Professional Documents
Culture Documents
1. kasih sayang
Beberapa model pendekatan yang sesuai dengan karakteristik dunia anak Taman
Kanak-kanak antara lain: bermain peran, karyawisata, bercakap-cakap, demonstrasi,
proyek, bercerita, pemberian tugas dan keteladanan serta bernyanyi.
Penilaian itu menekankan pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu, data yang
dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan anak pada saat
melakukan proses pembelajaran. Karakteristik penilaian yang ideal adalah
dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk
formatif performasi, berkesinambungan, terintegrasi dan dapat digunakan sebagai
feed back.
Untuk menjaring data hasil belajar, Anda dapat menggunakan hal-hal yang bisa
memberikan masukan penilaian prestasi anak seperti: hasil dari kegiatan/ proyek,
pekerjaan rumah, karya wisata, penampilan anak, demonstrasi dan catatan observasi.
Alat penilaian yang digunakan untuk menilai bidang pengembangan nilai-nilai agama
adalah sebagai berikut: pengamatan (observasi) dan pencatatan anekdot (anecdotal
record), penugasan melalui tes perbuatan, pertanyaan lisan dan menceritakan
kembali.
Hal-hal yang dapat dicatat guru sebagai bahan penilaian adalah: anak-anak yang
belum dapat menyelesaikan tugas dan anak-anak yang dapat menyelesaikan tugas
dengan cepat, kebiasaan/perilaku anak yang belum sesuai dengan yang diharapkan
dan kejadian-kejadian penting yang terjadi pada hari penulisan pelaporan hasil
penilaian pada laporan perkembangan anak. Sebelum uraian (deskripsi), terlebih
dahulu dilaporkan perkembangan anak secara umum untuk tiap-tiap program
pengembangan. Untuk laporan secara lisan dapat dilaksanakan dengan bertatap muka
dan mengadakan hubungan atau informasi timbal balik antara pihak TK dan orang
tua/wali dari si anak
Pengertian inovasi pendidikan dapat juga diartikan sebagai metode pendidikan yang
dianjurkan bagi usia anak usia dini. Metode pendidikan seharusnya merangsang
kecerdasan mejemuk anak balita, karena pada usia ini mereka sedang berada di masa
keemasan (golden age). Metode Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) yang
diprakarsai oleh Dr. Howard Gardner, guru besar bidang pendidikan di Harvard
University ini terdiri dari delapan kecerdasan, yaitu:
4. kinestetik (jasmani)
5. musikal
6. interpersonal
7. intrapersonal
8. naturalis
Delapan kecerdasan di atas juga menunjang makna pendidikan yang diusung oleh
Unesco, yang meliputi empat pilar, yaitu belajar untuk mengetahui makna dan
manfaat sesuatu bagi kehidupan (learning to know), belajar untuk bisa melakukan
sesuatu yang bermakna bagi kehidupan (learning to do), belajar untuk menjadi diri
sendiri dan paham terhadap kebutuhan serta jati dirinya (learning to be), dan belajar
untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya (learning to live together).
KANAK
D. DISONANSI MORAL
a. Disonansi Moral
Hakikat anak sebagai manusia pada umumnya memiliki 3 tenaga dalam, yaitu
Id, Ego, dan Super Ego yang akan memberikan pengaruh untuk melakukan berbagai
kegiatan positif maupun negatif. Sebagai guru Taman Kanak-kanak Anda harus
mencermatinya agar dapat memberikan motivasi untuk mengarahkan pada kegiatan
yang positif. Pendidikan akan sangat berarti bagi anak didik jika mampu
membuahkan hasil yaitu adanya perubahan sikap dan perilaku ke arah positif. Dalam
teori penanaman moral dan etika, dikenal adanya istilah Disonansi Moral yang berarti
gema, atau echo yang ada pada diri manusia yang bersifat melemahkan suara hati dan
prinsip-prinsip, serta keyakinan dalam proses pendidikan maupun kehidupan. Lawan
dari Disonansi Moral adalah Resonansi, yang justru mengukuhkan/menekankan
adanya gema atau getar nilai, norma dan moral yang telah diketahui seseorang dari
proses pendidikan sebelumnya. Peranan guru dan orang tua dalam hal ini adalah
sebagai pengontrol dan pengendali perilaku dan sikap anak didik kita, dalam proses
pendidikan yang mereka jalani. Peranan resonansilah yang patut kita tekankan dalam
kegiatan pendidikan yang perlu kita disain bersama. Menurut Freud, diri manusia
memiliki struktur psikologis yang bertugas mengalirkan dorongan-dorongan atau
energi psikis yang ada. Struktur ini berfungsi sebagai mediator (perantara) atau
dorongan dan perilaku seseorang.
