Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
2.1 ALDEHID
Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal. Gugus
fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen dan berikatan
rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehid juga dinamakan golongan formil atau
metanoil. Kata aldehida merupakan kependekan dari alcohol dehidrogenasi yang berarti
alkohol yang terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat polar.
2.1.1 TATA NAMA
Aldehid sudah dikenal sejak lama sehingga penataan nama menggunakan nama
trivial sering dipakai. Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama
alkana dengan mengganti akhiran a menjadi al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga
alkanal. Tata nama pada aldehid sama dengan tata nama pada alkohol, rantai terpanjang
harus mengandung gugus aldehid.
1. IUPAC
Pemberian nama aldehida dilakukan dengan mengganti akhiran a pada nama
alkana dengan al.
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang
terdapat gugus karbonil.
Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karbonil.
ika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun
berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan
abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain
: iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
2. Trivial
Aldehida tak bercabang
Aldehida bercabang
Aldehida dengan 1-2 atom karbon (formaldehida, dan asetaldehida) berwujud gas
pada suhu kamar dengan bau tidak enak.
Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau
sedap.
Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar.
Aldehida suku rendah (formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut dalam air.
2.2 ALKOHOL
2.2.1 SIFAT FISIKA
Titik didih alkohol relatif tinggi.Hal ini merupakan akibat langsung dari daya tarik
intermolekuler yang kuat.
alkohol adalah polar tetapi tidak semua alkohol dapat larut dalam.
2.2.2 SIFAT KIMIA
Dehidrasi alkohol.
Oksidasi alkohol.
Reaksi alkohol dengan logam Na&K.
Esterifikasi
2.2.3 REAKSI-REAKSI
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang
rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang
sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus
hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air.
1. Reaksi Oksidasi
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan
pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam,
alkohol mengalami dehidrasi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi.
Oksidasi menjadi aldehid
Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid
(RCH=O). Aldehid, siap dioksidasi menjadi asam karboksilat. Oleh sebab itu,
reaksi antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan
asam karboksilat, dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu harus
dipakai apabila intermediet aldehid merupakan hasil yang diinginkan.
Oksidasi menjadi keton.
Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif kuat menjadi
keton.
Oksidasi menjadi asam karboksilat.
2.3 ALKUNA
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga di antara dua
atom karbon. Catat bahwa akhir nama masing-masing adalah -una. Akhiran ini menunjukkan
adanya rangkap tiga di dalam molekul. Rumus umum untuk alkuna ini adalah CnH2n-2.
Alkuna juga merupakan contoh dari deret homolog.
2.3.1 TATA NAMA ALKUNA
1. IUPAC
a. Pemberian nama alkuna dilakukan dengan mengganti akhiran -ana pada nama
alkana dengan -una. Contoh :
Nama alkana Nama alkuna
Rumus Rumus struktur Rumus molekul Rumus struktur
molekul
H3C CH3 Etana H Etuna
H3C CH3 Propana Propuna
C CH
CH3 H
C C CH3
b. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang
terdapat ikatan ganda tiga). Contoh :
CH3
CH3 metil
d. Penomoran substituen dimulai dari ujung, sedemikian rupa sehingga ikatan ganda
tiga mempunyai nomor atom karbon yang lebih rendah. Contoh :
CH3
1 2 3 4 5 6 7
H3C C C CH2 C CH2 CH3
CH3 Nama : 5,5-dimetil-2-heptuna
e. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan
urutan abjad huruf pertama nama substituen.
4 metil 4 etil 1heksuna 4 etil 4 metil1heksuna
2. Trivial (Nama Umum)
a. Dalam pemberian nama umum, alkuna dianggap sebagai turunan asetilena yang satu
atau dua atom hidrogennya diganti oleh gugus alkil. Contoh :
HC C CH2 CH3 etil metil H3C C C CH3
metil
asetilena asetilena
Nama : etil asetilena Nama : dimetil asetilena
b. Nama sistem trivial biasanya digunakan untuk alkuna sederhana.
2.3.2 SIFAT FISIKA ALKUNA
Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin
tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud
gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.
1. Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung
lima atau lebih atom karbon berwujud gas.
2. Memiliki massa jenis lebih kecil dari air.
3. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang non polar seperti eter,
benzena, dan karbon tetraklorida.
Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom karbon, tetapi makin
rendah apabila terdapat rantai samping atau makin banyak percabangan. Titik didih alkuna
sedikit lebih tinggi dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya hampir sama.
