You are on page 1of 17

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Superman Doni Sihite & Matrodji Mustafa
doni_sihite@yahoo.com & mustafamatt@yahoo.com
ABSTRACT

The purpose of this study is to examine and analyze the impact of financial performance
against stock return of Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock Exchange. In
this study used financial ratio analysis, where the ratio is Current Ratio (CR), Earning per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), and Return on Assets (ROA).
The study was conducted with quantitative methods, data analysis conducted by multiple linear
regression analysis. The independent variables consists of Current Ratio, Earnings per Share,
Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, and the dependent variable is the
stock return. The population of this study is all manufacturing companies listed in Indonesia
Stock Exchange period 2010-2014 as many as 30 companies. The data collection method used
secondary data by recording financial statement for further discussion and analysis. The results
showed that the Current Ratio and Return on Assets have significant impact toward the stock
return of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2010-2014.
Meanwhile, Earning per Share, Price Earning Ratio, and Debt to Equity Ratio no have
significant impact on the stock return of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange period 2010-2014.
Keywords: Current Ratio, Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return on Assets, Stock Return
Pendahuluan
Pasar modal dalam aktivitasnya adalah menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan.
Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (Lender) ke pihak yang
memerlukan dana (Borrower). Fungsi ini sebenarnya juga telah dilakukan oleh intermediasi
keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Perbedaan mendasar pada aktivitas dipasar modal
adalah memperdagangkan dana dan lebih bersifat jangka panjang dan juga dilakukan secara
langsung tanpa perantara lembaga keuangan. (Husnan,2009:4).
Investasi merupakan penanaman modal satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang berupa
capital gain dan dividen yield. Akan tetapi, sebelum melakukan investasi, investor perlu
memastikan apakah modal yang ditanamkan mampu memberikan pengembalian (return) yang
diharapkan, yaitu dengan cara mengetahui kenerja perusahaan. Perusahaan yang berkinerja baik
akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan pada perusahaan yang
berkinerja tidak baik. Untuk itu diharapkan suatu kinerja yang mumpuni pada perusahaan yang
dijadikan tempat berinvestasi. Hal yang dilakukan adalah menganalisa laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan dimana laporan keuangan merupakan percerminan prestasi
manajemen perusahaan pada periode tertentu.Informasi yang diperlukan oleh para investor di
pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang
bersifat teknikal.Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan,
dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi, politik,
financial dan faktor lainnya.Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim
digunakan adalah informasi laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal tersebut

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, resiko atau
ketidakpastian, jumlah, waktu dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di
pasar modal. (Husnan,2009:7).
Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan
usaha suatu perusahaan. Fungsi ini penting karena fungsi inilah yang melakukan usaha untuk
mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana untuk menjalankan
kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam
perusahaan (internal financing) maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external
financing).Sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan
(retained earnings), yaitu laba yang tidak dibaikan sebagai dividen. Sumber pembiayaan
eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual
sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal. (Husnan,2009:7).
Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan tentunya
mengarapkan return atas investasi mereka. Menurut Pradhono (2014 : 149), return yang diterima
oleh pemegang saham adalah pengembalian yang diterima atas investasi yang telah dilakukan.
Return tersebut dapat berupa capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih
pergerakan harga saham pada saat membeli dan menjual dan keuntungan yang diperoleh dari
pembagian dividen (laba) yang dibagikan kepada para pemegang saham). Laba (income) sering
dinyatakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan membayar dividen.Laba bersih yang
diperoleh perusahaan sebagian diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen,
sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan karena itu tingkat pembayaran dividen yang
dilakukan oleh perusahaan bervariasi tergantung kebijaksanaan perusahaan. Para pengambil
keputusan termasuk di dalamnya para investor dalam menanamkan dananya memerlukan
berbagai macam informasi yang bermanfaat untuk melakukan prediksi hasil investasinya di pasar
modal. Informasi yang lazim digunakan oleh para investor atau pemodal dikelompokkan dalam
dua hal yaitu informasi yang bersifat teknikal dan informasi fundamental (Claude et.al. 2005).
Laporan keungan diterbitkan oleh perusahaan (khususnya laporan laba rugi) tidak
memasukan komponen biaya modal sendiri. Padahal informasi dalam laporan laporan tersebut
(besarnya laba/rugi) menjadi element paling utama dalam perhitungan alat kinerja keuangan
seperti Current Ratio (CR), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Return on Asset (ROA), dan lain-lain.
Agar tujuan perusahaan untuk melipat gandakan kekayaan pemegang saham tercapai,
maka ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan seharusnya
mempunyai hubungan langsung dengan return yang diterima pemegang saham. Oleh karena itu,
investor saham mempunyai kepentingan untuk mendapatkan saham. Oleh karena itu, investor
saham mempunyai kepentingan untuk mendapatkan informasi keuangan di antaranya tentang
Current Ratio (CR), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Return on Asset (ROA) dalam melakukan penentuan harga saham, sehingga dalam
kedepannya investor dapat menentukan berapa return yang akan diterima di masa yang akan
datang.
Pada penelitian Gatiningsih (2009) yang menggunakan sampel perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI, menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Pada penelitian Juwita (2013) menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER)
memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan Non Bank LQ45 period 20102012.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terlihat dari objek penelitian dan
beberapa variabel bebas yang digunakan. Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti pengaruh

