You are on page 1of 118

.

: g'q*&;ffiiF

{b**'e
a*-.--.r*

USTAKAAN
RSIPAN
WA TIMUR
.48
M
3
@"nAHATLMU

Teknik
Perhitungan
Debit Rencana
Bangunan Air
I Made Kamiana
Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air
Oleh : ltulade Kamlana

Edisl Pertama
Cetakan Pertama. 2011

Hak cipta o 2011 pada penutis, {rtie pu-l


loolurrt
L / Lotz'
bP lP
Hak Cipta ditindungi undang-undang. Dilarang me'mperbanyak atau memindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronls maupun
I{ata Qengantnr
mekanis, terrnasuk rnernfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya,
tanpa izin tertulis darl penerbit.

GRAHA ILMU Dalam perencanaan teknis bangunqn air, seperti bangunan iri-
RukoJambusari No.7A
gasi, bangurnan drainase, bangunan sungai dan bangunan sejenis lain-
Yogyakarta 55283
Telp. :CI274-889836;O275889398 nyar, banyak variabel yang berpengaruh. Salah satunya adalah debit
Fax. :O274-889457 rencana. Sebagai variabel terikat, debit rencana tidak saja bergantung
E+nail : info@grahailmu.co.id
pada variabel bebas tetapi juga bergantung pada metode yang digu-
nakan dalam perhitungannya. Besaran debit rencana akan menentukan
dimensi hidrolis bangunan air. Ketidaktepatan dimensi hidrolis dapat
rnenjadi salah satu faktor pendorong terjadinya kegagalan konstruksi.

Berkenaan dengan uraian di atas, perhitungan debit rencana


Kamiana, I Made menjadi bagian tahapan yang penting dalanr proses perencanaan tek-
AIR/I nis bangunan air.
TEKNIK PERHITUNGAN DEBIT RENCANA BANGUNAN MAdC
Kamlana
Buku ini, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air, di-
- Edisi- Pertama-Yogyakarta; Graha Ilmu, 2011
maksudkan untuk membantu pembaca dalam mempelajari perhitung-
xviii + 218 h1m, 1 Jil.: 23 cm- an debit rencana. Di samping itu, kehadiran buku ini juga dimaksud-
lSBN: 978-97 9-"1 56-774-9 kan urrtuk melengkapi buku-buku sejenis yang sudah beredar selama
ini.

Setelah rnelalui perjalanan yang cukup panjang akhirnya buku


Teknik I - Judul ini tlapat selesai dan cliterbitkan sesuai dengan waktu yang ditentu-
kan. [Jntuk itu semua, penulis mengucapkan puji syukur kehadapan
I
I

vit
lr:iiari vang" ,Vlah;l [sa, dan mengucapkan terirnakasih keparla setnfii]
1rrli.ri... kilususnya rekan-rekan rJ*scn i:aria KeNornpok Bidarrg Kr.-rhli-
;.rr tK[:i[,r Sr-rnlber [.]ava Air .iurut:;an ]'eknik Sipil i-akuitas Tekrrik t,j,ii-
v{x{$itri!, Pai;.lng,ka [?aya yang telair l.rer[<enan n:emllerikan koreksi d;rtr
m,r,uiran dalanr prosct penyLisuniirr l:uku ini. Keg:a,la p*:ncrbi1, .vang
l*i;il'i nrel-nirt:rikair kr,:srrnpaian urrtu[.,. menerbi{li;ln buku ini, Jrenulis
r.rlirrrllri.apira r r teri rrial<;rs i ir yang t ak terh i n gga.

lsi vang tersaji datranr lruku ini tentu masih jauh d;ri
C)lrl-r karr.rrl;i itu, saran perbraikan akarr diterima dengarr senarrg hati.
i4.]mprri'n*. OffiorIsi

Palangka Raya, November 20'x0


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI vii
lMade Kamiana DAFTAR TABET ix
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Bangunan Air 1

1.2 Debit Rencana 3


1.3 Maksud Penulisan dan lsi Buku 4
BAB 2 PENGERTIAN DAN PEMILTHAN METODE
PERHITUNGAN DEBIT RENCANA 7
2.1 Beberapa Pengertian Terkait dengan Debit
Rencana 7
2.2 Pemilihan Metode Perhitungan Debit Rencana 1 0
BAB 3 HUIAN RENCANA DAN INTENSITASNYA 13
3.1 Pengertian Hujan Rencana 13
3.2 Analisis Frekuensi 14
3.3 Pengujian Seri Data 16

Teknik Perhitungon Debil R?rutuut Bonqunon Air


3.4 Distribusi Probabi I itas 26
3.5 Uj i Distribusi Probabilitas 36
3.6 lntensitas Hujan Rencana 52

BAB 4 METODE RAS|ONAL, MELCHIOR, WEDUWEN,


DAN HASPERS B1

4.1 Metode Rasional B1

4.2 Metode Melchior 90


4.3 Metode Weduwen
4.4 Metode Haspers
96
100
rh&orf{a6ef
BAB 5 HIDROGRAF SATUAN 105
5.1 Pengertian Hidrograf 105
5.2 Pengertian Hidrograf Satuan 106
5.3 Hidrograf Satuan Nyata 109
5.4 Dekonvolusi Hidrograf Satuan 110 Tabel 2.1 Contoh Hubungan periode ulang dan jumlah
5.5 Perubahan Durasi Hidrograf Satuan 116 kejadian disamai atau dilampaui dan jumlah
5.6 Hidrograf Satuan Sintetis 124 kejadian yang lebih kecil dari Q, 9
Tabel 3.1 Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1 19
BAB 6 PENELUSURAN DEBIT RENCANA 153
Tabel 3.2 Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1 setelah
6.1 Pengertian Penelusuran Debit Rencana 153
koreksi data stasiun A 20
6.2 PenelusuranHidrologis 156
Tabel3.3 Perhitungan konsistensi seri data dengan Metode
6.3 Penelusuran Hidraulik 180
RAPS untuk soal 3.2 21
DAFTAR PUSTAKA 197 Tabel 3.4 Uji homogenitas data hujan dengan Metode Uji-t 25
LAMPIRAN 201 Tabel3.5 Persyaratan parameter statistik suatu distribusi 27
TENTANG PENULIS 215 Tabel 3.6 Perh itu ngan Parameter Statistik 29
Tabel3.7 Perhitungan Parameter Statistik Data Soal 3.6 32
-oo0oo-
Tabel 3.8 Perhitungan Parameter Statistik Data Soal 3.7 34
Tabel3.9 Pengurutan data hujan dari besar ke kecil 37
Tabel 3.10 Perhitungan nilai 262 untuk distribusi Normal 41
Tabel 3.1 1 Perhitungan nilai 12 untuk distribusi Log Normal 41
Tabel 3.12 Perhitungan nilai x2 untuk distribusi Cumbel 42
Tabel 3.13 Perhitungan nilai 2g2 untuk distribusi Log Pearson
Type lll 42
vllt Teknik Perhitungan Debit Rencono Bongunon Alr
Tabel 3.31 Perhitungan standar deviasi rumus Talbot, Ishiguro,
Tabel 3.14 Rekapitulasi nilai 12 dan 12., 42
Tabel 3.t5 Perhitungan uji distribusi dengan Metode
clan Sherman untuk periode ulang 2 tahun 68
Tahel 3.32 Persamaan garis regresi Talbot, lshiguro, dan
Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.9 44
Tabel 3.t6 Perhitungan uji distribusi dengan Metode
Sherman untuk berbagai periode ulang 69
Tabel 3.33 Standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan
Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.10 45
Sherman untuk berbagai periode ulang 70
Tabel 3.17 Perhitungan uji distribusi dengan Metode
Tabel 3.34 Koordinat kurve intensitas hujan rencana '10 tahun
Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.1 1 47 : 155 mm dan hujan rencana 20 tahun - 176 mm 73
Tabel 3.tB Perhitungan u.ii distribusi dengan Metode
Tabel 3.35 lntensitas hujan rencana dengan rumus Monobe
Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.12 49
untuk soal 3.15 75
Tabel 3.19 Data hujan menitan dalam krrrun waktu 10 tahun 56
Tabel 3.36 Perhitungan hietograf dengan cara ABM 79
Tabel 3.20 Perhitungan intensitas hujan 57
Tabel 4.1 Angka kekasaran permukaan lahan B4
Tabel 3.21 Perhitungan standar deviasi intensitas hujan 57
Tabel4.2 Koefisien pengaliran (C) untuk Rumus Rasional 85
Tabel 3.22 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 5 menit
Tabel4.3 Luas Sub DAS (A), Koef limpasan (C), panjang
dengan Metode Cumbel 58
sungai utama (L), dan kemiringan sungai utama (S) 87
Tabel 3.23 Nilai K untuk berbagai T dengan jumlah data 10 buah 59
Tabel4.4 Perhitungan Ai Ci, tc, dan I B7
Tabel 3.24 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 10 menit
Tabel4.5 Persentase F, menurut Melchior 92
dengan Metode Cumbel 59
Tabel4.6 Perkiraan lntensitas Hujan Harian Menurut Melchior 92
Tabel 3.25 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 15 menit
Tabel4.7 Penambahan Persentase Melchior 93
dengan Metode Cumbel 60
Tabel 5.1 Perhitungan hidrograf satuan nyata LK Sherman 109
Tabel 3.26 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 30 menit
Tabel5.2 Curah hujan dan limpasan langsung 112
dengan Metode Cumbel 60
Tabel5.3 Curah hujan, limpasan langsung dan hidrograf
Tabel3.27 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 60 menit satuan soal 5.2 113
dengan Metode Gumbel 61 Tabel5.4 Perhitungan total hidrograf iimpasan langsung
Tabel 3.28 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 120 menit untuk soal 5.3 115
dengan Metode Cumbel 61 Tabel5.5 Perhitungan hidrograf satuan dengan Lagging
Tabel3.29 Rekapitutasi intensitas hujan rencana dengan Method 118
berbagai periode ulang dan durasi hujan 62 Tabel5.6 Perhitungan hidrograf shtuan; durasi hujan efektif
Tabel3.30 Perhitungan nilai tiap suku sebagai data masukan t,' :2 jam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5.5121
dalam perhitungan tetapan rumus Tatbot, lshiguro, Tabel 5.7 Perhitungan hidrograf satuan ; durasi hujan efektif
dan Sherman 66 :
t,' 3 jam dengan S Hydrograph Method untuk
soal 5.5 123

Doltar Tabel
Teknlk furhltungon Dcblt Rencom Eongumn Alr
Tabel 5.8 HSS Nakayasu dan total hidrograf limpasan langsung
soal 5.6 128
Tabel 5.9 Nilai t/To dan q/qo HSS SCS . 136
Tabel 5.10 Perhitungan nilai t dan q atau HSS SCS untuk soal
5.9 138
Tabel 5.t t Perhitunian hidrograf limpasan langsung atau
Iimpasan total soal 5.9 139
Tabel 5.12
Tabel 5.t3
Ordinat Q, untuk soal 5.10
HSS Cama 1 untuk soal 5.10 (sebelum dikoreksi)
14V
147
Ooftor Qam\ar
Tabel 5.14 Koreksi HSS Cama 1 untuk soal 5.10 148
Tabel 5.15 HSS Cama 1 untuk soal 5.10 setelah koreksi 150
Tabel 6.1 Perhitungan nilai X dan K untuk soal 6.1 162
Tabel6.2 Perhitungan outflow untuk soal 6.2 166
Tabel 6.3 Tinggi air di atas spillway (H), luas waduk (A), Gambar 3.1 Sketsa analisa kurve masa ganda Stasiun A dan B 17
tampungan (S), dan butflow (O)soal 0.: Gambar 3.2 Analisa kurve massa ganda soal 3.'l 19
171
Tabel 6.4 Perhitungan penelusuran dengan metode LPR Gambar 3.3 Analisa kurve massa ganda setelah koreksi
untuk mendapatkan outflow dan H pada soal 6.3 data stasiunA 21
172
Tabel 6.5 Perhitungan outflow dengan Model Linear Gambar 3.4 Sketsa Uji Smirnov-Kolmogorof Secara Crafis
Reservoir pada soal 6.4 177
dengan Kertas Probabilitas 52

Tabel 6.6 Perhitungan outflow di titik i:2,3, dan 4 Cambar 3.5 Kedalaman hujan rencana di satu titik waktu pada

berdasarkan persamaan (6.42), Li near-Schenr e


Curve IDF 53

Kinematic Wave Gambar 3.6 Hietograf hujan rencana 53


185
Tabel 6.7 Perhitungan outflow di titik i;2,3, dan 4 Gambar 3.7 Kurve intensitas hujan rencana terukur untuk

berdasarkan persamaan {6.44), Muskingum- soal 3.1 3 63

Cunge Method 192


Gambar 3.8 Kurve IDF Van Breen untuk soal 3.'14 73
Cambar 3.9 Curve IDF Mononobe untuk soal 3.1 5 75

-oo0oo-
Gambar 3.10 Hietograf Seragam 76
Gambar 3.11 Hietograf Segitiga 77
Gambar 5.1 Bagian-bagian hidrograf 106
Gambar 5.2 Hubungan t dengan to, serta hubungan i dengan U 108
Gambar 5.3 Prinsip superposisi hidrograf t 0B

xll Teknik Perhitungon Debit Rencano Bongunon Alr


Gambar 5.4 Limpasan langsung dan hidrograf satuan nyata Gambar 5.24 Sketsa superposisi hidrograf limpasan langsung
akibat hujan efektif tunggal untuk soal 5.1 1 t0 untuk soal 5.9 140
Gambar 5.5 Hidrograf satuan untuk soal 5.2 114 Gambar 5.25 Bagian-bagian HSS Cama l 141
Gambar 5.6 Besar dan urutan hujan efektif untuk soal 5.3 114 Cambar 5.26 Lebar DAS 0,751 (WU) dan O,ZiL (WL) dari outlet 142
Gambar 5.7 Hidrograf satuan, hidrograf akibat hujan 50 mm Cambar 5.27 Luas daerah hulu (AU) dan luas total DAS (A) 143
dan 30 mm, serta total hidrograf limpasan Gambar 5.28 Kedalaman hujan dan hidrograf limpasan soal 5.10 '151

langsung untuk soal 5.3 11 5 Gambar 5.29 HSS Camma 1 dan hidrograf limpasan soal 5.10 152
Cambar 5.8 Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif Gambar 6.1 Sketsa tekrrik penelusuran aliran sungai 154
yang berbeda 117 Gambar 6.2 Skema penelusuran hidrologis, aliran masuk
Gambar 5.9 Hidrograf satuan akibat hujan dengan durasi (inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran
t, : 1 jam dan t, : 2 jam untuk soal 5.4 1lg ke luar (outflow) di satu titik tinjauan 155
Gambar 5.10 Penjumlahan hidrograf satuan secara kumulatif 120 Gambar 6.3 Skema penelusuran hidraulik, aliran masuk
Gambar 5.11 Penggeseran Kurve S(t) menjadi S,(t) atau (inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran
Offset S-hidrograf 12O ke luar (outflow) pada beberapa titik tinjauan '156
Gambar 5.12 Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t,, Gambar 6.4 Skema perhitungan dengan Muskingum Method 160
atau U'(t) 121 Gambar 6.5 Hubungan antara S kumulatif dan Xl + (1-X)
Cambar 5.13 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan O kumulatif 165
durasi t, : 1 jam dan t,' : 2 jam untuk soal 5.5 122 Gambar 6.6 Hidrograf inflow rencana dan outflow untuk
Gambar 5.14 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan soal6.2 169
durasi t, : 1 jam dan t,' : 3 jam untuk soal 5.5 123 Gambar 6.7 Hidrograf inflow rencana dan outflow waduk
Gambar 5.15 HSS Nakayasu 125 dengan metode LPR untuk soal 6.3 175
Gambar 5.16 Hidrograf limpasan akibat hujan setinggi Cambar 6.8 Ketinggian air (H), hasil penelusuran waduk
25 mm, 50 mm, 15 mm, dan hidrograf limpasan dengan metode LPR untuk soal 6.3 175
total untuk soal 5.6 130 Gambar 6.9 Hidrograf inflow rencana dan outflow untuk
Gambar 5.17 Posisi L dan L. pada suatu DAS 13 j soal 6.4 180
Gambar 5.18 Hidrograf satuan Snyder Standar (tp : 5,5 t,) 131 Gambar 6.10 Pembaganan diferensi hingga persamaan
Gambar 5.19 Hidrograf satuan Snyder jika to I 5,5 t, 132 (6.38) sld (6.a1) 184
Gambar 5.20 HSS Snyder untuk soal 5.2 134 Cambar 6.11 Hidrograf inflow rencana (l) dan outflow (e)
Cambar 5.21 HSS SCS tak berdimensi 136 di titik 2,3, dan 4 untuk soal 6.5 1BB
Gambar 5.22 HSS SCS untuk soal 5.9 139
Gambar 5.23 Hidrograf limpasan langsung untuk soal 5.9 140

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunan Air I)ulltu Gonbor


(iarnbar 6.12 Muka air pada saat awal (0 jam), 3 jam, 6 jam,
dan 9 jam di titik 1 (0 m), titik 2 (5000 m), titik 3
(10000 m), dan titik 4 (15000 m) 189
Gambar 5.13 Hidrograf debit saluran di titik i: 1,2,3, dan 4
untuk soal 6.6 195

Aoftor Lampiran

Lampiran 3.1 Tabel Nilai Qu,,,,, d"n Ru,n,, 201


Lampiran 3.2 Tabel Nilai tc (1u,,,,,) untuk uji distribusi 2 sisi 202
Lampiran 3.3 Tabel Nilai Reduced Standart Deviation (Sn) dan
Nilai Reduced Mean (Yn) 203
Lampiran 3.4 Tabel Nilai Reduced Variate (Y,) 203
Lampiran 3.5 Tabel Nilai Variabel reduksi Gauss 2O4
Lampiran 3.6a Tabel Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log
Pearson Type lll (C atau Cs positiO 205
lampiran 3.6b Tabel Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log
Pearson Type lll (C atau Cs negatifl 206
tampiran 3.7 Tabel Nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, 12.,
(uji satu sisi) 2O7
Lampiran 3.8 Tabel Nilai AP kritis Smirnov-Kolmogorof 208
Lampiran 3.9 Tabel Luas Wilayah di bawah Kurve Normal 2Og
Lampiran 4.1 Grafik koefisien perbandingan curah hujan 213

xvt Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunon Alr


Qenf,afiuluan

1.1 BANGUNAN AIR


Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, bangunan sipil umumnya
dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: kelompok bangunan air,
kelompok bangunan transportasi, dan kelompok bangunan gedung.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yang dimaksud de-


ngan bangunan air adalah bangunan sipil yang tujuan dan fungsinya
untuk memanfaatkan, mengatur, dan mengendalikan air, baik aliran-
nya maupun daya yang terkandung di dalamnya. Bangunan air
umumnya relatif lebih bersifat masif dibandingkan dengan bangunan
gedung misalnya, dan bentuk permukaannya dibuat lengkung untuk
menghindari kontraksi air. Kelompok bangunan air cukup banyak,
diantaranya: bangunan sungai, bangunan irigasi, bangunan drainase,
bendungan, pelimpah, bangunan tenaga airlPLTA.

Bangunan sungai adalah bangunan air yang berada di sungai


dan dimaksudkan sebagai bangunan pengatur dan perbaikan sungai
serta pengendalian banjir. Beberapa contoh bangunan sungai yang
dimaksud yaitu: normalisasi, krib, perkuatan tebing sungai, tanggul,
ambang, pintu air, saluran penyalur banjir/kanal banjir, kolam penam-
pung banjir sementara, dan stasiun pompa.
Bangunan irigasi adalah bangunan air yang ditujukan untuk penalxpung banjir sementara, dan pompa merupakan bangunan
memenuhi kebutuhan air untuk pertanian yang disalurkan dan dibagi- penunjang.
bagikan secara terencana ke persawahan atau perladangan kemudian Bendungan adalah bangunan air yang dimaksudlcan untuk me-
d i buang setelah d ipergunakan sebai k-baiknya. Bangunan i rigasi terd i ri
nampung air. Potensi air yang tertampung dalam bendungan selanjut-
dari bangunan utama dan bangunan jaringan irigasi. nya dapat diergunakan untuk berbagai kepentingan, diantaranya: sum-
Bangunan utama irigasi dimaksudkan sebagai bangunan pengam- ber air irigasi, pembangkit tenaga listrik perikanan, dan pariwisata.
bil air kemudian untuk dialirkan ke areal persaw,ahan melalui jaringan Tubuh bendungan uthma, bendungan pengelak, terowongan
irigasi. Bangunan utama irigasi dapat berupa bendung atau bangunan pengelak, dan spillway adalah merupakan komponen-komponen ba-
pengambilan bebas. Jika muka air sungai lebih rendah dari areai per- ngunan yang biasanya terdapat dalam suatu bendungan.
sawahan yang akan diairi maka bangunan utama irigasi adalah berupa
Bendungan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: bendungan
bendung. Sebaliknya jika muka air sungai lebih tinggi dari areal per-
beton dan bendungan urugan. Bendungan beton adalah bendungan
sawahan yang akan diairi maka bangunan utama irlgasi adalah berupa
yang bahan konstruksi tubuh bendungan utamanya adalah beton. Ben-
bangunan pengambilan bebas.
tuk bendungan beton dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Bangunan jaringan irigasi terdiri dari saluran pembawa, saluran bendungan gaya berat, bendungan busur, dan bendungan berpeno-
pembuang, bangunan sadap, dan bangunan pembagi. Di samping itu, pang. Bendungan urugan adalah bendungan yang bahan konstruksi
karena terkendala topografi dan faktoi-faktor lainnya, dalam jaringan tubuh bendungan utamanya adalah timbunan batu dan tanah.
irigasi diperlukan juga bangunan-bangunan penunjang agar air dapat
Dalam pembangunannya, karena kondisi alam memungkin-
dialirkan dengan lancar, seperti: bangunan terjun, talang/jembatan air,
kan atau mengharuskan, maka dapat saja dalam suatu bangunan ben-
gorong-gorong, dan si pon.
dungan terdapat lebih dari 1 jenis bendungan. Sebagai contoh jenis
Bangunan drainase adalah bangunan air yang ditujukan untuk bandungan melengkung dapat menggabungkan kekuatan gaya berat
mengendalikan kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembe- dan busur dalam menjaga kestabilan. Bendungan yang panjang dapat
san, aliran air dari hulu dan hilir, pada suatu kawasan seperti: kawasan dibuat dari beton pada bagian sungainya, termasuk spillway dan pintu-
permukiman, perdagangan, perindustrian, perkantoran, bandara, Ia- pintu air pembuangnya, sedangkan sisa panjangya merupakan sayap
pangan olah raga, dan kawasan pertanian. Pengendalian kelebihan air bendungan yang terdiri dari urugan batu dan tanah.
yang dimaksud dapat dilakukan melalui upaya meresapkan, menaffr-
pung sementara, dan mengalirkan air ke suatu tempat namun dengan 1.2 DEBIT RENCANA
tidak menimbulkan dampak negatif yang baru (dampak negatif yang
Agar dalam tahapan pelaksanaan proyek konstruksi bangunan
baru diupayakan sekecil mungkin).
sipil dapat berjalan lancar dan hasilnya dapat memberikan manfaat
Bangunan drainase, secara umum dapat dibagi menjadi 2 ke- yang seoptimal mungkin maka salah satu tahapan kegiatan yang
lompok, yaitu: kelompok bangunan utama dan bangunan penunjang. dilakukan adalah tahapan perencanaan teknis.
Jaringan saluran drainase merupakan bangunan utama. Sedangkan
bangunan terjun, talanlembatan air, gorong-gorong, sipon, kolam

Pendohuluan
Teknik Perhilungon Deltil Rt'utunu lkurgrtnrut Ait
Perencanaan teknis suatu bangunan air dapat ditinjau dari be- perhitungan debit rencana. Buku ini dibagi dalam 5 bab. Masing-
berapa aspek, diantaranya aspek sti'uktur dan aspek hidrolis. Peren- masing bab isinya adalah sebagai berikut:
canaan dari aspek struktur dimaksudkan agar bangunan air kokoh
terhadap gaya-gaya yang beker.ia. Perencanaan dari aspek hidrolis Bab 1: Pendahuluan
dimaksudkan agar bangunan air mampu mengalirkan debit tertentu Dalam bab ini dijelaskan pengertian bangunan air, jenis-je-
dengan aman tanpa menimbulkan kerusakan pada bangunan air yang
nis bangunan air dan fungsinya. Selanjutnya, dijelaskan pula
bersangkutan.
bagaimana peran debit rencana dalam perencanaan suatu
bangunan air.
Beberapa data yang diperlukan dalam perencanaan bangunan
Bab 2: Pengertian dan pemilihan metode perhitungan debit
air dari aspek hidrolis adalah: data karakteristik daerah pengaliran rencana.
(data topografi dan data tata guna lahan), data iklim, data curah hujan,
Bab 2 akan menguraikan pengertian debit rencana serta
dan data clebit. Data tersebut selanjutnya akan digunakan dalam pengertian-pengertian lainnya yang terkait dengan debit ren-
perhitungan debit rencana.
cana. Di samping itu, Bab 2 akan menjelaskan faktor-faktor
Besar-kecilnya nilai debit rencana akan menentukan besar- yang berpengaruh dalam pemilihan metode perhitungan de-
kecilnya dimensi hidrolis suatu bangunan air. bit rencana.
Dimensi hidrolis suatu bangunan air yang lebih besar akan lebih
Bab 3: Perhitungan hujan rencana dan intensitasnya.
Salah satu data masukan dalam perhitungan debit rencana
aman dalam mengalirkan debit tertentu, namun dimensi yang lebih
pada Bab 4 adalah hujan rencana dan intensitasnya. Oleh
besar akan berdampak pada biaya yang lebih mahal atau melampaui
karena itu, Bab 3 akan menjelaskan cara analisa dan pengujian
batas-batas ekonomis yang dapat dipertanSSung jawabkan'
data hujan, cara penggunaan distribuSi probabilitas dalam
sebaliknya dimensi hidrolis bangunan air yang lebih kecil akan perhitungan hujan rencana, cara pengujian hasil perhitungan
menjadi kurang aman dalam mengalirkan debit tertentu. Oleh karena hujan rencana, dan perhitungan intensitas hujan rencana.
itu, perhitungan debit rencana menjadi bagian yang sangat penting Bab 4: Metode Rasional, Weduwen, Melchior, dan Haspers.
dalam tahap perencanaan teknis. Bab 4 akan menjelaskan cara perhitungan debit puncak atau
Metode perhitungan debit rencana cukup beragam sesuai de- debit rencana berdasarkan metode Rasional, Weduwen,
ngan ketersediaan data. Namun dalam buku ini yang disajikan hanya Melchior, dan Haspers. Bab inijugaakan menjelaskan batasan-
beberapa metode yang data masukannya berkaitan dengan data hujan batasan penggunaan masing-masing metode tersebut.
dan data karaktersitik daerah pengaliran. Bab 5: Hidrograf Satuan.
Bab 5 akan menjelaskan pengertian hidrograf, asumsi dan
1.3 MAKSUD PENULISAN DAN ISI BUKU dalil yang mendasari penurunan hidrograf satuan, cara-cara
menurunkan hidrograf satuan nyata dan hidrograf satuan
Buku iniditulisdengan maksud sebagaisalah satu buku pedoman
sintetis serta cara-cara menggunakan masing-masing metode
bagi pembaca dalam mempelajari hidrologi terutama dalam bagian , hidrograf satuan dalam perhitungan debit rencana.

Teknik Perhitungon Deblt Rencono fungunon Alr


fundohuluon
Bab 6: Penelusuran Debit Rencana.
Jika hidrograf debit rencana cara sudah diketahui pada suatu
titik tinjauan di sungai atau saluran maka hidrograf debit di
titik tinjauan lainnya, dalam kondisi tertentu, dapat ditentukan
tanpa melakukan pengukuran langsung, yakni dengan teknik
penelusuran. Bab 6 akan menjelaskan teknik peneluruan
tersebut mulai dari pengertiannya hingga cara-cara yang dapat
dipergunakan untuk perhitungan.
{Penge rtian fan Qemififran
Metode penulisan isi masing-masing bab adalah: uraian menge-
etofe Serfritunoan
nai pengertian dan rumus-rumus yang terkait dengan topik bab atau cDe1it func"ana
sr,rb bab serta contoh-contoh perhitungan secara rinci.

-oo0oo-
2.1 BEBERAPA PENGERTIAN TERKAIT DENGAN
DEBIT RENCANA
1. Debit rencana (Qr) adalah debit dengan periode ulang tertentu (T)
yang diperkirakan akan melalui suatu sungai atau bangunan air.
2. Periode ulang adalah waktu hipotetik di mana suatu kejadian
dengan nilai tertentu, debit rencana misalnya, akan disamai atau
dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini
tidak berarti bahwa ke.iadian tersebut akan berulang secara teratur
setiap periode ulang tersebut.

Contoh:
Misalnya debit rencana dengan periode ulang 5 tahun (Qr)
: 10 m3/detik, tidak berarti debit sebesar 10 m3/detik akan terjadi
secara periodik 1 kali setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada
kemungkinan terjadi 1/5 kali terjadi debit yang besarnya yang sama
atau lebih dari 10 m3/detik.

Artinya dalam 5 tahun ada kemungkinan 1 kali terjadi debit


yang besarnya sama atau lebih dari 10 m3/detik. Dalam 10 tahun ada
kemungkinan 2 kali terjadi debit yang besarnya sama atau lebih dari
10 m3/detik.

Tekntk Perhttungon Deblt Rcncono fungunon Alr


3. Peluang terjadinya Q > Q, setiap tahun dapat dirumuskan sebagai L:. Cunakan persamaan (2.2i:
berikut: r(Q<Q,) : (1 -1,/5) xiilu%:{]ti,i,i,
P(Q>Qr) :
1
(2.1) atau jumlah keiadianni,a claiarn 5 tathuri *. $L,'jr,: x5 : 4 kali.
rx100%
i-. Da[am kurun waktu 5 tahun, 10 tahun, dan Zt] tahur: iurnialr
dengan P : peluang('1.);T : periode ulang (tahun); Q : debit kejadian Q * q, dan jurmlah kejarJian Q < Q, arJ,rlah:
(m3/detik); Q, : debit rencana dengan periode ulang T (m3/
-label
detik). 2.I Contoh tlubungan periode ulang dan yirin/ah kerjadlan
4. PeluangQ < Qrsetiap tahun dapatdirumuskan sebagai berikut: disamai atau dilarnp aui dan jumlah kejadian yang lt:blh kecif riuri Q

< Q-) : tt -
1
100% (2.2)
fumiahkeiadian
'- iI lumiah
. -
keiaclian Q ( (1,
f
P(Q
1)x _ Q>Q.x Ys*-- _l___r',-------'---'j---"*"-
__ _- _
I
r
[
5. Risiko atau peluang Q > Q, paling tidak 1 kali dalam rentang n 20%x5:lkalr_ _t__ laO?" yS 4kalr
__ _
t
_ -.1
tahun beru rutan adalah: 2}nloy.10 : 2kalr I 80"1,,x10 * Bkalr
*_,- }i

P(Q > Q,)" : 1- (1 - 1 ;'* too% (2.3) 20"1"x20:4kali Ia0?" x20: 16kali
T
Contoh soal 't: Contoh soal 2:

Jika debit (Q) dengan periode ulang 5 tahun besarnya 100 m3/detik, JikaQr:100 m3/detik.
selanjutnya ditulis Q, :
100 m3/detik, direncanakan melewati suatu Peftanyaan:
saluran atau digunakan sebagai data masukan dalam mendimensi
profil melintang saluran.
a. Berapakah risiko atau peluang Q > Q, paling tidak t kali dalani
'l tahun?
Pertanyaan: b. Berapakalr risiko atau peluang Q > Q, paling tidak 1 l<ali dalam
a. Berapakah peluang Q > Q, setiap tahun? 5 tahun?
b. Berapa peluang Q < Q, setiap tahun? (," Berapakah risiko atau peluang Q> Qo paling tidak 1 kali dalarn
'10
c. Berapa jumlah kejadian Q > Q, dan jumlah kejadian Q< Q, tahun?
dalam kurun waktu 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun? jawaban:

Jawaban: Cunakan persamaan (2.3):


a. Cunakan persamaan (2.1): a. P(Q > Qu)': l- (1 - (1/5))1 x 1oo% : 20%
I
b. P(Q > Qri': 1- (1 - (1/5))s x 100% : 67,23ot',
P(Q > Q")::xl00o/o=20o/o
"5 atau jumlah kejadiannya dalam 5 c. P(Q > Qr)'o : 1- (t * (l/S))to x 100% "- 89,?.6'/o
tahun:2Oolox5:1kali.

Teknik Perhitungan Debit Rencotto Bongunon Air Itangt'tltot't dtilt I]t'nttltlton Mr'ltxlt l\,tlttlrutq,ut l\,1\1. Il('n\\trtt)
2.2 1'F-MIL!HAN METODE PERHITUNIGAN DEBIT dalam selang 1 tahun di atas ambang tertentu dan hanya cocok
l.;tN(lAfvA untuk data yang didapat dari pos duga air: otomatik"
l'r'rretap:rn masing-masing metode dalam perhitungan debit 4. Metode empiris.
rt)ncana, secara umum bergantung pada ketersediaan data. Data yang Metode ini dipergunakan apabila data hujan dan karateristik da-
climaksud antara lain data hujan, karateristik daerah aliran, dan data erah aliran tersedia. Contoh metode yang termasuk dalam kelom-
tiebit. pok metode iniadalah:
Ditinjau dari ketersediaan data hujan, karateristik daerah aliran, o Metode Rasional.
dan data debit, terdapat 6 kelompok metode perhitungan debit e Metode Weduwen.
rencana, yaitu: r Metode Haspers.
i " Metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir. e Metode Melchior.
Metode ini dipergunakan apabila data debit tersedia cukup pan- o Metode Hidrograf Satuan.
jang () 20 tahurr), sehingga analisisnya dapat dilakukan dengan 5. Metode analisis regresi-
distribusi probabilitas, baik secara analitis maupun grafis. Sebagai Metode ini menggunakan persaman-persamaan regresi yang di-
cr:ntoh distribusi probabilitas yang dimaksud adalah: hasilkan lnstitute of Hydrology (loH) dan Pusat Penelitian dan
Pengernbangan Pengairan, yaitu didapat dari data hujan dan
" Distribusi probabilitas Cumbel.
o Distribusi probabilitas Log Pearson. karakteristik daerah pengaliran sungai (DPS), selanjutnya untuk
o Distrihusi probabilitas Log Normal. banjir dengan periode ulang tertentu digunakan lengkung analisis
regional.
2" lortetode analisis regional.
Apabila data debit yang tersedia ( 20 tahun dan > 10 tahun maka 6. Model matematika.
ijebit rencana dapat dihutung dengan metode analisis regional. lvletode ini dipergunakan apabila selang waktu pengamatan data
Data debit yang dimaksud dapat dari berbagai daerah pengaliran hujan lebih panfang dari pada pengamatan data debit, selanjutnya
yang ada tetapi masih dalam satu regional. untuk memperpanjang data aliran yang ada digunakan model
matetatika kemudian besar debit banjir rencana dihitung dengan
Prinsip dari metode analisis regional adalah dalam upaya mem-
analisis frekuensi atau menggunakan distribusi probabilitas,
peroleh lengkung frekuensi banjir regional. Kegunaan dari leng-
contohnya: Cumbel, Log Pearson, dan Log Normal.
kung frekr-rensi banjir regional adalah untuk menentukan besarnya
debit rencana pada suatu daerah pengaliran yang tidak memiliki -oo0oo-
data debit.

3. Metode puncak banjir di atas ambang.


Metode ini dipergunakan apabila data debit yang tersedia antara
3-10 tahun. Metode ini berdasarkan pengarnbilan puncak banjir

t0 Teknik Perhitungan Debit Rencona Bangunan Air Pengerllon <lon Pemlllhon *letrxle Perhitungon Deblt Rencono 1t
f{ujon funcana
dan Intensitasrqta

3.1 PENGERTIAN HUJAN RENCANA


1. Hujan rencana (X.) adalah hujan dengan periode ulang teftentu
(T) yang diperkirakan akan terjadidi suatu daerah pengaliran.
2. Periode ulang adalah waktu hipotetik di mana suatu kejadian
dengan nilai tertentu, hujan rencana misalnya, akan disamai atau
dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini
tidak berarti bahwa hujan rencana akan berulang secara teratur
setiap periode ulang tersebut.

Contoh:
Misalnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xs):10 mm,
tidak berarti hujan sebesar 10 mm akan terjadi secara periodik 1 kali
setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada kemungkinan terjadi
1/5 kali terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari 10 mm.

Artinya dalam 5 tahun ada kemungkinan 1 kali terjadi hujan


yang besarnya yang sama atau lebih dari 10 mm. Dalam 10 tahun ada
kemungkinan 2 kali terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari
10 mm.
Berdasarkan persamaan (3.4), dapat dilihat bahwa nilai X akan
3. Peluang terjadinya X = X, setiap tahun dapat dirumuskan sebagai
makin bresar jika nilai P makin kecil. Artinya, rnisalkan X adalah hujan,
berikut:
makin besar curah hujan maka frekuensi kejadiannya makin kecil.
Atau frekuensi hujan yang sangat iebat adalah lebih kecil dibandingkan
P(X > .T:
X") lx 100% (3.1)
dengan frekuensi hujan yang bukan lebat.
dengan p : peluang (1");T : periode ulang (tahun); X : hujan Dalam analisis frekuensi suatu kejadian (hujan atau debit) diper-
(mm); Xr - hujan rencana dengan periode ulang T (mm).
Iukan seri data (hujan atau debit) selama beberapa tahun. pengambir-
4. Peluang X ( X, setiap tahun dapat dirumuskan sebagai berikut: an seri data untuk tujuan analisis frekuensi dapat dilakLrkan dengan 2
metode, yaitu;
P(x < xr) - (1 - *,* 1oo% (3.2) a. Seri p:rrsial (partial duratic'n -serie-s).
T
Metode ini digunakan apabila clata yang tersedia kurang dari '10
5. Risiko atau peluang X > X, paling tidak 1 kali dalam rentang n tahun runtut waktu" Dalarn metode ini, ditetapkan dulu batas
tahu n berurutan adalah :
bawah suatu seri data. Kemudian semua be:;aran data yang lebih
besar dari batas bawah tersebut diambil menjadi bagian serr
P(x > Xr)n - 1- (1 - l,^
T
* roo?o (3.3) data.

