Professional Documents
Culture Documents
Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti
dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan
sistem demokrasi di banyak negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci
tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini
disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Menurut
Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila,
masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat
berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa
beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam
Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita menyebut
secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang dicantumkan dalam
penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum
(Rechstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Machstaat).
2. Sistem Konstitusionil
Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar),
tidak bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
1
Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa
demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi
konstitusionil. Di samping itu corak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan demikian demokrasi Indonesia
mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai khusus seperti nilai-
nilai yang memberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, tanah air dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan krida manusia
dalam mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain dari demokrasi Indonesia adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian tersebut pada
dasarnya merujuk kepada ucapan Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika
Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat.
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan
pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai
warga negara. Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun praktik, demos
menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan untuk rakyat keseluruhan, tetapi
populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal
memiliki hak preogratif forarytif dalam proses pengambilan/pembuatan keputusan
menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga tidak
mampu mewakili aspirasi yang memilihnya. (Idris Israil, 2005:51)
2
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi
harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan
dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
3
3. Demokrasi dalam bidang hukum, pada hakikatnya adalah pengakuan dan
perlindungan HAM serta peradilan yang bebas dan tidak memihak.
4
rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa
bertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan
badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR
(pasal 1 ayat 2 UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan
rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan
YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.
5
Negara Indonesia menerapkan demokrasi Pancasila. Itu artinya, perilaku
demokrasi di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi Pancasila. Perilaku
budaya demokrasi tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai lingkungan kehidupan.
a. Lingkungan Keluarga:
1. Sebagai kepala keluarga seorang ayah harus berusaha bersikap adil
kepada semua anggota keluarga.
2. Terbinanya saling menyayangi, menghormati, dan menghargai
antar anggota.
3. Semua anggota keluarga melaksanakan kewajiban dengan baik dan
bertanggung jawab.
4. Memecahkan masalah keluarga dengan musyawarah.
b. Lingkungan Sekolah:
1. Ikut serta dalam kegiatan organisasi.
2. Saling menghormati.
3. Mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan tertib.
4. Mentaati peraturan yang berlaku.
c. Lingkungan Negara dan Masyarakat:
1. Melaksanakan peraturan yang berlaku, baik peraturan pemerintah
pusat, daerah, maupun peraturan terendah.
2. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan
golongan.
3. Ikut serta dalam pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat.
4. Ikut serta dalam kegiatan musyawarah desa.
5. Membantu korban bencana alam.
6
negara seperti DPR atau DPRD. Cara hidup ini akan mengantarkan dan merupakan
suatu kebiasaan menyelesaikan perselisihan melalui lembaga itu sehingga masalah itu
dapat diselesaikan dengan tertib dan teratur.
Kedua, diskusi. Sebagai suatu negara demokrasi, dimana rakyat diikut
sertakan dalam masalah negara, maka pertukaran pikiran yang bebas demi
terselenggaranya kepentingan rakyat, maka diskusi harus dibuka seluas-luasnya.
Diskusi dapt berbentuk polemik di dalam media masa, sperti surat kabar dan lain-lain.
Di dalam diskusi atau musyawarah sebagai landasan kehidupan masyarakat dan
warga, demokrasi harus diberikan saluran. Dengan demikian apa yang dikehendaki
oleh rakyat akan mudah diketahui. Seperti dikemukakan di atas, dalam rangka
pemahaman Pancasila, sangatlah sesuai dengan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam hal ini semangat musyawarah,
baik dalam lembaga-lembaga perwakilan maupun dalam wadah-wadah lainnya seperti
media masa sudah sewajarnya dibimbing terus-menerus.
Di bawah Demokrasi Pancasila, Indonesia dapat merasakan stabilitas Nasional
yang cukup memadai. Keamanan terkendali di sektor ekonomi maju pesat
pembangunan diupayakan dapat merata ke pelosok-pelosok negeri, meskipun hanya
sedikit yag berhasil. Target dari sistem Demokrasi Pancasila adalah pembangunan
ekonomi yang berencana, untuk kesejahteraan rakyat. Karena stabilitas politik dan
keamanan menjadi pesoalan bangsa yang sangat penting. Bagaimana akan tercipta
kesejahteraan tanpa situasi politik dan keamanan yang stabil, untuk itulahperlu dibuat
Undang-Undang anti Subversi, saksi bagi petualang politik dan pengacau keamanan.
Hasilnya cukup spektakuler. Rakyat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah
merasakan betul betapa tenang dan damai hidup di bawah sistem Demokrasi
Pancasila.
Demokrasi Pancasila sukses dalam beberapa hal tetapi tidak sukses dalam
banyak hal. Lemahnya pengawasan dalam proses pembangunan ekonomi
menyebabkan terjadinya negosiasi antara elit kelas menengah. Dikenal dengan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang menguasai hampir setiap birokrasi
kegiatan, dari pusat merembet ke daerah-daerah. Korupsi di di Indonesia pada masa
ini persis seperti digambarkan oleh seorang negarawan sebagai ciri-ciri Negara
Lunak, yaitu negara-negara yang menjadikan praktipraktik KKN dan semacamnya
sebagai kegiatan yang membudayatanpa kemauan secara sungguh-sungguh untuk
memberantasnya. Akibatnya negara diwarnai ketimpangan sosial ekonomi dan
ketidakadilan kehidupan rakyat.
