You are on page 1of 4

Shalom

Belajarlah memperbarui pikiran kita tentang Kristus. Mari di hari hari ini kita
merubah dan memperbaruhi pikiran kita sama dengan pikiran Kristus. Mengapa kok
kita harus merubah pikiran kita, karena dengan adanya perubahan kita maka gereja
juga akan berubah sesuai dengan kehendak Tuhan. Perubahan pikiran adalah
menjadi tujuan hidup.

Gereja kecil dan gereja besar / mega church saya pikir tidak ada bedanya. 5000
orang berkumpul hanya untuk makan dengan 12 orang berkumpul untuk belajar, saya
lebih setuju dengan 12 orang belajar. 5000 orang disini hanya laki laki saja, belum
termasuk istri dan anak anaknya. Kira kira jumlahnya 20.000 dan acaranya untuk
makan dengan 12 orang yang belajar, mengimpartasikan Kristus dalam dirinya. Dari
12 orang ini bisa memperanakkan orang orang yang seperti Kristus juga. Makanya
muncul dari Yesus ke rasul rasul, dari rasul rasul ke murid murid yang lain, dari
murid murid ke angkatan demi angkatan sampai akhirnya ke generasi saat ini. Nah
orang kalau kumpul hanya untuk makan, ga panjang, Cuma 2 hari, habis makan
kenyang, besok kejar Tuhan kemana mana, Guru kemana Engkau pergi, kami
menanti nantikan Engkau, kami ini mencari Engkau. Tuhan berkata apa, kamu cari
Aku, bukan karena kamu cari Aku khan, tapi kamu cari Aku karena roti yang kemarin.
Sebab itu saya katakan bahwa generasi kita ini harus berubah pola pikirnya.
Ke gereja cari Tuhan, bukan cari berkatnya, bukan cari yang lain.

Pikiran kita ini status. Status kita itu ya pikiran kita. Makanya social
media sekarang, banyak tertulis Whats on your mind. Apa yang ada dalam
pikiran anda. Jadi status dalam bbm saudara itu adalah apa yang ada dalam
pikiran saudara. Setiap orang itu pasti punya masalah, tapi masalah itu jangan jadi
status kita. Kita harus diatas masalah kita. Itu jangan jadi status kita, kenapa? Pikiran
kita selalu berbicara persoalan yang ada. Makanya gereja kelihatannya tidak punya
bahan kotbah lain, selain mukjizat, tak ada kotbah lain selain pertolongan, ga ada
tema lain selain Tuhan mengasihi kita, yang sakit disembuhkan, yang susah
dihiburkan, yang miskin jadi kaya. Itu sudah kuno, itu pikiran lama, harus dibuang.
Kita punya pikiran yang baru. Dengan pikiran yang baru, kita tidak hanya terima
satu mukjizat, tapi kita ini lho jadi agennya mukjizat. Jadi jangan jadi jemaat yang
menerima terus, tapi kita jadi jemaat yang memberi.

Maz 22 - 24

Allahku, mengapa Kau tinggalkan aku? Dalam bahasa lain adalah Eloi, Eloi lama
sabakhtani. Waktu itu keadaan Daud adalah keadaan yang paling tidak enak yang
pernah dialami. 2 kali Daud mengalami keadaan yang tidak enak. Yg pertama adalah
waktu dikejar2 oleh Saul. Yang kedua adalah sewaktu Daud menjadi raja, anak2 Daud
sudah mapan, keluarganya sudah mapan, Daud menunjukkan kasihnya kepada anak
Yonatan bernama Mefiboset untuk menggantikan Yonatan menjadi raja. Absalom
memberontak. Absalom adalah anak kandung Daud sendiri. Nah paling sakit adalah
dimusuhi oleh anak sendiri. Daud kenakan kain kabung, dia keluar dari kota dengan
teriak sambil menangis terlonta lonta di hadapan Tuhan. Setelah melarikan diri dari
Abssalom, Daud mendengar kabar bahwa Mefiboset juga akan turut membinasakan
Daud. Ternyata bukan Mefiboset tetapi Ziba yang membawa kabar kebohongan itu
supaya Daud marah. Bayangkan sudah susah ditambah marah. Jadi inilah keadaan
Daud sewaktu menulis kitab Mazmur 23, susah, marah, menangis terlonta lonta,
bukan dalam keadaan sedang diberkati.

