You are on page 1of 31

1.

New Emerging Disease


New emerging disease adalah penyakit yang baru muncul di populasi dan perluasan
host (misal dari hewan ke manusia) secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan
penyakit yang dapat terdeteksi. Yang disebut dengan reemerging disease adalah penyakit
yang dulu ada dan kemudian hilang, dan sekarang kembali muncul.
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA NEW EMERGING DISEASE:
1. Product and Lifestyle; Tantangan global seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi maka perubahan pola penyakit dari akut ke kronik atau dari menular ke
tidak menular semakin dirasakan terutama untuk negara berkembang bukan saja di
negara maju justru semakin dirasakan. Dari tahun ke tahun jumlah kasus kanker paruparu, serviks, payudara, diabetes mellitus, hipertensi, dll semakin meningkat.
Masyarakat yang cenderung serba instan dengan produk yang ada maka akan
merubah pola perilaku masyarakat itu sendiri. Peran pemerintah dalam mengawasi
dan memberikan proteksi terhadap produk-produk yang membahayakan baik dari
makanan maupun alat kosmetik.
2. Prosperity; migrasi penduduk sangat mempengaruhi proses pembangunan dan
pemerataan, seakan-akan ditekankan pembangunan hanya terjadi di wilayah
perkotaan, semakin banyaknya masyarakat yang berminat melakukan urbanisasi maka
semakin memperlambat proses pembangunan dan pemerataan.
3. Environmental Issue and Degradation; Hal ini berkaitan erat dengan pemanasan
global sampai sanitasi lingkungan dan kesediaan air bersih merupakan isu terpenting
pada masa ini. Perubahan iklim dan tidak menentunya arah angin maupun cuaca tidak
lain efek dari perubahan lingkungan itu sendiri. Struktur lingkungan semakin
mengalami degradasi.
4. Healthy Child; angka kematian anak terus ditekan, kasus gizi buruk semakin
dikurangi, kemudian peningkatan nutrisi anak bangsa sedang diupayakan pemerintah,
keterbelakangan mental terutama anak-anak terlantar, anak jalanan, kekerasan orang
tua, pendidikan anak yang terabaikan, dll. Anak-anak adalah generasi harapan bangsa
maka peran semua pihak dalam mendorong peningkatan kecerdasan bangsa.
5. New information and communication technologies will help gov, make more effective
decision for health; Peran pemerintah dalam meng-update isu-isu terbaru
mempermudah masyarakat dalam menerima informasi yang tepat dan cepat sehingga
masyarakat lebih mudah memperhatikan masalah kesehatannya, system informasi
kesehatan harus ditingkatkan yang ditunjang dengan teknologi komunikasi dalam
mempercepat akses pemerataan pembangunan terutama di bidang kesehatan
6. Habitats, Urbanization and Rural Deprvation; tekanan-tekanan yang dihadapi
masyarakat miskin dengan berbagai masalah yang dihadapi membuatnya melakukan

perpindahan untuk mencari kehidupan baru. Semakin banyaknya masyarakat yang


melakukan urbanisasi memberikan dampak tersendiri bagi kemajuan suatu daerah.
Populasi penduduk semakin bertambah yang harus dihimpit oleh kesulitan ekonomi
memiliki pengaruh terhadap struktur masyarakat maka tidak heran muncul berbagai
tindakan kriminal, dsb.
7. Families Structure; kekerasan dalam rumah tangga, kasus perceraian semakin
meningkat di pengadilan tinggi dan agama, perpecahan hubungan keluarga dan
keretakan hubungan anak dengan orang tua memberikan dampak tersendiri terhadap
perilaku masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan bangsa dan
bernegara. Masyarakat semakin materialistik yang mengutamakan materi bahkan
menjadikan materi sebagai tuhan, maka diharapkan peran-peran pemerintah yang
dibangun diatas nilai-nilai agama supaya tidak mengalami keparahan.
8. Work; Kwik Kian Gie, mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua Bappenas pernah mengemukakan bahwa tantangan utama yang
dihadapi oleh pemerintah adalah terus membesarnya jumlah pengangguran. Data
tahun 2002 menunjukkan jumlah pengangguran terbuka mencapai 9,13 juta orang
atau 9,06 persen dari keseluruhan angkatan kerja. Jumlah ini dua kali lipat tahun
1996, atau setahun sebelum krisis moneter melanda Indonesia. Data itu, menurut
Kwik, belum termasuk setengah penganggur yakni orang yang bekerja kurang dari 35
jam per minggu yang jumlahnya mencapai 28,9 juta orang pada tahun 2002.
Kemudian pada tahun angka pengangguran semakin meningkat yaitu sebanyak 32,7
juta dan terakhir pada akhir tahun 2008 tercatat sebanyak 40 juta penduduk yang
menganggur.
9. Ageing; Lost Generation merupakan salah satu tantangan terbesar untuk bangsa
Indonesia, dekadensi moral dan kurangnya perhatian keluarga masyarakat dan
pemerintah dalam memberikan kontribusi dalam pembentukan akhlak dan moral
anak, keterbelakangan mental dan kondisi lingkungan yang keras dengan kehidupan,
untuk penduduk Sulawesi Selatan dikhawatirkan terjadinya hal deikian terutama
kalangan mahasiswa yang sering tawuran dan aksi anarkis.
10. Violence; Kekerasan, tindakan kriminal, kasus demi kasus terjadi mulai dari kepala
negara sampai kepala desa, struktur masyarakat semakin bebas, kekerasan dalam
rumah tangga, kasus aborsi semakin tahun meningkat hamper mencapai 4 juta wanita
Indonesia pernah mengalami aborsi. Pemerkosaan terhadi dimana-mana, kebebasan
kaum remaja, dll.
11. Food Consumption; Pada suatu kelompok masyarakat, anak balita merupakan
kelompok yang paling rawan terjadinya kekurangan gizi. Kekurangan gizi dapat
terjadi dari tingkat ringan sampai tingkat berat dan terjadi secara perlahan-lahan
dalam waktu cukup lama. Keadaan gizi atau status gizi masyarakat menggambarkan
tingkat kesehatan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan
zat-zat gizi yang dikonsumsi seseorang. Anak yang kurang gizi akan menurun daya
tahun tubuhnya sehingga mudah terkena penyakit infeksi, sebaliknya anak yang

menderita penyakit infeksi akan mengalami gangguan nafsu makan dan penyerapan
zat-zat gizi sehingga menyebabkan kurang gizi. Anak yang sering terkena infeksi dan
gizi kurang akan mengalami gangguan tumbuh kembang yang akan mempengaruhi
tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktifitas di masa dewasa.
12. Bio-Terorism; bio-terorism merupakan kejahatan kemanusiaan yang melanggar nilainilai humanity. Di Indonesia banyak kasus bom bunuh diri misalnya di Hotel JW
Marriot. Terakhir kejahatan yang dilakukan tentara Israel sangat tragis dengan
penggunaan racun pada aktifis yang berada pada kapal Mavi Marmara di perairan
internasional Laut Merah.
13. International Traveling/Migration/Mobility; perpindahan penduduk yang sangat cepat
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern jaman
sekarang sangat memungkinkan manusia untuk lebih mudah mengadakan perjalanan
keliling negara, akses komunikasi yang serba cepat dan sisitem informasi yang
mutakhir, perpindahan penduduk merupakan tantangan global terutama kaitannya
dengan dampak kesehatan.
14. Weak Surveillance System; tidak bisa dipungkiri untuk negara berkembang terutama
di Indonesia sendiri system pencatatan dan pelaporannya pun masih minim dan jauh
dari nilai-nilai efektifitas misalnya dalam hal surveillans epidemiologi pun masih
sangat lemah dan banyak kekeliruan ditambah lagi masih ada sebagian besar yang
menggunakan system manual.

