Professional Documents
Culture Documents
Kementerian Kesehatan RI
ISBN 978-602-235-676-9
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya akhirnya penyusunan Buku Pedoman Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dapat diselesaikan dengan baik.
Pedoman ini disusun agar tersedia acuan bagi tenaga kesehatan dan
khusus nya tenaga gizi dalam melakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar
di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga terlaksana pelayanan gizi yang
berkualitas.
Pedoman ini mencakup Model dan Proses Asuhan Gizi Terstandar, Konsep,
Proses dan Langkah Asuhan Gizi Terstandar, Kewenangan Tenaga Gizi dalam
Proses Asuhan Gizi, serta Pengawasan dan Pengendalian Mutu Asuhan Gizi
pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Ucapan terimakasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik
dalam penyusunan pedoman dan penggunaan buku ini.
Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya penyusunan Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) telah dapat diselesaikan.
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan
diperlukan sumber daya manusia yang kompeten, sarana dan prasarana
yang memadai serta buku pedoman agar pelayanan gizi yang dilaksanakan
dapat optimal berkontribusi dalam memberikan jaminan keselamatan
pasien.
Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan, yang saling menunjang dan tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan lain. Seperti pelayanan lainnya, pelaksanaan
pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan disiapkan untuk memenuhi
tuntutan kualitas sesuai standar Akreditasi baru yang mengacu pada Joint
Commission International (JCI) dengan tambahan muatan target Millennium
Development Goals (MDGs).
Terbitnya buku pedoman PAGT ini diharapkan menjadi pedoman untuk
para pengelola fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta dalam melaksanakan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan
kesehatan, karena pelayanan gizi dapat berjalan baik dengan perhatian
dan dukungan kebijakan dari pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar ini diharapkan
dapat diimplementasikan oleh tenaga kesehatan khususnya tenaga gizi,
untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi, yang berbasis kompetensi
dalam peningkatan profesionalisme.
Oleh karena itu kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam
penyusunan pedoman dan penggunaan buku ini.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya Pedoman yang merupakan pengejawantahan konsep
Nutrition Care Process (NCP) dapat diselesaikan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan gizi yang berkualitas bagi masyarakat.
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) disusun untuk mendukung
terlaksananya patient safety dan menjalankan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan yang mengamanatkan upaya perbaikan
gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat.
Dalam rangka memenuhi amanat tersebut diperlukan suatu proses
asuhan gizi yang terstandar di semua fasilitas pelayanan kesehatan maka
Kementerian Kesehatan perlu mempersiapkan buku pedoman PAGT yang
sejalan dengan peraturan baru yang berlaku, perkembangan ilmu dan
teknologi, serta kebijakan akreditasi di semua fasilitas pelayanan kesehatan
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Saya memandang penting adanya pedoman ini untuk implementasi di
lapangan. Semoga hadirnya buku pedoman PAGT ini dapat digunakan
sebagai acuan tenaga gizi, manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan
para pengelola pelayanan gizi di rumah sakit maupun fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, dalam
upaya peningkatan kegiatan pelayanan gizi terintegrasi melalui jalinan
kemitraan yang diharapkan akan meningkatkan mutu gizi perseorangan
dan masyarakat untuk mencapai status gizi yang baik.
Saya mendukung dan memberikan apresiasi pada penyusunan buku ini.
Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini.
Bab IIII. Konsep, Proses dan Langkah Asuhan Gizi Terstandar ............ 11
A. Konsep PAGT ............................................................................... 11
B. Proses Asuhan Gizi Terstandar ............................................... 14
C. Langkah-Langkah PAGT ............................................................ 16
Bab IV. Kewenangan Tenaga Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi ................ 35
A. Tenaga Gizi Registered Dietesien (RD) ................................... 35
B. Tenaga Gizi Technical Registered Dietesien (TRD) .............. 36
C. Tenaga Gizi Nutrisionis Registered (NR) ................................ 37
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A. LATAR BELAKANG
Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu
perlu pelayanan gizi yang berkualitas pada individu dan masyarakat.
Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-sistem dalam pelayanan
kesehatan paripurna, yang berfokus kepada keamanan pasien. Dengan
demikian pelayanan gizi wajib mengacu kepada standar yang berlaku.
Mengingat masih dijumpai kejadian malnutrisi di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maka perlu upaya pendekatan
yang lebih strategis.
Asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan
peningkatan risiko penyakit maupun komplikasinya. Selain itu
terdapat kecenderungan peningkatan kasus yang terkait gizi baik,
pada individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan gizi
yang bermutu guna mempertahankan status gizi yang optimal dan
untuk mempercepat penyembuhan.
Hasil studi kohort tahun 2011 yang dikenal dengan penelitian
SARMILA di 3 (tiga) rumah sakit (RS Dr. Sardjito Yogyakarta, RS M.
Djamil Padang dan RS Sanglah Denpasar), diketahui pasien dengan
asupan energi tidak cukup selama di rumah sakit mempunyai risiko
lebih besar untuk malnutrisi dan terdapat perbedaan yang signifikan
lama hari rawat inap pada pasien dengan asuhan gizi dan pelayanan
gizi konvensional. Dengan demikian untuk mengatasi hal tersebut
dibutuhkan pemberian dukungan gizi yang tepat melalui pelayanan
asuhan gizi terstandar dan berkualitas oleh sumber daya manusia
yang profesional.
Sejak tahun 2003 American Dietetic Association (ADA) menyusun
Standarized Nutrition Care Process (NCP). Kemudian pada tahun 2006,
Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI) mulai mengadopsi NCP-ADA
menjadi Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Proses terstandar ini
adalah suatu metoda pemecahan masalah yang sistematis dalam
menangani problem gizi, sehingga dapat memberikan asuhan gizi
yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Terstandar yang dimaksud
adalah memberikan asuhan gizi dengan proses terstandar, yaitu
menggunakan struktur dan kerangka kerja yang konsisten sehingga
B. TUJUAN
Tersedianya pedoman bagi tenaga gizi dalam melakukan PAGT di
fasilitas pelayanan kesehatan sehingga terlaksana pelayanan gizi yang
berkualitas.
C. SASARAN
Tenaga gizi di semua fasilitas pelayanan kesehatan
E. DASAR HUKUM
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 23 /KEP/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 tentang
Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1306/Menkes/SK/XII/2001
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Nutrisionis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/PER/VII/2011
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga
Gizi
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun
2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
F. BATASAN OPERASIONAL
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/
terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi
dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Gambar1.1.Model
Gambar Modeldan
danProses
ProsesAsuhan
AsuhanGizi
GiziTerstandar
Terstandar
Kondisi Lokal
sistem rujukan
Skrining dan
Pengetahuan Dietetik
Kompetensi
Pengumpulan, analisa Identifikasi, penamaan
Dan dokumentasi masalah gizi,
Penyebab, tanda
Tenaga dan gejala,
Gizi dokumentasi
Berfikir Kritis
Pasien Perencanaan,
Evaluasi Gizi
mengukur data Implementasi,
Sistem pelaporan
Komunikasi Kolaborasi
Keterangan:
Keterangan:
NI : Nutrition Intake FH : Food History
NI NC
: Nutrition Intake
: Nutrition Clinical
FH
BD
: Food History
: Biochemical Data
NC :NBNutrition Clinical
: Nutrition Behaviour BD
AD: Biochemical
: Antropometri DataData
NB :NP Nutrition Behaviour
: Nutrition Prescription AD
PD: Antropometri
: Physical Data Data
NP ND: Nutrition Prescription
: Nutrition Dietary PD
CH: Physical Data
: Client History
ND :E Nutrition
: EducationDietary CH : Client History
E C: Education
: Counselling
C : Counselling
Gambar3.3.
Gambar
Langkah-Langkah dalam
Langkah-Langkah dalamProses
ProsesAsuhan
AsuhanGizi
GiziTerstandar
Terstandar
Langkah 4
Langkah 3. Monitoring dan
Intervensi Gizi Evaluasi
Re-asesmen
Gambar
Gambar 4. 4.
