Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN PUSTAKA
terdahulu sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dan untuk mendapatkan data yang valid
serta untuk menghindari duplikasi, plagiasi dan arepitasi serta menjamin orisinalitas dan
legalitas penelitian. Dalam kajian pustaka ini peneliti menemukan hasil karya ilmiah yang
secara garis besar tentang koperasi, beberapa hasil penelitian itu antara lain:
Arifin Sitio dan Holomoan Tamba dalam bukunya yang berjudul Koperasi Teori dan
Praktik menjelaskan bahwa koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan
kehidupan dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit,
dia memerlukan orang lain dalam suatu kerangka kerja sosial (social framework). Karakter
koperasi berdimensi ganda (ekonomi dan sosial). Sehingga untuk menjelaskan fenomena
kerjasama dalam koperasi, terlebih dahulu harus memahami pengetahuan dasar dari kondisi
sosial, ekonomi, politik, dan etika. Dalam hal ini koperasi berkaitan dengan fungsi-fungsi.1
Edilius dan Sudarsono dalam bukunya yang berjudul Koperasi dalam Teori dan
Praktik menjelaskan bahwa koperasi sebagai organisasi atau lembaga ekonomi modern yang
2
Edilius dan Sudarsono, Koperasi dalam Teori dan Praktik (Jakarta : PT Rineka
Cipta :
1993), hlm. 1.
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto dalam bukunya Perkoperasian Sejarah
Teori dan Praktek menjelaskan bahwa koperasi mengarah pada suatu perserikatan dengan
tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup
Jurnal yang dibuat oleh Endi Sarwoko pada tahun 2009 dengan judul Analisis Peranan
Kabupaten Malang. Dapat disimpulkan bahwa KSP/USP memiliki peran yang cukup besar
KSP/USP dalam menyalurkan kredit modal kerja ke UMKM sebesar 79,81% dari total kredit
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah Teori dan
Praktek
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 38-39.
menjelaskan bahwa produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan
sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang
Menurut Pemahaman azas kerakyatan Bung Hatta: Asas kerakyatan mengandung arti
bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)
haruslah bersandar pada perasaan keadilan dan kebenaran yang hidup dalam hati rakyat
http://www.si-pedia.com/2014/03/bunyi-pasal-33-uud-1945-1-5-dan-
pembahasannya.html
http://aifis.org/wp-content/uploads/2013/10/TELAAH-WACANA-EKONOMI-
KERAKYATAN.pdf
banyak, dan aturan penghidupan haruslah sempurna dan berbahagia bagi rakyat kalau ia
Sifat demokrasi asli Indonesia menurut Bung Hatta adalah: Ada pun demokrasi asli
yang ada di desa-desa di Indonesia mempunyai tiga sifat yang utama, yang harus dipakai
sebagai sendi perumahan Indonesia Merdeka! Pertama, cita-cita Rapat yang hidup dalam
sanubari rakyat Indonesia dari zaman dahulu sampai sekarang. .... Kedua, cita-cita massa-
protes, yaitu hak rakyat untuk membantah secara umum segala peraturan negeri yang
dipandang tidak adil. ..... Ketiga, cita-cita tolong menolong! Sanubari rakyat Indonesia penuh
dengan rasa bersama, kolektiviteit. .... Inilah tiga sendi dari demokrasi Indonesia! Jika
kerakyatan yang seluas-luasnya, yaitu Kedaulatan Rakyat seperti paham Pendidikan Nasional
Indonesia,8
demokrasi ekonomi. Tidak lagi orang seorang atau satu golongan kecil yang mesti menguasai
penghidupan orang banyak seperti sekarang, melainkan keperluan dan kemauan rakyat yang
banyak harus menjadi pedoman perusahaan dan penghasilan. Sebab itu, segala tangkai
ibid
penghasilan besar yang mengenai penghidupan rakyat harus berdasar pada milik bersama dan
Bangsa ini bukan hanya tidak memahami konstitusinya sendiri, bahkan bangsa ini tidak
paham mengenai Pancasila, ketika kita dengar kerakyatan maka yang ada di pikiran kita
adalah usaha kecil, maksud dari kerakyatan bukan itu, tapi kerakyatan menurut bung Hatta,
adalah kedaulatan rakyat. Segala hukum bersandar pada hati rakyat, dan berbagai istilah
Dan Dalam era reformasi sekarang ini, kita juga sering mendengar tentang sistem
ekonomi kerakyatan yang dibandingkan dengan sistem ekonomi neoliberal. Ada beberapa
Definisi ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan
ibid
10
ibid
mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi
sub sisten antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan
lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan.
Sistem ekonomi adalah suatu system yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi
antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tataan kehidupan. Dumairy
menjelaskan bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah berdiri sendiri, karena berkaitan dengan
falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi
sesungguhnya merupahkan salah satu unsur dalam suatu sepersisem kehidupan masyarakat.12
Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial adalah
sebagai berikut :
11
http://www.ilo.org/jakarta/whatwedo/publications/WCMS_124012/lang--
en/index.htm
12
http://www.dosenpendidikan.com/6-pengertian-dan-macam-macam-sistem-
ekonomi-menurut-para-ahli/
Yang mendasari paradigma pembangunan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial,
yaitu :
kebijakan ekonomi.
c. Pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di sekolah-
Jadi, dapat disimpulakan bahwa definisi dari sistem ekonomi kerakyatan adalah Sistem
3. Ekonomi Kerakyatan adalah sistem ekonomi nasional yang disusun sebagai usaha bersama
rakyat kecil.14
13
http://ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sanafri.htm
14
5. Menurut Guru Besar, FE UGM( alm ) Prof. Dr. Mubyarto sistem ekonomi kerakyatan
mendefinisikan ekonomi kerakyatan adalah gagasan tentang cara ,sifat dan tujuan
pembangunan dengan sasaran utama perbaikan nasib rakyat yang pada umumnya bermukim
dipedesaan.
adalah suatu struktur dan proses ekonomi yang berupaya memin- dahkan kedaulatan
ekonomi (power to control) dari oligarki para pemilik modal ke tangan seluruh
anggota masyarakat16.
https://cdsindonesia.wordpress.com/2013/01/15/upaya-mewujudkan-ekonomi-
kerakyatan-berbasis-potensi-lokal-kabupaten-tasikmalaya/
15
https://succesary.wordpress.com/2008/12/10/sistem-ekonomi-kerakyatan/
16
Swasono, Sri Edi, 1987, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, UI Press, Jakarta
5.1.2 Komponen sistem ekonomi kerakyatan
Hal ini sejalan dengan amanat pasal 27 ayat (2) UUD 1945, Setiap warga negara
Setiap anggota masyarakat, termasuk fakir miskin dan anak- anak terlantar, harus
berpartisipasi dalam menikmati hasil produksi nasional. Hal itu sejalan dengan amanat pasal 34
UUD 1945, Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Setiap
nasional
Batang tubuh UUD pasal 33, sebagaimana pendiri bangsa meletakkannya. Sekarang
menjadi tidak jelas bukan karena barangnya yang tidak ada, tapi mata yang tidak melihat. Ada
sesuatu yng membuat kita tidak mampu menghubungkan antara ekonomi kerakyatan dengan
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan; Cabang-
cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara; Bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 33 UUD
1945)
a.Azaz kekeluargaan
Azas kekeluargaan itu ialah koperasi. Azas kekeluargaan itu adalah istilah dari Taman
Siswa, untuk menunjukkan bagaimana guru dan murid-murid yang tinggal padanya hidup
sebagai suatu keluarga. Itu pulalah hendaknya corak koperasi Indonesia (Hatta, 1977)
Asas kekeluargaan sebenarnya adalah istilah dari Taman Siswa yang menunjukkan pola
hubungan antara guru dan murid secara kekeluargaan, pola itu yang diterapkan di koperasi.
