Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogianya kedudukannya setara dengan
penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan
yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti
ketidak mampuan serta invalisasi baik secara individu maupun kelompok akan menghambat
pembangunan, karena tidak produktif dan tidak efisien. Gangguan jiwa (mental disorder)
merupakan salah satu empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan
indrustri keempat kesehatan utama tersbut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan
jiwa dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak di anggap sebagai gangguan
jiwa yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam
arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan
menghambat pembangunan, karena tidak produktif dan tidak efisien (Yosep, 2007).
Skizofrenia merupakan psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas terbesar, pasien tidak mempunyai realitas, sehingga pemikiran dan
perilakunya abnormal di Rumkital Dr. Ramelan PAV VI A terdapat 16 klien (100%) dan ada 4
dari total jumlah penduduk mengalami skizofrenia yaitu mencapai 3 per 1000 penduduk,
prevalensi 1,44 per 1000 penduduk di perkotaan dan 4,6 per 1000 penduduk di pedesaan
skizofrenia. Skizofrenia berasal dari dua kata Skizo yang artinya retak atau pecah (spilit),
dan frenia yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa
Skizofernia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian
(splitting of of personality).
Di dalam otak terdapat miliaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat
untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan sel yang lain.sambungan sel
1
tersebut melepaskan zat kimia yang di sebut neurotransmitter yang membawa pesan dari
ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain.Di dalam otak yang
aneh,gangguan persepsi,afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya
dan autism. Meskipun demikian,kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biasanya
tidak terganggu.
BAB II
ANAMNESIS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 1990
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Alam Sutera, Tanggerang Selatan
2
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : Diambil tanggal 06 Januari pukul 14.30 WIB di kediaman pasien di
Tanggerang Selatan.
Alloanamnesis : Diambil tanggal 06 Januari pukul 15.30 WIB di kediaman pasien di
Tanggerang Selatan dengan orang tua pasien.
A. Keluhan utama
Keluar dari rumah tanpa menggunakan celana.(luaran maupun underwear)
Lebih kurang 5 bulan yang lalu orangtua pasien melihat pasien sering berbicara dan
tersenyum sendiri namun walaupun demikian pasien tidak pernah marah-marah kepada
orang disekitarnya.Saat itu pasien juga tampak mulai tidak mampu mengurus dirinya
sendiri.Pasien tidak pernah mandi, menggosok gigi, serta tidak pernah mengganti
pakaiannya walaupun sudah berbau. Pasien melakukan hal tersebut karena pasien merasa
bahwa apa yang disediakan orangtuanya untuk keperluan sehari-haritidak baik. Akhirnya
pun pasien pergi dari rumah dikarenakan ada yang menyuruhnya untuk pergi ke daerah
Tanah Abang, Jakarta Pusat namun ditengah perjalanan pasien mengaku ia ditangkap
kemudian dibawa oleh petugas Satpol PP dan dititipkan di Panti Sosial di daerah
3
Cengkareng selama 4 bulan hingga akhirnya akhir tahun 2016 ia dijemput oleh
keluarganya untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Lebih kurang satu setengah tahun yang lalu, pasien merasa dirinya baik baik saja
tidak merasakan sesuatu yang berubah pada dirinya. Kehidupannya dijalani seperti biasa,
membantu ibu dirumah dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Pasien pun tidak
mengeluhkan adanya keluhan apapun seperti perasaan sedih, murung, maupun kehilangan
minat. Menurut saudara pasien, pasien hidup layaknya orang pada umumnya. Hubungan
pasien dengan keluarganya juga cukup baik. Pasien memiliki hubungan yang dekat dengan
semua saudara kandungnya, juga dengan ibunya dan ayahnya. Sampai pada akhirnya
pasien pergi dari rumah bersama dengan teman-temannya dan sempat tidak pulang
beberapa hari. Mulai dari saat itu ia menjadi lebih sering marah marah sendiri, berbicara
sendiri. Disusul beberapa bulan kemudian pasien diketahui hamil. Dari saat itu pun pasien
mulai tidak stabil secara emosi, jiwa, dan raga..
4
2008 2015 2016 2017
5
dikehendaki orangtuanya. Tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit lainnya yang
bermakna. Tidak ada kecelakaan yang bermakna, riwayat operasi tidak ada.
