeksikan pada lantai.
Vertical Location (V) : jarak antara kedua tangan dengan lantai.
Vertical Travel Distance (D) : jarak perbedaan ketinggian vertikal antara destination
dan origin dari pengangkatan.
Lifting Frequency (F) : angka rata-rata pengangkatan/ menit

Bidang sagital

Bidang
frontal

Gambar 7. Sudut Asimetrik


Titik Garis
Garis Sudut
proyeksi sagital
asimetrik asimetrik

Gambar 10. Sudut Asimetrik


A merupakan sudut asimetrik yang merupakan sudut yang dibentuk antara
garis asimetrik dan pertengahan garis sagital.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 19


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Garis Asimetrik adalah garis horizontal yang menghubungkan titik tengah garis
yang menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam dan proyeksi titik tengah
beban pada lantai.
Garis Sagital adalah garis yang melalui titik tengah kedua mata kaki bagian
dalam dan berada pada bidang sagital. Bidang sagital adalah bidang yang
membagi tubuh menjadi dua bagian, kanan dan kiri, saat posisi tubuh netral
(tangan berada di depan tubuh dan tidak ada perputaran pada bahu dan kaki).

Persamaan RWL didefinisikan dengan persamaan berikut:


RWL= 23 x HM x VM x DM x AM x FM x CM .....................................................(6)

dengan :
RWL : Recommended Weight Limit = Batas beban yang direkomendasikan
LC : Konstanta pembebanan = 23 kg
HM : Faktor pengali horizontal = 25/H
VM : Faktor pengali vertikal = 1 - 0.003V-75
DM : Faktor pengali perpindahan = 0.82 + 4.5/D
AM : Faktor pengali asimetrik = 1 0.0032 A
FM : Faktor pengali frekuensi = dari tabel
CM : Faktor pengali kopling (handle) = dari tabel
Sehingga persamaan RWL menjadi:
RWL=23 x (25/H) x (1 0,003[V75]) x (0,82+ 4,5/D) x (1 0,0032) x FM x CM .....(7)

BebanAktua l
LI ..........................................................(8)
RWL
Kriteria LI:
LI > 1 : pekerjaan beresiko menimbulkan cedera
LI 1 : pekerjaan aman

Besarnya FM dan CM dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5.


Tabel 4. Faktor pengali kopling
Coupling Type V75 cm V75 cm
Good 1.00 1.00
Fair 0.95 1.00
Poor 0.90 0.90
(Sumber : Waters et al ,1994)

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 20


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Tabel 5. Faktor pengali frekwensi


Frek. Work Duration
Lift/min 1 jam 1 2 jam 2 8 jam
V75 V75 V75 V75 V75 V75
0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85
0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81
1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75
2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65
3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55
4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45
5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35
6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27
7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22
8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18
9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15
10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13
11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00
12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00
13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00
14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00
15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00
15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
(Sumber : Waters et al ,1994)

E. MOTION AND TIME STUDY


System kerja yang efektif dan efisien merupakan tujuan dari sebuah
perancangan system kerja. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencapai hal
tersebut. Perancangan system kerja yang meliputi work study dan work measurement
merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sebuah system
kerja yang efektif dan efisien.
Untuk dapat merancang system kerja yang baik, seorang perancang kerja
harus dapat menguasai dan mengendalikan factor-faktor yang membentuk suatu
system kerja. Factor-faktor tersebut antara lain terdiri dari manusia, mesin dan
peralatan serta lingkungannya. Manusia dalam hal ini merupakan salah satu factor
penting, karena manusia merupakan sesuatu yang hidup sehingga memiliki
kemampuan dan keterbatasan ketika bekerja. Manusia dapat berpikir, memiliki
perasaan, keinginan tetapi juga suatu saat dia akan merasa lelah, tidak konsisten dan
tidak stabil. Sehingga penelitian terhadap manusia merupakan hal yang penting untuk
dilakukan. Banyak metode yang dapat digunakan untuk penelitian ini misalnya dengan
menggunakan peta-peta kerja yang terdapat analisis terhadap manusia serta,
pengukuran fisiologi kerja manusia dan analisis motion and time study.
Analisis operasi kerja dilakukan untuk menganalisa suatu operasi kerja baik
yang menyangkut suatu elemen kerja yang bersifat produktif atau tidak, sehingga

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 21


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

dapat dilakukan perbaikan metode kerja. Hal ini dilakukan tentu saja untuk
meningkatkan jumlah produk per satuan waktu dan mengurangi waktu. Untuk dapat
melakukan analisis maka dibutuhkan data-data mengenai seluruh kegiatan operasi,
fasilitas yang dipergunakan, waktu penyelesaian, gerakan yang terjadi, aktivitas
inspeksi, transportasi, delay dan lain-lain. Analisis semacam ini biasanya
menggunakan peta-peta kerja, sedangkan analsis gerakan dapat menggunakan motion
study.
1. Pengukuran Waktu Kerja (Studi Waktu/Time Study)
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan
menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antara satu
dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni
relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik.
Pengukuran waktu pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
menentukan lamanya waktu kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
spesifik yang dibutuhkan oleh seorang operator normal (yang sudah terlatih) yang
bekerja dalam taraf yang wajar dalam suatu sistem kerja yang terbaik (dan baku)
pada saat itu.
Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat
dikelompokkan atas :
a. Secara langsung
Pengukuran waktu dengan jam henti
Sampling pekerjaan
b. Secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu gerakan, terdiri dari :
- Work Factor
- Maynard Operation Sequence Time (MOST)
- Motion Time Measurement (MTM)
- Basic Motion Time (BMT), dll
Dalam sistem kerja dengan karakteristik aktivitas kerja yang homogen,
repetitif dan terdapat produk nyata yang dapat dinyatakan secara kuantitatif,
pengukuran langsung biasanya menggunakan metoda jam-henti. Sutalaksana et.al
[1979] menyatakan secara terperinci langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam pengukuran waktu dengan metoda jam-henti. Salah satu langkah yang

