Professional Documents
Culture Documents
AN AUSTRO-LIBERTARIAN RECONSTRUCTION
Hans-Hermann Hoppe
Diterjemahkan oleh: Syahril
Pendahuluan
Hans-Hermann Hoppe merupakan satu dari banyak sarjana libertarian yang
kita miliki. Dia memulai perjalanan akademiknya sebagai murid dari Jurgen
Habermas, filsuf Jerman dan teoritikus sosial yang terkenal. Habermas
merupakan salah satu pembela Marxist. Dia merupakan pemimpin dari
Frankfurt school yang terkenal.
Habermas terkesan dengan Hans, dan, dibawah patronase Marxist, Hans
memberikan berbagai alasan untuk mencapai karier gemilang di Jerman.
Masalah kemudian datang ketika dia lebih tertarik dengan isu kebebasan.
Dia kemudian bertemu dengan Ludwig von Mises and Murray N. Rothbard.
Dengan menjadi libertarian, Hans secara efektif melewatkan kesempatan
untuk menjadi ketua jurusan di Univesitas Jerman , meskipun dia memliki
kemampuan dan kemudahan untuk mendapatakan itu. Seperti Murray, Hans
memiliki integritas intelektual yang komplet sebagai seorang sarjana. Dia
tidak akan mundur terhadap apa yang dia yakini benar meskipun harus
mengorbankan karirnya.
Hans memutuskan untuk datang ke Amerika Serikat dengan tujuan untuk
belajar dengan Murray. Ketika saya bertemu denganya, saya tertampar oleh
komitmen perusahaan Hans dalam menerapakan prinsip Rothbardian dan
kemampuan intelektual yang dia miliki. Murray, tentu saja, dengan cepat
mampu melihat potensi yang dimiliki Hans. Ketika Murray mendapatkan
jabatan sebagai ketua di juruan ekonomi University of Nevada, Las Vegas,
dia mempekerjakan Hans di departemen ekonomi. Bersama, mereka
membuat UNLV menjadi pusat studi ekonomi aliran Austria; dan mereka
berhadapan dengan banyak penentang dari beberapa kolega satu
departemen.
Llewellyn H. Rockwell, Jr.
millennium
lainya menghindari iklim dingin tersebut dengan bergerak
kearah utara, dimana mereka baku tembak/konflik dan menghancurkan
orang Afrika dalam jumlah yang relatif besar. Karena pergantian musim,
selanjutnya terjadi periode kekeringan yang dimulai sekira 60.000 tahun
yang lalu menghancurkan banyak manusia modern, seperti 50.000 tahun
yang lalu jumlah manusia modern tidak lebih dari 5.000, terkurung di timur
laut Afrika.
Akan tetapi, setelah kejadian itu peningkatan/pertambahan manusia modern
tidak bisa dihentikan, menyebar diseluruh bumi dan dengan cepat
meninggalkan semua hal-hal kuno mereka (termasuk gaya hidup dan
peralatan berburu). Neanderthals (manusia) terakhir, mengasingkan diri ke
beberapa gua didekat Gibraltar, dipercaya telah punah kira-kira 25.000
tahun lalu. Sisa-sisa terakhir dari homo erektus, ditemukan di pulau
Indonesia di Flores sekira 13.000 tahun lalu.
Aktivitas Manusia modern berubah menjadi gaya hidup pengembara
(nomadic) pemburu-pengumpul. Masyarakat/kelompok terdiri dari kelompok
kecil manusia (10-30 orang), dimana seringkali bertemu dan membetuk
kelompok besar sekitar 150 dan mungkin sampai 500 orang. Pendivisian
tenaga kerja masih terbatas, dengan pembagian tugas antara perempuan
(kebanyakan bertindak sebagai pengumpul (gatherers) dan laki-laki
kebanyakan bertindak sebagai pemburu). Sedangkan kepemilikan pribadi
dari peralatan dan penerapannya diakui ketika perubahan gaya hidup
berpindah-pindah dengan kepemilikan yang terbatas dan karena itu
membuat masyarakat pemburu-pengumpul menjadi
egaliter/setara.