Pengambilan batas bawah dapat dilakukan dengan sistenr pering,-


6. Besarnya hujan rencana ditentukan berdasarkan analisis Frekuensi
kat. Caranya adalah dengan mengambil semua besaran data yang
atau distribusi probabilitas (peluang).
cukup besar kemudian diurut dari besar ke kecil. Data yang diam-
3.2 ANALISIS FREKUENSI bil untuk kepentingan analisis adalah sesuai dengan pan.iang clata
dan diambil dari besaran yang paling besar.
Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara
besarnya suatu kejadian ekstrem (maksimum atau minimum) dan Akibat dari metode penganrbilan seri data seri parsial adalah
frekuensinya berdasarkan distribusi probabilitas. dimungkinkannya dalam satu tahun diambil data lebih dari satu,
sementara pada tahun yang lain tidak ada data yang diambil karena
Hubungan antara besarnya kejadian ekstrem dan frekuensinya
data yang tersedia di bawah batas bawah.
atau peluang kejadiannya adalah berbanding terbalik. Dengan kata
lain dapat dirumuskan: b. Data maksimum tahunan (annual maximum series).
Metode ini digunakan apabila data yang tersedia lebih dari 10
tahun runtut waktu. Dalam metode ini, hanya data maksimum
x - ]P (3.4)
yang diambil untuk setiap tahunnyq, atau hanya ada 1 data setiap
Keterangan rumus: tahun.
X - besarnya suatu kejadian. Akibat dari metode pengam[rilan seri data maksimum tahunan
P - frekuensi atau peluang suatu kejadian. . adalah data terbesar ke dua dalam suatu tahun yang lebih besar

I lrtJrut Rotx otnt dtttr lttl eutil rtsrtytt ,n


14 Teknik Perhitungan Deblt Rencono Bongunon Alr
t t/.
4.tll l. rt ; it
h-'-l.rl 'i irrtill \,,
niiainya clari .lata le;[re:,ar patizr iahun ]i.llr8, ld;l) rrrerrjadi ticlak atau membagi data sebelum atau sesudah perubahan/patahan)
drperhrtungkan d.ti.int .rnal isis. dengan faktor koreksi:

3.3 PENGUJIAN SERI DATA g (3.s)


o
Beberapa rangkaian pengujian dilakuan terhadap seri data (data
hujan atau data debi0 yang terkumpul sebelum digunakan sebagai data Keterangan rumus:
masukan dalam analisis frekuensi, 2 diantaranya adalah uji konsistensi :
B kemiringan kurve setelah patahan.
dan uji homogenitas. o: kemiringan kurve sebelum patahan.
a. Uji Konsistensi
Uji konsistensi data dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran Seri data stasiun B (referensi)
data lapangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor:
. Spesifikasi alat penakar berubah. a
a-'
a

r Tempat alat ukur dipindah. .. /B


. Perubahan lingkungan di sekitar alat penakar.
.lz-
.'/
Jika dari hasil pengujian ternyata data adalah konsisten artinya tidak
/a
terjadi perubahan lingkungan dan cara penakaran, sebaliknya jika
ternyata data tidak konsisten artinya terjadi perubahan lingkungan dan
cara penakaran. Seri data stasiun A (yang diuii)
Cara pengujian konsistensi data hujan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, d iantaranya: Gambar 3.1 Sketsa analisa kurve masa ganda Stasiun A dan B

a.'l Metode Curve Massa Ganda a.2 Resca/ed Adiusted PartialSums (RApS)
Dalam metode ini nilai.kumulatif seri data yang diuji (stasiun A Dalam metode ini, konsistensi data hujan ditunjukkan dengan nirai
rnisalnya), dibandingkan dengan nilai kumulatif seri data dari kumulatif penyimpangannya terhadap nilai rata-rata berdasarkan
stasiun referensi (stasiun B misalnya). Stasiun referensi dapat persamaan berikut:
berupa rerata dari beberapa stasiun di dekatnya. k,
Nilai kunrulatif seri data digambarkan pada grafik sistem koordinat
sr* : Xf V) (3.6)
i=1
kartesius (X-Y). Kurve yang terbentuk kemudian diperiksa untuk
melihat perubahan kemiringan.
\z
Iv
H'l
(3.7)
lika kurve berbentuk garis lurus artinya dataA konsisten. Sebaliknya N
iik.r tr.riadi perubahan/patahan kemiringan bentuk kurve, artinya
'" ,,rl,rt.r A tidak konsisten dan perlu dilakukan koreksi (mengalikan rlengan k : 1,2,......N; pada saat k :0makaSu.:0

Teknik Perhitungan Debit Rerxono Bongunan Air Ih t j0n Ren( (nrt r lon lnl t,ttti I t tsttyo
Contoh soal 3.1:
Jika persamaan (3.6) dibagi dengan deviasi standar (Dy) maka akan
diperoleh Resca/edA diusted Partial Sums (RAPS) atau dirumuskan Diketahui pencatatan data hujan di stasiun A, B, dan C selama kurun
sebagai berikut: waktu 10 tahun adalah seperti Tabel (3.1). Lakukanlah uji konsistensi
data hujan stasiun A dengan Metode Kurve Massa Canda.
..*
JK
su* (3.8)
Dy Tabel 3.1 Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1
/ _\" Data hujan harian maksimum Re.ala Stasiun
D.2:
. : igtfl-
l-l
N
(3.e)
Tahun

A
Stasiun
B c
BdanC
Kumulatif stasiun

A Referensi

2007 110 60 85 72,50 110,00 72,50


Keterangan rumus (3.6) s/d (3.9): 2006 156 76 s9 67,50 266,O0 r40,00
2005 t87 99
Su* : nilai kumulatif penyimpangannya terhadap nilai rata-rata. 2004 122 155
94
73
96,50
114,00
453.OO
575,00
236,50
350,50
L : nilai data Y ke-i. 2003 90 7B 97 87,50 66s,00 438,00
Y : nilai Yrata-rata. 2002 67 95 144 r 19,50 732,00 557,50

N : jumlah data Y. 200'l BB 65 167 116,00 820,00 673,sO

Sn.. :
2000 77 86 79 82,50 897,00 756,OO
Resca/ed Adjusted PartialSums (RAPS).
Dy : deviasi standar seri data Y. 900

2000
Setelah nilai Su.' diperoleh untuk setiap k, tentukan nila Q dan R 800

'd
terhitung dengan rumus: co 700

a: lSu"l-aLs
atau R : 5k'. maks - Su.'min
L
e
E
600

c
: 5@
Bandingkan, untuk jumlah data (N) dan derajat kepercayaan (o) o
o
.A 400 2004 . ,.
tertentu, nilai-nilai di bawah ini:
g
o Q terhitung dengan Qu,n,, E
300

o R terhitung dengan Ru,,,,,. 3 2W


Y
Nilai Qu,,,,. dan Ru,no dapat dilihat dalam Tabel di Lampiran 100

{3.1). 0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
lika:
Kumulatif siasiun A
o Q terhitung ( Qu,.,., atau
r Rterhitung { Ru,n,,. Gambar 3.2 Analisa kurve rnassa ganda soal 3.1
maka seri data yang dianalisis adalah konsisten"

i: kttk t\'r ltitrtngln Dt'l\il Rt nt til,tt ll,tnqrtntnt Atr lfujan Rencano don lntensitosnyo ,9
Berdasarkan Cambar (3.2) perubahan kemiringan kurve terjadi 1000

setelah tahun 2005. Oleh karena itu, data stasiun A dari tahun sebelum 900

atau sesudah tahun 2005 harus dikoreksi. '6 800


c
$ zoo
Berdasarkan Cambar (3.2) diperoleh: o
i uoo

cr : kemiringan kurve sebelum patahan p


a
soo

s 40O

_ 236,5-72,5
0,48 E
E
soo
453
110 :
E
Y 200

B: kemiringan kurve setelah patahan. 100

_ 756-236,5
1,17
o
200 300 400 500 600 700 800 9oo 100c
897 - 453
Kumulatif stasiun A

Jadi faktor koreksi


q 117 : 2,44 Cambar 3.3 Analisa kurve massa ganda sete/ah koreksi data
tl 0,48
stasiun A
Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun A dari 2005 Berdasarkan Cambar (3.3), terlihat tidak terjadi perubahan
sld 2OO7 dengan cara membagi data tersebut dengan faktor koreksi kemiringan kurve secara berarti, jika dibandingkan dengan Cambar
sehingga diperoleh data seperti Tabel (3.2) dan Cambar (3.3)' (3.2). Sehingga data stasiun A pada Tabel (3.2) menjadi konsisten.

Tabel 3.2 Analisa kurve rnassa ganda untuk soal 3.1 setelah koreksi Contah soal 3.2:
data stasiun A Diketahui seri data hujan tahunan seperti tercantum dalam kolom (2)
Data hujan harian maksimum Rerala
Tabel (3.3). Tentukan apakah seri data tersebut konsisten atau tidak
fahun Stasiun Stasiun B Kumulatif stasiun berdasarkan Metode RAPS.
dan C
A B c A Referensi
Tabel 3.3 Perhitungan konsistensi seri data dengan Metode RAPS
2007 45,13' 60 85 v2,io 45,1 3 72,50
2006 64,OD4 76 59 67,50 109,13 140,00 untuk soal 3.2
2005 76,72* 99 94 96 50 185,85 236,50
7) 11400 307.85 I 50,50 K v. su* D2 *
?00.4 122,OO 155 Y.. Y v
su*
q-7 B7 i0 '397.85 438.0U
2003 90,00 7B

2002 67.00 95 1.44 r 19,50 464 85 557.54 (1) (2) (3) (4) (s) (6)
;
!1111 * 88,00 65 167 116 00 552.85 67 3.54
I 1 100 -101 7,85 -1017,85 86334,23 1,25
.,rl( )f) 77.OQ 86 79 82,50 629,85 756.OO
2 1 890 227,85 1245.69 4326.16 1,51
a
,l t00 17,85 1263,54 26,54 1,55
.1
1350 767 "85 -20.31,38 49132 ,3 I "2,49
2500 382,'l s -r 649,23 12170,13 2,()2:
(t r 205 -912,85 -)562,08 69440,68 3,14
I l'ro 1t.\7 !.1 \ l.lri9,92 95792,82 'I
.83

Teknik Perhitungon Dehit Rt'ncono llongtnon Air I lttjott Retx otttt <httt lttl t,ttsiltttrtytt
Tabel 3.3 laniutan So' kolom (O
o Kolom (6) - Sk -
K Yr
Y,'Y sr* Dx
v
s** *
%Dv
Berdasarkan Tabel 3.3 didapat:
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Q terhitung : lt-..1 maks : 3,14.
8 2620 502.1 5 -987.77 21013.21 -1,21
9 2184 66,15 -921,62 364,69 1,1 3
Berdasarkan Tabel pada Lampiran (3.1), jika jumlah data adalah
l0 3925 1 807,1 5 88s.54 ?7 )150.42 1,09
'I -647,85
13 dan derajat kepercayaan 5% maka nilai:
1 1470 237.69 .r4975,39 o,29

r
't2
13
2320
't678
202,15
-439,85
439,85
0,00
3405,51
16122,05
0,54
0,00
a 1,411; ?tdu Qrritis : 1,411 * f, :1,41f xJG
Total 27532 665254,14
5,08
Keterangan Tabel (3.3): Oleh karena:

r Nirai v- ;[N - 223: 2r17,8s.


o Qterhitung(Qu,uu.
13 maka seri data hujan pada Tabel (3.3) adalah konsisten.

. D,, : *+ N :66s2s4,14.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah seri data
i-r
yang terkumpul dari 2 stasiun pengukur yang berada di dalam
. Dv : (665254,1410's - 815,63. suatu daerah pengaliran atau salah satu berada di luar daerah
. Kolom (3) : kolom (2)- V pengaliran yang bersangkutan berasal dari populasi yapt r"*.
. Kolom (4) baris pertama : persamaan (3.6) pada saat k:1 atau bukan.
sehingga : kolom (3) baris pertama. Pengujian homogenitas suatu seri data dilakukan dengan Metode
. Kolom (4) baris ke dua : kolom (4) baris pertama + kolom Uji-t, yang rumusnya sebagai berikut:
(3) baris ke dua.
. Kolom (4) baris ke tiga - kolom (4) baris ke dua + kolom (3) E&)
baris ke tiga.
t: 1l) (3.1 0)
11
o _+_
Kolom (4) baris ke empat : kolom (4) baris ke tiga + kolom
Nr N2
(3) baris ke empat.
Kolom (4) baris ke lima dan seterusnya, cara perhitungannya
N, S,2 + N, Sr2
arlalah sama. (3.1 1)
. Kolom (5) persamaan (-]"8). N, +N, -2

kolom(3I; N adalah jumlah


data : t2.
N

feknik Perhitungon Debit Raru rrrvt [knqunon Air Hu J on Re nc ono clon lr t l t, rts l l osnyo 23
,,,
I(*,, -I,F (3.12)
Jawaban soal 3.3:
Tabel 3.4 Uii homogenitas data huian dengan Metode Uii-t
No Stasiun A (X,,) Kolom Kolom Stasiun B Kolom Kolom
0\
:1, ,, -*,)' "' (3) (4) (Xr) (5)

5":
' (3.13) 1 120,00
't49,20
11,63 1 35,33 90,80 -0,93 o,85
N, -1 2 40,83 1667,16 96,20 4,47 20,0r
3 1 00,1 0 -8,267 68,34 91,00 -o,73 0,53
dk-Nr+Nz-2 (3.14) 4 100,00 -8,37 70,oo 80,00 11,73 137,52
5 95,20 -13,'t7 173,36 90,00 1,73 2,98
80,00 11.73 137,52
- rumus (3.10 s/d (3.14):
Keterangan 6
7
200,00
248,90 r
9"t,63
40,53
8396,66
19749,61 75,OO -16,73 279,78
t : variabel -tterhitung. o 1 29,30 20,93 438,20 90,00 1,73 2.94

Xr : rata-rata hitung sampel ke.l. 9 64,20 44,17


-6,O7
19s0,70 140.00
I 1,50
48,27
19,77
2330,31
390,98
X2 :
10 r 02,30 36,81 1
rata-rata hitung sampel ke'2. 11 204,50 96,'t3 9241 ,61 97,20 5,47 29,96
Nl jumlah sampel set ke-1. 12 80,40 -27 _97 782,14 77,60 -14,13 199,56

N2 : jumlah sampel set ke.2. 13 10,10 -98,27 9656,34 61,50 -30,23 913,65
"t4 0,50 -97,87 9577,89 99,80 8,O7 65,!I
o deviasi standar. 15
r

10,80 -97,57 9519,26 95,30 3,57 12,77


S,' varian sampel set ke-l.
I 1625,50 71463,61 1375,90 4524,59
Sr' varian sampel set ke-2.
108,37 91,72
dk derajat kebebasan. x
Berdasarkan hasil perhitungan nilai t (menggunakan persamaan Keterangan Tabel (3.4):
3.10 s/d 3.14), akan diperoleh 2 kemungkinan yaitu: Kolom (3) : (X, X,l
o t terhitung > t, atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji Kolom (4) : (X,r \f
tidak berasal dari populasi yang sama. Kolom (6) : (Xzi nl
. t terhitung < t, atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji Kolom (7) : (X2i af
berasal dari populasi yang sama.
Nilai t, dapat dilihat pada Lampiran (3.2). Berdasarkan Tabel (4.4) diperoleh nilai-nilai: S,, 52, o, t, dan nilai dk
sebagai berikut:
1t2
Contoh soal 3.3:
sr: >(*,, &)'
Diketahui data curah hujan harian maksimum (mm) dari Stasiun A N'l
dan Stasiun B, seperti tercantum dalam kolom (2) dan kolom (5)Tabel
1/2
(3.4). Hitung tingkat homogenitas data hujan tersebut dengan Metode 71463,6133
uji-t. 15-1
:71 ,4461

24 Teknik Perhitungan Deblt Renunn Bongunan Air


lltt jttn Rt,tt< tttttt tkut IttI tttrlI osttyo
distribusi probabilitas kontinu yang sering digunakan, yaitu: Cumbel,

J2
Il*,, &)"" Normal, Log Normal, dan Log Pearson Type lll.
N1 Penentuan jenis distribusi probabilitas yang sesuai dengan data
dilakukan dengan mencocokkan parameter data tersebut dengan syarat
_ 4524,5895 ''' masing-masing jenis distribusi seperti pada Tabel (3.5).
15 1

:17,9773 Tahel 3.5 Persyaratan parameter statistik suatu distribusi


112
No Distribusi Persyaratan
N, s,' + N, 5r'
N1+Nr, c. : 1,14
1 Cumbel :
Ck 5.4
il2
15 x V1,44612 + 15 x 17 ,97732
Normal
Ct=o
15+15 2
2
Cu=3
:53,9232 3 Log Normal
C:C3+3C
Cr: C"u + 6C,6 + l5Ca + 16C,'?+ 3

^,:;H=I?'
F., x,) 4 Log Pearson

Sumber: Bambang, T (2008)


lll Selain dari nilai diatas

('toa,loor -91,7267 Keterangan Tabel (3.5):


tt2
53,9232
r 1

: 0,8451
15
-+- 15
o :
n !x,
i-1
X)'
Koefisien kepencengan (Cs) (3.1s)
(n 1)(n 2)(S)3
dk: N, + N, -2 :28. i

Dari Tabel Nilai t kritis untuk Distribusi-t uji dua sisi (lihat
n' lX, X)'
Lampiran 3.2), dapat dilihat bahwa untuk dk : 28 dan derajat
o Koefisien kurtosis (Ck) : I
(3.1 6)
(n 1)(n 2)(n 3XS)o
kepercayaan cr, : 5"/o atau to.o, diperoleh nilai t tabel : 1 ,7O1.
n

Oleh karena t terhitung < t tabel maka dapat disimpulkan bahwa ./Ji
seri data hujan dari stasiun A dan stasiun B pada Tabel (3.4) adalah o X: nilai rata-rata dari X : i-1
(3.17)
homogen atau berasal dari satu populasi. n

9.4 DISTRIBUSI PROBABILITAS


o Standar Deviasi (S) :
X, x),
Dalam analisis Frekuensi data hujan atau data debit guna (3.18)
memperoleh nilai hujan rencana atau debit rencana, dikenal beberapa
n'l

leknik Perhitungon Deltit Rencano Bongunan Air HuJon Rencono don lntensltosnyo 27
o Xi : data hujan atau debit ke-i lawaban soal 3.4:
o n: jumlahdata 1. Hitung paramater statistik data seperti Tabel (3.6):
Tabel 3.6 Perhitung,an Parameter Statistik
Di samping dengan menggunakan persyaratan seperti tercan-
tum dalam Tabel (3.5), guna mendapatkan hasil perhitungan yang No Curah hujan; Xi (mm) (xi-x) (xi-x),
meyakinkan, atau jika tidak ada yang memenuhi persyaratan pada (1) (2) (3) (4)

Tabel (3.5) maka peng8unaan suatu distribusi probabilitas biasanya 1 83,00 22,90 527,62
2 125,00 19,03 362,14
diuji dengan metode Chi-Kuadrat atau Smirnov Kolmogorov. 3 1 00,30 -5,67 32,15
4 35,43 1255,29
a. Distribusi Probabilitas Gumbel 5
141 ,40
B0,00 25,97 674,44
4,37 19,10
Jika data hujan yang dipergunakan dalam perhitungan adalah 6
7
101,60
131,20 25,23 636,55
berupa sampel (populasi terbatas), maka perhitungan hujan ren- 8 80,00 25,97 674,44
9 96,20 -9,77 95,45
cana berdasarkan Distribusi Probabilitas Cumbel dilakukan de- lo 't
21,00 15,03 225,90
ngan rumus-rumus berikut. T 1059,70 4503,08

Xr:X+SxK (3.19) a. Harga rata-rata (X):

Keterangan rumus:

hujan rencana atau debit dengan periode ulang T. X


i
i-l
\ n
X nilai rata-rata dari data hujan (X).
1059,7
S : standar deviasi dari data hujan (X).
't0
K faktor Frekuensi cumbel: K : I= Y' (3.20) '105,97 mm.
sn
b. Standar Deviasi (S):
Yt reducedvariate:-Ln-LnT-l (3.21)
T
= nilai Y, bisa ditentukan berdasarkan Lampiran (3.4).
5n Reduced standard deviasi (lihat Lampiran 3.3). S:
Yn Reduced mean. (lihat Lampiran 3.3).
4503,09'10
Contoh soal 3.4:
10 1

Diketahui data hujan harian maksimum dalam 10 tahun pengamatan


22,37.
seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.5). Hitunglah besarnya
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
Probabilitas Cumbel.

28 Teknik Perhitungon Debit Rencona Eongunon Air l'lttjttrt lletx otnt ilnr lttl t'ntil ttsttyrt 29
2. Hitung K
lawaban soal3.5:
Dengan jumlah data (n) : 't0 maka didapat:
1. Hitung parameter statistik data (lihat Tabel 3.6), diperoleh:
Y. = 0,4952 (lihat Lampiran 3.3). a. Harga rata-rata (X):
Sn : 0,9497 (lihat Lampiran 3.3). +-
Dengan periode ulang (T) : S tahun didapat: x i=l
n,
Y,.T: -Ln -LnY :1,4gg. 1059,7
10
Dengan Yn, Sn, dan Y, yang sudah didapat di atas maka nilai K
105,97 mm.
adalah:
Yt-Yn :1,0579. b. Standar Deviasi (S):
*:
,
3. Hitung nilai hujan rencana periode ulang 5 tahun (Xr,:
S: i*1
X, xF 4503,0810
:22,37.
Xu:f +SxK :1O5,g7 + 22,37x1,0579: 129,63 mm. n1
b. Distribusi Probabilitas Normal
2. Hitung nilai K,
Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi probabilitas
Nilai Krdihitung berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat
Normal, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel,
untukT : 5 maka nilai Kr : 0,84.
dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
3. Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xr)
Xr:f +KrS (3.22)
X, :f +KrS : 1O5,g7 + 22,37 x 0,84 - 124,76mm.
Keterangan rumus:
c. Distribusi Probabilitas Log Normal
Xr : Hujan rencana dengan periode ulang T tahun Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi probabilitas
X : Nilai rata-rata dari data hujan (X) mm. Log Normal, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel,
S : Standar deviasi dari data hujan (X) mm. dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
Kr : Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat Tabel
Variabel Reduksi Causs pada Lampiran 3.5). LogXr: LogX+K, xSLogX (3.23)

Contoh soa/ 3.5: Keterangan rumus:


Diketahui data hujan harian maksimum daram 10 tahun pengamatan Log X, :
nilai logaritmis hujan rencana dengan periode
seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.6). Hitunglah besarnya ulang T.
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
Probabilitas Normal.

Teknik Perhitungan Debil Rt'ncorro Bongunon Air llttlutt Rax tuttt rhttt lttl t,rttilttsttyo 31
n

IJ-og X, a. Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh tt-ogXl


Log X : nilai rata-rata dari log X : il
(3.24)
Log x,
SLogX : deviasi standar dari Log X LogX : ,-, Log
n
o'u
20,1647
Xo* x, - LosjxF (3.2s)
:10
t-'l
n -'l : 2,O1G

KT : Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat b. Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh S Log X:
Lampiran 3.5). n, . 0'5

Contoh soal 3.6: Xog X, -LogjK)'


0,0757
i-1
SLogX
Diketahui data hujan harian maksimum dalam 10 tahun pengamatan n-1 10- 1
seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.7). Hitunglah besarnya
2. Hitung K,
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
Nilai K, dihitung berdasarkan nilai T dari Lampiran (3.5), didapat
Probabilitas Log Normal.
untukT : 5 maka nilai Kr : 0,84.
lawaban soal3.6:
3. Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xr)
1. Tabet 3.7 Perhitungan parameter statistik data soal 3.6 LogXr: L"gX+K, xSLogX :2,0165 + 0,84x0,O917
No X, (mm) Log X, (rcsx1 -Logx/ : 2,09 mm.
(1) (2) (3) (4)
I 83,00 1,9191 0,0095 Jadi X, : 124,03 mm.
2 125,O0 2.fJ969 0,0065
d. Distribusi Probabilitas Log Pearson Type lll
3 100.30 2,001 3 0.0002
4 141 ,40 2,1504 0,0180 Perhitungan hujan rencana rencana berdasarkan Distribusi
5 80,00 1.9031 0,0129 Probabilitas Log Pearson Type lll, jika data yang dipergunakan
6 101,60 2,0069 0,0001
adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
7 131 ,20 2,1179 0,0103
I
I
80,00
96,20
r,9031
|.9832
o,o129
0,0011
LogX, : LogX+KrxSLogX (3.26)
10 121 ,200 2,0828 o,oo44
Keterangan rumus:
t 20.'t647 0,0757

Log X, : nilai logaritmis hujan rencana dengan periode


ulang T.

32 Teknik Perhitunqon Debil Rt,rr<tutu lkurgurtotr Air HuJon Rencono don ltlr'.ensltosnyo J]
n

Loe X,
a. Berdasarkan Tabel 3.8 eliperoleh (LogX)
Log X nilai rata-rata dari log X: iL- (3.27)
n
iJog x,
SLogX deviasi standar dari Log X. Log x- : '-' Log
n
o't
i-/ 20,1647
2lloe X, - Log X/ _
SLogX: i-1 -1, (3.28) 10
n-1 : 2,0165.

K : variabel standar, besarnya bergantung koefisien ke-


b. Berdasarkan Tabel 3.8 diperoleh S Log X:
'-t n, 0'5
pencengan (Cs atau G), lihat Tabel pada Lampiran 6. s, '
)Log X, - Log X/
o,o757
o',s
i-1
Contoh soal 3.7: SLogX
n-1 10-1
Diketahui data hujan harian maksimum dalam '10 tahun pengamatan
seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.8). Hitunglah besarnya
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
: o,o9'17.

Probabilitas Log Pearson Type lll. c. Berdasarkan Tabel 3.8 diperoleh Cs atau C:

$awahan soal3.7: ifiog x, - Los xf


n
10 x 0,0004
'1.
Tabel 3.8 Perhitungan parameter statistik data soal 3.7 Cs- : 0,0686.
("-tX"-zXslosx)' 9x8x o,os173
z
-ffi)
r")
No X, (mm) Log X. Eoexi - Losxf ("gx, 2. Hitung K,
--
-0,0009
83,00 1,919r 0,009s Nilai Krdihitung berdasarkan nilai T dan nilai Cs atau C dari
T:
125,00 2,0969 0,0065 0,0005
Lampiran (3.6a) atau Lampiran (3.6b), didapat untuk 5 dan Cs
3 100,30 2,0013 0,0002 0,0000
4 141 .40 2,1504 0,0180 4,0024 : 0,0686 maka nilai Kr : 0,8379.
5 80.00 1 .9031 o,0129 -0,0015
6 101 .60 2,0069 0.0001 0.0000
3. Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xu)

1 31 .20 2,"t179 0,0103


o,o129
0,0010
-0,0015
LogX, LogX+Kr xSLogX:2,0165 + 0,8379xO,O917
B
I
80,00
96,20
1 ,9031
1,9832 0,0011 0,0000
: 2,093 mm.
10 121 ,200 2,OB2B 4.0044 0,0003
Jadi X, 123,98 mm.
T 20,1647 4,0757 0.0004

'feknik Perhitungan Debil Renunn futryunan Air


Hu jort Rerr ot xt tltu t I r tt t, rttl t osrtyrt J5
Selanjutnya distribusi probabilitas yang dipakai untuk menentu-
3.5 UJI DISTRIBUSI PROBABILITAS
kan curah hujan rencana adalah distribusi probabilitas yang mempu-
Uji distribusi probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apa- nyai simpangan maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpangan
.kah persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat mewakili kritis, atau dirumuskan sebagai berikut:
distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
x' I x2,, (3.32)
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa terdapat 2
Keterangan rumus:
metode pengujian distribusi probabilitas, yaitu Metode Chi-Kuadrat
(X,2) dan Metode Smi rnov-Kolmogorof. X': parameter Chi-Kuadrat terhitung.

a. Metode Chi-Kuadrat (X2) X,,: parameter Chi-Kuadrat Kritis (lihat Tabel Lampiran 3.7).

Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan Metode Uji Prosedur perhitungan dengan menggunakan dengan Metode
Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut: Uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

(of Ef)2 1. Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya.


-2: " (3.29)
2. Menghitung jumlah kelas.
i:l bf 3. Menghitung derajat kebeasan (Dk) dan 12.,.

Keterangan rumus:
4. Menghitung kelas distribusi.
5. Menghitung interval kelas.
X2 : Parameter Chi-Kuadrat terhitung. 6. Perhitungan nilai 12.
Er : Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelas- 7. Bandingkan nilai 12 terhadap 262.,.
nya.
Contoh soal 3.8:
Or : Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama.
n : Jumlah sub kelompok.
Berdasarkan soal (3.4), soal (3.5), soal (3.6), dan soal (3.7)tentukanlah
dengan Metode Chi Kuadrat kesesuaian masing-masing distribusi
Derajat nyata atau derajat kepercayaan (cr) tertentu yang sering probabilitas (Cumbel, Normal, Log Normal, dan Log Pearson Type lll)
diambil adalah 5%. Derajat kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus: terhadap distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
Dk: K-(p + 1) (3.30)
Jawaban soal 3.8:
K:1+3,3 logn (3.31) 1. Data hujan diurut dari besar ke kecil.

Keterangan rumus: Tabel 3.9 Pengurutan data hujan dari besar ke kecil
Dk: Denjat kebebasan. No X, (mm) Xi diurut dari besar ke kecil

P : Banyaknya parameter, untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2. 83,00 14't.4


K : Jumlah kelas distribusi. 2 125.O0 131 ,2

n : Banyaknya data
3
4
r 00,30
14"t.40
t25
121 ,2

HuJon Rencono don lnt?nsltosnyo 37


Teknlk Perhitunqon Dehit Rorxnut lkur<qttrttut Air
Tabel 3.9 Lanjutan Persentase 80 %

P(r) : B0%diperolehT:
1
1,25 tahun.
No X,(mm) Xi diurut dari besar ke kecil
Px 0,80
5 80,00 101,6
6 101,60 100.3 5. Menghitung interval kelas
7 131.20 96,2 a. Distribusi ProbabilitasGumbel.
B 80,00 B3
Dengan jumlah data (n) - 10 maka didapatkan nilai:
9 96,20 80
10 121,200 80 Yn : 0,4952 (Lampiran 3.3).
Sn : 0,9497 (Lampiran 3.3).
2. Menghitung jumlah kelas.
" Jumlah data (n) : 10. Y,:-Ln-Ln,T-1 .

. Kelas distribusi (K) : 1 + 3,3 log n


:1 + 3,3 logl0 Yt-Yn Yt - 0,4952
: 4,i 5 ke/as. Sn 0,9497
3. Menghitung derajat kebeasan (Dk) dan y2,, Sehingga:
. Parameter (p) : 2. o T:5; Yt:1,4999 maka K:1,0579.
. DerajatKebebasan (Dk) : K-(p + 1) - 5 -(2 + 1):2. o T :2,5; Yt : 0,6717 maka K : 0,1859.
o Nilai X2., dengan jumlah data (n) : 10, cr : 5% dan Dk : 2. r f : "1,67; Yt : 0,0907 rnaka K: -0,4259.
adalah : 5,99'10 (LihatTabel pada Lampiran 3.7). o T - 1,25;Yt : -0,4759 maka K: -1 ,A225.
,1" Menghitung ke/as distribusi. Nilai X : 1A5,97 (lihat halaman 28).
. : ' *100% : olo, Nilai S : 22,37 (lihat halaman 28).
Kelas distribusi 2O interval distribusi
5 Maka lnterval Kelas:
o. adalah: 2A"/": 4}"lo:60%: B0% Xr : "105,97 + 22,37 xK
o Persentase 20 o/o
Xr, :
Sehingga: X+SK
P(x): 20%diperolehr : + : ^: : 5tahun. t Xs: 129,6334 mm.
Px a'2o
o Persentase 4o % ' Xr,- 110,1277 mm.
P(*) : 4o%diperolehT : + : +: 2,stahun. " X,,oz: 96,4425 mm.
. X.,,rr: 83,0980 mm.
Px O,4O
o Persentase 60 % b. Distribusi Probabilitas Normal.
Nilai K, berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat:
P(x) : 60 % diperoleh T :I :+ 1,6ztahun.
. T: maka :
Px 0,60 5 Kr 0,84.
o T: 2,5 maka Kr : 0,25.

38 Teknik Perhitungon Debit Rencotut llonqunon Air llulon Rencorto don lnl?nsltil\nvo J9
. T: 1,67 maka Kr : -0,25. a) T 5, maka Kr : 0,8379.
o I - 1,25 maka K, : -0,84. b) T: 2,5, maka Kr : 0,1299.
Nilai X : 105,97 (lihat halam an 29). C) T: 1,67, maka Kr : -0,1061 .

Nilai S : 22,37 (lihat halaman 30). d) T 1,25, maka Kr : -0,2241.

Nilai LogX : 2,0165 (lihat halaman 34).


lnterval Kelas: X., :X+KrS SLogX : 0,0917(lihat halaman 34).
Xr :105,97 + 22,37 x K, : LogX+KrxSLogX
lnterval Kelas: Log X,
Sehingga:
. X, : 124,76 mm. : 2,0165 + K, xO,O917
. Xr,, :111,56mm. Sehingga:

. Xr,u, : 100,38 mm. . X, 123.9751 mm.


. X,,r, : 87,18 mm. . Xrs 106.7553 mm.
. X,,u, 101.5645 mm.
c. Distribusi Probabilitas Log Normal. t X,,r, 99'06421 mm'
Nilai K, berdasarkan nilai T dari Lampiran (3.5), didapat:
o T:5 6" Perhitungan nilai 12.
maka K, :0,84.
o J : 2,5 maka Kr :0,25.
Tabel 3.10 Perhitungan nilai f untuk distribusiNorma/
r T : 1,67 maka Kr : -0,25. ( o, Br)2
o T : 1,25 maka Kr : -0,84.
Kelas lnterval Ef o, o,-E,
Ef

Nilai LogX 2,0165 (lihat halaman 31). 1 > 124,7594 2 3 1 0,5


2 111 ,562't-124,7594 2 I 0,5
0,O917 (lihat halaman 32).
1
Nilai S Log X
3 100,3779-111 ,5621 2 I 1 0,5
lnterval Kelas: Log X, - LogX+KrxSLogX 87, 18A6-100,3779 2 2 0 0,0
5 < 87,1 806 2 3 1 0,s
2,0165 + Krx A,A917 T r0 t0 y2 2,O
Sehingga:
t Xu : 124,76 mffl. Tabel 3.11 Perhitungan nilai "trz untuk distribusi Log Normal
. Xr,, * 111,56 rnrn.
t X,.u, : '100,38
rTlm.
(of Ef)2
Kelas lnterval E, o, o,-E,
" X,,r, :
Ef
87,18 rnm.
i > 124,03A6 3 0,s
d. Distribusi Probabilitas Log pearson Typre lll. 2 109,4976-1 24,0306 2 1
I 0,s
Nilai K, dihitung berdasarl"an nilai Ls arau fi ,:, 0,0686 rjan 3 98,5228 -149,4976 ) 1 0 0.0
')
Nilai T untuk berbagai perioda ulang {lihat l.arn;.iiran 3.6a 4 86,9786-98,5228 1 I 0,s
< 86,9786 2 3 0,5
atau Larnpiran 3.6b) adaiah;
I 10 10 2,O

lekrtik Per ltitrtngon Debil llt,t'u ttttrt l\nt'.iutNut Att l lu lon Ren(,no do, t lttt t,,t\l t ilsnyo
Tabel 3.12 Perhitungan nilai y2 untuk distribusi Cumbel b. Metode Smirnov-Kolmogorof (secara analitis)
Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-Kol-
(of Ef)2
Kelas lnierval El o, o,- t, mogorof dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai
Ef
berikut:
1 >129,6334 2 2 0 0,0
2 114.1277-129 -6334 2 2 0 0,0 1. Urutkan data (X,) dari besar ke kecil atau sebaliknya.
3 96.4425 -110,1277 2 2 0 0,0 2. Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut
4 83.0980-96.4425 2 I I 0,5
tersebut P(X,)dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya.
5 <83,0980 2 3 0,5
t 10 lo "t2 1.0
P(x,)
' r' : n11 (3.33)
i
Tabel 3.13 Perhitungan nilai f untuk distribusi Log Pearson Type lll
Keterangan rumus:
(of Ef)2 n : jumlah data;
Kelas lnterval E, or Q-E,
Ef i : nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau
sebalinya.
I >123,9751 2 3 1 o.5
2 106,7s53-123,9751 2 1 1 0.5 3. Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut
3 101,5645-106,7553 2 1 0.5 tersebut P'(X,) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang
4 99,06421-101,s64s 2 0.5
a
1 1
dipilih (Cumbel, Normal, dan sebagainya).
5 <99,06421 4 2 2
T r0 r0 "!2 4.O
4" Hitung selisih (AP,) antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap
data yang sudah diurut:
7. Rekapitulasi nilai 12 dany2., untuk 4 distribusi probabilitas. aP : P(X,)- P',(X,) (3.34)

Tabel 3.14 Rekapitulasi nilai { dan y2,, 5. Tentukan apakah AP, ( AP kritis, jika "tidak" artinya Distribusi
Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian seba-
Distribusi Probabilitas 12 terhitung X,O Keterangan
liknya.
Normal 2.O 5.99 0 Diterima
Los Normal 2,O 5,99 0 Diterima 6. AP kritis lihat Tabel pada Lampiran (3.8).
Cumbel 1,0 5.99 0 Diterima
los Pearson Tvoe lll 4.O 5"99 0 Diterima
Contoh soal 3.9:
Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.6)
8. Berdasarkan Tabel (3.14) semua distribusi probabilitas memiliki soal 3.5. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Normal seperti
I
nilai x' X'.,, maka dapat disimpulkan bahwa semua distribusi yang diuraikan dalam soal 3.5 dapat diterima jika diuji dengan Metode
tersebutdapatditerima, namun yang paling baik untuk menganalisis Smirnov-Kolnrogorof.
seri data hujan pada soal 3.4 adalah Distribusi Probabilitas
Gumbel.

