Professional Documents
Culture Documents
INTERNASIONAL
Penulis
1. Deskripsi Perkuliahan
Mata ajaran ini membahas mengenai berbagai perspektif ekonomi
politik (seperti misalnya perspektif Keynesian, Marxis, 'public
policy', dan kausa sirkulasi) serta menjelaskan berbagai
permasalahan yang menyangkut keterikatan politik pada ekonomi
dalam skala internasional. Pembahasan lebih menekankan pada
interaksi/hubungan antar aktor negara dan bukan negara seperti
perusahaan multinasional dan organisasi non-pemerintah
internasional. Dengan mengikuti mataajaran ini secara aktif para
3. Tujuan Instruksional
Dengan mengikuti mata ajaran ini secara aktif para mahasiswa
diharapkan mampu menganalisis berbagai persoalan ekonomi politik
internasional. Mata ajaran ini membahas mengenai berbagai
perspektif ekonomi-politik (seperti misalnya perspektif
Keynesianisme, Marxisme, public policy, dan kausa-sirkulasi) serta
menjelaskan berbagai permasalahan yang menyangkut keterikatan
politik pada ekonomi dalam skala internasional. Pembahasan lebih
menekankan pada interaksi/hubungan antar aktor negara dan bukan
Negara, seperti perusahaan multinasional dan organisasi non-
pemerintah internasional.
6. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan
kriteria yang telah ditetapkan FISIP, sebagai berikut:
Nilai dalam Rentang nilai Bobot
huruf
A 75 80 4,0
AB 70 - 74,9 3,5
B 65 69,9 3,0
BC 60 64,9 2,5
C 55 59,9 2,0
D 40 54,9 1,0
E < 40 0
7. Daftar Bacaan
1. Arrighi, Giovani, 2006. The Long Twentieth Century.
London: Verso
2. Brown, Michael B., 1995. Models in Political
Economy. London: Penguin.
3. Castells, Manuell, 1996. The Rise of the Network
Society. Oxford: Basil Blackwell Ltd.
4. Dunford, Michael, 2000. Globalization and Theories of
Regulation. In: Palan, Ronen, Global Political
Economy: Contemporary Theories. London:
Routlledge, pp. 143-167.
5. Fischer, Stanley, 1998. Asian Crisis: The View from
the IMF, Journal of International Financial
Management and Accounting. 9(2), pp. 167-176
6. Frieden, Jeffrey A., 2006. Global Capitalism: Its Fall
and Rise in the Twentieth Century. New York: W.W.
Norton & Co. Inc.
Pendahuluan
inEkonomi Politik Internasional merupakan salah satu
kajian yang khas Hubungan Internasional. Ekonomi Politik
Internasional pada dasarnya telah ada dan dipraktikkan sejak lama.
Sempat dianggap sebagai sebuah hal yang berbeda dan terpisah,
hingga kemudian ekonomi dan politik kembali bersatu dan
dianggap sebagai sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Hingga saat ini Ekonomi Politik Internasional menjadi salah
satu kajian yang menarik dan banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Pada pembahasan ini, topic mendasar yang perlu
dipahami adalah mengenai definisi, state of art, dan perbedaan
kajian ini dengan kajian lain yakni Ekonomi Politik.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, ekonomi
politik internasional diartikan sebagai interaksi antara pasar
(sebagai elemen ekonomi) dan politik dalam cakupan
internasional, yang kemudian mengimplikasikan adanya hubungan
antarnegara dan aktor non-negara di dalamnya. Ekonomi politik
internasional memiliki state of art atau karakter khas yang tidak
dimiliki oleh studi lainnya. State of art ekonomi politik
internasional adalah interaksi antara negara dan pasar. Hal ini yang
kemudian membedakannya dari studi atau disiplin lainnya.
Ekonomi politik internasional dan ekonomi politik pada dasarnya
Pertanyaan Arahan :
Apa itu Ekonomi Politik Internasional ?
Apa yang menjadi state of art disiplin ini ?
Seberapa berbeda Ekonomi Politik Internasional dengan studi
mengenai Ekonomi Politik ? Berikan ilustrasinya!