Meskipun demikian, kondisi awal kehidupan nenek moyang kita jauh lebih
baik. Hanya beberapa jam kerja regular yang diperbolehkan dengan tujuan
untuk menciptakan kehidupan yang lebih nyaman, dengan makanan yang
baik (tinggi protein) dan waktu luang yang banyak. Tentu saja, penemuan
fosil (rangka dan gigi) nampak mengindikasikan bahwa nenek moyang kita
sebagai pemburu-pengumpul menikmati usia harapan hidup yang cukup baik
yaitu diatas 30 tahun. Berbeda dengan ungkapan Hobbes, yang
menggambarkan bahwa hidup mereka buruk, kasar dan pendek.
Akan tetapi, kehidupan pemburu dan pengumpul diperhadapkan dengan
sebuah tantangan mendasar dan akhirnya tidak dapat dihindari. Masyarakat
pemburu-pengumpul beraktivitas seperti parasite/benalu. Mereka tidak
Tengah dan Utara. Spesies ini dinamakan Neandertal sesuai dengan lokasi tempat
pertama kali ditemukan di Jerman, Neandertal atau Lembah Neander. Neanderthal
berpisah dari garis evolusi manusia sekitar 500.000 tahun yang lalu dan lenyap dari
muka bumi sekitar 30.000 tahun yang lalu. Beberapa spekulasi yang diduga
berkaitan dengan kepunahannya adalah Neanderthal mati dibunuh oleh manusia
modern atau punah karena Homo sapiens lebih banyak dan aktif bereproduksi.[3]
Spekulasi lainnya adalah tiga kali letusan gunung berapi sekitar 40.000 tahun yang
lalu di daerah Italia dan Pegunungan Kaukasus telah menyebabkan kepunahan
Nanderthal (https://id.wikipedia.org/wiki/Neanderthal)
4
4 20For further details see Wade, Before the Dawn, chap. 5; also Jared Diamond,
Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies (New York: Norton, 1997),
chap. 1.
6
tanah di Northern Europe dan Siberia menjadi tidak dapat didiami. Setelah
5.000 tahun, kira-kira 15.000 tahun yang lalu, sungai es perlahan mulai
mencair, membiarkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk menduduki
kembali wilayah yang sebelumnya mereka tinggalkan. 250 tahun
selanjutnya, temperature kembali terjatu kedalam kondisi yang sangat dingin
(musim dingin); kira-kira 11.500 tahun yang lalu, dan sekali lagi terjadi
dengan sangat tiba-tiba, temperature waktu itu terus meningkat dan bumi
memasuki apa yang kita sebut sebagai Holocene, atau periode hangat.
Sahara mulai kembali seperti yang terjadi saat ini, gurun pasir yang sangat
panas hanya kurang dati 3.000 tahun yang lalu. Sebelum masa Romawi,
Sahara dan gurun yang mirip di Asia masih terdiri dari padang rumput yang
hijau dengan supply kehidupan rimba/tumbuhan dan binatang yang
berlimpah. Kekuatan dan pertunjukan Chartage, sebagai contoh, didasarkan
atas besarnya tingkat kelahiran di daerah pedalaman sebagai pusat dari
produksi gandum; fakta ini menjadi alasan pe3nting bagi Roma untuk
menghancurkan Carthage dan mengambil keuntungan atas control wilayah
North African7.
Dalam kasus lain dan tanpa menghiraukan semua detil yang sangat rumit
dan semua perubahan penelitian empiris di masa depan tidak akan raguragu untuk membawa wacana narasai historis masa depan, dibeberapa titik
waktu itu luas wilayah yang tersedia untuk membantu mencukupi kebutuhan
manusia tidak dapat diperluas. dalam jargon ekonomi, supply dari factor
produksi tanah menjadi konstan (fixed), dan setiap peningkatan dalam
jumlah populasi manusia terus mengalami peningkatan, sementara kuantitas
tanah tidak mengalami perubhanan. Tadinya tiga pelihan yang tersedia
untuk merespon kenaikan tekanan populasi: berpindah, berperang, atau
menemukan, hanya dua terakhir yang bisa dilaksanakan. Apayang dilakukan
ketika berhadapan dengan tantangan ini?.
Untuk menyelesaikan persoalan ini menghadapi dengan solusi yang lebih
tajam berguna untuk mengambil langkah lain, lebih detail dibandingkan
perluasan yang terbatas terhadap divisi tenaga kerja dalam masyarakat
pemburu-pengumpul.