42 leknik Perhitungon Debit Rencona lknryur'run Ait I lt t j rtt t ll..tt' (il tu 1 (h il t l n l.' t t,,t l u,,nvt t
Kolonr (5) : peiuang teoritis : 1-luas di haw; li ki;rve norrriai
lawaban soal3.9:
sesuai dengarr nilai f(t), yang ciitentukan dengan
Tabel 3.15 Perhitungan uii distribusi dengan Metode Smirnov- Tabel pada Lampiran (3.9).
Kolmogorof untuk soal 3.9
Contoh:
untuk nilai f(t) :
I xi P(XD (0 Plxii AP .1,58
maka luas wilayah di bawah
(1) '' (2).: (3) (4) (5) (6)=(sx3) kurve normaladalah 0,9429. Sehingga nilai kolom
l4-1,4 0,09 'L58 0,06 -0.03 (5) baris (1) : 1 -0,9429: 0,06.
2 t31 ,2 0,18 1,1 3 0.1 l -0,05
3 125,O o,27 0,85 o,20 -0,08
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara
4 121,2 0,36 0,68 o,25 -0,'t2 perh itungannya adalah sama.
5 l0r ,6 o,45 -o,20 0,58 o,12
. Kolom (6) : (APr) : kolom (5)- kolom (3).
6 r00.3 0.55 -o,25 0,60 0,05
7 96,2 o,64 -o,44 o.67 0,03 Berdasarkan Tabel (3.15) dapat dilihat bahwa:
8 83,0 o,73 -t,o3 0.85 o,12
9 80,0 0,82 1,16 0,88 0,06 . Simpangan maksimum (AP maksimum) O,12. :
r0 80,0 0.91 t.16 0.88 -0.03 r Jika jumlah data 10 dan a (derajat kepercayaan)adalah 5% maka
Keterangan Tabel (3.1 5): dari Tabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis 0,41. :
Kolom (1) : nomor urut data. . Jadi AP maksimum < AP kritis.
" :
. Kolom (2) data hujan diurut dari besar ke kecil (mm). Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Normal dapat diterima
. Kolom (3) : peluang empiris (dihitung dengan persamaan untuk menganalisis data hujan pada soal 3.5.
Weibull). Contoh soal 3.'10:
" Kolom (4) : untuk Distribusi Probabilitas Normal
Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.7)
Xr:f +KrS; sehingga soal 3.6. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Log Normal se-
*r^ *; atau K, X, -f.
,S:
,a, -------:-,
5
perti yang diuraikan dalam soal 3.6 dapat diterima jika diuji dengan
Metode Sm i rnov-Kol mogorof.
di mana Kr : (0.
Jawaban soal 3.10:
Untuk soal 3.5:
Tabel 3.16 Perhitungan uji distibusi dengan Metode Smirnov-
Nilai X 105,97 mm (lihat halaman 29).
Kolmogorof untuk soal 3.t0
Nilai S 22,37 (lihat halaman 30).
Log Xi P(XD (0 P(xi) AP
Contoh untuk kolom {5) baris ('l); (1) (2) (3) (4) (s) (6) = (s)-(3)

r10 : 141,4-'1O5,97 : 1,58. 2


2,1504
2,1179
0,09
0,1 8
1,46
1.11
0,07
0,13
-o,o2
-o,05
22,37 3 2,0969 0,27 O,BB 0,r 9 -0,08
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara 2,0828 0,36 o,72 0.24 -0.13
perh itungannya adalah sama. ,5 2,0069 o,45 -0.10 0.54 0.09

feknik Pt,t ltitttnqon Debit Rent tutrr lltttr":t ttilnt At t Hujon Rut<uxt dun lnl?ntilosnyo 45
j'l
Ii;r,l'.,r .'',, r-r(I
,t'rtt
Tabel 3.16 Laniutan
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara
I Log Xi P(Xi) (0 P',(Xi) AP
perhitungannya adalah sama.
(1) (2) (3) (4) (s) (6) = (s)-(3)

6 2,0013 0,55 -o,17 o,43 -0,1| . Kolom (6) : (APJ : kolom (5)- kolom (3).
7 9832 0,64 -0,36 0,36 -0,28
1.06
Berdasarkan Tabel (3.16) dapat dilihat bahwa:
o r,9191 0,73 0,86 0.1 3
9 r.9031 0,82 1.24 0,89 0,o7 . Simparrgan maksimum (AP maksimum) 0,28. :
l0 r.9031 0,91 't,24 0.89 -0.02 o Jika jumlah data 10 dan cr (derajat kepercayaan) adalah 5% maka
Keterangan Tabel (3.1 6): dari Tabel pada Lampiran 9 didapat Ap kritis 0,41. :
. Kolom (1) nomor urut data. r Jadi AP maksimum < Ap kritis.
o Kolom (2) nilai log hujan diurut dari besar ke kecil (nrm). oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Log Normal dapat diterima
r Kolom (3) peluang empiris (dihitung dengan persamaan untuk menganalisis data hujan pada soal 3.6.
Weibull). Contoh soal 3.11:
. Kolom (4) untuk Distribusi Probabilitas Log Normal
Diketahuidata hujan sepertitercantum dalam kolom 2 Tabel (3.7)soal
Log X, : L"g X + K, x S Log X; sehingga
3-7. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Log pearson Type lll

KT:
Log X, - Log X LogX, -X' seperti yang diuraikan dalam soal 3.7 dapat diterima jika diuji dengan
;atauK,-
' Metode Sm i rnov-Kol mogorof.
SLogX SLogX
di mana Kr : (t). lawaban soal 3.11:
Untuk soal 3.6:
Tabel 3.17 Perhitungan uii distribusi dengan Metode Smirnov-
Nilai LogX : 2,0165 mm (lihat halaman 31).
Kolmogorof untuk soal 3.1I
Nilai S Log X : 0,0917 (lihat halaman 32).
Contoh untuk kolom (5) baris (1): I l-og Xi P(xi) f(r) P',(Xi) AP

161 _ 2,1s!!19!:1,46. (1) (2\ (3) (4) (5) (6)=(sH3)


o,0917 1 2,1504 0,09 1,46 0,08 -0.o1
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara 2 2,'t179 0,18 1_r1 0,12 -0,06
3 2.0969 o,27 0,88 0,19 -0,08
perh itungannya adalah sama. 4 2,0828 0,36 o,72 o,24 -o,12
Kolom (5) peluang teoritis :
- Iuas di bawah kurve normal
1 5 2,0069 o.45 o,10 0,53 0,08
6 2,OO13 0,55 4,17 0,56
sesuai dengan nilai f(t), yang ditentr:kan dengan 0,01
7 1,9832 o,u -0,36 o,62 -0,01
Tabel pada Lampiran (3.9). B 1,9191 o,73 -1,06 0,86 0,1 3
Contoh: 9 1,9031 0,82 1.24 0,89 o,07
untuk nilai f(t) : 1,46 maka luas wilayah di bawah 10 1.9031 0,9r 1,24 0.89 -o,02

kurve normal adalah 0,9429. Sehingga nilai kolom


(5) baris (1) : 1 -0,9278 :0,A7

46 Teknik Perhitungon Debit Renrutttt lkurqrttnur Air


HuJon Rencotn diln lttlrnlllt,\nw 47
Keterangan Tabel (3.1 7): Berdasarkan Tabel (3.17') dapat dilihat bahwa:
r Kolom ('l) nomor urut data. a Simpangan maksimum (AP maksimum) :
0,13.
. Kolom (2) nilai log hujan diurut dari besar ke kecil (mm). o Jika jumlah data 10 dan cr (derajat kepercayaan) adalah 5% maka
. Kolom (3) peluang empiris P(X) (dihitung dengan persamaan dari Tabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis O,41. :
Weibull). Jadi aP maksimum < AP kritis.
o Kolom (4) untuk Distribusi Probabilitas Log Pearson lll OIeh karena itu, Distribusi Probabilitas Log pearson Type lll dapat
Log X, : Log f+ K, x S L<lg X; sehingga diterima untuk rnenganalisis data hujan pada soal 3.2.
Contoh soal 3.12:
Log X, - Log X L98Xi -X'
K_: ;atau*,:
SLogX ' SLogX
Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.6) soal
3.4. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Cumbel seperti yang
di mana K, : f(0.
diuraikan dalam soal 3.4 dapat diterima. jika diuji dengan Metode
Untuk soal 3.7:
Smirnov-Kolmogorof.
Nilai Log{ : 2,0165 mm (lihat halaman 34).
Jawaban soal 3.12:
Nilai S Log X : 0,0917 (lihat halaman 34).
Cs : 0,0686. Tabel 3.18 Perhitungan uji distribusi dengan Metode Smirnov-
Contoh untuk kolom (4) baris (1): Kolmogorof untuk soal 3.12
2,1594 -.2,O165 :
fq11 - o,o917
1,46. I xi Pfii) f(o P(Xi) AP

(1) (2) (3) (4) (s) (6)= (sF(3)


Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara
1 141 ,4 0,09 1,58 o,12 0,03
perhitungannya adalah sama. 2 131 ,2 0,tB 1,1 3 0,18 0,00
o Kolom (5) ditentukan berdasarkan nilai Cs dan Nilai K, atau 3 125 o,27 0,85 o,22 -0,05
4 121 ,2 o,36 0,68 o,25 -4,12
f(t) pada Tabel Lampiran (3.6a atau 3.6b). 5 101,6 0,45 -o,20 0.51 0,06
Contoh angka pada kolom (5) baris (1): 6 r 00,3 0,55 -o.25 0,53 -0,01

untuk nilai f(t) : "1,46 dan Cs : 0,0686 atau o.64 4,44


96,2 o,62 -0,o2
o 83,0 o,73 1,03 0,72 0,00
Cs : 0,1 diperoleh persentase peluang teoritis 9 80,0 o,a2 1,16 o,74 -0,08
terlampaui P'(X) dengan cara interpolasi nilai pada 10 80.0 0.91 1,16 0,74 -4.17

tabel Lampiran 6 : 7,9"1o atau 0,08. Keterangan Tabel (3.1 B):


Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara . Kolom (1) nornor urut data.
perhitungannya adalah sama. . Kolom (2) data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
. Kolom (6) (APr) : kolom (5)- kolom (3). . Kolom (3) peluang empiris (dihitung dengan persamaan
Weibull).

48 Teknik Perlitungon Deblt Rcnunru llotrgurton Alr HuJon Rencono dort lntnnltusrryo
o Kolom (4) pel uan g teoritis berdasarkan Distri busi Probabi I itas o Jadi AP maksimum < AP kritis.
Gumbel Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Cumbel dapat diterima
Xr:f +SxK; sehingga untuk menganalisis data hujan pada soal 3.4.

K:X'-X:atauK- -sX'-f ,
t.---3-rqtqur\- ,
c. Metode Smirnov-Kotmogorof (secara grafis)
Selain dengan cara analitis yang telah diuraikan di atas, pengujian
di manaK:f(0. Distribusi Probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof .juga
Untuk soal 3.4: dapat dilakukan secara grafis dengan langkah-langkah berikut
Nilai X : 1o5,g7 mm (lihat halaman 28). (lihat Cambar 3.4).
Nilai S : 22,37 (lihat hataman 2B). 1. Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil atau sebaliknya.
Contoh untuk kolom (5) baris (1): 2. Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut
(0: 141,4-145,97 : 1r5B
tersebut P(X,) dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya.
22,37
n+1
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara P(X,)
,t : . (3.35)
perhitungannya adalah sama.
Keterangan rumus:
e Kolom (5) ditentukan berdasarkan nilai !n, Sn, dan K atau
n : .iumlah data.
':1 t:f
ffi:I:?JJ',;,1$t,l',,,"', i : nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau
untuk nilai f(t) : 1,58; Yn : 0,4952i5,:0,9497
sebaliknya.
3. Plot masing-masing nilai P(X,) di atas Kertas Probabilitas sebagai
maka: berdasarkan persamaan (3.20) didapat nilai
absis dan nilai Xi sebagai ordinat yang sudah diskala sedemikian
Yt : 1,999.
rupa sehingga menjadi titik-titik koordinat.
Kemudian berdasarkan persamaan (3.21) atau in-
4. Kemudian di atas sebaran titik-titik koordinat tersebut ditarik kurve
terpolasi berdasarkan Kertas Probabilitas Cumbel
maka untuk Yt - 1,999 dapat dihitung T : 8,29
atau garis teoritis. Persamaan garis teoritis merupakan persamaan
Distribusi Probabilitas yang telah dihitung.
tahun, sehingga dapat dihitung selanjutnya pelu-
angteoritis P'(X) : 1lT - 118,29 : 0,12.
5. Hitung nilai peluang teoritis P'(X,) untuk masing-masing data (X,).
Caranya adalah dengan menarik garis horizontal dari setiap titik
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara
perhitungannya adalah sama. koordinat menuju ke garis toritis.
Contoh: titik koordinat ke-3, peluang empirisnya P(Xr), dari titik
. Kolom (6) : (APr) : kolom (5)- kolom (3).
ini ditarik garis jorisontak sampai bertemu garis teoritis kemudian
Berdasarkan Tabel (3.18) dapat dilihat bahwa: dari titik pertemuan ditarik garis vertikal ke bawah sehingga
o Simpangan maksimum (AP maksimum) Al7. : didapat nilai P'(Xr).
o Jika jumlah data 10 dan ct (derajat kepercayaan) adalah 5% maka
dariTabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis : 0,41.

Teknik Perhltungan Debtt Rencono Bangunan Air HuJon Rcncono don lnt?ntltosnyo 5l
(r. lliturrg selisih (AP,) antara peluang ernpiris P(X,) rian teoritis P'(X.) lntensitas hujan rencana di satu titik waktu"
untuk setiap data (Xi) yang sudah diurut:
AP, : P(Xi)- P',(Xi) (3.36) I (mm/jam)

Contoh: untuk titik koordinat ke-3: AP, : P(Xr) - P'(X3)


Intensitas hujan pada
7. Tentukan APiyang paling makslmum. satu titik waktu
B. Tentukan apakah AP nraksimum{ AP kritis, jika "ticiak' artinya
Distribusi Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian
sebaliknya. AP kritis lihat Tabel pada Lampiran 8.

(xr)
t (waktu)

1
Cambar 3.5 Kedalaman hujan rencana di satu titik waktu pada
Curve IDF

Garis teoritis b. Ketinggian hujan rencana yang terdistribusi dalam hujan jam-
jaman (hietograf hujan rencana).
X(mm)

Ketinggian hujan pada


F'(X:) P(Xr) saat t1, t2, t3 dst
----+ P(X;) atau P'(X;)

Cambar 3.4 S,&etsa Uji Smirnov-Kolmogorof Secara Crafis dengan


Kertas Probabilitas

3.6 INTENSITAS HUJAN RENCANA


Data hujan rencana yang diperlukan dalam perhitungan debit
rencana dapat berupa:
Gambar 3.6 Hietograf hujan rencana
Kurve yang ditunjukkan dalam Gambar 3.5 sering disebut Curve
I DF (/ntens ity-Du ration-F requency Curve). Kurve in i menggambarkan

hubungan antara intensitas hujan, durasiatau lama hujan, dan frekuensi


hujan atau periode ulang.

52 Tbknik Perhitungon Debit Rc'rtcutru lkut<truron Air I ht Jon Renr ontt dtttt htl etttlI rntyo
Data hietograf hujan rencana diperlukan bila debit rencana
Nilai intensitas hujan rencana yang diperoleh dari Curve IDF
dihitung dengan lvletode Hidrograf.
<liperlukan dalam metode perhitungan debit rencana non hidrograf,
contohnya Metode Rasional. Jika yang tersedia adalah data hujan harian atau hujan rencana
maka hietograf hujan dapat disusun dengan Model Seragam dan
lntensitas hujan atau intensitas hujan rencana dapat dikatakan
Model segitiga. sedangkan jika yang tersedia adalah data intensitas
sebagai ketinggian atau kederasan hujan per satuan waktu, biasanya
hujarr maka hietograf hujan dapat disusun dengan Model Alternating
dalam satuan (mm/jam) atau (cm/jam).
Block Method (ABM).
Jika volume hujan adalah tetap, maka intensitas hujan akan ma-
kin tinggi seiring dengan durasi hujan yang makin singkat, sebaliknya
a. Curve IDF Terukur
Penurunan Curve IDF terukur, seperti telah diuraikan sebelum-
intensitas hujan makin rendah seiring dengan durasi hujan yang makin
nya, memerlukan data hujan jangka pendek. Jika data hujan tersebut
lama.
sudah tersedia maka perhitungan Curve IDF dapat dilakukan dengan
Di samping itu, berkaitan dengan intensitas hujan rencana, tinggi iangkah-langkah sebagai berikut:
intensitas hujan rencana akan makin besar seiring dengan periode
ulang yang makin besar.
1 . Ubah'data hujan dengan durasi menitan atau jaman menjadi data
intensitas hujan menitan atau jaman.
Data yang diperlukan untuk menurunkan Curve IDF terukur 2. Hitung nilai rata-rata data intensitas hujan pada setiap durasi.
adalah data hujan jangka pendek, seperti hujan 5 menit, 1O menit,30 3. Hitung standar deviasi data intensitas hujan pada setiap durasi.
menit, 60 menit, dan data hujan jam-jaman. Kemudian persamaan reg- 4. Hitung dan rekap nilai intensitas hujan rencana pada setiap durasi
resinya dapat didekati dengan beberapa rumus seperti rumus Talbot, ciengan berbagai periode ulang berdasarkan distribusi probabilitas,
lshiguro, dan Sherman. seperti:
Jika data hujan jangka pendek tidak tersedia, dan yang tersedia
o Gumbel.
adalah data hujan harian maka persamaan regresi Curve IDF dapat . Normal.
diturunkan dengan Metode Mononobe. c Log Pearosn Type lll dan yang lainnya.
5. Plot nilai intensitas hujan rencana sebagai ordinat dan durasi
.Selain itu, metode Van Breen juga dapat digunakan untuk
sebagai absis, sehingga diperoleh sebaran data koordinat.
menurunkan Curve IDF yang didasarkan pada hujan harian. Namun
6. Berdasarkan sebaran data koordinat tersebut kemudian dihitung
dalam penentuan persamaan regresinya, metode Van Breen memer-
persamaan garis regresi Curve IDF dengan rumus:
lukan Curve IDF terukur, disarankan dari daerah pengaliran terdekat,
o Talbot.
sebagai pembanding bentuk curve.
. lshiguro.
Crafik yang ditunjukkan dalam Gambar (3.6) adalah ketinggian . Sherman.
hujan yang terdistribusi sebagai fungsi waktu, misalnya dalam bentuk 7. Pilih satu diantara tiga rumus pada butir (6) sebagai rumus regresi
hujan jam-jaman atau disebut dengan hietograf hujan. paling sesuai berdasarkan nilai standar deviasi terkecil.

I lttjtttt lletx rnvt thttr lttl r.tt!.iltttttytt 55


54 leknlk Ferhltungon Deblt Rettcotro Bongunon Alr
Contoh soal 3.13: Tabel 3.20 Perhitungan intensitas huian
Jika diketahui data hujan menitan seperti Tabel 3.i9, tentukanlah
No Tahun lntensitas hufan (mm/jam) tiap menitan
Curve IDF dari data hujan tersebut.
-) 10 15 30 60 120
Tabel 3.19 Ddta huian menitan dalam kurun waktu l0 tahun
(1) (2) (3) (4) (s) (6) (n (8)

No Tahun Curah hufan (P) dengan durasi huian menitan '| 2000 252 150 120 70 45 26,O

5 lo t5 30 60 120 2 2001 132 132 100 62 39 23,O


3 2002 264 144 112 @ 42 24,O
(1) Q\ (3) (4) (s) (6) (7) (8)
4 2003 252 120 95 56 35 20,5
1 2000 21 25 30 35 45 52 5 2004 324 't26 100 64 39 23,5
2 2001 11 22 25 31 39 46 6 2005 2U 1I4 92 56 36 22,5
3 2002 22 24 28 32 42 4B 7 2006 'r
B0 144 112 68 41 24,5
4 2003 21 20 24 2B 35 41 8 2007 276 168 128 72 43 25,O
5 2004 27 2'.1 25 32 39 9 2008 240 174 140 78 47 26,5
2005 '17 'r9 23 28 36 45 10 2009 324 216 156 86 50 28,O
6
7 2006 15 24 28 34 41 49 lumlah intensitas 2448 1488 1 156 676 417 243,5
o 2007 23 28 32 36 43 50 lntensitas rata-rata 244,8 I4B,B 1r 5.6 67.6 41 .7 24.3s
I 2008 20 29 35 39 47 53

t0 2009 27 l6 39 43 50 56 Keterangan Tabel (3.20):


o Contoh perhitungan intensitas hujan kolom (3) baris (1)
Jawaban soal 3.13: berdasarkan persamaan (3.37).
1. Data hujan pada Tabel (3.19) dirubah menjadi intensitas hujan angka 252 mm/)am diperoleh dari 21 x 60 / 5; di mana:
dengan rumus: angka 21 :
P (mm) dan angka 5 durasi (menitan). :
t:P/t 8.37) o : jumlah intensitas/jumlah data; dalam hal
lntensitas rata-rata
Keterangan rumus: ini jumlah data adalah 10 buah.
:
| intensitas hujan (mm/menit); t : durasi hujan (menit).
2. Menghitung standar deviasi intensitas hujan (S)
Agar satuan I menjadi mm/jam maka persamaan (3.36) ditulis Cara perhitungan standar deviasi intensitas hujan (S) dilakukan
sebagai berikut: seperti Tabel (3.21).
| : P l(t/60) atau I : P x 60/t (3.38)
Tabet 3.21 Perhitungan standar deviasi intensitas huian
Keterangan rumus: No Thn tntensitas hujan (mm/jam) tiap menitan
| : intensitas hujan (mrn/jam).
5 10 15 30 .0Ol :I20
t : durasi hujan (menit).
ll

(1) (2) (3) . (8).,.

Hasil perhitungan intensitas hujan berdasarkan persamaan (3.37) 1 2000 51,84 1.44 19,36 5,76 10,89 2,72
) 2001 12723,84 282,24 243,36 3l ,36 7,29
terhadap data Tabel (3.19) adalah: 1,82
3 2002 368,64 23,04 12,96 12,96 0,09 o,12
4 2003 51 ,84 829,44 384,16 134,56 44,89 14,82

56 Teknik Perhitungon Debit Rt,ncttno Bongunon Ait HuJon Rencarn clon lntensltosnyo 57
Tabel 3,21 Lanjutan Keterangarr Tabel (3.22):

No Thn lntensitas hujan (mm/jam) tiap menitan . Angka 244,8lihat kolom (3) baris (12) Tabel (3.20).
f, 10 l5 30 60 720 . Angka 60,19 lihat kolom (3) baris (12) Tabel (3.21).
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) . Nilai K dihitung dengan rumus:
5 2004 6272,64 519,84 243,36 12,96 7,29 o,72
Y,=Yn (lihatpersamaan 3.2o; persamaan
6 2005 1664,64 1211,04 556,96 't34,56 32,49 3.42 K - sn
3.21 serta
7 2006 4199,O4 23,04 12,96 0,16 o,49 0,o2
8 2007 973,44 368,64 153,76 19,36 1,69 o,42
Tabel pada Lampiran 3.3 dan Lampiran 3.4).
9 2008 23,04 635,04 595,36 108,r6 28,O9 4.62
'r0 2009 6272,64 4s15,84 1632,16 338,56 68,89 13,32 Hasil perhitungan nilai K untuk jumlah data 10 dan beberapa
Jumlah 32601 ,6 8409,5 3854,4 798,4 202,1 42,03 periode ulang adalah:
Standar deviasi 60,19 to,57 20,69 9,42 4,74 2.16
Tabel 3.23 Ni/ai K untuk berbagai T dengan iumlah data t 0 buah
Keterangan Tabel (3.21):
o
Angka 51 ,84 pada kolom (3) baris (1) dihitung dengan cara: T (tahun) Yn Sn Yt K

(zsz 244,8f : s1,84


2
5
0,50
0,50
0,95
0,9s
o,37
t,50
-o,'14
1,06
10 0.50 0,95 2,2s 1,85
Di mana: 20 0,50 0,9s 2,97 2,61
angka 252 lihat Tabel 3.20 kolom (3) baris (1). )q 0,50 0,9s 3,20 2,Bs
angka 244,8lihat Tabel (3.20) kolom (3) baris (12). 50 0,50 0,95 3.90 3,59
. Angka standar deviasi 60,19 pada kolom (3) baris (12) di-
4. Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi l0 menit
:60,19; di mana angka '10 dengan Metode Cumbel.
hitung dengan cara:
#o'
adalah jumlah data. Tabel 3.24 Perhitungan intensitas huian rencana durasi 10 menit
dengan Metode Cumbel
3. Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 5 menit
dengan Metode Cumbel. Periode ulang lntesnsitas hujan Standar lntensitas hujan
K
T (tahun) rata-rata deviasi rencana (mm)
Tabel 3.22 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 5 menit 1
48,BO 30,57 -o,14 144,67
5 4B,BO 30,57 1,06 lB1,'l 6
dengan Metode Cumbel
lo 48,80 30,57 1,85 205,32
Periode ulang lntesnsitas hujan Standar lntensitas hujan 20 48,80 30,57
K 2,61 228,49
T (tahun) rata-rata deviasi rencana (mm)
25 4B,BO 30,57 2.85 235,85
) 244,80 60.19 -o,14 236,66 50 4B,BO 30,57 3.59 258.49
5 244,8O 60,1 9 t,06 308,51
10 244,80 60,1 9 1,85 356,08
20 244,80 60,19 2.61 401 ,7',!

25 244,80 60,1 9 2,85 416,19


50 244.80 60,1 9 3,59 460,78

58 Teknlk Perhltungon Deblt Rencono Bongunon Alr llrtJon Rencono don l,tl r,,hlt ovtp 59
Keterangan Tabel (3.26):
Keterangan Tabel (3.24):
. . Angka 67,60 lihat kolom (6) baris (12) Tabel (3.20).
Angka 148,80 lihat kolom (4) baris (12)Tabel (3.20).
. . Angka 9,42lihat kolom (6) baris (12) Tabel (3.21).
Angka 30,57 lihat kolom (4) baris (12) Tabel t3.21)"
. Nilai K diambil dari Tabel (3.23).
. Nilai K diambil dari Tabel (3"23).

5. Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 15 menit


7. Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) dengan durasi 60
menit dengan Metode Cumbel.
dengan Metode Cumbel.
Tabel 3.27 Perhitung,an intensitas hujan rencana durasi 60 menit
Tabel 3.25 Perhitungan intensitas huian rencana durasi 15 menit
dengan Metode Cumbel
dengan Metode Cumbel
Periode ulang lntesnsitas hujan Standar lntensitas huian
Periode ulang lntesnsitas hujan Standar lntensitas hujan K
K T (tahun) rata-rata deviasi rencana (mm)
T (tahun) rata-rata deviasi rencana (mm)
2 41 ,70 4,74 -o,14 41 .06
) 1 5,60 20,69 -o,"t4 1 12,80
5 41 ,7O 4,74 t.o5 46,72
5 1 5.60 20,69 1,06 137,51
10 41 ,70 4,74 t -85 50,46
10 1 5,60 20,69 1.85 153,86
20 41 ,70 4,74 2.61 54.05
20 I 5,60 20,69 2.61 169,55
25 41 ,74 4,74 2,85 55,1 9
25 1 s.60 20,69 2,85 174,53
50 41 ,70 4,74 3,59 58,70
50 1 5,60 20,69 3.59 189.86
Keterangan Tabel (3.2 7):
Keterangan Tabel (3.25):
. Angka 1 15,60 lihat kolom (5) baris (12) Tabel (3.20).
. Angka 41 ,70 lihat kolom (7) baris (12) Tabel (3.20).

. Angka 20,69lihat kolom (5) baris (12)Tabel (3.21).


. Angka 4,74 lihat kolom (7) baris (12) Tabel (3.21).

o Nilai K diambil dari Tabel (3.23).


. Nilai K diambil dari Tabel (3.23).

6. Menghitung intensitas hujan 'encana (mm/jam) durasi 30 menit


B. Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 120 menit
dengan Metode Cumbel.
dengan Metode Cumbel.

Tabel 3.28 Perhitungan intensitas hujan rencanadurasi 120 menit


Tabel 3.26 Perhitungan intensit;r-s hulan tncola durasi 30 menit
dengan Metode Cumbel dengan Metode Cumbel
Periode ulang lntesnsitas hujan Standar lntensitas hujan
Periode ulang lntesnsitas hujan Standar v lntensitas hujan K
T (tahun) rata-rata deviasi rencana (mm)
T (tahun) rata-rata dqviasi rencana (mm)
2 24,35 2,16 4,14 24.06
2 67,60 9,42 -0, !4 66,33
5 24,35 2,16 1,06 26,64
5 67,60 9.42 1,06 77.57
10 24,35 2,16 1,85 28,3s
10 67,60 ) ,r12 85 85.01
20 24,3s 2,16 2,61 29,98
20 67,60 9,42 2,61 92,16
25 24,35 2,16 2,85 30,s0
25 67,60 9,42 2,85 94.42
50 24,35 2.16 3,59 32,10
50 67,60 9.42 3.59 101.40

lluJort Rux orttt rhut ltrl t,trJl utrtyo


60 Teknlk Perhitungon Deblt Rerrono Bongunan Air
Keterangan Tabel (3.28): koordinat. Jika kemudian ditarik garis diantara koodinat terse-
but akan tergambar kurve intensitas untuk berbagai periode
o Angka 24,35lihat kolom (8) baris (12) Tabel (3.20).
ulang seperti yang ditunjukkan dalam Cambar (3.7).
o Angka 2,16 lihat kolom (8) baris (12) Tabel (3.21).
o Nilai K diambil dari Tabel (3.23). i

g. Rekapitulasi intensitas hujan rencana dengan berbagai periode 450,00

ulang dan durasi hujan (dariTabel 3.22 sld tabel 3.28). 400-00

E
(! 350,00
Tabet 3.29 Rekapitulasiintensitas huian rencana dengan berbagai {3
cL
periode ulang dan durasi hulan E
300.00

Periode
(,, 250,00

lntensitas huian (mm{am) tiap menitan (I,


No .6
ulang T 2,0'co

(Iahun) 5 10 15 30 60 t20 E
O rso.oo

(4) (5) (6) (n (8) tr


(1) (2) (3) '- roo,oo

I 2 236,66 144,67 112,80 66,33 41,06 24,06


2 5 308,51 181,16 't37,51 77,57 46,72 26,64
3 10 356,08 205,32 153,86 85,01 50,46 28,35
4 20 401 ,71 228,49 r 69-55 92,'t6 54,05 29,98
5 25 416,19 235,85 174.53 94,42 55,19 30,50
6 50 460.78 258.49 1B9,86 101,40 sB.7A 32,'tO

Keterangan Tabel (3.29):


o Angka-angka kolom (3) dari dari baris (1) s/d (6) atau dari
periode ulang 2 s/d 50 tahun Tabel (3.22). Gambar 3.7 Kurve intensitas hujan rencana terukur untuk soal 3.l j
o Angka-angka kolom (4) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
10. Persamaan Regresi Curve IDF Terukur.
Tabel (3.24).
Persamaan regresi kurve intensitas yang ditunjukkan dalam
Angka-angka kolom (5) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
Cambar (3.7) dapat didekati dengan rumus:
Tabel (3.25).
Angka-angka kolom (6) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
o Rumus Talbot.
Tabel (3.26).
o Rumus lshiguro.
Angka-angka kolom (7) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
o Rumus Sherman.
Tabel (3.27). Ketiga rumus di atas mengandung tetapan-tetapan yang dihitung
Angka-angka kolom (8) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari berdasarkan sebaran data (koordinat dalam Cambar 3-7), yang
Tabel (3.28). akan ditentukan garis regresinya.
r Jika angka-angka durasi hujan diplot sebagai absis dan angka-
angka intensitas sebagai ordinat maka akan terbentuk sebaran

62 Teknik Perhitungon Deblt Rencctno Eongunon Alr HuJon Rerrcotn tfu nt I trt t,usl tosnyo 63
Setelah diperoleh nilai tetapan-tetapan masing-masing rumus
adanb - tetapan.
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai standar deviasi. :
N jumlah data.
Rumus yang memiliki standar deviasi terkecil adalah rumus yang
paling sesuai sebagai persamaan regresi Curve IDF terukur.

Di bawah ini akan diuraikan rumus Talbot, lshiguro, dan Sher-


.--w
f)-
. _ (,* (r')- (r' * f)* (r )
(3.43)

man serta contoh perhitungan tetapan maupun standar deviasi,


khususnya untuk intensitas hujan rencana periode ulang 2 tahun
pada contoh soal 3.13. Proses perhitungan tetapan dan standar
"-w
o
^_
(r )* (" J, )N * (l' *"/i) (3.44)

Rumus Sherman
deviasi untuk periode ulang yang lain adalah sama, namun dalam
buku ini tidak ditampilkan, hanya hasil perhitungannya yang di- a
tampilkan.
t: (3.4s)
tn

11. Rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman. Keterangan rumus:


o Rumus Talbot I : intensitas hujan (mm/jam).
t : durasi hujan (menit atau jam).
l: a (3'39)
adan n : tetapan.
t+b
Keterangan rumus:
: Loe -
(Loe I)x (Loet I - (Loe t x Loer)x (Loet )
I intensitas hujan (mm/jam).
u (3.46)
t :
durasi hujan (menit atau jam).
N x (t ogt F 6rs, ). (Lrs, )
(Log I)x (Logt )- N x (Log t x Log r)
adanb tetapan. ,_ 8.47)
N jumlah data. N x (Logt Y - @oel- )x (rogt )
(t xt )x (r')- (,' *t)* (r) (3.40) 12. Perhitungan tetapan untuk periode ulang 2 tahun
a:
Nx(12) (l)x(l) Tetapan (a, b, dan n) pada rumus (3.38) sld (3.46) dihitung dengan
cara /east square seperti yang disajikan dalam Tabel (3.30). Ber-
(l)x(txl)-Nx(12 xt)
b: (3.41) dasarkan Tabel (3.30) selanjutnya dapat dihitung tetapan-tetapan
Nx(12) (r)x(l) rumus sebagai berikut.
a Rumus lshiguro . Tetapan Rumus Talbot

l: (3.42) (t *r )* (r')- (r' * t)* (r )


a:
./[+b N x (t'?X t) x (l)
Keterangan rumus: Berdasarkan data pada Tabel 3.30 kemudian tetapan a dan b
| :
intensitas hujan (mm/jam). dihitung sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
t :
durasi hujan (menit atau jam).

Teknik Perhitungon Debit Rencctrto {luttt4urun Ait


HuJon Rentarm du,t l,tlrn\ltosnvd 65
(1162,29 x96325,41) - (982773,77 x 625,57)
( 6 x 96325 ,41) - (625,571x (625,57)

:2725,35
': "' *irflil#i,i*)
(625,57 x2368,42) - (6 x 284196,27)
(l)x(txl)-Nx(t2 xt) [=
( 6 x 96325,41) - (625,57 x 625,57)
Nx(t2) (t)x(t)
:
Degan memasukkan nilai a 269,83dan b - -1,19 ke persa-
(625,57 x 1 1 662,29) - ( 6 x 982773,7 7) maan (3.41) diperoleh rumus lshiguro:
b- : 7,49
( 6 x 96325,41) - (625,57 x 625,57) .l:.=-->
a l-- 269,93 (3.49)
Dengan memasukkan nilai a: 2725,35 dan b: 7,49 ke
' + b .li -t,tg
persamaan (3.38) diperoleh rumus Talbot:
",[
Tetapan Rumus Sherman
r: ? -) l-2725'35 (3.48)
(Los t)x (tog tI - (t-oe t x Log l)x (Log t)
t+b t+7,49 Log a
N x (tog tI - (loe t)x (t-oe t)
Tabel 3.30 Perhitungan nilai tiap suku sebagai data masukan dalam
(11 ,40 x12,54) - ("14,67 x8,21) :
perhitungan tetapan rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman Log a 2rgg
6 x 12,54) - (8 ,21x 8,2 1 )
t I !xt l2 12xt
Log
t
Log
I
LoB
lx
(log
r),
tq5 Ix to,5 12 x to,s a: 763,21 '
Los I
(Log l)x (Los t)- N x (Log t x Log t)
(1) (2) (3) (4) (s) (6) (7\ (8) (9) 00) (r 1) (12) n:
5 236,66 r 183,31 56008,86 280044,30 o,70 2,37 1,66 o,49 ))a 529,19 125239,62 N x (Log tf - (Log t)x (tog t)
lo 144.67 1446.67 20928,47 209284,7 1 1,00 2,16 2,16 1,00 3,16 457,48 66181,64
l5 ('11,4Ox8,21)- (6 x 14,67)
30
I I 2,80
66,33
1692,O3
1989,79
12724,24
4399,20
1 90863,63
131975,97
1.I8
1,48
2,O5

1,82
2,41
2,69
r,38
2,18
3,87
5,48
436,88
363,28
49280,78
24095,41
n: (6 x 1 2,54) - (8,21 x
- 0,72
8,21)
60 41,6 2463,56 1 685,86 'to1151 ,74 1.74 1,61 2,87 3,1 6 7,75 31 8,04 1 3058,63
120 24,06 2886,94 578,78 69453,42 2,O8 1,38 2,87 4,32 1q95 263,54 6340,20 Degan memasukkan nilai a : 763,21 dan n - 0,72 ke
T 625,s7 t"16f,229 96325,41 982773,77 821 r/40 t4b7 1254 33As 2168,42 284196,27
I
persamaan (3.44) diperoleh rumus Sherman:
o Tetapan Rumus lshiguro
.l: a 763.21
(r*,'[)* (r')- (,'*.fr)* (r ^ -> l: -0rr- (3.s0)

W(2368,42 x 96325,41) - 2841 96,27 x 625,57


)

13. Perhitungan standar deviasi untuk periode ulang 2 tahun.


Langkah-langkah perhitungan standar deviasi rumus Talbot, lshi-
( 6 x 96325,41) - (625,57) x (625,57) guro dan Sherman dengan intensitas hujan rencana 2 tahun (soat
:269,83 3.13) adalah:

Teknik Perhitungon Deblt Rt,ttrtutu lkntgunon Air HuJon Rcncom don l,ttensllotnyo 67
Kolom (B) : (kolom (2)- kolom (7))'?
a Buat tabel perhitungan.
a Masukkan data intensitas hujan terukur untuk durasi 5,10,15,
30, 60, dan 120 menit.
}le-lr)'
Hitung intensitas hujan rencana berdasarkan persamaan (3.7) Standar deviasi, rumusnya S : i:1
N1
s/d (3.9) dihitung nilai intensitas rencana periode ulang 2
tahun untuk durasi 5,10, 15,30,60, dan 120 menit.
a le : lntensitas hujan rencana empiris atau terukur (kolom 2)
a Hitung nilai standar deviasi.
a Ir : lntensitas hujan rencana dari rumus (kolom 3,5, dan 7).
a Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel (3.31).
583,53
Untuk rumus Talbot, nilai S: : 10,80.
Tabel 3.31 Perhitungan standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan
Sherman untuk periode ulang 2 tahun
Untuk rumus lshiguro, nilai S : : 12,26
I terukur I rumus
tr!
T I Talbot lshiguro Sherman

(1) (2t (3) (4) (s) (5) (7) (8)


Untuk rumus Sherman, nilai S : lzoSa :2,43
5 236,66 218,20 340,75 259,68 530,05 240,40 13.96 t/ a-r
10 144,67 't55,82 124,47 137,30 54,29 146,17 2,26
15 112,8O 121,18 70,20 r 00,83 143,23 109,26 12,55 14. Persamaan regresi intensitas hujan rencana untuk berbagai periode
30 66,33 72,70 40,56 63,O4 10,79 66,43 0,01
ulang.
60 41 ,06 40,38 0,46 41 ,20 o,o2 40,39 0,44
7,19 77,65 't2,93 24,56 0,25
Setelah dilakukan perhitungan dengan proses yang sama dengan
120 24,06 21,38
t 583,63 751,3-l 29,48 proses perhitungan intensitas hujan rencana dengan periode ulang
Standar deviasi 10.80 12,26 2.43 2 tahun, diperoleh hasil persamaan garis regresi sebagai berikut:
Keterangan Tabel (3.3 1 ):
Tabel 3.32 Persamaan garis regresiTalbat, lshiguro, dan Sherman
. Kolom (1) waktu atau durasit (menit).
untuk berbagai periode ulang
. Kolom (2) intensitas hujan rencana terukur periode ulang
2 tahun (lihat Tabel 3.28). Periode ulang
Talbot lshiguro Sherman
(tahun)
Kolom (3) intensitas hujan rencana berdasarkan rumus
Talbot (persamaan 3.47). , 2725,35 , 269,93
'
,
l:-
763,21
a Kolom (4) (kolom (2)- kolom (3))'?. t+7,49 "lt
- 1 ,19 to,72

a Kolom (5) intensitas hujan rencana berdasarkan rumus


5
,
l-
2994,31
t: ,1075,17
lshiguro (persamaan 3.48). t + 5,43 ': to'n
. Kolom (6) (kolom (2)- kolom (5))'z.
. Kolom (7) intensitas hujan rencana berdasarkan rumus
Sherman (persamaan 3.49).

I htjun Retrtnxt (hnt lnlt'tt,,ilu,,ttyo 69


Teknlk Perhitungon Debtt Renrotto Bongunon Alr
Tabel 3.32l.anjutan
tahun, 5, 10, 20,25, dan 50 tahun adalah rumus Sherman seperti
Feriode ulang yang tercantum dalam Tabel (3.32).
Talbol lshiguro Sherman
(tahun)
b. Rumus Van Breen
10
, 3187,37
t: ,'
l:-
1291,89
Dalam rumus Van Breen, durasi hujan harian diasumsikan 4 jam
t + 4,55 10,80
khususnya di Pulau Jawa, dan besarnya hujan harian efektif adalah

20
,
l-
3300,13 , 1555,42 90o/o dari hujan harian maksimum.
t + 3,65 ':-top, Berdasarkan pengertian di atas, maka rumus intensitas hujan
menurut Van Breen adalah:
, 3440,63 , 354,1 4 ,r: 1574,57
25
t + 3,76 Jt - 1,50 c, ,- 9o%x X,o (3.5r)
4
, 3632,94
t: , 17Bg,4g Keterangan rumus:
50 t-
t + 3,31 ': - cs4 I : intensitas hujan (mm/jam).

15. Masing-masing persamaan regresi intensitas hujan rencana dalam


Xro hujan harian maksimum (mm).