Tidak ada guru yang ingin muridnya menjadi bodoh. Perekonomian Indonesia
Pengertian dikuasai oleh negara haruslah diartikan mencakup makna penguasaan oleh
negara dalam arti luas yang bersumber dan diturunkan dari konsepsi kedaulatan rakyat
Indonesia atas segala sumber kekayaan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya, termasuk pula di dalamnya pengertian kepemilikan publik oleh kolektivitas rakyat
atas sumber-sumber kekayaan dimaksud. Rakyat secara kolektif itu dikonstruksikan oleh
UUD 1945 memberikan mandat kepada negara untuk mengadakan kebijakan (beleid) dan
17
http://chanchanfia.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-sistem-ekonomi-
kerakyakatan.html
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain
disebabkan oleh : Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu
pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru
merdeka.
Sebagai akibat dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia segala-galanya diatur oleh pemerintah
yang bertujuan agar rakyat Indonesia mendapat kemakmuran bersama dan persamaan dalam
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden soeharto di Indonesia.
Orde Baru menggantikan Orde lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde
Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan
stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha
pengendalian inflasi.
Sistem ekonomi Pancasila ini termuat dalam pancasila khususnya sila ke-4
perwakilan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak dan
ekonomi Pancasila, dan system ini rakyat terlindung dalam hal kepentingan ekonomi rakyat,
sehingga rakyat miskin dapat menadapatkan perlakuan hokum yang sama, dan tidak ada
2. Menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
4. Menguasai dan memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung
7. Memastikan setiap warga negara memperoleh haknya untuk mendapatkan pekerjaan dan
18
http://chanchanfia.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-sistem-ekonomi-
kerakyakatan.html
5.1.6 Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kerakyatan
berikut: 19
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara/pemerintah. Contoh hajad
hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak/BBM, pertambangan/hasil
pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak
terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua
pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan
saling mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh
semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas
bersifat anti pasar. Efisiensi dalam sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya dipahami
19
http://rinidwilestari67.blogspot.co.id/2014/07/sistem-ekonomi-kerakyatan.html
cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, tetap didasarkan
atas mekanisme pasar. Selain melalui mekanisme pasar, alokasi juga didorong untuk
hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
II.2 TEORI KOPERASI
Koperasi mengandung makna kerja sama. Kooperasi (cooperative) bersumber dari kata
Coopere (latin) co-operation yang berarti kerja sama. Ada juga yang mendefinisikan koperasi
dala makna lain. Menurut Enriques, pengertian koperasi adalah menolong satu sama lain (to
help one another) atau saling bergandengan tangan (hand it hand).DI indonesia disebut kerja
sama atau menurut Notoatmojo disebut gotong royong yang telah dikenal oleh Indonesia
sejak tahun 2000 SM. Istilah gotong royong diberbagai daerah seperti tapanuli disebut
Masohi, di Jawa barat Liliuran dan Madura Long tinolong dan di Sumatera Barat
20
http://hariannetral.com/2015/01/pengertian-koperasi-tujuan-fungsi-dan-jenis-
koperasi.html
Dan Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia adalah
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-
badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
Menurut ILO atau Organisasi buruh Internasional bahwa pengertian koperasi adalah:
orang) usually of limited means (dalam tujuan tertentu), who have voluntary joined together
(yang bergabung secara sukarela) to achieve a common economic end (untuk memperoleh
demokratis), making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share
of the risk and benefits of the undertaking (membuat kontribusi yang adil terhadap modal
yang diperlukan dan menerima bagian yang adil dari risiko dan manfaat dari usaha
tersebut)21.
Pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum. Setiap koperasi yang ada harus melandaskan seluruh kegiatannya pada prinsip
http://nicoadityas.blogspot.co.id/2014/10/persamaan-dan-perbedaan-definisi-
dan.html
Pengertian Koperasi Menurut Hanel, pengertian organisasi koperasi sebagai suatu
sistem sosial ekonomi atau sosial teknik (a socio-economic system or social engineering),
yang terbuka dan berorientasi pada tujuan (open and goal-oriented)22. Dengan demikian,
Kriteria Pengertian
lingkungan
daya
Pengertian Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir
atau pengguna barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama.
Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan utamanya mengelola warung serba
http://www.berbagaireviews.com/2015/05/pengertian-koperasi-dan-definisi.html
23
http://hariannetral.com/2015/01/pengertian-koperasi-tujuan-fungsi-dan-jenis-
koperasi.html
Pengertian Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah
tangga usaha atau perusahaan sendiri sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk
menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan,
mengoperasikan, atau mengelola sarana produksi bersama. Contoh koperasi produsen adalah
Pengertian Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya
Pengertian Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau
pemilik barang atau penyeda jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran
bersama
Pengertian Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama
nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi
anggota koperasi . Simpanan pokok koperasi tidak dapat diambil kembali selama yang
Pengertian Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus yang
wajib dibayar oleh angggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
Simpanan wajib koperasi tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi
anggota koperasi.
Melihat dari kriteria dan pengertian organisasi koperasi yang ada, bagian bagian dari
Anggota koperasi sebagai individu yang bertndak sebagai pemilik dan konsumen
akhir
Anggota koperasi sebagai pengusaha perorangan maupun kelompok yang
Koperasi sebagai badan usaha yang melayani anggota koperasi dan masyarakat.
1 Adanya beberapa atau sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok, atas
dasar sekurang kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama, yang disebut
2 Adanya anggota anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok usaha untuk
memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri, yang disebut sebagai swadaya
anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang
Berdasarkan ciri ciri organisasi koperasi menurut Ropke dan kriteria koperasi yang ada
Dalam suatu koperasi, anggota koperasi dapat menjadi sebagai konsumen akhir
Dalam suatu Badan usaha koperasi, sebagai satu kesatuan dari anggota, pengelola dan
Dalam organisasi koperasi, sebagai perusahaan melayani anggota serta non anggota
Dalam peraturan perundang undangan Indonesia telah diatur tentang tujuan koperasi.
a national economic order) dalam rangka mewujudkan masyarakat yang makmur, adil
dan maju dengan tetap berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945.
