Professional Documents
Culture Documents
Artinya: Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat
(QS.Hud: 114)
Artinya : Di antara shalat lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat yang
berikutnya, di antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan yang berikutnya, akan
penghapus dosa-dosa di antara keduanya asalkan dosa-dosa besar dijauhi. )HR.
Muslim no. 233, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu )
Dan dari Ibnu Masud, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
Pendapat Pertama, Dosa yang terhapus adalah dosa-dosa kecil saja, adapun
dosa-dosa besar maka tidak akan diampuni kecuali pelakunya bertobat darinya.
Ini adalah pendapat Ibnu Masud, Salman, Ibnu Umar Radhiyallahu anhum. Begitu
juga Qotadah, Ibnu Abdil Baar, Ibnu Rojab dan As-Sady Rahimahumullahu . Ibnu
Rajab menukil ini adalah pendapat mayoritas para ulama bahkan Ibnu Abdil Baar
menukil Ijma (kesepakatan ulama) walaupun ternyata pada kenyataanya terjadi
khilaf (perbedaan).
Mereka berdalil dengan Hadits Abu Hurairoh yang telah disebutkan diatas, yaitu
Rasulullah Shalallahu alaihi Wassallam bersabda :
Di antara shalat lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat yang
berikutnya, di antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan yang berikutnya, akan
mengampuni dosa-dosa di antara keduanya asalkan dosa-dosa besar dijauhi. )HR.
Muslim no. 233)
Mereka mengatakan bahwa di dalam hadits ini telah disyaratkan untuk menjauhi
dosa-dosa besar , maka ini menunjukkan dosa besar tidak diampuni hanya dengan
sekedar berbuat amalan kebaikan.
Ini adalah pendapat Ibnu Hazm, Ibnu Bathol dan pendapat sebagian ahli hadits
dalam masalah wudhu dan ibnul mundzir dalam masalah sholat malam
Rahimahumullahu Jamian.
Mereka berdalil dengan keumuman dalil-dalil yang datang secara mutlak tanpa ada
pengecualian.
Diantara yang berpendapat dengan pendapat kedua ini adalah Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani Rahimahullahu , beliau berdalil dengan hadits Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
.
.
Artinya Apa pendapat kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah
seorang diantara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah
akan tersisa kotorannya Para sahabat menjawab, Tidak akan tersisa sedikit pun
kotorannya. Beliau berkata, Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu,
dengannya Allah menghapuskan dosa. (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no.
667)
Dan juga beliau berdalil dengan hadits Abu Hurairoh Radhiyallahu anhu, Rasulullah
Shalallahu alaihi Wassallam bersabda :
Artinya : Barangsiapa berhaji karena Allah, lantas dia tidak berbuat keji dan
melakukan kefasikan, maka dia pulang bagaikan hari dimana dia dilahirkan ibunya.
(HR Al-Bukhari no. 1424)
Adapun apabila yang dimaksud bahwa pada hari kiamat bahwa dosa-dosa besar
ditimbang dengan sebagian amalan-amalan kebaikan kemudian dihapuslah dosa-
dosa besar dengan sebab amalan-amalan kebaikan tersebut dan kemudian amalan-
amalan kebaikan tersebut tidak lagi mendapatkan pahala maka ini bisa saja terjadi
(Jami Al-Uluum Wal Hikam 1/457)
Wallahu Alam
Sumber Catatan :
- Minhatul Hamid, Kholid bin Abdullah Ad-Dubainiy
, , ,
,
Shalat lima waktu, dan Jumat satu ke Jumat lainnya, dan ramadhan satu ke Ramadhan lainnya
adalah penebus dosa antara kesemuanya itu selagi seseorang menjauhi dosa-dosa besar. [10]
, , , , , , , , ,
Imam Nawawi rahimahullah berkata ,Semua dosa itu dapat diampuni dengan sebab amal shaleh
kecuali dosa besar karena dosa besar itu hanya dapat ditebus dengan taubat.
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah berkata, Ampunan yang disebutkan dalam hadits ini adalah
selagi yang bersangkutan tidak melakukan dosa besar dan ini adalah pendapat ahlus sunnah, dan
dosa besar itu hanya dapat ditebus dengan taubat atau rahmat dan keutamaan dari Allah taala.
[12]
Kemudian ada satu pertanyaan, jika seseorang tidak memiliki dosa kecil, karena dosa-dosa
kecilnya telah tertebus dengan amal saleh lainnya seperti shalat lima waktu, Jumat, puasa arafah
dan lain-lain, dosa apakah yang akan ditebus oleh umrah tersebut?
Jawabannya adalah,Jika seseorang tidak memiliki dosa kecil dan dosa besar, maka umrah satu
ke umrah lainnya tersebut sebagai amal shaleh yang dapat meninggikan derajat seorang hamba.
Jika ia tidak memiliki dosa kecil akan tetapi memiliki dosa besar maka diharapkan semoga dapat
meringankannya.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh as-Suyuthi rahimahullah pada salah satu faidah yang
beliau rahimahullah nukil dari Imam Nawawi rahimahullah bahwasanya jika ada yang
mengatakan, Jika wudhu itu penebus dosa maka dosa apa yang akan ditebus oleh shalat? Dan
jika shalat itu penebus dosa maka dosa apa yang akan ditebus oleh puasa Arafah, puasa Asyura
dan ucapan amin seorang makmum yang bertepatan dengan ucapan amin para Malaikat? Yang
mana semua itu adalah penebus dosa sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Nabi.
