You are on page 1of 21

Pengantar

Jelajah Makanan Korea


Kota Gwangju
Jeonju Hanok Village
Standar Kecantikan Korea
5 Jajanan Wajib Coba
//

AGH!Zine
Desember
2016

#02

01

[ daftar isi ]
01 Pengantar
03 Jelajah Makanan Korea
08 Kota Gwangju
09 Jeonju Hanok Village
15 Standar Kecantikan Korea
19 5 Jajanan Wajib Coba

Halo semua! AGH!Zine edisi kedua, yakni bulan Desember sudah


beredar. Nah di edisi kali ini, kami akan membahas beberapa hal di
antaranya adalah mengenai wisata kuliner yang kami lakukan di Korea
Selatan, mulai dari makanan berat yang mengenyangkan hingga jajanan
yang dengan mudah kita beli di jalanan kota. Selain itu kami juga akan
memberitahu gimana sih standar kecantikan di Korea Selatan menurut
sudut pandang orang Indonesia. Nah seru kan? Ikuti terus edisi mini
majalan AGH!Zine kami ya! Yuk simak!

02

Jelajah Makanan
Korea Sekitar Kampus
Sekarang kita akan membahas makanan nih, jangan ngiler ya
hehehe Buat kalian yang ngga makan di kafetaria asrama,
tenang dulu di sekitar kampus kita banyak kok tempat-tempat
makan yang asyik-asyik, dan yang paling banyak tentunya
restoran Korea. Nah! Di bawah ini bakal aku jelasin makananmakanan Korea yang paling umum dijumpai di sekitar kampus.

Kimbap ()
Kimbap ini sekilas terlihat mirip Sushi, namun bedanya terdapat
pada isinya, kalau sushi cenderung berisi seafood seperti
salmon, gurita, dan sebagainya. Kalau Kimbap biasanya berisi
daging sapi, telur, sayuran, dan ham. Ukurannya juga lebih besar
dari sushi pada umumnya. Untuk umat muslim, mungkin
sebaiknya berhati-hati memakan kimbap, karena kemungkinan
adanya ham (mengandung babi) di setiap kimbap. Untuk kisaran
harga biasanya sekitar 2000-4500 won.

03

Bibimbap ()
Bibimbap ini biasanya menggunakan mangkuk besar sebagai
wadahnya, biasanya isinya nasi, sayur-sayuran, daging sapi
dan telur yang dicampur dengan minyak wijen dan sejenis
sambal Korea. Kisaran harganya sekitar 3000-4500 won.

Ramyeon ()
Makanan satu ini pasti sudah gak asing lagi kan buat kalian,
yup! Ini adalah mie instan khas Korea. Ramyeon dsini sering
kali di campur dengna telor, keju, dan terkadang daging juga.
Kisaran harganya sekitar 2000-4000 won.

04

Bulgogi ()
Bulgogi ini biasanya terdapat pada restoran-restoran
barbeque, biasanya kita akan memasak sendiri daging sapi
tersebut dan biasanya dimakan bersamaan dengan nasi dan
daun selada.Harga untuk 1 porsi Bulgogi biasanya sekitar
9000-15000 won. Bahkan burger-burger seperti di McDonalds,
Loterria, dan Burger King mempunyai menu Bulgogi Burger.

Samgyeopsal ()
Samgyeopsal yang juga biasa disebut Pork Belly dalam
bahasa inggris, merupakan potongan daging babi yang
dimasak seperti bulgogi dengan barbeque. Cara makannya
pun sama dengan bulgogi yaitu dengan daun selada. Harga
kisarannya pun tak jauh beda sekitar 9000-15000 won juga.

05

Soondubu Jiggae ( )
Soondubu Jiggae ini disebut juga Soft Tofu Stew, yaitu sejenis
sup tahu yang paling umum dijumpai di Korea. Biasanya
terdapat sedikit potongan daging sapi juga dalam sup ini.

Naengmyeon ()
Naengmyeon (Cold Buckwheat Noodle) merupakan sejenis
mie dingin yang panjang dan tipis, berwarna putih, dan terbuat
dari tepung, gandum, kentang dan sebagainya. Naengmyeon
ini katanya merupakan makanan yang paling ditunggu-tunggu
saat Musim Panas.

06

Jjajangmyeon ()
Jjajangmyeon ini juga merupakan sejenis mie juga, dan menu
ini lebih sering ditemui di restoran Cina, karena sebenarnya mie
ini berasal dari Cina. Namun, orang korea sangat menyukai mie
ini. Mie ini biasanya disajikan dengan saus kental yang terbuat
dari pasta kedelai hitam, didalam mie ini juga pada umumnya
terdapat potongan daging babi dan sayur-sayuran.

