Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Efusi pleura karena keganasan merupakan kelainan efusi
pleura eksudatif terbanyak setelah efusi pleura jenis parapneumonik.
Efusi pleura karena keganasan dapat menyebabkan terkumpulnya
cairan eksudat hingga menjadi efusi pleura masif. 1
Studi dari Baltimore (AS) menunjukan bahwa 42% dari 102
eksudat disebabkan oleh malignansi. Secara epidemiologi yang
dilakukan oleh Republik Ceko menyatakan bahwa efusi pleura yang
disebabkan oleh malignansi sebesar 24%. Karsinoma dari paru,
payudara dan limfoma adalah keganasan yang menyumbang 75%
terjadinya Efusi Pleura Ganas (EPG). Metastasis karsinoma ovarium
merupakan penyebab ke-empat dari EPG, disamping itu sarkoma
dan melanoma menyumbang 1% dari EPG. Sedangkan 6% dari efusi
pleura akibat keganasan primer masih belum diketahui. 1
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam referat ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi EPG?
2. Bagaimana patofisiologi EPG?
3. Bagaimana diagnosis EPG?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan referat ini adalah mengerti definisi,
patofisiologi, cara diagnosis, dan penatalaksanaan EPG.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. INSIDEN
Jumlah kasus terbanyak kanker paru adalah kanker paru jenis
karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) sekitar 75% dari seluruh kasus
kanker paru.
1. Kanker Paru
Merupakan penyebab terbanyak terjadinya efusi pleura
karena letak anatomisnya yang dibatasi oleh rongga pleura.
Pasien dengan kanker paru yang tidak dievaluasi dengan
cermat 15% akan datang dalam keadaan efusi pleura. Ada
tidaknya efusi pleura pada kanker paru bergantung pada tipe
dan letak tumor di paru, akan tetapi sebab yang paling banyak
adalah adenokarsinoma. Insiden efusi pleura yang disebabkan
oleh karsinoma sel kecil adalah 10%. 2
2. Karsinoma Payudara
Penyebab yang kedua dari EPG adalah metastasis dari
kanker payudara. Menurut Fracchia, dari 601 pasien dengan
kanker payudara didapatkan 48% memiliki efusi pleura yang
buruk. Penangan efusi pleura merupakan terapi yang paling
banyak dilakukan pada pasien dengan kanker payudara, yang
menandakan seringnya terjadi efusi pleura pada kanker
payudara. Menurut Goldsmith, yang melakukan otopsi pada
365 pasien yang meninggal karena kanker payudara
didapatkan bahwa 46% diantara jumlah tersebut ditemukan
efusi pleura. Efusi pleura merupakan akibat tersering dari
C. PATOFISIOLOGI
Cairan pada rongga pleura secara normal diproduksi melalui
filtrasi dari pembuluh darah perifer yang terjadi karena perbedaan
tekanan osmotik plasma dan jaringan interstisial sub-mesotelial,
kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura.
Selain itu cairan pleura juga didapat melalui pembuluh limfe di sekitar
pleura. 2
Cairan pleura akan diserap kembali ke tubuh oleh pleura
parietal melalui pembuluh limfe dan oleh pleura viseral melalui
pembuluh darah mikro. Produksi cairan pleura normal kurang lebih
sekitar 0,01 ml/KgBB/jam hampir sama dengan penyerapannya
kembali oleh tubuh dan dapat dikatakan bahwa sekitar 10-20 ml
cairan pleura bersirkulasi setiap harinya. Mekanisme ini mengikuti
Hukum Starling yaitu jumlah pembentukan dan pengeluaran
seimbang, sehingga volume pada rongga pleura tetap. Cairan pleura
berperan sebagai pelumas agar paru dapat bergerak dengan leluasa
saat bernapas. 3
Berikut adalah keadaan yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan dalam rongga pleura yang disebabkan oleh
keganasan : 2
1. Menumpuknya sel-sel tumor akan meningkatkan kadar protein
dalam rongga pleura sehingga permeabilitas kapiler meningkat
dan terjadi perpindahan cairan dari dalam vaskuler ke rongga
pleura.
2. Masa atau tumor dapat menyebabkan tersumbatnya aliran
pembuluh darah vena dan pembuluh limfe sehingga rongga
pleura gagal dalam memindahkan cairan dan protein.
3. Tumor dapat mempermudah terjadinya infeksi dan selanjutnya
timbul hipoproteinemia. Akibatnya keseimbangan kadar protein
darah dan rongga pleura terganggu dan akan menyebabkan
E. DIAGNOSIS
Berikut adalah temuan-temuan yang dapat diperoleh dari
pasien efusi pleura yang disebabkan oleh proses keganasan.
1. Anamnesis
Sesak napas adalah keluhan tersering dari efusi pleura ganas
pada lebih dari 50% penderita, terutama pada saat beraktivitas dan
berkurang pada saat istirahat. Mekanisme sesak dapat disebabkan
reflek neurogenik paru dan dinding dada akibat penurunan
keteregangan paru (Pulmonal Compliance), penurunan volume paru
ipsi-lateral, pendorongan mediastinum kontralateral efusi dan
penekanan diafragma ipsi-lateral. 3
Keluhan lain biasanya berupa nyeri dada (terutama pada
mesotelioma), dada terasa penuh, batuk kering dan batuk darah
yang mengindikasikan keganasan intrabronkial. Anamnesis untuk
b. Torakosentesis diagnostik
Aspirasi cairan pleura dapat dilakukan sebagai uji diagnostik
dan terapeutik. Prosedur dilakukan dengan tehnik steril dan anastesi
lokal dengan menggunakan jarum disposable nomer 16 atau 18
gauge pada garis axilaris posterior sela iga ke-7. 2
Analisis cairan pleura dilakukan secara makroskopis,
mikroskopis, biokimia dan sitologi menunjukan karakteristik efusi
pleura ganas sebagai berikut 3:
1) Makroskopis, bersifat jernih, sero-hemoragis
2) Mikroskopis, ditemukan eritrosit >100.000/mm 3 dan limfositosis
(>50%)
3) Sitologi, ditemukan sel ganas pada sediaan apus cairan efusi
pleura. Pemeriksaan dengan cairan pleura yang lebih banyak
akan meningkatkan hasil positif. Ketetapan pemeriksaan sitologi
berkisar 40 87%.
4) Biokimia, bersifat eksudat dengan memakai kriteria Light yaitu
rasio protein cairan plura dan serum > 0,5; lactat dehidrogenase
(LDH) > 200 IU; rasio LDH cairan pleura dan serum > 0,6.
F. PENATALAKSANAAN
Beberapa efusi pleura ganas mempunyai respon terhadap
pemberian kemoterapi sistemik, tetapi banyak juga penderita yang
memerlukan tindakan intervensi lokal untuk menghilangkan gejala
seperti torakosintesis, pleurodesis, shunt peritonial dan pleurektomi.
Jika proses keganasan tersebut sensitif dengan kemoterapi seperti
limfoma dan karsinoma sel kecil, pengobatan akan dapat mengontrol
1. Thabrani Rab, Prof. Dr. H. Penyakit Pleura. Edisi Pertama. Hal 142-
144. Trans Info Media : Jakarta. 2010