You are on page 1of 7

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA

SMA KELAS X SEMESTER GASAL

Andi Desy Yuliana Mukti1), Trustho Raharjo2), Edy Wiyono2)


1). Alumnus Prodi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNS
2). Dosen Prodi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNS

Abstrak
Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui ada atau tidak adanya miskonsepsi dan
prosentase konsep yang berpotensi terjadi miskonsepsi dari buku ajar Fisika SMA. Judul
buku fisika tersebut (obyek penelitian) adalah, Fisika 1 SMA kelas X karangan Purwoko dan
Fendi H. cetakan kedua tahun 2010 yang diterbitkan oleh Yudistira.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Objek penelitian, adalah
konsep-konsep Fisika yang terdapat pada buku ajar tersebut (buku Fisika 1 SMA kelas X
karangan Purwoko dan Fendi H.). Penelitian, dilakukan dengan cara menguji konsep yang
ada di dalam buku halaman per halaman, bab per bab kemudian membandingkannya dengan
buku Fisika Universitas (sebagai buku standar). Data yang telah dikumpulkan tersebut
direduksi dan kemudian data disajikan ke dalam tabel.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada
konsep-konsep yang berpotensi terjadi miskonsepsi dalam buku ajar Fisika tersebut (Fisika 1
SMA kelas X karangan Purwoko dan Fendi H. cetakan kedua tahun 2010 yang diterbitkan
oleh Yudistira). Adapun besar prosentase konsep-konsep yang berpotensi terjadi
miskonsepsi dalam buku ajar tersebut adalah materi: (a) pengukuran 7,2 % ; (b) vektor 0,8 %
; (c) kinematika gerak lurus 7,2 % ; (d) kinematika gerak melingkar 1,6 % ; (e) dinamika
gerak lurus 7,2 % ; (f) dinamika gerak melingkar 2,4 %.

Kata kunci : miskonsepsi, konsep fisika, buku ajar, Fisika

Pendahuluan
Buku ajar merupakan bagian yang menggunakan kurikulum baru yaitu
tidak terpisahkan dari proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pembelajaran baik di sekolah maupun di (KTSP). Perubahan kurikulum ini
perguruan tinggi. Buku ajar digunakan berdampak pada keberadaan buku ajar
sebagai salah satu sumber belajar oleh yang akan digunakan di Sekolah. Saat ini,
guru,/dosen dalam menyampaikan materi terdapat berbagai macam buku ajar Fisika
dan menentukan strategi yang beredar di pasaran dari berbagai
pembelajarannya. Selain itu, siswa penerbit dan pengarang yang pada
menggunakan buku ajar sebagai sumber sampulnya bertuliskan "sesuai dengan
informasi untuk memahami materi (baik KTSP". Namun tulisan pada sampul buku
untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan tersebut tidak menjamin bahwa isi buku
rumah). Buku ajar merupakan salah satu tersebut benar dan sesuai dengan KTSP.
masukan (input) dalam proses Sehingga keberadaan berbagai jenis buku
pembelajaran yang ikut menentukan ajar ini tetap mengharuskan seorang guru
keberhasilan dan pencapaian tujuan untuk berfikir kritis dan selektif dalam
instruksional, kurikuler, institusional, dan memilih buku ajar yang sesuai pada
bahkan tujuan pendidikan nasional. standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang ingin dicapai dan isinya tidak
Berdasarkan Peraturan Menteri
mengandung miskonsepsi.
pendidikan Nasional nomor 22, 23, 24
tahun 2006, mulai pendidikan dasar Miskonsepsi terdapat dalam
sampai menengah di Indonesia semua bidang sains, seperti Fisika, Kimia,