AlurPProses
Alur dan dan Proses Asuhan
e d o m a Asuhan
Gizi
n P r o s e Gizi
PadaGPasien
s A s Pada
u h a n Pasien
Rawat
i z i T eRawat
Inap
Inap
rstand ar Halaman 12 12
Pasien
masuk
Tidak berisiko
Skrining Malnutrisi *)
Target Target
tidak Tercapai, ada Pasien
masalah baru pulang
Tercapai
gizi
Pasien
Pasien
rujukan
rujukan
Asesmen Gizi
Pasien masuk
Problem
- Riwayat gizi
- Antropometri Edukasi
- Laboratorium Etiologi
- Pemeriksaan fisik Konsultasi
- Riwayat pasien
Signs/
Simptoms
Monitoring
Mengukur hasil Target
Evaluasi hasil tercapai
(kunjungan ulang)
Target tidak
tercapai
Target
tercapai ada Asuhan gizi
masalah gizi
tidak dilanjutkan
baru
C. LANGKAH-LANGKAH PAGT
1. Langkah 1 : Asesmen Gizi
a. Tujuan Asesmen Gizi :
Mengidentifikasi problem gizi dan faktor penyebabnya
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar Halaman 14 14
melalui pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara
sistematis.
b. Langkah Asesmen Gizi
1) Kumpulkan dan pilih data yang merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi status gizi dan kesehatan
2) Kelompokkan data berdasarkan kategori asesmen gizi:
a) Riwayat gizi dengan kode FH (Food History)
b) Antropometri dengan kode AD (Anthropometry
Data)
c) Laboratorium dengan kode BD (Biochemical Data)
Contoh Kasus dapat dilihat pada Lampiran Contoh Kasus (Lampiran 02)
Pedoman ini dapat disusun atas dukungan dan kerjasama dari perwakilan
organisasi profesi Perwakilan Rumah Sakit, perwakilan institusi pendidikan,
dan sub Direktorat di lingkungan Direktorat Bina Gizi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman PAGT ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga gizi dan
Tim Asuhan Gizi dalam memberikan pelayanan asuhan gizi di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan. Oleh karena itu agar PAGT
dapat diimplementasikan dengan baik, perlu koordinasi dan keterlibatan
semua pihak, serta dukungan dari tenaga medis dan paramedis lainnya.
Dalam proses penyusunan buku ini tidak menutup kemungkinan adanya
ketidaksempurnaan, sehingga dukungan dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam
upaya peningkatan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Proses akreditasi dirancang untuk membangun budaya aman dan kualitas dalam
suatu organisasi sebagai upaya peningkatan proses dan hasil asuhan gizi secara
berkesinambungan. Pemberian asuhan gizi kepada pasien atau klien merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Berikut ini adalah standar standar
akreditasi rumah sakit Nasional (KARS) dan Internasional (JCI Joint Commission
International) yang terkait dengan proses asuhan gizi terstandar. Langkah PAGT
terkait dengan standar dan elemen penilaian akreditasi sebagai berikut :
PROSES ASUHAN
NO GIZI TERSTANDAR STANDAR AKREDITASI DAN ELEMEN
YANG TERKAIT
3. LANGKAH 2 AP (AOP) 4- EP 1 :
DIAGNOSIS GIZI Data dan informasi asesmen pasien dianalisis
dan diintegrasikan
PP (COP) 2- EP 1 :
Rencana pelayanan diintegrasikan dan
dikoordinasikan diantara berbagai unit kerja dan
pelayanan
PP (COP) 2- EP 2 :
Pelaksanaan pelayanan terintegrasikan dan
terkoordinasikan antar unit kerja, departemen
dan pelayanan
MKI (MCI) 5- EP 1 :
Pimpinan menjamin komunikasi yang efektif dan
efisien antara departemen klinis dan non klinis,
pelayanan dan anggota staf individual
PPK (PFE) 3- EP 3 :
Terkait dengan pelayanan yang diberikan pasien
dan keluarga dididik tentang diet dan gizi yang
benar
PPK (PFE) 6- Ep 1 :
Bila ada indikasi, edukasi pasien dan
keluargandiberikan secara kolaborasi
PPK (PFE) 6-EP2 :
Mereka yang memberikan edukasi harus
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
subjek yang diberikan
PPK (PFE) 6 EP3 :
Mereka yang memberikan edukasi harus
menyediakan waktu yang adekuat
PPK (PFE) 6-EP 4 :
Mereka yang memberikan edukasi harus
memiliki ketrampilan berkomunikasi
5. LANGKAH 4 PP (COP) 5- EP 3 :
MONITORING DAN Respon pasien terhadap terapi nutrisi dimonitor
EVALUASI GIZI PP (COP) 2.1- EP 4 :
Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau direvisi
sesuai kebutuhan; berdasarkan hasil asesmen
ulang atas pasien oleh praktisi pelayanan
kesehatan.
PP (COP) 2.3- EP 2 :
Hasil tindakan yang dilakukan dicatat dalam
rekam medis pasien
PP (COP) 2- EP 6 :
Asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
MKI (MCI) 7-EP2 :
Berkas rekam medis tersedia bagi para praktisi
yang membutuhkan untuk asuhan pasien
MKI (MCI) 3- EP 1 :
Komunikasi dan pendidikan kepada pasien dan
keluarga menggunakan format yang mudah
dipahami
MKI (MCI) 19.2-EP1 :
Mereka yang mendapat otorisasi untuk mengisi
rekam medis pasien diatur dalam kebijakan
Rumah Sakit
MKI (MCI) 19.3- EP 1 :
Pada setiap pengisian rekam medis dapat
diidentifikasi siapa yang mengisi
MKI (MCI) 19.3- EP 2 :
Tanggal pengisian rekam medis dapat
diidentifikasi
7. PETUGAS AP (AOP) 3- EP 1 :
GIZI SEBAGAI Petugas yang kompeten yang melakukan
PELAKSANA PAGT asesmen pasien dan asesmen ulang ditetapkan
oleh rumah sakit
AP (AOP) 4- EP 2 :
Mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan
pasien diikutsertakan dalam proses
AP (AOP) 1.6 - EP 1 :
Staf yang berkompeten mengembangkan
kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang
memerlukan asesmen gizi lebih lanjut
AP (AOP) 3-EP 2 :
Hanya mereka yang diizinkan dengan lisensi
sesuai dengan undang-undang dan peraturan
yang berlaku atau sertifikasi yang dapat
melakukan asesmen
AP (AOP) 3-EP 5 :
Mereka yang kompeten melaksanakan asesmen
dan asesmen ulang terhadap pasien dan
tanggung jawab nya ditetapkan secara tertulis
MKI (MCI) 19.4-EP 1 :
Rekam medis pasien direview secara reguler/
teratur
Keterangan :
EP = elemen penilaian
AP = asesmen pasien (AOP = assessment of patient)
SKP = sasaran keselamatan pasien (IPSG = international patient safety
goal)
PP = perawatan pasien (COP = care of patient)
HPK = hak pasien dan keluarga (PFR = patient family right)
MKI = manajemen komunikasi informasi (MCI = management
communication infomation)
PPK = pendidikan pasien dan keluarga (PFE= patient and family
education)
PERTANYAAN:
1. Bagaimana cara melakukan asesmen gizi dari data di atas?
2. Buatlah pernyataan diagnosis gizinya
3. Rencanakan intervensi gizi dengan menetapkan tujuan target,dan
strategi intervensi gizi berdasarkan domain intervensi gizi
4. Buatlah Preskripsi gizi
5. Rencanakan rencana monitoring dan evaluasi gizi dengan menetapkan
parameter yang di monitor
JAWABAN:
1. ASESMEN GIZI :
Asesmen gizi merupakan langkah untuk mengidentifikasi tanda dan
gejala problem gizi serta faktor penyebab masalah gizi. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah :
STANDAR
KATEGORI DATA DATA
PEMBANDING
Asupan cairan/minuman
(FH.1.2.1.3).