Referensi :
Gilpin, Robert, 2001. The New Global Economic Order. dalam:
Global Political Economy: Understanding the International
Economic Order. Princeton: Princeton University Press, pp.
3-24---ADD.
_________________. The Nature of Political Economy.
dalam:Global Political Economy: Understanding the
Pendahuluan
Ekonomi Politik Internasional pada mulanya berangkat dari
dua studi berbeda, ekonomi dan politik. Dua studi ini dipelajari
secara terpisah cukup lama sebelum akhirnya didapat kesadaran
bahwa keduanya tidak dapat dilepaskan satu sama lain. Namun
demikian dalam memahami Ekonomi Politik Internasional ada
berbagai pendekatan yang memiliki pakem tersendiri. Secara garis
besar ada 3 pendekatan umum yang diguanakn dalam memahami
Ekonomi Politik Internasional yaitu Liberalisme, Nasionalisme,
dan Marxisme. Ketiganya memiliki pandangan berbeda terkait
pakem persepektif terhadap studi Ekonomi Politik Internasional.
Liberalisme Ekonomi
Sementara itu pendekatan kedua adalah Liberalisme.
Liberalisme ekonomi berakar dari ideology Liberalisme. Ideologi
Liberalisme menempatkan kebebasan individu sebagai yang
utama. Sehingga pada varian dan sektor apa pun, dasarnya tetap
pada kebebasan individu yang diutamakan. Termasuk dalam sektor
ekonomi dan politik. Liberalisme politik merupakan sebuah cara
pandang yang menekankan pada kebebasan dan persamaan
individu (Glipin 1987, 27). Ini sudah berbeda konteks dengan
Liberalisme ekonomi yang menekankan pada pasar bebas dan
intervensi negara yang minimal (Gilpin 1987, 27). Liberalisme
ekonomi merupakan sebuah paham dan pendekatan yang populer
sejak seorang ilmuwan bernama Adam Smith menulis buku
berjudul The Wealth of Nations yang menolak persepsi
Merkantilisme bahwa kemakmuran suatu negara ditentukan dari
Marxisme
Selain Nasionalisme dan Liberalisme ada 1 pendekatan
besar lainnya yaitu Marxisme. Marxisme merupakan sebuah cara
pandang yang digagas oleh Karl Marx dan Friedrich Engel.
Marxisme memiliki sebuah kerangka teoritis bagi Ekonomi Politik
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, di dalam Ekonomi
Politik Internasional ada 3 pendekatan besar yakni Merkantilisme
atau Nasionalisme Ekonomi, Liberalisme, dan Marxisme. Masing-
masing memiliki grand theoretical template dalam melihat
Ekonomi Politik Internasional. Hal utama yang menjadi grand
theoretical template dari Nasionalisme Ekonomi atau
Merkantilisme adalah posisi ekonomi yang dilihat sebagai aspek
penyokong kepentingan politis. Sementara itu, Liberalisme
Pertanyaan Arahan :
Adakah grand theoretical templates dalam memahami Ekonomi
Politik Internasional ?
Ideologi apa saja yang ada di balik variasi-variasi 3 pendekatan
tersebut ?
Seberapa berbeda ketiga pendekatan besar tersebut ?
Referensi :
Gilpin, Robert, 1987. Three Ideologies of Political Economy,
dalam The Political Economy of International Relations.
Princeton : Princeton University Press, pp. 25-64
Jackson, Robert, & George Sorensen, 1999. Introduction Political
Economy, dalam Introduction to International Relations.
Oxford : Oxford University Press, pp. 175-216
Pendahuluan
Di dalam Ekonomi Politik Internasional ada struktur dan
tatanan yang muncul. Secara teoritis ada tiga teori tatanan yang
dikenal, yaitu dualisme, modern world system, dan stabilitas
hegemoni. Ketiga teori ini dapat ditemui dalam praktik sehari-hari
Ekonomi Politik Internasional. Ketiga teori ini berasal dari 3
pendekatan besar dalam Ekonomi Politik Internasional yang telah
dibahas pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing memiliki
penjelasan tersendiri dan pandangannya terhadap Ekonomi Politik
Internasional. Tidak terkecuali dalam hal pengaturan EPI itu
sendiri. Ketiga teori yang akan dibahas pada paper ini memberi
gambaran dan arahan tentang bagaimana EPI ditata. Atau dengan
kata lain ketiga teori tersebut menurunkan struktur dalam EPI.