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 39


Biologi, dan Bumi Antariksa. Dalam terdapat dalam buku ajar yang diteliti
bidang Fisika, semua sub bidang juga tersebut.
mengalami miskonsepsi seperti
Mekanika, Termodinamika, Bunyi dan b. Objek Penelitian
Gelombang, Optik, Listrik dan Magnet,
Objek penelitian yang dikenakan,
dan Fisika Modern. "Miskonsepsi adalah
adalah konsep-konsep Fisika yang
suatu konsep yang tidak sesuai dengan
terdapat di dalam buku ajar tersebut (buku
konsep yang diakui oleh para ahli". (Paul
berjudul Fisika I SMA kelas X karangan
Suparno, 2005 : 8). Menurut Paul Suparno
Purwoko dan Fendi H. cetakan kedua
(2005 : 70) menyatakan bahwa, "beberapa
tahun 2010 yang diterbitkan oleh
miskonsepsi berasal dari buku yang
Yudistira).
digunakan guru/siswa". Paul Suparno
(2005 : 29) menyatakan bahwa penyebab
c. Teknik Pengumpulan Data
miskonsepsi utamanya berasal dari (1)
siswa, (2) pengajar, (3) buku teks, (4) Dalam penelitian ini, teknik
kon-teks dan (5) cara mengajar. pengumpulan data dilakukan dengan studi
pustaka. Studi Pustaka yang digunakan
Penelitian berkaitan tentang
antara lain dari (1) jurnal penelitian, (2)
miskonsepsi Fisika sudah cukup
laporan hasil penelitian, (3) buku dan (4)
banyak dilakukan di
internet. Dari buku, paling utama adalah
Indonesia. Namun demikian, Paul
buku-buku Fisika Universitas. Judul buku
Suparno (2005 : 133) menyatakan bahwa
yang digunakan sebagai pembanding
"riset tentang miskonsepsi yang terjadi
dalam penelitian ini antara lain: (1)
dalam buku-buku teks Sains (khususnya
Physics for Scientist and Engineer
Fisika) juga belum banyak dilakukan.
karangan Raymond A. Serway dan John
Penelitian yang berkaitan dengan buku
W. Jewett, (2) Fisika edisi kelima (diter-
ajar diantaranya yang berkaitan dengan
jemahkan oleh Yuhilza Hanum) karangan
analisis materi dari segi kedalaman
Douglas C. Giancoli, dan (3) Fisika untuk
konsep, miskonsepsi, keluasan dan
Sains dan
kesesuaian dengan kurikulum yang
Teknik (jilid 1) (diterjemahkan oleh Lea
berlaku.
Prasetio) karangan Paul A. Tipler.
Berdasar latar belakang yang
telah disebutkan, maka penulis tertarik d. Instrumen Pengumpulan Data
melakukan penelitian yang berkaitan
Instrumen penelitian yang
dengan miskonsepsi dari isi buku ajar digunakan dalam penelitian ini adalah
Fisika SMA tersebut. Tujuan penelitian lembar observasi yang berupa tabel
ini adalah untuk mengetahui ada atau identifikasi miskonsepsi.
tidak adanya miskonsepsi dalam buku ajar
tersebut (yang terpakai) dan besar e. Keabsahan Data
prosentase miskonsepsi yang terdapat
Teknik yang digunakan untuk
dalam buku ajar tersebut yang diteliti
memeriksa validitas data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah triangulasi.
Metodologi Penelitian Triangulasi adalah pengecekan data dari
a. Jenis Penelitian. berbagai sumber dengan berbagai cara
dan waktu (Sugiyono 2009: 273).
Penelitian ini merupakan Triangulasi data yang digunakan dalam
penelitian deskriptif kualitatif, dengan penelitian ini terdiri atas studi pustaka,
tujuan untuk mengetahui ada atau tidak penilaian tim ahli terhadap konsep-konsep
adanya miskonsepsi dari buku ajar fisika dari buku ajar yang diteliti, dan referensi-
SMA (buku fisika SMA kelas X dengan referensi lain yang mendukung data
pengarang tertentu yang terpakai) dan penelitian.
besar prosentase miskonsepsi yang

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 40


f. Teknik Analisis Data analisis deskriptif kualitatif. Model
interaktif dalam analisis data penelitian
Teknik analisis data yang
ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
digunakan dalam penelitian ini yaitu

Pengumpulan
Data

Reduksi Data Penyajian Data

Kesimpulan dan verifikasi

Gambar 1. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Hasil Penelitian dan Pembahasan data tentang jumlah konsep yang


berpotensi terjadi miskonsepsi dalam
Hasil Analisis Data Penelitian buku tersebut. Dari data yang telah
Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh tersebut dapat dihitung nilai
konsep-konsep dari buku ajar Fisika yang persentasenya sehingga diperoleh data
diteliti diperoleh seperti terlihat dalam Tabel 1. di bawah
ini.