Tabel (3.32) mempunyai standar deviasi seperti yang tercantum Setelah diketahui besarnya intensitas hujan pada saat 4 jam,
dalam Tabel (3.33). kemudian ditentukan persamaan regresi kurve intensitas. penentuan
persamaan regresi tersebut dilakukan dengan mengacu pada kurve
Tabel 3.33 Standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman intensitas terukur. Cara perhitungannya dapat dilihat pada contoh soal
untuk berbagai periode ulang 3.14.
Periode ulang (tahun) Talbol lshiguro Sherman Contoh soal 3.14:
't2,26 2.43
2 10,80
Diketahui hujan rencana dengan periode ulang l0 tahun (Xlo) : 155
5 2,34 19,53 2,33
10 2,93 24,9'l 2,44 mm dan hujan rencana dengan periode ulang 20 tahun (X2o) : 176
20 1,66 33,05 4,28 mm. Hujan terkonsentrasi selama 4 jam. Tentukanlah kurve intensitas
25 3.34 32,22 2,70 hujan rencana dengan Metode Van Breen.
50 3,45 37,93 2,97
Jawaban soal 3.14:
16. Memilih persanraan garis regresi.
Seperti yang sudah dijelaskan di depan bahwa rumus yang dipilih
1. Hitung intensitas hujan pada saat 4 jam:
sebagai persamaan regresi intensitas hujan rencana adalah rumus , 9}oloxX,o 90% x 155
,,0:----_==: :34,875mm{am
yang mempunyai standar deviasi terkecil. 4
Mengacu pada Tabel (3.33), dapat disimpulkan bahwa rumus , 90% x X,, :
tzo 9Oot x176
:39,60mm/jam
yang sesuai untuk menentukan Kurve IDF dengan periode ulang 2 4
Teknik Perhitungon Debit Rt'tr<rttut lknryrnan Air
HuJon Rencano dor t I n t e ttsl t ost ryo 7t
2. Asumsikan kurve intensitas sama dengan kurve intensitas hujan 4. Koordinat kurve intensitas hujan rencana trerdasarkan persamaan
terukur yaitu kurve intensitas hujan rencana 10 tahun dari rumus (3.54) dan (3.55) adalah seperti terlihat dalam Tabel (3.34) dan
Sherman pada soal 3.1, yaitu: Cambar (3.8).

,' 1291,89
(3.s2)
Tabel 3.34 Koordinat kurve intensitas huiait rencana t0 tahun * 155
to,80 mm dan huian rencana 20 tahun : 176 mm
3. Persamaan (3.51) selanjutnya dimodifikasi dengan cara:
IDF Van Breen 10 tahun IDF Van Bre+n 20 tahun
lro:K,0ffi- (3.s3) Durasi (menit)
,'10 2803,40 . 3165,1 3
t0,80
'zo- to,e

1291,99 5 773,59 871,40


lro : Kzo (3.s4) '10
444,3'l 501,64
24Ao.w 15 321 ,23 362,68
Keterangan rumus: 30 1 84,50 208,30
60 105,97 119.M
f,o : intensitas hujan rencana 10 tahun : 34,875 mm/jam. 120 60,86 68,V1
lro : intensitas hujan rencana 20 tahun : 39,60 mm/jam. 240 34,96 39,47

K,o dan Kzo :


koefisien yang akan dihitung.
I t ooo,oo
Angka 24O : :
hujan 4 jam 4 x 60 menit : 240 menit. tt
I goo,oo I

tserdasarkan persamaan (3.52) selanjutnya dapat dihitung nilai K,o 800,00


dan Kroyaitu: E zoo.oo
.E

34,875x24Oqw E 600,00
Ko: 't291,99
: 2,17 ; K,
39,60x2400'80
:2,45 E
I soo,oo
1291,89
'6
.E
4oo,oo
Nilai K :
2,17 disubstitusikan ke persamaan (3.52) dan nilai K
c
: 2,45 disubstitusikan ke persamaan (3.53) sehingga diperoleh f, soo,oo

200,00
persamaan regresi intensitas hufan rencana dengan periode ulang
100,00
1O tahun dan 20 tahun sebagai berikut: +ll
0,00
025 75 100 125 150 --rzsol I

lru:2,lrW:j?*4 (3.ss)
Durasi (menit)
175

3165,13 *;t";ft""
ln-2,45
tr'3 to,80
(3.s6)
] roGr" -l - lntensitas 2l! tahun
:]
Gambar 3.8 Kurve tDF Van Breen untuk soal 3.14

72 Teknik Perhltungan Deblt Retxurut Buryunorr Air lfuJon Ruruxt rhn ltilernttusnyo 73
c. Rumus Mononobe Tabel 3.35 Intens itas huian rencana dengan rumus Monobe untuk
Kurve intensitas hujan rencana, jika yang tersedia adalah hujan soal 3.15
harian, dapat ditentukan dengan Rumus Mononobe. Bentuk umum Durasi lntensitas hulan akibat hujan t55 lntensilas huian akibat hujan 176
0am; mm mm
dari Rumus Mononobe adalah:
sl60 2B't,65 319,81

l- X'o
* ''t G.s7) 1 0/60 177,43 201,47

24t 'o 15160


20160
135,40
11'.t,77
153,75
126,92
Keterangan rumus: 30/60 85,30 96,86
60/60 53,74 61 ,O2
t : intensitas hujan rencana (mm). 120t60 33,8s 38,44
Xro : tinggi hujan harian maksimum atau hujan rencana (mm). 240160 21 ,32 24,21

t : durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam). 300/60 r 8.38 20,87

Contoh soal 3.15:


Diketahui hujan rencana dengan periode ulang 10 tahun (X,o) :
155 mm dan hujan rencana dengan periode ulang 20 tahun (Xro) :
176 mm. Tentukanlah kurve intensitas hujan rencana dengan Rumus
Mononobe dengan durasi hujan: 5 menit, 10, 15, 20,30,60, 124,
24A,3OO menit.

Jawaban soal 3.15:


1. Persamaan kurve intensitas hujan rencana 10 dan 20 tahun:

x.. u' 155 24 '''


24 :24"7
t,o:fr*T (3.s8)

176 176'tt
\,:+;* T''' = 24t -
(3.s9)

-x
2. Berdasarkan persamaan (3.57) dan (3.58) selanjutnya dapat
dihitung intensitas hujan untuk berbagai durasi hujan seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel (3.35) dan Cambar (3.9). Gambar 3.9 Curve IDF Mononobe untuk soal 3.15
d. Model Hietograf Hujan Rencana Seragam
Model hujan jam-jaman seperti ini adalah model hujan rencana
.yang paling sederhana. Dalam model ini, tinggi hujan rencana diang-

HuJon Rentumt rhut lrrlat'rilosnyo 75


74 Teknlk Perhttungon Deblt Rencorro lltutgunott Air
gap sama selama durasi hujan. Oleh karena itu, intensitas hujan ren- Waktu puncak intensitas hujan rencana dihitung dengan rumus
cana tiap jam dirumuskan sebagai berikut: berikut:

,x
t:- (3.se)
tp:rXt (3.62)
t Keterangan rumus:
Keterangan rumus: t, waktu puncak hujan rencana (jam).
I : intensitas hujan rencana (mm/jam).
t : durasi hujan rencana (jam).
X tinggi hujan rencana (mm).
r : rasio antara waktu puncak durasi hujan rencana, nilanya antara

t : durasi hujan rencana (jam).


0,3 s/d 0,5.
tb waktu turun (jam).
I (mm/jam)
I (mm/jam)

t (waktu)

Gambar 3.10 Hietograf Seragam Gambar 1.11 Hietograf Segitiga


e. Model Hietograf Hujan Rencana Segitiga Contoh soal 3.16:
Dalam model seperti ini, distribusi tinggi hujan rencana jam- Diketahui hujan rencana dengan periode ulang 2 tahun (Xr) : I 10,50
jaman dianggap berbentuk segitiga, yakni diawali dan diakhiri dengan mm. Hitunglah hietograf segitiga dari hujan rencana tersebut jika r :
tinggi hujan sama dengan nol, dan diantaranya adalah terdapat tinggi 0,38 dan durasi hujan rencana 2 jam.
puncak hujan rencana. Jawaban soal 3.'16:
Tinggi puncak hujan rencana dihitung dengan rumus: 2x11o,5:
lp -2x,
t2 -
I10,5 mm/jam
,2X
tp: (3.61) tp : rxt:0,38 x2:0,76 jam
,
Keterangan rumus: tb :2-0,76:1,24 jam
I
p
pucak intensitas hujan rencana (mm/jam). f. Alternating Block Method
X tinggi hujan rencana (mm). Hietograf hujan rencana yang dihasirkan oreh model ini adalah
t durasi hujan rencana (jam). berupa distribusi tinggi hujan rencana dalam n rangkaian interval
waktu dengan durasi At selama waktu t (jadi t : n x At).

76 Teknik Perhitungon Debit Rencano Bongunan Alr HuJon Reneontt don lntcniltosnyo
Data yang digunakan untuk menyusun model ini adalah data 5. Buat hietograf (kolom 7 dan kolom B) dengan cara berikut:
intensitas hujan. Cara perhitungan hietograf dengan Model Alternating
o Pada kolom (Z):

Block Method langsung dijelaskan dalam contoh soal berikut. o Ambil nilai paling besar dari kolom (6) kemudian taruh di
kolom (Z pada baris tengah dalam hal ini baris (4). Angka
Contoh soal 3.17: yang dimaksud adalah 52,28.
Diketahui data hujan rencana periode ualng 10 tahun (Xr,): 155 o Di bawah angka 52,28 letakkan angka dari kolom (6)
mm. lnterval waktu (At : 1 jam). Rancanglah hietograf hujan rencana yaitu 13,59.
dengan interval waktu (At : 1 jam). Model distribusi hujan yang o Di atas angka 52,28letakkan angka dari kolom (6) yaitu
digunakan adalah Alternating Block Method jika 9.53.

Jawaban soal 3.17:


o DemikiaB seterusnya semua angka di kolom (6) diambil
dan diletakkan di kolom (7) secara selang seling.
1. Hitung intensitas hujan rencana dengan rumus Mononobe (per-
samaan 3.56), hasil perhitungan dicantumkan dalam kolom (3) c Kolom (8) : kolom (7) x hujan rencana.
Tabel (3.36). o Contoh: angka 7,76 : 5,O1olo x 155.
2. Hitung kedalaman hujan X pada kolom (4) Tabel (3.36). 6. Untuk menjadi perhatian:
X : I xt - kolom (1) x(kolom (3)
3. Hitung selisih kedalaman hujan berurutan (AX) pada kolom (5)
" Jumlah angka pada kolom (5) : baris (7) kolom (4) : 102,79
mm.
Tabel (3.36). Contoh: o Jumlah persentase pada kolom (6) dan (7)adalah 100o/o.
o Baris (1) kolom (5) angka 53,74 : 53,74 - 0; karena kedalaman o Jumlah hietograf pada kolom (B) - hujan rencana periode
hujan sebelumnya tidak ada atau nol. ulang 10 tahun : 155 mm.
o Baris (2) kolom (5) angka 13,97 : 67,70 - 53,74 Tabel 3.36 Perhitungan hietograf dengan cara ABM
o Dan seterusnya.
4. Hitung persentase selisih kedalaman hujan berurutan (AX) pada :,;'';r-'", j x+l {!:.
r'.,1:::(mm).".,:.
Hietograf

kolom (6) Tabel (3.36). I Try"* i, .'.,,


!.
i,f i:i.,:':i-ii.'
,|. . ij ,"(%) mm

Contoh:
(1). tzil:l (al i: (s).'' . r(6)'i' (n (8)
I o-1 53,74 53,74 51,74 52,28 5,01 7,76
. Baris (1) kolom (6) anska: s2,28 : !I+x 100% 2 "t
-2 33,8s 67.70 13,97 13,59 6,41 9,93
102,79 3 2-3 25,83 77,50 9.80 9,53 9,53 't4,77
4 3-4 21 ,32 8s,30 7,BA 7,59 52,28 81,03
r Baris (2) kolom (6): angka 't3,ss : ::y=x'100% 5 4-5 18.38 91,89 6,59 6,41 13,59 21.06
102,79 6 5-6 16.27 97,64 5,76 5,60 7,59 11,76
7 6-7 14,68 102,79 5,1 5 5,0r 5,60 8,68
Jumlah 102,79 100,00 r00,00 155,00

-oo0oo-

HuJon Rerrot,o dilt lntr,t/,t/tostty0


78 Teknik Perhltungon Deblt Rcrtcono Bortr4trron Alr
4.1 METODE RASIONAL
Metode Rasional merupakan rumus yangtertua dan yangterkenal
di antara rumus-rumus empiris. Metode Rasional dapat digunakan
untuk menghitung debit puncak sungai atau saluran namun dengan
daerah pengaliran yang terbatas.

Men u rut Cold man (1 986) dalam Suri pi n (2004),Metode Rasional


dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 300 ha. Menurut Ponce
(1989) dalam Bambang T (2008), Metode Rasional dapat digunakan
untuk daerah pengaliran 1 2,5 Km2. Dalam Departemen PU, SK
SNI M-18-1989-F (1989), dijelaskan bahwa Metode Rasional dapat
digunakan untuk ukuran daerah pengaliran < 5000 Ha.
Dalam Asdak (2002), dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran
> 300 ha, maka ukuran daerah pengaliran perlu dibagi menjadi be.
berapa bagian sub daerah pengaliran kemudian Rumus Rasional di-
aplikasikan pada masing-masing sub daerah pengaliran.
Dalam Montarcih (2009) dijelaskan jika ukuran daerah penga-
liran ) 5000 Ha maka koefisien pengaliran (C) bisa dipecah-pecah
sesuai tata guna lahan dan luas lahan yang bersangkutan. Dalam
il
Suripin (2004) dijelaskan penggunaan Metode Rasional pada daerah lr intensitas curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm/
pengaliran dengan beberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan jam).
dengan pendekatan nilai C gabungan atau C rata-rata dan intensitas Besarnya nilai t. dapat dihitung dengan beberapa rumus,
hujan dihitung berdasarkan waktu konsentrasi yang terpanjang. diantaranya:
Rumus umum dari Metode Rasional adalah: 1. Rumus Kirpich
o''ut
Q:O,27BxCxlxA (4.1) r _ 0,87 * L'
" - l6ob;T
(4.3)
Keterangan rumus:
Keterangan rumus:
Q : debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
t : waktu konsentrasi (jam).
C : angka pengaliran (tanpa dimensi).
L: panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang
A: luas daerah pengaliran (Km2).
ditinjau (Km).
| : intensitas curah hujan (mm/jam).
S: kemiringan rata-rata daerah lintasan air.
Metode Rasional di atas dikembangkan berdasarkan asumsi
2. waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakan-
sebagai berikut:
nya menjadi 2 komponen yaitu:
1. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata
di seluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama t. = to * to (menit) (4.4)
dengan waktu konsentrasi (t.) daerah pengaliran.
n
2. Periode ulang debit sama dengan periode ulang hujan. Dengan: ,o: ?x 3,2g x L x (4.s)
3. Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah JS
tetap untuk berbagai periode ulang.
16:-1t- (menit) (4.6)
Jika persamaan (4.1) dipergunakan untuk menghitung debit
60xV
rencana dengan berbagai periode ulang maka notasinya dalam
Keterangan rumus:
buku ini ditulis sebagai berikut:
n : angka kekasaran permukaan lahan (lihat Tabel 4.1).
Qr:a,27BxCxlrxA (4.2)
5 : kemiringan lahan.
Keterangan rumus: L: panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m).
L, panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m).
Q, : debit puncak limpasan permukaan dengan periode ulang V kecepatan aliran didalam saluran (m/detik).
T tahun atau debit rencana dengan periode ulang T tahun
(m3ldet).
C angka pengaliran (tanpa dimensi).
A luas daerah pengaliran (Km').

Metode Roslonol, Mt'lthlor, Wt drwen, don Hospers


82 Teknik Per hitungon Dtltlt lil'rtr tuttt lktrr,qrttrttrt Ait 83
il
r l

Tabel 4.2 Koefisien pengaliran (C) untuk Rumus Rasiona/


Tabel 4.1 Angka kekasaran permukaan lahan
Deskripsi lahan/karakter
Tata Guna Lahan permukaan Koefisien pengaliran (C)

. Kedap air Bisiness:


o
. Timbunan Tanah I
I
Perkotaan o,7o - 0,95
. Tanaman pangan / tegalan dengan sedikit
o.o2 o Pinggiran 0,50 - 0,70
I 0:i,
rumput pada tanah gundul yang kasar dan
lunak I O,ZO Perumahan:
o
. padang rumput I o,+o
o
Rumah tinggal 0,30 - 0,50
o Tanah gundul yang kasar dengan runtuhan II O,OO Multiunit, terpisah 0.40 - 0,60
o,go . Multiunit, tergabung 0,60 - o,75
dedaunan o Perkampu'nBan o,25 -O,40
o Hutan dan sejumlah semak belukar o Apartemen 0 50 - 0,70
Perkerasan:
Sumber: Bambang T (2008)
o Aspal dan beton o,7o - a,gs
Koefisien pengaliran (C), didefinisikan sebagai nisbah antara o Batu bata, paving o,5o - o,7o
puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Perkiraan atau Halaman berpasir:
pemilihan nilai C secara tepat sulit dilakukan, karena koefisien ini o Datar (2%) 0,05 - 0,10
antara lain bergantung dari:
o Curam (7olo) 0,15 - 0,20
1. Kehilangan air akibat infiltrasi, penguapan, tarnpungan Halaman tanah:
permukaan. o Datar (2%) 0,13 - O,17
2. lntensitas dan larna hujan.
o Curam (7%) o,18 - 0,22
Hutan:
Dalam perhitungan drainase permukaan, penentuan nilai C o Datar0-5% 0,10 - 0,40
dilakukan melalui pendekatan yaitu berdasarkan karakter permu- o Bergelombang5-10% 0,25 - 0,50
kaan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Tabel (4.2). o Berbukri 10 - 30% 0,30 - 0,60
Kenyataan di lapangan sangat sulit menemukan daerah Sumber: disalin sebagian dari Suripin (2004)
pengaliran yang homogen. Dalam kondisi yang demikian, maka
Cara lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan mensub-
nilai C pada persamaan (4.1) atau (a.2) dihitung dengan cara
stitusikan persamaan (4.7) ke persamaan (4.2) sehingga diperoleh
berikut:
persamaan berikut:
iC, A, Q:0,278 xlrx(f, A xC,) (4.8)
i-1 (4.7)
C:Crata-rata: Keterangan rumus (4.7) dan (4.8):

i-l
b, Ci :
:
koefisien limpasan sub daerah pengaliran ke i.
Ai luas sub daerah pengaliran ke i.
' n jumlah sub daerah pengaliran.

lAetode Roslonttl , lrlt,lt ltlor, Wadrtwen, clon Hospers


u Tekntk Perhltungon Debtt Rencona Bongunon Alr B5
7

Langkah-langkah perhitungan debit rencana dengan Metode


Rasional adalah: A2
l. Jika koefisien limpasan dari suatu daerah pengaliran atau A4
daerah aliran sungai (DAS) adalah tidak seragam maka daerah
pengaliran atau DAS tersebut dibagi-bagi terlebih dahulu
menjadi sub-DAS (Ai) sesuai dengan tata guna lahan (Ci). 43

2. Ukur tiaptiap luas Ai.


AI
3. Hitung C rata-rata berdasarkan persamaan (a.T jika nilai Q
dihitung dengan persamaan (4.2). :--L__
Outlet sungai utama
4- Hitung f, A,C,jika nilai Q dihitung dengan persamaan (4.8).
5. Hitung waktu konsentrasi (tc) berdasarkan persamaan (4.3) Hitunglah besarnya debit rencana jika besarnya
curah hujan
atau (4.4). rencana (Xr) * 130,5 mm.
6. Hitung intensitas hujan (l).
Jika data hujan yang tersedia adalah data menitan maka I
Tabel 4.3 Sub DAS (A), Koef limpasan (C), panjang sungai
Luas

dapat dihitung dengan Metode Talbot, Sherman, dan lshiguro. utama (L), dan kemiringan sungai utama (S)

Jika data hujan yang tersedia adalah data harian maka I dapat
dihitung dengan Metode Mononobe.
7. Masukkan hasil perhitungan yang diperoleh dari langkah 3
s/d langkah 6 ke persamaan (4.2) atau persamaan (4.8) untuk
mendapatkan nilai Qr.
Luas total A - 2,2i Km2
Contoh soal 4.1 Jawaban soal 4.1:
Suatu daerah pengaliran dengan luas total 2,21 Kmz. Tata guna lahan Data masukan untuk perhitungan debit rencana
terrebih dahuru
atau koefisien limpasan (C) serta luasnya (A), panjang sungai utama (L) dianalisis yaitu: Ai Ci, tc, dan t seperti dalam Tabel (4.4):
serta kemiringannya (S) pada daerah pengaliran tersebut adalah seperti
Tabel (4.3). Tabel 4.4 Perhitungan Ai Ci, tc, dan I

Posisi sub DAS yang dimaksud dalam soal 4.1 adalah seperti
sketsa berikut:

1,16 | o,to
Irtnr I.rh

41t:lodo ll{tsl()n(,l, Mt,L, ittor. Wrduwen, don tlospers


86 Teknik Perhitungon Deblt Rencono Bangunon Air B7
7

Tabel 4.4 Laniutan Pertanyaan:


1. Apabila diketahui intensitas curah hujan rencana 10 tahun adalah
s X, (mm) r. (iam) l, (mm/iarn)
30 mm/jam dan intensitas curah hujan rencana 20 tahun adalah 50
(n l8) (e)
(6)
o,44 78,52
mm/jam, berapakah debit rencana untuk masing-masing periode
0,000671 30,50
0,000671 30,50 1.02 44,68 ulang tersebut ?
0,000671 30,s0 0.65 60,41 2. Berapa waktu konsentrasi pada sungai utama?
0,000671 30,s0 1,66 32,23
Jawaban soal 4.2, pertanyaan 1:
t. menggunakan Metode Kirpich
Pada Tabel (4.4), perhitungan
o Diketahui:
(persamaan 4.3) dan perhitungan intensitas hujan (l) menggunakan Luas daerah pengaliran sungai (A) :
150 ha : 1,5 Km2.
Rumus Mononobe. Nilai C untuk lahan hutan bergelombang : 0,50.
213
. Nilai C untuk hutan berbukit : 0,80.
lntensitas hujan (l,r) : 30 mm/jam dan(lr) : 50 mm/jam.
Rumus Mononobe , l:\L Z! @.9\
24 t. o Hitung:
Keterangan rumus: E A.CJ :
(35% x 1,5 Km2 x 0,50)+(65% x 1,5 Km2 x 0,80)

l. - intensitas hujan (mm/ jam).


:
1,31 Km2.
Xro* hujan harian (mm)'
. . Dengan memasukkan nilai I A, C, dan nilai l,o dan lro ke
tc : waktu konsentrasi (jam).
persamaan (4.8) maka diperoleh debit rencana l0 tahun (e,o)
dan debit rencana 20 tahun (Qro):
Dengan memasukkan data dari Tabel (4.4) yakni:
Q,o : 0,279 l1o I A,C, Qro: 0,278 l2o I AiC
o Nilai 32,23 mm/jam (interrsitas
\: ini dipergunakan karena : 0,278 x 30 x 1,31 : 0,278 x 50 x 1,31
waktu konsentrasinya paling lama). : 10,93 m3/detik. : 18,21 m3/detik.
o Nilai I A,C, : 1,48 Km2.
. ke persamaan (4.8) akan diperoleh: Jawaban soal4.2, pertanyaan 2:
. Debit rencana: . Diketahui:
. Q, - 0,278x32,23 x 1,48 : 13,30 m3/detik'
Panjang sungai utama yang telah diukur (L) : 3,0 Km.
Contoh soal4.2 Kemiringan rata-rata (S) : 0,85 %.
Hitung:
Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas 150 ha yang terdiri
ciari 35 % hutan bergelombang dan 65 % lrutan berbukit'
Waktu konsentrasi (t.):

tiiilkur acialah 3,0 Km rJengan o''u' o'38s


irarriang sungai utama yang telali :
* _ a,87, L' o,B7 x32 0,93 jam.
hemiringan rata-rata 0,E5 %. "- iooo*s looo-opoas

I t' kt' i k [\' i ltt ( t t no rt t I [ )t' l>t t /l{'llr r/t lt, I i tt t'' | ) t tt tt t /\ t ]
lvl?tode Rosiorurl , lAclr lrior, Wt,dttwen, don Hospers B9
r
4.2 METODE MELCHIOR dengan:
Metode Melchior yang berlaku untuk daerah pengaliran cli F:luas elips yang mengelilingi daerah alirang sungai dengan
wilayah Jakarta secara umum dirumuskan sebagai berikut: sumbu panjang (a) tidak lebih dari 1,5 kali pendek (b). Be-
(4'10) saran F dinyatakan dalam Km2, dan nilainya ) luas daerah
Q,u*:crxlxA pengaluran (A).
Keterangan rumus: o Nilai 0, ditentukan berdasarkan hubungan antara F dan lama
hu1'an, lihat Tabel (4.5).
Q*,, debit maksimum (m3/dt).
3. Menentukan I
cr koefisien Pengaliran.
Intensitas hujan (l) ditentukan dengan rumus:
p : koefisien reduksi.
| : intensitas hu.ian (m3/dt/Km2). ,_l0x0xRromaksimum (4.13)
A luas daerah Pengaliran (Km2). 36xt.
Langkah-langkah perhitungan debit maksimum (Q.,J dalam n _ 10xL (4.14)
Metode Melchior adalah:
"-36*v
V:1,31x (q x S')o''z (4.1s)
. Menentukan nilai koefisien pengaliran (ct)'
Keterangan rum us-rum us:
. Menentukan koefisien reduksi (0).
. Menentukan intensitas hujan (l). Rro hujan harian (mm).
r Menghitung Qmak untuk suatu daerah pengaliran' t. : waktu konsentrasi (jam).
1. Menentukan cr V kecepatan rata-rata aliran (m/detik).
Melchior menetapkan koefesien pengaliran (ct) sebagai angka per- a F, Xl.ouuXF (m3/detik).
bandingan antara Iimpasan dan curah hujan total, yang besarnya S : kemiringan rata-rata sungai :
0,9xL
tergantung dari kemiringan, vegetasi, keadaan tanah, temperatur H beda tinggi antara tinggi titik pengamatan dan titik terjauh
angin penguapan dan lama hujan pada umunrnya koefisien pe- sungai (Km).
ngaliran'ini bernilai antara O,42 - O,62. L : panjang sungai utama (Km).
2. Menentukan B Dalam menghitung nilai I pada persamaan (4.'t3) dilakukan de-
o Koefisien reduksi (F), ditentukan dengan rumus: ngan coba-coba (1,), sebab nilai t. bergantung V, nilai V bergan-
P : F, x F,
(4'11)
tung Q, dan nilai Q bergantung pula pada nilai I yang justru dicari
o Nilai B, ditentukan berdasarkan rumus: nilainya. Untuk keperluan perhitungan coba-coba nilai I dapat di-
gunakan Tabel (4.6).
1970 (4.12)
F: - 3960 + (t zzo x P,)
Nilai I yang dipergunakan dalam persamaan (4.13) tersebut perlu
il-a,12
ditambah dengan persentase tertentu, tergantung pada nilai t^.
Nilai penambahan dapat dilihat pada Tabel (4.7).

90 Teknik Perhitungan Debit Rertontt lknr'lrtrxtrt Air


lvletod? Rttshttrtl , lrk'lr lthtt, W'tlttwt'n, tlott Huspers 91
r
4. Menghitung Qmaks untuk suatu daerah pengaliran Talrel 4.7 Penambahan Persentase Melchior
Rumus-rumus yang diuraikan di atas berlaku untuk daerah Jakarta. .,,1
tc (menit) fc {menit) tc (menit)
Oleh karena itu, untuk daerah luarJakarla yang mempunyai cuiah
2l
I

0-40 - 980 * .t 950 1A


hujan harian maksium r (mm), maka hasilnya harus dikalikan
89.5 13 1860
;I
dengan perbandingan curah hujan harian maksimum setempat
dengan curah hujan harian maksirnum Jakarta (200 mm), sehingga
40-115
15- l90
'r

190 - 27r)
.lsl 980
r070-
1155
-
-
1070
1155
1240
14
15
16
1950 - 2035
2035
2120
- 212A
- 221A
25
26
17
270 - 360 6l r240- 1330 2210 - 2295
persamaan (4.1 0) menjadi:
360 - 450 tl 330 * 1420
17
18 2295 - 2380
28
29

Q: ux -r* r
(berlaku untuk luar jakarta @.16) 450 - 540 Bl 420 - 1510 19 23BO - 2465 l0
I xA )
540 - 630 ol 510-1595 20 2465 - 2550
630 * 720 10 595 - i6B0 21 2550 - 264A )/-
Tabel 4.5 Persentase p, menurut Melchior 720 - B1A ,,1 I

684 - 17VA 22 2640 - 2725 33


810 - 895 12 I t770 - 1860 23 2725 - 281 s 14
F Lama hujan, t (jam)
5 u mber : S ubarkah (19 B0)
S11 _ ?__
Contoh soal 4.3
0 80
(dikutip dengan penyesuaian dari pustaka nomor 24)
10 70
Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas DPS A : 169
50 57
Km2, yang mempunyai panjang sungai utama L : 39,2 Km sefta beda
300 43 tinggi titik terjauh dengan titik pengamatan H : 1700 m.

32 Di DPS tersebut terdapat 4 buah stasiun hujan yang mempunyai


data curah hujan maksimum berturut-turul 146 mm, 1 65 mm, 244
Su mber : 5 ubarkah (19 B0)
mm dan 236 mm. Dari peta DPS diplot ellip melchior, menrpunyai
sumbu panjang a : 28,4 Km dan sumbu pendek b : 18,9 Km. Bera-
Tabel 4.6 Perkiraan lntensitas Huian Harian Menurut Melchior
pakah debit maksimum?
I Luas Ellips I m3/detik/
Luas Ellips Luas fllips Km? I m3/detildKm'?
Km2 m3/detildKm'? (Km2 Km2 Jawaban soal 4.3:
0,14 29,60 144 4,75 720 2,30 1. Menentukan cr : 0152.
080 185
o,72
1,20
22,45
19,90
216
288
4,00
3,60
1

1440
1

1 155
2. Menentukan B dan I
7,20 14,15 360 3,30 21 00 1120 2.'l Tentukan Luas ellips melchior (F), kemiringan rata-rata sungai
14 'I
1,85 432 3,05 2880 1,00 (S), dan F1:
29
72
9,00
6,25
504
576
2,85
2,65
4320
5760
o,70
o,54
F : ll4raxb
108 5,25 648 2.45 7200 0.48 1l4r 28,4 x 18,9
422 Km2.
-surnber: Subarkah ( I 980)

92 l(ku k fu't ttiltrtt'4tttl Dr'l>il llt'ttt tttht litttt'.'tttt'1tt '1tt lvltloth' R(t\t(,tiltl , Mtlr ltror, Wt'thtwtn, dott tlospers 93
F-
*

H 2.7 Hitung p:
c_
J - Telah diketahui sebelumnya B, :
o,gL 0,76.
Sehingga:
"t700
0,9x39200
B O,7OxO,76:0,532.
2.8 Menghitung I sebenarnya (1,
0,048.
,_l0x0xRromaksimum
Dengan nilai F : 422 Km2, B1 dihitung dengan rumus: 36xt.
_
F :,'
-i -,
1970
-3960+ (rZZO*p,) 10 x 0,532 x 200 :
Catatan: Rzamaks 200 mm
p1-o,'12
36 x 8,5 untuk Jakarta

422: +197o -3e60*


3,5 m3ldet/Km2.
(tzzoxB,)
P1-o'12 2.g Bandingkan t coba : 3,00 dan I terhitung : 3,5 m3/det/Km2;

Diperoleh: pr 0,76.
jadi 1., * lr.
2.10 Coba lagi l, dengan nilai 3,5 kemudian perhitungan dimulai
2.2 Coba-coba (taksir) nilai l, berdasarkan Tabel (4.6) dan nilai F
dari langkah perhitungan (2.3) yaitu mulai perhitungan.nilai
: 422 Km2; Dengan cara interpolasidariTabel (4.6)diperoleh
Q sampai diperoleh nilai l, : Ir.
nilai I : 3,00 m3/det/Km2.
2.3 Hitung Q:
2.11 Dalam contoh soal 4.3, hasil perhitungant, : l, setelah:
| : 3,95 (m3/det/Kmr) dan tc : 460 menit.
a F,xl,xA
0,76x 3,00 x 169 :385 m3/det. 2.12 Untuk t.: 4b0 menit besarnya koreksi 8 % sehingga nilai I

menjadi: : '1,08 x 3,95 : 4,27 (m3/det/Km2).


2.4 Hitung V:
V :1,31x(exSr)o,, 3. Menentukan Qmaks Jakarta:
:'1,31 x (385 xO,O4B2)1'2 : 1,28 m/detik. QmaskJakarta : crxlxA
: 0,52 x 4,27 x 169 : 375,25 m3/detik.
2.5 Hitung t.:
4. Menentukan Qmaks suatu daerah pengaliran:
L 10 x 1Ox39,2
Curah hujan rata-rata daerah pengaliran dalam soal:
' 36xV 36x1,28
*: ('t46 + 165 + 244 + 230)/4: 198 mm.
2.6 Hitung nilai Br.
Berdasarkan nilai 422 F: Km'; tc : 8,5 jam; Lihat Tabel fadi Qmaks : ax I x4x -l_ : 0,52x4,27 x'169x
--
198

(4"5) sehingga diperoleh:


200 200

F, : 70 olo
371,49 m3/det.

Teknik Perhitungon Debit Rencorut Butgrtrrun Air lAetode Ruslonul, filt,lthior, Weduwen, don Hospers 95
4

Misalkan hujan rencana pacla daerah pengaliran : 250,55 rnm Nilai intensitas hujan maksimum dengan kala ulang Z0 tahun
ditentukan dengan rumus:
maka: Qmaks : c, x;x4 v-r-
. Q.,+ x t)+ 3oo
(4.21)
(oxt)+z
o,52 x 4,27 x rca * 221'? : 4To,og mr/rler.
200 Jika luas daerah pengaliran kurang dari atau sanra dengan 100
Km2 dan lama hujan kurang dari sama dengan l2 jam rnaka nilai I
4.3 METODE WEDUWEN
dihitung dengan rumus:
Metode Weduwen yang digunakan untuk menghitung debit 7.74
maksimum di daerah pengaliran Jakafta dirumuskan sebagai berikut: | : t+l,45
t'
@.22\
' Qmaksjakarta:cr.XpxlxA (4,.17) . Langkah-langkah perhitungan debit maksimum (emaks Ja-
karta) dengan Metode Weduwen adalah:
Keterangan rumus:
1. Coba harga t.
Qmax : debit maksimum (m3/dt). 2. Hitung harga B berdasarkan persamaan {4.19).
c koefisien pengairan. 3. Hitung I berdasarkan persamaan @.21).
B : koefisien reduksi. 4. Hitung harga o berdasarkan persamaan (4.18).
| : intensitas hujan (m3/dt/Km2). 5. Hitung harga t berdasarkan persamaan (4.20).
A luas daerah pengaliran (Km'). 6. Cek harga t hitung apakah sudah sama dengan t
. Keofisien pengaliran (cr) ditentukan dengan rumus: coba, jika tidak sama maka ulangi dari langkah 1.

-I. 4,1 7. Tentukan nilai a, B, dan I pada saat nilai t sudah tetap
CI. (4.18) (sama dengan t perhitungan sebelumnya).
l+7
B. Hitung Qmaks berdasarkan nilai o,, B, dan I pada saat
Koefisien reduksi (0)ditentukan dengan rumus: nilai t pada langkah 7.
rzo+ ialxn Langkah-langkah perhitungan debit maksimum dengan peri-
t+9 (4.1e) ode ulang i tahun (Qi) untuk daerah pengaliran di luarJakarta
120+A
dengan Metode Weduwen adalah:
Lamanya hujan (t dalam satuan jam) ditentukan dengan rumus:
1. Cunakan langkah-langkah perhitungan I s./d B
r : O,476x A3t8 (4"20) Qmaks Jakarta.
(oxBxl)"'*(S)"0 2. Hitung curah hujan dengan periode ulang i tahun
(Ri):
S adalah kemiringan dasar sungai rata-rala.

Dalam perhitungan Qmaks atau debit makiimum dengan kala R, '' R^ @.23)
'rnn "
ulang tertentu, intensitas hujan (l) harus dibandingkan dengan intensi-
tas hujan dengan periode ulang 70 tahun.

Teknik PerhitLtngan Debit Rt'rt-l'tunt l\ttt'lttrtrrrr Att Mt'l(,(lt' li(t,,tt'tktl, Mt lr ltt0t, Wthtw|tt, tl?tt llospers
r
2. Ditanya:
mi koefisien perbandingan curah hujan di suatu eO 15 ..... ., ?
wilayah dengan periode ulang i tahun (R, ; .......?
besarnya belum diketahui) dengan curah " Q,o
:
3. Dicoba untuk t 4,5 jam dan hitung 0, l, cr dan t sebagai
hujan dengan periode ulang 70 tahun (Rro), berikut:
lihat grafik pada LamPiran (4.1).
120+
t+1xA
ffin koefisien perbandingan curah hujan di suatu t+9
wilayah dengan periode ulang n tahun (R"; 120+A
besarnya sudah diketahui) dengan curah 4'5+1
120+ x24
hujan dengan periode ulang 70 tahun (Rro), 4,5 +9
lihat grafik pada Lampiran (4.1). 120 + 24

Rn curah hujan di suatu wilayah dengan periode


t: 67,65 67,65
t+1,45- 4,5+1,45 =
11,37 (m3/dt/Kmr).
ulang n tahun; besarnya sudah diketahui.