2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya sendiri dan diberikan ASI. Tidak ada cacat
bawaan yang ditemukan dan menurut ibu pasien perkembangan fisik pasien cukup
baik, pola perkembangan motorik tidak ada hambatan, seperti kebanyakan anak yang
normal. Menurut ibu pasien, pasien dapat berjalan saat berumur lebih dari satu tahun
dan tidak pernah ada keterlambatan berbicara. Pasien pun dibiarkan untuk belajar
makan sendiri oleh orang tua pasien.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien diberikan dukungan saat mulai sering menirukan kegiatan-kegiatan orang tua.
Pasien mulai masuk Sekolah Dasar ketika berusia tujuh tahun. Semasa sekolah dasar
pasien dinilai tidak banyak bertingkah di sekolah, pasien cenderung bisa bergaul
dengan teman-temannya. Menurut ibu pasien, pasien tidak pernah terlibat perkelahian
dengan teman sebayanya di sekolah.
4. Masa kanak akhir dan pubertas (11-18 tahun)
Hubungan sosial
Pasien termasuk anak yang periang, mudah bergaul dan suka bermain bersama
dengan teman sebayanya.Namun memang dari kecil jika ada masalah sering
dipendam sendiri, karena pasien merasa tidak ingin merepotkan orang lain dengan
masalahnya.Pasien tidak terlalu memikirkan masalah percintaan karena pasien
lebih senang bergaul dengan teman-temannya, walaupun beberapa kali ia
menyukai lawan jenisnya, namun tidak pernah sampai berpacaran.
Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami masalah seksual dan tidak pernah mengalami
pelecehan seksual. Sikap terhadap lawan jenis baik.
6
5. Riwayat masa dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien memiliki pendidikan terakhir sekolah menengah, kemudian pasien tidak
melanjutkan kuliahnya karena masalah biaya. Pasien tidak pernah tinggal kelas,
dan memiliki kecerdasan yang cukup baik. Pasien anak yang baik, tidak pernah
mendapat hukuman disekolah, memiliki banyak teman di sekolah dan tidak
pernah ada masalah dengan guru di sekolah.
Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja namun beberapa kali saat kondisi emosionalnya stabil
di tahun 2011-2012 pasien melamar pekerjaan .
Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien mempunyai cukup banyak teman dekat di lingkungan rumah maupun
lingkungan sekolahnya. Pasien tergolong orang yang mudah bergaul dan santun.
Riwayat Agama
Pasien mendapatkan pendidikan Agama Islamyang cukup baik, dalam keluarga
maupun lingkungan sekolahnya. Pasien diajarkan untuk melaksanakan ibadah
shalat fardhu lima waktu, puasa serta zakat .Namun, pasien sering tidak
melaksanakan ibadah wajib yang diajarkan kepadanya karena tidak merasa tenang
walaupun sudah melaksanakan sholat.
Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah hingga saat ini.
Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien memiliki
ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien pernah mendapatkan pelecehan seksual.
6. Riwayat Keluarga
SILSILAH KELUARGA
7
: Meninggal dunia
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien dilahirkan dalam
keluarga sederhana. Ayah dan ibu pasien merupakan pasangan yang harmonis dan
sangat menyayangi anak-anaknya, sehingga pasien tidak kehilangan kasih sayang
dari orangtuanya. Ayah pasien merupakan seorang wiraswasta namun sekarang
sudah tidak lagi bekerja dan ibu pasien merupakan seorang ibu rumah tangga
biasa. Pasien memiliki hubungan baik dengan ibunya, dan ayahnya.Namun pasien
sejak kecil tidak pernah bercerita kepada kedua orangtuanya mengenai masalah-
masalahnya. Pasien memiliki 2 orang saudara kandung, yaitu satu kakak laki-laki,
dan satu kakak perempuan. Masing-masing memiliki perbedaan umur dua tahun.
