You are on page 1of 178

110

BAB 3
KEPUTUSAN DUKUNGAN PEMUDA PANCASILA DALAM PEMILIHAN
GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008

Bab ini membahas tentang peran yang dilakukan oleh tokoh Pemuda Pancasila
dalam memutuskan pilihan terhadap calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang
akan didukung. Keputusan dilakukan atas dasar pertimbangan kekuatan politik dan
ekonomi yang dimiliki Pemuda Pancasila. Selain itu, keputusan juga terkait dengan
aspek historis yang telah terjalin antara tokoh Pemuda Pancasila Sumatera Utara
dengan calon gubernur yang didukung. Dalam menentukan dukungan calon gubernur,
akan diuraikan dinamika internal yang terjadi di antara tokoh-tokoh Pemuda Pancasila
mengenai perbedaan kandidat yang akan didukung. Setelah itu, akan dijelaskan bentuk
transaksional dan intervensi yang dilakukan oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara dalam memutuskan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Sumatera Utara serta bentuk kesepakatan antara kedua pihak.

3.1. Penjaringan Calon Gubernur yang Didukung Pemuda Pancasila

Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara pertama sekali dilaksanakan


secara langsung pada tahun 2008. Sejumlah mekanisme dan cara yang dilakukan oleh
kelompok yang berkepentingan menurut aturan yang berlaku maupun kesepakatan di
antara mereka, mengharuskan tokoh dan pengurus Pemuda Pancasila mengikuti cara-
cara yang lazim dilakukan. Anuar Shah, Ketua Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera
Utara, melakukan identifikasi dari orang per orang yang berminat mencalonkan diri
sebagai calon gubernur. Sebagai organisasi pemuda terbesar di Sumatera Utara, yang
secara tidak langsung memiliki kepentingan politik, pengurus wilayah Pemuda
Pancasila harus berperan dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Diskusi
formal dan informal, kabar dari media massa, alat peraga yang tersebar hingga ke
seluruh sudut Sumatera Utara tentang kontestasi calon gubernur menjadi salah satu
tema penting yang harus menjadi perhatian pengurus Pemuda Pancasila.

110 Universitas Indonesia


111

Tabel 3.1
Bakal Calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008

No. Nama Bakal Calon Profesi


1. A. Wahab Dalimunthe Politisi Partai Golkar/Mantan Wakil Gubernur Sumut
2. Ali Umri Walikota Binjai
3. Chairuman Harahap Mantan Kejati Sumut
4. Darwan Siregar Purnawirawan Perwira POLRI
5. Syamsul Arifin Bupati Langkat
6. Tri Tamtomo Mantan Pangdam I Bukit Barisan
7. R.E. Siahaan Walikota Siantar
8. Rudolf Pardede Politisi PDIP
9. Rd. Mhd. Syafei Politisi PBR
10. Kamaluddin Harahap Politisi PAN
Sumber: Diolah dari Berbagai Sumber, 2011.

Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam menentukan bakal calon


Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang diselenggarakan tahun 2008 tidak sulit karena
nama-nama, dalam Tabel 3.1, adalah tokoh yang sangat mengetahui konstelasi politik
lokal di Sumatera Utara. Pengurus dan tokoh Pemuda Pancasila berinisiatif melakukan
langkah-langkah pendekatan dengan para kandidat yang akan didukung, begitu pula
sebaliknya. Identifikasi calon dilakukan dengan mendengar diskusi dan perdebatan
formal dan informal di tingkat elit Sumatera Utara. Mendengar lebih banyak dari
berita media massa lokal dan nasional, pertemuan tokoh-tokoh masyarakat secara
langsung maupun tidak langsung, dan saran-saran yang disampaikan oleh pimpinan
cabang Pemuda Pancasila se-Sumatera Utara, para senior serta simpatisan Pemuda
Pancasila. Tidak terkecuali juga memperhatikan hasil survei yang dirilis di media oleh
lembaga survei tingkat lokal maupun nasional.
Sementara, Majelis Pengurus Nasional Pemuda Pancasila (MPN PP) di Jakarta
memberikan kewenangan sepenuhnya kepada MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara untuk melakukan konsolidasi organisasi dan mengambil keputusan mengenai
calon gubernur yang didukung. Namun, MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara tetap
harus melakukan konsultasi kepada MPP Pemuda Pancasila dalam kaitan memperkuat
jaringan organisasi pada saat keputusan diambil. Sehingga lebih memudahkan MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk mengambil tindakan organisasi jika dalam
pelaksanaan kebijakan, masih terdapat kader dan pengurus yang mengambil tindakan
selain keputusan organisasi.

Universitas Indonesia
112

Upaya untuk mengumpulkan beragam informasi itu penting agar tidak salah
memilih calon yang memiliki peluang menang lebih besar. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Anuar Shah:

..sebelum kami mendeklarasikan calon yang kami dukung menjadi


gubernur kami perlu mendengar dan mendapatkan informasi dari masyarakat
tingkat atas dan bawah sampai kepada survey yang dilakukan banyak orang
untuk pilgubsu saat itu. Itu penting kami lakukan, selain saya, saya juga suruh
anggota untuk menjaring informasi dari sana dan sini. Lantas mereka lapor,
kita diskusikan dengan para senior yang sejalan dengan kami. Kami
mendukung calon bukan karena uang, tapi kami perlu calon yang bisa
memahami kami sebagai organisasi pemuda agar kegiatan-kegiatan kami bisa
didukung penuh. Kami dukung kalau kami soor1 kalau tidak kami tidak akan
dukung. Hingga kami buat rapat di Madani Hotel yang dihadiri oleh seluruh
pengurus cabang untuk mendukung Syamsul Arifin menjadi gubernur.2

Untuk mendengarkan aspirasi dan keingingan kalangan pemuda di Sumatera


Utara, MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara bertemu secara informal dengan
tokoh-tokoh dan pengurus organisasi pemuda lainnya seperti Forum Komunikasi
Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) Sumatera Utara, Pemuda Panca Marga
(PPM), Ikatan Pemuda Karya (IPK), Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI),
dan lain sebagainya. Dalam diskusi tersebut berkembang keingingan yang diutarakan
masing-masing pimpinan organisasi pemuda tentang calon yang mereka dukung.
Materi diskusi seputar kemampuan calon baik dari sisi popularitas, jaringan yang
dimiliki, kemampuan material, serta elektabilitas yang dimiliki semua calon.
Dari pertemuan dan diskusi yang berkembang tersebut tidak juga dapat
disepakati satu nama calon atau pasangan calon yang didukung secara bulat oleh
organisasi kepemudaan di Sumatera Utara meskipun ada upaya-upaya yang dilakukan
untuk mengarahkan ke satu nama. Pertemuan hanya menggambarkan dukungan yang
akan diberikan oleh masing-masing organisasi pemuda berdasarkan motif
kepentingannya. Pemuda Pancasila dan Pemuda Panca Marga akan mendukung


1
soor adalah ungkapan kata yang selalu digunakan oleh kebanyakan orang Medan sebagai bentuk
penerimaan atas perlakuan orang lain.
2
Wawancara dengan Anuar Shah (Aweng), 17 Oktober 2011 di kantor MPW PP Sumatera Utara pukul
13.55 Wib.

Universitas Indonesia
113

Syamsul Arifin3 sebagai calon gubernur, FKPPI dan IPK mendukung Tri Tamtomo4
sebagai calon gubernur, AMPI mendukung Ali Umri5 sebagai calon gubernur.
Seorang narasumber menjelaskan tentang sulitnya untuk menyatukan
organisasi pemuda di Sumatera Utara terkait dengan dukungan politik yang akan
diberikan kepada satu calon. Sejarah pembentukan organisasi pemuda di Sumatera
Utara dilakukan dengan beragam kepentingan untuk kekuasaan. Beragam organisasi
pemuda tumbuh subur di Medan untuk merebut akses yang diberikan oleh pemerintah
Orde Baru khususnya pihak tentara. Sebagai contoh, ketika Orde Baru, Pemuda
Pancasila yang awalnya menjadi satu-satunya organisasi pemuda di Sumatera Utara
menampung seluruh pemuda yang memiliki cita-cita menjadi pemimpin di tingkat
lokal dan nasional. Para pemuda yang memiliki keberanian, kecerdasan dan loyalitas,
diberikan fasilitas khusus berupa bantuan biaya organisasi dan perlindungan dari
pemerintah untuk memastikan tidak ada gerakan pemuda yang melawan kebijakan
pemerintah Orde Baru.
Pada saat pengurus Pemuda Pancasila tidak dapat lagi menampung keinginan
para anggota dan tokoh-tokoh seniornya, maka pemerintah Orde Baru membentuk
organisasi pemuda lainnya, seperti IPK. Latar sejarah organisasi kepemudaan di
Sumatera Utara itulah yang membuat sulitnya organisasi pemuda bersatu untuk
mendukung salah satu calon dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Pemuda Pancasila tidak akan pernah bersatu dalam segala aktivitas organisasi karena
persoalan pengelolaan lahan yang menjadi basis ekonomi para tokohnya. Oleh karena
itu, pertemuan dan diskusi yang dilakukan di antara tokoh organisasi pemuda itu
hanya untuk melihat calon gubernur yang akan didukung masing-masing organisasi
pemuda itu.
Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara sangat sulit untuk memutuskan
secara sepihak tentang calon gubernur yang akan didukung. Mereka sangat
memerlukan dukungan para tokoh dan sesepuhnya agar putusan yang diambil
memiliki kekuatan dukungan moral di internal organisasi. Tetapi, tidak semua senior

3
Syamsul Arifin adalah figur yang tidak asing lagi di Sumatera Utara. Karir politiknya bermula dari
ketekunannya di organisasi pemuda. Bergabung di Pemuda Pancasila di tahun 1970-an dan menjadi
pengurus FKPPI Sumatera Utara.
4
Tri Tamtomo adalah purnawirawan TNI-AD dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal, pernah
menjabat sebagai Pangdam I Bukit Barisan di Medan. Pada saat pemilihan kepala daerah tahun 2008,
dicalonkan oleh PDIP sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
5
Ketika pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008, Ali Umri adalah Ketua DPD Golkar
Provinsi Sumatera Utara dan menjabat sebagai Walikota Binjai Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
114

dan tokoh Pemuda Pancasila yang akan diikutkan oleh pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara dalam proses penentuan calon gubernur yang akan
didukung.
Untuk menjaring keinginan para senior Pemuda Pancasila, pengurus MPW
Pemuda Pancasila Sumut harus bertemu dan mendiskusikan calon-calon yang akan
didukung. Para senior yang dimaksud tentu saja yang sejalan dengan para pengurus.6
Senior yang selalu menjadi tempat bertanya pengurus Pemuda Pancasila di antaranya
adalah Anif Shah, Ajib Shah, Rahmat Shah, Yan Paruhuman Lubis (Ucok Majestik).
Dari diskusi tersebut, senior yang paling aktif saat penjaringan calon gubernur adalah
Ajib Shah7 dan secara formal dan informal membantu memberikan masukan kepada
pengurus MPW Pemuda Pancasila untuk mengambil kebijakan organisasi. Ajib Shah
sendiri lebih cenderung mendorong pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
untuk mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur.
Hubungan persahabatan antara Ajib Shah dengan Syamsul Arifin sudah lama
terjalin sejak orang tua Syamsul Arifin (Hasan Perak) dengan kakak kandung Ajib
Shah (Anif Shah) menjalin hubungan bisnis di Kabupaten Langkat pada tahun 1970-
an. Saat Ajib Shah aktif sebagai pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara tahun
1990-an, ia mendukung Syamsul Arifin menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah
Komite Nasional Pemuda Pancasila (DPD KNPI) Sumatera Utara. Selain itu, sosok
Syamsul Arifin yang relatif diterima di semua kalangan masyarakat Sumatera Utara
membuat Ajib Shah memutuskan pilihan pribadinya kepada Syamsul Airifn. Setahun
sebelum jadwal pemilihan gubernur, Ajib Shah telah bertemu dan membahas calon
Gubernur Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin. Dukungan pribadi yang diberikan
Ajib itu hanya dilandasi, selain alasan pertemanan, kemungkinan terpilihnya Syamsul
Arifin menjadi Gubernur lebih besar ketimbang calon lainnya. 8 Melalui jaringan
organisasi yang dimiliki Ajib Shah, perlahan dia mendiskusikan keinginannya itu


6
Perbedaan pendapat yang terjadi di MPW PP Sumatera Utara, pada saat pilkada Gubernur Sumatera
Utara, merupakan akibat dari pelaksanaan Musyarawah Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara ke
XI. Selengkapnya lihat di Bab II hal. 118-121.
7
Di kalangan internal dan eksternal Pemuda Pancasila, Ajib dikenal sebagai politisi yang disegani di
Sumatera Utara, pernah menjadi calon Walikota Medan pada pilkada tahun 2010. Relasi pertemanan
Ajib Shah dengan seluruh pimpinan partai politik di Sumatera Utara cukup baik, meskipun dia adalah
kader Partai Golongan Karya dan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Fraksi Golkar.
8
Menurut penjelasan dari narasumber lainnya, dukungan yang diberikan Ajib Shah kepada Syamsul
Arifin juga dilatari oleh kepentingan politik diantaranya adalah jika Syamsul terpilih akan membantu
Ajib Shah menjadi anggota legislatif dalam Pemilu 2009 dan menempatkan koleganya sebagai salah
satu kepala dinas di Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
115

dengan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Sebagaimana yang


dinyatakan Ajib Shah:

Ya, memang ketua PP sudah Aweng. Tapi insya Allah, kan adik-adik itu
masih berkomunikasi sama saya, nanya pendapat, kebetulan yang pantas ini
Syamsul Arifin. Kenapa? Latar belakang Syamsul Arifin pernah jadi pengurus
PP, FKPPI. Lainnya hubungan emosional selama ini bagus. Dari beberapa
kriteria ini, kita sepakat, ayo, meskipun ada calon lain yang coba bayar supaya
didukung PP, kita coba kasi penjelasan kepada adik-adik. Kalau kalian jalan ke
sana, silahkan ikuti lembaga kalian yang membawa. Tapi, aku pribadi bermain
untuk Syamsul. Akhirnya jadi sepaham. Ayoitupun dananya satu cabang
pertama 5 juta perak. Bagimana bisa cukup satu cabang? Kecamatan ada 21,
kasi 500 pun udah nombok. Mana cukup. Akhirnya dikasihlah 10 juta. Mana
cukup untuk rakyat itu. Hanya untuk kumpul, beli teh manis. Kita kan ada
struktur9

Selain mencari dukungan kelembagaan dari organisasi pemuda yang memiliki


keterkaitan langsung, Ajib Shah adalah orang pertama yang mempertemukan Syamsul
Arifin dengan Gatot Pudjonugroho10. Ajib merasa punya keyakinan jika Syamsul
Arifin berpasangan dengan Gatot Pudjonugroho maka pasangan ini akan
memenangkan kompetisi dalam pemilihan gubernur. Pertemuan pertama antara
Syamsul Arifin dengan Gatot Pudjonogroho difasilitasi oleh Ajib Shah. Selain Ajib,
Syamsul, dan Gatot, pertemuan itu juga dihadiri oleh Mustafa 11 dan Firdaus
Nasution12.

.pada waktu itu, aku udah ada feeling, aku hubungi Gatot. Dik malam kita
jumpa, kutunggu di sini (hotel Quality Suite). Ya bang (jawab Gatot). Kutelpon
Syamsul, bang buka kamar. Itu jauh hari, sekitar satu tahun lah sebelum pilgub.
Gatot sama Mustafa, aku sama Firdaus. Kubilang bang Haji, abang sama Gatot,

9
Wawancara dengan Ajib Shah, 20 Oktober 2011, di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, pukul
12.30 Wib.
10
Gatot Pudjonugroho adalah ketua DPW PKS Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 dan bertugas
sebagai tim seleksi internal PKS untuk pencalonan kepala daerah di Sumatera Utara. Gatot juga tercatat
sebagai Wakil Ketua FKPPI Sumatera Utara.
11
Mustafa Ismail adalah kader PKS yang bertugas sebagai tim seleksi internal PKS untuk pencalonan
kepala daerah di Sumatera Utara.
12
Firdaus adalah kader Pemuda Pancasila dan saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua MPW PP
Sumatera Utara. Setiap ada pertemuan yang membahas pilkada Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Ajib
Shah selalu membawa pengurus MPW PP Sumatera Utara agar mengikuti perkembangan.

Universitas Indonesia
116

ini insya Allah paket gubernur jadilah. Karena pas mekanismenya paket.
Terlepas apa langkah selanjutnya, kalian pikirkan aja, kalian jadi. Saya pun
setuju bang (kata Gatot). Cuma mekanisme kami di PKS ada aturannya bang
(sambung Gatot). Mekanisme lanjut aja, ketua tim pemenangan PKS kan ini
Mustafa, akhirnya Allah semua yang mengatur, jadi barang tu.13

Setelah pertemuan itu, Syamsul Arifin mengikuti pekembangan mekanisme


internal partai politik dalam menentukan dukungan calon gubernur. PBB dan PPP
adalah partai yang sedang melakukan uji seleksi untuk Syamsul Arifin sebagai calon
gubernur. Ajib Shah menghubungi teman-teman yang menjadi pengurus kedua partai
itu seperti Ketua DPW PPP Sumut (Fadli Nurzal), Ketua DPP PPP (Hasrul Azwar),
Ketua DPW PBB Sumut (Banuaran Ritonga) untuk menguatkan pilihan partai kepada
Syamsul Arifin. Selain itu, Ajib Shah juga menghubungi pimpinan partai politik
lainnya yang memiliki kedekatan emosional, begitu juga dengan tokoh-tokoh dari
kalangan Nasrani.

selain mengajak adik-adik di PP, saya juga menghubungi nama-nama yang


ada di handphone baik itu yang dari partai maupun pendukung lainnya, seperti
Fadli Nurzal, bang Hasrul, dan lain-lain. Yang kedekatan emosional aku ajak.
Maksimal lah. Tokoh-tokoh Kristen juga aku undang ke rumah, makan siang,
bicara. Tokoh yang unjuk rasa masalah buruh juga kupanggil, undang ke
rumah. Gak ada uang Syamsul, fotokopi 5000 rupiah aja gak ada. Kalau kita
udah soor kan beda.14

Pandangan dan dukungan Ajib Shah dalam kegiatan-kegiatan politik seperti


pemilihan ketua partai, pemilu, pilkada, dan lain sebagainya menjadi pertimbangan
penting oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Ajib Shah tidak
hanya memberikan saran dan pertimbangan kepada pengurus MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara, tetapi turut aktif dalam mensukseskan keputusan yang telah
ditetapkan. Dengan gaya bahasa dan tubuh yang terlihat memberikan penekanan,
sangat sulit bagi pengurus Pemuda Pancasila untuk menolak permintaan Ajib Shah.
Sebagai tokoh senior Pemuda Pancasila, Ajib Shah, juga disegani oleh para tokoh


13
Wawancara dengan Ajib Shah, 20 Oktober 2011, di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, pukul
12.30 Wib.
14
Wawancara dengan Ajib Shah, 20 Oktober 2011, di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, pukul
12.30 Wib.

Universitas Indonesia
117

pemuda dan tokoh lainnya di Sumatera Utara. Ketika pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara mengikuti saran yang disampaikan oleh Ajib Shah
Pembahasan untuk menentukan calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang
akan didukung MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara diputuskan dalam waktu yang
sangat panjang. Anuar Shah sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
tidak bisa cepat mengambil keputusan karena harus melakukan konsolidasi organisasi.
Untuk mengambil keputusan tersebut, Anuar Shah, bertindak sangat hati-hati dengan
pertimbangan banyaknya kepentingan para senior dan sesepuh Pemuda Pancasila
terhadap calon gubernur yang akan didukung Pemuda Pancasila.

Saya baru setahun menjabat Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Musda (musyawarah daerah) yang lalu kan sangat ketat. Banyak orang-orang
yang tidak menyangka saya bisa jadi ketua PP di sini. Untuk pilgub (pemilihan
gubernur) ini, kita cuma lihat potensi calon yang menang dan para tokoh yang
kami hormati sebagai senior dan sesepuh PP. Lain dari itu, gak ada itu. Mau
apa mereka dengan PP.15

Selain mendengar pendapat dan keinginan senior, langkah lain yang dilakukan
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara adalah mencermati penjaringan yang
dilakukan oleh partai politik di Sumatera Utara. Langkah ini sangat penting karena
partai politik sebagai lembaga yang berhak mengusulkan calon gubernur ke KPU.
Dukungan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara akan berguna jika calon yang
mereka usung adalah calon yang juga diusulkan oleh partai politik. Langkah awal
adalah berdiskusi tentang calon gubernur dengan Darwin Nasution, Ketua MPW Partai
Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara, yang telah melakukan serangkaian upaya
untuk membuka komunikasi politik dengan partai politik yang memperoleh suara pada
Pemilu 2004 namun tidak memiliki kursi di DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Serangkaian upaya penjaringan calon gubernur yang akan didukung Pemuda
Pancasila ternyata mendapat perhatian dari tim pemenangan dan calon gubernur.
Selain Syamsul Arifin, calon gubernur lainnya yang ingin mendapat dukungan dari
Pemuda Pancasila adalah Ali Umri, Tri Tamtomo, dan Chairuman Harahap. Dasar
utama yang menjadi pertimbangan calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara untuk
mendapatkan dukungan Pemuda Pancasila adalah memperkuat basis pengamanan di

15
Wawancara dengan Anuar Shah (Aweng), 17 Oktober 2011 di kantor MPW PP Sumatera Utara pukul
13.55 Wib.

Universitas Indonesia
118

wilayah-wilayah tertentu yang menjadi daerah binaan Pemuda Pancasila. Selain itu,
struktur organisasi Pemuda Pancasila yang tersebar di hampir seluruh kabupaten
hingga desa di Provinsi Sumatera Utara. Faktor lain yang sangat mempengaruhi adalah
saat itu, senior Pemuda Pancasila memiliki potensi dana yang bisa digunakan untuk
kegiatan tim pemenangan di antaranya adalah Anif Shah dan Maherban Shah. Tim
pemenangan Ali Umri menyatakan bahwa dukungan Pemuda Pancasila diperlukan
untuk memperkuat basis pengamanan.

sebenarnya kami merasa dilema meminta dukungan dari Pemuda Pancasila.


Kesan PP di mata masyarakat juga tidak baik, tapi di beberapa tempat mereka
ditakuti masyarakat, misalnya di daerah Sukaramai, Japaris, dan tempat lain di
Medan, anggota PP itu kuat menggertak, ngancam. Yang seperti itu kita butuh
juga, biar suara kita paling tidak terjaga, tidak dicurangi.16

Tim pemenangan Ali Umri mendekati salah seorang tokoh di Sumatera Utara
yang dikenal memiliki hubungan kerabat dengan Ketua MPW Pemuda Pancasila.
Tokoh itu pun sudah menyampaikan kepada Anuar Shah, agar Pemuda Pancasila
memberikan dukungn kepada Ali Umri dalam pemilihan gubernur. Permintaan itu
juga disampaikan dengan perjanjian akan memberikan sejumlah dana untuk kegiatan
pemenangan. Selain Ali Umri, dukungan dari Pemuda Pancasila juga diperlukan oleh
tim pemenangan Tri Tamtomo. Melalui alasan yang sama, tim pemenangan Tri
Tamtomo merasa penting untuk mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila.

.pada waktu pemilihan gubernur, tim kita memang mendekati Pemuda


Pancasila melalui bang Kodrat Shah. Dukungan itu mau kita dapat karena PP
ini punya basis massa di Sumut. Orang-orang PP bisa kita gunakan untuk
pengamanan pada waktu kampanye maupun di TPS. Mereka tidak banyak
digunakan untuk kegiatan strategis tapi hanya untuk pengamanan. Hanya untuk
itu, yang lain tidak.17

Salah seorang kerabat dari Anuar Shah, juga mendekati Pemuda Pancasila
mendukung Abdul Wahab Dalimunthe sebagai calon gubernur. Maherban Shah


16
Dikutip dari obrolan penulis dengan AM, salah seorang tim sukses Ali Umri, 12 Desember 2011 di
Medan.
17
Wawancara dengan JP, tim sukses Tri Tamtomo, tanggal 18 Desember 2011, pukul 22.30, di Medan.
Kodrat Shah adalah senior di Pemuda Pancasila dan kakak kandung Anuar Shah (Ketua MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara)

Universitas Indonesia
119

mencoba meyakinkan pengurus Pemuda Pancasila agar mendukung kandidat yang


diyakininya memiliki peluang menang lebih besar ketimbang calon lainnya.
Pertimbangan yang disampaikan Maherban Shah kepada Anuar Shah terkait dengan
pengalaman Wahab Dalimunthe sebagai pejabat pemerintah di Sumatera Utara dan
didukung oleh Partai Demokrat (partainya pemerintah) sehingga memudahkan untuk
menggerakkan potensi di birokrasi karena pengalaman Wahab Dalimunthe.

Kita, sebagai tim pemenangan, memang ada upaya untuk mendekati Pemuda
Pancasila, minta dukungan mereka. Tapi itu semua dilakukan oleh Pak Wahab
melalui bang Kemek (Maherban Shah). Kami tidak tau cara mendekatinya. PP
ini kita juga butuh untuk pengamana suara di hari H nanti. Orang itu (PP) bisa
perintahkan anggotanya untuk cari suara. Kadang-kadang, anggotanya juga
menghalalkan segala cara untuk ngikuti perintah ketuanya.18

Anggota Pemuda Pancasila memiliki loyalitas untuk melaksanakan perintah


dari pimpinan organisasi. Basis organisasi Pemuda Pancasila berada di tingkat
ranting/kelurahan dan anak ranting/lingkungan. Setiap ketua ranting atau anak ranting
Pemuda Pancasila dipilih karena memiliki fisik yang kuat dan ditakuti oleh
masyarakat di lokasi tersebut. Kegiatan mereka sehari-hari adalah mengumpulkan
anak-anak muda dalam usia 15-30 tahun yang tidak memiliki pekerjaan tetap untuk
dipekerjakan sebagai penjaga parkir, mengawasi perumahan atau pertokoan, dan
pekerjaan tidak tetap lainnya. Pekerjaan itu memberikan mereka penghasilan yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, mereka selalu patuh
jika ada perintah dari Ketua Pemuda Pancasila di wilayah mereka tersebut.
Potensi anggota yang dimiliki Pemuda Pancasila itu dinilai, bagi para bakal
calon gubernur, dapat dimobilisasi untuk meraih suara di wilayahnya masing-masing.
Kecenderungan kecurangan dalam pemilihan dapat dilakukan bagi tim pemenangan di
TPS, seperti penggelembungan suara, mengurangi jumlah suara dan menambahkan
suara salah satu calon. Anggota Pemuda Pancasila memiliki keberanian untuk
menjaga, mengawasi dan bahkan melakukan kecurangan di TPS. Keberanian yang
dimiliki oleh anggota Pemuda Pancasila tersebut yang menjadi pertimbangan bagi para
calon agar didukung oleh Pemuda Pancasila.


18
Wawacara dengan TP, tim sukses Abdul Wahab Dalimunthe, tanggal 21 Desember 2011, pukul 19.30
Wib, di Medan.

Universitas Indonesia
120

Proses penjaringan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila hanya dilakukan


oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila dan orang-orang kepercayaannya. Keinginan para
senior yang mendukung Anuar Shah dalam pemilihan Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara, harus menjadi perhatiannya. Para senior itu adalah kakak kandungnya
yang memberikan dukungan materil dan moril bukan hanya pada saat musyawarah
tetapi ketika menjalankan kegiatan organisasi. Seluruh tokoh Pemuda Pancasila
mengetahui bahwa keluarga Shah memiliki pengaruh kepada pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Setelah keinginan para senior yang disebutkan itu sudah
didengarkan oleh Anuar Shah, langkah selanjutnya adalah mendiskusikan dengan
orang-orang kepercayaannya tentang permintaan para senior tersebut.
Tidak ada bentuk baku atau tata cara penjaringan calon gubernur yang akan
didukung Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Proses penjaringan hanya dilakukan agar
memperkecil perselisihan para senior Pemuda Pancasila yang berkepentingan dalam
pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan pengurus Pemuda Pancasila
baik di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota akan mengikuti keputusan yang
diambil oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara.

3.2. Kontestasi Calon Gubernur dan Wagub Provinsi Sumatera Utara

Tiga bulan menjelang pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, sebagai


Ketua Partai Patriot Pancasila, Darwin Nasution telah mengundang pimpinan partai
politik yang tidak memperoleh kursi di DPRD pada Pemilihan Umum 2004, untuk
bertemu membahas bakal calon gubernur. Di antara partai tersebut adalah Partai
Patriot Pancasila, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia (PKPI), Partai Sarikat Indonesia (PSI), Partai Nasional Indonesia (PNI)
Marhainisme, Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PDK), Partai Merdeka, Partai
Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), Partai Persatuan Daerah Indonesia (PPDI), dan
Partai Persatuan Nahdathul Ummah (PPNUI) dengan total perolehan suara Pemilu
2004 sebesar 13,57%.
Sepuluh partai politik itu sangat intensif melakukan pertemuan untuk
menjaring calon gubernur yang akan mereka ajukan ke KPU setelah mendapat
persetujuan dari pengurus pusat masing-masing. Beberapa rancangan komitmen
koalisi partai politik itu dirumuskan di antaranya ancaman sanksi berupa denda jika
salah satu partai politik mencabut dukungan yang telah disepakati bersama. Dalam

Universitas Indonesia
121

pembahasan itu juga disepakati bahwa Darwin Nasution ditunjuk sebagai komunikator
atau juru bicara sejumlah partai politik tersebut agar berkomunikasi dengan para bakal
kandidat gubernur. Alasan penunjukkan Darwin Nasution itu karena selain inisiator
juga dianggap sebagai sosok yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan
mampu membiayai kebutuhan operasional awal yang diperlukan untuk mengatur
pertemuan. Kelompok partai-partai ini tidak membuat nama koalisi partai apapun,
meskipun pada saat itu, orang lain mengenalnya sebagai koalisi partai non seat.19
Sebutan itu juga tidak tepat karena Partai Patriot Pancasila memiliki 1 kursi di DPRD
Provinsi Sumatera Utara.
Pertemuan koalisi partai kecil itu membahas dan menyepakati mekanisme
penjaringan bakal calon yang akan didukung partai-partai tersebut. Penjaringan bakal
calon dilakukan dengan mengumpulkan berbagai informasi rekam jejak calon, hasil
survei yang dirilis di media massa, pendapat kelompok masyarakat di Sumatera Utara,
serta pengamatan yang dilakukan oleh pimpinan koalisi partai politik itu. Setelah
informasi itu dikumpulkan, dibahas dan disepakati selanjutnya akan dijalin
komunikasi intensif dengan bakal calon yang telah dipilih. Darwin Nasution yang akan
bertugas menjalin komunikasi awal dengan bakal calon yang telah ditentukan. Materi
penjaringan berkisar tentang pembahasan visi, misi dan program untuk membangun
Provinsi Sumatera Utara, kemampuan dalam berkomunikasi, konfirmasi tentang
rekam jejak, potensi jaringan politik dan sosial yang dimiliki, serta yang paling
penting adalah kemampuan finansial untuk membiayai seluruh proses tahapan
pemilihan gubernur termasuk memberikan kontribusi kepada partai.
Sejumlah nama kemudian diidentifikasi dan proses seleksi menyisakan tiga
nama yaitu Darwan Siregar, Chairuman Harahap, dan Syamsul Arifin. 20 Darwan
Siregar adalah calon pertama yang diseleksi oleh koalisi partai politik, diawali dengan
pertemuan informal hingga kesepakatan yang harus ditunaikan oleh kedua belah
pihak. Darwan Siregar sendiri menyepakati syarat yang harus dipenuhinya termasuk
memberikan kontribusi dana kepada masing-masing partai politik dan mencari


19
Istilah ini disebutkan oleh Darwin Nasution dan untuk memudahkan sebutan kelompok partai yang
bergabung ini, dalam penulisan selanjutnya akan digunakan istilah koalisi partai politik.
20
Irjen (Pol.) Darwan Siregar adalah purnawirawan polisi pernah menjabat sebagai Koordinator Staf
Ahli Mabes Polri, putra daerah Sumatera Utara. Pada Pemilu 2009 menjadi calon DPR dari PNBK
nomor urut 1, namun tidak terpilih. Chairuman Harahap juga putra Sumatera Utara dan pernah menjabat
sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, terpilih menjadi anggota DPR-RI dari Fraksi
Golongan Karya pada Pemilu 2009.

Universitas Indonesia
122

dukungan partai lain untuk memenuhi syarat 15% akumulasi perolehan suara pada
Pemilu 2004. Namun, karena Darwan tidak mampu mencari dukungan dari partai
politik lain, dia gagal mendapatkan dukungan koalisi partai politik. Meskipun masing-
masing pimpinan partai dari koalisi partai politik telah menerima dana operasional dari
Darwan sekitar Rp 200 juta.21
Setelah itu, Chairuman Harahap juga mengalami nasib yang sama, tidak
memperoleh dukungan dari partai koalisi meski telah memberikan dana operasional.
Ketika itu, Chairuman Harahap merasa yakin dapat dukungan resmi dari DPP PDIP
sebagai calon gubernur, namun surat dukungan juga tidak diperolehnya hingga
menjelang akhir jadwal pendaftaran calon gubernur usulan partai politik ke KPU
Provinsi Sumatera Utara. Saat itu, Chairuman kembali menghubungi Darwin Nasution
untuk memberikan dukungan koalisi partai politik kepada dirinya. Darwin kemudian
meminta Chairuman memberikan kontribusi kepada masing-masing pimpinan koalisi
partai politik berupa dana. Permintaan Darwin tidak dipenuhi oleh Chairuman hingga
terdengar bahwa PDIP tidak akan mencalonkan Chairuman. Begitu Chairuman gagal
mendapatkan dukungan PDIP, dia kembali menghubungi Darwin Nasution pada saat
koalisi partai politik telah menjalin komunikasi intensif dengan Syamsul Arifin.
Ketika itu juga, melalui Yoris Raweyai (fungsionaris DPP Partai Golkar), Wakasad
Cornel Simbolon menghubungi Darwin untuk membantu Chairuman mendapatkan
dukungan koalisi partai politik. Darwin pun memberikan alasan penolakan karena
Chairuman tidak memenuhi permintaan teman-teman pimpinan koalisi partai politik.
Setelah dua bakal calon yang diseleksi itu gagal, maka pilihan bakal calon
diputuskan ke Syamsul Arifin. Darwin Nasution sangat berperan dalam menyeleksi
bakal calon untuk diputuskan oleh masing-masing koalisi partai politik kecil itu.

..arah kita dulu pertama sama Pak Darwan Siregar, selanjutnya Chairuman,
baru Syamsul. Setelah gagal yang dua, baru kita ke Bang Syamsul. Akhirnya
kan begini, kalau kita mau jujur, banyak pilihan waktu itu (Darwan dan
Chairuman). Waktu Syamsul Arifin itu, kita melihat pertimbangan kita kepada


21
Kegagalan Darwan Siregar untuk mendapatkan dukungan pencalonan dari koalisi partai politik juga
bagian dari upaya Ajib Shah yang menghubungi Darwin Nasution untuk memberikan pilihan yang sulit
bagi Darwan memenuhi kewajibannya ke koalisi partai politik. Ajib Shah mengarahkan Darwin
Nasution agar mendekati Syamsul Arifin. Wawancara dengan Ajib Shah, 20 Oktober 2011, di kantor
DPRD Provinsi Sumatera Utara, pukul 12.30 Wib.

Universitas Indonesia
123

Syamsul Arifin. Ada pertimbangan perhitungan kita kepada Syamsul Arifin.


Memang kita akui pada awalnya Syamsul Arifin tidak kuat lagi.22

Pertimbangan pilihan bakal calon kepada Syamsul Arifin didasari atas


pengamatan tingkat penerimaan masyarakat kepada figur. Setiap kegiatan pertemuan
yang dilakukan oleh Syamsul Arifin selalu mendapatkan respon masyarakat. Dengan
tag line iklan sahabat semua suku dan cara-cara Syamsul Arifin menyapa
masyarakat menjadi ciri khas yang sangat bersahabat dalam kebiasaan sehari-hari
masyarakat Sumatera Utara. Hampir setahun sebelum 2008, Syamsul Arifin telah
memperkenalkan dirinya kepada masyarakat Sumatera Utara melalui iklan di media
televisi, media cetak, dan sangat rutin mengunjungi tempat-tempat berkumpulnya
masyarakat sehari-hari seperti kedai kopi, tukang pangkas, warung nasi, dan lain
lainnya. Dia tidak hanya menyapa dan berbicara secara langsung dengan masyarakat,
namun juga memberikan uang dengan cara membayari semua makanan dan minuman
di tempat yang dia kunjungi serta uang saku kepada orang-orang tertentu yang dia
pilih sendiri, seperti anak-anak dan ibu-ibu serta orang-orang yang dihormati.

..gebrakan yang dilakukan Syamsul itu sangat merata. Dalam artian bahwa
dia masuk pola yang pertama itu sahabat semua suku. Kalau kita lihat
perhitungannya dari semua kandidat, yang punya cukup waktu dan sangat
panjang waktu memulainya di antara semua itu ialah Syamsul Arifin. Dia
membuat pertemuan di sana-sini dan kita pantau setiap pertemuan itu, dia
memang membuat pertemuan dengan basis-basis massa. Kita cek kembali yang
kita pantau, bukan survei sih, tapi ada masukan dari kawan-kawan koalisi ini.
Setelah itu saya tanya, bagaimana pendapat kalian? Menurut mereka ternyata
basis massa itu ada respon. Kita tau dulu semua orang jadi baik, ini kan
berubah menjadi dermawan (bagi-bagi duit). Tapi intinya adalah massa
menerima ambil saja uangnya. Tapi, untuk Syamsul Arifin ini ada respon,
selain massa ini menerima ada respon, ada ikatan yang ingin membalas dengan
dukungan. Itulah kunci awalnya. Jadi, untuk Syamsul Arifin ini bukan dipinang


22
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara
pukul 14.30 Wib.

Universitas Indonesia
124

atau apa, saya kirim orang untuk ngukur, karena dari awal dia tidak minat
dengan kita.23

Pernyataan terakhir Darwin Nasution itu menjelaskan bahwa di awal, Syamsul


Arifin sebenarnya tidak berminat untuk mencari dukungan dari partai-partai kecil.
Namun, karena sebelumnya hubungan kedekatan Syamsul Arifin dengan para senior
Pemuda Pancasila telah terjalin cukup lama maka tidak begitu sulit menerima Darwin
Nasution. Syamsul Arifin sendiri, pada saat itu, masih cenderung mencari dukungan
dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan perolehan kursi 12,94% dan PBB
dengan perolehan kursi 3,52%. Negoisasi yang panjang dilakukan Syamsul Arifin
untuk mendapatkan surat pencalonan resmi dari PPP belum juga diperoleh, meskipun
dana operasional yang telah dikeluarkan oleh Syamsul Arifin untuk kedua partai
tersebut tidaklah sedikit.
Untuk memastikan bahwa Syamsul Arifin berminat menerima partai-partai
kecil itu, maka Darwin Nasution kemudian mengirim utusannya bertemu dengan
Syamsul membicarakan dukungan calon gubernur. Selain itu, Darwin juga menemui
Ketua DPW PPP Sumatera Utara, Fadli Nurzal, membahas dukungan yang akan
diberikan oleh PPP kepada Syamsul Arifin. Informasi yang didapat dari upaya itu
adalah ternyata Syamsul Arifin juga belum dipastikan memperoleh dukungan dari
partai politik secara formal, meskipun pembicaraan dengan PPP secara informal sudah
mengarah kepada dia. Lamanya negoisasi dengan DPW PPP berkaitan dengan belum
sepakatnya jumlah kontribusi sumbangan dana yang diberikan Syamsul Arifin kepada
partai berlambang kabah itu.
Pertemuan antara Darwin Nasution dengan Syamsul Arifin terjadi setelah
melalui proses yang cukup panjang. Materi pembicaraan berkisar tentang pemberian
dukungan formal dari koalisi partai-partai kecil melalui surat resmi yang diajukan oleh
pengurus partai tingkat provinsi dan rekomendasi dari pengurus pusat masing-masing
partai politik. Pola yang ditawarkan Darwin Nasution kepada Syamsul Arifin adalah
dengan memberikan surat resmi yang dikeluarkan oleh pengurus partai di tingkat pusat
dan daerah. Selama ini, pertemuan pimpinan partai politik dengan Syamsul Arifin
hanya sebatas menyampaikan dukungan secara informal di media tanpa menunjukkan
rekomendasi melalui surat resmi. Sebut saja ketua DPW PBB Sumatera Utara

23
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara
pukul 14.30 Wib.

Universitas Indonesia
125

misalnya, yang telah menyatakan di media dukungan partai diberikan kepada Syamsul
Arifin, namun tidak pernah menunjukkan surat rekomendasi pencalonan, begitu juga
dengan DPW PPP Sumatera Utara.
Darwin Nasution bertemu dengan Syamsul Arifin untuk memberikan
pernyataan resmi berupa surat dukungan dari koalisi partai politik untuk dicalonkan
menjadi calon gubernur.24 Pertemuan tidak membicarakan masalah berapa besaran
dana yang akan dibebankan kepada Syamsul Arifin, namun lebih kepada memberi
keyakinan akan dukungan formal koalisi partai politik yang telah dikumpulkannya.
Secara administratif, Darwin memberikan surat dukungan yang berasal dari tingkat
provinsi hingga tingkat pusat kepada Syamsul Arifin. Dari modal total perolehan
13,57% suara koalisi partai politik, membuat Syamsul Arifin harus berfikir untuk
mengambil dukungan itu. Sehingga, hanya butuh 1,3% perolehan suara partai politik
lagi untuk bisa memenuhi 15% syarat dukungan partai politik untuk pencalonan
gubernur ke KPU, meskipun pada awalnya Syamsul Arifin merasa ragu terhadap
dukungan partai politik yang dijamin Darwin Nasution.

.kalau dari awal bang Syamsul bilang kalau ini kayak main-main. Baru dia
sadar, abang harus yakin, abang jangan asal-asal bayar orang aja. Berapa abang
habis di PPP, gak ada ukurannya. Sama kita gak gitu bang, abang sepakat sama
kami, (aku sepakat sama kau win, jawab Syamsul). Ini bang dukungan tingkat
satu semua, (ini kok bisa dapat semua ya? Tanya Syamsul Arifin). Mereka dah
percaya sama saya. Saya kirim ke pusat bayar sedikit, saya bawa sama dia ini
dukungan dari pusat. Ada dua dukungan saya bawa dari pusat. PKPB saya
bawa ke pusat, saya bawa hasil pemaparan sama pak Hartono. Partai Merdeka
juga pemaparan, jadi ada pemaparan, ada yang gak pemaparan dikirim aja
dukungan pusat semua, saya tarik itu semuanya dengan bayaran Rp 4 milyar.
Jadi, dukungan itu dari awal dia tau persis administrasinya itu saya buat yang
benar. Begitu dia oke, terus kita dukung dia sampai pusat..25

Tidak mudah bagi Darwin Nasution meyakinkan pimpinan koalisi partai politik
agar tidak bertindak di luar komitmen yang telah disepakati. Pimpinan koalisi partai


24
Menurut keterangan dari wawancara dengan Ajib Shah, langkah Darwin Nasution tersebut telah
dibahas secara bersama-sama Ajib Shah dan Darwin Nasution, meskipun Syamsul tidak mengetahuinya.
25
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara
pukul 14.30 Wib.

Universitas Indonesia
126

politik yang telah bersepakat mendukung salah satu calon juga menerima uang dari
calon-calon lainnya di luar dari kesepakatan internal mereka. Mengarahkan pimpinan
koalisi partai politik juga tidak mudah apalagi menyangkut pendanaan yang harus
diberikan oleh calon yang akan diusung. Pada saat dua bakal calon pertama (Darwan
Siregar dan Chairuman Harahap) gagal didukung oleh koalisi partai politik, maka
pilihannya tinggal Syamsul Arifin. Mengapa? Karena Syamsul Arifin belum juga
memperoleh dukungan resmi dari partai politik yang didekatinya seperti PPP dan
PBB. Pada saat negoisasi Syamsul Arifin dengan kedua partai politik itu mengalami
kesulitan, maka pilihan ke koalisi partai politik yang dipimpin Darwin Nasution
menjadi terbuka. Bermula dari surat dukungan resmi yang dijamin oleh Darwin
Nasution kepada Syamsul Arifin, maka tidak ada jalan lain untuk mendapatkan modal
dukungan dari partai politik yang berjumlah 13,57% hasil perolehan suara Pemilu
2004.

.partai yang ikut saya banyak mendapat untung, double-double partai ini
dapat. Waktu Darwan dapat 200 juta satu partai, sewaktu Chairuman juga
dapat. Kalau saya mau minta duit, saya tinggal bilang. Ehtolong dari tiap
kalian kasi saya, saya kan banyak operasional, ehtolong kalian kasih. Gak
ada main potong-potong misalkan dari bang Syamsul 4 Milyar, saya potong.
Kayak gitu gak laku sama saya.26

Kepercayaan masing-masing pimpinan partai politik kepada Darwin Nasution


membuat Syamsul Arifin merasa yakin dengan jaminan surat dukungan resmi yang
diberikan, begitu juga Ajib Shah dan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara. Oleh karena Darwin Nasution adalah kader Pemuda Pancasila yang juga ketua
MPW Partai Patriot Pancasila, sehingga memudahkan tokoh-tokoh Pemuda Pancasila
untuk berkordinasi dalam proses pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Periode 2008-2013. Setiap langkah yang akan diambil oleh Darwin Nasution harus
dikoordinasikan ke pengurus Pemuda Pancasila. Pilihan kepada Syamsul Arifin
merupakan pilihan yang hampir sesuai dengan keinginan pengurus Pemuda Pancasila.
Namun, langkah Darwin Nasution untuk meyakinkan Syamsul Arifin dan pimpinan


26
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara
pukul 14.30 Wib.

Universitas Indonesia
127

koalisi partai politik juga bukanlah langkah yang mudah karena menyangkut soal
kepercayaan yang berkaitan dengan kontribusi dana kepada koalisi partai politik.

.begitu putus sama Chairuman tidak, saya kirim orang untuk meyakinkan
Syamsul, nah di situ dia goyang. Memang permainan udah terlalu kencang, dia
udah gak yakin. Begitu pertemuan sama saya, Syamsul bilang: Win, ahkirnya
partai kau ini juga yang betul. Kalau gitu cara kau buat, aku oke. Istilahnya,
maaf kata, kalau mau beli cabe gak ada tawar-tawar. Nah itulah intinya, saya
janjikan dia, abang kasi dulu sedikit ala kadarnya, kita tangani tingkat satu
(tingkat provinsi) dulu karena mereka harus bereskan tingkat satu lalu tingkat
dua (tingkat kabupaten/kota), saya harus bisa yakinkan dengan teman-teman
lain agar mereka bisa memberikan dukungan formal.

Dukungan MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara sudah tidak


diragukan lagi, karena proses internal sudah selesai dilalukan yaitu memberikan
kewenangan sepenuhnya kepada Darwin Nasution untuk mendukung calon dalam
pemilihan gubernur. Mandat itu diperoleh melalui mekanisme rapat kerja yang
diselenggarakan oleh MPW Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara tiga
bulan sebelum jadwal pemilihan gubernur dan dihadiri oleh seluruh pengurus
kabupaten/kota (MPC) Partai Patriot Pancasila se-Sumatera Utara. Sedangkan,
anggota partai-partai koalisi lain belum sepenuhnya bisa menjamin dukungan dari
mekanisme internal masing-masing.
Darwin Nasution sendiri berkeyakinan jika semua anggota koalisi partai politik
ini diberikan kontribusi dana kepada partai maka urusan dukungan akan semakin
mudah. Meskipun, anggota koalisi juga melakukan pertemuan dengan partai politik
lainnya di luar dari komitmen koalisi partai politik. Sebut saja misalnya PBB yang
membuat pertemuan dengan partai-partai Islam (PPP dan PKS) untuk menyatukan
dukungan calon gubernur, meski tidak tercapai kesepakatan soal calon di antara partai
Islam itu sendiri. Selain itu, ada dua partai yang sulit untuk mendapatkan rekomendasi
dari pengurus pusat yaitu Partai Persatuan Daerah Indonesia (PPDI) dan PNI
Marhaenisme karena sudah menjalin komitmen dengan calon lain.

Universitas Indonesia
128

Ketika Syamsul Arifin menyepakati permintaan 27 yang disampaikan oleh


Darwin, dalam waktu kurang lebih satu minggu dukungan dari koalisi partai politik di
tingkat provinsi sudah didapat, empat hari kemudian dukungan dari pusat juga
diperoleh. Dari sebelas partai politik yang berkoalisi, dua partai politik yaitu PBSD
dan PPDI yang tidak memberikan rekomendasi kepada Syamsul Arifin sebagai calon
gubernur yang diusulkan. Sedangkan PNI Marhaenisme yang telah menyatakan
dukungan kepada calon lain, akhirnya kembali bergabung dalam koalisi partai politik
yang dipimpin Darwin Nasution. Dari proses tersebut, hanya 9 partai politik yang
bergabung dalam koalisi partai politik memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin
sebagai calon yang diusulkan dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Periode 2008-2013. Tidak lama setelah koalisi partai politik menyatakan secara resmi
melalui surat dukungan sebagaimana ketentuan peraturan perundang-udangan, PPP
mengeluarkan surat rekomendasi pencalonan Syamsul Arifin sebagai gubernur.
Sehingga ada sepuluh partai politik atau lebih dari 15% perolehan suara Pemilu 2004
yang mendukung Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Periode 2008-2013. Ketika itu yang dicalonkan oleh koalisi partai politik baru hanya
gubernur, sedangkan untuk wakil gubernur diserahkan sepenuhnya kepada Syamsul
Arifin.
Setelah mendapat dukungan resmi dari 9 koalisi partai politik dan DPW PPP
Sumatera Utara, komunikasi antara Darwin Nasution dengan Syamsul Arifin berjalan
semakin intensif. Ketika Syamsul Arifin mencari pasangan yang mendampinginya
sebagai calon wakil gubernur, saran dan pemikiran Darwin Nasution pun acap kali
harus dipertimbangkan. Pembahasan calon wakil gubernur, dari sekian figur yang
diseleksi, mengerucut kepada tiga nama yaitu Hasrul Azwar28, Dahlail Ahmad29, dan
Gatot Pudjonugroho30.
Satu per satu dari tiga nama itu dibahas secara bersama oleh orang-orang
terdekat yang selalu mendampingi Syamsul Arifin di antaranya adalah Darwin

27
Permintaan yang disampaikan oleh Darwin Nasution adalah mengenai pembayaran ke masing-masing
pimpinan koalisi partai politik yang besarannya mencapai kurang lebih Rp 4 milyar, di luar dari biaya
operasional pada saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
28
Politisi senior asal Partai Persatuan Pembangunan, pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera
Utara 3 Periode, mantan ketua DPW PPP Provinsi Sumatera Utara selama 2 periode, dan saat ini
menjadi ketua Fraksi PPP DPR-RI dan Wakil Ketua Umum DPP PPP Periode 2011-2016.
29
Dalail Ahmad seorang aktivis Muhamadiyah, saat itu menjadi Ketua Pengurus Wilayah
Muhamadiyah Sumatera Utara.
30
Gatot Pudjonugroho adalah politisi asal Partai Keadilan Sejahtera. Sebelum menjadi politisi, Gatot
adalah pengajar di Politeknik Negeri Medan dan menjadi pengurus FKPPI Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
129

Nasution. Calon wakil gubernur pertama adalah Hasrul Azwar yang memiliki relasi
pertemanan yang cukup dihormati oleh elit di Sumatera Utara hingga Jakarta. Potensi
tambahan perolehan suara dari Hasrul Azwar untuk memenangkan pemilihan gubernur
diprediksi dari pemilih PPP yang jumlahnya tidak begitu besar. Kemudian, resistensi
Hasrul kepada orang-orang terdekat Syamsul Arifin juga terjadi. Atas dasar itulah,
Syamsul Arifin memutuskan untuk tidak memilih Hasrul Azwar sebagai calon
pasangan wakilnya, meski DPW PPP Sumatera Utara menyarankan ke Syamsul Arifin
agar memilih Hasrul Azwar sebagai calon wakil gubernur.31
Calon wakil yang kedua adalah Dahlail Ahmad, dikenal sebagai figur
sederhana dan seorang pendidik dari organisasi Muhammadiyah Sumatera Utara.
Dahlail Ahmad tidak memiliki basis dukungan dari partai politik karena profesinya
bukan sebagai politisi. Oleh karena lemahnya dukungan politik, Dahlail Ahmad
kemudian digugurkan sebagai calon wakil gubernur, meski pembicaraan telah dijalin
oleh Syamsul Arifin. Pertimbangan lainnya adalah PAN tidak mendukung Syamsul
Arifin sehingga dikhawatirkan suara Muhammadiyah akan terbagi.
Calon wakil yang ketiga adalah Gatot Pudjonugroho. Sebagai kader PKS yang
saat itu menjadi Ketua DPW PKS Sumatera Utara dengan perolehan kursi DPRD
Provinsi Sumatera Utara sebesar 9,41%, maka pertimbangan kepada Gatot juga
menjadi pembahasan yang cukup panjang. Pertemuan awal antara Gatot dengan
Syamsul Arifin seperti ditulis di atas pernah dilakukan satu tahun sebelum
pelaksanaan pemilihan gubernur. Ajib Shah berperan dalam mempertemukan
keduanya untuk diupayakan bisa menjadi pasangan calon gubernur. Setelah pertemuan
itu, Syamsul Arifin awalnya menaruh simpati tersendiri dengan anak muda yang
berlatar belakang dosen itu, pembawaan low prifle, santun, dan relatif diterima oleh
elit Sumatera Utara. Selain itu, meski baru berkenalan, hubungan Gatot dan Syamsul
terasa nyaman karena bergabung dalam satu keluarga besar organisasi FKPPI di
Sumatera Utara.32
Melalui proses panjang, mekanisme internal PKS akhirnya menetapkan Gatot
Pudjonugroho untuk diusulkan menjadi calon Wakil Gubernur Provinsi Sumatera
Utara. Sedangkan pilihan calon gubernur yang akan dipasangkan dengan calon wakil

31
Jika harus memilih calon wakil gubernur dari PPP, Syamsul Arifin, menginginkan Fadli Nurzal
(Ketua DPW PPP Sumatera Utara) ketimbang Hasrul Azwar.
32
FKPPI beranggotakan putra-putri purnawirawan ABRI atau dalam bahasa keseharian anak Medan
disebut anak kolong atau anak tentara. Menurut Syamsul Arifin, karena Gatot dan dirinya sama-sama
anak seorang tentara, maka hubungan batin sudah terjalin di antara keduanya.

Universitas Indonesia
130

gubernur pilihan PKS dilakukan dengan metode survei langsung oleh kader-kader
PKS yang tersebar di daerah. Pilihan PKS untuk calon gubernur kepada Syamsul
Arifin didasarkan atas kemungkinan terpilihnya sangat besar.

bang Syamsul ini kemungkinan menangnya besar. Di antara para


kandidat yang lain itu, bang Syamsul punya kemungkinan besar untuk menang.
Masyarakat juga belum begitu cerdas untuk menentukan pilihannya, lebih
kepada popularitas orang. Apabila dia itu populer maka masyarakat akan
memilihnya. Ya sudah, kita putuskan untuk berpasangan dengan bang
Syamsul. Kebetulan juga beberapa kandidat tidak sabar menunggu dan
meminta-minta kita, PKS, untuk jadi wakilnya. Makanya kita termasuk terakhir
menentukan pilihan. Menjelang pendaftaran baru memutuskan bergabung
dengan siapa Mas Gatot. Sedangkan pilihan kepada mas Gatot sudah melalui
mekanisme internal dengan keputusan dari DPP.33

Darwin Nasution diminta oleh Syamsul Arifin untuk mengerti dukungan yang
akan diberikan oleh PKS, meski dalam pembahasan Darwin lebih memilih Dahlail
Ahmad sebagai wakil Syamsul Arifin. Seperti mencari dukungan partai sebelumnya,
Syamsul Arifin juga harus menyetujui permintaan yang disampaikan oleh PKS. Selain
mengusulkan calon wakil, segala biaya operasional yang dibutuhkan oleh partai harus
menjadi tanggungan Syamsul Arifin.
Melalui usulan kegiatan pemenangan, Tim Pemenangan Pilkada DPW PKS
Sumatera Utara mengajukan biaya sebesar Rp 30 Milyar. Syamsul Arifin merasa
keberatan dengan besaran pembiayaan yang diajukan oleh PKS, sehingga negosiasi
soal dana itu pun berlangsung alot. Akhirnya PKS kemudian mengoreksi kegiatan tim
pemenangan pilkada yang tidak begitu penting di internal partainya dan mengajukan
kembali ke Syamsul Arifin sebesar Rp 25 Milyar. Lalu, Syamsul Arifin kembali
merasa keberatan dengan koreksi jumlah dana yang diajukan. Sahabat Syamsul Arifin,
Adyaksa Daud 34 (saat itu menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga)


33
Wawancara dengan Sigit Pramono Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-
2014. Saat itu menjadi anggota tim seleksi internal DPW PKS Sumatera Utara, Sabtu 16 Oktober 2011
di rumah pribadi Sigit Pramono Asri, pukul 8.30 Wib.
34
Adyaksa Daud saat itu dikenal sebagai kader PKS dan sangat dekat dengan pimpinan wilayah PKS di
Sumatera Utara. Adyaksa Daud dengan Syamsul Arifin pernah bersama-sama aktif menjadi pimpinan di
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tahun 1990-an.

Universitas Indonesia
131

menghubunginya untuk menyetujui kebutuhan dana yang diajukan tim pemenangan


pilkada yang dikelola secara internal oleh PKS.
Syamsul Arifin kemudian memanggil Darwin Nasution untuk membahas
permintaan PKS itu. Darwin pun akhirnya menyetujui keputusan yang akan diambil
oleh Syamsul Arifin agar menerima tawaran PKS tersebut dengan persyaratan berikut
yang harus disetujui.

..win, aku minta maaf sama kau bahasa-bahasa semua ini. Win, ada 700
ribu suara PKS kalau diperhitungkan, memang jadi kalau pertimbangan kita,
700 ribu itu sayang, 700 ribu itu banyak. Sampai maaf kita bayar ajalah,
jadikan pelajaran, pokoknya dukungan itu sama kita. Darwin bilang oke bang,
kita terima tapi syaratnya saya gak mau tim ini gabung dengan PKS, harus
pisah namun ada koordinasi.35

Setelah melalui proses yang panjang akhirnya Syamsul Arifin menyetujui


permintaan PKS, namun untuk kebutuhan pembiayaan selama tahapan pemilihan
berlangsung hanya sekitar Rp 5 Milyar.36 Kesepakatan dengan PKS itu dilakukan
sekitar 3 jam sebelum penutupan pendaftaran calon partai politik ke KPU Provinsi
Sumatera Utara. Dari proses yang panjang itu, akhirnya Syamsul Arifin dan Gatot
Pudjonugroho diusulkan menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Sumatera Utara Periode 2008-2013 dari 11 gabungan partai politik. Selain pasangan
itu, partai politik lainnya juga mengusulkan calon gubernur di detik-detik terakhir
batas waktu pengusulan calon dari partai politik.
Setelah proses verifikasi yang dilakukan, KPU Provinsi Sumatera Utara
kemudian menetapkan lima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Sumatera Utara Periode 2008-2013 sebagai berikut.


35
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 17 September 2011, pukul 09.00 Wib, di Rumah Sakit Abdi
Waluyo, Jakarta. Namun, informan lain menyebut bahwa dana Rp 25 milyar sudah diberikan kepada
pengurus DPP PKS di Medan.
36
Informasi dari seorang narasumber menyebutkan bahwa uang yang diberikan kepada PKS berjumlah
Rp 25 milyar langsung diberikannya dalam bentuk mata uang US Dollar ditambah Rp 5 milyar yang
diberikan kepada pengurus wilayah Sumatera Utara. Pengurus DPW PKS Sumatera Utara pun tidak
tahu bahwa dana itu sudah dibayar tunai ke pengurus DPP PKS di Jakarta.