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

Kinerja Keuangan dengan menggunakan variabel Current Ratio (CR), Earning per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA) terhadap
return saham dengan menggunakan objek perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada
periode 2010 - 2014.
Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi return saham, namun masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi.
Berdasarkan uraian diatas yang menunjukkan variabel bebas yang berpengaruh signifikan
terhadap return saham dan data yang didapat oleh penulis bahwa perkembangan indeks harga
saham manufaktur di BEI dari tahun 2010 2014 yang selalu mengalami peningkatan, maka
penulis bermaksud untuk meneliti kembali pengaruh kinerja keuangan yang diukur Current
Ratio, Earnings per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets,
terhadap return saham.
Adapun tujuan dari pada penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return saham pada perusahaan
Manufaktur.
2. Untuk menguji pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan
Manufaktur.
3. Untuk menguji pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur.
4. Untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur.
5. Untuk menguji pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur.
Kajian Teori
Kinerja Keuangan Sebagai Media Informasi. Laporan keuangan merupakan hasil dari
suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan baik
yang berkepentingan mengenai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dan selanjutnya
disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan. Dalam
kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (2004, par.09) menyatakan bahwa
pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembagalembaganya, dan masyarakat.Pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Berikut dijelaskan beberapa objek
pengguna laporan keuangan dan kebutuhannya akan laporan keuangan, yaitu:
a. Investor
Para penanam modal (investor) dalam melakukan investasinya akan mendapatkan
resiko atas investasinya dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang
terjadi dan melekat pada investasi yang dilakukan investor serta hasil pengembangan
dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang
saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi
laporan keuangan yang menggambarkan stabilitas dan profitabilitas perusahaan.Mereka
juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

c. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan perusahaan terkait dengan
kemungkinan mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya membutuhkan informasi laporan keuangan yang
akan digunakan untuk menentukan apakah jumlah piutang mereka akan dapat dibayar
pada waktu jatuh tempo.
e. Pelanggan
Pelanggan mempunyai kepentingan dengan informasi laporan keuangan dalam
kaitannya mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau para pelanggan
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan
dengan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan dengan aktivitas
perusahaan.Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat/public
Perusahaan memberikan pengaruh kepada anggota masyarakat dalam berbagai cara,
antara lain perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam
modal domestik. Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
beserta rangkaian aktivitasnya.
Laporan keuangan merupakan instrumen untuk melaporkan informasi keuangan
suatu perusahaan kepada kelompok orang yang berbeda-beda, dan disusun sebagai dasar
pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat, jika laporan
keuangan memberikan informasi yang relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai
laporan keuangan tersebut dalam pengambilan keputusan. Informasi laporan keuangan
tersebut akan memiliki kualitas relevan jika infomasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi si pemakai laporan keuangan tersebut seperti contohnya para
investor. Investor yang akan menanamkan investasinya dalam bentuk surat berharga
sangan berkepentingan terhadap laporan keuangan. Kerangka Dasar Penyusunan
Penyajian Laporan Keuangan (2004, par 28) juga menyebutkan sebagai berikut:
Informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar
untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang
berlangsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah,
pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya
ketika jatuh tempo.
Hal yang dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa informasi laporan keuangan
memegang peranan penting dalam aktivitas perdagangan.Informasi ini merupakan basis
pengambilan keputusan bagi para pemodal (investor), dengan demikian keterbukaan informasi
(information disclosure) memegang peranan penting dalam aktivitas perdagangan saham.
Informasi lain yang menarik para investor antara lain adalah harga saham sebagai revisi atau
penyesuaian di pasar yang sepenuhnya mencerminkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan
kepentingan investor yang ingin berinvestasi dalam bentuk surat berharga khususnya saham,
maka informasi laporan keuangan berguna untuk melihat keuntungan yang dapat direalisasikan

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

melalui tindakan yang akan diambil berdasarkan informasi itu. Atas dasar laporan keuangan
sebagi media infomasi inilah nantinya akan memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi
keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
Kinerja Keuangan. Setiap investor pasti menghendaki keuntungan dari dana yang telah
diinvestasikan. Oleh sebab itu, sangan penting bagi investor untuk menentukan pada perusahaan
mana ia akan berinvestasi. Menurut Husnan (2009 : 54), sebelum pemodal melakukan
investasi sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganalisis laporan
keuangan, dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar investor memiliki
pertimbangan mengenaik perusahaan yang akan ditanam investasi. Dengan mengetahui kinerja
keuangan perusahaan, investor dapat menilai potensi perusahaan di masa yang akan datang.
Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai
aktivitas yang dilakukan dalam mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia.Kinerja
keuangan perusahaan dapat dilihat dari analisis laporan keuangan atau analisis rasio keuangan.
Menurut Van Horne (2008:201) agar dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan
dan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan
keuangan perusahaan.Alat yang sering kali di gunakan selama pemeriksaan tersebut adalah rasio
keuangan (financial ratio).
Menurut Brigham (2009:88) nilai riil dari laporan keuangan terletak pada kenyataan
bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memprediksi laba dan dividen di
masa depan. Dari sudut pandang seorang investor, analisis laporan keuangan adalah alat untuk
memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan
berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi keuangan di masa depan, dan yang lebih
penting, sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan yang akan meningkatkan kinerja
perusahaan di masa depan.
Penukuran kinerja keuangan dapat dilihat dengan mengukur rasio Current Ratio, EPS,
PER, DER, dan ROA sebagai berikut :
a. Current Ratio (CR)
Rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan segera. Yaitu merupakan perbandingan antara aktiva lancar
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kesanggupan membayar hutang jangka
pendek.
Current Ratio =
b.

