Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
NAMA
: Ny. D
UMUR
: 34 tahun
ALAMAT
: Perum sumberindo
PENDIDIKAN
: S1
PEKERJAAN
: Wiraswasta
AGAMA
: Islam
NAMA SUAMI
: Tn. FA
UMUR
: 35 tahun
ALAMAT
: Perum sumberindo
PEKERJAAN
: Wiraswasta
AGAMA
: Islam
TANGGAL MASUK
TANGGAL KELUAR
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar darah merah segar dari jalan lahir 1 jam sebelum masuk ke Rumah
Sakit
Keluhan Tambahan
Os seorang wanita 34 tahun dengan G1P0A0 gravid 28-29 minggu
datang dengan keluhan keluar darah merah segar dari jalan lahir selama 1
jam. Perdarahan tiba-tiba, terjadi saat sedang duduk, tidak diketahui sebabnya
dan tanpa disertai adanya rasa nyeri. Setelah 1 jam Os langsung datang ke RS.
Sebelumnya Os juga pernah di rawat di RSUD Embung Fatimah pada tanggal
27-6-2016 dengan keluhan yang sama. Ketika di USG oleh dokter kandungan
: Keputihan disangkal
Darah tinggi disangkal
Kencing manis disangkal
Penyakit jantung disangkal
Asma bronchial disangkal
TBC disangkal
Penyakit ginjal disangkal
Alergi Obat disangkal
: Tidak ada
Riwayat Haid
: Menarche
: 13 tahun
Pola Haid
: teratur
Siklus
: 28 hari
Jumlah
: normal
Lama Haid
: 1 minggu
HPHT
: 5 Desember 2015
Taksiran Persalinan
: 12 September 2016
Riwayat Kehamilan
Riwayat Perkawinan
Tempat
I
II
Bidan
Dokter
kandungan
Bidan
Bidan
Dokter
kandungan
III
IV
V
Usia
Kehamilan
4 minggu
6-7 minggu
12-13 minggu
18-19 minggu
6-27 minggu
Keterangan
PP test (+)
Dinyatakan hamil
Dinyatakan ari-ari
menutupi jalan lahir
Riwayat KB
: Tidak Pernah
Riwayat Operasi
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 78 kali/menit
Pernafasan
: 20 kali/menit
Suhu
: 37oC
BB sekarang
: 50 kg
BB sebelum hamil: 43 kg
TB
: 152 cm
Kulit
: warna sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis,
Kepala
normoturgor
: warna hitam terdistribusi merata, tidak mudah patah, tidak
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Payudara
Jantung
Paru-paru
Abdomen
baik
: mukosa bibir lembab, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid
: simetris, kenyal, tidak ada benjolan, putting menonjol
: BJ I-II regular, tidak ada gallop, tidak ada murmur
: vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
: membuncit sesuai dari usia kehamilan, hepar dan lien
Alat kelamin
Ekstremitas
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar:
Inspeksi
: perut membuncit, striae gravidarum (+), linea nigra (+),
Palpasi
kesan kepala
Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP
His
Auskultasi
: DJJ : 140x/menit,
: 1860 gr
: Tidak dilakukan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 6 juli 2016
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis Leukosit
Basofil
Eosinofil
Netrofil Segmen
Limfosit
Monosit
Masa perdarahan
(BT)
Masa pembekuan
Hasil
Nilai Rujukan
9,9
7.500
31
3,6
178
86,8
27
31,2
0
0
68
23
9
0-1 %
1-4 %
46-73 %
17-48 %
4-10 %
5 00
menit
8 00
menit
(CT)
Golongan darah
Glukosa sewaktu
A Rh+
75
mg/dl
CARDIOTOCOGRAPHY
Hasil CTG :
- Baseline
: 150 bpm
- Variabilitas : 25 bpm
- Belum inpartu
- Deselerasi dini
- Akselerasi (-)
RESUME
Telah diperiksa seorang wanita 34 tahun G1P0A0 hamil 28-29 minggu,
yang datang dengan keluhan utama keluar darah merah segar dari jalan lahir
selama 1 jam. Perdarahan tiba-tiba, terjadi saat sedang duduk, tidak diketahui
sebabnya dan tanpa disertai adanya rasa nyeri. Ketika di USG oleh dokter
kandungan pada tanggal 27-6-2016 dinyatakan bahwa plasenta menghambat
jalan lahir. Riwayat trauma (-), konsumsi obat-obatan (-), jamu (-), pijat (-).
