Solusi Permasalahan Yang Terjadi Pada Tanaman Jagung
1. Benih tidak tumbuh karena dimakan ulat tanah (Agrotis sp.)
Seperti halnya jenis hama ulat bulu, ulat grayak, ulat kubis dan jenis hama ulat lainnya, hama ulat tanah (Agrotis sp.) dapat dikendalikan dengan beberapa cara, yaitu bisa secara teknis, mekanis maupun kimiawi. a. Pengendalian Secara Teknis Pengendalian secara teknis untuk ulat tanah dapat dengan penggenangan lahan selama sehari penuh. Hal ini bertujuan untuk membunuh hama ulat tanah maupun pupa yang masih bersembunyi di dalam tanah. Penggunaan mulsa PHP juga dianjurkan, terutama untuk budidaya intensif karena mulsa plastik ini mampu meningkatkan suhu di dalam tanah sehingga ulat tanah maupun pupa yang tersisa di dalam tanah akan musnah. Pengendalian ini tidak dilakukan pada tanaman jagung yang dibudidayakan oleh kelompok kami. b. Pengendalian Secara Mekanis Pengendalian mekanis untuk ulat tanah dilakukan dengan cara memusnahkan seluruh tanaman terserang dengan mencabut sampai ke bagian akarnya, sehingga telur-telur yang masih menempel segera dimusnahkan. Pada tanaman jagung yang kelompok kami budidayakan, ulat tanah menyerang ketika benih jagung masih berbentuk biji, sehingga pengendalian mekanis yang dilakukan adalah menggali lubang tanam yang berisi biji jagung yang sudah rusak dan membuangnya. Kemudian bongkahan tanah pada lubang tanam dibuang, hal ini bertujuan menghilangkan ulat tanah yang kemungkinan masih berada ditanah tersebut. c. Pengendalian Secara Kimiawi Pengendalian secara kimiawi pada ulat tanah menggunakan pestisida berbahan aktif karbofuraran. Untuk pengaplikasiannya biasanya tertera dalam kemasan produk pestisida tersebut. Pada tanaman jagung yang kelompok kami budidayakan, pengendalian secara kimiawi menggunakan pestisida berbahan karbofuran dengan merek dagang Furadan 3GR. Penggunaanya dengan cara ditaburkan di atas lubang tanam yang sudah berisi biji jagung. Setelah menggunakan pestisida tersebut benih jagung tumbuh dan ulat tanah menghilang. Adapun untuk benih-benih yang telah dimakan oleh ulat tanah, kami melakukan penyulaman dengan cara menanam kembali biji pada penyulaman pertama (sebanyak 32 buah) dan melakukan pindah tanam pada penyulaman berikutnya dengan bibit yang sudah disediakan. 2. Daun Jagung Menguning Daun jagung menjadi berwarna hijau kekuningan dikarenakan kurangnya pasokan unsur hara berupa nitrogen. Pengendaliannya adalah melakukan pemupukan menggunakan pupuk majemuk ataupun pupuk tunggal yang mengandung unsur nitrogen. Pada tanaman jagung yang kelompok kami budidayakan, dilakukan pengendalian berupa pemberian pupuk urea, KCl dan SP-36 dengan jumlah sesuai dosis pada waktu pemupukan. Pemberian pupuk dengan menggunakan 3 jenis pupuk ini dimaksusdkan agar selain memperbaiki warna daun juga sebagai perangsang pertumbuhan tanaman jagung agar tumbuh dengan sehat karena tercukupinya unsur hara yang diperlukan. Dengan pemberian pupuk ini daun jagung secara perlahan menjadi normal kembali atau berwarna hijau dan pertumbuhan berlangsung normal. 3. Daun muda Menggulung Daun muda yang menggulung pada tanaman jagung yang kelompok kami budidayakan disebabkan oleh terhimpitnya daun jagung oleh gumpalan tanah sehingga daun tidak merebah secara sempurna, melainkan menggulung karena ujung daun mempunyai beban yang berat dan batang yg kurang kuat untuk menariknya. Adapun pada bagian daun lain terdapat ramat (semacam jarring laba-laba) yang menggulung pucuk sehingga daun tidak bisa merebah sempurna. Pengendaliannya secara manual, yaitu dengan mengangakat tanah yang menghimpit pada bagian daun dan membuang ramat pada pucuk daun sehingga daun jagung menjadi leluasa untuk merebah/berkembang. 4. Gulma Solusi dari banyaknya gulma yang tumbuh dilahan jagung yang kelompok kami budidayakan adalah dengan cara melakukan penyiangan, yaitu membuang gulma dengan cara mencacarar/memotongnya sampai ke akarnya menggunakan alat berupa parang dan kored. Gulma dibuang dan dilakukan pembumbunan pada setiap tanaman jagung, hal ini bertujuan agar akar tanaman jagung tertutupi dan memperkuat batang tanaman jagung agar tegak berdiri.