Professional Documents
Culture Documents
1
praktikum dan menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan
I.
8. Bapak Eko Budi Setianti, SE selaku Koordinator di Tempat
Pendaftaran Pasien Rawat Inap.
9. Bapak Haryono, selaku Koordinator di Tempat Pendaftaran
Pasien Gawat Darurat.
10. Bapak Siswanto, AMK selaku Koordinator di Tempat
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan.
11. Bapak Warijan, SPd, AKep, M.Kes dan Ibu Irmawati
S.Kep, Ns, M.Kes selaku Pembimbing Akademik Praktik Kerja
Lapangan.
12. Staf dan Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang.
13. Staf dan Pegawai Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga.
14. Ayah, Ibu, Kakak, Adik dan keluarga yang selalu
memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis.
15. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang
telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan I ini dengan baik. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan
laporan ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semarang, 10 Juli 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
perawatan kesehatan yang disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Rumah sakit
umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari
yang bersifat dasar sampai sub spesialistik.
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik
yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas , tidak hanya sekedar kegiatan
pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam
medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik , dilanjutkan
dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman
apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
Rekam medik (RM) merupakan salah satu sumber informasi sekaligus sarana komunikasi
yang dibutuhkan baik oleh penderita, maupun pemberi pelayanan kesehatan dan pihak-pihak
terkait lain (klinisi, manajemen RSU, asuransi dan sebagainya), untuk pertimbangan dalam
menentukan suatu kebijakan tata laksana/pengelolaan atau tindakan medik.
Rekam Medik (RM) mencatat semua hal yang berhubungan dengan perjalanan penyakit
penderita dan terapinya selama dalam perawatan di unit pelayanan kesehatan. Karenanya,
RM dapat menjadi sumber informasi, baik bagi kepentingan penderita, maupun pihak
pelayanan kesehatan, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan medik atau
menentukan kebijakan tata laksana maupun pengelolaan.
4
Praktek Klinik Rekam Medik adalah kegiatan mahasiswa untuk belajar dari kerja praktis
pada rumah sakit ataupun instansi kesehatan lainnya, yang diharapkan dapat menjadi wahana
penumbuhan keterampilan dan keahlian pada diri masing-masing mahasiswa. Dalam kegiatan
ini mahasiswa diharapkan dapat memperoleh keterampilan yang tidak semata-mata bersifat
kognitif dan afektif, namun juga psikomotorik yang meliputi keterampilan fisik, intelektual,
sosial, dan managerial. Praktek Klinik Rekam Medik 3 ini dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman praktis kepada mahasiswa dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada rumah sakit
ataupun instansi kesehatan lainnya.
5
Laporan ini sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi penulis
khususnya untuk pengetahuan mengenai pengelolaan rekam medis
dan informasi kesehatan serta sebagai syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Klinik Rekam Medik 3.
2. Bagi Akademis
Laporan ini sebagai bahan penilaian untuk mengukur sejauh
mana pengetahuan dan kompetensi mahasiswa D-IV Rekam Medik
Politeknik Negeri Jember.
3. Bagi Rumah Sakit
Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit terutama bagi
pihak manajemen rumah sakit.
1. Pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, dan hyperbaric.
2. Retensi (penyusutan) berkas inaktif
3. Penjajaran berkas rekam medis
BAB II
PEMBAHASAN
6
Rumah Sakit Paru Jember didirikan pada zaman Hindia Belanda merupakan
Sanatorium milik Yayasan Stichting Centraal Vereneging Tuberculosa Besttriding (SCVT)
yang terletek di Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat. Rumah Sakit mengalami kerusakan
berat akibat perang, kemudian dibangun kembali diluar Kota Jember (Lokasi RSUD Dr.
Soebandi sekarang) ditambah unit rawat jalan (BP-4) di Stasiun Kota Jember.