Pasien juga dekat dengan kakaknya dan pasien seorang yang penyayang kepada
kakaknya. Di keluarga pasien diketahui bahwa kakek pasien dari pihak ayah juga
memiliki riwayat gangguan jiwa dan kakak pasien yang laki-laki juga memiliki
8
riwayat yang sama namun kakak pasien rutin berobat ke rs jiwa dan meminum
obatnya. Pasien hingga umurnya yang sekarang belum menikah
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :
Auditorik : ada(Pasien tidak merasa bahwa ada suara
yang berbicara padanya, namun keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien sering berbicara
sendiri)
Visual : tidak ada
Taktil : tidak ada
9
Olfaktortik : tidak ada
Gustatorik : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
D. PIKIRAN
Kontinuitas :
- blocking : tidak ada
2. Isi pikir :
10
- Waham rujukan (reference) : tidak ada
- Waham dikendalikan
Thought of withdrawl : tidak ada
Thought of insertion : tidak ada
Thought of broadcasting : tidak ada
Thought of control : tidak ada
Obsesi : tidak ada
Kompulsif : tidak ada
Fobia : tidak ada
11
& menulis membaca nama pasien dengan benar )
Kemampuan Visuospasial :Baik (Pasien dapat meniru gambar jam
yang menunjukkan pukul 12.30)
Pikiran Abstrak :Baik (pasien dapat menyebutkan
persamaan antara anak kecil dan orang
kerdil)
Intelegensia dan Kemampuan :Baik (pasien mengetahui siapa
Informasi presiden dan wakil presiden Indonesia saat
ini)
Kemampuan Mengendalikan : Baik (pasien dapat menahan diri
Impuls untuk tidak kembali ke tempat tidurnya
saat diwawancarai oleh dokter muda
padahal pasien mengantuk, serta pasien
mampuuntuk mengendalikan amarahnya)
Daya Nilai
a) Daya & Nilai sosial : Baik(pasien selama dirawat mampu
bersosialisasi dengan pasien lainnya)
b) Uji Daya Nilai : Baik(pasien bila menemukan uang milik orang
lain ia akan mengembalikannya)
Penilaian Daya Realita (RTA) :Terganggu
Tilikan : Tilikan 1 (pasien menyangkal penuh mengenai penyakitnya)
Taraf dapat dipercaya :Kurang dapat dipercaya (terdapat beberapa jawaban tertentu
yang setelah dilakukan alloanamnesa ternyata berbeda dengan pernyataan yang
diungkapkan oleh pihak keluarga).
V.STATUS FISIK
1. Status Interna
Keadaan umum : Baik
Kesadaraan : Compos mentis
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 80x/mnt
Frekuensi Nafas : 24x/mnt
Suhu : 36.6C
12
Kepala : normocephal
Thorax
Paru : vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung : BJ I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, BU +
Ekstremitas : hangat +/+, CRT , 2 detik +/+.
2. Status Neurologi
Tanda rangsang meningeal : (-)
Mata : Dalam batas normal
Gerakan : Baik kesegala arah
Bentuk pupil : Bulat, isokor
Reflek cahaya : +/+ (langsung/tidak langsung)
Motorik : Dalam batas normal
Tonus : Baik
Turgor : Baik
Kekuatan : Baik
Koordinasi : Baik
Refleks : Baik
Pembicaraan : Cepat
Mood : Eutimia
Tilikan : Derajat I
13
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
IX. TERAPI
Farmakologi
Risperidon 2 mg 1 x 2 tab
Trihexyphenidyl 2 mg 1 x 2 tab
Psikoterapi
Suportif
Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah.
Kognitif
Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir yang
salah, mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi
14
Sosioterapi
sakit jiwa agar dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
Jika pasien membaik dan dapat keluar dari rumah sakit jiwa, mengingatkan
pasien dan keluarga untuk ikut serta dalam kegiatan seperti rehabilitasi agar
Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol dan mengambil obat secara
teratur.
sehari hari karena bisa mengalihkan perhatian pasien kepada hal hal yang
positif, baik saat berada di rumah sakit jiwa maupun saat pasien sudah kembali
kerumah.
Terapi spiritual
Pasien disarankan untuk sering beristighfar dan berdzikir bila sedang mendapat
ujian dan lebih sabar.