Dalam setiap organisasi memiliki fungsi dan peranan tertentu, begitupun dengan
sebagai berikut:
1 Mengembangkan serta membangun kemampuan dan potensi anggota koperasi pada
ekonomi
2 Berperan secara aktif (role actively) dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki
gurunya.
Jenis jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan aktivitas dan kepentingan
ekonomi anggotanya. Jenis koperasi terdiri atas 3 jenis yaitu, koperasi produksi (production
services).24
1. Koperasi produksi
Koperasi produksi| Pengertian koperasi produksi adalah jenis koperasi yang anggotanya
terdiri atas para produsen dengan melakukan kegiatan usaha khusus penjualan barang barang
24
ibid
produksi para anggotanya. Contoh, koperasi ternak, koperasi cengkeh, koperasi kopra,
2. Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi| Pengertian koperasi konsumsi adalah jenis koperasi yang memiliki
anggota yang terdiri atas kumpulan konsumen, bergerak khusus dalam aktivitas penjualan
barang barang konsumsi terutama barang kebutuhan para anggota koperasidan masyarakat
3. Koperasi Jasa
Koperasi jasa| Pengertian koperasi konsumsi adalah jenis koperasi yang melakukan
kegiatan usaha dengan memberi pelayanan atau jasa kepada para anggota khususnya dan
masyarakat sekitarnya. contoh koperasi asuransi, koperasi simpan pinjam ataupun koperasi
perkreditan.
Jenis jenis koperasi dapat juga dibagi atas jumlah jenis aktivitas usaha yang dimiliki.
Koperasi tersebut adalah koperasi single purpose dan koperasi multipurpose. Pengertian
koperasi single purpose adalah koperasi yang bergerak dalam satu bidang usaha seperti hanya
bergerak dalam bidang jasa simpan pinjam, ada koperasi yang hanya bergerak dalam bidang
konsumsi saja. Koperasi multi purpose adalah koperasi yang mengelola semua atau lebih dari
satu bidang koperasi baik itu jasa, konsumsi maupun produksi. Koperasi jenis multi purpose
terbilang koperasi yang sudah memiliki umur dan modal yang cukup besar untuk
mengembangkan kapasitas, fungsi dan peranan anggota dalam koperasi. Contoh jenis
keanggotaanya, yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer adalah jenis
koperasi yang beranggotakan orang seorang (berdasarkan ketentuan minimal 20 orang),
sedangkan koperasi sekunder adalah jenis koperasi beranggotakan badan badan hukum
koperasi (gabungan).
diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh World Bank (Bank Dunia) dalam World
Bank Institute (2005). Menurut Bank Dunia, kemiskinan adalah deprivasi dalam
kesejahteraan. Berdasarkan definisi tersebut kemiskinan dapat dipandang dari beberapa sisi.
Dari pandangan konvensional kemiskinan dipandang dari sisi moneter, dimana kemiskinan
tertentu, jika mereka berada di bawah batasan tersebut, maka mereka dianggap miskin.
Pandangan mengenai kemiskinan berikutnya adalah bahwa kemiskinan tidak hanya sebatas
ukuran moneter, tetapi juga mencakup miskin nutrisi yang diukur dengan memeriksa apakah
pertumbuhan anak-anak terhambat. Selain itu, juga bisa dari miskin pendidikan, misalnya
dengan menggunakan indikator angka buta huruf. Selanjutnya pandangan yang lebih luas
mengenai kemiskinan adalah kemiskinan ada jika masyarakat kekurangan kemampuan dasar,
sehingga pendapatan dan pendidikan yang dimiliki tidak memadai atau kesehatan yang
buruk, atau ketidakamanan, atau kepercayaan diri yang rendah, atau rasa ketidakberdayaan,
atau tidak adanya hak bebas berpendapat. Berdasarkan pandangan ini, kemiskinan adalah
fenomena multi dimensi, dan solusi untuk mengatasinya tidaklah sederhana. Menurut World
Bank Institute (2005), ada 4 alasan mengapa kemiskinan diukur. Pertama adalah untuk
membuat orang miskin terus berada dalam agenda; jika kemiskinan tidak diukur, maka orang
miskin akan mudah terlupakan. Kedua, orang harus mampu mengidentifikasi orang miskin
jika salah satu tujuannya adalah untuk keperluan intervensi dalam rangka mengentaskan
kemiskinan. Ketiga adalah untuk memantau dan mengevaluasi proyek-proyek atau kebijakan
intervensi yang diarahkan kepada orang miskin. Dan terakhir adalah untuk mengevaluasi
Barrientos (2010) mengungkapkan konsep kemiskinan yang hampir mirip dengan yang
dikemukakan oleh Bank Dunia. Kemiskinan menggambarkan keadaan dimana individu atau
rumah tangga berada dalam kondisi yang sangat kekurangan dalam kesejahteraannya.
Perspektif yang berbeda mengenai kesejahteraan dan pembangunan memberikan ruang yang
daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Perspektif ini mendominasi
partisipasi sosial dan inklusi mendefinisikan kemiskinan sebagai pengucilan dari aktivitas
kerja sama; orang yang berada dalam kemiskinan tidak bisa berpartisipasi dalam kehidupan
sosial dari suatu komunitas pada tingkat minimal yang dapat diterima. Perspektif ini
25
http://www.slideshare.net/DewiKartika2/analisis-data-kemiskinan-di-indonesia-
2013-20974236
26
http://www.slideshare.net/DewiKartika2/analisis-data-kemiskinan-di-indonesia-
2013-20974236
World Bank mendefenisikan kemiskinan sebagai ketidak mampuan dalam memenuhi
standar hidup minimal. Kemudian pada tahun 2004 World Bank kembali mendefenisikan
kemiskinan sebagai kekurangan pendapatan dan kesulitan ekonomi. Namun, kemiskinan juga
dipandang sebagai kurangnya akses terhadap pendidikan, kesehatan atau air minum yang
bersih, atau untuk mempengaruhi proses politik dan faktor lain yang penting bagi manusia.
Dengan kata lain UNDP memandang kemiskinanan sebagai suatu masalah yang multidimensi
yang tidak hanya dilihat dari kekurangan pendapatan dan ketidak mampuan dalam ekonomi.
Defenisi kemiskinan juga dapat difahami pada jenis kemiskinan secara konseptual yaitu
kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah sejumlah penduduk
yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
(todaro dan smith, 2006). Kemiskinan absolut ditentukan dengan ketika mampuan seseorang
dalam mendapatkan sumberdaya minimun yang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-
harinya seperti pangan, sandang, kesehatan, pendididkan, dan perumahan yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pokok mnimun ditafsirkan dalam bentuk finansial
berupa uang . nilai kebutuhan minimun tersebut adalah yang disebut garis kemiskinan.