Tercatat Rumah Sakit Paru Jember dibangun kembali pada Tahun 1956 oleh Dokares
Besuki (dr. Koesnadi). Pada Tahun 1962 karena kebutuhan pengembangan RSUD, maka
dilakukan kesepakatan bersama berupa tukar menukar tanah, bangunan, sarana dan prasarana
antara RS Paru dengan RSUD. Sejak Tanggal 22 November 1962 RS Paru menempati lokasi
sekarang dan dikenal dengan Rumah Sakit Kreongan (berlokasi di desa kreongan), melayani
penyakit paru (terutama TBC) Wilayah eks-karesidenan Besuki.
Semenjak dibangun kembali pada Tahun 1956 sampai sekarang, tercatat terjadi 6
pergantian kepemimpinan (direktur atau kepala) RS Paru.
TAHUN NAMA
1958 -1963 Dr. M. Kasan
1963 -1975 Dr.R Armand S
1975 -1990 Dr. Lukas P
1990 -1998 Dr. Wathoni T
Pada Tahun 2002 sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 37 Tahun
2000 Rumah Sakit Paru Jember ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Tehnis (UPT)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang berada diwilayah Jawa Timur bagian Timur
tepatnya di Kota Jember yang pelayanannya meliputi Kabupaten Jember, Kabupaten
Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Lumajang.
Melalui Lokakarya I tentang Pengembangan Rumah Sakit Paru Jember di Plaza Hotel
Surabaya tanggal 21 Januari 2004 dan lokakarya II di Hotel Garden Palace Tanggal 9
Desember 2010, Para Stakeholder tetap bertekad mengembangkan Rumah Sakit Paru menjadi
Pusat Pelayanan Kesehatan Organ Dada (Chest Hospital) meliputi Sistem Pernafasan dan
Sistem Sirkulasi/Pembuluh Darah; termasuk Bedah Thorax dan Hyperbaric Health.
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan dan profesionalisme Rumah Sakit Paru
Jember, diakhir Tahun 2007 telah terakreditasi 5 pelayanan tingkat dasar dan pada Bulan
7
Oktober tahun 2011 Rumah Sakit Paru Jember dinilai kembali okeh KARS dan dinyatakan
lulus 5 pelayanan tingkat dasar.
Rumah Sakit Paru Jember mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dari Badan
Sertifikasi Internasional UKAS di Tahun 2008, hingga Tahun 2011 seluruh instalasi/unit telah
sertifikasi ISO 9001:2008. Tidak hanya itu, untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, Rumah Sakit Paru Jember berusaha menjadi PPK BLUD.
Visi
Rumah Sakit Sistem Respirasi dan Sirkulasi Pembuluh Darah Berstandar Internasional Tipe
A Rujukan Jawa Timur Bagian Timur
Misi
8
3. Meningkatkan Sarana Prasarana, Teknologi dan Kualitas Sumber Daya Manusia.
Moto
Melayani dengan Hati
Maklumat Layanan
Kami adalah penyedia pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kami berkkomitmen untuk
terus menerus mengadakan peningkatan kualitas dan pengembangan dalam organisasi dan
pelayanan kami, bagi kepuasan pasien dan masyarakat selaku pelanggan.
Visi
Misi
2.5 Kelas Kamar dan Jumlah Tempat Tidur pada RS Paru Jember
9
3. Kelas II, terdiri dari :
a. Dahlia : 8 kamar
b. Isolasi : 6 kamar
c. Dw Non : 2 kamar
d. Tulip : 5 kamar
4. Kelas III , terdiri dari :
a. Mawar (Infeksi ) : 18 kamar
b. Melati (Non infeksi) : 23 kamar
c. Tulip : 10 kamar
Suatu upaya pelayanan kesehatan paru yang tersedia di RS Paru Jember terdiri
atas Pelayanan Promotif dan Preventif (P3), Pelayanan Kuratif dan Rehabilitatif
(PKR).