7
I. DEMOKRASI PANCASILA DI INDONESIA
Sebagai contoh ialah jika ada seorang individu maupun sekelompok orang
yang melakukan kritik sosial terhadap pemerintah maka tidak lama kemudian pasti
orang itu akan hilang ataupun dipenjara.Hal tersebut sangat kontras dengan saat ini
yang memanjakan kebebasan pers.Malahan,sekarang ini kebebasan dalam demokrasi
pancasila ini menjadi tidak terbatas dan hampir mendekati liberal.Hal itu dapat kita
lihat semakin dalamnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.Belum lagi
tentang campur tangan satu badan kekuasaan terhadap badan kekuasaan yang
lain,contohnya ialah:Presiden yang dalam konteks ini adalah badan eksekutif(karena
sebagai pemimpin dalam pelaksanaan pemerintahan) melakukan campur tangan
terhadap pengadilan tinggi dalam hal ini sebagai badan yudikatif dalam kasus yang
menimpa besannya yaitu Aulia pohan tersangka kasus BLBI yang mendapatkan vonis
bebas.Hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
8
pancasila.Maka dari itu diperlukan suatu perbaikan dalam sistem pemerintahan kita
agar tidak semakin banyaknya penyimpangan-penyimpangan dan tidak mengkaji
makna pancasila hanya pada satu sudut pandang saja.
Demokrasi di Indonesia Masa Orde Baru
Pemerintahan Orde Lama berakhir setelah keluar Surat Perintah Sebelas Maret
1966 yang dikuatkan dengan Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966. Sebagai
pengganti masa Orde Lama, maka muncul pemerintahan Orde Baru dengan dukungan
kekuatan TNI-AD sebagai kekuatan utama.Pelaksanaan demokrasi masa Orde Baru
ditandai perbedaan, yaitu dilaksanakan pemilihan umum dengan asas langsung,
umum, bebas, dan rahasia lebih dari lima kali untuk memilih anggota DPRD tingkat
I, DPRD tingkat II, dan DPRD. Pemilihan tersebut kemudian membentuk MPR yang
bertugas menetapkan GBHN dan memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Dari hasil pemilu 1971 sampai pemilu 1997, pucuk pemerintahan tidak pernah
mengalami pergantian, hanya pejabat setingkat menteri yang silih berganti. Namun
terjadi kemajuan pesat di bidang pembangun secara fisik dengan bantuan dari negara
asing yang memberikan pinjaman lunak. Oleh karena besarnya pinjaman yang
menjadi beban pemerintah, bersamaan dengan krisis ekonomi maka pemerintahan
menjadi goyah.
Selain itu, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan negara pada
rezim orde baru kurang kosekuen dalam pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
Tanggal 21 Mei 1998 presiden resmi mengundurkan diri. Kekuasaan Orde Baru
sampai tahun 1998 dalam ketatanegaraan Indonesia tidak mengamalkan nilai-nilai
demokrasi. Praktik kenegaraan Orde Baru dijangkiti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pada masa orde baru, kebijakan masih pada pemerintah, namun sektor
ekonomi sudah diserahkan ke swasta/asing, fokus pada pembangunan ekonomi,
sentralistik, demokrasi Pancasila, kapitalisme. Soeharto dan Orde Baru tidak bisa
dipisahkan. Sebab, Soeharto melahirkan Orde Baru dan Orde Baru merupakan sistem
kekuasaan yang menopang pemerintahan Soeharto selama lebih dari tiga dekade.
Betulkah Orde Baru telah berakhir? Kita masih menyaksikan praktik-praktik nilai
Orde Baru hari ini masih menjadi karakter dan tabiat politik di negeri ini. Kita masih
menyaksikan koruptor masih bercokol di negeri ini. Perbedaan Orde Baru dan Orde
Reformasi secara kultural dan substansi semakin kabur. Mengapa semua ini terjadi?
Salah satu jawabannya, bangsa ini tidak pernah membuat garis demarkasi yang jelas
terhadap Orde Baru.
9
Tonggak awal reformasi 11 tahun lalu yang diharapkan bisa menarik garis
demarkasi kekuatan lama yang korup dan otoriter dengan kekuatan baru yang ingin
melakukan perubahan justru terbelenggu oleh faktor kekuasaan. Sistem politik
otoriter (partisipasi masyarakat sangat minimal) pada masa orba terdapat instrumen-
instrumen pengendali seperti pembatasan ruang gerak pers, pewadahunggalan
organisasi profesi, pembatasan partai poltik, kekuasaan militer untuk memasuki
wilayah-wilayah sipil, dll.