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 22


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

penting dilakukan didalamnya adalah melakukan pemilahan elemen operasi yang


mencakup paling tidak tujuh prinsip pemilahan elemen operasi [Sutalaksana et.al,
1979].
Untuk sampai mendapatkan waktu baku, tahapan perhitungan
digambarkan sebagai berikut:

P l

Waktu Waktu Waktu


Siklus Normal Baku

Gambar 11. Tahapan Perhitungan Waktu Baku


Dimana p merupakan faktor penyesuaian dan l adalah kelonggaran.
Faktor penyesuaian diperhitungkan jika pengukur berpendapat bahwa operator
bekerja dalan keadaan tidak wajar sehingga hasil perhitungan waktu siklus perlu
disesuaikan atau dinormalkan terlebih dahulu agar mendapatkan waktu siklus
rata-rata yang wajar. Kelonggaran adalah waktu yang diberikan kepada operator
untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan fatigue, dan gangguan-
gangguan yang tidak terhindarkan oleh operator.
Waktu baku dapat dimanfaatkan dalam
Penjualan produksi
Perencanaan kebutuhan kerja
Perencanaan waktu produksi
Perencanaan sistem kompensasi
Menunjukkan kemampuan periksa berproduksi
Mengetahui besaran-besaran performasi sistem kerja berdasarkan data
produksi actual.

a. Faktor Penyesuaian (Performance Rating)


Maksud dimasukkannnya factor penyesuaian adalah untuk menjaga
kewajaran kerja sehingga tidak akan terjadi kekurangan waktu karena terlalu
idealnya kerja yang diamati. Faktor penyesuaian dalam pengukuran waktu
kerja dibutuhkan untuk menetukan waktu normal dari operator yang berada
dalam sistem kerja tertentu. Beberapa metode dalam menetukan besar faktor

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 23


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

penyesuaian [Sutalaksana et.al, 1979] : metode Objective, metode Shumard,


metode Bedaux atau sintetis, dan metode Westinghouse.

b. Faktor Kelonggaran (Allowance Factor)


Pemberian kelonggaran ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada
operator untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukannya sehingga waktu
baku yang diperoleh dapat dikatakan data waktu kerja yang lengkap dan
mewakili sistem kerja yang diamati.
Kelonggaran yang diberikan yaitu [Sutalaksana et.al, 1979]; kelonggaran
untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah, dan
kelonggaran yang tidak dapat dihindarkan.
Pemberian faktor kelonggaran dan penyesuaian secara bersama-sama
selayaknya dapat dirasakan adil, baik dari sisi operator maupun dari sisi
manajemen.
2. Studi Gerakan (Motion Study)
Motion study merupakan penelitian untuk menganalisa suatu pekerjaan
dengan gerakan-gerakannya. Tujuan dari motion study adalah untuk
meminimalkan gerakan-gerakan kerja yaitu dengan mengurangi gerakan-gerakan
yang tidak efektif atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh waktu kerja
yang minimal, serta penghematan pada penggunaan fasilitas kerja.
Motion study dapat dilakukan dengan cara:
a. Micromotion study
Micromotion study adalah teknik yang dianggap paling teliti guna
menganalisis gerakan kerja manual secara mendetail (micro). Aktivitas
micromotion study dilakukan untuk merekam setiap gerakan kerja yang ada
secara detail dan memberi kemungkinan analisa setiap gerakan kerja yang
ada secara lebih baik dibandingkan dengan gerakan visual.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam micromotion study adalah:
Merekam gerakan-gerakan kerja dari suatu siklus kerja dengan menaruh
jam besar (micro-chronometer) di belakang operator yang diamati;
Gambar film akan menjadi rekaman permanen yang bisa dianalisis
setiap saat dan berulang-ulang sesuai yang dikehendaki;
Menyimpulkan dari analisa gerakan yang diamati dari rekaman film dan
menggambarkannya dalam peta SIMO (Simultaneous-Motion Chart)
yang menunjukkan gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 24