Tapi kita lihat pasal 24, judulnya adalah Kedatangan Raja kemuliaan dalam Bait Allah.
Waktu itu Bait Allah belum ada pada zaman Daud, bait Allah didirikan oleh Salomo,
anak Daud. Jadi bait Allah masih di angan angan. Sewaktu dia dalam keadaan
mazmur 22, pikiran Daud bisa ke mazmur 24, nanti akan ada masa yang disebut
dengan masa kemuliaan, nanti akan ada Raja diatas segala raja akan turun di
Yerusalem bersama dengan dia. Sebab itu Daud berkata, sekalipun skrg aku susah.
Satu kali pasti akan ada kemuliaan. Nah ini pikiran.

Mazmur 23 : 1 Perlu diingat lagi, sewaktu mazmur ini terucap, Daud sedang kondisi
susah. Ini mazmur berasal dari kata hati, lewat pemikiran yang cinta Tuhan. Dalam
menghadapi masalah itu, Daud tidak melihat masalah itu tapi dia temukan satu cara,
satu model. Daud tidak melihat masalah itu, karena kalau ngurusi masalah tidak akan
selesai selesai, tiap hari akan ada masalah. Kesusahan hari ini cukup untuk hari ini,
besok tidak usah dipikir pasti ada lagi, 10 tahun lagi juga akan ada lagi. Hal ini sudah
digariskan, jadi tidak perlu khawatir kehabisan masalah, bsk pasti ada lagi. Daud tidak
melihat bagaimana kesusahan, kesedihan, kemarahan waktu itu, tapi dia
memposisikan dirinya menjadi domba yang baik. Nah hubungan gembala dan
domba bukanlah hubungan banyak orang tetapi pribadi dengan pribadi. Di Yohanes
10, gembala yang baik memberikan nyawanya untuk dombanya dan domba yang
baik mendengar suara gembalanya. Daud tidak ngomel ngomel karena
masalah yang Tuhan ijinkan tetapi Daud justru memperbaiki hubungan
pribadi dengan Tuhan.

Jemaat model lama itu tidak pernah memperbaiki hubungan dengan Tuhan. Kalau
datang ke gereja apabila ada masalah. Lha kalau tidak ada, ya kayaknya kok ga perlu
ya. Semua yang dilakukan hanya untuk kepentingan pribadi, tidak pernah memikirkan
kepentingan Tuhan. Jika dibilang sudah melayani, kita melayani untuk siapa, apa gara
gara amplopnya nanti. Selagi Daud menjadi domba yang baik, Daud bisa berkata
takkan kekurangan aku. Padahal Daud dalam keadaan susah, tidak punya apa apa
lho, kok dia bisa berkata gitu? Yang bicara ini adalah pikiran Daud. Apa yang keluar
dari mulut itu keluar dari hati. Daud sedang dalam keadaan susah, namun dia tahu
bahwa akan ada kemuliaan dibalik semua itu. Kita harus hidup bukan berdasarkan apa
yang kita lihat. Kita hidup karena percaya, nah itu pikiran. Kenapa daud tidak
kekurangan, karena Daud lihat Tuhan.

Daud berani berkata takkan kekurangan karena Tuhan sendiri yang membaringkan dia
di padang rumput yang hijau setiap saat. Pikiran Daud tidak ditentukan oleh keadaan
yang sedang terjadi. Yang menentukan hidup kita adalah gembala yang baik
yaitu Yesus Kristus.

Ayat 2 itu menyangkut urusan makan dan minum, berarti urusan jasmani. Kalau
dalam ayat 3 dikatakan Ia menyegarkan jiwaku, berarti waktu itu jiwa Daud lagi tidak
segar. Lagi Stress, dan bagaimana Tuhan menyegarkannya ? Tuhan menuntun Daud
dijalan yang benar. Ini orang stress, dia lagi dalam tekanan. Dan dalam sekolah dulu,
bahwa tekanan itu berbanding lurus dengan gaya. Jadi orang yang banyak
tekanan karena kebanyakan gaya. Dimana banyak gaya, disitu ada tekanan,
makanya jangan kebanyakan gaya. Kapan jiwa orang percaya jiwanya tidak tenang,
karena dia keluar dari jalannya Tuhan. Tuhan menyegarkan jiwaku, aku dituntun
kembali di jalan yang benar. Jadi stress itu tidak ada hubungannya dengan beban,
tidak ada hubungannya dengan tanggung jawab. Tanggung jawab boleh banyak,
beban kita boleh banyak, tapi kalau kita tetap berada di jalan Tuhan passti sejahtera
kita. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebankupun ringan. Tidak tenang bukan
karena terbeban, tidak tenang karena keluar dari arahan pimpinan.