X. PROGNOSIS
a. Quo of Vitam : ad bonam
15
Faktor meringankan Faktor pemberat
Onset
muda
Tidak
ada
faktor
pencetu
s
Riwayat
sosial
dan
pekerja
c. Quo of an
premor
bid
yang
buruk
Perilaku
menarik
diri atau
autistik
Tidak
menika
h
Sistem
penduk
ung
yang
buruk
Banyak
relaps
Sanactionam : Dubia ad malam
keluarga kurang.
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
17
1. Teori somatogenik
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-
1,8%, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita
Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis,
1998;215).
b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada
waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini
tidak dapat dibuktikan.
c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung
extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta
pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih
dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.
2. Teori Psikogenik
a. Teori Adolf Meyer :
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak
dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi
Meyer mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat
mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi
yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan
orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).
18
2) Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa
sertaterjadi suatu regresi ke fase narsisisme
3) Kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik
tidak mungkin.
c. Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa
yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan
dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala
primer (gaangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala
sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).
d. Teori lain
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam
sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa,
penyakit badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum
diketahui.
19
Stereotipi
Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
Echolalia dan Echopraxia
2. Gejala sekunder
a. Delusi
b. Halusinasi
c. Cara bicara/berfikir yang tidak teratur.
d. Perilaku negatif, misalkan: kasar, kurang termotifasi, muram, perhatian menurun.
1. Farmakoterapi
Neroleptika dengan dosis efektif rendah lebih bermanfaat pada penderita
denganskizofrenia yang menahun, yang dengan dosis efektif tinggi lebih berfaedah pada
penderitadengan psikomotorik yang meningkat. Pada penderita paranoid trifuloperazin
rupanya lebih berhasil. Dengan fenotiazin biasanya waham dan halusinasi hilang dalam
waktu 2-3 minggu. Bila tetap masih ada waham dan halusinasi, maka penderita tidak begitu
terpengaruh lagi dan menjadi lebih kooperatif, mau ikut serta dengan kegiatan lingkungannya
dan mau turut terapi kerja.
20
Sesudah gejala-gejala menghilang, maka dosis dipertahankan selama beberapa bulan
lagi, jika serangan itu baru yang pertama kali. Jika serangan skizofrenia itu sudah lebih dari
satu kali, maka sesudah gejala-gejala mereda, obat diberi terus selama satu atau dua tahun.
Kepada pasien dengan skizofrenia menahun, neroleptika diberi dalam jangka
waktuyang tidak ditentukan lamanya dengan dosis yang naik turun sesuai dengan keadaan
pasien(seperti juga pemberian obat kepada pasien dengan penyakit badaniah yang
menahun,umpamanya diabetes mellitus, hipertensi, payah jantung, dan sebagainya).
Senantiasa kita harus awas terhadap gejala sampingan.
Hasilnya lebih baik bila neroleptika mulai diberi dalam dua tahun pertama
dari penyakit. Tidak ada dosis standard untuk obat ini, tetapi dosis ditetapkan secara
individual.
21
dapat menambah isolasi dan otisme. Yang dapat membantu penderita ialah psikoterapi
suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang praktis dengan maksud
untuk mengembalikan penderita ke masyarakat.
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang
lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri
lagi,karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan
untuk mengadakan permainan atau latihan bersama. Pemikiran masalah falsafat atau
kesenian bebas dalam bentuk melukis bebas atau bermain musik bebas, tidak dianjurkan
sebab dapat menambah otisme. Bila dilakukan juga, maka harus ada pemimpin dan ada
tujuan yang lebih dahulu ditentukan.
Perlu juga diperhatikan lingkungan penderita. Bila mungkin di atur sedemikian rupa
sehingga ia tidak mengalami stres terlalu banyak. Bila mungkin sebaiknya ia dikembalikan
ke pekerjaan sebelum sakit, dan tergantung pada kesembuhan apakah tanggung jawabnya
dalam pekerjaan itu akan penuh atau tidak.
5. Lobotomi prefrontal.
Dapat dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak berhasil dan bila penderita sangat
mengganggu lingkungannya. Jadi prognosa skizofrenia tidak begitu buruk seperti dikira
orang sampai dengan pertengahan abad ini. Lebih-lebih dengan neroleptika, lebih banyak
penderita dapat dirawat di luar rumah sakit jiwa. Dan memang seharusnya demikian.
