Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fasa merupakan suatu keadaan kehomogenitasan suatu zat . fasa terdiri dari
fasa padat, fasa cair, dan fasa gas. suatu zat mengalami perubahan fasa akibat
adanya perubahan suhu, tekanan, volume. Dimana perubahan ini
digambarkan pada suatu diagram yang disebut diagram fasa. Diagram fasa ini
terdiri dari diagram fasa tunggal, biner, dan diagram fasa yang terdiri dari 3
zat. Proses perubahan fasa ini terdapat beberapa proses yaitu membeku,
mencair, menyublim, menguap, mengembun,. Dalam makalah ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai diagram fasa.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari lebih lanjut
mengenai diagram fasa.
II. PEMBAHASAN
Titk tripel adalah titik pada diagram fase di mana garis dari ekuilibrium
berpotongan. Tanda titik tripelkondisi di mana tiga fase yang berbeda dapat
ditampilkan bersama. Sebagai contoh, diagramfase air memiliki titik tripel
tunggal yang sesuai dengan suhu dan tekanan di mana padat, cair,dan gas air
dapat hidup berdampingan dalam keadaan kesetimbangan yang
stabil.Titik solidusadalah Garis yang memisahkan bidang semua cairan dari
yang ditambahcairan kristal. Titik likuidusadalah Garis yang memisahkan
bidang semua cairan dari yangditambah cairan kristal. Temperatur di atas
mana zat tersebut stabil dalam keadaan cair.Terdapat sebuah kesenjangan
antara solidus dan likuidus yang terdiri dari campuran
kristaldan cairan. Di bawah ini adalah Gambar yang dapat menjelaskan dala
m bentuk yangsebenarny
Gambar 2.1 Grafik Titik Likuidus dan Solidus
KUANTITAS FASA
Selain mengidentifisir fasa keseimbangan atau fasa stabil dan menentukan
komposisi kimia dari diagram fasa, kita dapat menentukan kuantitas fasa
yang ada dalam keseimbangan.
a. Daerah fasa tunggal
225 gr paduan 80 Pb 20 Sn pada 300 oC, berfasa cair dan jumlahnya
225 g. Sama dengan menyatakan bahwa keseluruhan paduan berbentuk
cairan. Oleh karena itu kita tidak perlu merinci berat sesungguhnya
dari paduan.
b. Daerah dua fasa
Kuantitas dari dua fasa ditentukan dengan cara interpolasi komposisi
paduan diantara komposisi kedua fasa itu.
c. Keadaan khusus tiga fasa
Timah patri, timah hitam-timah putih terdiri dari tiga fasa dalam
keadaan keseimbangan pada 183oC, yaitu suhu eutetik. Pada keadaan
ini, kita dapat menghitung bahwa terdapat 0,86 (dan 14% ) ddalam
paduan 70 Pb 30 Sn pada 183 oC, juga dapat ditentukan bahwa
paduan yang sama mengandung 25% cairan (dan 75% ) pada 184oC.
Pada suhu eutetik, antara 182 dan 184 oC, dan sedikit bereaksi
bereaksi pada waktu dipanaskan, menghasilkan cairan eutetik. Dalam
proses, dari 1000 gram timah patri akan terpakai 110 g (atau 860
750 g) dan 140 g untuk membentuk 250 g cairan eutetik (61,9 Pb
38,1 Sn).
Gambar 2.2 Sebuah diagram fase untuk suatu sistem biner menampilkan titik eutektik
Sebuah diagram fase untuk suatu sistem biner menampilkan sebuah titik
eutektik.Eutektik biner diagram fase menjelaskan perilaku kimia dua tidak
bercampur (unmixable)kristal dari yang benar-benar bercampur (mixable)
meleleh, seperti olivin dan pyroxene, atau pyroxene dan Ca plagioclase.
Tipe lain dari diagram fasa biner adalah diagram titik didih
campuran dari dua komponen, yaitu senyawa kimia .Selama
dua khususvolatilekomponen pada tekanan tertentu seperti tekanan
atmosfer, diagram titik didih menunjukkan apa uap (gas) komposisi
berada dalam kesetimbangan dengan komposisi cairan yang di
berikantergantung pada suhu. Dalam biner khas titik didih diagram suhu
diplot pada sumbu vertikaldan campuran komposisi pada sumbu
horizontal.