Tabel 1. Persentase konsep, konsep berpotensi memunculkan miskonsepsi dalam buku ajar
fisika (Judul buku Fisika 1 SMA Kelas X Karangan Purwoko dan Fendi H.
Cetakan Kedua Tahun 2010 yang Diterbitkan oleh Yudistira).

Konsep yang Berpotensi


Jumlah Miskonsepsi dalam Buku Ajar
No. Materi
Konsep
Jumlah *Prosentase
1. Pengkuran 31 9 7,2%
2. Vektor 17 1 0,8%
3. Kinematika Gerak Lurus 30 9 7,2%
4. Kinematika Gerak melingkar 12 2 1,6%
5. Dinamika Gerak Lurus 29 9 7,2%
6. Dinamika Gerak Melingkar 6 3 2,4%
Jumlah Total 125 33 26,4%
* Nilai prosentase diperoleh berdasarkan jumlah total konsep semester gasal yang terdapat
dalam buku ajar

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 41


Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil identifikasi
miskonsepsi yang telah dilakukan dapat
Dari buku ajar Fisika yang diketahui bahwa pada setiap pokok
diteliti, terdapat enam pokok bahasan bahasan materi semester gasal (1) di
materi yang diidentifikasi dalam buku yang diteliti terdapat konsep
miskonsepsinya. Keenam pokok bahasan yang berpotensi terjadi miskonsepsi.
itu antara lain, pengukuran, vektor, Pembahasan beberapa konsep yang
kinematika gerak lurus, kinematika gerak berpotensi terjadi miskonsepsi yang
melingkar, dinamika gerak lurus, dan terdapat dalam buku ajar Fisika SMA
dinamika gerak melingkar. yang diteliti dapat dijelaskan sebagai
Dari identifikasi miskonsepsi berikut:
dalam buku ajar tersebut selain ditemukan
konsep-konsep yang berpotensi terjadi a. Pokok bahasan pengukuran
miskonsepsi, juga ditemukan lima konsep
Dari buku ajar yang diteliti
yang kurang lengkap, satu konsep yang
ditemukan sembilan konsep yang
salah, dan satu konsep yang salah ketik
berpotensi terjadi miskonsep-si.
dalam buku tersebut. Konsep yang kurang
Kesembilan potensi miskonsepsi tersebut
lengkap ini antara lain yang terdapat pada
berasal dari:
konsep satuan baku, gambar bagian-
1. cara mendefinisikan besaran
bagian jangka sorong dan mikrometer
kurang tepat
sekrup, konsep perkalian vektor dengan
2. cara menyebutkan
skalar, dan konsep tentang penentuan arah
gejala/peristiwa dan istilah
vektor dari komponen vektornya. Pada
fisika kurang spesifik
dasarnya konsep tersebut sudah benar
3. ada ketidak tetapnya dalam
hanya saja konsep tersebut kurang
menyebut istilah dan
lengkap. Konsep yang salah dalam buku
penulisan
tersebut adalah konsep tentang besaran
4. terjadi pelanggaran aturan
skalar. Kesalahan pada konsep ini dapat
yang telah dijadikan
teridentifikasi karena konsep tersebut
kesepakatan
tidak sesuai dengan konsep hasil dari
studi pustaka dan konsultasi dengan tim b. Vektor
ahli (pembimbing). Sedangkan konsep
Konsep yang teridentifikasi dalam
yang salah ketik terdapat pada contoh
pokok bahasan vektor adalah sebagai
perhitungan angka penting dalam operasi
berikut :
pemangkatan dan penarikan akar.

Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya satu satuan dengan arah tertentu. Secara
umum, suatu vektor posisi P dapat dinyatakan sebagai kombinasi vektor satuan dan
komponen-komponennya dalam bentuk :
P = Px i + Py j
dengan Px adalah panjang komponen vektor P yang searah sumbu-x dan Py adalah
panjang komponen vektor P yang searah sumbu-y.

