You are on page 1of 2

Part 01

Pagi datang bersama kecemasan yang luar biasa. berbekal badan sehat beserta seragam
sekolah Enigma kebanggaan; Rama bersiap menghadapi nasibnya tepat di depan kaca.

Hanu... bangunlah! Kita bisa terlambat loh! Rama memanggil teman sekamarnya yang
masih tertidur pulas dalam selimut.

Hah... memangnya sudah jam berapa ini?

Sudahlah itu tak penting... cepat bangun dan bersiaplah! Kau tak inginkan, dilahap oleh Leak
Enigma itu. Ancam Rama dengan menyebut panggilan khusus bagi gurunya hari itu.

Baiklah baiklah... tunggu sejenak.

Rama meneruskan persiapannya, ia menata berbagai peralatan khususnya yang berupa : sapu
lidi, air cuka, jarum, pisau, dan beberapa perbekalan untuknya nanti. Hal-hal yang ia siapkan saat ini
merupakan alat khusus yang bisa ia gunakan sebagai media sihir jawa yang disebut sebagai wewaler.

Wewaler atau yang biasa disebut sebagai pamali ini merupaka suatu larangan yang dibuat
oleh para leluhur kepada setiap keturunannya. Tapi, di tangan para penyihir ini; wewaler dapat
berubah menjadi salah satu tipe sihir yang cukup mengesankan.

Rama... aku sudah siap... ayo segera berangkat.

Bersama mereka berjalan keluar dari kamar menuju luar gedung asrama. Dibeberapa anak
tangga yang mereka lewati. Mereka berpapasan dengan beberapa penyihir yang berasal dari berbagai
negara dan kebudayaan.

Sekarang mereka telah sampai di luar gedung asrama.

Tepat di atas kepala mereka; beberapa penyihir terbang dengan berbagai cara dan alat yang
bervariasi. Sebagian besar dari mereka menaikai sebuah sapu untuk terbang dan sebagian lagi terlihat
cukup modern dengan menaiki sebuah papan terbang yang terlihat seperti sedang menaiki sebuah
papan skateboard.

Mereka berdua; Rama dan Hanuman tak bisa terbang dengan sihir yang mereka miliki. Dalam
kebudayaan yang ada di tanah jawa. Manusia hanya bisa terbang dengan menunggangi seekor naga
atau dibantu oleh makhluk lain. Tapi, mereka berdua tak mampu melakukannya.

Oleh sebab itu; mereka tak punya pilihan lain selain menempuh perjalanan jauh sekitar dua
kilometer dengan berjalan kaki.

Langkah kaki mereka terasa begitu mantap menuju ke sebuah gua besar dengan mulut gua
yang setinggi hampir dua puluh meter. Dalam dari gua itu sama sekali tak terlihat karena cahaya tak
mampu menyinari isinya.

Rama menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri. Kerumunan penyihir nampak gugup dan
resah sebelum ujian praktik dimulai.

Tepat di kanan Rama; seorang nenek tua dengan topi penyihir kerucut hitam nan panjang
yang biasa mereka sebut sebagai Leak karena kegalakannya telah menanti dengan wajah yang
mengangkan.
Ia menggerakkan kepalanya kembali dan melihat keseliling tempat itu kembali.

Shinta!!! panggil Rama sembari mendekati Shinta.

Ram... tunggu! Hanuman mengejar Rama.

Eh... Rama, kau sudah datang ya? jawab ramah Shinta.

yaahh~ sebenarnya aku juga baru datang sih.

Sepuluh menit lagi kita akan memulai ujian prakteknya.... persiapkan diri kalian! teriak
Guru saat itu.

You might also like