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
kesan kepala
Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP
Auskultasi
10
Auskultasi
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Plasenta previa adalah suatu kelainan dimana plasenta berimplantasi pada
segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah
rahim.1
Plasenta Normal
Plasenta Previa
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik
melainkan fisiologik. Seiring dengan perkembangan kehamilan, pendataran
serta pembukaan servix. Klasifikasi plasenta previa dapat berubah.
Secara umum plasenta previa diklasifikasikan menjadi:1
a. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu bila plasenta menutupi seluruh
ostium uteri internum.
b. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi sebagian ostium uteri
internum.
c. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada pinggir ostium
uteri internum.
d. Plasenta letak rendah, bila tepi bawah plasenta berada pada 3-4 cm dari
tepi ostium uteri internum.
12
C. EPIDEMIOLOGI
Plasenta previa terjadi sekitar 1 dalam 200 kelahiran, tetapi hanya 20%
termasuk dalam plasenta previa totalis. Insiden meningkat 20 kali pada
grande multipara. Dari seluruh kasus perdarahan antepartum, plasenta previa
merupakan penyebab yang terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian
perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan lebih
dahulu.1
D. FAKTOR RESIKO
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan endometrium
yang kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya
vaskularisasi desidua. Keadaan ini bisa ditemukan pada :4,5
1. Multipara, terutama jika jarak kehamilannya pendek
2. Mioma uteri
3. Kuretasi yang berulang
4. Umur lanjut (diatas 35 tahun)
5. Bekas seksio sesaria
6. Riwayat abortus
7. Defek vaskularisasi pada desidua
8. Plasenta yang besar dan luas : pada kehamilan kembar, eriblastosis
fetalis.
9. Wanita yang mempunyai riwayat plasenta previa pada kehamilan
sebelumnya
10. Perubahan inflamasi atau atrofi misalnya pada wanita perokok atau
pemakai kokain. Hipoksemia yang terjadi akibat CO akan dikompensasi
13
dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terutama terjadi pada perokok berat (>
20 batang/hari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus
tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang
tumbuh meluas akan mendekati atau menutupi ostoum uteri internum.5
Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari
tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang lebih rendah dekat
ostium uteri internum. Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang
besar dan yang luas seperti pada eritroblastosis, diabetes mellitus, atau
kehamilan multiple.5
E. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan 20 minggu, telah mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui
tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desisua basalis
yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya istmus uteri
menjadi segamen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu
sedikit banyak akan mengalami laserasu akibat pelepasan pada desidua
sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada saat serviks mendatar dan
membuka ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu
akan terjadi perubahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan
intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah
rahimitu perdarahan pada plasenta previa berapapun pasti akan terjadi
(unavoidable bleeding ). Perdarahan di tempat iturelatif dipermudah dan
diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu
berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat
minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup
dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan
kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta dimana
perdarahan akan lebih lama dan banyak. Oleh karena pembentukan segmen
bawah rahim itu akan berlangsuing progresif dan bertahap maka laserasi baru
akan mengulang kejadian perdarahan. Demikianlah perdarahan akan berulang
tanpa suatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar berwarna merah segar
14
tanpa rasa nyeri (painless). Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan karena segmen
bawah rahim terbentuk lebih dulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri
internum. Sebaliknya pada plasenta previa partialis atau letak rendah,
perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan.
Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada
perdarahan berikutnya. Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan
di bawah 30 minggu tetapi lebih dari separuh kejadiannya pada usia
kehamilan 34 minggu ke atas. Berhubung tempat perdarahan terletak pada
dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah mengalir
keluar rahim dan tidak terbentuk hematoma retroplasenta yang mampu
merusak jaringan lebih luas dan melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi
maternal, Dengan demikian sangat jarang terjadi koagulopati pada plasenta
previa.2
F. GEJALA KLINIS
Gejala plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau
awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan
pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi
perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan
sebelumnya.
2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir
trimester kedua atau sesudahnya.
3. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan
waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
4. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul
(PAP) akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam
rahim, dan dapat menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam
rahim.3
15
G. DIAGNOSA
Diagnosa plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan
pemeriksaaan :1
1. Anamnesis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau
pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa sebab (causeless), tanpa
nyeri (painless), dan berulang (recurrent), warna merah segar.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar :
a. Inspeksi :
- Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
- Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
b. Palpasi abdomen :
-
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
16
Faktor predisposisi
- Multipara
- mioma uteri
- usia lanjut
- kuretase
berulang
- Bekas SC
- merokok
Penyulit lain
Diagnosis
-Syok
Plasenta
-perdarahan
previa
setelah koitus
-Tidak
ada
kontraksi
uterus
-Bagian terendah
janin
tidak
masuk PA
-Bisa terjadi gawat
janin
Hipertensi
versi luar
Trauma abdomen
17
- Warna
darah - Polihidramnion
kehitaman dan cair, - Gemelli
tapi mungkin ada - defisiensi gizi
bekuan jika solusio
relatif baru
- Jika ostium terbuka,
terjadi perdarahan
berwarna
merah
segar.
(tersembunyi)
-anemia berat
-Melemah
atau
hilangnya
denyut jantung
janin
-gawat janin atau
hilangnya
denyut jantung
janin
-Uterus tegang dan
nyeri
- Perdarahan
- Riwayat
seksio- Syok
atau
intraabdominal
sesarea
takikardia
dan/atau vaginal - Partus lama atau- Adanya
cairan
- Nyeri hebat sebelum
kasep
bebas
perdarahan
dan - Disproporsi
intraabdominal
syok, yg kemudian
kepala /fetopelvik - Hilangnya gerak
hilang
setelah - Kelainan
atau
denyut
terjadi
regangan
letak/presentasi
jantung janin
hebat pada perut - Persalinan
- Bentuk
uterus
bawah (kondisi ini
traumatik
abnormal atau
tidak khas)
konturnya tidak
jelas.
- Nyeri raba/tekan
dinding
perut
dan
bagian2
janin
mudah
dipalpasi
- Perdarahan berwarna - solusio plasenta -perdarahan gusi
merah segar.
- janin mati dalam -gambaran memar
- Uji pembekuan darah
rahim
bawah kulit
tidak menunjukkan - eklamsia
-perdarahan dari
adanya
bekuan - emboli
air
tempat
darah setelah 7
ketuban
suntikan jarum
menit
infus
- Rendahnya
faktor
pembekuan darah,
fibrinogen,
trombosit,
fragmentasi
sel
darah
I. PENATALAKSANAAN
18
Ruptur
uteri
Gangguan
pembekua
n darah
2.
3.
4.
5.
b.
19
20
selaput
ketuban
merupakan
cara
pilihan
untuk
21
22
seksio sesaria sama-sama tidak aman bagi ibu dan janin. Akan tetapi
dengan bantuan transfusi darah dan antibiotik yang adekuat, seksio sesaria
masih lebih aman dibanding persalinan pervaginam untuk semua kasus
plasenta previa totalis dan kebanyakan kasus plasenta previa parsialis.
Seksio sesaria pada multigravida yang telah mempunyai anak hidup cukup
banyak dapat dipertimbangkan dilanjutkan dengan histerektomi untuk
menghindari terjadinya perdarahan postpartum yang sangat mungkin akan
terjadi, atau sekurang-kurangnya dipertimbangkan dilanjutkan dengan
sterilisasi untuk menghindari kehamilan berikutnya.8
Persiapan untuk resusitasi janin perlu dilakukan. Kemungkinan
kehilangan darah harus dimonitor sesudah plasenta disayat. Penurunan
hemoglobin 12 mg/dl dalam 3 jam atau sampai 10 mg/dl dalam 24 jam
membutuhkan transfusi segera. Komplikasi post operasi yang paling
sering dijumpai adalah infeksi masa nifas dan anemia.6
Tindakan seksio sesarea pada plasenta previa, selain dapat
mengurangi kematian bayi, terutama juga dilakukan untuk kepentingan
ibu. Oleh karena itu, seksio sesarea juga dilakukan pada plasenta previa
walaupun anak sudah mati.6
J. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi utama yang dapat terjadi pada ibu hamil yang
menderita plasenta previa, diantaranya dapat menimbulakan perdarahan yang
cukup banyak dan fatal.2
1. Oleh karena pembentukan segmen rahim yang terjadi secara ritmik, maka
pelepasan plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan
semakin banyak, dan perdarahan yang terjadi itu tidak bisa dicegah
sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok.
2. Oleh karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan
sifat segmen inbi yang tipis mudah terjadi invasi trofoblas menerobos ke
dalam miometrium bahakan sampai perineum dan menjadi sebab
plasenta inkrata dan plasenta prakerta.
23
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh
darah sangat potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak.