Chimaek ()
Naah buat para K-drama lovers pasti ga asing kan dengan
istilah Chimaek ini. Chimaek ini merupakan singkatan dari
Chicken & Maekju yang artinya adalah Ayam & Bir. Orang
Korea suka sekali makan ayam goreng apalagi ditambah
dengan minum Bir. Hehe.. Untuk kisaran harga Chicken adalah
sekitar 9000-15000 won untuk satu bucket besar yang bisa
dimakan untuk 3-4 orang.

07

Banchan ()
Hampir disetiap restoran Korea pada umumnya mereka akan
menyediakan side dishes untuk setiap makanan yang kita
pesan. Nah side dish ini lah yang disebut Banchan. Banchan
yang paling umum adalah Kimchi, selain itu ada juga kentang
kecil, lobak acar yang berwarna kuning, dan berbagai macam
lainnya. Banchan ini gratis kok, ohya selain banchan, restoran
korea pada umumnya juga menyediakan air putih gratis.

08

KOTA GWANGJU
SELAYANG PANDANG
Gwangju tentu tidak setenar kota-kota lain di Korea
Seletan yang sering kali kita dengar seperti Seoul atau
Busan. Gwangju terletak di provinsi Jeolla Selatan, bagian
paling bawah dari semenanjung Korea, bersama dengan
provinsi Gyeongsangnam tempat kota Busan berada.
Gwangju adalah kota terbesar kelima atau keenam di Korea
Selatan. Meskipun demikian apabila melihat sekilas kota
Gwangju, maka kita akan beranggapan bahwa kota yang
terkenal dengan semboyan City of Lights ini lebih kecil dari
Jakarta, tetapi agak lebih besar daripada Surabaya, kota
terbesar kedua di Indonesia.
Gwangju digadang sebagai kota seni dan budaya di
Korea Selatan, dan juga sedang menuju itu. Terdapat
bagunan Asia Culture Center (ACC) atau Pusat Kebudayaan
Asia di Gwangju. Di tempat itu seringkali diadakan berbagai
macam acara dan pemeran kelas nasional dan internasional.
Beberapa waktu lalu sejumlah delegasi pertukaran pelajar
CNU dan kampus lain di Gwangju diberi kesempatan untuk
memperkenalkan budaya dan penganan khas negaranya
masing-masing lewat acara Gwangju Community Days,
sebuah pameran kebudayaan dan kuliner internasional yang
diadakan dengan kerjasama dari ACC dan Gwangju
International Center (GIC).

09
Selain itu kami juga berkesempatan untuk datang di
acara tari kontemporer di gedung ACC ini, melihat bahwa
salah satu senimannya adalah seseorang dari Indonesia.
Ialah penari dari Solo, bernama Siko Setyanto, satu orang
Indonesia dalam sebuah kolaborasi tari internasional
berbagai bangsa, mulai dari negeri jiran hingga India. Cerita
dari tari kontemporer tersebut memang sulit dipahami,
memingat kami memang baru pertama kali menyaksikan
pertunjukan tari kontemporer yang begitu berbeda dengan
tari tradisional.

ACC juga memiliki koleksi buku-buku yang mantap,


terutama tentang sejarah, seni dan budaya. Mereka juga
memiliki sudut khusus yang membahas serba-serbi
Indonesia di sana. Dengan rancangan arsitektur yang
modern dan megah, kamu bakal betah sekali berlama-lama
dalam gedung Asia Culture Center ini deh pokoknya!

10

suasana jalur pejalan kaki di


kawasan Sinae, Gwangju

ACC terletak di pusat kota, sehingga biasanya kami


sehabis melakukan kunjungan ke ACC, kami menanjutkan
untuk berjalan-jalan di pusat pertokoan kota atau Sinae. Di
Sinae, kita bisa melihat keramaian, toko-toko gemerlapan
dengan warga kota yang berkumpul, utamanya pemuda
dan pemudi, dan terlihat selalu berjalan cepat. Sepertinya,
orang Gwangju, atau orang Korea pada umumnya tidak
terlalu terobsesi dengan pusat perbelanjaan dalam gedung
seperti mal, tetapi mereka suka dengan pusat perbelanjaan
yang seperti jajaran pertokoan, sehingga mereka bisa
berjalan-jalan berjam-jam di luar ruang dan apabila ingin
membeli sesuatu tinggal masuk ke salah satu toko tujuan.
Sinae terkenal sebagai pusat mode dan kuliner (utamanya
jajanan jalanan), jadi apabila kamu ingin berbelanja sesuatu
terkait baju, sepatu atau barang-barang seperti kaos kaki,
tas, asesori, atau makanan-makanan ringan dan kafe, maka
Sinae punya banyak sekali hal baru untuk kamu jelajahi.

11

Jeonju
Hanok Village
I visited Jeonju Hanok Village with all my Indonesian
friends. When we arrive there we had a lunch rst, we had
Galbitang () in a Restaurant named .

