You are on page 1of 4

Patch adalah salah satu rute pemberian obat secara perkutan yang ditujukan untuk pemakain luar

dengan sistem kontak dengan kulit secara tertutup. Sediaan patch dibedakan menjadi 2 yaitu
trasdermal lokal dan transdermal sistemik.
Sistem penghantaran obat dengan bentuk patch memiliki banyak keuntungan diantaranya:
1. Menghindari first-pass metabolism di hepar
2. Menjamin kadar darah yang konstan untuk periode waktu yang lama
3. Meningkatkan bioavailabilitas
4. Menurunkan dosis pemberian
5. Menurunkan efek samping yang tidak diinginkan
6. Menurunkan efek samping yang di gastrointestinal
7. Mudah menghentukan bila terjadi efek toksik
8. Meningkatkan kepatuhan pasien
Namun selain memiliki keuntungan ternyata patch juga memiliki banyak kekurangan diantaranya
adalah:
1. Tidak dapat digunakan untuk obat dalam bentuk ionic
2. Tidak dapat mencapai kadr obat yang tinggi dalam darah/plasma
3. BM obat harus kecil
4. Tidak dapat menghantarkan obat dengan cara pulsatile
5. Obat yang mengiritasi tidak dapat dikembangkan dengan bentuk sediaan patch
Respon klinik sesudah pemberian patch memiliki tahapan proses yaitu obat lepas dari sediaan,
berpenetrasi ke dalam kulit dan permeasi menembus kulit sehingga dapat memberikan aktivitas
respon farmakologi.
Dalam pembuatan sediaan patch terdapat beberapa persyaratan diantaranya adalah:
1. Mempunyai kadar air yang relative kecil
2. Permukaan patch harus rata dan tidak mengkerut selama penyimpanan
3. Bahan obat dan bahan tambahan harus terdistribusi merata
4. Mampu melepaskan bahan aktif dalam jumlah yang cukup
5. Mampu berpenetrasi ke dalam kulit sesuai dengan tujuan pengobatan
1. Obat yang dihantarakan melalui TDD (transdermal drug delivery) tidak mengalami first
pass effect karena dia tidak melewati portal hepatic sehingga dapat menghindari problem
rendahnya bioavailabilitas.
2. TDD dapat memberikan kadar obat yang terkontrol dan stabil sehingga dapat mengurangi
kebutuhan pengulangan konsumsi obat. Hal ini dapat ditimbulkan akibat pelepasan obat
dari sediaan yang dikontrol baik dengan sistem reservoir, maupun sistem matriks (untuk
penjelasan selangkapnya silakan bacabaca buku terkait TDD).
3. TDD memberikan profil Cp relatif mirip dengan profil Cp intra vascular (landai) tanpa
menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman seperti dalam pemberian obat secara intra
vascular yang invasive. Landainya profil Cp pada TDD disebabkan oleh panjangnya jarak
tempuh obat dari sediaan menuju sirkulasi sistemik dan adanya fase-fase yang berbeda.
Sehingga perlu diperhatikan onset dan KEM-nya.
4. Bila terjadi side effect yang tidak diinginkan (adverse effect), maka pemakaian dapat
dihentikan dengan mudah. Bayangkan jika hal ini terjadai pada pemberian p.o maupun
pemberian secara invasive.
5. Bisa diberikan dalam waktu yang panjang tanpa diganti asalkan patch tidak terlepas dari
kulit.
6. Tidak ada risiko interaksi dengan cairan lambung. Hal ini penting mengingat banyak obat
dapat terdegradasi oleh cairan lambung maupun dapat mengiritasi lambung.
7. TDD sangat cocok untuk obat dengan waktu paro eliminasi pendek, therapeutics window
sempit, serta absorbsi rendah.
Sistem penghantaran obat transdermal atau transdermal drug dilevery system (TDDS )
merupakan cara pengantaran obat secara topikal dalam bentuk patch atau semisolid yangdapat
memberikan efek sistemik yang terkontrol. Penghantaran obat secara transdermalmeiliki banyak
keuntungan dibandingkan dengan metode penghantaran obat konvensionalseperti pemberian
secara oral. Penghantaran transdermal memberikan pelepasan obat yangterkontrol, menghindari
metabolisme hepatik, menghindari pengaruh pencernaan,kemudahan penghentian pemakaian,
dan durasi penghantaran obat yang lama.
Mekanisme penghantaran obat secara transdermal adalah menghantarkan molekul obat melewati
lapisan stratum corneum dalam kulit dengan berdifusi melalui lapisan lipid kulit (Amjad,2011).

You might also like