You are on page 1of 12

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1.

Jenis / Desain Penelitian


Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang objektif, valid, dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan
dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah, Sugiono (2005:1).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
menemukan, membuktikan dan mengembangkan suatu pengetahuan dengan
cara ilmiah dan menggunakan rasional yang koheren. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menguraikan atau menggambarkan tentang karakteristik dari suatu keadaan
atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan data dan analisis
data kuantitatif serta pengujian statistik, Prasetyo dan Miftahuljannah
(2007:263). Penelitian ini juga menggunakan desain penelitian kausalitas
yang digunakan untuk membuktikan pengaruh dari beberapa variabel.
Penelitian kausalitas biasanya menggunakan metode eksperimen yaitu
dengan mengendalikan independent variabel yang akan mempengaruhi
dependent variabel pada situasi yang telah direncanakan.
Jadi, penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian konsep
dalam hipotesis tentang Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010 hingga 2014.

39

40

4.2.

Variabel Penelitian
Agar dapat dioperasionalisasikan dalam perhitungan model penelitian,
maka terdapat variabel independen yaitu, Current Ratio, Earning per Share,
Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan variabel
dependen yaitu Return Saham. maka perlu dilakukan pengukuran pada
setiap variabel, seperti tampak pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1
Operasional Variabel
Variabel

Simbol

Indikator

Skala

Current Ratio

CR

Rasio

Earning Per Share

EPS

Rasio

Price Earning Ratio

PER

Rasio

Debt to Equity Ratio

DER

Rasio

Return on
Investment

ROA

Rasio

Return Saham

Sumber : Diolah Peneliti (2016)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 2014 ada sebanyak
148 perusahaan manufaktur. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

41

dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan


sampel setiap elemen populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi sampel, dan kriteria pemilihan sampel disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini:
1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2010 2014.
2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap
tersedia, dan dapat diakses dari tahun 2010 2014 sebanyak 30
Perusahaan manufaktur.
Setelah dilakukan rekapitulasi data dan proses seleksi sampel sesuai
dengan kriteria penelitian di atas, diperoleh jumlah sampel sebanyak
30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi
period 2010 2014.

4.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis
data sekuder yaitu data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia, dalam hal ini
laporan keuangan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
pencatatan terhadap setiap data yang dibutuhkan dalam laporan keuangan
masing-masing perusahaan.

4.5. Metode Analisis


Metode analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan
analisis data kuantitatif. Metode analisis data kuantitatif adalah metode

42

analisis

data

yang

menggunakan

perhitungan

angka-angka

yang

dipergunakan untuk mengambil keputusann guna memecahkan suatu


masalah, sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan regresi berganda (Multiple Regressions). Regresi
berganda adalah metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan
satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih
variabel bebas, sedangkan tujuan analisis regreasi berganda adalah untuk
memperkirakan perubahan respon pada variabel terikat terhadap beberaa
variabel bebas.
Menurut Ghozali (2009:57) untuk mencapai hasil yang baik, regresi
berganda mensyaratkan uji asumsi klasik, maka sebelum melakukan uji
regresi berganda, penelitian ini akan melakukan pengujian asumsi klasik.
Pengujia analisis deskriptif,

asumsi klasik dan regresi berganda dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS.

4.5.1. Analisa Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabelvariabel. Dalam penelitian ini, analisa statistik deskriptif digunakan untuk
mengetahui gambaran umum atau karakteristik data yang digunakan dalam
penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean),
distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta deviasi standar.

43

4.5.2. Uji Asumsi Klasik


Pengujian asumsi klasik dilakuka untuk mengetahui keberartian
hubungan

antar

(Ghozali,2019).

variabel
Uji

independen

Asumsi

klasik

dengan
meliputi

variabel
uji

dependen
normalitas,

multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan bahwa variabel
terikat dan variabel bebas dalam persamaan regreasi sudah
berdistribusi normal atau tidak (Ghozali 2009). Untuk menguji
normalitas data digunakan uji kolmogorov-Smirnov. Residual
berdistribusi normal apabila tingkat signifikansi menunjukkan
nilai lebih besar dari 0,05 (5%).

b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regreasi
ditemukan adalah korelasi antar variabel independen dan jika
terjadi

korelasi

maka

dinamakan

terdapat

masalah

multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya


tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Adapun dasar
pengambilan keputusan suatu model memiliki multikolinieritas
adalah:
1. Jika niali VIF (Variance Inflation factor) < 10 dan nilai
tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas antar
variabel bebas dalam model.

44

2. Jika nilai VIF (Variance Inflation factor) > 10 dan nilai


tolerance < 0,1 maka terdapat multikolinieritas antar variabel
bebas dalam model.
Jika ditemukan gejala multikolinieritas maka adala beberapa cara
untuk mengatasinya, yaitu :
1. Tidak mengikutsertakan salah satu variabel yang koliner.
2. Mentransformasikan variabel
3. Mencari data tambahan

c.

Uji Heteroskedastisitas
Uji

heteroskedastisitas

dilakukan

untuk

menguji

terjadi

ketidaksamaan variance dari residul satu pengamatan ke


pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan

ke

pengamatan

lain

tetap,

maka

disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.


Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
yang tidak heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).Uji statistic yang
digunakan adalah uji Glejser supaya hasil yang diperoleh
akurat.Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute
residual terhadap variable independen.Jika dari uji Glejser di
dapat bahwa tidak ada satupun variable independen yang
signifikan secara statistic mempengaruhi variable dependen nilai
absolute Ut (AbsUt) dan probabilitas siginifikansi di atas tingkat

45

kepercayaan 5 persen maka dapat di ambil kesimpulan model


regresi tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi
Gejala autokoreasi ditunjukkan dengan adanya koreasi antara
variable pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu.
Dampak

yang

diakibatkan

oleh

autokorelasi

yaitu

interval

kepercayaan menjadi lebar dan uji signifikan kurang kuat sehingga


uji t dan uji f tidak dapat dilakukan dengan melakukan uji DurbinWatson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya
autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson medekati
angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut
tidak memiliki autokorelasi, dalam hal sebaliknya, maka dinyatakan
terdapat autokorelasi. Hasil analisis persamaan melalui regresi
Ordinary Least Square, menghasilkan sebuah model yang perlu
dilakukan

uji

autokorelasi

(serial

correlation)

dan

heteroskedastisitas untuk mengetahui hasil estimasi bersifat BLUE


(best linear unbiased estimates). Dengan kata lain uji ini
dimaksudkan untuk menguji terdapatnya korelasi diantara diantara
kesalahan pengganggu dari satu observasi ke observasi lainnya.
Tidak terjadinya autokorelasi dapat dideteksi apabila (Supranto,
2001:270):
1. DW hitung atau d>4-dL (d lower) = ada autokorelasi negative

46

2. DW hitung atau d<4-dU (d upper) = tidak ada autokorelasi


negative
3. 4-dU < d< 4 dL = pengujian tidak meyakinkan.

4.5.3. Persamaan Regresi


Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2014.
Pengujian hipotesis penelitian ini diuji dengan regresi linear berganda,
dengan rumus persamaan regresi:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan :
Y

= Return saham

X1

= Current Asset (CR)

X2

= Earning per Share (EPS)

X3

= Price Earning Ratio (PER)

X4

= Debt to Equity Ratio (DER)

X5

= Return on Investment (ROI)

= Konstanta

b1 b5 = Koefisien regresi
e

= Error

47

a. Uji Regresi
Menurut Ghozali (2009) ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai actual dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai
statistik F dan nilai statistik t.

b. Analisis Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar
varians

variabel

dependen

dipengaruhi

oleh

varians

variable

independen, atau dengan kata lain seberapa besar variabel independen


mempengaruhi variabel dependen, yang dilihat dari nilai R square (R2).
Rumus umumnya adalah:
D = R2 x 100%
Dimana:
D : Koofisiensi Determinasi,
R : Koofisiensi korelasi variabel independent dengan variabel
dependen
Uji Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5) secara
serentak terhadap variabel dependen (Y) yang ditandai dengan
besarnya Koefisien Determinasi yang didapatkan. Koefisien ini
menunjukkan seberapa besar persentase variabel independen yang
digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel
dependen. Jika R2sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap

48

variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan


dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variable dependen.
Jika R2sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh
yang diberikan variable independen terhadap variable dependen adalah
sempurna, atau variable independen yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi dependen.
Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS akan
diperoleh masing-masing untuk nilai koefisien R dan R2 serta akan
diinterpretasi nilai-nilai tersebut baik secara statistik maupun secara
manajemen sehingga akan terlihat jelas kondisi riil dari pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hubungan antara kedua
variabel ini juga ada yang bersifat positif dan negative. Hubungan
disebut positif jika variabel yang satu naik atau meningkat, maka
variabel yang satunya lagi juga akan cenderung naik atau meningkat,
hubungan disebut negative jika variabel yang lain naik atau meningkat,
maka variabel yang satunya lagi cenderung akan menurun.
Nilai R square dapat diperoleh dengan mengquadratkan nilai t.
dimana r adalah suatu ukuran asosiasi (linier) relative antara 2 (dua)
variabel. Nilai r dapat berfariasi antara 0 (yang menunjukkan tidak ada
korelasi) hingga + 1 (yang menunjukkan korelasi sempurna).Jika
korelasi lebih besar dari 0, dua variabel berkorelasi positif (searah) dan
jika kurang dari 0 dikatakan berkorelasi negative (berlawanan
arah).Oleh sebab itu bila garis regresi dapat menjelaskan 90% dari

49

semua variasi variabel terikat, hal ini menjelaskan ada hubungan yang
sangat kuat antara variabel terikat dengan variabel bebas.

c. Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)


Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model regreasi yang
digunakan sudah tepat. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah
sebagai berikut:
1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil
dari tingkat signifikansi (Sig. < 0,05), maka model penelitian dapat
digunakan atau model tersebut sudah tepat.
2. Jiak F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar
dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05, maka model penelitian tidak
dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat.
3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel, maka
model penelitian sudah tepat.
Selain untuk mengetahui ketepatan suatu model regreasi,
uji F juga digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen. Jika nilai
signifikan > 0,05 berarti secara bersama-sama variabel independen
tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai
signifikan < 0,05 berarti secara bersama-sama variabel dependen
mempunyai pengaruh terhadap variabel independen.

50

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:


a) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan)
b) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh)

d. Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)


Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi
variabel dependen (ghozali, 2009). Apabila nilai probabilitas
signifikansi < 0,05, maka suatu variabel independen merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah :
a) Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
b) Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
Dan kriteria adanya pengaruh atau tidak adalah:
a) Jika b = 0, maka tidak ada pengaruh, dan
b) Jika b = 0, maka ada pengaruh.

You might also like