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Tujuan penggambaran peta ini adalah mencoba membuat keseimbangan


gerak kerja antara tangan kiri dan kanan
Menetapkan alternatif gerakan yang lebih baik dengan memperbaiki
metode kerja yang ada sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan.
b. Memomotion Study
Memomotion study dikembangkan pertama kali oleh Marvin Mundel, pada
prinsipnya tidak berbeda dengan micromotion study hanya saja disini
kecepatan film yang digunakan adalah sekitar 60-100 fpm. Keunggulan
utama memomotion study ini adalah dari segi biaya yang lebih murah dan
proses analisis yang lebih cepat dan dapat memberikan hasil yang lebih
detail.
Motion study dilakukan biasanya pada jenis pekerjaan manual, yaitu jenis
pekerjaan yang sebagian besar dikerjakan dengan menggunakan gerakan
tangan. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengeliminir atau
mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efektif.
Orang yang dianggap paling berjasa dalam motion study adalah Frank dan
Lilian Gilberth. Kedua Gilberth tersebut telah mengawali studi gerakan
manual dan berhasil menguraikan gerakan dasar menjadi 17 buah, yang
selanjutnya disebut sebagai gerakan Therblig (dieja dari nama Gilberth
secara terbalik), yaitu :

Tabel 6. Gerakan Dasar Therblig


No Elemen Gerakan Arti
1 Search (Sh) mencari
2 Select (St) memilih
3 Grasp (G) memegang
4 Transport Empty (TE) menjangkau/membawa tanpa beban
5 Transport Loaded (TL) membawa
6 Hold (H) memegang untuk memakai
7 Release Load (RL) melepas
8 Position (P) mengarahkan
9 Pre-position (PP) mengarahkan sementara
10 Inspect (I) memeriksa
11 Assemble (A) merakit
12 Disassemble (D) melepaskan rakitan
13 Use (U) memakai
14 Unavoidable Delay (UD) kelambatan yang tidak dapat dihindari
15 Avoidable Delay (AD) kelambatan yang dapat dihindari
16 Plan (Pn) merencanakan
17 Rest for overcoming fatigue (R) istirahat untuk menghilangkan kelelahan

Dari ke17 elemen therblig, dapat dikelompokan sebagai berikut :

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 25


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Effective Therblig Ineffective Therblig


Physical Basic Division Mental atau semi-mental basic divisions
a. Menjangkau (reach) a. Mencari (search)
b. Membawa (move) b. Memilih (select)
c. Melepas (release) c. Mengarahkan (position)
d. Memegang (grasp) d. Memeriksa (inspect)
e. Mengarahkan awal (pre-position) e. Merencanakan (plan)

Objective Basic Divisions Delay


a. Memakai (use) a. Kelambatan yang tak dapat dihindari
b. Merakit (assemble) (unavoidable delay)
c. Mengurai rakit (disassemble) b. Kelambatan yang dapat dihindari
(avoidable delay)
c. Istirahat untuk menghilangkan lelah
(rest for overcoming fatigue)
d. Memegang untuk memakai (hold)

c. Ekonomi Gerakan (Motion Economy)


Motion study bertujuan untuk memperoleh gerakan-gerakan yang efektif dan
efisien. Untuk mendapatkan hal tersebut maka haruslah diperoleh kondisi
pekerjaan yang memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang
ekonomis.
Secara umum untuk mengembangkan metode kerja dengan gerakan yang
ekonomis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Menghilangkan gerakan kerja yang tidak perlu dan memboroskan
energi.
Mengkombinasikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan
bersamaan.
Mengurangi factor kelelahan dengan memberi waktu istirahat cukup.
Memperbaiki layout yang belum efektif.
Prinsip ekonomi gerakan digunakan untuk menganalisis gerakan-gerakan
kerja kerja setempat, maupun secara keseluruhan. Prinsip-prinsip tersebut
adalah:
Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan penggunaan tubuh.
Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan tata letak tempat
kerja.
Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan perancangan
peralatan.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 26


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Penelitian tentang perancangan keyboard yang ergonomic telah dilakukan


oleh Mc Loone dan Hinckley (2004). Hasilnya adalah:
Keyboard dengan beban pada kedua tangan seimbang. Seperti yang
terdapat dalam prinsip ekonomi gerakan bahwa kedua tangan harus
bekerja / mempunyai beban yang sama, konsep ini disebut bimanual
control.
Keyboard dibuat sederhana dengan tombol untuk satu perintah atau
yang disebut sebagai one step commands. Misal perintah print, save
dan membuat dokumen baru dapat dilakukan cepat dengan hanya satu
perintah. pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat.
Keyboard juga akan dirancang dengan memperhatikan kesalahan
(emphaty and forgiveness) yang sering dilakukan manusia, sehingga
kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan akan dapat dikurangi.
Keyboard baru ini juga dibuat kunci-kunci yang mengurangi gerakan
menjangkau untuk mouse. Sehingga satu elemen gerakan menjangkau
dapat dikurangi waktu operasinya, yang secara keseluruhan dapat
mengurangi waktu proses pengetikan, apalagi bila aktivitas
menggunakan kunci tersebut sangat sering dilakukan Misalnya
menggunakan mouse untuk perintah membuka provider email, start new
email, dan mengirimkannya yang selama ini harus menggunakan
mouse, dengan keyboard baru ini sudah dibuat kunci-kunci untuk
aktivitas tersebut. Sehingga hanya tinggal menekan satu kunci saja
perintah tersebut sudah dijalankan.
Prinsip-prinsip ekonomi gerakan diatas dapat digunakan pada saat
menganalisis sebuah pekerjaan. Setelah dianalisis maka selanjutnya akan
dibuat desain pekerjaan dengan gerakan yang baru yang memenuhi prinsip
ekonomi gerakan. Perubahan metode kerja yang baru tersebut dapat dihitung
tingkat efisiensinya yaitu dengan menggunakan formula:

Pieces Produced Pieces produced


per minute per minute,

new method old method (9)
x100 Increase in output (%)
Pieces produced
per minute,

old method

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 27


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

d. Peralatan untuk Micromotion Study


Aktivitas motion study merupakan aktivitas untuk menganalisis gerakan-
gerakan yang dilakukan ketika bekerja. Untuk dapat melakukan analisis
tersebut maka harus diketahui dengan detail gerakan-gerakan tersebut
beserta waktunya.
Dalam menganalisa gerakan kerja seringkali dijumpai kesulitan dalam
menentukan batas-batas suatu elemen Therblig dengan elemen therbligh
yang lainnya karena waktu gerakan yang terlalu singkat. Selain itu juga
seringkali pengamatan sulit dilakukan secara visual.
Sehingga diperlukan suatu alat untuk merekam gerakan-gerakan tersebut.
Banyak peralatan yang dapat digunakan untuk hal tersebut. Perekam atas
gerakan-gerakan kerja dengan menggunakan kamera film (video recorder)
dan segala perlengkapannya akan menjadi solusi kesulitan ini. Disini
aktivitas direkam ulang dengan kecepatan lambat (slow motion) sehingga
analisis gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti. Sebuah jam
khusus (microchronometer) digunakan dan diletakkan dibelakang operator
yang gerakannya diteliti. Sehingga setiap elemen gerakan Therblig maupun
perpindahan dari satu elemen ke elemen lainnya dapat diukur.
Aktivitas micromotion study mengharuskan untuk merekam setiap gerakan
kerja yang ada secara detail dan memberi kemungkinan-kemungkinan
analisa setiap gerakan-gerakan kerja, secara lebih baik dibandingkan dengan
visual motion study.
Saat ini telah tersedia peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk
micromotion study, dengan berbagai model, spesifikasi dan kemampuan
merekam. Misalnya seperti handycam dan digital kamera dengan
kemampuan recording. Selain alat rekam, dibutuhkan juga suatu alat yang
berfungsi untuk memutar kembali hasil rekaman untuk melakukan analisa,
misalnya televisi, video, proyektor dan LCD viewer.
Micromotion study adalah teknik yang dianggap paling teliti untuk
menganalisa gerakan kerja manual. Metode yang baru untuk melaksanakan
motion study sekarang ini tidak lagi menggunakan micro-crono-meter. Akan
tetapi dengan memakai video tape atau kamera film dengan dilengkapi
synchronous motor drive. Dengan peralatan elektronik (synchronous) motor
drive camera menyebabkan kecepatan exposure konstan sehingga tidak
diperlukan lagi microchronometer atau pencatat waktu. Pengukuran waktu

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 28


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

dalam hal ini akan dilihat berdasarkan per frame gambar yang terekam.
Model standar untuk peralatan ini memungkinkan kecepatan kamera/gambar
1 frame per detik (fps), 10 fps atau 100 frame per menit (fpm). Kecepatan
kamera yang lebih besar akan diguunakan untuk merekam gerakan kerja
yang berlangsung cepat.
Hasil rekaman gambar dari gerakan seorang operator, dapat digunakan untuk
beberapa tujuan dalam motion and time study antara lain:
untuk micromotion study dan memomotion
untuk memperoleh hasil sampling data,
untuk melatih operator
untuk menunjukkan metode terbaru dalam melakukan pekerjaan
tertentu,
untuk mengelompokkan kinerja dalam time study dan sampling kerja,
e. Analisis Motion Study
Setelah dilakukan penelitian dengan motion study, dengan merekam
gerakan kerja dengan kamera video, selanjutnya dilakukan analisis terhadap
gerakan-gerakan tersebut. Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan
antara lain:
Simultaneous-Motion-Cycle Charts (Simo Charts)
Waktu untuk setiap gerakan therbligh yang dicatat pada lembar analisis
digunakan untuk membuat skala sebuah Simultaneous-Motion-Cycle
Charts, biasanya disebut Simo Charts..
Pada banyak operasi, tidak perlu dibuat chart yang lengkap dari semua
gerakan tubuh. Simo chart dari dua tangan dan prosedur yang sama
akan digunakan untuk membuat chart yang menunjukkan gerakan dari
lengan, kaki, kepala, leher dan bagian tubuh lainnya.
Peta-peta kerja
Peta kerja atau peta proses (process chart) merupakan alat komunikasi
yang sistematis dan logis guna menganalisis proses kerja dari tahap
awal sampai akhir. Melalui proses ini akan diperoleh informasi-
informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja yang telah
ada.
Dalam ringkasan ini akan dibahas peta-peta kerja yang banyak
berhubungan dengan manusia dan study gerak (motion study)1, atau
pekerjaan yang lebih banyak aktivitas manusia daripada mesin. Karena