New emerging viruses merupakan virus yang dalam prosesnya beradaptasi untuk
membentuk host baru dan vice versa. Contoh dari emerging virus adalah : Myxoma
virus
(Rabbitpox),
virus
influenza
dan
virus
corona.
Dapat dikatakan emerging virus karena :

Merupakan penampakan virus baru dalam sebuah populasi

Berkembang secara cepat dalam membentuk host baru dengan meningkatkan


korespondensi dalam deteksi penyakit

Evolusi Virus
Mutasi
Rekombinasi
Seleksi

Replikasi virus menghasilkan tingginya jumlah mutasi genetic virus.

2. Zika Virus
2.1

Definisi
Infeksi virus zika adalah penyakit yang disebabkan oleh virus melalui perantara

gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Penyakit yang disebabkannya
dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever).2
2.2

Epidemiologi
Sebelum tahun 2015, wabah virus Zika terjadi di wilayah Afrika, Asia Tenggara, dan

Kepulauan Pasifik. Pada bulan Mei 2015, Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO)
mengeluarkan peringatan mengenai infeksi virus Zika pertama dikonfirmasi di Brasil. Saat
ini, wabah terjadi di banyak negara. Virus Zika akan terus menyebar dan akan sulit untuk
menentukan bagaimana dan di mana virus akan menyebar dari waktu ke waktu.3

Gambar 2.1 Epidemiologi kasus virus Zika di Amerika tahun 2015-20164


Penyebaran virus Zika tidak hanya dalam wilayah di satu negara melainkan lintas
negara. Negara yang diberi status Kejadian Luar Biasa (KLB) Zika adalah Brazil, Cape
Verde, Colombia, El Savador, Honduras, Martinique, Panama, dan Suriname. Sedangkan
negara berstatus transmisi aktif, antara lain Barbados, Bolivia, The Dominican Republic,
Ecuador, Fiji, French Guiana, Guadalope, Guatemala, Guyana, Haiti, Mexico, New

Caledonia, Nicaragua, Paraguay, Puerto Riko, Saint Martin, Samoa, Tonga, Thailand, US
Virgin Island, dan Venezuela.5
Penyebaran virus Zika juga perlu diwaspadai di Indonesia mengingat Indonesia
merupakan wilayah tropis dan endemis DBD tiap tahunnya. Hingga kini, Lembaga Eijkman
mencatat ada lima kasus Virus Zika di Indonesia, yaitu: 1. Tahun 1981 dilaporkan ada satu
pasien di Rumah Sakit Tegalyoso Klaten; 2. Tahun 1983 dilaporkan ada enam dari 71 sampel
di Lombok NTB; 3. Tahun 2013 dilaporkan ada seorang turis perempuan dari Australia
positif terinfeksi virus Zika setelah sembilan hari tinggal di Jakarta; 4. Tahun 2015 dilaporkan
ada seorang turis dari Australia terinfeksi virus Zika setelah digigit monyet di Bali; dan 5.
Tahun 2015-2016 Lembaga Eijkman melaporkan seorang pasien di Provinsi Jambi positif
terinfeksi virus Zika. Pemeriksaan ini diawali dengan tingginya kasus penyakit DBD di Jambi
sehingga dilakukan pemeriksaan terhadap 103 sampel darah pasien DBD pada salah satu
rumah sakit swasta di Jambi.5
2.3

Etiologi
Virus Zika pertama kali ditemukan pada tubuh monyet resus di Hutan Zika, Uganda

pada tahun 1947 dan pada tahun 1952 ditemukan pada tubuh manusia. Virus Zika merupakan
spesies virus dari familia flaviviridae genus flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes
aegypti yang juga dikenal sebagai vektor DBD dan Chikungunya. Nyamuk tersebut hidup di
genangan air bersih di wilayah tropis pada saat pergantian musim hujan dari musim
kemarau.5
Kedua nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus telah terlibat dalam wabah besar virus
Zika. Ae. aegypti terbatas pada daerah tropis dan sub-tropis, sedangkan Ae. albopictus dapat
ditemukan di daerah tropis, sub-tropis dan temperate. Ae. albopictus telah menyebar dari Asia
dan menetap di daerah Pasifik Selatan, Afrika, Eropa dan Amerika dalam beberapa dekade
terakhir. Di Pasifik Selatan, Ae. hensilli terlibat dalam penyebaran virus Zika di Pulau Yap
pada tahun 2007, sementara Ae. polynesiensis diduga menyebarkan virus Zika di Polinesia
Perancis pada tahun 2013. Tak satu pun dari spesies endemik ini telah diakui sebagai vektor
virus Zika sebelumnya, yang menunjukkan bahwa penyakit ini muncul menyebar ke negaranegara yang sebelumnya tidak terpengaruh, ada potensi untuk spesies Aedes endemik lainnya
berperan dalam transmisi.6
2.4

Penularan
Virus zika dapat ditularkan melalui beberapa cara, antara lain:

1.

Melalui gigitan nyamuk


Virus Zika ditularkan kepada manusia terutama melalui gigitan nyamuk Aedes (A.

aegypti dan A. albopictus) yang terinfeksi. Ini adalah nyamuk yang sama yang menyebarkan
virus dengue dan chikungunya. Nyamuk ini biasanya bertelur di tempat genangan air seperti
ember, mangkuk, piring hewan, pot bunga dan vas. Nyamuk yang menyebarkan
chikungunya, demam berdarah, dan Zika lebih agresif menggigit di siang hari, namun mereka
juga bisa menggigit di malam hari.6 Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka menggigit
seseorang yang sudah terinfeksi virus. Nyamuk yang terinfeksi tersebut lalu menggigit orang
yang belum terinfeksi virus zika sehingga menyebarkan virus Zika ke orang tersebut.5
2.

Ibu hamil ke janin6


Seorang ibu yang sudah terinfeksi virus Zika dalam waktu yang dekat dengan persalinan
dapat menularkan virus ke bayinya saat persalinan, tetapi ini jarang terjadi.

Seorang ibu bisa menularkan virus Zika ke janinnya selama kehamilan (masih dilakukan
penelitian bagaimana Zika mempengaruhi kehamilan)

Sampai saat ini, belum ada laporan dari bayi mendapatkan virus Zika melalui menyusui.
Karena manfaat dari menyusui, ibu dianjurkan untuk menyusui bahkan di daerah di mana
virus Zika ditemukan.

3.

Melalui transfuse darah yang terinfeksi atau kontak seksual5


Penularan melalui hubungan seksual dicurigai sebagai penyebar virus Zika di negara

nontropis yang tidak terdapat populasi nyamuk Aedes aegypti. Di Texas Amerika Serikat
dilaporkan penularan Zika pada satu orang melalui hubungan seksual dengan penderita Zika
yang baru kembali dari Venezuela. Virus terdeteksi di cairan sperma setelah virus tidak lagi
terdeteksi dalam darahnya.
2.5

Diagnosis
Infeksi virus Zika dapat ditegakkan berdasarkan gejala dan riwayat (misalnya tinggal

atau perjalanan ke suatu daerah di mana virus Zika diketahui muncul di daerah tersebut) .
Diagnosis virus Zika hanya dapat dikonfirmasi dengan tes laboratorium untuk keberadaan
RNA virus Zika dalam darah atau cairan tubuh lainnya , seperti air seni atau air liur.
1.