Sedapat-dapatnya penderita harus tinggal dilingkungannya sendiri, harus tetap melakukan
hubungan dengan keluarganya untuk memudahkan proses rehabilitasi. Dalam hal ini dokter
umum dapat memegang perananyang penting, mengingat juga kekurangan ahli kedokteran
jiwa di negara kita. Dokter umum lebih mengenal penderita dengan lingkungannya,
keluarganya, rumahnya dan pekerjaannya,sehingga ia lebih dapat menolong penderita hidup
terus secara wajar dengan segala suka dan dukanya.
6. Katarsis
Proses katarsis sangat dikenal dalam psikologi, terutama dalam aliran psikoanalisis.
Maksudnya adalah adanya pelepasan emosi-emosi yang terpendam. Proses katarsis
sangat penting bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah emosional. Pada
umumnya orang-orang yang menghadapi masalah yang sangat berat atau menghadapi situasi
yang menyedihkan, mengecewakan, menjengkelkan atau seringkali tidak mau atau tidak bias
mengungkapkanya kepada orang lain.Mereka lebih senang memendamnya dalam hatinya
22
sendiri atau berusaha melupakanya.Tapi justru dengan menekan segala macam perasaan,
emosi pikiran-pikiran yang mengganggu alam bawah sadarnya, maka timbul berbagai macam
gangguan-gangguan psikologis, seperti depresi, kecemasan atau berbagai bentuk penyakit
fisik seperti: penyakit jantung, liver atau tekanan darah tinggi.
B. Contoh Kasus
Seorang laki-laki mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek dirinya
dan kadang ia melihat bayangan yang dideskripsikannya sebagai naga dan
macan.Menurutnya, bayangan itu sering memasuki dirinya. Biasanya setelah naga atau
macanmasuk ke dalam tubuhnya, ia mengaku pingsan. Ia juga merasa sering mengeluh sakit
kepaladan badan terasa panas. Ia sering bicara sendiri dan keluar rumah tanpa tujuan pasti
dansering memukul orang.
BAB IV
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
IDENTITAS KELUARGA
23
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Jakarta Jawa
7. Pendidikan SMA SD
8. Pekerjaan Tidak bekerja Ibu Rumah Tangga
GENOGRAM KELUARGA
: Meninggal dunia
ANGGOTA KELUARGA
24
Tidak
1. Tn. A 57 th Suami Menikah
bekerja
Cleaning Belum
3. Tn. S 30 th Anak
Service menikah
4. Ny. N 28 th IRT Anak Menikah
Tidak Belum
Ny. M
5. 26 th Anak
(pasien)
bekerja menikah
Belum
6. An. S 9 bln - Cucu
Menikah
STATUS KELUARGA
No
Ekonomi Keluarga Keterangan
.
1. Luas tanah 9 x 6 meter
2. Luas Bangunan 9 x 5 meter
3. Pembagian ruangan Rumah ialah rumah kontrakan
No
Perilaku Kesehatan Keterangan
.
1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas
2. Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga Puskesmas
lain
3. Pelayanan pengobatan Puskesmas
25
No Aktivitas Keluarga Keterangan
1. Aktivitas fisik
a. Ayah Membantu pekerjaan rumah tangga
b. Ibu (pasien) Mencuci baju, memasak, dan
Bekerja
2. Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga selalu
26
jumlah, kemudian jumlah protein yang dikonsumsi
relatif terjangkau.
No Lingkungan Keterangan
Hubungan dengan lingkungan
1 Sosial
sekitar baik.
2 Fisik dan Biologik :
Perumahan dan fasilitas Sederhana
Luas tanah 9 x 6 meter
Luas bangunan 9 x 5 meter
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi bergabung dengan
tersebut.
3 Lingkungan Kerja
- Ayah Di dalam rumah
- Ibu Di dalam rumah
- Anak Di luar dan dalam rumah
Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
27
Ada yang memiliki kebiasaan Ayah pasien memiliki
merokok kebiasaan merokok
Persalinan
Dimana ibu melakukan Persalian ditolong oleh
2
persalinan bidan
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak
3
imunisasi lengkap lengkap
Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
4
Di timbang di Posyandu
ditimbang ? Dimana ?