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 29


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

disini akan difokuskan pada perbaikan metode kerja, dimana factor


manusia menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk
dipertimbangkan.
Peta-peta kerja yang banyak terkait dengan factor manusia adalah peta
manusia mesin dan peta tangan kiri tangan kanan.
- Peta Manusia Mesin (Multiple Activity Chart)
Peta manusia mesin merupakan peta yang menunjukkan hubungan
waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja dan siklus operasi
dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh pekerja
dan mesin yang bekerja secara bergantian. Dapat dikerjakan
dengan metode motion study yaitu merekam pekerjaan manusia,
sehingga akan terlihat aktivitas mana yang dikerjakan manusia
(gerakannya) dan aktivitas mana yang dikerjakan mesin.
Hubungan yang terjadi antara pekerja dan mesin tersebut :
Operator bekerja-mesin menganggur (idle)
Operator menganggur-masin bekerja
Operator bekerja-mesin bekerja
Operator menganggur-mesin menganggur
Informasi yang diperolah dari peta manusia mesin:
Waktu siklus bekerja operator
Waktu siklus operasi mesin
Waktu idle mesin
Waktu idle operator
Peta Manusia Mesin dapat digunakan untuk menganalisa :
Hubungan antara waktu kerja operator dan mesin yang
ditanganinya
Keseimbangan beban kerja antara (operator) dan mesin.
Dengan dilengkapi data-data yang lain maka dapat digunakan
untuk menentukan berapa banyak mesin yang dapat ditangani
oleh 1 orang operator atau sebaliknya berapa operator yang
dibutuhkan untuk menangani 1 buah mesin.
Waktu idle yang terjadi dalam sistem kerja tersebut. Misalnya
apabila terjadi banyak idle pada pekerjanya maka dapat
dipertimbangkan untuk menambah pekerjaan untuk pekerja
selama dia mengalami idle.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 30


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Setelah melakukan analisa terhadap Peta Manusia Mesin (Multiple


Activity Chart) diharapkan efektivitas penggunaan pekerja dan atau
mesin bisa ditingkatkan dan tentunya keseimbangan kerja antara
pekerja dan mesin. Perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat
dilakukan dengan cara misalnya:
Merubah tata letak tempat kerja
Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja dengan motion
study dengan prinsip motion economy
Gerakan-gerakan kerja juga merupakan faktor yang
menentukan waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Sehingga
penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakuakan pekerja
akan sangat membantu meningkatkan efektifitas kerjanya
sekaligus mempengaruhi eefisiensi penggunaan tenaga. Hal
ini dilakukan dengan motion study.
Merancang kembali mesin dan peralatan, keadaan mesin dan
peralatan seringkali perlu dirancang kembali untuk
meningkatkan efektifitas pekerja dan mesin

- Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right-Hand Chart)
atau Peta Operator
Peta ini menggambarkan gerakan tangan kiri dan dan tangan kanan
manusia ketika bekerja secara manual. Peta ini menggambarkan
semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dialami oleh kedua
tangan secara detail yang sesuai dengan elemen-elemen gerakan
therbligh. Dengan menganalisa gerakan-gerakan tersebut maka
langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan. Pembuatan peta
operator baru ini akan terasa bermanfaat apabila gerakan yang
terjadi berulang-ulang dan dilakukan secara manual.
Dari analisa tersebut apabila terdapat elemen gerakan-elemen
gerakan yang belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan
(motion economy) dalam motion study maka dapat diperbaiki.
Perbaikan dapat dilakukan dengan:
Menyederhanakan gerakan-gerakan kerja
Mengkombinasikan atau menggabungkan beberapa gerakan
menjadi satu gerakan yang lebih efektif.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 31


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu, bila


memungkinkan.
Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi
kelelahan
Menganalisa tata letak stasiun kerja, dengan merubah-rubah
tata letak peralatan untuk menentukan tata letak yang baik
ditinjau dari segi waktu dan jarak, dan menentukan urutan
pengerjaan yang baik dengan prisnsip gerakan ekonomi
(motion economic)
- Metode-metode lain yang semakin berkembang
Penelitian yang dilakukan oleh Ben-Gal dan Buckchin (2003),
menyebutkan bahwa desain workstation dengan pekerjaan
manual dapat dilakukan dengan Metodologi baru yaitu
Factorial Experiment (FE) dan Response Surface
Methodology (RSM) dan selanjutnya dianalisis menggunakan
computer untuk simulasi.
Keuntungan dari metode tersebut adalah:
1. Dengan computer maka akan dihasilkan beberapa
alternative solusi desain konfigurasi dari workstation.
2. FE dan RSM digunakan untuk menjembatani gap dengan
menganalisis beberapa alternative konfigurasi desain
dengan cara yang sistematis dan mengaplikasikan
perubahan-perubahan untuk konfigurasi parameter.
Penelitian lain dilakukan oleh Yen dan Radwin (2000) yang
membahas tentang analisis kuantitatif terhadap gerakan
berulang (repetitive motion) pada pekerjaan industri. Alat
yang digunakan adalah electrogoniometer. Metode
menggunakan electrogoniometer ternyata memiliki hasil
perhitungan yang hamper sama dengan metode lama yaitu
observasi. Sehingga metode baru tersebut dapat
direkomendasikan untuk digunakan untuk analisis pekerjaan
manual yang berulang, karena aplikasinya lebih mudah.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 32


