You are on page 1of 6

REVIEW LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2015

Laporan keuangan pemerintah pusat mencerminkan kondisi keuangan di negara Indonesia.

laporan keuangan pemerintah pusat ini merupakan wujud pertanggungjawaban dan

transparansi pemerintah kepada masyarakat. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2015

terdiri 7 komponen yaitu :

1) Laporan Realisasi Anggaran

LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode

pelaporan.LRA menyajikan unsur-unsur sebagai berikut:

a) Pendapatan

Realisasi Pendapatan Negara tahun 2015 adalah sebesar Rp1.508.020.372.856.325 atau telah

terealisasi sebesar 85,60 persen dari anggaran. Pendapatan Negara terdiri dari Penerimaan

Perpajakan, PNBP, dan Penerimaan Hibah. Sumber pendapatan terbesar disumbangkan oleh

pajak dalam negeri yaitu sebesar 79,93%.

b) Belanja

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat tahun 2015 adalah sebesar 1.183.303.681.401.414 atau

89,67 persen belanja telah terealisasi. Namun realisasi belanja ini terjadi penurunan sebesar

Rp20.273.485.821.447 atau turun 1,68 persen dari Realisasi tahun 2014, dimana LRA

menggunakan klasifikasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja sedangkan Belanja

Pemerintah Pusat menurut Organisasi/Bagian Anggaran dan Belanja Pemerintah Pusat

menurut Fungsi di jelaskan dalam CaLK.

c) Transfer

Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar

Rp623.139.605.063.166, atau 93,76 persen terealisasi. Transfer ke Daerah terdiri dari (i)

Dana Perimbangan, (ii) Dana Otonomi Khusus dan, (iii) Dana Keistimewaan DIY dan (iv)

AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT NIA KUSUMA DEWI (30/5-AG)


Dana Transfer Lainnya. Dengan komposisi terbesar adalah dana perimbangan bagian dana

alokasi umum sebesar 56, 63%.

d) Surplus/defisit

pada tahun 2015 terjadi Defisit sebesar Rp298.494.829.209.991, atau 134,15 persen.

e) Pembiayaan

Realisasi Pembiayaan (Neto) TA 2015 adalah sebesar Rp323.108.008.796.968 dari jumlah

anggaran yaitu 145,21 persen. Pembiayaan terdiri dari (i) Pembiayaan Dalam Negeri, dengan

realisasi 126,94 persen dan (ii) Pembiayaan Luar Negeri dengan realisasi sebesar 76,22

persen.

f) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

Berdasarkan Defisit Anggaran sebesar Rp298.494.829.209.991 dan realisasi pembiayaan

Neto sebesar Rp323.108.008.796.968. Terdapat SilPA sebesar Rp24.613.179.588.977.

2) Laporan Perubahan SAL

Anggaran Lebih awal atau saldo anggaran lebih 31 Desember 2014 sebesar

Rp86.136.993.583.586. Penyesuaian SAL awal sebesar minus Rp560.002.491.758. Dengan

tidak terdapat Penggunaan SAL sebagai penerimaan pembiayaan, terdapat SilPA sebesar

Rp24.613.179.588.977 (dari laporan LRA). Penyesuaian selama periode sampai dengan 31

Desember 2015 sebesar minus 2.276.621.156.240. sehingga didapatkan SAL akhir sebesar

107.913.549.522.565

3) Neraca

Neraca di LKPP 2015 menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos kas

dan setara kas; uang muka dari rekening BUN; investasi jangka pendek; belanja dibayar

dimuka, uang muka belanja; Pendapatan yang masih harus diterima; piutang pajak dan bukan

pajak; persediaan; investasi jangka panjang; aset tetap; piutang jangka panjang; asset lainnya;

kewajiban jangka pendek; kewajiban jangka panjang; dan ekuitas. Jumlah total asset yang

AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT NIA KUSUMA DEWI (30/5-AG)


tercantum di laporan adalah Rp 5.163.321.643.105.717 sama dengan hasil penjumlahan

antara kewajiban yaitu Rp 5.163.321.643.105.717 dan ekuitas yaitu sebesar

Rp1.669.790.895.690.636. Dilihat dari lebih besarnya kewajiban daripada ekuitas, maka

dapat disimpulkan bahwa pembiayaan untuk asset lebih dominan menggunakan utang

daripada ekuitas. Sedangkan untuk utang pemerintah lebih memilih utang jangka panjang

daripada utang jangka pendek dibuktikan dengan lebih rendahnya utang jangka pendek yaitu

sebesar Rp 469.227.744.936.972 daripada utang jangka panjang yaitu sebesar Rp

3.024.303.002.478.109.

4) Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan Surplus/(Defisit) LO Tahun 2015 adalah sebesar

(Rp243.282.473.074.250) yang terdiri dari Defisit dari Kegiatan Operasional sebesar

Rp136.580.525.773.875 dan Defisit dari Kegiatan Non Operasional sebesar

Rp106.695.334.827.375 dan Defisit Pos Luar Biasa sebesar Rp6.612.473.000. Laporan ini

tidak disajikan komparatif dengan tahun sebelumnya karena penggunaan akrual baru

dilaksanakan pada tahun 2015.

5) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas terdiri atas (a.) Arus Kas dari Aktivitas Operasi sebesar minus

Rp83.072.978.797.409 (b.) Arus Kas dari Aktivitas Investasi sebesar

Rp274.734.893.587.204. (c.)Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan sebesar

Rp382.421.051.971.590.

6) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas tidak disajikan secara komparatif. Saldo ekuitas awal adalah

1.012.199.491.708.078 dan saldo ekuitas akhir sebesar 1.669.790.895.690.636, penambahan

ekuitas ini dipengaruhi oleh pos surplus/defisit LO (hasil akhir dari LO), penyesuaian nilai

AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT NIA KUSUMA DEWI (30/5-AG)


tahun berjalan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/(mengurangi) ekuitas, transaksi

antar entitas, dan reklasifikasi kewajiban ke ekuitas.

7) Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai

suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan

Ekuitas, serta penjelasan penjelasan lainnya yang perlu diungkapkan dalam laporan

keuangan.

Laporan laporan tersebut memenuhi Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan

pemerintah yaitu anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan

agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari

(a) Asumsi kemandirian entitas. laporan keuangan pemerintah pusat 2015 merupakan bukti

bahwa setiap entitas menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab

penuh. Terbukti dengan dilihatnya catatan atas laporan keuangan bagian atas penjelasan pos-

pos realisasi anggaran disana dijelaskan mengenai realisasi belanja menurut

Organisasi/Bagian Anggaran.

(b) Asumsi kesinambungan entitas. Laporan keuangan pemerintah pusat 2015 disusun

dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya

(c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). Laporan keuangan

Pemerintah Pusat 2015 menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan

satuan uang.

AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT NIA KUSUMA DEWI (30/5-AG)


Selain asumsi dasar dalam LKPP 2015 juga memenuhi karakteristik kualitatif laporan

keuangan, yaitu ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi

sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik tersebut diantaranya :

1) Relevan

Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Seperti yang tercermin pada laporan

realisasi anggaran tahun 2015, laporan ini memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. Memiliki manfaat prediktif (predictive value).

Pendapatan, belanja dan pembiayaan yang terdapat pada laporan realisasi anggaran tahun

2015 dapat digunakan sebagai informasi yang dapat membantu pengguna untuk memprediksi

masa yang akan datang. Sehingga dapat dijadikan acuan dalam menetapkan anggaran di

tahun 2016.

Tepat waktu. Informasi yang ada di laporan keuangan pemerintah pusat 2016 yang telah

diaudit disajikan tepat waktu yaitu sebelum enam bulan setelah tanggal penerbitan (26 Mei

2016). Lengkap. Informasi akuntansi keuangan pemerintah pusat 2015 disajikan selengkap

mungkin, informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam

laporan keuangan diungkapkan dengan jelas di CaLK tahun 2015.

2) Andal

Penyajian Jujur. LKPP 2015 disajikan secara jujur kecuali yang dikecualikan dalam

halaman opini. Dapat Diverifikasi (verifiability). LKPP 2015 dapat diverifikasi kecuali

yang dikecualikan seperti yang terdapat dalam halaman opini, dikarenakan tidak adanya

dokumen yang mendukung. Netralitas. Informasi yang terdapat dalam LKPP 2015 diarahkan

pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3) Dapat dibandingkan.

Disetiap laporan keuangan disajikan dengan membandingkan laporan keuangan pada periode

sebelumnya kecuali LPSAL, LO, LPE, dan CaLK. LO dan LPE tidak disajikan dengan

AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT NIA KUSUMA DEWI (30/5-AG)


membandingkan tahun sebelumnya karena di tahun 2015 adalah pertama kali digunakan basis

akrual.

4) Dapat dipahami.

Informasi yang disajikan dalam LKPP 2015 dapat dipahami dan dinyatakan dalam istilah

yang disesuaikan dengan pemahaman pengguna.

AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT NIA KUSUMA DEWI (30/5-AG)

You might also like