Suplemen/cairan pengganti
makanan : enteral polimerik
1000 cc
Variasi makanan (FH.1.2.2.5) :
tidak ada
Asupan Lemak ( FH.1.5.1). Estimasi Kebutuhan
Total asupan lemak : Lemak (CS.2.1) : 47,5 gr
1. 2 hari SMRS : 0 (0% dari (25 % total kalori)
rekomendasi kebutuhan
sakit)
2. 1 bulan SMRS : 35,6 gr (74,9 %
dari rekomendasi kebutuhan
sakit)
3. 6 bulan SMRS : 39,6 gr (75,5%
dari rekomendasi kebutuhan
sakit)
Asupan Protein (FH.1.5.2) Estimasi kebutuhan
Total asupan protein : protein (CS.2.2).; 1,5 gr/
1. 2 hari SMRS : 0 (0% dari kg BB = 67,5 gr (15 %
rekomendasi kebutuhan total kalori)
sakit)
2. 1 bulan SMRS) : 35,6 gr
(52,7 % dari rekomendasi
kebutuhan sakit)
3. 6 bulan SMRS) : 40,2 gr
(59 % dari rekomendasi
kebutuhan sakit)
Asupan Karbohidrat ( FH.1.5.3) Estimasi kebutuhan
Total asupan karbohidrat karbohidrat (CS 2.3) :
1. 2 hari SMRS : 0 (0 % dari 256,5 gr
rekomendasi kebutuhan
sakit)
2. 1 bulan SMRS : 136 gr
(53 % dari rekomendasi
kebutuhan sakit)
2. DIAGNOSIS/MASALAH GIZI :
Penentuan masalah gizi dilakukan dengan cara :
a. Mengintegrasikan dan menganalisis data asesmen.
Hasil :
1) Tidak bisa makan dan minum melalui mulut, tidak ada
asupan energi, variasi makanan tidak ada, ada massa di lidah
menunjukkan tanda dan gejala dari inadekuat oral intake
2) Malnutrisi, Ca lidah, perubahan BB 35,7% dalam 6 bulan,
IMT 17,6, tampak kurus, lemah dan hilang lemak subkutan,
tidak ada asupan energi menunjukkan tanda dan gejala dari
malnutrisi
b. Menetapkan problem, etiologi dan tanda/gejala dari masalah
yang diduga merujuk kepada terminologi. Hasil :
1) Problem : inadekuat oral intake
3. INTERVENSI GIZI
Perencanaan, dilakukan dengan menetapkan prioritas diagnosis gizi
berdasarkan derajat kegawatan masalah, keamanan dan kebutuhan
pasien.
Hasil :
Tujuan :
a. Memberikan asupan makanan adekuat melalui enteral mencapai
80% dari kebutuhan
b. Mengoreksi malnutrisi secara bertahap
Preskripsi diet:
Jenis makanan enteral polimerik tinggi protein, bentuk cair dan route
NGT
Indikator potensial
Kategori Asesmen gizi
( harus ada satu atau lebih)
Tanda/gejala
Indikator potensial
Kategori Asesmen gizi
( harus ada satu atau lebih )
Data biokimia, tes dan - Menurunnya kolesterol total<160 mg/dl,
prosedur medis albumin, pre albumin, protein c-reaktif, adanya
indikasi peningkatan stress dan peningkatan
kebutuhan metabolisme
- Elektrolit/ mineral (seperti kalium, magnesium,
fosfor) yang tidak normal
- Kehilangan urin dan feses yang spesifik atau
berkaitan dengan zat gizi (seperti lemak tinja, tes
d-xylose)
- Kekurangan vitamin dan atau mineral
Indikator potensial
Kategori Asesmen gizi
( harus ada satu atau lebih)
Pengukuran -
antropometri
Pengukuran antropometri
Tanda-tanda fisik terkait gizi
NI.4.Substansi Bioaktif
Asupan substansi bioaktif yang aktual atau yang diamati meliputi
komponen, komposisi, makanan fungsional tunggal atau suplemen
makanan, alkohol.
NI.4.1. Asupan substansi bioaktif Tidak adekuat
NI.4.2. Kelebihan asupan subtansi bioaktif
NI.4.3. Kelebihan asupan alkohol
NI.5.9. Vitamin
NI.5.9.1. Asupan vitamin tidak adekuat (sebutkan _____)
1. A. 8. Niacin
2. C 9. AsamFolat
3. D 10. Vitamin B6
4. E 11. Vitamin B12
5. K 12.Asam pantotenat
6. thiamin 13. Biotin
7. Riboflavin
NI.5.9.2. Kelebihan asupan vitamin (sebutkan_________)
1. A. 8. Niacin
2. C 9. Asam Folat
3. D 10. B6
4. E 11. B12
5. K 12. Asam Pantotenat
6. Thiamin 13. Biotin
7. Riboflavin
NC.1. Fungsional
Perubahan fungsi fisik atau mekanis yang mengganggu atau menghambat
dampak gizi yang diharapkan/diinginkan
NC.1.1. Kesulitan menelan
NC.1.2. Kesulitan mengunyah/ mengigit
NC.1.3. Kesulitan menyusui
NC.1.4. Perubahan fungsi Gastrointestinal
NC.2. Biokimia
Perubahan kemampuan metabolisme zat gizi akibat (sebagai dampak)
pemberian obat-obatan, pembedahan, atau seperti yang ditunjukkan
dalam perubahan nilai-nilai laboratorium.
NC.2.1. Gangguan utilisasi zat gizi
NC.2.2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (sebutkan)
NC.2.3. Interaksi makanan dan obat (sebutkan)
NC 2.4. Prediksi interaksi makanan dan Obat (sebutkan)
LAIN LAIN
Temuan masalah gizi yang tidak masuk dalam kategori domain intake,
klinis maupun perilaku lingkungan.
NO. 1.1. Tidak ada diagnosis gizi saat ini
Sumber :
Academy of nutrition and Dietetics, 2013. International Dietetics & Nutrition
Terminology
Reference Manual- Standardized Language for Nutrition Care Process, 4th ed.
Chicago: Academy of nutrition and dietetics. Hal 77-81.
3 8 tahun Laki:
108,5 61,9 X Usia th + PA X (26,7 X BB kg + 903 X Tinggi m)
Wanita:
155,3 30,8 X Usia th + PA X (10,0 X BB kg+ 934 X Tinggi m)
9 18 tahun Laki:
Wanita:
160,3 30,8 X Usia th + PA X (10,0 X BB kg + 934 X Tinggi m)
(Physical Activity
Laki Wanita Laki Wanita
(PA))
Ringan (Sedentary) 1, 00 1,00 1,00 1,00
ESTIMASI UNTUK ANAK SAKIT
Menggunakan REE = Resting Energy Expenditure
WHO equation untuk REE
Harris Bennedict:
Laki-laki : REE = 66+(13,7 x BB)+(5 xTB) (6,8 x U)
Perempuan : REE = 655+(9,6 x BB)+(1,85 xTB) (4,7 x U)
TEE = REE x FS
Keterangan:
REE : Resting Energi expenditure (kkal/hari)
BB : Berat Badan (kg)
TB : Tinggi Badan (cm)
U : Umur ( tahun)
TEE : Total Energi Expenditure
FS : Faktor Stres
No Umur Kebutuhan
ASESMEN/PENGKAJIAN GIZI
Antropometri
TB
:
BB : kg cm IMT : kg/m
Pola Makan :
Asupan gizi :
Riwayat Personal
DIAGNOSIS/MASALAH GIZI
INTERVENSI GIZI
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar | 79
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Tanda tangan (tenaga gizi)
Diagnosis medis :
Hari/Tanggal Evaluasi Nama/paraf
Standar Prosedur
SKRINING GIZI PASIEN
Operasional
PENGERTIAN :
Skrining gizi adalah proses identifikasi adanya risiko malnutrisi akibat penyakit
pada pasien baru secara cepat dan tepat.
TUJUAN :
Mengetahui tingkat risiko malnutrisi pasien baru sedini mungkin, sehingga
pasien yang berisiko malnutrisi dapat segera dikaji masalah gizinya dan
mendapat intervensi gizi yang tepat, sehingga status gizi pasien selama dirawat
dapat diperbaiki dan tidak semakin memburuk.