27
https://www.scribd.com/doc/181959239/Memahami-Konsep-kemiskinan-01-pdf
Sehingga, penduduk yang dikatakan miskianadalah penduduk yang pendapatannya dibawah
Garis kemiskinan absolut tidak berubah dalam hal standar hidup, garis kemiskinan
absolut mampu membadingkan kemiskinan secara umum. Namun demikian , antara negara
satu dengan negara yang lainnya memiliki garis kemiskinanyang berbeda . berdasarkan hal
tersebut , World Bank menetapkan garis kemiskinan internasional agar dapat membandingkan
kemiskinan antar negara . garis kemiskinan tersebut tidak mengenal tapal batas antar negara,
tidak tergantung pada tingkat pendapagtan perkapita disuatu negara dan juga
memperhitungkan tingkat harga antar negara dengan mengukur penduduk miskin dengan
orang yang hidup kurang dari US $ 1 atau $ 2 perhari dalam dolar PPP ( Purchasing Power
Parity)
pendapatan Standar mininun disusun berdasarkan kondisi minimun suatu negara pada waktu
tertentu dan perhatian terfokus pada penduduk termiskin, misalnya 20 persen atau 40
persen lapisan terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatan atau
pengeluaran. Kelompok ini merupakan kelompok relatif miskin. Dengan demikian, ukuran
sehingga dengan menggunakan defenisi ini berarti orang miskin selalu hadir bersama kita.
Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, maka garis
kemiskinan relatif cukup untuk digunakan, dan perlu disesuaikan dengan tingkat
pembangunan negara secara keseluruhan. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai untuk
mebandingkan tingkat kemiskianan antar negara antar negara dan waktu karena tidak
didefenisikan sebagai kondisi yang mebuat seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan
terjadi bukan karena kehendak oleh orang miskin, tetapi karena keadaan yang tidak
2. Levitan (1980), Kemiskinan adalah kekurangan barang dan jasa yang diperlukan
mereka.
hidup, yaitu tingkat kekurangan materi dalam jumlah atau sekelompok orang
bersangkutan.
non-material.
7. Friedman (1979), ketimpangan kemiskinan kesempatan untuk merumuskan kekuatan
dasar dari sosial, yang meliptui: asset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan),
untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan, barang atau jasa, pengetahuan dan
kemiskianan secara nasional adalah dengan memakai defenisi yang dikembangkan bps.
Kemiskinan hampir menjadi problem di hampir semua Negara. Tak perduli apakah
Negara maju atau Negara yang sedang berkembang. Tingkat kekompleksitas masalahnyapun
berkembang angka kemiskinan masih cukup tinggi. Karena itu, pemerintah melalui Badan
Pusat Statistik (BPS) membuat kriteria kemiskinan, agar dapat menyusun secara lengkap
pengertian kemiskinan sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlahnya dan cara tepat
menanggulanginya.
Pengertian kemiskinan antara satu Negara dengan Negara lain juga berbeda.
kemiskinan dengan membuat kriteria besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai
bahan acuan. Dalam konteks itu, pengangguran dan rendahnya penghasilan menjadi
pertimbangan untuk penentuan kriteris tersebut. Kriteria statistik BPS tersebut adalah:
1. Tidak miskin, adalah mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.
2. Hampir tidak miskin dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. Rp
350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya mencapai
3. Hampir miskin dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp
280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlahnya
4. Miskin dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau
sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta
5. Sangat Miskin (kronis) tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari.
Tidak diketahui dengan pasti berapa jumlas pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar
15 juta28 . Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan
jumlah keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau
dihitung dengan kriteria pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah , mencapai sekitar
103,14 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya
sumber daya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat
mengatasi kekurangannya.
Selain itu, sebaran angka kemiskinan dari BPS, sejak tahun 2000 sampai dengan tahun
2011, jumlah penduduk miskin di desa selalu lebih besar dibanding dengan di kota. Salah
satu sumbangan kenaikan angka kemiskinan di desa antara lain, rendahnya tingkat
pendidikan, banyak yang jadi buruh tani karena ketidaan lahan dan banyknya anak dalam satu
keluarga. Untuk tahun 2011, sebaran angka kemiskinan berjumlah 63,2 % ada di desa, sedang
28
http://fokedki.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-kemiskinan-di-indonesia.html
36,8 % berada di perkotaan. Kemkiskinan di perkotaan disebabkan, lowongan kerja sempit
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika prioritas pembangunan di arahkan ke desa.
Selain memang kuantitas angka kemiskinan dan keluarga pra sejahtera masih sangat tinggi,
juga karena di desa juga kaya dengan sumber daya alam yang belum tergarap dengan
maksimal. Dengan begitu, pengagguran yang memicua angka kemiskinan dapat ditekan.
bantuan itu tidak mendidik, karena berupa cash money, namun sangat membantu supaya
dapur tetap bisa mengepul. Nah, program tersebut bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Dalam penetapan keluarga miskin yang berhak menerima bantuan ini, pemerintah
menggunakan acuan dari BPS tentang 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin, yaitu:
tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan
13. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya
SD.
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti:
sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Melalui kriteria kemiskinan tersebut, masih banyak keluarga di Indonesia yang masuk
kategori di bawah garis kemiskinan, keluarga pra sejahtera, keluarga miskin dan sebutan
lainnya. Pemerintah yang diberi tugas oleh kontitusi harus lebih perhatian pada keluarga ini.
huni dan tentu dengan mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemicu kemiskinan.
Pemerintah yang berwenang dapat membuat program dan penyaluran bantuan setepat
mungkin sesuai dengan kriteria kelurga miskin diatas. Dengan begitu untuk mewujudkan
Indonesia yang makmur akan tercapai. Yang pada gilirannya dapat menekan angka
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan
Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten ,
tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut
adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan
tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa)29.
29
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah
USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan
ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari
dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari." [1] Proporsi penduduk negara
berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi
21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang
hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota
dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat
miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara
kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya
Perdebatan yang berhubungan dalam keadaan capital manusia dan capital individual
seseorang cenderung untuk memfokuskan kepada akses capital instructional dan capital
social yang tersedia hanya bagi mereka yang terdidik dalam sistem formal.
http://andippkd.blogspot.co.id/2012/05/kemiskinan-absolute-dan-
kemiskinan.html
kultural merupakan kemiskinan yang disebabkan kondisi struktur dan faktor-faktor adat
budaya dari suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang (Sudantoko, 2009:43-46).
Menurut Bank Dunia (World Bank, 2006), ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan
di Indonesia :
1. Banyak rumah tangga yang berada disekitar garis kemiskinan nasional, yang setara
dengan AS$1,55 per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak
kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong miskin dari
segi pendapatan dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap
besar penduduk yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan nasional. Hampir 42
persen dari seluruh rakyat Indonesia hidup di antara garis kemiskinan AS$1 dan AS$2
per hari, suatu aspek kemiskinan yang luar biasa dan menentukan di Indonesia.