Manifestasi Klinis

Masa inkubasi ( waktu dari paparan gejala ) penyakit virus Zika tidak jelas, tetapi
mungkin beberapa hari. Gejala yang mirip dengan infeksi arbovirus lainnya seperti demam
berdarah2

Demam ringan ( kurang dari 38,5 C )

Ruam makulopapular

Konjungtivitis dan sakit dibelakang mata

Nyeri otot dan nyeri sendi dengan kemungkinan pembengkakan (terutama sendi kecil
tangan dan kaki )

Malaise

Sakit kepala
Gejala-gejala ini biasanya ringan dan berlangsung selama 2-7 hari. Infeksi virus Zika

dapat menyebabkan ruam yang bisa membingungkan dengan penyakit virus lain seperti
campak, rubella, chikungunya dan demam berdarah.
Malformasi sistem saraf pusat seperti microcephaly pada janin dan bayi baru lahir dari
ibu yang mungkin terkena virus Zika selama kehamilan telah diketahui selama wabah
penyakit Zika baru-baru ini (Polinesia, Perancis dan Brazil). Selain itu sindrom Guillain
Barre dilaporkan meningkat di beberapa negara di Amerika dan Perancis Polinesia bertepatan
dengan wabah virus Zika.7
2.

Pemeriksaan Penunjang

Tes laboratorium untuk spesimen akut


Selama 7 hari pertama, RNA virus sering dapat diidentifikasi dalam serum, dan RT-

PCR adalah tes pilihan untuk virus Zika, chikungunya, dan demam berdarah. Karena viremia
menurun dari waktu ke waktu, RT PCR negative yang ditemukan pada hari ke 5-7 setelah
onset gejala tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi flavivirus, namun tidak diperlukan uji
serologi.8
Antibodi spesifik IgM virus dapat terdeteksi di hari ke-4 atau lebih setelah onset
penyakit. Namun, serum yang dikumpulkan pada hari ke-7 dari onset sakit mungkin tetap
tidak dapat mendeteksi antibodi spesifik IgM virus. Antibodi IgM terhadap virus Zika, virus
dengue, dan flaviviruses lainnya memiliki reaktivitas silang kuat yang dapat menghasilkan
hasil positif palsu dalam tes serologi.8

Tes laboratorium untuk spesimen pada fase konvalesens

Antibodi IgM biasanya bertahan selama kurang lebih 2-12 minggu. Pada pasien
dengan sindrom klinis yang kompatibel, serum dikumpulkan sejak 4 hari setelah onset
penyakit, IgM spesifik virus Zika, chikungunya, dan demam berdarah yang positif
dikonfirmasi kembali dengan uji netralisir antibodi.8
Karena reaktivitas silang serologi antara flaviviruses, antibody IgM tidak dapat
membedakan antara Zika dan infeksi virus dengue dengan baik. Maka, hasil IgM positif
dalam tes IgM ELISA dengue dan Zika harus dipertimbangkan sebagai indikasi adanya
infeksi flavivirus. Plaque-Reduction Neutralization test (PRNT) dapat dilakukan untuk
mengukur antibodi virus spesifik dan dapat menentukan penyebab infeksi flavivirus. Pada
pasien yang sudah terkena yellow fever atau mendapat vaksinasi Japanese Encephalitis atau
terkena infeksi flavivirus lain, reaksi antibodi silang pada IgM dan pada tes antibodi yang
dinetralkan dapat menyulitkan identifikasi flavivirus yang menyebabkan penyakit saat ini.8
Tes serologis untuk infeksi virus Zika dapat dilakukan pada spesimen serum dari
wanita hamil tanpa gejala. Interpretasi tes serologi sangat kompleks; Hasil IgM yang positif
dapat sulit untuk diinterpretasikan karena reaktivitas silang dapat terjadi dengan flaviviruses
terkait. PRNT mungkin dapat membedakan antara reaksi silang antibody pada infeksi
flavivirus primer. Selain itu , hasil IgM Zika negatif yang didapat pada 2 sampai 12 minggu
setelah melakukan perjalanan menunjukan tidak adanya infeksi. Berdasarkan pengalaman
dengan flavivirus yang lain, diduga antibodi akan muncul minimal 2 minggu setelah terpapar
virus dan bertahan selama kurang lebih 12 minggu. Informasi tentang kinerja tes serologi
pada individu asimtomatik sangat terbatas.8
Seperti halnya tes diagnostik, hasil sementara IgM Zika negative atau RT - PCR yang
negative dapat menunjukan infeksi tidak terjadi, namun IgM Zika negatif atau RT - PCR tes
negatif tidak mengesampingkan infeksi terhadap virus Zika.8
2.6

Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan antivirus spesifik yang tersedia untuk penyakit virus Zika.

Pengobatan umumnya merupakan obat-obatan simptomatik mencakup istirahat, cairan, dan


penggunaan analgesik dan antipiretik. Karena distribusi geografis yang sama, pasien yang
dicurigai memiliki infeksi virus Zika juga harus dievaluasi dan dikelola untuk kemungkinan
dengue atau infeksi virus chikungunya. Aspirin dan non steroid anti inflammatory (NSAIDs )
harus dihindari sampai infeksi dengue dapat dikesampingkan untuk mengurangi risiko
perdarahan. Orang yang terinfeksi Zika , chikungunya, atau virus dengue harus dilindungi
dari paparan nyamuk lebih lanjut selama beberapa hari pertama sakit untuk mencegah

nyamuk lainnya terinfeksi dan mengurangi risiko penularan lokal. Tidak ada vaksin untuk
mencegah atau obat khusus untuk mengobati infeksi Zika.9
2.7

Komplikasi

1.

Mikrosefali dan malformasi sistem saraf pusat kongenital


Telah diperkirakan bahwa angka kejadian mikrosefali berkisar dari 2 bayi per 10.000

kelahiran hidup untuk sekitar 12 bayi per 10.000 kelahiran hidup di Amerika. Ada
peningkatan yang signifikan pada jumlah bayi yang lahir dengan mikrosefali di negara negara
utara timur Brasil. Namun, besarnya kenaikan jumlah kasus dan penyebaran geografis belum
diketahui pasti. Untuk saat ini, otoritas kesehatan Brasil telah melaporkan kehamilan dengan
atau tanpa malformasi SSP bawaan dengan konfirmasi laboratorium virus Zika dalam cairan
ketuban, plasenta atau jaringan janin. Bukti mengenai hubungan sebab akibat antara infeksi
virus Zika selama kehamilan dan malformasi SSP kongenital cukup kuat. Meskipun
informasi yang tersedia belum cukup untuk dikonfirmasi secara ilmiah.10
Mikrosefali adalah suatu kondisi di mana kepala bayi jauh lebih kecil dari yang
diharapkan. Selama kehamilan, kepala bayi tumbuh karena otak bayi tumbuh. Mikrosefali
bisa terjadi karena otak bayi belum berkembang dengan baik selama kehamilan atau telah
berhenti tumbuh setelah lahir, yang menghasilkan ukuran kepala lebih kecil. Mikrosefali yang
berat dapat diakibatkan karena otak bayi belum berkembang dengan baik selama kehamilan,
atau awalnya otak berkembang dengan baik dan kemudian rusak di beberapa titik selama
kehamilan. Bayi dengan mikrosefali dapat memiliki berbagai masalah lain, tergantung pada
seberapa parah mikrosefali yang terjadi. Mikrosefali telah dikaitkan dengan beberapa
masalah berikut:131

Kejang

Keterlambatan perkembangan, seperti masalah dalam berbicara atau perkembangan


lainnya (seperti duduk, berdiri, dan berjalan)

Cacat intelektual (penurunan kemampuan untuk belajar dan fungsi dalam kehidupan
sehari-hari)