Jeonju Hanok Village is place with a lot of Traditional


Korean House, Hanok. Jeonju Hanok Village is especially
beautiful for its unique roof edges, which are slightly raised
to the sky. Hanok houses are generally divided into two
sections, Anchae and Sarangchae. Sarangchae is where the
men dwell, and is referred to as the Seonbi room. Because
men and women had to remain separate, Anchae is situated
deep inside the house so that it is secretive and quiet.

12

Jeonju Hanok Village is place with a lot of Traditional


Korean House, Hanok. Jeonju Hanok Village is
especially beautiful for its unique roof edges, which are
slightly raised to the sky. Hanok houses are generally
divided into two sections, Anchae and Sarangchae.
Sarangchae is where the men dwell, and is referred to
as the Seonbi room. Because men and women had to
remain separate, Anchae is situated deep inside the
house so that it is secretive and quiet.
It is a famous tourist site I guess, since it was so
crowded there. Before going around the village, we
went to one of the Hanbok Shop. And we got
transformed into Korean men and women in the Joseon
Dynasty Era. We rent hanbok, so we could feel more
like going back in time. The hanbok are also so pretty. I
got mine in my favorite color, red and blue.

13
As we walk around, we can also see a lot of visitor wear
hanbok too, it really made us feel like we are in a different
era. Besides a lot of Hanok, there is also a lot of food stall
too in this village. We also ate a lot of snacks there, we ate
churros, grilled cheese skewer, King Sized BBQ Chicken
Skewer, and Gilgoria Baguette. My Korean friend said these
are the famous must-try snacks here in Jeonju Hanok
Village.
The rst place we visited was the Jeondong Catholic
Cathedral. Jeondong Catholic Cathedral is the oldest
Western-style building in Jeolla-do, and it is also where the
rst Korean Catholic martyrs were executed.It has a very
beautiful architecture with three bell towers on top it, and
also the brick wall. Unfortunately, we can't get inside the
church when we visited there. It was closed, it was so sad,
because when I see the picture in the internet, it was also so
beautiful inside the church. There is a lot of chandelier
inside the church from the picture I see in the internet.
After taking some photos in from of the Church, we
continue to walk around the village. On the way, we pass a
unique wall, and after search it, I found out that it was a
Stone wall walkway, in Korean it is named as Doldam-gil.
In the Jeonju Hanok Village, there is also Gyeonggijeon
Shrine. It means a royal palace built on a joyful site worthy
of celebration and was constructed in 1410 to safely hold
the portrait of King Taejo Yi Seong-gye (1335-1408), who
founded the Joseon Dynasty in 1392. Inside we can see a
gorgeous extensive yard surrounded by ancient trees and a
bamboo grove.
Unfortunately when we visited Jeonju Hanok Village, our
class hasn't discuss Joseon Dynasty yet. But, now I already
now who King Taejo is. Besides King Taejo there are also

14

many other Kings portrait including King Sejong the Great.


King Taejo portrait was kept here because Lee Seong-gye
(King Taejo) was a member of the Lee clan of Jeonju.
There was also a Jeonju Fan Culture Center. In that
place there was like a small museum for fans, we took a
look around the small museum. There was quite a lot of
fans, and some fan was sold, it was so expensive. Some
seem old, too.
There was also a kind of traditional theater playing to
when we came there, I saw some people using mask for the
theater, but unfortunately we didn't get to watch the show
due to the limited time we have.
Some of us also bought some souvenirs to bring back to
Indonesia, there was a lot shop selling traditional Korean
souvenirs, like Korean pouch, and even hanbok.
Before leaving the village, we visited one bakery, it is
said famous for it's choco-pie. I can see how famous it is, as
the queue was so long when I wanted to buy the choco-pie.
The bakery was PnB Bakery, they were also so generous,
giving out some sample for us to try.
So, that's the end of my trip to Jeonju Hanok Village. It
was really a nice village to visit and take photos too.

15

Standar Kecantikan Korea

Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian saat


mendengar kata Korea? Drama? Kimchi? K-pop? artis-artis korea
yang cantik dan ganteng? Atau konik antar Korea Selatan dan Korea
Utara? Artikel ini akan membahas tentang beauty standard di Korea
Selatan. Bukan hal yang luar biasa apabila kalian melihat drama korea
dan disuguhi dengan keelokan paras aktris dan aktor Korea. Dan juga
sudah menjadi rahasia umum apabila mayoritas artis di Korea Selatan
melakukan operasi plastik untuk mencapai paras dan tubuh yang
diinginkan. Ternyata tidak hanya kalangan artis saja yang melakukan
operasi plastik, kalangan umum pun juga. Kenapa sih mereka rela
melakukan operasi plastik untuk mengubah sesuatu yang sudah
diberi oleh Tuhan? Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut
adalah adanya standar kecantikan di Korea. Mereka akan melakukan
berbagai macam cara untuk mendapatkan kaki sumpit, badan
ramping, kulit yang lebih pucat, dan bentuk muka V dengan hidung
yang runcing dan mata besar.
Kaki sumpit adalah bentuk kaki yang terinspirasi dari bentuk
sumpit yaitu kecil, ramping dan jenjang. Untuk mendapatkan bentuk
kaki seperti ini mereka akan melakukan berbagai macam cara dari
olahraga dan diet ketat hingga suntik kaki agar selulit hilang dan kaki