3.
1- 4.1
Hitung Qi
C[: ', :1- 4,1
:0,777.
Q, Qmaks Jakarta -5 l+7 11,37 +7
Rro

Ri 0,476x A3/u
Qmaks Jakarta x @.24)
240
Contoh soal4.4 0,467 x243/8
(dikutip dengan penyesuaian dari pustaka nomor 24) (o,lzr x 0,9 x 1 1 37)'
t I x o,oo51/o
Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas A : 24 Km2 dengan
4,46 jam.
kemiringan dasar sungai rata-rata s : 0,005.-Dari stasiun pen8amatan
hujan di DPS tersebut diperoleh data hujan harian maksimuffi Rn : Dari perhitungan di atas: t coba (ti) I t hitung (t)

205 mm dengan periode ulang 40 tahun. Hitung debit maksimum Oleh karena itu, dicoba lagi untuk t, sehingga diperoleh: t, = t
akibat hujan periode ulang 5 tahun dan 10 tahun. yaitu pada saat:
Jawaban soal 4.4: t : 4,57 jam B : 0,90
1. Diketahui:
| : 11,24 (m3ldt/Km2) cr : 0,761
. Periode pengamatan 40 tahun, dari grafik pada Lampiran (4.1) ;

didapat m" : 0,915. 3. Hitung Qmaks Jakarta

' Rn: 205 mm' Qmaks Jakarta : x 0'e0 x 11'24 x 24


. A 24Km2 . i;^ur;l*i*oo''61
o S : 0,005
lvlelod( Rotuttxtl, Mrlt lrior, Weduwen, don Hospers 99
leknik Perhitrtrtgan Debit Rrrx ttrttt lilttttlrtttnt Air
rl
!,
4. Hitung curah hujan periode ulang 5 dan 10 tahun Keterangan rumus:

o Rl-n): mi xR R- * *oo
Qmax debit maksimum (m3/dt).
't ct koefisien pengairan.
mn ffiao
p : koefisien reduksi.
Dari grafik diperoleh m, untuk hujan periode ulang 5 tahun I : intensitas hujan (m3/dlKm2).
:
m, 0,60 A luas daerah pengaliran (Km2).
0'60 x2o5 : 134,43 mm.
sehingga: R,:
" It
ffiao
* Roo - Keofisien pengaliran (cr) ditentukan dengan rumus:
0,915
1+ 0,01 2x Ao'7
oi,: :: Xl (4.26)
1+ 0,075 x A'''
. R, ffi, xRnR,o -
mn ff*r*.. Koefisien reduksi (F)ditentukan dengan rumus:
1 - 1+3,7*160,axt A3t4
tT
(4.27)
Dari grafik diperoleh m, untuk hujan periode ulang 10 tahun p
--
t'+15 12
m,o : 0'70
-

0'Zq Waktu konsentrasi (t ) ditentukan dengan rumus:


sehingga: R,o : &xR+o: *265 : 156,83 mm' t -0,1 xLo'8xS'o'3 (4.28)
ffiqo 0,915
Keterangan rumus:
5. Hitung debit maks dengan periode ulang 5 tahun dan 10 tahun:
L :panjang sungai utama (Km).
. Q, : Qmaks Jakarta - $-
240
S : kemiringan dasar sungai rata-rata.
Besarnya curah hujan (r dalam satuan mm) untuk lama hujan
184,76"# : 103,5 m3/detik. tertentu (t : t
dalam satuan jam) dan hujan harian maksimum (R,
dalam satuan mm)dirumuskan sebagai berikut:

R,o o Untukt < 2 jam


. Q,o: Qmaks Jakarta x txR^.
240 f:zq (4.29)
t + 1- 0,000a x (zoo - nr.)x (z - t[
184,76* '5,6,'9
: 120,73 m3/detik. r Untuk 2 jam< t< 19 jam
240 t x R,,
(4.30)
4.4 METODE HASPERS t+1
o Untuk 19 jam<
t < 30 hari (4.31)
Metode Haspers yang digunakan untuk menghitung debit maksi- r:O,707xRrox(t+1)1/2
mum dirumuskan sebagai berikut:
Sesarnya intensitas hujan (l dalam satuan m3/dt/Km2) ditentukan
(4.2s)
Qmaks:c{,XBxlxA berdasarkan hubungan antara r (mm) dan t (jam) dengan rumus:

Metorle Rrttltxrtl , Mt,ltltior, Weduwen, dan Hospers


Teknik Perhitungon Debit Rencono Btntqtrnr Air
r
(4.32)
3,6xt 1+o'o12xAlt-
3. Hitung cr : : o,4s.
Langkah-langkah perhitungan dcbit maksimrrin (Qmaks) dengan 1+O,O75x A"''
Metode Haspers adalah: 4. Hitung tc : tc : 0,1 x Lo,B x S-0,3 : 5 jam.
1. Hitung nilai cr berdasarkan persamaan (4'.:{r).
1: ,,1+3,7x100'0" x-A3t4
2. t
Hitung nilai berdasarkan persamaan t4.2$. 5. Hitung 1,33.
p '- Jt.15 12
3. Hitung nilai B berdasarkan persamaan \4)7).
4. Hitung nilai r berdasarkan persamaan t4'29) sld (4.31). Jadi p: 0,75.
5. Hitung nilai I berdasarkan persamaan (4.32). 6. Hitung r
6. Hitung nilai Qmaks berdasarkan persamaan t4.25). o Oleh karenat : 5 jam, maka rdihitungberdasarkan persamaan
Contoh soal4.5 (4.30).
(dikutip dengan penyesuaian dari pustaka nomor 24) o Nilai rroditentukan berdasarkan Rro : '110 mm:

Suatu daerah pengaliran dengan luas (A) * 100 l(nr2, panjang sungai
r,n: tXRro : 5x110 : 91 ,67 mm.
: t+1 5+1
utama (L) * 10 Km dengan kemiringan dasar sungal rata-rata (So)
o Nilai rloo ditentukan berdasarkan R,oo. Nilai R,oo ditentukan
0,001"
dengan cara berikut:
Jika tersedia data curah hujan harian maksimum selama 10 tahun &r: R+ SxKro (Distribusi Probabilitas Cumbel; nilai
pengamatan dan nilai curah hujan rata-ratanya * 90 mm serta nilai Rdan S tetap untuk data yang sama; hanya nilai K yang
curah hujan rencana dengan periode ulang 20 tatrun setelah dihitung berubah-ubah sesuai periode ulang).
berdasarkan distribusi probabilitas cumbel * 110 mm, berapakah
Untuk jumlah data curah hujan harian maksimum : 10 buah
debit maksimum dengan periode ulang 20 tahun tlan 100 tahun.
data, maka nilai faktor probabilitas (K):
lawaban soal 4.5: o Dengan periode ulang 20 tahun (K2o) :
1,85.
1. Diketahui: o Dengan periode ulang 100 tahun (K1oo) 4,32. :
r A 100 Km2.
r L 10Km. Nilai s = Rro-R- 110-90=10,81.
. 5o C1,001.
Kro 1,85
. I gomm'
Nirai R,oo :
r Rro 1 10 mm.
l; i:[X 1x4,32: 156,6e mm.
2. Ditanya;
* ero ......1
r,oo t x R'oo 5x156-'69 :
t+l -
Jadi 130,58 mm.
* e,on ......? 5+1

t02 fttkttik ['+'r:"tt1tttrc.iilt l,rl)tl l]rtt tttt,t ttttti 'l


lvletorle Roslttxtl, lArk lthn, Weduwen, don Haspers 103
fl

7. Hitung I

'67 :
9'l
o '20
l^^ =':o - 5,09 m3/dt/Km2.
3,6xt 3,6x5
o -roo
l.* rtoo 130'58 :7,25
- m3/dt/Km2.
3,6xt 3,6x5
8. Hitung Q."n,
. Qro:Cr,XpxlroxA
: 0,45 x 0,75 x 5,09 x 100
: 171,79 m3ldt. Ififrogmf Sotuan
. Q,oo:cr,xBxl.,*xA
:0,45xO,75x7,25 x 100
: 244,69 m3/dt.
-oo0oo-
5.1 PENGERTIANHIDROGRAF
Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai hidrograf, terlebih
dahulu akan disajikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
hidrograf, sebagai berikut:
1 . Hidrograf adalah penyajian secara grafis hubungan salah satu unsur
aliran misalnya debit (Q) terhadap waktu (t). lstilah selanjutnya
yang disebut dengan hidrograf dalam buku ini adalah hubungan
antara debit dengan waktu.
2. Komponen pembentuk hidrograf berasal dari: limpasan atau aliran
permukaan/aliran langsung dan aliran dasar (dibentuk oleh aliran
antara dan aliran bawah tanah).
3. Hidrograf terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu: lengkung konsentrasi/
lengkung naik, bagian puncak, dan lengkung resesi. (Lihat contoh
pada Gambar 5.1).

104 Teknik Perhitungon Deblt Rencono llotrqrutrl.rt Air


5. Hidrograf satuan dapat dipergunakan antara lain untuk:
Lengkung naik Puncak Lengkung resesi r Memperkirakan banjir rencana pada suatu DAS atau sub_
a DAS.
Menurunkan hidrograf satuan DAS atau sub-DAS lain khusus-
nya yang mempunyai kemiripan karakter.
Penggunaan hidrograf satuan harus memperhatikan luas DAS
atau sub-DAS.
. Dalam Linsley (1989) dijelaskan bahwa penggunaan hidrograf
satuan tidak boleh lebih dari 5000 km2, kecuali diperkenankan
Waknr Puncak . t pengurangan akurasi. Dalam Chow (l9BB) dijelaskan bahwa
<-+ Waktudasar
penggunaan hidrograf satuan diperbolehkan untuk luas DAS
30 s/d 30.000 Km,.
Gambar 5.1 Bagian-bagian hidrograf
6. Terdapat 3 dalil yang harus diperhatikan dalam hidrograf satuan:
5.2 PENGERTIAN HIDROGRAF SATUAN o Dalil I (lebar dasar sama)
1. Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung (limpasan Hidrograf satuan (U) yang dihasilkan oleh hujan efektif (i)
permukaan) ying dihasilkan oleh hujan satuan. yang durasinya (t,) sama, akan mempunyai lebar dasar (to)
2. Hujan satuan adalah hujan efektif yang terjadi. merata di seluruh yang sama. (Lihat Cambar 5.2).
Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dengan intensitas tetap selama . Dalil Il (linieritas)
satu satuan waktu yang ditetapkan- Besarnya limpasan langsung linier dengan tinggi hujan efektif
3. Satuan waktu yang ditetapkan untuk hujan satuan adalah yang (i), artinya makin besar nilai i maka nilai U makin besar (Lihat
lamanya sama atau lebih pendek dari periode lengkung naik Cambar 5.2).
hidrograf. . Dalil lll (penjumlahan/superposisi)
4. Anggapan dan karaktersitik hidrograf s,atuan: Limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan efektif yang
o Sistem yang berlaku pada DAS adalah linear time invariant berurutan dapat ditentukan dengan menjumlahkan limpasan
artinya keluaran berbanding lurus dengan masukan dan tidak langsung yang dihasilkan oleh masing-masing hujan efektif
berubah terhadaP waktu. tersebut.
o Tidak terdapat perubahan karakteristik DAS akibat perubahan 7. Diti njau dari data yang d ipergunakan dalam men u runkan h idrograf
musim. satuan (U), maka terdapat 2 kelompok hidrograf satuan, yaitu:
o Hujan efektif yang jatuh pada DAS bersifat merata pada
hidrograf satuan nyata dan hidrograf satuan sintetis.
intensitas dan waktu tertentu.
o Bersifat khusus untuk suatu DAS, oleh karena itu penggunaan
hidrograf satuan suatu DAS pada DAS lain harus dilakukan
secara hati-hati.

t06 Teknik Perhitungon Deblt Rencono |knr4nrnt Air Hidrogal \ilrrtut


5.3 HIDROGRAF SATUAN NYATA
Hidrograf Satuan Nyata adalah hidrograf satuan yang diturunkan
berdasarkan data hujan dan data debit. Contoh metode yang dapat
dipergunakan untuk menurunkan Hidrograf Satuan Nyata suatu
Daerah Aliran Sungai (DAS), diantaranya: Metode LK. Sherman, dan
Model Collins.
Contoh soal 5.1 (Metode LK. Sherman)
Jika diketahui luas DAS (F) : 21O km2. Hujan dengan durasit, - 6 jam
dan data debit yang tercatat setiap interval waktu (40 : 6 jam seperti
tercantum pada kolom (2) Tabel (5.1). Aliran dasar (base flow) lO m3/
Gambar 5.2 Hubungan t dengan tu serta hubungan i dengan U det. Tentukan Hidrograf Satuan DAS tersebut.
i mm/jam
t ,, Tabel 5"1 Perhitungan hidrograf satuan nyata LK Sherman
L, l--l
ffit
| 'I',#l waktu
Tanggal waktu (At)
Debit total
in3/det
Base flow
M3/det
Limpasan

langsung
(m3/det)
Hidrograf

Satuan (m3/det/

. cm)
L t. gorr,l
<.---r--+-{...:} (1) (2) (3) (4) (s)
u m3/dt ' 0.00 'l 1,00 10,00
(6)

1,00 0,1 3

6.00 105,00 10,00 95,00 't2,34


1 Juni
- 'r
2.00 1 10,50 r 0,00 1 00,50 1 3,06
18.00 148,00 10,00 138,00 17,93
0.00 150,00 10,00 '140,00 t 8,19

6"00 1 10,50 r0,00 1 00,50 13,06


2 Juni
12.00 77,00 r 0.00 67,00 8,71

18.00 40,90 10,00 30.90 4,02


0.00 35,50 10,00 25,50 3,31

6.00 32,00 10,00 22,00 2,86


3 Juni
12.00 26,30 r0,00 r 6,30 2,12

18.OO 21,50 10.00 1 1,50 1,49


0.00 10,00 10,00 0,00 0,00

6.00 10,00 10,00 0,00 0,00


4 Juni
12.00 10,00 r0,00 0,00 0,00
r 8.00 r0,00 10,00 0,00 0,00

Gambar 5.3 Prinsip superposisi hidrograf 748,20

t08 Teknlk Perhltungon Deblt Rencono fungunon Alr Hldrogrol Sutuut t09
r
I
I

Keterangan Tabel (5.1 ): satuan nyata dapat dilakukan dengan cara dekonvolusi hidrograf.
Rumus dekonvolusi hidrograf satuan:
. Kolom (1), (2), (3), (4) adalah data yang diketahui . nsM

. Kolom (5) : limpasan langsung - kolom (3 )- kolom (a). Q": >. XUn-,*r (s.1)
. Tinggi hujan rata-rata di atas DAS (h*,,) : Keterangafr?rrus:

Totalkolom (5) x At 74B,2Ox6x6Ox6O _


0,077 m:7,7 cm. Q, : hidrograf limpasan langsung (diketahui).
F 210000000 P. : hujan efektif (dikerahui).

kglom(5).
U*,*r : hidrograf satuan (akan dihitung).
u Kolom (6) - hidrograf satuan - n : jumlah ordinat hidrograf limpasan langsung.
M :
hrata-rata
jumlah durasi hujan yang berurutan.
e At : intervalwaktu pengamatan (dalam satuan detik).
r F : luas DAS (dalam satuam m2). Berdasarkan persamaan (5.1 ), jika:

260
n:1 maka:Q,:P,xU, (s.2)

n :2 maka: Q, : P,xU, + PrxU,


240
?20 (s.3)
200
180
160
n :3 maka: Q, : P, x Ur+ Prxl)r+ P, x U, (s.4)
140
120 dan seterusnya.
100 a --
o lam
80
60
.- Nilai Q1, Q2, dan Q3, serta nilai Pl ,P2, dan P3 pada persamaan
'a.
40 "a. (5.2) sld (5.3) adalah diketahui.
"t.
20 't..
0 Oleh karena itu, berdasarkan persamaan (5.2) didapat nilai U1.
t0 12 14 16
- - LineI"""u^s;r"sl
Kemudian nilai U1 dimasukkan ke persamaan (5.3) didapat nilai U2.
[: --'
l+tfidrograf satuan I
Dan nilai U'l dan U2 dimasukkan ke persamaan (5.4) didapat nilai U3
dan seterusnya.

Gambar 5.4 Limpasan langsung dan hidrograf satuan nyata akibat Contoh soal 5.2:
huian efektif tunggal untuk soal 5.1. Hitunglah hidrograf satuan 1 jaman bila diketahui curah hujan dan
limpasan langsung yang terjadi adalah seperti Tabel (5.2).
5.4 DEKONVOLUSI HIDROGRAF SATUAN
Dalam contoh soal 5.1 dijelaskan cara menurunkan hidrograf
satuan nyata berdasarkan hujan efektif tunggal.

Jika hujan efektif yang terjadi adalah tidak tunggal, melainkan


dengan intensitas berbeda secara berurutan, maka penurunan hidrograf

fi0 Teknlk Perhltungon Deblt Rotrcono Bonqi:irun Air Ilidrotyol 5olrttut


r'

Tabel 5.2 Curah huian dan limpasan langsung


5. Q, P,xUu+PrxUo+PrxU,
200,80 25 x U, + 45 x2,02x 40 x 1,BB
Curah hujan Limpasan Langsung
n
(P, mm) 1Q, m3/dt)
Us 1,39 m3/dt/mm.

10,5
6. Qu P,xUu+PrxUr+PrxUo
170,45
1
25
) 50,5
25 x Uu + 45 x 1,39 x 40x2,O2
3
45
120,40
U6 1,08 m3/dt/mm.
40
4 185,60 7. Q, P,xUr+PrxUu+PrxUu
5 200,80 115,40 25 x U, + 45 x 1,08 x 40 x 1,39
6 170,45 U7 0,45 m3/dt/mm.
115,40
7
8. Q, P,xUu+PrxUr+PrxUu
68,40
B
68,40 25 x U, + 45 x O,45 x 40 x 1,08.
30,75
9
Us 0,20 m3/dt/mm.
10 18,2.O

Setelah U, # Uu diperoleh, maka hubungan antara curah hujan,

Berdasarkan Tabel (5.2) diketahui: jumlah durasi hujan (M) 3; : limpasan langsung, dan hidrograf satuan dari soal 5.2 dapat disajikan

Jumlah ordinat limpasan langsung (N) :


10; sehingga jumlah ordinat seperti. Tabel (5.3) dan Cambar (5.5).

hidrograf satuan(U) adalah:(N-M + 1) : (10-3 + 1) : Bbuah. Tabel 5.3 Curah hujan, limpasan langsung dan hidrograf satuan
Perhitungan nileii U dilakukan sebagai berikut: soal 5.2

1. e, : p,xU, Curah hujan Limpasan Langsung Hidrograf satuan (U,


10,50 25 x U, n
(P, mm) (Q, m3/dt) m3/dt/mm)

Ur O,42 m3ldtlmm. 1 25 10,5 0,42

2. Q, P,xUr+PrxU, 2 45 50,5 1,26

50,50 25 xU., + 45 x0,42 3 40 120,40 1,88

U2 1,26 m3ldtJmm. 4 r 85,60 2,O2


't,39
5 200,80
3. Q, P,xUr+PrxUr+PrxU, 6 170,45 1,08
120,40 25 x U, + 45 x 1,26 + 40x0,42 7 "t15,40 o,45
U3 1,88 m3/dt/mm. B 68,40 0,20

4. Q. P,xUo+PrxUr+P.xU, I 30,7s

185,60 25xUo + 45 x 1,88 x 40x1,26 10 18,20

Uo 2,02 m3ldtlmm.

Teknik Perhitungon Debit Rttttttrxr lltur<4nrutr Air


llidrogrol Sultll'nr 113
112
Jawaban soal 5.3:
3'00
Tabel 5.4 Perhitungan total hidrograf limpasan langsung untuk
I
250l
soal 5.3
2.00 Waktu Hidrograf langsung (m3/dt) akibat huian Total Hidrograf
U (m3/dUmm)
(am) 50 mm 30 mm langsung (m3/dt)
E
3,
d
1,50 (1) (2) (3) (4) (s)
g 0 0,00 0,00 0,00
f 't,oo
I o,42 21 ,OO 0,00 21,00
2 "t,26 63,00 12,60 75,60
0,50
3 1,88 94,00 37,8O r 31
,80
4 2,O2 101,00 56,40 157,40
0,00
5 1,39 69,50 60,60 1 30,1 0
6 1,08 54,00 41 ,70 95,70
o,45 22,50 32.40 54,90
8 0,20 10,00 1 3,50 23,50
9 6,00
Gambar 5.5 Hidrograf satuan untuk soal 5.2 6,00

Keterangan Tabel 5.4:


Contoh soal 5.3
. Kolom (2) : hidrograf satuan dari jawaban soal 5.2.
Berdasarkan hidrograf satuan yang diperoleh dari soal 5.2, hitunglah o (3) :50 mm x kolom (2)
Kolom
total hidrograf limpasan langsung jika terjadi hujan efektif sebesar
Pengisian nilainya dimulai dari jam ke nol (karena
50 mm pada jam pertama dan 30 mm pada jam ke dua.
hujan berlangsung 1 jam dari awal).
. Kolom (4) :30 mm x kolom (2)
IIujan Pengisian nilainya dimulai dari jam ke 1 (karena
efektif hujan berlangsung 1 jam dari jam ke 1).
(mm) . Kolom (5) : kolom (3) + kolom (4).
ts
ls
t{
120

! roo
Waktu (iam) ro
o
&
a0

Cambar 5.6 Besar dan urutan huian efektif untuk soal 5.i 20

0
0 1 z 3 a 5 5 7 I 9 10
Waklu (iaml

.Gambar 5.7 Hidrograf satuan, hidrograf akibat hujan 50 mm dan


j0 mm, sr.rla tofa/ hidrograf limpasan langsung untLtk soal 5.3
Teknik Perhitungott Dt'bit Rt'rtt rtrxt lltttrgrnunr Air llidroqral \nlrnnt t15
r-
fr

5.5 PERUBAHAN DURASI HIDROGRAF SATUAN


Hujan satuan dapat dikatakan sebagai hujan efektif setinggi
1 mm dengan durasi tertentu dalam menghasilkan limpasan permu-
kaan atau limpasan langsung.

Durasi hujan saiuan akan mempengaruhi bentuk hidrograf sa-


tuan, khususnya terhadap waktu dasar (tr,) dan besarnya debit puncak
(Qo) dari suatu hidrograf satuan.

Jika suatu hidrograf satuan dari suatu DAS dibentuk oleh


hujan
efektif dengan durasi t, jam misalnya, maka hidrograf satuan yang satuan durasi g yang digeser
dihasilkan oleh hujan satuan dengan durasi t,' jam pada DAS tersebut sebesar q (kolom 4 Tabel 5.5)

dapat diturunkan dengan 2 metode, yaitu: Hidrograf satuan durasi t, (kolom


o Lagging Method. 2 atau 3 Tabel 5.5) ,

. S HydrograPh Method.
a. Lagging Method
Metode ini digunakan untuk menentukan hidrograf satuan dengan
durasi hu.ian efektif yang lebih lama atau kelipatan dari durasi Gambar 5.8 Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif yang
hujan efektif sebelumnya. Contoh: hidrograf satuan dengan durasi berbeda
hujan efektif t, jam meniadi 2 t, jam. 3. Kalau superposisi tersebut dilakukan 2 kali berarti didapat
Cara perhitungan dengan Lagging Method adalah sebagai hidrograf aliran akibat hujan efektif setinggi 3 mm dengan
berikut: durasi 3 t, iam. Jika ordinat dari hidrograf ini dibagi 3 maka
didapat hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm
1. Hidrograf satuan akibat hujan efektif setinggi 1 mm dengan
dan durasi 3 t, jam. Demikian seterusnya untuk superposisi 3
durasi t, jam ditambah dengan hidrograf itu sendiri dengan
kali, 4 kali dan seterusnya, langkah-langkah perhitungan yang
titik permulaannya digeser sebesar t,lam (suPerposisi).
dilakukan adalah sama.
2. Kalau superposisi tersebut dilakukan 1 kali berarti didapat
Contoh soal 5.3:
hidrograf aliran akibat hujan efektif setinggi 2 mm dengan
clurasi 2 t, jam (lihat kolom 5 Tabel 5.5). lika ordinat dari Jika diketahui hidrograf satuan suatu DAS yang diakibatkan oleh hujan
hidrograf ini dibagi 2 maka didapat hidrograf satuan dengan satuan dengan durasi t, : 1 jam adalah seperti tercantum pada kolom
.l 2 pada Tabel (5.5). Tentukanlah hidrograf satuan DAS tersebut jika
tinggi hujan efektif mm dan durasi 2 t, jam (lihat kolom 6
Tabel 5.5). hujan satuan berdurasi t,' : 2 jam.

Tektik Perhitrttr<lort Drbil Rt'rx ttttrt lhtttgrttuut Air Hiclrogrol Solutut 117
r
Jawaban soal 5.4:
Tabel 5.5 Perhitungan hidrograf satuan dengan Lagging Method

Waktu U dengan t, = 1 Hidrograf limpasan dengan U dengan t.' = 2


keterlambatan 2 iam jam (m3/dt/mm)
(am) iam (m3/dUmm)
(1) (2) (3) (4) (s)=(3)+(4) (6) = (5)/2

0 0.00 0,00 0,00 0,00


0,42 0,42 0,00 o,42 o,21

2 1,26 1,26 o,42 1,68 0,84


1 1,26 3,14 1.57 01231567!et0lt12
1,88 1,BB
1,95 ftktu0rm|
4 2,O2 2,02 1,88 3,90
1,39 2,02 3,4'l "l
,71
* Hid. satuan durasl t lam -+- Hid. 3atuan dur$l 2lam
5 1,39
6 1,08 1,08 |,39 2,47 1,24
'I 0,77
7 0,45
o,20
0,45
0,20 o,45
,08 1,53
0,6s 0,33
Gambar 5.9 Hidrograf satuan akibat hujan dengan durasi t,: I iam
dan t,: 2 iam untuk soal 5.4
B

9 0,1 5 0,15 0,20 0,35 0,18


0,08
10 0.15 0,15
b. S Hydrograph Method
Keterangan Tabel (5.5): Langkah-langkah perhitungan dalam S Hydrograph Method untuk
. Kolom (2) atau (3) hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif mengubah hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t, menjadi
1 mm durasi t, : 1 jam. hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t.' adalah sebagai
. Kolom (4) hidrograf satuan dengan durasi t, : 1 jam berikut:
yang digeser sebesar 1 jam. 1 . Jumlahkan secara kumulatif suatu seri hidrograf satuan dengan
o Kolom (5) adalah hidrograf satuan dengan tinggi hujan durasi t, atau U(t) hingga diperoleh hasil yang tetap menyeru-
efektif 2mm durasi t,' : 2 iam; hidrograf pai kurve S (t).
satuan ini merupakan hasil penjumlahan :
S (t) t, x [U(t) + U(t- t,) + U(t-2 tJ + ......] (s.s)
2 hidrograf satuan dengan tinggi hujan
efektif 1 mm durasi t, : 1 jam. Keterangan rumus:
. Kolom (6) hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif
s (t) kurve S pada saat t jam, merupakan hasil pen-
1 mm durasi t,' : 2 jam. jumlahan hidrograf satuan secara kumulatif
kolom (5) (m3/mm).
2
t:
r
durasi hujan efektif semula (jam).
u(t) hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik awalnya
dimulai dari titik nol. Ordinat hidrograf satuan
dihitung setiap t jam.

118 Teknik Perliturtgott Dt'ltlt Rtttt tltttt llttrttltnnnt Air Hldrogrol Satuun fi9
T

hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik


awalnya

dlmuLi setelah t,. Ordinat hidrograf satuan Hujan (mm) dengan durasi t.'

dihitung setiaP t iam.


u(t-2 t,) : hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik
awalnya
satuan
dimulai setelah 2 t,' Ordinat hidrograf
dihitung setiap t iam.
t (am)

t (iam)
Gambar 5.12 Hidrograf satuan dengan durasi huian efektif t,' atau
u'(t)
Contoh soal 5.5:
t (iam)
Soal sama dengan soal 5.3. Tentukanlah hidrograf satuan DAS tersebut
jika hujan satuan berdurasi l: :
zjam dan ti :
3 jam dengan metode
secara kumulatif
Gambar 5.10 Penlu mlahan hidrograf satuan kurve S.

2. Kurve S (t) yang diperoleh kemudian(t,')digeser ke diperoleh


belakang
Jawaban soal 5.5:
r;;; d"ne* air"ri vang diinginkan sehingga Tabel 5.6 Perhitungan hidrograf satuan; durasi huian efektif t: - 2
kurve yang baru Yaitu Kurve S'(t) iam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5'5
(s.6)
:
s'(t) s (t-t,') s(r) s(r-r,,)
s(r) - s(t-t')
U dengan t.'
U dengan q = mlmm 2 jam m3/dt/
Waktu (iam) =
t" Hujan kontinu (mm) mulai setelah t" 1 iam mYdt/mm mVmm mVmm mm
-
(r) (2) (3) (4) (s) = (3)-(4) (6) = (s)/2

0 0,00 o,o0 0,00 0,00


1 o,42 o,42 o,42 o,21

2 1,26 1,68 0,oo 1,68 0,84


1,88 3,56 o,42 3,14 1,57
3
4 2,02 5,58 1,68 3,90 1.95

1,39 6,97 3,56 3,41 1 .71


5
8,05 5,58 2,47 t,24
t (iam) 6 1,08
7 o,45 8,50 6,97 1,53 o,77

8 0,20 8,70 8,05 0,65 0,32


S'(t) atau Offset 5-
Gambar 5.11 Penggeseran Kurve 5(t) meniadi 0,15 8,85 8,50 0,35 0.18
9
10 8,85 8,70 0,r5 0,08
hidrograf 8,85 0,00 o,o0
1t 8,85
U'(t):
3. Hitung hidrograf satuan dengan durasi t,'atau
(s.7)
u'(t) : ts(t) - s'(t)l /t,'

Rt'trt tttut lktrtrlrttttttr Air


t21
Teknik Per |ritungon Doltlt Hldrogral Satwur
120
Keterangan Tabel (5.6):
Tabel 5"7 Perhitungan hidrograf satuan ; durasi hujan efektif t., : 3
iam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5.5
. Kolom (2) : hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm
s(t) - s(r- t,')
durasi t, : 1 jam; satuannYa m3/dt/mm. Waktu ' U dengan t, s(r) s(t-t,) U dengan
= 1 iam (m3/dt/ (m3/mm) t,'= 3iam
. Kolom (3) : kurve S(t) iang diperoleh dengan menjumlahkan 0am)
mm) (rn3/mm) (m3/mm) (m3/dt/mm)
secara kumulatif nilai kolom (2) dikalikan dengan (1) (2) (3) (4) (s)=(3Ha) (6) = (s)/3
1 (karena t, : 1 jam; lihat persamaan 5.5). 0 0.00 0,00 0,00 0,00
(),42 o,42
1
o,42 o,14
Contoh: O,42: 1 x (O + O,42) satuannya m3/mm karena dikalikan 2 1.26 1,68 1,68 0,56
dengan waktu t,. 3 1,88 3,56 0,00 3,56 1.19
1,68:tx(0+A,42+1,26) 4 2,O2 5.58 o,42 5,16 't,72
.) 1.39 6,97 1.68
3,56: 1 x(0 + O,42 + 1,26 + 1,88)
6 1,08 8,05 3,56
5,29
4,49
1,76
1,50
5,58: 1 x (0 + O,42 + 1,26 + + 2,O2) 1,BB 7 o,45 8,50 5,58 2,92 o,97
6,97 :1 x (0 + O,42 + 1,26 + 1,88 + 2,O2 + 1,39) B 4,20 B,7A 6,97 1,73 0,58
9 0.15 B,B5 8,05 0,8 0,27
dan seterusnYa. 't0
B,B5 8,50 0,35
nilai kolom (3) digeser sebesar l: : 2jam; sehingga
0,12
r Kolom (4) : 11 8,8s 8,70 0,15 0,05
nilai S(t) diisi mulai darijam ke 2. (lihat persamaan 8.85 8,85 0.00 0.00

s.6).
o Kolom (5) kolom (4) - kolom (3).
o Kolom (6) kolom (5) dibagi 2 (karena ti 2 jam; lihat
2,00
persamaan 5.7). Satuannya m3/dt/mm.
E
E 1,50

I
E r,oo
:l

0,50

0.00
0t234567E9tolt
truEtdu oaml

-*- :atuan durasi I *


Hid. ,am Hid. durasl 3
EL-]
01234567t9101112
Waktu {hm) Gambar 5.14 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan durasi
j ...-
l__
H6,3s1g6n dura3i I jam - * - Hld. sat an durasi 2 iam
t, : 1 iam dan t,' : j jam untuk soal 5.5

Cambar 5.13 Hidrograf satuan akibat huian efektif dengan durasi


t, : 1 iam dan t: : 2 iam untuk soal 5.5

Hiclrogrol Solrxut t23


122 Teknlk Perhltungon Deblt Rerrono tkutgunon Air
5.6 HIDROGRAF SATUAN SINTETIS 4. Waktu puncak

pe-
to ts + 0,8 Tr (s.12)
Jika tidak cukup tersedia data hujan dan data debit maka
5. Debit puncak hidrograf satuan sintetis dirumuskan sebagai
nurunan hidrograf satuan suatu DAS dilakukan dengan cara sintetis.
berikut:
Hasilnya disebut dengan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS).
HSS adalah hidrograf satuan yang diturunkan berdasarkan data Q, '*AxR^x
3,6 u
(o,3xt, +to,r)
(s.13)
sungai pada DAS yang sama atau DAS terdekat tetapi memiliki karak-
teristik yang sama. Keterangan rumus (5.8) s/d (5.13):
Terdapat beberapa model HSS, diantaranya: HSS Snyder, HSS t, n aktu kelambatan (jam).
L panjang sungai (Km).
Nakayasu, HSS SCS, dan HSS Cama.
to., raraktu saat debit sama dengan 0,3 kali debit
Masing-masing model HSS, pada dasarnya hanya berlaku di DAS puncak (jam).
tertentu, yakni di DAS di mana HSS tersebut secara empirik diteliti 1,5 to,3 waktu saat debit sama dengan 0,32 kali debit
atau dirumuskan. puncak (jam).
Oleh karena itu, penurunan HSS suatu DAS dengan menggu- ct, koefesian, nilainya antara '1,5 - 3,0.
nakan model-model HSS yang sudah ada atau yang disebutkan di atas, tp waktu puncak (jam).
harus dilakukan melalui lankah-langkah kalibrasi dan verifikasi yang Qo debit puncak(m3/det).
semestinya sehingga model HSS yang diperoleh sedapat mungkin da- A luas DPS (Km').
pat menggambarkan kondisi yang sebenarnya. T durasi hujan (jam) : (0,5 x tr) s/d (1 x t ).
Ro satuan kedalaman hujan (mm).
a. HSS Nakayasu
Nakayasu (1950) telah menyelidiki hidrograf satuan di Jepang Q (m3lot)
dan memberikan seperangkat persamaan untuk membentuk suatu dan r (mm)
hidrograf satuan sebagai berikut:
1. Waktu kelambatan (time lag, t, ), rumusnya:
to 04+0,058x1; rintukL>15km (s.B)

{ o,21 xLo,7 untuk L < 15 km (s.e)

2. Waktu puncak dan debit puncak hidrograf satuarr sintetis


dirumuskan sebagai berikut:
to : t**0,BTr (s.1 0)

3. Waktu saat debit sama dengari 0,3 kali debit puncak: h,s 1,5 to,r
to,, cr x t, (5.1 1)

Gambar 5.15 H55 Nakayasu

leknlk Perhltrtngon D.:blt Rtrnotttt thtttgttnon Alr tllclrogrol Sotuutt ,25


Bagian lengkung naik (0 <t< tp) 0,75 x 3,O1
2,4 2,26 jam.
^t
Q, to tu+0,8xTr
a Itp (5.14)
3,01 + 0,8x2,26
dengan: 4,82 jam.
a debit sebelum mencapai debit puncak (m3/det). to,r: axt,
t : waktu (jam). 2 x 3,01
7. Bagian lengkung turun 6,02 jam.
e Jika tp< t < to,3 Hitung Qo
t-t,
,0,, (5.15)
Q: Q, x 0,3 Qo:
o t<
+-AxRox (o,3xtr+to,r)
Jika to.r( 1,5 t0,3.

t-tr+0,5xto,r
: Qo x 0,3 l'5xto'r
1

Q
(5'16) x1500x1x
3,6 (O,3x4,82+ 6,021
o Jika t > 1,5 to,3
t-to +1,5xt0,:
: 55,81 m3/det.
(s.17)
e: eo x 0,3 2xto,3
Hitung debit bagian lengkung naik: 0 < t< tp
atau pada bagian 0 < t < 4,82jam atau dibulatkan 0<t< 4
Contoh soal 5.6:
jam
Suatu daerah aliran sungai mempunyai luas sebesar 1500 km2 dengan
: 2,4 2,4
panjang sungai utama L 45 km. Tentukanlah hidrograf satuan DAS ini
dengan model HSS Nakayasu. Kemuclian tentukan pula total hidrograf o:o,; : 55,81
t
x 4,U
(s.18)
limpasan langsung jika pada DAS ini terjadi hujan jam-jaman berturut-
turut: 25 mm, 50 mm, dan 15 mm. Hitung debit bagian lengkung turun tp< t < to,3atau pada bagian
4,82 jam < t <(4,82 + 6,O2)jam atau 4,82< t <10,84 atau
Jawaban soal 5.6:
dibulatkan 5 < t < 11 jam atau t: 5 s/d 11 jam.
o Hitung tr, T, tr, dan to,,
t-to
Untuk L : 45 km > 15 km maka perhitungannya: to, :
t-4,82
u,o,
Q:Qrxo,3 55,91 x.O,3 (5.19)
t, O4+0,058x1
04+0,058x45 Persamaan debitpada bagianturun: to,, ( t < 1,5 to,, atau 1 0,B4jam
3,01 jam. < t < (10,84 + 9,03) atau 1O,84 < t < 'tg,B7 atau dibulatkan:
Tr: 0,75xt, 11 < t ( 20 atau t:'12 sld 20 jam.

Teknlk Perhitungon Deblt Rotrcottr ilo,ryurr;tt Alr llidroqrol Sulunt 127


r

Tabel 5.8 Laniutan


t-tp+0,5xto,3 LI/4:9iJf[2
1'5xto'3 : 0,3 1'5x6'o2
e: eo x 0,3 55,81 x
No t (am)
Hidrograf Hidrograf (m3/det) Total hidro
I - 1,81
satuan Akibat Hujan tangsung

: 55,81 x 0,3 e'03 (5.20) (m3/det /mm) 25 mm 5O mm


'15 mm (m3/de0
(1) (2) (3) (4) (s) (5) (n
o Persamaan debit pada bagian turun: t> 1,5 to,, atau t> 19,87
9 7 36,09 902,20 2203,89 807,55 391 3,65
atau dibulatkan t> 20, misalnya 23 iam: 10 8 29,55 738,66 1804,40 661,17 3204,24
t-tp+1,5xto,j a 4,82 + 1,5 x 6,02 'I
1 9 24,19 604,77 1477,33 541,32 2623,42
2xto,: : 55,81 x Q,l 2x6'o2
Q:Qo x0,3 12 10 19,81 495,15 1209,54 443,20 2'147,88
t+4,21 13 I1 16,22 405,39 990,29 362,86 1758,55
:55,81 x 0,3 '2'* (5.21) 14 12 14,34 358,59 810,79 297,09 1466,47
15 13 12,5s 31 3,83 717,19 243,24 't274,26
o Dengan memasukkan nilai t dalam satuan jam dari (0 s/d > 1,5 -t6 14 10,99 274,66 627,67 215,16 1117,48
to,r; misalnya 23 jam) ke persamaan (5-17\ sld (5.20) di atas akan 17 15 9,62 240,38 549,32 r 88,30 977,99
diperoleh hidrograf satuan seperti tercantum dalam kolom (2) dan l6
1B 8,41 210,37 480,75 1u,80 855,92
(3) pada Tabel (5.8).
19 17 7,36 184,1 1 420,74 144,23 749,48
Sedangkan total hidrograf langsung akibat hujan 25 mm, 50 mm, 20 l8 6,45 161,13 368,22 126,22 655,58
dan 15 mm terdapat dalam kolom (7) Tabel (5.8). 2'l r9 5,64 141 ,O2 322,26 110,47 573,74

Tabel 5.8 HSS Nakayasu dan total hidrograf limpasan langsung 22 20 4,94 123,41 282,O3 96,68 502,13

soal 5.6 23 2'l 4,49 112,16 246,83 84,61 443,60


24 22 4,06 '101,48 224,31 74,O5 399,84
Hidrograf Hidrograf (m3/det) Total hidro
No t (am) Akibat Hujan langsung
25 23 3,67 91,83 202,97 67,29 362,O8
satuan
24 1 83,65 60,89 244,54
(m3/det /mm) 25 mm 5O mrn 15 mm (m3/det)
25 55,1 0 55,10
(1) (2) (3) (4) (s) (6) (7)

1 0 0,00 0,00 0,00 Keterangan Tabel (5.8):


2 I 1,28 32,01 0,00 32,O'l
. Pada saat 0 sld 4 jam, pada kolom (3) menggunakan persamaan
3 2 6,76 168,97 64,O3 0,00 233,OO
(s.18).
4 3 17,89 447,13 337,94 19,21 804,28
. Pada saat t: 4,82 jam, kolom (3) merupakan nilai debit puncak
5 4 35,67 891,83 894,25 101,38 1887,47
(Qp) dari hidrograf satuan.
5 4,82 55,81 1395,25 1783,66 268,28 3447,19
o Mulai dari 5 s/d 11 jam, perhitungan hidrograf pada kolom (3)
7 5 53,84 1345,92 2790,50 535,1 0 4671,51
menggunakan persamaan (5.1 9).
8 6 44,08 110t,95 2691 ,83 837,15 4630,93

128 Tekntk Perhltungon Deblt Rencona Borryunan Alr Hldrogrol Sotuon


i n{rr,rK I t29
I fltrl:,r, llrr 1
,r.l:rklitr I
|
,l ,,r, l, r ,r r 1j;1q4 I
Mulai dari 1 2 sld 2O jam, perhitungan hidrograf pada kolom (3) Karakteristik DAS yang dimaksud adalah:
menggunakan persamaan (5.20). o Luas DAS (A, km2).
Mulai dari 21 sld 23 jam, perhitungan hidrograf pada kolom (3) . Panjang aliran utama (1, km).
menggunakan persamaan (5.2 1 ). o Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur di
a Kolom (4) : 25 mm x kolom (3). sepanjang aliran utama (1., km).
o Kolom (5) : 50 mm x kolom (3), kemudian diturunkan 1 baris.
a Kolom (6) : 15 mm x kolom (3), kemudian diturunkan 2 baris.
a Kolom (7\ : kolom (4) + kolom (5) + kolom (6).