Masalah dengan gerakan dan keseimbangan

Masalah dalam asupan, seperti kesulitan menelan

Gangguan pendengaran

Masalah penglihatan

Masalah-masalah ini dapat terjadi ringan hingga berat dan sering seumur hidup.
Karena otak bayi kecil dan terbelakang, bayi dengan mikrosefali parah dapat memiliki lebih
dari masalah ini, atau memiliki lebih banyak kesulitan dibandingkan bayi dengan mikrosefali
ringan. Mikrosefali yang berat juga dapat mengancam jiwa. Karena sulit untuk memprediksi
apa saja masalah-masalah yang akan timbul dari bayi dengan mikrosefali , maka bayi dengan
mikrosefali perlu untuk di follow-up lebih sering rutin dengan dokter untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan mereka.11

Penyebab dan Faktor Risiko


Penyebab mikrosefali pada kebanyakan bayi tidak diketahui. Beberapa bayi memiliki
mikrosefali karena perubahan dalam gen mereka. Penyebab lain mikrosefali, termasuk
mikrosefali parah, dapat mencakup paparan berikut selama kehamilan:13

Infeksi tertentu selama kehamilan, seperti rubella, toxoplasmosis, atau sitomegalovirus


gizi buruk, yang berarti kekurangan nutrisi atau tidak mendapatkan cukup makanan

Paparan zat berbahaya, seperti alkohol, obat-obatan tertentu, atau bahan kimia beracun

Gangguan suplai darah ke otak bayi selama pengembangan

Beberapa bayi dengan microcephaly telah dilaporkan di antara ibu yang terinfeksi virus
Zika saat hamil. Para peneliti sedang mempelajari kemungkinan adanya hubungan antara
infeksi virus Zika dan mikrosefali

Diagnosis
Mikrosefali dapat didiagnosis selama kehamilan atau setelah bayi lahir.11

Selama Kehamilan
Selama

kehamilan,

mikrosefali

kadang-kadang

dapat

didiagnosis

dengan

pemeriksaan. Untuk melihat mikrosefali selama kehamilan, USG harus dilakukan di akhir
trimester ke-2 atau awal trimester ketiga.11

Setelah Bayi Lahir


Untuk mendiagnosa mikrosefali setelah lahir, bayi baru lahir akan diukur lingkar

kepala, pada pemeriksaan fisik. Kemudian hasil pengukuran lingkar kepala dibandingkan
dengan standar penduduk menurut jenis kelamin dan usia. Mikrosefali didefinisikan sebagai
pengukuran lingkar kepala yang lebih kecil dari nilai tertentu untuk bayi dari usia dan jenis
kelamin yang sama. Nilai pengukuran ini untuk mikrosefali biasanya kurang dari 2 standar
deviasi (SD) di bawah rata-rata. Mikrosefali parah didefinisikan sebagai lingkar kepala yang
di bawah nilai pengukuran yang lebih kecil, biasanya kurang dari 3 standar deviasi (SD) di

bawah rata-rata untuk bayi dari usia dan jenis kelamin yang sama. Ini berarti kepala bayi
sangat kecil dibandingkan dengan bayi dari usia dan jenis kelamin yang sama.11
Jika diduga seorang bayi memiliki mikrosefali, dapat dilakukan satu atau lebih
pemeriksaan untuk membantu memastikan diagnosa. Misalnya, pemeriksaan khusus seperti
CT scan atau MRI dapat memberikan informasi penting pada struktur otak bayi yang dapat
membantu menentukan apakah bayi yang baru lahir memiliki infeksi selama kehamilan.11

Gambar 2.1 Tabel lingkar kepala terhadap usia perempuan

Gambar 2.2 Tabel lingkar kepala terhadap usia laki-laki

Tatalaksana
Mikrosefali adalah kondisi seumur hidup . Tidak ada pengobatan standar untuk

mikrosefali. Bayi dengan mikrosefali ringan sering tidak mengalami masalah lain selain
ukuran kepala kecil . Bayi-bayi ini akan membutuhkan check-up rutin untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan mereka . Untuk mikrosefali yang lebih parah , bayi akan
membutuhkan perawatan dan pengobatan berfokus pada pengelolaan masalah kesehatan
lainnya mereka. Layanan perkembangan awal kehidupan akan sering membantu bayi dengan

mikrosefali

untuk meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan fisik dan intelektual

mereka.11

Gambar 2.213 Gambaran perbedaan kepala bayi normal mikrosefali mikrosefali berat
Pada bulan November, Departemen Kesehatan Brasil merilis sebuah laporan
menyatakan kenaikan dramatis jumlah kasus mikrosefali, terutama di negara Pernambuco.
Meskipun penyebab pasti tidak dinyatakan, Kementerian menunjukkan hubungan mikrosefali
dengan infeksi virus Zika. Berdasarkan studi sebelumnya mengenai virus dan mekanisme
microcephaly, mungkin tidak sepenuhnya rasional. Di Brazil, RNA virus Zika telah terdeteksi
baik pada ibu dan pada sampel cairan ketuban dari janin. Dengan demikian, virus Zika
mungkin memiliki potensi untuk menginfeksi janin dan berpotensi menyebabkan disfungsi
perkembangan saraf termasuk mikrosefali. Sifat patologis virus Zika pertama kali dijelaskan
pada tahun 1952 oleh Dick dkk, yaitu ditemukannya virus tropis pada otak tikus yang
terinfeksi dan didapat peningkatan titer virus selama beberapa hari. Penelitian ini menunjukan
virus dapat melewati sawar darah otak. Temuan ini dilengkapi pada tahun 1972 oleh Bell dkk
yang mengamati perkembangan penyakit di otak tikus yang terinfeksi secara langsung.
Berdasarkan pengamatan mereka, virus menginfeksi neuron dan glia, memproduksi berbagai

intrasitoplasmik inklusi, yang disebut "pabrik virus. Pabrik-pabrik ini berasal dari retikulum
endoplasma danterkait dengan organel lain termasuk inti dan mitokondria. 12
Pengamatan mikroskopis menggambarkan apa yang sekarang kita kenal sebagai
autofagi. Seperti yang dibahas oleh Travassos dan Carneiro dalam masalah ini, proses selular
ini dirancang untuk memastikan homeostasis sel melalui jeratan dan degradasi bahan selular
yang tidak diinginkan. Mekanisme ini juga digunakan untuk memerangi infeksi virus
meskipun efisiensi bervariasi sebagai respon dari mekanisme yang berkaitan dengan virus.
Dalam kasus infeksi flavivirus, misalnya, interaksi antara virus dan Retikulum Endoplasma
menginduksi autofagi. Namun virus ini mencegah proses autofagi tersebut selesai,
menyediakan lingkungan yang sempurna untuk menciptakan "pabrik

virus" untuk

memaksimalkan replikasi virus dan amplifikasi.12


Meskipun autofagi belum dijelaskan dalam Zika yang menginfeksi sel saraf, infeksi
sel fibroblas secara eksperimen telah menunjukkan adanya proses autofagi dan virus
membajak proses biologis ini untuk replikasi. Ini memberikan beberapa bukti untuk
mendukung keterlibatan virus Zika di garis keturunan sel lainnya, termasuk sel saraf seperti
yang ditemukan oleh Bell dkk. Ini juga menjadikan jalur potensial untuk menentukan apakah
virus tersebut langsung, tidak langsung , atau tidak terlibat dalam pengembangan
mikrosefali.12
2.8