Universitas Indonesia
132

Tabel 3.2
Daftar Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Periode 2008-2013 yang Ditetapkan oleh KPU Provinsi Sumatera Utara

Nomor
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Usulan Partai Politik
Urut
1. Muhammad Ali Umri/Maratua Simanjuntak Partai Golkar
2. RE Siahaan/Suherdi PDS, PKB, PIB, PBSD,
PPD, PNBK, Partai
Pelopor, dan PNI
3. Syamsul Arifin/Gatot Pudjonugroho PPP, PKS, PBB, Partai
Patriot Pancasila, PKPB,
PKPI, PSI, PDK, PPDI,
PNI Marhenisme dan
PPNUI
4. Abdul Wahab Dalimunthe/ Partai Demokrat, PAN,
Raden Muhammad Syafii dan PBR
5. Tri Tamtomo/Benny Pasaribu PDIP
Sumber: KPUD Provinsi Sumatera Utara, 2008.

3.3. Pilihan Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk Calon Gubernur

Serangkaian langkah telah dilakukan oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila


Provinsi Sumatera Utara untuk mencari figur yang memiliki peluang menang lebih
besar di antara calon lainnya. Saran dan masukan dari kader dan tokoh Pemuda
Pancasila di Partai Patriot Pancasila menjadi pertimbangan penting untuk mengambil
keputusan tentang calon yang akan didukung. Kedua sumber informasi itu harus
menjadi dasar bagi pengurus Pemuda Pancasila khususnya ketua wilayah untuk
menetapkan secara formal calon gubernur pilihan organisasi.
Para tokoh Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki beragam kepentingan
dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Pasca Musyawarah Wilayah Pemuda
Pancasila ke XI tahun 2007 dan terpilihnya Anuar Shah sebagai ketua, mengharuskan
para senior mengambil sikap untuk mendukung dan tidak mendukung kepemimpinan
ketua terpilih. Beberapa senior Pemuda Pancasila mengambil sikap untuk tidak
memberikan dukungan kepemimpinan Anuar Shah sebut saja seperti Amran YS,
Donald Sidabalok,37 serta kelompok senior lainnya yang tidak setuju dengan perlakuan


37
Amran YS dan Donald Sidabalok adalah mantan Ketua Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara
sebelum Anuar Shah. Donald sendiri ketika musyawarah wilayah itu maju sebagai kandidat ketua yang
bersaing dengan Anuar Shah, namun kalah dalam pemilihan. Musyawarah Wilayah XI Pemuda

Universitas Indonesia
133

Anuar Shah dan keluarganya yang dinilai memanfaatkan kekuatan Pemuda Pancasila
untuk kepentingan bisnisnya.38 Anuar Shah didukung oleh sebagian senior Pemuda
Pancasila yang juga saudara kandungnya seperti Ajib Shah, Anif Shah dan pendiri
Pemuda Pancasila seperti Yan Paruhuman Lubis (Ucok Majestik). Sementara,
kelompok yang kalah dalam pemilihan ketua wilayah seperti Amran YS, Donald
Sidabalok lebih memilih berseberangan atau sekurang-kurangnya tidak mengambil
sikap apapun untuk mendukung kebijakan organisasi.
Ketika melakukan penjaringan terhadap calon gubernur yang akan didiukung,
Anuar Shah lebih banyak meminta masukan dari tokoh Pemuda Pancasila yang
mendukungnya begitu juga dengan keterlibatan kakak kandungnya.39 Meskipun pada
saat keputusan Darwin Nasution sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila yang
menetapkan Syamsul Arifin sebagai calon gubernur, terlihat kekecewaan di antara
keluarga Shah sendiri. Rahmat Shah memilih mendukung Abdul Wahab Dalimunte
sebagai calon gubernur, Kodrat Shah memilih Tri Tamtomo sebagai calon gubernur,
Maherban Shah (atau dikenal dengan Kemek) memilih Ali Umri sebagai calon
gubernur. Sedangkan Anif Shah, kakak kandung yang paling dihormati, mau menjaga
semua calon tapi lebih cenderung ke Syamsul Arifin.
Kebimbangan Anuar Shah untuk menetapkan calon yang akan didukung oleh
Pemuda Pancasila dibahasnya secara serius dengan Darwin Nasution. Sementara
keputusan Darwin Nasution sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila sudah
dikonsultasikan kepada Ajib Shah yang juga mendukung Syamsul Arifin. Beberapa
langkah awal sudah dilakukan Ajib untuk membantu Syamsul Arifin dalam pemilihan
gubernur termasuk mempertemukan dengan pengurus MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara.

.pertama secara informal bahwa banyak senior kita, banyak elit-elit yang
berhubungan dengan Syamsul Arifin. Itu secara informal. Yang kedua bahwa
ketika itu senior kita, bekas majelis pimpinan wilayah, itu bang Ajib Shah,
membawa saya mempertemukan Syamsul dengan Gatot, di quality suite, untuk

Pancasla itu adalah musyawarah yang termahal dalam sejarah Pemuda Pancasila Sumatera Utara karena
kerasnya persaingan pemilihan ketua wilayah. Peran Darwin Nasution sebagai Ketua Partai Patriot
Pancasila sangat besar untuk memobilisasi suara ke Anuar Shah. (wawancara dengan Darwin Nasution)
38
Penjelasan mengenai hal ini lihat di bagian sebelumnya.
39
Peran keluarga Shah dalam sejarah tumbuh kembangnya Pemuda Pancasila Sumatera Utara terlihat
cukup penting. Anif Shah, Rahmat Shah, Ajib Shah, Kodrat Shah, Maherban Shah, dan Anuar Shah
adalah keluarga kandung yang namanya selalu disebut-sebut dalam pembicaraan Pemuda Pancasila,
meski mereka juga tidak begitu suka dengan bahasan seperti itu.

Universitas Indonesia
134

berpaket. Itu sekitar 1 tahun sebelum pendaftaran di KPU. Itu yang informal.
Lantas yang formal, selain senior dan sebagainya sangat dekat dengannya, dan
itu cerita sejarah yang tidak tertulis sampai saat ini, ada pertemuan 4 orang
waktu itu; Syamsul, Gatot, Saya dan Ajib Syah...40

Untuk memberi masukan kepada Anuar Shah, maka Ajib Shah meminta
kepada Darwin Nasution agar mempertemukan mereka dengan Syamsul Arifin.
Darwin pun kemudian mengatur pertemuan di salah satu hotel di Medan yang dihadiri
oleh Anuar Shah, Ajib Shah, Firdaus, dan Syamsul Arifin. Sedangkan Darwin sendiri
menunggu di luar kamar hotel itu karena dia memilih sikap untuk berada di tengah
(tidak berpihak) jika terdapat dua keinginan yang berbeda. Hasil pertemuan sepakat
bahwa Ketua MPW Pemuda Pancasila, Anuar Shah, mendukung Syamsul Arifin
sebagai calon gubernur dan akan diusulkan dalam pertemuan dengan pimpinan cabang
se-Sumatera Utara. Kemudian, menunjuk Darwin Nasution sebagai penghubung atau
fasilitator antara Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin.
Dalam pertemuan itu, segala bentuk permintaan dari kedua pihak dibicarakan.
Anuar Shah meminta agar membantu kegiatan Pemuda Pancasila di Sumatera Utara
yang sebenarnya telah dipahami oleh Syamsul Arifin.41 Pada saat itu juga, Syamsul
meminta dukungan mobilisasi anggota Pemuda Pancasila terkait perolehan suara dan
pengamanan kampanye di lapangan. Setelah pertemuan itu, Anuar Shah merasa
keberatan pada saat Syamsul Arifin akan memberikan dana sebesar Rp 600 juta untuk
membantu kegiatan pemenangan yang akan dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Anuar
Shah menganggap terlalu kecil bantuan dana yang akan diberikan ke Pemuda
Pancasila atau tidak sebanding dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk membantu
pemenangan.

.Win, itu kecil kali angka yang disepakati, kan gitu. Kita kan minta
komputer di setiap cabang satu, harganya 15 juta rupiah. Belum lagi biaya
untuk anggota yang kita suruh ke sana ke mari, biaya untuk konsolidasi tiap
cabang sampai ke anak ranting. Kalau bisa kau cakapkan (bicarakan) dengan


40
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua MPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di
Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.
41
Syamsul Arifin merasa penting mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila karena selain potensi
organisasi yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara, juga untuk mengimbangi calon lain yang
telah didukung oleh organisasi pemuda lainnya seperti IPK dan FKPPI mendukung Titamtomo, AMPI
mendukung Ali Umri.

Universitas Indonesia
135

bang Syamsul untuk nambah angka itu, jangan beban ini nanti sama kita lagi.
Capek ini win, ngurusin pilkada.42

Darwin Nasution merasakan beban itu ada di pundaknya karena tidak ada
kesepakatan soal sumbangan dana yang harus diberikan Syamsul Arifin. Di satu sisi,
Darwin harus menyampaikan kepada Syamsul karena yang meminta adalah ketua
Pemuda Pancasila, di sisi lain Darwin adalah bagian tim pemenangan yang sudah
dipercaya oleh Syamsul Arifin. Pada saat inilah, Darwin merasa mendapat tekanan
dari ketua wilayah agar mengupayakan permintaan tersebut. kalian lucu, yang
jumpa kalian di dalam, kok kalian nanya sama aku? Dia kan mau nekan saya ini, kok
gak kalian putuskan di dalam..43 Tawaran dana yang dijanjikan Syamsul Arifin
kepada Anuar Shah diberikan melalui Darwin Nasution. Sebelum dana itu diberikan
harus digelar satu forum yang secara resmi diselenggarakan oleh MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara mendukung Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur
Sumatera Utara. Pertemuan itu berlangsung di Hotel Madani dan dihadiri oleh 31
Pimpinan Majelis Cabang Pemuda Pancasila se- Sumatera Utara.
Sebelum pertemuan itu berlangsung, Anuar Shah kembali meminta Darwin
Nasution untuk memberikan dana tambahan untuk kegiatan pemenangan Syamsul
Arifin yang dilakukan Pemuda Pancasila. Perdebatan terjadi antara Anuar Shah
dengan Darwin Nasution soal tambahan dana itu. Darwin pun kemudian mengutarakan
akan menyampaikan pembatalan dukungan Pemuda Pancasila yang telah disepakati,
karena Anuar Shah menyatakan kepada Darwin, bahwa Tri Tamtomo akan
memberikan dana sebesar Rp 2 milyar untuk mendapatkan dukungan Pemuda
Pancasila melalui Kodrat Shah. Kalau itu terjadi, Darwin pun akan mengundurkan diri
dari Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan dana yang sudah
diberikan Syamsul Arifin tidak usah dikembalikan lagi. Merasa didesak Ketua
Wilayah Pemuda Pancasila Sumut, Darwin pun akhirnya menghubungi Syamsul
Arifin untuk meminta persetujuan tambahan biaya tersebut.

.dukungan dah dikumpulin Pemuda Pancasila, nah waktu itu kita buat
pertemuan di Hotel Madani, saya pimpin rapat. Last minute, Aweng bilang:


42
Wawancara dengan Anuar Shah (Aweng), Ketua MPW PP Sumatera Utara, 17 Oktober 2011 di
kantor MPW PP Sumatera Utara pukul 13.55 Wib.
43
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara
pukul 14.30 Wib.

Universitas Indonesia
136

kalau gak bisa nangani udah lah, Kodrat mau kasih 2 milyar untuk Tri
Tamtomo. Saya jawab: udah gini aja, aku bisa batalin sama Syamsul Arifin,
gak usah balikin duitnya, aku mundur dari sekretaris, yang 2 Milyar itu kalian
ambil aja, kalian dukung Tri Tamtomo aja. Jawab Aweng: Begini-begini lah,
terakhir udahlah kau telpon lah bang Syamsul tambah lagi setengah. Saya
telpon bang Syamsul. Bang saya lagi di kamar mandi, bang terserah abang aja,
kalau seandainya gak setuju gak usah, tapi kalau abang mau juga, orang ini
minta tambah sekian. Jawab Syamsul: aku kalau gak mikir kau ada di dalam
PP, gak ku oke kan ini semua. Udah lah oke aja, besok ambil.44

Akhirnya, tambahan dana yang diminta oleh Anuar Shah disepakati Syamsul
Arifin dan deklarasi dukungan yang diberikan oleh MPW Pemuda Pancasila Provinsi
Sumatera Utara secara resmi diberikan kepada Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur
Provinsi Sumatera Utara. Deklarasi itu dihadiri oleh 31 Majelis Pimpinan Cabang
Pemuda Pancasila dan Syamsul Arifin sebagai calon gubernur yang didukung. Sejak
saat itu secara resmi dukungan organisasi Pemuda Pancasila diberikan kepada
Syamsul Arifin.
Dukungan organisasi Pemuda Pancasila yang diberikan kepada Syamsul Arifin
sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara didasari kedekatan emosional di
antara mereka yang telah terjalin sejak lama. Syamsul Arifin bukanlah orang baru bagi
keluarga besar Pemuda Pancasila. Selain pernah menjadi pengurus Pemuda Pancasila
sejak tahun 1980-an, Syamsul Arifin juga tercatat sebagai anggota Majelis
Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila (MPO PP) Provinsi Sumatera Utara.
Tidak ada kesepakatan khusus yang dijanjikan oleh Syamsul Arifin kepada Pemuda
Pancasila jika terpilih menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sebagai tokoh
pemuda dan masih menjadi bagian dari keluarga besar, maka Syamsul Arifin sangat
mengerti kebutuhan organisasi berikut kader dan tokoh Pemuda Pancasila di wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Namun, tidak ada kesepakatan khusus dan tertulis antara
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin. Yang ada hanyalah
saling mengerti kebutuhan masing-masing.
Begitu juga dengan Pemuda Pancasila, tidak ada kesepakatan tertulis dengan
Syamsul Arifin jika menang dalam kompetisi pemilihan gubernur. Namun, karena

44
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara
pukul 14.30 Wib.

Universitas Indonesia
137

Syamsul Arifin merupakan bagian dari keluarga besar Pemuda Pancasila maka harus
dapat memahami tindakan yang akan diputuskannya jika berkaitan dengan
kepentingan Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Selain itu, Pemuda Pancasila juga
tidak ingin kebebasan memberikan kritik kepada pemerintah daerah terhambat karena
adanya kesepakatan dukungan calon gubernur. Kebebasan memberikan saran dan
kritik yang sifatnya konstruktif untuk Sumatera Utara lebih penting ketimbang harus
menjadi stempel penguasa di daerah. Keputusan ini sepertinya bersikap mendua, di
satu sisi Ketua MPW PP Sumatera Utara meminta sejumlah dana45 kepada calon
gubernur yang didukung, namun di sisi lain menginginkan adanya kebebasan dalam
bersikap.
Tabel 3.3
Dukungan Organisasi Pemuda terhadap Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013

Nomor Dukungan Organisasi


Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Urut Pemuda
1. Muhammad Ali Umri Maratua Simanjuntak AMPI, FKPPI
2. RE Siahaan Suherdi -
3. Syamsul Arifin Pemuda Pancasila, Pemuda
Gatot Pudjonugroho Panca Marga (PPM)
4. Abdul Wahab Dalimunthe - -
Raden Muhammad Syafii
5. Tri Tamtomo Ikatan Pemuda Karya (IPK)
Benny Pasaribu
Sumber: KPUD Provinsi Sumatera Utara, 2008.

Keputusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk mendukung


Syamsul Arifin disikapi secara berbeda oleh tim sukses yang sudah terbentuk. PKS,
sebagai partai pendukung Syamsul Arifin merasa akan mendapat kesulitan saat
mempengaruhi kader, simpatisan, dan konstituennya. Kesulitan itu disebabkan
bergabungnya Pemuda Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin. Kalangan kader,
simpatisan, dan konstituen PKS sangat tidak setuju dengan prilaku sehari-hari yang
dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila seperti senang berkelahi, sebagian berjudi,
dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Sementara kader dan simpatisan PKS yang berada


45
Ketika terjadi tawar menawar yang berkaitan dengan kontribusi dana, Ketua MPW PP Sumut sempat
akan mengalihkan dukungan ke calon lain karena pertimbangan besaran uang yang diberikan. Uang
yang dimaksud itu digunakan untuk membuat kegiatan pemenangan atau disebut sebagai political
cost (biaya politik) kepada seluruh kader dan simpatisan PP di wilayah Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
138

di sekitar masyarakat sangat berbeda dengan penampilan anggota Pemuda Pancasila.


Untuk menyikapi perbedaan tersebut, PKS meminta dipisahkan sekretariat tim
pemenangan dan permintaan tersebut juga diinginkan oleh Darwin Nasution sebagai
Ketua Tim Pemenangan Syampurno.
Syamsul Arifin menyerahkan sepenuhnya kepada Darwin Nasution untuk
menggunakan potensi organisasi Pemuda Pancasila yang tersebar di wilayah Sumatera
Utara.

Pemuda Pancasila digunakan untuk porsi pengamanan saja. Mereka banyak


yang sudah terpecah-pecah. PP yang asli itu hanya di daerah Sukarame, Medan
Area, dan daerah sekitar itu. Yang lain itu hanya pendatang. Saya perlu
dukungan PP karena menghindari adanya gesekan (perselisihan) di lapangan
saja antara PP dan IPK. Lebih dari itu, ya karena senior-senior itu yang harus
diperhatikan. Kalau dilepas nambah persoalan aja nanti.46

Pernyataan Syamsul Arifin menegaskan bahwa dukungan Pemuda Pancasila


diperlukan untuk menghindari adanya kekerasan yang dilakukan IPK terhadap tim
pemenangan di lapangan. Kecenderungan untuk melakukan kekerasan dalam
pemilihan umum sering dilakukan kelompok pemuda di Sumatera Utara. Para pemilih
merasa tidak memiliki keputusan independen untuk memilih calon yang diinginkannya
karena adanya ancaman atau tekanan untuk memilih calon tertentu. Pengalaman
seperti itu pernah dialami oleh Syamsul Arifin sendiri pada waktu pemilihan Bupati
Langkat pada tahun 2004. Meskipun pemilihan itu dilakukan oleh anggota DPRD
Kabupaten Langkat, tetapi anggota Pemuda Pancasila menjaga dan mengancam
anggota DPRD Langkat yang tidak memilih Syamsul Arifin sebagai calon bupati. Bagi
anggota DPRD Langkat yang telah menerima komitmen berupa uang atau apapun dari
Syamsul Arifin akan dijaga secara ketat oleh anggota Pemuda Pancasila termasuk
melakukan karantina (diinapkan di satu tempat) agar tidak terpangaruh oleh calon
lainnya.
Ketika Pemilu 2004, seorang calon anggota DPRD di Kota Medan,
menggunakan jasa anggota Pemuda Pancasila untuk meraih suara di daerah pemilihan
Medan Johor, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Tuntungan, Medan Selayang,
Medan Sunggal, Medan Baru. Ketika itu, dia terpilih sebagai anggota DPRD Kota

46
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 17 September 2011, pukul 09.00 Wib, di Rumah Sakit Abdi
Waluyo, Jakarta.

Universitas Indonesia
139

Medan. Menurutnya, anggota Pemuda Pancasila harus dipelihara untuk menjaga


konstituen di daerah tersebut karena mereka akan mengawasi masyarakat sekitar yang
sudah dihitung akan memilihnya dalam Pemilu 2004. Para anggota Pemuda Pancasila
di wilayah tersebut sudah diberikan daftar para pemilih yang terdaftar di DPT (Daftar
Pemilih Tetap) untuk memilih calon anggota legislatif tersebut. Dari daftar itu,
anggota Pemuda Pancasila mendatangi para pemilih yang dipastikan memilih calon
anggota legislatif tersebut. Jika para pemilih yang sudah didaftar itu tidak memilih
sebagaimana yang diinginkan anggota Pemuda Pancasila, maka pemilih itu akan
diancam perlakukan kekerasan seperti memukul atau melukai. Perlakuan yang sama
akan dialami anggota Pemuda Pancasila dari pimpinan atau ketua di tingkat ranting
jika anggota legislatif itu tidak mendapatkan suara sebagaimana yang sudah
ditetapkan.47
Untuk mendapatkan dukungan Pemuda Pancasila, Syamsul Arifin harus
mengeluarkan sejumlah dana untuk kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda
Pancasila. Tindakan itu dilakukan Syamsul agar memperkecil kesepakatan berupa
pengerjaan proyek pemerintah yang akan diminta oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara. Tetapi itu sulit dipenuhi karena Syamsul Arifin mengetahui prilaku
yang sering dilakukan oleh Ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Selain
permintaan uang untuk mendukung, mereka juga akan meminta proyek pemerintah
dengan alasan untuk kegiatan organisasi. Pengalamannya sebagai Bupati Langkat
mengajarkan Syamsul Arifin menyikapi permintaan dukungan dari Pemuda Pancasila.

3.4. Konflik Internal Pemuda Pancasila dalam Proses Pencalonan Gubernur

Dukungan yang diperoleh dari partai politik, organisasi masyarakat dan


pemuda di Sumatera Utara tidak terlepas dari peran penting yang dilakukan oleh
Darwin Nasution. Sebagai kader dan pengurus inti Pemuda Pancasila, Darwin
Nasution, harus mengambil peran penting dalam kegiatan pemenangan calon yang
telah didukung. Tugas organisasi telah diberikan senior Pemuda Pancasila seperti Ajib
Shah dan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada Darwin Nasution


47
Anggota legislatif itu berinisial BS yang terpilih menjadi anggota DPRD Kota Medan untuk tiga
periode (1999-2004, 2004-2009, 2009-2014). Meskipun BS pindah menjadi caleg dari partai lain, tetapi
dia tetap terpilih menjadi anggota DPRD Kota Medan. Pekerjaan BS sebelum menjadi anggota legislatif
adalah penjaga pasar atau penjaga keamanan di wilayah tersebut dan dikenal sebagai preman pasar
oleh masyarakat sekitar.

Universitas Indonesia
140

untuk terlibat aktif dalam kegiatan pemenangan. Keputusan itu dilakukan karena sejak
awal Darwin terlibat dalam proses pencalonan gubernur, maka setelah itu pun, dia
harus aktif dalam pembentukan tim sukses atau tim pemenangan yang didaftarkan
secara resmi ke KPU. Mungkin, Darwin Nasution menjadi harapan Ajib Shah dan
Anuar Shah untuk menjadi tim inti Syamsul Arifin sehingga memudahkan saluran
informasi yang ingin dicari oleh Pemuda Pancasila.
Untuk memenangkan kontestasi pemilih gubernur, maka koalisi partai politik
pendukung Syamsul Arifin menyiapkan segala perangkat keras seperti kantor,
pegawai, berikut alat-alat yang dibutuhkan untuk pengelolaan tim pemenangan.
Setelah itu penyusunan perangkat lunak berupa penyusunan sistem pembagian kerja di
antara banyaknya orang-orang yang terlibat dalam tim pemenangan. Dalam waktu
yang tidak terlalu lama, perangkat keras itu pun tersedia. Seluruh kebutuhan
pendanaan yang diperlukan tim pemenangan berasal dari Syamsul Arifin dan
keluarganya. Anak dan menantu Syamsul Arifin turut juga menjadi kasir dalam
kegiatan tim pemenangan.48
Kantor Tim Pemenangan disewa selama masa tahapan pemilihan kepala
daerah, berlangsung sekitar 1 tahun berikut alat-alat kantor yang dibutuhkan untuk itu.
Kantor pemenangan yang didaftarkan di KPU berada di Jalan R.A. Kartini No. 12
Medan, sedangkan kantor-kantor dari tim pendukung lainnya juga disiapkan. Kantor
Tim Pemenangan ini beranggotakan 10 koalisi partai politik pendukung, di luar dari
PKS. Sementara, ada banyak tim pendukung pemenangan dari masyarakat yang juga
dibentuk, namun tetap berkordinasi dengan Tim Pemenangan yang resmi didaftarkan
di KPU. Setelah PKS bergabung dalam koalisi partai politik, mereka meminta kantor
terpisah untuk kegiatan pemenangan internalnya sendiri di luar kantor pemenangan
resmi yang didaftarkan di KPU.
Setelah penataan kantor tersedia, langkah selanjutnya adalah menyusun
personalia tim pemenangan berikut menetapkan mekanisme pembagian kerja. Sebelum
terbentuk susunan personalia tim pemenangan, Darwin Nasution dipercaya oleh
koalisi partai politik dan Syamsul Arifin untuk bertindak sebagai orang yang mengatur
aktivitas tim secara internal dan eksternal. Membuat aturan kantor tim pemenangan

48
Tidak diketahui secara pasti sumber dana yang diperoleh Syamsul Arifin. Dari narasumber yang
sangat dekat dengan Syamsul Arifin menyebutkan bahwa sumbangan dana terbesar diperoleh dari
Nirwan Bakrie, pengusaha di Jakarta dan adik Aburizal Bakrie, yaitu sebesar Rp 75 milyar. Sumbangan
Anif Shah sebesar Rp 11 milyar. Diperkirakan total biaya yang dihabiskan Syamsul Arifin dalam
pemilihan gubernur itu sebesar 200-an milyar rupiah.

Universitas Indonesia
141

seperti jadwal pertemuan internal dan penggunaan dana untuk kegiatan di masyarakat.
Darwin juga yang selalu membuat laporan rutin kepada Syamsul Arifin tentang
kegiatan tim pemenangan. Layaknya sebuah kantor resmi, maka aturan-aturan yang
ada di dalam kantor pemenangan juga harus disepakati secara bersama termasuk
penggunaan dana yang dikelola.
Setelah manajemen perkantoran tim pemenangan disepakati, kegiatan
selanjutnya ialah menyusun personalia tim pemenangan yang akan didaftarkan ke
KPU Provinsi Sumatera Utara. Pertemuan digelar untuk menyusun komposisi personil
yang dihadiri Syamsul Arifin serta seluruh pimpinan partai politik pendukung seperti
sekretaris DPW PPP Sumatera Utara (Rizal Sirait), ketua DPW PBB Sumatera Utara
(Banuaran Ritonga), dan pimpinan 8 partai politik koalisi yang dibentuk Darwin
Nasution. Pertemuan dipimpin langsung oleh Syamsul Arifin, usulan calon ketua tim
pemenangan disampaikan oleh masing-masing pimpinan koalisi partai politik
pendukung. Darwin Nasution menawarkan ketua tim pemenangan kepada Rizal Sirait
(PPP) atau Banuaran Ritonga (PBB) dengan alasan memiliki kursi lebih banyak
ketimbang anggota koalisi partai pendukung lainnya. Darwin yang telah dikenal
selama proses pencalonan sebagai perwakilan dari koalisi partai politik pendukung
lebih memilih menjadi ketua bidang kampanye. Selain itu, Darwin sendiri merasa
perolehan kursi dan suara partai yang dipimpinnya jauh lebih kecil dibanding PPP dan
PBB, meski ada 8 partai politik yang digiringnya untuk mendukung Syamsul Arifin.
Respon yang disampaikan oleh Rizal Sirait dan Banuaran Ritonga justru
menolak dicalonkan menjadi ketua tim, malah meminta Darwin Nasution agar
memimpin tim pemenangan. Syamsul Arifin menyetujui Darwin Nasution ditunjuk
sebagai ketua tim pemenangan karena bisa meyakinkan 8 pimpinan partai politik
sebagai modal awal untuk memperoleh dukungan pencalonannya. Kepiawaian Darwin
untuk mengelola 10 partai politik pendukung telah ditunjukkannya selama kurang
lebih satu bulan. Bertemu dengan banyak orang dengan segala usulan permintaan yang
berkaitan dengan uang dan menghadiri kegiatan untuk sosialisasi Syamsul Arifin.
Meski tidak bisa terpenuhi semua usulan permintaan dari masyarakat, namun sangat
sedikit yang menunjukkan kekecewaan. Resistensi Darwin di kalangan pimpinan
koalisi partai politik tidak begitu besar, sebagaimana yang diucapkan Syamsul Arifin
berikut.

Universitas Indonesia
142

waktu itu Darwin diusulkan oleh pimpinan partai politik pendukung saya.
Memang jumlah suara Partai Patriot Pancasila kecil, tapi dia bisa bawa 7
parpol lainnya. Kubilang sama dia, kau memang gak mau jadi ketua tim
pemenangan ini Memang gak mau kau menangkan ini win. Waktu tu dia
minta jadi bagian kampanye aja. Nggak.udah kau lah di situ, aku menang
karena kau punya banyak gerbong. Gerbong yang kau bawa banyak. Punya
orang ini (PPP dan PBB) jadi lebih sedikit, kau diminta orang ini mimpin....49

Pertemuan pimpinan koalisi partai politik pendukung menyepakati Darwin


Nasution sebagai ketua tim pemenangan dan Rizal Sirait sebagai sekretaris. Sedangkan
anggota koalisi partai politik pendukung lainnya bertanggung jawab untuk bidang-
bidang tertentu sesuai dengan usulannya masing-masing. Setelah pemilihan calon
wakil gubernur yang berasal dari PKS, maka bertambahlah satu dukungan koalisi
partai politik di tim pemenangan dari 10 menjadi 11 parpol. Salah satu kesepakatan
antara Syamsul Arifin dengan DPW PKS Sumatera Utara adalah PKS akan mengelola
sendiri kantor pemenangan internalnya karena alasan perbedaan kultur. 50 Setelah
mendapatkan dukungan dari 11 partai politik, calon wakil gubernur dan terbentuknya
tim pemenangan, maka dipilihlah nama tim pemenangan yaitu SYAMPURNO51 atau
singkatan Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho.
Pemilihan Darwin Nasution sebagai ketua tim pemenangan dianggap sebagai
upaya tokoh Pemuda Pancasila kepada Syamsul Arifin yang meminta memilih Darwin
sebagai ketua. Selain Darwin yang telah mengupayakan koalisi 8 partai politik untuk
memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin, dia juga menjabat sebagai ketua MPW
Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara. Oleh karena itu, nama Darwin Nasution pun
direkomendasikan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan tokoh senior
lainnya seperti Ajib Shah.


49
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 17 September 2011, pukul 09.00 Wib, di Rumah Sakit Abdi
Waluyo, Jakarta.
50
Kultur yang dimaksud adalah menyangkut kebiasaan nilai, sikap dan prilaku sehari-hari yang berbeda
di antara kader PKS dengan anggota koalisi partai pendukung lainnya seperti kebiasaan merokok, cara
berpakaian, hingga cara berbicara. Hampir seluruh konstituen PKS hanya bisa mendengar arahan atau
himbuan dari kader dan pimpinan PKS, tidak dari orang lain. Sehingga, perlu pertimbangan khusus
untuk memobilisasi pemilih PKS. Wawancara dengan Sigit Pramono Asri, Ketua DPW PKS Sumatera
Utara, Sabtu 16 Oktober 2011 di rumah pribadi Sigit Pramono Asri, pukul 8.30 Wib.
51
Pilihan nama Syampurno berasal dari usulan anggota tim pemenangan dan telah didiskusikan dengan
para pengamat yang mendukung Syamsul Arifin. Selain nama Syampurno banyak juga usulan nama
lain yang disampaikan di tim pemenangan.

Universitas Indonesia
143

.Darwin itu kita rekomendasikan ke bang Syamsul untuk dijadikan ketua


pemenangan. Biar bang Syamsul juga tahu, kita punya kader yang mampu
untuk memenangkan dia (baca: Syamsul Arifin). Kenapa kita letakkan Darwin
di situ, biar kordinasinya dengan kita gak sulit. Jujur saja, partai pendukungnya
kan semua partai kecil kecuali PKS dan PPP. Jujur saja kita, bersatu itu semua,
pun anggota kita lebih fanatik. PP ini kan persis seperti tentara. Pimpinannya
bilang A pasti semua A...52

Tetapi pernyataan Anuar Shah tentang rekomendasi Darwin Nasution dibantah


oleh Syamsul Arifin,

...jujur aja kita, PP itu kuat, dari dulu perannya kuat. Sekarang ada perubahan
orang masuk PP karena berhitung kekuatannya, dia tumbuh dari dalam. Dia
(baca: PP) karena banyaknya orang pasaran yang hidup dari PP. Secara
umum, PP berperan besar dalam pilkada-pilkada. PP itu berpihak kepadaku,
perannya mengawal di bawah, menjaga kotak suara agar jangan ada
manipulasi. Tapi, Darwin itu jadi ketua tim pemenangan bukan karena PP
karena dia ketua partai pendukung, Ketua Partai Patriot Pancasila, dipilih orang
tu dia jadi ketua Syampurno...53

Pemilihan ketua tim pemenangan, bagi Darwin Nasution sendiri, merupakan


hasil dari kerja-kerja politiknya untuk mengupayakan dukungan 8 partai politik bukan
juga karena rekomendasi dari Pemuda Pancasila. Darwin merasa bahwa kerja-kerja
politiknya tidak harus diintervensi oleh pengurus Pemuda Pancasila, meski dia juga
berasal dari Pemuda Pancasila dan menjabat sebagai Ketua MPW Partai Patriot
Pancasila. Pada saat Pemuda Pancasila masih mencari calon gubernur yang akan
didukung, jauh sebelumnya Darwin sudah menetapkan pilihan kepada Syamsul Arifin.
Namun, gejala intervensi berupa tekanan yang dilakukan oleh Anuar Shah kepada
Darwin Nasution untuk memilih atau meminta ke salah satu calon gubernur akan
berakibat pada tidak baiknya hubungan antara kader dan pengurus Pemuda Pancasila.
Intervensi yang dilakukan itu berupa, melalui Darwin Nasution, diharapkan
dapat meminta sejumlah dana kepada Syamsul agar didukung oleh Pemuda Pancasila


52
Wawancara dengan Anuar Shah (Aweng), Ketua MPW PP Sumatera Utara, 17 Oktober 2011 di
kantor MPW PP Sumatera Utara pukul 13.55 Wib.
53
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 17 September 2011, pukul 09.00 Wib, di Rumah Sakit Abdi
Waluyo, Jakarta.

Universitas Indonesia
144

sebagai calon gubernur. Meski, banyak calon lainnya yang sudah menjanjikan
sejumlah dana mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila. Situasi inilah yang
disebut oleh Darwin sebagai bentuk intervensi Pemuda Pancasila kepada dirinya
sebagai ketua tim pemenangan Syampurno. Sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila,
Darwin harus melepaskan dirinya dari intervensi atau pengaruh apapun yang mencoba
mendikte keputusan institusi partai meskipun keberadaan partai yang dipimpinnya
lahir dari kader-kader Pemuda Pancasila. Upaya yang dilakukan oleh Darwin Nasution
untuk memenuhi permintaan pengurus Pemuda Pancasila sudah dilakukannya yaitu
mempertemukan Syamsul Arifin dengan para elit Pemuda Pancasila. Tetapi, bukan
berarti permintaan lain yang dapat menyulitkan Syamsul Arifin harus juga
disampaikan Darwin. Posisi Darwin Nasution, mengharuskannya berpihak sebagai tim
pemenangan bukan sebagai pengurus Pemuda Pancasila.
Loyalitas Darwin Nasution kepada Anuar Shah telah dibuktikannya saat
pemilihan Ketua Wilayah Pemuda Pancasila ke XI. Saat itu, Darwin adalah Bendahara
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan Ketua MPW Partai Patriot Pancasila
Sumatera Utara. Untuk memenangkan pemilihan ketua, harus didukung dan
mendapatkan suara mayoritas dari Majelis Pimpinan Cabang se-Sumatera Utara. Dari
29 Pimpinan Cabang se-Sumatera Utara, ada 17 ketua cabang yang menjabat ketua
cabang Pemuda Pancasila. Darwin, sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila
memberikan arahan kepada mereka untuk memilih Anuar Shah menjadi Ketua
Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Meskipun pemilihan itu juga memberikan
uang kepada para pemilik suara, namun arahan pimpinan Partai Patriot Pancasila
memberikan pengaruh yang sangat menentukan. Selain itu, Darwin harus mengalihkan
dukungannya dari Donnald Sidabalok54 kepada Anuar Shah. Secara etika, harusnya
Darwin mendukung Donnald ketimbang Anuar Shah.

. Donald yang mendirikan Partai Patriot Pancasila di Sumut, jadi saya


memang sangat patuh sama Donald karena itukan jatah dia, dia gak mau, gak
mau rugilah waktu itu. Pada prinsipnya dia masuk serahkan ke saya, kan gitu
ceritanya, waktu mau diserahkan sama Ajib, dia lihat bahaya. Waktu dia sama


54
Donald Sidabalok adalah mantan Ketua MPW PP Sumatera Utara sebelum Anuar Shah. Saat itu, jasa
Donald kepada Darwin di Pemuda Pancasila adalah memilih Darwin sebagai Wakil Ketua PP Sumut
dan memberikan rekomendasi untuk menjadi Ketua Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara yang
seharusnya menjadi jatah Donnald sebagai ketua wilayah PP. Saat itu Donald juga berkeinginan
untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai ketua wilayah di Pemuda Pancasila.

Universitas Indonesia
145

Ajib masih bertentangan, dikasih ke saya. Saya dengan Donald punya sejarah
yang gak berani saya lawan Donald untuk partai. Aweng itu saya yang
ngangkat, pake Partai Patriot Pancasila, saya bawa semua partai MPC-MPC.
Saya bilang dukung Aweng, beda dia kan? Cuma kebetulan aja untuk
membenahi PP saya tahu, saya mau jadi sekretaris. Semua orang kecewa,
masak kau ketua partai mau jadi sekretaris PP, aturan kau, wakil ketua atau
ketua dewan penaseha. Iya. Semua orang di PP dan di Partai Patriot Pancasila
tahu, Aweng itu saya yang menjadikan. Jual partai, pake partai, karena 17 dari
30-an itu ketua Partai Patriot Pancasila tinggal arahnya kemana. Walaupun
pake duit ya, kan arahnya kesitu. Makanya Donald kalah....55

Kandidat gubernur dan wakil gubernur yang didukung secara resmi oleh
Pemuda Pancasila dilakukan setelah KPU menetapkan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Walaupun pembahasan dan
lobi-lobi kepada calon gubernur dilakukan jauh sebelum tahapan pendaftaran itu.
Untuk hal itu, tentu saja, Pemuda Pancasila mengandalkan kepiawaian Partai Patriot
Pancasila karena hampir seluruh pengurusnya berasal dari kader dan simpatisan
Pemuda Pancasila. Bagi Darwin Nasution sendiri, pencalonan gubernur adalah hak
partai politik yang dipimpinnya. Sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila tentu
kewenangan dan kewibawaan partai dan pribadinya harus dihargai sebagai bentuk
kewibawaan partai. Sementara Pemuda Pancasila tetap menginginkan koordinasi,
kalau tidak boleh disebut melapor, semua kebijakan strategis yang akan diputuskan
oleh Partai Patriot Pancasila.
Keputusan MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara dan upaya Darwin
Nasution mengumpulkan 7 koalisi partai politik untuk mendukung Syamsul Arifin
tanpa kordinasi terlebih dahulu dengan pengurus Pemuda Pancasila dan para seniornya
membuat tersinggungnya pengurus Pemuda Pancasila. Bahkan pengangkatan
Darwin Nasution sebagai ketua tim pemenangan tanpa sepenuhnya bisa memenuhi
keinginan Pemuda Pancasila, menimbulkan konflik kepentingan di antara pengurus
Pemuda Pancasila. Kondisi ini kemudian yang membuat Darwin Nasution harus
memikirkan tetap atau mengundurkan diri dari jabatan Sekretaris MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Jika semua keinginan Pemuda Pancasila yang harus

55
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara
pukul 14.30 Wib.

Universitas Indonesia
146

diakomodir oleh Darwin Nasution dalam tim pemenangan pemilihan gubernur, maka
ada banyak keingingan yang tidak bisa dipenuhi. Untuk menghindari konflik
kepentingan tersebut, Darwin Nasution memutuskan meletakkan jabatan sebagai
Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Tabel 3.4
Pemicu Konflik Antara Darwin Nasution dengan Anwar Shah

Perbedaan Pendapat
No. Pemicu
Darwin Nasution Anwar Shah
1. Kompetisi Memperebutkan Ketua Melalui Musyawarah Ditunjuk oleh
Partai Patriot Pancasila Sumut Pengurus Pusat
2. Dukungan Syamsul Arifin Dana Operasional Tambahan Dana
yang Disepakati Operasional
3. Ketua Tim Sukses Syamsul Diusulkan oleh Diusulkan oleh
Arifin-Gatot Pudjonugroho Partai Pendukung MPW PP Sumut
4. Koordinasi antara Tim Sukses- Sulit dilakukan karena Tidak ada
MPW PP Sumut permintaan uang permintaan uang
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.

3.5. Pembentukan Tim Pemenangan

Setelah Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara


mendeklarasikan dukungannya kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur, maka
dibentuk tim pemenangan yang bertugas menyusun, melaksanakan dan memantau
kegiatan pemenangan. Tim pemenangan internal tersebut berasal dari pengurus
Pemuda Pancasila tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta bertanggung jawab
kepada ketua MPW Pemuda Pancasila. Tim pemenangan yang dibentuk oleh MPW
Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan
antara pengurus wilayah dengan 31 pimpinan cabang se-Provinsi Sumatera Utara di
Medan. Tugas utamanya adalah membantu kegiatan tim sukses bentukan koalisi partai
politik pendukung Syamsul Arifin. Pembentukan tim pemenangan internal Pemuda
Pancasila lebih didasarkan untuk menjaga agar konsolidasi internal organisasi berjalan
sesuai kesepakatan yang telah diputuskan oleh pengurus wilayah.
Setelah melalui proses pertemuan internal di lingkungan Pemuda Pancasila
Provinsi Sumatera Utara, disepakati ketua tim adalah Firdaus Nasution56. Penunjukan


56
Firdaus Nasution adalah kader Pemuda Pancasila yang saat itu menjabat sebagai wakil ketua harian
MPW Pemuda Pancasila. Karir organisasinya bermula dari sekretaris Pimpinan Anak Cabang (PAC)
atau organisasi PP pada tingkat kecamatan. Setelah itu diminta oleh Ajib Shah untuk membantunya

Universitas Indonesia
147

Firdaus Nasution sebagai ketua tim pemenangan internal Pemuda Pancasila


disebabkan karena sejak awal mengikuti pertemuan yang dilakukan oleh tokoh
Pemuda Pancasila untuk mencari figur calon gubernur yang didukung. Selain itu,
Firdaus Nasution dianggap sebagai orang yang paling dipercaya ketua wilayah
Pemuda Pancasila. Atas dasar itu, beban tugas yang harus dilakukan Firdaus Nasution
hanya memastikan konsolidasi internal untuk kegiatan pemenangan berjalan dan setiap
saat harus dilaporkan kepada ketua wilayah Pemuda Pancasila.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pengurus wilayah Pemuda Pancasila
adalah menerbitkan surat edaran berupa instruksi kepada jajaran pengurus di semua
kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara. Instruksi itu berisi kewajiban setiap pengurus
wilayah, cabang, pimpinan anak cabang, ranting, dan anak ranting beserta jajaran
organisasi Pemuda Pancasila untuk memberikan dukungan kegiatan dan memilih
Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008.
Kepada mereka yang menerima instruksi itu jika tidak dijalankan akan diberikan
sanksi organisasi hingga pemecatan sebagai pengurus dan anggota Pemuda Pancasila.

.setelah saya ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan internal Pemuda


Pancasila. Yainstruksi diturunkan dari kantor wilayah. Kalau itu ada
dokumennya kepada pengurus dan anggota Pemuda Pancasila. Jika instruksi ini
tidak dijalankan, akan dipecat. Bagi mereka yang tidak menjalankan instruksi
ini terjadilah pemecatan karena tidak menjalankannya. Ini harus ada instruksi
yang jelas agar seluruh anggota mendapat perintah karena PP ini harus ada
perintah seperti militer. Jika tidak ada perintah mereka gampang tidak
melaksanakannya57

Menurut Firdaus Nasution instruksi tidak hanya berlaku di atas kertas tetapi
menjadi dasar tindakan setiap pengurus Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Provinsi
Sumatera Utara. Bagi para pengurus dan kader yang tidak melaksanakan instruksi itu
akan dikenakan sanksi. Keputusan mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur
dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan semua pengurus tingkat cabang.
Instruksi tersebut sekaligus menjadi salah satu bukti tindakan komitmen Pemuda

sebagai sekretaris di DPC Kota Medan. Sebagai kader Pemuda Pancasila, Firdaus pernah didukung oleh
PP dan terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Sumatera Utara
tahun 2002-2005.
57
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua DPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di
Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.

Universitas Indonesia
148

Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin. Selain itu, sebagai kader, Syamsul Arifin
sangat perlu didukung untuk mewujudkan wibawa organisasi yaitu mendorong kader-
kader potensial menduduki jabatan-jabatan publik yang memungkinkan sejak
reformasi digulirkan. Salah satu prestasi Syamsul Arifin adalah menjadi tokoh pemuda
yang pertama berhasil dipilih menjadi bupati di wilayah Sumatera Utara.
Instruksi organisasi itu memiliki arti penting untuk menggerakkan roda
organisasi hingga ke tingkat anak ranting. Melibatkan para pimpinan cabang Pemuda
Pancasila untuk menentukan calon gubernur yang didukung menjadi salah satu alasan
agar mesin organisasi dapat dijalankan. Masing-masing ketua cabang mengikuti proses
penentuan calon gubernur yang didukung. Satu cabang memiliki kecamatan, satu
kecamatan memiliki ranting, dan satu ranting memiliki anak ranting. Setiap tingkatan
ini pasti ada pengurus dan anggota serta simpatisan Pemuda Pancasila. Di antara
mereka pasti memiliki keluarga yaitu ayah, ibu, atau istri dan anak yang sudah
memiliki hak pilih. Di antara anggota dan simpatisan Pemuda Pancasila diwajibkan
memberikan pengaruh kepada minimal satu anggota keluarnya agar memilih Syamsul
Arifin sebagai calon gubernur. Instruksi yang berupa kewajiban itu jika tidak
dilaksanakan oleh ketua cabang, maka akan diberikan sanksi organisasi berupa
pemecatan bukan lagi pembekuan atau teguran.
Setelah instruksi itu diterbitkan, ada seorang ketua MPC Pemuda Pancasila
Kabupaten Mandailing Natal (Madina) diberikan sanksi organisasi berupa pemecatan
sebagai ketua MPC yaitu Abdulrahman Nasution. Sanksi diberikan atas dasar tindakan
Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mandailing Natal yang memberikan
dukungan kepada calon lain yaitu Ali Umri, calon dari Partai Golkar, bukan kepada
Syamsul Arifin. Abdulrahman Nasution diketahui menghadiri dan membantu
kampanye Ali Umri di Madina. Pemecatan Abdulrahman sebagai ketua MPC Pemuda
Pancasila Madina dilakukan tanpa ada surat peringatan apapun yang diberikan
sebelumnya. Begitu ditemukan bukti yang kuat saat Abdulrahman membantu
kampanye calon lain seketika itu pula dikeluarkan surat pemecatan sebagai Ketua
MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina.58


58
Sebelum dipecat dari Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Mandailing Natal, Abdulrahman Nasution,
sangat disegani oleh kelompok masyarakat di daerah itu. Tetapi, setelah tidak menjabat sebagai Ketua
Pemuda Pancasila, aktivitas kesehariannya tidak lagi diperhitungkan oleh para elit di Kabupaten
Madina. Sanksi organisasi diikuti pula oleh sanksi sosial dan ekonomi serta setiap hari semakin
berkurang jumlah anggota Pemuda Pancasila yang mengikuti perintah dari Abdulrahman Nasution.

Universitas Indonesia
149

Madina itu sudah kita putuskan untuk dipecat. Sudah diinstruksikan tapi
juga melawan. Sudah tentu, mesti kita pecat. Aku yang pecat Madina itu. Kita
pecat, bukan dibekukan, dipecat. Karena dia mendukung Ali Umri. Jadi,
misalnya aku mau bilang begini, SK (Surat Keputusan) satu kecamatan di
Madina terdiri dari beberapa orang pengurus, misalnya ada 70 orang.
Rantingnya berapa? Ada 9 ranting. Berapa SK rantingnya. Kalau akumulasinya
berjumlah misalnya 500, kita kalikan 2 (anak atau istrinya) wajib mengikuti
instruksi itu. Kalau di situ tidak ada 1.000 suara, kau dipecat59

Tindakan dan sanksi organisasi itu perlu ditegakkan mengingat potensi


organisasi sangat besar di setiap daerah. Tidak ada satu daerah pun di Sumatera Utara
yang tidak ada organisasi Pemuda Pancasila dari mulai tingkat kabupaten hingga ke
desa. Struktur organisasi yang tersebar hingga ke tingkat desa inilah yang menjadi
modal Pemuda Pancasila untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin seperti pelantikan,
kampanye, gotong royong, dan lain sebagainya. Beberapa kelemahan manajemen
organisasi yang masih sulit diatasi di antaranya adalah tidak tertatanya administrasi
organisasi secara baik sehingga sering tidak terdata jumlah anggota dari setiap
kabupaten hingga desa. Khusus instruksi untuk dukungan calon gubernur harus
dipastikan dilaksanakan aparatur organisasi, sebab tidak hanya persoalan dukungan
tetapi sudah terkait dengan kewibawaan organisasi. Oleh karena itu, setiap tindakan
organisasi terkait pemilihan gubernur harus dipantau mendukung kemenangan
Syamsul Arifin.
Untuk melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tim
pemenangan internal yang dibentuk oleh Pemuda Pancasila tentunya membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Penjelasan Firdaus Nasution mengenai sumber pembiayaan
ini tidak diminta dari Syamsul Arifin apalagi Gatot Pudjonugroho. Segala kebutuhan
yang diperlukan untuk kegiatan pemenangan internal Pemuda Pancasila berasal dari
uang organisasi dan sumbangan para senior lainnya yang bersimpati kepada Syamsul
Arifin. Para tokoh dan pengurus Pemuda Pancasila lebih mementingkan komitmen
untuk membangun masyarakat Sumatera Utara karena slogan kampanye Syamsul
Arifin adalah tidak lapar, tidak sakit, tidak bodoh, dan punya masa depan.
Keyakinan sebagian tokoh dan pengurus Pemuda Pancasila kepada Syamsul Arifin


59
Ibid.

Universitas Indonesia
150

lebih didasarkan atas hubungan baik yang telah terjalin selama ini dan kapan saja bisa
memberikan kritik dan teguran jika tidak sesuai dengan janji-janji kampanyenya.
Tim pemenangan internal Pemuda Pancasila yang dipimpin oleh Firdaus
Nasution tidak mencampuri urusan kegiatan yang telah disusun oleh tim sukses koalisi
partai politik pendukung Syampurno. Justru keberadaan tim internal Pemuda Pancasila
dapat membantu kelancaran aktivitas tim sukses yang dibentuk Syamsul Arifin. Pada
pelaksanaan pemilihan gubernur itu sendiri, Syamsul Arifin memiliki berbagai macam
tim sukses yang terdiri dari unsur keluarga, suku, pemuda, tokoh adat dan tokoh
agama serta unsur masyarakat Sumatera Utara yang bersimpati pada dirinya. Selain
tim sukses Syampurno yang dibentuk oleh koalisi partai politik pendukung, ada tim
sukses lainnya yang dibentuk sendiri oleh Syamsul Arifin dan kawan-kawanya.
Namun, tugas tim internal yang dibentuk oleh Pemuda Pancasila tidak menyebutkan
secara khusus nama tim pemenangan itu.60 Ditunjuknya Firdaus Nasution sebagai
ketua tim internal pemenangan hanya karena untuk memudahkan koordinasi dari
serangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh Pemuda Pancasila.
Hampir semua kader-kader Pemuda Pancasila yang didukung menjadi calon
kepala daerah mendapatkan perlakuan yang sama. Tidak hanya Syamsul Arifin yang
tercatat sebagai anggota MPO Pemuda Pancasila Sumatera Utara, begitu juga bagi
kader-kader lainnya. Sebut saja seperti Ketua Pemuda Pancasila Tebing Tinggi, Syafri
Chap, yang maju sebagai calon walikota Tebing Tinggi tahun 2010. Mereka
memberikan dukungan yang solid hingga menang dalam pilkada meskipun
kemenangannya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Setelah dinyatakan batal dan
dilakukan pemilihan ulang, kader-kader Pemuda Pancasila memberikan dukungan
kepada Umar Hasibuan (kader Pemuda Pancasila) yang terpilih menjadi Walikota
Tebing Tinggi Periode 2010-2015. Mengenai hal ini, Firdaus Nasution menjelaskan:

.kenapa anggota Pemuda Pancasila patuh? Sebab rezekinya ada di situ. Mau
rezekinya hilang? Ini kan persoalan aku sebagai pengurus anak cabang,
rezekinya sama dengan camat bahkan sama dengan koramil atau mungkin bisa

60
Tidak ditemukan secara khusus dokumentasi surat menyurat di kantor MPW Pemuda Pancasila
Provinsi Sumatera Utara terkait pembentukan tim pemenangan internal. Begitu juga korenspondensi
mengenai instruksi dan surat pemecatan atau sanksi yang diterbitkan kepada Ketua MPC Pemuda
Pancasila Kabupaten Madina. Tidak ada pula nama khusus yang disebutkan untuk tim pemenangan
internal ini, yang ada hanya sebutan pembentukan tim pemenangan Syamsul Arifin. Artinya tidak ada
dokumentasi berupa Surat Keputusan (SK) yang diterbitkan oleh MPW Pemuda Pancasila tentang hal
itu. Meski Firdaus Nasution menyebutkan ada surat resmi berupa SK tentang tim pemenangan Syamsul
Arifin bentukan Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
151

lebih. Yaorang mau melakukan apapun di tempatnya mencari ketua PP.


Misalnya mau bangun rumah toko, ketua izin mau bangun ini ketua. Diberi lah
dia uang, kalau tidak diberi bahan material bangunannya hilang. Jadi untuk
Syamsul Arifin, cuma diinstruksikan satu hari pilih Syamsul, tidak ada alasan
tidak bisa61

Penjelasan Firdaus Nasution itu memberikan pemahaman bahwa anggota


Pemuda Pancasila diberikan perlindungan dalam mencari uang untuk keperluan
anggota dan kegiatan organisasi. Tidak ada setoran berupa uang yang diwajibkan oleh
pengurus wilayah dari pendapatan yang dicari oleh anggota di tingkat anak cabang
maupun ranting. Sehingga jika diperlukan biaya operasional untuk beberapa kegiatan
dari provinsi di lokasi kecamatan hingga desa harus mampu ditanggulangi oleh
pengurus anak cabang atau ranting tersebut. Demikian pula biaya yang dibutuhkan
untuk kegiatan pemenangan pemilihan gubernur bisa diperoleh dari pendapatan sehari-
hari setiap ketua cabang hingga ranting di masing-masing daerah.
Menurut penjelasan Ketua MPW Pemuda Pancasila, Anuar Shah, bahwa segala
pengeluaran dana yang dibutuhkan untuk kegiatan pemenangan Syamsul Arifin seperti
pertemuan, kampanye, dan saksi berasal dari organisasi. Sumber pendanaan lainnya
berasal dari berbagai simpatisan dan para senior serta pengurus di tingkat cabang dan
anak cabang. Semua perangkat organisasi Pemuda Pancasila diberi instruksi untuk
mendukung kemenangan Syamsul Arifin bukan karena uang atau komitmen lainnya,
namun karena kedekatan hubungan emosional antara para senior dan pengurus
Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin.

.itu bentuk komitmen kita saja. Kan kasihan kita, dia pun perlu biaya,
masak diganggu lagi. Di Pemuda Pancasila kan mudah kumpulin biaya itu.
Buktinya, bisa dilihat dokumen kalau kita buat pelantikan anak cabang atau
ranting. Kalau pelantikan wajib 10.000 orang, itu kan pakai biaya. Kalau orang
luar dihitung, tetapi kalau kita tidak ada biaya itu. Angkutan kota (angkot) saja
yang kita sumbang, kita panggil pengurus angkutan kota. Bitra (nama
perusahaan pengangkutan umum) kau kasi berapa angkot? Budi (nama


61
Ibid.

Universitas Indonesia
152

perusahaan pengangkutan umum) kau kasi berapa? Tetapi kita menyumbang


saja. Kita tidak ada biaya, partisipasi pengusaha pengangkutan62

Penjelasan yang disampaikan Anuar Shah menegaskan tentang independensi


Pemuda Pancasila dalam mengambil dan bertindak untuk sebuah keputusan politik
terkait dengan dukungan kepada calon gubernur. Mulai dari mencari calon yang akan
didukung, menetapkan calon yang didukung, pengamanan pada saat kampanye hingga
di hari pemilihan. Meskipun Anuar Shah menjelaskan kelemahan organisasi yang
sekarang sedang dibenahi adalah mencatat dan mendokumentasikan segala kegiatan
politik di Pemuda Pancasila. Hampir semua peristiwa dan keputusan penting yang
terkait dengan kegiatan dukungan pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun
2008 tidak terdokumentasi dengan baik.
Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan tim pemenangan internal Pemuda
Pancasila, tidak ada pertemuan-pertemuan khusus yang dilakukan seperti menyusun
program kerja atau pembentukan personil, dan pembentukan posko-posko
sebagaimana layaknya sebuah tim pemenangan. Namun, dari berbagai penjelasan
narasumber, tim ini selalu ada jika diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan-
kebutuhan yang tidak bisa diatasi oleh tim sukses koalisi partai pendukung
Syampurno. Sebagai contoh, PKS yang ditugaskan oleh tim sukses koalisi partai
politik pendukung Syampurno untuk menyusun saksi dan menginventarisasi masalah-
masalah yang terjadi di TPS selalu berkoordinasi dengan tim internal Pemuda
Pancasila untuk mengisi petugas saksi yang tidak bisa dipenuhi oleh PKS. Agar tidak
tumpang tindih koordinasi dilakukan melalui kantor tim pemenangan Syampurno.
Selalu saja ada petugas-petugas saksi yang berada di lokasi-lokasi tertentu untuk
mengamankan perolehan suara, meski tidak tercatat dalam administrasi tim
pemenangan Syampurno. Lokasi-lokasi itu tidak bisa dijangkau oleh kader-kader PKS
seperti daerah Tapanuli, Karo, Siantar, Simalungun, dan lain-lain yang mayoritas
masyarakatnya beragama Kristen.
Ketua tim pemenangan Syampurno, Darwin Nasution, memberikan keterangan
yang berbeda terkait keterlibatan MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara
dalam setiap kegiatan yang telah disusun oleh kantor pemenangan. Sebagaimana yang
dijelaskan sebelumnya bahwa kedudukan Darwin Nasution sebagai ketua tim

62
Bitra dan Budi adalah pengusaha pengangkutan yang ada di kota Medan. Wawancara dengan Anuar
Shah, 2 Oktober 2011 di Kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, pukul 13.30 Wib.