kanak
Pengembangan dan pendidikan moral bagi anak Taman Kanak-kanak
berdasarkan GBPKB TK, kurikulum berbasis komptensi, dan menu pembelajaran
anak usia dini memiliki substansi ruang lingkup kajian sebagai berikut. latihan hidup
tertib dan teratur; aturan dalam melatih sosialisasi; menanamkan sikap tenggang rasa
dan toleransi; merangsang sikap berani, bangga dan bersyukur, bertanggung jawab;
latihan pengendalian emosi, dan melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri.
b. Potret, Hakikat, dan Target Anak Taman Kanak-kanak dalam Belajar Nilai-
nilai Keagamaan
Setiap potensi apapun yang muncul dari anak seyogianya kita kembangkan
dengan jelas dan terprogram dengan baik. Tidak hanya perkembangan bahasa, daya
pikir, keterampilan dan jasmani saja, namun aspek keagamaan pun seharusnya
menjadi salah satu pokok pengembangan dan pembinaan yang harus dikelola,
diprogram dan diarahkan dengan sempurna Kaitannya dengan hakikat belajar anak
Taman Kanak-kanak pada nilai-nilai keagamaan, seharusnya kita pahami bahwa hal
itu harus berorientasi pada fungsi pendidikan di Taman Kanak-kanak itu sendiri, yaitu
sebagai fungsi adaptasi, fungsi pengembangan dan fungsi bermain.
Penyelenggaraannya pun harus sesuai dengan 6 prinsip, yaitu prinsip pengamatan,
peragaan, bermain sambil belajar, otoaktivitas, kebebasan dan prinsip keterkaitan dan
keterpaduan. Target dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan kepada anak
Taman Kanak-kanak adalah diharapkan mampu mewarnai pertumbuhan dan
perkembangan dari diri mereka. Sehingga diharapkan akan muncul suatu dampak
positif yang berkembang meliputi fisik, akal pikiran, akhlak, perasaan kejiwaan,
estetika, dan kemampuan sosialisasinya diwarnai dengan nilai-nilai keagamaan.
kanak
Berdasarkan GBPKB TK pengembangan nilai-nilai agama untuk anak
Taman Kanak-kanak berkisar pada kegiatan kehidupan sehari-hari. Secara khusus
penanaman nilai-nilai keagamaan bagi anak Taman Kanak-kanak adalah meletakkan
dasar-dasar keimanan, kepribadian/budi pekerti yang terpuji dan kebiasaan ibadah
sesuai dengan kemampuan anak. Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam
menetapkan tujuan penanaman nilai-nilai keagamaan kepada anak Taman Kanak-
kanak, yaitu aspek usia, aspek fisik, dan aspek psikis anak. Rasa keagamaan dan
nilai-nilai keagamaan akan tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan psikis maupun fisik anak. Perhatian anak terhadap nilai-nilai dan
pemahaman agama akan muncul manakala mereka sering melihat dan terlibat dalam
upacara-upacara keagamaan, dekorasi dan keindahan rumah ibadah, rutinitas, ritual
orang tua dan lingkungan sekitar ketika menjalankan peribadatan. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan nilai-nilai keagamaan pada diri anak,
yaitu faktor pembawaan (internal) dan lingkungan (eksternal).
Keagamaan
Sifat-sifat pemahaman anak usia Taman Kanak-kanak terhadap nilai-nilai
keagamaan pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di antaranya: Unreflective:
pemahaman dan kemampuan anak dalam mempelajari nilai-nilai agama sering
menampilkan suatu hal yang tidak serius. Mereka melakukan kegiatan ibadah pun
dengan sikap dan sifat dasar yang kekanak-kanakan. Tidak mampu memahami
konsep agama dengan mendalam. Egocentris: dalam mempelajari nilai-nilai agama,
anak usia Taman Kanak-kanak terkadang belum mampu bersikap dan bertindak
konsisten. Anak lebih terfokus pada hal-hal yang menguntungkan dirinya.
Misunderstand: anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami suatu ajaran
agama yang banyak bersifat abstrak. Verbalis dan Ritualis: kondisi ini dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara
memperkenalkan istilah, bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti
memberi latihan menghafal, mengucapkan, memperagakan, dan sebagainya Imitative:
anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung. Mereka banyak
meniru dari apa yang pernah dilihatnya sebagai sebuah pengalaman belajar. Dengan
demikian guru dan orang tua harus memperhatikan sifat-sifat tersebut untuk
kepentingan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat buat anak. Kita harus
tetap melakukan pendekatan progresif dan penyadaran jiwa dan kepribadian mereka.
