Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
REFERAT
Maret 2016
POLYMYOSITIS
OLEH :
Wa Ode Ilfah Rahma Y, S.Ked
K1A2 11 042
SUPERVISOR
dr. Sri Muryati., M.Kes., Sp.S
HALAMAN PENGESAHAN
Nim
: K1A2 11 042
Judul Referat
: Polymyositis
POLYMYOSITIS
Wa Ode Ilfah Rahma Y, Sri Muryati
I.
DEFINISI
Polymyositis (PM) adalah penyakit idiopatik subakut atau kronis
yang penyebab nya tidak diketahui yang ditandai dengan kelemahan simetris
dari otot tungkai dan badan bagian proksimal. Penyakit ini memiliki onset
bertahap dan progresif selama periode beberapa minggu atau bulan. Penyakit
ini menyebabkan kekuatan otot menurun biasanya mempengaruhi otot-otot
proksimal. Polymyositis kelompok penyakit autoimun dimana sel-sel darah
Setiap serabut otot terdiri dari dari sel multinuclear yang dikelilingi oleh
membrane plasma yang disebut sarkolema. Serabut otot mengandung
protein kontraktil yang disebut miofilamen yang terdiri dari aktin, myosin,
troponin, dan tropomiosin. Miofilamen terendam dalam dalam sitoplasma
yang disebut sarkoplasma, terdapat diantara serabut otot dan dikelilingi
oleh reticulum sarkoplasmik dijalankan melalui suatu lubang dan saluran
yang disebut system t-tubule5.
Kontraksi otot dimulai dari adanya suatu potensial aksi berjalan
disepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot.
Disetiap ujung, saraf mensekresi subtansi neurotransmitter yaitu
asetilkolin dalam jumlah sedikit. Asetilkolin bekerja pada area stempat
pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal gerbang
asetilkolin melalui molekul-molekul protein yang terapung pada
membran. Terbukanya kanal gerbang asetilkolon memungkinkan sejumlah
besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot.
Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membrane.
Potensial aksi akan berjalan disepanjang membrane serabut otot dengan
cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membrane
serabut saraf. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran
otot, dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat
serabut otot. Disini potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma
melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam
reticulum ini. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara
filament aktin dan miosin, yang menyebabkan kedua filament tersebut
5
berhenti.6
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Polymyositis merupakan sindrom imun sekunder yang berkaitan
dengan kerusakan imunitas seluler yang paling sering dikaitkan dengan
penyakit autoimun sistemik lainnya. Ini mungkin karena berbagai
penyebab yang terjadi seperti infeksi virus, keganasan, atau gangguan
jaringan ikat. Sampai saat ini, tidak ada penyebab pasti dari polymyositis
yang telah diisolasi oleh peneliti ilmiah. Sementara agen yang memicu
awal tetap tidak diketahui, kemungkinan infeksi tertentu seperti virus
atau trauma otot. Ada banyak penyakit menular yang diduga memicu
penyakit, terutama Coxsackie virus B1, HIV, T-lymphotropic virus
manusia 1(HTLV-1), hepatitis B dan C, influenza, echovirus, dan
adenovirus.1,4.
Banyak obat-obatan juga dapat menyebabkan miopati, seperti
hidroxicloroquine dan colchicine. Pada biopsi otot menunjukan
inflamasi kronik pada danpolymyositis. Obat-obatan seperti Dpenicillamine, hydralazine, procainamide, phenytoin, dan ACE inhibitor
mempunya hubungan dengan tipe inflamasi miopati. Inflamasi otot yang
berat dapat juga menyebabkan rhabdomyolysis.4
6
menyebabkan
pelepasan
dari
autoantigen
otot.
enterovaskulitis 5.
DIAGNOSIS
Diagnosis polymyositis pada hakekatnya merupakan diagnosis
klinis, yang didasarkan adanya kelemahan otot skelet proksimal yang
diperkuat oleh pemeriksaan laboratorium yang sesuai.
Kriteria diagnosis Polymyositis menurut Bohan dan Peter :
1. Kelemahan simetris otot gelang bahu dan panggul dan otot fleksor
anterior leher yang progresif berminggu-minggu sampai berbulanbulan dengan atau tanpa disfagia atau keterlibatan otot pernafasan
2. Keterlibatan histologik otot skelet menunjukan tanda-tanda nekrosis
pada serabut otot tipe1 dan 2, fagositosis, regenerasi dengan
basofilia, inti sarkolema yang besar dengan anak inti yang prominen,
atrofi perivaskular, ukuran serabut otot yang bervariasi dan eksudat
inflamatorik.
3. Peningkatan kadar enzim otot skelet dalam serum (CK, aldolase,
SGOT, SGPT, dan LDH).
4. Gambaran elektromiografi menunjukan triad unit motor yang
pendek, kecil, polifasik, fibrilasi, gelombang positif yang iritabilitas
insensional, dan bizarre high-frequency discharge.
5. Gambaran dermatologic yang spesifik yang meliputi diskolorisasi
helitrop pada kelopak mata disertai edema periorbital, dermatitis
eritematoskuama pada dorsum manus terutama pada daerah MCP
dan PIP (Gottrons sign), dam keterlibatan lutut, siku, maleolus
,medial, muka leher dan badan bagian atas5,9.