Indonesia pada bulan Maret 2009 sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Dibandingkan dengan
penduduk miskin pada Bulan Maret 2008 yang berjumlah 34,96 juta (15,42 persen), berarti
jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta. Selama periode Maret 2008-Maret 2009,
penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah perkotaan
berkurang 0,86 juta orang (BPS, 2009). Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
yang dilaksanakan pada bulan Maret 2009 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.499.700 orang atau sebesar 11,51 persen terhadap
jumlah penduduk seluruhnya. Kondisi ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan tahun
2008 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.613.800 orang. Dengan demikian, ada
penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 114.100 orang atau sebesar 1,04 persen.
Penurunan jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara mengindikasikan bahwa dampak dari
program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah cukup berperan dalam
menurunkan penduduk miskin di daerah ini (BPS Sumut, 2009). Salah satu kabupaten di
Provinsi Sumatera Utara yaitu kabupaten Asahan menurut data demografis berdasarkan data
statistik pada tahun 2008, jumlah penduduknya 688.529 jiwa, yang tersebar pada 25
Kecamatan dengan 177 desa dan 27 kelurahan dengan luas wilayah daratan 3.817,5 Km2 ,
tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Asahan 185 jiwa per Km2. Sebagian besar penduduk
bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 70,56 persen (setara dengan 485.826 jiwa)
dan sisanya 29,44 persen (setara dengan 202.703 jiwa) tinggal di daerah perkotaan. Jumlah
rumah tangga sebanyak 162.093 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh
sekitar 4,3 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2008 sebesar 1,76
persen. Dilihat dari kelompok umur, persentase penduduk usia 0-14 tahun sebesar 35,17
persen (setara dengan 242.156 jiwa), persentase penduduk usia 15-64 tahun sebesar 60,74
persen (setara dengan 418.213 jiwa) dan persentase penduduk usia 64 tahun ke atas sebesar
4,09 persen (setara dengan 28.161 jiwa) yang berarti jumlah penduduk usia produktif lebih
besar dibandingkan penduduk usia non produktif dengan rasio beban ketergantungan sebesar
64,64 artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 65 orang
penduduk usia non produktif (BPS Kab. Asahan, 2008). Dari perkiraan penduduk miskin di
kabupaten Asahan sekitar 102.729 jiwa atau setara dengan 14,92 persen dari total jumlah
keseluruhan penduduk Kabupaten Asahan, sebagian dari mereka berasal dari kelompok
Mahzab Ekonomi kelembagaan lama ini menganggap bahwa semua asumsi yang
membangun oleh mazhab ekonomi klasik/neoklasik merupakan cara berfikir yang fatal, oleh
karena itu harus dibatalkan. Itulah sebabnya, ekonomi kelembagaan lama ini bekerja diluar
mekenisme dan cara pandang pemikiran ekonomi klasik / neoklasik sejak ia diploklamirkan.
Pemikir mazhab ekonomi ini dapat ditelesuri antara antara lain Thorstein Bunde Veblen
(1857-1929). Veblen menilai pengaruh keadaan dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah
laku ekonomi masyarakat. Wesley Clair Mitchel (1874-1948) Ia juga berjasa dalam
Salah satu karyanya Business Cycle and Their Causes (1913) dengan menggunakan
bermacam data statistik ia kemudian menjelaskan masalah fluktuasi ekonomi. Gunnar Karl
Myrdal (1898) dari Swedia. Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut
membuat value judgement. Jika tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan
utama kemakmuran bukan terletak dalam domain ekonomi itu sendiri, melainkan berada
diluarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Lebih jelas lagi, sumber
30
https://mwkusuma.wordpress.com/2009/10/13/ekonomi-kelembagaan-genre-
baru-studi-ekonomi-di-indonesia/
yang mengarsiteki pembangunan. Douglas C. North (1993) North mengatakan bahwa
reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki
seperangkat institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku
ekonomi. Beberapa contoh institusi yang mampu memberikan insentif tersebut adalah hukum
paten dan hak cipta, hukum kontrak dan pemilikan tanah. Bagi North institusi adalah
tersebut serta norma-norma perilaku yang membentuk interaksi antara manusia secara
berulang-ulang31.
Nama terakhir diatas, North adalah merupakan tokoh ekonomi kelembagaan baru (new
institutional economic) yang memperoleh nobel ekonomi pada tahun 1993, demikian juga
dengan Ronald H. Coase pada tahun 1991. Nobel yang diperoleh kedua tokoh tersebut turut
menjadi pemicu perkembangan keilmuan ekonomi kelembagaan baru di dunia saat ini.
klasik/neoklasik dan menganggapnya tidak realistis seperti tidak ada biaya transaksi (zero
yang mengasumsikan bahwa semua manusia adalah rasional dan bekerja berdasarkan insentif
ekonomi ternyata dalam prakteknya banyak faktor-faktor sosial, ekonomi dan politik yang
31
ibid
Pada titik ini ekonomi kelembagaan masuk untuk mewartakan bahwa kegiatan ekonomi
sangat dipengaruhi oleh tata letak antarpelaku ekonomi (teori ekonomi politik), desain aturan
main (teori ekonomi biaya transaksi), norma dan keyakinan suatu individu/komunitas (teori
modal sosial), insentif untuk melakukan kolaborasi (teori tindakan kolektif), model
kesepakatan yang dibikin (teori kontrak), pilihan atas kepemilikan aset fisik maupun non fisik
(teori hak kepemilikan), dan lain-lain. Intinya, selalu ada insentif bagi individu untuk
berperilaku menyimpang sehingga sistem ekonomi tidak bisa dibiarkan hanya dipandu oleh
pasar. Dalam hal ini diperlukan kelembagaan non pasar (non-market institution) untuk
melindungi agar pasar tidak terjebak dalam kegagalan yang tidak berujung, yakni dengan
dalam sistem dan organisasi ekonomi atau sistem terkait, yang lebih luas. Kelembagaan yang
dipelajari biasanya bertumbuh spontan seiring dengan perjalanan waktu atau kelembagaan
yang sengaja dibuat oleh manusia. Peranan kelembagaan bersifat penting dan strategis karena
32
ibid
33
ibid
Dengan demikian, ilmu ekonomi kelembagaan kemudian menjadi bagian dari ilmu
ekonomi yang cukup penting peranannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan sosial
humaniora, ekonomi, budaya dan terutama ekonomi politik. Ilmu ekonomi kelembagaan terus
berkembang semakin dalam karena ditekuni oleh banyak ahli ilmu ekonomi dan ilmu sosial
tidak hanya tertuju langsung kepada ahli dan orangnya, tetapi juga pada bidang keilmuannya,
penting untuk memotret masalah-masalah ekonomi, seperti aspek sosial, hukum, politik,
budaya, dan yang lain sebagai satu kesatuan analisis (Yustika, 2008: 55). Oleh karena itu,
metode kualitatif yang dibangun dari tiga premis penting yaitu: partikular, subyektif dan,
nonprediktif.36
34
ibid
35
ibid
36
ibid
Pertama, partikular dimaknai sebagai heterogenitas karakteristik dalam masyarakat.