PROSEDUR :
1. Semua pasien baru diukur tinggi badan dan berat badan dilakukan oleh
perawat dalam 24 jam sejak pasien masuk RS
2. Data BB, TB pasien ditulis di Form Pengkajian Keperawatan Awal.
3. Selanjutnya perawat melakukan skrining gizi dengan menggunakan
Malnutrition Screening Tool (MST) untuk menentukan risiko malnutrisi yang
terdiri dari 2 pertanyaan yaitu riwayat penurunan BB dan nafsu makan/
kesulitan makan pasien. Pertanyaan ini bisa diajukan kepada pasien atau
keluarga.
4. Perawat akan menentukan tingkat risiko malnutrisi pasien berdasarkan nilai
skor dari 2 pertanyaan tersebut. Kategori
tingkat risiko malnutrisi: nilai 0-1 =
risiko rendah, nilai 2-3 = risiko sedang, nilai 4-5 = risiko tinggi
5. Dietisien yang melakukan kunjungan pada pasien baru akan melihat hasil
skrining gizi dan status gizi yang telah dilakukan oleh perawat.
6. Bila pasien tidak dapat ditimbang, untuk menentukan status gizi Dietisien
akan mengukur Lingkar Lengan Atas untuk memperkirakan berat badan dan
mengukur tinggi lutut untuk memperkirakan tinggi badan pasien.
7. Selanjutnya Dietisien akan melakukan asesmen/pengkajian gizi pada pasien
dengan kriteria risiko malnutrisi sedang dan tinggi (berdasarkan MST) dan
pasien dengan diagnosis penyakit Diabetes Mellitus, Ginjal Kronik, sirosis hati,
PPOK, HD, Kanker, Stroke, Pneumonia, Transplantasi Sumsum tulang, Cedera
kepala Berat, Luka Bakar dalam waktu 1x24 jam setelah hasil skrining.
UNIT TERKAIT:
a. Instalasi Gizi
b. Bidang Keperawatan
c. Departemen terkait
d. Unit rawat inap
DOKUMEN TERKAIT:
TUJUAN :
Mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya, berdasarkan hal tersebut
selanjutnya Dietisien / Ahli Gizi membuat perencanaan intervensi / pemberian
suplemen makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi pasien dan preskripsi
Dokter.
UNIT TERKAIT :
a. Instalasi Gizi
b. Bidang Keperawatan
c. Departemen terkait
d. Unit rawat inap
DOKUMEN TERKAIT:
1. F
orm Asuhan G
izi
2. Form Pemantauan Asuhan Gizi
3. Form Riwayat Gizi
4. F
orm Terintegrasi (Form-RWT-.....)
INSTRUKSI KERJA
TUJUAN :
Mendapat data status gizi berdasarkan IMT dari hasil penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan, mendapatkan informasi risiko malnutrisi
pasien baru dengan perangkat skrining MST (Malnutrition Screening Tools) dan
mendapatkan data diagnosis penyakit pasien yang berhubungan erat dengan
gizi.
RUANG LINGKUP
Pengkajian hasil pengukuran antropometri, skrining gizi untuk menentukan
risiko malnutrisi dan Diagnosis penyakit terkait gizi
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : PEMBERLAKUAN ASUHAN GIZI DI RUANG RAWAT INAP
Kedua : Semua pasien dewasa dan anak yang berisiko malnutrisi
serta kondisi khusus (pasien dengan penurunan imunitas,
hemodialisis kronis, geriatri, kemoterapi, Intensive Care,
perinatologi, luka bakar, Diabetes Mellitus, penurunan
fungsi ginjal berat, sirosis hepatis, transplantasi sumsum
tulang, cidera kepala berat, penyakit keganasan,
pneumonia berat, stroke, bedah digestif ) mendapatkan
asuhan gizi meliputi kegiatan :
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
--------------------------------------
Direktur Utama,
______________________
Dokumen Medik
Pasien Pasien Pasien Pasien
Standar Pengawasan 1 2 3 4
Pasien Pasien dengan kondisi Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
dengan khusus dan nilai MST Tidak Tidak Tidak Tidak
risiko 2 dan kondisi khusus
malnutrisi dilakukan:
mendapat
intervensi
gizi
Asuhan gizi awal (2 x Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
24 jam) Tidak Tidak Tidak Tidak
Diagnosis gizi sesuai Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
kondisi pasien Tidak Tidak Tidak Tidak
Ada tujuan intervensi Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
Tidak Tidak Tidak Tidak
Intervensi gizi sesuai Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
Tidak Tidak Tidak Tidak
Follow up/monev/re Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
asesmen tertulis dalam Tidak Tidak Tidak Tidak
form terintegrasi (1-3-
7 hari sesuai tingkat
risiko)
Pasien mendapat diet Ya/ Ya/ Ya/ Ya/
sesuai preskripsi dokter Tidak Tidak Tidak Tidak
PENGARAH
Ir. Doddy Izwardy, MA
PENANGGUNGJAWAB
dr. Marina Damajanti, MKM
PENYUSUN
1. dr. Julistio Triyoga Budiawan Djais, Sp. A (K), M.Kes.
2. Miranti Gutawa Sumapradja, S., DCN., M.Sc.
3. Triyani Kresnawan, DCN., M.Kes.
4. Iip Syaiful, SKM,.M.Kes.
5. Sugeng Eko Irianto, Ph. D
6. Sri Iwaningsih, SKM., MARS.
7. Triyani Kresnawan, DCN., M.Kes.
8. Syarief Darmawan, M.Kes.
9. Yufrida Leni Fayakun, M.Kes., DMN.
10. Siti Utami, M.Kes
11. Fitri Hudayani, S.Gz.
12. Ir. Andry Harmany, M.Kes.
13. dr. Yeti Silitonga
14. Dewi Astuti, S.Gz.
15. Retnaningsih, S.iT
16. Hera Nurlita, S.SiT, M.Kes.
17. Dedeh, S.Gz.
9 786022 356769
613.2
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pelayanan gizi di puskesmas.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-717-9
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karuniaNya penyusunan Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas dapat
selesai dengan baik. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas ini merupakan
penyempurnaan Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Perawatan yang telah
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2001.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga pelaksana gizi dan
tenaga kesehatan lain termasuk pengelola program kesehatan di Puskesmas dalam
melakukan pelayanan gizi yang berkualitas di Puskesmas.
HA
KEM
TAN
Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak
A
RE
SI
UB
LIK IN D O N
E
P
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah membimbing dan
memberi rahmat kepada kita, sehingga buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
bisa diselesaikan dengan baik.
Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk tenaga gizi atau
tenaga pelaksana gizi di Puskesmas Rawat Inap maupun Non Rawat Inap dalam
memberikan pelayanan gizi pasien rawat jalan maupun rawat inap. Buku ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari buku-buku pedoman teknis lain yang berkenaan
dengan pelayanan gizi di Puskesmas. Oleh karena itu kami sampaikan penghargaan
dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan
kritik dalam penyusunan dan penggunanaan buku ini.
HA
KEM
TAN
Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak
A
RE
SI
UB
LIK IN D O N
E
P
Saya memandang penting dan menyambut dengan baik terbitnya pedoman ini
untuk implementasi di lapangan. Semoga hadirnya buku Pedoman Pelayanan Gizi di
Puskesmas dapat digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan di Puskesmas khususnya
tenaga gizi puskesmas, para pengelola program perbaikan gizi di tingkat Kabupaten/
Kota maupun Propinsi dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan gizi terintegrasi
melalui jalinan kemitraan di puskesmas dan jejaringnya. Selain itu, dengan buku
pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang
kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan gizi di Puskesmas.
Saya memberikan apresiasi pada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku pedoman ini. Oleh karena itu kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga pedoman ini dapat
bermanfaat untuk perbaikan gizi masyarakat.