Pada paper ini penulis akan menguraikan tentang eksistensi
tatanan dalam EPI. Setelah memahami soal eksistensi tatanan,
maka akan dilanjutkan pada penjelasan mengenai struktur yang
ada dalam EPI. Terakhir akan dijelaskan mengenai aktor yang
bertanggung jawab dalam keberadaan tatanan di EPI.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, ada tatanan
atau orde yang muncul dalam Ekonomi Politik Internasional. Orde
diciptakan oleh aktor hegemon dan bertanggung jawab dalam
menjaga dan menjamin kestabilan kegiatan ekonomi internasional.
Kemunculan orde dalam Ekonomi Politik Internasional dapat
disebabkan karena perlunya kepastian dan keteraturan agar pasar
maupun kegiatan ekonomi lainnya bisa berjalan tanpa hambatan.
Salah satu contoh orde yang terkenal adalah Sistem Bretton Woods
Pertanyaan arahan :
Adakah tatanan dalam Ekonomi Politik Internasional ?
Struktur apa yang berlaku dalam Ekonomi Politik Internasional ?
Referensi :
Arrighi, Giovani, 2006. The Three Hegemonies of Historical
Capitalism, dalam: The Long Twentieth Century. London:
Verso, pp.27-84---NONE.
Gilpin, Robert, 1987. The Dynamics of International Political
Economy, dalam The Political Economy of International
Relations. Princeton : Princeton University Press, pp. 65-
117.
Lairson, Thomas D., & D. Skidmore, 1993. The Political
Economy of American Hegemony : 1938-1973, dalam
International Political Economy : the Struggle for Power
and Wealth. Orlando : Harcourt Brace College Publishers,
pp. 63-94.
Pendahuluan
Ekonomi Politik Internasional berbicara kaitan antara
pemerintah dan pasar. Pemerintah mewakili unsure politik,
sementara pasar merepresentasikan unsur ekonomi. Interaksi dari
ketiganya ini yang kemudian menyebabkan adanya Ekonomi
Politik Internasional. Kemunculan Ekonomi Politik Internasional
dilatarbelakangi berbagai peristiwa. Dari peristiwa ini kemudian
melahirkan gagasan-gagasan yang menjadi solusi dan pedoman
dalam memahami peristiwa tersebut. Ekonomi Politik
Internasional dalam sejarahnya telah melewati berbagai masa dan
peristiwa yang membuatnya sebagai sebuah studi menjadi matang.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan Ekonomi
Politik Internasional sebagai praktik sosial muncul saat terjadi
intensitas keterlibatan pemerintah di kawasan Eropa untuk masuk
dan menangani permasalahan di pasar. Ini disebabkan karena pada
saat itu tengah terjadi Revolusi Industri di Inggris yang kemudian
merambah ke negara-negara lain. Permasalahan muncul karena
akibat Revolusi Industri terjadi overproduksi. Akibat dari
overproduksi ini peranan pemerintah diperlukan setelah apa yang
dikatakan oleh Adam Smith tentang invisible hand diragukan.
Pemerintah lantas memberi solusi ekspansi. Ekspansi ke wilayah-
Pertanyaan Arahan :
Kapan Ekonomi Politik Internasional sebagai sebuah praktik sosial
dimulai ?
Motif-motif atau bentuk-bentuk historis apa yang ada di balik
ekspansi global Ekonomi Politik Internasional ?
Mengapa praktik-praktik ekonomi politik berkembang ke tingkat
internasional ?
Referensi :
Frieden, Jeffrey A., 2006. Success Stories of the Golden Age,
dalam Global Capitalism : Its Fall and Rise in the
Twentieth Century. New York : W.W. Norton & Co. Inc.,
pp. 56-79.
Gilpin, Robert, 2001. Global Political Economy : Understanding
the International Economic Order. New Jersey : Princeton
University Press.
