Professional Documents
Culture Documents
E. Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa:
-
Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi faktor resiko, diet dan olahraga
teratur. Pasien juga dianjurkan untuk berhenti merokok, karena rokok
meningkatkan risiko kardiovaskular, yang mana pada pasien ini risiko tersebut
sudah tinggi akibat pasien menderita hipertensi, serta untuk memperlambat
perburukan katarak pada mata kiri.
2. Tindakan operasi:
OS: Operasi ECCE (Extracapsular Cataract Extraction), fakoemulsifikasi + IOL.
Dilakukan sebagai terapi definitif untuk katarak matur atas indikasi untuk
perbaikan visus. Dipilih ECCE dengan fakoemulsifikasi + IOL, karena insisi pada
kornea yang dibutuhkan lebih kecil dengan resiko astigmatisme post-operatif yang
lebih kecil daripada ICCE. Komplikasi yang lebih sedikit dan pemulihan visus yang
lebih cepat.
3. Kacamata:
Berdasarkan usia, pasien dapat diberikan koreksi lensa maksimal S+3 untuk
kacamata jarak dekat supaya dapat mengatasi gangguan refraksi presbiopia karena
usia, namun pemberian koreksi lensa tergantung dari kenyamanan pasien, pada pasien
ini lebih nyaman menggunakan lensa dengan ukuran S+2.75.
Sebelum operasi, pasien dapat diberikan kacamata, namun pemberian
kacamata disarankan diberikan setelah satu bulan pasca operasi dan setelah visus
pasien dievaluasi ulang. Alasan pemberian kacamata sebulan paska operasi mengingat
pertimbangan ekonomi dan efisiensi dalam pemberian kacamatanya, karena visus
pasien juga akan berubah dengan operasi diakibatkan penanaman lensa intraokuler.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
KLASIFIKASI
A. Klasifikasi etiologi
I.
Katarak kongenital
II.
Katarak akuisita
1. Katarak senilis
2. Katarak traumatik
3. Katarak komplikata
4. Katarak metabolik
5. Katarak oleh karena cedera listrik
6. Katarak oleh karena radiasi
7. Katarak oleh karena logam berat
dan obat-obatan
8. Katarak yang berhubungan dengan penyakit kulit
9. Katarak yang berhubungan dengan penyakit tulang
10. Katarak dengan sindroma lainnya seperti sindroma Down
B. Klasifikasi morfologis
1. Katarak kapsular: meliputi kapsul
i.
ii.
ii.
ii.
KATARAK SENILIS
Katarak senilis (age-related cataract) merupakan jenis katarak didapat (akuisita)
yang paling sering ditemukan pada laki-laki maupun perempuan, biasanya berusia di atas
50 tahun. Pada usia sekitar 70 tahun, hampir 90% individu menderita katarak. Kondisi
kekeruhan biasanya bilateral akan tetapi hampir selalu kondisi salah satu mata lebih berat dari
mata lainnya. Secara morfologis katarak senilis dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu katarak
kortikal dan katarak nuklear. Kedua jenis katarak ini sering terjadi secara bersamaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe, maturasi dan usia munculnya katarak senilis:
-
Faktor diet: Defisiensi dari beberapa jenis protein, asam amino dan vitamin C, E serta
riboflavin dihubungkan dengan kecepatan maturasi dan usia munculnya katarak
Krisis dehidrasi: Riwayat dehidrasi berat seperti pada kolera meningkatkan resiko.
Katarak hipermatur tipe Morgagni: Pada kondisi ini, korteks mencair dan lensa
menjadi seperti susu. Nukleus yang berwarna coklat tenggelam ke dasar.Pada
stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, sehingga isi korteks yang cair
dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang dibawahnya terdapat nukleus lensa.
ii.
Katarak hipermatur tipe sklerotik: Pada kondisi ini, korteks terdisintegrasi dan
lensa menjadi berkerut yang menyebabkan COA menjadi dalam
GEJALA KLINIS
Kekeruhan lensa dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, dan dijumpai pada pemeriksaan
mata rutin. Gejala katarak yang sering dikeluhkan adalah :
1. Silau
Pasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari
penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat siang
hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari. Keluhan silau
tergantung dengan lokasi dan besar kekeruhannya, biasanya dijumpai pada tipe katarak
posterior subkapsular.
2. Diplopia monokular atau polypia
Terkadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan dalam nukleus lensa,
menyebabkan daerah pembiasan multipel di tengah lensa sehingga menyebabkan refraksi
yang ireguler karena indeks bias yang berbeda.
3. Halo
Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar putih menjadi
spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
4. Distorsi
Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang
5. Penurunan tajam penglihatan
Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. Umumnya
pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya langsung tepat sasaran. Dalam situasi lain,
pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan. Pada
katarak kupuliform (opasitas sentral) gejala lebih buruk ketika siang hari dan membaik ketika
malam hari. Pada katarak kuneiform (opasitas perifer) gejala lebih buruk ketika malam hari.
6. Myopic shift
Seiring dengan perkembangan katarak, dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan
lensa, yang pada umumnya menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya, pematangan
katarak nuklear ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat oleh karena meningkatnya
miopia akibat kekuatan refraktif lensa nuklear sklerotik yang menguat, sehingga kacamata
baca atau bifokal tidak diperlukan lagi. Perubahan ini disebut second sight. Akan tetapi,
seiring dengan penurunan kualitas optikal lensa, kemampuan tersebut akhirnya hilang.
PENATALAKSANAAN
Tindakan non-bedah:
1. Pengobatan dari penyebab katarak: Penyebab katarak harus dicari, karena apabila
penyakit tersebut dapat ditemui dan diobati seringkali memberhentikan progresi dari
penyakit tersebut, contohnya adalah:
-
Refraksi
4. Pengunaan kacamata hitam ketika beraktifitas diluar ruangan pada pasien dengan
opasitas sentral
5. Midriatikum pada pasien dengan katarak aksial yang kecil.
Fungsi penglihatan: Ini merupakan indikasi yang paling sering. Operasi katarak
dilakukan ketika cacat visus menjadi menyebabkan gangguan signifikan pada
kehidupan sehari-hari pasien.
2.
Indikasi medis: meskipun pasien merasa nyaman dari aspek penglihatan, operasi
dapat dianjurkan apabila pasien menderita:
-
Glaukoma lens-induced
Endoftalmitis fakoanafilaktik
Penyakit retina seperti retinopati diabetikum dan ablasio retina yang terapinya
terganggu karena adanya kekeruhan lensa.
3.
Indikasi kosmetik: Terkadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak
agar pupil kembali menjadi hitam.
Evaluasi Preoperatif
1.
2.
3.
sakus lakrimalis apabila pasien memiliki riwayat mata berair. Apabila terdapat
penyakit
dakriosistitis,
maka
harus
dilakukan
dakriosistektomi
ato
dakriosistorinostomi.
4.
Evaluasi segmen anterior: apakah ada tanda-tanda uveitis seperti keratic precipitate,
efek Tyndall dan harus diobati sebelum operasi katarak
5.
3. Fakoemulsifikasi
Pembedahan menggunakan vibrator ultrasonik untuk menghancurkan nukleus yang
kemudian diaspirasi melalui insisi 2.5-3 mm, dan kemudian dimasukan lensa
intraokular yang dapat dilipat. Keuntungan yang didapat ialah pemulihan visus lebih
cepat, induksi astigmatis akibat operasi minimal, komplikasi dan inflamasi pasca
bedah minimal.