16
menjadi kecil. Setelah melakukan suntik kaki akan ada berkas
hitam yang tertinggal dan tidak bisa hilang. Untuk menutupi itu
mereka menggunakan foundation. Hampir sama dengan kaki
sumpit, badan ramping atau 0 size adalah hal yang sangat
diidamkan oleh kebanyakan orang korea. Program diet yang
dijalankan untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal ini sangat
ketat. Dari mengurangi makan nasi hingga mengurangi
intensitas makan atau hanya makan sekali sehari.

Seperti yang kita tahu kulit alami orang korea lebih


terang apabila dibandingkan dengan kulit orang Indonesia.
Tapi ternyata kebanyakan orang Korea mendambakan kulit
yang lebih pucat dari kulit alami mereka. Jadi jangan heran
kalau kalian berkunjung ke toko kosmetik di Korea Selatan.,
mereka hanya menjual BB Cream atau cushion foundation
dengan warna terang, yang tidak cocok untuk kulit eksotis
orang Indonesia.

Dan entah kenapa terkadang juga tidak

cocok untuk mereka juga. Malah terlihat seperti memakai


topeng.

17
Masih mengenai tentang muka, penulis pernah
bertanya ke beberapa teman Korea disini, kenapa sih
kebanyakan orang Korea selalu memakai riasan muka
kemanapun dan memakai topi atau hoodie untuk menutupi
muka apabila mereka keluar tanpa riasan muka. Ternyata oh
ternyata itu merupakan bentuk penghormatan, kesopanan
atau apapun itu kepada orang yang akan ditemui. Mereka rela
menghabiskan total 4 sampai 6 jam setiap harinya hanya untuk
melakukan serangkaian perawatan muka dan merias muka.
Fyi, waktu yang mereka habiskan hampir sama dengan jam
tidur penulis.
Bentuk muka V dengan hidung lancip dan mata besar
adalah idaman kebanyakan orang korea. Banyak sekali
program operasi plastik yang ditawarkan di Korea untuk
mendapatkan bentuk ideal tersebut. Penayangan iklan untuk
serangkaian program operasi plastik tersebut bisa kita
temukan dimana-mana dari mulai televisi hingga iklan di
subway. Operasi plastik sangat lumrah disini. Tidak seperti di
Indonesia nyeleneh sedikit pasti dihujat (eh).
Seperti itulah sedikit gambaran tentang standar
kecantikan di Korea Selatan. Beauty is pain? Beauty must be
fun, right? Nobody's perfect. But every person is beautiful in
their own way. Take a deep breath and be grateful to God for
what God gives to you. Life is more valueable than beauty
standard. Be happy, be free and love yourself!

5 Jajanan
Wajib Coba
1. Tteokbokki ()
Rice cake ala Korea yang
menggunakan saus Gochujang
(saus khas Korea), makanan ini
cukup pedas, dan biasa dimakan
dengan telur rebus. Harga untuk
satu porsi biasnaya sekitar 30004000 won.

2. Fish Cakes/ Odeng/Uhmook


(/)
Berbahan dasar ikan, yang
disajikan dengan tusukan sate
panjang. Dapat dimakan
bersamaan dengan kuah hangat.
Sangat cocok untuk jajanan di
tengah musim dingin. Satu
tusuknya sekitar 500-1000 won.
3. Ice Cream-lled Wafes ()
Wafe ini biasanya berisikan whip
cream, nuttella, atau ice cream.
Harga satu wafe biasanya 30004500 won.

18

19

4. Tornado Potato/ Hweori Gamja ( )


Makanan ini merupakan kentang goreng yang dipotong
sedemikian rupa menyerupai tornado. Kita biasnaya dapat
memilih bumbunya, ada cheese, bbq, atau chili. Harga satunya
sekitar 1500 won.

5. Fried Squid / Ojingeo Twigim ( )


Makanan ini merupakan cumi-cumi yang dipotong melebar, dan
ditusuk dengan tusuk sate. Harga untuk ojiengo ini cukup
mahal, satunya sekitar 5000-8000won tertantung ukurannya.

AGH!Zine
Desember
2016

#02

haihai.agh@gmail.com
Youtube AGH!vlog
@adiengunarta
@ginnysidi
@hildanab

You might also like