Professional Documents
Culture Documents
transparansi pemerintah kepada masyarakat. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2015
LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode
a) Pendapatan
Realisasi Pendapatan Negara tahun 2015 adalah sebesar Rp1.508.020.372.856.325 atau telah
terealisasi sebesar 85,60 persen dari anggaran. Pendapatan Negara terdiri dari Penerimaan
Perpajakan, PNBP, dan Penerimaan Hibah. Sumber pendapatan terbesar disumbangkan oleh
b) Belanja
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat tahun 2015 adalah sebesar 1.183.303.681.401.414 atau
89,67 persen belanja telah terealisasi. Namun realisasi belanja ini terjadi penurunan sebesar
Rp20.273.485.821.447 atau turun 1,68 persen dari Realisasi tahun 2014, dimana LRA
menggunakan klasifikasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja sedangkan Belanja
c) Transfer
Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar
Rp623.139.605.063.166, atau 93,76 persen terealisasi. Transfer ke Daerah terdiri dari (i)
Dana Perimbangan, (ii) Dana Otonomi Khusus dan, (iii) Dana Keistimewaan DIY dan (iv)
d) Surplus/defisit
pada tahun 2015 terjadi Defisit sebesar Rp298.494.829.209.991, atau 134,15 persen.
e) Pembiayaan
anggaran yaitu 145,21 persen. Pembiayaan terdiri dari (i) Pembiayaan Dalam Negeri, dengan
realisasi 126,94 persen dan (ii) Pembiayaan Luar Negeri dengan realisasi sebesar 76,22
persen.
Anggaran Lebih awal atau saldo anggaran lebih 31 Desember 2014 sebesar
tidak terdapat Penggunaan SAL sebagai penerimaan pembiayaan, terdapat SilPA sebesar
Desember 2015 sebesar minus 2.276.621.156.240. sehingga didapatkan SAL akhir sebesar
107.913.549.522.565
3) Neraca
Neraca di LKPP 2015 menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos kas
dan setara kas; uang muka dari rekening BUN; investasi jangka pendek; belanja dibayar
dimuka, uang muka belanja; Pendapatan yang masih harus diterima; piutang pajak dan bukan
pajak; persediaan; investasi jangka panjang; aset tetap; piutang jangka panjang; asset lainnya;
kewajiban jangka pendek; kewajiban jangka panjang; dan ekuitas. Jumlah total asset yang
dapat disimpulkan bahwa pembiayaan untuk asset lebih dominan menggunakan utang
daripada ekuitas. Sedangkan untuk utang pemerintah lebih memilih utang jangka panjang
daripada utang jangka pendek dibuktikan dengan lebih rendahnya utang jangka pendek yaitu
3.024.303.002.478.109.
4) Laporan Operasional
Rp106.695.334.827.375 dan Defisit Pos Luar Biasa sebesar Rp6.612.473.000. Laporan ini
tidak disajikan komparatif dengan tahun sebelumnya karena penggunaan akrual baru
Laporan arus kas terdiri atas (a.) Arus Kas dari Aktivitas Operasi sebesar minus
Rp382.421.051.971.590.
Laporan perubahan ekuitas tidak disajikan secara komparatif. Saldo ekuitas awal adalah
ekuitas ini dipengaruhi oleh pos surplus/defisit LO (hasil akhir dari LO), penyesuaian nilai
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas, serta penjelasan penjelasan lainnya yang perlu diungkapkan dalam laporan
keuangan.
Laporan laporan tersebut memenuhi Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan
pemerintah yaitu anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan
(a) Asumsi kemandirian entitas. laporan keuangan pemerintah pusat 2015 merupakan bukti
bahwa setiap entitas menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab
penuh. Terbukti dengan dilihatnya catatan atas laporan keuangan bagian atas penjelasan pos-
Organisasi/Bagian Anggaran.
(b) Asumsi kesinambungan entitas. Laporan keuangan pemerintah pusat 2015 disusun
(c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). Laporan keuangan
Pemerintah Pusat 2015 menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan
satuan uang.
keuangan, yaitu ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
1) Relevan
Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Seperti yang tercermin pada laporan
realisasi anggaran tahun 2015, laporan ini memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau
mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. Memiliki manfaat prediktif (predictive value).
Pendapatan, belanja dan pembiayaan yang terdapat pada laporan realisasi anggaran tahun
2015 dapat digunakan sebagai informasi yang dapat membantu pengguna untuk memprediksi
masa yang akan datang. Sehingga dapat dijadikan acuan dalam menetapkan anggaran di
tahun 2016.
Tepat waktu. Informasi yang ada di laporan keuangan pemerintah pusat 2016 yang telah
diaudit disajikan tepat waktu yaitu sebelum enam bulan setelah tanggal penerbitan (26 Mei
2016). Lengkap. Informasi akuntansi keuangan pemerintah pusat 2015 disajikan selengkap
mungkin, informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam
2) Andal
Penyajian Jujur. LKPP 2015 disajikan secara jujur kecuali yang dikecualikan dalam
halaman opini. Dapat Diverifikasi (verifiability). LKPP 2015 dapat diverifikasi kecuali
yang dikecualikan seperti yang terdapat dalam halaman opini, dikarenakan tidak adanya
dokumen yang mendukung. Netralitas. Informasi yang terdapat dalam LKPP 2015 diarahkan
pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
3) Dapat dibandingkan.
Disetiap laporan keuangan disajikan dengan membandingkan laporan keuangan pada periode
sebelumnya kecuali LPSAL, LO, LPE, dan CaLK. LO dan LPE tidak disajikan dengan
akrual.
4) Dapat dipahami.
Informasi yang disajikan dalam LKPP 2015 dapat dipahami dan dinyatakan dalam istilah