Universitas Indonesia
153

pemenangan menimbulkan persoalan tersendiri di kalangan internal pengurus MPW


Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara.63 Saat itu sebagai Ketua MPW Partai
Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara dan Sekretaris MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara, Darwin Nasution, sangat berpengaruh dalam tim pemenangan
Syamsul Arifin. Darwin Nasution menjadi salah seorang tim sukses yang sangat
didengar pendapatnya oleh Syamsul Arifin karena posisinya sebagai Ketua Tim
Sukses Pemenangan Syampurno yang dibentuk koalisi partai politik pendukung.
Posisi Darwin Nasution sebagai ketua tim sukses Syampurno membuat dirinya
menjadi pusat aliran informasi segala kegiatan pemenangan mulai dari tahapan
pencalonan hingga penetapan hasil perhitungan suara. Khusus untuk kegiatan yang
dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Darwin memberi perhatian
khusus karena sangat memahami prilaku anggota organisasi pemuda terbesar di
Sumatera Utara itu. Di samping itu, sejak awal Darwin mengikuti dan terlibat
langsung dalam proses pemilihan calon gubernur yang dilakukan oleh MPW Pemuda
Pancasila dan Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara.
Menurut penjelasan Darwin Nasution, sejak Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara menandatangani deklarasi dukungan kepada Syamsul Arifin di Hotel
Madani Medan sangat jarang koordinasi kegiatan dilakukan di antara mereka. Pada
saat deklarasi itu pun, sudah ada transaksi uang yang disepakati antara Anuar Shah
sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin.
Jumlah dana yang disepakati pada waktu itu sebesar 600 juta rupiah diserahkan
Syamsul Arifin kepada MPW Pemuda Pancasila melalui Darwin Nasution.
Sebenarnya jumlah itu tidak sesuai dengan permintaan yang diajukan Anuar Shah
kepada Syamsul Arifin. Darwin yang ditugasi menjadi fasilitator pertemuan itu merasa
berada pada posisi yang sulit. Akhirnya, melalui negosisasi yang cukup panjang
keputusan jumlah dana bantuan kegiatan untuk pemenangan internal dari Syamsul
Arifin kepada MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara disepakati kedua pihak.
Sehingga, MPW Pemuda Pancasila membuat forum deklarasi yang dihadiri oleh 31
pengurus cabang se-Provinsi Sumatera Utara.
Setelah deklarasi dukungan itu, hampir tidak pernah ada bentuk konkrit
kegiatan yang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara secara
kelembagaan dalam mendukung Syamsul Arifin. Situasi itu terjadi karena setiap

63
Untuk kejelasan hal ini lihat di Bab III hal. 170-180.

Universitas Indonesia
154

kegiatan yang berkaitan dengan pemenangan seperti sosialisasi, kampanye, dan saksi
yang akan dilakukan oleh tim internal MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara selalu
meminta dana, meskipun kesepakatan dana sudah diberikan di awal dukungan. 64
Instruksi yang dibuat MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada jajaran
organisasi di seluruh kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara untuk mendukung
Syampurno dianggap sebagai bentuk penegasan organisasi tentang figur yang dipilih.
Instruksi itu perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan dan monitoring agar memastikan
tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Persoalan yang terjadi adalah tidak
dilakukannya perencanaan kegiatan berikut pengawasannya sehingga membuat tim
sukses Syampurno mengalami kesulitan dalam koordinasi dan akselerasi program
kegiatan.

tidak benar, kalau melalui Aweng (Anuar Shah) sulit kordinasi. Setelah
kami tanda tangani yang tadi di Hotel Madani itu, gak ada dan mereka kecewa
karena kordinasi bagi mereka dianggap semua keluar uang. Jadi saya buka saja,
kalau mereka bergerak harus dikasi duit. Kalau Firdaus siap untuk keliling, tapi
sekali berdiri dia harus dibayar sekian. Betul dia ucapkan, tapi saya kan gak
punya duit, kita kan tidak seperti itu. Boleh Tanya Datok (Syamsul Arifin).
Datok tau persis bagaimana, berapa banyak duitnya habis sama saya. Kalau
orang itu tau, pasti heran65

Terkait dengan sanksi berupa pemberhentian Abdulrahman Nasution sebagai


Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mandina, Darwin Nasution, menjelaskan
tidak ada kaitan instruksi terhadap sanksi yang diberikan MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara kepada Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina,
Abdulrahman Nasution. Sanksi organisasi itu dilakukan karena tidak harmonisnya
hubungan antara Ketua MPW Pemuda Pancasila dengan Ketua MPC Kabupaten
Madina.66 Seharusnya ada mekanisme organisasi yang dilakukan sebelum pemecatan
yaitu berupa surat peringatan lalu pemberhentian diputuskan setelah ada pembinaan


64
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
65
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
66
Menurut penjelasan Darwin Nasution, pemberhentian Abdulrahman Nasution sebagai Ketua DPC
Pemuda Pancasila lebih disebabkan karena Abdulrahman memberi dukungan kepada Ali Umri (calon
Gubernur Sumut). Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, sangat tidak setuju
dengan Ali Umri dikarenakan kekecewaannya saat Ali Umri memimpin Partai Golkar Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
155

terlebih dahulu. Sanksi yang sama tidak dilakukan di daerah lain yang ketua MPC
Pemuda Pancasila tidak mendukung Syampurno.
Darwin mengakui bahwa struktur organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera
Utara layak digunakan untuk memperlancar saluran komunikasi kegiatan pemenangan
pemilihan gubernur. Pemuda Pancasila di Sumatera Utara memiliki perangkat
organisasi hingga di tingkat desa bahkan dusun. Selain itu, pengurus di tingkat paling
bawah memperoleh manfaat dari kegiatan itu untuk melibatkan setiap anggota
organisasi. Para pengurus dan anggota di tingkat cabang, anak cabang, ranting, dan
anak ranting mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Banyak pengurus
Pemuda Pancasila yang tidak memiliki pekerjaan tetap, namun punya penghasilan
rutin yang bersumber dari kegiatan-kegiatan seperti menjaga keamanan, parkir, dan
lain sebagainya. Terlepas dari cara mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang,
namun sumber pendanaan rutin organisasi dan pengurus itu membuat Pemuda
Pancasila tidak begitu sulit melaksanakan instruksi organisasi.
Diagram 3.1
Posisi Pemuda Pancasila dalam
Tim Pemenangan Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugorho (Syampurno)

Pj. Jawab
Syamsul Arifin

Tim Pemenangan
Tim Sukses Internal Pemuda
Syampurno Pancasila

Partai Politik Ormas Tim Pemenangan Pengurus Anggota, Kader,


Daerah Kabupaten/Kota Tokoh dan
Pendukung Pendukung
Simpatisan PP

Keterangan:
= garis komando
= garis koordinasi
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.

Diagram 3.1 di atas menggambarkan bahwa tim pemenangan internal yang


dibentuk MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara berada di luar struktur Tim Sukses
Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho (Syampurno). Mekanisme kerja tim pemenangan
dibentuk secara mandiri oleh para pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara,
tetapi tetap melakukan koordinasi dengan Tim Sukses Syampurno. Keputusan untuk

Universitas Indonesia
156

membentuk tim pemenangan internal merupakan inisiatif dari pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara karena mereka memiliki potensi organisasi yang hanya
dapat diperintahkan oleh para pimpinannya.
Potensi struktur organisasi Pemuda Pancasila yang menyebar di seluruh
wilayah Sumatera Utara harus digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan
pemenangan Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur. Darwin Nasution kemudian
menjelaskan bahwa meski sudah mendeklarasikan dan membuat instruksi kepada
seluruh jajarannya untuk mendukung dan memilih Syamsul Arifin, ternyata tindak
lanjut kegiatan pemenangan jarang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara.67 Permintaan uang dan pengaruh menjadi penyebab tidak berjalannya dukungan
tersebut. Pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara selalu meminta uang
untuk setiap kegiatan pemenangan seperti kampanye, pertemuan dengan warga atau
kegiatan lainnya. Selain uang, mereka merasa tidak memiliki pengaruh yang
menentukan dalam tim sukses Syamsul Arifin. Kondisi itu yang membuat Darwin
Nasution, sebagai ketua Tim Sukses Syampurno, mengambil langkah-langkah lain
terkait dengan dukungan MPW Pemuda Pancasila. Tiga posisi penting68 yang dijabat
oleh Darwin Nasution, membuatnya lebih mudah mengendalikan seluruh kegiatan tim
pemenangan yang berasal dari semua kelompok masyarakat khususnya Pemuda
Pancasila.
Kegiatan pemenangan yang seharusnya dilakukan oleh MPW Pemuda
Pancasila seperti sosialisasi, kampanye, saksi di TPS dan lain sebagainya tidak akan
berjalan tanpa rencana program kegiatan yang telah dilakukan. Situasi itu dirasakan
oleh Darwin Nasution pada saat eskalasi kegiatan pemenangan semakin hari semakin
meningkat. Kesulitan berkordinasi dengan pengurus MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara menjadi faktor utama Darwin Nasution mengambil langkah-langkah
lain untuk memberdayakan infrastruktur organisasi Pemuda Pancasila.
Banyak cara yang dilakukan oleh Darwin untuk menggunakan potensi Pemuda
Pancasila secara formal dan informal dalam kegiatan pemenangan Syampurno.
Sebagai ketua MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara, Darwin Nasution,


67
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
68
Saat proses pemilihan gubernur berlangsung, Darwin Nasution menjabat sebagai ketua tim sukses
Syampurno, Ketua DPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara, dan Sekretaris MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
157

memiliki kewenangan untuk memerintahkan pengurus di jajarannya hingga tingkat


ranting agar melakukan kegiatan pemenangan. Hampir 60% ketua MPC Partai Patriot
Pancasila juga menjabat sebagai ketua MPC Pemuda Pancasila di seluruh wilayah
Sumatera Utara. Melalui kewenangan inilah, Darwin Nasution, menggerakkan potensi
Pemuda Pancasila di Sumatera Utara untuk mendukung Syamsul Arifin meski tanpa
persetujuan dari pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara

3.6. Transaksional dan Intervensi untuk Memperoleh Dukungan Pemuda


Pancasila dalam Pemilihan Gubernur

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa tokoh Pemuda Pancasila berperan dalam
mendukung pencalonan Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera
Utara Periode 2008-2013. Di antara peran penting yang dilakukan tokoh Pemuda
Pancasila adalah berupaya mencari dukungan dari partai politik kepada Syamsul
Arifin sesuai dengan kepentingan Pemuda Pancasila. Kesepakatan di antara kedua
pihak dilakukan dengan pola-pola transaksional dan bersifat mengintervensi. Pola-pola
yang dilakukan Pemuda Pancasila sebenarnya tidak mencerminkan konsolidasi
demokrasi di tingkat lokal. Tidak ditemukan kesepakatan yang bersifat ideologis dan
strategis untuk membangun Sumatera Utara berdasarkan platform program yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada saat kewenangan masyarakat lokal
diberikan melalui kebijakan otonomi daerah. Tindakan transaksional yang dilakukan
pengurus MPW Pemuda Pancasila untuk mendapatkan dukungan yaitu agar ketua tim
pemenangan memberikan sejumlah uang untuk kegiatan pemenangan yang dilakukan
Pemuda Pancasila. Tindakan tersebut disertai dengan ucapan yang bernada ancaman
keamanan di lapangan bagi tim kampanye Syamsul Arifin.
Seluruh calon gubernur yang menginginkan dukungan dari Pemuda Pancasila
atau melakukan pendekatan untuk mendapatkan dukungan tersebut, mempertim-
bangkan aspek keamanan. Pemuda Pancasila memiliki anggota organisasi yang
tersebar di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara sehingga dapat dimanfaatkan
untuk meraih suara dengan cara-cara seperti mangancam para pemilih dan
mengamankan perolehan suara di lokasi pemilihan. Tindakan seperti itu sering
dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila ketika memberikan dukungan dalam
pemilihan pejabat publik. Perintah ketua organisasi menjadi panduan para anggota

Universitas Indonesia
158

untuk melakukan tindakan tertentu seperti merusak, mengancam jika tidak bisa
disampaikan dengan cara-cara yang baik.
Tokoh dan pimpinan Pemuda Pancasila Sumatera Utara meminta imbalan
kepada Syamsul Arifin agar jika terpilih menjadi gubernur. Syamsul Arifin harus
membantu kegiatan Pemuda Pancasila di Sumatera Utara. Bentuk bantuan kegiatan itu
terkait dengan kebiasaan yang telah berlangsung selama ini di Sumatera Utara.
Meskipun tidak dapat ditemukan dokumen dari kesepakatan itu, namun Syamsul
Arifin yang dibesarkan oleh organisasi pemuda di Sumatera Utara memahami secara
69
persis keinginan para tokoh Pemuda Pancasila. Sementara Syamsul Arifin
memerlukan dukungan Pemuda Pancasila untuk kegiatan pengamanan di lapangan
dalam kaitan pemenangan. Dalam kaitan kepentingan tersebut, kedua pihak secara
bersama-sama menjalin kesepakatan yang bersifat transaksional. Disebut transaksional
karena dukungan Pemuda Pancasila kepada Syamsul Arifin diberikan atas dasar
imbalan uang. Begitu juga pada saat tokoh Pemuda Pancasila, melalui Partai Patiot
Pancasila, menggiring 8 dari 11 partai politik yang bersepakat mengusulkan Syamsul
Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Dukungan
partai politik itu juga diberikan dengan imbalan sejumlah uang.
Tindakan transaksional yang dilakukan MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara dalam proses pencalonan gubernur yaitu dengan cara menekan Darwin Nasution
agar memberikan sejumlah uang tambahan untuk dukungan organisasi. Darwin
Nasution terpaksa menyampaikan permintaan itu kepada Syamsul Arifin untuk tetap
menjaga agar dukungan Pemuda Pancasila tidak diberikan kepada calon gubernur
yang lain. Salah satu alasan yang mendasari hal itu adalah Pemuda Pancasila dapat
memberikan bantuan pengamanan di lapangan kepada tim pemenangan Syamsul
Arifin seperti pengamanan kegiatan kampanye dan pemilihan suara di TPS.
Tindakan intimidasi juga dilakukan oleh Pemuda Pancasila dalam pencalonan
gubernur yang ingin didukung. Pada saat kader dan Sekretaris MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara, Darwin Nasution, dipilih sebagai ketua tim sukses yang


69
Dari berbagai sumber informasi dan pengamatan penelitian, bahwa selalu ada permintaan yang
diajukan oleh Pemuda Pancasila ketika menjalin kesepakatan. Permintaan itu terkait kepentingan
ekonomi seperti akses mendapatkan sumber daya lokal dalam bentuk proyek pemerintah maupun
perizinan usaha dengan potensi keuntungan yang besar. Ketika mendapatkan akses terhadap local
government resources, maka mereka akan memaksimalkan pengaruhnya pada lembaga-lembaga politik
lokal seperti partai politik, birokrasi dan lain sebagainya. Syamsul Arifin telah menjalani sebagian besar
dari praktek tersebut sehingga tidak begitu sulit menjalin kesepakatan dengan Pemuda Pancasila.

Universitas Indonesia
159

dibentuk oleh koalisi partai politik, dia merasa selalu diintimidasi oleh pengurus
Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk memenuhi kepentingan sebagian pengurus
Pemuda Pancasila. Konflik kepentingan di antara para pengurus Pemuda Pancasila
itupun berlangsung pada saat proses pencalonan gubernur. Masing-masing tokoh
memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi tekanan sampai di antara salah satu
pihak menyatakan menang dan kalah. Perbedaan pendapat dan konflik menjadi suatu
hal yang biasa dialami oleh seluruh anggota Pemuda Pancasila.
Pada tahapan pencalonan dan mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila,
tidak ditemukan tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh pengurus Pemuda
Pancasila. Pengurus Pemuda Pancasila hanya melakukan tindakan transaksional yaitu
meminta sejumlah dana untuk kegiatan pemenangan. Selain itu, proses negosiasi yang
bersifat transaksional itu juga diiringi dengan ucapan ancaman kepada tim
pemenangan Syampurno.
Tabel 3.5
Tindakan Transaksional dan Intimidasi yang Dilakukan Pemuda Pancasila untuk
Memperoleh Dukungan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

No. Tindakan Waktu Tempat Pelaku


1. Permintaan sejumlah dana untuk Tiga kali Medan Anuar Shah
Pemuda Pancasila dalam rangka pertemuan pada kepada Darwin
dukungan organisasi kepada pasangan Bulan Nasution
Syampurno sebagai calon Gubernur Desember
dan Wakil Gubernur yang didukung. 2007.
2. Pemuda Pancasila mengancam akan Bulan Januari Medan Anuar Shah
memberikan dukungan kepada calon 2008 kepada Darwin
lain dan mengawasi tim pemenangan Nasution
Syampurno dalam kegiatan kampanye
dan pemilihan di lapangan.
3. Memenuhi permintaan kebutuhan Bulan Medan Anuar Shah,
pribadi pengurus Pemuda Pancasila Desember 2007 Firdaus
kepada tim pemenangan Syampurno. dan Januari Nasution
2008. kepada Darwin
Nasution
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.

Kebijakan desentralisasi yang menguatkan demokrasi dan menekankan


pentingnya partisipasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh BC Smith70, tidak terjadi
ketika melihat peran Pemuda Pancasila dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera

70
Lihat Brian C. Smith. 1985. Decentralization: The Territorial Dimension of the State. London: Allen
& Unwin. hal. 21.

Universitas Indonesia
160

Utara. Merujuk pada pandangan Smith tentang persaman hak politik (political
equality) dalam pelaksanaan desentralisasi, diharapkan akan membuka kesempatan
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas politik di tingkat lokal.
Political equality dalam proses pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tidak
dilakukan oleh para pengurus partai politik di Sumatera Utara. Keputusan untuk
menawarkan calon gubernur kepada masyarakat hanya dilakukan oleh partai politik
tanpa melibatkan partisipasi masyarakat lokal.
Dalam kajian penelitian ini, bentuk partisipasi Pemuda Pancasila sebagai
bagian dari kelompok masyarakat, dipraktikkan dengan cara-cara yang tidak
demokratis seperti menjalin kesepakatan transaksional dan melakukan tindakan yang
mengintimidasi. Proses pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan
organisasi masyarakat memberikan kesempatan yang belum pernah terjadi
sebelumnya, kepada para tokoh Pemuda Pancasila di Sumatera Utara untuk berperan
secara otonom mendukung calon gubernur sesuai dengan keinginan mereka. Dalam
banyak hal, mereka memiliki pengaruh terhadap pimpinan partai politik dan
memberikan rasa aman dalam kegiatan pemilihan yang menguntungkan kepentingan
mereka dalam kaitan memaksimalisasi sumber daya ekonomi di tingkat lokal.
Pengaruh itu menjadi kekuatan mereka untuk melakukan transaksi dengan Syamsul
Arifin dalam pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Kontestasi pemilihan Gubernur Sumatera Utara yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku menjamin adanya mekanisme kompetisi. Sejumlah
persyaratan yang diperlukan bagi calon gubernur dan partai politik yang memiliki hak
untuk mengajukan pasangan calon menjadi bagian dari mekanisme kompetisi itu.
Partai politik yang melakukan mekanisme internal untuk menjaring calon gubernur
yang berminat bukan hanya berasal dari kader partai politik tetapi juga dari warga
negara yang berminat. Mekanisme seperti itu harus dilakukan partai politik untuk
memastikan calon gubernur yang diusulkan memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi,
jika tidak partai politik akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh akses
kekuasaan. Situasi tersebut tidak akan pernah bisa dilakukan sebelum kebijakan
pemilihan kepala daerah langsung diberlakukan.
Masalah yang terjadi kemudian adalah, dalam realitasnya, rakyat tidak bisa
sepenuhnya mampu mengawasi proses-proses yang dilakukan oleh partai politik untuk
pencalonan gubernur. Kelompok-kelompok masyarakat lokal yang memiliki akar

Universitas Indonesia
161

rumput yang kuat sulit untuk mengetahui adanya komitmen yang bersifat
transaksional, intervensi dan intimidasi kekerasan. Dalam kasus keterlibatan Pemuda
Pancasila dalam pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, terlihat sangat jelas
adanya komitmen yang dilakukan secara transaksional, bersifat intervensi, dan prilaku
intimidasi yang dapat mengancam pelaksanaan demokrasi di tingkat lokal.
Implikasinya, proses pencalonan seperti itu belum sepenuhnya bercorak demokratis.
Realitas peran Pemuda Pancasila dalam pencalonan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara yang transaksional dan bersifat intervensi membenarkan teori Syarif
Hidayat tentang kepentingan terselebung (hiden autonomy) terkait dengan kepentingan
individual (individual interest) dalam politik lokal.71 Kepentingan individu itu terkait
dengan kepentingan ekonomi elit Pemuda Pancasila yaitu agar mudah mendapatkan
akses terhadap sumber daya (resources) dari pemerintah daerah dan akan
memaksimalkan sumber kekuasaan yang dimiliki di tingkat lokal. Pilihan Pemuda
Pancasila kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur dilakukan sangat kontekstual
dengan kepentingan para tokoh Pemuda Pancasila.
Kepentingan individu elit Pemuda Pancasila akan mewarnai kebijakan
pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyangkut kepentingan ekonomi. Beberapa
alokasi sumber ekonomi seperti pemberian izin untuk wilayah yang berpotensi
dijadikan bisnis perkebunan, proyek yang bersumber dari dana APBD dan APBN,
serta usaha-usaha lain yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila perlu didukung oleh
Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Sementara bagi Syamsul Arifin mendapatkan
kepentingan untuk sponsor politik seperti dukungan keamanan, jaringan kelompok
masyarakat, dan tidak tertutup kemungkinan pinjaman atau bantuan dana. Meskipun
tidak ditemukan kesepakatan dalam dokumen tertulis di antara kedua pihak yang
berkepentingan, tetapi masing-masing dipastikan telah memahami arti dukungan yang
diberikan pada saat kekuasaan yang diperoleh dalam kompetisi yang melelahkan.


71
Syarif Hidayat. Desentralisasi dan Otonomi Daerah Masa Orde Baru (1966-1998). dalam
Soetandyo Wignosubroto dkk. 2000. Pasang Surut Otonomi Daerah: Sketsa Perjalanan 100 Tahun.
Jakarta: Institute for Local Development dan Yayasan Tifa. hal. 137

Universitas Indonesia
162

BAB 4
INTIMIDASI DAN MOBILISASI KAMPANYE PEMUDA PANCASILA UNTUK
MENDUKUNG SYAMSUL ARIFIN SEBAGAI CALON GUBERNUR
PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008

Bab ini akan menguraikan bentuk penggunaan ancaman dan intimidasi untuk
melakukan kekerasan serta pola mobilisasi yang dilakukan pengurus dan tokoh Pemuda
Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi
Sulmatera Utara Periode 2008-2013. Penggunaan ancaman dan intimidasi kepada para
pemilih yang dilakukan Pemuda Pancasila di lokasi-lokasi yang menjadi wilayah
kekuasaanya akan diuraikan dalam Bab ini. Pola mobilisasi berkaitan dengan cara yang
digunakan oleh Pemuda Pancasila untuk menggerakan potensi organisasi dalam
mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur yang dipilih langsung oleh rakyat.
Setelah proses penetapan calon gubernur yang didukung, akan diuraikan konsistensi
dukungan Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Konsistensi terkait dengan
kesepakatan di antara elit Pemuda Pancasila dengan calon gubernur mengenai kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila kepada seluruh anggota, kader, dan
simpatisan Pemuda Pancasila di wilayah Provinsi Sumatera Utara agar memenangkan
Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008.
Para pengurus, anggota, dan kader Pemuda Pancasila yang tersebar di daerah
harus mencari pemilih dengan cara apapun agar memilih Syamsul Arifin. Proses
mempengaruhi para pemilih akan dijelaskan melalui strategi kampanye yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh Pemuda Pancasila untuk memenangkan calon
gubernur yang didukung. Pada saat melakukan kampanye tersebut akan terlihat bentuk
intimidasi yang dilakukan oleh pengurus Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila
kepada pemilih di Sumatera Utara untuk memilih Syamsul Arifin sebagai calon
gubernur yang akan dimenangkan.

4.1. Perencanaan Kampanye yang Dilakukan Pemuda Pancasila

Penyusunan dan penetapan tim pemenangan yang bersifat internal diputuskan


oleh Pemuda Pancasila dalam memenangkan Syamsul Arifin sebagai calon Gubenur
Provinsi Sumatera Utara. Tim internal yang dimaksud adalah terdiri dari orang-orang
yang berasal dari pengurus Pemuda Pancasila. Tugas utamanya adalah memerintahkan

162 Universitas Indonesia


163

kepada seluruh anggota dan jajaran pengurus Pemuda Pancasila untuk meraih suara
pemilih di lingkungannya masing-masing. Perintah tersebut dilakukan melalui instruksi
yang diterbitkan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Firdaus Nasution yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan menyusun
langkah-langkah strategis untuk menggerakkan potensi organisasi yang tersebar di
seluruh wilayah Sumatera Utara. Perencanaan strategi kampanye dilakukan dalam dua
waktu kegiatan yaitu kampanye yang dilakukan secara terus menerus hingga hari
pemungutan suara dan kampanye dalam waktu formal yang telah ditetapkan oleh KPU
Provinsi Sumatera Utara. Strategi kampanye yang dilakukan secara terus menerus
adalah melakukan kegiatan mempengaruhi para pemilih agar memilih Syamsul Arifin
dengan cara apapun. Sedangkan kampanye dalam waktu formal yang ditetapkan KPU
adalah mengerahkan massa pendukung Pemuda Pancasila agar menghadiri pelaksaan
kampanye di tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh tim pemenangan Syampurno
(Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho).
Untuk memudahkan agar pelaksanaan strategi kampanye itu dilakukan, maka
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memerintahkan jajaran organisasi di tingkat
kabupaten/kota terutama seluruh ketua cabang agar membentuk tim pemenangannya
masing-masing. Jika dihitung kekuatan Pemuda Pancasila, menurut Firdaus Nasution,
ada 27 cabang dan sekitar 3000 lebih anak cabang Pemuda Pancasila di Provinsi
Sumatera Utara dengan potensi perolehan suara mencapai satu juta pemilih yang
bersumber dari Pemuda Pancasila. 1 Untuk mendapatkan potensi suara itu harus
dilakukan dengan perintah dan sanksi yang jelas karena anggota Pemuda Pancasila akan
patuh pada perintah organisasi.

saya ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan bang Haji Syamsul di PP.
Kalau saya hitung jumlah anggota PP yang puluhan ribu atau tersebar di 27
cabang dan 3000 lebih anak cabang itu mengajak anak dan istrinya atau
keluarganya saja kan bisa dikali dua atau dikali tiga. Kalau anak PP gak bisa
buat di tempatnya menang bang Syamsul, kita tanya dia, apa udah yang kau
buat? Cari suara untuk calon kita aja kau gak bisa, macem mana kau bisa
jalankan perintah yang lain.

1
Data tentang kekuatan organisasi Pemuda Pancasila yang dinyatakan oleh Firdaus Nasution hanya
berupa perkiraan saja. Tidak dapat ditemukan data tertulis yang tersimpan dalam sistem kearsipan di
kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara tentang jumlah pengurus anak cabang dan anggota yang
terdaftar sebagai anggota Pemuda Pancasila.

Universitas Indonesia
164

Perintah dari pimpinan organisasi menjadi landasan penting bagi Firdaus


Nasution untuk menyusun langkah-langkah strategis dan taktis yang akan dilakukan
oleh anggota Pemuda Pancasila. Tetapi, tidak semua daerah diperlakukan sama oleh
Firdaus Nasution karena keterbatasan waktu dan pembiayaan. Tim pemenangan yang
dibentuk Pemuda Pancasila berkonsentrasi hanya pada beberapa wilayah yang
penduduknya padat dan basis organisasi Pemuda Pancasila kuat. Wilayah tersebut
adalah Kota Medan, Deli Serdang, Langkat, Serdang Bedagai, Siantar, dan Simalungun.
Sedangkan daerah lainnya diserahkan kepada ketua cabang masing-masing serta tokoh-
tokoh Pemuda Pancasila yang memiliki basis massa.
Tabel 4.1
Konsentrasi Wilayah dalam Perencanaan Kampanye Pemenangan Syampurno yang
Dilakukan Pemuda Pancasila

No. Wilayah Tokoh Pemuda Pancasila yang Berperan


1. Kota Medan Anuar Shah dan Firdaus Nasution
2. Deli Serdang Anuar Shah dan Firdaus Nasution
3. Siantar dan Simalungun Ajib Shah
4. Serdang Bedagai Syaiful Kelang
5. Langkat Rencana Peranginangin
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.

Wilayah Medan menjadi basis anggota Pemuda Pancasila untuk memenangkan


Syampurno. Jumlah suara di Kota Medan mencapai 2.233.489 pemilih, sementara
struktur Pemuda Pancasila di Medan tersebar 19 kecamatan dari 21 kecamatan di Kota
Medan. Untuk menggerakkan struktur organisasi di tingkat kecamatan, dibutuhkan cara
khusus agar anggota Pemuda Pancasila mengikuti perintah organisasi. Cara khusus
yang dimaksud terkait dengan pembiayaan untuk menggerakkan anggota organisasi
melakukan kegiatan pemenangan. Meskipun anggota Pemuda Pancasila harus
mengikuti perintah pimpinan organisasi, tetapi tanpa dana dan logistik kegiatan
pemenangan, sulit untuk menggerakkan anggota Pemuda Pancasila. Mengatasi kondisi
tersebut, menurut Anuar Shah, akan ada tindakan khusus dan pemecatan kepada
anggota Pemuda Pancasila yang tidak mengikuti keputusan organisasi.
Terkait dengan kebutuhan pendanaan dan logistik untuk kegiatan pemenangan
anggota Pemuda Pancasila memiliki penghasilan di wilayah kerjanya masing-masing.
Setiap cabang atau anak cabang pasti mendapatkan uang dari pekerjaan menjaga parkir

Universitas Indonesia
165

atau upah menyediakan jasa keamanan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dari pendapatan
itu, mereka tidak pernah diminta menyisihkan penghasilannya ke pengurus MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Tetapi, setiap pengurus di tingkat cabang hingga
anak ranting diwajibkan menyediakan fasilitas apapun yang dibutuhkan untuk kegiatan
organisasi termasuk dalam pemilihan gubernur. Anuar Shah dan Firdaus Nasution
sepakat untuk mengatur dan mengawasi jajaran pengurus dan anggota Pemuda
Pancasila di Kota Medan.
Selain di Medan, Kabupaten Deli Serdang menjadi perhatian khusus bagi MPW
Pemuda Pancasila karena memiliki jumlah pemilih terbesar kedua setelah Kota Medan
atau 1.630.212 pemilih. MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki jumlah
anggota yang besar di Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sebagai daerah
perkebunan. Kegiatan anggota organisasi untuk memenangkan Syamsul Arifin akan
diawasi secara oleh Anuar Shah dan Firdaus Nasution. Kabupaten yang berbatasan
langsung dengan Kota Medan ini, merupakan salah satu wilayah yang menjadi basis
anggota Pemuda Pancasila. Untuk Kabupaten Deli Serdang diharapkan, Syamsul Arifin
menang dalam perolehan suara.
Wilayah penting lainnya yang menjadi basis Pemuda Pancasila adalah Siantar
dan Simalungun. Kedua wilayah di Provinsi Sumatera Utara menjadi basis Pemuda
Pancasila karena dikenal sebagai daerah yang keras.2 Jumlah pemilih di Simalungun
sebanyak 608.552 dan 177.971 orang untuk wilayah Siantar. Pemilih terbesar keempat
di Provinsi Sumatera Utara ini perlu diperhatikan secara khusus oleh tokoh Pemuda
Pancasila. Untuk mengatur dan mengawasi daerah ini, Ajib Shah bertugas melakukan
koordinasi kepada pengurus dan anggota Pemuda Pancasila dalam kegiatan
pemenangan Syamsul Arifin. Ajib Shah merupakan senior yang sangat dihormati oleh
kader dan anggota Pemuda Pancasila di Siantar dan Simalungun. Keinginan Ajib Shah
untuk membina wilayah Siantar dan Simalungun karena akan menjadi calon anggota
DPRD Provinsi Sumatera Utara dari daerah pemilihan tersebut. Ajib perlu melakukan
pembinaan konstituen di daerah tersebut agar pada Pemilu tahun 2009, basis massanya
sudah terjaga. Oleh karena itu, Ajib akan melakukan kegiatan pemenangan untuk
Syampurno sekaligus menjaga basis konstituennya.

2
Keras yang dimaksud adalah para elit di Siantar dan Simalungun terkenal dengan preman, sering
berkelahi, mabuk-mabukan, tidak takut akan hukum dan peraturan yang berlaku serta berprilaku kasar.
Istilah Siantar Man ditujukan kepada orang-orang yang berasal dari Siantar dan Simalungun dengan
karakter yang berani meskipun melanggar aturan. Tetapi, kebanyakan tokoh dari Siantar adalah orang-
orang yang menyatakan pendapat secara lugas dan percaya akan pentingnya pendidikan.

Universitas Indonesia
166

Rencana lain dalam pelaksanaan kampanye adalah melakukan pendekatan ke


tokoh-tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh budaya. Pengurus
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial
yang membantu para ustad atau guru ngaji, kyai, pemilik pondok pesantren, dan
bantuan ke gereja serta acara-acara agama lainnya. Tokoh agama yang sering
mendapatkan bantuan dari pengurus Pemuda Pancasila diminta untuk membantu
kegiatan sosialisasi dan pemenangan Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur
Provinsi Sumatera Utara. Salah seorang tokoh agama dan pemilik pondok pesantren
menjelaskan bahwa,

Meskipun Pemuda Pancasila dikenal sebagai organisasi preman, tetapi


saya sebagai pendakwah sering diundang ke kantor Pemuda Pancasila untuk
bersilaturahmi dengan adik-adik PP. Jika ada ceramah-ceramah pengajian atau
hari besar agama Islam, kami pun sering dipanggil untuk memberikan tausiyah.
Saya kenal Aweng dan abang-abangnya yang sering membantu kegiatan dakwah
di sini. Anggota PP pun sering saya kasih pelajaran penting agama.3

Selain tokoh agama, pengurus Pemuda Pancasila sering melakukan kerjasama


dengan organisasi adat seperti masyarakat Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia
(MABMI), Barisan Masyarakat Minang (BM3), Perkumpulan Marga Batak, dan
perkumpulan adat lainnya. Anggota Pemuda Pancasila juga tercatat sebagai pengurus di
organisasi adat tersebut. Kerjasama kegiatan yang pernah dilakukan seperti dukungan
untuk melestarikan kebudayaan dalam bentuk pertunjukan tarian, pameran, dan kegiatan
diskusi untuk memperkuat keberadaan budaya yang beragam di Sumatera Utara. Tidak
hanya itu, dalam struktur kepengurusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, unsur
suku menjadi salah satu pertimbangan dalam menempatkan kader-kadernya. Para ketua
perkumpulan adat tersebut sangat diperlukan oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila
agar memberikan dukungan positif dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemuda
Pancasila.
Tokoh agama dan tokoh adat yang tergabung dalam organisasi menjadi salah
satu bagian penting dalam mempengaruhi anggota komunitasnya. Pada saat penyusunan
strategi kampanye, tim pemenangan internal Pemuda Pancasila juga melakukan
pendekatan kepada tokoh-tokoh tersebut dalam bentuk pertemuan. Setelah pertemuan


3
Wawancara dengan seorang ustad KH. ZH di Medan, 23 Januari 2012, pukul 10.00 Wib.

Universitas Indonesia
167

itu, diharapkan mereka dapat memberikan pengaruhnya kepada anggota organisasi agar
memilih Syamsul Arifin sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Salah satu tema
kampanye yang diusung oleh Syamsul Arifin adalah Sahabat Semua Suku menjadi
slogan yang cukup menarik bagi kalangan tokoh adat tersebut.
Penyusunan tema kampanye yang dilakukan oleh tim pemenangan internal
Pemuda Pancasila dilakukan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh
Syampurno sebagai bentuk tawaran program. Program kampanye yang akan
disosialisasikan adalah Rakyat Tidak Lapar, Tidak Sakit, Tidak Bodoh dan Punya
Masa Depan. Tema kampanye ini memiliki daya ketertarikan para pemilih, selain
sederhana, tetapi memiliki makna substansi yang memang dibutuhkan oleh masyarakat
Sumatera Utara. Secara kelembagaan, Pemuda Pancasila sangat mendukung tema
kampanye tersebut karena dapat mendukung program kegiatan Pemuda Pancasila dalam
mengurangi pengangguran di kalangan anak-anak muda Sumatera Utara.
Tema kampanye itu akan disebarkan kepada seluruh anggota Pemuda Pancasila
dan diharapkan menjadi bahan diskusi sehari-hari di rumah warga, warung kopi, pasar,
dan pertemuan lainnya di masyarakat. Anggota Pemuda Pancasila memiliki harapan
agar pemerintah daerah memperhatikan anak-anak muda yang tidak memiliki pekerjaan
dengan memberikan program dan pendampingan kepada mereka agar dapat bersikap
lebih baik sehingga mengurangi pengangguran dan bentuk kejahatan lainnya.

Kami sangat senang dengan slogan kampanye Syamsul Arifin yaitu tidak sakit,
tidak lapar, dan tidak bodoh. Itu yang sangat kami harapkan, karena kami juga
sudah melakukannya ke anggota PP. Orang itu (anggota PP) kan hampir
semuanya tidak punya pekerjaan tetap. Makanya banyak yang mencuri,
merampok, mukuli orang, dan banyaklah yang dibuat orang itu. Kalau ada
pemimpin pemerintah yang betul-betul serius mengatasi pengangguran itu, mana
ada lagi pencuri, maling. Kami butuh pemimpin yang peduli sama anak-anak
muda pengangguran itu.4

Langkah lain yang dilakukan adalah membantu tim sukses bentukan koalisi
partai politik seperti menyebarkan alat peraga berupa stiker, spanduk, dan lain
sebagainya. Alat peraga itu bukan hanya dipasang tetapi juga menjaga agar tidak
dirusak oleh orang lain. Pada setiap jadwal kampanye, anggota Pemuda Pancasila

4
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua MPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel
Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.

Universitas Indonesia
168

diwajibkan menghadirinya sekaligus bertindak sebagai pasukan pengamanan. Dengan


menggunakan atribut pakaian seragam, para anggota Pemuda Pancasila turun di sekitar
lokasi kampanye untuk berjaga-jaga. Sementara, para pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara juga diundang oleh tim sukses koalisi partai pendukung untuk
hadir di atas panggung dengan menggunakan atribut seragam lengkap. Dalam
penjelasan Firdaus, di setiap kampanye baik yang berkaitan dengan penyebaran alat
peraga dan kampanye di lapangan (on spot) selalu ada satgas (satuan tugas) Pemuda
Pancasila yang hadir. Jarang terjadi atau bahkan tidak pernah ada kerusuhan dalam
setiap kegiatan tim pemenangan yang dilakukan oleh Syamsul Arifin, begitu juga di
kantor pemenangan selalu ada satgas Pemuda Pancasila yang berjaga-jaga.
Tugas lain yang harus dilakukan oleh ketua tim internal Pemuda Pancasila
adalah mengisi saksi-saksi di TPS pada saat pemilihan. Meskipun tim sukses yang
dibentuk koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin telah membagi tugas untuk
mengisi saksi-saksi di setiap TPS, tetapi selalu saja ada kekosongan saat mencari orang-
orang yang ditugaskan untuk menjaga dan menjadi saksi pada saat hari pemilihan.
Partai Keadilan Sejahtera yang disepakati oleh tim sukses koalisi partai politik
pendukung Syamsul Arifin untuk mengatur pembagian saksi-saksi di setiap TPS,
mengalami kendala di beberapa daerah. Tidak semua tempat bisa terisi oleh kader-kader
partai. PKS dinilai memiliki sistem yang cukup terorganisir dengan baik terkait dengan
tugas sebagai saksi. Para kadernya dengan taat dan sabar menunggu di TPS dari mulai
awal hingga akhir perhitungan tanpa meninggalkan lokasi pemungutan suara. Pada
daerah-daerah tertentu seperti wilayah yang basis pemilihnya sebagian besar beragama
selain Islam, tentu PKS tidak punya kader yang dapat diandalkan untuk ditugaskan
sebagai saksi. Selain PKS, anggota koalisi partai politik lainnya tidak dapat diandalkan
oleh tim pemenangan terkait pengadaan saksi di TPS karena ternyata tidak semua partai
politik di Sumatera Utara memiliki kader yang selalu siap ditugaskan oleh partainya.
Bagi anggota koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin, sangat sulit untuk
menugaskan para kader di daerah untuk menjadi saksi. Hal ini terkait dengan sumber
dana dan militansi yang dimiliki oleh kader-kader anggota koalisi partai politik
pendukung Syamsul Arifin. Oleh karena itu pula, urusan saksi ditugaskan secara penuh
kepada PKS. 5 Pada daerah-daerah yang memang tidak bisa diisi oleh kader PKS,


5
Keterangan ini diperoleh dari wawancara dengan beberapa informan kunci yaitu tim sukses yang sehari-
hari mengendalikan kantor pemenangan Syampurno. Yan Syahrin, bendahara tim sukses Syampurno,

Universitas Indonesia
169

pimpinan koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin meminta MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara untuk menugaskan anggota dan kadernya sebagai saksi di
lokasi pemungutan suara. Ketua tim sukses hanya menyebut lokasi atau tempat-tempat
di mana yang sulit menghadirkan saksi dari anggota koalisi partai politik pendukung
Syamsul Arifin. Untuk keperluan itu, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara akan menggunakan perangkat organisasi yang tersebar di seluruh daerah Provinsi
Sumatera Utara terkait dengan pengadaan saksi di TPS.
Saksi-saksi yang ditugaskan itu berasal dari pimpinan ranting setelah mendapat
perintah dari ketua tingkat kecamatan dan ketua di tingkat kabupaten atau kota. Firdaus
Nasution sebagai ketua tim internal Pemuda Pancasila setelah berkoordinasi dengan
ketua wilayah memberikan perintah kepada ketua cabang hingga jajaran di bawahnya
untuk menjaga lokasi TPS yang ditugaskan. Dalam penugasan itu, mereka tidak
menggunakan atribut kampanye Syampurno (Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho),
namun menggunakan atribut Pemuda Pancasila. Sulit sekali bagi petugas Kelompok
Panitia Pemungutan Suara (KPPS) atau tim sukses dari calon lainnya yang berniat untuk
membuat kecurangan di lokasi TPS.

kita dimana saja bisa karena kita dimana saja kan ada. Artinya kalau kita
dilaporin kecamatan A desa B, TPS nomor sekian, tidak ada Syampurno di situ,
kita suruh saja kepala ranting. Tidak perlu pake tanda pengenal Syampurno,
pake saja baju PP. tidak ada urusan sama kita, malah itu yang pasti suaranya
tidak hilang. Digebukin anggota-anggota itu kan, kalau panitianya menghitung
macam-macam6

Menjadi satu kewajiban moral bagi anggota Pemuda Pancasila yang ditugaskan
untuk menjaga TPS apalagi menjadi saksi. Masyarakat di sekitar TPS itu pasti
mengenal prilaku anggota Pemuda Pancasila sehingga akan sulit bagi siapapun untuk
bertindak curang dari hasil perhitungan suara karena akan terjadi keributan. Tidak


menjelaskan bahwa PKS lebih efektif dalam penggalangan saksi dan menginventarisasi administrasi di
lapangan. Wawancara dengan Yan Syahrin, 27 Oktober 2011, di kantor DPRD Sumatera Utara pukul
12.30 Wib. Wawancara dengan Sigit Pramono Asri menyebutkan bahwa di daerah yang PKS tidak
begitu kuat, kami meminta bantuan dari Pemuda Pancasila melalui kantor tim pemenangan. Ada 22.921
TPS yang tersebar di 28 kabupaten/kota, itu kan harus terisi semua. Wawancara dengan Sigit Pramono
Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-2014, saat pilkada menjadi anggota tim
seleksi internal DPW PKS Sumatera Utara, Sabtu 16 Oktober 2011 di rumah pribadi Sigit Pramono Asri,
pukul 8.30 Wib.
6
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua MPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel
Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.

Universitas Indonesia
170

sedikit masyarakat yang selalu menghindar jika berurusan dengan anggota Pemuda
Pancasila. Ini yang selalu membuat citra negatif Pemuda Pancasila di mata masyarakat.
Meskipun pengurus wilayah berharap citra itu akan berangsur-angsur pulih mengingat
agak sulit mengubah secara cepat sikap dan prilaku anggota Pemuda Pancasila karena
pada dasarnya yang menjadi anggota adalah kebanyakan pemuda yang menganggur,
suka mencuri, berkelahi, dan sering disebut preman. Para pemuda itu selalu taat jika
mendapatkan tugas dari pengurus tingkat ranting atau anak cabang. Mengenakan
seragam Pemuda Pancasila saja untuk bertugas merupakan satu kebanggaan bagi
mereka. Kondisi itulah yang terjadi di beberapa daerah dan membuat Pemuda Pancasila
tetap berjalan meski perlu pembenahan secara terus menerus.
Tabel 4.2
Perencanaan Kampanye yang Dirumuskan
Tim Pemenangan Internal Pemuda Pancasila

No. Kegiatan Penangung Jawab


1. Membentuk Tim Pemenangan Internal Anuar Shah
2. Menerbitkan Surat Instruksi kepada seluruh jajaran Anuar Shah
organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara
3. Menentukan basis wilayah kerja yang menjadi Firdaus Nasution
prioritas Pemuda Pancasila dalam pemenangan
Syampurno
4. Pendekatan tokoh agama dan tokoh adat Firdaus Nasution
5. Materi Kampanye Firdaus Nasution
6. Penyebaran dan menjaga alat peraga (spanduk, Firdaus Nasution
banner, selebaran, dan lain-lain)
7. Pengamanan lokasi kampanye Anuar Shah
8. Pengamanan dan petugas saksi di TPS Anuar Shah
Sumber: Hasil Wawancara, 2012.

Kegiatan pemenangan yang direncanakan tersebut tidak mudah untuk


dilaksanakan oleh anggota Pemuda Pancasila. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
Pemuda Pancasila selalu tidak memperhatikan aspek prosedur yang sudah ditetapkan.
Mereka telah terbiasa melakukannya dengan cara-cara mereka sendiri tanpa
memperhatikan aturan yang ada. Kebanyakan anggota Pemuda Pancasila selalu
mengandalkan otot dalam kegiatan organisasi. Kalaupun mereka diberikan arahan untuk
memenangkan Syampurno di lingkungannya masing-masing, tetapi anggota Pemuda
Pancasila lebih senang melakukan dengan caranya sendiri seperti memaksa para
pemilih, terutama bagi masyarakat, yang tidak mau mengikuti apa yang mereka

Universitas Indonesia
171

kehendaki. Salah seorang ketua anak cabang Pemuda Pancasila Kota Medan
menjelaskan suasana pada waktu memberikan dukungan Syamsul Arifin sebagai
berikut.

Kami bang, kalau sudah kami bilang pilih, orang itu juga tidak mau milih, ya
lihat saja nanti. Ini perintah ketua bang, gak berani kami melawannya. Kalau di
tempat kami tidak menang Syampurno, bisa gawat kami bang sama ketua.
Makanya berdiri aja di rumahnya, apalagi kita tahu dia tim sukses calon lain,
kita datangi dia. Kau mau apa, apa maksud kau nyuruh-nyuruh orang pilih yang
kau mau. Udah gila kau ya.7

Penjelasan yang disampaikan oleh narasumber tersebut membenarkan adanya


intimidasi berupa ancaman kepada orang lain yang tidak mengikuti kehendaknya.
Penggunaan intimidasi yang dilakukan anggota Pemuda Pancasila di tingkat lingkungan
adalah mempengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihannya dan para pemilih
yang telah memiliki pilihan dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Jika
tidak memilih Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur maka para pemilih akan
menerima sanksi berupa kekerasan fisik seperti pemukulan, melempari rumah, dan
melukai fisik para pemilih tersebut. Tindakan itu dilakukan secara terus menerus sejak
diterbitkannya surat instruksi kepada seluruh anggota Pemuda Pancasila untuk
memenangkan Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur.

4.2. Pelaksanaan Kampanye Pemuda Pancasila dalam Pemilihan Gubernur

Darwin Nasution sebagai ketua tim sukses Syampurno, memiliki kewenangan


untuk mengatur segala aktivitas yang dilakukan semua kelompok pendukung
Syampurno yang telah bergabung. Sedangkan posisi Darwin yang menjabat sebagai
Ketua MPW Partai Patriot Sumatera Utara dan Sekretaris MPW Pemuda Pancasila
memberikannya kekuasaan untuk mengontrol kegiatan pemenangan calon gubernur
yang dilakukan Pemuda Pancasila. Kepentingan Darwin untuk melakukan itu lebih
disebabkan karena adanya perbedaan pendapat antara pimpinan MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin terkait soal dukungan dan pendanaan.


7
Wawancara dengan AF, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Medan Area, tanggal 13 Januari 2012,
pukul 19.30 Wib, di Medan.

Universitas Indonesia
172

Tidak sesuainya antara permintaan dengan jumlah dana yang diberikan Syamsul
Arifin kepada Anuar Shah menyebabkan Darwin Nasution harus menyusun strategi lain
untuk menggerakkan potensi Pemuda Pancasila. Darwin Nasution memperoleh
informasi dari banyak ketua cabang Partai Patriot Pancasila yang tersebar di kabupaten
dan kota wilayah Sumatera Utara tentang tidak maksimalnya mobilisasi massa yang
dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Setiap ada kegiatan yang terkait dengan pemenangan
Syampurno, pimpinan wilayah Pemuda Pancasila punya perintah lain yaitu untuk tidak
terlalu banyak menghadirkan anggota organisasi. Informasi tersebut selalu diterima
Darwin Nasution dari hampir seluruh pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila Provinsi
Sumatera Utara. Mencermati informasi itu, Darwin pun melakukan konfirmasi dengan
mendatangi beberapa cabang Partai Patriot Pancasila untuk memastikan kebenarannya.
Setelah Darwin memperoleh kebenaran informasi tersebut, langkah yang
ditempuh Darwin adalah menghubungi ketua Partai Patriot Pancasila yang juga
menjabat sebagai ketua Pemuda Pancasila di daerah untuk mendukung secara maksimal
semua kegiatan pemenangan Syampurno. Untuk daerah-daerah tersebut, Darwin
menggerakkan anggota Pemuda Pancasila melalui pimpinan Partai Patriot Pancasila di
kabupaten dan kota. Misalnya ada jadwal kegiatan Syamsul Arifin di daerah seperti
pertemuan tokoh lokal atau kampanye, Darwin Nasution, menghubungi ketua cabang
Partai Patriot di daerah itu agar mengumpulkan anggota Pemuda Pancasila dengan
menggunakan seragam lengkap untuk hadir dalam pertemuan itu. Darwin pun kemudian
memberikan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menggerakkan anggota Pemuda
Pancasila jika pimpinan cabang memerlukan dana tambahan. Perintah Darwin itu
dilakukan oleh semua pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila karena Pemuda
Pancasila telah mendeklarasikan dukungannya kepada Syamsul Arifin sebagai calon
gubernur.
Selain mobilisasi anggota Pemuda Pancasila, Darwin Nasution juga langsung
memerintahkan ketua cabang Partai Patriot Pancasila untuk memberikan nama-nama
anggota yang ditugaskan sebagai saksi dengan menggunakan atribut Pemuda Pancasila.
Penyebaran alat peraga kampanye Syampurno di daerah-daerah juga dibantu melalui
pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila dan Pemuda Pancasila. Darwin mengambil
alih perintah berupa instruksi kepada pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila dan
Pemuda Pancasila tanpa berkoordinasi dengan Anuar Shah sebagai Ketua MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
173

.setiap kegiatan pemenangan seperti pertemuan warga dan tokoh atau


kampanye saya arahkan Pemuda Pancasila dalam pakaian, dalam atribut, itu
benar. Datangnya dari mana? Yakunci-kunci simpul itu kita buka. Kesalahan
Aweng (Anuar Shah), dia terima uang itu, yang 600 juta rupiah di Hotel
Madanikalau gak diterima baru paten. Dia bisa bilang gak ada kami dukung.
Dan saya tidak bisa pakai Pemuda Pancasila kalau begitu ceritanya. Saya pasti
mundur, karena saya sudah bilang kalau kalian mau dukung di luar Syamsul
Arifin dan aku sudah ketua tim pemenangan, aku mundur dari jabatan sekretaris
wilayah Pemuda Pancasila. Itu yang saya tawarkan kemarin8

Tidak begitu sulit bagi Darwin Nasution untuk memberikan perintah organisasi
Pemuda Pancasila di tingkat kabupaten dan kota meskipun tanpa persetujuan ketua
wilayah. Melalui pimpinan Partai Patriot Pancasila itulah Darwin menggerakkan potensi
organisasi Pemuda Pancasila. Namun tidak semua pengurus Pemuda Pancasila
kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang dapat diperintah oleh
Darwin Nasution, salah satu di antaranya adalah Kota Medan. Darwin Nasution
mengalami kesulitan menggerakkan anggota Pemuda Pancasila Kota Medan melalui
ketua cabangnya. Rudi Tampubolon, Ketua MPC Pemuda Pancasila sangat patuh
kepada Anuar Shah dan dia tidak menjabat sebagai ketua Partai Patriot Pancasila Kota
Medan.
Menyikapi situasi itu, Darwin kemudian menghubungi tokoh pemuda yang
dihormati Rudi Tampubolon yaitu Rajamin Sirait9 untuk mengerahkan anggota Pemuda
Pancasila melakukan kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Upaya Darwin Nasution itu
kemudian mengharuskan Rudi Tampubolon ikut menggerakkan anggota Pemuda
Pancasila di Kota Medan untuk mendukung Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur.
Kegiatan tim pemenangan seperti pertemuan dengan warga dan tokoh masyarakat,
kampanye, dan penyebaran alat peraga tidak luput dari perhatian Rudi Tampubolon.
Rudi Tampubolon menjelaskan keterlibatannya mendukung Syamsul Arifin
bukan karena Anuar Shah atau Darwin Nasution, tetapi karena mengikuti perintah dari
Rajamin Sirait sebagai tokoh senior yang dihormatinya. Sebagai junior, Rudi

8
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
9
Di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, nama RS dikenal sebagai tokoh pemuda yang disegani. Pernah
menjadi pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara masa kepemimpinan Donald Sidabalok. Saat ini
menjabat sebagai Ketua Pemuda Mitra Kamtibmas (PMK) Sumut, Ketua Harian FORKI Sumut, Wakil
Sekretaris DPP Organda dan Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut Periode 2005-2010.

Universitas Indonesia
174

Tampubolon akan selalu mengikuti perintah senior yang selalu melindungi dalam setiap
aktivitas yang dilakukannya. Darwin Nasution sangat paham tentang prilaku tokoh
pemuda atau pimpinan organisasi pemuda yang sering disebut sebagai preman. Tidak
semua pimpinan organisasi pemuda patuh dan taat kepada pimpinan organisasi di
atasnya. Kepatuhan pimpinan organisasi pemuda kepada seseorang hanya bisa terjadi
jika seseorang, yang dihormatinya itu, telah berjasa memberikannya kehidupan yang
layak seperti penghargaan yang hanya didapat dari jabatan. Sepertinya Darwin Nasution
memahami benar prilaku para pimpinan organisasi pemuda di Sumatera Utara.
Hal yang hampir sama juga terjadi di Kota Binjai, Zainuddin Purba10 (disapa
Ucok Zahar), adalah ketua Pemuda Pancasila Kota Binjai. Tidak ada perintah apapun
dari Anuar Shah kepada Pemuda Pancasila Kota Binjai terkait kegiatan pemenangan
Syampurno. Darwin kemudian menghubungi Ucok Zahar agar dapat membantu
menggerakkan anggota Pemuda Pancasila di Kota Binjai untuk mendukung Syamsul
Arifin. Pendekatan yang dilakukan Darwin kepada Ucok Zahar adalah mengingatkan
kembali tentang beberapa proyek pemerintah yang diperolehnya selama Syamsul Arifin
menjabat sebagai Bupati Langkat. Darwin Nasution tidak meminta Ucok Zahar untuk
memberikan bantuan dana bagi tim pemenangan. Tetapi, Darwin meminta agar Ucok
Zahar membantu mengumpulkan anggota, kader, dan simpatisan Pemuda Pancasila di
Kota Binjai dengan memakai atribut pada saat dilaksanakan kegiatan pemenangan.
Ucok Zahar pun menjelaskan bahwa banyak kegiatan yang dilakukannya bersama
dengan tokoh pemuda lainnya terutama anggota Pemuda Pancasila untuk pemenangan
Syamsul Arifin. Hal itu dilakukannya karena secara pribadi, Ucok Zahar, memiliki
kedekatan dengan Syamsul Arifin dan tidak begitu senang dengan kepemimpinan Ali
Umri sebagai Walikota Binjai yang menjadi kandidat Gubernur Provinsi Sumatera
Utara.11
Aktivitas pemenangan Syampurno di Kota Binjai untuk memperoleh suara dari
Walikota Binjai, Ali Umri sebagai calon gubernur, tidak mudah karena unsur birokrasi
dilibatkan untuk memenangkan Ali Umri. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, Ucok
Zahar memberikan perintah kepada anggota Pemuda Pancasila untuk mengawasi
pegawai pemerintah Kota Binjai agar tidak mengganggu basis wilayah Pemuda

10
Zainuddin Purba atau lebih akrab dikenal sebagai Ucok Zahar adalah tokoh pemuda di Kabupaten
Langkat dan wilayah jirannya yaitu Kota Binjai. Profesi utamanya juga sebagai pengusaha atau
kontraktor di kedua wilayah tersebut. Saat menjabat sebagai Ketua DPC Pemuda Pancasila Kota Binjai,
Ucok, terpilih sebagai anggota DPRD Kota Binjai dan Ketua DPD Partai Golongan Karya Kota Binjai.
11
Wawancara dengan Ucok Zahar di Binjai, 27 Oktober 2011 pukul 11.00 Wib.

Universitas Indonesia
175

Pancasila.12 Jika ditemukan, maka akan dilakukan tindakan ancaman pemukulan dan
bahkan penikaman bagi orang-orang yang terlibat dalam pemenangan tersebut.
Perintah organisasi kepada anggota Pemuda Pancasila dilaksanakan secara
bertanggung jawab sebagai bentuk loyalitas. Pada masa kampanye, seorang anggota
Pemuda Pancasila terlibat adu mulut dengan seorang lurah di Binjai Utara. Ketika itu,
lurah tersebut mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat di kecamatan Binjai Utara
untuk mengajak warga memilih Ali Umri. Pada pertemuan itu, anggota Pemuda
Pancasila datang memantau, dan berdiri di halaman tempat pertemuan itu. Setelah
pertemuan selesai, lurah dan dua orang warga didatangi oleh anggota Pemuda Pancasila
dan diancam akan dipukul serta ditikam senjata tajam jika tidak menghentikan kegiatan
tersebut. Lurah dan dua warga itu merasa ketakutan dan berjanji akan menghentikan
aktivitas tersebut pada hari-hari berikutnya.13
Hal yang berbeda juga terjadi di Kabupaten Langkat. Meskipun Syamsul Arifin
berasal dari Langkat, tetapi tidak berarti anggota Pemuda Pancasila tidak menebar
ancaman kepada pemilih di daerah tersebut. Seorang kepala desa di Kecamatan Stabat
yang diketahui berpihak kepada Tri Tamtomo didatangi oleh anggota Pemuda Pancasila
agar meninggalkan kegiatan kampanye untuk Tri Tamtomo.14 Jika tidak, maka desa
tersebut akan dibakar. Ancaman pembakaran dilakukan karena desa itu merupakan basis
salah satu partai politik. Kepala desa tersebut tidak dilaporkan kepada Syamsul Arifin,
tindakan ancaman hanya dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila untuk menunjukkan
kekuatan dan kesetiaannya kepada pimpinan atau ketua organisasi.
Selain Binjai dan Langkat, wilayah Deli Serdang menjadi basis anggota Pemuda
Pancasila untuk menjaga suara Syampurno. Kecamatan Percut Sei Tuan adalah
kecamatan yang terbesar jumlah pemilihnya yaitu 230.429 pemilih. Di kecamatan itu
pula, banyak berdiri posko Pemuda Pancasila yang didirikan untuk mengawasi tanah

12
Perhatian khusus anggota Pemuda Pancasila ditujukan kepada para kepala dinas hingga lurah yang aktif
berkampanye untuk Ali Umri. Data wilayah yang menjadi basis Pemuda Pancasila di Kota Binjai hanya
disebutkan oleh Ucok Zahar yaitu berada 3 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Binjai.
13
Informasi diperoleh dari Cecep, pengurus MPC Pemuda Pancasila Kota Binjai. Pada saat pemilihan
gubernur, Cecep ditunjuk Ucok Zahar mengawasi Binjai Utara. Di daerah tersebut, Syampurno
memperoleh kemenangan sebesar 40%. Wawancara dengan Cecep, di Binjai, 27 Oktober 2011 pukul
11.45 Wib. Penulis tidak berhasil mendapatkan informasi dari lurah dan dua warga yang diancam oleh
Cecep. Tetapi, penulis mendengar pembicaraan informal dari seorang PNS di Kota Binjai tentang
perlakuan anggota Ucok Zahar yang sangat kasar kepada tim sukses Ali Umri pada waktu pemilihan
gubernur.
14
Desa tersebut bernama Gohor Lama. Jarak desa tersebut dari ibu kota Kabupaten Langkat, Stabat,
sekitar 15 km ditempuh dalam waktu 1,5 jam karena infrastruktur jalan yang rusak. Desa itu terkenal
sebagai basis PDI-P sejak Orde Baru hingga saat ini. Wawancara dengan GW, tokoh masyarakat Stabat,
28 Oktober 2011, pukul 10.00, di Stabat.