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

1. Barnes, R.M.,1980, Motion and Time study Design and measurement of work, John
Wiley & Sons, New York, pp 88-256
2. Ben-Gal dan Buckhin, 2002, The ergonomic design of workstations using virtual
manufacturing and response surface methodology, IIE Transaction, no 34, pp 375-
391.
3. Kroemer, K.H.E., et al. Ergonomics: How to Design For Ease and Efficiency. Prentice
Hall. New Jersey. 1994
4. Mc. Cormick & Ernest J..Human Factors in Engineering and Design. Mc Graw Hill.
New York. 1993
5. McLoone dan Hinckley, 2004, Ergonomic Principles applied to design of Microsoft
Office Computer Keyboard.
6. Niebel,B.W.and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th Ed; Mc
Graw-Hill. New York.1999.
7. Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik TataCara Kerja, ITB, 1979
8. Water, Thomas, et.al. Applications Manual for the Revised NIOSH Lifting Equation.
January, 1994.
9. Yen dan Radwin, 2000, Comparison between using spectral analysis of
electrogoniometer data and observational analysis to quantify repetitive motion and
ergonomic changes in cyclical industrial work, Ergonomic Journal, vol 43, no. 1, pp
106-132

V. ALAT DAN BAHAN


1. Kursi Antropometri
2. Penggaris/meteran
3. Alat ukur tubuh
4. Timbangan badan
5. Alat ukur putaran tangan
6. Flexible Curve
7. Beban pengangkatan untuk simulasi RWL
8. Stopwatch
9. Satu set perangkat CCTV

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 33


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

VI. TUGAS
1. Tugas Project : Perancangan Stasiun Kerja
a. Berdasarkan data yang diperoleh setiap kelompok membuat perancangan stasiun
kerja perakitan dengan Software Mannequen yang terdiri dari : stasiun kerja
produk aktual (sama semua kelompok) dan stasiun kerja produk hasil rancangan
(setiap kelompok berbeda produknya).
b. Lingkup rancangan adalah luas meja kerja, bangku kerja (jika ada) dan allowance
ruang minimal dengan memperhatikan mesin, box, atau rak peralatan, box untuk
material, box untuk produk jadi dan peralatan lain bila ada.
c. Perancangan disertai dengan perhitungan terhadap data-data antropometri dan
alasan pemilihan dimensi tubuh serta persentil yang digunakan sebagai ukuran
perancangan.
d. Perancangan juga mempertimbangkan aspek gerakan yang didapat dari analisa
Peta Tangan Kiri Tangan Kanan serta Peta Manusia Mesin.
e. Buatlah analisis perbandingan antara stasiun perakitan aktual dan stasiun
perakitan usulan.
2. Tugas Analisa
a. Interpretasi dan analisis terhadap data-data antropometri yang diperoleh.
b. Interpretasi dan analisis terhadap aspek fisiologi dalam pekerjaan meliputi denyut
jantung, energi expenditur, konsumsi energi dan hasil analisis Two Way Anova.
c. Analisa terhadap aspek biomekanika dalam pekerjaan MMH berdasarkan RWL
dan LI yang diperoleh.
d. Interpretasi dan analisis dari hasil perhitungan waktu baku dan studi gerakan.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 34


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

A. LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN FISIOLOGI


Kelompok :
1. Nama :
10 KG 15 KG

Memutar

Membungkuk

2. Nama:
10 KG 15 KG

Memutar

Membungkuk

3. Nama:
10 KG 15 KG

Memutar

Membungkuk

4. Nama:
10 KG 15 KG

Memutar

Membungkuk

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 35


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

B. LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN RWL


Kelompok:

Variabel Origin Destination


H
V
D
A
F
C

RWL origin =

RWL destination =

LI origin =

LI destination =

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 36


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Lampiran C
Langkah-langkah Menggunakan Software ManneQuinPro