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Tabel 1. Diagnosis Banding3
Kriteria
Polymyos Dermatomyo
itis
Pola
Onset
sitis
Onset
Necrotizi
Inclusion
ng
Body
Autoimun
Myositis
Myositis
subakut, Onset akut Onset lambat,
10
kelema
subakut,
kelemahan
han
kelemahan
simetris
otot
simetris
proksimal,
bagian
terdapat
ruam proksimal,
dan
proksimal,
pada
kulit, sering
atrofi
orang
dewasa
usia
bagian kelemahan
bagian
pada
dari
proksimal
pada
M.Quadricep
orang s,
dewasa
distal,
lengan,
kelemahan
pada
otot
wajah,
mengenai
Kadar
Creatini
usia 50 tahun
Tinggi (pada Tinggi (50 kali Sangat tinggi Norimal atau
fase
bisa 50 kali
Kinase
nilai normal,
pada
fase
awal)
kronis
10 kali nilai
normal
normal )
Electro
myogra
(aktif
phy
Biopsi
otot
(aktif )
(aktif
kronis)
kronis)
perivaskular,
pada Tersebarnya
serabut
Sel-sel CD8+
otot menyerang
yang
serabut
yang
mengalami
yang
adanya
dan
sehat, perifasicular,
otot
sehat,
adanya
11
atrofi
antigen,
perifasicular
dengan
eksprei MHC
dari makrofag,
kelas I
tidak
antigen,
tidak
ditemukan
adanya
ditemukan
CD8+
vakuola, ada
vakuola,
deposit
distrofi
adanya
amiloid
inflamasi
deposit
congophilic
komplemen
MRI
Menunjukan
Menunjukan
pada kapiler.
Menunjukan
Menunjukan
inflamasi
inflamasi aktif
inflamasi
keterlibatan
aktif
otot
aktif
yang
selektif,
dan
sulit
dibedakan
atrofi
dari
peradangan
kronik
Tabel diatas menunjukan bahwa diagnosis banding dari polymyositis
terdiri dari dermatomyositis, necrotizing autoimun myositis, dan inclusion
body myositis. Berdasarkan onset dapat dibedakan polymyositis dan
dermatomyositis memiliki onset subakut, sedangan pada necrotizing
autoimun myositis onset akut, dan inclusion body myositis onset kronik.
Pola kelemahan otot pada ke empat penyakit tersebut sama yaitu kelemahan
pada otot proksimal dan simetris. Namun pada dermatomyositis biasa ada
manifestasi dari kulit seperti ruam, dan pada inclusion body myositis selain
12
kelemahan otot proksimal disertai dengan otot distal, terdapat atrofi pada
otot,dan bisa mengenai otot wajah.3
Pemeriksaan laboratorim yaitu Creatinin Kinase untuk masingmasing
memiliki
interpretasi
berbeda.
Pada
polymyositis
dan
pemeriksaan
Electromyogram
ke
empat
penyakit
ini
memberikan gambaran yang sama yaitu miopati unit pada fase aktif dan
kronis. 3
Pemeriksaan biopsi otot pada polymyositis tampak sel-sel CD 8+
menyerang serabut otot yang sehat dan terdapat ekspresi MHC kelas 1,
distrofi inflamasi dan tidak ditemukan vakuola. Dermatomyositis tampak
inflamasi pada perivaskular, perimisial, perifasicular, nekrosis serat otot
wedge-like, atrofi dari perifasicular. Necrotizing autoimun myositis tidak
ditemukan CD8+ dan vakuola, namun terdapat gambaran nekrosis dari
serabut otot dan deposit komplemen pada kapiler. Inclusion body myositis
tampak adanya vakuola dan deposit amiloid congophilic.3
13
laboratorium
sangat
membantu
untuk
(CPK)
menunjukan
Enzim Creatinin
kerusakan
otot
yang
14
D. Biopsi Otot
Biopsi otot adalah salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis
myositis dan gangguan otot lainnya. Biopsi otot digunakan untuk
15
mengkonfirmasi
adanya
peradangan
otot
yang
khas
dari
IX.
PENATALAKSANAAN
A. Non Farmakologi
16
pertama
untuk
17
XI.
KESIMPULAN
Polymyositis (PM) adalah penyakit idiopatik subakut atau kronis
yang penyebab nya tidak diketahui yang ditandai dengan kelemahan simetris
dari otot tungkai dan badan bagian proksimal.
Idiopatik inflamasi myopati merupakan penyakit yang jarang terjadi,
insiden di Amerika Serikat sekitar 0,5 8,4 kasus per 1000.000 populasi.
Polymyositis di Amerika Serikat lebih banyak ditemukan dalam populasi
kulit
hitam,
dengan
insiden
polymyositis
5:1
Polymyositis
dan
seperti
hidroxicloroquine
dan
colchicines,
D-penicillamine,
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Stacey LC, Narins B. 2005. The Gale Encyclopedia of
Neurological
21
10. Feldman EL, Rusel WGJW, Zifko UA. 2004. Atlas of Neuromuscular
Disease a Pratical Guideline. Springer-Verlag. New York.
22