Universitas Indonesia
176

yang digarap oleh masyarakat. Anggota Pemuda Pancasila mendapatkan uang dari jasa
pengawasan tanah yang digarap secara illegal oleh masyarakat. Untuk mendapatkan
suara pemilih di Deli Serdang, cukup fokus di daerah Percut Sei Tuan yang lokasinya
tidak jauh dari Kota Medan. Ketua MPC Pemuda Pancasila Deli Serdang
memerintahkan seluruh anggota Pemuda Pancasila terutama di Percut Sei Tuan
memenangkan Syampurno dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara.15
Besarnya jumlah penduduk dan pemilih di Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang menyebabkan semua calon gubernur memilih daerah tersebut
sebagai potensi lumbung suara. Pemuda Pancasila juga menempatkan Percut Sei Tuan
sebagai basis perolehan suara. Oleh karena itu, anggota Pemuda Pancasila akan
memantau tim sukses calon gubernur selain Syampurno. Mereka meminta kepala desa
dan lurah agar merekomendasikan anggota Pemuda Pancasila sebagai petugas
Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di wilayah Percut Sei Tuan. Permintaan
itu disertai dengan ancaman untuk tidak menjamin keamanan di kantor lurah atau kantor
kepala desa. Atas permintaan itu, kepala desa dan lurah merekomendasikan anggota
Pemuda Pancasila sebagai petugas KPPS kepada PPK untuk ditetapkan.16
Tugas anggota Pemuda Pancasila di Percut Sei Tuan dalam pemenangan
Syampurno juga terkait dengan pengawasan tim sukses para kompetitor. Di daerah-
daerah pinggiran yang basis Pemuda Pancasila kuat seperti wilayah Bandar Selamat,
pernah terjadi perselisihan antara tim sukses Tri Tamtomo yang didukung IPK dengan
Pemuda Pancasila. Kekuatan IPK di wilayah itu tidak sebanding dengan Pemuda
Pancasila. Salah seorang anggota IPK yang terlihat anggota Pemuda Pancasila
membagikan alat peraga Tri Tamtomo langsung dihampiri oleh anggota Pemuda
Pancasila. Pada saat itu, posko tim sukses Tri Tamtomo diancam akan diserang dengan
panah beracun jika mengedarkan alat peraga di wilayah Bandar Kalipah.17
Untuk menggerakkan potensi Pemuda Pancasila, Darwin Nasution harus
melakukan pendekatan kepada para ketua cabang yang khusus memiliki basis massa


15
Anggota Pemuda Pancasila yang berasal dari Kecamatan Percut Sei Tuan dikenal mahir memainkan
panah beracun. Sebagian besar dari anggota tersebut adalah para preman yang pekerjaan sehari-harinya
adalah menyediakan jasa pengamanan bagi perusahaan industri dan pabrik yang ada di Percut Sei Tuan
atau sekitarnya. Wawancara dengan DS, Ketua MPC Pemuda Pancasila Deli Serdang, 15 Desember 2011,
di Percut Sei Tuan.
16
Wawancara dengan BG dan NZ, kepala desa dan mantan lurah di Kecamatan Percut Sei Tuan, 16
Desember 2011 di Deli Serdang.
17
Wawancara dengan NR, salah seorang pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan, 16 Desember 2011 di
Deli Serdang.

Universitas Indonesia
177

yang kuat. Meskipun, Anuar Shah tidak memantau aktivitas anggotanya di lapangan
pada saat kegiatan pemenangan.

.contohnya yang gerakkan Medan, dia (Anuar Shah) gak banyak gerak. Tapi
saya telpon Rajamin. Ini gaya saya. Rudi kan takut sama Rajamin...eh, kau
bilang sama Rudi itu, dia takut sama Rajamin. Gak bisa gerak lah Rudi. Jadi
ikutnya si Rudi pake Pemuda Pancasila bukan karena Aweng dan bukan karena
Darwin. Tapi karena Rajamin itu saya telepon. Saya tanya, itulah yang saya
lakukan. Jadi misalnya juga Ucok dari Binjai. Dia saya telepon dan bilang:
bangya apa ini? Sayalah yang gertak Ucok Zahar. Abang banyak kali proyek
abang. Berapa milyar abang mau setor ke Datok? Berapa milyar abang udah
dapat? Aku gak minta duit sama abang, aku gak minta uang kampanye. Yang
aku perlu abang gerakkan orang untuk Datok (Syamsul Arifin) biar turun
langsung pake pakaian Pemuda Pancasila. Jadi ucok nyaman, anak Pemuda
Pancasila yang turun. Nah. Itu strategi kita18

Penjelasan yang disampaikan oleh Darwin Nasution menunjukkan bahwa terjadi


perbedaan di internal Pemuda Pancasila terkait dukungan kepada Syamsul Arifin.
Perbedaan pendapat itu memunculkan konflik di kepengurusan MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara terutama menyangkut kegiatan pemenangan yang harusnya dilakukan
oleh jajaran pengurus Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota. Satu sisi MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara telah mendeklarasikan dukungan kepada Syamsul Arifin
sebagai calon gubernur, namun di sisi lain tidak diiringi dengan kegiatan nyata yang
mengarahkan anggota Pemuda Pancasila untuk melakukan kegiatan pemenangan. Fakta
itu bukan hanya terjadi pada kepengurusan Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota
tetapi juga terjadi di tingkat lembaga dan badan seperti Komando Inti Mahatidana
(Koti) MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara, dan lain-lainnya.
Pada saat menjelang pemilihan gubernur, salah seorang pengurus Koti MPW
Pemuda Pancasila, dipinjamkan satu unit mobil oleh tim pemenangan Syampurno untuk
keliling di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Medan dan sekitarnya
dengan menggunakan seragam lengkap Pemuda Pancasila. Tindakan pengurus Koti itu
kemudian ditegur oleh Anuar Shah karena tidak pernah meminta persetujuan dari MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara khususnya kepada ketua. Teguran Anuar Shah

18
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
178

kepada pengurus Koti seperti apa kau bawa anggota gak permisi sama aku?. 19
Pengurus Koti itu sendiri merasa bingung atas teguran dari Ketua MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara karena tindakan yang dilakukannya. Seharusnya tindakan
yang dilakukannya mendapat dukungan dari Ketua MPW Pemuda Pancasila karena
inisiatif itu dianggap sebagai bentuk nyata kegiatan untuk memenangkan Syampurno
yang telah dideklarasikan. Meski tanpa meminta izin terlebih dahulu untuk melakukan
pengawasan di beberapa TPS dengan menggunakan seragam Pemuda Pancasila.

saya gerakkan Pemuda Pancasila pakai Partai Patriot Pancasila. Boleh tanya
sama ketua PP Sumut di sana.. PP nya itu bukan Aweng, sayalah ketua PP nya.
Jadi misalnya kami gak bisa ambil barang, PKS gak ada seperti di Tarutung.
PKS tidak bisa masuk ke Tarutung. Mereka lapor tim saya. Saya langsung bilang
okePP turun. Di Siantar juga begitu, PP Siantar turun. Melalui Ketua Patriot
saya perintah ini, turunkan ke sana, bergerak ke sana..mau langsung. Habegitu
kita buat. Banyak itu 60% ketua Partriot ya ketua PP. Jadi, saya gerakkan PP itu
pake Partiot20

Pernyataan Darwin mengenai keterlibatan Pemuda Pancasila di atas dibenarkan


oleh Syamsul Arifin. Menurut Syamsul Arifin, banyak pengurus Pemuda Pancasila
Provinsi Sumatera Utara bukan berasal dari kader-kader yang dulunya berjuang untuk
pemuda. Bukannya membersarkan organisasi, justru hanya menjadi beban organisasi,
tidak kreatif dan selalu mengikuti petunjuk dan perintah dari orang-orang yang
memiliki kepentingan di Pemuda Pancasila.21 Syamsul Arifin tidak menjelaskan secara
tegas orang-orang yang dimaksudkannya itu. Sebagai kader Pemuda Pancasila, terlihat
kekecewaan Syamsul Arifin karena sikap pengurus inti MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara yang tidak maksimal melakukan kegiatan pemenangan Syamsul Arifin
pada pemilihan gubernur. Meskipun deklarasi dukungan sudah dilakukan dan
permintaan dana untuk kegiatan pemenangan sudah diberikan Syamsul Arifin kepada
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Sikap pimpinan Pemuda Pancasila yang
terlihat tidak konsisten dalam kegiatan pemenangan disebabkan karena adanya konflik
internal di antara pejabat organisasi antara Darwin Nasution (Sekretaris MPW PP


19
Ibid.
20
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
21
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 21 Oktober 2011 di RS Abdi Waluyo Jakarta, pukul 10.00 Wib.

Universitas Indonesia
179

Sumut), Firdaus Nasution (Wakil Ketua MPW PP Sumut) dan Anuar Shah (Ketua
MPW PP Sumut).
Munculnya perbedaan di antara pimpinan Pemuda Pancasila Sumatera Utara
terlihat setelah Musyawarah Wilayah XI dan aktivitas politik yang dilakukan Partai
Patriot Pancasila di Provinsi Sumatera Utara. Perbedaan pandangan terjadi antara Anuar
Shah selaku Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Darwin Nasution
selaku Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Selain itu, intervensi senior
turut mempengaruhi pandangan kedua tokoh Pemuda Pancasila dalam kaitannya dengan
kontestasi perkembangan karir mereka di Pemuda Pancasila. Meski kedua tokoh
Pemuda Pancasila itu secara bersama-sama menggalang dukungan suara dari ketua
cabang Pemuda Pancasila pada saat menjelang Musyawarah Wilayah XI. Namun,
kompetisi menjadi orang yang berpengaruh di antara kedua kader Pemuda Pancasila itu
menjadi penyebab perbedaan itu. Perbedaan pendapat berawal dari tidak adanya
koordinasi yang baik antara Pemuda Pancasila dengan Partai Patriot Pancasila terkait
dukungan pada pemilihan calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sehingga, terkesan
muncul dualisme kepemimpinan dalam kegiatan pemenangan calon yang didukung
Pemuda Pancasila.
Sebelum ditunjuk oleh formatur hasil Musyawarah XI Pemuda Pancasila
Sumatera Utara, Darwin Nasution, dipercaya menjabat sebagai Ketua MPW Partai
Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Pada saat pembentukan struktur Partai
Patriot Pancasila di seluruh kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara disepakati
menggunakan perangkat organisasi Pemuda Pancasila. Selain itu, aktivitas
penggalangan massa di setiap kegiatan konsolidasi Partai Patriot Pancasila juga
menggunakan anggota Pemuda Pancasila. Kesepakatan itu yang menyebabkan
pentingnya koordinasi antara Partai Patriot Pancasila dengan Pemuda Pancasila agar
memudahkan konsolidasi partai politik yang baru itu. Oleh karenanya, banyak ketua
cabang Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota merangkap juga sebagai ketua cabang
Partai Patriot Pancasila. Darwin Nasution menggunakan kewenangan yang dimilikinya
sebagai ketua wilayah Partai Patriot Pancasila agar seluruh ketua cabang mengikuti
keputusan partai secara utuh. Sementara, Anuar Shah mulai berminat untuk mengambil
jabatan ketua Partai Patriot Pancasila agar memudahkan koordinasi kegiatan di tingkat
bawah. Perbedaan itulah yang menyebabkan kedua tokoh Pemuda Pancasila seperti

Universitas Indonesia
180

berkompetisi menjadi orang yang berpengaruh untuk bisa dihormati dan ditakuti oleh
para pengurus di jajarannya berikut juga anggota organisasi.
Memasuki tahapan pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Darwin
Nasution berperan sangat aktif dalam mencari figur-figur bakal calon yang memiliki
elektabilitas tinggi. Tanpa melakukan koordinasi dengan Anuar Shah, Darwin
menggelar pertemuan dengan beberapa bakal calon yang berniat menjadi gubernur.
Pada saat yang sama Anuar Shah, selaku Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara, menerima perintah dari para senior untuk mendukung calon gubernur dari
kalangan internal organisasi dan memiliki ikatan emosional dengan para senior itu.
Meskipun kewenangan untuk mengusulkan calon gubernur ada pada Darwin Nasution
selaku Ketua MPW Partai Patriot Pancasila, tetapi Anuar Shah berharap ada koordinasi
dengan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Setidaknya Darwin Nasution
mendiskusikan langkah-langkah Partai Patriot Pancasila kepada Anuar Shah selaku
ketua Pemuda Pancasila.

kita telah sepakat dan deklarasikan dukungan ke bang Syamsul. Makanya


Darwin kita minta diangkat jadi ketua tim sukses. Karena Darwin kan orang
Pemuda Pancasila. Kalau bukan karena itu, bukan dia yang jadi ketua. Di situ
ada PKS, PPP suaranya lebih besar dari Patriot. Jangan dia pikir tidak ada peran
MPW PP di situ, waktu dia diangkat jadi ketua. Gak ada itu22

Darwin Nasution tidak pernah mendiskusikan tindakan yang dilakukannya


kepada Anuar Shah terkait pemilihan calon gubernur dari Partai Patriot Pancasila. Hal
itu dilakukan agar kelompok Anuar Shah tidak melakukan intervensi kepada Darwin
Nasution, selaku Ketua MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara, untuk memilih
calon gubernur tertentu untuk kepentingan mereka. Sikap Darwin Nasution seperti itu
dilakukan agar pandangan objektif tentang figur yang memiliki elektabilitas tinggi
menjadi ukuran yang paling utama. Tetapi Anuar Shah dan Firdaus Nasution
mencurigai Darwin Nasution tentang adanya permainan uang yang diterima dari
beberapa bakal calon yang ingin mendapatkan dukungan pencalonan Partai Patriot
Pancasila. Keputusan yang dilakukan oleh Darwin Nasution tentang pencalonan


22
Wawancara dengan Anuar Shah, 2 Oktober 2011 di Kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara,
pukul 13.30 Wib.

Universitas Indonesia
181

gubernur itu, membuat Anuar Shah merasa kecewa karena tidak dilibatkan dalam
pembahasannya.23
Anuar Shah kemudian berasumsi langkah-langkah yang diambil oleh Darwin
Nasution secara sepihak lebih disebabkan karena permainan uang. Menurut Anuar Shah
kesepakatan antara Darwin Nasution dengan Syamsul Arifin terkait dengan sejumlah
dana yang diberikan Syamsul Arifin kepada Darwin Nasution selaku Ketua Partai
Patriot Pancasila. Bukan hanya Syamsul Arifin yang memberikan uang tersebut tetapi
bakal calon lainnya seperti Darwan Siregar dan Chairuman Harahap juga tidak lepas
dari pungutan dana yang diminta Darwin Nasution. Kecurigaan Anuar Shah terhadap
Darwin Nasution mengenai sejumlah dana yang telah diterimanya menjadi alasan tidak
adanya koordinasi di antara mereka.
Selain masalah dana, hal lain yang menjadi sumber masalah perbedaan antara
Anuar Shah dengan Darwin Nasution terkait pengaruh masing-masing tokoh di Pemuda
Pancasila dalam pengambilan keputusan. Anuar Shah merasa kewenangan dan
pengaruhnya telah diambil alih Darwin Nasution dalam kontestasi pemilihan Gubernur
Provinsi Sumatera Utara. Sebagai ketua organisasi pemuda yang disegani di Sumatera
Utara, Anuar Shah, harus mampu meyakinkan para senior dan anggota organisasi
bahwa kewenangan putusan dan perintah organisasi hanya berasal dari dirinya. Tidak
terkecuali bagi perangkat organisasi lain yang didirikan atas prakarsa dan peran Pemuda
Pancasila seperti Partai Patriot Pancasila, Komando Inti Pancasila, dan lain-lain.
Sementara Darwin Nasution berpandangan bahwa keputusan menetapkan calon
gubernur menjadi kewenangannya selaku ketua partai politik dan tidak ada keharusan
untuk berkoordinasi dengan Anuar Shah sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara. Meskipun Partai Patriot Pancasila dibentuk atas prakarsa kader dan
tokoh Pemuda Pancasila.
Perbedaan pandangan antara kedua tokoh Pemuda Pancasila tersebut
menyebabkan tidak maksimalnya dukungan untuk menggerakkan potensi organisasi
yang mereka pimpin. Uang dan pengaruh menjadi penyebab utama munculnya potensi
konflik di internal Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada saat pemilihan Gubernur

23
Beberapa narasumber di internal Pemuda Pancasila menjelaskan bahwa Anuar Shah dan Firdaus tidak
dilibatkan oleh Darwin Nasution karena terkait adanya permainan uang dalam proses pencarian bakal
calon gubernur yang ingin didukung. Darwin Nasution tidak ingin perolehan uang dari penjaringan bakal
calon yang dilakukan MPW Partai Patriot Pancasila dibagi kepada Anuar Shah. Tetapi, Darwin Nasution
membantah tuduhan itu dan menjelaskan bahwa dia tidak ingin diintervensi oleh kelompok Anuar Shah
dalam memilih calon gubernur yang akan didukung Partai Patriot.

Universitas Indonesia
182

Provinsi Sumatera Utara. Meskipun kedua tokoh Pemuda Pancasila itu pernah bersama-
sama menggalang dukungan untuk mendapatkan perolehan suara para ketua cabang
Pemuda Pancasila pada saat Musyawarah Wilayah XI yang memilih Anuar Shah
sebagai ketua.
Darwin Nasution mengakui bahwa tindakan yang dilakukannya untuk menjaring
calon gubernur didasarkan atas hasil penjaringan dan diskusi dari jajaran internal Partai
Patriot Pancasila, observasi lapangan, pertemuan dengan para tokoh di Sumatera Utara,
dan hasil survei yang didapatnya. Darwin tidak menginginkan intervensi dari para
pengurus dan senior Pemuda Pancasila terhadap upaya yang dilakukannya dalam
menjaring calon gubernur. Bukan uang yang menjadi motivasi atau alasan utama
Darwin dalam memilih calon gubernur yang akan diusung Partai Patriot Pancasila.
Bukan pula disebabkan karena ingin merebut pengaruh Anuar Shah di kalangan internal
Pemuda Pancasila, tetapi lebih disebabkan karena figur Syamsul Arifin yang memiliki
elektabilitas tinggi di antara calon-calon lainnya. Di samping itu, resistensi Syamsul
Arifin di kalangan internal Pemuda Pancasila tidak begitu besar.

ya sudahitulah politik, karena dia sudah mulai konflik. Orang itu merasa
gini, Darwin ini main sendiri, kok gak nyetor? Dikira orang ini saya sudah dapat
duit untuk saya sendiri. Ada pertanyaan mereka ke Datok: apa kerja Darwin itu,
gak ada kerjanya itu. Sementara saya tahu hitungan uang untuk bang Ajib ke
Tarutung, ke Karo, ada juga disumbang Datok. Akan sulit kita buat di sini, tapi
tanya Datok. Sampai hari ini bang Ajib tetap bilang: gak ada apa-apanya si
Datok itu24

Meskipun terjadi konflik kepentingan antara Darwin Nasution dan Anuar Shah
dalam pemilihan gubernur, tetapi tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Pemuda
Pancasila dapat berjalan. Beberapa ketua partai politik koalisi yang mendukung
Syamsul Arifin menyatakan Pemuda Pancasila sangat membantu kelancaran tugas tim
sukses khususnya menyangkut pengamanan pada saat kampanye dan menjaga
perolehan suara di TPS. 25 Artinya bahwa dukungan dari Pemuda Pancasila dapat
membantu kegiatan-kegiatan pemenangan yang dilakukuan tim sukses Syampurno


24
Wawancara dengan Darwin Nasution, di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara, 19 Desember 2011,
pukul 15.00 Wib.
25
Wawancara dengan Sigit Pramono Asri dan Fadli Nurzal di Medan.

Universitas Indonesia
183

meski banyak dari mereka yang tidak mengetahui secara persis adanya konflik
kepentingan antara Darwin Nasution dan Anuar Shah.
Situasi konflik internal di Pemuda Pancasila membuat Darwin Nasution harus
mencari cara lain untuk menggerakkan potensi organisasi pada saat tahapan kampanye.
Melalui Partai Patriot Pancasila yang lebih awal mendukung Syamsul Arifin sebagai
calon gubernur, Darwin Nasution memberi perintah kepada ketua partai yang menjabat
sebagai ketua Pemuda Pancasila untuk memobilisasi anggota organisasi dalam setiap
kegiatan pemenangan. Hampir semua kegiatan yang ditanggungjawabi Partai Patriot
Pancasila dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila. Kedua organisasi ini memiliki
sumber massa yang sama, tetapi pemimpin di tingkat wilayah yang berbeda. Ketika
Anuar Shah memperoleh informasi tentang anggota Pemuda Pancasila yang melakukan
kegiatan pemenangan Syamsul Arifin tanpa perintah darinya, maka anggota itu ditegur
dan diperintahkan untuk menghentikan kegiatan tersebut. Darwin Nasution tidak
merespon sikap Anuar Shah tersebut dan tetap memerintahkan ketua Partai Patriot
Pancasila melakukan kegiatan pemenangan dengan cara apapun termasuk menggunakan
anggota Pemuda Pancasila. Keputusan itu dilakukan Darwin Nasution karena Pemuda
Pancasila telah mendeklarasikan dukungan dan menerima uang dari Syamsul Arifin
sebagai calon gubernur yang didukung.
Perbedaan pendapat antara Darwin Nasution dan Anuar Shah dalam
menjalankan strategi kampanye terjadi karena masing-masing pihak ingin membuktikan
adanya pengaruh kepada anggotanya. Terlepas dari perbedaan yang terjadi tersebut,
pelaksanaan kampanye yang dilakukan Pemuda Pancasila berjalan sesuai dengan
perintah dari pimpinannya masing-masing. Para anggota Pemuda Pancasila diwajibkan
untuk memenangkan Syampurno di wilayahnya masing-masing. Kegiatan pemenangan
dilakukan pada tingkat yang paling bawah yaitu anak ranting. Setiap anggota anak
ranting dibebankan untuk mencari pemilih di tempatnya masing-masing. Untuk
memenuhi kewajiban tersebut para anggota anak ranting mendatangi para pemilih
secara langsung agar menentukan pilihannya kepada Syamsul Arifin. Mereka juga
memantau aktivitas pemilih di tempat tinggalnya terkait dengan kegiatan pemilihan
gubernur. Bagi pemilih yang menjadi tim sukses selain Syamsul Arifin di tempatnya,
para anggota Pemuda Pancasila akan mengancam orang untuk tidak mempengaruhi
warga setempat.

Universitas Indonesia
184

posko Pemuda Pancasila di tempat saya itu, memang ada untungnya juga.
Lingkungan ini agak aman, tapi juga bising. Orang tu (anggota Pemuda
Pancasila) main gitar, nyanyi, kadang-kadang minum. Tapi itu semua anak-anak
lingkungan sini. Gak bisa dilarang. Sebagai kepala lingkungan saya cuma bisa
minta tolong saja ke mereka. Semua kemauan mereka itu harus dituruti, kalau
tidak bisa berantem warga di sini. Waktu pilih gubernur juga gitu. Syamsul yang
menang di sini.26

Saya tinggal di wilayah Medan Area, aku juga Ketua PP di sini (di Kelurahan
Kota Matsum I). Aku punya beban menangkan Syampurno di wilayahku ini,
kalau gak menang Syamsul di sini, gak aman kubuat gang ini. Macam-macam
orang tu kulempar lah rumahnya. Tapi Syamsul juga orangnya baik, pernah dia
kemari, disalaminya orang dikasihnya uang, ntah berapa pun uang itu, aku gak
tau. Yang pasti dia perhatikan orang-orang di tempatku ini. Jadi aku pun enak
nyuruh orang itu milih Datok.27

Untuk memenuhi massa dalam setiap penyelenggaraan kampanye yang


dilakukan di Kota Medan, anggota Pemuda Pancasila diperintahkan memobilisasi
masyarakat di wilayahnya masing-masing. Kota Medan menjadi wilayah di Provinsi
Sumatera Utara yang menjadi prioritas untuk mendapatkan suara. Selain jumlah pemilih
yang besar (2.233.489), akses wilayahnya mudah dijangkau dan komunikasi antara
elitnya yang sudah terjalin lama. Atas dasar itu pula, MPW Pemuda Pancasila
memberikan perhatian khusus di Kota Medan dengan cara apapun untuk memenangkan
Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008.
Materi kampanye yang disampaikan oleh anggota Pemuda Pancasila di tingkat
kelurahan atau lingkungan adalah agar rakyat tidak sakit, tidak lapar, dan tidak sakit.
Tetapi materi itu hanya dibahas di lokasi-lokasi di mana mereka sering bertemu atau
berkumpul seperti posko Pemuda Pancasila, warung kopi, di rumah-rumah anggota
Pemuda Pancasila yang tinggal di daerah tersebut. Pada saat bertemu dengan warga di
sekitar lokasi tempat tinggal anggota Pemuda Pancasila itu, mereka jarang
membicarakan materi kampanye. Anggota Pemuda Pancasila hanya minta agar pemilih


26
Wawancara dengan Sukri, Kepala Lingkungan III Kelurahan Anggur Kecamatan Medan Area Kota
Medan, 9 Januari 2012 di Medan.
27
Wawancara dengan Kurdi, salah seorang Ketua Anak Ranting Pemuda Pancasila Kota Medan, 5
Januari 2012, di Medan.

Universitas Indonesia
185

di lokasi itu memilih Syamsul Arifin. Jika tidak dilakukan para pemilih di sekitar
lingkungan itu, mereka akan merasa tidak nyaman karena selalu diganggu dengan
tindakan-tindakan ancaman yang dilakukan anggota Pemuda Pancasila.
Kota Matsum dikenal sebagai daerah basis Pemuda Pancasila Kota Medan.28
Pada saat pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, anak-anak muda yang menjadi
anggota Pemuda Pancasila ditugaskan untuk memenangkan Syamsul Arifin di daerah
tersebut. Perintah yang diberikan pimpinan Pemuda Pancasila harus dilaksanakan oleh
anggota dengan cara apapun. Hampir seluruh warga Kota Matsum sudah memahami
prilaku anggota Pemuda Pancasila. Meskipun wilayah tersebut dikenal sebagai daerah
yang rawan kejahatan tetapi penduduknya merasa mendapatkan perlindungan dari
anggota Pemuda Pancasila. Pada saat kampanye pemilihan gubernur yang dilakukan di
Kota Medan, banyak penduduk Kota Matsum dikerahkan untuk menghadiri kampanye.
Para pemuda yang tidak memiliki pekerjaan tetap di Kota Matsum diberikan
uang oleh pengurus Pemuda Pancasila untuk mengawasi penduduk agar memilih
Syamsul Arifin. Perintah tersebut diterjemahkan oleh para pemuda itu sebagai bentuk
loyalitas anggota kepada ketua atau pimpinannya. Para pemuda itu, yang tercatat
sebagai anggota Pemuda Pancasila, melakukannya dengan cara memantau setiap
pertemuan dan pembicaraan warga sekitar Kota Matsum terkait pemilihan Gubernur.
Warga yang dimaksud adalah tokoh di tingkat lingkungan seperti warga yang telah
menetap lama, guru agama, dan pengetua adat yang tinggal di Kota Matsum. Para tokoh
tersebut diawasi oleh para pemuda itu agar tidak melakukan kegiatan mempengaruhi
warga memilih calon Gubernur Sumatera Utara selain Syamsul Arifin. Selain tokoh di
lingkungan itu, anggota Pemuda Pancasila juga memperhatikan mahasiswa yang tinggal
di daerah tersebut. Jika terdengar oleh anggota Pemuda Pancasila, mahasiswa tersebut
melakukan kegiatan mempengaruhi warga untuk memilih calon gubernur selain
Syamsul Arifin maka akan dilakukan tindakan khusus.
Untuk para tokoh di lingkungan Kota Matsum, tidak ada aktivitas mereka yang
membuat kegiatan kampanye calon gubernur selain Syamsul Arifin karena sudah
mengetahui dukungan Pemuda Pancasila. Berbeda dengan mahasiswa yang tinggal di
daerah tersebut, mencoba membagikan alat peraga atau selebaran Tri Tamtomo sebagai

28
Kota Matsum dan sekitarnya berada di kecamatan Medan Area Kota Medan dan terkenal sebagai
daerah yang rawan kejahatan. Penduduk di daerah itu berjumlah 129.029 jiwa. Kebanyakan anak-anak
muda di Kota Matsum tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
mereka sering melakukan pencurian, menjual ganja, berjudi, dan lain sebagainya. Wawancara dengan
Amran, tokoh masyarakat di Kecamatan Medan Area, 22 Desember 2011, pukul 14.00 di Medan.

Universitas Indonesia
186

calon gubernur kepada warga di Kota Matsum. 29 Aktivitas mahasiswa tersebut


terdengar oleh anggota Pemuda Pancasila dan sudah mulai menyebar ke lingkungan
lainnya sekitar Kota Matsum. Agar pengaruh itu tidak meluas, maka Ketua Anak
Ranting Pemuda Pancasila (tingkat kelurahan) Kota Matsum I menegur mahasiswa
yang bersangkutan agar menghentikan kegiatan kampanye Tri Tamtomo. Jika tidak
dihentikan, mereka diancam akan dilempari rumahnya agar kelompok mahasiswa
tersebut juga ditegur oleh orang tuanya untuk tidak melanjutkan kampanye itu.
Teguran pertama yang disampaikan oleh anggota Pemuda Pancasila belum juga
dihentikan oleh mahasiswa tersebut. Pada satu hari, mahasiswa dan beberapa temannya
itu dipanggil ke posko Pemuda Pancasila dan disampaikan secara serius agar
menghentikan kegiatan kampanye Tri Tamtomo serta menyerahkan semua alat peraga
yang ada maupun yang telah dibagikan ke warga sekitar. Jika tidak dilakukan, rumah
mereka akan dilempari dan bila perlu dibakar. 30 Mendapatkan ancaman tersebut,
kelompok mahasiswa itu, menghentikan kegiatan kampanye untuk Tri Tamtomo serta
menyerahkan alat peraga ke posko Pemuda Pancasila. Alat peraga itu dibakar oleh
anggota Pemuda Pancasila ranting Kota Matsum.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila itu dianggap sebagai
tanggung jawab melaksanakan tugas ketua atau pimpinan mereka serta membuktikan
bahwa dirinya memiliki kekuatan dan keberanian di daerah itu. Sebagai bentuk tugas
organisasi maka beban dari akibat dari perbuatannya itu harus dipikulnya. Seorang
anggota Pemuda Pancasila harus bisa menanggung akibat yang ditimbulkan dari
kegiatan mengancam, merusak, dan lain sebagainya terhadap orang lain. Pimpinan atau
ketua organisasi hanya bisa melindungi untuk persembunyian dan memenuhi kebutuhan
sehari-harinya seperti makan.31
Kendali untuk menggerakkan anggota organisasi menjadi tanggung jawab Anuar
Shah sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila. Khusus untuk Kota Medan daerah yang
menjadi basis adalah Kecamatan Medan Area, Medan Sunggal, Medan Belawan, dan


29
Narasumber bernama PS, tercatat sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Kota
Medan. Ketika itu, seorang senior di kampusnya memberikan alat peraga berupa spanduk, selebaran,
stiker pasangan Tri Tamtomo-Benny Pasaribu. Alat peraga itu dibagikan oleh PS di rumah dan tetangga
sekitarnya. Melalui teman-teman di sekitar rumah tinggal PS itulah, selebaran dan pembicaraan mengenai
Tri Tamtomo menjadi kegiatan rutin mereka.
30
Wawancara dengan PS, mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Medan, 23 Desember
2011, pukul 15.10 Wib, di Medan.
31
Wawancara dengan Apul, Ketua Ranting Pemuda Pancasila, 24 Desember 2011, pukul 17.10 Wib, di
Medan.

Universitas Indonesia
187

Medan Perjuangan. Pada daerah-daerah tersebut, anggota Pemuda Pancasila sering


diandalkan untuk melakukan mobilisasi massa di setiap kegiatan organisasi. Kehadiran
Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara sebagai juru kampanye pasangan
Syampurno memberi semangat bagi anggota organisasi. Anggota Pemuda Pancasila
yang menghadiri kampanye diwajibkan menggunakan atribut Pemuda Pancasila secara
lengkap. Selain memobilisasi massa, anggota Pemuda Pancasila dalam setiap kampanye
juga bertugas memberikan pengamanan di lokasi kampanye. Pengamanan di lokasi
kampanye dibutuhkan untuk menjaga adanya kerusuhan yang akan dilakukan pihak
lain.
Seluruh pembiayaan yang dibutuhkan untuk mobilisasi massa yang berasal dari
Pemuda Pancasila bersumber dari bantuan dari mitra Pemuda Pancasila. Untuk
kebutuhan transportasi, pengurus Pemuda Pancasila hanya menghubungi pemilik
angkutan umum tanpa bayaran. Pengelola angkutan umum itu tidak akan meminta
bayaran jika pengurus Pemuda Pancasila yang membutuhkan angkutan tersebut. Mereka
merasa akan mendapat kesulitan dengan anggota Pemuda Pancasila di jalan raya jika
biaya sewa angkutan dibebankan kepada pengurus Pemuda Pancasila.

sering kali PP minta bus saya untuk acaranya. Waktu kampanye gubernur
juga orang tu minta ke aku. Kita bantu ajalah apa yang dimintanya. Susah juga
ini urusan sama anak-anak PP. Gak dikasih nanti kita dirusuhinya. Angkot-
angkot kita itu bisa tidak jalan, gak narik cari penumpang. Kalau udah berantem
supir-supir kita dengan anak-anak PP jadi payah lo...32

Pernyataan narasumber memastikan adanya ancaman yang dihindari oleh salah


seorang pengusaha angkutan umum. Ancaman yang akan dilakukan oleh anggota
Pemuda Pancasila akan merusak angkutan milik pengusaha itu dengan cara melempar
atau memberhentikan mobil pengumpangnya. Peristiwa seperti itu sering dialami para
supir angkutan ketika di jalanan. Untuk menghindari tindakan kekerasan itulah, mereka
memberikan bantuan angkutan tanpa dipungut bayaran apapun pada saat digunakan
untuk membawa massa ke lokasi acara kampanye Syampurno di wilayah manapun.
Massa yang berasal dari Pemuda Pancasila menggunakan seragam Pemuda Pancasila
yagn bercorak loreng warna merah dan hitam. Sebagian besar massa yang dibawa untuk


32
Wawancara dengan A Cun, pemilik Bus Budi, 28 Desember 2011, pukul 10.00 Wib di Medan.

Universitas Indonesia
188

kampanye berada di wilayah Medan Area, Medan Belawan, dan Medan Denai. Jumlah
massa yang berada dalam semua angkutan umum yang digunakan berkisar 5000 orang.
Pada saat kampanye terbuka (rapat umum), Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara berada di atas panggung, menyampaikan orasi program-program
kampanye seperti mengajak pemuda untuk bekerja dan berkarya. Melalui slogan
kampanye Tidak Lapar, Tidak Sakit, Tidak Bodoh dan Punya Masa Depan, Ketua
MPW Pemuda Pancasila mengajak para pemuda untuk menjadi pelopor pembangunan
di Sumatera Utara dan bekerjasama dengan pemerintah provinsi. Seluruh anggota MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara diwajibkan mendukung Syampurno dalam pemilihan
Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008. Anggota dan pengurus Pemuda
Pancasila yang tidak mendukung Syampurno akan dikenakan sanksi hingga pembekuan
kepengurusan di wilayahnya masing-masing.

seluruh kader Pemuda Pancasila wajib memenangkan pasangan Syampurno.


Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi hingga pembekuan. Pemuda
Pancasila harus all out memenangkan pasangan Syampurno dengan cara apapun.
Sanksi itu bukan hanya organisasi tapi sanksi lainnya juga kita akan berikan
kalau ada kader PP yang tidak mengajak masyarakat memilih Syampurno.33

Setiap kampanye, selalu dihadiri oleh anggota Pemuda Pancasila dan membawa
massa yang berjumlah sekitar ratusan dari setiap kecamatan di Kota Medan, Kabupaten
Serdang Bedagai, Kabupaten Langkat, dan Kabupaten Madina. Untuk menjalankan
perintah dari Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara agar memperoleh hasil
yang maksimal, seluruh ketua di tingkat cabang memberikan perintah, melaksanakan,
dan mengawasi para anggotanya masing-masing di tingkat kelurahan dan lingkungan.
Para pengurus dan anggota Pemuda Pancasila itu mendapat tekanan untuk
memenangkan Syampurno di wilayahnya masing-masing dengan cara apapun. Wilayah
Medan Area misalnya anggota Pemuda Pancasila memasang gambar pasangan
Syampurno. Tanda gambar yang dipasang di posko Pemuda Pancasila Medan Area
menjadi simbol bagi pemilih di sekitar lingkungan tersebut. Setiap pemilih yang
melawati posko itu dipanggil dan disuruh untuk memilih Syampurno dan diancam akan
dilempar rumahnya jika tidak memilih Syampurno.


33
Penjelasan Anuar Shah ketika berada di panggung pada saat melakukan orasi kampanye pasangan
Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho. Keterangan tersebut diperoleh dari wawancara dengan Anuar Shah.

Universitas Indonesia
189

Pada masa tahapan kampanye, seorang warga di Kecamatan Medan Perjuangan


menjelaskan perilaku keseharian anggota Pemuda Pancasila di posko tersebut. Anggota
Pemuda Pancasila di posko itu sering berkumpul dan mempengaruhi warga lingkungan
untuk memilih Syampurno. Cara mereka mengajak para warga memilih Syampurno
dengan memantau aktivitas keseharian warga. Bagi pemilih yang menjadi tim sukses
calon gubernur selain Syamsul Arifin akan didatangi dan diancam keselamatannya di
lingkungan itu. Selama proses tahapan pemilihan gubernur berlangsung, posko Pemuda
Pancasila di Medan Area menjadi tempat berkumpul dan membicarakan suasana
pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara.
Pendekatan kepada tokoh-tokoh agama juga dilakukan pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Para pemuka agama seperti kyai yang memiliki pesantren,
guru agama, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Utara sering
diundang MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk bersilaturahmi. Para pengurus
juga selalu mengunjungi pemuka agama di Sumatera Utara. Pada saat pemilihan
gubernur berlangsung, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga meminta
bantuan pemuka agama agar menyampaikan kepada para jamaahnya untuk memilih
Syampurno. Seorang Kyai dan pengurus MUI Provinsi Sumatera Utara yang selalu
datang ke kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara menceritakan tentang alasan-
alasan mendukung Pemuda Pancasila dalam pemilihan gubernur.

Saya diminta oleh Aweng (Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara)
untuk membantunya menyampaikan kepada jamaah saya untuk mendukung
Syamsul Arifin dalam pimilihan nanti. Saya lakukan karena saya mengenal
Syamsul sebagai orang yang peduli kepada syair Islam. Ketimbang calon lain,
saya lebih suka Syamsul Arifin. Apalagi Aweng sudah meminta saya membantu
pemenangan Syamsul Arifin. Saya harus melaksanakannya dan saya lakukan itu
bukan hanya di hadapan jamaah saya, tapi hampir semua orang yang saya
jumpai.34

Pendekatan yang dilakukan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara


kepada pemuka agama bukan hanya dilakukan pada saat pemilihan gubernur, tetapi
mereka selalu memberikan bantuan untuk kegiatan keagamaan yang disalurkan melalui


34
Wawancara dengan K.H. ZH, 28 Desember 2011, pukul 11.30 Wib, di Medan. Kyai ZH selalu
diundang oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk memberikan ceramah agama
pada saat hari besar agama Islam. Kyai ZH juga sering berkunjung ke kantor MPW Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
190

para kyai tersebut. Bantuan pengurus Pemuda Pancasila untuk kegiatan keagamaan
menjadi perhatian khusus agar mengurangi kesan negatif sebagai organisasi preman di
benak pikiran masyarakat. Peran tokoh agama untuk mempengaruhi pemilih
menentukan pilihannya sangat besar. Atas dasar itulah, MPW Pemuda Pancasila
menghubungi para pemuka agama Islam agar menyampaikan pesan kepada para jamaah
dan umat Islam untuk memilih Syampurno sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera
Utara. Pada setiap pertemuan yang dihadiri para kyai dan ustad, disampaikan pesan
untuk memilih Syampurno sebagai calon gubernur.35
Slogan kampanye Tidak Lapar, Tidak Sakit, Tidak Bodoh dan Punya Masa
Depan yang ditawarkan Syampurno mendapat respon yang sangat baik dari para
pemuka agama. Selain ringkas, slogan kampanye tersebut merupakan kebutuhan
masyarakat Sumatera Utara. Tidak lapar diartikan agar Syampurno mencari cara untuk
mengatasi persoalan kebutuhan pangan di Sumatera Utara yang dikenal sebagai salah
satu daerah pertanian. Tidak sakit diterjemahkan sebagai komitmen Syampurno untuk
mengatasi persoalan kesehatan seperti menyediakan layanan kesehatan untuk
masyarakat secara gratis dan berkualitas. Sedangkan tidak bodoh diartikan sebagai
keinginan Syampurno agar masyarakat Sumatera Utara mendapatkan pendidikan yang
layak.

saya senang dengan slogan Syampurno yang ringkas dan penuh makna.
Itulah persoalan masyarakat Sumatera Utara. Tapi, mewujudkannya tidak
mudah. Dari slogan kampanye itu juga saya, secara pribadi, tertarik untuk
mendukung Haji Syamsul Arifin. Selain orangnya yang sering membantu orang
lain.36

Kedua narasumber tersebut menjelaskan tentang respon yang baik dari slogan
kampanye Syampurno. Slogan kampanye yang sederhana dan muda diingat para
pemilih menjadi faktor penguat masyarakat pemilih untuk mendukung Syampurno.
Mereka berharap ada upaya atau langkah-langkah yang konkrit direncanakan dan
dilaksanakan oleh Syamsul Arifin jika terpilih menjadi Gubernur Provinsi Sumatera

35
Menurut informasi yang diperoleh dari sebagian kyai, pendai atau ustad di Sumatera Utara, Pemuda
Pancasila selalu menggunakan para kyai, pendai atau ustad yang mudah untuk dibayar. Mereka
menyatakan bahwa ustad-ustad yang diberi uang oleh pengurus Pemuda Pancasila disebut sebagai ustad
politik yaitu ustad yang selalu digunakan untuk mempengaruhi orang lain dengan dalil-dalil agama agar
memilih seseorang menduduki jabatan politik. Kelompok ustad inilah yang digunakan Pemuda Pancasila
untuk mempengaruhi pemilih dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
36
Wawancara dengan KH. AR, 28 Desember 2011, pukul 17.00 Wib, di Medan.

Universitas Indonesia
191

Utara. Materi kampanye yang ditawarkan oleh Syampurno menjadi pelengkap


ketertarikan tokoh-tokoh agama untuk memberikan dukungannya dalam pemilihan
gubernur. Meskipun tidak mudah melaksanakannya, tetapi adanya keinginan
Syampurno untuk menawarkan program yang dibutuhkan rakyat merupakan
Kedekatan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara terhadap tokoh
agama hanya dilakukan untuk agama Islam. Tokoh dari agama lain tidak menjadi
prioritas bagi mereka karena agama menjadi salah satu alasan pilihan politik dalam
pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Dari lima pasangan calon, ada dua yang
bukan beragama Islam yaitu calon gubernur R.E. Siahaan (yang berpasangan dengan
Suherdi) dan Benny Pasaribu (yang menjadi calon wakil gubernur Tri Tamtomo).
Pimpinan tokoh Pemuda Pancasila merasa yakin tokoh dari agama selain Islam tidak
akan memilih calon gubernur yang beragama Islam. Oleh karena itu, pendekatan
terhadap tokoh agama selain Islam tidak dilakukan.
Selain tokoh agama, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga
mengajak para ketua adat atau pimpinan organisasi kesukuan di Sumatera Utara untuk
mendukung Syamsul Arifin. Pendekatan personal kepada orang-orang yang memiliki
pengaruh dari beragamnya suku dan etnis di Sumatera Utara menjadi salah satu cara
untuk mendapatkan dukungan kelompok etnis dan suku. Tidak semua tokoh adat yang
dapat diajak bekerjasama memenangkan Syamsul Arifin. Salah seorang tokoh adat yang
memiliki pengaruh di komunitasnya adalah Djanius Djamin, Pendiri Badan
Musyawarah Masyarakat Minang (BM3).37
BM3 dan Djanius Djamin diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat Minang
dan komunitas lainnya untuk memilih Syampurno. Hubungan Djanius Djamin dengan
tokoh Pemuda Pancasila Sumatera Utara sudah berjalan lama. Anif Shah bersahabat
dengan Djanius Djamin dan selalu bekerja sama dalam menyalurkan bantuan
pendidikan khususnya di Universitas Medan Area. Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara, mendekati Djanius Djamin agar BM3 mendukung Syamsul
Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Permintaan itu disanggupi
oleh Djanius Djamin dan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan pemenangan seperti
sosialisasi dan lain sebagainya. Pada saat pendaftaran calon Gubernur Sumatera Utara

37
Masyarakat Minangkabau di Sumatera Utara berjumlah sekitar 3%. Sebagian besar dari mereka tinggal
di Kota Medan dan berprofesi sebagai pengusaha konveksi. Penduduk Minang di Kota Medan
terkonsentrasi di Kecamatan Medan Area dan Medan Kota. Pengurus BM3 Sumatera Utara adalah tokoh-
tokoh yang berpengaruh di Sumatera Utara seperti Djanius Djamin (Mantan Rektor Universitas Negeri
Medan), Ibrahim Sinik (pemilik Harian Medan Pos), dan lain-lain.

Universitas Indonesia
192

tahun 2008, pasangan calon Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho berkumpul di
kantor BM3 menuju KPU Provinsi Sumatera Utara untuk mendaftar sebagai calon
gubernur.
Slogan kampanye Syampurno yang sederhana dan mudah diingat menjadi
pembicaraan kelompok masyarakat. Pada setiap forum-forum formal yang
diselenggarakan untuk membahas visi dan misi maupun pertemuan informal, selalu saja
slogan kampanye Syampurno mendapat respon yang baik. Pimpinan organisasi BM3
misalnya menyatakan bahwa slogan kampanye Syampurno membuat para pemilih
menjadi lebih mudah mengingat pasangan calon tersebut. 38 Kebutuhan masyarakat
Sumatera Utara tentang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pangan
seakan-akan dapat dijawab oleh Syampurno jika terpilih menjadi Gubernur Provinsi
Sumatera Utara.
Keragu-raguan tentang wujud dari slogan kampanye Syampurno disampaikan
oleh kelompok masyarakat Fitra (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran).
Elfanda menyatakan tentang slogan yang sederhana itu sebenarnya hanya cara untuk
menarik simpati masyarakat. Tidak ada program yang terukur untuk mewujudkan
slogan kampanye tersebut.39
Fitra Sumatera Utara menjelaskan tentang rekam jejak Syamsul Arifin selama
menjabat Bupati Langkat dalam waktu 10 tahun atau dua periode. Tidak ditemukan
prestasi yang dapat mengubah kondisi masyarakat di Kabupaten Langkat menjadi lebih
baik dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun sistem pertanian yang dilakukan oleh
pemerintah. Bahkan catatan penyimpangan penggunaan anggaran Pemerintah
Kabupaten Langkat semakin tinggi. 40 Atas dasar rekam jejak tersebut, maka Fitra
menganggap slogan kampanye yang dijanjikan oleh Syampurno akan berakhir di atas
kertas saja pada saat terpilih menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Tetapi, slogan
kampanye tersebut, cukup menarik bagi masyarakat untuk dibahas sehingga memiliki
nilai tersendiri dalam rangka meningkatkan citra dan tingkat keterpilihan Syampurno.
Elfanda juga menilai bahwa Syampurno yang didukung Pemuda Pancasila hanya
akan menambah kesulitan menjalankan visi dan misi tersebut. Prilaku anggota dan
pengurus Pemuda Pancasila yang selalu mengandalkan kekuatan fisik, mengancam, dan

38
Wawancara dengan Farianda Putra Sinik, pengurus BM3 Sumatera Utara, 13 Desember 2012, pukul
18.30 Wib, di Medan.
39
Wawancara dengan Elfanda Ananda (Ketua Fitra Sumatera Utara), 11 Januari 2012, pukul 16.30 Wib,
di Medan.
40
Laporan lengkap tentang hal tersebut ada di kantor Fitra Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
193

mengintimidasi masyarakat menjadi kendala untuk melaksanakan program


pembangunan secara tepat. Bentuk dukungan yang diberikan Pemuda Pancasila kepada
Syampurno bukan tanpa imbalan. Setidaknya transaksi dalam pemilihan gubernur sudah
dilakukan antara Syamsul Arifin dan pengurus Pemuda Pancasila.

memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon menjadi hak dari
setiap kelompok masyarakat. Tetapi, secara pribadi, saya menilai bahwa
dukungan Pemuda Pancasila yang diberikan kepada pasangan Syampurno akan
menyebabkan banyak persoalan di belakang hari. Banyak anggota Pemuda
Pancasila itu kan dikenal banyak orang Medan sering buat keributan di
masyarakat, kalau tidak mau disebut preman. Itu akan menambah persoalan
Syamsul Arifin.41

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah seorang aktivis mahasiswa di
Medan. Pada saat itu, aliansi organisasi mahasiswa melakukan debat visi dan misi calon
gubernur dan dihadiri oleh anggota organisasi mahasiswa dari ekstra kampus (HMI,
GMNI, GMKI, dan PMKRI) serta organisasi intra kampus (Pemerintahan Mahasiswa
dan Badan Eksekutif Mahasiswa). Ketika itu, tidak ada calon gubernur yang menghadiri
acara debat, hanya dua orang calon wakil gubernur yaitu Raden Syafii dan Benny
Pasaribu yang menyampaikan visi dan misi. Suasana pada acara debat hanya membahas
visi dan misi kedua calon wakil gubernur. Ketidakhadiran pasangan Syampurno dalam
acara debat dianggap oleh anggota aliansi mahasiswa sebagai bentuk ketidakseriusan
Syampurno untuk membahas visi dan misi yang dimiliki. Tetapi, Syampurno memiliki
cara tersendiri dalam mendekati kelompok mahasiswa.42
Cara yang dimaksud adalah Syamsul Arifin selalu mengundang melalui dosen di
kampus untuk membawa mahasiwa berdiskusi dan mengajak membuat kegiatan serta
memberikan uang yang dibutuhkan untuk membantu kegiatan mahasiswa. Beberapa
pengurus organisasi mahasiswa seperti HMI, GMNI dan pengurus Pema maupun BEM
selalu meminta bantuan kepada pasangan Syampurno untuk kegiatan kemahasiswaan.
Mereka yang tergabung dalam organisasi mahasiswa yang meminta bantuan kegiatan


41
Wawancara dengan Elfanda Ananda (Ketua Fitra Sumatera Utara), 11 Januari 2012, pukul 16.30 Wib,
di Medan.
42
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Sugiat, mantan pengurus Pemerintahan Mahasiswa Universitas
Sumatera Utara, 25 Januari 2012, pukul 20.30, di Medan.

Universitas Indonesia
194

kepada Syamsul Arifin selalu difasilitasi oleh para senior atau orang-orang yang
mengenal Syamsul Arifin.
Para aktivis mahasiswa yang tidak bergabung dalam organisasi intra maupun
ekstra kampus seperti kelompok studi menyatakan bahwa dukungan Pemuda Pancasila
kepada pasangan Syampurno hanya akan menambah daftar panjang keburukan
pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung. Adanya praktik transaksi di antara para
elit yang ingin menguasai sumber-sumber keuangan pemerintah lokal merupakan salah
satu persoalan dalam pemilihan kepala daerah yang dilakukan saat ini.

saya meyakini pasti ada transaksi yang dilakukan oleh pengurus Pemuda
Pancasila dengan Syamsul Arifin pada waktu pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara. Bisa saja ada komitmen tertentu bisa dalam bentuk proyek atau
jabatan di pemerintah atau apapun itu namanya. Tetapi, itu semua sulit
dimengerti oleh sebagian besar masyarakat Sumatera Utara. Meskipun sulit
membuktikan seberapa besar sumbangan PP dalam kemenangan Syamsul
sebagai gubernur, tetapi orang banyak tau PP itu dukung Syamsul. Kalau sudah
dukung ya sudah pasti akan ada klaim. Itu yang jadi masalah nantinya.43

4.3. Dukungan Kader Pemuda Pancasila yang Menjadi Pimpinan Partai Politik

Pada saat reformasi, para kader Pemuda Pancasila banyak yang menjadi anggota
dan pengurus di berbagai partai politik. Keputusan tentang independensi organisasi
Pemuda Pancasila, memberi kebebasan kepada anggota dan kader untuk memilih partai
politik manapun sesuai dengan keinginannya. Meskipun Partai Patriot Pancasila
didirikan oleh sebagian pengurus dan tokoh Pemuda Pancasila di Jakarta. Di Sumatera
Utara, para kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai politisi selalu menghormati
kebijakan organisasi terkait bidang politik yang diputuskan oleh MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Walaupun kebijakan organisasi membebaskan kader Pemuda
Pancasila untuk memilih aktif di partai politik manapun. Tetapi, untuk pemilihan kepala
daerah secara langsung, seluruh anggota Pemuda Pancasila diwajibkan memberikan
dukungan dan memilih calon yang telah didukung sebagai bentuk penegakan
kewibawaan organisasi.


43
Wawancara dengan Ucok, mantan aktivis PRD di Medan, 27 Januari 2012, pukul 22.30 Wib di Medan.

Universitas Indonesia
195

Bagi kader Pemuda Pancasila yang aktif di partai politik tertentu, akan muncul
konflik kepentingan jika keputusan yang ditetapkan oleh pengurus Pemuda Pancasila di
Sumatera Utara mungkin saja berbeda dengan keputusan partai politiknya. Fakta itu
terjadi pada saat pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2008, beberapa kader
Pemuda Pancasila yang menjadi pengurus teras partai politik memutuskan dukungan
calon yang berbeda dengan keputusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memutuskan untuk memberikan
dukungan kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Pada saat itu, Syamsul Arifin
mendapatkan dukungan dari 11 partai politik. Untuk memperkuat dukungan partai
politik itu Syamsul Arifin juga mencari dukungan dari Pemuda Pancasila agar
membantu kegiatan pemenangan karena besarnya potensi organisasi pemuda tersebut di
Sumatera Utara. Sementara, tidak semua kader Pemuda Pancasila yang dipastikan dapat
mengikuti keputusan organisasi karena beberapa kader dan tokoh Pemuda Pancasila
juga menjadi pengurus partai politik yang tidak mencalonkan Syamsul Arifin.
Kondisi tersebut harus disikapi oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara dalam kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Sehingga sikap beberapa
kader Pemuda Pancasila dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama adalah
sikap kader yang menjadi politisi atau pengurus partai politik di mana dukungan calon
gubernur dari partai politik itu sesuai dengan MPW Pemuda Pancasila Provinsi
Sumatera Utara. Kedua, sikap kader Pemuda Pancasila yang menjadi pengurus partai
politik tetapi dukungan calon gubernur dari partai politik itu tidak sama keputusannya
dengan calon dari MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Tabel 4.4 berikut
menunjukkan beberapa tokoh dan kader Pemuda Pancasila Sumatera Utara yang
menjadi pengurus partai politik.
Tabel 4.4
Calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 dari Partai Politik dan Kader
Pemuda Pancasila yang Menjadi Pengurus Partai Politik Pendukung Calon Gubernur
di Sumatera Utara

Kader Pemuda Pancasila


Dukungan Jabatan di
Calon Gubernur yang Menjadi Pengurus
Partai Politik Partai Politik
Partai Politik Pendukung
Ali Umri Partai Golkar Ajib Shah Wakil Ketua
Maratua (Wakil Ketua I Majelis DPD Golkar
Simanjuntak Pertimbangan Organisasi Sumut

Universitas Indonesia
196

MPW Pemuda Pancasila


Sumatera Utara)

Hardi Mulyono
(Wakil Ketua II MPW Wakil Ketua
Pemuda Pancasila Sumatera DPD Golkar
Utara Sumut
R.E Siahaan - PDS, PKB, Tidak tersedia data tentang -
Suherdi PPIB, PPD, politisi dari koalisi partai
PNI politik yang menjadi
Marheinisme, pengurus Pemuda Pancasila
PBSD, Partai
Pelopor,
PNBK
Syamsul Arifin PPP, PKS, Hampir semua pengurus -
Gatot PBB, P. Partai Patriot Pancasila
Pudjonugroho Patriot merupakan pengurus MPW
Pancasila, Pemuda Pancasila Sumut.
PKPB, PKPI, Kecuali partai politik
PPDK, PSI, lainnya yang tidak terdata di
P. Merdeka, Pemuda Pancasila
PPDI, PNUI
Wahab Dalimunthe P. Demokrat, Yance Aswin Wakil Sekretaris
R.M. Syafii PBR, PAN (Ketua Bidang Hukum dan DPD PD Sumut
HAM MPW Pemuda
Pancasila Sumut)

Farianda Putra Sinik Wakil Sekretais


(Ketua Bidang Ketahanan DPD PD Sumut
Nasional MPW Pemuda
Pancasila Sumut)

Syarifuddin Rosa Wakil Ketua


(Pengurus PP Labuhan DPW PBR
Batu) Sumut

Ahmad Arif Ketua DPD


(Pengurus DPC PP Kota PAN Kota
Medan) Medan
Tritamtomo PDIP Boyke Turangan Wakil Ketua
Benny Pasaribu (Ketua Bidang MPW DPD PDIP
Pemuda Pancasila Sumatera Sumut
Utara)

Brilian Mochtar
(Pengurus MPW Pemuda Wakil Ketua
Pancasila Sumatera Utara) DPD PDIP
Sumut
Sumber: Diolah dari Berbagai Data, 2012.

Universitas Indonesia
197

Bagi kader yang termasuk kategori pertama tidak begitu sulit membuat kegiatan
pemenangan Syamsul Arifin di beberapa wilayah yang menjadi daerah binaan atau
konstituennya. Para kader tersebut hanya perlu melakukan koordinasi dengan tim
sukses yang dibentuk oleh koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin. Ketika
instruksi dukungan calon gubernur dari MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
ditetapkan maka saat itu juga seluruh kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai
politisi atau pengurus partai politik melakukan serangkaian kegiatan pemenangan di
basis akar rumputnya. Mereka mengerahkan seluruh anggota partai politik untuk aktif
mendukung Syamsul Arifin seperti menyebarkan alat peraga, menghadiri pertemuan
warga dan kampanye hingga hadir di TPS untuk memilih. Politisi yang menjadi
pengurus MPW Pemuda Pancasila dalam kategori pertama ini mayoritas berasal dari
Partai Patriot Pancasila.
Bahkan Ketua Partai Patriot Pancasila ditunjuk sebagai ketua tim sukses
pemenangan Syamsul ArifinGatot Pudjonugroho yang juga didukung oleh MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Politisi lain yang dikenal sebagai tokoh pemuda dan
sangat akrab dengan Pemuda Pancasila adalah Martius Latuperissa, pengurus PKPI
Sumatera Utara, merupakan figur yang aktif mendukung Syamsul Arifin pada saat
kegiatan sosialiasi dan pemilihan gubernur. Kendati menguraikan berbagai prilaku yang
tidak sehat di antara rekan-rekannya sesama politisi pada saat pemilihan kepala daerah,
namun Martius merasa memiliki tanggung jawab persahabatan dengan Syamsul Arifin
untuk membantu kelancaran kemenangannya.44
Meskipun dalam praktiknya, pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
tidak begitu maksimal melakukan mobilisasi anggota untuk kegiatan pemenangan
Syamsul Arifin. Tetapi melalui para kader Pemuda Pancasila yang menjadi pimpinan
teras partai politik, relatif dapat membantu kegiatan pemenangan. Posisi Darwin
Nasution sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila dan ketua tim pemenangan sangat
membantu memberikan ruang untuk partisipasi aktif para kader Pemuda Pancasila yang
menjabat sebagai pengurus inti partai politik di Sumatera Utara. Tindakan yang
dilakukan Darwin Nasution adalah mengajak, menjelaskan sekaligus memantau kader-
kader Pemuda Pancasila yang aktif di pelbagai partai politik untuk melakukan kegiatan-
kegiatan mencari dukungan kepada Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur.


44
Percakapan pribadi dengan Martius Latuperissa, 29 November 2011.

Universitas Indonesia
198

Pada kategori yang kedua terkait sikap kader Pemuda Pancasila yang menjadi
pengurus partai politik tetapi dukungan calon gubernur dari partai politik itu tidak sama
keputusannya dengan calon gubernur dari MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Posisi kader Pemuda Pancasila yang tergolong pada kategori ini menjadi dilema
tersendiri bagi mereka. Di satu sisi, para kader tersebut diharuskan mentaati keputusan
partai politik tentang calon gubernur yang didukung. Sementara, di sisi lain sebagai
kader Pemuda Pancasila, diwajibkan pula mengikuti instruksi organisasi untuk
mendukung calon gubernur. Para kader Pemuda Pancasila itu menduduki jabatan
penting dalam kepengurusan partai politik seperti Ajib Shah (Wakil Ketua DPD Golkar
Sumatera Utara) yang sangat kuat mendukung Syamsul Arifin dalam pemilihan
gubernur. Sementara Partai Golkar mengusung Ali Umri (Ketua DPD Partai Golkar
45
Sumatera Utara) sebagai calon gubernur. Meskipun Ajib Shah menjelaskan
ketidaksetujuannya terhadap gaya kepemimpinan Syamsul Arifin selama menjabat
sebagai Bupati Langkat, namun Ajib Shah menjadi salah seorang tokoh Pemuda
Pancasila yang mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur.
Serangkaian upaya yang dilakukan Ajib Shah untuk menggalang dukungan
masyarakat agar memilih Syamsul Arifin telah diketahui oleh pengurus DPD Partai
Golkar Sumatera Utara. Bagi para kader dan pengurus Partai Golkar yang tidak
mendukung Ali Umri sebagai calon gubernur akan diberikan sanksi organisasi.
Meskipun teguran sudah didengar oleh Ajib Shah hingga ancaman pemecatan sebagai
bentuk sanksi dari pimpinan Partai Golkar, namun Ajib Shah tidak begitu
memperdulikan keputusan partai tersebut.46 Untuk daerah-daerah tertentu Ajib Shah
menggunakan organisasi Pemuda Pancasila dan Partai Golkar dalam menggalang
dukungan masyarakat seperti Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. Menghubungi
kerabat dan sahabat yang memiliki pengaruh di masyarakat untuk memenangkan
Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur terus dilakukan oleh Ajib Shah. Dia pun
kemudian rajin menyampaikan kabar kepada semua orang yang ditemuinya untuk
memilih Syamsul Arifin.