10
b. Pelayanan Kuratif dan Rehabilitatif (PKR)
2. Layanan Medik
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Fasilitas Instalasi Gawat Darurat
1. ECG Monitor
2. Nebulaizer ultrasonic untuk kasus TB dan Non TB
3. WSD Set
4. Suction Continous
5. Pungtie Set
6. DC Shock
7. Emergency Set
8. Imfuse Pump
9. Surgery Set
10. GDA Stik
11. Pemeriksaan penunjang; Radiologi dan Laboratorium
3. Konsultasi dokter spesialis 24 jam meliputi; dokter spesialis paru, spesialis jantung,
spesialis anak, spessialis penyakit dalam, dan spesialis radiologi
5. Pemasangan WSD
11
6. Perekaman Jantung
7. Nebulizer
Petugas IGD terdiri dari 8 dokter jaga, 2 perawat skp, 4 perawat amk, 2 petugaws
administrasi dan 1 sopir ambulance. Semua dokter jaga memiliki sertifikat BCLS, ACLS, dan
PPGD. Disamping sertifikat-sertifikat tersebut petugas IGD juga mendapatkan pelatihan lain
yang menungjang konsulen spesialis paru, konsulen spesialis jantung, konsulen spesialis
penyakit dalam, dan konsulen spesialias radiologi. Dan jangka panjang IGD sedang
menyiapkan konsulen bedah thorax. Dan akan terus meningkat fasilitas yang diperlukan
untuk pasie gawat darurat jantung dan paru.
12
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS RSD. KALISAT
Filling &Retrival RM
Indexing HendraAhmadi
DwiPutri Dina Avika
11
2.9 Sumber-sumber Data yang digunakan Pada RS Paru Jember
Di RS Paru Jember, sumber data yang digunakan dalam pelayanan pasien, sama
antara TPPRJ, TPPRI, maupun TPPRD. Sumber data yang digunakan setiap unit tersebut
adalah:
1. KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau SIM (Surat Ijin Mengemudi) : sebagai sumber data
untuk pengisian identitas pasien pada KIB dan Berkas RM.
2. Kartu Keluarga : sebagai salah satu bukti identitas untuk melengkapi persyaratan
mendapatkan pelayanan jaminan kesehatan.
3. KIB (Kartu Index Berobat): digunakan unruk pengambilan DRM ( less) pasien lama
untuk berobat.
4. Buku Register Pasien : digunakan untuk melihat data pasien yang berkunjung ke
rumah sakit.
5. Kartu Asuransi Kesehatan
6. Surat Rujukan dari puskesmas, dokter pribadi, klinik, atau dari rumah sakit lainnya.
Pengelolaan RMIK
1. Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien di RS Paru Jember dimulai sejak saat pasien
melakukan registrasi. Pada proses ini, petugas pasti menanyakan
mengenai data sosial pasien, seperti nama, alamat lengkap, tempat
tanggal lahir, umur, penanggung jawab pembayaran, dll. Identifikasi
pasien sangat diperlukan agar dalam pemberian perawatan kepada
pasien tidak keliru dengan pasien yang mungkin mempuyai
kesamaan.
2. Sistem Penyelenggaraan RMIK
a. Sistem Penamaan
Nama pasien ditulis lengkap jelas dengan huruf cetak, Penulisan nama pasien
dilakukan pada saat pendaftaran ditulis pada KIB dan DRM. Tambahan seperti By.
Ny, An, Sdr, Nn, Ny, Tn ditulis diakhir nama pasien sedangkan untuk gelar / titel dan
marga tidak ditulis dikarenakan menyesuaikan dengan penamaan di KTP / SIM / KJP
atau kart identitas lain.
b. Sistem Penomoran
12
Nomor rekam medis adalah nomor tertentu yang dituliskaan pada dokumen
rekam medis yang digunakan untuk memberi identitas pasien pada berkas rekam
medis. Sistem penomoran yang digunakan pada RS Paru Jember adalah Unit
Numbering System yakni pasien akan mendapatkan satu nomor untuk rawat jalan
maupun rawat inap. Untuk mencegah kesalahan duplikasi nomor maka petugas
diwajibkan memeriksa ketersedian nomor dengan bantuan SIM-RS.