Konsep di atas dapat berpotensi satuan adalah suatu vektor yang


terjadi miskonsepsi. Hal ini dikarenakan mempunyai nilai 1 yaitu
penulisan simbol vektor satuan pada i = j = k = 1 . Vektor ini tidak
konsep dalam buku tersebut tidak
menggunakan tanda tudung (^). Vektor memiliki satuan dan hanya digunakan

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 39


untuk menunjukkan arah vektor. Simbol satuan) dapat digunakan simbol i , j, dan
vektor satuan menggunakan tanda tudung
(^) sehingga membedakannya dengan k . Vektor satuan i , j, dan k saling tegak
vektor biasa. Dalam penulisan vektor lurus dalam sistem koordinat x, y, z
satuan yang menunjuk ke arah sumbu x, seperti gambar di bawah ini
y, dan z positif (tudung pada simbol
merupakan standar penulisan pada vektor
.

A i
A
y

A = Ax i + Ay j

O A i
x

Gambar 2. Vektor Satuan dari vektor A

c. Kinematika Gerak Lurus penulisan skalar dan vektor (konsep yang


harus dibedakan) akan memiliki
Dari buku ajar yang diteliti konsekuensi yang perlu menjadi
tedapat sembilan kemungkinan kategori perhatian. Sebagai contoh pembahasan
miskonsepsi dalam gerak lurus (hasil
dalam penelitian ini antara lain pada
penelitian ini). Pernyataan gerak konsep sebagai berikut :
merupakan pernyataan vektor, sehingga

Gerak vertikal dibedakan menjadi gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas, dan gerak
vertikal ke bawah.

Konsep di atas berpotensi terjadi atas atau ke bawah merupakan gerak jatuh
miskonsepsi karena definisi, benda jatuh bebas, karena kedua gerak tersebut hanya
bebas adalah gerak benda bebas yang dipengaruhi oleh gravitasi.
hanya dipengaruhi gravitasi (berada
dalam medan gravitasi) tanpa d. Kinematika Gerak Melingkar
memperhatikan asal gerakan (dengan atau
tanpa kecepatan awal). Benda yang Dalam buku ajar yang diteliti ada
dilempar ke atas (ke bawah), dan benda (dua kemungkinan) konsep yang
yang dilepaskan dari keadaan diam menjelaskan tentang definisi dari periode
disebut jatuh bebas. Jadi gerak vertikal ke sebagai berikut
:

(T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan gerak satu putaran penuh,
sedangkan frekuensi f adalah banyaknya putaran yang terjadi tiap detik. Jadi dalam
hal ini berlaku hubungan :

Konsep di atas berpotensi terjadi dikarenakan pada besaran frekuensi


miskonsepsi karena penggunaan kata dikenal dua macam satuan yaitu satuan
detik pada definisi frekuensi pada rpm (rotasi per menit) dan rps (rotasi per
konsep di atas kurang tepat. Hal ini sekon). Sehingga berdasarkan wawancara

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 40


tim ahli Fisika dan studi pustaka diperoleh e. Dinamika Gerak Lurus
definisi frekuensi yang lebih tepat
Dalam buku ajar yang diteliti ada
frekuensi (f) sebagai jumlah puyaran tiap
satuan waktu. sembilan kemungkinan salah konsep.
Antara lain konsep yang menyatakan
tentang bunyi dari hukum I Newton
sebagai berikut:
:
Hukum I Newton menyatakan bahwa:
Setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang
bekerja padanya bernilai nol. Secara matematis ditulis :
F = 0

Konsep di atas dapat berpotensi keadaan diam (awalnya diam) akan tetap
terjadi miskonsepsi karena pada dasarnya diam dan benda yang bergerak (telah
Hukum I Newton tidak menyatakan apa bergerak) akan terus bergerak dengan
yang terjadi pada benda dengan resultan lintasan lurus serta kecepatan konstan.
gaya sama dengan nol, tetapi hanya
menyatakan kelembaman suatu benda. f. Dinamika Gerak Melingkar
Jadi pernyataan Hukum I Newton adalah
sebagai berikut : Dalam buku ajar yang diteliti ada
Sebuah benda cenderung mempertahan- (tiga kemungkinan salah konsep) konsep
kan keadaannya, jika benda dalam tentang gaya sentrifugal sebagai berikut:

Gaya dorong yang arahnya menjauhi pusat lintasan itu disebut gaya sentrifugal (Fsf).