45
Pada saat pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Syamsul Arifin tercatat sebagai anggota
Dewan Pertimbangan Daerah Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara. Keputusan Syamsul Arifin maju
sebagai calon gubernur berakibat pada pencopotan dirinya dalam jabatan tersebut sekaligus sebagai
anggota Partai Golkar. Tetapi, surat keputusan itu tidak pernah diterima Syamsul Arifin.
46
Wawancara dengan Ajib Shah, 20 Oktober 2011, di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, pukul
12.30 Wib.

Universitas Indonesia
199

DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara tidak mengambil tindakan


organisasi atas kegiatan yang dilakukan Ajib Shah yaitu tidak mendukung Ali Umri
sebagai calon gubernur. Meskipun semua pengurus DPD Partai Golkar Provinsi
Sumatera Utara mengetahui kegiatan Ajib Shah tersebut. Keputusan untuk tidak
memberikan sanksi organisasi kepada Ajib Shah karena Ali Umri banyak mendapat
bantuan pengamanan dan keuangan dari keluarga Shah pada saat pemilihan ketua DPD
Golkar Sumatera Utara. Tidak konsistennya Partai Golkar menindak pengurus dan
kadernya karena mendukung calon lain membuat kader-kader Golkar yang berasal dari
Pemuda Pancasila merasa bebas melakukan apa saja terkait dukungan kepada calon
gubernur. Atas dasar itu pula, beberapa kader Pemuda Pancasila di Partai Golkar
mendukung Syamsul Arifin dalam kegiatan pemenangan.
Kader Pemuda Pancasila lainnya seperti Boyke Turangan, Wakil Ketua DPD
PDI-P Sumatera Utara dan Wakil Ketua MPW Pemuda Pancasila, memiliki pandangan
lain. DPD PDIP Provinsi Sumatera Utara mendukung Tri Tamtomo sebagai calon
Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sikap Boyke yang memang tidak begitu setuju
kepada Syamsul Arifin mengharuskannya berada pada posisi netral yaitu tidak
melakukan kegiatan apapun untuk pemenangan Syamsul Arifin. Boyke menghormati
keputusan koleganya di MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan untuk
menghormati para tokoh dan senior Pemuda Pancasila yang telah mendukung Syamsul
Arifin. Ketidaksukaan Boyke kepada Syamsul Arifin menjadi urusan yang sifatnya
pribadi saja dan tidak ada terkait dengan organisasi. Meski demikian tindakan yang
pasif dan tidak mendukung Syamsul Arifin telah disampaikan Boyke kepada Ketua
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Boyke juga tidak terlibat aktif dalam kegiatan
pemenangan Tri Tamtomo sebagai calon gubernur dari PDI-P.47
Berbeda dengan Ahmad Arif, ketua DPD PAN Kota Medan dan Pengurus MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara, yang harus mengikuti keputusan DPW PAN
Sumatera Utara untuk mendukung Abdul Wahab Dalimunthe sebagai calon gubernur.
Jabatan sebagai ketua partai politik mengharuskan Ahmad Arif memutuskan untuk tetap
memberikan dukungan kepada Abdul Wahab Dalimunthe. Tidakan Ahmad Arif tersebut
telah disampaikannya kepada Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan
beberapa kesepakatan. Di antara kesepakatan itu adalah Ahmad Arif tidak dibenarkan


47
Wawancara dengan Boyke Turangan, 28 Desember 2011 di kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara, pukul 13.00 Wib.

Universitas Indonesia
200

melakukan kegiatan pemenangan Abdul Wahab Dalimunthe di lingkungan internal


Pemuda Pancasila atau menggunakan fasilitas Pemuda Pancasila. Ketua MPW Pemuda
Pancasila, Anuar Shah, memahami posisi Ahmad Arif sebagai salah seorang ketua
partai politik yang berbeda pilihan calon gubernurnya dengan Pemuda Pancasila.
Namun, Ahmad Arif sebagai kader Pemuda Pancasila selalu bersedia berkoordinasi
dengan MPW Pemuda Pancasila untuk berbagi informasi dari kegiatan pemenangan
calon masing-masing.48
Situasi yang dilematis itulah yang terjadi pada para kader Pemuda Pancasila
yang menjadi kader partai politik yang berbeda pilihan dukungan calon gubernur. Untuk
menyikapi kondisi tersebut, pengurus MPW Pemuda Pancasila melakukan langkah-
langkah antisipatif dengan tidak mengorbankan karir politik para kader yang
bersangkutan. Langkah tersebut dilakukan karena partai politik pengusung tentu
memiliki mekanisme internal berupa sanksi organisasi kepada kader yang tidak
mengikuti keputusan partai politik. Di satu sisi, instruksi organisasi Pemuda Pancasila
mengharuskan seluruh kader dan simpatisan di semua instansi agar mendukung
Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Di sisi lain, beberapa kader Pemuda Pancasila
yang berprofesi sebagai politisi dari partai politik yang berbeda dukungan calonnya
diharuskan pula mengikuti keputusan partai politik tentang dukungan calon gubernur.
Situasi itu kemudian menyebabkan para kader Pemuda Pancasila yang memiliki
jabatan sebagai pengurus teras partai politik harus bersikap hati-hati dalam menentukan
dukungannya. Beberapa kader Pemuda Pancasila memang menyatakan kendala
khususnya bagi mereka yang berbeda pilihan dukungan calon gubernur. Namun, saling
memahami dan menghargai pilihan politik menjadi keharusan bagi para kader Pemuda
Pancasila meskipun praktik kegiatan di lapangan dilakukan secara dinamis di antara
mereka. Ada kalanya kesamaan dan perselisihan pendapat diselesaikan dengan cara-
cara yang menghindari kekerasan. Namun, tidak demikian yang terjadi di antara
pengikut atau massa masing-masing tokoh Pemuda Pancasila. Terkadang, perbedaan
pendapat di antara tokoh itu dapat menyebabkan perkelahian di antara pengikut mereka
di tingkat akar rumput. Para tokoh Pemuda Pancasila yang berbeda pilihan politiknya
masih bisa bersapa dan bersenda gurau atau bahkan bersekutu ketika ditemukan
kepentingan yang sama.


48
Wawancara dengan Ahmad Arif, 30 November 2011, pukul 17.00 Wib di Medan.

Universitas Indonesia
201

4.4. Dukungan Kader Pemuda Pancasila yang Menjadi Anggota Legislatif

Instruksi yang diterbitkan oleh MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera


Utara tentang dukungan kepada Syamsul Arifin menjadi acuan bagi kader Pemuda
Pancasila yang duduk sebagai anggota DPRD baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten dan kota. Para pimpinan Pemuda Pancasila Sumatera Utara sangat menyadari
akan peran pentingnya anggota DPRD untuk melakukan penggalangan suara bagi
pemenangan Syamsul Arifin. Anggota DPRD memiliki konstituen di daerah
pemilihannya dan selalu memperhatikan masyarakat pemilihnya agar pada pemilihan
umum berikutnya dapat dipilih kembali. Atas dasar itu, pengurus Pemuda Pancasila
Sumatera Utara mendayagunakan seluruh potensi kadernya yang terpilih sebagai
anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari unsur partai politik manapun. Kemudian,
melalui pengurus DPC Pemuda Pancasila se-Provinsi Sumatera Utara, instruksi
dukungan itu juga berlaku kepada anggota DPRD di kabupaten dan kota se Provinsi
Sumatera Utara.
Meskipun tidak begitu banyak kader Pemuda Pancasila yang berhasil terpilih
pada Pemilihan Umum 2004 dari berbagai partai politik, namun figurnya memiliki
pengaruh dalam mendinamisasi forum-forum di legislatif. Selain itu, kerja-kerja di
lapangan menunjukkan kader Pemuda Pancasila yang menjadi anggota legislatif relatif
lebih teruji seperti mengatur massa dan mengurangi keributan jika terjadi perkelahian.
Di Sumatera Utara, tidak semua persoalan dapat diselesaikan dengan mekanisme dialog,
terkadang perlu menggunakan cara kekerasan agar salah satu pihak dapat dipandang
atau diperhitungkan di antara kelompok masyarakat. Bagi kader Pemuda Pancasila
bukanlah sesuatu yang sulit ketika harus menghadapi prilaku kekerasan untuk
menyelesaikan satu persoalan. Dari 85 anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode
2004-2009 hanya 6 orang yang tercatat sebagai kader Pemuda Pancasila.

Universitas Indonesia
202

Tabel 4.5
Dukungan Calon Gubernur dari Kader Pemuda Pancasila yang Menjadi
Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009

No. Nama Asal Fraksi Calon yang Didukung


1. Marzuki Fraksi Partai Golkar Ali Umri
2. Syahrul M. Pasaribu Fraksi Partai Golkar Syamsul Arifin
3. Eddi Rangkuti Fraksi PDIP Tri Tamtomo
4. Edison Sianturi Fraksi Partai Patriot Syamsul Arifin
5. Kamaluddin Harahap Fraksi PAN A. Wahab Dalimunthe
6. Abdul Hakim Siagian Fraksi PAN Syamsul Arifin
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.

Marzuki adalah figur senior yang sangat dikenal dan dihormati oleh keluarga
besar Pemuda Pancasila di Sumatera Utara. Mantan Ketua Wilayah Pemuda Pancasila
Provinsi Sumatera Utara ini memilih profesi sebagai politisi Partai Golkar dan terpilih
menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2004. Sosok Marzuki
yang memiliki pergaulan luas membuat banyak calon gubernur mendekatinya untuk
sekedar bersilaturahmi ataupun meminta dukungan secara pribadi maupun organisasi.
Namun, saat tahapan pemilihan gubernur berlangsung Marzuki tidak memiliki
kewenangan untuk memutuskan calon gubernur karena tidak menjabat sebagai
pengurus inti di Pemuda Pancasila maupun Partai Golkar. Yang bisa dilakukan Marzuki
adalah memberikan pandangan kepada pengambil keputusan untuk mendukung salah
satu calon gubernur karena posisinya sebagai senior di Pemuda Pancasila dan Partai
Golkar. Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh Marzuki karena posisinya itu, namun
sebagai kader Pemuda Pancasila dan Partai Golkar tentu akan menghormati keputusan
organisasi yang telah membesarkannya.
Pada saat penentuan pilihan calon gubernur yang berbeda antara Pemuda
Pancasila dan Partai Golkar, Marzuki harus mengambil sikap tegas terhadap dua
keputusan organisasi itu. Hubungan Marzuki dengan Syamsul Arifin, kandidat yang
didukung oleh Pemuda Pancasila, lebih lama terjalin ketimbang Ali Umri, ketua Partai
Golkar Sumatera Utara dan calon gubernur. Namun, pertimbangan rasional dan
subyektif menjadi dasar putusan Marzuki untuk menyikapi perbedaan dua organisasi
yang telah membesarkannya. Di satu sisi, Marzuki harus aktif bersosialisasi dan
berkampanye kepada seluruh konstituennya untuk memilih calon gubernur dari Partai
Golkar karena merupakan kewajiban seluruh anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Universitas Indonesia
203

dari Fraksi Golkar. Namun, di sisi lain, Marzuki juga harus memperhatikan instruksi
Pemuda Pancasila yang mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Mengingat
bahwa sebagai tokoh Pemuda Pancasila, konstituen Marzuki sebagian besar berasal dari
anggota dan simpatisan Pemuda Pancasila.
Terasa dilematis menyikapi situasi itu, Marzuki memutuskan mengikuti aturan
Partai Golkar. Keputusan tersebut bukan karena menghindari sanksi partai tetapi lebih
disebabkan loyalitas kader partai dan saat itu Marzuki tidak terlibat langsung dalam
proses penentuan calon gubernur yang akan didukung Pemuda Pancasila. Aktivitas
yang dilakukan Marzuki saat pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2008 terlihat
mendua. Meskipun Marzuki mengikuti beberapa kegiatan sosialisasi dan kampanye Ali
Umri sebagai calon gubernur, namun Marzuki tidak melakukannya secara maksimal.
Sebagai kader Pemuda Pancasila, keputusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
yang mendukung Syamsul Arifin harus dihormati Marzuki dengan cara tidak
melakukan sosialisasi atau kampanye kepada kader dan simpatisan Pemuda Pancasila.49
Syahrul M. Pasaribu yang menjabat sebagai ketua Fraksi Partai Golkar DPRD
Provinsi Sumatera Utara tahun 2008, tercatat sebagai anggota MPO Pemuda Pancasila
Sumatera Utara. Syahrul lebih dikenal sebagai Politisi Golkar ketimbang tokoh Pemuda
Pancasila, meskipun keanggotaan Pemuda Pancasila yang disandangnya banyak
membantu kelancaran aktivitas kepartaian yang dilakukannya di lapangan. Sebagai
tokoh Partai Golkar, tentu keputusan mendukung Ali Umri untuk calon gubernur harus
dilakukan oleh Syahrul. Meskipun menurut kalkulasi Syahrul, sebagai politisi, peluang
Ali Umri untuk menang dalam pemilihan gubernur sangat kecil ketimbang Syamsul
Arifin. Syahrul menjelaskan bahwa pilihan dukungan MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur adalah pilihan yang
rasional. Syamsul Arifin selain tercatat sebagai anggota MPO Pemuda Pancasila
Sumatera Utara juga memiliki peluang menang yang lebih besar. Meskipun demikian
Syahrul harus mengikuti garis keputusan partai untuk tetap memperjuangkan
kemenangan Ali Umri namun tetap menghormati keputusan MPW Pemuda Pancasila
yang mendukung Syamsul Arifin.50
Kedekatan pengurus Pemuda Pancasila dengan kader Partai Golkar berbeda
dengan partai lainnya. Para kader Pemuda Pancasila lebih banyak yang memilih

49
Wawancara dengan Marzuki, 25 November 2011, pukul 15.30 Wib, di Mesjid Agung Medan.
50
Wawancara dengan Syahrul M. Pasaribu, 15 November 2011, pukul 17.15 di Medan. Menurut Syahrul,
pada saat pencoblosan di bilik suara, dia memilih Syamsul Arifin sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
204

menjadi politisi di Partai Golkar selain Partai Patriot Pancasila ketimbang partai lainnya
sejak tahun 1997. Marzuki, Syahrul M. Pasaribu, dan Syamsul Arifin adalah para tokoh
yang pernah aktif sebagai pengurus Pemuda Pancasila dan kemudian memilih menjadi
politisi serta menduduki posisi penting di DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara.
Syamsul Arifin adalah kader Partai Golkar dan pada saat mencalonkan diri menjadi
gubernur tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar
Provinsi Sumatera Utara. Hubungan Marzuki, Syahrul M. Pasaribu, dan Syamsul Arifin
telah terjalin lama, saat mereka bersama-sama masuk sebagai organ pemuda yang
menjadi sayap Golkar pada masa Orde Baru. Sedangkan Ali Umri adalah kader junior
mereka yang mengawali karirnya sebagai ketua AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia) di Kota Binjai. Namun karena kedekatan Ali Umri dengan Surya Paloh,
tokoh Partai Golkar di Jakarta, dia dipercaya oleh DPP Partai Golkar untuk menjadi
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara.
Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara dan pengalamannya
menjadi Walikota Binjai dua periode (2000-2005 dan 2005-2010) Ali Umri dicalonkan
menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara pada pemilihan tahun 2008. Sementara,
Syamsul Arifin yang tercatat sebagai tokoh senior di Partai Golkar juga mencalonkan
diri menjadi gubernur pada pemilihan yang sama. Kedekatan Syamsul Arifin dengan
tokoh-tokoh Partai Golkar di Sumatera Utara menjadi modal politiknya untuk dapat
meraih simpati kader Partai Golkar. Meski keputusan Partai Golkar memilih Ali Umri
sebagai Ketua DPD Partai Golkar untuk dicalonkan menjadi gubernur. Oleh sebagian
kader senior Partai Golkar, Syamsul Arifin dinilai memiliki pengalaman organisasi dan
lebih dulu memimpin pemerintahan ketimbang Ali Umri. Pada saat Syamsul Arifin
dinyatakan secara resmi sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara pada
pemilihan tahun 2008, tidak lama kemudian terbitlah surat pemecatan Syamsul Arifin
sebagai anggota dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Provinsi
Sumatera Utara.51
Syamsul Arifin menerima pemecatan dari Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara
sebagai konsekuensi pilihan politik dan berharap dapat memenangi kontestasi pemilihan
gubernur agar dapat mengambil kepemimpinan DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera


51
Syamsul Arifin tidak pernah menerima surat pemecatan sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan
DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara maupun sebagai kader Partai Golkar. Setelah terpilih
menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara, melalui musyawarah, Syamsul Arifin terpilih menjadi Ketua
DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
205

Utara. Kedekatan Syamsul Arifin dengan anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi
Sumatera Utara bukanlah sesuatu yang baru terjalin. Sehingga agak sulit bagi pimpinan
Fraksi Partai Golkar seperti Marzuki dan Syahrul M. Pasaribu untuk tidak membantu
Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur tersebut. Interaksi kader-kader Pemuda
Pancasila yang menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin
lebih dinamis ketimbang kader yang berada di partai-partai lain.
Eddi Rangkuti, kader Pemuda Pancasila, yang berkarir sebagai politisi PDIP
menjadi pendukung utama Tri Tamtomo sebagai calon Gubernur Sumatera Utara dari
partainya. Posisi Eddi Rangkuti sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Provinsi Sumatera
Utara mewajibkannya bekerja untuk mengajak para konstituennya memilih Tri
Tamtomo. Namun, Rangkuti juga mengetahui persis bahwa MPW Pemuda Pancasila
punya pilihan yang berbeda dari partainya. Rangkuti merespon instruksi MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara yaitu dengan tidak melakukan sosialisasi dan berkampanye
kepada tokoh, kader dan simpatisan Pemuda Pancasila. Tentu saja Rangkuti mengetahui
secara persis siapa dan dimana saja tokoh dan kader Pemuda Pancasila yang tersebar di
seluruh kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara. Eddi Rangkuti, tidak akan
bersosialisasi dan berkampanye kepada keluarga besar Pemuda Pancasila untuk Tri
Tamtomo. Meski Eddi Rangkuti, sebagai kader Pemuda Pancasila, telah berusaha
sebaik mungkin agar PDIP memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin. Oleh karena
keputusan calon gubernur MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara berbeda dengan
PDIP maka Eddi Rangkuti menghormati keputusan organisasi pemuda itu dengan cara
tidak berkampanye kepada anggota Pemuda Pancasila.52
Kader Pemuda Pancasila lainnya yang menjadi anggota DPRD Provinsi
Sumatera Utara adalah Edison Sianturi. Berbeda dari kader Pemuda Pancasila lainnya
yang menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. Edison Sianturi lebih bebas
berkampanye untuk memenangkan Syamsul Arifin karena Partai Patriot Pancasila
adalah salah satu partai pendukung. Sebagai kader Pemuda Pancasila, Edison Sianturi,
merasa memiliki kewajiban moral dan organisasi untuk bekerja secara maksimal
mendukung Syamsul Arifin.
Kegiatan yang dilakukan oleh Edison Sianturi adalah selain berkampanye ke
semua sahabat dan kerabatnya juga menjadikan basis konstituen di daerah pemilihannya
untuk memilih Syamsul Arifin. Itu yang disebut oleh Edison Sianturi sebagai panggilan

52
Wawancara dengan Eddi Rangkuti, 10 November 2011, pukul 16.50, di Medan.

Universitas Indonesia
206

tugas organisasi. Meski ketika itu ada perbedaan antara Ketua MPW Partai Patriot
Pancasila dengan Ketua MPW Pemuda Pancasila dalam kegiatan penggalangan massa.
Namun, Edison Sianturi menganggap karena putusan organisasi Pemuda Pancasila dan
Partai Patriot Pancasila telah memilih Syamsul Arifin sebagai calon yang didukung
maka kegiatan pemenangan harus dilakukannya.53
Pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara yang menjadi anggota DPRD
Provinsi Sumatera Utara dari Partai Amanat Nasional adalah Kamaluddin Harahap dan
Abdul Hakim Siagian. Kamaluddin Harahap tercatat sebagai anggota MPO Pemuda
Pancasila Sumatera Utara sedangkan Abdul Hakim Siagian menjadi salah seorang
pengurus LPPH MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.54 Pada awal proses nominasi
calon wakil gubernur, nama Kamaluddin Harahap sempat menjadi nominator yang akan
diajukan PAN sebagai calon wakil gubernur. Syamsul Arifin dan koalisi partai politik
pendukung juga telah mendiskusikan nama Kamaluddin Harahap untuk dijadikan calon
wakil gubernur.
Dalam perkembangannya, DPD PAN Provinsi Sumatera Utara mengusulkan
Abdul Wahab Dalimunthe dan M. Raden Syafii sebagai calon gubernur dan wakil
gubernur. Keputusan tersebut mengharuskan Kamaluddin dan Abdul Hakim bekerja
melakukan sosialisasi dan berkampanye untuk memenangkan Abdul Wahab
Dalimunthe. Sebagaimana kader dan pengurus Pemuda Pancasila lainnya yang menjadi
anggota DPRD, Kamaluddin dan Abdul Hakim juga menghargai keputusan MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara yaitu dengan cara tidak berkampanye kepada
anggota Pemuda Pancasila.55
Para pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara seperti Anuar Shah,
Firdaus Nasution, Darwin Nasution, dan lain-lain juga secara aktif menjumpai dan
membicarakan kepada kader dan para kolega di DPRD Provinsi Sumatera Utara yang
berbeda pilihan calon gubernur agar tidak melakukan kampanye kepada anggota
Pemuda Pancasila. Dalam penjelasan Anuar Shah, selaku Ketua MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara, bahwa bagi kader Pemuda Pancasila yang berbeda pilihan
calon gubernur menjadi hak politik mereka untuk melakukan kegiatan pemenangan.

53
Wawancara dengan Edison Sianturi, 21 November 2011, pukul 13.00 Wib, di Medan.
54
Namun kedua kader PAN itu bukan termasuk figur yang dibesarkan oleh Pemuda Pancasila. Mereka
diminta untuk masuk menjadi pengurus Pemuda Pancasila di Sumatera Utara.
55
Wawancara melalui telepon dengan Kamaluddin Harahap, 27 November 2011, pukul 10.00 Wib.
Wawancara dengan Abdul Hakim Siagian, 27 November 2011, pukul 13.00 Wib di Medan. Secara jujur,
Abdul Hakim Siagian memilih Syamsul Arifin sebagai gubernur pada saat pemungutan suara.

Universitas Indonesia
207

Meski berbeda pilihan, namun secara moral dan etis mereka masih bagian dari
keluarga besar Pemuda Pancasila dan wajib untuk mengikuti arahan dari pengurus
MPW Pemuda Pancasila. Tidak ada sanksi organisasi yang akan diberikan kepada
mereka jika tidak menghormati keputusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Namun, pasti ada catatan khusus kepada kader yang tidak menjalankan garis keputusan
pimpinan organisasi. Pilihan dukungan MPW Pemuda Pancasila jelas diberikan kepada
Syamsul Arifin dan tidak dibenarkan para kader mendukung calon gubernur lain.56
Penjelasan yang disampaikan oleh Anuar Shah itu dibenarkan Firdaus Nasution.
Pemuda Pancasila secara konstisten mendukung Syamsul Arifin dan keputusan tersebut
berlaku bagi semua kader dan simpatisan yang memiliki kartu anggota. MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara juga harus menghormati para kadernya yang menjadi
pengurus teras partai politik dan anggota legislatif tetapi berbeda dukungan calonnya.
Para kader itu diberikan semacam permakluman untuk tetap mengikuti keputusan partai
politiknya, tetapi tidak menjadikan organisasi Pemuda Pancasila sebagai tempat
berkampanye. Harus ada persetujuan dari pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara untuk melakukan kegiatan pemenangan tidak terkecuali bagi tim pemenangan
Syamsul Arifin. Hal itu dilakukan agar ada kordinasi antara tim sukses partai politik
dengan tim pemenangan yang dibentuk MPW Pemuda Pancasila.57
Penjelasan berbeda disampaikan oleh Darwin Nasution mengenai peran MPW
Pemuda Pancasila dalam kegiatan pemenangan. Setelah deklarasi dukungan MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur, tim
sukses sangat sulit melakukan kordinasi dengan tim pemenangan internal yang telah
dibentuk oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Darwin Nasution bahkan
menilai tidak ada inisitatif dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan oleh tim
pemenangan internal MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Sepengetahuan Darwin tidak ada pembicaraan khusus atau pertemuan yang
dilakukan MPW Pemuda Pancasila kepada para kader yang menjadi pimpinan teras
partai politik dan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara untuk memberikan dukungan
ke Syamsul Arifin. Bahkan para kader Pemuda Pancasila tersebut memberikan bantuan
baik materil maupun non materil lebih disebabkan karena hubungan baik dengan


56
Wawancara dengan Anwar Shah (Aweng), 17 Oktober 2011, pukul 13.55 Wib, di kantor MPW PP
Sumatera Utara.
57
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua MPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel
Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.

Universitas Indonesia
208

Syamsul Arifin bukan karena instruksi MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Potensi organisasi Pemuda Pancasila yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara
seharusnya diberdayakan oleh pengurus wilayah untuk kegiatan pemenangan, tetapi
tidak mereka lakukan karena persoalan uang dan pengaruh. Dengan berbagai cara
Darwin Nasution menggerakkan potensi organisasi secara informal seperti
menghubungi para kader yang menjadi pengurus teras partai politik dan anggota DPRD
Provinsi Sumatera Utara agar memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin dengan
caranya masing-masing.58
Tabel 4.6
Perbedaan Pendapat Antara Darwin Nasution dengan Anuar Shah
Terkait Dukungan Pemuda Pancasila

Perbedaan Pendapat Terkait Dukungan


No. Kegiatan
Darwin Nasution Anuar Shah
1. Pendukung Partai Patriot Pancasila Pengurus MPW PP Sumut
dan Syamsul Arifin dan jajaran di bawahnya,
sebagai calon gubernur sesepuh PP (Anif Shah
yang didukung. dan Ajib Shah).

2. Dukungan Hanya instruksi Memberikan instruksi dan


Pemuda Pancasila organisasi kegiatan pemenangan
3. Permintaan uang Selalu membutuhkan Tidak pernah meminta
dana untuk kegiatan dana untuk kegiatan
pemenangan pemenangan
4. Dukungan kader Tidak dilakukan Selalu melakukan
pemantauan
5. Dukungan Partai Politik Tidak dilakukan Dilakukan
6. Dukungan Anggota Tidak dilakukan Dilakukan
DPRD
Sumber: Hasil Penelitian, 2011.

4.5. Mengatasi Hambatan Dukungan dari Pengurus Pemuda Pancasila dalam


Pemilihan Gubernur

Perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik internal yang terjadi di antara
pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara diakui oleh beberapa anggota tim
sukses Syamsul Arifin. Persaingan antara pengurus Pemuda Pancasila saat kegiatan
pemilihan gubernur itu disebabkan karena peran Darwin Nasution yang begitu dominan,


58
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Indonesia
209

diantaranya adalah dipercaya menjadi ketua tim sukses koalisi partai politik pengusul
Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013.
Sementara beberapa pengurus teras Pemuda Pancasila lainnya tidak mendapatkan posisi
penting dalam kegiatan pemenangan Syamsul Arifin.
Darwin Nasution menjadi tim inti pemenangan Syamsul Arifin dan menjadi
salah seorang dari tiga orang59 kepercayaan Syamsul Arifin meski Syamsul Arifin
belum begitu lama mengenal Darwin Nasution. Salah seorang narasumber dari tim
pemenangan itu juga menyampaikan bahwa secara organisasi, Pemuda Pancasila, tidak
menggerakkan potensi organisasi yang dimilikinya untuk kegiatan pemenangan. Darwin
Nasution bertanggung jawab untuk menggerakkan dan mengendalikan Pemuda
Pancasila dengan caranya sendiri.
Darwin Nasution dianggap oleh Firdaus Nasution dan Anuar Shah telah
menerima banyak uang dari Syamsul Arifin berkaitan dengan dana pencalonan dan
pemenangan untuk partai politik maupun kegiatan lainnya tanpa berkoordinasi dengan
mereka. Anuar Shah dan Firdaus Nasution juga merasa sulit bertemu langsung dengan
Syamsul Arifin untuk membahas kegiatan pemenangan dan hal-hal lain yang penting
didiskusikan. Syamsul Arifin selalu menyatakan urusan yang terkait dengan Pemuda
Pancasila diserahkan kepada Darwin Nasution. Lobi-lobi dalam pertemuan dengan
berbagai kelompok yang berkepentingan di Sumatera Utara terkait pemilihan gubernur
dilakukan sendiri oleh Darwin Nasution. Sementara, Darwin Nasution dapat melakukan
itu semua dengan mengatasnamakan Pemuda Pancasila. Kecurigaan Anuar Shah dan
Firdaus Nasution semakin tinggi kepada Darwin Nasution manakala semua keputusan
yang terkait dengan pemenangan justru diperoleh dari orang lain bukan dari Darwin
sendiri.
Menurut sumber di kalangan tokoh organisasi pemuda, kepiawaian Darwin
Nasution mengendalikan kepentingan jaringan eksternal seperti partai politik dan
pemilihan kepala daerah membuat banyak pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara
tidak begitu senang. Sebagai kader yang relatif baru di Pemuda Pancasila dan
menduduki jabatan strategis dimulai dari Ketua LPPH MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara kemudian menjadi bendahara dan sekretaris, Darwin Nasution menjadi
salah seorang kader yang tidak disenangi oleh kader yang sudah lama beraktivitas di

59
Selain Darwin Nasution, dua orang yang selalu mendampingi Syamsul Arifin adalah Armansyah
Tanjung (Sekretaris DPD PKPI Provinsi Sumatera Utara) dan Rizal Sirait (Sekretaris DPW Partai
Persatuan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara).

Universitas Indonesia
210

Pemuda Pancasila. Firdaus Nasution termasuk kader Pemuda Pancasila yang


menunjukkan sikap tidak senang kepada Darwin Nasution.
Posisi Darwin Nasution yang menjadi Sekretaris MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara diperolehnya dari upaya penggalangan suara untuk kemenangan Anuar
Shah sebagai ketua terpilih dalam Muswil ke XII. Penunjukan Darwin Nasution sebagai
Ketua MPW Partai Patriot Pancasila didapatnya karena hasil dari lobi-lobi yang
dilakukannya dengan pengurus pusat di Jakarta. Kepercayaan yang didapat Darwin
Nasution menduduki jabatan strategis di Pemuda Pancasila karena ketekunannya
mendekati pimpinan yang berpengaruh di Pemuda Pancasila seperti mampu memenuhi
keinginan dan kebutuhan pimpinan organisasi. Aktivitas dan inisiatif yang dilakukan
Darwin Nasution tersebut, tidak lebih baik dari kader-kader Pemuda Pancasila lainnya.
Sebagai contoh, banyak kalangan tokoh dan kader Pemuda Pancasila yang
menyatakan Firdaus Nasution sebagai salah seorang kader yang hanya bisa berharap
dari pimpinan, bukan karena inisiatif dan kerja keras. Persaingan internal di
kepengurusan Pemuda Pancasila Sumatera Utara antara Darwin Nasution dengan
Firdaus Nasution telah menjadi pembicaraan informal di kalangan kader Pemuda
Pancasila. Dominannya peran Darwin Nasution pada saat pemilihan gubernur itu
menjadi alasan bagi Firdaus Nasution mempengaruhi Anuar Shah untuk menggeser
posisi Darwin sebagai sekretaris. Berbagai macam kegiatan Darwin Nasution yang
dilakukan untuk tim pemenangan Syamsul Arifin tanpa koordinasi dengan MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara menjadi pembicaraan yang cukup serius. Hal itu
dilakukan secara terus menerus oleh Firdaus Nasution kepada Anuar Shah. Selain itu,
tidak ada bantuan dana yang diberikan Darwin Nasution kepada pengurus MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara utnuk melakukan kegiatan sosialisasi. 60 Kondisi
tersebut memperkuat alasan diberhentikannya Darwin Nasution sebagai sekretaris
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Darwin Nasution memhami tugas dan fungsi dari jabatan yang diperankannya
saat pemilihan gubernur. Darwin juga merasakan bahwa Firdaus Nasution menjadi
salah seorang kader Pemuda Pancasila yang tidak begitu senang terhadap posisinya
tersebut. Meskipun Darwin Nasution memberikan pertimbangan kepada Syamsul Arifin
untuk merangkul Pemuda Pancasila karena potensi organisasi yang dimilikinya, namun


60
Informasi ini diperoleh dari berbagai sumber di internal Pemuda Pancasila dan sebagian tokoh
organisasi pemuda yang tergabung dalam tim sukses Syamsul Arifin.

Universitas Indonesia
211

dalam praktiknya tidak begitu mudah mengajak para pengurus inti Pemuda Pancasila
Sumatera Utara melakukan kegiatan pemenangan.
Selalu saja timbul kecurigaan dan prasangka yang tidak baik di antara para
pengurus Pemuda Pancasila pada setiap tahapan kegiatan pemilihan gubernur
dilakukan. Kecurigaan itu terkait dengan uang dan popularitas serta kewenangan yang
dimiliki masing-masing pengurus teras Pemuda Pancasila. Firdaus Nasution dan Anuar
Shah menaruh curiga kepada Darwin Nasution yang menggunakan organisasi Pemuda
Pancasila untuk kepentingan pribadinya. Sementara Darwin Nasution juga sulit
mendiskusikan kegiatan pemenangan yang memerlukan pengerahan massa karena
terkait permintaan sejumlah dana. Padahal kesepakatan pemberian dana sudah diberikan
Syamsul Arifin kepada pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Ketika pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dinilai oleh Darwin
tidak bekerja melakukan kegiatan pemenangan, maka Darwin menggunakan caranya
sendiri memobilisasi potensi organisasi Pemuda Pancasila. Tim sukses bentukan koalisi
partai politik pendukung Syampurno memerlukan orang-orang di pelbagai daerah yang
dipercaya mampu bekerja sesuai dengan arahan. Kebutuhan akan orang-orang yang
dipercaya itu bersumber dari banyak organisasi pendukung Syamsul Arifin termasuk
Pemuda Pancasila. Darwin Nasution adalah salah seorang yang ditugaskan untuk
menggerakkan organisasi Pemuda Pancasila seperti merekrut anggota Pemuda Pancasila
untuk ikut dalam tim sukses, bertugas menjaga keamanan di lokasi kampanye, menjadi
saksi di TPS, dan lain sebagainya.
Darwin Nasution menyadari tentang adanya hambatan yang akan dihadapinya
terkait persoalan internal di Pemuda Pancasila. Sikap yang diperlihatkan oleh Anuar
Shah, selaku ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, dan Firdaus Nasution,
selaku Wakil Ketua MPW Pemuda Pancasila, kepada Darwin Nasution
mengharuskannya berbuat maksimal untuk menggerakkan potensi organisasi pemuda
itu. Darwin masih memiliki kewenangan penuh selaku Ketua MPW Partai Patriot
Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Sebanyak 18 ketua DPC Partai Patriot Pancasila
juga menjabat sebagai ketua Pemuda Pancasila dan 13 orang yang menjadi anggota
legislatif di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dengan modal politik itu, Darwin
Nasution menggerakkan mesin organisasi Pemuda Pancasila bukan melalui MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara, tetapi dari ketua DPC Partai Patriot Pancasila.

Universitas Indonesia
212

Kepada seluruh anggota legislatif dari Partai Patriot Pancasila, Darwin membuat edaran
khusus agar melakukan sosialisasi dan berkampanye untuk memilih Syamsul Arifin.
Menurut Darwin, tidak begitu sulit menggerakkan mesin organisasi Pemuda
Pancasila tanpa melalui pengurus wilayah. Yang dibutuhkan adalah mengetahui secara
benar latar belakang kader-kader Pemuda Pancasila tersebut agar dapat patuh
menjalankan perintah dari orang yang dihormatinya. Darwin Nasution merasa
tindakannya itu tidak akan mendapat teguran dari pengurus wilayah Pemuda Pancasila.
Beberapa kader Pemuda Pancasila masih memiliki pola patron klien dalam menjalankan
perintah organisasi. Patron adalah orang yang mempunyai kekuasaan terhadap para
klien karena ia mempunyai kelebihan dalam hal kemampuan dibandingkan dengan
kliennya. Kemampuan tersebut berupa pengaruh dan sumber kebutuhan hidup yang
diperlukan oleh orang lain yang kemudian bersedia menjadi kliennya. Adanya
perlindungan dan pemberian kebutuhan hidup itu dibalas oleh klien dengan memberikan
dukungan dan pelayanan terhadap patron.61
Hubungan patron-klien di tubuh Pemuda Pancasila terjadi pada beberapa kader
Pemuda Pancasila yang berhasil menjadi pimpinan organisasi di tingkat cabang atau
menjadi pimpinan partai politik memiliki keterkaitan dengan seorang tokoh senior di
Pemuda Pancasila. Sebut saja seperti Anuar Shah, ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara, sangat menghormati Anif Shah yang dipandangnya sebagai patron
meski Anif Shah adalah kakak kandungnya. Anif Shah secara pribadi memberikan
dukungan materil dan non materil kepada Syamsul Arifin saat pemilihan gubernur. Jika
Anuar Shah menjadi hambatan Darwin Nasution dalam menggerakkan anggota Pemuda
Pancasila untuk kegiatan pemenangan, Darwin hanya tinggal menyampaikannya kepada
Anif Shah. Pola yang sama dilakukan Darwin Nasution kepada kader-kader Pemuda
Pancasila yang tidak menjalankan instruksi organisasi untuk mendukung Syamsul
Arifin.
Pola patron klien di tubuh organisasi Pemuda Pancasila antara pimpinan dengan
anggota organisasi lebih banyak dilakukan atas dasar saling menguntungkan. Seorang
pimpinan Pemuda Pancasila yang berada di semua tingkatan mulai dari provinsi hingga
dusun tidak serta merta dapat menjadi panutan atau didengar perintahnya oleh anggota
organisasi. Setiap anggota Pemuda Pancasila melihat siapa yang memerintahkan dan
imbalan apa yang diperolehnya jika melaksanakan perintah tersebut. Hubungan yang

61
Maswadi Rauf. 2001. Konsensus Politik. hal. 99.

Universitas Indonesia
213

saling menguntungkan antara pimpinan organisasi dengan anggota itu terlihat pada saat
Pemuda Pancasila menggerakkan anggotanya dalam kegiatan sosialisasi calon gubernur
yang didukung.
Mobilisasi anggota Pemuda Pancasila dilakukan dengan menggunakan uang
pada setiap kegiatan. Prilaku yang sangat pragmatis tersebut juga terlihat pada saat
pemilihan ketua dilakukan dalam musyawarah Pemuda Pancasila di setiap tingkatan.
Dalam pemilihan itu, hampir setiap calon ketua dipastikan mengeluarkan uang untuk
diberikan kepada para pemilik suara. Prilaku tersebut semakin menguat setelah Pemuda
Pancasila menetapkan kebijakan independensi pada tahun 1999. Perpindahan anggota
dari Pemuda Pancasila kepada organisasi pemuda lainnya menunjukkan lemahnya
hubungan patron klien tersebut. Perpindahan anggota itu lebih disebabkan karena alasan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika ada satu organisasi yang dapat
memberikan kebutuhan ekonomi seorang anggota Pemuda Pancasila maka seketika itu
juga dia akan meninggalkan statusnya sebagai anggota Pemuda Pancasila.

4.6. Masa Tenang dan Hari Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara

Persiapan tiga hari menjelang hari pelaksanaan pemungutan suara, para anggota
Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Sumatera Utara diperintahkan menjaga TPS
wilayahnya masing-masing. Penjagaan yang dilakukan adalah mengawasi warga di
sekitar TPS agar tetap memilih dan membagi beras, minyak goreng, atau kebutuhan
makan lainnya bagi warga yang membutuhkannya sebagai imbalan memilih Syapurno.
Selain menjaga TPS, mereka juga direkrut menjadi saksi di tempat-tempat tertentu yang
sudah ditetapkan oleh Tim Pemenangan Syampurno. Dua hari sebelum pemungutan dan
penghitungan suara dilakukan di TPS yaitu 5 Maret 2008, para anggota Pemuda
Pancasila berseragam dan menggunakan atributnya bertugas menjaga lingkungan,
kelurahan dan desa. Mereka diinstruksikan untuk menangkap jika ada tim sukses dari
calon gubernur lain membagikan uang atau barang kebutuhan makanan lainnya.

.daerah-daerah pinggiran Kota Medan seperti Medan Belawan, Tembung,


Selayang suasana malam sebelum pemilihan jadi seram. Anggota PP ngawasi
daerah itu. Kalau ada orang yang nerima uang atau paket sembako tangkap di

Universitas Indonesia
214

tempat, dipukuli disuruh ngaku dari mana dapat barang itu. Itu terjadi di
Belawan, berantam orang itu lah. Anggota ku sama anggota IPK.62

Penjagaan di lokasi-lokasi pinggiran yang jumlah penduduknya besar dan masih


miskin menjadi penting karena mereka akan memilih jika diberikan imbalan secara
langsung berupa barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula
dan lain sebagainya. Pemberian imbalan itu menjadi keharusan di wilayah pinggiran
Kota Medan yang jumlah penduduknya mencapai 1 juta jiwa. Tim sukses Syampurno
juga menyiapkan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) sebanyak 5.000 paket
untuk dibagikan di wilayah Medan Utara. Warga yang mendapatkan sembako itu
diharuskan memilih Syampurno dan jika tidak menang Syampurno di TPS itu,
masyarakat yang menerima akan didatangi dan terancam keselamatannya.
Pemberian barang menjelang pemilihan pejabat publik kepada masyarakat
seperti pemilu legislatif DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan pilkada
harus dilakukan oleh para calon. Para politisi yang pernah menjadi calon legislatif atau
calon kepala daerah dari daerah pemilihan di wilayah pinggiran Kota Medan itu, pasti
merasakan adanya permintaan masyarakat yang harus diberikan secara langsung. Jika
tidak diberikan, maka masyarakat sekitar wilayah itu akan mengatakan bahwa calon
tersebut tidak punya perhatian dan hanya perlu pada waktu pemilihan saja setelah itu
dia akan lupa.

banyak pejabat yang mau dipilih waktu pemilu cuma datang mau perlunya
saja, habis itu dia lupa. Mana mau dia datang lagi, kita mau ketemua aja susah.
Jangankan ketemu, kalau jumpa di jalan dia udah gak kenal lagi. Makanya,
waktu dia butuh suara kita, kita minta aja langsung lah. Kalau gak gitu, mana
ingat lagi dia sama kita. Banyak warga di sini butuh makan, itu aja yang dia
kasih, beras, gula, minyak.63

Mekanisme pembagian sembako kepada pemilih harus dilakukan dengan cara


yang tepat agar paket yang diberikan berada pada orang yang membutuhkan. Anggota
Pemuda Pancasila diberikan tugas untuk membagikan paket-paket sembako dan
diharapkan tidak ada satu pun dari calon penerima sembako yang tidak menerima paket


62
Wawancara dengan Hasudungan, Ketua PAC Pemuda Pancasila Medan Belawan, 10 Desember 2011,
pukul 11.00 Wib, di Kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
63
Wawancara dengan Budi, Kepala Lingkungan III Belawan Kota, Kecamatan Medan Belawan Kota
Medan, 12 Desember 2011, di Medan.

Universitas Indonesia
215

tersebut. Salah seorang yang membantu pembagian paket sembako tersebut adalah
kepala lingkungan. Untuk mengatur pembagian paket sembako itu, ditunjuk seorang
kepala lingkungan yang akan mengajak teman-temannya sesama kepala lingkungan.
Tugas itu harus diterima oleh kepala lingkungan itu dengan target yang jelas. Artinya,
jika terdapat perbedaan antara jumlah sembako yang dibagikan dengan suara yang
diperoleh di wilayah tersebut maka akan diancam copot dari jabatan sebagai kepling
dan dipukuli oleh anggota Pemuda Pancasila.64
Ancaman tersebut disampaikan oleh salah seorang anggota Pemuda Pancasila
yang ditakuti di daerah Belawan. Perintah yang diberikan dari pimpinan wilayah
Pemuda Pancasila harus dilaksanakan sebaik mungkin, jika ditemukan ada anggota
yang menyalahgunakan pemberian paket sembako itu akan diberikan sanksi organisasi
dan bahkan luka fisik sebagai bentuk hukuman. Oleh karena adanya sanksi tersebut,
seluruh anggota Pemuda Pancasila melaksanakan perintah organisasi membagikan
paket-paket sembako sesuai daftar yang telah disusun.
Selain bertugas sebagai pembagi sembako, anggota Pemuda Pancasila juga ada
yang ditugaskan sebagai saksi di TPS. Mereka diberikan tugas khusus selain menjadi
saksi, juga menjaga dan bahkan jika memungkinkan menambah suara dari surat suara
yang tidak digunakan. Lokasi TPS yang berada di daerah pinggiran diselenggarakan di
halaman atau teras rumah warga seperti di Desa Silinda, Batu Masagi Kecamatan
Silinda Kabupaten Serdang Bedagai. Di lokasi tersebut, tidak banyak saksi dari calon
gubernur yang hadir. Anggota Pemuda Pancasila yang menjadi saksi di daerah tersebut
ditunjuk karena tidak adanya saksi yang diusulkan oleh koalisi partai politik pendukung.
Anggota Pemuda Pancasila mengajak Ketua KPPS untuk mencoblos surat suara yang
tidak digunakan di TPS itu.
Daerah pinggiran perkotaan seperti Kecamatan Belawan Kota Medan, anggota
Pemuda Pancasila ditugaskan membagi dan menjaga pendistribusian paket-paket
sembako kepada para pemilih yang sudah didaftar akan memilih Syampurno. Mereka
juga ditugaskan untuk memastikan para pemilih yang mendapatkan paket sembako itu
mengajak keluarga dan tetangganya untuk memilih Syampurno. Jika para pemilih yang
menerima sembako itu tidak memilih Syampurno akan ada ancaman dan tindakan
melukai warga yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila. Ancaman seperti itu


64
Wawancara dengan Yono, seorang Kepala Lingkungan di Belawan, 12 Desember 2011, di Medan.

Universitas Indonesia
216

sering dilakukan anggota Pemuda Pancasila di daerah-daerah pinggiran Kota Medan.


Hampir seluruh anggota Pemuda Pancasila adalah para pemuda yang tidak memiliki
pekerjaan tetap, mereka bekerja sebagai penjaga parkir, memberi jasa keamanan di
pasar-pasar tradisional, bongkar muat barang-barang di pelabuhan, dan pekerjaan buruh
kasar lainnya.
Pembagian sembako yang dilakukan di daerah pinggiran Kota Medan tidak
mengalami hambatan atau penolakan dari masyarakat. Bahkan para kepala lingkungan
dan tokoh-tokoh masyarakat di daerah tersebut sepertinya tidak mempersoalkan adanya
pembagian sembako yang diarahkan memilih salah satu pasangan calon gubernur.
Mereka menganggap pemberian sembako itu merupakan kebutuhan masyarakat yang
sangat diharapkan pada saat menjelang pemilihan gubernur.

waktu tiap ada pemilu, warga di sini pasti mengharapkan pemberian dari
para calon. Warga di sini juga butuh itu karena sering kali abis pemilu, calon-
calon itu gak kan mau ke mari lagi. Orang tu hanya butuh waktu mau dipilih
saja, abis tu lupa. Jadi, yagak masalah waktu anggota PP kasih masyarakat
sembako, ya diterima saja. Suruh pilih, ya kita pilih.65

Penerimaan masyarakat dari paket sembako yang dibagikan anggota Pemuda


Pancasila menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Mereka menginginkan agar
mendapatkan imbalan langsung dari pemilihan gubernur karena sebagian besar pemilih
tidak bisa mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai nelayan atau pedagang
ikan. Penghasilan yang mereka dapatkan setiap hari berjumlah Rp 30.000 Rp 50.000,
jika mereka pergi ke laut mencari ikan. Para pemilih tersebut berharap ada pengganti
uang yang seharusnya didapat dari hasil melaut. Imbalan itu dianggap sebagian besar
pemilih sebagai pengganti penghasilan mereka. Jika tidak ada imbalan tersebut, mereka
tidak akan datang ke TPS untuk memilih dan lebih baik mencari uang untuk mencari
nafkah keluarganya.
Meskipun di setiap kecamatan terdapat panitia pengawas pemilihan umum
(panwaslu), tetapi petugas panwaslu tidak memiliki upaya untuk memprotes kegiatan
pemberian sembako tersebut. Salah seorang mantan anggota panwas kecamatan
menjelaskan,


65
Wawancara dengan Imah, Kepala Lingkungan VI Bagan I Kelurahan Belawan Kota Kecamatan Medan
Belawan Kota Medan, 13 Januari 2013, pukul 17.00 Wib di Medan.

Universitas Indonesia
217

sebagai mantan anggota panwas, seingat saya, pilgubsu dulu pernah


mendengar ada pemberian paket sembako untuk memilih salah satu calon dan
itu dilakukan banyak orang. Maksud saya pengaduan itu memang ada
disampaikan ke panwas, tetapi setelah selesai penghitungan suara. Orang-orang
yang mengadu itu tidak pula menyertakan bukti pemberian sembako. Jadi, kami
sulit memprosesnya karena bukti yang tidak ada, hanya omongan saja.

Pernyataan mantan anggota panwaslu tersebut menjelaskan tentang adanya


laporan pemberian sembako yang tidak disertai bukti nyata seperti foto atau rekaman
pembicaraan, dan lain sebagainya. Sangat sulit bagi anggota panwaslu untuk
memproses laporan pengaduan masyarakat tanpa adanya bukti yang jelas. Pemberian
sembako diserahkan secara langsung kepada masyarakat tanpa ada pihak yang bisa
membuktikan pemberian tersebut. Selain itu, pihak panwaslu juga tidak aktif untuk
melakukan pengawasan secara langsung terkait dengan adanya kabar tentang pemberian
sembako pada saat masa tenang diberlakukan. Mereka menganggap tidak mungkin
melakukan pengawasan secara langsung karena terbatasnya personil dan anggaran yang
mendukung pekerjaannya. Oleh karena itu, anggota panwas di tingkat kecamatan tidak
mampu mengawasi praktik suap yang dilakukan oleh para calon gubernur kepada para
pemilih.
Daerah-daerah pedesaaan yang sulit dijangkau melalui angkutan umum karena
buruknya infrastruktur jalan, anggota Pemuda Pancasila ditugaskan untuk menjaga dan
bahkan menambah suara melalui Ketua KPPS. Di daerah-daerah pedesaan tersebut,
anggota Pemuda Pancasila merasa lebih leluasa dalam memenangkan Syampurno di
TPS-TPS yang tidak dipantau oleh masyarakat umum. Penyelenggara pemilu di TPS itu
juga takut akan ancaman fisik jika anggota Pemuda Pancasila yang meminta melakukan
praktik kecurangan dalam pemungutan suara. Tidak ada saksi yang berasal dari tim
pemenangan calon gubernur di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Anggota Pemuda
Pancasila yang tersebar di berbagai wilayah Sumatera Utara digunakan oleh tim
pemenangan Syampurno untuk menjaga dan menambah suara di TPS tertentu yang sulit
dijangkau.
Darwin Nasution menjelaskan tentang pengadaan saksi di TPS pada wilayah-
wilayah tertentu. Kesepakatan yang diputuskan oleh tim sukses Syampurno prihal saksi
di TPS diserahkan tanggung jawabnya kepada PKS karena konsistensi kader PKS
sebagai saksi telah dikenal sangat baik. Kader-kader PKS yang menjadi saksi adalah

Universitas Indonesia
218

kader yang telah diberikan pembekalan teknis untuk menjadi saksi. Namun PKS tidak
memiliki kader yang mampu ditugaskan sebagai saksi TPS pada semua daerah di
Provinsi Sumatera Utara. Daerah-daerah itu adalah wilayah yang mayoritas
penduduknya tidak beragama Islam seperti daerah Pantai Barat (Karo, Dairi, Humbang
Hasundutan, Tapanuli, Samosir, Tapanuli Tengah, Sibolga, Siantar, dan Simalungun).
Untuk daerah-daerah tersebut, petugas saksi di TPS akan ditanggungjawabi oleh
anggota koalisi partai politik yang lain. Ketika dilakukan penyusunan saksi dari anggota
koalisi partai politik, hanya beberapa partai politik yang mengajukan kadernya untuk
ditugaskan sebagai saksi, akibatnya masih banyak TPS yang belum terisi nama-nama
saksi. Untuk mengisi kekosongan saksi di beberapa TPS itulah diambil dari anggota
Pemuda Pancasila.
Darwin Nasution selaku penanggung jawab distribusi saksi harus mengantisipasi
jika kader-kader partai politik yang berkoalisi tidak mengirimkan petugas saksi yang
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, banyak partai politik anggota koalisi yang
tidak mengirimkan nama-nama yang ditugaskan sebagai saksi. Untuk itulah, Darwin
Nasution menghubungi pimpinan Partai Patriot Pancasila di daerah-daerah yang tidak
terisi saksi dari Tim Syampurno. Oleh karena sulitnya untuk berkoordinasi dengan
Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, maka Darwin Nasution menghubungi
secara langsung ketua cabang Partai Patriot Pancasila yang juga menjabat sebagai Ketua
MPC Pemuda Pancasila. Tugas yang diberikan Darwin Nasution kepada mereka adalah
mencari kader Pemuda Pancasila untuk ditugaskan menjadi saksi dengan memakai
atribut organisasi lengkap di setiap TPS tersebut. Darwin Nasution mengambil alih
penugasan itu melalui ketua Partai Patriot Pancasila karena Darwin Nasution tidak
mempunyai kewenangan menugaskan ketua Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota.
Terkait dengan pengadaan saksi di TPS, Sigit Pramono Asri (kader PKS),
menjelaskan di beberapa wilayah kabupaten dan kota yang tidak dapat diisi saksi dari
PKS menjadi tanggung jawab kantor tim sukses. Saksi-saksi tersebut banyak diisi oleh
kader-kader Pemuda Pancasila. Namun, Sigit tidak mengetahui cara merekrut saksi-
66
saksi tersebut termasuk mekanisme pembiayaannya. Darwin Nasution juga
memberikan dana operasional untuk menggerakkan anggota Pemuda Pancasila melalui


66
Wawancara dengan Sigit Pramono Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-
2014.

Universitas Indonesia
219

Partai Patriot Pancasila kepada semua kader yang dilibatkan dalam kegiatan
pemenangan seperti penyebaran alat peraga, menghadiri kampanye, dan saksi di TPS.
Selain menjaga suara di TPS, anggota Pemuda Pancasila juga menjaga
perhitungan suara di PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan). Setelah surat suara dihitung,
formulir C1 (rekapitulasi hasil perhitungan suara) di TPS diserahkan dan dihitung ulang
di kecamatan. Perhitungan suara di PPK sangat rawan dimanipulasi oleh penyelenggara
pilkada. Oleh karena itu, perhitungan rekapitulasi suara di kecamatan dihadiri oleh
saksi-saksi dari tim pemenangan calon gubernur. Anggota Pemuda Pancasila juga
ditugaskan untuk memberikan pengamanan bagi saksi-saksi Syampurno di kecamatan,
jika ada perbedaan pendapat mengenai selisih perhitungan suara yang mengarah pada
perkelahian atau sebaliknya.
Tabel 4.7
Bentuk Ancaman dan Intimidasi Kepada Pemilih yang Dilakukan Anggota Pemuda
Pancasila dalam Mendukung Syampurno sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Sumatera Utara.

No. Tindakan Waktu Tempat Pelaku


1. Ancaman melempar rumah para Kampanye, Kota Ketua
pemilih Februari Matsum I, Ranting/Kelurahan
2007 Medan. Kota Matsum I
2. Intimidasi kepada kepala Masa Kelurahan Anggota Pemuda
lingkungan jika tidak mengajak Tenang Belawan Pancasila
warga memilih Syampurno akan Sicanang, Kelurahan
dicopot jabatannya dan dipukuli Medan Belawan Sicanang
3. Ancaman kepada pemilik Bus Budi Masa Kantor Pengurus MPC
untuk menyediakan angkutan Kampanye, Angkutan Pemuda Pancasila
secara gratis membawa massa Februari Bus Budi, Kota Medan
menghadiri kampanye. Jika tidak 2007 Kelurahan
disediakan, angkutan tersebut akan Brayan Kota
dilempari atau diberhentikan di Medan
jalan oleh anggota Pemuda
Pancasila
4. Ancaman akan memukul dan Masa Kota Binjai Pengurus MPC
menikam kepada salah seorang Kampanye, Pemuda Pancasila
pemilih yang menjadi tim sukses Februari Kota Binjai
calon gubernur selain Syampurno 2007
5. Intimidasi kepada Kepala Desa Februari, Deli Serdang Pengurus Pemuda
agar merekomendasikan anggota 2007 Pancasila
Pemuda Pancasila menjadi anggota Kecamatan Percut
petugas Kelompok Panitia Sei Tuan
Pemungutan Suara (PPS). Jika Kabupaten Deli
tidak keamanan di kantor lurah Serdang
akan terganggu

Universitas Indonesia
220

6. Ancaman akan menusukkan panah Februari Deli Serdang Pemuda Pancasila


beracun kepada salah seorang tim 2007 Kecamatan
sukses calon gubernur selain Tanjung Morawa
Syampurno Kabupaten Deli
Serdang.
7. Intimidasi kepada kepala desa Februari Kabupaten Anggota Pemuda
Stabat akan membakar desa jika 2007 Langkat Pancasila
pasangan Syampurno tidak menang Kecamatan Stabat
di desa tersebut Kabupaten
Langkat
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.

4.7. Intimidasi dan Pola Patron-Klien dalam Mobilisasi Potensi Organisasi


Pemuda Pancasila

Dari uraian penjelasan di atas terlihat kekuatan Pemuda Pancasila Provinsi


Sumatera Utara untuk berperan dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Infrastruktur organisasi yang menyebar di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara
menjadi ukuran yang nyata bahwa organisasi pemuda ini bisa disebut sebagai organisasi
pemuda terbesar di Sumatera Utara. Mulai dari tingkat provinsi hingga desa bahkan
lingkungan dan dusun di Sumatera Utara menjadi kekuatan dasar organisasi yang dapat
diperhitungkan oleh elit, tokoh dan organisasi kemasyarakatan di Sumatera Utara.
Penggunaan ancaman dan itimidasi yang dilakukan anggota Pemuda Pancasila
di tingkat lingkungan adalah mempengaruhi pemilih yang belum menentukan
pilihannya dan para pemilih yang telah memiliki pilihan dalam pemilihan Gubernur
Provinsi Sumatera Utara. Kepada para pemilih tersebut, anggota Pemuda Pancasila
mengawasi, mengancam, dan bahkan berbicara secara langsung kepada para pemilih
agar memilih Syamsul Arifin. Jika tidak memilih Syamsul Arifin dalam pemilihan
gubernur maka para pemilih akan menerima sanksi berupa kekerasan fisik seperti
pemukulan, melempari rumah, dan melukai fisik para pemilih tersebut.67 Tindakan itu
dilakukan secara terus menerus sejak diterbitkannya surat instruksi kepada seluruh
anggota Pemuda Pancasila untuk memenangkan Syamsul Arifin dalam pemilihan
gubernur.


67
Lihat contoh penggunaan ancaman pada halaman sebelumnya 171-219. Kasus penggunaan ancaman
diperoleh dari wawancara para pelaku yang pernah melakukan praktik ancaman tersebut pada saat proses
tahapan pemilihan gubernur berlangsung. Tetapi, penulis tidak menemukan adanya bukti kasus tersebut
di media atau pada arsip khusus di Panitia Pengawas Pemilu Sumatera Utara maupun kepolisian.