Pendahuluan
Sebagai sebuah studi, Ekonomi Politik Internasional telah
melewati berbagai peristiwa yang di dalamnya terdapat substansi
terkait untuk memperkaya kajian dan analisis terkait studi ini
sendiri. Peristiwa Great Depression yang melanda dunia di tahun
1930-an. Peristiwa ini lantas mengubah pola pikir masyarakat dan
para pengambil kebijakan soal perekonomian. Ekonomi klasik a la
Adam Smith yang menjadi prinsip ekonomi saat itu menemui
masalah ketika tidak dapat mengatasi keadaan ekonomi yang
memburuk di hampir seluruh dunia. Kondisi ini kemudian
memunculkan John Maynar Keynes, seorang ekonom asal Inggris
yang kemudian mengkritik ekonomi klasik Adam Smith. Keynes
menggagas beberapa poin yang kemudian menjadi bagian dari
aliran yang dikenal sebagai Keynesianisme. Pemikiran-pemikiran
Keynes kemudian dilirik oleh para pengambil keputusan di AS,
Inggris, dan kemudian diikuti di beberapa negara. Selain solusi
yang digagas oleh Keynes untuk mengatasi Great Depression, era
ini juga melahirkan sebuah paham bernama Amerikanisme dan
Fordisme.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan Great
Depression yang terjadi di tahun 1930 merupakan peristiwa
terjadinya under consumption akibat daya beli masyarakat tengah
menurun sementara jumlah produk masih besar. Ini disebabkan
oleh upah pegawai yang dipotong menyebabkan pengangguran dan
inflasi yang tinggi. Peristiwa ini dikritik sebagai titik kelemahan
paham ekonomi klasik Adam Smith. Pemerintah tidak banyak
berbuat karena keyakinannya jika pasar akan kembali pada
keseimbangan. Pada kenyataannya pasar tidak kunjung stabil. John
Maynard Keynes dan Herry Ford adalah sebagian orang yang
memiliki gagasan di bidang ekonomi yang lantas menginspirasi
para pengambil kebijakan untuk dijadikan solusi menangani Great
Depression. Keynes dikenal dengan Keynesianisme sementara
Ford dikenal dengan gagasan Fordisme. Keynesianisme
Pertanyaan Arahan :
Mengapa Great Depression terjadi ?
Apa kaitan dari Great Depression, Keynesianisme, dan Fordisme ?
Pendahuluan
Belajar dari peristiwa Great Depression, negara-negara
seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris mulai membenahi
perekonomian dalam negerinya. Tetapi di tengah proses perbaikan
sesudah krisis tersebut, dua negara ini bersama negara-negara
Eropa lain seperti Uni Soviet, Prancis, Jerman, dan negara Asia
yaitu Jepang terlibat dalam Perang Dunia II mulai tahun 1939.
Berada dalam situasi penuh peperangan memunculkan pemikiran-
pemikiran untuk menciptakan perdamaian. Di tahun 1944
diwujudkanlah sebuah impian untuk menciptakan situasi damai
di sektor ekonomi setelah peperangan selesai. Impian ini adalah
sebuah institusi yang mengatur regulasi ekonomi internasional
yang terinspirasi dari pembelajaran krisis Great Depression tahun
1930. Institusi yang dihasilkan nantinya akan dikenal sebagai
bagian dari Sistem Bretton Woods.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan,
membicarakan mengenai sistem moneter tidak terlepas dari sistem
standar emas yang merupakan contoh sistem moneter tertua yang
ada. Sistem standar emas menjadi acuan tentang bagaimana
negara-negara dalam melakukan pertukaran uang. Sistem standar
emas tertua ada di era Pax Britannica yang aturannya adalah satu
ons emas dihargai senilai 15 sterling. Sehingga ketika negara lain
ingin menukar mata uangnya, harus ada penjamin emas untuk
memastikan nilainya. Sistem ini dikenal sebagai fixed exchange
rate. Tetapi kemudian sistem ini tidak bertahan lama karena
beberapa alasan mulai dari dampak Great Deperession hingga
kendala ketersediaan emas yang tidak selamanya tersedia terus
menerus dan cepat dalam ketersediannya. Sistem standar emas
yang demikian ini ditambah dengan kasus Great Depression
Pertanyaan Arahan :
Seperti apa sistem standar emas ? Mengapa membawa masalah
pada sistem moneter internasional ?