5100.00

4500,00

4rop0
l.sq,tro

='3.oo,oo
2.soolo
E
o, 2.00010

rJo0I0
trm,00
500p0

0,00
O12 I 1 5 6, 8 S lotl 12131,1 151617181920212223212526n

-+-HH.lim9.mtot l -.-. Hklikbai2smm


...r-.' Hitrttri 50 m ! Huakbat15mm

Gambar 5.16 Hidrograf limpasan akibat huian setinggi 25 mm,


50 mm, l5 mm, dan hidrograf limpasan total untuk soal 5.6 Gambar 5.17 Posisi L dan L . pada suatu DAS
Q (m3/d0
b. HSS Snyder dan r (cm)

Snyder (1938) mendapatkan dan mengembangkan hidrograf satu-


an DAS di Amerika Serikat yang berukuran 30 sampai 30.000 km2
dengan menghubungkan unsur-unsur hidrograf satuan dengan ka-
rakteristik DAS akibat hujan 1 cm.

Unsur-unsur hidrograf satuan yang dimaksud adalah:


. Debit puncak (Qo, m3/d0.
. Waktu dasar (To, iam).
o Durasi hujan (t,,lam).
Gambar 5.18 Hidrograf satuan Snyder Standar (to : 5,5 t)

130 Teknik Perhitungon Deblt Rerrtttrrtt llorrqnrnr Alr Hldrqrol Sotuutt t3l
t QrR
(o xt)/tR
p'p (m3/detik/km2 cm) (s.34)

' QoR grRxA (m3/detik/ cm) (s.3s)


.Tr 5,56 / qoR (jam) (s.36)
t Wru* : '1,22 x QoR''.* (jam) (s.37)
t Wron : 2,14 x QrR-t,* (jam) (s.38)

Contoh soal 5.7:


Suatu DAS mempunyai luas 45 Km2. Panjang sungai utama (t): 10Km.
Jarak antara outlet ke titik pada sungai yang terdekat dengan titik pusat
t, f 5'5 t, (1.) : B Km. Hitung hidrograf satuan jika durasi hujan tR : 4 jam;
Gambar 5.19 Hidrograf satuan Snyder iika
nilai C, : 2,5 dan Co : 0,4.
Rumus-rumus dalam Hidrograf Satuan Snyder
adalah sebagai
Jawaban soal 5.7:
berikut:
1. Iika to : 5,5 t,(iam) atau hidrograf satuan standar: . to 0,75 Ct( L x L.)o'3
. to : O,75 C, ( L x L.)o'3 (iam) \5.22) O,75 x 2,5 x (10 x 810'r : 6,98 jam.
. 4 :rJ|,s (iam) (s.23) t t, : tr/5,5
. To : 0,5 t, + tp 0uT)
(s.24) 6,98I 5,5
. q; 2,75 x (cfe) (m3/detik/km2 cm) (s.2s) 'l,27jam * tR:4jam.
. Ci, : qpxA (m3/detik/cm) (s.26)
. tpR : t, * (tR - t)/4
(s.27)
. To 72 + 3 xto (jam)
6,98 + (4 - 1,27 )14
. Wrrn : 1,22 x QrR-''ot (iam) (s.28)
7,66 jam.
Wro* : 2'14 x QoR-''* (jam) (s.2e)
. TpR : 0,5 tR + teR
Harga L dan L. diukur dari Peta DAS' (0,5 x 4)+ (7,66)

C, dan C, koefisien yang bergantung dari karakteristik


DAS' 9,66 jam.
Cp 0,9 s/d 1,4. ' 9o 2,75 x (Cfp)
C, O,75 sld 3- : 2,75 x O,4 / 6,98
A luas DAS (kmr). 0,16 m3/detik/km2 cm.

2. Jika t,* 5,51, (jam) maka hidrograf satuan yang diperlukan


. QoR (Q, x to)/toR
(0,16 x 6,98) 19,66
rumus-rumusnya:
ot p 0,75 C,( L x L.)o'3 0am)
(s.30) : 0,14 m3/detik/km2 cm.
o tR p
te + (tR -r")14 fiam)
(s.31) . QoR QoRxA
teR (s.32)
o TR p
0,5 tR + (jam) 0,14 x 45
(s.33)
tQo 2,75 x(Cfe) (m3/detik/km2 cm) 6,459 m3/detik/cm.

Alt Hldrogrol Sutruut


112 Tekntk Perhitungan Deblt Rentotttt Bturtpttrrur
:P'
;r

Wrrn 1,22 x QoR-''ou tp


1,22 x 0,14 -t'oa
C,:
0,75x(L * L. )o''
9,93 jam.
15
Wuon 2,14 x QrR-''ou : 1,81 .
: 2]2 x 0,14 -1'oB 0,75x(t oo x :of''
17,41 iam.
Tb 5,56 / qoR Perhitungan nilai Co dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
5,561 O,14 berikut:
38,74 iam. . Hitung QrR berdasarkan persamaan (5.35):
QoR : QrRxA
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, selanjutnya dapat dibuat gambar
sebagai berikut: o_R
-P
q-R
'pA
: 50 / 2OO : 0,25 m3/detilc/km2 cm.

. Hitung t, berdasarkan persamaan (5.23):


t, - tJ5,5:1515,5
jm
.Wr*-9,93 2,73 jam.
. Hitung toR berdasarkan persamaan (5.31):
Tr=38,74jam t(iam) toR : to*(tR-tJ/4
15 + (3 -2,73)14
'14,93 jam.
Gambar 5.20 HSS Snyder untuk soal 5-7

Contoh soal5.8: Hitung e, berdasarkan persamaan (5.34):

Suatu DAS memiliki paniang sungai utama (L) : 100 km; Jarak dari 9rR (9, x t//trR
titik berat DAS ke outlet (1.) : 30 km; Luas DAS (A) : 200 km2. qrR x toR
_ 0,25x14,93
q^ : o,25.
Hidrograf satuan DAS tersebut memiliki data sebagai berikut:(QeR):50 te 15
m3/dt/cm; t, : 15 jam; tR : 3 jam.
Hitung Co berdasarkan persamaan (5.33):
Hitunglah C, dan C, qp : 2,75x(Cfo)
Jawaban soal 5.8:
qe x te _ 0,25 x 15 :
C-
P 1.36.
-'- -'
o Perhitungan nilai C, dilakukan dengan menggunakan persamaan 2,75 2,75
(5.22) atau (5.30):
to: O,75C,(LxL.)o'3

134 Teknik Perhitungon Deblt Rencono Batqruxnt Alr Hldrogrol Satuun 135
r

Rumus-rumus yang dipergunakan dalam perhitungan HSS SCS


c. HSS Soil Coservation Services (SCS)
di mana debit adalah sebagai berikut:
HSS SCS adalah hidrograf satuan tak berdimensi,
dinyatakan sebagai nisbah debit (q) terhadap debit puncak (qo) 1. t, 0,6 x T. (jam) (s.39)
dan waktu sebagai nisbah waktu (t) terhadap waktu puncak (To). 2. To 0,5 x t, + to 0am) (s.40)
Lihat Tabel (5.9) dan Cambar (5.21).
CxA
Tabel 5.9 Ni/ai tlTodan qiqo H55 SCS
3. q-
,o --
-
To
(m3/dt/cm) (s.41)

fi Keterangan rumus:
fr, q/q, tfip dqo p
q/e,

0,1 0,000 1 0,980 2,8 0,098 t, durasi hujan efektif (jam).


0,1 0,01 5 2 o,920 3,0 0,075 Tc waktu konsentrasi (jam).
o,2 o,o75 ,3 0,840 3,5 0,036
qe debit puncak hidrograf satuan.
0,3 o,160 ,4 o,750 4,O 0,018
o.4 o.280 ,5 0,660 4,5 0,009 A luas DAS (km').
o.5 0,430 ,6 0,560 5,0 0,004 C 2,09.
0,6 0,600 ,8 o.420 0,000
o,7 o,770 2,0 0,320 Contoh soal5.9:
0,8 0,890 2,2 0,240 Diketahui DAS dengan luas DAS (A) : 3 km2. Hitung HSS DAS tersebut
dengan SCS jika hujan efektif 1 cm dengan durasi (tJ : 0,15 jam dan
0,9 0,970 2,4 0,1 B0
t.0 r,000 2,6 0,130
waktu konsentrasi (T.) : 1,30 jam. Hitung pula hidrograf limpasan
Sumber: Bambang T (2008) langsung DAS tersebut jika terjadi hujan sebagai berikut:
,l
I
l Hujan
i
I
0,9 efektif
(mm)
I 0.8
I
I
0,7
I

I
0,6
tA
I

lr 0,5

l"
I
0,4 Waktu (iam)
1

I 0.3

02
.3f *3
0.1
lawahan soal 5.9:
o
. to 0,6xt
0,6 x 1,30
0,78 jam.
Gambar 5.21 H55 SCS tak berdimensi

Itirlrogrul Sultunt 137


Teknik Perhitungon Deblt Rt'trurtt lknqrnnrt Alr
rl

0,5xt,+to
0,5x0,15+0,78
0,86 jam.

CxA
Tp

2,08 x 3
0,86
0
7,26 m3ldtJcm.
o Berdasarkan nilai To dan Q, di atas, maka ordinat HSS SCS DAS
t (iam)

dihitung seperti Tabel(5. 1 0).


Cambar 5.22 HSS 5C5 unruk soal 5.9
Tabel 5.10 Perhitungan nilai t dan q atau H55 SCS untuk soal 5.9 . Agar dapat mempermudah perhitungan hidrograf limpasan lang-
r/T t (am) q/e, q (m3/dUcm) sung akibat hujan yang disebutkan dalam soal 5.2, maka nilai t
(1) (2) (3) (4) dan q pada Tabel (5.10) diinterpolasi terlebih dahulu, hasil in-
0,00 0,00 0,00 0,00
terpolasi tersebut dapat dilihat di kolom (1) dan (2) pada Tabel
r,00 0,86 1,00 7,26
0,32 2,32
(5.11). Hasil perhitungan hidrograf limpasan langsung dicantum-
2,00 1,72
3,00 2,58 0,08 0,54 kan di kolom (3), (4), dan kolom (5). Lihat juga Cambar (5.23)dan
0,01 0, 10
4,00 3,44 Cambar (5.24).
5,00 4,30 0,00 0,03
Tabel 5.11 Perhitungan hidrograf limpasan langsung atau rimpasan
Keterangan Tabel (5. 1 0):
total soal 5.9
. Kolom (1) dan (3) didapat dari Tabel 5.9 atau Gambar 5.21
t a
. Kolom (2) : kolom (1) x To
q akibat q total
0am) (m3/dUcm) (m3/dt) (m3/dt)
. Kolom (4) : kolom (3) x qp l=25mm i=15mm
(1) (2) (3)=2,5 x (2) (4)= 1,s x (2) (s)=(3)+(4)
. Berdasarkan data pada Tabel 5.10 dapat dibuat grafik HSS scs 0,00 0,00 0.00 0,00
0,86
DAS untuk soal 5.7 sebagai berikut: 7.26 181 ,50 181 .50
1,00 6.47 161 .75 0,00 161 .75
1,86 2.O3 50,75 r08,90 159.65
2,40 t.66 4',1 ,50 97,05 138.55
3,00 0.31 77\ 30,45 38.20
4.O0 0.o4 1.00 24,90 25.90
5,00 0.00 0,00 4,65 4.65
0,60 0.60
0,00 0.00

138 Teknlk Perhitungon Deblt Rt:tt<otrtr lknryturon Alr llidto<4ol \ttlrnut


d. HSS Gama 1

200,0 HSS Cama 'l diteliti dan dikembangkan berdasarkan perilaku 30


'180,0
[-'; HiA"kib"tr5ffil DAS di Pulau Jawa oleh Sri Harto.
160,0 j + - lud.akibat r5 mm
-
l --._!igt"!gr ___l
I

140,0 Bagian-bagian dari HSS Cama 1 adalah bagian naik, puncak, dan
a 120,0
\F
tar'\
bagian turun.
E 100,0
E ao,o Unsur-unsur HSS Cama 1 meliputi: waktu puncak (T,), debit
60,0
40,0
puncak (Qo), dan Waktu dasar (To).
20,0
0,0
o,o 0,5 1,0 1,5 2p 2,5 3,0 3,5 4,0 4'5 5'0 5'5
t0am)

q, =q, x e(-,tr)

Gambar 5.23 Hidrograf limpasan langsung untuk soal 5'9

Huian
efektif
(mm)
T5

Gambar 5.25 Bagian-bagian HSS Cama 1

0,l5 Parameter DAS yang diperlukan dalam perhitungan Hidrograf


<-..}
Satuan Sintetis Cama 1 adalah sebagai berikut:

1. Luas DAS (A).


2. Panjang alur sungai utama (L).
3. Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur di
sepanjang aliran utama (1.).
4. Kemiringan memanjang dasar sungai (S).
5. Kerapatan jaringan drainase (D), yaitu perbandingan antara
panjang total aliran sungai (jumlah panjang sungai semua
tingkat) dengan luas DAS.
t r f z t (iam)
6. Faktor sumber (SF), yaitu perbandingan antara jumlah pan-
0,86 1,86 jang sungai tingkat 1 dengan jumlah panjang sungai semua

Gambar 5.24 Sketsa r superposisi hidrograf limpasan langsung untuk tingkat.


soal 5.9

Ilittro<qrol \rtltuut
140 Teknik Perhitunqon Debtt Rttt<tttttt lktrttltnrtur Air
dengan titik di sungai yang terdekat dengan titik be-
Menurut cara Stahler, tingkat sungai dikategorikan dengan rat DAS.
cara berikut:
'l' A luas total DAS.
a. Sungai paling hulu disebut sungai tingkat
b. Jika dua sungai yang sama tingkatannya bertemu' maka Jadi RUA : AU $.42)
terbentuk sungai satu tingkat lebih tinggi' A
c. Jika sungai dengan suatu tingkat tertentu bertemu dengan
sungai yang tingkatannya lebih rendah, maka tingkatan
sungai mula-mula tidak berubah'
pangsa
7. Frekuensi sumber (SN), yaitu perbandingan iumlah
tingkat'
sungai tingkat 1 dengan jumlah pangsa sungai semua
DAS yang
B. Faktor lebar (WF), yaitu perbandingan antara lebar
diukur di titik sungai yang beriarak 0,751 dari titik
kontrol
(WU) dan lebar DAS yang diukur di. titik sungai yang berjarak
0,251dari titik kontrol atau outlet (WL)'

/.-'-'-.-._..
I

\
\
\
\.. / o'"1 Gambar 5.27 Luas daerah hulu (AU) dan luas total DAS (A)
10. Faktor simetri (SlM)
\
SIM : WF x RUA (5.43)
oSIM > 50, artinya DAS melebar di hulu dan menyempit
di hilir.
Outlet . SIM < 50, artinya DAS menyempit di hulu dan melebar
di hilir.
Rumus-rumus yang dipergunakan dalam menurunkan HSS Cama
dari outlet
Gambar 5.26 Lebar DAS 0,751(WU) dan 0,251(WL) 1 adalah sebagai berikut:

9. RUA, adalah perbandingan antara AU dan A' r3


AUluasDASdisebelahhulugarisyangditariktegaklu- T, 0,43 x + 1,0665x SIM + 1,2775 (s.44)
,*
rusterhadapgarishubungantaratitikkontrol(outlet) "
Ait
llitht>qrul \ulrttrtr t43
142
Teknik Perhiturtgttn Debit Rt'rtt ttrttt llttr''1r rrttttt
2. Tb : 27,4132 x Tro'14s7 x S-0'0e86 x SN0'7344 x RUA0'2s74 (5'45) AU
o RUA:
(5'46) A
3. Qo : 0,1836 x Ao's885 x Jl\o'z:8r
T-o'4oos x
o SIM WF x RUA
4. K 0,561 x Ao'17e3 x 54'1446 x SF-1'08e7 x D0'04s2 (5'47)

5. Q, : Qo x et-t/rt
(s.48) oSNPI
PN
Keterangan tambahan rumus (5.44) s/d (5'a8):
. T, waktu puncak (jam)
oDLN
A
. To waktu dasar (jam) 3. Hitung T,
. Qp debit puncak hidrograf (m3/detik) .3
T, : O,43* _^-L ^= +1,0665xS|M+1,2775
100xSF
o K tampungan (iam) 4. Hitung To
. JN jumlah Pertemuan sungai
T'b : ?7 4132xTro,1457 x S-0,0e86x SN0,7344 x RUA0,2574
Langkah-langkah perhitungan HSS Cama 1 adalah: 5. Hitung Qo

1. /nput data DAS: Qo : 0,1836 x Ao's886 x T-o'4008 x J51o'z:ar


o Luas DAS (A). 6. Hitung K
o Luas DAS hulu (AU). K : 0,561 X Ao'17e3 x 5-0'1446 x SF-r'ose7 x'Do'0452
o Panjang aliran utama (L). 7. Hitung Q,

. Lebar DAS di titik 0,25 L dari outlet (WL)' Q, : Qoxe(-tlK)

e Lebar DAS di titik 0,75 L dari outlet (WU)' Contoh soal 5.10:
o Kemiringan memanjang dasar sungai (S)' Diketahui data suatu DAS sebagai berikut:
o Panjang sungai semua tingkat (LN). 1. Luas DAS (A) 300 km2.
o Panjang sungai semua tingkat 1 (11)' 2. Luas DAS hulu (AU) 40 km2.
o Jumlah pertemuan sungai (JN). 3. Panjang aliran utama (L) 38 km.
. Pangsa sungai tingkat 1 (P1). 4. Lebar DAS di titik O,25 L dari outlet (WL) 9,55 km.
o Pangsa sungai semua tingkat (PN)' 5. Lebar DAS di titik O,75 L dari outlet (WU) : 7,56km.
2. Hitung SF, WF, RUA, SN, D, SIM 6. Kemiringan memanjang dasar sungai (S) 0,046.
o5F L1 7. Panjang sungai semua tingkat (LN) 195,5 km.
LN B. Panjang sungai semua tingkat 1 (L'l) 166,4 km
WU
9. Jumlah pertemuan sungai (JN) 30.
10. Pangsa sungaitingkat 1 (P1) 19.
WL
11 . Pangsa sungai semua tingkat (PN) 28.

Teknik Perlitungon Dcltil Rattttrrtt lktttqtillraa Air Hitilogral Satutur


Tentukan HSS DAS tersebut dengan model Cama 1 dan hitung pula : :
11. Debit di bagian turun hidrograf: Q, Q, * eG'& Qox2,7"l$xt
hidrograf limpasan langsung akibat hujan berikut: dihitung seperti tabel berikut:

Tabel 5.12 OrdinatQ, untuk soal 5.t0


t@m)
I 10,05
2 7_OA

3 4;Y)
Waktu (iam) 4 3,52
5 2,48
Jawaban soal 5.10: 6 t _7s

'1. sF L1 : 0,85. I
7 l,2t
0,87
LN 9 0,61
l0
2. wF - wu
0,43
: 0,79. lt 0,30
WL t2 o,21

3. RUA AU
13 0,15
: 0,13. 14 o,1r
A l5 0,08

4. SIM : WF x RUA :
16 0,05
0,10.

5. sN Pt : 0,68.
12. HSS Cama 1 untuk DAS pada soal 5.10 adalah:
PN Tabel 5.13 HSS Gama 1 untuk soal 5.10 (sebelum dikoreksi)

6. D LN :0,65. t (am),
A
0 0,00
-3
0,63*
7. T, :
14,26'
0,43- +1,o665xSlM +1,2775
r*lr, I
2
10,05
7,08
: 0,63 jam. 3 4,99
4 3,52
B. Tb : 27,4132 xf P'1a57 x S-o'oes6 x SN0'7344 x RUA0'2574 5 2,48

: 15,47 jam. 6
7
1,75
1,23

9. Qo : 0,1836 x Ao'5ss6 x T-0'4008 x J\o'z:at 8 0,87

- 14,26m3ldetik' 9
10
0,61
o,43
10. K : 0,561 X A0'r7e3 X 5-0'1446 X SF-1'08e7 x D0'04s2 il 0,30

: 2,85.
12
13
o,21
0,1 5

Tektlik Porhilttttgctn Deltit Rt'ttt ttrtrt lkttttytrxrrr Art Hldrogrol Sotwn 147
Tabel 5.14 Laniutan
Tabel 5.13 Laniutan
t (am) ' Volume
(am) q(m3/dt) Q, (m3/dt) Volume (mr) Q, (m3/dt)
1 (m3)

14 0,1 l Awal Awal Terkoreksi Terkoreksi


15 0,08
(1) Q) (3) (4) (s)
r6 0,05
Luas DAS (m'?) 300.000.000 300.000.000,00
*) waktu puncak (T) dan debit puncak (Qp) Jumlah volume dibagi 0,00044 m * O,44
luas DAS mm
0,00100m - l,00mm

13. HSS Cama t harus memenuhi syarat: Faktor koreksi 1 10.44 - 2.78 r/1,00:1,00
volume hidrograf
- ',,, atau faktor koreksi : 1. Keterangan Tabel 5.14:
Luas DAS . Kolom (2) : Q untuk HSS Camal awal.
oleh karena itu, HSS cama 1 pada Tabel (5.13) harus dikoreksi o Kolom (3) : volume HSS Gamal awal : kolom (2) x
seperti tabel 5.14: intervalwaktu : kolom (2) x (kolom (1).
Contoh:
Tabel 5.14 Koreksi H55 Cama 1 untuk soal 5.10
o Kolom (3) baris (2) angka 32.341,68 : 14,26 x (0,63-0) x
Volume
fgam) Volume (m3) Q,(m3/dt) (m3)
60 x 60.
Qfm3/dO .

Terkoreksi
'
o Kolom (3) baris (3) angka 1 3.386,60 : I0,05 x (t - 0,63)
Awal Awal Terkoreksi
(s).
x60x60.
(3) (4)
o Kolom (3) bar.is (4) angka 25.488,00 : 7,OB x (2 - 1) x 60
(1) (2)

0 0 0.00 0,00 0,00


0,63 14,26 32.341 ,68 32,50 73.713,63 x 60.
1 10,05 13.386,60 22,91 30.510,94 dan seterusnya.
2 7,O8 25.488,00 16,14
11,37
58.092,63
40.943,81
o Jumlah volume 131624,28.m3; Luas DAS dalam soal
3
4
4,99
3,52
17.964,OO
12.672,0O 8,02 28.882,21
: 300 km2 : 300.000.000 mr; Jumlah volume dibagi
5 2,48 8.928,00 5,65 20.348,83 dengan luas DAS : 131624,281300.000.000 : O,OOO44
6 1,75 6.300,00 3,99 14.359,05
m : 0,44 mm; Sehingga faktor koreksi : I I O,44 :
7 1,23 4.428,O0 2,80 r 0.092,36
1.98 7.1 38,50
2,78.
8 0,87 3.132,00
9 0,61 2.196,00 1,39 5.005,16 . Kolom (4) : Q untuk HSS Camal terkoreksi : kolom (3) x
faktor koreksi : kolom (3) x2,78.
10 0,43 1.548,00 0,98 3.528,22
0,68 2.461,55
'I 1

12
0,3
o.21
1.080,00
756,00 0.48 1.723,09
. Kolom (5) : volume HSS Camal terkoreksi : kolom (4) x
r3 0,15 540,00 o,34 1.230,78 interval waktu : kolom (4) x (kolom (1).
396,00 o,25 902,57
14 0,11 Contoh:
15
't5
0,08
0,0s
288,00
180,00
0,18
0,11
656,41
410,26
o Kolom (5) baris (2) angka 73.7'13,63 : 32,50 x (0,63-0)x
lumlah volume 131.624,28 300.000.00 60 x 60.

llitlrogrol Sotrnur
148 Tekntk Perhltungon Debll Rr,rrr tttro funqrnlrart Alr
Kolom (5) baris (3) angka 30.510,94 : 22,91 x(1 -0,63) Tabel 5.15 Laniutan
x60x60.
Kolom (5) baris (4) angka 58.092,63 : 16,14x(2-1)x t 0am) Q, (m3/d0 Qt akibat hujan Qt total
(m3/dr)
60 x 60. 25 mm 15 mm
(1) (2\ (3)=(2) x 2s
dan seterusnya. (4)= (2) x ls (s)=131 * ,n,
l5
o Jumlah volume 300.000,00 mr; Luas DAS dalam soal r6
0,1 1 2,85 3,76 6,61

: 300 km2 : 300.000.000 m2; Jumlah volume dibagi 17


2,74 2,74

dengan luas DAS : 300.000,00/300.000.000 : 0,00'100


1,71 1,7"1

m : 1,00 mm; Sehingga faktor koreksi : 111,00 :


1,00. Hal ini sudah memenuhi syarat.
14. Jadi HSS Gama 1 dan Hidrograf limpasan langsung akibat hujan
efektif untuk soal 5.10 dapat dilihat pada Tabel (5.1 5) dan Cambar
t (jam)
(5.28) atau Cambar (5.29).
Hidrograf akibat
25 mm
Tabel 5.15 H55 Cama 1 untuk soal 5.10 setelah koreksi

(mr/dt) Qt total
t (am) Q Qt akibat huian (m3/dt)

25 mm 15 mm ri
(1) (2) (3)=(2) x 2s (4)= (2) x ls (s)=(3) + (a) 1

0 0,00 0,00 0,00 .f il


ir
Hidrograf akibat
l5 mm
0,63 32,50 812,54 812,54 i\ (\
22,91 572,65 0,00 572,65
1,61 16,14 403,42 487,52 890,95
'tl,37
2
3 B,O2
284,33
200,57
343,59
242,O5
627,92
442,62 t 1tz t (fam)
4 5,6s 141 ,31 170,60 311,91 0,67 r,67
5 3,99 99,72 120,34 220,06
6 2,80 70,o9 84,79 154,87 cambar 5-28 Kedalaman hujan dan hidrograf fimpasan soal 5.r0
7 1,98 49,57 59,83 109,40
I 1,39 34,76 42,05 76,81
9 0,98 24,50 29,74 54,25
10 0,68 17,O9 20,85 37,95
ll 0,48 11,97 14,70 26,67
12 o,34 8,55 1o,26 1B,BO

13 o,2s 6,27 7,18 13,45


14 0,18 4,56 5,1 3 9,69

150 Teknik Perhitungon Deblt Rencano Banqunon Alr Hidrogrol Solrtttrr 151
1 000
900
800
700
600
500
400
300

200
Qenefusuran
100
a
1- a-l- cDefiit funcana
0

I otz34 5 6 7 8 910111213

Gambar 5.29 H55 Camma 1 dan hidrograf limpasan soal 5.10


6.1 PENGERTIAN PENELUSURAN DEBIT
-oo0oo- RENCANA
Dalam perencanaan teknis bangunan sungai, tanggul banjir
misalnya, diperlukan data muka air atau debit sungai tidak hanya di
satu titik tinjauan melainkan di beberapa titik di sepanjang ruas sungai
yang ditinjau. Pengumpulan data ini akan memerlukan biaya yang
besar dan waktu yang lama bila dilakukan dengan cara pengukuran
langsung di lapangan.

Kendala yang disebutkan di atas, dalam kondisi sungai tertentu,


dapat diselesaikan dengan suatu pendekatan yang disebut dengan
teknik penelusuran aliran.
Dalam suatu literatur dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
penelusuran aliran adalah suatu cara atau teknik matematika yang
digunakan untuk melacak aliran melalui sistem hidrologi. Dalam
literatur lainnya, dijelaskan bahwa penelusuran aliran adalah cara atau
prosedur yang digunakan untuk memperkirakan perubahan unsur-
unsur aliran sebagai fungsi waktu di satu atau di beberapa titik tinjauan
di sepanjang ruas sungai.

152 Teknik Perhitungon Deblt Rencono Banqunon Alr


secara umum dalam prosedur penelusuran aliran pada suatu Persamaan pengatur yang dipergunakan dalam penelusuran
ruas sungai diperlukan data aliran di satu titik tinjauan untuk mem- hidrologis adalah: Persamaan Kontinuitas dan Tampungan.
perkirakan data aliran di titik tinjauan lainnya. Oleh karena itu, jika b. Penel usu ran ik (di stributed routi ng)
h id rau I

suatu hidrograf aliran sungai di bagian hulu diketahui misalnya maka Dalam teknik penelusuran hidraulik, aliran atau debit atau debit
(lihat
hidrograf aliran sungai di bagian hilir akan dapat diperkirakan rencana dinyatakan sebagai fungsi ruang dan waktu serentak untuk
Gambar 6.1). banyak titik sepanjang sungai (lihat Cambar 6.3).
Debit atau debit rencana adalah bagian dari unsur aliran' Oleh Persamaan pengatur yang dipergunakan dalam penetusuran
karena itu, berdasarkan pengertian penelusuran aliran di atas, maka hidraulik adalah: Persamaan Kontinuitas dan Momentum.
dapat dikatakan bahwa teknik penelusuran aliran dapat diterapkan
dalam teknik penelusuran debit atau debit rencana di suatu tinjauan 24

ruas sungai. 22
20
18
ol o2 16

Err

Russ sungai Yang ditinjau B,,


o10
o
6
4
penelusuran 2
0

t
flidrograf aliran mssuk di titik 1 Hidrograf aliran ke luar di
*au inllow (diketahui berdasar- titik 2 atau outtlow diPer-
kan teknik penurunan hidrograf kirakan melalui teknik Gambar 6.2 Skema penelusuran hidrologis, aliran masuk (inflow
satuan nyata atau HSS) penelusuran)
merupakan hidrograf rencana) dan aliran ke luar (outflow ) di satu
Gambar 6.1 Sketsa teknik penelusuran aliran sungai titik tiniauan

Ditinjau dari titik tinjauan dan persamaan pengaturnya, teknik


penelusuran aliran atau debit atau debit rencana dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:

a. Penelusuran hidrologis (lumped routing)


Dalam teknik penelusuran hidrologis, aliran atau debit atau debit
rencana dinyatakan sebagai fungsi waktu untuk satu titik sepanjang
sungai (lihat Gambar 6.2).

leknik Perhitungan Debit Renruut Btut"4rtrrttn Air Prnolusuron Dtltll llt,ut rutrt
a Persamaan konti nu itas.
24
f- a Persamaan tampungan, storage (S).
--r"fl& --l : f (O), dengan S sebagai fungsi non linier dari
,/h.,.
22
Besaran S
20
18 l-:fril:ilri3
i, "'. | --:::eee'eittir
outflow (O).
16
i /,'t!,'\ Model Linear Reservoar juga disebut Penelusuran Waduk.
4,,
?,, r /i,'1"' '\ \ "',' Persamaan pengatur yang dipergunakan adalah:

o10 o Persamaankontinuitas.
r
,,,/,,,t/ "\",=,,,
8
Persamaan tampungan, storage (S).
S : f (O), dengan S sebagai fungsi linier
6
Besaran
4 t/,f i' \\':'-:._ dari
2
--- \ ''.1:- outflow (O).
o
10 12 14 22 a. Muskingum Method (Penelusuran Sungai)
t (jam) Asumsi yang digunakan dalam model penelusuran Muskingum
,l
Method adalah:

Gambar 6.3 Skema penelusuran hidraulik, aliran masuk (inflow


1. Tidak ada aliran ke luar dan masuk sungai sepanjang sungai yang
ditinjau, artinya penambahan atau kehilangan air di sepanjang
merupakan hidrograf rencana) dan aliran ke luar (outflow ) pada
sungai tinjauan diabaikan.
beberapa titik tiniauan
2. Sungai hampir Iurus.

6.2 PENELUSURAN HIDROLOGIS Persamaan pengatur yang digunakan dalam model penelusuran
Muskingum Method adalah Persamaan Kontinuitas dan Persamaan
Dalam penelusuran hidrologis dikenal beberapa model penelu-
Momentum.
suran, diantaranya: Muskingum Method, Level Pool Reservoir, dan
Linear Reservoar. Persamaan Kontinuitas yang dimaksud adalah:

Model Muskingum Method merupakan model penelusuran


*: o (6.r)
sungai. Persamaan pengatur yang dipergunakan adalah: dt '-
Keterangan rumus:
o Persamaankontinuitas.
o Persamaan tampungan, storage (S). S : tampungan, storage (m3).
Besaran s : f (1, o), dengan s sebagai fungsi linier dari inflow | : inflow atau aliran masuk ke titik tinjauan (m3/d0.
(l)dan outflow (O). O outflow atau aliran ke luar titik tinjauan (m3/dt).
t : waktu (jam).
Model Level PoolReservoir, juga disebut sebagai Model Kolam
Datar. Persamaan pengatur yang dipergunakan adalah:

Teknlk Perhitungon Deblt Rencono Bonqunon Air Penelusurort Deltll Rnratn 157
Persamaan Tampungan yang digqnakan dalam Muskingum
Jika interval penelusuran diubah dari dt menjadi At maka:
Method adalah persamaan tampungan sungai, bentuknya:
,t:- t, + lpr $.2) S : f (l,O) i6.7i
2
atau
oi +o,*,
g:
2
(6.3)
S- xIx(t)+(r-x)xol (6.8)

ds _ si*r _ sr (6.4) Keterangan rumus:


dt at S : tampungan sungai (m3).
selan.iutnya jika persamaan (6.2) s/d (6.4) dimasukkan ke
K : koefisien tampungan, yaitu perkiraan waktu perjalanan aliran
persamaan (6.1) akan didapat persamaan: dari titik tinjauan 1 ke titik tinjauan berikutnya (rnisalnya titik
tiniauan 2). Satuannya adalah jam atau hari. Harga K dianggap
Sr*, -Sr li +li*, Oi *Oi*, (6.s)
: - konstan selama pengaliran.
Ar22 X : faktorpembobott0ydO,5)tidakberdirnensi. HaryaXdianggap
atau:
konstan selama pengaliran.
q, I-t +1, .
_q - _2 't+t yAt -
O, +O,-, (6.6)
oi+l _ri_ ' '-' XAt fika peride penelusuran dt diubah menjadi At maka dari
2
Keterangan rumus (6.6): persamaan (6.8) diperoleh:

s,*, tarnpungan pada langkah penelusuran ke j+1; nilainya E - Kfx0/+(1 -xlxoJ (6.e)
belurn diketahui. S,*, - K[X(1,*,]+(1 -x)xQ*,1 (6.10)
5, tampungan pada langkah penelusuran ke j; nilainya
diketahui. Bedasa*an persamaan (6.9 dan (6.10) diperoleh:
li : inflow pada langkah penelusuran ke j, nilainya diketahui. s,-,-s, - Klx(l;*,) + (1 -x)xg*,1-Ktx(t,) + (1 -x)xo/ (6.11)
1,.r inflow pada langkah penelusuran ke i+1, nilainya
diketahui. Oleh karena suku sebelah kiri sama dengan dari persamaan
(6.6) dan persamaan (6.t l) adalah sama maka berdasarkan kedua
oi outflow pada langkah penelusuran ke j, nilainya diketahui.
O,., outflow pada langkah penelusuran ke j+1, nilainya belum persamaan tersebut diperoleh per$maan:

diketahui. l,+li*r Oi+Or,


*61_ xAt-
Jadi terdapat 2 variabel yang nilainya belum diketahui dari
22
persamaan (6"6) Yaitu: S,*, dan O.i*,. K[(X (1., - l,)] + (1 -x) * (o,*, -q ))l (6.121

Jika dalarn 1 persamaan terdapat 2 variabel


yang nilainya belum Dengan menyusun ulang suku-suku dari persamaan (6.12), dan
diketahui rnaka dalam penyelesaiannya memerlukan 1 persamaan suku O;*r dinyatakan secara eksplisit maka akan diperoleh persa-
lagi, dalam hal ini adalah Persamaan Tampungan. maan:

krplusuron Dtbl t Rcrcono 159


158 Teknlk Perhltungon Debll Rencmru lJ(ttl<lttrun AtI
ft
'I

o,*, C, * li*, + Crx l, + CrxO, (6.13) Nilai K dan X pada persamaan (6.8) ditentukan dengan kalibrasi
terhadap hidrograf inflow dan hidrograf oufflow yang nilainya sudah
Dengan: diketahui dari ruas sungai yang ditinjau.

C,: At-2xKxX (6.14) Kalibrasi nilai K dan X dilakukan dengan tahapan sebagai
2xKx(t-X)+at berikut:
At+2xKxX (6.1s) 1. Masukkan nilai rnflow dan outflow
pada tabel perhitungan.
Cz: 2. Hitung nilaitanrpungan (S) dengan persamaan (6"6)
2xKx(r-x)+at
3. Hitung S kumulatif.
xKx(1-x)-lt (6.16)
4. Masukkan nilai coba dari X ke persarnaan:
2xKx(t-x)+at {X x (1,*r - l,)) + (x -x} * (O,*, }} -q
Syarat: 5. Hitung nilai kumulatif darihasil pefiitungan pada langkah ke-4 di
(6.1n atas.
C,+Cr+Cr:1 6. Cambar hubungan anara S kumuatif dan (X ([., - l,D + ((1 - X) x
Persamaan (6.13) dapat dilukiskan sebagai berikut: (0;*r - o, )) kumulatif.
7. Oleh karena nilai S kumuatif dan (X (1,*, - lf)+(tl-X) x (Q*, - O, ))
kumulatif mempunyai bentuk yang linier maka nilai yang dipilih
adalah nilai X yang mernberikan kurve tersempit atau hampir
membentuk 2 garis yang berimpit.
C2x I; (diketahui)
8. Setelah ditemukan kurve yang rnernbenturk 2 garis yang hampir
berimpit, hitung nilai K dengan cara:
C1x I;+r (diketahui)
K e nilai makimum S kumulatif dibagi nilai makimum
(x (l,., - l)) + ((1 - x) x (oi*, -q )) kumulatif.