EPS (Earning per Share)

EPS merupakan indikator yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam


memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang
saham.Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan. EPS
dihitung dengan rumus :
EPS =
c. PER (Price Earning Ratio)
Menurut Van Horne (2008:55) rasio harga dengan penghasilan atau Price Earning
Ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

pengasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price
share) dengan penghasilan per lembar saham (PER).
PER =
d. DER (Debt to Equity Ratio)
DER merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung oleh
perusahaan dan juga sebagai instrument untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva
bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya (Van Horne 2008:56). DER
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
DER =
e. ROA (Return on Assets)
Return on Assets (ROA) yang sering disebut juga sebagai Return on Investment
(ROI) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting
diantara rasio profitabilitas yang lainnya. Rumus ROI/ROA sebagai berikut :
ROA =
Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan dalam
menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak dana dengan
pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menurut Husnan (2009:3) adalah pasar untuk
berbagi instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun
pihak swasta.
Husnan (2009:36) Mengemukakan jenis sekuritas yang diperdagangkan di BEI adalah
saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, sertifikat right, waran. Sekuritas
yang sering diperjual-belikan di pasar modal adalah saham.
Jogiyanto (2008:205) mengemukakan tingkat pengembalian saham (return)
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham adalah keuntungan yang
diperoleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.
Setiap investor akan berharap bahwa investasinya dapat menghasilkan pendapatan yang
sesuai dengan preferensi risk and return nya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
investor akan memilih alternatif investasi yang paling sesuai dengan preferensi risk dan
return yang diharapkan. Investor akan tertarik untuk menanamkan dananya pada perusahaan
yang dapat memberikan gambaran keadaan serta prospek masa depan yang baik dan dapat
memberikan tingkat pengembalian (return) pada tingkat yang meguntungkan.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).
Dana yang diperola dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi,
penambahan modal kerja dan lain lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat
untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain
lain. Dengan demikin, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan
karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas
suatu investasi saham yang dilakukan. Return dapat berupa return realisasi dan expected
return (Jogiyanto, 2008:221). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini sangat penting

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga digunakan
sebagai landasan penghitungan expected return dimasa yang akan datang.
Menurut Barbee (1996:57), expected return didefinisikan sebagai return yang
diharapkan oleh seorang investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang
akan datang. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal perusahaan sebagai controh kualitas dan reputasi manajemennya,
struktur permodalannya, struktur hutang perusahaan dan lain sebagainya. Faktor eksternal
seperti pengaruh kebijakan moneter dan fiscal, perkembangan sektor industrinya dan
sebagainya.
Menurut Gitman (2009:228), mendefinisikan return adalah tingkat pengembalian
saham yang merupakan total keuntungan atau kerugian yang dialami suatu investasi selama
periode waktu tertentu. Hal ini umumnya diukur sebagai distribusi kas selama periode
ditambah perubahan nilai, dinyatakan sebagai persentase dari nilai investasi awal periode.
Hasil pengembalian (return) ini terdiri dari dua komponen yaitu : pertama Yield (Cash Flow)
merupakan pendapatan periodic yang diterima dari investasi tersebut misalnya bunga
ataupun dividen. Kedua, capital gain (loss) yaitu perubahan harga dari surat berharga tersebut
selama beberapa periode.
Menurut Tandelilin (2010:102) menyatakan bahwa : Return merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian
investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung
resiko atas investasi yang dilakukannya.
Berdasarkan pengertian Return di atas, return suatu saham, yaitu hasil yang diperoleh
dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham, yaitu hasil yang diperoleh dari
investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode
sebelumnya dengan mengabaikan dividen, dapat ditulis rumus return saham sebagai berikut
Jogiyanto (2008:201) :

Dimana :
Ri = Return saham
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Beberapa penelitian sebelumnya berkaitan dengan manfaat informasi akuntansi untuk
memprediksi laba atau return saham di BEJ dikemukakan pada table 1, Dimana beberapa
variabel yang diteliti oleh peneliti sebelumnya menjadi variabel yang akan diteliti dan diuji
kembali oleh penulis namun dalam periode yang berbeda.

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

No.
1
2

Nama Penulis dan Tahun


Senthilkumar, G (2014)
Wajid Khan dan Arab Na
(2013)

Dwi Martani, Molyono dan


Rahfiani Khairurizka (2010)
Hutami, Rescyana Putri
(2012)
Winda Adystya (2012)

Menaje, Jr (2012)

Prabath (2014)

Adami dan Gough (2010)

Ihsan (2009)

10

Ketaren (2011)

Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian
ROE dan PE berpengaruh signifikan terhadap return saham.
DER, ROE, cash flow ratio, EPS, time interest earned ratio,
stock return berpengaruh positif signifikan terhadap return
saham.
PER dan size berpengaruh signifikan terhadap stock returns.
DPS, ROE, dan NPM berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham.
PER, dan EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham.
Hasil penelitian menemukan bahwa EPS berpengaruh
signifikan terhadap Stock Return.
Hasil penelitin menemukan earnings per share, dividend per
share, book value per share berpengaruh signifikan terhadap
stock price.
Hasil penelitian menemukan Leverage berpengaruh terhadap
Stock Return.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya TATO dan
ROI yang berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian menunjukkan hanya EPS yang berpengaruh
terhadap harga saham.