Demokrasi di Indonesia Era Reformasi
Seperti juga Orde Baru yang muncul dari koreksi terhadap Orde Lama, kini
Orde Reformasi, jika boleh dikatakan demikian, merupakan orde yang juga berupaya
mengoreksi penyelewengan yang dilakukan oleh Orde Baru. Hak-hak rakyat mulai
dikembangkan dalam tataran elit maupun dalam tataran rakyat bawah. Rakyat bebas
untuk berserikat dan berkumpul dengan mendirikan partai politik, LSM, dan lain-lain.
Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa Orba. Namun, sangat
disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan dan kebijakan kurang
konsisten dalam penegakan hukum.
Dalam bidang sosial budaya, disatu sisi kebebasan berbicara, bersikap, dan
bertindak amat memacu kreativitas masyarakat. Namun, di sisi lain justru
menimbulkan semangat primordialisme. Benturan antar suku, antar umat beragama,
antar kelompok, dan antar daerah terjadi dimana-mana. Kriminalitas meningkat dan
pengerahan masa menjadi cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang
berpotensi tindakan kekerasan.
Pengertian Reformasi Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap
suatu sistem yangtelah ada pada suatu masa. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya
merujuk kepada gerakanmahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan
presiden Soehartoatau era setelah Orde Baru Kendati demikian, kata Reformasi
sendiri pertama-tama muncul darigerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di
Eropa Barat pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich Zwingli,
Yohanes Calvin, dll. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 sekarang)
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaandari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei1998.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
denganpenyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
10
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara
dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yangmengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelasantara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif.Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan
terbentuknya DPR MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil
presiden sertaterbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain. Masa reformasi
berusaha membangun kembali kehidupan yangdemokratis antara lain dikeluarkannya:
1. Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang
bebas dari KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI5.
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IVKeberhasilan
Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 sekarang) Pada Masa Reformasi
berhasil menyelenggarakan pemilihan umumsebanyak dua kali yaitu tahun 1999 dan
tahun 2004.Dimana pada tahun 1999sebagai presiden terpilih adalah Megawati
Soekarno Putri dan pada tahun 2004adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Sistematika
Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 sekarang) Pada masa orde
Reformasi demokrasi yang dikembangkan padadasarnya adalah demokrasi dengan
berdasarkan kepada Pancasila dan UUD1945. Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada
masa Orde Reformasidilandasi semangat Reformasi, dimana paham demokrasi
berdasar atas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalampermusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang
MahaEsa serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
selalumemelihara persatuan Indonesia dan untuk mewujudkan suatu keadilan
sosialbagi seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan demokasi Pancasila pada masa
Reformasi telah banyakmemberi ruang gerak kepada parpol dan komponen bangsa
lainnya termasuklembaga permusyawaratan rakyat dan perwakilan rakyat mengawasi
danmengontrol pemerintah secara kritis sehingga dua kepala negara tidak
dapatmelaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabatannya selama 5 tahun
karenadianggap menyimpang dari garis Reformasi.
Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi:
Mengutamakan musyawarah mufakat Mengutamakan kepentingan masyarakat ,
11
bangsa dan negarao Tidak memaksakan kehendak pada orang laino Selalu diliputi
oleh semangat kekeluargaano Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
keputusan hasil musyawaraho Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
yang luhuro Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Penegakan
kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga negara,
lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakato Pembagian secara tegas
wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.o Penghormatan
kepada beragam asas, ciri, aspirasi dan program parpol yang memiliki partaio Adanya
kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi manusia
Setelah diadakannya amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan.Hasil perubahan
terhadap UUD 1945 setelah di amandemen :
I. Pembukaan
II. Pasal-pasal: 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal peraturan peralihan dan 2 pasal
aturan tambahan.
Sistem Pemerintahan Masa Reformasi (1998 sekarang) Sistem pemerintahan
masa orde reformasi dapat dilihat dari aktivitaskenegaraan sebagai berikut : Kebijakan
pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk
mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan sesuai pasal 28 UUD 1945
dapat terwujud dengan dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai politik yang
memungkinkan multi partai, Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa serta bertanggung jawab dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR
No IX / MPR / 1998 yang ditindaklanjuti dengan UU No 30/2002 tentang KOMISI
pemberantasan tindak pidana korupsi. Lembaga MPR sudah berani mengambil
langkah-langkah politis melalui sidang tahunan dengan menuntut adanya laporan
pertanggung jawaban tugas lembaga negara, UUD 1945 di amandemen,pimpinan
MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat presiden dalam sidang
istimewanya.
Dengan Amandemen UUD 1945 masa jabatan presiden paling banyak dua kali
masa jabatan, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari
pemilu 2000 dan yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pertama pilihan
langsung rakyat adalah Soesilo Bambang Yodoyono dan Yoesuf Kala, MPR tidak lagi
lembaga tertinggi negara melainkan lembaga negara yang kedudukannya sama dengan
12
presiden , MA , BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut
UUD.
13