c. Sistem Penyimpanan
d. Sistem Penjajaran
e. Sistem Retensi dan Pemusnahan
3. Pendaftaran
TPPRJ
TPPRI
TPPGD
4. Assembling
5. Koding
6. Indeksing
3. Sistem Penjajaran
Penjajaran dokumen rekam medis dalam rak-rak rekam medis yang telah selesai
assembling, coding, dan indexing berdasarkan sistem nomor angka terakhir (Terminal
Digit Filling/ TDF). Penjajaran secara Terminal Digit Filling akan memudahkan petugas
13
dalam pengambilan berkas bila sewaktu-waktu dibutuhkan, serta terjaganya berkas rekam
medis agar tidak mudah untuk rusak ataupun hilang.
Namun dalam penerapannya pada ruang penyimpanan sistem TDF yang digunakan
mengalami sedikit modifikasi pada urutan kel angka yang disesuaikan agar memudahkan
dan mempercepat kinerja petugas.
Misal :
2.11 T TDF
Jenis peralatan yang tersedia pada unit rekam medis di RS Paru Jember
D RSD
Dalam unit rekam medis RS Paru Jember tersedia berbagai peralatan yang cukup
lengkap guna untuk mempermudah petugas dalam mengolah berkas rekam medis.
Peralatan tersebut meliputi :
-
- F
Rolling pack Rekam Medis
Rak berkas biasa KALI
- Lemari KIUP
SAT
- Komputer
- ICD-10
- ICD 9- CM
- Meja Kerja
- Kursi
- Kipas Angin
- Papan Mading
- ATK
- Alat Kebersihan
2.12 Lampiran isi berkas rekam medis rawat jalan, rawat inap, serta rawat darurat
yang berlaku pada RS Paru Jember.
Berikut terlampir:
14
2.13 Standart Operasional Procedure yang berlaku di RSD. Kalisat
Berikut terlampir:
15
2.14 Struktur dan penggunaan informed consent
Informed consent adalah sebuah istilah yang dipakai untuk terjemahan dari
persetujuan tindakan medis. Semua tindakan medis yang akan dilakukan dokter
terhadap pasien yang mengandung resiko harus mendapat persetujuan secara tertulis.
Berikut prosedur mengenai informed consent:
Berikut kebijakan dari RSD. Kalisat mengenai penggunaan lembar informed consent:
Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien baik diminta atau
tidak.
Dokter harus menjelaskan selengkap-lengkapnya kepada pasien, kecuali jika
informasi tersebut cenderung merugikan bagi pihak pasien.
Persetujuan medis dapat dilakukan baik lisan maupun tertulis.
Cara penyampaina informasi kepada pasien atau keluarga pasien disesuaikan dengan
tingkat pendidikan atau situsi dan kondisi pasien.
Setiap tindakan medis yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberi persetujuan.
Pihak keluarga atau yang berhak memberikan persetujuan dilibatkan untuk
menandatangani ijin tindakan.
Perawat. Dokter yang melakukan dan dokter anastesi harus menandatangani lembar
ijin tindakan.
Informasi dapat dirahasiakan kepada pasien dengan ketentuan kondisi atau emosi
pasien tidak stabil, pasien dalam keadaan gila atau dibawah umur 21 tahun, dan
16
informasi tersebut bagi pasien cenderung merugikan tetapi bermanfaat bagi dari segi
medis.
Jenis tindakan yang harus menggunakan inormed consent sebagai berikut:
1. Tindakan medis bedah,
2. Tindakan medis beresiko,
3. Tindakan medis khusus (yang berhubungan dengan pengangkatan jaringan organ
tubuh),
4. Tindakan anastesi,
5. Pernyataan penolakan tindakan.
17
apabila pasien dengan asuransi penjamin, pasien tidak diwajibkan untuk
membayar karcis),
- Selanjunya petugas akan menginputkan data pasien pada data kunjungan pasien
pada SIMRS,
- Kemudian pasien akan diarahkan ke poli yang dituju,
- Setelah itu pasien akan diperiksa oleh dokter, jika dinyatakan harus dirawat inap,
maka petugas akan meregister pada rawat inap, jika tidak maka pasien akan
diberikan resep, dan pasien akan menuju apotik.
