Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
2.2 Bioavaibilitas
Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui suatu rangkaian
proses. Proses tersebut meliputi (1) disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat; (2)
pelarutan obat; (3) absorpsi melewati membran sel menuju sirkulasi sistemik. Di dalam
proses disintegrasi obat, pelarutan dan absorpsi, kecepatan obat mencapai sistem sirkulasi
ditentukan oleh tahapan yang paling lambat dalam rangkaian tersebut.
Tahap yang paling lambat di dalam suatu rangkaian proses kinetik disebut tahap
penentu kecepatan (rate limiting step). Untuk obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil
dalam air, laju pelarutan serigkali merupakan tahap yang paling lambat, oleh karena itu
mengakibatkan terjadinya efek penentu kecepatan terhadap bioavailablitas obat. Tetapi
sebaliknya, untuk obat yang mempunyai kelarutan besar dalam air, laju pelarutannya cepat
sedangkan laju lintas atau tembus obat lewat membran merupakan tahap paling lambat atau
merupakan tahap penentu kecepatan.
2.3 Zat Tambahan Obat (Pengisi, Pengikat, Pelicin, Penghancur, Pemanis, Pengharum,
Pewarna)
1. Metilselulosa
Metilselulosa berwarna putih, bubuk berserat atau butiran, tidak berbau dan
berasa. Metilselulosa praktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform, etanol
(95%), eter, larutan garam jenuh, toluena, dan air panas. Larut dalam asam asetat
glasial dan campuran etanol dan kloroform. Dalam air dingin, metilselulosa
membengkak dan terdispersi perlahan untuk membentuk opalescent, kental, dan
dispersi koloid. Metilselulosa digunakan sebagai coating agent, emulsifying agent,
suspending agent, disintegrant, bahan pengikat tablet, agen peningkat viskositas.
Metilselulosa tidak kompatibel dengan aminakrin hidroklorida, chlorocresol,
klorida merkuri, fenol, resorsinol, tannic acid, perak nitrat, klorida setilpiridinium, p-
hidroksibenzoat asam, paminobenzoic acid, metilparaben, propil paraben, dan
butilparaben. Garam asam mineral (terutama asam polibasa), fenol, dan tanin akan
mengental dalam metilselulosa, meskipun hal ini dapat dicegah dengan penambahan
etanol (95%) atau glikol diasetat. Konsentrasi tinggi dari elektrolit dapat
meningkatkan viskositas. Metilselulosa juga tidak kompatibel dengan oksidator kuat
2. Propilenglikol
Propilenglikol tidak berwarna, kental, praktis berbau, cair, rasa sedikit pedas
menyerupai gliserin. Kelarutan propilenglikol adalah terlarut dengan aseton,
kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air, larut pada 6 bagian eter, tidak larut dalam
minyak mineral tetapi akan larut dalam beberapa minyak esensial. Pengawet
antimikroba, desinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, agen penstabil, water-
miscible cosolvent. Propilenglikol tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi
seperti kalium permanganate (Rowe et al., 2009).
3. Mentol
Mentol rasemat adalah campuran dari bagian yang sama dari (1R, 2S, 5R)
dan (1S, 2R, 5S) -isomers mentol. Mentol bersifat mengalir bebas atau bubuk kristal
aglomerasi, tidak berwarna, prismatik, kristal mengkilap acicular, massa heksagonal
dengan bau yang khas dan rasa yang kuat. Bentuk kristal dapat berubah karena
sublimasi dalam wadah tertutup. Mentol tidak kompatibel dengan butil kloral hidrat,
kamper, kloralhidrat, trioksida kromium, b-naftol, fenol, kalium permanganate,
pirogalol, resorsinol, dan timol. Formulasi yang mengandung 1% b/b mentol dalam
krim berair dilaporkan memiliki kstabilan hingga 18 bulan bila disimpan pada suhu
ruangan. Mentol harus disimpan dalam wadah yang tertutup pada temperatur tidak
melebihi 25C, karena mudah tersublimasi.
Mentol banyak digunakan dalam obat-obatan dan produk perlengkapan mandi
sebagai agen penambah rasa atau penambah aroma. Mentol juga memiliki
karakteristik peppermint, l-mentol, yang terjadi secara alami memberikan rasa dingin
atau sensasi menyegarkan yang dimanfaatkan dalam berbagai sediaan topikal.
Saat digunakan untuk penambah rasa pada tablet, mentol umumnya dilarutkan
dalam etanol (95%) dan disemprotkan ke granul tablet dan tidak digunakan sebagai
eksipien padat. Mentol telah diteliti dapat meningkatkan penetrasi di kulit dan juga
digunakan dalam parfum, produk tembakau, permen karet dan sebagai agen
terapeutik. Bila diaplikasikan pada kulit, mentol melebarkan pembuluh darah,
menyebabkan sensasi dingin diikuti oleh efek analgesik. Mentol dapat mengurangi
gatal dan digunakan dalam krim, lotion, dan salep. Ketika diberikan secara oral dalam
dosis kecil mentol berguna sebagai karminatif (Rowe et al., 2009).
b. Ekskresi
Kulit berfungsi sebagai organ pembuang kotoran, keringat yang mengandung
zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh, misalnya Natrium
klorida, urea, asam urat, amonnia, dan sedikit lemak (Primadiati, 2001).
2.8 Rincian Total Biaya Produksi