MQPro adalah kependekan dari ManneQuinPro yaitu sebuah program atau aplikasi berdasarkan
pada human modeling dan ergonomic design program. Program ini membuat 3D berupa humanoids di
layer komputer hanya dengan menggunakan mouse. 3D ini dapat bergerak ke berbagai posisi dan dapat
juga dilihat dari beberapa pandangan. Hasilnya dapat diprint dan diexport dalam berbagai format.
ManneQuinPro dapat berjalan, meraih, menjangkau, menggenggam objek. Sehingga hal ini dapat
memudahkan dalam merancang/mendesain alat atau lingkungan kerja yang akan digunakan oleh manusia.
Prinsip-prinsip utama dalam mengoperasikan ManneQuinPro yang harus diperhatikan dan
diingat ada tiga hal, yaitu:
1. Gambar yang akan dibuat harus di ZOOM EXTENTS
Sesaat setelah membuat mannequin, ubah pandangan dari mannequin itu dengan memilih/mengklik
VIEW/ZOOM EXTENTS pada toolbar. Hal ini dapat secara otomatis menyesuaikan gambar yang
dibuat sesuai dengan layer.
2. Dalam membuat sesuatu harus dilihat dari pandangan yang benar.
Sebelum memulai untuk menggerakkan Mannequin, pastikan dengan memilih pandangan yang tepat.
Contohnya: 1) Jika akan menggerakkan tangan setinggi pinggang, harus dilihat dari pandangan kanan
atau kiri. 2) Jika akan melebarkan kaki mannequin satu dengan yang lainnya, harus dilihat dari
pandangan depan atau belakang, dll.
3. Memilih objek dari Mannequin sebelum digeser atau dipindah tempat.
Jika ingin membelokkan atau menggerakkan lengan atau memindahkan objek yang digenggam
tangan, hal yang harus dilakukan adalah memilih lengan mana yang akan dibelokkan. Caranya
dengan menentukan objek 2D atau 3D dulu, kemudian dipindah, scale, merotasi atau mengedit objek
tersebut.
Berikut ini tampilah layer program ManneQuinPro beserta penjelasan-penjelasan mengenai dasar
membuat suatu mannequin.
a. Tampilan ManneQuinPro
Gambar di bawah ini merupakan tampilan awal dari ManneQuinPro beserta tampilan menu-
menunya. Penjelasan singkat mengenai menu-menunya akan dijelaskan di bawah ini:
Penjelasan
1. File Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk membuka, menyimpan, importing/exporting
file.
2. Edit Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk memanipulasi objek 2D maupun 3D.
3. View Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk mengubah pandangan dari objek tersebut.
4. People Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk mengedit mannequin.
5. Drawing Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk membuat gambar 2D maupun 3D.
6. Tools Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk menset-up mannequin Pro.
7. Animation Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk membuat animasi dan juga mengedit.
8. Biomechanics Menu
Berisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk analisis biomekanik.
9. Help Menu

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 37


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

b.
c.
d.

Membuat ManneQuinPro
Langkah-langkah dalam membuat Mannequin antara lain sebagai berikut:
1. Memilih FILE /NEW dari toolbar dan klik create a mannequin icon.
2. Dari jendela pertama, pilih type mannequin yang akan dibuat. Setelah selesai klik OK,
sehingga muncul dilayer sebagai berikut:
Sex : Male
Size : Average can be referred to as a general measure of height.
Customize : No permits user specific body measurements or automatic calculation based
on height and weight.
Body Type : Average refers to girth or mass.
Range : Normal refers to the range of motion limits of the mannequin.
Database : U.S.A (1988 US Army) refers to the population selected for study.
Figure : Human the graphical form of the figure.
Age : Adult if child is chosen, an age between 3 and 12 may be selected.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 38


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

3. Klik OK pada Body Information Window.

4. Memilih postur untuk mannequin. Untuk melakukannya tinggal klik OK pada the default
posture (anatomical posture). Tapi untuk melihat postur yang lain, klik MORE. Setelah
melihat daftar gambarnya lalu klik.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 39


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

5. Tempatkan Mannequin di tengah layer komputer.


6. Dari toolbar menu, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS agar gambar mannequin terlihat jelas.
e. Menggerakkan Mannequin
Di layer akan terlihat mannequin seperti pada gambar di bawah ini, mannequin secara otomatis
menampilkan Whole body apabila pertama kali tampilkan.

Sebagai contoh, kita akan menggerakkan lengan bawah. Langkah-langkah yang harus
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Klick Both Same icon.
2. Klick Select Object icon.
3. Terlihat kotak kecil sebagai pengganti dari kursor mouse. Tempatkan pada lengan bawah
dari Mannequin. Klik left mouse button sampai bagian yang terang terlihat.
4. Klick right mouse button dan akan terlihat gambar di bawah ini. Terlihat pada lengan
bawah dari mannequin. Ini adalah gerakan berdasarkan sumbu.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 40


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

5. Memilih X-Axis untuk menaikkan lengan bawah. Kalau mouse digerakkan ke kiri dan ke
kanan, maka akan terlihat bahwa lengan dari mannequin akan bergerak ke kiri dan ke
bawah. Secara simultan derajat dari gerakan akan terlihat di bawah kiri dari layer. Gerakkan
mouse sampai dengan 90. Kemudian klik left mouse button. Gambar yang terlihat adalah
seperti pada gambar di bawah ini:

6. Sekarang klick front view button FRONT dan pilih sumbu rotasi X-Axis untuk merotasi
tangan, saling berhadapan telapak tangan. Menggerakkan mouse ke kiri dan ke kanan
sampai posisi yang diinginkan, kemudian klik right mouse button. Terlihat gambar seperti
pada gambar di bawah ini

Gambar di atas dilihat mannequin dengan perspektif tampak depan

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 41


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

f. Menggambar benda 3 dimensi

Benda-benda 3 dimensi yang dapat dibuat dengan ManneQuinPro antara lain adalah seperti
terlihat dalam menu DRAWING sebagai berikut:
1. Memilih DRAWING/BOX dari toolbar menu.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 42