Pencegahan
Nyamuk dan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk menimbulkan faktor risiko

yang signifikan untuk infeksi virus Zika. Pencegahan dan pengendalian penyebaran virus
Zika salah satunya dengan mengurangi nyamuk melalui pengurangan sumber nyamuk
(penghapusan dan modifikasi tempat perkembangbiakan) dan mengurangi kontak antara
nyamuk dan manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan obat nyamuk secara
teratur, mengenakan pakaian (sebaiknya berwarna terang) yang menutupi seluruh tubuh,
menggunakan saringan nyamuk untuk pintu dan jendela, perlindungan pribadi tambahan,
seperti tidur di bawah kelambu di siang hari. Hal lain yang juga penting adalah
membersihkan dan menutup wadah penampung air, seperti ember, drum, atau tempat
perkembangbiakan nyamuk lainnya harus termasuk pot bunga, ban bekas dan talang atap.
Masyarakat harus mendukung upaya pemerintah daerah untuk mengurangi kepadatan
nyamuk di wilayah mereka.2
Lotion anti nyamuk harus mengandung DEET (N, N-dietil-3-methylbenzamide),
IR3535 (3-[N-asetil-N-butil]acidaminopropionicetilester) atau icaridin (1piperidinecarboxylic
asam, 2- (2-hidroksietil) -1-methylpropylester). Petunjuk label produk harus diikuti secara

ketat. Perhatian khusus dan bantuan harus diberikan kepada mereka yang mungkin tidak
dapat melindungi diri mereka sendiri secara memadai, seperti anak-anak, orang yang sakit
atau orangtua. Selama wabah, otoritas kesehatan mungkin menyarankan bahwa
penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan. Insektisida yang direkomendasikan oleh
WHO juga dapat digunakan sebagai larvasida untuk mengobati wadah air yang relatif besar.
Wisatawan harus mengambil tindakan pencegahan dasar yang dijelaskan di atas untuk
melindungi diri dari gigitan nyamuk.2
2.9

Virus Zika Dan Kehamilan


Perjalanan infeksi virus Zika pada wanita hamil sama dengan populasi umum. Tidak

ada bukti yang menunjukkan bahwa wanita hamil lebih rentan terinfeksi virus Zika. Ada
laporan dari wanita hamil yang terinfeksi virus Zika bahwa mereka mengalami mikrosefali
bawaan pada bayi mereka. Beberapa bayi dengan mikrosefali telah dikonfirmasi memiliki
virus Zika. Hal ini sangat penting untuk memahami bahwa kasus mikrosefali telah terlihat di
negara-negara dengan transmisi yang sangat luas.

Gambar 2.3 Transmisi Virus dari Ibu ke Janin

USG janin biasanya dilakukan pada 18-20 minggu kehamilan untuk menilai anatomi
janin. Mikrosefali dapat dideteksi saat kehamilan atau setalah bayi lahir. Pemeriksaan

ultrasound tambahan juga direkomendasikan untuk wanita hamil yang telah melakukan
perjalanan ke daerah dengan transmisi virus Zika untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
kelainan janin, dan untuk menentukan manajemen lebih lanjut apabila diperlukan. Wanita
hamil dengan riwayat perjalanan ke daerah yang penularan virus Zikanya tinggi yang tidak
mengalami gejala klinis atau dengan hasil tes PCR negatif dapat ditawarkan USG scanning
untuk mendeteksi mikrosefali atau kalsifikasi intrakranial. Disarankan dilakukan scanning 4
minggu setelah 24 minggu kehamilan.14
Departemen Kesehatan merekomendasikan bahwa wanita yang sedang hamil atau
berencana untuk hamil dalam waktu dekat mempertimbangkan untuk menunda perjalanan ke
daerah dengan transmisi virus Zika yang tinggi. Jika perjalanan penting, dapat
dipertimbangkan untuk menunda kehamilan. Jika bepergian di daerah yang terinfeksi Zika,
wanita yang sedang hamil atau berencana untuk hamil harus berkonsultasi dengan dokter
mereka dan mengambil semua tindakan pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk,
termasuk:14

Kenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang

Gunakan penolak serangga. Selalu gunakan seperti yang diarahkan.


-

penolak serangga yang mengandung DEET, picaridin, dan IR3535 aman untuk hamil
dan perempuan menyusui

Jika Anda menggunakan kedua tabir surya dan anti serangga, menerapkan tabir surya
pertama dan kemudian penolak nyamuk

Gunakan kelambu bila diperlukan

Lebih waspada pada 2 jam setelah matahari terbit dan dua jam sebelum matahari
terbenam

Gambar 2.4
3. Flu Burung
A. DEFINISI
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Flu Burung
adalah penyakit influenza pada unggas, baik burung, bebek, ayam, serta beberapa binatang
yang lain seperti babi. Data lain menunjukkan penyakit ini bisa terdapat burung puyuh dan
burung onta. Penyakit ini menular dari burung ke burung, tetapi dapat juga menular ke

manusia. Penyakit ini dapat menular lewat udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari
kotoran atau sekreta burung atau unggas yang menderita influenza. Sampai saat ini belum
terbukti adanya penularan dari manusia ke manusia. Penyakit ini terutama menyerang
peternak unggas. (wikipedia.org/wiki/ Flu _burung, 2007).
B. ETIOLOGI
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk
famili Orthomyxoviridae, yang terbagi atas (1) Virus influenza tipe A yang secara antigenik
sangat bervariasi dan dapat berubah-rubah bentuk (Drift, Shift) dan merupakan penyebab dari
sebagian besar kasus epidemi dan pandemi. (2) Virusinfluenza tipe B dapat juga
memperlihatkan perubahan antigenik dan kadang-kadang menyebabkan epidemi. (3) Virus
influenza tipe C yang secara antigenik bersifat stabil dan hanya menyebabkan penyakit
ringan.2,3
Perbedaan antigenik diperlihatkan oleh protein struktural internal, nukloeprotein
(NP), dan protein matriks (M), digunakan untuk membagi virus influenza menjadi tipe A, B
dan C. Sedangkan variasi antigenik pada glikoprotein permukaan yang terdiri dari
Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), digunakan untuk menentukan subtipenya.
Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2,
H7N7. Sedangkan pada hewan terdapat jenis H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen
adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada
suhu 22 C dan lebih dari 30 hari pada 0 C. Virus akan mati pada pemanasan 60 C selama
30 menit atau 56 C selama 3 jam, dengan detergen dan dengan desinfektan misalnya
formalin, serta cairan yang mengandung iodine.2
C. EPIDEMIOLOGI
Seperti halnya SARS, epidemiologi dari flu burung ini sangat kompleks dan tidak
sepenuhnya dimengerti. Virus influenza A dapat menginfeksi manusia dan juga pada hewan
lainnya seperti bebek, ayam, babi, paus, kuda dan anjing laut, sedangkanvirus influenza B
dan C beredar secara luas hanya pada manusia.2,4
Burung liar adalah sumber primer semua subtipe dari virus influenza A dan juga
merupakan sumber penularan pada hewan lain, tetapi tidak pada manusia. Kebanyakan virus
influenza menyebabkan infeksi yang asimptomatik atau infeksi ringan pada burung dan
gejala yang timbul pada unggas tergantung pada strain dari virus. Infeksi dengan beberapa
virus Avian influenza A (contohnya pada strain H5 dan H7) dapat menyebabkan penyebaran