HA
KEM
TAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA UPAYA KESEHATAN
A
RE
SI
UB
LIK IN D O N
E
P
Lampiran 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat Serat dan Air
Lampiran 2. Angka Kecukupan Vitamin
Lampiran 3. Angka Kecukupan Mineral
Lampiran 4. Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak (0-60) bulan
Lampiran 5. Klasifikasi status gizi pada Anak berdasarkan LiLA
Lampiran 6. Penilaian IMT Menggunakan Batas Ambang
Lampiran 7. Lingkar Perut
Lampiran 8. Formulir Skrining dengan Metode MST (Malnutrition Screening Tools)
Lampiran 9. Formulir Asuhan Gizi (Anak dan Dewasa)
Lampiran 10. Formulir Evaluasi Asuhan Gizi
Lampiran 11. Formulir Food Frequency (FFQ)
Lampiran 12. Formulir Food Recall 24 jam
Lampiran 13. Rekapitulasi pasien yang mendapatkan konseling gizi per hari
Lampiran 14. Rekapitulasi pasien yang mendapatkan konseling gizi per bulan
Lampiran 15. Langkah-langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Lampiran 16. Formulir Perencanaan Makan Pasien Rawat Inap
Lampiran 17. Formulir Permintaan Makanan Pasien Rawat Inap
Lampiran 18. Formulir Stok Bahan Makanan
Lampiran 19. Contoh Langkah Penyusunan Anggaran Belanja
Lampiran 20. Langkah-langkah dalam perencanaan Menu
Lampiran 21. Laporan Harian Penerimaan dan Penggunaan Bahan Makanan
Lampiran 22. Laporan Biaya Makan Orang Per Hari
Lampiran 23. Contoh Format Buku Register
Lampiran 24. Standar Makanan Bagi Pasien
Lampiran 25. Contoh Standar Menu Sehari
Lampiran 26. Contoh Siklus Menu 7 hari
Lampiran 27. Standar Minimal Kebutuhan Peralatan Dapur
A. Latar Belakang
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada balita
di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih 11,9%,
stunting (pendek) 37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat angka
tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5 bulan dan
6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan bahwa sampai
saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang mempunyai persepsi
tidak benar terhadap balita gemuk. Data masalah Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 sebesar 11,1% dan
menurut hasil Riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan
jejaringnya.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi ketenagaan,
sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya;
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya;
D. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan
peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan
perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
8. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
9. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Puskesmas Perawatan
11. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/SKB/VIII/2001
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan SDM Kesehatan Di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota Serta RS
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 3
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
17. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi
E. Definisi Operasional
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain konseling
gizi terkait penyakit dan faktor risikonya, konseling ASI, konseling Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling faktor risiko Penyakit Tidak Menular
(PTM) dan konseling bagi jemaah haji.
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip
keilmuan makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai
dan mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian
pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif
pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan.
Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal
dan target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari
bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu
sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien
rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
4 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
6. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara
makanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi
dan bagaimana dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuh.
7. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya
ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi,
PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu,
suplemen Tablet Tambah Darah (TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.
Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
relatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK).
8. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor
kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000
HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan
spesifik dampaknya sensitif terhadap proses keselamatan proses pertumbuhan
dan perkembangan 1000 HPK.
9. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua
arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
10. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas
maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
11. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat
maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar
Akademi Gizi/Diploma III Gizi.
F. Ruang Lingkup
3) Persyaratan Prasarana
a) Sanitasi
(1) Pada ruangan konsultasi gizi sebaiknya disediakan wastafel
dengan debit air mengalir yang cukup.
(2) Dilengkapi pula dengan tempat sampah yang tertutup.
b) Ventilasi
(1) Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tetap
terjaga. Jumlah bukaan ventilasi sebaiknya 15% terhadap luas
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 17
lantai ruangan.
(2) Arah bukaan ventilasi tidak boleh berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah (TPS), toilet, dan sumber penularan
lainnya.
c) Pencahayaaan
(1) Pada siang hari sebaiknya menggunakan pencahayaan alami.
(2) Intensitas cahaya cukup agar dapat melakukan pekerjaan dengan
baik (200 lux).
d) Listrik
(1) Tersedia kotak kontak yang aman untuk peralatan/perlengkapan
dengan jumlah + 2 titik.
4) Persyaratan Peralatan/Perlengkapan
Peralatan/perlengkapan yang disediakan pada ruangan konsultasi gizi
antara lain :
a) Meja
b) Kursi
c) Media KIE (poster, brosur makanan sehat sesuai kelompok umur,
brosur diet penyakit, dll)
d) Standar Makanan Diet, Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita
dan Anak, Tabel IMT, dll
e) Food Model
f) Daftar Bahan Penukar Makanan
g) Alat ukur antropometri (timbangan berat badan (beambalance),
microtoise, skin fold calliper, pita LiLA, dll)
b. Ruang Produksi Makanan
1) Letak
a) Strategis dan mudah dicapai dari ruang perawatan.
b) Mudah dicapai oleh kendaraan yang membawa bahan makanan.
c) Tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah (TPS), toilet,
dan sumber penularan lainnya.
2) Persyaratan Ruang
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang produksi makanan adalah
sebagai berikut:
18 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
a) Tata ruang produksi makanan puskesmas rawat inap harus
memperhatikan alur (flow) kegiatan mulai dari penerimaan,
penyimpanan, persiapan dan pengolahan bahan makanan, penyajian
makanan, sampai dengan pencucian alat dan penyimpanan
perlengkapan.
b) Luas ruang produksi makanan harus sesuai dengan kebutuhan dan
diperhitungkan kemungkinan perluasannya di masa mendatang.
Ruang produksi makanan di puskesmas rawat inap minimal
mempunyai luas ruangan 3m x 3m yang dapat memfasilitasi
beberapa area, yang terdiri dari:
(1) Area penerimaan bahan makanan
(a) Pada area ini dilaksanakan kegiatan pencatatan dan
pengujian kualitas dan kuantitas bahan makanan.
(b) Area ini dilengkapi dengan meja untuk pencatatan bahan
makanan masuk, alat uji kuantitas dan sebaiknya juga
dilengkapi dengan alat uji kualitas bahan makanan.
(2) Area penyimpanan bahan makanan
Area penyimpanan bahan makanan dibedakan menjadi 2, yaitu:
(a) Tempat penyimpanan bahan makanan segar/basah (lemari
pendingin dengan suhu antara -5 s/d 100 C).
(b) Tempat penyimpanan bahan makanan kering (lemari/rak
tertutup)
(3) Area persiapan dan pengolahan bahan makanan
(a) Kegiatan yang dilakukan mulai dari membersihkan dan
memotong bahan makanan, mempersiapkan bumbu, sampai
dengan pengolahan/ memasak bahan makanan.
(b) Pada area ini perlu disediakan meja kerja yang dilengkapi
bak cuci (sink). Meja kerja harus cukup untuk menyiapkan
bahan makanan dan meletakkan kompor, penanak nasi,
blender, oven, dll.
(c) Meja kerja memiliki ketinggian 60 s.d. 80 cm di atas
permukaan lantai, terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan, tidak mudah berkarat, tidak mudah berjamur
Ketersediaan sarana dan prasarana mengacu pada standar, tetapi dapat disiapkan
bertahap sesuai dengan kondisi setempat.
Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas. Pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan di dalam gedung dan di luar
gedung, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
Evaluasi hasil:
(a) Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan rencana diet
atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan
tindakan selanjutnya.
(b) Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil
kesehatan pasien secara menyeluruh, meliputi perkembangan penyakit,
data hasil pemeriksaan laboratorium, dan status gizi.
Anak gizi buruk dengan komplikasi medis dapat dirawat inap di Puskesmas
Rawat Inap apabila di Puskesmas sudah ada tenaga atau tim asuhan gizi
yang dilatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk (TAGB) serta mempunyai sarana
dan prasarana perawatan yang memadai untuk anak gizi buruk. Apabila
tenaga kesehatan menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien
akan memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan
faktor penyebab melalui pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data
secara sistematis. Kategori data pengkajian gizi meliputi:
(a) Data Antropometri
Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara
meliputi pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan
Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar Kepala,
Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP), dll.
(b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis
yang berhubungan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik meliputi
tanda-tanda klinis gizi kurang atau gizi lebih seperti rambut, otot,
kulit, baggy pants, penumpukan lemak dibagian tubuh tertentu, dll.
(c) Data Riwayat Gizi
Ada dua macam cara pengkajian riwayat gizi pasien yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif:
(1) Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
(2) Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi sehari, dengan cara recall 24 jam,
yang dibantu dengan menggunakan food model.