18
- Bagi pasien rawat inap, berkas RM berasal dari pengantar rawat inap IGD atau
Poliklinik, oleh karena itu, dalam berkas RM rawat inap selalu disertai surat
pengantar dari IGD atau Poliklinik.
- Ketika pasien dirawat, berkas RM akan diisi oleh dokter atau perawat.
- Ketika pasien pulang, berkas RM pasien tersebut akan dikembalikan pada unit
rekam medis untuk diolah, pengembalian berkas RM harus disertai dengan buku
ekspedisi.
- Berkas RM akan di assembling untuk melihat kelengkapan berkas.
- Berkas yang tidak lengkap akan diberikan slip tidak kelengkapan sesuai item
yang tidak lengkap selanjutnya diberikan kepada dokter atau ruang asal pasien,
berkas yang lengkap kemudian dilakukan proses koding.
- Setelah itu berkas akan dilakukan proses index yang telah menggunakan sistem
komputerisasi.
- Kemudian berkas akan diletakkan pada rak filling.
19
Alur Pelayanan Pasien dan Berkas Rekam Medis Rawat Inap
RSD. Kalisat
PasienDatang
Poliklinik/ IGD
Pedaftaran
RawatInap Penunjang
Assembling
Administrasi
PasienPulang
20
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
23
14. Tempat pendaftaran pasien rawat inap (TPPRI) masih melekat di IGD
24
8. Disarankan untuk mengurangi lebar berkas RM (terutama map berkas) dalam
pengadaan berkas tahun mendatang tapi dengan tidak mengurangi atau mengganggu
penulisan / pengisisan berkas rm
9. Gak tau gak tau takut nyinggung pak hendra, karena beliau kerja udah lebih dr 12 jam
giu malem masih jaga koperasi
10. Disarankan untuk mendesign ulang bentuk tracer agar lebih panjang lagi dan
menggunakan ukuran tracer yang lebih kaku tapi dengan tidak mengurangi /
mengganggu fungsi tracer.
11. Disarankan harus ada Tempat pendaftaran rawat inap (TPPRI) khusus 24 jam untuk
menghindari adanya kesalahan dan beban kerja.
12. Adanya alternative beberapa counter dengan via yang berbeda, seperti via sms dan
telfon atau datang langsung, hal ini dapat memudahkan pasien melakukan pelayanan
pemeriksaan dengan adanya perjanjian dengan dokter poli yang akan dituju.
13. Disarankan untuk pelayanan rekam medis buka 24 jam untuk meminimalisir berkas
rekam medis dan nomer ganda.
BAB IV
KESIMPULAN
Rumah Sakit Daerah Kalisat merupakan Rumah Sakit Pemerintah tipe C yang
melayani wilayah Kalisat sampai Silo dengan 103 TT dengan 15 akreditasi pelayanan dimana
terdapat beberapa tenaga dokter spesialis dan dokter umum.
25
Rumah Sakit Daerah Kalisat juga melaksanakan pelayanan RMIK yang bertujuan
menunjang tercapainya tertib administrasi demi peningkatan pelayanan kesehatan dengan
didukung prasarana yang ada. Pada penerapannya pelayanan RMIK menggunakan sumber
data penunjang baik yang berisi identitas social pasien dan data medis. Pelayanan RMIK pada
RS Paru Jember dinyatakan kurang efektif karena beban kerja petugas pelayanan RMIK yang
tinggi sampai pada kuragnya jumlah petugas secara kuantitas
DAFTAR PUSTAKA
Healthiskesehatan.blogspot.com/2011/03/rekam-medis.html?m=1
Sukask.blogspot.com/2011/12/rekam-medis.html?m=1
26
27