penyakit yang luas dan kematian pada beberapa spesies burung liar dan burung peliharaan
seperti ayam dan kalkun. Babi dapat terinfeksi oleh virus flu burung dan virus flu pada
manusia selain virus flu pada babi sendiri, maka babi mungkin terinfeksi oleh virus dari
spesies yang berbeda pada saat yang bersamaan.Apabila ini terjadi, maka gen-gen dari virus
yang menginfeksi dapat bercampur sehingga akan menciptakan gen virus yang baru.
Contoh: apabila seeokor babi terinfeksi oleh virus flu burung dan flu manusia pada
saat yang bersamaan virus tersebut dapat bercampur dan menghasilkan virus baru yang
memiliki gen yang mirip dengan virus dari manusia, namun memiliki Hemaglutinin /
Neuramidase dari virus flu burung. Maka virus tersebut akan dapat menginfeksi dan
menyebar diantara manusia, namun memiliki protein permukaan yang belum pernah
ditemukan sebelumnya pada virus influenza yang menginfeksi manusia. Perubahan semacam
ini disebut antigenic shift. Antigenic shiftakan menghasilkan subtipe virus influenza A baru,
sehingga manusia hanya akan memiliki sedikit kekebalan atau bahkan tidak ada kekebalan
sama sekali terhadap virus tersebut. Jika virus ini menyebabkan sakit pada orang dan dapat
ditularkan pada orang dengan mudah dari manusia ke manusia maka akan timbul pandemi.
Epidemiologi yang tepat dan mekanisme yang pasti dari penyebaran virus ini ke manusia
masih memerlukan penelitian lebih lanjut.2,3,4
Perubahan antigenik itu sendiri terdiri dari dua jenis, yang pertama adalahantigenic
drift atau penyimpangan antigen atau disebut dengan perubahan antigenik minor dimana
hanya terjadi perubahan kecil komposisi antigen dan tidak mengalami perubahan subtipe,
proses ini biasanya berjalan lama. Sedangkan antigenic shift atau pergeseran antigen atau
juga disebut perubahan antigenik mayor menyebabkan perubahan drastis pada rangkaian
protein permukaan virus. Mekanisme yang mungkin untuk kejadian ini adalah percampuran
kembali genetika antara virus influenza manusia dan non manusia, khususnya yang berasal
dari burung. Virus influenza tipe B dan C tidak menunjukan proses ini, hal ini dikarenakan
hanya sedikit virus yang terkait dengan hewan.2,4
Apabila virus influenza terdapat pada peternakan domestik, virus ini mempunyai sifat
yang sangat menular, dan burung liar tidak lagi menjadi faktor penting dalam
penyebaran. Burung yang terinfeksi mengeluarkan virus dengan konsentrasi yang besar pada
feses burung dan sekret hidung dan mata. Apabila mengenai kumpulan burung, maka virus
akan menyebar dari satu kelompok ke kelompok lain dengan melibatkan burung yang
terinfeksi, peralatan yang terkontaminasi, telur, truk makanan dan kru pelayanan. Penyakit ini
secara umum menyebar pada kelompok dengan kontak langsung.4

1. Infeksi Avian Influenza pada manusia


Infeksi pada manusia pertama kali ditemukan di Hongkong pada tahun 1997, dimana
virus H5N1 menyebabkan penyakit pernafasan yang berat pada 18 orang, 6 orang diantaranya
meninggal. Infeksi yang terjadi pada manusia bersamaan dengan terjadinya epidemi pada
virus influenza yang mempunyai patogenitas yang tinggi, yang disebabkan oleh strain yang
sama pada peternakan di Hongkong.4
Pada penelitian lebih lanjut pada kejadian ini, tergantung dari kontak langsung
dengan unggas hidup yang terinfeksi (sumber infeksi). Pada penelitian genetika, ditemukan
virus berpindah secara langsung dari burung ke manusia.4
Dengan adanya pemusnahan yang dilakukan secara cepat dalam waktu 3 hari
terhadap sekitar 5.000.000 burung pada peternakan di Hongkong, mengurangi kesempatan
lebih jauh infeksi ke manusia dan mencegah terjadinya pandemi.4,5
Tahun
1997
1999
1999
2003
2003
2003
2003
2004
2004
2004

Negara
Jumlah kasus Jumlah Kematian Tipe Virus Influenza A
Hongkong
18
6
H5N1
Hongkong
2
0
H9N2
Cina
2
0
H9N2
Hongkong
2
1
H5N1
Belanda
89
1
H7N7
Hongkong
1
1
H9N2
NewYork
1
0
H7N2
Thailand
12
8
H5N1
Vietnam
23
15
H5N1
Canada
1
0
H7N3
Tabel 1.1 Daftar kasus flu burung pada manusia sejak tahun 1997-2004

2. Kepentingan dari subtipe virus influensa tipe A H5N1


Dari 15 subtipe dari virus influenza, H5N1 merupakan subtipe yang mendapat
perhatian khusus. H5N1 bermutasi dengan cepat dan telah terbukti bahwa subtipe ini
mendapatkan gen dari virus yang menginfeksi hewan spesies lain dan memiliki virulensi
yang tinggi pada manusia terutama pada anak. Burung yang bertahan hidup dari infeksi akan
tetap mengekskresikan virus dalam 10 hari, baik secara peroral maupun melalui feses yang
kemudian akan menginfeksi hewan lain maupun pada burung yang bermigrasi.
Pada penelitian terbaru WHO didapatkan bahwa virus H5N1 ini tidak
memperlihatkan tanda-tanda adanya transmisi virus dari manusia ke manusia. Hal ini diteliti
pada satu kelurga di Vietnam, dimana ditemukan 2 anggota kelurga yang terkena virus ini.
Bahan materi dari dari genetik virus ini diambil dari sampel kakak beradik masing berumur
23 tahun dan 30 tahun. Ternyata kedua virus tersebut berasal dari unggas dan tidak

mengandung gen dari virus influenza manusia. Penemuan ini memperlihatkan bahwa virus
tidak berubah menjadi bentuk yang dapat menular dari satu orang ke orang lain. Dilaporkan
juga tidak ada anggota keluarga lain yang sakit, orang disekitarnya ataupun pekerja medis
yang terlibat dalam perawatan pasien ini.4,6
3. Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dari unggas ke manusia, melalui udara
yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari air liur, sekret hidung dan feses yang menderita
flu burung. Penularan juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung atau kontak dengan
unggas yang terinfeksi flu burung. Kelompok resiko tinggi tertular penyakit ini, yaitu :
pekerja

dipeternakan

unggas,

pemotong

unggas

dan

penjamah

produk

unggas

lainnya. Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa virus flu burung dapat
menular dari manusia ke manusia atau menular melalui makanan.6
4. Masa Inkubasi
Pada unggas masa inkubasi berlangsung kurang lebih 1 minggu, sedangkan pada
manusia berkisar 1-3 hari. Masa infeksi 1 hari sebelum timbul gejala sampai 3-5 hari timbul
gejala. Pada anak-anak berlangsung sampai 21 hari.6
D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia6,7
Gejala Pada Unggas
- Jengger berwarna biru

Gejala Pada Manusia


- Demam (suhu badan diatas 38 C)

Borok dikaki

Batuk dan nyeri tenggorokan

Kematian mendadak

Batuk

Bulu mengkerut

Pilek

Kepala bengkak

Mialgia

Bersin

Infeksi mata

Diare

Radang saluran pernafasan atas

Bertingkah seperti depresi

Pneumonia

Respiratori distres

E. DIAGNOSIS
I. Kasus Observasi

II. Kasus Tersangka

Panas badan diatas 38 C disertai lebih Panas badan diatas 38 C disertai lebih
dari 1 gejala berikut :

dari 1 gejala berikut :

Batuk

Batuk

Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan

Sesak Napas

Sesak nafas

Disertai tanda dibawah ini:


III. Kasus Probable

o Hasil tes laboratorium positif untuk

Kasus tersangka

virus

Hasil laboratorium tertentu positif

mengetahuisubtipe

untuk virus influenza A (H5) seperti

influenza

tanpa

o Kontak 1 minggu sebelum timbul

tes antibodi spesifik pada 1 spesimen

gejala

dengan

penderita

serum

tergolong kasus pasti

yang

o Kontak 1 minggu sebelum timbul


IV. Kasus Pasti
-

Hasil biakan virus influnza A (H5N1)


positif atau

Hasil dengan pemeriksaan PCR untuk


H5 positif

Peningkatan titer antibodi spesifik H5


sebesar >4x

Hasil dengan IFA untuk antigen H5

gejala dengan unggas yang mati


karena sakit
o Bekerja

di

laboratorim

yang

memproses sample dari orang atau


binatang
terinfeksi Higly

yang
Pathogenic

disangka
Avian

Influenza 1 minggu sebelum timbul


gejala

positif
Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen darah (EDTA, beku/serum) dapat diambil di triage instalasi rawat darurat
atau ruang perawatan. Spesimen darah, apus tenggorokan dikirim oleh petugas laboratorim ke
badan LIDBANKES untuk konfirmasi diagnosis.6,7
Pemeriksaan rutin:
-

Darah lengkap (Hb, leukosit, hitung jenis leukosit dan LED)

Albumin / Globulin

SGOT / SGPT

Ureum, kreatinin

Analisis gas darah

Mikrobiologi

Pemeriksaan gram dan basil tahan asam

Kultur sputum / usap tenggorokan

Pemeriksaan Serologi:
Dapat dilakukan rapid test terhadap virus influenza walaupun mungkin hasilnya tidak terlalu
tepat, dan deteksi antibodi (ELISA) serta deteksi antigen (HI, IF).6,7
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan akan dilakukan dalam 24 jam dengan menggunakan 2 pesawat radiologi,
1 pada ruang instalasi radiologi dan satu lagi adalah pesawat radiologi yang bergerak dan
berada didalam ruang perawatan. Pemeriksaan foto thoraks dengan gambaran pnemonia
berupa infiltrat yang tersebar di paru
Diagnosis Tes Spesifik
PCR dan isolasi virus dapat dilakukan di CDC, permintaan untuk test melalui pusatpusat kesehatan. CDC akan menerima spesimen dari pasien yang memiliki kriteria diagnosa.
Spesimen yang diambil yaitu bilasan hidung atau usapan tenggorokan, ini merupakan bahan
terbaik untuk isolasi virus dan harus didapatkan dalam 3 hari setelah timbul gejala.8,9
F. DIAGNOSIS BANDING
Acute Respiratory Distress Syndrome
Adenoviruses
Arenaviruses
Cytomegalovirus
Dengue Fever
Echoviruses
Hantavirus Pulmonary Syndrome
HIV Disease
Legionnaires Disease
Parainfluenza Virus

G. PENANGANAN
1. Triage Instalasi Rawat Darurat
-

Rawat darurat (emergency) adalah suatu keadaan dimana penderita memerlukan


pemeriksaan dan tindakan medis segera dan apabila tidak segera dilakukan, dapat
berakibat fatal bagi penderita.8,10

Triage adalah ruangan yang mempunyai fungsi untuk melakukan seleksi terhadap
penderita flu burung, dimana semua petugas telah melakukan Standard Universal
Precaution 9,10.
Seleksi pertama dilakukan oleh perawat yang telah dilatih dengan berpedoman pada
gejala-gejala flu burung dan faktor resikonya, sekaligus melakukan pemeriksaan awal
sebelum dokter yang bertugas melakukan pemeriksaan lanjutan.
Seleksi kedua adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter triage, yang melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai standard pelayanan medik mengenai flu
burung yang ada.
Jika diperlukan pemeriksaan penunjang, maka dokter segera melakukan pemeriksaan
laboratorium sederhana dan foto thoraks pada penderita dengan bantuan petugas
khusus.
Dari hasil pemeriksaan diagnostik fisik dan penunjang tersebut, dokter dapat
memulangkan atau segera merawat penderita tersebut sesuai indikasi.
Untuk penderita yang akan dirawat, maka dokter triage segera melaporkan hal
rencana perawatan penderita tersebut pada dokter konsulen jaga pada hari itu, dan
dokter triage harus mencatat kasus tersebut dalam formulir khusus.

2. Penanganan Pertama
Penderita dirawat diruang isolasi selama 7 hari (masa penularan), karena ditakutkan
adanya transmisi melalui udara.
Oksigenasi, jika terdapat sesak nafas dan apabila terdapat kecendrungan adanya gagal
nafas, dengan cara mempertahankan saturasi 02 > 90%
Hidrasi, yaitu pemberian cairan parenteral (infus) atau minum yang banyak
Terapi simptomatis untuk gejala flu, seperti analgetik, antipiretik, dekongestan dan
antitusif
Amantadine / Rimantadine yang berfungsi menghambat hemaglutinin diberikan pada
awal infeksi, sedapat mungkin dalam 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5

mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Bila BB > 45kg diberikan 100 mg dua kali
sehari. Pada orang lanjut usia dan penderita dengan penurunan fungsi hari atau ginjal,
dosis harus diturunkan.
Oseltamivir yang berfungsi menghambat neuramidase diberikan untuk anak sebanyak
45 mg dua kali sehari; BB 23-40 kg sebanyak 60 mg dua kali sehari; BB > 40 kg
sebanyak 75 mg dua kali sehari. Dosis pada penderita dengan usia > 13 tahun
sebanyak 75 mg dua kali sehari. Harus diberikan dalam waktu 36 jam setelah onset
influenza. Pemberian dilakukan selama 5 hari.
Foto thoraks ulang
Laboratorium
Pada kasus dengan respiratori distress, maka dilakukan pengobatan sesuai prosedur
RDS sebagaimana lasimnya, dan penderita dimasukan ke ruang perawatan intensif
(ICU).
Selanjutnya dapat dirawat di ruang perawatan biasa, jika :

Hasil apus tenggorokan negatif dengan PCR atau biakan.

Setelah 7 hari demam, kecuali demam berlanjut, atau sesuaipertimbangan dokter


yang merawat atau penanganan adalah kasus demi kasus.

Apabila kita berhadapan dengan seorang yang terkena gejala seperti flu,
kemoprofilaksis efektif untuk mencegah penularan influenza dibutuhkan. Profilaksis dengan
amatadine efektif untuk mencegah sebagian besar tipe flu (Influenza A). Bagi yang tidak
toleran terhadap amatadine dapat menggunakan Oseltamivir (tamiflu) sebagai obat alternatif.
Jika

sudah

mendapatkan

vaksinasi,

maka

kemoprofilaksis

tidak

dibutuhkan.