Loket
Diagnosis
Gizi
Rujukan
Balik
Sumber: Modifikasi Asuhan Gizi di Puskesmas (Pedoman Pelayanan Gizi bagi Petugas kesehatan)
Keterangan :
(*) Skrining Gizi dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan medis oleh dokter atau perawat dengan metode
skrining sederhana yaitu metode MST (Malnutrition Screening Tools).
Skrining Gizi Ulang oleh tenaga gizi puskesmas dilakukan apabila diperlukan yaitu
a. Untuk pasien rawat jalan dirujuk Dokter untuk mendapatkan asuhan gizi rawat jalan
b. Untuk pasien rawat inap yang akan mendapatkan asuhan gizi rawat inap.
POSYANDU
POLINDES
PUSTU
PUSKESMAS
RUMAH
SAKIT
POKSILA
POSBINDU
BIDAN SWASTA
Keterangan:
1. Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), Polindes merupakan
unit struktural di bawah Puskesmas Induk.
2. Posyandu, poksila, posbindu adalah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM).
3. Puskesmas dapat menerima pasien rujukan langsung yang datang dari Posyandu,
Polindes, Pustu, Poksila, Klinik Swasta.
4. Apabila Puskesmas tidak mampu merawat pasien karena keterbatasan jenis dan
fasilitas pelayanan, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi yaitu Rumah Sakit. Pada kondisi Gawat Darurat Puskesmas
berfungsi menstabilisasi pasien yang gawat sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.
5. Rumah Sakit akan merujuk kembali pasien yang telah selesai mendapatkan
perawatan ke Puskesmas. Mekanisme seperti ini disebut rujuk balik. Tujuannya
agar pasien dapat dipantau perkembangan kesembuhannya oleh tenaga kesehatan
di Puskesmas yang bertanggung jawab di wilayah rumahnya.
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga gizi puskesmas dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan gizi di Puskesmas Rawat Inap maupun
Puskesmas Non Rawat Inap. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan buku
Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas ini, hendaknya tenaga gizi puskesmas dapat
menjabarkannya dalam Protab (prosedur tetap) yang berisi langkah-langkah dari setiap
kegiatan sesuai kondisi masing-masing Puskesmas.
Selain tenaga gizi puskesmas, buku ini juga sangat tepat digunakan pengelola program
gizi di Kabupaten/Kota dan Provinsi terutama dalam menyusun perencanaan termasuk
alokasi jumlah biaya yang diperlukan, pelaksanaan kegiatan, dan penilaian terhadap
hasil kegiatan. Selain itu, dengan buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan
gizi di Puskesmas.
55
80+ tahun 53 159 1425 55 40 11,0 1,1 232 20 1500
BB TB Energi Protein Air
Kelompok umur Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g)
(kg) (cm) (kkal) (g) (mL)
Total n-6 n-3
Hamil (+an)
Timester 1 +180 +20 +6 +2,0 +0,3 +25 +3 +300
Trimester 2 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Trimester 3 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Menyusui (an)
6 bln pertama +330 +20 +11 +2,0 +0,2 +45 +5 +800
6 bln kedua +400 +20 +13 +2,0 +0,2 +55 +6 +650
*Nilai median berat dan tinggi badan orang Indonesia dengan status gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan
2010. Angka ini dicantumkan agar AKG dapat disesuaikan dengan kondisi berat dan tinggi badan kelompok yang bersangkutan
Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin B5 Vitamin Vitamin Vitamin
Kelompok Folat Biotin Kolin
A D E K B1 B2 B3 (Pantotenat) B6 B12 C
umur (mcg) (mcg) (mg)
(mcg)a (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg)
Bayi/Anak
0 6 bulan 375 5 4 5 0,3 0,3 2 1,7 0,1 65 0,4 5 125 40
7 11 bulan 400 5 5 10 0,4 0,4 4 1,8 0,3 80 0,5 6 150 50
1-3 tahun 400 15 6 15 0,6 0,7 6 2,0 0,5 160 0,9 8 200 40
4-6 tahun 450 15 7 20 0,8 1,0 9 2,0 0,6 200 1,2 12 250 45
7-9 tahun 500 15 7 25 0,9 1,1 10 3,0 1,0 300 1,2 12 375 45
Laki-laki
10-12 tahun 600 15 11 35 1,1 1,3 12 4,0 1,3 400 1,8 20 375 50
13-15 tahun 600 15 12 55 1,2 1,5 14 5,0 1,3 400 2,4 25 550 75
16-18 tahun 600 15 15 55 1,3 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
19-29 tahun 600 15 15 65 1,4 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
30-49 tahun 600 15 15 65 1,3 1,6 14 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
50-64 tahun 600 15 15 65 1,2 1,4 13 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
65-80 tahun 600 20 15 65 1,0 1,1 10 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
80+ tahun 600 20 15 65 0.8 0,9 8 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
Perempuan
10-12 tahun 600 15 11 35 1,0 1,2 11 4,0 1,2 400 1,8 20 375 50
13-15 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 25 400 65
16-18 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 30 425 75
19-29 tahun 500 15 15 55 1,1 1,4 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
30-49 tahun 500 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
57
Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin B5 Vitamin Vitamin Vitamin
Kelompok Folat Biotin Kolin
A D E K B1 B2 B3 (Pantotenat) B6 B12 C
umur (mcg) (mcg) (mg)
(mcg)a (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg)
80+ tahun 500 20 15 55 0,7 0,9 8 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
Hamil (+an)
Timester 1 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Trimester 2 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Trimester 3 +350 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Menyusui (+an)
6 bln pertama +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25
6 bln kedua +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25
Kelompok Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Kalium Mangan Tembaga Kromium Besi Iodium Seng Selenium Fluor
umur (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)
Bayi/Anak
0 6 bulan 200 100 30 120 500 - 200 - - 90 - 5 -
7 11 bulan 250 250 55 200 700 0,6 220 6 7 120 3 10 0.4
1-3 tahun 650 500 60 1000 3000 1,2 340 11 8 120 4 17 0.6
4-6 tahun 1000 500 95 1200 3800 1,5 440 15 9 120 5 20 0.9
7-9 tahun 1000 500 120 1200 4500 1,7 570 20 10 120 11 20 1.2
Laki-laki
10-12 tahun 1200 1200 150 1500 4500 1,9 700 25 13 120 14 20 1.7
13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4700 2,2 800 30 19 150 18 30 2.4
16-18 tahun 1200 1200 250 1500 4700 2,3 890 35 15 150 17 30 2.7
19-29 tahun 1100 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.0
30-49 tahun 1000 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.1
50-64 tahun 1000 700 350 1300 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
65-80 tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
80+ tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
Perempuan
10-12 tahun 1200 1200 155 1500 4500 1,6 700 21 20 120 13 20 1.9
13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4500 1,6 800 22 26 150 16 30 2.4
16-18 tahun 1200 1200 220 1500 4700 1,6 890 24 26 150 14 30 2.5
19-29 tahun 1100 700 310 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.5
30-49 tahun 1000 700 320 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.7
50-64 tahun 1000 700 320 1300 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7
59
80+ tahun 1000 700 320 1200 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7
Kelompok Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Kalium Mangan Tembaga Kromium Besi Iodium Seng Selenium Fluor
umur (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)
Hamil (+an)
Timester 1 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +0 +70 +2 +5 +0
Trimester 2 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +9 +70 +4 +5 +0
Trimester 3 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +13 +70 +10 +5 +0
Menyusui (+an)
6 bln pertama +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +6 +100 +5 +10 +0
6 bln kedua +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +8 +100 +5 +10 +0
IMT Kategori
Kurus
< 17,0
(Kekurangan berat badan tingkat berat)
Kurus
17,0 18,4
(kekurangan berat badan tingkat ringan)
18,5 25,0 Normal
Gemuk
25,1 27,0
(kelebihan berat badan tingkat ringan)
Obes
> 27,0
(kelebihan berat badan tingkat berat)
Sumber : Depkes, Keluarga Sadar Gizi, 2009
Parameter Score
Apakah akhir-akhir ini pasien mengalami penurunan BB yang tidak dikehendaki?