Universitas Indonesia
221

Pada tahapan kampanye, anggota Pemuda Pancasila mengerahkan para pemilih


untuk menghadiri kampanye yang dilakukan oleh pasangan Syampurno dengan cara
memaksa. Pada masa tenang dan menjelang hari pemilihan anggota Pemuda Pancasila
ditugaskan untuk membagi paket sembako seperti beras, minyak goreng, gula dan uang
tunai kepada para pemilih yang membutuhkannya. Para pemilih yang mendapatkan
paket sembako atau uang tersebut dijaga secara ketat pada waktu hari pemilihan. Jika di
antara mereka ada yang tidak memilih Syampurno di TPS, maka akan diberikan sanksi
fisik berupa pemukulan dan melempari rumah warga tersebut. Anggota Pemuda
Pancasila juga menjadi saksi di TPS dengan tugas tambahan mengawasi para pemilih
agar memilih Syamsul Arifin.
Model mobilisasi internal Pemuda Pancasila dalam pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara adalah mengandalkan kekuatan infrastruktur organisasi, jaringan partai
politik, dan anggota legislatif dengan cara ancaman, intimidasi, dan pemberian uang.
Meskipun di antara kader, tokoh, dan pengurus Pemuda Pancasila memiliki pandangan
yang berbeda dalam mendukung calon gubernur, tetapi mereka dapat saling menghargai
posisinya masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa di antara mereka juga terdapat
kelompok yang cukup kuat dari sisi uang dan akses kekuasaan di tingkat lokal maupun
jaringan di Jakarta untuk tetap bertahan sebagai kelompok yang dominan di Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Kelompok inti (the rulling group) di Pemuda Pancasila
Sumatera Utara inilah yang mampu membangun jaringan yang dilandasi untuk
mendapatkan akses kekuasaan dan sumber-sumber daya lokal yang ada. Jaringan
tersebut terbentuk atas dasar kepentingan di antara pimpinan Pemuda Pancasila,
pemimpin partai politik, dan anggota legislatif untuk memaksimalkan akses sumber
daya di tingkat lokal. Kepentingan tersebut yang juga menjadi dasar keputusan untuk
memberikan dukungan kepada kandidat Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang secara
historis dan pragmatis memahami keingingan untuk menguasai lembaga politik lokal di
Sumatera Utara.
Kepentingan yang dimiliki oleh Pemuda Pancasila sangat beragam, pragmatis,
dan saling bersaing satu sama lain. Untuk mencapai kepentingan itu, segala tindakan
akan dilakukan seperti termasuk mengancam, mengintimidasi dan bahkan akan
melakukan kekerasan kepada kelompok lain yang berbeda kepentingannya.
Beragamnya kepentingan kader, tokoh senior, dan bahkan pengurusnya sendiri
menyebabkan mobilisasi internal dilakukan dengan cara-cara ancaman dan intimidasi.

Universitas Indonesia
222

Prilaku itu terlihat dari peran yang dilakukan Pemuda Pancasila Sumatera Utara dalam
mendukung kandidat gubernur. Meskipun keputusan telah ditetapkan, tetapi praktek
saling curiga dan dendam terjadi di antara para pengurus dalam mendukung
kandidatnya.
Teori yang relevan untuk melihat pola mobilisasi yang dilakukan oleh Pemuda
Pancasila Sumatera Utara dalam mendukung kandidat gubernur adalah teori Masaaki
dan Rozaki tentang kelompok kekerasan dan bos lokal di Indonesia. Masaaki dan
Rozaki menjelaskan bahwa paska Orde Baru, beragam komponen masyarakat menuntut
keadilan yang ditafsirkan sendiri atas dasar kepentingan etnis, agama, adat, politik,
ekonomi, kelas, dan lain sebagainya. Tuntutan tersebut dilakukan untuk memenuhi
beragam kepentingan melalui cara berkelompok dan dengan memanfaatkan instrumen
kekerasan untuk menebar ancaman kepada kelompok yang berbeda kepentingannya.68
Kelompok yang menguasai kepengurusan Pemuda Pancasila Sumatera Utara
memiliki kepentingan mempengaruhi pejabat publik agar akses kekuasaan dan jaringan
ekonomi yang mereka miliki dapat dijamin keberlangsungannya. Mengandalkan
kekuatan infrastruktur organisasi, jaringan ke partai politik dan anggota dewan melalui
cara-cara ancaman dan intimidasi kepada kelompok lain yang berbeda kepentingannya
menjadi bagian praktik yang dilakukan dalam mendukung calon gubernur yang ingin
dimenangkan. Cara-dara demikian dianggap sebagai bentuk penafsiran para pengurus
Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk menuntut keadilan dalam menguasai sumber-
sumber daya di tingkat lokal.
Hubungan patron-klien juga terjadi dalam menggerakkan anggota organisasi
Pemuda Pancasila. Patron adalah para tokoh Pemuda Pancasila yang berhasil
mendudukkan atau membantu para kliennya menjadi pimpinan organisasi di tingkat
cabang atau menjadi pimpinan partai politik. Para klien itu memiliki keterkaitan dengan
seorang tokoh senior di Pemuda Pancasila untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh
karena jasa yang diberikan patron itu, maka para klien akan berupaya untuk
memberikan dukungan politik kepada calon gubernur yang ingin dimenangkan oleh
para patron tersebut.
Pola hubungan patron-klien yang terjadi pada kasus penelitian ini membuktikan
teori yang dikemukakan oleh Scott yaitu model patron-client pyramid.69 Dalam struktur


68
Okamoto Masaaki & Abdur Rozaki. (ed.). 2006. Loc. Cit. hal. xvi.
69
Lihat James C. Scott. 1972. Loc. Cit. hal. 96.

Universitas Indonesia
223

Pemuda Pancasila terdapat sejumlah klien yang merupakan patron kecil bagi sejumlah
klien. Patron kecil itu adalah mereka yang memiliki jabatan sebagai ketua cabang atau
ketua anak cabang yang memiliki anggota sebagai klien. Para ketua cabang atau ketua
anak cabang itu juga menjadi klien dari seorang patron yaitu ketua MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Sedangkan Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
menjadi klien dari patron tertinggi yaitu Anif Shah. Oleh karena itu, dalam bentuk
piramida itu, ada beberapa patron kecil yang menjadi klien patron tertinggi dan
mempunyai beberapa klien sendiri. Secara sederhana, pola patron-klien di Pemuda
Pancasila digambarkan dalam Diagram 4.1 berikut.
Diagram 4.1:
Pola Piramida Patron-Klien di Pemuda Pancasila Sumatera Utara

Anif Shah
Sesepuh PP

Ajib Shah
Ketua MPO PP Sumut

Anuar Shah
Ketua MPW PP Sumut

Kader PP yang
menjadi anggota Kader PP yang
DPRD menjadi pimpinan
Pengurus ormas lain
Ketua
Harian
MPC PP
MPW PP
Kader dan
simpatisan PP Kader dan
simpatisan PP
Ketua Kader dan
PAC PP simpatisan PP

Sumber: Hasil Penelitian, 2011.

Pola patron-klien piramid itu dilakukan dalam bentuk patrimonialisme baru (new
patrimonalisme) sebagaimana yang dikemukakan oleh Maswadi Rauf. Bentuk
hubungan yang diberikan oleh para klien kepada patron adalah memberikan dukungan
politik untuk calon gubernur yang ingin dimenangkan. Bentuk dukungan itu dilakukan
dengan cara memperkuat kedudukan patron melalui ikut terlibat dalam kegiatan
pemenangan calon gubernur seperti mempengaruhi setiap orang yang dikenalnya untuk
memilih calon gubernur dengan cara apapun.

Universitas Indonesia
224

Model mobilisasi yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila untuk menggerakkan


potensi organisasi dalam mendukung kandidat gubernur dibagi atas dua lapisan.
Pertama, mobilisasi untuk lapisan bawah atau anggota Pemuda Pancasila. Setiap
anggota Pemuda Pancasila diwajibkan mengikuti perintah dari pimpinan organisasi
tanpa alasan apapun. Layaknya seperti organisasi militer, Pemuda Pancasila juga
menggunakan sistem komando atau perintah dari komandan atau ketua organisasi.
Tetapi sistem komando itu tidak akan berjalan tanpa biaya yang harus diberikan kepada
anggota organisasi. Konflik internal yang terjadi antara pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara salah satunya disebabkan karena persoalan uang yang
diperlukan untuk kegiatan pemenangan. Perintah atasan kepada bawahan untuk
menggerakkan massa yang dilakukan atas dasar perhitungan uang menjadi ciri
hubungan patron-klien antara pimpinan organisasi dengan anggota.
Kedua, mobilisasi dilakukan pada level elit Pemuda Pancasila dengan
menggunakan pola hubungan patron-klien piramida. Untuk menggerakkan anggota
Pemuda Pancasila dalam satu kegiatan diperlukan elit atau tokoh yang disegani oleh
anggota. Masing-masing tokoh Pemuda Pancasila memiliki kepentingan yang beragam
dan belum tentu keinginan seorang tokoh dapat diikuti oleh pengurus. Tetapi terkadang
kepentingan seorang tokoh yang tidak diperhatikan oleh pengurus akan mengganggu
jalannya kepengurusan atau kegiatan yang dilakukan. Setidaknya seorang tokoh
Pemuda Pancasila memiliki kekuatannya sendiri untuk mengerakkan anggota Pemuda
Pancasila tanpa perintah dari pengurus.
Seorang tokoh Pemuda Pancasila dianggap sebagai tokoh oleh sebagian anggota
karena pernah berjasa atau memberikan bantuan kepada mereka. Tetapi, hubungan itu
tidak berjalan lama ketika para tokoh tidak dapat memenuhi kebutuhan anggotanya.
Dasar hubungan seperti ini berlangsung karena faktor materi. Relasi antar tokoh
Pemuda Pancasila saling terkait satu sama lain. Pada satu waktu di antara mereka dapat
menjadi sekutu dan pada saat lain menjadi lawan karena perselisihan memperebutkan
sumber daya ekonomi. Selalu saja perselisihan antar tokoh yang terjadi di Pemuda
Pancasila disebabkan karena uang dan pengaruh. Untuk menghindari atau
meminimalisir perselisihan antar tokoh Pemuda Pancasila dalam menggerakkan potensi
organisasi untuk satu kegiatan tertentu perlu adanya pendekatan khusus dengan para
tokoh tersebut.

Universitas Indonesia
225

Kedua model mobilisasi tersebut dilakukan untuk menggerakkan potensi


organisasi ketika pelaksanaan pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Pertemuan,
diskusi, dan pembahasan antara pengurus Pemuda Pancasila dengan para senior
merupakan bentuk mobilisasi dengan para tokoh. Deklarasi dukungan kepada Syamsul
Arifin sebagai calon gubernur yang dilakukan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
merupakan bentuk mobilsasi organisasi level bawah. Di samping itu, Syamsul Arifin
sebagai kandidat gubernur yang didukung memahami benar akar sejarah dan cara
mendekati masing-masing tokoh Pemuda Pancasila. Sehingga jika konflik antar tokoh
terjadi terkait dukungan calon gubernur, Syamsul Arifin mampu mengatasi tanpa cara-
cara kekerasan. Tetapi sulit untuk menghindari terjadinya kekerasan di tingkat anggota
organisasi.

Universitas Indonesia
226

BAB 5
PEMANFAATAN JARINGAN BIROKRASI, PENGUSAHA LOKAL, MEDIA
DAN PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN GUBERNUR PROVINSI
SUMATERA UTARA

Pemuda Pancasila menjadi salah satu organisasi pemuda yang tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan menguatnya pemerintah Orde Baru. Setelah reformasi
bergulir dan diterapkannya desentralisasi, tidak sedikit kader Pemuda Pancasila menjadi
pengurus partai politik, anggota legislatif dan sukes di bidang bisnis. Bagi mereka,
kebijakan otonomi daerah menyediakan kesempatan yang lebih menguntungkan bagi
aktivitas politik dan bisnis, ketimbang masa Orde Baru. Jaringan yang menyebar ke
lembaga birokrasi, pengusaha lokal, dan media massa menjadi semacam penguat
mereka untuk tetap menguasai akses politik dan ekonomi di tingkat lokal.
Bab ini akan membahas relasi Pemuda Pancasila dengan birokrasi, pengusaha,
dan media massa saat berlangsungnya proses pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Sumatera Utara. Relasi yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah cara yang
dilakukan Pemuda Pancasila memanfaatkan birokrasi, pengusaha, dan media massa
untuk memenangkan calon gubernur yang didukung Pemuda Pancasila. Dari
pemanfaatan tersebut, akan dianalisis model relasi di antara Pemuda Pancasila dengan
birokrasi, pengusaha, dan media cetak lokal pada saat pelaksanaan pemilihan Gubernur
Provinsi Sumatera Utara.

5.1. Pemuda Pancasila dan Birokrasi Lokal

Pada masa pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto melakukan serangkaian


kebijakan bidang politik yang bertujuan untuk menciptakan stabilitas politik. Di antara
kebijakan itu terkait dengan strategi korporatisme yaitu setiap kelompok-kelompok
kepentingan yang ada di dalam masyarakat harus melebur dalam wadah tunggal. 1
Strategi korporatisme ini disebut oleh Dwight Y King sebagai konsep korporatisme
negara dengan ciri bahwa unit-unit pokok organisasi masyarakat dibentuk menjadi
organ-organ pembantu dan tergantung sepenuhnya pada negara daripada dengan
korporatisme masyarakat. Dalam hal ini, legitimasi dan bekerjanya negara tergantung


1
Lihat Affan Gafar. 1992. Javanese Voters. Yogyakarta: Gajahmada Press. hal 17.

226 Universitas Indonesia


227

pada dukungan dan pengakuan atas unsur-unsur pokok berupa unit-unit persekutuan
yang otonom.2
Manuel Kaisiepo menjelaskan bahwa korporatisme yang terjadi pada masa Orde
Baru dapat dipahami sebagai monopolisasi perwakilan kepentingan oleh organisasi-
organisasi fungsional, didukung secara resmi, tidak saling bersaing dan diawasi oleh
agen-agen negara. Sistem korporatis negara membuat segmentasi masyarakat, secara
vertikal, mengungkung individu dan kelompok dalam kerangka struktur yang ditetapkan
secara legal dan mendapat legitimasi keberadaan mereka dari dan diintegrasikan oleh
suatu pusat birokrasi tunggal. 3 Model korporatisme negara ini membuat pola
konfrontasi kelompok yang cenderung membahayakan otonomi kekuasaan eksekutif.
Kemudian melakukan mobilisasi masyarakat tanpa diikuti partisipasi masyarakat yang
otonom, spontan dan kalkulatif. Berbagai elemen kelompok masyarakat dalam bentuk
organisasi-organisasi fungsional diwadahi oleh satu perwakilan saja ketika berhubungan
dengan negara. Salah satu kelompok atau organisasi fungsional itu adalah kelompok
pemuda yang berwadah dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan
beraliansi secara strategis dengan kekuatan politik partai yang sedang berkuasa yaitu
Golongan Karya.
Pada masa Orde Baru, salah satu sumber pemimpin organisasi pemuda yang
dapat menjadi pengurus teras KNPI adalah organisasi pemuda yang memiliki kaitan
dengan Golongan Karya. Untuk menguatkan dukungan pemerintah Orde Baru, proses
rekrutmen dan kaderisasi yang dilakukan Golongan Karya salah satunya bersumber dari
kader Pemuda Pancasila, selain sumber-sumber lain yang menjadi underbouw4 partai
penguasa itu. Untuk menguji loyalitas kader Pemuda Pancasila kepada rezim Orde Baru
maka serangkaian seleksi dilakukan dari mulai tugas-tugas kepanitiaan kecil hingga
kegiatan pengamanan perolehan suara pemilu untuk Golongan Karya. Setiap prestasi
yang diraih oleh seorang kader Pemuda Pancasila dalam memobilisasi massa pada
penyelenggaraan pemilu diberikan penghargaan secara khusus. Di antara bentuk
penghargaan itu adalah menjadi pegawai negeri sipil (PNS) baik di tingkat pusat

2
Dwight Y. King. Indonesia New Order as a Bureaucratic Polity, a Newpatrimonial Regime or a
Bureaucratic-Authoritarian Regime: What Difference Does it Make? dalam Interpreting Indonesian
Politics. 1982. ed. Anderson dan Kahin. Ithaca: Cornell Southeast Asia Program Publication. hal. 168
3
Manuel Kaisiepo. 1987. Dari Kepolitikan Birokratik ke Korporatisme Negara di Indonesia. Dalam
Jurnal Ilmu Politik. No. 2-1987. Jakarta: Kerjasama AIPI, LIPI, dan PT. Gramedia. hal. 31.
4
Pada masa Orde Baru, banyak organisasi kemasyarakatan yang menjadi underbow nya Golkar seperti
MKGR, SOKSI, AMPI, LDI, dan lain sebagainya. Lihat Akbar Tanjung. 2007. The Golkar Way: Survival
Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi. Jakarta: Gramedia.

Universitas Indonesia
228

maupun lokal.5 Pola rekrutmen dan kaderisasi Pemuda Pancasila yang menjanjikan
kehidupan lebih baik, menjadi motivasi untuk berprestasi bagi para pemuda yang cerdas
dan mampu menunjukkan loyalitas tinggi kepada pemimpin organisasinya.
Dampak dari pola mobilisasi yang dilakukan selama Orde Baru, menyebabkan
beberapa kader Pemuda Pancasila di Sumatera Utara menjadi PNS dan menduduki
posisi penting dalam jabatan birokrasi di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 6
Keberadaan Pemuda Pancasila menjadi penting juga bagi seorang pejabat pemerintah
daerah yang bukan berasal dari anggota Pemuda Pancasila. Selain untuk jaminan
mempertahankan jabatan mereka di birokrasi, juga digunakan untuk mengamankan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab para PNS tersebut. Kenyataan tersebut terjadi
karena keberadaan Pemuda Pancasila di Sumatera Utara pada masa Orde Baru
digunakan sebagai operator kebijakan politik pemerintah dengan militer sebagai
penyanggah utama. Kedudukan seperti itu membuat para pengurus Pemuda Pancasila di
Sumatera Utara dapat memberikan pengaruh kepada kepala daerah untuk menentukan
posisi jabatan seorang PNS. Relasi kepentingan di antara para pimpinan Pemuda
Pancasila Sumatera Utara, birokrat, dan aparat keamanan sudah berlangsung sejak lama
untuk mendukung rezim Orde Baru.
Relasi kepentingan pemerintah Orde baru terhadap kelompok pemuda di
Sumatera Utara yang diorganisir melalui Pemuda Pancasila bukan hanya untuk
mengendalikan mereka agar tidak mbalelo terhadap pemerintah, tetapi juga dalam
upaya menjadikannya sebagai mesin politik untuk memenangkan Golkar.
Sebagaimana diketahui bahwa Golkar adalah partai bentukan pemerintah yang juga
disebut sebagai mesin politik dan pengumpul suara dalam setiap pemilu untuk
mendukung status quo Orde Baru. Melalui organisasi pemuda di Sumatera Utara itu
diharapkan Golkar mendapatkan nilai tambah kekuatan Orde Baru dan agar Golkar
dapat dijadikan sebagai pemenang dalam setiap pemilu di Sumatera Utara.


5
Rezim Orde Baru melakukan banyak cara untuk memperoleh mayoritas suara dalam pemilu antara lain
dengan melakukan penetrasi birokrasi dan mengharuskan pegawai negeri memilih Golkar. Lihat Karl D.
Jackson. 1980. Bureaucratic Polity: A Theoretical Framework for The Analysis of Power and
Communications in Indonesia. dalam Political Power and Communication in Indonesia. ed. Lucian W.
Pye. Berkley: University of California Press. hal. 3-22. Lihat juga Harold Crouch. 1980. The New
Order: The Prospect for Political Stability dalam Indonesia: The Making of Nation. Ed. J.A.C. Mackie.
Canberra: Research School of Pacific Studies, The Australian National University. hal. 659.
6
Keterangan ini diperoleh dari Amran YS dan Marzuki. Pada saat mereka menjabat sebagai Ketua DPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara beberapa kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai PNS
menjadi pejabat pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.

Universitas Indonesia
229

Pentingnya memobilisasi kelompok pemuda di Sumatera Utara disebabkan


karena alasan sejarah masa lalu yaitu bahwa pada masa Orde Lama kekuatan pemuda
menjadi salah satu penghalang tumbuh suburnya kekuatan komunis di bawah pengaruh
PKI dan memperkuat basis dukungan kepada pemerintah Orde Baru. Hasil dari
mobilisasi organisasi pemuda, yang salah satunya melalui Pemuda Pancasila,
menunjukkan dampak yang cukup luar biasa dalam menjaga stabilitas politik yang
selalu menjadi masalah pada awal-awal pemerintah Orde Baru. Meskipun Pemuda
Pancasila di Sumatera Utara hanya dijadikan sebagai pelaksana kebijakan Orde Baru di
lapangan, tampaknya rezim Orde Baru berhasil menggalang kekuatan kalangan pemuda
ini. Hampir tidak ada lagi kalangan pimpinan Pemuda Pancasila yang tidak masuk atau
menjadi kekuatan pendukung Golkar dan birokrasi sebagai penyanggah kekuatan
politiknya.
Ketika terjadi perubahan politik dengan bergulirnya era reformasi dan jatuhnya
rezim Orde Baru, tampaknya fenomena itu dibaca juga oleh kalangan tokoh Pemuda
Pancasila di Sumatera Utara. Bila pada masa Orde Baru keterlibatan tokoh dan
pimpinan Pemuda Pancasila di birokrasi tergantung dari Golkar, sekarang pada era
reformasi tokoh Pemuda Pancasila mengajak para kepala daerah di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota sebagai pengurus Pemuda Pancasila pada posisi Majelis Pembina
Organisasi (MPO) tanpa memandang partai politik pendukungnya. Para tokoh dan
pimpinan Pemuda Pancasila di Sumatera Utara menyadari bahwa salah satu sumber
berlangsungnya aktivitas organisasi dan pendanaan berasal dari pemerintah baik dalam
bentuk kemudahan mendapat perizinan maupun anggaran atau proyek pemerintah.
Untuk memastikan agar kegiatan operasional tersebut berjalan dengan baik dan
berkelanjutan maka MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara sangat berkepentingan
menempatkan pejabat birokrasi terkait urusan tersebut dengan melakukan lobi kepada
kepala daerah. Oleh karena itu, setiap pelaksanaan pemilihan kepala daerah, Pemuda
Pancasila selalu terlibat aktif dalam memberikan dukungan kepada calon tertentu agar
kepentingannya dapat berjalan tanpa hambatan apapun. Dalam kaitan ini seorang
narasumber mengatakan,

saat ini, Pemuda Pancasila punya kepentingan dengan gubernur, bupati, dan
walikota. Semampu-mampunya calon yang didukung harus menang karena kami
punya kepentingan di birokrasi. Selain untuk mendukung kegiatan organisasi,
kami berharap pemerintah bisa lebih baik. Banyak juga kader-kader PP yang ada

Universitas Indonesia
230

di birokrasi, itu perlu kami dorong punya karir yang bagus. Kami tidak penting
partai politik karena kader kami ada di semua partai politik. Yang penting figur
kepala daerahnya bisa bekerja sama di pemerintahan dengan kami7

Narasumber lain juga mengatakan bahwa pada era reformasi ini kader-kader
Pemuda Pancasila banyak yang menjabat posisi penting di birokrasi dan menjadi kepala
daerah yang didukung dari berbagai partai politik. Anggota Pemuda Pancasila Sumatera
Utara yang menjabat bupati/walikota terlihat dalam Tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5.1
Anggota Pemuda Pancasila yang Menduduki Jabatan Bupati/Walikota di Wilayah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008

Jabatan di
Nama Jabatan Eksekutif
Pemuda Pancasila
Amri Tambunan MPO PP Sumut Bupati Deli Serdang
T. Erry Nuradi MPO PP Sumut Bupati Serdang Bedagai
Tuani Lumban Tobing MPO PP Sumut Bupati Tapanuli Tengah
Bahrumsyah Harahap MPO PP Sumut Bupati Padang Lawas Utara
Taufan Gama Simatupang MPO PP Asahan Wakil Bupati Asahan
Basrah Lubis MPO PP Palas Bupati Padang Lawas
Sutan Oloan Harahap MPO PP Palas Wakil Bupati Padang Lawas
Aldinz Rapolo Siregar Ketua MPO PP Tapsel Wakil Bupati Tapsel
Anhar A. Monel Ketua MPO PP Binjai Wakil Walikota Binjai
Toloaru Hulu MPO PP Nias Pj. Bupati Nias Utara
Ngogesa Sitepu Ketua MPO PP Langkat Bupati Langkat
Imal Raya Harahap MPO PP Siantar Wakil Walikota Siantar
Sumber: MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 2010.

Selain menjabat sebagai kepala daerah, anggota Pemuda Pancasila juga banyak
yang menjabat sebagai kepala dinas dan jabatan struktural setingkat eselon 2b di
berbagai kabupaten dan kota maupun provinsi. 8 Sebagai organisasi pemuda yang
memiliki pengaruh cukup penting di Sumatera Utara, beberapa tokoh Pemuda Pancasila
memiliki keterkaitan dengan para kepala daerah tersebut. Jaringan di pemerintahan
digunakan untuk mengajak para kepala daerah itu mendukung Syamsul Arifin dalam
pemilihan gubernur. Sesuai instruksi yang telah ditetapkan oleh MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara, maka menjadi kewajiban bagi seluruh anggota Pemuda


7
Wawancara dengan Dahroel Tamin, Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 12 Oktober
2011 di kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, pukul 14.00 Wib.
8
Daftar lengkapnya lihat dalam Lampiran 6 Disertasi ini.

Universitas Indonesia
231

Pancasila yang menjabat sebagai kepala daerah untuk memberikan dukungannya kepada
Syamsul Arifin sebagai calon gubernur yang didukung.
Beberapa kader Pemuda Pancasila yang menjabat sebagai bupati atau walikota
di Provinsi Sumatera Utara tidak dapat mendukung Syamsul Arifin khususnya dalam
menggerakkan mesin birokrasi. Para bupati dan walikota tersebut juga memiliki
keterkaitan dengan partai politik yang mencalonkannya menjadi bupati atau karena
mereka menjadi kader dari partai politik yang tidak mencalonkan Syamsul Arifin
sebagai gubernur. Terhadap kader-kader Pemuda Pancasila dalam posisi seperti itu,
pengurus MPW Pemuda Pancasila dapat memahaminya. Setidaknya diberikan
penghormatan atas putusan organisasi dengan tidak melakukan kegiatan pemenangan
kepada anggota atau simpatisan Pemuda Pancasila di wilayah kekuasaannya. Tetapi,
jika ditemukan tindakan para pengurus Pemuda Pancasila yang mengajak aparat
birokrasi di daerah kekuasaan bupati/walikota itu, para kepala daerah tersebut dapat
memahaminya sebagai satu penghormatan bagi keputusan organisasi. Tidak ada sanksi
bagi aparatur birokrasi tersebut yang berbeda pilihan dengan kepala daerah.
Amri Tambunan, Bupati Deli Serdang, adalah birokrat senior di Sumatera Utara
yang terpilih menjadi bupati dua periode yaitu pada tahun 2003-2008 dan 2008-2013.
Amri Tambunan adalah salah seorang tokoh yang sangat dekat dengan tokoh senior
Pemuda Pancasila yaitu Anif Shah, sosok yang disegani dan dihormati oleh kader
Pemuda Pancasila. Pada saat pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008,
Amri Tambunan, telah dihubungi oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila dan juga Anif
Shah untuk memberikan dukungannya kepada Syamsul Arifin. Sebagai bupati dua
periode, tentu Amri mampu mempengaruhi pemilih yang tinggal di Kabupaten Deli
Serdang.
Namun, permintaan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan Anif
Shah sebagai sahabat ditolak oleh Amri Tambunan. Tidak diketahui secara persis alasan
penolakan itu, tetapi dari beberapa informasi narasumber menyebutkan bahwa Amri
Tambunan tidak begitu senang dengan cara Syamsul Arifin memimpin saat menjadi
Bupati Langkat. Amri lebih cenderung berpihak kepada Tri Tamtomo, calon gubernur
dari PDIP. Penolakan itu juga bukan berarti Amri Tambunan menghalangi anggota
Pemuda Pancasila di Kabupaten Deli Serdang pada saat melakukan kegiatan
pemenangan seperti sosialisasi dan kampanye serta pemasangan alat peraga.

Universitas Indonesia
232

Terlepas dari ketidaksetujuan Amri Tambunan terkait urusan pribadinya dengan


Syamsul Arifin, tetapi Pemuda Pancasila telah meminta agar Amri dapat memahami
keputusan organisasi yang mendukung Syamsul Arifin sebagai gubernur. Amri
Tambunan tidak begitu memperdulikan laporan dari berbagai pihak tentang kegiatan
tim pemenangan yang dilakukan Pemuda Pancasila di Deli Serdang dengan melibatkan
aparatur birokrasi. Sebagi contoh salah seorang ketua Pemuda Pancasila di kecamatan
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang pernah menggelar pertemuan masyarakat
dengan Syamsul Arifin. Saat itu camat di Lubuk Pakam memberikan bantuan pada
pertemuan tersebut atas permintaan ketua anak cabang Pemuda Pancasila di wilayah itu.
Camat Lubuk Pakam yang memberikan bantuan atas permintaan Ketua Pemuda
Pancasila Kecamatan Lubuk Pakam ternyata juga sering dibantu oleh Pemuda Pancasila
untuk menjaga keamanan di wilayah kerjanya. Lubuk Pakam dikenal sebagai ibukota
Kabupaten Deli Serdang dan pusat perekonomian masyarakat. Sebagai kota kecil yang
menjadi lokasi perdagangan sehari-hari bagi masyarakat Deli Serdang, maka potensi
kerawanan seperti perkelahian, perampokan, dan bentuk kejahatan lainnya sangat
tinggi. Untuk menjaga situasi aman itulah, camat Lubuk Pakam mengajak organisasi
pemuda khususnya Pemuda Pancasila menjaga keamanan daerah itu. Atas dasar itu
pula, pemerintah di tingkat kecamatan tidak bisa sesukanya mempengaruhi warga agar
memilih Tri Tamtomo dalam pemilihan gubernur, sebagaimana anjuran bupatinya
sendiri. Meski tidak bisa dibuktikan peran Pemuda Pancasila Kabupaten Deli Serdang
dalam memenangkan gubernur yang didukung di daerah ini, ternyata Syamsul Arifin
memperoleh suara lebih tertinggi dari calon lainnya yaitu 227.804 suara. Sementara Tri
Tamtomo yang didukung Amri Tambunan memperoleh suara terbanyak kedua sebesar
146.457 suara.
Di Kabupaten Serdang Bedagai, T. Erry Nuradi, adalah kader Partai Golkar yang
menjabat sebagai bupati. Bupati yang memperoleh sejumlah penghargaan atas prestasi
pengelolaan pemerintahan itu merupakan anggota Pemuda Pancasila yang menjabat
sebagai Majelis Pembina Organisasi Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Pada
pemilihan gubernur, Partai Golkar mencalonkan Ali Umri. Tentu saja sebagai kader
Partai Golkar, T. Erry Nuradi diminta untuk memenangkan Ali Umri dalam pemilihan
gubernur di wilayahnya. Erry Nuradi sangat mengerti alasan Pemuda Pancasila
Sumatera Utara mendukung Syamsul Arifin dan sangat tidak senang kepada Ali Umri.
Beberapa pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan pengurus Pemuda

Universitas Indonesia
233

Pancasila Kabupaten Serdang Bedagai meminta kepada Erry Nuradi untuk juga
membantu Syamsul Arifin dalam kegiatan pemenangan. Tindakan itu dilakukan oleh
pengurus Pemuda Pancasila karena pada saat pemilihan bupati tahun 2005, dukungan
Pemuda Pancasila diberikan kepada Erry Nuradi.
Sebagai bupati, Erry Nuradi memiliki strategi tersendiri menyikapi permintaan
dukungan di Serdang Bedagai dari para calon gubernur. Penilaian Erry tentang
kontestasi pemilihan gubernur bahwa Syamsul Arifin memiliki peluang menang lebih
besar ketimbang calon lainnya. Sebagai kader Partai Golkar dan anggota MPO Pemuda
Pancasila, Erry Nuradi, harus punya strategi yang baik agar kedua organisasi itu merasa
mendapat perhatiannya di Serdang Bedagai. 9 Beberapa pejabat struktural setingkat
kepala dinas di Kabupaten Serdang Bedagai tercatat sebagai pengurus teras Pemuda
Pancasila seperti ES (salah seorang kabid di Dinas Pekerjaan Umum) dan IS (kepala
Unit Pelayanan Terpadu). Dari kedua pejabat struktural itulah, Pemuda Pancasila
mendapatkan beberapa kemudahan dalam melakukan penggalangan massa untuk
kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Meski Erry Nuradi, sebagai bupati, mengetahui
tindakan stafnya itu namun tidak ada sanksi diberikan kepada mereka. Hal itu dilakukan
agar posisi Erry Nuradi baik di Golkar maupun Pemuda Pancasila tidak mengalami
persoalan, terutama untuk kepentingan keamanan pemerintahan di Kabupaten Serdang
Bedagai. Perolehan suara Syamsul Arifin di Kabupaten Serdang Bedagai lebih besar
ketimbang Ali Umri yaitu masing-masing 71.073 suara dan 45.460 suara. Sedangkan
Tri Tamtomo memperoleh suara di atas Ali Umri yaitu 54.009 suara.
Taufan Gama Simatupang menjadi Plt. (pelaksana tugas) Bupati Asahan pada
saat pemilihan gubernur dilaksanakan. Taufan berkarir sebagai birokrat mulai dari
camat hingga menjabat sebagai asisten (eselon 2b) di Kabupaten Asahan dan sangat
dekat dengan beberapa tokoh Pemuda Pancasila. Pilihan Taufan mendukung Syamsul
Arifin dianggap oleh kader Pemuda Pancasila sebagai pilihan yang tepat. Taufan pun
kemudian melakukan banyak kegiatan pemenangan Syamsul Arifin di Asahan yang
melibatkan pejabat setingkat kepala dinas hingga camat. Setiap acara sosialisasi dan
kampanye yang dilakukan Pemuda Pancasila di Asahan untuk Syamsul Arifin selalu
dibantu oleh camat. Di Kabupaten Asahan, Syamsul Arifin memperoleh suara sebanyak
80.349.


9
Pembicaraan pribadi dengan Erry Nuradi, Bupati Serdang Bedagai, 5 November 2011, di Jakarta.

Universitas Indonesia
234

Di wilayah yang basis etnis dan agamanya begitu kuat, pengaruh Pemuda
Pancasila kepada aparatur birokrasi yang dilakukan melalui kepala daerah, tidak begitu
signifikan. Di antara daerah tersebut adalah Tapanuli bagian selatan dikenal sebagai
daerah berbasis etnis Mandailing. Pilihan bupati atau kepala daerah tentu sangat
mempertimbangkan unsur etnis karena mayoritas masyarakat di daerah tersebut sangat
primordialis. Sedangkan di daerah-daerah Toba yang mayoritas pemilihnya beragama
Kristen, maka pilihan kepala daerah dan birokrasinya mengarah pada calon yang
bergama sama. Untuk wilayah dengan karakteristik homogen tersebut, pimpinan
Pemuda Pancasila tidak begitu memberikan beban kepada kader Pemuda Pancasila yang
menjabat sebagai kepala daerah maupun pejabat birokrasi untuk mendukung Syamsul
Arifin. Namun, jika para anggota Pemuda Pancasila yang menjadi bupati atau walikota
mengetahui salah seorang pejabat birokrasi pemerintahnya berpihak kepada Syamsul
Arifin tidak akan dikenakan sanksi apapun.
Pemilih yang paling besar dari jumlah dan pengaruhnya berada di Kota Medan.
Di ibukota Provinsi Sumatera Utara, pengaruh Pemuda Pancasila Sumatera Utara
terhadap birokrasi di Kota Medan cukup kuat. Pada saat itu Walikota Medan, Abdillah,
tersangkut kasus korupsi dan ditahan oleh KPK. Affifudin Lubis yang menjabat sebagai
pelaksana tugas Walikota Medan adalah pejabat birokrasi yang sangat akrab dengan
tokoh Pemuda Pancasila di Kota Medan. Affifudin Lubis tidak bisa mengarahkan
aparatur birokrasi untuk mendukung salah satu calon meski punya kedekatan dengan
pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Pejabat birokrasi di Kota Medan yang
tercatat sebagai anggota Pemuda Pancasila adalah Randiman Tarigan (Kadis
Pendapatan Daerah Kota Medan). Randiman termasuk salah seorang pejabat pemerintah
Kota Medan yang sering membantu kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Randiman
diminta secara khusus oleh Darwin Nasution untuk membantu kegiatan pemenangan
Syamsul Arifin. Permintaan itu dilakukan karena kelancaran tugas-tugas pengamanan
dalam ruang lingkup kerja Randiman sebagai kepala dinas, banyak dibantu oleh
Pemuda Pancasila.
Selain Randiman Tarigan, hampir seluruh camat di Kota Medan sering
berinteraksi dengan pengurus Pemuda Pancasila baik di tingkat kecamatan maupun
provinsi. Urusan itu terkait dengan soal keamanan di lokasi kecamatan seperti lahan
perparkiran, bantuan jasa pengamanan proyek bangunan yang sedang berjalan, dan lain
sebagainya. Tidak sedikit para camat yang ada di Pemerintah Kota Medan adalah

Universitas Indonesia
235

bagian dari kerabat tokoh Pemuda Pancasila.10 Karena itu pula, pada saat dilakukan
kegiatan pertemuan Syamsul Arifin dengan masyarakat, beberapa camat di Kota Medan
yang terkait dengan Pemuda Pancasila selalu membantu sesuai dengan arahan dari
seorang pengurus Pemuda Pancasila.
Adanya intervensi dan pengaruh dari beberapa pengurus Pemuda Pancasila
Sumatera Utara terhadap birokrasi dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
dilakukan dengan pendekatan kepada bupati atau walikota. Di samping itu, beberapa
pengurus Pemuda Pancasila, mendekati pejabat birokrasi seperti kepala dinas hingga
camat secara personal untuk membantu kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Hal itu
dilakukan karena relasi yang sudah terjalin selama ini antara Pemuda Pancasila dengan
beberapa pejabat di lingkungan pemerintahan. Relasi itu terkait dengan urusan
pemberian izin dan pengerjaan proyek-proyek pemerintah melalui APBD. Kedua
bentuk relasi itu dapat menghasilkan keuntungan ekonomi yang bisa dinikmati secara
bersama-sama. Bagi para pejabat pemerintahan yang menjalin relasi dengan pengurus
Pemuda Pancasila, setidaknya dapat menjanjikan karir pekerjaan di pemerintahan
menjadi lebih baik karena pengaruh beberapa pengurus Pemuda Pancasila kepada
bupati/walikota.
Beberapa informan menjelaskan bahwa organisasi Pemuda Pancasila
membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas yang telah disetujui. Sumber dana
organisasi diperoleh dari sumbangan donatur tetap dan tidak tetap, usaha mandiri yang
dilakukan oleh Pemuda Pancasila dan kader-kader yang memperoleh pekerjaan dari
organisasi, serta usaha-usaha lainnya yang dapat menghasilkan keuntungan. Hampir
seluruh sumber dana yang diperoleh itu berikaitan dengan urusan-urusan di
pemerintahan. Atas dasar itu, akan memudahkan bagi pengurus Pemuda Pancasila untuk
menjalankan kegiatan organisasinya, jika gubernur terpilih adalah calon yang didukung.
Adanya kepentingan ekonomi ini akan menjadi fakta empiris yang akan diuraikan
dalam sub bab berikut tentang relasi Pemuda Pancasila dengan pengusaha lokal.


10
Diperoleh dari pengamatan selama penelitian, beberapa pengurus harian MPW Pemuda Pancasila
menyebutkan memiliki kerabat yang menjabat sebagai camat, kepala bagian atau kepala dinas di Pemko
Medan.

Universitas Indonesia
236

5.2. Pemuda Pancasila dan Pengusaha Lokal

Sebagai organisasi kemasyarakatan yang menghimpun para pemuda dengan


semboyan sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Motto ini memiliki arti
kalau sudah dimulai, maka kata-kata mundur tidak akan pernah terjadi. Salah satu
wujud dari sekali layar terkembang adalah mampu mempertahankan prinsip-prinsip
kebenaran yang diperjuangkan dengan cara apapun terutama untuk mewujudkan
kesejahteraan setiap kader Pemuda Pancasila. Untuk dapat melakukan prinsip
kebenaran mewujudkan kesejahteraan itu, ada dua cara yang dilakukan oleh pengurus
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Pertama, menggali semua potensi bisnis yang
dimiliki oleh setiap anggota Pemuda Pancasila. Kedua, memberdayakan para pengusaha
lainnya seperti pengusaha dari etnis China untuk kepentingan organisasi. Tidak mudah
mewujudkan cita-cita ideal dari internal organisasi yang hendak dicapai tersebut.
Sumber pertama berasal dari beberapa kader yang memiliki bakat wirausaha
tentu akan dibantu mendapatkan akses bisnis yang lebih baik. Namun, jumlah anggota
dan kader yang terjun ke dunia usaha sangat sedikit dan sebagian besar anggota Pemuda
Pancasila di Sumatera Utara adalah pemuda yang tidak memiliki pekerjaan, putus
sekolah, dan anak-anak jalanan. Kader Pemuda Pancasila yang terjun ke dunia bisnis
umumnya bergerak dalam bidang usaha kontraktor sebagai pemborong proyek jalan,
pasar, gedung sekolah, dan prasarana pengairan serta sebagian kecil bergerak di bidang
usaha perkebunan. Mereka yang sukses menjadi pengusaha akan dimintai
sumbangannya sebagai donator tetap untuk kegiatan rutin organisasi.
Pada masa Orde Baru, para pemuda yang memiliki minat sebagai pengusaha,
diberikan banyak kemudahan dari pemerintah seperti dibukanya akses oleh tentara
khususnya TNI AD untuk menguasai lokasi-lokasi yang memiliki potensi bisnis. Untuk
memberikan jaminan keamanan di daerah-daerah yang dianggap rawan menimbulkan
potensi kerusuhan maka pihak militer memberikan banyak kemudahan berbisnis bagi
para pemuda di Sumatera Utara. Pihak militer tidak begitu sulit untuk mencari figur-
figur pemuda di Sumatera Utara yang bisa diajak kerjasama bisnis sekaligus menjamin
dukungan kepada pemerintah Orde Baru. Setelah pemerintah Orde Baru jatuh, para
anggota yang awalnya menjadi bagian dari operator lapangan, menikmati keuntungan
aktivitas perburuan rente di tingkat lokal. Dalam konteks inilah, dinamika kader-kader
Pemuda Pancasila yang sukses sebagai pengusaha dan memiliki uang serta mampu
melakukan tindakan intimidasi secara khusus dapat terlihat.

Universitas Indonesia
237

Ketika mengamati aktivitas keseharian para pimpinan MPW Pemuda Pancasila


Provinsi Sumatera Utara, sedikit yang memiliki pekerjaan tetap. Kebanyakan mereka
berprofesi sebagai kontraktor atau pemborong proyek yang sangat mengandalkan
anggaran pemerintah melalui APBD dan APBN. Seorang narasumber menjelaskan
bahwa hampir semua para pemborong proyek itu menerima tawaran dari paket-paket
proyek pembangunan yang diberikan kepala daerah kepada pimpinan MPW Sumatera
Utara. Paket proyek itu tersedia dua kali dalam setiap tahunnya yaitu dari APBD dengan
nilai rata-rata Rp 1 10 milyar dan Rp 500 juta 5 milyar dari PAPBD.11 Terkadang
pihak kepala daerah menghubungi pimpinan MPW Pemuda Pancasila untuk
memberikan paket-paket pekerjaan berupa proyek pengadaan barang atau pembangunan
fisik dari anggaran pemerintah. Tawaran itu disampaikan oleh kepala daerah atau kepala
dinas untuk menjaga hubungan baik antara pejabat eksekutif dengan pimpinan
organisasi pemuda dengan nilai proyek yang beragam.12
Pihak pemerintah daerah memberikan pilihan kepada pimpinan MPW Pemuda
Pancasila yaitu pekerjaan dapat dikerjaan sendiri atau dicarikan perusahaan yang akan
mengerjakan proyek itu. Kalau proyek dikerjakan sendiri maka sejumlah persyaratan
teknis pekerjaan harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan mengerjakan proyek itu.
Tetapi, jika diberikan kepada pihak dinas di pemerintahan tersebut akan diberikan
semacam fee dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kesepakatan dari tawaran
pemerintah daerah itu tergantung kemauan pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara.
Dalam hal perizinan misalnya, pengurus Pemuda Pancasila bekerjasama dengan
pemerintah daerah untuk mengelola lahan perparkiran, memberi jasa keamanan bagi
proyek-proyek pembangunan pada daerah tertentu dan kegiatan lainnya yang
membutuhkan perizinan dari pemerintah daerah. Dalam kaitan dengan anggaran atau
proyek pemerintah, pengurus Pemuda Pancasila selalu menerima tawaran untuk


11
Proyek pemerintah berjalan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada saat pengesahan APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) di awal tahun dan PABPD (Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah) di pertengahan tahun. Besaran nilai proyek di masing-masing anggaran berbeda, kalau
APBD lebih besar karena dananya lebih banyak dan waktu pekerjaannya lebih panjang sedangkan
PAPBD dananya sedikit dan waktu pekerjaannya lebih singkat. Informasi ini diperoleh dari salah seorang
pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada saat pembicaraan informal.
12
Menurut seorang narasumber, biasanya setiap kepala daerah telah membagi jatah proyek-proyek
pemerintah kepada para pihak yang berkepentingan di daerahnya tersebut seperti tim sukses pilkada,
organisasi pemuda, organisasi kemasyarakatan, asosiasi pengusaha konstruksi, dan lain sebagainya.
Semua pemenang proyek pemerintah sudah diatur oleh panitia lelang yang dibentuk sesuai aturan
perundang-undangan.

Universitas Indonesia
238

mengerjakan paket-paket pembangunan daerah, pengadaan barang dan jasa, serta


pekerjaan lainnya yang bersifat rutin. Jika pejabat birokrasi setingkat kepala dinas pada
pemerintah provinsi atau kabupaten/kota yang tidak menawarkan paket-paket pekerjaan
pembangunan daerah tersebut maka akan mengalami kesulitan dalam hal teknis
pelaksanaan proyek pembangunan tersebut.13
Hampir semua kepala daerah di kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara
menyediakan paket-paket proyek yang khusus diberikan kepada pengurus Pemuda
Pancasila Sumatera Utara di provinsi maupun kabupaten dan kota. Selain itu, kerjasama
pengelolaan lahan perpakiran dan penyediaan jasa keamanan di daerah-daerah
pertokoan dan industri antara pejabat birokrasi dengan pengurus Pemuda Pancasila
menjadi hal yang rutin dilakukan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan yang dikelola
oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara selalu mengikuti
tender untuk pengelolaan lahan parkir pada instansi Badan Perparkiran Kota Medan.14
Tender itu diatur sedemikian rupa untuk dimenangkan sesuai kesepakatan yang
sudah dibicarakan sebelumnya. MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki
badan usaha yang membidani penyediaan layanan jasa perparkiran. Perusahaan itu
selalu bekerjasama dengan anggota anak cabang Pemuda Pancasila Sumatera Utara
untuk dipekerjakan menjadi petugas parkir. Anggota Pemuda Pancasila tersebut, selain
mendapatkan uang untuk kebutuhan hidupnya juga diwajibkan memberikan setoran
kepada perusahaan. Lalu perusahaan itu akan memberikan sebagian keuntungan kepada
pengurus MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara.
Pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara mengumpulkan beberapa
proyek pemerintah yang ditawarkan tersebut dan kemudian membaginya kepada para
kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai pemborong proyek. Para kader yang
menerima pekerjaan proyek itu diwajibkan memberikan setoran awal dari keuntungan
yang diperolehnya. Setoran bisa dilakukan di depan atau setelah pekerjaan selesai
dilakukan tergantung kesepakatan yang disetujui. Jika yang mengerjakan adalah kader


13
Informasi ini didapat dari pembicaraan informal dan diskusi dengan para pengusaha pengadaan barang
dan jasa serta konstruksi di Sumatera Utara. Beberapa pejabat birokrasi setingkat kepala dinas
mengeluhkan kisruhnya pelaksanaan tender pemerintah. Kisruh itu terkait dengan permintaan beberapa
pimpinan organisasi pemuda termasuk Pemuda Pancasila terhadap sejumlah proyek yang akan
ditenderkan. Jika mereka tidak diberikan paket proyek maka akan ada ancaman pada setiap tahapan
kegiatan tender.
14
Dari beberapa sumber informasi, pengangkatan Kepada Badan Pengelola Perparkiran (BPP) Kota
Medan harus direstui oleh Pemuda Pancasila. Sebagai contoh Erwin Hasibuan, Kepala BPP Kota
Medan tahun 2007, adalah kader Pemuda Pancasila.

Universitas Indonesia
239

yang aktif dalam kegiatan Pemuda Pancasila, setoran bisa diberikan di akhir, tetapi bagi
yang tidak begitu aktif setoran diselesaikan sebelum pekerjaan dimulai. Untuk jenis
pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh kader Pemuda Pancasila, proyek tersebut
ditawarkan kepada para pengusaha lain, perusahaan bisa dari pemerintah daerah yang
menawarkan proyek dan bisa juga dari para kolega yang bukan kader Pemuda Pancasila
tergantung kesepakatan yang disetujui.
Para kader Pemuda Pancasila yang menjadi pengusaha kontraktor itu juga
menjadi anggota asosiasi perusahaan jasa konstruksi atau pengadaan barang dan jasa
seperti ARDIN (Asosiasi Rekanan dan Distributor Indonesia), Gapensi (Gabungan
Pengusaha Nasional Indonesia), dan lain sebagainya. Meskipun di antara anggota
asosiasi itu saling bersaing untuk mendapatkan proyek pemerintah, namun ketika satu
proyek dianggap sebagai jatah organisasi tertentu persaingan tidak akan terjadi lagi.
Hampir semua proyek-proyek pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera
Utara sudah diatur pembagiannya. Sulit menemukan satu pengumuman tender proyek
pemerintah daerah tersebut yang tidak ada calon pemenangnya. Beberapa nama anggota
Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai pengusaha dan menduduki jabatan dalam
asosiasi pengusaha dapat dilihat dalam Tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2
Anggota Pemuda Pancasila yang Terlibat Kepengurusan
Asosiasi Pengusaha di Sumatera Utara Tahun 2008

Nama Jabatan
Irfan Mutiara Ketua KADIN Sumatera Utara
Kodrat Shah Pengurus KADIN Sumatera Utara
Ramzi Taher Pengurus KADIN Sumatera Utara
M. Syafii Nasution (Buyung Berland) Ketua Gapensi Kota Medan
Ali Mahdi Ketua Gapensi Serdang Bedagai
Sumber: MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 2010.

Sejumlah dana yang terkumpul dari keuntungan pelaksanaan proyek maupun fee
dari penjualan proyek tersebut sebagian diberikan kepada kas organisasi dan sebagian
besar dibagi oleh para pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Kebutuhan
dana untuk operasional pimpinan MPW Pemuda Pancasila sehari-harinya cukup besar.
Selain untuk kegiatan-kegiatan rutin dan acara kepanitiaan seperti pelantikan, acara
sosial, dan lain sebagainya, rata-rata hampir setiap hari ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara mengeluarkan paling sedikit 1 juta rupiah. Setiap hari di kantor MPW

Universitas Indonesia
240

Pemuda Pancasila Sumatera Utara tidak pernah absen anggota yang datang dari
berbagai daerah dengan tujuan bermacam-macam seperti meminta sumbangan dana
untuk biaya berobat keluarga yang sakit, biaya sekolah anak, dan lain sebagainya.15
Semua biaya operasional yang dibutuhkan itu didapat dari berbagai donator Pemuda
Pancasila, beberapa ketua cabang, dan usaha-usaha yang dilakukan.
Organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara banyak mengandalkan
sumbangan dari para donatur dan usaha-usaha lain yang tidak mengikat. Untuk
memenuhi kegiatan organisasi Pemuda Pancasila sumber keuangan diatur dalam
AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) BAB XIII tentang Keuangan
dan Kekayaan Organisasi, diperoleh dari 1) iuran wajib anggota, 2) sumbangan yang
tidak mengikat, 3) usaha-usaha yang sah, 4) iuran sukarela pengurus, 5) iuran wajib
anggota diatur dalam peraturan organisasi. Pelaksanaan dari ketentuan organisasi itu
terkait dengan sumber pendanaan kegiatan lebih banyak berasal dari sumbangan para
senior yang telah sukses dan usaha yang sah. Mengenai hal ini, seorang narasumber dari
kalangan internal Pemuda Pancasila menyatakan,

Pemuda Pancasila sangat identik dengan pemuda preman, antek-antek Orde


Baru sehingga sekarang ini PP sangatlah menjadi momok bagi masyarakat, ini
diakibatkan oleh tingkah oknum selama ini. Menjadi pekerjaan rumah bagi para
pengurus baik dari tingkat pusat sampai ke daerah, kesan PP harus bisa diubah,
kalau tidak maka PP hanya akan tinggal nama saja atau lebih menyedihkan lagi
organisasi ini akan didemo dan dituntut untuk dibubarkan. PP harus berani
menentang apa yang bertentangan dengan Pancasila. Bukan rahasia umum lagi
PP adalah pembeking usaha-usaha dunia hitam. Karena dari situ PP dapat
menghidupkan organisasi sebab kas PP tidak pernah diisi dari sumbangan
anggota. Padahal sama-sama kita ketahui kalau PP ini adalah organisasi besar
dan kuat16

Sumber penerimaan kedua yang berasal dari pengusaha lokal yang tidak menjadi
kader Pemuda Pancasila. Kelompok pengusaha tersebut kebanyakan berasal dari etnis
China. Mereka memiliki sejumlah usaha rutin dengan investasi dana dalam jumlah kecil

15
Percakapan pribadi dengan Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara di
kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Medan, 9 Oktober 2011. Anuar Shah tidak menyebutkan
jumlah rata-rata pendapatan uang yang diterimanya setiap hari.
16
Wawancara dengan Nunik (bukan nama sebenarnya), anggota Pemuda Pancasila, 21 Desember 2011,
pukul 10.00 Wib, di Medan.

Universitas Indonesia
241

dan besar. Investasi dengan jumlah kecil adalah usaha dagang kebutuhan rumah tangga
seperti usaha perabotan, alat-alat rumah tangga, elektronik, pakaian, dan lain-lainnya.
Para pengusaha seperti itu selalu jumlahnya sangat banyak di Sumatera Utara terutama
di wilayah perkotaan. Menjamurnya pembangunan rumah toko menjadi ciri tumbuhnya
usaha-usaha perdagangan seperti itu. Untuk urusan keamanan tokohnya, para pengusaha
itu selalu meminta perlindungan kepada anggota Pemuda Pancasila. Mereka diwajibkan
membayar uang keamanan setiap bulan dan bantuan sosial jika ada kegiatan yang
dilakukan Pemuda Pancasila.
Selain para pengusaha seperti itu, kelompok pengusaha lain yang membutuhkan
jasa pengamanan Pemuda Pancasila adalah pengusaha perkebunan dan properti
(perumahan dan perhotelan). Jasa pengamanan diperlukan pada saat para pengusaha itu
memulai pembangunan di lokasi perkebunan atau properti itu. Untuk sektor
perkebunan, anggota Pemuda Pancasila diperlukan untuk menjaga lahan agar tidak
diganggu atau dikuasai oleh penduduk setempat. Sedangkan pada sector properti,
mereka diperlukan untuk menjaga barang-barang bangunan agar tidak hilang dan
merusak bangunan yang sedang dikerjakan. Bagi kelompok pengusaha ini, biaya yang
harus diberikan kepada pengurus Pemuda Pancasila cukup besar. Mereka akan
berurusan dengan pengurus Pemuda Pancasila tingkat wilayah. Masing-masing
pengurus wilayah mendapat bantuan dana rutin setiap bulan untuk kebutuhan mereka
sehari-hari.17
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar sumber pemasukan
dana MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara berkaitan dengan urusan pemerintah
seperti proyek pembangunan pemerintah dan menyangkut soal perizinan. Menurut Ali
Mahdi, untuk persoalan perizinan antara pemerintah daerah dengan MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara sama-sama mengetahui prosedur yang harus dilalui menurut
peraturan yang berlaku. Tetapi, ada kalanya soal perizinan tidak mengikuti prosedur
tersebut. Sebagai contoh, di daerah-daerah pusat perdagangan yang berdiri banyak ruko
(rumah toko), banyak kutipan dana yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila
pada setiap pemilik ruko untuk pengamanan. Setiap bulannya anggota Pemuda
Pancasila di lokasi ruko itu menagih biaya bulanan untuk keamanan dengan


17
Wawancara dengan Ali Mahdi, Bendahara MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 5 Januari, pukul
17.00 Wib di Medan. Ali Mahdi tidak dapat menyebutkan secara lengkap nama-nama pengusaha yang
berasal dari etnis China. AS adalah salah satu nama pengusaha perkebunan dan properti yang berkantor di
Medan sering menjadi mitra bisnis para pengurus MPW Pemuda Pancasila.

Universitas Indonesia
242

menggunakan kuitansi resmi yang dikeluarkan oleh pengurus Pemuda Pancasila di


kecamatan tersebut diketahui oleh lurah atau camat setempat.18
Selain itu, pengelolaan perpakiran di daerah tertentu yang sudah menjadi
kesepakatan antara pemerintah daerah dengan pengurus Pemuda Pancasila menjadi
sumber pemasukan dana organisasi. Setoran uang dari hasil pengelolaan parkir
diketahui dari karcis parkir yang didapat dari pemerintah daerah melalui badan
pengelolaan perpakiran daerah. Cara perhitungan pembagian keuntungannya dengan
menggunakan sistem borongan, misalnya di daerah yang padat pengunjungnya
dikenakan biaya yang lebih tinggi dari daerah lain yang tidak begitu ramai
pengunjungnya. Dasar perhitungan keuntungan bukan dari berapa banyak karcis parkir
yang terjual tetapi dari rekaan atau perkiraan pengurus Pemuda Pancasila saja.
Perusahaan yang memenangkan tender pelaksanaan perparkiran di wilayah
tertentu hanya membayar kepada kas pemerintah daerah sesuai jumlah karcis yang
sudah diperoleh. Perusahan-perusahaan yang mendapatkan pekerjaan rutin atas
perlindungan dari pengurus Pemuda Pancasila inilah yang menjadi salah satu sumber
pemasukan uang ke kas organisasi dan tentu saja kepada pengurus Pemuda Pancasila di
Sumatera Utara. Masing-masing pengurus inti19 Pemuda Pancasila, di semua tingkatan
provinsi hingga kabupaten/kota, memiliki sumber dana rutin setiap bulannya dari
sumbangan para pengusaha yang memperoleh jasa keamanan dari Pemuda Pancasila.

banyak orang yang heran dan bingung melihat pengurus Pemuda Pancasila.
Contah saya memang tidak punya pekerjaan tetap, tapi saya bisa punya aktivitas,
mobil punya mau jenis apapun bisa, masih bisa gaji supir, bisa sekolahkan anak,
masih bisa nongkrong dan ngopi-ngopi di hotel-hotel. Kan tinggal bilang sama
pengusaha-pengusaha itu20

Sumber pendanaan organisasi lainnya berasal dari senior atau disebut sesepuh
Pemuda Pancasila yang sukses dalam bidang bisnis di Sumatera Utara. Di antara
mereka yang paling dominan memberikan bantuan dana pada Pemuda Pancasila adalah
Anif Shah. Sebagai pengusaha sukses yang membidani usaha perkebunan, peternakan,
dan properti Anif Shah menjadi tokoh yang selalu dibicarakan di kalangan internal


18
Keterangan ini diperoleh dari pembicaraan informal dengan Ali Mahdi.
19
Pengurus inti yang dimaksud di sini adalah kader Pemuda Pancasila yang menduduki jabatan ketua,
wakil ketua, sekretaris, dan bendahara ditambah beberapa pengurus lainnya yang dipilih oleh ketua.
20
Percakapan pribadi dengan Firdaus Nasution di Hotel Emerald Garden.