Kanak-kanak
Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia
Taman Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat: Aplikatif: materi
pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan rutin anak sehari-hari
dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak, serta yang dapat dilakukan
anak dalam kehidupannya. Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih
diupayakan mampu membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan
antusias. Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan
kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak Ada beberapa prinsip dasar dalam rangka
menyampaikan materi pengembangan nilai-nilai agama bagi anak Taman Kanak-
kanak di antaranya: penekanan pada aktivitas anak sehari-hari pentingnya
keteladanan dari lingkungan dan orang tua/keluarga anak kesesuaian dengan
kurikulum spiral prinsip developmentally appropriate practice (DAP) prinsip
psikologi perkembangan anak prinsip monitoring yang rutin
kanak
Dalam pengembangan nilai-nilai agama, disain perencanaan menjadi sesuatu
yang sangat esensial. Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pemikiran,
perkiraan penyusunan suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang
harus dikerjakan, dan cara mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Perencanaan dapat dimasukkan/disisipkan melalui pembuatan SKH dan
SKM dengan pendekatan terpadu, mengikuti sajian materi yang akan disampaikan
dengan menetapkan pola kurikulum spiral. SKM merupakan langkah pertama dalam
membuat rencana pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Untuk perencanaan harian
guru diharapkan membuat SKH yang merupakan penjabaran dari SKM. Satuan
kegiatan harian harus mengandung unsur kegiatan, waktu, kemampuan, media,
metode dan penilaian. Perencanaan kegiatan harian terdiri dari kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, kegiatan makan/istirahat, dan kegiatan penutup
Taman Kanak-kanak
Pengembangan nilai-nilai agama di Taman Kanak-kanak berkaitan erat dengan
pembentukan perilaku manusia, sikap, dan keyakinan. Oleh sebab itu, diperlukan
berbagai inovasi pengembangan yang komprehensif sesuai dengan perkembangan
dan kemampuan anak didik. Adapun yang melatar belakangi esensi inovasi dalam
bidang pengembangan pembelajaran adalah munculnya berbagai kendala dan
kelemahan serta kekuranglengkapan yang ada di lingkungan penyelenggara
pendidikan di Taman Kanak-kanak. Untuk melaksanakan program pembelajaran
nilai-nilai agama tersebut guru harus mempelajari berbagai pendekatan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik, menyiapkan kurikulum
yang komprehensif, dan adanya kesinambungan antar satu program pengembangan
dengan program lainnya. Alternatif inovasi dalam rangka meningkatkan efektifitas
kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik adalah perlu adanya kurikulum terpadu
(integrated curriculum), pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning), dan
hari terpadu (integrated day).
Taman Kanak-kanak
Beberapa inovasi pendekatan pembelajaran termasuk dalam mengembangkan nilai-
nilai agama bagi anak Taman Kanak-kanak antara lain: pengalaman belajar, belajar
aktif, dan belajar proses. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru dalam
rangka mengembangkan cinta belajar pada diri anak adalah sebagai berikut: kasih
sayang perlindungan dan perawatan, waktu yang diberikan kepada anak lingkungan
belajar yang kondusif, belajar bersikap adalah belajar nilai, dan belajar moral di usia
dini. Upaya tersebut didasarkan pada prinsip developmentally appropriate practice
dan prinsip enjoyable. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan inovasi
pendekatan dan pengembangan nilai-nilai agama pada anak Taman Kanak-kanak
adalah sebagai berikut: berorientasi pada kebutuhan anak belajar melalui bermain
kreatif dan inovatif lingkungan yang kondusif mernggunakan pembelajaran terpadu
mengembangkan keterampilan hidup menggunakan berbagai media dan sumber
belajar, serta pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan
anak
Taman Kanak-kanak
Penilaian itu menekankan pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu, data
yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan anak pada
saat melakukan proses pembelajaran. Karakteristik penilaian yang ideal adalah
dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk
formatif performasi, berkesinambungan, terintegrasi dan dapat digunakan sebagai
feed back. Untuk menjaring data hasil belajar, Anda dapat menggunakan hal-hal yang
bisa memberikan masukan penilaian prestasi anak seperti: hasil dari kegiatan/ proyek,
pekerjaan rumah, karya wisata, penampilan anak, demonstrasi dan catatan observasi.
Instrumen yang dapat Anda digunakan untuk penilaian di Taman Kanak-kanak
dengan memperhatikan sifat dan karakteristiknya adalah hasil kerja anak (portofolio)
yang meliputi hasil karya, hasil penugasan, kinerja anak, tes tertulis, dan format
observasi.