Artinya setiap fenomena sosial selalu spesifik merujuk pada kondisi sosial tertentu (dan tidak
berlaku untuk kondisi sosial yang lain). Lewat premis partikularitas tersebut, sebetulnya
penelitian kualitatif langsung berbicara dua hal: (1) keyakinan bahwa fenomena sosial
tidaklah tunggal; dan (2) penelitian kualitatif secara rendah hati telah memproklamasikan
Kedua, yang dimaksud dengan subyektif disini sesungguhnya bukan berarti peneliti
melakukan penelitian secara subyektif tetapi realitas atau fenomena sosial. Karena itu lebih
mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada sumber data, dengan berusaha
menempatkan diri serta berpikir dari sudut pandang orang dalam dalam antropologi disebut
dengan emic.38
Ketiga, nonprediktif ialah bahwa dalam paradigma penelitian kualitatif sama sekali
tidak masuk ke wilayah prediksi kedepan, tetapi yang ditekankan disini ialah bagaimana
pemaknaan, konsep, definisi, karakteristik, metafora, simbol, dan deskripsi atas sesuatu. Jadi
titik tekannya adalah menjelaskan secara utuh proses dibalik sebuah fenomena.39
37
ibid
38
ibid
II.5 Konsep Modal Manusia
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam perkembangan suatu
masyarakat atau kelompok tidak terkecuali pada proses pertumbungan perekonomian untuk
menunjang industrialisasi suatu bangsa yang lebih maju dan modern. Manusia dengan
luar biasa. Ada enam komponen dari modal manusia, yakni: (1) Modal intelektual; (2)
Modal emosional; (3) Modal sosial; (4) Modal ketabahan, (5) Modal moral; dan (6) Modal
kesehatan (Ancok,2002). Keenam komponen modal manusia ini akan muncul dalam sebuah
kinerja yang optimum apabila disertai oleh modal kepemimpinan dan modal struktur
dan mengelola ancaman dalam kehidupan. Banyak pakar yang mengatakan bahwa modal
Organisasi yang unggul dan meraih banyak keuntungan adalah organisasi yang terus
39
ibid
40
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/444_Konsep_Modal_Man
usia%20REV.pdf
menerus mengembangkan sumberdaya manusianya (Ross dkk., 1997). Manusia
memiliki sifat proaktif dan inovatif untuk mengelola perubahan lingkungan kehidupan
(ekonomi, sosial, politik, teknologi, hukum dan lain-lain) yang sangat tinggi kecepatannya.
Mereka yang tidak beradaptasi pada perubahan yang super cepat ini akan dilanda
kesulitan.
Don Tappscott (1998) pada bukunya yang berjudul Digital Economy: Promise and
Peril in the Age of Networked Intelligence mengemukakan 12 tema ekonomi baru akibat
dari meluasnya pengaruh internet. Salah satu tema ekonomi baru itu adalah tema ekonomi
pegawai yang memiliki pengetahuan yang luas dan terus menambah pengetahuan yang
dapat beradaptasi dengan kondisi perubahan lingkungan strategik yang luar biasa cepatnya.
Pada awal tahun 1920 para psikolog banyak membicarakan konsep IQ (Intelligence
Quotient) sebagai satu-satunya indikator kecerdasan, dengan asumsi bahwa mereka yang
kehidupan. Orang yang memiliki IQ yang tinggi diduga akan cepat menguasai pengetahuan
karena kecepatan daya pikir yang dimilikinya. Namun selain memiliki angka kecerdasan
yang tinggi, seseorang baru akan memiliki pengetahuan yang luas apabila dia memiliki
kebiasaan untuk merenung tentang kejadian alam semesta ini dan mencari makna dari
setiap fenomena yang terjadi tersebut. Kebiasaan merenung dan merefleksikan sebuah
Oleh karena modal intelektual terletak pada kemauan untuk berfikir dan kemampuan
untuk memikirkan sesuatu yang baru, maka modal intelektual tidak selalu ditentukan
oleh tingkat pendidikan formal yang tinggi. Dalam sejarah tercatat bahwa yang menemukan
gagasan tentang elevator di luar gedung pada gedung tinggi hanyalah seorang cleaning
service. Ceritanya bermula dari keinginan para insinyur untuk membuat elevator dalam
sebuah hotel karena kamar di lantai tiga dan di lantai empat tidak laku dijual. Gagasan awal
adalah menjebol lantai untuk membuat elevator di dalam bangunan hotel. Tapi gagasan itu
ditolak bagian cleaning service karena mereka akan bekerja lebih banyak membersihkan
debu yang berterbangan ke seluruh lantai. Untuk menghindari hal tersebut pegawai cleaning
service menyarankan agar elevator di buat di luar gedung. Itulah awalnya gagasan adanya
kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta
memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam
berinteraksi dengan orang lain. Menurut Bradberry & Greaves (2005) dalam Ancok
1. Self Awareness adalah kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan
akurat dalam berbagai situasi secara konsisten. Bagaimana reaksi emosi di saat
memahami respon emosi dirinya sendiri dari segi positif maupun segi negatif.
3. Social Awareness adalah kemampuan untuk memahami emosi orang lain dari
merasakan perasaan orang lain secara akurat. Dengan adanya pemahaman ini
individu sudah memiliki kesiapan untuk meenanggapi situasi emosi orang lain secara
positif.
4. Relationship Management adalah kemampuan orang untuk berinteraksi secara
positif pada orang lain, betapapun negatifnya emosi yang dimunculkan oleh orang lain.
Kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain secara positif ini adalah hasil dari
ketiga dimensi lain dari kecerdasan emosi (self awareness, self management and sosial
awareness).
Orang yang memiliki modal emosional yang tinggi memiliki sikap positif
di dalam menjalani kehidupan. Dia memiliki pikiran positif (positive thinking) dalam
orang lain. Ketika menghadapi perbedaan pendapat, orang yang memiliki modal
sangat ditentukan oleh modal emosional. Orang yang hatinya terbuka dan bersikap
positif dan terbuka serta menghindari pernilaian negatif atas sebuah pemikiran
orang lain akan memperoleh manfaat dari perbedaan pendapat. Banyak penelitian
seseorang dibanding dengan IQ. Beberapa tahun terakhir ini makin banyak
tentang konsep modal sosial semakin hangat setelah munculnya tulisan Robert Putnam
(1993) dalam Ancok (1998) yang menggambarkan kualitas kehidupan masyarakat Amerika
sangat khawatir tentang masa depan komunitas manusia yang diutarakannya seperti berikut:
We no longer have realistic hopes that we can create a great society through large
pertumbuhan ekonomi seperti yang diutarakan oleh Wachtel (1989) dalam Ancok (1997)
bangsa yang kompetitif peranan modal sosial semakin penting. Banyak kontribusi modal
sosial untuk kesuksesan suatu masyarakat. Dalam era informasi yang ditandai semakin
berkurangnya kontak tatap muka (face to face relationship), modal sosial sebagai bagian
dari modal maya (virtual capital) akan semakin menonjol peranannya (Ancok, 1998).