Kalau kita lihat pertandingan bola, ataupun voli, pasti aja waktu istirahatnya. Nah
apakah di waktu istirahat / refreshing kita tadi para pemain jadi tenang pikirannya.
Tidak, mereka masih juga terbeban, masih mikir bagaimana cara mengejar kekalahan,
bagaimana caranya supaya kemenangan ini dapat dipertahankan sampai akhir. Kapan
kembalinya dia tenang ? Saat sang pelatih memberi arahan kepada para pemain,
kamu harus disini, posisimu begini, nanti kalau ada bola umpankan ke sini terus
disundul, klo ga kena ya tending saja kaki musuhmu. Yang menenangkan bukan
istirahatnya, yang buat tenang adalah kembali ke arahan pemimpin. Waktu saudara
tidak tenang, sudah saatnya kita kembali ke hadiratNya, jgn salahkan keadaan,
jgn salahkan beban, jgn salahkan tanggung jawab tapi karena kita keluar dari hadirat
Tuhan.

Ayat 4. Menurut pemikiran yang lama, kalau kita berada dalam lembah kekelaman,
biasanya doanya bagaimana ? Tuhan jadikan lembah kelam ini jadi jalan yang enak,
engkau Allah yang mampu mengubah jalan yang terjal menjadi jalan yang rata. Yang
disuruh rubah apanya? Obyeknya disuruh rubah. Jalan terjal jadi rata, minta
kemudahan. Yang harusnya dirubah adalah pikiran kita. Tuhan menciptakan segala
sesuatu itu tidak pernah salah. Jika Tuhan mengijinkan pencobaan datang, pasti ada
tujuan yang lebih hebat. Daud melewati lembah kekelaman, dia tidak minta lembah
itu dirubah, asal Tuhan besertanya, dia tidak takut. Daud tahu ketika Tuhan bersama
dengan dia, Tuhan pasti menuntun langkah2 Daud. Anak kecil ketika masih belajar
jalan,pasti ada yang mengarahkan dia, awas didepan ada lubang, belok kiri, di depan
licin belok kanan, tapi waktu sampai di escalator dia tidak mampu melakukan dengan
kemampuannya sendiri, pasti digendong. Bukankah sama kalau kita sudah tidak lagi
mampu, pasti tangan Tuhan yang menopangnya. Jangan berdoa dengan cara yang
lama, minta untuk merubah keadaan. Kalau Tuhan beserta kita, tidak kurang jalan
Tuhan akan menyediakan berkatNya bagi kita. Jangan hidup karena melihat, tapi
karena percaya.

Tongkat dan gada bicara soal alat yang dipakai untuk menggembalakan domba.
Tongkat digunakan apabila domba itu tersesat jalannya. Nah gada digunakan gembala
untuk menghajar apabila ada serigala. Pikiran kuno berkata ada serigala berbulu
domba, tapi sekarang ini justru banyak domba bermental serigala. Sudah dapat
rumput sendiri tapi masih mau makan punya saudaranya. Tidak usah dipikirkan, biar
nanti gembala yang akan mengeluarkan gadanya. Tinggalah dalam penggembalaan.

Ayat 5. Ingat keadaan Daud waktu itu adalah sedang susah dan marah, tpi dia bisa
berkata seperti itu, jiwa Daud bisa tenang karena hubungan gembala dan domba
adalah hubungan yang berkualitas.
Setelah kita memperbaruhi pola pikir kita, maka ayat 6 akan nyata dalam hidup kita.
Yang ada dalam hidup kita hanyalah kebajikan dan kemurahan. Maukah kita
memperbarui pola pikir kita? Tuhan memberkati.

You might also like