Universitas Indonesia
243

Pemuda Pancasila. Bisa dipastikan, saat ini, jika berbicara Pemuda Pancasila pasti
identik dengan Anif Shah. Sejak awal pendirian Pemuda Pancasila, Anif Shah dikenal
sebagai pengusaha otomotif yang memiliki usaha bengkel perbaikan mobil pada tahun
1970-an. Pada tahun 1980-an, ketika bisnis Anif Shah mulai berkembang, Pemuda
Pancasila menjadi salah satu organisasi yang melindungi aktivitas bisnisnya.21 Dari
sekian usaha yang dikelola Anif Shah, sebagian berkaitan dengan pengelolaan tanah
yang memerlukan izin dari pemerintah seperti industri perkebunan sawit di kabupaten
Langkat dan kabupaten Madina, ternak burung walet di Kabupaten Madina, dan
perusahaan properti di Kabupaten Deli Serdang.
Persoalan izin pengelolaan tanah menjadi salah satu masalah yang sering
dibahas oleh pemerintah dan masyarakat Sumatera Utara. Sebagian dari permasalahan
tanah itu adalah penerbitan perizinan yang tumpang tindih seperti tanah adat dan ulayat,
tanah negara yang dikelola oleh sejumlah perusahaan perkebunan negara (PTPN), tanah
yang digarap oleh masyarakat, dan tanah yang diberikan izin pengelolaan dari
pemerintah daerah kepada perusahaan swasta. Akibat dari persoalan izin pengelolaan
tanah di Sumatera Utara, sering sekali menimbulkan aksi-aksi masyarakat yang merasa
dirugikan atas status kepemilikan tanah tersebut. Seorang narasumber menyebutkan
Anif Shah dikenal sebagai salah seorang pengusaha yang mendapatkan izin pengelolaan
tanah untuk perkebunan sawit dan usaha lainnya dengan menggunakan anggota Pemuda
Pancasila untuk menjaga lahan-lahan yang telah dikuasainya.
Sebagai seorang pengusaha, wajar jika Anif Shah memanfaatkan organisasi
Pemuda Pancasila untuk pengelolaan usaha perkebunan karena dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi anggota Pemuda Pacasila yang menganggur. Selain itu, Anif
Shah, banyak membantu kebutuhan dana untuk keperluan kegiatan para pengurus dan
organisasi. Dalam pemahaman beberapa senior dan kader Pemuda Pancasila, tidak ada
yang dirugikan Anif Shah karena perlakuannya itu.22 Bagi banyak pengusaha, tindakan


21
Dari beberapa informan yang diwawancari menyebutkan bahwa keberhasilan usaha Anif Shah pada
masa itu disebabkan juga oleh dukungan dari tentara seperti Edi Sudrajat (mantan Pangdam I Bukit
Barisan) serta beberapa perwira lainnya dari TNI AD. Anif Shah menjadi salah seorang pengusaha lokal
yang mendapat sokongan dari para penguasa Orde Baru di daerah. Pergaulan Anif Shah dengan politisi
Jakarta saat ini seperti Surya Paloh, Panda Nababan, Akbar Tanjung sudah berlangsung sejak lama. Pada
saat itu, izin pengelolaan tanah di Sumatera Utara tidak lepas dari persetujuan secara informal dari TNI
AD dengan alasan keamanan. Sedangkan Syamsul Arifin merupakan salah seorang tokoh pemuda yang
memiliki keterkaitan dengan tentara, menjadi pengurus FKPPI dan pemborong pada perusahaan
Pertamina di Kabupaten Langkat, mengikuti jejak ayahnya yang bernama Hasan Perak.
22
Wawancara dengan tokoh organisasi pemuda di Sumatera Utara, 17 Desember 2011, pukul 20.00 Wib
di Medan. Meskipun demikian, sebagian sesepuh, senior dan kader Pemuda Pancasila merasa intervensi

Universitas Indonesia
244

seperti itu merupakan bagian dari bentuk investasi untuk menggunakan semua sumber
daya yang dimiliki demi mendapat keuntungan dari bisnis yang ditekuninya.
Penjelasan di atas menegaskan bahwa tidak sedikit para pengusaha atau
pemborong di tingkat lokal yang mendapatkan proyek dari Pemuda Pancasila Sumatera
Utara. Para pemborong lokal itu selalu dimintai sumbangan jika ada kegiatan-kegiatan
organisasi yang diperlukan seperti pelantikan cabang atau anak cabang dan kegiatan
sosial lainnya di masyarakat. Selain itu, sumber pemasukan dana organisasi berasal dari
pengusaha yang memiliki investasi di Sumatera Utara yang kebanyakan beretnis China.
Mereka menjadi sumber pemasukan dana rutin organisasi dan untuk kebutuhan para
pengurus MPW Pemuda Pancasila
Pada saat pemilihan gubernur, para pengusaha lokal itu juga menjadi bagian dari
penyumbang dana untuk kegiatan pemenangan. Tidak diketahui secara pasti jumlah
dana yang disumbangkan dalam kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda
Pancasila. Pada saat pengurus Pemuda Pancasila memerlukan kebutuhan biaya untuk
kegiatan pemenangan seperti uang transportasi, uang makan, dan lain sebagainya para
pengusaha lokal itu diminta memberikan bantuan dana. Seorang pemborong yang juga
pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara mengatakan,

setiap ada acara kampanye di satu lokasi, kami menyediakan kebutuhan


transport, makan, dan pakaian. Uangnya kadang dari saya, kadang dari kawan-
kawan pengusaha yang lain, kita sawer lah... Itu kita lakukan karena kita harus
yakin calon kita menang. Di lokasi itu juga ada orang-orang AMPI dan IPK
yang mengawasi anggota Pemuda Pancasila. Tapi kita tidak peduli, yang penting
acara aman dan kita menang23

Menurut penjelasan Anuar Shah dan Firdaus Nasution, pengurus Pemuda


Pancasila selalu siap untuk menurunkan massa kapan pun diperlukan. Pembiayaan yang
dibutuhkan untuk itu ditanggung oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Seorang anggota tim sukses mengatakan bahwa untuk kebutuhan pendanaan dari
kegiatan pemenangan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila sudah diberikan sebesar

Anif Shah kepada kebijakan Pemuda Pancasila terlalu jauh. Contohnya ikut menentukan siapa calon
ketua yang akan dipilih dalam musyawarah wilayah, mempengaruhi kebijakan tertentu yang
mengharuskan Pemuda Pancasila bersikap independen atau kebijakan Pemuda Pancasila yang memihak
kepentingan Anif Shah. Sebagian dari mereka yang menolak intervensi itu melakukan aksi-aksi
penolakan terhadap pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara seperti terbentuknya Pemuda
Pancasila 1959 di Medan.
23
Wawancara dengan A Bun (bukan nama sebenarnya) di Medan, 12 Desember 2011, pukul 19.30 Wib.

Universitas Indonesia
245

Rp 600 juta pada saat disepakati dokumen perjanjian dukungan antara MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin. Pengurus MPW Pemuda Pancasila
mengakui adanya bantuan dana dari Syamsul Arifin, tetapi untuk menggerakkan potensi
organisasi di tingkat cabang yang berjumlah 29 di Provinsi Sumatera Utara, ratusan
pengurus anak cabang, dan ribuan anak ranting tidaklah mencukupi dari dana yang
diberikan itu. Atas dasar itu, perlu ada partisipasi dari teman-teman pengusaha atau
pemborong yang selama ini bermitra dengan Pemuda Pancasila.24
Selain dari pemborong yang menjadi mitra Pemuda Pancasila, sumber dana
untuk menggerakkan massa dalam kegiatan pemenangan Syamsul Arifin berasal dari
pimpinan cabang Pemuda Pancasila yang mendapatkan keuntungan dari usaha-usaha
pengelolaan parkir dan penyediaan jasa keamanan. Mereka juga bisa disebut sebagai
pengusaha, atau dalam istilah mereka sebagai pengusaha informal, karena tidak
memiliki izin seperti layaknya sebuah perusahaan. Namun aktivitas mereka sehari-hari
dapat menghasilkan omset uang jutaan rupiah dengan mengelola areal perparkiran dan
penyediaan jasa keamanan terutama di lokasi-lokasi pusat perdagangan. Segala biaya
yang dibutuhkan untuk memobilisasi anggota Pemuda Pancasila dalam pemilihan
gubernur menjadi tanggung jawab para pengurus. Dengan satu instruksi saja dari
pengurus wilayah, mereka akan berbuat maksimal karena jika hasilnya tidak baik
jabatan sebagai ketua cabang akan dicopot.
Meskipun ada persaingan internal di antara pengurus Pemuda Pancasila yang
berpengaruh pada sikap Anuar Shah sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila, namun
sikap dukungan kepada Syamsul Arifin tetap dijalankan. Yang menjadi persoalan bagi
Anuar Shah adalah ketidaksetujuan tindakan Darwin Nasution mengenai tidak adanya
koordinasi dari sebuah kegiatan atau keputusan yang akan ditetapkan. Anuar Shah
memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin karena mendapat perintah dari Anif
Shah, figur sesepuh Pemuda Pancasila dan kakak kandung yang paling dihormatinya.
Hubungan Anif Shah dengan Syamsul Arifin sudah terjalin sejak lama, bermula
dari orang tua mereka yang bersama-sama membangun usaha. Pada saat pelaksanaan
pemilihan Gubernur Sumatera Utara, Anif Shah merasa harus memberikan dukungan
kepada Syamsul Arifin baik dalam bentuk moril dan materil. Secara moril, Anif Shah
memerintahkan kepada Anuar Shah sebagai ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera

24
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua DPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel
Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib. Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Ajib Shah
melalui wawancara.

Universitas Indonesia
246

Utara untuk memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin. Pilihan itu diputuskan oleh
Anif Shah mengingat organisasi kepemudaan lainnya seperti AMPI, IPK, dan FKPPI
sudah memberikan dukungannya kepada calon gubernur yang lain. Hanya Syamsul
Arifin yang belum memiliki dukungan dari organisai kepemudaan yang besar di
Sumatera Utara.
Selain pertimbangan tersebut, Anif Shah juga memiliki alasan yang lebih
penting untuk memutuskan pilihan dukungan kepada Syamsul Arifin diantaranya rasa
empati dan simpati dari sekian lama hubungan yang telah mereka jalin bersama. Secara
materil, Anif Shah juga memberikan bantuan dana berupa uang dengan jumlah Rp 7,3
milyar untuk kepentingan pemenangan Syamsul Arifin. Sumber lain menyebutkan
bantuan Anif Shah kepada Syamsul Arifin mencapai Rp 11 milyar. Dana itu diberikan
langsung kepada Syamsul Arifin dalam bentuk tunai. Dalam penjelasan seorang tim
sukses yang selalu berada di samping Syamsul Arifin, tidak ada ikatan perjanjian
apapun yang diminta oleh Anif Shah kepada Syamsul Arifin. Namun secara etis,
permohonan untuk memperhatikan segala kepentingan Anif Shah di Sumatera Utara
sudah dipahami oleh Syamsul Arifin.

saat itu, kami kehabisan dana untuk membayar uang saksi sebanyak Rp 7,3
milyar. Malam pada saat mau dibayar saksi, Haji Syamsul pun pusing tujuh
keliling mencari uang itu. Di depan saya, Haji Syamsul menelpon bang Anif,
bilang bahwa kami butuh uang sekitar Rp 50 milyar lagi biar ini menang. Saya
pun terkejut mendengarnya sambil bilang ke Haji Syamsul: dari mana balikin
uangnya nanti sebanyak itu? Haji Syamsul pun berbisik: kau tenang aja, ini dah
mau dia. Seketika itu bang Anif pun bilang: kudengar yang kurang Rp 7,3
milyar, yang mana yang betul? Dijawab Haji Syamsul: iya lah bang, segitu pun
jadilah. Tak lama Haji Syamsul pun berangkat menjumpai bang Anif dan kami
pun berpisah25

Menurut pembicaraan banyak para tokoh dan elit masyarakat Sumatera Utara
Anif Shah adalah salah seorang pengusaha lokal di Sumatera Utara yang membantu
pemenangan Syamsul Arifin sebagai gubernur. Terlepas dari motif kepentingan yang
dimiliki masing-masing, tetapi Anif Shah juga memiliki kepentingan dengan calon
gubernur yang berpotensi menang lebih besar ketimbang calon lainnya. Terhadap hal

25
Wawancara dengan Armansyah Tanjung (salah seorang Tim Sukses dan dikenal sebagai ODSA/Orang
Dekat Syamsul Arifin), 5 Januari 2012, pukul 22.00 Wib, di Asrama Haji Medan.

Universitas Indonesia
247

ini, sebenarnya Anif Shah juga mempersilahkan kepada orang-orang terdekatnya untuk
membantu calon gubernur yang lainnya seperti Rahmat Shah mendukung Wahab
Dalimunthe, Kodrat Shah mendukung Tri Tamtomo, Maherban Shah mendukung Ali
Umri. Seperti mendapat keuntungan, Syamsul Arifin merasa mendapat manfaat untuk
memenuhi kebutuhan dana pemenangan dalam pemilihan gubernur dengan cara
mendekati Anif Shah.
Hubungan yang terjalin sejak lama antara Syamsul Arifin dan Anif Shah
tersebut, menjadi alasan utama dukungan yang diberikan sekaligus memastikan aspirasi
dan kepentingan Pemuda Pancasila akan tersalurkan jika Syamsul Arifin terpilih
menjadi gubernur. Setidaknya, banyak tokoh dan elit di Sumatera Utara memahami
alasan-alasan bahwa Anif Shah dan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Atas dasar itulah kepentingan
apapun yang terkait dengan Anif Shah dan Pemuda Pancasila, jika Syamsul Arifin
terpilih sebagai gubernur, relatif lebih mudah menyampaikannya. Sementara bagi
Syamsul Arifin, relasi kepentingannya dengan MPW Pemuda Pancasila selain
mendapatkan dukungan organisasi pemuda terbesar di Sumatera Utara itu juga berupaya
agar mendapatkan bantuan keuangan yang berasal dari Anif Shah. Tidak dapat
dipungkiri, meskipun tidak besar, tetapi dukungan kekuatan Pemuda Pancasila dapat
menjadi salah satu pelindung keamanan di lapangan pada saat sosialisasi, kampanye dan
pencoblosan sekaligus menggarap potensi keuangan yang bisa diperoleh Syamsul
Arifin. Sebagai seorang mantan tokoh pemuda dan menjabat bupati dua periode serta
dibesarkan di Sumatera Utara, Syamsul Arifin memahami secara persis prilaku,
perasaan, dan kemauan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara begitu juga para
sesepuhnya seperti Anif Shah.
Interaksi antara pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan
Syamsul Arifin terjalin melalui hubungan yang saling menguntungkan atau simbiosis
mutualisme. Di satu sisi, MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memperoleh seorang
figur calon gubernur yang tidak begitu sulit untuk meminta dukungan senior, kader dan
anggota Pemuda Pancasila untuk memilih Syamsul Arifin. Sementara, di sisi lain,
Syamsul Arifin memperoleh salah satu dukungan organisasi pemuda terbesar di
Sumatera Utara karena calon gubernur yang lain telah didukung oleh organisasi pemuda
yang selalu menjadi saingan bagi Pemuda Pancasila seperti AMPI dan IPK. Atas dasar

Universitas Indonesia
248

itu pula, Syamsul kemudian mendapatkan bantuan lainnya berupa dana untuk kegiatan
pemilihan gubernur tersebut.

5.3. Pemuda Pancasila dan Media Cetak Lokal

Media massa menjadi salah satu instutusi yang dapat meningkatkan atau
menurunkan popularitas seseorang atau kelompok tertentu. Media massa juga selalu
digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk kepentingan tertentu tekait pemberitaan
yang dapat menimbulkan opini negatif atau positif. Banyak pihak yang saat ini
mengkritisi fungsi media massa yang seharusnya menjadi salah satu media kontrol
publik terhadap pemerintah.
Pasca Orde Baru, kedudukan media massa menjadi sangat penting dalam
kaitannya dengan komunikasi politik (pengembangan opini publik) oleh karena media
menjadi salah satu sarana dalam mendiskusikan wacana politik. Dalam komunikasi
politik, media acapkali tidak hanya bertindak sebagai saluran yang menyampaikan
pesan politik melainkan juga sebagai agen politik. Pada posisi inilah media melakukan
proses pengemasan pesan (framing of political massages) dan proses inilah yang
menyebabkan sebuah peristiwa atau aktor politik memiliki citra tertentu. 26 Gejala
tersebut berlaku umum baik di tingkat nasional maupun lokal bagi pemilik dan
pengelola media massa, terlebih lagi pada saat sistem pemilihan pejabat publik
dilakukan secara langsung.
Pertumbuhan media massa di Sumatera Utara sedikit berbeda dengan daerah-
daerah lain di Indonesia. Untuk daerah di luar Sumatera Utara seperti daerah di pulau
Jawa, media massa umumnya dikuasai oleh kelompok yang sudah sejak eksis di dunia
pers yaitu kelompok Pikiran Rakyat dan Jawa Pos. Kedua kelompok ini kemudian
mendirikan media cetak yang memakai nama lain namun memuat isi berita terkait isu-
isu lokal. Di Sumatera Utara tumbuh dan berkembangnya media massa terkait dengan
situasi politik yang berkembang di tanah air dengan inisiatif tokoh lokal yang konsisten
bekerja pada bidang media cetak. Beberapa media lokal besar di Sumatera Utara bukan
bagian dari jaringan pemilik media di pulau Jawa, melainkan dari tokoh-tokoh pers
lokal dan memiliki jaringan dengan tokoh pers di Jakarta.


26
Harsono Suwardi. Pengantar dalam Ibnu Hamad. 2010. Konstruksi Realitas Politik dalam Media
Massa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal. xvi.

Universitas Indonesia
249

Pada awal tahun 1965, saat gerakan PKI melakukan teror kepada organisasi
mahasiswa dan pemuda yang menentang kekuatannya di Sumatera Utara, beberapa
pemilik surat kabar lokal di Medan ikut terlibat dalam peristiwa tersebut. HMI
(Himpunan Mahasiswa Islam) di Sumatera Utara misalnya yang menantang keberadaan
PKI, terus diprovokasi oleh CGMI (Centra Gerakan Mahasiswa Indonesia) dan
menimbulkan peristiwa Restaurant Remaja di Jalan Sudirman Medan. Pihak PKI
mengobrak-abrik restoran tersebut karena disangka menjadi markas HMI. Selain HMI,
PKI juga melancarkan teror kepada Pemuda Pancasila sebagai Borujis Nekolim atau
Kabir (Kapitalis Birokrat). Peristiwa tersebut tidak terlepas dari sorotan media lokal di
Sumatera Utara.
Selain organisasi mahasiswa dan pemuda, ada dua kelompok karya seni di kota
Medan yaitu kelompok seni yang menyatakan harus berkiblat dengan orientasi politik
pemerintah dan kelompok seni yang esksistensi para senimannya hanya berkarya
berlandaskan Humaniora. Pada saat inilah para pemilik media cetak berada dalam dua
kubu arus besar yaitu kelompok media yang membentuk Barisan Manikebu terdiri dari
semua surat kabar revolusioner seperti Harian Waspada, Mimbar Umum, Harian
Indonesia Baru, Mingguan Dobrak, Mingguan Resopim, Harian Mercu Suar, Harian
Cahaya (sekarang Medan Pos), dan beberapa surat kabar lainnya dengan tokoh-tokoh
Sabaruddin Ahmad, Soaduan Siregar, Sori Siregar, dan Bayo Suti. Sedangkan yang
menentang adalah kelompok seni Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang terdiri
dari pihak PKI di antaranya yaitu Surat Kabar Harian Gotong Royong dan Harian Sinar
Revolusi. 27
Kelompok surat kabar pertama tetap berusaha untuk selalu mempertahankan
kemurnian falsafah dan way of life bangsa yang berlandaskan Pancasila. Sedangkan
kelompok kedua berusaha menyebarkan ajaran komunis melalui kebudayaan atau
dikenal dengan nama Lekra yang disebarluaskan oleh PKI. Perbedaan itu bukan hanya
pada soal pemikiran, tetapi mengarah kepada benturan fisik di antara kedua kelompok
tersebut. Lalu pada sebuah kesempatan, Pemuda Pancasila menyerang dan membakar
kantor redaksi Surat Kabar Gotong-Royong di Jalan Kumango. Beberapa tokoh Pemuda


27
Perdebatan tentang Lekra dan Manikebu lihat Alesander Supartono. 2000. Lekra VS Manikebu,
Perdebatan Kebudayaan Indonesia 1950-1965. Skripsi. Jakarta: STF Drikarya. Lihat juga Taufik Ismail
dan DS Moeljanto. 1995. Prahara Budaya: Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk. Jakarta: Republika dan
Mizan.

Universitas Indonesia
250

Pancasila terlibat di dalamnya. Mereka ditahan, tetapi tak lama kemudian dibebaskan
atas bantuan Kusen Tjokrosentono.
Kekuatan PKI yang sudah demikian besar dapat menerobos jajaran pemerintah,
angkatan bersenjata, perusahaan-perusahaan dan lain sebagainya. Dengan kekuatan
yang sedemikian rupa PKI dapat menggilas dan menerjang semua orang. Atas desakan
PKI, semua surat kabar pro-Pancasila yang tergabung dalam wadah BPS (Badan
Pendukung Sukarnoisme) pun diberangus pada 24 Februari 1965.28 Tinggallah koran-
koran corong PKI yang terdiri dari Harian Harapan, Harian Bendera Revolusi,
Gotong-Royong dan Obor Revolusi. Masyarakat pro-Pancasila semakin haus
informasi, hingga akhirnya dengan dukungan ABRI terbit lagi beberapa koran melawan
suara PKI, antara lain Harian Tjahaja pimpinan Arsyad Noh yang membawa suara
IPKI. Harian ini dibeli Ibrahim Sinik dari Kerani Bukit untuk dilanjutkan
penerbitannya.
Penerbitan pertama harian ini sangatlah sulit dilakukan, karena tidak ada
percetakan yang berani mencetaknya akibat ancaman PKI. Satu-satunya percetakan
yang berani adalah Percetakan Mestika pimpinan Tengku Yafizham, SH.
Akibatnya pada malam harinya tiga mobil Pemuda Rakyat mendatangi percetakan
itu untuk merusak dan memutuskan kabel listrik. Perlawanan diberikan oleh Pemuda
Pancasila, dan penerbitan Tjahaja selanjutnya pindah ke percetakan Deli pimpinan
Drs. Amir Husin. 29 Hingga akhirnya kerusuhan mereda setelah PKI diyatakan
sebagai salah satu organisasi terlarang dan dijadikan musuh bersama oleh
pemerintah Orde Baru.
Setelah peristiwa yang menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa itu, para
pemilik perusahaan surat kabat mendapatkan kemudahan dalam hal pengembangan
usaha penerbitan surat kabar. Berbagai macam regulasi ditetapkan oleh pemerintah
Orde Baru terkait dengan kebebasan pers, salah satunya adalah kebijakan SIUPP (Surat
Izin Untuk Penerbitan Pers) yang harus menjadi bagian penting dalam pengelolaan surat
kabar. Di Sumatera Utara, pada masa Orde Baru, pembinaan media massa menjadi salah
satu program penting pemerintah. Segala penerbitan di media massa berada dalam
pengawasan pemerintah dan bila tetap ingin terbit, maka surat kabar harus
memberitakan hal-hal yang baik tentang pemerintah Orde Baru. Para pemilik surat

28
Muhammad TWH. 1996. Perlawanan Pers Sumatera Utara Terhadap Gerakan PKI. Medan: Yayasan
Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan RI. hal. 213.
29
Ibid. 220-222.

Universitas Indonesia
251

kabar di Sumatera Utara yang eksis di dunia pers adalah mereka yang pada tahun 1965
mendukung falsafah pancasila dan membentuk Barisan Manikebu. Kelompok media
tersebut terdiri dari semua surat kabar revolusioner seperti Harian Waspada, Mimbar
Umum, Harian Indonesia Baru, Mingguan Dobrak, Mingguan Resopim, Harian Mercu
Suar, Harian Cahaya (berubah menjadi Medan Pos).
Harian Cahaya yang dibredel pada tahun 1965 berubah namanya menjadi Sinar
Revolusi pada tahun 1966. Ketika awal Orde Baru atas saran dari Panglima Daerah
Militer I Bukit Barisan, Leo Lapolisa, nama Sinar Revolusi diubah menjadi Sinar
Pembangunan. Pemilik harian surat kabar Sinar Pembangunan, Ibrahim Sinik 30 ,
merupakan insan pers yang sangat dekat dengan para tokoh Pemuda Pancasila di antara
pemilik surat kabar lainnya seperti Waspada, Sinar Indonesia Baru, dan Mimbar Umum.
Kedekatan Ibrahim Sinik dengan para tokoh pers di Jakarta seperti Harmoko misalnya,
menambah jaringan bisnis medianya menjadi lebih terbuka. Atas saran Harmoko pada
tahun 1989 harian Sinar Pembangunan berubah nama menjadi Medan Pos untuk
mengikuti kecenderungan pasar media di Jawa yang banyak menggunakan koran lokal
dengan nama daerah seperti Jawa Pos.31
Setelah pemerintah Orde Baru jatuh, Pemuda Pancasila di Sumatera Utara juga
tidak memiliki media massa cetak secara langsung. Untuk kepentingan publikasi
kegiatan Pemuda Pancasila, Pemuda Pancasila menjalin hubungan yang intensif dengan
pemilik dan wartawan media cetak lokal. Untuk mengurusi kegiatan itu posisi ketua
bidang humas (hubungan masyarakat) diberikan kepada kader yang berprofesi sebagai
wartawan atau pemilik media cetak lokal di Sumatera Utara. Pada masa kepemimpinan
Donald Sidabalok, nama humas berubah menjadi bidang informasi dan komunikasi.
Tugas utama bidang informasi dan komunikasi adalah memberikan penjelasan terkait
kebijakan strategis Pemuda Pancasila kepada masyarakat melalui media massa dan
pertemuan dengan masyarakat secara langsung. Sedangkan pengendalian tugas bidang
ini dilakukan oleh ketua wilayah seperti bertemu secara langsung dengan pemilik surat
kabar dan para wartawan. Pengaruh Pemuda Pancasila terhadap media massa dari sisi


30
Ibrahim Sinik menjadi salah seorang tokoh di Sumatera Utara yang namanya selalu dicantumkan dalam
kepengurusan MPO (Majelis Pertimbangan Organisasi) Pemuda Pancasila. Salah seorang putra Ibrahim
Sinik, Farianda Putra Sinik, menjadi pengurus Pemuda Pancasila di Sumatera Utara dan menjabat sebagai
Pemimpin Redaksi Medan Pos sejak 1994.
31
Wawancara dengan Farianda Putra Sinik, Pemimpin Redaksi Medan Pos, 25 Januari 2011, pukul 13.00
Wib, di Medan.

Universitas Indonesia
252

pemberitaan dapat dirasakan oleh pengelola media serta wartawan yang bertugas di
lapangan.
Banyak pengalaman nyata yang dialami oleh pengelola media dan wartawan
pada saat meliput peristiwa kerusuhan seperti perkelahian antar anggota Pemuda
Pancasila dengan Ikatan Pemuda Karya yang meresahkan kenyamanan warga di Kota
Medan tidak diberitakan secara utuh. Salah satu peristiwa yang mengindikasikan
ketidakberdayaan pers di Sumatera Utara saat terjadi perebutan wilayah kekuasaan di
Pasar Perumahan Simalingkar, Kota Medan. Wilayah itu sebelumnya dikuasai oleh
anggota Pemuda Pancasila, tetapi akhirnya harus dibagi dua dengan anggota Ikatan
Pemuda Karya. Lahan itu juga adalah tempat yang paling banyak menghasilkan uang
karena disana ada lahan parkir, pasar tempat pedagang banyak berjualan dan salah satu
tempat pemberhentian trayek angkutan kota di Kota Medan.
Bentrokan pemuda terjadi karena anggota Ikatan Pemuda Karya ingin
mengambil dan merebut daerah yang telah dikuasai oleh anggota Pemuda Pancasila
disebabkan pemasukan uang yang didapat oleh anggota Pemuda Pancasila lebih banyak
dari lahan tersebut. Keinginan dari anggota Ikatan Pemuda Karya yang berusaha
merebut lokasi inilah yang mengakibatkan konflik dengan Pemuda Pancasila. Masing-
masing anggota dari kedua organisasi ini mempersenjatai dirinya dengan senjata tajam
seperti pisau, kelewang, panah beracun, bom molotov, dan sebagainya. Persenjataan ini
digunakan untuk melumpuhkan lawan-lawan yang menghalangi perlawanan mereka.
Banyak korban dari kedua belah pihak kelompok organisasi pemuda ini. Ada yang luka
maupun meninggal dunia, begitu juga dari masyarakat banyak rumah yang rusak dan
tempat berjualan para pedagang banyak yang hancur karena dekat dengan tempat
terjadinya perkelahian. Sampai beberapa hari lamanya perkelahian itu terjadi, polisi
tidak dapat mengambil tindakan (seperti menangkap para preman itu) meski sudah
mengetahui bahwa masing-masing anggota organisasi itu membawa senjata tajam.
Meski ada yang terluka, insan pers tidak berani secara leluasa menuliskan
kejadian yang sebenarnya sesuai azas jurnalistik yang dianut. Para anggota organisasi
pemuda itu melakukan kekerasan terhadap dua orang wartawan harian lokal di Kota
Medan. Secara ringkas isi pemberitaan itu menuliskan kegelisahan pedagang dan
masyarakat setempat jika pertengkaran antar organisasi pemuda tidak didamaikan akan
berdampak pada penghasilan pedagang dan kehidupan warga di sekitar perumnas

Universitas Indonesia
253

Simalingkar itu. Tindakan premanisme itu dilakukan oleh salah satu oknum Pemuda
Pancasila yang mendapat perlindungan dari aparat keamanan setempat.
Wartawan itu menulis tentang aksi brutal yang dilakukan oleh anggota Pemuda
Pancasila. Berita ini kemudian membuat marah seorang tokoh Pemuda Pancasila di
kecamatan Medan Selayang dan meminta wartawan tersebut untuk datang ke kantor
anak ranting Pemuda Pancasila di sekitar Perumahan Simalingkar. Tokoh Pemuda
Pancasila itu memukul salah seorang wartawan, semuanya terjadi di depan anggota
Pemuda Pancasila. Kemudian setelah puas memarahi dan memukul, wartawan itu pun
disuruh pulang.32 Wartawan itu tidak berani melaporkan perlakuan kasar yang telah
dialaminya kepada aparat keamanan atau pemilik koran karena takut akan ancaman para
tokoh Pemuda Pancasila itu.
Hampir setiap hari di kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara selalu saja
ada wartawan yang datang berkunjung untuk bertemu dengan pimpinan Pemuda
Pancasila. Pada masa kepemimpinan Anuar Shah, jalinan hubungan dengan pemilik
media cetak lokal dan wartawan menjadi program rutin organisasi. Sesekali para
wartawan yang sengaja dipanggil, untuk tidak memberitakan kabar negatif terkait
anggota atau pengurus Pemuda Pancasila. Kepada pemilik media cetak, pimpinan MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara selalu datang berkunjung (beraudiensi) ke kantor
surat kabar untuk menjalin silaturahmi. Khusus kepada pemilik surat kabar yang
menjadi sesepuh Pemuda Pancasila seperti Ibrahim Sinik, ada penghormatan khusus
yang dilakukan oleh pengurus Pemuda Pancasila. Seorang wartawan menyampaikan
bahwa pada masa kepemimpinan Anuar Shah, sedikit ada perubahan sikap dan
perlakuan kepada wartawan. Di samping itu, ada beberapa pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara yang berprofesi sebagai wartawan dan pemilik media. Mereka
menyarankan kepada ketua wilayah untuk mendekati media massa khususnya media
cetak untuk berbincang dengan wartawan dan mengunjungi pimpinan redaksi terkait
kegiatan-kegiatan Pemuda Pancasila Sumatera Utara.


32
Wawancara dengan salah seorang wartawan media cetak lokal, 18 Januari 2012, pukul 10.00 Wib, di
Kampus FISIP USU.

Universitas Indonesia
254

Tabel 5.3
Pengurus MPW Pemuda Pancasila yang Berprofesi sebagai Wartawan Tahun 2008

Jabatan di
Nama Jabatan di Perusahaan
MPW Pemuda Pancasila
Farianda Putra Sinik Ketua Bidang Hankam Pemimpin Redaksi Harian
Medan Pos
Hendra DS Ketua Bidang Ideologi dan Hubungan Masyarakat Harian
Politik Waspada
Affan Bay Ketua Bidang Informasi Redaktur Pelaksana
dan Komunikasi Sumut Pos
Sumber: Diolah dari Berbagai Sumber Wawancara, 2011.

Pada saat proses pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008,
perlakuan kepada pengelola dan wartawan media massa cetak lokal tidak hanya
mengandalkan intimidasi. Pendekatan kepada pemilik dan wartawan media massa cetak
lokal dilakukan dengan cara mengundang para wartawan untuk press conference pada
waktu MPW Pemuda Pancasila mendeklarasikan dukungan Syamsul Arifin sebagai
calon gubernur. Kemudian mengundang para wartawan untuk memberitakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Pemuda Pancasila Sumatera Utara dalam mendukung Syamsul
Arifin sebagai gubernur.
Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memberi perintah kepada
seluruh pengurus yang bekerja di media cetak agar dapat memuat berita-berita positif
tentang Syamsul Arifin. Jika terdengar kabar atau isu yang tidak baik tentang berita
Syamsul Arifin pada media-media tempat para pengurus Pemuda Pancasila Sumatera
Utara bekerja maka akan diberikan sanksi organisasi berupa pemecatan dan ancaman
kepada wartawan yang bersangkutan. Farianda Putra Sinik, Hendra DS, dan Affan Bay
menganggap perintah kepada mereka dari Ketua MPW Pemuda Pancasila, sebagai
panggilan tugas organisasi yang harus dijalankan. Ketiga kader Pemuda Pancasila itu
menjalankan instruksi organisasi dengan cara yang berbeda-beda karena tergantung dari
jabatan di perusahaan media cetak tempat mereka bekerja.
Farianda Putra Sinik yang menjabat pimpinan redaksi pada Harian Medan Pos
merupakan anak dari Ibrahim Sinik yang dikenal sebagai tokoh pers yang pernah
bersama-sama dengan sesepuh Pemuda Pancasila lainnya menentang keberadaan PKI di
Sumatera Utara. Farianda menjadi anggota Pemuda Pancasila sejak tahun 1984 bermula
dari jabatan sebagai sekretaris ranting, lalu ke tingkat kecamatan dan pada masa

Universitas Indonesia
255

kepemimpinan Anuar Shah dipercaya sebagai ketua bidang hankam di MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Sebagai kader Pemuda Pancasila, Farianda, punya tanggung
jawab moral untuk membantu calon yang didukung oleh MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara melalui pemberitaan di Harian Medan Pos. Menurut Farianda, sosok
Syamsul Arifin di keluarga besar Harian Medan Pos tidak asing lagi karena pernah
menjadi reporter olah raga harian ini di Kabupaten Langkat. Syamsul Arifin sangat
dikenal baik oleh pemilik Medan Pos yaitu Ibrahim Sinik dan selalu mengingatkan
pemimpin redaksi untuk tidak menuliskan berita negatif yang merugikan Syamsul
Arifin.
Menyikapi instruksi dari Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara,
Farianda kemudian menyampaikan kepada seluruh wartawan Medan Pos untuk tidak
memuat berita yang merugikan Syamsul Arifin. Meskipun pernah ada seorang
wartawan Medan Pos menyampaikan data kepada Farianda untuk ditulis dalam berita
tentang dugaan kasus korupsi Syamsul Arifin ketika menjabat sebagai Bupati Langkat.
Untuk memastikan dukungan Harian Medan Pos kepada calon gubernur, Syamsul
Arifin mendatangi pemilik dan pemimpin redaksi. Dalam kunjungannya itu, pengelola
Medan Pos memastikan akan memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin melalui
pendekatan media agar dapat meningkatkan citra yang lebih baik. Medan Pos yang
dikenal sebagai korannya anak-anak Pemuda Pancasila di Sumatera Utara
memperhatikan secara serius instruksi dari Ketua MPW Pemuda Pancasila untuk
membantu calon gubernur yang didukung.33
Cara yang berbeda dilakukan oleh Hendra DS34 yang menjabat sebagai humas di
Harian Waspada, karena posisinya bukan sebagai pemimpin redaksi. Sebagai humas,
Hendra DS, hanya bisa memberikan saran dan pengaruh kepada pemimpin redaksi
mengenai layak atau tidaknya suatu berita dimuat apalagi terkait kasus-kasus tertentu.
Keputusan akhir ada pada pemimpin redaksi atau pemilik koran terhadap berita yang
akan atau tidak ditulis. Harian Waspada adalah salah satu koran terbesar di Sumatera
Utara dan wilayah Nangroe Aceh Darussalam. Pada saat pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara, banyak calon yang mendekati pemilik dan pemimpin redaksi Harian
Waspada dalam rangka meningkatkan citra positif melalui media cetak. Untuk hal ini,


33
Wawancara dengan Farianda Putra Sinik, Pemimpin Redaksi Medan Pos, 25 Januari 2011, pukul 13.00
Wib, di Medan.
34
Hendra DS yang berprofesi sebagai wartawan juga menjabat sebagai Ketua Partai Patriot Kota Medan
dan anggota DPRD Kota Medan Periode 2004-2009 dari Partai Patriot Pancasila.

Universitas Indonesia
256

kebijakan pemimpin redaksi adalah memberikan ruang yang sama kepada semua calon
gubernur berdasarkan kesepakatan dengan pemimpin perusahaan melalui tim
pemasaran. Artinya, besaran ruang kolom yang diberikan kepada calon gubernur
tergantung belanja iklan mereka kepada Harian Waspada.
Hendra DS yang pada saat itu menjabat sebagai anggota DPRD Kota Medan,
memiliki pengaruh yang kuat kepada pemimpin redaksi maupun pemilik perusahaan
Harian Waspada. Tetapi, Hendra DS tidak dapat memutuskan kebijakan perusahaan
tekait dengan potensi dana yang bisa diraih oleh media dalam pemilihan gubernur. Para
calon akan menggunakan jasa harian Waspada untuk beriklan dan di antara mereka
akan berupaya mendekati pemilik Waspada terkait permintaan dukungan. Hendra hanya
meminta kepada teman-teman wartawan Waspada agar memuat berita-berita yang tidak
merugikan Syamsul Arifin. Menurut penjelasan seorang redaktur di Harian Waspada,
ada seorang tokoh senior Pemuda Pancasila yaitu Amran YS, yang mendekati Prabudi
Said (Pemimpin Redaksi Waspada) untuk bertemu dengan Syamsul Arifin.
Pertemuan itu dilakukan karena tulisan di Harian Waspada mengenai pemilihan
gubernur lebih memberikan ruang kolom dan iklan yang lebih besar kepada Ali Umri
dalam kampanye pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Atas dasar itu,
kelompok tim pendukung35 Syamsul Arifin mendekati para pelaksana redaksi Harian
Waspada untuk membahas kerjasama pemberitaan yang terkait kampanye Syamsul
Arifin. Atas permintaan Amran YS dan kelompok pendukung itulah diberikan porsi
ruang kolom dan iklan yang sama antara Syamsul Arifin dengan Ali Umri di Harian
Waspada. Peran yang dilakukan Hendra DS adalah memantau perkembangan
pemberitaan dan meminta kepada wartawan, atas dasar pertemanan, untuk tidak
memuat berita negatif tentang Syamsul Arifin di Harian Waspada.
Dari beberapa sumber informasi yang ada, terkait pengaruh Pemuda Pancasila di
Harian Waspada, untuk kampanye Syamsul Arifin di media cetak dilakukan atas dasar
transaksional dan hubungan baik antara kader dan tokoh Pemuda Pancasila dengan
pengelola Harian Waspada. Pemuatan berita dan iklan mengenai Syamsul Arifin di
beberapa terbitan Harian Waspada, ketika menjelang pelaksanaan kampanye dilakukan,
karena sudah ada kesepakatan antara pemimpin redaksi dengan tim pendukung Syamsul
Arifin mengenai sejumlah pendanaan yang harus diberikan kepada pemimpin

35
Tim pendukung Syamsul Arifin yang mengundang para pelaksana redaksi Harian Waspada bukanlah
tim yang dibentuk dari koalisi partai politik pendukung, tetapi oleh para pejabat pemerintah di Kabupaten
Langkat yang selama ini punya hubungan baik dengan para wartawan di Waspada.

Universitas Indonesia
257

perusahaan. Kesepakatan itu juga terjadi karena hubungan baik antara tim pendukung
dengan para pelaksana redaksi Harian Waspada. Relasi tokoh dan kader Pemuda
Pancasila Sumatera Utara kepada Harian Waspada mempermudah terjadinya
kesepakatan itu, bukan karena tindakan represif atau kekerasan yang biasanya dilakukan
oleh Pemuda Pancasila.
Media cetak di Sumatera Utara lain yang pemimpin redaksinya kader Pemuda
Pancasila adalah surat kabar Harian Sumut Pos. Media ini merupakan salah satu
jaringan lokal dari Jawa Pos yang ada di Sumatera Utara. Pada tahun 2008 Afffan Bay
adalah redaktur pelaksana Harian Sumut Pos dan menjabat sebagai Ketua Bidang
Informasi dan Komunikasi MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Sebagai
kader Pemuda Pancasila, Affan Bay, berkewajiban menyukseskan instruksi MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara terkait dukungan calon gubernur. Posisi Affan Bay
tersebut, akan mempermudah jalinan relasi kepada semua pemimpin redaksi media
cetak di Sumatera Utara. Harian Sumut Pos misalnya menjadi salah satu harian yang
memberi porsi ruang kolom dan iklan cukup besar bagi Syamsul Arifin. Berita-berita
yang sifatnya memberi citra tidak baik bagi Syamsul Arifin tidak akan dimuat di Harian
Sumut Pos. Dibandingkan dengan kandidat Gubernur Sumatera Utara yang lainnya,
porsi ruang kolom dan iklan tidak sebesar Syamsul Arifin. Di antara calon gubernur
lainnya yang menggunakan iklan media di Sumut Pos secara rutin adalah Ali Umri dan
Tri Tamtomo.
Affan Bay juga banyak menerima data-data mengenai Syamsul Arifin (sebagai
Bupati Langkat) terkait pengelolaan keuangan pemerintah di Kabupaten Langkat
berikut juga data pribadi Syamsul Arifin yang mengarah kepada pembunuhan karakter
(character assassination). Menjelang pemilihan Gubernur Sumatera Utara, banyak
sekali wartawan Sumut Pos yang menerima data-data seperti itu, bukan hanya soal
Syamsul Arifin tetapi juga calon-calon lainnya. Affan Bay tidak begitu sulit untuk
memberikan porsi ruang kolom dan iklan kepada calon gubernur yang didukung
Pemuda Pancasila karena Anif Shah juga dekat dengan pemimpin redaksi dan pengelola
yang lainnya di Sumut Pos. Pertemuan antara Syamsul Arifin dengan pengelola Harian
Sumut Pos difasilitasi oleh Affan Bay untuk membahas bentuk kesepakatan kerja sama
di antara kedua pihak. Hampir semua program-program sosialisasi di media cetak yang
disusun oleh tim sukses Syamsul Arifin ada di Harian Sumut Pos yaitu iklan kuping
(kolom pojok bertuah), artikel, dan Rubrik Kita Bertanya Syamsul Menjawab.

Universitas Indonesia
258

Rubrik yang terakhir merupakan ruang kolom yang membahas tentang


pertanyaan para pembaca yang disampaikan kepada Harian Sumut Pos lalu dijawab
oleh Syamsul Arifin. Ide jawaban dari pertanyaan masyarakat Sumatera Utara yang
dijawab Syamsul Arifin dalam rubrik tersebut menjadi tanggung jawab Affan Bay di
Sumut Pos. Tidak jarang juga dialog itu seperti direkayasa atau dirancang sendiri oleh
para wartawan yang mengelola rubrik itu. Bukan berarti jawaban-jawaban dalam rubrik
itu bersumber langsung dari Syamsul Arifin, tetapi lebih banyak ditulis oleh wartawan
yang mengelola rubrik tersebut setelah mendapatkan izin dari Affan Bay.36
Tugas lain yang harus dilakukan Affan Bay adalah mempublikasikan kegiatan-
kegiatan pemenangan pemilihan Gubernur Sumatera Utara yang dilakukan oleh MPW
Pemuda Pancasila di semua media cetak Sumatera Utara. Sebagai Ketua Bidang
Informasi dan Komunikasi MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Affan Bay
mengajak para koleganya sebagai pemimpin redaksi maupun wartawan untuk membuat
berita-berita positif yang dapat mengangkat citra Syamsul Arifin.
Bagi koran-koran yang tidak begitu besar oplahnya, pertemuan tersebut sering
dilakukan di kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara karena di kantor itu pula
para wartawan selalu berkumpul dan bertemu dengan pimpinan wilayah Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Selain itu pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
sering memberikan pengarahan kepada wartawan terkait pemberitaan yang menyangkut
aktivitas Pemuda Pancasila. Jika ada kejadian tertentu seperti perselisihan, perkelahian,
perampokan, atau berita negatif tidak diperbolehkan menyebutkan nama Pemuda
Pancasila. Kalaupun harus ditulis cukup menyebutkan salah satu organisasi pemuda
karena terkait dengan citra Pemuda Pancasila di mata masyarakat.

5.4. Pemanfaatan Jaringan Birokrasi, Pengusaha Lokal, dan Media dalam


Memenangkan Syampurno

Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki jaringan organisasi yang


menjangkau birokrasi, pengusaha lokal dan media cetak di tingkat lokal. Jaringan
tersebut telah terbentuk sejak pemerintah Orde Baru memberikan kesempatan kepada
Pemuda Pancasila mengembangkan struktur organisasi. Kesempatan tersebut digunakan
untuk mengumpulkan dana agar organisasi terbentuk di seluruh kabupaten dan kota


36
Wawancara melalui telepon dengan Affan Bay, 23 Januari 2012, pukul 12.20 Wib.

Universitas Indonesia
259

Provinsi Sumatera Utara dan memiliki kegiatan yang dapat melibatkan anggota
organisasi. Oleh karena itu, hubungan antara pengurus Pemuda Pancasila di setiap
kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara dengan aparatur birokrasi, pengusaha, dan
media di tingkat lokal berjalan dalam konteks hubungan yang saling menguntungkan.
Para pengurus Pemuda Pancasila tersebut memberikan bantuan pengamanan kepada
aparatur birokrasi terkait tugas dan jabatannya, para pengusaha terkait pengamanan
usaha yang dilakukan di daerah tersebut, media cetak terkait dengan bisnis media dan
kehidupan para wartawan. Hubungan tersebut berlangsung terus menerus meskipun
pemerintah Orde Baru sudah berganti.
Pada saat Pemuda Pancasila Sumatera Utara memberikan dukungan kepada
pasangan Syampurno dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, aparatur
birokrasi, para pengusaha, dan media cetak yang memiliki hubungan khusus dengan
para pengurus memberikan bantuannya. Aparatur birokrasi misalnya membantu
pengurus Pemuda Pancasila yang ditugaskan memenangkan Syamsul Arifin dalam
pemilihan gubernur, dengan cara mempertemukan tokoh-tokoh masyarakat di tingkat
desa dan lingkungan agar mengajak dan mempengaruhi pemilih di daerahnya untuk
memilih Syamsul Arifin. Tugas itu dilakukan oleh aparatur birokrasi secara
tersembunyi melalui camat, kepala desa atau lurah setempat. Mereka mengatur dan
melaksanakan langkah-langkah yang dibutuhkan agar para tokoh masyarakat tersebut
membantu memenangkan pasangan Syampurno.
Pertemuan antara para pengurus Pemuda Pancasila di tingkat kabupaten dan kota
dengan aparatur birokrasi terjadi dengan cara-cara yang beragam tergantung pada
hubungan yang terjalin di antara mereka dan dukungan dari kepala daerah. Hubungan
yang dimaksud terkait dengan bantuan pengamanan wilayah yang diberikan pengurus
Pemuda Pancasila kepada camat, lurah, dan kepala desa. Pengamanan terkait dengan
tingkat kerusuhan, pencurian, dan mendapatkan keuntungan ekonomi seperti parkir, jasa
keamanan bangunan usaha (pabrik, gudang, toko, dan lain sebagainya). Sedangkan
dukungan dari kepala daerah (bupati/walikota) terkait dengan arahan atau perintah yang
disampaikan kepala daerah kepada aparatur birokrasi seperti kepala dinas, camat, lurah
dan kepala desa.
Jika hubungan, seperti yang dijelaskan tersebut, berlangsung baik akan sangat
membantu pengurus Pemuda Pancasila memenangkan pasangan Syampurno di wilayah
tersebut. Jika tidak maka pengurus Pemuda Pancasila tidak akan menjadikan daerah

Universitas Indonesia
260

tersebut sebagai basis untuk meraih suara memenangkan Syampurno. Pada wilayah-
wilayah yang terjalin kesepakatan dengan aparatur pemerintah daerah, maka ada dua
keuntungan yang bisa didapatkan. Pertama, aparatur birokrasi mendapatkan bantuan
pengamanan wilayah dari jasa anggota Pemuda Pancasila seperti berkurangnya
pencurian, kerusuhan, perkelahian di pusat-pusat perekonomian masyarakat (pasar,
pertokoan, pabrik), dan lain sebagainya. Kedua, aparatur birokrasi (kepala dinas, camat,
dan lurah) dibantu untuk promosi jabatan dengan cara meminta bupati atau walikota
agar membantu karir pejabat birokrasi tersebut.37
Sementara jika kepala daerah yang telah memberikan arahan atau perintah untuk
memenangkan calon gubernur selain Syampurno, maka pendekatan kepada aparatur
dilakukan dengan cara-cara tersendiri. Pengurus Pemuda Pancasila akan bertemu
dengan kepala daerah tersebut dan menyampaikan akan menggunakan para camat,
lurah, kepala desa atau kelapa lingkungan di beberapa wilayah untuk meminta bantuan
mereka memenangkan pasangan Syampurno. Setelah itu, para kelapa daerah meminta
pengurus Pemuda Pancasila agar menjaga suasana di wilayah tersebut tidak terjadi
kerusuhan dengan pendukung calon gubernur lain. Pembicaraan antara kepala daerah
dengan pengurus Pemuda Pancasila berjalan tanpa adanya tekanan atau ancaman. Justru
pembicaraan tersebut diperlukan oleh kepala daerah agar menjaga suasana aman di
wilayahnya dari gangguan anggota Pemuda Pancasila.38


37
Sumber yang menjelaskan hubungan antara pengurus Pemuda Pancasila dengan aparatur birokrasi
diperoleh dari pengurus Pemuda Pancasila dan beberapa camat di daerah Sumatera Utara. Transkrip
wawancara tersebut tidak ditulis dalam disertasi ini, tetapi tersimpan di arsip penulis. Tidak ada
kesepakatan yang dilakukan secara tertulis antara pengurus Pemuda Pancasila dengan aparatur
pemerintah tersebut karena kesepakatan hanya dilakukan setelah pertemuan di antara mereka secara lisan.
Nama dan pelaku dalam kesepakatan tersebut menjadi data yang belum bisa dipublikasikan dalam
penulisan disertasi ini karena berbagai alasan.
38
Hasil pembicaraan informal dengan dua orang bupati di wilayah Sumatera Utara di Medan pada bulan
12 Desember 2012, pukul 11.30 Wib.

Universitas Indonesia
261

Tabel 5.4
Pemanfaatan Jaringan Birokrasi di Kabupaten dan Kota yang Dilakukan
Pemuda Pancasila untuk Memenangkan Syampurno dalam Pemilihan
Gubernur Sumatera Utara tahun 200839

No. Materi Kesepakatan Daerah Pihak yang Bersepakat


1. Mempertemukan tokoh di 17 kecamatan di Kota Camat memfasilitasi
tingkat desa untuk mengajak Medan. pertemuan antara pengurus
dan menargetkan jumlah 5 kecamatan di Pemuda Pancasila dengan
suara pemilih untuk memilih Kabupaten Deli para lurah, kepala desa dan
Syampurno Serdang tokoh masyarakat
3 kecamatan di Serdang
Bedagai Pengurus Pemuda
5 kecamatan di Kota Pancasila membantu camat
Binjai dan lurah untuk bantuan
4 kecamatan di Asahan pengamanan wilayah kerja.
19 kecamatan di Mereka juga membantu
Kabupaten Langkat camat dan lurah untuk
promosi jabatan birokrasi
kepada kepala daerah.
2. Memilih beberapa petugas 17 kecamatan di Kota Camat dan lurah
penyelenggara pemilu (PPK, Medan. mengusulkan petugas
PPS dan KPPS) agar 5 kecamatan di penyelenggara pemilu yang
membantu memenangkan Kabupaten Deli bisa diarahkan untuk
Syampurno Serdang berpihak kepada salah satu
3 kecamatan di Serdang calon gubernur. Mereka
Bedagai yang terpilih menjadi
5 kecamatan di Kota penyelenggara pemilu
Binjai dipertemukan camat dan
4 kecamatan di Asahan lurah dengan pengurus
19 kecamatan di Pemuda Pancasila agar
Kabupaten Langkat membantu pasangan
Syampurno
3. Membantu kegiatan Kabupaten Langkat Kepala dinas memberikan
pemenangan yang dilakukan Kabupaten Asahan bantuan yang dibutuhkan
Pemuda Pancasila oleh Pemuda Pancasila
untuk menggerakkan
anggota mengajak para
pemilih agar memilih
Syampurno.
Sumber: Hasil wawancara, 2012.

Hubungan pengurus Pemuda Pancasila dengan para pengusaha lokal di


Sumatera Utara terjalin atas dasar saling menguntungkan. Beragam pengusaha lokal di
Sumatera Utara menjalankan usahanya dengan caranya masing-masing. Selalu ada


39
Data lokasi dan pelaku dari pihak yang bersepakat dapat dilihat pada penulis dalam bentuk transkrip
wawancara.

Universitas Indonesia
262

perbedaan antara pengusaha pribumi dan non pribumi yang didominasi etnis China.
Para pengusaha tersebut dapat diklasifikasi dalam dua jenis usaha yaitu pengusaha yang
memiliki produksi barang dan jasa yang tidak tergantung pada anggaran pemerintah dan
pengusaha yang disebut sebagai kontraktor atau pemborong yang sangat tergantung
pada anggaran pemerintah. Kedua kelompok pengusaha tersebut pasti memerlukan
bantuan jasa pengamanan dari Pemuda Pancasila.
Hubungan yang terjalin di antara pengurus Pemuda Pancasila dengan pengusaha
tersebut berlangsung atas dasar jenis pekerjaan yang dilakukan. Beberapa pengusaha
China 40 dan pribumi memerlukan jasa pengamanan dari Pemuda Pancasila untuk
mengamankan pekerjaannya. Dari pemberian jasa pengamanan pekerjaan tersebut,
Pemuda Pancasila mendapatkan sejumlah dana untuk bantuan organisasi. Hubungan
tersebut menjadi dasar permintaan pengurus Pemuda Pancasila untuk membantu
memenangkan pasangan Syampurno dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera
Utara.41 Pengusaha pribumi dan non pribumi yang memiliki pekerjaan pada instansi
pemerintah seperti pemborong pengadaan barang atau pekerjaan fisik menjadi para
pihak yang paling banyak memberikan bantuan dalam bentuk dana untuk pemenangan
Syampurno.
Ketika pengurus Pemuda Pancasila memerlukan dana untuk kegiatan
pemenangan Syampurno, maka mereka meminta bantuan pengusaha tersebut agar
memberikan sejumlah dana yang dibutuhkan. Sebagian besar para pengusaha tersebut
berasal dari pengusaha non pribumi. Jumlah dana yang diberikan kepada Pemuda
Pancasila dalam kaitan pemenangan Syampurno sangat beragam.42 Pengurus Pemuda


40
Pengusaha China yang memiliki perusahaan besar seperti perkebunan dan properti di Sumatera Utara
tidak lagi menjadi aktor penentu dalam pemilihan gubernur secara langsung. Beberapa narasumber
penelitian ini tidak menyebutkan pengaruh mereka untuk bisa menentukan pejabat negara pada saat
pemilihan langsung. Meskipun, sebagian narasumber menyatakan adanya pengaruh mereka dalam
menempatkan pejabat negara seperti kepala kepolisian, kejaksaan, dan lain sebagainya di Sumatera Utara.
Posisi para pengusaha China tersebut, pada saat ini, cenderung memberikan dukungan kepada semua
calon gubernur karena pemilihan dilakukan secara langsung.
41
Tidak semua pengusaha lokal di Sumatera Utara yang menjalin hubungan bisnis dengan Pemuda
Pancasila terkait pengamanan proyek yang dikerjakan. Beberapa pengusaha lainnya memiliki hubungan
kerja dengan organisasi pemuda selain Pemuda Pancasila seperti IPK, AMPI, dan FKPPI. Untuk
kepentingan penelitian ini, data pengusaha lokal yang selalu memiliki hubungan bisnis dengan Pemuda
Pancasila ada pada penulis. Tidak mudah untuk memahami mekanisme kerja hubungan bisnis tersebut
karena dilakukan atas dasar transaksi tertentu dan tidak terkait dengan aturan pemerintah tentang
pengadaan barang dan jasa.
42
Jika merujuk dari wawancara pengurus Pemuda Pancasila (Firdaus Nasution, Ali Mahdi) dan beberapa
pengusaha yang memberikan bantuan dana tersebut maka tidak ada ketentuan besaran dana yang
dibebankan kepada pengusaha yang selama ini mendapatkan proyek atas jasa Pemuda Pancasila. Tetapi,
beberapa pengusaha yang mendapatkan pekerjaan dari anggaran pemerintah, selalu menghitung besaran

Universitas Indonesia
263

Pancasila juga memberikan janji kepada pengusaha lokal itu untuk memberikan paket
pekerjaan yang berasal dari anggaran pemerintah. 43 Selain dana, para pengusaha
tersebut diminta untuk menyuruh kerabat, sahabat, dan pegawai yang dimilikinya agar
memilih pasangan Syampurno sebagai calon gubernur.
Besarnya bantuan dana yang diminta oleh pengurus Pemuda Pancasila
tergantung dari hubungan bisnis yang telah terjalin sebelumnya dan besarnya omset
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Jumlah besaran bantuan dana yang diberikan
khusus untuk membantu pemenangan Syampurno, maka berbanding lurus dengan
imbalan yang akan diberikan oleh pengurus Pemuda Pancasila. Meskipun para pengurus
Pemuda Pancasila memberikan ancaman kepada para pengusaha agar memberikan dana
lebih untuk kegiatan pemenangan dan kebutuhan pengurus itu sendiri.
Pengusaha non pribumi, yang sangat tergantung dari proyek pemerintah merasa
terbebani oleh permintaan dari pengurus Pemuda Pancasila. Mereka tidak begitu
memiliki jarigan yang kuat kepada aparat penegak hukum seperti polisi dan kejaksaan
karena para pengusaha itu relatif disebut sebagai pengusaha yang baru memulai bisnis
sebagai pemborong di Sumatera Utara. Dana yang dialokasikan oleh pengusaha non
pribumi, sebagian besar etnis China, dihitung sebagai bagian dari investasi yang
sewaktu-waktu akan ditagihkan kepada pengurus Pemuda Pancasila sesuai dengan janji
yang telah disepakati.44
Media juga diperlukan oleh pengurus Pemuda Pancasila untuk mempublikasikan
peran dan kegiatan Pemuda Pancasila dalam memenangkan pasangan Syampurno.
Pendekatan kepada media dilakukan langkah-langkah khusus oleh pengurus Pemuda
Pancasila. Hampir semua media cetak lokal di Sumatera Utara, kualitas
pemberitaannya, sangat tergantung pada pemilik dan pimpinan redaksi. Oleh karena itu,
pengurus Pemuda Pancasila membiayai beberapa pemilik dan pemimpin redaksi media
cetak lokal. Sementara untuk media cetak lokal yang besar seperti Harian Waspada,
Analisa, Sinar Indonesia Baru, Sumut Pos, dan lain sebagainya, digunakan pendekatan


sumbangan dengan jumlah pekerjaan yang akan diperolehnya dari pemerintah melalui Pemuda Pancasila.
Data tentang perusahaan tersebut ada pada penulis.
43
Janji pemberian paket pekerjaan disepakati setelah pasangan Syampurno memenangkan pemilihan
Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Jika kalah dalam pemilihan itu, maka akan janji tersebut akan dibayar
secara bertahap tergantung pendekatan pengurus Pemuda Pancasila dengan gubernur yang terpilih.
44
Janji pengurus Pemuda Pancasila kepada para pengusaha tersebut adalah membagi paket-paket proyek
di setiap perangkat dinas di pemerintah Provinsi Sumatera Utara setelah Syampurno terpilih menjadi
gubernur.