2.3.3 SIFAT KIMIA ALKUNA
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
2. Hidrogenasi
Hidrogenasi alkuna dengan 2 mol hidrogen akan menghasilkan alkana. Contoh :
HC CH + 2H2 H3C CH3
3. Halogenasi
Alkuna dapat beradisi dengan halogen menghasilkan suatu dihaloalkena.
2.4 AMIDA
Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian. Jenis
pertama adalah gugus fungsional organik yang memiliki gugus karbonil (C=O) yang
berikatan dengan suatu atom nitrogen (N), atau suatu senyawa yang mengandung gugus
fungsional ini. Jenis kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen. Amida merupakan turunan
dari asam karboksilat yang paling tidak reaktif, amida yang paling penting adalah protein.
Contoh :
HCOOH : Asam metanoat / asam format
HCONH2 : metanamida(IUPAC)
CH3CH2CH2COOH : asam bityanoat/asam butirat
CH3CH2CH2CONH2 : butanamida (IUPAC)
1. Dinamai sesuai dengan nama asam karboksilatnya dikurangi akhiran oat dan
diganti dengan amida.
2. Jika pada atom N tersubstitusi gugus alkil, maka substituent alkil ditunjukkan
dengan memberi awalan N dimana alkil tersebut terikat.
2.4.2 SIFAT-SIFAT FISIK AMIDA
1. Polar
2. Mudah larut di dalam air karena dengan adanya gugus C=O dan N-H
memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
3. Umumnya berupa padat pada suhu kamar kecuali : formamida berbentuk
4. Amida tidak dapat menghantarkan listrik
5. Amida memiliki titik didih tinggi, dan ketika cair adalah pelarut yang baik
2.5 AMINA
Amina merupakan sebatian organik dan kumpulan berfungsi yang menganduni satu
atom nitrogen bes dengan pasangan tersendiri. Amina adalah terbitan ammonia, di mana satu
atau lebih atom hidrogen digantikan dengan bahan pengganti organik seperti kumpulan alkil
dan aril. Sebatian dengan atom nitrogen bersebelahan dengan karbonil dalam struktur R-
C(=O)NR2 dipanggil amida dan mempunyai ciri-ciri kimia yang berbeza. Contoh amina
yang penting termasuklah asid amino, amina biogeni, trimetilamina dan anilina; lihat
Kategori:Amina untuk senarai amina.
CH3-CH-CH3
2-propanamina
NH2
Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang terikat
pada atom N tidak sama), lazimnya diberi nama dengan menganggapnya sebagai
amina primer yang tersubtitusi pada atom N. Dalam hal ini berlaku ketentuan
bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap sebagai amina induk,
sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan cara
menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N).
Contoh:
CH3NCH3N3N-dimetilsiklopentamina
2.6.1 STRUKTUR
Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau Ar-COOH, dimana :
R : Alkil Ar : Aril
- COOH : Gugus karboksil
Ciri khusus dalam asam karboksilat adalah terdapatnya gugus fungsi karboksil (-
COOH), karboksil diambil dari karbonil (-CO-) dan hidroksil (-OH). Sudut yang
dibentuk oleh gugus fungsi COOH- sebesar 120 derjat dan panjang ikatan C=O
sebesar 0,121 nm.
2.6.2 TATANAMA
1. IUPAC
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang
mengandung gugus karboksil).
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-,
dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh : bukan Asam-3-neopentil-2-metilheksanoat tetapi Asam 2-metil-3-
neopentilheksanoat
Tak bercabang
Bercabang
a. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang
terdapat gugus karboksil).
b. Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
c. Penambahan kata asam pada awal nama senyawa.
d. Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus
karboksil dengan huruf , , .
Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik
golongan lain yang berat molekulnya sebanding.
Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida,
dan keton yang berat molekulnya sebanding.
Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat
molekul.
Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air.
Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi kesetimbangan.
Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana.
Halogenasi
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor
membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida.
2.7 ETER
2. Menurut aturan trivial, penamaan eter sebagai berikut :menyebutkan nama kedua
gugus alkil yang mengapit gugus O kemudian diberi akhiran eter.
Contoh :
Rumus Struktur Eter Nama IUPAC Nama Trivial
CH3CH2OCH2CH3 EtoksietanaDietileter / etiletileter
CH3OCH2CH2CH3 Metoksi propane Metilpropileter
CH3CH2OCH2CH2CH3 Etoksi propane Etilpropileter
2.7.3 REAKSI
1. Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas karbondioksida dan uap air.
2. ReaksidenganLogamAktif
Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logamaktif).
3. Reaksidengan PCl
Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.