Tidak 0
Ya / tidak yakin 2
Jika Ya, berapa banyak penurunan BB (kg) yang
hilang?
1-5 1
6-10 2
11-15 3
>15 4
tidak yakin 2
Apakah asupan makan pasien sulit dikarenakan penurunan nafsu makan?
Tidak 0
Ya 1
Total Score
Skore 2 atau lebih = pasien beresiko malnutrisi
PENGKAJIAN GIZI
Antropometri
BB : kg TB : cm IMT : kg/m
Tinggi Lutut : cm LLA : cm
Biokimia
Klinik/Fisik
Riwayat Gizi
Pola Makan :
Asupan gizi :
Riwayat Personal
DIAGNOSA GIZI/MASALAH
INTERVENSI GIZI
Diagnosa Medis :
ASESMEN GIZI
Antropometri
Umur : th bl
BB : kg BB/U : %
TB : cm TB/U : %
LLA : cm BB/TB : %
LK : cm LLA/U : %
BB Ideal : kg
Biokimia
Klinik/Fisik
Riwayat Gizi
Alergi Makanan : Ya Tidak
*Telur
*Susu sapi&produk turunannya
*Kacang kedelai/tanah
*Gluten/gandum
Pola Makan
Total Asupan
Energi :
Energi (kkal)
Protein :
Cairan
Protein (g)
:
Riwayat Personal
DIAGNOSIS GIZI
INTERVENSI GIZI
MONITORING DAN EVALUASI
Tanda Tangan,
(.)
Tenaga Gizi Puskesmas
Diagnosis medis :
Hari/Tanggal Evaluasi Nama/paraf
Perkembangan Antropometri
1. Perkembangan fisik/klinis
2. Perkembangan
Data laboratorium
3. Perkembangan asupan makan
4. Perkembangan diagnosis gizi
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu
Tak pernah
Lebih 1x sehari
1 x sehari
3-6 x seminggu
1-2 x seminggu
Kurang 1 x seminggu
Tak pernah
Beras Sayuran/tomat/wortel
Jagung Sayuran lain
Mie Pisang
Roti Pepaya
Biskuit/kue Jeruk
Kentang Buah segar lain
Singkong Buah diawet
Ubi rambat Susu segar
Tempe Susu kental manis
Tahu Susu kental tak manis
Oncom Susu tepung whole
Kacang kering Susu tepung skim
Ayam Keju
Daging Minyak/goreng-gorengan
Daging diawet Kelapa/santan
Hati/Limpa/Otak/Usus/Paru2 Margarin/mentega
Telor ayam/bebek Teh Manis
Ikan basah Kopi Manis
Ikan kering Sirop
Udang basah Minuman botol ringan
Sayuran hijau daun Minuman alkohol
Dll (bisa diisi sesuai
Sayuran kacang-kacangan
kebutuhan)
Tanggal
JML
NO JENIS KONSELING DIET Rajal Ranap TOTAL
1 DIET SEIMBANG
a. Makanan Sehat Balita
b. Makanan Sehat Ibu Hamil
c. Makanan sehat Ibu
Menyusui
d. Makanan Sehat Lansia
2 DIABETES MELITUS
3 RENDAH PROTEIN
4 RENDAH LEMAK
5 DM RP
6 BAHAN MAKANAN PENUKAR
7 RENDAH GARAM
8 LAIN-LAIN
JUMLAH
Bulan:
Pasien
NO JENIS DIET TOTAL
Rajal Ranap %
1 DIET SEIMBANG
2 DIABETES MELITUS
3 RENDAH PROTEIN
4 RENDAH LEMAK
5 DM RP
BAHAN MAKANAN
6
PENUKAR
7 RENDAH GARAM
8 DIET LAMBUNG
9 Lain-lain
JUMLAH
Tanggal :
NO Makanan Satuan Jumlah Harga Total
1
2
3
4
5
6
7
Mengetahui,
( _________________ )
Tenaga Gizi Puskesmas
Hari :
Tanggal :
1. Makanan Biasa
2. Makanan Khusus
- Lunak
- Diet
J U M LAH
, 200..
Mengetahui
__________________________
Bahan :______________
Barang Barang
NO Tanggal Persediaan Keterangan
masuk keluar
1
2
3
4
5
6
7
Lampiran 19.
Contoh Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Belanja
3. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar yang dijadikan standar dan
buat harga rata-rata misalnya:
Harga pisang di pasar A : Rp 750
Harga pisang di pasar B : Rp 1000
Harga rata-rata pisang : Rp 875
4. Hitung indeks Harga Makanan per orang per hari seperti pada contoh tabel dibawah
ini:
- Makanan anak < 5 tahun : Rp. 9.900
- Makanan anak > 5 tahun : Rp. 10.800
- Makanan Ibu Hamil : Rp. 10.700
- Makanan Ibu Menyusui dan Dewasa : Rp. 11.200
Tabel 2. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan Kebutuhan
Standar Bahan Makanan Anak > 5 Tahun dengan Biaya Rp. 10.800.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 400 3.500 1400
2 Ikan 40 17.000 680
3 Telur ayam 30 8.000 240
4 Tempe 100 4.000 400
5 Sayuran 275 4.000 1.100
6 Pisang kapok 90 8.000 720
7 Buah papaya 200 3.500 700
8 Minyak goreng 25 6.500 150
9 Bumbu - - 1000
10 Gula pasir 30 6.500 195
11 Susu 25 40.000 1000
13 Buah Melon 250 3.500 875
14 Gula merah 20 6.500 130
15 Kelapa 30 6.000 180
16 Daging sapi 40 50.000 2000
Jumlah = Rp 10.770
Pembulatan = Rp 10.800
Tabel 4. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan
Kebutuhan Standar Bahan Makanan Ibu Menyusui dan Dewasa Dengan
Biaya Rp.11.200.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 525 3.500 1.837,5
2 Ikan 40 17.000 680
3 Daging sapi 40 50.000 2.000
4 Telur ayam 30 8.000 240
5 Tempe 100 4.000 400
6 Sayuran 250 4.000 1.000
7 Buah pepaya 200 3.500 700
8 Minyak goreng 25 6.000 150
9 Bumbu - - 1.000
10 Susu 25 40.000 1.000
11 Gula pasir 60 6.500 390
12 Jeruk Manis 200 6.000 1.200
13 Kacang hijau 20 8.000 160
14 Gula merah 20 6.500 130
15 Kelapa 45 6.000 270
Jumlah = Rp 11.157,5
Pembulatan = Rp 11.200,-
76 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
Lampiran 20
HARI : ..............................................
TANGGAL : ..............................................
Nama Harga Diterima Digunakan
No. Satuan Sisa
Makanan Satuan Jml Biaya Pasien Jml Biaya
Jumlah
Jakarta, ...........................200.....
Penanggung Jawab
________________
BULAN : ..............................................
Jumlah
Jakarta, ............................200.....
Penanggung Jawab
________________
Hari/Tanggal: ..............................