Konsep di atas berpotensi terjadi bergerak melingkar memerlukan gaya


miskonsepsi karena tidak ada gaya total untuk mempertahankan geraknya
sentrifugal yang dalam lintasan berbentuk lingkaran.
arahnya ke luar atau menjauhi pusat Dengan demikian diperlukan gaya total
lingkaran. Menurut hukum II Newton untuk memberikan percepatan sentripetal.
( F = m a ), sebuah benda yang memilki Sehingga persamaan gaya total dapat
percepatan total harus memilki gaya total dituliskan sebagai berikut.
yang bekerja padanya. Sebuah benda yang

F = m a sp

v
Gambar 3. Bukti Tidak Adanya Gaya Sentrifugal pada Gerak Melingkar

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 40


Implementasinya untuk Kelas X
Karena percepatan sentripetal
SMA dan MA Semester 1.
mengarah pada pusat lingkaran maka gaya
Surakarta: Tiga Serangkai
total juga harus mengarah juga ke pusat
Pustaka Mandiri
lingkaran. Gaya total ini disebut sebagi
Depdiknas. 2005. Peraturan Menteri
gaya sentripetal. Pada gambar di atas
Pendidikan Republik Indonesia
dapat ditunjukkan bahwa gaya sentrifugal
Nomor 11 Tahun 2005
tidak terdapat dalam gerak melingkar.
Tentang Buku Teks Pelajaran.
Jika terdapat gaya sentrifugal, maka jika
Jakarta. Depdiknas
tali diputus maka benda akan melayang
. 2006. Peraturan Menteri
keluar. Ternyata pada saat tali diputus
Pendidikan Republik Indonesia
bola akan melayang secara tangensial
Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
searah dengan kecepatannya, karena gaya
Standar Isi. Jakarta. Depdiknas
ke dalam tidak bekerja lagi.
. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa,
Kesimpulan Departemen Pendidikan Nasional
Berdasarkan analisis data yang Douglas C. Giancoli. 2001. Fisika Edisi
dilakukan pada konsep dalam buku ajar kelima (diterjemahkan oleh
yang berpotensi terjadi miskonsepsi dapat Yuhilza Hanum). Jakarta :
disimpulkan sebagai berikut: Erlangga
1. Ada konsep-konsep yang berpotensi Euwe Van Den Berg (Ed). 1991.
terjadi miskonsepsi dalam buku ajar Miskonsepsi Fisika dan
Fisika dengan judul Fisika 1 SMA Remediasi. Salatiga: Universitas
kelas X karangan Purwoko dan Fendi Kristen Satya Wacana
H. cetakan kedua tahun 2010 yang Masnur Muslich. 2010. Text Book
diterbitkan oleh Yudistira. Writing. Yogyakarta : AR-RUZZ
2. Besar prosentase konsep-konsep yang Media
berpotensi terjadi miskonsepsi adalah Nasution. 1999. Kurikulum dan
sebagai berikut: 1) Materi pengukuran Pengajaran. Jakarta: Bumi
7,2 % ; 2) Materi vektor 0,8 % ; 3) Aksara
Materi kinematika gerak lurus 7,2 % ; Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan
4) Materi kinematika gerak melingkar Pembelajaran. Jakarta: Bumi
1,6 % ; 5) Materi dinamika gerak Aksara
lurus 7,2 % ; 5) Materi dinamika
gerak melingkar 2,4 %.

Daftar Pustaka
Anisa Listi S. 2009. Hubungan Antara
Miskonsepsi Pada Buku Ajar
yang Digunakan Siswa Di SMPN
213 Jakarta dengan Upaya yang
Dilakukan Guru dalam Mengatasi
Hal Tersebut (Tugas TKF).
Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta Fakultas MIPA
Azhar Arsyad. 2010. Media
Pembelajaran. Jakarta :
Rajagrafindo Persada
Budi Purwanto. 2007. Model Silabus dan
Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP) Fisika
Dasar 1A Teori dan

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 39

You might also like