4. ReaksidenganHidrogenHalida (HX)
Eter terurai oleh asamhalida, terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:
2.8 FOSFINA
2.8.1 TATA NAMA
Senyawa kovalen yang mengandung atom Hidrogen (H) tidak menggunakan tata
nama seperti senyawa kovalen lainnya, tetapi menggunakan nama trivial yang telah
dikenal sejak dahulu, seperti PH3 : Fosfina.
2.9 HALOALKANA
Haloalkana disebut juga alkil halida. Haloalkana merupakan senyawa karbon yang
mengandung halogen. Atom halogen ini menggantikan posisi atom hidrogen. Haloalkana
mempunyai rumus struktur yang sama dengan alkana, hanya satu atau lebih atom H-nya
diganti dengan atom halogen (X = F,Cl,Br,I). Haloalkana dapat mengalami reaksi hidrolisis
menjadi alkohol.
2.9.1 STRUKTUR
Struktur umum haloalkana adalah R-X dengan R adalah gugus alkil
(R=CnH2n+1) dan X adalah atom halogen (X=F,Cl,Br,I)
Contoh : CH3 Cl (kloro metana)
CH3 CH2 Cl (kloro etana)
CH3 CH2 Br (bromo etana)
CH2Cl2 (dikloro metana)
2.9.3 KEGUNAAN
1. Sebagai pelaru non polar. Banyak senyawa halo alkana yang digunakan sebagai
pelarut nonpolar CCl4, CHCl3, C2H3Cl3. Pelarut ini bersifat racun sehingga jangan
sampai terhirup.
2. Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai obat bius atau pemati rasa(anestesi) yang
kuat. Sehingga dapat merusak hati.
3. C2H5Cl(kloroetana) digunakan sebagai anestesi lokal(pemati rasa lokal). Ini
digunakan pada pemain sepak bola dengan cara disemprotkan pada daerah yang
sakit.
4. Feron (dikloro difluoro metana) digunakan sebagai pendorong produksi aerosol.
Feron juga banyak digunakan sebagai gas pendingin AC(air conditioned), lemari es,
dan lain-lain.
5. CH3Cl digunakan sebagai zat fumigant. Feron dan metal klorida dapat merusak ozon
sehingga dapat membahayakan lingkungan.
7. DDT (dikloro difenil trikloro metana) ini digunakan sebagai insektisida. Akan tetapi
zat ini sukar sekali terurai, sehingga masih ada dalam sayuran dan hewan ternak yang
memakan rumput yang di semprotkan DDT. Akibatnya dapat menimbulkan
keracunan.
9. Iodoform (CHI3). Iodoform berwujud padat pada suhu kamar, berwarna kuning, dan
mempunyai bau yang khas. Iodoform sering digunakan sebagai antiseptik.
10. Tetraklorokarbon (CCl4). Karbon tetraklorida merupakan zat cair yang tidak
berwarna dengan massa jenis lebih besar dari air. Uap CCl4 tidak terbakar sehingga
sering digunakan sebagai pemadam kebakaran. Selain itu, juga digunakan sebagai
pelarut untuk lemak dan minyak.
11. Sebagai pemadam api, alkana terhalogenasi sempurna seperti karbon tetraklorida,
CCl4, bromokloridifluorometana (dikenal dengan nama BCF) dapat memadamkan
api. Akan tetapi pada suhu tinggi CCl4 dapat bereaksi dengan uap air membentuk
fosgen (COCl2), suatu gas yang sangat beracun. BCF juga dapat merusak ozon
dilapisan stratosfir, sehingga penggunaan bahan-bahan tersebut dilarang.
2.10 NITRAT
Nitrat ( NO3 ) merupakan bentuk anorganik dari derivat senyawa Nitrogen.
Senyawa nitrat ini biasanya digunakan oleh tanaman hijau untuk proses fotosintesis.
Sedangkan kaitan hal tersebut dengan pencemaran terhadap badan air, nitrat pada
konsentrasi tinggi bersama sama dengan phosphor akan menyebabkan algae blooming
sehingga menyebabkan air menjadi berwarna hijau ( green-colored water ) dan penyebab
eutrofikasi. Nitrat ( NO3 ) sebagai derivat nitrogen, berasal dari proses oksidasi yang
panjang. Untuk nitrat berasal dari oksidasi N-ammonia ( NH3 ). Senyawa NH3 ini merupakan
senyawa yang paling banyak ditemukan di air buangan. Untuk membentuk nitrat ( NO3 ),
senyawa NH3 ini dioksidasi secara biologis, jika ada oksigen. Proses oksidasi untuk
pembentukan nitrat ini dibantu oleh bakteri nitrifikasi yaitu Nitrosomonas dan Nitrobakter.