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran yang
diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
H1 = Current Ratio berpengaruh positif terhadap return saham
H2 = Earnings per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham
H3 = Price Earning Ratio (PER),berpengaruh positif terhadap return saham
H4 = Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return saham
H5 = Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham
H6 = Current Ratio, Earnings per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity
Ratio (DER), Return on Assets (ROA),secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
Return saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010 2014. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Metode
purposive sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu. Berdasarkan kriteria diatas, terpilihlah 30 perusahaan manufaktur yang telah memenuhi
kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini di kelompokan menjadi variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham
perusahaan sampel penelitian selama periode penelitian dari tahun 2010 2014. Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat pengukuran kinerja berupa Current Ratio, Earnings per
Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets. Skala yang digunakan adalah skala
rasio.
Data penelitian termasuk tipe data kuantitatif dengan sumbernya berupa data sekunder yang
diperoleh dari penelitian secara tidak langsung melalui media perantara www.idx.co.id. Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah go public yang listing di bursa efeke Indonesia

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

dan mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun 2010 2014. Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang umumnya bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun didalam arsip (data
documenter) dipublikasikan dan tidak di publikasikan.

Metode analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis data kuantitatif.
Metode analisis data kuantitatif adalah metode analisis data yang menggunakan perhitungan
angka-angka yang dipergunakan untuk mengambil keputusann guna memecahkan suatu masalah,
sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan regresi
berganda (Multiple Regressions). Regresi berganda adalah metode analisis yang tepat ketika
penelitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih
variabel bebas, sedangkan tujuan analisis regreasi berganda adalah untuk memperkirakan
perubahan respon pada variabel terikat terhadap beberapa variabel bebas.
Menurut Ghozali (2009:57) untuk mencapai hasil yang baik, regresi berganda
mensyaratkan uji asumsi klasik, maka sebelum melakukan uji regresi berganda, penelitian ini
akan melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujia analisis deskriptif, asumsi klasik dan regresi
berganda dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.
Sebelum melakukan pengujian terhadap model regresi berganda, maka dilakukan
terlebih dahulu uji persyaratan uji regresi berganda. Persyaratan regresi ganda terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji Heterokedastisitas, uji autokolinearitas. Setelah uji
persyaratan dilakukan, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap model regresi
dengan menggunakan uji F (uji secara simultan) dan uji t (uji secara parsial).
Pengujian terhadap model regresi ganda dilakukan dengan uji F terlebih dahulu, untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Apabila
hasil pengujian menunjukkan Ho di tolak, maka dapat diartikan bahwa paling sedikit terdapat
satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Berikutnya variabel bebas mana yang
mempengaruhi variabel terikat, maka akan dilakukan uji secara parsial atau uji t. Dengan
demikian hipotesis penelitian dapat terjawab. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi
5%. Model regresi berganda yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan :
Y
= Return saham
X1
= Current Asset (CR)
X2
= Earning per Share (EPS)
X3
= Price Earning Ratio (PER)
X4
= Debt to Equity Ratio (DER)
X5
= Return on Investment (ROI)
a
= Konstanta
b1 b5 = Koefisien regresi
e
= Error
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Objek Penelitian ini adalah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014. 30 perusahaan ini terpilih sebagai sampel dengan kriteria yaitu
memiliki laporan keuangan lengkap tersedia, dan dapat diakses selama tahun 2010-2014. Hasil
pengujian statistik deskriptif terhadap 30 perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode
2010-2014, adalah :

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

N
CR
EPS
PER
DER
ROA
RETURN

150
150
150
150
150
150

Tabel 2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
0.56
5.21
2.0607
1.05808
-64.41
1164.83 127.8019
200.21699
-12.43
30.69
12.0625
7.37497
0.19
2.46
0.9423
0.5777
-0.09
0.17
0.0497
0.04919
-0.87
1.22
0.1193
0.36372

Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 18


Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa nilai Current Ratio (CR) terendah sebesar
0.56 yang dialami oleh perusahaan Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) pada tahun 2011,
karena perusahaan tersebut tidak mampu mengelola dengan baik aset yang dimilikinya sehingga
mengalami kerugian. Sedangkan nilai CR tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sumi Indo Kabel
(IKBI) pada tahun 2011 yaitu sebesar 5.21. Data tersebut menunjukan rata-rata (mean) pada
perusahaan manufaktur di BEI periode 2010-2014 memiliki nilai CR sebesar 2.0607 yang artinya
bahwa setiap seratus rupiah dari total hutang jangka pendek perusahaan mampu dijamin dengan
Rp 206.07 dari aktiva perusahaan dengan standar deviasi sebesar 1.05808. Hasil ini menjelaskan
bahwa secara rata-rata perusahaan manufaktur mampu untuk membayar hutang jangka pendek
dimana kondisi aktiva lancar terhadap hutang lancarnya dari perusahaan sampel terlihat baik.
Selanjutnya perusahaan yang memiliki nilai Earnings Per Share (EPS) terendah adalah
IKAI sebesar -64.41 yang terjadi pada tahun 2011, dimana perusahaan tidak mampu
menghasilkan laba dengan baik. Sedangkan nilai EPS tertinggi dimiliki oleh perusahaan MYOR
pada tahun 2013 yaitu sebesar 1164.83. Hal ini menunjukan bahwa kinerja perusahaan tersebut
sangat baik, dan juga tingkat pertumbuhan atau prospek yang bagus dimasa yang akan datang
atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan baik. Hasil perolehan nilai EPS
pada perusahaan manufaktur diketahui rata-rata perusahaan memiliki nilai EPS sebesar
127.8019, yang artinya perusahaan mampu memperoleh laba 127.8019 terhadap jumlah saham
yang beredar dengan standar deviasi sebesar 200.21699. Perusahaan Intikeramik Alamasri
Industri (IKAI) merupakan perusahaan yang paling rendah pencapaian EPS nya, hal ini karena
pada tahun 2011 perusahaan mengalami kerugian, sedangkan Mayora (MYOR) merupakan
perusahaan dengan pencapaian EPS tertinggi, hal ini karena perusahaan memiliki laba yang
cukup tinggi.
Lebih lanjut, pada Tabel 2 memperlihatkan nilai Price Earning Ratio (PER) terendah
sebesar -12.43 yang dialami oleh perusahaan Sat Nusapersada (PTSN) pada tahun 2014.
Sedangkan nilai PER tertinggi dari semua sampel perusahaan dan selama periode pengamatan
adalah sebesar 30.69 dimiliki oleh perusahaan Asiaplast Industries (APLI) pada tahun 2012. Dan
rata-rata nilai Price Earning Ratio (PER) sebesar 12.0625 Yang artinya, untuk mendapatkan
earning perusahaan sebesar 1 satuan maka rata-rata para investor rela untuk membayar sebesar
12.0625 dengan standar deviasi sebesar 7.37497.
Kemudian perusahaan yang memiliki nilai minimum Debt to Equity (DER) terendah
adalah Betonjaya Manunggal (BTON) dengan nilai DER sebesar 0.19 yang terjadi pada tahun
2014. Sedangkan nilai DER tertinggi dimiliki oleh perusahaan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
(TKIM) pada tahun 2011 yaitu sebesar 2.46. Hasil perolehan nilai DER pada perusahaan
manufaktur diketahui rata-rata perusahaan memiliki DER sebesar 0.9423 artinya bahwa setiap
rupiah dari total hutang perusahaan mampu dijamin dengan Rp 94.23 dari modal sendiri atau
dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menutup seluruh hutangnya melalui

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

modal sendiri adalah 94.23% dan standar deviasi sebesar 0.5777. hasil ini menjelaskan bahwa
secara rata-rata struktur modal perusahaan manufaktur dibiayai oleh hutang, hal ini bisa
dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan yang padat modal atau aset sehingga
memerlukan banyak dana untuk kegiatan investasi aset. Betonjaya Manunggal (BTON) adalah
perusahaan dengan DER yang paling kecil, hal ini karena perusahaan sedikit menggunakan
hutang dan lebih banyak mengandalkan ekuitas untuk membiayai kegiatan operasional dan
investasi perusahaan. Sedangkan perusahaan dengan DER yang paling tinggi yaitu Pabril Kertas
Tjiwi Kimia (TKIM), hal ini karena perusahaan banyak menggunakan hutang.
Lalu, perusahaan yang memiliki nilai minimum Return on Assets (ROA) terendah adalah
Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) dengan nilai ROA sebesar -0.09 (9%) yang terjadi pada
tahun 2011 dan 2013. Sedangkan nilai ROA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Betonjaya
Manunggal (BTON) pada tahun 2012 yaitu sebesar 0.17 (17%). Hasil perolehan nilai ROA pada
perusahaan manufaktur diketahui rata-rata perusahaan memiliki nilai ROA sebesar 0.0497
(4.97%) jadi pada setiap 1 satuan aktiva menghasilkan keuntungan 4.97 dan standar deviasi
sebesar 0.04919. Hasil ini menjelaskan bahwa secara rata-rata kemampuan perusahaan
manufaktur mendapatkan laba atas aset yang digunakan sudah cukup baik karena bisa
mendapatkan return 4.97% atas investasi aset atau perusahaan sudah dapat melakukan operasi
bisnis dengan efisien dan efektif.
Sedangkan untuk variable Return Saham (RS) pada table 2 diketahui bahwa nilai
minimum sebesar -0.87 dialami oleh perusahaan Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) pada
tahun 2010 dan nilai RS tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indo Kordsa (BRAM), yaitu sebesar
1.22 yang terjadi pada tahun 2014. Dari hasil RS yang diperoleh pada perusahaan manufaktur
period 2010-2014 menghasilkan nilai mean sebesar 0.1193 dan standar deviasi sebesar 0.36372.
Yang artinya perusahaan ini mampu menghasilkan laba yang besar dari penjualan saham setiap
tahunnya.
Untuk dapat mengetahui apakah model regresi linier berganda sudah memenuhi sifat Best
Liniear Unbiased Estimator (BLUE), dilakukan pengujian normalitas, gejala multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
.