Mengapa perlu institusionalisasi dalam Ekonomi Politik
Internasional ?
Referensi :
Frieden, Jeffrey A., 2006. The Bretton-Woods in Action. In:
Global Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth
Century. New York: W.W. Norton & Co. Inc., pp. 278-300.
Gilpin, Robert, 1987. International Money Matters. In: The
Political Economy of International Relations. Princeton :
Princeton University Press, pp. 118-170.
Peet, Richard, 2003. Bretton-Woods: Emergence of a Global
Economic Regime. In: Unholy Trinity: The IMF, World
Bank, and WTO. London: Zed Books, pp. 27-55.
Pendahuluan
Peristiwa Great Depression 1930 memiliki peranan bagi
negara-negara di luat Eropa, seperti negara-negara Amerika Latin
(Thomas 2008, 417). Momen ini dijadikan negara-negara
berkembang tersebut untuk memperbaiki stabilitas ekonominya.
Caranya adalah dengan memulai industrialisasi. Fenomena ini
menarik karena industrialisasi yang diterapkan di Amerika Latin
menjadi solusi menarik karena mengedepankan peranan negara
lebih kuat dibanding pasar. Bahkan mekanisme ini bertahan hingga
tahun 1980-an. Tidak hanya di Amerika Latin, berakhirnya Perang
Dunia II mendorong kemunculan negara-negara baru yang harus
menghadapi masalah perkembangan ekonomi. Negara-negara baru
merdeka ini berusaha mencari solusi untuk membangkitkan
perekonomian mereka yang di masa kolonial, mereka lebih
menjadi subordinatnya dengan memasok bahan mentah ke negara
penjajah (Thomas 2008, 419). Dengan berbagai pertimbangan dari
preskripsi teoritisi ekonomi, bermunculan negara-negara
berkembang yang kemudian bertransformasi menjadi negara maju
di dunia. Preskripsi yang diterapkan bukan hanya milik
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan di negara-
negara berkembang, preskripsi developmentalisme muncul dalam
dua cara umum, yaitu solusi kapitalis dan non-Kapitalis. Solusi
Kapitalis dengan penjelasan menurut Liberalisme dan Marxisme
menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan negara dapat
Referensi :
Frieden, Jeffrey A., 2006. Decolonization and Development. In:
Global Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth
Century. New York: W.W. Norton & Co. Inc., pp. 301-320.
Gilpin, Robert, 1987. The Issue of Dependency and Economic
Development. In: The Political Economy of International
Relations. Princeton : Princeton University Press, pp. 263-
305.
Thomas, Caroline, 2008. Globalization and Development in the
South.In: Ravenhill, John. Global Political Economy.
Oxford: Oxford University Press, pp. 410-447.
Pendahuluan
Di dalam Ekonomi Politik Internasional (EPI) aktor utama
yang menjadi subyek pembahasan studi ini adalah negara,
perusahaan multinasional, dan kapitalis transnasional. Tiga aktor
ini seringkali dikenal pula sebagai agensi dalam EPI dan menjadi
subyek menarik untuk diperdebatkan terkait siapa yang paling kuat
dan berpengaruh dalam ekonomi politik internasional. Oleh sebab
itu, penulis pada paper ini akan membahas mengenai agensi dalam
EPI yang terdiri dari tiga agen atau aktor yaitu negara, perusahaan
multinasional, dan kapitalis transnasional. Pembahasan dalam
minggu ini akan terbagi menjadi 4 bagian. Pertama akan
membahas mengenai agensi apa saja yang ada dalam EPI.