Universitas Indonesia
264

khusus agar peran Pemuda Pancasila dalam mendukung Syampurno sebagai calon
gubernur menjadi bukti tersendiri.45
Pengurus Pemuda Pancasila mendekati pemilik dan pemimpin redaksi tersebut
untuk membantu mempublikasikan kegiatan Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada
saat kampanye untuk pasangan Syampurno. Setiap kegiatan kampanye Syampurno yang
dihadiri oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara harus ditulis dalam bentuk
berita disertai foto di halaman utama. Setiap pemberitaan yang memuat kegiatan
pengurus Pemuda Pancasila, maka akan diberikan apresiasi khusus dalam bentuk materi
dan non materi kepada pemilik atau pemimpin redaksi maupun wartawan yang meliput
dan menulis berita tersebut.46 Selain itu, media cetak lokal diminta untuk tidak memuat
berita negatif atau buruk yang dapat menurunkan citra popularitas dan elektabilitas
pasangan Syampurno. Jika itu terjadi, maka anggota Pemuda Pancasila akan
mengancam wartawan dan pemimpin redaksi harian tersebut.
Setiap media cetak lokal di Sumatera Utara sangat memahami prilaku anggota
Pemuda Pancasila terkait dengan permintaan yang tidak bisa dipenuhi. Mereka bisa
berlaku kasar kepada wartawan atau pemimpin redaksi di setiap waktu dan tempat.
Untuk menghindari perlakuan seperti itu, maka pemimpin redaksi bertindak secara
proporsional berdasarkan isi pemberitaan yang masuk mengenai pemilihan Gubernur
Sumatera Utara. Selama berlangsungnya tahapan pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara tidak terjadi insiden kekerasan antara wartawan atau pemimpin redaksi
dan pemilik media dengan anggota Pemuda Pancasila.47

5.5. Gugatan Sengketa Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara

Pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho secara resmi memenangkan


pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara pertama yang
dilakukan secara langsung. Rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi oleh KPU


45
Data-data tentang pemilik dan pemimpin redaksi yang dibiayai oleh pengurus Pemuda Pancasila serta
pendekatan khusus kepada media cetak tersebut seperti pemberian uang dan bentuk lainnya dapat dilihat
di arsip penulis.
46
Apresiasi yang dimaksud adalah pengurus Pemuda Pancasila akan selalu membantu wartawan untuk
menambah pemenuhan kebutuhan hidupnya serta bantuan pengamanan
47
Keterangan ini diperoleh dari wawancara dengan wartawan Harian Waspada, Analisa, SIB, Orbit.
Mereka menjelaskan bahwa wartawan di Medan memiliki kedekatan tersendiri dengan para calon
gubernur dan tim suksesnya. Setiap pemberitaan yang positif dan negatif selalu bersumber dari tim sukses
masing-masing calon. Sedangkan khusus untuk Pemuda Pancasila ada wartawan tersendiri yang selalu
diberikan santunan oleh pengurus Pemuda Pancasila untuk menuliskan berita terkait pemilihan gubernur.

Universitas Indonesia
265

Provinsi Sumatera Utara sekaligus menetapkan Syamsul Arifin sebagai gubernur dan
Gatot Pudjonugroho sebagai wakil gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-
2013 dengan perolehan suara 1.396.892 atau 28,31 persen dari total suara 4.933.687.
Tingkat partisipasi pemilih pada pilkada langsung pertama ini diwarnai rendahnya
partisipasi warga. Dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 8.475.026 pemilih,
yang hanya memberikan hak suaranya sebanyak 5.011.377 pemilih atau hanya 59,1
persen. Sedangkan jumlah suara yang tidak sah sebanyak 77.690 suara.
Tabel 5.5
Hasil Perolehan Suara Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008

No. Pasangan Calon Perolehan Suara Persentase (%)


1. H. M. Ali Umri, SH, M. Kn/ 789.793 16.02
H. Maratua Simanjuntak (UMMA)
2. Mayejn (Pur) Tritamtomo, SH/ 1.070.303 21,69
Dr. Ir. Benny Pasaribu, M. Ec (TRI-BEN)
3. Ir. R.E. Siahaan/ 818.171 16,58
H. Suherdi (PASS)
4. H. Abdul Wahab Dalimunthe/ 858.528 17,40
H. M. Syafii, SH, M. Hum (WARAS)
5. H. Syamsul Arifin/ 1.396.892 28,31
Gatot Pudjo Nugroho (SYAMPURNO)
TOTAL 4.933.687 100.00
Sumber: KPU Provinsi Sumatera Utara, 2008.

Sidang pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara tanggal 24


April 2008 menyampaikan hasil perhitungan suara pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara dan menetapkan Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho
(Syampurno) sebagai calon Gubernur yang memperoleh suara terbanyak 1.396.892
suara (28,31 persen) dari total 4.933.687 pemilih. Kemudian disusul Tritamtomo
Benny Pasaribu mendapatkan 1.070.303 suara (21,69 persen), A. Wahab Dalimunthe
dan Raden Syafii memperoleh 858.528 suara (17,40 persen), R.E. Siahaan Suherdi
818.171 suara (16,58 persen), serta Ali Umri Maratua Simanjuntak mendapatkan
perolehan suara sekitar 789.793 (16 persen).
Ketetapan yang diputuskan oleh KPU Provinsi Sumatera Utara terhadap hasil
perolehan suara pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara memberikan peluang
untuk digugat oleh calon gubernur yang memiliki bukti-bukti praktik kecurangan.
Mekanisme gugatan terhadap hasil pemilihan gubernur diatur dalam peraturan

Universitas Indonesia
266

perundang-undangan. Secara hukum, UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah tidak memungkinkan adanya pemilihan ulang kepala daerah,
yang ada hanya ruang untuk melakukan penghitungan suara ulang di TPS. Dalam
Pasal (103) UU No.32/2004 menentukan, penghitungan suara ulang hanya mungkin
dilakukan jika terjadi berupa (a) secara tertutup dan kurang penerangan cahaya; (b)
saksi pasangan calon, panwaslih, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan
proses penghitungan suara secara jelas; (c) dilakukan di tempat lain di luar tempat
dan waktu yang telah ditentukan.
Dalam Pasal (104) UU No.32/2004 menentukan, suara di TPS dapat diulang
jika terjadi kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat
digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan. Selain itu, penghitungan
ulang surat suara dilakukan pada tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) apabila
terjadi perbedaan data jumlah suara di TPS, kemudian penghitungan ulang surat
suara dilakukan pada tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) apabila terjadi
perbedaan data jumlah suara di PPS. Begitu juga apabila terjadi perbedaan data
jumlah suara pada tingkat KPU Kabupaten/Kota dan KPU Propinsi, dilakukan
pengecekan ulang terhadap sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara pada 1
(satu) tingkat dibawahnya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, kelalaian yang berakibat pemilih yang
kehilangan hak pilih tidak dapat di jadikan alasan untuk mengulang pemilihan
kepala daerah. Apalagi dalam UU No. 32/2004 tidak ditemukan istilah pemilihan
ulang, karena tidak ada landasan hukum. Manuver untuk melakukan pemilihan ulang
dapat dijadikan bukti ketidaksiapan sebagian pasangan calon kepala daerah untuk
menerima kekalahan. Padahal, jauh hari sebelum kampanye, semua calon sudah
berikrar siap menang, siap kalah.
Peluang untuk menggugat hasil pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
dilakukan oleh calon gubernur Tritamtomo Benny Pasaribu. Mereka menggugat
KPU Provinsi Sumatera Utara selaku penyelenggara Pilgubsu 2008. Gugatan itu
didaftarkan ke Pengadilan Tinggi Sumatera Utara pada hari Senin 28 April 2008.
Salah seorang anggota tim advokasi hukum pasangan calon nomor urut dua itu
menjelaskan dua materi gugatan, yaitu tentang sengketa hasil penghitungan suara,
serta tentang hal-hal yang berindikasi dapat mempengaruhi perolehan suara para
pasangan calon.

Universitas Indonesia
267

Tim pemenangan dan konsultan hukum Tritamtomo Benny Pasaribu


menemukan adanya indikasi pelanggaran dan kecurangan dalam proses
penghitungan perolehan suara pasangan calon oleh KPU Provinsi Sumatera Utara.
Kecurangan atau penggelembungan suara terjadi dari TPS, PPS dan PPK. Terdapat
selisih suara yang diperoleh pasangan Tritamtomo Benny Pasaribu dari bukti
formulir C1 (rekapitulasi hasil perhitungan suara di TPS) yang dimiliki oleh Tim
Pemenangan calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara nomor urut 2 Tritamtomo
Benny Pasaribu dengan hasil rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Provinsi
Sumatera Utara.48
Indikasi pelanggaran pilkada lainnya terkait tentang hal-hal yang
mempengaruhi perolehan suara, seperti banyaknya masyarakat yang tidak bisa
menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT)
Pilgubsu 2008. Kemudian tentang penggunaan fasilitas negara dalam kampanye,
pejabat fungsional terlibat kampanye, adanya penggunaan anggaran daerah untuk
kampanye, pengancaman terhadap warga saat hendak mencoblos, ada satu pemilih
mencoblos sampai tujuh kali di sebuah TPS dan ada surat suara yang hilang atau
dibuang.
Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara, Irham Buana Nasution, mengatakan:

kesempatan gugatan yang diberikan kepada tim kampanye pasangan calon


hanya untuk yang bersifat mempengaruhi penghitungan suara. Seperti temuan
kecurangan yang dilakukan salah satu pasangan calon atau bukti
penggelembungan suara. Batas waktu maksimal tiga hari setelah penetapan
gubernur terpilih yang diberikan undang-undang hanya gugatan sengketa
Pilkada yang mempengaruhi hasil. Jika terdapat bukti maka dapat diajukan
langsung ke Mahkamah Agung (MA). barang bukti tentang gugatan hasil
perolehan suara harus berjumlah signifikan. Sehingga jika terdapat kecurangan
penggelembungan suara yang jumlahnya jauh di bawah selisih suara antara
pemenang dengan peringkat berikutnya, maka gugatan itu tidak dapat
diakomodir. Misalnya seperti selisih antara Syampurno dengan Tri-Ben 326.589
suara. Jika ditemukan penggelembungan suara hanya 100.000, maka itu tidak
signifikan dapat mempengaruhi perolehan suara. Dan gugatan tidak dapat

48
Data asli dapat dilihat di kantor Arteria Dahlan, SH, kuasa hukum tim advokasi hukum pasangan calon
nomor urut dua, Tritamtomo Benny Pasaribu.

Universitas Indonesia
268

didaftarkan. Sementara untuk gugatan seputar data pemilih menurutnya hanya


akan dikategorikan sebagai gugatan perdata biasa, sebab tidak ada kaitannya
dengan perolehan suara. Gugatan tersebut juga harus diajukan oleh pemilih yang
kehilangan hak suaranya ke PT. Dan yang dituntut juga lembaga atau oknum
yang dengan sengaja atau karena kelalaian telah menghilangkan hak politik
warga negara.49

Untuk menghadapi gugatan hasil perolehan suara dalam pemilihan Gubernur


Provinsi Sumatera Utara tahun 2008, tim pemenangan Syampurno melakukan
serangkaian upaya agar menang dalam pengadilan tersebut. Upaya yang dilakukan
adalah mendengar pendapat hukum yang disampaikan oleh Ketua KPU Provinsi
Sumatera Utara terhadap proses gugatan yang diajukan. Syamsul Arifin meminta
kepada Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara untuk membantu memenangkan perkara
dan akan memenuhi segala permintaan terkait dengan keperluan tersebut. Proses
pertemuan antara Syamsul Arifin dengan Irham Buana Nasution sangat tertutup dan
kesepatakan yang dihasilkan hanya diketahui kedua belah pihak.
Untuk membuktikan materi gugatan yang disampaikan oleh kuasa hukum
Tritamtomo Benny Pasaribu, mereka harus menghadirkan saksi-saksi di
pengadilan yang melihat secara langsung adanya bukti kecurangan pada saat
pemilihan. Agar saksi-saksi yang dihadirkan berpihak kepada Syamsul Arifin, maka
anggota Pemuda Pancasila ditugaskan untuk mengawal dan menjaga para saksi
tersebut. Data tentang lokasi TPS yang diduga terdapat manipulasi perhitungan suara
telah dipelajari oleh tim pemenangan Syampurno. Sebagian dari lokasi TPS tersebut
merupakan daerah yang menjadi tanggung jawab Pemuda Pancasila seperti wilayah
Medan Belawan, Medan Area, dan daerah pedesaan yang sulit dijangkau alat
transportasi.50
Tidak ada tindakan intimidasi yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila
terkait mengawasi proses perkara yang berlangsung di Mahkamah Agung. Tetapi,
anggota Pemuda Pancasila akan mengantisipasi jika IPK Sumatera Utara yang
mendukung Tritamtomo dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara turut

49
Wawancara dengan Irham Buana Nasution, Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara, 12 Januari 2013
pukul 12.00 Wib di Medan.
50
Penulis tidak menemukan data yang pasti tentang jumlah TPS yang diduga dimanipulasi atau terjadi
penggelembungan suara. Data yang diperoleh tersebut hanya didapat dari pernyataan salah seorang
narasumber hasil wawancara terhadap FS, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 25 Januari
2013, pukul 16.30 Wib, di Medan.

Universitas Indonesia
269

serta membantu mencari saksi-saksi yang akan diberangkatkan ke Jakarta


menghadiri persidangan sengketa pemilihan gubernur. Tindakan antisipasi itu adalah
menjaga dan mengawasi masyarakat dan pemilih yang akan diajak menjadi saksi
oleh tim pemenangan Tritamtomo Benny Pasaribu. Jika ada masyarakat yang
berada di wilayah tanggung jawab Pemuda Pancasila diajak menjadi saksi
pengadilan akan diancam agar tidak memenuhinya. Ancaman itu berupa ancaman
fisik, melukai, bahkan membunuh pemilih yang ikut membantu Tritamtomo dalam
gugatan sidang sengketa pemilihan gubernur yang memenangkan Syampurno.
Untuk wilayah yang menjadi tanggung jawab Pemuda Pancasila tidak ada
satupun pemilih yang dihadirkan sebagai saksi di pengadilan Mahkamah Agung
terkait sengketa pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Pemilih yang hadir
sebagai saksi di Jakarta berasal dari daerah binaan PDIP Sumatera Utara. Seluruh
kader PDIP berupaya untuk membuktikan adanya kecurangan dalam pemungutan
dan perhitungan suara yang terjadi di TPS, PPS, dan PPK. Kader PDIP Sumatera
Utara memiliki militansi dan loyalitas kelembagaan yang baik, sementara
Syampurno hanya memiliki dukungan kader loyal dari PKS. Untuk melengkapi para
pendukung yang loyal dalam membantu KPU Provinsi Sumatera Utara menghadapi
tuntutan sengketa pilkada, Syamsul Arifin meminta dukungan anggota Pemuda
Pancasila.
Selain itu, Syamsul Arifin dan tokoh Pemuda Pancasila melakukan
pendekatan dan lobi kepada pihak-pihak yang berpengaruh seperti elit-elit di Jakarta
untuk meminta dukungan dari proses pengadilan sengketa pemilihan gubernur.
Pihak-pihak yang dilobi diantaranya adalah perwira TNI-AD yang dihormati
51
Tritamtomo. Tetapi, upaya tersebut tidak juga mendapatkan hasil untuk
menghentikan tuntutan gugatan sengketa pemilihan gubernur. DPD PDIP Sumatera
Utara sebagai partai yang mencalonkan Tritamtomo Benny Pasaribu menjadi
penentu dalam memutuskan pendaftaran gugatan sengketa pemilihan Gubernur
Sumatera Utara. Oleh karena itu, tidak ada pihak lain termasuk kalangan tentara
yang dapat mengintervensi atau mempengaruhi keputusan untuk mendaftarkan
gugaran sengketa tersebut.


51
Tidak ditemukan informasi yang jelas tentang nama elit-elit di Jakarta yang ditemui oleh Syamsul
Arifin dan tokoh Pemuda Pancasila termasuk dari TNI-AD. Informasi tersebut diperoleh dari salah
seorang tim sukses Syampurno.

Universitas Indonesia
270

Proses persidangan yang berlangsung di pengadilan Mahkamah Agung


dihadiri oleh tim sukses Syampurno dan tokoh Pemuda Pancasila. Gugatan yang
teregistrasi pada tanggal 7 Mei 2008 membutuhkan waktu selama 14 hari kerja
untuk penetapan keputusan yaitu akhir Mei 2008. Setelah hasil keputusan dari MA
tersebut, berdasarkan undang-undang, maka KPU Provinsi Sumatera Utara harus
menyerahkan hasil perhitungan suara ke DPRD Sumatera Utara. Kemudian lembaga
legisiatif itu melalui Gubernur Sumatera Utara akan menyerahkannya ke Menteri
Dalam Negeri untuk disahkan presiden. Tahapan seperti itu, dikhawatirkan akan
menunda pelantikan Gubernur Sumatera Utara terpilih. Oleh karena itu, proses
pendaftaran gugatan dari Pengadilan Tinggi hingga registrasi di MA memakan
waktu sembilan hari. Padahal KPU Provinsi Sumatera Utara sudah menetapkan
pelantikan akan dilakukan dua bulan setelah pemungutan suara, yaitu pada 16 Juni
mendatang. KPU Provinsi Sumatera Utara telah mempersiapkan materi untuk
melakukan pembelaan dalam persidangan perdana di Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung dalam persidangan sengketa pilkada Sumut di gedung
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jalan H Rasuna Said, Jakarta, pada
hari Selasa 27 Mei 2008 menolak seluruh permohonan pemohon pasangan
Tritamtomo Benny Pasaribu yang menggugat keputusan KPU Nomor 16 tanggal
24 April 2008 tentang penetapan calon terpilih. Dalam keputusan tersebut, KPU
Sumatera Utara menetapkan pasangan nomor urut 5, Syamsul Arifin-Gatot Pudjo
Nugroho sebagai pemenang pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara dengan
perolehan 28,31 persen suara.
Majelis Hakim diketuai Paulus Lotulung dan anggota masing-masing Prof.
Muksin, Prof. Abdul Manan, Prof. Sukarja dan Prof. HM Hakim Nya'pa menilai
berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, dalil yang diajukan pemohon tidak
relevan dengan pokok perkara. Disebutkan Ketua Majelis Hakim, berdasarkan saksi
dan bukti-bukti tertulis yang diajukan tidak relevan dengan permohonan pemohon
baik dalam eksepsi maupun pokok perkara. Maka majelis hakim menolak secara
keseluruhan permohonan pemohon baik dalam eksepsi maupun pokok perkara.
Di persidangan tersebut, Prof Paulus Effendi Lotulung, menjatuhkan
hukuman terhadap pemohon untuk membayar biaya perkara senilai Rp
300.000.000,-. Disebutkan Ketua Majelis Hakim putusan ini bersifat final. Oleh
karena itu, putusan KPU Sumut yang menetapkan pasangan calon Gubernur dan

Universitas Indonesia
271

Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara nomor urut 5 H. Syamsul Arifin SE


Gatot Pujo Nugroho, ST pada tanggal 20 April 2008, sesuai dengan peraturan dan
undang-undang adalah sah. Pembacaan putusan oleh majelis hakim agung selama 3
jam tersebut, menolak seluruh permohonan pemohon mulai dari penggelembungan
suara, selisih penghitungan suara, dan penghilangan suara yang dilakukan oleh
Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara.
Hakim Agung juga menolak gugatan pemohon tentang pemilih yang tidak
mendapat hak pilih, karena tidak masuk dalam daftar pemilih tetap, termasuk
menyangkut masalah pemilih ganda, pemilih yang sudah meninggal dan tidak cukup
umur. Pasalnya, gugatan tersebut tidak menyangkut dengan sengketa pilkada.
Sebelum dijatuhi putusan majelis hakim, suasana di persidangan terlihat tegang.
Masing-masing pemohon maupun termohon dan pengunjung dari kedua belah pihak
juga ikut tegang menunggu putusan.
Persidangan di Mahkamah Agung tersebut dihadiri oleh isteri Benny
Pasaribu, mantan Kepala Bakesbang Linmas Sumut juga tim sukses calon gubernur
dan wakil gubernur Triben, Edi Aman Saragih, Parlin Manihuruk, Ketua Amir
Hamzah Center H Irwansyah Nasution SH MHum (tim sukses Syampurno), dan
Komunitas Pendukung Syamsul Arifin (Kampsya) Sumandi Wijaya (Acoy). Setelah
mendengar putusan dari majelis hakim agung, dari pemohon tidak menerima dengan
hasil tersebut. Salah satu kuasa hukum dari pemohon mengatakan, mereka tidak
menerima hasil tersebut.
Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution menjelaskan,

dalam persidangan yang digelar sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul
16.00 WIB majelis hakim agung yang mengadili perkara membacakan
putusan MA terhadap pilkada Sumut. Putusan akhirnya seluruh gugatan
permohonan keberatan pemohon ditolak oleh MK dengan tiga pertimbangan.
Yakni pemohon tidak dapat membuktikan adanya kecurangan pilkada,
penggelembungan suara atau pengurangan suara sebagaimana yang mereka
ajukan dalam gugatannya. Juga tidak diperkuat dengan bukti-bukti dan saksi
yang ada. Justru KPU yang bisa membuktikan bahwa tidak terjadi
kecurangan penggelembungan dan pengurangan suara. Karena menurut
majelis hakim pemungutan dan penghitungan suara telah berjalan aman dan

Universitas Indonesia
272

tidak ada keberatan yang diajukan. Apa yang digugat pasangan Tri-Ben
bukanlah persoalan sengketa pilkada, tetapi pelanggaran pilkada.52

Meskipun kuasa hukum pasangan calon gubernur nomor urut 2 Tritamtomo


Benny Pasaribu menolak keputusan majelis hakim MA, tetapi kekuatan jaringan
yang dimiliki oleh Syamsul Arifin menjadi pertimbangan penting bagi mereka.
Pemuda Pancasila yang memiliki jaringan dan akses sumber kekuasaan lembaga
politik lokal di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara juga mengerahkan
kekuatannya untuk mengawal proses gugatan sengketa pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara. Melalui jaringan ke pemilik media cetak lokal, pimpinan MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara, meminta untuk tidak mempublikasikan berita-
berita yang dapat menyebabkan diulangnya pemilihan gubernur. Upaya tersebut
sebagai bentuk tanggung jawab Pemuda Pancasila dalam mengawal hasil perolehan
suara yang memenangkan calon gubernur yang didukung.
Pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara menemui kader-kadernya yang
menjadi pemilik media cetak lokal agar mendukung KPU Provinsi Sumatera Utara
terkait dengan keputusan yang telah ditetapkan dalam pemilihan gubernur. Tidak
sulit bagi Anuar Shah untuk memanggil para pemilik media cetak tersebut dan
meminta untuk bertindak secara tepat karena hasil perolehan suara sudah
menyatakan pemenang pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara adalah
Syamsul Arifin Gatot Pudjonugroho. Para pemilik media cetak lokal yang diminta
oleh Anuar Shah untuk mendukung hal tersebut, sependapat dengan permintaan
pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Para pimpinan redaksi dan
wartawan diperintahkan untuk tidak memberitakan persoalan sengketa pemilihan
gubernur. Tetapi, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga meminta
agar pemberitaan diarahkan untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa sengketa
pilkada akan menunda pelantikan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Selain itu,
akan ada pemborosan anggaran negara jika pemilihan gubernur dilakukan kembali
atau diulang.
Opini tersebut berkembang selama proses sengketa pemilihan gubernur
berlangsung sejak tim kuasa hukum Tritamtomo Benny Pasaribu mendaftarkan
gugatan ke Mahkamah Agung. Seluruh potensi media cetak diarahkan untuk

52
Wawancara dengan Irham Buana Nasution, Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara, 12 Januari 2013
pukul 12.00 Wib di Medan.

Universitas Indonesia
273

menuliskan aspek negatif jika pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara diulang
kembali. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terbentuknya opini di
masyarakat yang membaca media cetak lokal tentang banyaknya pelanggaran yang
dilakukan salah satu calon gubernur pada saat tahapan pemilihan berlangsung.

5.6. Model Relasi Jaringan Pemuda Pancasila Sumatera Utara

Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki kontribusi dalam kontestasi


pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Keterlibatan mereka mulai dari mencari
calon gubernur yang akan didukung, memobilisasi potensi organisasi, dan menjalin
relasi dengan birokrasi, pengusaha, serta media massa adalah bagian dari optimalisasi
kekuatan yang dimiliki. Meskipun sulit untuk membuktikan ukuran kuantitatif tentang
pengaruh dukungan Pemuda Pancasila dalam memenangkan Syamsul Arifin sebagai
Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Namun peran Pemuda Pancasila
Sumatera Utara dalam pemilihan gubernur itu setidaknya mengambarkan bahwa salah
satu kelompok kekerasan mampu melakukan pengendalian terhadap lembaga politik
lokal di Sumatera Utara.
Upaya pengendalian yang dilakukan Pemuda Pancasila Sumatera Utara terhadap
birokrasi, pengusaha, dan media cetak untuk memenangkan kandidat gubernur yang
didukungnya menjadi bagian dari kemenangan Syamsul Arifin sebagai Gubernur
Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Mulai dari tahapan mencari calon yang
didukung, mobilisasi potensi organisasi, dan menjalin relasi dengan birokrasi,
pengusaha, serta media lokal dilakukan dengan cara-cara yang beragam, saling mengait,
dan penuh intrik. Peran Pemuda Pancasila dalam pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara tahun 2008 itu dilakukan sebagai bagian dari cara untuk
mempertahankan akses kekuasaan dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang
dikuasai.
Keberhasilan membentuk jaringan dengan lembaga politik lokal di Sumatera
Utara dilakukan atas dasar kepentingan yang beragam di antara pengurus Pemuda
Pancasila. Relasi yang terjalin antara Pemuda Pancasila dengan birokrasi, pengusaha,
dan media cetak lokal itu dilakukan atas dasar hubungan yang saling menguntungkan.53


53
Teori Sidel tentang Bosisme menjelaskan hal yang sama yaitu penyanggah utama pola hubungan antara
birokrat, bos-bos partai, dan pengusaha terjalin atas dasar hubungan saling menguntungkan (simbiosis
mutualisme). Teori Sidel berlaku dalam menjelaskan kasus peran Pemuda Pancasila dalam pemilihan

Universitas Indonesia
274

Di satu sisi, Pemuda Pancasila menginginkan tetap memperoleh akses mendapatkan


sumber-sumber daya yang dikuasai negara di tingkat lokal (local government
resources). Sementara di sisi lain, para pejabat birokrasi, pengusaha, dan pengelola
media cetak lokal membutuhkan kekuatan Pemuda Pancasila untuk mempertahankan
kekuasaan dan usaha mereka seperti menghindari ancaman dan menjaga keamanan di
lokasi-lokasi kekuasaan dan usaha mereka.
Beragam kepentingan politik dan ekonomi organisasi Pemuda Pancasila
Sumatera Utara harus disalurkan kepada para kader dan pengurusnya. Untuk
melanjutkan eksistensi organisasi, maka kader dan pengurus Pemuda Pancasila harus
menjalin relasi dengan birokrasi lokal terutama dengan para kepala daerah di Provinsi
Sumatera Utara. Relasi itu dilakukan untuk kepentingan mendapatkan akses kekuasaan
yang berimplikasi kepada usaha-usaha yang dapat menghasilkan uang. Kepentingan
untuk memperoleh akses kekuasaan dilakukan dalam rangka mendapatkan proyek-
proyek pemerintah yang bersumber dari APBD, APBN, dan investasi daerah pada
sektor-sektor yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi seperti industri
perkebunan, perumahan atau pertambangan. Para kepala daerah harus memberikan
kemudahan kepada pengurus Pemuda Pancasila untuk mendapatkan informasi proyek
pemerintah demi keamanan dan keberlangsungan program pemerintah di beberapa
kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara. Dalam konteks itu, pemerintah kabupaten
dan kota di Provinsi Sumatera Utara harus membagi kegiatan pembangunan dan
investasi di daerahnya kepada tokoh Pemuda Pancasila dalam rangka pengamanan
kekuasaannya di daerah tersebut.
Agar kepentingan untuk tetap mempertahankan akses politik dan ekonomi itu,
maka pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara harus menjalin relasi dengan
wartawan dan pemilik media cetak lokal. Kedekatan pengurus Pemuda Pancasila
dengan hampir semua pengelola dan wartawan media cetak lokal terjalin sejak
berdirinya Pemuda Pancasila di Sumatera Utara. Dari peristiwa yang dilalui itu, relasi di
antara mereka berjalan atas dasar saling menguntungkan. Masing-masing pimpinan
lembaga memahami benar kepentingan terkait kegiatan yang dilakukan. Pimpinan
redaksi media cetak sepertinya memiliki kewajiban untuk memuat berita yang tidak
menyinggung eksistensi Pemuda Pancasila, meskipun para wartawannya menemukan


Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008. John T. Sidel. 1997. Philippine Politics ....... Loc. Cit.
hal. 962.

Universitas Indonesia
275

banyak perlakuan para kader dan tokoh Pemuda Pancasila yang melanggar hukum.
Namun, para wartawan media cetak juga sering mendapatkan bantuan dari pengurus
Pemuda Pancasila pada saat-saat mereka terjepit dengan masalah ekonomi. Pada
akhirnya, para wartawan tidak memilik pilihan lain kecuali mengikuti kemauan
pengurus Pemuda Pancasila.
Diagram 5.1
Model Relasi Hubungan yang Saling Menguntungkan

Pemuda Pancasila Birokrasi

1. Pertemuan dengan 1. Bantuan pengamanan


tokoh masyarakat wilayah dan dukungan
2. Target perolehan suara dari Pemuda Pancasila
di wilayah yang sudah 2. Membantu promosi
ditetapkan jabatan

Pemuda Pancasila Pengusaha

1. Mendapatkan dana 1. Mendapatkan bantuan


untuk kegiatan pengamanan untuk
kampanye dan lokasi usaha.
kebutuhan pribadi 2. Mendapatkan paket
pengurus. Hubungan yang pekerjaan yang
2. Memperoleh dukungan Saling bersumber dari
untuk calon gubernur Menguntunkan anggaran pemerintah
dari karyawan atas upaya Pemuda
perusahaan Pancasila

Pemuda Pancasila Media Cetak

1. Mendapatkan porsi 1. Mendapatkan bantuan


pemberitaan yang dana kepada wartawan
positif terkait kegiatan dan pemilik atau
dukungan calon pemimpin redaksi
gubernur. terkait pemberitaan
2. Diberikan informasi Syampurno
dari wartawan tentang 2. Bantuan keamanan
kegiatan tim sukses untuk para wartawan
kompetitor calon dalam menjalankan
gubernur tugasnya.

Sumber: Hasil Wawancara, 2012.

Universitas Indonesia
276

Perolehan hasil suara yang didapat Syamsul Arifin sebagai kandidat gubernur
merupakan upaya kolektif baik dari tim sukses maupun kekuatan figur. Pemuda
Pancasila Sumatera Utara merupakan bagian dari tim sukses itu yang juga melakukan
serangkaian kegiatan pemenangan. Pola relasi yang telah terjalin lama antara Pemuda
Pancasila dengan birokrasi, pengusaha, dan media cetak lokal itu menjadi modal yang
cukup kuat untuk membantu memenangkan kandidat gubernur yang didukung Pemuda
Pancasila. Persekutuan di antara mereka mempermudah untuk menggerakkan anggota
Pemuda Pancasila dalam setiap kegiatan pemenangan calon gubernur.
Model relasi yang saling menguntungkan itu terjadi karena tidak ada kekuatan
dominan, baik sebagai aktor maupun institusi atau lembaga masyarakat di Sumatera
Utara. Tidak ada tokoh dominan yang dapat melakukan segala cara untuk
mempengaruhi lembaga politik lokal yang ada di Sumatera Utara. Masing-masing
lembaga masyarakat seperti partai politik, organisasi masyarakat, organisasi pemuda,
dan lain sebagainya memiliki tokohnya sendiri untuk menentukan dan menjalin jaringan
kekuatan mereka. Tidak ada seorang tokoh atau bos yang sangat berpengaruh di
Provinsi Sumatera Utara. Pemuda Pancasila merupakan salah satu bagian dari sekian
banyak pemain-pemain politik lokal yang berperan dalam pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Model relasi yang saling menguntungkan itu dapat berlangsung secara terus
menerus karena kebijakan otonomi daerah belum memberikan kesempatan yang sama
bagi semua lapisan masyarakat. Mereka yang memiliki uang dan mampu melakukan
tindakan intimidasi adalah salah satu pihak yang menerima manfaat dari lembaga-
lembaga politik lokal di Sumatera Utara. Pihak yang mampu melakukan praktek
intimidasi dan uang ini kemudian membentuk koalisi yang menguasai birokrasi,
lembaga bisnis, dan media cetak lokal di Sumatera Utara. Mereka bermaksud
membangun jaringan patronase baru yang berupaya mendapatkan akses kekuasaan
negara dan sumber-sumber daya. Jaringan yang menyebar itu tidak lagi dikendalikan
oleh elit-elit Jakarta dalam sistem sentralisasi, tetapi para kader dan tokoh Pemuda
Pancasila telah menata kembali diri mereka dalam bentuk relasi patronase yang saling
menguntungkan. Pelaksanaan otonomi daerah justru sangat memberikan peluang
kepada mereka untuk memaksimalkan keuntungan politik dan ekonomi. Pengamatan
dari kasus pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, memiliki relevansi dengan
perdebatan yang tengah berlangsung tentang arah dan karakter demokrasi di Indonesia.

Universitas Indonesia
277

Jaringan patronase baru yang dibentuk oleh tokoh Pemuda Pancasila ditandai
oleh adanya koalisi yang saling menguntungkan antara para elit yang menduduki
jabatan pimpinan partai politik, anggota parlemen, pejabat pemerintah, asosiasi
pengusaha, dan media cetak lokal. Koalisi tersebut bekerja untuk membangun akses
kekuasaan negara dan sumber-sumber daya lokal dengan cara melakukan intimidasi dan
merasionalkan pentingnya politik uang pada masyarakat yang sedang
membutuhkannya. Jaringan patronase baru menjadi tumbuh subur pada saat
pelaksanaan otonomi daerah yang dikendalikan oleh konstelasi kekuasaan dan
kepentingan elit tertentu.

Universitas Indonesia
278

BAB 6
PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan, implikasi teoritis, dan epilog. Dalam
kesimpulan dijelaskan tentang temuan empiris penting yang diperoleh dari studi ini
yaitu peran Pemuda Pancasila Sumatera Utara dalam pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara tahun 2008. Implikasi teoritis akan menjelaskan tentang berbagai
teoritis yang digunakan dalam studi ini berupa konfirmasi dan revisi atas teori utama
yang digunakan. Epilog akan menguraikan kondisi yang terjadi pasca ditetapkannya
Syamsul Arifin sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Utara.

6.1. Kesimpulan

Keberadaan anak jalanan dan preman yang ada di Sumatera Utara direkrut oleh
IPKI untuk menjadi organisasi sayap pemuda yang bernama Pemuda Pancasila.
Kehadiran Pemuda Pancasila pada tahun 1960 lebih mudah diterima di kalangan
preman serta diharapkan akan mengarahkan mereka dalam kegiatan-kegiatan organisasi
yang terencana dan terprogram. Mengandalkan kekuatan otot, kekerasan dan
kemudahan fasilitas yang diberikan pemerintah kepada anggota Pemuda Pancasila,
beberapa preman menemukan jati dirinya sebagai tokoh lokal yang berpengaruh di
Sumatera Utara sejak Orde Baru hingga pasca reformasi.
Perluasan pengaruh para tokoh Pemuda Pancasila itu terlihat dari peran
mereka saat pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara
tahun 2008. Dengan cara yang sangat terbuka mereka menampilkan otoritas yang
dimilikinya pada proses pemilihan gubernur tersebut. Syamsul Arifin-Gatot
Pudjonugroho (Syampurno) adalah pasangan yang ingin dimenangkan oleh MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara di antara 4 pasangan calon lainnya. Para sesepuh
Pemuda Pancasila, memerintahkan Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
mendukung Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Dukungan yang diberikan tidak terlepas dari kepentingan ekonomi yang telah
mereka kuasai di Sumatera Utara.
Intimidasi yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila Sumatera Utara
terlihat dalam setiap tahapan pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Pada saat
memberikan dukungan kepada calon gubernur yang ingin dimenangkan, bentuk

278 Universitas Indonesia



279

intimidasi yang dilakukan adalah mengancam ketua tim pemenangan Syampurno agar
memberikan sejumlah uang untuk kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda
Pancasila jika ingin mendapatkan dukungan Pemuda Pancasila. Pada tahapan kampanye
bentuk intimidasi yang dilakukan kepada anggota organisasi adalah memberikan
instruksi tentang sanksi berupa pemecatan dan ancaman pemukulan fisik bagi kader
Pemuda Pancasila yang tidak mendukung calon gubernur yang ingin dimenangkan.
Sedangkan secara eksternal, anggota Pemuda Pancasila di lingkungannya
masing-masing mengawasi para pemilih untuk memilih Syampurno dan memberi
ancaman fisik kepada pemilih yang tidak memilih Syampurno. Pada masa tenang
membagikan paket sembako seperti beras, minyak goreng, dan uang kepada para
pemilih yang membutuhkannya dan diharuskan memilih Syamsul Arifin dalam
pemilihan gubernur. Mereka yang mendapatkan paket sembako tersebut diancam akan
menerima pemukulan fisik jika tidak memilih Syamsul Arifin. Pada tahapan
pemungutan dan perhitungan suara, anggota Pemuda Pancasila diperintahkan untuk
menjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah masing-masing agar para pemilih
memilih Syampurno. Bentuk penjagaan itu adalah menyuruh dan memaksa para pemilih
untuk memilih Syampurno. Selain bertugas sebagai pengawas, anggota Pemuda
Pancasila juga diberi tugas sebagai saksi di TPS agar menjaga dan bila perlu menambah
perolehan suara Syampurno.
Teori yang relevan menjelaskan pengunaan kekuasaan yang dilakukan oleh
Pemuda Pancasila Sumatera Utara dalam mendukung Syamsul Arifin dan Gatot
Pudjonugoroho sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara adalah yang
dikemukakan oleh Miriam Budiardjo dan Charles F. Andrain tentang penggunaan
kekuasaan fisik. Teori yang dikemukakan oleh Maswadi Rauf tentang cara paksaan
dalam mempertahankan kekuasaan masih relevan menjelaskan temuan studi ini.
Sedangkan merujuk teori yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci, maka cara yang
dipraktekkan oleh tokoh Pemuda Pancasila Sumatera Utara adalah dominasi atau
penindasan. Para anggota Pemuda Pancasila dan sebagian masyarakat di Sumatera
Utara tunduk dan patuh pada tokoh Pemuda Pancasila bukan karena rasa hormat tetapi
karena rasa takut.
Model mobilisasi yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila untuk menggerakkan
potensi organisasi dalam mendukung kandidat gubernur dibagi atas dua lapisan.
Pertama, mobilisasi untuk lapisan bawah atau anggota Pemuda Pancasila. Setiap

Universitas Indonesia

280

anggota Pemuda Pancasila diwajibkan mengikuti perintah dari pimpinan organisasi


tanpa alasan apapun. Layaknya seperti organisasi militer, Pemuda Pancasila, juga
menggunakan sistem komando atau perintah dari komandan atau ketua organisasi.
Tetapi sistem komando itu tidak akan berjalan tanpa biaya yang harus diberikan kepada
anggota organisasi. Perintah atasan kepada bawahan untuk menggerakkan massa yang
dilakukan atas dasar perhitungan uang, menjadi ciri hubungan patron-klien antara
pimpinan yang disegani dengan anggotanya.
Kedua, mobilisasi dilakukan pada level elit Pemuda Pancasila dengan
menggunakan pola hubungan patron-klien piramida seperti yang dikemukakan oleh
Scott dan Maswadi Rauf. Untuk menggerakkan anggota Pemuda Pancasila dalam satu
kegiatan diperlukan elit atau tokoh yang disegani oleh anggota. Masing-masing tokoh
Pemuda Pancasila memiliki kepentingan yang beragam dan belum tentu keinginan
seorang tokoh dapat diikuti oleh pengurus maupun anggota organisasi. Tetapi
kepentingan seorang tokoh, yang tidak diperhatikan oleh pengurus dan anggota
organisasi, akan mengganggu jalannya kepengurusan atau kegiatan organisasi yang
dilakukan. Setidaknya seorang tokoh Pemuda Pancasila memiliki kekuatannya sendiri
untuk mengerakkan anggota Pemuda Pancasila.
Model mobilisasi yang relevan menjelaskan kondisi tersebut adalah teori James
C. Scott dan Maswadi Rauf yaitu pola hubungan antara tokoh Pemuda Pancasila dengan
anak buahnya yang lebih bersifat personal, tidak seimbang, dan membutuhkan loyalitas
yang tinggi. Tokoh Pemuda Pancasila memberikan berbagai sumber daya ekonomi dan
perlindungan bagi anak buahnya. Mereka menerapkan bentuk patrimonialisme baru
(new patrimonialism) dengan pola hubungan patron klien piramida (patron-client
pyramid).
Upaya lain yang dilakukan Pemuda Pancasila adalah memanfaatkan lembaga
birokrasi, pengusaha, dan media cetak lokal untuk memenangkan kandidat gubernur
yang didukung. Jalinan relasi antara tokoh Pemuda Pancasila dengan birokrasi,
pengusaha, serta media cetak lokal dilakukan dengan cara-cara yang beragam, saling
mengait, dan penuh intrik untuk mempertahankan akses kekuasaan dan memanfaatkan
sumber-sumber daya yang dikuasai. Di satu sisi, tokoh Pemuda Pancasila tetap
menginginkan akses sumber-sumber daya yang dikuasai negara di tingkat lokal (local
government resources). Sementara di sisi lain, para pejabat birokrasi, pengusaha, dan
pengelola media cetak lokal membutuhkan kekuatan Pemuda Pancasila untuk

Universitas Indonesia

281

mempertahankan kekuasaan dan usaha mereka seperti menghindari ancaman dan


menjaga keamanan di lokasi-lokasi kekuasaan dan usaha mereka. Oleh karena itu, relasi
yang terjalin di antara mereka dilakukan atas dasar hubungan yang saling
menguntungkan. Bahkan kepentingan yang mereka miliki lebih bervariasi ketimbang
masa Orde Baru. Keberhasilan mereka menjadi aktor politik lokal disebabkan karena
kemampuannya untuk mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh atau kelompok-kelompok
yang memiliki sumber daya ekonomi yang kuat.
Pilihan Pemuda Pancasila kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur
dilakukan sangat kontekstual dengan kepentingan para tokoh Pemuda Pancasila.
Kepentingan individu elit Pemuda Pancasila akan mewarnai kebijakan pemerintah
Provinsi Sumatera Utara menyangkut kepentingan ekonomi. Sementara bagi Syamsul
Arifin, akan mendapatkan kepentingan untuk sponsor politik seperti dukungan
keamanan, jaringan kelompok masyarakat, dan memperoleh bantuan dana. Teori yang
relevan terkait dengan kondisi tersebut adalah teori Syarif Hidayat tentang kepentingan
terselebung (hidden autonomy) yaitu kepentingan individual (individual interest) dalam
politik lokal.
Kebijakan desentralisasi yang menguatkan demokrasi dan menekankan
pentingnya partisipasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh BC Smith, tidak terjadi dalam
proses pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008. Smith menjelaskan
bahwa persaman hak politik (political equality) dalam pelaksanaan desentralisasi,
diharapkan akan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
berbagai aktivitas politik di tingkat lokal. Tetapi, studi ini menjelaskan bahwa
pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung hanya memberikan peluang
partisipasi yang lebih otonom kepada para aktor lokal yang menjadi politisi, birokrat,
pengusaha, dan pengelola media cetak di Sumatera Utara.
Temuan penelitian dari studi ini menunjukkan bahwa bentuk intimidasi yang
dilakukan anggota Pemuda Pancasila adalah mengancam dan menakut-nakuti akan
melakukan pemukulan fisik dan membuat ketidaknyamanan pemilih yang tidak
memilih Syamsul Arifin. Pola mobilisasi dilakukan atas dasar patron-klien piramida
yaitu seorang tokoh Pemuda Pancasila memiliki kekuatannya sendiri untuk
mengerakkan anggota Pemuda Pancasila. Model relasi yang terjalin antara Pemuda
Pancasila dengan birokrasi, pengusaha, dan media cetak lokal dilakukan atas dasar
hubungan yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.

Universitas Indonesia

282

6.2. Implikasi Teoritis

Signifikasi studi ini adalah mengkonfirmasi asumsi teoritis Masaaki dan Rozaki
tentang kelompok kekerasan dan John T. Sidel tentang Local Bossism. Masaaki dan
Rozaki menjelaskan bahwa fenomena keberadaan kelompok kekerasan non-negara
terjadi bukan karena negara yang mengizinkannya tetapi karena negara yang tidak bisa
menolak keberadaannya, atau lebih tepatnya, negara yang membutuhkannya. Struktur
negara yang demikian itu akan menciptakan kondisi bagi muncul, bertahan, dan
berhasilnya kelompok kekerasan itu. Teori Masaaki dan Rozaki relevan dengan hasil
penelitian ini yang menemukan bahwa untuk mendapatkan sumber-sumber daya yang
dikuasai negara di tingkat lokal (local government resources), Pemuda Pancasila
Sumatera Utara harus memberikan jasa perlindungan keamanan di wilayah kekuasaan
para penyelenggara negara. Perlindungan keamanan tersebut dilakukan dengan cara
membangun jaringan patronase baru kepada para kelompok masyarakat yang
berpengaruh di daerah. Sementara, para penyelenggara negara di Sumatera Utara juga
membutuhkan Pemuda Pancasila untuk keberlangsungan kekuasaannya di daerah.
Hubungan yang saling menguntungkan antara kelompok kekerasan dengan negara
semakin subur ketika konsep governance yang menekankan pemerintah memberikan
kesempatan partisipasi yang sama bagi semua kelompok masyarakat.
Peran Pemuda Pancasila Sumatera Utara yang selalu melakukan intimidasi
dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara muncul dengan kekuatan pengaruh
para tokoh atau sesepuhnya. Teori Sidel tentang bosisme memiliki persamaan dan
perbedaan dalam menjelaskan fenomena munculnya bos lokal dari hasil studi ini.
Berdasarkan kasus peran Pemuda Pancasila dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara,
persamaan teori Sidel adalah munculnya para Bos Lokal yaitu tokoh, sesepuh dan
para ketua Pemuda Pancasila sebagai bosisme dalam ungkapan Sidel. Studi ini
menunjukkan bahwa Bos atau sebutan Ketua Pemuda Pancasila sebagai predatory
broker politik yang memiliki kontrol terhadap kekuatan pemaksaan dan sumber daya
ekonomi dalam wilayah Sumatera Utara. Sumber kekayaan tokoh pemuda Pancasila di
Sumatera Utara berasal dari sumber-sumber negara setelah memperoleh akses ekonomi
berupa keistimewaan tertentu yang diberikan pejabat terpilih yang berhutang budi atas
jasa mereka dalam memobilisasi dukungan dengan cara intimidasi kepada pemilih
dalam pemilihan gubernur.

Universitas Indonesia

283

Perbedaannya adalah kekuasaan lokal di Sumatera Utara tidak bisa dimonopoli


oleh para tokoh Pemuda Pancasila, seperti para bossisme di Filipina dan chao pho di
Thailand. Selain tokoh Pemuda Pancasila, terdapat beberapa kelompok kekerasan
lainnya yang memiliki pengaruh di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pada
saat pemilihan gubernur di Provinsi Sumatera Utara, masing-masing kelompok yang
sama seperti Pemuda Pancasila, mendukung calon gubernur yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, tidak ada kelompok kekerasan yang dominan dapat mempengaruhi
masyarakat di Sumatera Utara.
Teori John T. Sidel tentang bosisme juga menyebutkan bahwa dalam bosisme
posisi negara itu kuat. Fenomena munculnya bosisme tidak terkait dengan lemahnya
negara, tetapi terkait dengan beroperasinya bayangan rezim daerah yang dicirikan oleh
persekutuan birokrat, bos-bos-bos partai, pengusaha, militer, dan preman. Penelitian ini
menjelaskan posisi negara itu kuat. Para tokoh, ketua dan sesepuh Pemuda Pancasila
membutuhkan pejabat birokrasi bahkan bupati/walikota untuk mempertahankan relasi
kekuasaan dengan para elit penyelenggara negara, begitu juga sebaliknya. Dengan
demikian, kemunculan para bos lokal di Sumatera Utara dibatasi oleh kekuasaan negara
pada tingkat lokal.
Tentang pola hubungan yang terjadi antara birokrat, bos-bos partai, dan
pengusaha, Sidel mengungkapkan bahwa penyanggah utamanya bukan berdasarkan
hubungan patron-klien. Studi ini menjelaskan bahwa hubungan tersebut dilakukan atas
dasar saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme di antara tokoh Pemuda
Pancasila dengan para politisi, birokrat, dan pengusaha. Dalam hubungan seperti ini
keduanya berada pada posisi seimbang disebabkan oleh kepentingan yang sama di
antara masing-masing pihak. Itulah yang disebut dengan jaringan patronase baru yang
dicirikan oleh koalisi di antara para tokoh yang saling memanfaatkan lembaga politik
lokal untuk mendapatkan akses kekuasaan dan sumber daya negara di tingkat lokal.
Atas dasar temuan-temuan dan implikasi teoritis yang telah dikemukakan, maka
studi ini mengajukan perspektif teoritis baru dalam konteks lokal tentang kelompok
kekerasan yang mampu memanfaatkan lembaga politik lokal di Sumatera Utara.
Perspektif teoritis yang ditemukan disebut teori Jaringan Patronase Baru Bos Lokal.
Meskipun fenomena munculnya kelompok kekerasan di beberapa wilayah di Indonesia
memiliki kesamaan, tetapi beberapa perbedaan ditemukan dari hasil studi ini.
Kontribusi terhadap perspektif teori Ilmu Politik yang ditemukan dalam studi ini

Universitas Indonesia

284

mengindentifikasikan fenomena yang spesifik tentang kelompok kekerasan dan bos


lokal di Sumatera Utara.
Pertama, kekuasaan lokal tidak dimonopoli oleh satu kelompok kekerasan
maupun seorang individu bos lokal di Sumatera Utara. Kemunculan kelompok
kekerasan dan bos lokal di Sumatera Utara tersebar dalam kelompok masyarakat
lainnya melalui pola-pola tertentu yang mungkin saja sama atau berbeda. Mereka relatif
lebih berkuasa dalam komunitasnya dengan cara menerapkan bentuk patrimonialisme
baru (new patrimonialism) dan pola hubungan patron klien piramida (patron-client
pyramid). Sebutan ketua selalu digunakan oleh para klien untuk memanggil para bos
atau patron yang dikenal sebagai tokoh kelompok kekerasan di Sumatera Utara.
Kedua, sumber-sumber kekuasaan yang diperoleh para ketua kelompok
kekerasan di tingkat lokal tersebut berasal dari kekuatan fisik dan kekayaan. Sumber
kekuatan fisik dan kekayaan itu digunakan untuk membangun jaringan patronase baru
yang ditandai oleh adanya koalisi saling menguntungkan antara para elit yang
menduduki jabatan pimpinan partai politik, anggota parlemen, pejabat pemerintah, dan
pengusaha lokal. Jaringan patronase baru menjadi tumbuh subur pada saat pelaksanaan
otonomi daerah dikendalikan oleh konstelasi kekuasaan dan kepentingan elit tertentu..
Ketiga, perspektif teori Jaringan Patronase Baru Bos Lokal menjelaskan bahwa
untuk mempertahankan pengaruhnya kepada masyarakat, tokoh Pemuda Pancasila
Sumatera Utara harus mendekati media massa lokal. Media massa dianggap sebagai
salah satu kelompok masyarakat (civil society) yang dapat membuat citra positif tokoh
Pemuda Pancasila dalam program-program organisasi yang dilakukan. Intimidasi
seperti ancaman untuk memukul fisik bahkan melukai yang sering dilakukan dalam
aktivitas Pemuda Pancasila Sumatera Utara harus diiringi dengan tindakan amal seperti
membantu warga miskin untuk kesehatan dan pendidikan. Tindakan amal yang
dilakukan itu menjadikan para ketua kelompok kekerasan itu sebagai warga
masyarakat terhormat dan dikenal sebagai tokoh masyarakat. Tindakan itu pula yang
harus dipublikasikan melalui media massa lokal.
Keempat, para tokoh Pemuda Pancasila memiliki modal politik, ekonomi dan
jaringan yang semakin kuat pada masa otonomi daerah diterapkan di Sumatera Utara.
Keterlibatan para tokoh Pemuda Pancasila untuk mendukung salah satu calon Gubernur
Sumatera Utara dalam pemilihan langsung merupakan bentuk partisipasi otonom yang
dimiliki oleh elit individu di tingkat lokal. Situasi itu berlangsung pada saat masyarakat

Universitas Indonesia

285

masih sulit memahami akan arti pentingnya political equality dalam pelaksanaan
desentralisasi.

6.3. Epilog
Setelah melalui tahapan pemilihan hingga usai pelantikan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 16 Juni 2008, maka pemerintah Provinsi Sumatera Utara
secara resmi dipimpin oleh Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Gubernur
dan Waki Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Syamsul Arifin
tercatat sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang ke-17 dan dipilih secara
langsung oleh masyarakat. Namun, dalam perjalanan pemerintahan selama enam bulan,
hubungan antara Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugorho berjalan tidak harmonis.
Bermula dari munculnya tuntutan kelompok pendukung Syamsul Arifin agar dilibatkan
dalam setiap pengambilan keputusan pemerintah seperti alokasi proyek, penentuan
pejabat birokrasi pemerintah setingkat eselon 2 dan 3, alokasi investasi di Sumatera
Utara, dan kebijakan lainnya. Tokoh dan pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara
yang mendukung Syamsul Arifin juga termasuk kelompok yang menuntut Syamsul
Arifin agar memenuhi permintaan yang mereka sampaikan.
Syamsul Arifin merasa kewenangannya sebagai Gubernur Provinsi Sumatera
Utara telah diintervensi oleh tokoh dan pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Atas dasar itu, Syamsul Arifin tidak dapat memenuhi semua permintaan dari pengurus
Pemuda Pancasila. Keputusan yang tidak sesuai dengan permintaan tersebut,
menyebabkan para senior dan pengurus Pemuda Pancasila melakukan perlawanan
terhadap Syamsul Arifin sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Tindakan yang
dilakukan oleh mereka yang tidak dipenuhi permintaannya adalah melaporkan kasus
korupsi terhadap APBD Kabupaten Langkat tahun 2000-2007 yang dilakukan Syamsul
Arifin pada saat menjabat sebagai Bupati Langkat. Sebagian tokoh dan senior Pemuda
Pancasila Sumatera Utara membentuk dan mendanai kelompok masyarakat untuk
melakukan demonstrasi dan melaporkan kasus korupsi Syamsul Arifin pada saat
menjabat Bupati Langkat ke kepolisian, kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
Tindakan lain yang dilakukan oleh pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara
adalah membuat laporan tentang korupsi tersebut di media massa cetak dan elektronik
baik lokal maupun nasional. Laporan kasus korupsi Syamsul Arifin tidak saja dilakukan

Universitas Indonesia

286

oleh jaringan Pemuda Pancasila, tetapi banyak kelompok lain yang juga melaporkan
kasus tersebut ke lembaga penegak hukum. Gatot Pudjonugroho termasuk orang yang
diduga Syamsul Arifin ikut membantu memberikan informasi kasus korupsi tersebut
kepada pihak kejaksaan dan KPK. Dugaan tersebut diyakini oleh Syamsul Arifin atas
laporan dari pihaknya tentang kedekatan Gatot Pudjonugroho dengan tokoh dan
pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Kasus korupsi Syamsul Arifin menjadi
perhatian serius lembaga pegiat anti korupsi seperti ICW. Dalam perkembangannya,
kasus korupsi APDB Kabupaten Langkat resmi disidangkan oleh KPK dan Syamsul
Arifin dijadikan sebagai tersangka. Banyak pengurus partai politik di Sumatera Utara
diperiksa sebagai saksi karena turut menerima uang dari Syamsul Arifin dan
mengembalikan sejumlah uang yang telah diterima.
Dalam proses persidangan, Syamsul Arifin telah mengembalikan sejumlah uang
lebih dari Rp. 67 miliar ke kas daerah dan Rp 8,4 miliar ke KPK. Sebelum kasus
tersebut ditangani oleh KPK, Syamsul Arifin, sudah berkonsultasi dengan Kepala
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Medan dan Anwar Nasution selaku
Ketua BPK Republik Indonesia. Pengembalian uang tersebut dilakukan Syamsul Arifin
setelah berkonsultasi dengan pihak BPK. Selama menjalani proses persidangan,
Syamsul Arifin mengalami sakit yaitu multy organ function disorder pasca serangan
jantung. Syamsul Arifin juga pernah menjalani operasi pembedahan lambung akibat
pencernaan yang sangat parat.
Syamsul Arifin divonis bersalah dalam kasus korupsi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat yang merugikan negara senilai Rp 98,7
miliar dalam penggunaan APBD 2000-2007. Hukuman yang diberikan oleh Majelis
Hakim Tindak Pidana Korupsi adalah 2 tahun 6 bulan serta denda uang sebesar Rp
150.000.000. Hukuman yang masih ringan dari keputusan hakim tersebut, membuat
jaksa Tipikor mengajukan banding terhadap keputusan hakim Tipikor. Dalam
persidangan berikutnya, keputusan hakim Tipikor bertambah menjadi 4 tahun serta
denda Rp 200.000.000. Atas hukuman tersebut, Syamsul Arifin mengajukan
permohonan kasasi di tingkat Mahkamah Agung. Namun, permohonan kasasi ditolak
dan MA menambahkan denda yang harus ditanggung sebesar Rp 500.000.000 serta
harus membayar ganti rugi sebesar Rp 8 milyar.
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono akhirnya memberhentikan Syamsul
Arifin sebagai Gubernur Sumatera Utara. Pemberhentian dilakukan menyusul keluarnya

Universitas Indonesia

287

putusan Mahkamah Agung terkait kasus hukum Syamsul Arifin. Pemberhentian


tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden No. 95/P Tahun 2012 tanggal 12 Oktober
2012 tentang Pemberhentian H Syamsul Arifin SE sebagai Gubernur Sumatera Utara
masa jabatan tahun 2008-2013. Sedangkan pertimbangan hukum yang dijadikan
landasan, yakni tindak lanjut Putusan Mahkamah Agung No 472/K/Pid.Sus/2012
tanggal 3 Mei 2012 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas tindak pidana
korupsi. Penyerahan Keppres tersebut disampaikan Dijen Otonomi Daerah,
Djoehermansyah Djohan, kepada Ketua DPRD Sumatera Utara, H Saleh Bangun, dan
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Nurdin Lubis, di Kementrian Dalam Negeri
Jakarta, Kamis 1 November 2012.
Sesuai ketentuan Pasal 131 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2005
tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah menyatakan, apabila kepala daerah diberhentikan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, jabatan Kepala
Daerah diganti oleh Wakil Kepala Daerah. Hal itu berlangsung sampai berakhir masa
jabatannya dan proses pelaksanaannya dilakukan berdasarkan keputusan rapat paripurna
DPRD dan disahkan oleh Presiden.
DPRD Provinsi Sumatera Utara dapat segera menggelar rapat paripurna yang
telah diatur dalam Pasal 78 ayat (1) huruf C PP Nomor 16 tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD. Aturan menyatakan bahwa
rapat paripurna memenuhi kourum apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota
DPRD dan disetujui suara terbanyak. Diterbitkannya Keputusan Presiden tersebut,
maka Wakil Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, yang telah ditunjuk
sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur kemudian dilantik sebagai gubernur hingga 16
Juni 2013 atau tepatnya pada saat Gubernur Sumatera Utara terpilih akan dilantik. KPU
Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan hasil perolehan suara Pemilihan Gubernur
Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 dimenangkan oleh pasangan Nomor Urut 5 yaitu
Gatot Pudjonugroho dan Tengku Erry Nuradi pada tanggal 15 Maret 2013.

Universitas Indonesia

You might also like