Gambar 1
Hasil Uji Normalitas

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

Dari grafik pola penyebaran titik-titik berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal yang mengindikasikan data regresi memenuhi asumsi normal. Membuat
kesimpulan dari histogram dan penyebaran terpusat pada garis diagonal dapat bersifat subjektif.
Tabel 3
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Varibel Independen

TOL

VIF

Kesimpulan

CR

0,702

1,425

Tidak ada multikolinearitas

EPS

0,673

1,486

Tidak ada multikolinearitas

PER

0,907

1,103

Tidak ada multikolinearitas

DER

0,649

1,541

Tidak ada multikolinearitas

ROA

0,552

1,813

Tidak ada multikolinearitas

Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 18


Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa masing-masing variabel independen yang
digunakan dalam penelitian memiliki nilai VIF < 10 (atau Toleranc > 0,10, hal ini menunjukkan
bahwa pada model regresi terhindar dari masalah multikolinearitas.

Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan penguian dengan menggunakan uji
Durbin Watson untuk mengetahui keberadaan autokorelasi pada model. Hasil pengujian
menghasilkan nilai Durbin Watson yang tidak menunjukkan adanya autokorelasi dan proses uji
asumsi klasik dapat dilanjutkan. Hasil uji Durbin Watson adalah sebagai berikut:

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

Tabel 4
Hasil Pengujian Autokorelasi

N
DW
K=5 Hitung

4-dU

4-dL

150

2,2708

2,3213

2,261

Tabel DW Batas
Bawah (dl)
1,6787

Tabel DW Batas
Atas (du)
1,7282

Kesimpulan
Tidak ada
Autokorelasi

Hasil uji pada seluruh data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak mengalami
autokorelasi. Hal ini ditunjukkan dari nilai du < DW < 4-dU (1,7282 < 2,261 < 2,2708). Dengan
demikian, tidak terdapat korelasi atau hubungan antar pengamatan (observasi), baik itu dalam
bentuk observasi deret waktu (time series) atau observasi cross-section.
Pengujian hipotesis menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara
individual dalam menerangkan variasi terikat. Pengujian untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh independen secara serentak terhadap variabel dependen dilakukan dengan
uji-R2, untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat dilakukan dengan uji F, dan untuk mengetahui pengujian hipotesis tentang pengaruh
Current Ratio (CR), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity
(DER), Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham (RS) dilakukan dengan uji-t, dan untuk
menunjukkan pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dilakukan
dengan uji F dengan taraf signifikansi 0,05 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia period 2010-2014. Pengujian secara parsial selanjutnya akan dibahas sebagai
berikut:
Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,147, yang
berarti kontribusi Current Ratio (CR), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER),
Debt to Equity (DER), Return on Asset (ROA) sebesar 14,7% terhadap Return Saham (RS),
sedangkan sisanya sebesar 85,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian ini
hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Dari hasil perhitungan berdasarkan hasil uji regresi maka diperoleh nilai F hitung = 6,137
> nilai F tabel 0,05 = 2,28 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian, Ho: ditolak
dan Ha: diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa secara simultan Current Ratio, Earning per
Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity, Return on Asset berpengaruh terhadap Return
Saham. Model ini membuktikan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat secara
serempak saling berpengaruh dan dibuktikan dengan nilai koefisien determinasi yang mendekati
satu. Koefisien regresi dapat dilihat pada tabel berikut:

Constant
CR
EPS
PER
DER
ROA
Adjusted R2
F-Statistik
Dependent Variable : Return

Tabel 5
Hasil Hipotesis
Coefiicient
t-Hitung
0,059
0,521
-0,067
-2,147
0,000
0,728
0,001
0,359
0,014
0,239
3,065
4,068
0,147
6,137

Sig.
0,603
0,033
0,468
0,720
0,811
0,000
0,000

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

Persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:


HS = 0,059 0,067 CR + 0,000 EPS + 0001 PER + 0,014 DER + 3,065 ROA + e
Interprestasi untuk masing masing independen:
Konstanta = 0,059
Artinya : apabila rasio CR, EPS, PER, DER, dan ROA bernilai 0 maka return saham sebesar
0,059. Dimana tingkat signifikansi 0,603 lebih besar dari 0,05, maka nilai konstanta tidak
signifikan.
B1 = -0,067
Artinya : apabila rasio CR mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan
return saham sebesar 0,067 atau 6,7%. Dimana tingkat signifikansi 0,033 lebih kecil dari 0,05,
maka nilai CR signifikan.
B2 = 0,000
Artinya : Variabel EPS tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Dimana tingkat
signifikan 0,468 lebih besar dari 0,05, maka nilai EPS tidak signifikan.
B3 = 0,001
Artinya : apabila rasio PER mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka return saham akan
mengalami peningkatan sebesar 0,001 atau 0,1%. Dimana tingkat signifikan 0,720 lebih besar
dari 0,05, maka nilai PER tidak signifikan.
B4 = 0,014
Artinya : apabila rasio DER mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka nilai return saham
akan mengalami peningkatan sebesar 0,014 atau 1,4%. Dimana tingkat signifikan 0,811 lebih
besar dari 0,05, maka nilai DER tidak signifikan.
B5 = 3,065
Artinya : apabila rasio ROA mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka nilai return saham
akan mengalami peningkatan sebesar 3,065. Dimana tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari
0,05, maka nilai ROA signifikan.
Hasil Penelitian ini menunjukkan Current Ratio berpengaruh Positif signifikan terhadap
return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian Yulris (2013) yang menemukan bahwa Current
Ratio, berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Hal ini juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hantono (2014) bahwa Current Ratio berpengaruh signifikan
positif terhadap return saham. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Denny
(2013) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan
positif terhadap return saham.
Untuk variabel Earning Per share (EPS), pada penelitian ini tidak berpengaruh signifikan
positif terhadap return saham. Dan hasil ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yunita (2014), yang menyatakan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Elizar (2013) dimana, hasil
penelitian menunjukkan bahwa Earning Per share (EPS) tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham.
Hasil Penelitian Suriani (2013) yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Return saham, Hal ini mendukung dengan hasil yang peneliti
lakukan bahwa PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara teori jika
PER tinggi, maka investor percaya terhadap masa depan perusahaan, tetapi PER yang tinggi
tidak menjamin bahwa banyak investor akan membeli saham tersebut karena masih banyak
factor yang mempengaruhi harga saham seperti stock split dan indeks harga saham.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Juwita (2013) bahwa DER berpengaruh
signifikan terhadap return saham, sehinggal bertolak belakang dengan hasil yang penulis
lakukan. Namun, Pada penelitian yang dilakukan oleh Feri (2015) bahwa hasil penelitiannya
konsisten dengan hasil yang dihasilkan oleh penulis yaitu bahwa Debt Equity Ratio (DER)