Reaksi Eutektik dapat disebut juga dengan Reaksi Invarian. Reaksi inime
miliki jumlah fasa maksimum adalah tiga, dimana terdapat secara bersama
an dalam kondisikesetimbangan pada sistem biner yang melibatkan larutan
cairan. Reaksi Invarian Keduadisebut dengan Peritektik. Bentuk Generik
dari Reaksi Peritektik adalah :Arah panah pada persamaan di atas
menyatakan bahwa terdapat 2 proses yang dapat
digunakan, yaitu pendinginan dan pemanasan. Reaksi Invarian Ketiga adal
ah ReaksiEutektoid. Reaksi ini melibatkan larutan padat. Bentuk generik
dari Reaksi Eutektoid adalahsebagai berikut :Seperti halnya penjelasan
pada Reaksi Peritektik, persamaan diatas menyatakan
bahwaterdapat 2 proses yang dapat digunakan, yaitu pemanasan dan
pendinginan. Reaksi Invarianlainnya dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam, yaitu :
Monotekti
Peritektoid
Gambar 2.4 Diagram Peritectic, Eutectic, dan Eutectoid
Dua fasa yang terdiri dari padat dan cair secara kolektif terkondensasi dikenal
sebagai fase terkondensasi. Analisis kesetimbangan antara fase terkondensasi
biasanya mengabaikan fase gas. Kombinasi fase terkondensasi termasuk cair-
padat dan padat-padat. Banyak kristalografi bentuk padatan masing-masing
dianggap sebagai tahap yang berbeda, jadi kesetimbangan ini
menunjukkan cukup beragam. Subjek ini dikenal sebagai representasidiagram fase
biner. Pada masing-masing contoh di atas, tujuannya adalah untuk menentukan
konsentrasi. Komponen A dan B, dalam dua fase bersamaan. Dalam fase kental
kesetimbangan, identifikasi stabil fase I dan II juga merupakan objektif.
Komposisi kimia dua fasa terletak di dua ujung isoterm, atau garis hubung
yangmelalui daerah dua fasa. Sebagai gambaran, ambillah solder 80 Pb-20Sn pada
1500.Dengan bantuan isoterm lainnya, kimia dua fasa dari sebarang paduan Pb-Sn
pada sebarang suhu terkait dapat kita tentukan.
Pada diagram fase yang umum, garis titik-titik merupakan sifat anomali
air. Garis berwarna hijau menandakan titik beku dan garis biru
menandakan titik didih yang berubah-ubah sesuai dengan
tekanan.Penandaan diagram fase menunjukkan titik-titik di mana energi
bebas bersifat non-analitis. Fase-fase dipisahkan dengan sebuah garis non-
analisitas, di mana transisi fase terjadi, dan disebut sebagai sempadan fase.
Pada diagaram sebelah kiri, sempadan fase antara cair dan gas tidak
berlanjut sampai tak terhingga. Ini akan berhenti pada sebuah titik pada
diagaram fase yang disebut sebagai titik kritis. Ini menunjukkan bahwa
pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, fase cair dan gas menjadi
tidak dapat dibedakan, yang dikenal sebagai fluida superkritis. Pada air,
titik kritis ada pada sekitar 647 K dan 22,064 MPa (3.200,1 psi). Ketika
dari cair menjadi gas, biasanya akan melewati sebuah sempadan fase,
namun terkadang mungkin untuk memilih lajur yang tidak melewati
sempadan dengan berjalan menuju fase superkritis. Oleh karena itu, fase
cair dan gas dapat dicampur terus menerus.Sempadan padat-cair pada
diagram fase kebanyakan zat memiliki gradien yang positif. Hal ini
dikarenakan fase padat memiliki densitas yang lebih tinggi daripada fase
cair, sehingga peningkatan tekanan akan meningkatkan titik leleh. Pada
beberapa bagian diagram fase air, sempadan fase padat-cair air memiliki
gradien yang negatif, menunjukkan bahwa es mempunyai densitas yang
lebih kecil daripada air.
Diagram fase 3D
Gambar 7.5 Diagram fasa. Tm adalah titik leleh normal air, T3 dan P3 adalah titik tripel,
Tb adalah titik didih normal, Tc adalah temperatur kritis, Pc adalah tekanan kritis.
F=C+2-P (7.1)
Jadi, dalam titik tertentu di diagram fasa, jumlah derajat kebebasan adalah
2 yakni suhu dan tekanan, bila dua fasa dalam kesetimbangan-
sebagaimana ditunjukkan dengan garis yang membatasi daerah dua fasa
hanya ada satu derajat kebebasan,bisa suhu atau tekanan. Pada titik tripel
ketika terdapat tiga fasa tidak ada derajat kebebasan lagi. Dari diagram
fasa, kita dapat mengkonfirmasi apa yang telah diketahui, dan lebih lanjut,
kita dapat mempelajari apa yang belum diketahui. Misalnya, kemiringan
yang negatif pada perbatasan padatan-cairan memiliki implikasi penting
sebagaimana dinyatakan di bagian kanan diagram, yakni bila tekanan
diberikan pada es, es akan meleleh dan membentuk air. Berdasarkan
prinsip Le Chatelier, bila sistem pada kesetimbangan diberi tekanan,
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang akan mengurangi perubahan
ini. Hal ini berarti air memiliki volume yang lebih kecil, kerapatan leb
besar daripada es, dan semua kita telah hafal dengan fakta bahwa s
mengapung di air.