Penjelasan selanjutnya akan dilanjutkan pada bagian kedua tentang
peranan signifikan dari negara, perusahaan multinasional, dan
kapitalis transnasional. Berikutnya pada bagian ketiga akan
dibahas mengenai keterhubungan ketiga agensi tersebut. Terakhir
penjelasan akan membahas mengenai apa yang seharusnya dimiliki
negara untuk menjaga eksistensinya di tengah perusahaan
multinasional dan perusahaan transnasional.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di
dalam ekonomi politik internasional ada tiga agensi yaitu negara,
perusahaan multinasional, dan kapitalis transnasional. Negara
Pertanyaan arahan :
Bagaimana signifikansi negara, korporasi multinasional, dan
kapitalis transnasional di Ekonomi Politik Internasional ?
Bagaimana relasi ketiganya ?
Apa yang harus dimiliki oleh negara agar dapat memertahankan
posisinya di tengah-tengah kehadiran korporasi multinasional dan
kapitalis transnasional ?
Pendahuluan
Setelah hampir 30 tahun dioperasikan, Sistem Bretton
Woods di tahun 1971 akhirnya resmi diakhiri. Ini disebabkan oleh
ketidakmampuan Amerika Serikat (AS) dalam mekanisme
penjamin sistem moneter internasional. Ketidakmampuan AS ini
lantas berdampak pada pergeseran menuju era baru dalam sistem
moneter internasional. Pergeseran tersebut terjadi dari sistem fixed
exchange rates kemudian menjadi floating exchange rates. Seperti
yang telah diketahui, ada tiga jenis nilai tukar, yakni fixed,
floating, dan managed exchange rates. Fixed exchange rates
merupakan sebuah rezim pertukaran mata uang dengan pemerintah
negara atau bank sentral mengikatkan nilai tukar resminya ke mata
uang (atau nilai emas) negara lain. Sementara itu, floating
exchange rated adalah rezim nilai tukar mata uang dengan mata
uang diatur oleh pertukaran pasar luar negeri melalui mekanisme
permintaan dan penawaran yang kemudian bersifat relatif terhadap
mata uang lain. Selain dua jenis tersebut, ada managed floating
exchange rates yang merupakan rezim pertukaran mata uang yang
menggabungkan kekuatan pasar bebas dan intervensi. Dengan
Pertanyaan arahan :
Mengapa rezim Bretton Woods runtuh dan apa imbasnya bagi
struktur finansial kala itu ?
Apa itu Casino Capitalism dan bagaimana kemunculannya ?
Referensi :
Frieden, Jeffrey A, 2006. The End of Bretton-Woods dalam
Global Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth
Century, New York: W.W. Norton & Co. Inc., pp. 339-360.
Helleiner, Eric. 2008, The Evolution of the International
Monetary and Financial System, dalam John
Ravenhill, Global Political Economy, Oxford: Oxford
University Press, pp. 213-240.
Strange, Susan, 1986. Casino Capitalism, dalam Casino
Capitalism, Oxford: Basil Blackwell, Ltd., pp. 1-24 .
Pendahuluan
Berakhirnya sistem Bretton Woods tahun 1970-an
menandai dimulainya era baru dalam Ekonomi Politik
Internasional. Era baru ini ditandai dengan pergeseran dari
embedded liberalism yang identik dengan sistem Bretton Woods
dan Ekonomi Politik Internasional menuju kembali munculnya
liberalisme. Namun kini liberalisme yang kembali muncul dan
diadopsi oleh negara-negara di dunia dikenal sebagai
neoliberalisme. Neoliberalisme ini identik dengan Monetarisme
sebagai salah satu alirannya. Di dalam Ekonomi Politik
Internasional, Neoliberalisme dan Monetarisme ini berkaitan
dengan Washington Consensus dan Structural Adjustment. Oleh
sebab itu, pada topic ini akan membahas tentang Neoliberalisme,
Washington Consensus, Structural Adjustment, dan Monetarisme
dalam Ekonomi Politik Internasional.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan paham
monetarisme merupakan paham yang menekankan pada kebijakan
moneter sebagai poin penting penyelesaian inflasi dan
pengangguran. Yang menjadi poin penting dari Monetarisme yang
membedakannya dari embedded liberalism adalah Monetarisme
memandang jika inflasi adalah penyakit atau momok yang harus
dihadapi, sementara embedded liberalism memandang bahwa
pengangguran adalah penyakit yang harus dilawan dan kebijakan
fiskal menjadi solusi utamanya. Monetarisme merupakan salah
satu aliran dalam Neoliberalisme. Sehingga, keduanya memiliki
Pertanyaan Arahan :
Apa itu monetarisme dan hubungannya dengan embedded
liberalism ?