2.11 NITRIL
Nitril adalah setiap senyawa organik yang memiliki - C N kelompok fungsional .
Awalan siano-digunakan bergantian dengan istilah nitril dalam literatur industri. Nitril
ditemukan dalam senyawa yang bermanfaat, termasuk metil cyanoacrylate , yang digunakan
dalam lem super , dan nitril karet butadiena , sebuah nitril yang mengandung polimer yang
digunakan dalam lateks bebas laboratorium dan sarung tangan medis. Senyawa organik yang
mengandung gugus nitril beberapa dikenal sebagai cyanocarbons .
2.11.1 STRUKTUR
Senyawa anorganik yang berisi-C N kelompok tidak disebut nitril, tapi
sianida sebagai gantinya. Meskipun kedua nitril dan sianida dapat diturunkan dari
garam sianida, nitril paling tidak hampir sama beracun.
Sebagai sebuah prefiks, istilah sulfanil atau merkapto digunakan. Sebagai contoh:
merkaptopurina.
2.13 ALKANA
2.13.1 TATA NAMA
Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon.
Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai sistematis dengan
akhiran "-ana". Berikut ini adalah cara penamaan senyawa alkana :
1. Rantai karbon lurus
Alkana rantai karbon lurus biasanya dikenali dengan awalan n- (singkatan
dari normal) ketika tidak ada isomer. Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan
ini penting karena alkana rantai lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang
berbeda. Misalnya n-heksana atau 2- atau 3-metilpentana.
Mulai dengan jumlah karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan jumlah
yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Contohnya antara lain adalah
pentana, heksana, heptana, dan oktana.
Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan
cabang
2.13.3 REAKSI
1. Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)
Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran,
meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi akan semakin sulit untuk dilakukan
seiring dengan jumlah atom karbon yang bertambah. Rumus umum pembakaran
adalah:
2.14.1 STRUKTUR
Senyawa azo memiliki struktur umum RNNR, dengan R dan R adalah
rantai organik yang sama atau berbeda. Senyawa ini memiliki gugus NN yang
dinamakan struktur azo.
2.14.2 REAKSI
Untuk membuat zat warna azo ini dibutuhkan zat antara yang direaksikan
dengan ion diazonium
Pada proses iradiasi, berkas elektron cepat yang dihasilkan oleh MBE dapat
mengeksitasi dan mengionisasi sistem di sekitarnya. Proses iradiasi terjadi hanya
dalam beberapa detik (kira-kira paling lama 5 detik). Karena cuplikan dilarutkan
dalam sistem air, maka akan menyebabkan reaksi-reaksi radiolisis air yang
menghasilkan spesi stabil dan tidak stabil seperti e-aq, H, OH, H+, OH-, H2O+,
H2, H2O2. Dalam sistem itu sangat mungkin terjadi banyak peristiwa rekombinasi
seperti: radikal H dengan OH molekul air, elektron tersolvasi (e-aq) dengan OH
membentuk ion OH-, elektron tersolvasi (e-aq) dalam suasana asam (H3O+)
membentuk radikal (H3O*), dan seterusnya. Selanjutnya spesi-spesi reaktif itu
akan mendegradasi senyawa azo.
2.15 HIDROGEN SULFIDA (SULFANA)
Hidrogen sulfida , H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar
dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri
mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di
rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari
aktivitas gunung berapi dan gas alam . Hidrogen sulfida juga dikena dengan nama sulfana,
sulfur hidrida , gas asam ( sour gas) , sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik , dan gas
limbah ( sewer gas ). IUPAC menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata
terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan campuran yang lebih kompleks.
2.15.1 KIMIAWI
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait
dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di
tabel periodik . Hidrogen sulfida merupakan asam lemah , terpisah dalam larutan
aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H + dan anion hidrosulfid HS :
H 2S HS- + H +
K a = 1.3107 mol/L; p Ka =6.89.