Pandangan para ahli dalam mendefinisikan konsep modal sosial dapat dikategorikan ke
dalam dua kelompok. Kelompok pertama menekankan pada jaringan hubungan sosial
(traits) yang melekat (embedded) pada diri individu manusia yang terlibat dalam sebuah
interaksi sosial.
Pendapat kelompok pertama ini didukung oleh para beberapa ahli. Brehm &
Rahn (1997) dalam Ancok (2002) berpendapat bahwa modal sosial adalah jaringan
permasalahan yang dihadapi mereka. Definisi lain dikemukakan oleh Pennar (1997) dalam
Ancok (2002) the web of social relationships that influences individual behavior and
thereby affects economic growth (jaringan hubungan sosial yang mempengaruhi perilaku
individual dan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi). Woolcock (1998) dalam Ancok
(2002) mendefinisikan modal sosial sebagai the information, trust, and norms of
berpendapat bahwa Social capital consists of the stock of active connections among
people: the trust, mutual understanding and shared values and behaviours that bind
the members of human networks and communities and make cooperative action possible.
(Modal sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif di antara manusia: rasa percaya,
saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam
Pandangan kelompok pertama menekankan pada aspek jaringan hubungan sosial yang
diikat oleh kepemilikan informasi, rasa percaya, saling memahami, dan kesamaan nilai, dan
saling mendukung. Menurut pandangan kelompok ini modal sosial akan semakin kuat
apabila sebuah komunitas atau organisasi memiliki jaringan hubungan kerjasama, baik
Pendapat ahli dari kelompok kedua diwakili antara lain oleh Fukuyama (1995)
dalam Ancok (1998) yang mendefinisikan modal sosial sebagai berikut: social
capital: the ability of people to work together for common purposes in groups and
organizations. Dengan bahasa yang lain Fukuyama menjelaskan bahwa Social capital
can be defined simply as the existence of a certain set of informal values or norms
shared among members of a group that permit cooperation among them. (Modal
sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di
antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya
kerjasama di antara mereka). Sejalan dengan pendapat Fukuyama, Bowles & Gintis
(2000) dalam Ancok (2002) mendefinisikan modal sosial sebagai berikut: Social
capital generally refers to trust, concern for ones associates, a willingness to live by the
Organisasi adalah kumpulan sejumlah manusia yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan organisasi. Selain itu sebuah organisasi harus bekerja sama dengan organisasi lain
untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Kerjasama dengan organisasi lain ini
diwujudkan dalam sebuah aliansi strategik (strategic alliances), atau dalam sebuah
penggabungan (merger) organisasi. Modal sosial adalah dasar bagi terbentuknya sinergi di
dalam melaksanakan tugas organisasi. Dengan bersinergi dapatlah diperoleh hasil kerja yang
Modal intelektual baru akan berkembang bila masing-masing orang berbagi wawasan.
Untuk dapat berbagi wawasan orang harus membangun jaringan hubungan sosial
dengan orang lainnya. Kemampuan membangun jaringan sosial inilah yang disebut
dengan modal sosial. Semakin luas pergaulan seseorang dan semakin luas jaringan
hubungan sosial (social networking) semakin tinggi nilai seseorang. Modal sosial
dimanifestasikan pula dalam kemampuan untuk bisa hidup dalam perbedaan dan menghargai
perbedaan (diversity). Pengakuan dan penghargaan atas perbedaan adalah suatu syarat
tumbuhnya kreativitas dan sinergi. Kemampuan bergaul dengan orang yang berbeda,
Ancok (2002) yang ditulis dalam buku Adversity Quotient: Turning Obstacles into
Opportunities. Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, apakah itu
problem yang belum terpecahkan, hanya mereka yang tabah yang akan berhasil
membedakan tiga tipe manusia: quitter, camper dan climber. Tipe pendaki gunung
yang mudah menyerah dinamainya dengan quitter, yakni orang yang bila berhadapan
dengan masalah memilih untuk melarikan diri dari masalah dan tidak mau menghadapi
tantangan guna menaklukkan masalah. Orang seperti ini akan sangat tidak efektif dalam
menghadapi tugas kehidupan yang berisi tantangan. Demikian pula dia tidak efektif sebagai
Tipe camper adalah tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh hati. Bila dia menghadapi
sesuatu tantangan dia berusaha untuk mengatasinya, tapi dia tidak berusaha mengatasi
persoalan dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Dia bukan tipe orang yang akan
mengerahkan segala potensi yang dimilikinya untuk menjawab tantangan yang dihadapinya.
Bila tantangan persoalan cukup berat dan dia sudah berusaha mengatasinya tapi tidak
berhasil, maka dia akan melupakan keinginannya dan beralih ke tempat lain yang tidak
Tipe ketiga adalah climber yang memiliki stamina yang luar biasa di
dalam menyelesaikan masalah. Dia tipe orang yang pantang menyerah sesulit apapun situasi
yang dihadapinya. Dia adalah pekerja yang produktif bagi organisasi tempat dia bekerja.
Orang tipe ini memiliki visi dan cita-cita yang jelas dalam kehidupannya. Kehidupan
dijalaninya dengan sebuah tata nilai yang mulia, bahwa berjalan harus sampai ke tujuan.
Orang tipe ini ingin selalu menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas (sense of closure) dengan
berpegang teguh pada sebuah prinsip etika. Dia bukan tipe manusia yang ingin berhasil
tanpa usaha. Bagi dia hal yang utama bukanlah tercapainya puncak gunung, tetapi adalah
keberhasilan menjalani proses pendakian yang sulit dan menegangkan hingga mencapai
puncak.
sejauh mana organisasi tersebut berpegang pada prinsip etika bisnis di dalam kegiatan bisnis
yang dilakukannya. Untuk berperilaku sesuai dengan kaidah etik, organisasi memiliki
berbagai perangkat pendukung etik, yang salah satunya adalah manusia yang memiliki
yang beroperasi di seluruh dunia) disebabkan oleh perilaku bisnis yang melanggar etika
bisnis. Kasus krisis keuangan di Indonesia tahun 1997-1978 yang membuat perbankan
Indonesia bangkrut karena kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) disebabkan
oleh perilaku para pemain bisnis yang tidak berpegang pada etika bisnis. Demikian pula
dengan kasus Bank Century yang menghebohkan juga disebabkan oleh perilaku para pemain
bisnis yang tidak jujur (atau tidak beritikad baik?) menyampaikan informasi, yang
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang berpegang pada prinsip
etika memiliki citra yang baik. Citra ini tidak hanya membuat orang suka membeli produk
dan jasa organisasi tersebut, tetapi juga membuat harga saham di pasar bursa
meningkat secara signifikan. Selain itu organisasi yang berperilaku etika juga akan
menarik banyak calon pekerja yang berkualitas untuk melamar menjadi pekerja di
perusahaan tersebut. Sebaliknya kalau sebuah organisasi melakukan perilaku yang
melanggar etika bisnis maka kerugianlah yang akan dialaminya. Sepatu merk Nike
kehilangan banyak pembeli setelah ada publikasi yang luas mengenai anak-anak di bawah
Modal moral telah banyak dibicarakan oleh para ahli. Salah satu buku
yang membicarakan aspek modal ini adalah Moral Intelligence: Enhancing Business
Performance and Leadership Success yang ditulis oleh Doug Lennick & Fred Kiel (2005).