Diagnosa Jenis
No Nama Almt Pekerjaan L/P Umur BB TB IMT LiLa Lab
Gizi Diet
1
2
3
4
Dst
NILAI GIZI ;
Energi Kalori 2100
Protein gr 77,5
Lemak gr 99
Karbohidrat gr 256
Vitamin A RE 28851
Thiamin mg 1,61
Vitamin C mg 185
Kalsium mg 611
Fe mg 17,2
Fosfor mg 940
Kalori dari protein % 13
Kalori dari lemak % 30
Kalori dari KH % 57
NILAI GIZI ;
Energi 1816
Kalori
Protein 74,5
gr
Lemak 71
gr
Karbohidrat 221
gr
Vitamin A 11912
RE
Thiamin 1,13
mg
Vitamin C 359
mg
Kalsium 1032
mg
Fe 28.1
mg
Fosfor 1422
mg
Kalori dari protein 17
%
Kalori dari lemak 29
%
Kalori dari KH 54
%
NILAI GIZI ;
Energi
Kalori 1845
Protein
gr 53,6
Lemak
gr 55,2
Karbohidrat
gr 290
Vitamin A
RE 3433
Thiamin
mg 0,83
Vitamin C
mg 262
Kalsium
mg 862
Fe
mg 13.1
Fosfor
mg 105811
Kalori dari protein
% 27
Kalori dari lemak
% 62
Kalori dari KH
%
Tabel 1. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Ibu Menyusui dan Dewasa (2400
Kalori/ 67 g Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Tabel 2. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Ibu Hamil (2100 Kalori/ 67 g Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Tabel 3. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Anak > 5 tahun (2100 Kalori/ 52 g
Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Tabel 4. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Anak < 5 tahun (1300 Kalori/ 34 g
Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
Pagi - Nasi - Nasi - Nasi goreng - Nasi - Nasi - Nasi Uduk - Nasi
komplit komplit
(abon, dadar (kering
telur, tempe,
ketimun) perkedel,
emping )
- daging bb - Telur dadar - Susu - Ungkep ati - Belado - Dadar telur
kuning bumbu ayam Telur sayuran
kemiri ceplok (bayam+
wortel)
Jam Bubur Kue pisang Pastel Kue Cucur Bolu Kukus Risoles Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis sayuran Teh manis Teh manis sayuran Saus
hijau Teh manis Teh manis strawbery
Jam Puding Bubur Sagu Kolak Pisang Talam Ebi Lemper Bubur biji Juice Pepaya
16.00 Coklat Mutiara + kolang Teh manis Teh manis salak
Saus vanilli kaling
Pagi - Nasi - Nasi - Nasi goreng - Nasi - Nasi - Nasi Uduk - Nasi
komplit komplit
(abon,dadar kering
telur, tempe,
ketimun ) perkedel,
emping )
- daging bb - Telur dadar - Susu - Ungkep ati - Telur - Dadar telur
kuning Bumbu ayam ceplok sayuran
kemiri bumbu (bayam+
kuning wortel)
Jam Bubur Kue pisang Pastel Kue Cucur Bolu Risoles Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis sayuran Teh manis Kukus sayuran Saus
hijau Teh manis Teh manis Teh manis strawbery
Jam Puding Bubur Sagu Kolak Talam Ebi Lemper Bubur biji Juice Pepaya
16.00 Coklat Mutiara Pisang + Teh manis Teh manis salak
Saus vanilli kolang-
kaling
- daging - Telur dadar - Semur bola- - Ungkep ati - Telur - Tim ikan - Dadar telur
cincang bola ayam ayam ceplok tenggiri sayuran
bb. bumbu (bayam+
Kuning kuning wortel)
Jam Bubur Kue pisang Puding buah Bolu Kukus Kue Biskuit Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis Saus Teh manis Hunkwe Teh manis Saus
hijau strawberry Teh manis strawbery
Jam Puding Bubur Sagu Kolak Talam Ebi Bubur sagu Puding Roti Unyil
16.00 Coklat Mutiara Pisang+ Teh manis ambon roti + Teh manis
Saus vanilli kolang Saus vanili
Kaling
A. Peralatan dapur:
1. Peralatan besar
a. Tungku / kompor h. Lemari pendingin
b. Ketel nasi i. Rak
c. Panci besar j. Bak cuci
d. Penggorengan k. Meja persiapan
e. Oven dan bakaran sate l. Kereta dorong
f. Kukusan m. Timbangan 2 kg
g. Meja kerja n. Lemari penyimpan makanan
2 Peralatan kecil:
a. Pisau dapur j. Piring buah datar
b. Sendok sayur k. Piring kue
c. Parutan l. Cangkir bertutup
d. Sodet m. Tutup dan tatakan gelas
e. Pembuka botol / kaleng n. Dandang/alat kukus
f. Sendok dan garpu o. Panci
g. Piring makan p. Saringan kelapa
h. Gelas minum q. Penggorengan
i. Mangkuk sayur r. Wajan datar
Nilai Gizi :
Energi = 1870, 5 kkal
Protein = 67 gram (14 %)
Lemak = 61,8 gram (28 %)
Karbohidrat = 276, 1 gram (58 %)
PAGI :
- Nasi Putih
- Ayam Bb. Smoor
- Tahu panggang isi wortel +daging gil.
- Tumis Buncis
- juice papaya + jeruk
10.00 :
- Pisang raja
- Talas kukus + kelapa muda
SIANG :
- Nasi Putih
- Ayam Goreng tepung
- Perkedel panggang
- Gado-gado
- Nenas
16.00 :
- Semangka
- Pisang rebus
MALAM :
- Nasi Putih
- Sambal Goreng Telur Puyuh + Tahu
- Lalapan : Wortel dan Labu Siam kcl
- Jeruk
Nilai Gizi :
Energi = 2000 kkal
Protein = 69,4 gram (14 %)
Lemak = 61,9 gram (26 %)
Karbohidrat = 304,7 gram (60 %)
PAGI :
- Lontong
- Ayam panggang Bb. kecap
- Sambal Goreng Labu Siam + Tahu
- Teh Manis
10.00 :
- Jeruk
- Kue pisang
SIANG :
- Nasi Putih
- Pepes teri
- Tahu schootel
- Gulai Kacang panjang
- Jus sirsak
16.00 :
- Slada Buah
MALAM :
- Nasi Putih
- Empal gepuk
- Pangsit goreng isi tahu
- Tumis sawi Hijau + tahu
- pisang emas
Nilai Gizi :
Energi = 2381,1 kkal
Protein = 82,5 gram (14 %)
Lemak = 76,1 gram (27 %)
Karbohidrat = 356,1 gram (59 %)
PAGI :
- Nasi Uduk
- Ayam Goreng Bumbu Lengkuas
- Tempe Bacem
- Lalapan Timun + wortel
- Teh Manis
10.00 :
- Semangka
- Pisang goreng
SIANG :
- Nasi Putih
- Ikan Bakar Bumbu Rujak
- Pepes tahu
- Tumis Taoge + Tahu
16.00 :
- Jeruk
- Getuk Ubi
MALAM :
- Nasi Putih
- Ikan balita goreng
- Keripik Tempe
- Sayur Lodeh
- Pisang raja sereh
Nilai Gizi :
Energi = 2511,2 kkal
Protein = 84,9 gram (13 %)
Lemak = 76,3 gram (26 %)
Karbohidrat = 384,7 gram (61 %)
PEMBAGIAN MAKAN SEHARI :
Waktu Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga (URT)
PAGI Nasi 200 1 gelas
Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 100 1 mangkok
Minyak 10 1 sdm
Gula Pasir 10 1 sdm
PAGI :
- Nasi Goreng
- Telur Dadar Isi Suwiran Ayam
- Lalapan Timun + Tomat
- Teh Manis
10.00 :
- Jeruk
- Puding roti
SIANG :
- Nasi Putih
- Udang Goreng Tepung
- Tahu Bacem
- Sayur Oyong + Soun
- Sambal
- Nenas
16.00 :
- Jus Sirsak
- Kue lapis
MALAM :
- Nasi Putih
- Rendang Ayam + Kacang Merah
- Lalapan Daun Singkong
- Jeruk
PENGARAH
Ir. Doddy Izwardy, MA
PENANGGUNGJAWAB
dr. Marina Damajanti, MKM
TIM PENYUSUN
Iip Syaiful, SKM., M.Kes
Ir. Andry Harmany, M.Kes
dr. Yetty MP Silitonga
Entos Zainal, SP., MPHM
Mochamad Rachmat, M.Kes
Tosan PambudiWitjaksono, AMKL, SE, MM
Ramadona, ST
dr. Nita Mardiah, MKM
dr. Fida Dewi Ambarsari
dr. Rainy Fathiah
Lili Lusiana, SKM
Kiki Riezki Yudistiani, AMD
Titi Laras Ati, AMD
Maryanto, SKM
Antarobesty Sinaga, AMD
drg. Agusti Medika Putri
Arti Widiodari Yudaningrum, SE., MKM
Eko Prihastono, SKM, MA
Sri Amelia, SKM
Della Rosa, SKM., MKM
dr. Julina, MM
Retnaningsih, S.SIT
Dewi Astuti, S.Gz
Sri Nurhayati, SKM
Witrianti, SKM
Hady Mulyono, S.Kom
Rusriyanto