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

2. Menetapkan lebar dan tinggi dari kotak tersebut dengan menggunakan left mouse button
digerakkan ke tangan mannequin. MQPro sekarang menunggu untuk memasukkan panjang
dari kotak tersebut. Untuk melakukannya, letakkan mouse secara vertical, horizontal atau
diagonal dari titik tersebut, sehingga menunjukkan panjang dari kotak tersebut. Klik left
mouse button setelah selesai.
3. Jika ingin melihat dari berbagai pandangan, klik front, back, right, left, top atau bottom
view.
4. Alternatif untuk membuat kotak dapat dilakukan dengan menekan F3, setelah itu pilih
DRAWING/BOX, lalu masukkan ukuran kotak yang diinginkan dan tujuannya.
Hasil yang dapat diperoleh adalah seperti pada gambar di atas.
Untuk membuat gambar dengan ukuran yang lebih presisi dapat menggunakan bantuan pada
tombol F3 pada keyboard.
g. Jangkauan Mannequin (Reach/Range Cones)
Untuk mendemonstrasikan jangkauan tangan, kaki, dan pandangan mata, maka ikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Klick Front FRONT view button dari pull-down menu, kemudian memilih
VIEW/ZOOM EXTENTS.
2. Klik Select Object button dan double klik mannequin tersebut, mannequin akan terlihat
terang.
3. Dari toolbar, pilih Left Arm Reach button, then the Right Arm Reach Left Leg
Range and Right Leg Range button. Juga klick Option Vision and Maximum
Vision buttons untuk menunjukkan vision dari mannequin. Hasil akhirnya seperti contoh
yang terlihat pada gambar di bawah ini:

h.

i.

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 43


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Mannequin Pro Crash-Course (Contoh Kasus)


Kegunaan-kegunaan dari tombol-tombol lain akan dijelaskan disini. Sebagai contoh, akan dipilih
salah satu gambar contoh (missal: Labwrkst.mqw), yaitu gambar fasilitas kerja di ruang kerja.
Gambar sebagai berikut:

Melihat ManneQuinPro dengan perspektif dari Depan


1. Dari pull-down menus, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS
2. Untuk melihat perspektif ManneQuinPro dari sisi depan, maka pilih Front FRONT.
Gambar yang tampak adalah seperti di bawah ini:
Melihat ManneQuinPro dengan perspektif dari Belakang
1. Dari pull-down menus, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS
2. Untuk melihat perspektif ManneQuinPro dari sisi belakang, maka pilih Back BACK.
Gambar yang tampak adalah seperti di bawah ini:
Melihat ManneQuinPro dengan perspektif dari Kanan
1. Dari pull-down menus, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS
2. Untuk melihat perspektif ManneQuinPro dari sisi kanan, maka pilih Right RIGHT.
Gambar yang tampak adalah seperti di bawah ini:
Melihat ManneQuinPro dengan perspektif dari Kiri
1. Dari pull-down menus, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS
2. Untuk melihat perspektif ManneQuinPro dari sisi kiri, maka pilih Left LEFT. Gambar
yang tampak adalah seperti di bawah ini:
Melihat ManneQuinPro dengan perspektif dari Atas
1. Dari pull-down menus, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS
2. Untuk melihat perspektif ManneQuinPro dari sisi atas, maka pilih Top TOP. Gambar
yang tampak adalah seperti di bawah ini:
3. Dapat juga dengan menempatkan 2 atau 4 pandangan secara simultan. Untuk melakukannya
klick 2-view VIEW or 4-view VIEW buttons, seperti terlihat pada gambar berikut:

Melihat ManneQuinPro dengan perspektif dari Bawah


1. Dari pull-down menus, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS
2. Untuk melihat perspektif ManneQuinPro dari sisi bawah, maka pilih Bott BOTTOM.
Gambar yang tampak adalah seperti di bawah ini:

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 44


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Melihat ManneQuinPro dengan perspektif dari User


1. Dari pull-down menus, pilih VIEW/ZOOM EXTENTS
2. Untuk melihat perspektif ManneQuinPro dari sisi user, maka pilih User USER. Gambar
yang tampak adalah seperti di bawah ini:
Cara lain yang bias digunakan untuk memilih pandangan adalah dengan memilih VIEW/Set 2-
VIEW or 4-VIEW dari pull-down menus. Satu dari dua jendela ini akan terlihat:
Set 2 view (memilih dua pandangan sekaligus)

Set 4 view (memilih empat pandangan sekaligus)

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 45


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Melihat melalui mata Mannequin


Kemampuan unik dari MQPro adalah kemampuan untuk mengilustrasikan perspektif dari
mannequinis, sehingga user dapat melihat apa yang mannequin lihat. Untuk menunjukkan
langkah ini, ikuti perintah berikut:
1. Pilih Front FRONT view icon dari tool bar dan kemudian ZOOM EXTENTS.
2. Klick Select Object button dan double klick mannequin tersebut, maka mannequin akan
terlihat terang.
3. Dari tool klick Eyes button. Layer akan tampak seperti di bawah ini:
4. Dari pull-down menus pilih PEOPLE/MOVE/HEAD. Sumbu koordinat akan terlihat pada
kepala.
5. Klik sekli X-Axis dengan left mouse button. Gerakkan mouse kiri dan ke kanan.
6. Setelah posisi yang diinginkan tercapai, lalu lepaskan left mouse button.
7. Sekali lagi pilih eyes button dari toolbar untuk melihat apa yang mannequin lihat.

Contoh perancangan stasiun kerja

Gambar 1: Perancangan pada stasiun kerja perakitan

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 46


PTI Project II
Perancangan Stasiun Kerja

Gambar 1: Perancangan pada stasiun kerja komputer

Perancangan Teknik Industri UMS Project II 47

You might also like