Direkomendasikan durasi pemberian profilaksis adalah 7-10 hari.8,9,10


Pasien-pasien yang memiliki resiko tinggi penularan influenza, maka sebaiknya
diberikan obat antiviral, jika disekitarnya ada yang terkena influenza maka harus diberikan
kemoprofilaksis.10
Obat antiviral efektif untuk treatment dari influenza jika dipakai setelah muncul
gejala-gejala awal. Sebab pemakaian antiviral ini terbatas, penggunaan obat antiviral
dipergunakan hanya pada masyarakat yang memiliki resiko terjadinya komplikasi yang berat
dari influenza yakni mulai dari hari ke-2 onset penyakit tersebut.9,11
Dalam keadaan apapun, pengobatan juga harus diberikan kepada orang yang
mengunjungi pasien yang didiagnosis mengidap influenza. Pengobatan yang disarankan

untuk influenza yaitu oseltamivir (tamiflu) yang sesuai dengan dosis harian serta usia untuk
penyembuhan influenza. Lamanya pengobatan direkomendasikan selama 5 hari. Untuk
mengontrol infeksi tersebut dilakukan monitoring oleh lembaga kesehatan seperti rumah
sakit.9, 10, 11
3. Indikasi Rawat Inap
Penderita menginap sedikitnya 1 hari berdasarkan rujukan dari triage instalasi rawat
darurat
Petugas perawatan telah melakukan Standard Universal Precaution.
Semua penderita yang telah memenuhi kriteria flu burung dan telah dilakukan seleksi
pada triage instalasi darurat tersebut.
Perawatan dilakukan paling sedikit 1 minggu diruang isolasi.
4. Indikasi Perawatan di ICU
Frekuensi nafas lebih dari 30x/menit atau mengalami dyspnoe
Ratio Pa O2 /Fi <>
Foto thoraks: penambahan infiltrat > 50% atau mengenai banyak lobus paru
Tekanan sistolik <>
Membutuhkan ventilator mekanik
Syok septik
Membutuhkan vasopressor (dopamin / dobutamin) > 4 jam
Fungsi ginjal memburuk (serum kreatin > 4 mg/dL)
5. Indikasi Pemulangan Penderita Rawat Inap dan Follow-Up
a. Indikasi Pemulangan
-

Penderita bebas demam selama 72 jam

Tidak batuk

Perbaikan foto thoraks

Laboratorium normal

b. Follow-up (tindak lanjut)

Penderita yang telah dipulangkan diwajibkan untuk melakukan follow-up di poliklinik


penyakit paru atau penyakit dalam atau penyakit anak.

Pemerikasaan ulang dilakukan 1 minggu setelah pulang, dan pada saat kontrol
dilakukan foto thorak dan tes lainnya yang masih abnormal.

6. Penanganan Jenazah
Seluruh petugas pemulasaran jenasah, harus mempersiapkan dan melakukannya
sesuai standard universal

precaution,

untuk

memandikan

jenasah

atau

perlakuan

khusus. Jenasah tersebut ditutup dengan bahan yang terbuat dari plastik yang tidak dapat
ditembus oleh air atau oleh bahan dari kayu lainnya yang tidak mudah tercemar. Jenasah
tidak boleh disemayamkan lebih dari 4 jam didalam pemulasaran jenasah. Jenasah sebaiknya
dikremasi atau peti jenasah diisolasi.10,11
7. Pencegahan
a. Pada unggas :
-

Pemusnahan unggas atau burung yang terinfeksi flu burung

Vaksinasi pada unggas atau burung yang sehat

b. Pada manusia:
-

Kelompok beresiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)

Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja

Hindari kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi

Gunakan alat pelindung seperti masker dan pakaian kerja

Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja

Membersihkan kotoran unggas setiap hari

Masyarakat Umum

Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi dan istirahat
yang cukup

Mengolah unggas dengan cara yang benar yaitu: pilih unggas yang sehat
(tidak terdapat gejala-gejala penyakit dalam tubuhnya)

Memasak daging unggas sampai suhu 80 C selama 1 menit dan pada telur
sampai suhu 64 C selama 4.5 menit

8. Kewaspadaan Universal Standard


-

Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sabun dan sikat selam
kurang lebih 5 menit, yaitu dengan menyikat seluruh permukaan telapak tangan maupun
punggung tangan. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.

Pakaian yang digunakan adalah pakaian bedah atau pakaian sekali pakai.

Memakai masker N95 atau minimal masker bedah.

Menggunakan pelindung wajah/ kaca mata goegle (bila diperlukan)

Menggunakan pakaian pelindung

Menggunakan sarung tangan

Menggunakan sepatu bot pelindung kaki

DAFTAR PUSTAKA
1. European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid risk assessment: Zika
virus infection outbreak, Brazil and the Pacific region. Stockholm: ECDC; 2015.
2. World Health Organization. Zika virus [Internet]. 2016. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/zika/en/
3. Cdc.gov. Areas with Zika | Zika virus | CDC [Internet]. 2016. Available from:
http://www.cdc.gov/zika/geo/index.html
4. Mitchell C. PAHO WHO | Zika Epidemiological Update 2016 [Internet]. Pan
American Health Organization / World Health Organization. 2016. Available from:
http://www.paho.org/hq/index.php?
option=com_content&view=article&id=11599&Itemid=41691&lang=en
5. Yuningsih R. MEWASPADAI ANCAMAN VIRUS ZIKA DI INDONESIA [Internet].
1st ed. Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI; 2016]. Available from:
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-3-I-P3DIFebruari-2016-82.pdf
6. WHO Western Pacific Region. Zika virus [Internet]. 2016. Available from:
http://www.wpro.who.int/mediacentre/factsheets/fs_05182015_zika/en/
7. Ecdc.europa.eu. Factsheet for health professionals [Internet]. 2016. Available from:
http://ecdc.europa.eu/en/healthtopics/zika_virus_infection/factsheet-healthprofessionals/Pages/factsheet_health_professionals.aspx
8. Revised diagnostic testing for Zika, chikungunya, and dengue viruses in US Public
Health Laboratories [Internet]. 1st ed. CDC, Division of Vector-Borne Diseases; 2016.
Available from: http://CDC, Division of Vector-Borne Diseases
9. Cdc.gov. Clinical Evaluation & Disease| Zika virus | CDC [Internet]. 2016. Available
from: http://www.cdc.gov/zika/hc-providers/clinicalevaluation.html
10. European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid Risk Assessment. Zika
virus disease epidemic: potential association with microcephaly and GuillainBarr
syndrome. Second update, 8 February 2016. Stockholm: ECDC; 2016.
11. Cdc.gov. Facts about Microcephaly | Birth Defects | NCBDDD | CDC [Internet].
2016. Available from: http://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/microcephaly.html
12. J.A. Tetro, Zika and microcephaly: causation, correlation, or coincidence?, Microbes
and Infection (2016)

13. Zika virus: Interim guidance information for LMCs (midwives), GPs and other health
professionals dealing with Zika virus in pregnancy [Internet]. 1st ed. Ministry of
health; 2016. Available from: http://Zika virus: Interim guidance information for
LMCs (midwives), GPs and other health professionals dealing with Zika virus in
pregnancy
14. Departemen Kesehatan, SK Menkes 1371/Menkes/ SK/IX/2005 tentang Pedoman
Penanggulangan Flu Burung (Avian Influenza) Pada Manusia.
15. World Health Organization (WHO), WHO Current Phase of Pandemic Alert,
http://www.who.gov
16. Department of Health and Human Services Centers for Disease Control and
Prevention, CDC Recommends against the Use of Amantadine and Rimantadine for
the Treatment or Prophylaxis of Influenza in the United States during the 200506
17. World Health Organization (WHO), http://www.who.gov/guidelines for investigation
of human cases of avian influenza A (H5N1).
18. Pusat Informasi Penyakit Infeksi Flu Burung (Standar Prosedur); Prosedur Tetap
Penanganan Penderita Flu Burung di RSPI Prof Sulianti Saroso, 2006
19. Surat Edaran Dirjen Pengendalian Penyakiit dan Penyehataan Lingkungan tentang
Definisi Kasus Flu Burung. Januari 2007
20. Pusat Penanggulangan Krisis, Departemen Kesehatan, 3 kasus baru pasien flu
burung, 2 orang meninggal http://www.ppk.depkes.goi.id/.
21. The Writing Commitee of the World Health Organization (WHO) Consultation on
Human Influenza A/H5. Avian Influenza A (H5N1) Infections in Humans. N Engl J
Med 2005.

You might also like