Contoh soal 6.1:


Diketahui debit inflow dan outflow dari suatu ruas sungai seperti
j j+l tercantum dalam kolom (3) dan ( ) Tabel (5.I). Tentukanlah nilai X
+-+ dan K.
At

Gambar 6.4 Skema perhitungan dengan Muskingum Method

Tekntk Perhltungan Deblt Ren<otto tktrrgurnn Air


fornlustron Doblt Rgxuru t6,
1fr
Contoh:
lawaban soal 6.1:
Kolom (5) baris (1)
Tabel 6.1 Perhitungan nilai X dan K untuk soal 6'1 padasaatt * 0ataupadasaat j- 1, nilai At:0sehingga nitai
t s
Coba tampungan S, : QOm3.
I o s
Kum. X=0,1 X kum. X= 0,25 X kum. Kolom (5) baris (2):
(1) (2) (3) (4) (5) (5) (n (B) (e)
44,O
(1o)
44,O
pada saat t: 1 atau pada saat i: 2, nilai At : 1 jarn sehingga
44 44 0,0 o,0 44,O 44,O
I 0 nilaitampungan:
45 0,s 0,5 l-1 45,1 1,3 45,3
46
2
3
1

2 70 55 8.0 8,5 11,4 56,5 13,5 5B,B Sr-5, - [(44 + 46lt2lx 1l-fi(44 + 45)t2lx I] : 0,5 m3.
4 , 142 52 52,5 61,0 4,5 61.0 15,8 74,5 Kolom (5) baris (3):
102,s
5 4 206 6B 114,O 175,O 20,8
19,6
81,8
101,4
28.0
19,0 121,5
Sr*Sr: [((q0 + 7O)l2lx1]-fi(as + Sill2)x tl: B,Om3.
6 222 88 136,0 311.O
432.O 19,4 120,8 15,5 137,4 Kolom (5) baris (4) dan baris seterusnya cara perhitungan adalah
7 6 214 110 121,O

B 7 200 132 88,0 520,0 18,0 138,8 , 12,4 149,O sama.


I B 172 150 45,0 565,0 13,4 152,2 6,s 155,5
6. Kolom (6) : S kumulatif (m3) sampai dengan langkah ke j
10 9 142 164 0,0 ,$56yr}q1 o nirqlti
r0 118 170 -37,0 528,O 3rO 1 6,{,8 1,5 157,0 Contoh:
I1
12 11 94 168 -63,0 465,O -4,2 160,6 -7,5 149,5
Kolom (6) baris {2) : Q0 + 0,5 : 0,5 rn3.
151,8 -10,0 139,5
+ B,O : 8,5 m3..
78 160 -78,O 387,O -B,B
13 2
-146 -14,O 137,8 -14,O 125,5 Kolom (6) baris (3) - Q0 + 0,5
14 13 64 -82,O 305,0
15 "14 56 128 -77,O 228,O -"t7,O 120,8 -1 5,5 110,0 Kolom (6) baris (41 :0,0 + O5 + 8,O + 52,5 : 61,0m3.
44 108 -68,0 r 60,0 -19,2 r 01,6 -18,0 92,0 Demikian seretusnya.
16 5
42 8B -55,0 ro5,0 -18.2 83,4 -.15,5 76,5
18
19
6
7 40 75 40,5 u,5 1 1,9 71,5 -10,3 66,3 7. Kolom (7) :
nilai dari (Xx (li*r -1,)) + ({t -X)x (O,*, -e)) untuk
20 8 38
3B
55
50
-26,O
-14,5
3B,s
24,O
-18,2
4,5
53,3
48,8
-1 5,5
-3,8
50,8
47,O
Xcoba - 0,1.
21 9 Contoh:
)) 36 48 -"t2,o 12.0 -2.O 46,8 -2.O 45,0
20
Kolom (7) baris (1) : (0,1 x (44{D + ((t-O,l) x (a+O}}
Keterangan Tabel (6.1 ): :M.
1. Kolom (1) : indeks Penelusuran. Kolom (7) baris (3) - (0,1 x (46{.4'tir + ((t-0,1) x(45441't
2. Kolom (2) : intervalwaktu pengamatan (iam)' - 'l,l .

3. Kolom (3) : debit inflow (m3/dt). Kolom (7) baris (4) : (O,1 x (7o460 + ((1-0,1) x (5545))
4. Kolom (4) : debit outflow (m3/dt)- 11,4. :
5. Kolom (5) : tampungan, S (m3) : persamaan (6'6) Demikian seterusnya.
o; +oi*, 8. Kolom (8) : nilai kumulatif sampai dengan langkah ke j dari
li +li*,
s. "j -
"i+1-s. '- -
xat nat perhitungan kolom (2.
2 2
Contoh:
Kolom (8) baris (1) 44.

leknlk Perhltunqon Deblt Rencorto Bonqurntt Alt


Pene I usu ron Oobl t R cnc om ,63
162
Kolom (B) baris (2) 44 + 1,1 - 45,1
Kolom (8) baris (3) 44 + 1,1 + .11,4 : 56,5'
'1",1
Demikian seterusnYa.
lt
g. Kolom(9): nilai dari (Xx(t;*,-1,)) + ((1 -X)x(O;*r-O,))untuk ,
,ir'
X coba - O,25.
,i,
Contoh:
.r/,,
Kolom (9) baris (1) (0,25 x (44-O)) + ((1-0,25) x (aa{))
'1/ I . K*,eoil
44.
(0,25 x (4M4)l + ((1-0,25) x(a5a4ll
:V t= r*;ed
Kolom (9) baris (3)
1,3. 100,0 150,0

Kolom (9) baris (4) (0,25 x (7G46)) + ((1-0,25) x (55-a5)) xl+(t-x)o

13,5.
: Gambar 6.5 Hubungan antara S kumulatif dan Xl + (l-X)O kumulatif
10. Kolom (10) nilai kumulatif sampai dengan langkah ke idari
perhitungan kolom (8). Contoh soal 6.2:
Contoh:
: :
Dengan menggunakan nilai X O,2S dan K 3,56jam; Hitunglah hi-
Kolom (9) baris ('l) : 44. drograf outflow dengan Muskingum Method jikahidrograf inflow ren-
Kolom (9) baris (2) : 44 + 1,3 : 45,3-
cana diketahui seperti tercantum dalam kolom (3) Tabel (6.2). lnterval
Kolom (9) baris (3) : 44 + 1,3 + 13,5 : 58,8'
penelusuran (At): 1 jam. Outflow awal penelusUr?D 31 m3/dt. :
Demikian seterusnya.
Jawaban soal 6.2:
'1. Berdasarkan Tabel (6.1), nilai kolom (6)digunakan sebagai ordinat,
1
1. Hitung nilai C,, C, dan C, dan kontrol jumlahnya.
nilai kolom (B) dan kolom (10)digunakan sebagai absis, sehingga
C,: At-2xKxX
selanjutnya didapat kurve seperti tersaji dalam Gambar (6'5)' "l-2x3,56x0,25
12. Berdasarkan Gambar (6.4), terlihat kurve hampir berimpit pada
2xKx(1-X)+At 2x3,56x0 0,25)+'t ""''
saat X coba : 0,25. Oleh karena itu, nilai K dapat dihitung pada 'l+2x3,56x0,25
c2 - At+2xKxX
-: ,- !-: :oaa
saat X coba ini. 2xKx(1-X)+At 2x3,56x( -g,2ffi - v'41'
Nilai K: kolom (6) baris (10)/kolom (10) baris (10)
565,0 I 158,5 : 3156 jam. a, _ zxr x_(t-x)-lt _ 2x3,56x( -o,25)-1 :
"'-2xKrt-r;Ai - 2-3J6*( 0,25)+1 0,68.

Kontrol jumlah: C, + C, + C, : 1.

lu Tekntk Perhitungon Deblt Rmcmn Aotrgttrrun Alr Penelusuron Dehl t Retrono 165
2. Hitung hidr%rdoudrm/ berdasar*an pe$amaan (6.13): Pada saat perhitungan koloni (4) baris (3) data yang dipertukan
oi*r- c, x li*, + qx [ + c, x Q adalah nilai C, dan I baris (3) atau lr. Demikian seterusnya.
*
O, sudah dikebhui 31 m3/dt. Oleh karena itu, perhitungan Contoh:
mulaidari Or:
Or:Crxlr+Crxlr+CrxO, Kolom (4) baris (2) : C,Xlj*, : -O,12xlz
x kolom (3) baris (2)
O, - Crxl, + qxlr+ CrxO, -A,"12

demikian seterusnya, pefiitungan ditabelkan (tabel 6.2).


-0,12x65: -8,O2.
Kolom (4) baris (3) : C, Xlj*, : -0,12 x lE
Iabel6.2 Mlitungan outflow untuk soal 6.2
-0,12 x kolom (3) baris (3)
wdltii";i rll;i:9x!1.,'' -O,12x124: -15,30.
I i:r.ltrd)'
'.: .gji9,.:
d*n! '1i,,(i*/&i .(mYdO:,i Kolom (4) baris (4) :
C, xli*, : -0,12x1,
flI ,(2t *i: (4)': , (5). (7),
-O,12x kolom (3) baris (4)
I o 3r,00 31,00
a 1 65.(n 4,O2 13,59' 21.23 26,80 -0,12x175: -21,59.
3 2 r24.U) -r5,30 28,49 18.36 31,55 Demikian seterusnya, cara perhitungan sama.
4 3 r75.m -21,59 54,16 2I.61 54.37
5 4 r25,OO -15.42 76.71 37,24 98.s3 5. Kolom (5) : Cz x li
6 5 80,fl) 4.87 54,80 67,48 1r2,41 Di atas telah dijelaskan bahwa penelusuran dimulai dari indeks
7 6 50,m 4.17 35.07 76,99 105,89
(j+1) : 2. Oleh karena itu, perhitungan dimulai dari kolom (5)
I 7 /$,{X} 4,94 21.92 72.52 89,50
I 8 30,m $,74 17.53 6r.30 75,13 baris (2).
l0 9 2s.m -3,m r3,r5 5r.46 61.52
Pada saat perhitungan kolom (5) baris (2), data yang dipertLrkan
Keterangan Tabel (6.2): adalah C, dan l. Karena (j+1) :
2 artinya indeks 1 sehingga j:
1. Kolom (1) : indeks penelusuran. data I yang diperlukan adalah I baris (1) atau 1,.
2. Kolom (2) : walaupenelusuran (iam). Pada saat perhitungan kolom (5) baris (3) data yang diperlukan
3. Kolom (31 : inflow, | (m3/dt), nilainya diketahui. adalah C, dan I baris (2) atau Ir.
4. Kolom (4) : C, x [*,
Pada saat perhitungan kolom (5) baris (4) data yang diperlukan
Pada saat awal penelusuran atau pada saat indeks j:1, nilai adalah C, dan I baris (3) atau lr.
outflaw sudah diketahui - 31 m3/dt. Sehingga perhitungan
Contoh:
ou{low dimulai dari indeks (i + 1} - 2 atau baris ke'2 atau mulai
dariwaktu jam ke-l. Kolom (5) baris (2) : C, x l. : O,44xlt
: O,44 x kolom (3) baris (1)
Pada saat perhitungan kolom (4) baris (2) data yang diperlukan
:0,44x31 :13,59.
adalah nilai C, dan I baris (2) atau lr.

t6 Teknlk krhltungon Debtt Rcncano Mngumn Alr perrclusuron Deblt Remotut


t67
Korom (5) baris (3)
:3:i^';;,?#[lL,i, rzl 200
: O,44 x 65 : 28,49. 180

Kolom (5) baris (4) : : 160


C, X l, 0,44 x t,
140
g
-Z;T,X [iL': ?ilJ:' o
.E
oBo
120
100

j
Demikian seterusnya, cara perhitungan sama. 60

6. :
Kolom (6) C, x O,
40
20
--_*_--r'
Sama dengan kolom (4) dan {5}, perhitungan mulaidari baris 2. 0

Contoh: 4 .5 6 10
Waktufitm)
Kolom (6) baris - Cr, Ot
(2)
- 0,68 x kolom (7) baris (1) Gambar 6.G Hidrogral inflow rencana dan outflow untuk soal 6-2
: 0,68 X O, * 0,68 x 31 : 21,23.
b. Level Pool Routing, LpR (penetusuran kolam datar)
Kolom (6) baris (3) - C, x O,
Dalam penelusuran kolam datar (l_pR), persamaan kontinuitas
= 0,68 x kolom (7) baris (2) (persamaan 6.6) dapat ditulis sebagai
: 0,68 x 0, * 0,58 x 26,80 : 18,36. berikut:
25,,, , \ S.
Kolom (6) baris (4) : C, x O, O;*r - [, *1,.,)+ r*-O, (6.18)
= 0,68 x kotonr {D baris (3)
;l.
Dari persamaan (6.18) dapat dilihat:
: 0,68 x O. - 0,68 x 31,55 : 27,61.
1. suku di sebelah kiri sama dengan nirainya tidak diketahui.
Demikian seterusnya, cara perhitunSan sama. 2. Suku di sebelah kanan sama dengan nilainya diketahui.
7. Kolom (7) - oufflaw Penyelesaian suku yang belum diketahui nilainya
* kolom (4) +
itu memerlukan 3
{$ + (6) fungsi yang menggambarkan hubungan antara:
8. Berdasarkan nilai kolom t2), (3) dan {7) pada Tabel 6.2 selanjutnya 1. Ketinggian air dan tampungan (H dan S).
diperoleh Cambar 6.6. Hubungan antara ketinggian dan tampungan dapat ditentukan
dengan mengalikan antara kedalaman air dan tuas tampungan.

2. Ketinggian air dan outflow (H O)


-
Hubungan antara ketinggian air dan outfrow bergantung
dari type
bangunan outflow, seperti bendung atau spiilwa% terowongan
' waduk, dan sebagainya.

t8 lcknlk krhltungan 0oblt Rerrcom Aongumn Alr Prnelusuron Dehll k,nt ua


Rumus outflow melalui bendung tetap: :
(6.19) R jari-jari hidraulik basah terowongan
O E CdxLxHu f trl.
S : kemiringan memanjang dasar terowongan.
Keterangan rumus:
O E outllow 3. Outflow dan tampungan (O dan 2S
+O )
Cd - koefisien debit. At
L E paniang bendung/sPillwaY . Contoh soal 6.3:
H E ketinggian air diatas bendung/spillway ' Diketahui sebuah waduk dengan spillway sebagai bangunan outflow.
Rumus outflow melalui terowongan iika H ) 1,5 D:
Panjang spillway 35 m dan nilai koefisien debit Cd : 1,8.
Misalkan hubungan antara tinggi air di atas spillway , luas waduk,
tampungan, dan outflow adalah seperti kolom (1), (2), (3) dan kolom
(4) pada Tabel (6.3).

Hitunglah hidrograf outflow (O) dan tinggi air di atas spillway (H)
dengan metode LPR jika hidrograf inflow rencana adalah seperti kolom
(3) Tabel (6.4) dan interval penelusuran (A0 : 1 jam.

(6.20) Jawaban soal 6.3:


O - Ax
rabe, 6'3 rinssi (A)' tampunsan
'" |;,,T:,":!;,il'R;:::;::duk
Keterangan rumus:
H A o (2s/at) + O
O - outflow (rn3/dt). (m) (m2)
s
(m') (mldt) (m3/dt)

A luas Penampang terowongan (m2)' (11

0,0
(2) (3) (4) (s)

H - ketinggian air (m). 0,2


1 040000
050000 2
0
0000
0,00
0,23
0,00
I 16,90

g E percepatan gravitasi (9,81 m2/dt)'


1

0,4 060000 424000 1,84 237,40

Ef E total kehilangan energi (m). 0,6


0,8
070000
080000
542000
864000
6,22
14,75
362,89
494,75

Rumus outflow melalui terowongan iika H 5 1,5 D: ,0 090000 r 090000 28,80 634,36
) 1 00000 I 320000 49,77 783,10

O E ixAxRaxSt2
1 I I 0000
(6'21) ,4 1 554000 79,O3 942,36
,6 r 20000 1792000 117,96 113,52
n 8 30000 2034000
1 167,96 297.96
Keterangan rumus: 2,O I 40000 2280000 230,40 497,O7

O : outflow (m3/d0. 2,2


2,4
'150000

60000
2530000
2784000
306,66 712,22

n koefisien kekasaran Manning' 2,6


r

r 70000 3042000
398,1 3
506,1 9
944,80
2196,19
A s luas penampang basah terowongan
(m2)' 2,8 80000 3304000 632,22 2467,77

P - penampang basah terowongan (m). 3,0 90000 3570000 v77,60 276A,93

170 Teknlk furhttungan Deblt Rercona fungumn Alr Penelusur on Drltl I llrt x tturt
Keterangan Tabel (6.4):
Keterangan Tabel (6.3):
1. Kolom (1) : indeks penelusuran.
1. Kolom (1) : tinggi air di atas spillway (m). 2. Kolom (2) : waktu penelusuran (jam).
2. Kolom (2) : luas tampungan (m2).
3. Kolom (3) : inflow rencana (m3/dt).
3. Kolom (3) : tampungan (m3). 4. Kolom (4) : (inflow ke j) + (inflow ke j+ 1)
4. Kolom (4) : outflow (m3/dt) : dihitung dari persamaan (6"19)' Contoh kolom (4) baris (2):
. Contoh kolom (4) baris (2): pada saat H : 0,2 m; : kolom (3) baris (1) + kolom (3) baris (2)
: cd x L x H3/2 : 1,8 x32x0,23t2 : O,23 m3ldt. : 10 + 12 : 22 m3/dt).
5. Kolom (5) : a25 + O ; Contoh kolom (5) baris (2) 5. Kolom (5)
. Kolom (5) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran atau
: (2 x 210000/ 3600) + 0,23 : 116,90 m3/dt' pada saat tinggi air di atas spillway : 0 maka tampungan
waduk di atas spillway : 0.
Tabel 6.4 Perhitungan penelusuran dengan metode LPR untuk . Kol.(5) baris (2) : kol.(6) baris (2) - (2xkol.(7) baris (2))
mendapatkan outflow dan H pada soal 6'j
- 21,91 22,00-(2xO,O4)
Waktu l.
I
l.+
,
(2s/ao (si + 1/dt) oi H,
I
. Kol.(5) baris (3) : kol.(6) baris (3)- (2x kol.(7) baris (3))
I l,*' -o, + Oj+1 60,95 :61,91 -(2xO,4B)
(jam) (m3/dt) (mt/dt) (m!/dt) (m3/dr) (m3/d0 (m) Demikian seterusnya-
(1) QI (3) (4) (s) (6)
0,00
(7) (8)

0,00
6. Kolom (6), contoh:

2
0
,l
10
't2 22 21,91
0,00
22,O0 0,04 0,04 . Kolom (6) baris (2) : kol.(a) baris (2) + kol.(S) baris (1)
22,00 22 + O,0O
60,95 61,9'l 0,48 0,1 0
r Kolom (6) baris (3) : kol.( ) baris (3) + kol.(5) baris (2)
l 2A 40
4
2

55 83
-t
42,77 143,95 0,59 o,25 61,91 4O + 21,91
"t45 287,77 3,60 0,48
5 4 90 280,57 Demikian seterusnya.
220 469,91 500,57 1 5,33 0,8'l
6 r30
7 6 250 380 725,83 849,9'l 62,O4 1,28
1,78
7. Kolom (7)dihitung berdasarkan interpolasi antarbaris pada kolom
550 95 r,91 1275,83 161 ,96
o 7 300 (4) dan (5)Tabel (6.3). Contoh:
550 1066,79 1601,91 267,56 2,09

10
9 8
9
350
425 775 1126,55 1841,79 357,62 2,31 o Kolom (7) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran atau
t1 '10 320 745 t't32,91 1871,55 ,69,32 2,34
pada saat tinggi air (H) di atas spillway : 0.
2,20
12
13
11

12
260
190
580
450
r 099,03
'1051,39
1712,91
1 549,03
306,94
248,82 2,O5
o Kolom (7) baris (2) : O,O4 merupakan interpolasidari:
'1,86
120 310 985,69 1 36',I ,39 187,85
14 13
85,69 137,53 1,69 (2Sl40 + O (m3idt) o(m3/dt)
t5 14 80 200 910,63 1 1

l6 15 45 125 835,1 3 I 035,63 1 00,25 1,51


0,00* * 0,00* *
l6 22 67 758,8s 902,\3 71,64 I ,35
22.OO*
17 o,o4*
42 694.79 800,8s s3,03 1.22 'I
18 17 20 16.90* 0.23+

Teknik Perhitungon Debit Rencano Bangunon Air Penelusttr ort Drhl I Rru< tttto 173
172
*) lihat kolom (6) dan (7) baris 2 Tabel (6.4), ini hasil 9. Berdasarkan kolom (2), (7), dan (8) Tabel (6.4) sslxnlutnya dapat
interPolasi dari angka
**) dibuat grafik seperti tersaji pada Cambar (6.7) dan Cambar (6.8).
*x1 lihat kolom (a) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6.3).
[; 480

. Kolom (7) baris (3) : 0,48 merupakan interPolasi dari: 440


44
400
i+lniw(mstn) i

]0,
i3 360
./1-, i-:l -orIy.-11rydtil
(2S/Ar) +o (m3/dt) O (m3/dt) 1." 320
t
0,00* * 0,00+ * o 280
I
E 240
61 ,91 0,48*
o 200
\
6,90* * o.23** 160
11
\
*) lihat kolom (6) dan (7) baris 3 Tabel (6.4), ini hasil
120
80
\ I
-t
interpolasi dari angka
**) 40
0
**; lihat kolom (4) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6'3)' 7 I I '10 11 12
Waktu [am)
g. Kolom (8)dihitung berdasarkan interpolasi antar baris pada kolom
Gambar 6.7 Hidrograf inflow rencana dan outflow waduk dengan
(1) dan (5) Tabel (6.3). Contoh:
o Kolom (B) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran tinggi metode LPR untuk soal 6.3
air (H) di atas sPillwaY : 0.
. Kolom (B) baris (2) : O,O4 merupakan interpolasi dari:
H
(2SlA0 +O (m3/dt) (m) i-.lgi3g-"rllel
0,00* + 0.0* *
'2,00
22,OO* o,o4*
o,2* e
l 16,90* -! 1,50
I
*) lihat kolom (6) dan (B) baris 2 Tabel (6'4), ini hasil
1,00

interpolasi dari angka


**)
0,50
*'x1 lihat kolom (1) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6'3)'
Kolom (B) baris (3) : 0,10 merupakan interpolasi dari: 7 I I 10 11 12 13 't4 17

Waktu (am)
H
(2SlAt) +o (m3/dt) (m)

0,00* 0,0* Gambar 6.8 Ketinggian air (H), hasil penelusuran waduk dengan
22,O0+ 0,10* metode LPR untuk soal 6.3
1 1 6,90f * o,2*
c. Model Linear Reservoir (Penetusuran Waduk)
*) lihat kolom (6) dan (8) baris 3 Tabel (6'4), ini hasil
Dalam penelusuran Model Linear Reservoir (penelusuran
interpolasi dari angka
**)
Waduk), persamaan kontinuitas (persamaan 6.6):
**) lihat kolom (1) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6'3)'

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongtnon Air


Pt'ttt' I r t:,ttt ott I)t'lti I llrt tt rtt t
u
175
174
oi +oi*, 2-AtlK- 2-112,5.: 0.6667.
S;*,-S; :i l' +l'*, xAt - 2
xAt c^
' _ 2+ (at/K)_ z+frlZ,s)
dalam penyelesaiannya memerlukan persamaan tampungan (S) yang Kontrol: C, + C, + C, : 1.
dirumuskan sebagai berikut: 2. Hitung hidrograf outflow berdasarkan persamaan (6.24):
S.
It
: KxO. (6.22) O;*, : Cr*lj*, + C,xl + CrxO,
-,+r-: KxOJ+r.
S 6.23)
O, sudah diketahui : 31 m3/dt. Oleh karena itu, perhitungan
Substitusikan persamaan (6.22) dan (6.23) ke persamaan (6.6) mulai dari Or:
akan diperoleh persamaan: 02 Coxlr+C,xl,+CrxO,
O;*.,: Co Xlj*, + C, x i, + C, x O, 6.24) 03 Crx l, + C, x lr+ CrxO,
demikian seterusnya, perhitungan ditabelkan (Tabel 6.5).
dengan:

t
At/K (6.25) Tabel 6.5 Perhitungan outflow dengan Model Linear Reservoir pada
-o-2+(at/r)
--
soal 6.4
c,:co (6.26) Waktu Co*1,*, CrxO,
t | (m3/dt) C,xl, (m3/dt) O (m'/dt)
2- Lt lK (6.27) (iam) (m3/dt) (m3/dt)
"'-
I
--
2+ (lt l r)
(1) (2) G) (4) (s) (6) (7')
I 0 31,00 31,00
Syarat: 2 6s,00 10.83 5,-t7 20,67
1 36,67
Co + C, + C2:1 (6.28) 3 2 124,O0 20,67 10,83 24,44 55,94
4 3 17 5,OO 29,17 20,67 37,30 87,13
5 4 125,00 20,83 29,17 58,09 108,09
Contoh soal 6.4:
6 5 80,00 13,33 20,83 72,06 106,22
Diketahui hidrograf inflow rencana dalam waduk seperti tercantum 6 50,00 8,33 13,33 70,82 92,48
dalam kolom (3)Tabel (6.5). o 7 40,00 6,67 8,33 61,66 76,66
9 I 30,00 5,00 6,67 51,10 62,77
Hitunglah hidrograf outflow dengan Model Linear Reservoir. Konstanta 10 I 25.OO 4,17 5,00
penelusuran (K) : 2,5 jam.lnterval waktu penelusuran (At) : 1 jam.
4"t,85 51.01

Keterangan Tabel (6.5):


Jawaban soal 6.4:
1. Hitung nilai Co, C,, dan C, dan kontrol jumlah nilai C 1. Kolom (1) : indeks penelusuran.
2. Kolom (2) : waktu penelusuran (jam).
At/K
Lo:zlllt/K) 112,5 ::0..1667.
u'ruu/' 3. Kolom (3) : inflow, t (m3/dt), nilainya diketahui.
4. Kolom (4) : Co x li*,
C, .: Co :0,1667.

176 Teknik Perhitungon Debit Rencono Bangunon Alr Penelusuron Delill Rt'ttcotrt 177

I
Pada saat awal penelusuran atau pada saat indeks j:1,
nilai out- Pada saat perhitungan kolom (5) baris (4) data yang diperlukan
f/ow sudah diketahui : 31 m3/dt. sehingga perhitungan outflow adalah C, dan I baris (3) atau lr.
dimulai dari indeks (j + 1) : 2 atau baris ke-2 atau mulai dari wak- Contoh:
tu jam ke-1.
Kolom (5) baris (2) C, x l, : O,1667 xl,
pada saat perhitungan kolom (4) baris (2) data yang diperlukan
O,1667 x kolom (3) baris (1)
adalah nilai Co dan I baris (2) atau lr. 0,1667x31 :5,17.
pada saat perhitungan kolom (4) baris (3) data yang diperlukan Kolom (5) baris (3) C, x l, : 0,1667 xl,
adalah nilai Co dan I baris (3) atau lr. Demikian seterusnya' O,1667 x kolom (3) baris (2)
0,1667 x65:10,83.
Contoh:
Kolom (5) baris (4) C, x l, : O,'t667 xl,
Korom (4) baris (2)
: 3:lir';i,i,i%i*,,,,r, 0,1667 x kolom (3) baris (3)
O,1667 x124,O0 :20,67.
0,1667 x65:10,83.
Demikian seterusnya, cara perhitungan sama.
Kolom (4) baris (3) Co * li*, :
o,'1667 x l,
6. Kolom (6) : C, x O,
O,1667 x kolom (3) baris (3)
0,1667 x124 20,67. : Sama dengan kolom (4) dan (5), perhitungan mulai dari baris 2.

Contoh:
Kolom (4) baris (4) Co Xl;*r -- 0,1667 xlo
0,1667 x kolom (3) baris (4) Kolom (6) baris (2) C, x O,
O,1667 x175 :29,17. 0,6667 x kolom (7) baris (1)
0,6667 xO, - 0,6667 x31 :20,67.
Demikian seterusnya, cara perhitungan sama.
Kolom (6) baris (3) C, x O,
5. Kolom (5) : C, x l, 0,6667 x kolom (7) baris (2)
Di atas telah dijelaskan bahwa penelusuran dimulai dari indeks 0,6667 x O, : 0,6667 x36,67 : 24,44.
(j+1) : 2. Oleh karena itu, perhitungan dimulai dari kolom (5) Kolom (6) baris (4) C, x O,
baris (2). O,6667 x kolom (7) baris (3)
Pada saat perhitungan kolom (5) baris (2), data yang diperlukan 0'6667 * o' : 0'6667 x 55'94 : 37
'3o'
adalah C, dan 1,. Karena (j+1) : 2 artinya indeks
j : 1 sehingga Demikian ,"t"rrrnyul
data I yang diperlukan adalah I baris (1) atau l,' 7. Kolom (7) outflow
pada saat perhitungan kolom (5) baris (3) data yang diperlukan kolom (a) + (5) + (6)
adalah C, dan I baris (2) atau lr.
B. Berdasarkan nilai kolom (2), (3) dan (7) Tabel 6.5 selanjutnya
. diperoleh Cambar 6.9.

178 Teknik Perhitungon Debit Rencono Bort<lunon Air Puteluytrott Dt'ltll Rt,rx tnnt
T
- ,.ra Teknik penelusuran yang dimaksud adalah penelusuran secara
I
I
too,oo l hidraulik. Persamaan pengatur yang digunakan dalam penelusuran
roo,oo I secara hidraulik adalah Persamaan SaintVenant, yang terdiri dari:
roo,oo I
!ol 120,00 1

-+\*-G-
1. Persamaan Kontinuitas:
E 100.00 l / oO oA
q to,oo (6.29)
oo,oo 'l
I

a oA
-ir-:1 ot
+o,oo
zo,oo
I l---'
-l
2. Persamaan Momentum
I .s#-s6o-s,):q
o,oo
0 **.** * (6.30)

Keterangan rumus:
a : debit (m3/d0.
Gambar 6"9 Hidrograf inflow rencana dan outflow untuk soal 6.4 A - luas penampang basah saluran atau sungai (m2).
q : aliran samping (m3/dt).
6.3 PENELUSURAN HIDRAULIK t : waktu (detik).
x : tempat (m).
Nilai unsur-unsur aliran di saluran atau sungai, seperti kedalam-
y : kedalaman air (m).
an, kecepatan, dan debit umumnya bersifat tidak tetap atau selalu
berubah ditinjau dari segi waktu dan tempat (unsteady and non uni-
I - percepatan gravitasi (m7d0.
So : kemiringan dasar memanjang saluran atau sungai.
form flow, aliran tidak steady dan tidak seragam). Beberapa faktor
Sr : kemiringan garis energi.
yang menyebabkan kondisi aliran seperti itu, antara lain:
Persamaan Saint Venant diturunkan dengan asumsi sebagai
1. perubahan kemiringan memanjang dasar, perubahan penampang
berikut:
melintang, perubahan trase, dan pertemuan atau percabangan
sungai.
1. Aliran adalah 1 dimensi, oleh karena itu perubahan unsur-unsur
2. Adanya konstruksi bangunan, seperti: pilar jembatan, bendung; aliran yang diperhitungkan adalah yang searah dengan arah
memanjang saluran atau sungai.
bendungan, krib, sudetan.
3. Adanya aliran samping (baik pengurangan maupun penambahan 2. Perubahan aliran adalah berubah secara lambat laun, sehingga

aliran), dan pengaruh pasang surut. tekanan hidrostatis masih berlaku dan percepatan arah vertikal
diabaikan.
Teknik peneluruan yang diperlukan dalam peneluruan aliran 3. Trase saluran atau sungai adalah lurus.
yang selalu berubah terhadap waktu dan tempat adalah teknik pe- 4. Kemiringan dasar memanjang saluran adalah kecil dan stabil.
nelusuran yang persamaan pengaturnya dapat meniangkau peruba- Oleh karena itu, gerusan dan deposit diabaikan.
han aliran secara serentak di beberapa tempat (terdistribusi) sepanjang 5. Zat cair adalah tak termampatkan dan kerapatan zat cair adalah
saluran atau sungai dalam waktu yang bersamaan' konstan.

180 Teknik Perhitungon Debit Rencono BonEtnon Air


Pettelusurott Debll Rtn unr 181
a. Linear-Scheme Kinematic Wave
Dalam praktiknya, tidak semua model penelusuran secara hi- Dalam menyelesaikan Model Kinematic Wave, persamaan
draulik menggunakan persamaan (6.30) secara utuh, tergantung asum- (6.31) dan (6.32) dikombinasikan menjadi persamaan baru yang hanya
si aliran. Berikut disajikan beberapa model penelusuran hidraulik se- mengandung 1 variabel terikat, yakni Q. Bentuk persamaan baru yang
suai dengan persamaan pengaturnya. dimaksud adalah:
1. Model Kinematic Wave oQ*'peo,9-a:q 6.37)
o PersamaanKontinuitas: GX Ot
oO oA (6.31) dengan cx, dan B adalah parameter saluran atau sungai.
oA ot Tujuan dari penyelesaian persamaan (6.37) adalah untuk men-
. Persaman Momentum: dapatkan nilai Q dalam setiap waktu dan setiap tempat atau e(x,t) di
(6.32)
-B(So-Si - q sepanjang saluran atau sungai yang ditinjau.

2. Model Diffusion Wave Penyelesaian secara numerik dari persamaan (6.37) dapat
r PersamaanKontinuitas: dilakukan dengan scheme (pembaganan) linier dan non linier. Dalam
oO
-+ oA (6.33) buku ini hanya dijelaskan pembaganan linier.
oA ot Dalam pembaganan linier, suku-suku dari persamaan (6.33)
o Persaman Momentum: diubah menjadi suku-suku diskrit dengan metode diferensi hingga
langkah ke belakang (backward-finite difference method) sebagai
goY -8(So-S): q (6.34)
ox berikut:

3. Model Dynamic Wave oQ_Qli; -Ql.' (6.38)


. PersamaanKontinuitas: ox Ax
oO oA
..----:;
(6.3s) oQ_alil -a1., (6.3e)
oA ot ot At
r Persamaan Momentum

1 oQ *1-1- q- *s-ox
ov -s(s, -s,):q (6.36)
a :QL,+Ql-'
2
(6.40)

A ot Aox A
: qL, + qlil
6.41)
Selanjutnya dalam buku ini model yang akan disajikan cara 2
penyelesaiannya hanya Model Kinematic Waue. Cara penyelesaian
yang akan disajikan adalah cara yang didasarkan pada pendekatan
numerik, yaitu: linear-Scheme Kinematic Wave, dan Muskingum-
Cunge Method.

Penelusuron Debl t Renc ono 183


t82 Tekntk Perhltungan Deblt Rencono fungurun Alr
Persamaan (6.38) sld (6.a1) dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Jawaban soal 6.5:

Tabel 6.6 Perhitungan outflow dititik i: 2, 3, dan 4 berdasarkan


oQ/ox
persamaan (6.42), Linear-Scheme Kinematic Wave
ai.'r--r-__l atii I .,u',",o*l Waktu lnflow
Outflow di titik (m3/dt)
I diketahui I
t (am) (m3/dt )
i=1 2 3 4
I^, oQ |-.r-Nil-ij b"t"rl (1) (2) (3) (4) (s) (6)
6t aitetatrui
I
I I 1

2
0
I
31,00
65,00
1r ,00
s5,26
31 ,00
48,O7
31
42,87
,00

ai Qi*, \.-__ 3 2 124,00 r 0B,0 r 93.39 80,49


lNilai awal I
4 3 175,OO 16't,74 147,70 1 33,33
lp"n.t,r.otun I 5 4 125,00 132,24 r 35,31 134,91
i+l
6 5 80,00 91 ,46 r 00,85 108,05
7 6 50,00 60,45 70,20
Gambar 6.1O Pembaganan diferensi hingga persamaan (6.i8) sld
79,O2
o 7 40,00 45,77 52,35 59,24
(6.41) 9 8 30,00 34,87 40,03 45,48
10 9 25,00 28,27 32,02 36.15
Jika persamaan (6.38) s/d (6.41) disubstitusikan ke persamaan
(6.37) maka akan diperoleh persamaan Linear-Scheme Kinematic Keterangan Tabel 6.6:
Wave: 1. Baris (1) nilai awal penelusuran disepanjang ruas sungai
yang ditinjau, (i: 1 ,2,3, dan 4) : 31 m3/dt.

*or'+'BQL, %t+u *atC+ (6.42)


2.
3.
Kolom (1)
Kolom (2)
indeks penelusuran.
waktu penelusuran (jam).
afl o
Ql.' lQl.' ' 3. Kolom (3) inflow,l (m3/d0, nilainya diketahui dan sekaligus
*l..,, sebagai syarat batas hulu.
Contoh soal 6.5: 4- Kolom (4) nilai outflow (Q) di titik (2); cara mendapatkan
Diketahui hidrograf inflow rencana suatu sungai seperti tercantum nilainya adalah dengan menggunakan persamaan
(6.42).
dalam kolom (3) Tabel (6.6). Hitunglah outflow di 3 titik tinjauan
di hilir inflow berdasarkan persamaan (6.42) bila cr : 3; F : 0,55; Contoh:
interval penelusuran (At) : 1 jam; jarak antar titik tinjauan (Ax) :
Kolom (4) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan i+1:2
5000 m; Nilai awal : 31 m3/dt; q : 0.
atau dilambangkan a||l:ai 55,26 m3/dt diperoleh dari
perhitungan berdasarkan persamaan (6.3S) tetapi nilai q : 0
seh i ngga persamaan nya menjad i :

1U Teknik Perhitungan Debit Rencono Bongunon Air


Perrcltnuntt De,ltll f*,m unt 185
Kolom (5) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan i+l:3
+ oPQl.,
Ql., * Ql.' " atau dilambangkan ali; : al
48,07 m3/dt diperoleh dari
*or' 2
6.43) perhitungan berdasarkan persamaan (6.39):
alil
At*oP
^QL,+Ql.'ol 3600
x 55,26 +3 x 0.55 * ,', 31+ 55'26
o'ss
'
n* 2 5000 2
al tqi ''' ' a1:
3600 31+55,26
o'ss
'
##oi.rxo,55*q1 +3x 0,55
5000 2
ai o'u
' :
3600+3x0,55 Ql*Q? 48,O7 m3/dt.
s000 2
Kolom (5) baris (3) atau nilai Q pada saat j+l:3 dan i+l:3
o'uu' atau Ql:
3600 31+65
x65+3x0,55*r, 3600 48'07 + 1 0B'01
0'5 1

5000 2 x 108.01+ 3 x 0.55 x 48.07


ai o'tt 5000 2
3600 31 + 65 ' al o'5
s000 2
3600
3 x 0,55
48,07 +108,01 '

-+3xU.55 s000
:55,26 m3/dt. -.r-
: 93,39 m3/dt.
Dengan cara yang sama yaitu dengan menggunakan persamaan
Untuk kolom (5) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
(6.39) nilai kolom (4) baris (3), didapat:
perhitungan adalah sama.
o'u I
3600 55,26+124 6. Kolom (6) : nilai outflow di titik (4); cara mendapatkan nilainya
x124+ 3 x 0,55 x55,26
s000 adalah dengan menggunakan persamaan (6.39).
ai: 3600+3x0,55 55,26+124
o'5 1
Contoh:

s000 2 Kolom (6) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan i+1:4
: 108,01 m3/dt. atau dilambangkan ali;:ai 42,87 m3/dt diperoleh dari
perhitungan berdasarkan persamaan (6.39):
Untuk kolom (4) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara o'"
3600 31+ 4B'o7 '
perhitungan adalah sama.
s000 x 48.07+ 3 x 0.55 *r', 2
5. Kolom (5) : nilai outflow di titik (3); cara mendapatkan nilainya ai o'ss
3600 3'l+ 48,07 '
adalah dengan menggunakan persamaan (6.39). +3x 0.55
Contoh:
5000 2
: 42,87 m3/dt.