28
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan
29
meter
lantai tanah
C. Indikator tambahan
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
Semua anaknya
bulan hanya mendapat ASI
1
mendapatkan asi
saja sejak lahir sampai 6
eksklusif.
bulan
Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu
Tidak semua anggota
terakhir anggota keluarga
2
keluarga mengkonsumsi
mengkonsumsi buah dan
sayur dan buah
sayur?
Jumlah 12 6
Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (Merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 12 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam klasifikasi
SEHAT III.
30
POTENSIAL TERJADINYA PENYAKIT
GAYA HIDUP
- Asupan makanan
tidak seimbang
akibat pendapatan
yang kurang
LINGKUNGAN PSIKOSOSIO-
PERILAKU KESEHATAN EKONOMI
- Higiens pribadi dan - Pendapatan keluarga rendah
lingkungan kurang - Kehidupan social dengan
- Berobat hanya jika sakit FAMIL
lingkungan kurang baik
parah Y
NY. M
- Skizofrenia Paranoid
PELAYANAN LINGKUNGAN
KESEHATAN KERJA
- Jarak rumah ke Tidak ada
pelayanan
kesehatan cukup
LINGKUNGAN FISIK
jauh
- Ventilasi & penerangan dalam
rumah kurang
- Halaman rumah tidak tersedia
FAKTOR BIOLOGI
KOMUNITAS
- Terinfeksi penyakit akibat
kebersihan yang kurangTidak ada 31
MANDALA OF
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DIKELUARGA
1. Masalah dalam organisasi keluarga: Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah
kakak laki-laki pasien. ayah yang saat ini tidak bekerja hanya dirumah dan ibu
pasien)sebagai ibu rumah tangga. Status ekonomi pasien menengah ke bawah karena
sudah tidak memiliki penghasilan tetap, kadang tidak mencukupi kebutuhan keluarga,
namun anak-anak pasien sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri. Masalah
biaya keluarga ini menjadi beban pikiran karena biaya hidup yang semakin lama semakin
2. Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga yang
memiliki gangguan jiwa. Saat ini pasien menderita gangguan jiwa kemungkinan karena
genetik dari kakek dari pihak ayah pasien yang juga menderita gangguan jiwa dan saat ini
telah meninggal. Kakak laki-laki Pasein juga mengalami hal sama di duga karena genetik..
Kebiasaan makan sehari-hari pasien banyak mengkonsumsi makanan tinggi garam seperti
3. Masalah perilaku kesehatan : Pasien tidak merasa bahwa dirinya mengalami gangguan
Keluarga pasien dating ke puskesmas untuk mendapatkan rujukan karena ingin membawa
pasien ke RS jiwa dengan harapan gangguan jiwa yang dirasakan dapat berkurang dengan
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik psikiatri di dapat kan diagnosis Skizofrenia
Paranoid dan memiliki riwayat genetic di keluarga yang juga memiliki gangguan jiwa.
32
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Pasien memang dari kecil jika ada masalah sering dipendam sendiri, karena pasien
kesehatan pasien).
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri.
RENCANA PENATALAKSANAAN
diharapkan
Aspek Menjelaskan Pasien Pada saat Pemahaman Bersedia
membutuhkan berobat
pengobatan yang
berkelanjutan dan
memerlukan
ketekunan
33
berobat
home visit
Aspek - Menganjurkan Pasien Pada saat Menghindari Bersedia
negative
Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia
menjaga (1x1
selalu
mengingatkan
pasien untuk
kontrol berobat.
- Menganjurkan
34
keluarga
memberikan
perhatian kepada
pasien untuk
mengurangi
beban pikirannya
Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A SIMPULAN
35
Skizofrenia masih merupakan masalah yang dominan. Berdasarkan pembahasan di atas,
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekambuhan pada pasien, yaitu: faktor
B SARAN
Perlu disusun suatu program yang efektif dan berbasis masyarakat untuk mengelola
36
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
37
Maslim Rusdi, (2001). Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
Dari PPDGJ III. Nuh Jaya. Jakarta
Raboch. (2011). Schizophrenia, Call of Paper. Prague: Raboch Department of
Psychiatry
Siswanto, (2007). Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.
Penerbit Andi. Yogyakarta
38