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. DER memberikan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan baik hutang jangka pendek maupun jangka
panjang, sehingga sebagian investor beranggapan bahwa perusahaan yang mempunyai niali DER
yang tinggi akan membebani keuangan perusahaan dan dapat merugikan investor yang telah
menanamkan modalnya.
Pada penelitian ini bahwa Return on Asset (ROA), berpengaruh positif signifikan
terhadap return saham, Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Gatiningsih (2009) yang menemukan bahwa ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juwita (2013) bahwa
ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dimana dikatakan semakin tinggi nilai
ROA sebuah perusahaan, maka perusahaan itu dianggap baik dan menunjukkan bahwa sebuah
perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan laba bersih setelah
pajak sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut dan dalam kondisi ini, perusahaan akan menaikkan harga saham karena tingkat
kembalian akan semakin besar. Ini membuktikan bahwa ROA secara nyata berpengaruh positif
terhadap return saham diperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada BAB V sebelumnya, serta untuk
menjawab masalah dari penelitian ini, maka dibuatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Current Ratio (CR) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti
current ratio (CR) dapat menjadi dasar pertimbangan dalam return saham perusahaan
manufaktur di Indonesia selama periode penelitian.
2. Earning per Share (EPS) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal
ini berarti earning per share (EPS) tidak dapat menjadi dasar pertimbangan dalam return
saham perusahaan manufaktur di Indonesia selama periode penelitian.
3. Price Earning Ratio (PER) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hal ini berarti price earning ratio (PER) tidak dapat menjadi dasar pertimbangan dalam
return saham perusahaan manufaktur di Indonesia selama periode penelitian.
4. Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hal ini berarti debt equity ratio (DER) tidak dapat menjadi dasar pertimbangan dalam
return saham perusahaan manufaktur di Indonesia selama periode penelitian.
5. Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini
berarti return on asset (ROA) dapat menjadi dasar pertimbangan dalam return saham
perusahaan manufaktur di Indonesia selama periode penelitian.
6. Dari hasil penelitian, secara simultan menunjukkan bahwa variable Current Ratio (CR),
Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Return saham (RS) dan secara
simultan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam return saham perusahaan manufaktur
di Indonesia selama periode penelitian.
Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian statistik didapatkan hasil bahwa return
saham di pengaruhi oleh Current Ratio (CR) dan Return On Asset (ROA) yang merupakan
ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, untuk memperoleh investor yang
memadai dengan tingkat pengembalian saham yang tinggi maka perusahaan perlu meningkatkan
kinerja keuangan khususnya pada Return On Asset (ROA) karena memiliki pengaruh besar untuk
memaksimalkan return saham perusahaan.
Bagi investor apabila ingin mendapatkan return saham yang tinggi, maka perhatikan
Return On Asset (ROA) karena mempunyai pengaruh besar terhadap return saham yang akan

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

didapatkan. Disarankan mempertimbangkan juga faktor eksternal perusahaan disamping faktor


fundamental. yaitu pengaruh seperti kondisi ekonomi baik secara nasional maupun global,
kondisi politik dan hukum agar keputusan investasi pada suatu perusahaan lebih tepat.
Penelitian mengenai Return Saham ini hanya terbatas pada informasi-informasi internal
masing-masing perusahaan Manufaktur. Oleh sebab itu berdasarkan hasil penelitian yang hanya
mempertimbangkan beberapa faktor internal maka, kontribusi yang diberikan terhadap Return
Saham (RS) hanya 14,7% sedangkan sisanya sebesar 85,3% dipengaruh oleh faktor-faktor lain
diluar model penelitian ini. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian selanjutnya juga
menggunakan sampel dengan karakteristik perusahaan yang lebih beragam, dan jumlah sampel
yang lebih banyak, serta periode pengamatan yang lebih lama, dan juga mempertimbangkan
variabel internal lainnya, yaitu rasio profitabilitas seperti Gross Profit Margin (GPM, Operating
Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER),
Longterm Debt to Assets Ratio (LDAR), Degree of Financial leverage (DFL), Degree of
Operating Leverage (DOL) dan lain-lain, sedangkan untuk variabel eksternal perusahaan,
peneliti selanjutnya juga harus mempertimbangkan kondisi makro ekonomi seperti tingkat
inflasi, suku bunga dan nilai tukar.
Daftar Pustaka :