186 Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunan Ait Penelusuron Deblt Rerr arm 187
r

Kolom (6) baris (3) atau nilai Q pada saat j+ 1 :3 dan i+ 1 :4 atau
I
200 l

Ql, l '180

o's 1
I

3600 42'87 +93'39 160

x g3,3g+ 3 x 0,55 x 42,87


s000 2 iE
140

a1: o'5 iv
IL
120

42,87 +93,39 ' l'o(E 100


?999 .3 x 0,55 v
5000 2 l3 80
lE 60
: 80,49 m3/dt. 4A

20
Untuk kolom (6) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara 0
perhitungan adalah sama. o 5ooo loooo ,uooo I

jarak (m)
Berdasarkan nilai kolom (2) sld (6) Tabel (6.6) kemudian dapat
|

7. --..-mukaairojam +mukaairsjam
@ rl
dibuat grafik seperti yang tersaji dalam Gambar (6.10).
i

Gambar 6.12 Muka air pada saat awal (0 iam), 3 iam, 6 jam, dan
200,00
180,00 9 jam di titik 1 (0 m), titik 2 (5000 m), titik 3 (10000 m), dan titik 4
160,00
(15000 m)
' 140,00
! tzo,oo b. Muskingum-CungeMethod
E 100,00
Model Kinematic Wave juga dapat diselesaikan dengan Mus-
3 80,00
60,00 kingum-Cunge Method. Metode inidiusulkan oleh Cunge. Metode ini
40,00
merupakan modifikasi dari persamaan penelusuran hidrologis (Mus-
20,00
0,00 kingum Method, persamaan 6.13) menjadi persamaan penelusuran
456 7 A I 10
hidraulik (persamaan Muskingum-Cunge Method):
Waktu (iam)

Gambar 6.11 Hidrograf inflow rencana (l) dan outflow (q diiltik 2, alil : (c, * el.')* (c, * ej)+ (c, * el.,) (6.44)
j, dan 4 untuk soal 6.5
dengan:
B. Berdasarkan kolom (2) s/d (6) Tabel (6.6) juga dapat dibuat profil
memanjang muka air setiap waktu di beberapa titik tinjauan seperti C,: Lt-2xKxX (6.4s)
2xKx(t-x)+lt
yang tersaji dalam Cambar (6.11).
Cz: At+2xKxX (6.46)
2xKx(r-x)+lt
c3: 2xKx(t-x)-at
_
,-df-{"^t '{:.47)

188 Teknik Perhitungon Debll Rrncono Bongunon Air Pt'nelrtsttur Dt'ltlt llttnttrt
il

C,+Cr+Cr:1 (6.48) Jarak antartitik tinjauan (Ax) : 10000 ft. Harga debit awal penelusuran
Ax di semua titik tinjauan : 5000 cfs.
(6.4s)
CK Jawaban soal 6.6:

ck
dQ 1oq (6.s0)
1. Hitung kedalaman air awal di saluran (y):
dA Bdv
a:#rSo,,, xAxR2/3
1
1-
a (6.s r )
2 BxckxS, xAx -1'49 *so"'x@xY)xY"'
n'
Keterangan rumus:
3/5
AI interval waktu penelusuran. nxQ 0,035 x 5000
koefisien tampungan, yaitu perkiraan waktu perjalanan aliran
v: : 5,77 ft.
K 1 ,49 xSo'/2 x B 1 ,49 x 0,001x 200

dari titik tinjauan yang 1 ke titik tinjauan berikutnya. Satuannya


adalah satuan waktu. 2. Hitung ck
X : faktor pembobot (0 s/d 0,5)tidak berdimensi.
lafol = 1 d 1,49xso'/2 xAxR2/l
Ax : jarak antartitik tin.iauan (satuan panjang).
.k:l!g=
Bdy Bdy'-'-Bdy n
ck kinematic wave celerity (satuan panjang/satuan waktu).
a debit outflow (satuan volumdsatuan waktu). _ 1d 'l,49xSo'/' x@xy)xyrl,
I : debit inflow (satuan volume/satuan waktu) Bdy n
B lebar sungai atau saluran (satuan panjang).
1,49xSott2 'l
5 ,,.
so kemiringan memanjang dasar sungai atau saluran. =ddy xyr,, = ,49xSott2*J*'"-
A luas penampang basah sungai atau saluran (satuan panjang n
kuadrat).
x o,oo11t2
0,035 x!3 x 5,77r/, = 7,22 ft/s.,
kedalaman atau ketinggian air di sungai atau saluran (satuan -'|,49
panjang).
3. Hitung K
Contoh soal 6.6:
Suatu saluran dengan penampang melintang berbentuk persegi
t, Ax l oooo
ck 7))
panjang. Lebar saluran (B) : 200 ft. Kemiringan memanjang dasar
saluran (So) : 0,001. Kekasaran Manning : 0,035. 4. Hitung X

Jika hidrograf debit dititik 1 diketahui seperti tercantum dalam kolom x:lr-
(3) Tabel (6.7), hitunglah hidrograf debit di titik 2, 3, dan 4 dengan 2 BxckxSo xAx
Muskingum-Cunge Method.lnterval waktu penelusuran (At): harga K.

190 Teknik Perhitungon Dehit Rautono Bongunon Air Pt'tte'lusttt tttt Dcltlt lk.ttt rtnt
Tabel 6.7 Lanjutan
:11 5000 : 0,33.
2 2O0 x7 ,22 x 0,001 x 10000 lnflow
Waktu (s)
(cfs ) Outflow di titik (cfs)

5. Hitung nilai C,, C, dan C, dan kontrol jumlahnya' i=1 2 3 4


(1) QI (3) (4) (s) (5)
At-2xKxX
cr: 2xKx(t-X)+lt 5
6
4085
4985 7
7 r 0000,00
8000,00
13279,97
10188,91
8732,98
12152,66
6319,65
8881,51
7 5885 7 6000,00 BO27,BB 10159,80 11375,73
1 385,1 7 - 2x1 385,1 7 xO,33 : 0,15.
B

9
6785
7685, 7
s500,00 6225,50 8076,52 003 1 ,78
1

5200,00 5562,80 6400,89 8117,79


10 8585, 7 4500.00 5150,23 5625.60 6539,86

Cz: At+2xKxX Keterangan Tabel (6.7):


2xKx(r-X)+lt (1) :
1. Baris nilai awal penelusuran di sepanjang ruas sungai
1 385,1 7 + 2x1 385,1 7 xO,33 :0,70. yang ditinjau, (i: 1 ,2,3, dan 4) : 31 m3/dt.
2x 1 385,1 7 x( -0,33) + 1385,17 2. Kolom (1) : indeks penelusuran.
3. Kolom (2) : waktu penelusuran (jam).
2xKx(r-x)-lt
-'':zxrlT-x)llt 3. Kolom (3) : inflow, I (m3/dt), nilainya diketahui dan sekaligus
sebagai syarat batas hulu.
_ 2x'1385,17x( -0,33)-1385,17 : 0,15.
4. Kolom (4) : nilai outflow dititik (2);caramendapatkan nilainya
2x 1 385,1 7 xl -0,33) + 1385,17 adalah dengan menggunakan persamaan (6.44).

Kontrol jumlah: C, + C, + C, : 1. Contoh:

6. Hitung hidrograf debit di titik 2, 3, dan 4 berdasarkan persamaan Kolom (4) baris (2), atau nilaiQ pada saat j +1 :2 dan i+ 1 :2 yang
(6.44).Perhitungan disajikan dalam Tabel (6.7). Dalam perhitungan dilambangkan dengan aji; : a; : so73,Bo m3/dt diperoleh dari
hidrograf debit ini, harga K, X, dan At dianggap konstan selama perhitungan:
pengaliran. Dengan demikian harga C1, C2, dan C, juga konstan'
a; : (c, x ef )+ (c, el)* (c, * ql)
Tabel 6.7 Perhitungan outflow di titik i: 2, 3, dan 4 berdasarkan "
persam aan (6. 4 4), M u ski ngum-Cu nge M ethod : (0,15x5500) + (0,70x5000) + (0,15x5000) : 5073,80.
lnflow Dengan cara yang sama, nilai kolom (4) baris (3) atau
Waktu (s)
(cfs )
Outflow di titik (cfs) Q]:
al : (c, x ef )+ (c, * qi)* (c, * q;)
i=1 2 3 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 0,00 s000,00 s000,00 5000,00


5010,89
5000,00
5001,61
: (0,15 x 7500) + (O,70 x 5500) + (0,15 x 5073,80)
5073.80
2

3
1 385,1 7
2285,17
5500,00
7s00,00 5732,28 5161 ,70 5031 ,78
: 5732,28.
4 1185,17 l 5000,00 8346,04 6033,84 5271,24

Penelururon Debll Rt,ttr otttt 193


192 Teknik Perhitungon Dehil Rt'ncono Bongunon Atr
rI

Untuk kolom (4) baris (4), baris (5) dan baris selan.iutnya, cara
perhitungan adalah sama. Drngan cara y.rng sarn;r, nilai knlorrr (6) l-raris l3) atau ej :

(lj : f C. ,. .,\ / ,\ r .r
5. Kolom (5) : nilai outflow di titik (3); cara mendapatkan nilainya (Jil,r.iC,
x Q;lr (C, x Q; j
adalah dengan menggunakan persamaan (6.39). : (0,15x5161 ,'V0) + (fJ,70x50 t0,89) + (0,1 5x500'I,6't)
Contoh: : 5031,78.
Kolom (5) baris (2), atau nilai Q padasaatj+ 1 :2 dan i+1 :3 yang Untuk kolom (6) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
dilambangkan dengan alil :a3 5010,89 m3/dt diperoleh perhitungan adalah sama.
dari perhitungan: 7. Berdasarkan kolom (2) sld (6) Tabel (6.7) kenrudian dapat dibuat
grafik seperti yang tersaji dalam Cambar (6.121.
a3 :(c, xel)+(c, *el)+(c, *ql)
: (0,15 x 5073,80) + (0,70 x 5000) + (0,15 x 5000)
: 5010,89. 1250C

Dengan cara yang sama, nilai kolom (5) baris (3) atau q3' ^ 10000
t)
o 7500

al :(c, xQl)+(c, *q1)*(c, *q3) 5000

: (0,15x5732,28) + (O,70x5073,80) + (0,15x5010,89)


: 5161,70. 0
0 1300 2600 3900 s200 6500 7800
Waktu (s)
Untuk kolom (5) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara -"-+ Hidebil di rlik 1 (ctsi - i - gio. Oeon Oi ilil Z (cg)
perhitungan adalah sama. +Hid.debit dititjk 3 gcb) dititik 4(cts)

6. Kolom (6) :nilai outflow di titik (4);caramendapatkan nilainya


-Hid.debil

adalah dengan menggunakan persamaan (6.39).


Cambar 6.13 Hidrograf debit saluran di titik i: l, 2, 3, dan 4 untuk
soal 6.6
Contoh:
Kolom (6) baris (2), atau nilai Q padasaatj+ 1 :2 dan i+ 1 :4yang -oo0oo-
dilambangkan dengan af,:l : ai : 5001,61 m3/dt diperoleh dari
perhitungan:

ai : (c, x el)+ (c, * ql)+ (c, * ql)


: (0,15 x 5010,89) + (0,70 x 5000) + (0,15 x 5000)
: 500',I,61 .

Teknik Perhitungon Debit Rcncono BonEtnon Air Pt'ttclt tst tt orr I)t,ltl I llt,r x t urt t 195
OoftorQustaLd

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.


Fakultas Pertanian - Lembaga Ekologi Universitas Padjajaran.
Cajah Mada University Press. Yogyakarta.
Bambang, T. 2008. HidrologiTerapan. Beta Offset. Yogyakarta.

Chow ,V.T. 1988. Applied Hydrology. Singapore: McCraw-Hill Book


Co,.

Departemen Kimpraswil. 2002. Kriteria Bangunan Pengendali


Banjir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum. '1989. SK SNI M-18-1989-F: Metode


Perhitungan Debit Baniir. Bandung. Yayasan LPMB.

Direktorat Perguruan Tinggi Swasta. 1997.lrigasi dan Bangunan Air.


Cunadarma. Jakarta.

Hindarko, S. 2000. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: ES-HA.


Linsley, RK., Franzini JB. 1989. Ieknik Sumber Daya Air. Erlangga.
Terjemahan Sasongko Dj. Jakarta.
Linsley, RK., Kohler MA., Paulus JLH. 1989. Hidrologi Untuk lnsinyur. suyitno. 2000. Dasar perhitungan Hidrologi dan Hidrolika
lJntuk
Erlangga. Terjemahan Hermawan Y. Jakarta. Manajemen Air. yogyakarta. Kursus singkat sistem
sumber
Loebis, ).
1992. Baniir Rencana lJntuk Bangunan Air. Bandung: ' Daya Air Dalam otonomi Daerah. Laboratorium Hidraurika
Direktorat Penyelidikan Masalah Air, Direktorat Jenderal Jurusan Teknik sipir Fakurtas Teknik Universitas cajah Mada.
Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. Wesli. 2008. Drainase perkotaan. Craha llmu. yogyakarta.
Montarcih, L. 2009. HidrologiTSA-1. Malang. CV. Asrori. -oo0oo-
Montarcih, L. 2009. HidrologiTSA-2. Malang. CV. Asrori.
Prastumi, Aniek Masrevaniah. 2008. Bangunan Air. Malang. Srikandi.

Soemarto, C. D. 1 987. Hidrologi Teknik Usaha Nasional. Surabaya.

Soetopo, W., Montarcih, L. 2OOg. Statistika Hidrologi. Malang. CV.


Asrori.

Soewarno. 1993. Aplikasi Metode Statitistik tJntuk Analisa Data


Hidrologi lilid l. Nova. Bandung.
Soewarno. 1993. Aplikasi Metode Statitistik LJntuk Analisa Data
Hidrologi lilid ll. Nova. Bandung.
Sosrodarsono, S., Masateru Tominaga, Yusuf Cayo. 1985. Perbaikan
dan Pengaturan Sungai. PT. Pradnya Paramita. Jakana.
Sri Harto, Br. 1993. Hidrologi: Teori, Masalah, Penyelesaian. Nafiri
Offset. Yogyakarta

Sri Harto, Br., Sudjawardi. 1988. Model Hidrologi. Yogyakarta: PAU


llmu Teknik Universitas Cadjah Mada.
Subarkah, 1.1979. Bangunan Air. ldea Dharma. Bandung.

Subarkah, l. 1980. Hidrologi Untuk Perencanan Bangunan Air. ldea


Dharma. Bandung.
Suripin. 2OO4.Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi.
Yogyakarta.

198 Teknik Perhitungon Debit Rencono Bangunon Air Doltot Ptnloko


Lampiran

Lampiran 3.1 TabelNi/ai Qr,,,, dan Ro,o,,

N
a R
;6= Jn
ol"
9O 95"/" 99"/" 90 1" 95"/" 991o

10 1,05 1 .14 1,24 1,21 1,28 1,38

20 'l ,10 1,22 "l


,42 1,34 1,43 "l
,60
30 "t,12 1,24 1,46 'l
1,50
,40 1,70

40 1,"t3 1,26 1,50 1,42 1,53 1,74

50 1,"14 1,27 1,52 1,44 1,55 1,78

r00 1,17 1,29


.l,50
1,55 1,62 1,86

1,22 "l
,36 1,63 1,62 "l
,75 2,00

Sumber: Sri Harto, Br (199j)


Lampiran 3.2 Tabel Ni/ai tc (tu,,,,) untuk uii distribusi 2 sisi Lampiran 3.3 TabelNi/ai Reduced Standart Deviation (Sn) dan
Ni/ai Reduced Mean (yn)
DK Deraiat Kepercayaan t cr

0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 n Sn Yn n Sn Yn


1 3.078 6.314 12.706 3 1 .821 63.657
10 0,9497 o,4952
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 60 'l
0,5521
,1750
15 1,0210 0,5'l 28
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841
70 1,1850 0,5548
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 20 1,0630 o,5236
80 1,1940 o,5567
5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 25 1,0910 o,5390
90 1,2010 0,5586
6 1.440 't.943 2.447 3.143 3.707 30 1,1120 o,5362
2.365 2.998 3.499 100 1,2060 0,5600
7 1 .415 1.895 35 1,1280 0,5403
B 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 20 1,2360 o,5672
40 1 ,141O o,5436
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.2s0 s00 1,2590 o,5724
45 1,'152O o,5463
r0 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 1000 1.2690 o,5745
50 1,1610 0,5485
1'l 1.363 1.796 2.20-l 2.718 3.106
12 1.356 1.782 2.'t79 2.681 3.055 Sumber: Soemarto (l 987)
13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.0"t2
14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
15 1.341 1.753 2.13'l 2.602 2.947
Lampiran 3.4 TabelNi/ai Reduced Variate (y)
16 1.337 1.746 2.-t20 2.s83 2.921
17 1.333 't.740 2.110 2.567 2.898
Periode Ulang T Oahun) YI
1B 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878
19 1.328 1.729 2.O39 2.539 2.861 2 0,3065
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
5 1,4999
21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 'r0 2,2504
22 1.321 1.717 2.O74 2.508 2.819
20 2,9702
23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807
-t.711 2.492 2.797 25 3,1255
24 1.318 2.064
25 1.316 1.708 2.060 2,485 2.787 50 3,9019
26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 100 4,6001
27 1 .314 1.703 2.O52 2.473 2.771
Sumber: Soemarto (1 987)
2B 1.313 1.701 2.O48 2.467 2.763
29 1.31 1 r.699 2.O45 2.462 2.756
lnf 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576

Sumber: Soewarno (1 993)

202 Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunan Alr Lampiran 203


Lampiran 3.5 Tabel NilaiVariabel reduksi Causs Lampiran 3.6a Tabe/ Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log
Pearson Type lll (C atau Cs positiD
No Periode ulang, T (tahun) Kr
Return period in years
't,001 -3,05
1
2 5 lo 25 50 100 200
-2,58 GorCs
2 1,005 Excendence probabilitas

3
't,010 -2,33 0.5 o.2 0.1 0.o4 0.02 0.01 0.005

4 1,050 -1,64 4,970


3,0 -0,396 o,420 ,180 2,278 3,152 4,O51
5 1,110 1,28 2,9 -0,390 o,440 ,195 2,277 3,134 4,013 4,909
6 1,250 -o,84 2,8 -0,384 o,460 ,210 2,275 3,114 3,973 4,847
)7 -o,376 o,479 ,224 1 )7) 3,097 3,932 4,783
7 1,330 -0,67
2,6 -0,368 0,499 ,238 2,267 3,O71 3,889 4,718
8 1,430 -o,52
2,5 -0.360 0,518 ,250 2,262 3,048 3,845 3,652
-l
9 ,670 -0,25 2,25{) 3,O23 3,800 4,584
2,4 -0,3 51 0,537 ,262
10 2,000 o 2,3 -0,341 0,555 ,274 2,248 2,997 3,753 4,515

11 2,500 0,25 )) -0,330 0,574 ,284 2,240 2,970 3,705 4,451


2,1 -0,31 9 0,s92 ,294 2,230 2,942 3,656 4,372
12 3,330 0,52
2,0 -0,307 0,609 ,302 2,219 2,912 3,605 4,298
13 4,000 o,67
1,9 -0,294 o,627 ,310 2,207 2,881 3,553 4,223
14 5,000 0,84 1,8 -0,282 o,643 ,31 8 2,193 2,848 3,499 4,"t47
15 10,000 1,28 1,7 -o,268 0,660 ,324 2,179 2,815 3,444 4,069

20,000 'l 1,6 -0,254 0,675 ,329 2,163 2,780 3,388 3,990
16 ,64
't,5 -0,240 0,690 ,333 2,146 2,743 3,330 3,910
17 50,000 2,O5
1,4 -0,22s o,705 ,337 2,128 2,706 3,271 3,828
'r8 100,000 2,33
1,3 -0,210 o,719 ,339 2,108 2,666 3,211 3,745
19 200,000 2,58 't,2 -0,19s o,732 ,340 2,087 2,626 3,"149 3,661

20 500,000 2,88 1,1 -0,180 o,745 ,341 2,066 2,s85 3,087 3,57s
1,0 -o,165 o,758 ,340 2,043 2,542 3,O22 3,489
21 1 000,000 3,09
0,9 -o,148 o,769 ,339 2,018 2,498 2,957 3,401

Sumber: Suripin (2004) O,B -o,132 o,780 ,336 1,993 2,453 2,891 3,312
)aa 1,967 2,407 2,824 3,223
o,7 -0,116 0,790
o,6 -0,099 0,800 ,328 1,939 2,359 2,755 3,132
0,s -0,083 0,808 ,323 1,910 2,311 2,686 3,041
o,4 -0,066 0,816 ,317 1,BBO 2,261 2,615 2,949
0,3 -0,050 o,824 't,849 2,211 2,544 2,856
,309
o,2 -0,033 0,830 ,301 1,818 2,159 2,472 2,763
O,I -o,o17 0,836 ,292 1,785 2,107 2,400 2,670
0,0 0,000 o,842 ,282 1,751 2,O54 2,326 2,576

5rrrrrlrcr: \tx,trt,trkt ( 1987)

204 Teknik Perhitung,on Debit Rencona Bongtnon Ait Lontplrort 205


Larnpiran 3.6h Tabe/ Faktor frekuensi K, untuk Di-stritsusi Log Lampiran 3.7 Tabel Nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, y2,,
Pearson f ype lll (C atau Cs negatlf (uji satu sisi)

c[

dk derajat kepercayaan
OR CS
0,995 0,99 o,975 0,95 0,0s o,025 0,01 0,005

.--9:1,- _0.01 ._ 1 0,0000393 0,0001 57 0,000982 0,00393 3,841 s,o24 6,635 7,879
o,842 1,282 2 0,0100 0,020'r 0,0506 0,1 03 5,991 7,378 9,210 10,597
0 0 1,751 2,O54 2,326 2,576
't1,345 "t2,B3B
3 0,0717 0,115 o,2't6 o,352 7,815 9,348
-0,1 o,417 0,846 1,270 1,716 2,000 2,252 2,482 0,207 '11,'t43
4 0,297 0,484 0,711 9,488 13,277 14,860
-0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 5 0,4't2 0,554 0,831 1 ,145 11,O70 12,832 15,086 't6,750
-0,3 -t,643
0,050 0,853 1,245 1,890 2,104 2,294
6 o,676 0,872 1,237 1,63s 12,592 't4,449 16812 1 8,548
-0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,O29 2,241 '18,475
7 0,989 1;239 1,690 2,167 14,067 16,01 3 20,278
-0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,995 2,108 I 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,o90 21,955
-0,6 0,099 o,857 1,24O 1,528 1,720 r,880 2,O16 9 1,735 2,088 2,7OO 3,32s 16,919 19,023 21,666 23,589
10 2,'t56 2,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,1 88
-0,7 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 r,806 1,926
-0,B o,132 0,856 1,166 't,448 1,606 1,733 1,837 't9,675
1'l 2,603 3,053 3,816 4,575 21 ,920 24,725 26,757
-0,9 0,1 48 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 12 3,074 3,571 4,404 s,226 21,026 23,337 26,217 28,300
-1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 13 3,s65 4,107 5,009 5,892 22,362 24,736 27,388 29,819
14 4,O75 4,660 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31 ,31 9
-1,1 0,180 O,B4B 1,107 1,324 1,435 1,518 1,581 4,601
15 5,229 6,262 7,26'l 24,996 27,448 30,578 32.801
-1,2 0,1 95 o,844 1,086 1,282 "1,379 1,449 1,501
-1,3 o,210 O,B3B 1,064 1,240 1,324 1,383 1,424 16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267
-1,4 o,225 0,832 1,O41 1,'t98 "t,270 1,318 '1,351 17 5,697 6,408 7,564 8,672 27,s87 30,1 9 r 33,409 35,718
't,157 1B 6,625 7,O15 8,231 9,390 28,869 31,526 34,805 37,156
-1,5 o,240 0,825 1,018 1,217 1,256 1,282 6,844
19 7,633 8,907 10,117 30,114 32,8s2 36,191 38,582
-1,6 o,254 0,817 o,994 't,116 1,166 1,197 1216 20 7,434 8,260 9,s91 10,851 31,4't0 34,170 37,566 39,997
-t,075
-1,7 o,268 O,BOB 0,970 1,116 1,'t40 1,155
21 8,034 8,897 10,283 1 1,591 32,671 35,479 38,932 41 ,401
-1,8 o,282 o,799 o,945 1,035 1,059 1,O87 1,097
22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796
-1,9 o,294 O,7BB o,920 o,996 1,023 1,037 1,044 23 9,260 10,196 r 1,689 13,091 36,172 38,076 41 ,638 44,181
-2,0 o,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990 0,99s 24 9,886 10,856 't2,401 13,848 36,415 39,364 42,98O 45,558
25 10,520 11 ,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928
-2,1 0,31 9 o,765 0,869 4,923 0,939 0,346 o,949
-') ) 0,330 0,752 0,844 O,BBB 0,900 0,90s o,907 26 60 12,198 13,844
1 1,1 15,379 38,885 41 ,923 45,642 48,290
-2,3 o,341 o,739 0,819 0,85s o,864 0,867 0,869 27 1 l,BOB 12,879 "t4,573 1 6,r 51 40,113 43,194 46,963 49,645
-2,4 0,3s1 0,752 o,795 o,823 o,826 0,832 0,833 28 12,461 1 3,565 15,308 16,928 41 ,337 44,461 48,278 50,993
29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,722 49,588 52,336
-2,5 0,360 o,711 0,77'l o,793 o,798 0,799 0,800 "t3,787
30 14,953 16,791 18,493 43,733 46,979 50,892 53,672
-2,6 0,368 0,696 0,747 o,764 o,768 0,769 0,769
-2,7 o,376 0,681 0,724 o,738 0,740 o,740 o,74'l
Sumber: Soewarno (1 99 5)
-2,8 0,384 o,666 o,702 o,712 o,714 0,7't4 o,714
-2,9 0,390 0,65 r 0,681 0,683 0,689 0,690 0,690
-3,0 0,396 0,636 0,666 0,666 o,666 0,667 o,667

Sumber: Soemarto (1 987)

206 Teknik Perhitungort Dcltll Rrrr< ottu Banqulrun Ait l.rttttltit ott
h9
s
Oo

o-
z lJtA.N'q)(rtJNjJJ
rD
(r! Ot:rOur-G5u,Ou z
o p
o
{
tu

o zl=.r 999999999-? A)

\o ;l :r=-:--N,t!N)(r.tr.
urclr\Co\OJtr\t\J{Jt N
\o o (,
\! 6
{$'
o
zl- 9s9999-9.999 c P
z
.olNJ --at\JN.)NJNJ(!(},ut
;r -lNJ \Co!oONTAO'O.-r- o
* o.
o
F !) \
o x.
I -
o
c E
o (^)
(a
o zl:' 9999999999 o p
.ol(,
-l
.1 NNNJN)NJNJ{JJ5(JI o I \
o
o o, \oor(rrS\ros-o, 9t D)
r o
-a xf
o
o
6 o
6 oa
o o
!o
zl-
.olo\
9999999s99
t!Nt!l!N)u)eSSbl
o
*l(, (r,.E'L'r\\ot!o,o\b<, o d
o
!

r
Lampiran 3.9 Tabel Luas Wilayah di bawah Kurve Norma/

t o 0,01 op2 0,03 O,O4 0,05 0,06 O,O7 0,08 0,09


-3,4 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0002
-3,3 0,000s 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0003
.? ? 0,0007 0,0007 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0005 0,0005 0,0005
-3,1 0,0010 0,0009 0,0009 0,0009 0,0008 0,0008 0,0008 0,0008 0,0007 0,0007
-3,0 'l
0,0013 0,0013 0,0013 o,oo12 0,0012 0,0011 0,0011 0,001 0,0010 0,0010

-2,9 0,00.1 g 0,0018 0,0017 o,oo17 0,0016 0,0016 0,0015 0,0015 0,0014 0,0014
-2,9 o,0026 0,002s 0,0024 o,0023 o,0022 o,oo22 0,0021 0,oo21 0,0020 0,0019
_)'7 0,0036 0,0034 0,0033 0,0032 0,0030 0,0030 0,0029 0,0028 o,oo27 o,0026
-2,6 o,oo47 0,0045 o,oo44 0,0043 0,0040 0,0040 0,0039 0,0038 o,0037 0,0036
-2,s 0,0062 0,0060 0,0059 0,0057 0,00ss 0,0054 0,0052 0,00s'r 0,0049 0,0048

-2,4 0,0082 0,0080 o,0078 o,oo7s o,o073 o,oo71 0,0069 0,0058 0,0066 0,0064
-2,3 o,0107 0,0104 o,0102 0,0099 0,0096 0,0094 0,0091 0,0089 0,0087 0,0084
-)) 0,0139 0,0136 o,o132 o,o129 0,0125 o,o122 0,01 19 0,01 16 0,01 13 0,0110
-2,1 o,o179 0,0174 o,o170 o,o166 0,o162 0,0158 o,o154 0,0150 o,0146 0,0143
-2,0 0,0228 0,0222 o,0217 o,o212 0,0207 0,0202 0,0197 0,o192 0,0188 0,0183

1,9 0,0287 0,0281 o,0274 o,0268 0,0262 o,,0256 0,0250 0,0244 o,0239 0,0233
-1,8 0,0359 0,03s2 0,0344 0,0336 o,0929 o,0322 0,0314 0,0307 0,0301 o,0294
1,7 0,0446 0,0436 o,0427 0,0481 o,0409 0,0401 0,0392 0,0384 0,0375 o,0367
N Lampiran 3.9 Lanjutan
o

t 0 0,01 O,O2 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

-1,6 0,0548 0,0537 o,0526 0,05 16 0,0505 0,0495 0,0485 0,o475 0,0465 0,0455
1,5 0,0668 0,0655 0,0643 0,0630 0,0618 0,0606 0,0594 0,0582 0,0571 0,0559

-1,4 0,0808 0,0793 o,0778 0,0764 0,0749 0,0735 o,0722 0,0708 0,0694 0,0681

1,3 0,0968 0,0951 0,0934 0,0918 0,0901 0,0885 0,0869 0,0853 0,0838 0,0823

1,2 0,1151 0,1 1 31 0,1112 0,'1093 0,1 075 0,1 056 0,1 038 0,1 020 0,1003 0,098s
1.1 o,1357 0,1 335 0,1314 o,1292 0,1271 o,1251 o,1230 0,1210 0,1 190 0,1170
-l r0 o,1587 0,1562 0,1 539 0,1515 o,1492 0,1469 0,1446 0,1423 0,1 401 0,1379
<
.!,
F 0,1 660 0,163s o,1611
-0,9 0,1841 0,1 81 4 0,1 788 0,1762 0,1736 0,17'11 0,1 68s
=
! -0,8 0,2119 0,2090 0,2061 0,2033 0.2005 0,1977 0,1949 0,1922 0,1894 o,1867
6
-0,7 0,2420 0,2389 0,2358 0,2327 0,2296 o,2266 0,2236 0,2206 o,2177 0,2148
-0,6 0,2743 0,2709 0,2676 0,2643 0,2611 0,2578 0,2546 0,2514 o,2483 0,2451
ro
-0,5 0,3085 0,30s0 0,3015 o,2981 0,2946 0,2912 0,2877 0,2843 0,2810 0,2776

E -o,4 0,3446 0,3409 0,3372 0,3336 0,3300 o,3264 0,3228 0,3192 0,31 56 o,3121
t
-0,3 0,3821 0,3783 0,3745 0,3707 0,3669 0,3632 0,3594 0,3557 0,3520 0,3483
o
o -0,2 o,4207 0,4168 o,4129 0,4090 0,4052 0,4013 0,3974 0,3936 o,3897 0,3859
-0,1 o,4602 0,4562 0.4522 0,4483 0,4443 0,4404 0,4364 0,4325 0,7286 0,4247
,
0,0 0,5000 0,4960 0,4920 0,4880 0,4840 0,4801 0,4761 0,4721 0,4681 0,4641
o

Lampiran 3.9 Lanjutan


0 0,01 0,02 0,03 O,O4 0,05 0,06 0,o7 0,08
_t 0,09
0,0 0,5000 0,5040 0,s080 0,5120 0,51 60 0,5199 0,5239 o,5279 0,531 9 0,5359
0,1 0,5398 0,5438 0,5478 o,5517 0,55s7 0,5596 o,5636 o,5675 0,5714 0,5753
o) 0,5793 0,5832 0,5871 0,5910 0,5948 0,5987 0,6026 o,6064 0,6103 0,6"t41
0,3 0,6179 0,6217 o,6255 0,6293 0,6331 0,6368 o,6406 o,6443 0,6490 o,6517
0,4 0,6554 0,659'.1 0,6628 o,6664 0,6700 o,6736 o,6772 0,6808 o,6844 o,6879

0,s 0,6915 0,69s0 0,6985 o,7o19 0,7054 0,7089 0,7123 o,7157 0,7190 o,7224
o,6 o,7257 o,7291 o,7324 0,7357 o,7389 o,7422 o,7454 0,7486 o,7517 0,7549
0,7 0,7580 o,7611 o,7642 o,7673 0,7704 0,7734 0,7764 0,7794 o,7823 o,7852
0,8 0,7881 0,791O o,7939 0,7967 0,7995 0,8023 0,8051 0,8078 0,9106 0,8r 33
o,9 0,81s9 0,8186 0,8212 0,8238 0,8264 0,8299 0,8315 0,8340 0,8365 0,8389

1,0 0,8413 0,8438 0,8461 0,8485 0,8s08 0,8531 0,8554 o,8577 0,8599 4,8621
1.1 o,8643 0,8665 0,8696 0,8708 o,8729 0,8749 o,8770 o,8790 0,8810 0,8830
1,2 0,8849 0,8869 0,8889 o,8907 o,8925 0,8944 0,8962 0,8980 o,ggg7 0,9015
1,3 0,9032 o,9049 0,9066 0,9082 0,9099 0,91 15 0,9131 0,9147 o,9162 o,9177
"1,4
o,9192 0,9207 0,9222 0,9236 0,9251 o,9625 0,9278 o,9292 0,9306 0,931 g

1,5 o,9332 o,9345 o,9357 o,9370 0,9392 0,9394 0,9406 0,9418 0,9429 o,9441
1,6 o,9452 0,9463 o,9474 0,9484 0,9495 0,9505 0,951 5 0,9525 0,9535 o,9545
N 1,7 o,9554 o,9564 o,9573 0,9582 0,9591 0,9599 0,9608 0,9616 o,9625 0,9633
N
N
Lampiran 3.9 Lanjutan

t 0 0,01 0,O2 0,03 0,04 0,05 0,06 0,o7 0,08 0,09


1,8 0,9641 0,9649 0,9656 0,9664 o,9671 0,9678 0,9686 0,9693 0,9699 0,9706
1,9 o,9713 0,9719 o,9726 o,9732 0,9738 0,9744 o,9750 o,9756 0,9761 0,9767
2,0 o,9772 o,9778 0,9783 o,9788 0,9793 o,9798 0,9803 0,9808 o,9812 o,9817

2,1 0,9821 0,9826 0,9830 0,9834 0,9839 o.9842 0,9846 0,9850 0,9854 0,9857
') ') 0,9861 0,9864 0,9868 0,9871 0,9875 0,9878 0,9881 O,9BB4 0,9887 0,9890
2,3 0,9893 0,9896 0,9696 0,9901 0,9904 0,9906 0,9909 0,9911 0,9913 o,9916
2,4 0,9918 o,9920 o,9922 o;992s 0,9927 o,9929 0,9931 0,9932 o,9934 0,9936

,!-l
- 2,5 0,9938 0,9940 0,9941 o,9943 o,9945 o,9946 0,9948 o,9949 0,9951 0,9952
F
to 2,6 0,9953 0,9955 0,9956 0,9957 0,9959 0,9960 0,9961 0,9962 0,9963 o,9964
= 2,7 0,996s o,9966 0,9967 0,9968 o,9969 o,9970 0,9971 o,9972 0,9973 0,9974
2,8 o,9974 0,9975 0,9976 0,9977 0,9977 0,9978 0,9979 0,9979 0,9990 0,9981
14
o
l 2,9 0,9981 0,9982 0,9982 0,9983 o,9984 0,9984 0,9985 0,9985 0,9986 0,9986
o
6
o
D 3,0 o,9987 o,9987 o,9987 0,9988 0,9988 0,9989 0,9989 0,9989 0,9990 0,9990
o
3,1 0,9990 o,9991 o,9991 o,9991 0,9992 0,9992 o,9992 0,9992 0,9993 o,9993
3,2 0,9993 0,9993 0,9994 0,9994 0,9994 o,9994 0,9994 0,9995 0,9995 0,9995
CD
3,3 0,9995 0,9995 0,999s 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 o,9996 0,9996 0,9997
lo
3,4 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 o,9997 o,9997 o,9997 0,9997 0,9997 0,9998

Su mbe r : Soewarno ( 1 99 3)

r
b

o*
o t
(^
,"g 0J
J

3 E'
tu It
^. A,

arr 1 5
ON
v,.
N
|' o
0l !,
t
\j
I F
3 F
I o
{ g (u
o g :h
4 o
At o
I p
,
c
f, o
0, s
f c
o
1 o-
p
x p aa
OJ
1, r
,+ tl o
!,
o tu

AJ

N
tentang Qenufis

lr. I Made Kamiana, MT lahir tahuh 1962 di Bali Pendidikan akade-


miknya, dari SD hingga Sarjana Teknik (Teknik Sipil dengan keahlian
Teknik Hidro), juga dituntaskan di Bali.
Setelah meraih gelar sarjana diJurusan Teknik ipil Fakultas Teknik Uni-
versitas Udayanatahun 1989, mengabdi sebagaidosen pengampu mata
kuliah hidrologi di Fakultas Non celar Teknologi Universitas palangka
Raya (UNPAR).

Dengan bantuan beasiswa TMPD, pada tahun 1995, menamat-


kan pendidikan S-2 dengan bidang keahlian Teknik Sumber Daya Air
di Jurusan Teknik Sipil lnstitut Teknologi Bandung (lTB).

Sekembalinya dari tugas belajar S-2 hingga sekarang, aktif me-


ngajar beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan teknik sumber
daya air pada jenjang S 1 di J urusan Tekn ik Sipil Faku ltas Tekn i k U N pAR,
seperti mata kuliah Hidrologi, Hidraulika dan Drainase perkotaan.

Selain itu, dari tahun 2003 s/d 2005, juga sebagai dosen tidak
tetap pada Program S-2 Teknik Sipil, yang merupakan kerjasama antara
Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Malang dan UNpAR, dengan meng-
ampu mata kuliah Hidrologi, Hidraulika, dan pegembangan Sumber
Daya Air.

t
Dalam masa kerja yang relatif muda, pernah ditetapkan sebagai
Dosen Teladan Jurusan Teknik Sipil UNPAR, tepatnya pada tahun
1997.
Beberapa kegiatan/jabatan tambahan yang pernah dipangkunya,
rli samping aktif sebagai dosen dan sebagai peserta maupun penyaji
rnakalah dalam berbagai forum ilmiah, diantaranya:
. Tahun 1997 sld 1998 diberikan tugas sebagai Staf Ahli Bappeda
Provinsi Kalimantan Tengah (KALTENC).
. Tahun 1998 diberikan tugas sebagai Kepala Laboratorium
rologi/H id rau I i ka.
H id
. Tahun 1 999 diberikan tugas yang cukup berat yakni sebagai Ketua
Pengelola Fakultas Teknik (Persiapan).
. Tahun 2001, setelah berdirinya Fakultas Teknik UNPAR pada
tahun 2000, diberikan kepercayaan sebagai Pembantu Dekan
Bidang Akademik.
. Tahun 2009 hingga sekarang mendapat tugas sebagai tenaga ahli
DPRD Provinsi KALTENG.
r Tahun 2010 kembali diberikan kepercayaan untuk mengemban
tugas sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik.

sela-sela kesibukannya yang cukup padat, menuangkan


Di
inspirasi seninya melalui tulisan puisi dan cerita pendek, hobinya
dari masa sekolah SMP, masih dilakukannya. Kalaupun kegiatan
itu sekarang frekuensinya berkurang, barangkali karena sebagian
waktunya tergantikan untuk menulis artikel ilmiah di jurnal maupun
artikel populer di koran harian.
-oo0oo-

1, I ( \
:1 i
l

216 Teknlk Perhitungon Dehlt Rt'txurrt []tununon Air

You might also like