Sebaliknya, air pada tekanan 0,0060 atm berada sebagai cairan pada suhu
rendah, sementara pada suhu 0,0098 C, tiga wujud air akan ada bersama.
Titik ini disebut titik tripel air. Tidak ada titik lain di mana tiga wujud air
ada bersama.Selain itu, titik kritis (untuk air, 218 atm, 374C), juga
ditunjukkan dalam diagram fasa. Bila cairan berubah menjadi fasa gas
pada titik kritis, muncul keadaan antara (intermediate state), yakni keadaan
antara cair dan gas. Dalam diagram fasa keadaan di atas titik kritis tidak
didefinisikan.
Diagram fasa Fe3C
Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan
pendinginan lambat.
Temperatur pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila
dilakukan pendinginan lambat.
Temperatur cair dari masing-masing paduan.
Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon fasa
tertentu.
Reaksi-reaksi metalurgis yang terjadi.
Komposisi eutektid terdapat pada 4,3 % (berat) karbon (17 % atom) dan suhu
eutektid adalah 1148C. Besi cor berada di daerah eutektid ini karena rata-rata
mengandung 2.5 % 4 %. Pada bagian diagram antara 700C-900C dan daerah
karbon antara 0%-1% ini mikrostruktur baja dapat diatur dan dan disesuaikan
dengan keinginan.
Sifat-sifatnya adalah :
Ketangguhan rendah
Keuletan tinggi
Sifat-sifatnya adalah :
Mudah dibentuk
Cementit (Besi Karbida) adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe
dan C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan
struktur kristalnya Orthohombic.
Sifat-sifatnya adalah :
sangat keras
bersifat getas
Pada diagram fase di atas, (struktur kristal fcc) dan (struktur kristal bcc)
digunakan untuk menunjukkan dua fasa yang berbeda masing-masing digunakan
untuk menunjukkan fasa Al dan Si. Dari diagram fasa di atas kita dapat
menganalisa, bahwa suatu paduan senyawa yang terdiri dari kira-kira 98% Al dan
2%Si dipanaskan secara perlahan dari suhu ruang hingga 1500C. Maka fasa
yang terjadi selama proses pemanasan berlangsung adalah:
Suhu ruang hingga 550C +
550C hingga 600C
600C hingga 660C + liquid
660C hingga 1500C cairan
Kristal tunggal terbentuk hanya pada fase liquid. Jadi dari analisa di atas, dapat
disimpulkan bahwa kristal tunggal terbentuk dengan mengkombinasikan Al dan Si
masing-masing sebesar 98% dan 2%, kemudian dipanaskan pada rentang suhu
kira-kira antara suhu kamar sampai 700C, hingga terbentuk fasa liquid. Setelah
itu, untuk memisahkan komponen kristal tunggal (kemungkinan terbesar,
didapatkan kristal tunggal Al dengan perbandingan 98:2) dapat dilakukuan proses
sintesis.
Polikristal merupakan material yang memiliki banyak kristal dengan batas butir
(grain boundary) yang menyertainya serta memiliki orientasi yang acak. Dari
analisa diagram fase di atas, dapat diketahui bahwa untuk membentuk polikristal
dari campuran Al dan Si, dapat diperoleh melalui paduan komposisi Al dan Si
masing-masing 98% dan 2% dengan suhu sintering pada rentang kira-kira
pemanasan dari suhu ruang sampai suhu 550C. Sehingga pada kondisi ini akan
didapatkan akan dua fase secara bersamaan yaitu fase dan .
Polikristal terorientasi adalah polikristal yang memiliki spin (domain) searah. Hal
ini dapat diperoleh, dengan memberikan magnetic field pada material polikristal.
Hingga pada akhirnya akan didapatkan polikristal yanng memiliki spin (domain
searah). Arah spin pada material polikristal dapat dilihat melalui AFM (Atomic
Force Microscope). Polikristal terorientasi, dapat kita temukan pada fasa (+L)
atau (+L), jadi jika kita mengkombinasikan komponen Al:Si 98%:2% maka
dapat kita sintering dari rentang suhu antara suhu kamar sampai kira-kira pada
suhu 660C.