Keduanya dalam Ancok (2002) telah menyusun alat pengukur Moral Competency Inventory
(Inventori untuk mengukur kompetensi moral). Terdapat empat komponen modal moral
dalam perilaku. Individu memilih berperilaku yang tidak bertentangan dengan kaidah
perilaku etikal yang universal. Orang berperilaku atas keyakinan bahwa perilaku dalam
bekerja yang etikal adalah sesuatu yang harus dilakukan dan akan membuat dirinya bersalah
orang yang mau bertanggung jawab atas tindakannya dan memahami konsekuensi dari
tindakannya yang bisa berbuat sejalan dengan prinsip etik yang universal.
3. Penyayang (compassionate) adalah tipe orang yang tidak akan merugikan orang lain,
karena dia menyadari memberi kasih sayang pada orang lain adalah juga sama dengan
memberi kasih sayang pada diri sendiri. Orang yang melanggar etika adalah orang yang
tidak memiliki kasih sayang pada orang lain yang dirugikan akibat perbuatannya yang
memiliki kecerdasan moral yang tinggi bukanlah tipe orang pendendam yang
menyenangkan pula.
moral dasarnya adalah kecerdasan moral yang berbasis pada empat kompetensi moral di
atas. Modal moral menjadi semakin penting peranannya karena upaya membangun manusia
yang cerdas dengan IQ tinggi dan manusia yang pandai mengelola emosinya dalam
berhubungan dengan orang lain tidaklah mengantarkan manusia pada kebermaknaan hidup.
Kebermaknaan hidup adalah sebuah motivasi yang kuat yang mendorong orang untuk
melakukan sesuatu kegiatan yang berguna. Hidup yang berguna adalah hidup yang
memberi makna pada diri sendiri dan orang lain. Selain itu modal moral ini juga
memberikan perasaan hidup yang komplet (wholeness). Inilah yang disebut oleh Abraham
Maslow dengan Peak Experience, perasaan yang muncul karena kedekatan dengan sang
Pencipta. Konsep yang demikian ini banyak yang menyebutnya dengan istilah modal
spiritual (Sinetar, 2000) dalam Ancok (2002). Stephen Covey (1990) memasukkan bagian
dari hal yang bersifat spiritual ini dalam bagian kegiatan manusia yang harus ditingkatkan
Bagi orang yang beragama, modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal
ketabahan, dan modal moral yang diutarakan di atas adalah bagian dari ekspresi modal
spiritual. Semakin tinggi keimanan seseorang semakin tinggi pula kelima modal di atas.
Namun demikian banyak orang yang menyarankan agar modal spiritual dipisahkan dari
kelima modal di atas, dengan tujuan untuk semakin menekankan betapa pentingnya upaya
demikian, agama akan menjadi pembimbing kehidupan agar tidak menjadi egoistik
yang orientasinya hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Oleh karena itu upaya
untuk mengembangkan keagamaan adalah bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya
f. Modal Kesehatan
Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal di atas.
Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul dengan maksimal.
Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan
berfikir secara produktif. Stephen Covey (1990) dalam bukunya yang berjudul Seven
Habits of Highly Effective People, mengatakan bahwa kesehatan adalah bagian dari
kehidupan yang harus selalu dijaga dan ditingkatkan kualitasnya sebagai pendukung
manusia yang efektif. Bila badan sedang sakit semua sistem tubuh kita menjadi terganggu
fungsinya, akibatnya kita jadi malas berfikir dan berbuat (modal intelektual), dan
seringkali emosi (modal emosional) kita mudah terganggu kestabilannya, dan seringkali kita
mudah menyerah menghadapi tantangan hidup (modal ketabahan). Selain itu semangat
untuk berinteraksi dengan orang lain (modal sosial) dengan orang lainpun menjadi
berkurang. Jadi ada benarnya kata pepatah dalam badan yang sehat terdapat jiwa/pikiran
yang sehat. Walaupun banyak kritikan terhadap pernyataan itu, karena ternyata banyak
orang gila yang badannya sangat sehat tapi pikirannya sakit, tapi seluruh komponen
modal manusia saling berinteraksi satu dengan lain seperti es teh jeruk nipis yang manis,
sulit dipisahkan mana yang teh, mana yang jeruk nipis, mana yang gula, dan mana yang air
es.
Ekonomi kerakyatan atau ekonomi demokrat adalah sistem ekonomi yang didasarkan
pada kekuatan ekonomi rakyat .Dimana ekonomi sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi
atau pekerjaan orang-orang biasa dilakukan (populer) yang mengelola secara mandiri sumber
ekonomi, yang dapat dibudidayakan dan menguasai, selanjutnya disebut sebagai usaha kecil
dan menengah (UKM) terutama meliputi pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dll,
ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan keluarga mereka, 41. Dan
dalam pengaturan semua itu intervensi negara sangat berperan . Sebagaimana Migdal yang
kemampuan untuk melakukan kontrol sosial sesuai dengan segala peraturan-peraturan yang
ada42
sistem ekonomi karakyatan yang mengacu pada tiga sektor yaitu BUMN (Badan Usaha Milik
Negara), BUMS ( Badan Usaha Milik Swasta) dan Koperasi. Dari ketiganya koperasi
dijadikan sebagai dasar pengaturan perekonomian nasional. Koperasi sebagai soko guru
Indonesia. Pentingnya perekonomian yang berpihak kepada rakyat menjadi dasar lahirnya
pasal 27 dan 33 Undang-Undang Dasar 45. Dari kedua pasal tersebut menjadi landasan
lahirnya undang-undang perkoperasian (UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992) .dan
41
http://blog.bersiap.com/informasi/mengenal-sistem-ekonomi-kerakyatan-
pengertian-kons
42
http://sutrisdinamis.blogspot.co.id/2011/02/negara-otonom.html
masalah yang paling besar yang dihadapi oleh sistem ekonomi kerakyatan adalah masalah
tentang bagaimana menanggulangi kemiskinan . dan salah satu solusi dalam menaggulangi
43