Sejauh ini pertentangan antara anggota kelompok yang berbeda atau klan
menjelaskan bahwa waktu iti dapat diberikan jaminan bahwa dalam
kelompok atau kolabrasi antar klan (kerjasama damai) dapat menunjukkan
eksistensinya. Tapi kenapa ini harus terjadi? kerjasama intra-group
merupakan asumsi yang universal sebagai bagian yang penting. Meskipun
demikian, ini juga mensyaratkan penjelasan, karena dunia tanpa batasan
derajat kerjasama merupakan hal yang dapat dibayangkan. Untuk
meyakinkan, disana ada sebuah dasar biologis untuk beberapa bentuk
kerjasama manusia. Daya Tarik seksual antara perumpuan dan laki-laki,
ditulis oleh Mises, mel3ekat dalam perilaku manusia dan independen
terhadap pikiran dan teori apapun. Atau kita bisa menyebutkan sebagai
7 Ibid., pp. 23 f.
8
keunggulan yang lebih besar dalam mencari permainan yang labih besar
akan membuang waktunya untuk mencari kayu. Malahan, dia mau si anak
mengumpulkan kayu bakar dan menggunakan semua waktu yang berharga
yang dia miliki untuk menunjukkan kemampuan mereka untuk melakukan
tugas-tugas yang memiliki efisiensi yang lebih besar.
Meskipun demikian: kadang-kadang tawaran keuntungan oleh pembagian
kerja dapat dijelaskan melalui kerjasama antar suku (lebih dari peperanagan)
dan, pada awalnya didasarkan mungkin oleh semata-mata kolaborasi
selfishly
motivated,
secara
bertahap
perkembangan
perasaan
simpati/perhatian (niat baik/good will) menuju arah satu tujuan (fellowman),
dimana bebas dari dan berada dibalik apapun yang berbasis biologis
mungkin ada untuk sesuatu yag special, melebihi dari relasi pertemanan
yang normal antara keluarga, Penjelasan ini masih sangat panjang.
Anugrah/pemberian (given) yang istimewa, perilaku parasite dari masyarakat
pemburu-pengumpul dan asumsi bahwa tanah adalah konstan, tanpa kecuali
disaat yang tepat akan meningkat dimana jumlah orang melebihi ukuran
optimal dari suatu kelompok dan rata-rata standar hidup akan jatuh,
mengancam seluruh tingkatan solidaritas antar kelompok yang sebelumnya
sudah eksis11.
Situasi ini merupakan penangkapan dan penjelasan dari suatu fenomena
ekonomi yaitu law of returns (hukum pengembalian).
The law of returns, terkenal, tapi beberapa salah mengartikan (misleadingly)
juga meyebutnya dengan law of diminishing returns, kondisi saat ini
menunjukkan bahwa untuk semua kombinasi dari dua atau lebih barang
factor produksi dapat menjadi kombinasi yang optimum. Penerapan untuk
dua factor produksi original , tenaga kerja dan tanah (barang pemberian
alam), hukum termasuk bahwa jika terjadi peningkatan dalam kuantitas dari
tenaga kerja (populasi) sementara kuantias tanah dan ketersediaan teknologi
(berburu dan mengumpul) konstan, maka output akan mencapai batasan
dimana output per labor- unit input maksimum Jika sampai batasan ini dan
jumlah tenaga kerja terus mengalami peningkatan sementara teknologi dan
tanah tidak berubah maka terjadi penurunan produksi barang. Batasan
tersebut menandakan ukuran populasi yang optimal. Jika pada saat yang
11 Empirically, it appears that the magic number, i.e., the optimum population
size for a hunter-gatherer society, was somewhere between 50 to 100 people for a
territory of about 50 to 100 square miles (one person per square mile). At around
this combination point, all advantages off ered by the division of labor were
exhausted. If the population size increased beyond this magic number, average
living standards became increasingly endangered and this threat grew still more if
neighboring tribes, due to their own internal population growth, increased their
territorial incursions thus further diminishing the nature-given supply of goods
available to the members of the first tribe. Internal as well as external population
pressure then called for a solution to an increasingly urgent problem: namely sheer
survival.
11
sama tidak ada tambahan ketersediaan tanah dan teknologi maka sampai
pada titik konstan, populasi yang lainya meningkat dibalik ukuran optimal
akan menyebabkan penurunan secara cepat pada pendapatan perkapita.
Standar hidup, secara rata-rata akan jatuh. Sebuah batasan dari kelebihan
populasi akan terus meningkat. Ini merupakan, dalam istilah Mises,
Malthusian law of population ( hukum populasi Malthus).
12