Apa hubungan Washington Consensus dan Structural Adjustment
dengan monetarisme dan neoliberalisme ?
Apa signifikansinya bagi Ekonomi Politik Internasional ?
Referensi :
Brown, Michael B., 1995. The Monetarist Model. In: Models in
Political Economy. London: Pengun, pp 72-89.
Harvey, David, 2007. Freedoms Just Another Word. In: A Brief
History of Neo-Liberalism. Oxford: Oxford University Press,
pp. 5-38.
Peet, Richard, 2003. The World Bank. In: Unholy Trinity: The
IMF, World Bank, and WTO. London: Zed Books, pp. 111-
145.
Pendahuluan
Globalisasi menjadi sebuah era dan fenomena yang
membawa dampak pada beragam aspek kehidupan, termasuk EPI.
EPI pun juga terkena dampak dari adanya globalisasi, ini
dibuktikan dengan adanya pergeseran-pergeseran yang
memunculkan pola-pola baru berbeda dibanding sebelumnya.
Salah satu yang berbeda adalah model produksi dalam EPI. Model
produksi baru dalam EPI ini berkaitan dengan adanya fenomena
pos-Fordisme, globalisasi, dan ekonomi informasional. Pada topik
ini dibahas mengenai perubahan model produksi di EPI dengan
tiga fokusnya yaitu pos-Fordisme, globalisasi, dan ekonomi
informasional. Ketiga hal ini merupakan elemen yang dapat
menjelaskan bagaimana model produksi di era terkini dalam
Ekonomi Politik Internasional.
Globalisasi
Globalisasi secara sederhana didefinisikan oleh Baylis &
Smith (2001 : 7) sebagai sebuah proses peningkatan
keterhubungan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya
Ekonomi Informasional
Perubahan model produksi tidak hanya dalam bentuk baru
yaitu global value chain, melainkan juga mmeunculkan model
produksi baru yang dinamai ekonomi informasional. Kemunculan
ekonomi informasional ini seiring dengan terjadinya Revolusi
Teknologi dan Informasi di tahun 1970-an hingga 1980-an
(Castells 1996, 66). Revolusi Teknologi dan Informasi
memunculkan inovasi atau penemuan baru terkait teknologi. Selain
teknologi, persebaran informasi pun mulai masif melalui media
internet. Di era ini, pengembangan internet dimulai. Ini menjadi
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, globalisasi
menyebabkan interkonektivitas yang tinggi antarmasyarakat
maupun antarnegara. Tingginya interkonektivitas yang demikian
tersebut menyebabkan terjadinya pergeseran dalam model
produksi di Ekonomi Politik Internasional, dari model Fordisme ke
pos-Fordisme. Model produksi pos-Fordisme ini mengandung dua
hal yang ikut berkontrbusi memengaruhi kemunculannya, yakni
global value chain dan ekonomi informasional. Global value chain
merupakan serangkaian aktivitas peningkatan nilai produk dengan
faktor-faktor produksi yakni tenaga kerja, informasi, dan teknologi
dikumpulkan menjadi satu yang membentuk mata rantai produksi
global. Sementara ekonomi informasional merupakan ekonomi
yang menjadikan informasi dan teknologi sebagai dua hal yang
digolongkan sebagai bahan mentah untuk input produksi.
Pertanyaan Arahan :
Apa yang dimaksud dengan pos-Fordisme & bagaimana global
value chain & ekonomi informasi berkontribusi menciptakannya ?
Bagaimana pos-Fordisme mengubah model produksi dalam
Ekonomi Politik Internasional ?
Referensi :
Baylis, John, & Steve Smith, 2001. The Globalization of World
Politics, 2nd Edition. Oxford : Oxford University Press, pp.
1-12.