Abdulla, Mohammad Nayeem., Kamruddin Parvez., Tarana karim., dan Rehat bari Tooheen.
2015. The impact of Financial Leverage and Market Size on Stock Returns on the Dhaka
Stock Exchange: Evidence from Selected Stocks in the Manufacturing Sector.
International Journal of Economics, Finance and management Sciences, Vol.3, No.1,
pp:10-15.
Adami, Roberta., Orla Gough., Gulnur Muradoglu., dan Sheeja Sivaprasad. 2010. The Leverage Effect on
Stock Returns. Journal Oxford Business and Economics Conference (OBEC), Vol.23, No.1, pp: 6987.
Adystya, Winda. 2012. Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Industri Automotive and Allied
Products di BEI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.1, No.1, Hal.1-24.
Barbee, et, Al., 1996, Do Sales Price and Debt to Equity Explain Stock Return Better than book market
an Firm Size, Financial Analyst Journal, Vol.4, No.2, pp.56-60.
Brigham, Eugene F. Dan Joe, F. Houston. 2009. Manajemen Keuangan, jakarta: Penerbit Erlangga.

Claude, Marie Beaulieu, Claude Cosset Jean andNaceur Essaddam, (2005). The Impact of
Political Risk on the Volatility On The Stock Returns: The Case of Canada.Journal of
International of Business Studies, Vol 36.pp 701-718.
Dwi Martani, Mulyono dan Rahfiani Khairurizka. 2010. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and
Cash Flow from operating Activities in the Interim Report to The Stock Return. Journal Chinese
Business Review, Vol.8, No.6, Hal. 44-55.
Elizar Sinambela. 2013. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomikawan. Vol 13,
No.1.
Feri Wibowo. 2015 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Gatiningsih. 2009 Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio
(DER) terhadap Harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Tesis.
Program Studi Magister Manajemen. Universitas Diponegoro Semarang
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke IV, Penerbit
UNDIP, Semarang.
Gitman, Lawrence C. 2009. Principles of Managerial Finance. Pearson International Edition. AddisonWesley (E) ISBN 0-321-55192-3.

Artikel Jurnal Ilmiah Manajemen 2016

Hantono. 2015.Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Logam dan Sejenisnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2013. Tesis, Fakultas Ekonomi. Maranatha, Bandung.
Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Penerbit UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Ihsan, 2009. Pengaruh Variabel CR, DER, TATO, ROI terhadap Return Saham Industri Apparel di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Percikan, Vol. 96 Edisi Januari.
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Penerbit BPFE. Yogyakarta:
Juwita, Cerlienia. 2013. Pengaruh Variabel ROA, ROE, DER, EPS dan PER terhadap Return Saham
Perusahaan Non Bank LQ45 periode 2010-2012. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang
Ketaren, A,V. 2011. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On
Equity, dan Earning per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis, Program Studi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Khan, Wajid dan Arab Na.2013. The Impact of Capital Structure and Financial Performance.
International Journal Of Trade, Economics and Finance, Vol.2, No.5, pp:391-396.
Menaje, Placido M.2012. Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Fims
in the Philippines. American International journal of Contemporary Research, Vol.2, No.9, pp:98102.
Prabath, U.S. 2014. The Impact of Accounting Variables on Stock Price: Evidence from the colombo
Stock Exchange, Sri Lanka. International Journal of Business and Management; Vol.9, No.5,
pp:34-44.
Pradhono dan yulius Jogi Christiawan. 2014. Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan Arus kas Operasi
Terhadap Return yang diterim Oleh Pemegang Saham (studi pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. November. Hal.140-165.
Rescyana Putri Hutami. 2012. Pengaruh Dividen Per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin
Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2010. Jurnal Nominal, Vol.I, No.I, Hal. 106-123.
Senthilkumar, G. 2014. Technology Industry on Financial Ratios and Stock Returns. International
Research Journals of Financial Economics, vol.32, No.4, pp.263-292.
Suriani Ginting. 2013 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi. Program Studi
Akuntansi STIE, Medan
Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana, Jakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Van Horne, James C., dan John M. Wachowicz, Jr.2008. Fundamentals of Financial Management
(Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan). Buku 1. Edisi Ke-12. Terjemahan Dewi Fitriasari, dan
Denis. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Wajid Khan, dan Arab Na, 2013. The impact of Capital Structure and Financial Performance on
Stock Returns a Case of Pakistan Textile Industry. Journal. Vol.21, No.02, pp.1-25.
Winda Adystya, 2012, Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Industri Automotive
and Allied Product di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tesis. Fakultas Ekonomi. Universitas
Mulawarman, Samarinda.
www.kemenperin.go.id
Yulris Thamrin. 2012 Analisis Current Ratio dan Debt Equity Ratio terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program studi Akuntansi. Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Yunita Anggrahini. 2014 Pengaruh ROI, ROE, dan EVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Tesis. Program Studi
Magister Manajemen. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

You might also like