Gambar 3.16 Diagram fas sistem Pb-Sn. Paduan 1 : 63Sn-37Pb. Paduan 2 : 70Pb-30Sn. Paduan 3 :
70Sn-30Pb
Pada berbagai sistem metalik dan keramik biner, dua fasa kristalin dan satu cairan
dapat berkoeksistensi. Kaidah fasa yang dimodifikasi menunjukkan bahwa
kondisi khas ini bersifat invarian; artinya, temperatur dan komposisi fasa memiliki
nilai tetap. Pada gambar 3.16 terdapat diagram fasa sistem timbal-timah putih.
Ternyata, kelarutan padat untuk kedua komponen logam terbatas, dengan dan
mewakili larutan padat primer dengan stuktur kristal berbeda. Garis lurus, yaitu
garis euttektik mendatar, mewakili tiga komposisi fasa (c, Lc, dan c) pada
temperatur Tc. Garis ini terdiri dari segitiga tiga-fasa yang ditekan; pada semua
titik di garis ini, terdapat tiga fasa dalam keadaan setimbang. Hal ini akan
diperjelas pada pembahasan sistem terner. pada pendinginan atau pemanasan
lambat, komposisi rata-rata paduan berada di antara limitnya, c,dan c, reaksi
eutetik berlangsung sesuai rumus Lc= c+c. Minimum yang didefinisikan
dengan pasti dalam likuidus, titik eutektik (mudah leleh), merupakan ciri khas
reaksi ini.
Kekuatan geser paduan solder yang paling banyak digunakan relatif rendah, hanya
sekitar 25-55 MN m-2, sehingga seringkali digunakan sambungan ikatan mekanik.
Fluks (seng klorida yang korosif, atau resin nonkorosif) mempermudah
pembasahan logam yang akan disambung dengan melarutkan lapisan tipis oksida
dan mencegah terjadinya oksida ulang. Untuk mengatasi masalah solder dan fluks
berlebih, pada aplikasi elektronika digunakan solder prabentuk yang kecil.
Gambar 3.16 memperlihatkan urutan struktur yang diperoleh pada rentang sistem
Pb-Sn. Kurva pendinginan untuk paduan hipoeutektik dan eutektik diperlihatkan
pada gambar 3.17a. Pemisahan kristal primer menghasilkan perubahan
kemiringan, sementara itu panas dilepaskan. Jumlah panas yang dilepaskan
bertambah ketika reaksi eutektik berlangsung. Panjang (durasi) plateau sebanding
dengan jumlah struktur eutektik terbentuk, seperti terlihat pada gambar 3.17b.
meskipun kurva pendinginan ternyata dapat digunakan untuk menentukan bentuk
sistem sederhana, biasanya diperlukan pemeriksaan mikroskopik (optik, elektron)
dan analisis difraksi sinar-X untuk konfirmasi secara rinci.
Diagram Fasa Cu Ag
Pada diagram fase sistem Cu Ag didapatkan 3 daerah yang terdiri dari fase
tunggal yaitu fase , , dan L. Fase adalah daerah yang kaya akan tembaga. Fase
ini adalah solid solution yang memiliki atom perak sebagai solute dan memiliki
struktur FCC. Solid solution fase juga memilki struktur kristal FCC, tetapi
dengan atom perak sebagai solvent dan atom tembaga sebagai solute. Pada
temperatur tertentu fase dan dapat terdiri dari 100% solvent (tembaga murni
atau perak murni).
Pada fase dan kelarutan masing-masing solute terbatas pada garis BEG pada
diagram fase. Garis ini bersesuaian dengan temperatur 779 oC. Garis BEG
membatasi kelarutan maksimum solute pada masing-masing fase. Untuk fase ,
kelarutan Ag memiliki nilai maksimal sebesar 8.0 wt%, sebagaimana ditunjukkan
oleh titik B. Sementara itu pada fase batas kelarutan Cu adalah 8.8 wt%
(ditunjukkan oleh titik G).
Garis batas fase yang memisahkan fase dan fase + pada temperatur di bawah
779 oC disebut dengan solvus line. Sedangkan garis batas fase yang memisahkan
fase dan fase + L pada temperatur di atas 779 oC disebut dengan solidus line.
Sementara itu, fase L dan fase + L dipisahkan oleh garis batas fase yang disebut
liquidus line.
DAFTAR PUSTAKA
Diagram Fasa baja. http://elearning.gunadarma.ac.id /docmodul /pengantar
teknologi baja/bab besi_dan_baja.pdf Staff ui. ac.id /internal/ 131644936/
material/ HOEkstraksi.ppt. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012, pukul
20.00 WIB
H.Van Vlack,Lawrence. 1993. Ilmu dan Teknologi Bahan. Edisi kelima. Bandung:
Grafindo