Business Dictionary, t.t. Informational Economy. dalam :
http://www.businessdictionary.com/definition/information-
economy.html [diakses 18 Mei 2015]
Castells, Manuell. 1996. The Informational Economy and the
Process of Globalization, dalam The Rise of The Network
Society. Oxford: Blackwell, pp. 66-150.
Dunford, Michael. 2000. Globalization and Theories of
Regulation, dalam Ronen Palan (ed.), Global Political
Pendahuluan
Ekonomi menjadi aspek krusial yang perlu dijaga
stabilitasnya oleh negara. Salah satu langkah yang dilakukan oleh
pemerintah negara adalah dengan melakukan kerjasama dengan
negara lain, baik bilateral maupun multilateral. Salah satu isu
penting dalam meningkatkan perekonomian sebuah negara adalah
integrasi. Integrasi menjadi upaya dalam peningkatan
perekonomian, baik secara global maupun regional. Integrasi
global diwakili oleh GATT atau WTO. Integrasi global yang
tercermin di dalamnya menjadi rujukan negara-negara untuk
mengangkat perdagangan mereka, meski dalam faktanya masih
ditemui dilema di tingkat global. Sementara integrasi juga dapat
dilakukan secara regional. Ada beragam blok regional yang
mengintegrasikannya beberapa di antaranya adalah Uni Eropa dan
ASEAN.
Pertanyaan Arahan :
Apa kelemahan integrasi EPI di bawah GATT & WTO sehingga
regionalisme menjadi kian populer sbg model integrasi EPI ?
Apakah regionalisme memperkecil peluang keberhasilan integrasi
EPI di bawah GATT & WTO ?
Referensi :
Peet, Richard. 2003. The World Trade Organization, dalam
Unholy Trinity: The IMF, World Bank and WTO. London:
Zed Books, pp. 146-199.
Pendahuluan
Krisis Asia tahun 1997 menjadi momen penting dalam
kajian Ekonomi Politik Internasional (EPI). Krisis Asia pula
menandai bagaimana EPI menghadapi krisis dengan memberi
perspektif dan kajian-kajian lainnya. Setelah Krisis Asia 1997
teratasi dan dunia kembali pulih, pertanyaan selanjutnya yang
bermunculan adalah apa yang akan dihadapi oleh EPI di masa
mendatang. Pertanyaan terkait masa depan EPI ini berkaitan
dengan siklus krisis yang akan selalu bermunculan.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan krisis
merupakan hal yang akan terus dihadapi dalam Ekonomi Politik
Internasional. Di tiap masa, seringkali ditemukan permasalahan
dalam Ekonomi Politik Internasional yang membutuhkan solusi
penyelesaiannya. Masing-masing krisis atau masalah memiliki
karakter tersendiri dan penyelesaiannya juga beragam. Di masing-
masing era serta masalah yang dihadapi ini kemudian
memunculkan hal baru, seperti kemunculan perspektif atau teori
baru dalam Ekonomi Politik Internasional maupun kebangkitan
perspektif atau teori yang sebelumnya telah ada kemudian
memunculkan perspektif atau teori yang menyempurnakannya. Ke
depan, Ekonomi Politik Internasional masih akan terus
menghadapai tantangan atau masalah seperti krisis atau pergeseran
aktor dan lainnya. Ini yang kemudian menjadikan Ekonomi Politik
Pertanyaan Arahan :
Apa yang menyebabkan resesi Asia dan bagaimana peran IMF
dalam resesi tersebut ?
Masalah-masalah apa lagi yang ke depannya harus diselesaikan
Ekonomi Politik Internasional ?
Referensi :
Frieden, Jeffrey A., 2006. Global Capitalism Trouble. In: Global
Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth Century.
New York: W.W. Norton & Co. Inc., pp. 457-472.
Fischer, Stanley, 1998. Asian Crisis: The View from the IMF,
Journal of International Financial Management and
Accounting. 9(2), pp. 167-176---NONE
Hill, Charles W. L., t.t. The Asian Financial Crisis [online]. dalam
:http://www.wright.edu/~tdung/asiancrisis-hill.htm [diakses
11 Maret 2015].