Maka jawabannya adalah sebagaimana para Ulama yaitu jika dosa itu ada pada diri seorang
hamba, dan jika pada dirinya tidak terdapat dosa besar atau kecil, maka semua amal shaleh itu
ditulis sebagai kebaikan yang meninggikan seorang hamba. Jika pada dirinya tidak ada dosa
kecil, akan tetapi terdapat dosa besar maka kami berharap dapat meringankannya.[13]
Kemudian apakah wujud penebusan dosa tersebut berupa penambahan berat timbangan kebaikan
nanti pada hari Kiamat atau penghapusan dosa ?
Jawabannya adalah penebusan dosa tersebut berupa penghapusan dosa, sebagaimana yang
disebutkan oleh Nabi Shalallallahu alaihi wa sallam dalam hadits lain bahwa amal kebaikan itu
dapat menghapus dosa seorang hamba. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Dan iringilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik tersebut akan
menghapusnya. [14]
Seorang hamba ketika meninggalkan dunia ini dalam keadaan berbeda-beda, ada yang tidak
memiliki dosa sama sekali, karena ia telah diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk
melakukan amal shaleh dan bertaubat kepada-Nya dari semua dosa-dosa besarnya, ada pula yang
membawa amal shaleh dan membawa dosa besar selain syirik. Jika Allah Azza wa Jalla
menghendaki pengampunan maka dosa besar seorang hamba akan diampuni-Nya, dan jika tidak,
maka Allah Azza wa Jalla akan melakukan timbangan amal untuk menentukan salah satu dari
keduanya mana yang berat.
Oleh karena itu hendaknya seorang Muslim senantiasa waspada !jika ia terjatuh kedalam
kubangan dosa kecil maka hendaknya ia segera melakukan amal shaleh agar dosa akibat
perbuatannya itu terhapus dengan amal shaleh yang dilakukannya. Sedangkan, jika ia terjatuh
pada kubangan dosa besar maka hendaknya ia segera bertaubat sebelum ia lupa dan sebelum
datang kematian menghampirinya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menyebutkan empat kriteria haji mabrur, yaitu:1.
Ikhlas karena Allah Azza wa Jalla, bukan karena riya seperti ingin mendapatkan pujian dan
penghormatan dari masyarakat, dan juga bukan karena sumah seperti menceritakan bahwa ia
sudah berhaji dengan tujuan agar dipanggil Pak haji atau Bu hajah.
3. Dari harta yang halal, bukan dari harta yang haram seperti riba, hasil dari perjudian atau hasil
dari merampas hak orang lain,[18] atau hasil korupsi dan lain sebagainya, sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
, , , : , ,
, , ,
, , , , , , : , ,,
, , , , ,
Wahai manusia, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla itu baik dan tidak menerima kecuali yang
baik pula. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada kaum Mukminin seperti
yang Dia perintahkan kepada para Rasul. Allah Azza wa Jalla berfirman,Wahai para Rasul!
Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan [al-Muminun /23:51]
Dan Allah Azza wa Jalla berfirman : Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki
yang baik yang Kami berikan kepada kamu [al-Baqarah/2:172]
Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan orang yang bepergian dalam
waktu lama; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit,Wahai
Rabb-ku, wahai Rabb-ku,sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan?.[19]
4. Terbebas dari perbuatan rafats (jima atau perkataan dan perbuatan yang mengarah ke sana),
dan fusuq (kefasikan), serta jidal (berdebat bukan dalam rangka menegakkan kebenaran). [20].
Hal ini sebagaimana penjelasan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits beliau:
Barangsiapa mealakukan haji ikhlas karena Allah Azza wa Jalla tanpa berbuat keji dan kefasikan,
maka ia kembali tanpa dosa sebagaimana waktu ia dilahirkan oleh ibunya.[21]
Ulama yang lain menyebutkan bahwa tanda haji mabrur adalah amal perbuatan seseorang setelah
menunaikan ibadah haji lebih baik dibandingkan sebelumnya.[22]
1. Amal shaleh dapat menebus dosa kecil, dan diantara amalah shaleh itu adalah umrah dan haji.
2. Balasan haji mabrur selain bisa menebus dosa juga bisa menyebabkan masuk surga
3. Harta yang halal merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan haji mabrur.
4. Amal shaleh dapat mengangkat derajat seseorang disisi Allah Azza wa Jalla.
7. Bagi seorang hamba jika ia terjatuh dalam dosa kecil maka hendaknya ia segera melakukan
amal shaleh sebagai kaffarah-nya, dan jika ia terjatuh dalam dosa besar maka hendaknya ia
lekas-lekas bertaubat sebelum ia lupa atau dosa tersebut dan sebelum ajal menjemput nyawa.
8. Seorang muslim dalam melakukan amal shaleh hendaknya meniatkan untuk menebus dosa,
kemudian meniatkan untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah Azza wa Jalla.
9. Wujud dari penebusan dosa bagi seorang hamba adalah terhapusnya dosa hamba yang
bersangkutan.
10. Dosa besar selain kesyirikan itu tergantung pada kehendak Allah Azza wa Jalla, jika Dia
menghendaki pengampunan maka diampuni dosa tersebut, dan jika tidak, maka Dia menyiksa
pelakunya sesuai dengan dosanya.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XVI/1433H/2012M. Penerbit Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-
858197 Fax 0271-858196]
Footnote
[7]. al-Nihayah fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar, 1/117. Lihat tafsir Gharib maa fi al-Shahihain al-
Bukhari wa Muslim, 1/281
[8]. al-Nihayah, 1/117
[22]. al-Minhaj.,9/119)