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini
memakssa lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala
konsekuensinya.
5. Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian
oleh tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam
kehamilan belum aterm.
K. PROGNOSIS
Prognosis ibu pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika dibandingkan
dengan masa lalu. Hal ini dikarenakan diagnosa yang lebih dini, ketersediaan
transfusi darah, dan infus cairan yang telah ada hampir semua rumah sakit
kabupaten. Demikian juga dengan kesakitan dan kematian anak mengalami
penurunan, namun masih belum terlepas dari komplikasi kelahiran prematur
baik yang lahir spontan maupun karena intervensi seksio cesarea. Karenanya
kelahiran prematur belum sepenuhnya bisa dihindari sekalipun tindakan
konservatif diberlakukan.2
24
BAB III
PEMBAHASAN
Os seorang wanita 34 tahun dengan G1P0A0 gravid 28-29 minggu datang
dengan keluhan keluar darah merah segar dari jalan lahir selama 1 jam.
Perdarahan tiba-tiba, terjadi saat sedang duduk, tidak diketahui sebabnya dan
tanpa disertai adanya rasa nyeri. Setelah 1 jam Os langsung datang ke RS.
Sebelumnya Os juga pernah di rawat di RSUD Embung Fatimah pada tanggal 276-2016 dengan keluhan yang sama. Ketika di USG oleh dokter kandungan pada
tanggal 27-6-2016 dinyatakan bahwa plasenta menghambat jalan lahir. Riwayat
trauma (-), konsumsi obat-obatan (-), jamu (-), pijat (-).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik kesadaran compos
mentis, vital sign stabil. Dan pemeriksaan obstetri didapatkan perut membuncit,
striae gravidarum (+), linea nigra (+).
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Tinggi fundus uteri 24 cm, janin tunggal, punggung kiri, His (-), DJJ (+)
140x/menit, TBJ : 1860 gr
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan HB rendah, pemeriksaan USG
didapatkan kesan placenta previa, Pemeriksaan CTG dalam batas normal.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan diatas, dapat ditegakkan bahwa diagnosis dari pasien ini adalah plasenta
previa, karena :
Anamnesis
KASUS
Perdarahan
Kehamilan
Pada
28-29
TEORI
Usia
minggu
25
atau
demikian,
solusio
pengakuan
plasenta.
Namun
pasien
bahwa
parevia.
Perdarahan
pada
trimester
ketiga
maka akan
tiba
tiba
tanpa
rasa
nyeri
sebelumnya.
Pada placenta previa, darah yang keluar
segar
terjadi
perdarahan,
darah
yang
26
Uteri
Eksterna.
Sumber
keluhan
dari
Pasien
yang
ada
riwayat
kuretase
Tahun
tapi
SC
maupun
Usianya
34
kehamilannya
pendek,
Mioma
uteri,
dari
arteriol
miometrium
27
Pemeriksaan fisik
KASUS
TEORI
Pada Inspeksi didapat Perut membuncit,
striae gravidarum (+) linea nigra (+), linea
alba
(+)
kehamilan.
ini
merupakan
vulva
terlihat
tanda
tanda
perdarahan.
Teraba
bokong
Leopold I
Teraba
memanjang
Leopold II
daerah
dibagian
kiri,
teraba
kanan,
kesan
punggung kiri
Leopold III
bagian
Teraba
bulat
keras,
Leopold IV
Bagian
28
perdarahan.
Walaupun
dalam
teori
TEORI
lebih
baik
daripada
USG
transabdomen.
Beberapa
kesalahan
hal
dapat
dalam
transabdominal, yaitu:
29
menjadi
pemeriksaan
sumber
USG
distensi
kandung
kemih,
terlebih
dahulu
sebelum
Tetapi
teknik
dapat
untuk
menimbulkan
melakukannya
Penatalakasanaan
KASUS
Nifedipine tab 3x1
TEORI
Nifedipin adalah calcium channel blocker
30
kalsium.
menghambat
Nifedipin
pengeluaran
kalsium
dapat
dan
mengakibatkan
inhibisi
fosforilase
progesteron
termikronisasi.
progesteron
Ketersediaan
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom
KD. Williams Obstetrics. 23rdedition. Philladelphia : McGraw-Hill
Education; 2013
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta :
Penerbitan PT Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo. 2008
3. Manuaba IBG, Manuaba Chandranita IA, Manuaba Fajaf IBG (2007).
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
4. Yoon
Y,
Placenta
previa,
Available
at
32