Ion sulfid, S2 , dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan
aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan
sekitar 1013, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang
disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk
pK a2 adalah 192. Gas Hydrogen Sulfide (H2S) sangat beracun dan mematikan,
pekerjapekerja pada pemboran minyak dan gas bumi mempunyai resiko besar atas
keluarnya gas H2S. Pengetahuan Umum tentang (H2S) Hidrogen Sulfida (H2S)
Adalah gas yang sangat beracun dan dapat melumpuhkan system pernapasan serta
dapat dapat mematikan dalam beberapa menit. dalam jumlah sedikitpun gas H2S
sangat berbahaya untuk kesehatan. Hidrogen Sulfida terbentuk dari proses
penguraian bahan-bahan organis oleh bakteri.Maka dari itu H2S terdapat dalam
minyak dan gas bumi, selokan, air yang tergenang. Misalnya rawa-rawa dan juga
terbentuk pada proses-proses industri maupun proses biologi lain
2.16 PEROKSIDA
Peroksida adalah suatu gugus fungsional dari sebuah molekul organik yang
mengandung ikatan tunggal oksigen-oksigen (R-O-O-R').Jika salah satu dari R atau R'
merupakan atom hidrogen, maka senyawa itu disebut hidroperoksida (R-O-O-H).Radikal
bebas HOO disebut juga radikal hidroperoksida, yang dianggap terlibat dalam reaksi
pembakaranhidrokarbon di udara.Peroksida organik juga cenderung terurai membentuk
radikal RO, yang berguna sebagai katalis dalam berbagai reaksi polimerasi, seperti
resinpoliester yang digunakan dalam glass-reinforced plastic (GRP). MEKP (metil etil
keton peroksida) biasanya digunakan untuk tujuan ini.
2.16.1 SIFAT PEROKSIDA
Sifat larutan berair dari hidrogen peroksida berbeda dari bahan
rapi,mencerminkan efek dari ikatan hidrogen antara molekul air dan hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida dan air membentuk campuran eutektik, menunjukkan
titik beku depresi.Sedangkan air murni meleleh dan membeku di sekitar 273 K, dan
peroksida hidrogen murnihanya 0,4 K di bawah itu, solusi 50% (volume) mencair
dan membeku pada 221 K. pH H2O2 Peroksida hidrogen murni memiliki pH 6,2,
membuatnya menjadi asam lemah. PH dapat serendah 4,5 bila diencerkan pada
sekitar 60%.
2.17 TURUNAN BENZENA
2.17.1 STRUKTUR
Benzena kali pertama ditemukan oleh Michael Faraday pada 1825. Faraday
berhasil mengisolasi benzena dari gas dan memberinya nama hidrogen bikarburet
(bicarburet of hydrogen). Pada 1833, ilmuwan Jerman, Eilhard Mitscherlich berhasil
membuat benzena melalui distilasi asam benzoat dan kapur.
panas
Rumus kimia ini memberikan misteri mengenai struktur yang tepat untuk benzena
selama beberapa waktu setelah benzena ditemukan. Hal tersebut dikarenakan rumus
kimia C6H6 tidak sesuai dengan kesepakatan ilmuwan bahwa atom C dapat mengikat
4 atom dan atom H mengikat 1 atom. Masalah ini akhirnya sedikit terpecahkan
setelah menunggu selama 40 tahun. Ilmuwan Jerman, Friedrich August Kekule
mengusulkan agar struktur benzena berupa cincin heksagonal. Perhatikanlah gambar
berikut.
Struktur benzena yang diusulkan Kekule tidak mengandung ikatan rangkap karena
benzena tidak bereaksi seperti halnya senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan
rangkap. Namun, struktur benzena ini menimbulkan masalah karena atom C tidak taat
asas. Berdasarkan kesepakatan, 1 atom C seharusnya mengikat 4 atom, sedangkan
pada struktur yang diusulkan Kekule atom C hanya mengikat 3 atom
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa setiap atom C pada cincin benzena
memiliki sifat yang sama. Hal ini ditentukan setelah para ilmuwan mengetahui bahwa
semua ikatan antaratom C memiliki panjang yang sama, yakni 140 pm (pikometer).
Oleh karena semua atom C memiliki fungsi yang sama, ikatan rangkap senantiasa
berubah-ubah. Bagaimanakah cara menggambarkan sifat benzena tersebut?
Perhatikanlah gambar berikut.
2.17.5 REAKSI
1. Halogenasi
Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh
golongan halogen seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom
dari golongan halogen dengan bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya
Cl2, maka katalis yang digunakanhadalahhFeCl3.
2. Nitrasi
Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro.
Reaksi ini terjadi dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat
dengan bantuan H2SO4 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
3. Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus
sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat
sebagai pereaksi.
4. AlkilasiFriedelhCraft
Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan
katalis alumunium klorida (AlCl3)
1.2. TUJUAN :
1. Mengenal perbedaan golongan senyawa organik berdasarkan gugus
fungsinya
2. Membandingkan sifat fisik dan kimia dari golongan senyawa organik
yaitu hidrokarbon, alkohol, fenol asam karboksilat dan senyawa
aromatik.
3. Menguji reaksi gugus fungsi yang penting dalam bidang kimia,
biokimia dan fisiologi.