You are on page 1of 12

TEKNIK PENGGUNAAN BEBERAPA ALAT

UKUR LISTRIK

Tujuan
Menentukan besarnya hambatan.
Landasan Teori

Oleh :
Nama

: Pahnur

NIM

: ACB 111 0085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2015

OHM METER

Hukum ohm () adalah suatu pernyataan bahwa


besar
arus
listrik
yang
mengalir
melalui
sebuah penghantar selalu
berbanding
lurus
dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak
selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun
istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan
sejarah.
Secara matematis hukum Ohm ditulis dengan
persamaan sebagai berikut.

Keterangan :
I = Arus listrik (Ampere)
V = Beda potensial (Volt)
R = Hambatan ()
Teknik Penggunaan OHM Meter
Penggunaan alat ukur OHM Meter ini dilakukan
dengan menggunakan sistem perkalian. Sistem
pengalian ini menentukan berapa besar nilai maksimal
yang akan digunakan dalam pengukuran. Penentuan
nilai faktor pengali untuk menentukan besarnya nilai
yang akan terukur, dimana harga nilai tersebut tidak
lebih dari batas beban yang diukur, atau nilai faktor
pengali lebih tinggi dari nilai yang akan diukur.

Adapun pembacaan faktor pengali adalah sebagai


berikut :
Jika dialat ukur dipilih:
X 1 , berarti angka yang tertulis pada alat ukur
OHM meter semuanya dikalikan 1
Jika dialat ukur dipilih:
X 100 , berarti angka yang tertulis pada alat
ukur OHM meter semuanya dikalikan 100

2
3
4

Alat dan Bahan


Catu daya
Kabel
penghubung
Resistor
Basicmeter

5. Bacalah besar tegangan dan kuat arus pada


basicmeter.
6. Ulangi percobaan langkah 2-4 dengan tegangan 4 V,
6 V, 8 V, 9 V, 10 V, dan 12 V.
7. Catatlah hasil pada tabel pengamatan.

Alat dan Bahan


N
o
1

4. Pilih tegangan 3 volt pada catu daya, kemudian


tutuplah saklar S (on)

8. Hitunglah R menggunakan rumus.


Jumlah

Data Hasil Pengamatan

2 buah
5 buah
1 buah
2 buah

Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar :

3. Pastikan saklar S dalam keadaan terbuka (off)

N
o

Tegangan
(V)

1
2
3
4
5

Kuat arus
listrik (A)

Hambatan
resistor
(ohm)

X =

Ralat
X( )

No.

X2
a.
X
rata-rata

1
2
3
4
5

X =
n

b. Kesalahan mutlak

2
2
1 n ( X ) ( X )
X=
n
n1

c. Kesalahan relative

Kr . X =

X
.100

d. Hasil pengukuran

X =

X =

X +

Kesimpulan

Dalam pengukuran biasanya amperemeter disusun


secara seri.
Teknik Penggunaan Ampermeter

AMPERE METER
Tujuan
Menghitung besarnya arus listrik.
Landasan Teori
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik. Amper meter dapat dibuat
atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang
berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus
yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambahkan dengan hambatan shunt.

Untuk mengukur kuat arus listrik pada suatu


rangkaian ampermeter disusun secara seri. Pada
rangkaian di bawah terdapat sebuah sumber tegangan
dan tiga buah lampu sebagai beban, masing-masing
L1, L2 dan L3. Akan diukur kuat arus rangkaian, yaitu
arus utama yang melalui L1, kemudian diukur juga
arus yang melalui percabangan L2 dan L3 yang
disusun paralel.
Alat dan Bahan
No
1
2
3
4

Alat dan Bahan


Batrai
Kabel
penghubung
Ampere meter
Lampu

Jumlah
1 buah
5 buah
1 buah
3 buah

Prosedur Kerja

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya


lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan
menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan
jarum amperemeter. Semakin besar arus yang
mengalir maka semakin besar pula simpangannya.

Menghitung Kuat Arus Pada Lampu 1


1. Rangkai semua alat seperti pada gambar.
2. Perhatikan letak pemotongan kabel atau kawat yang
hendak
dihubungkan
dengan
amperemeter.
Pemasangan ampermeter diserikan dengan beban
yang hendak diukur kuat arusnya.
3. Hidupkan saklar pada posisi on.

4. Jarum akan bergerak kekanan menunjuk angka


tertentu yang menyatakan kuat arus dari beban
tersebut (lampu).

1.
2.

3.
4.

1. Rangkai semua alat seperti pada gambar.


2. Perhatikan letak pemotongan kabel atau kawat yang
hendak
dihubungkan
dengan
amperemeter.
Pemasangan ampermeter diserikan dengan beban
yang hendak diukur kuat arusnya.
3. Hidupkan saklar pada posisi on.
4. Jarum akan bergerak kekanan menunjuk angka
tertentu yang menyatakan kuat arus dari beban
tersebut (lampu).

Menghitung Kuat Arus Pada Lampu 2


Rangkai semua alat seperti pada gambar.
Perhatikan letak pemotongan kabel atau kawat yang
hendak
dihubungkan
dengan
amperemeter.
Pemasangan ampermeter diserikan dengan beban
yang hendak diukur kuat arusnya.
Hidupkan saklar pada posisi on.
Jarum akan bergerak kekanan menunjuk angka
tertentu yang menyatakan kuat arus dari beban
tersebut (lampu).
Data Hasil Pengamatan
N
o

Menghitung Kuat Arus Pada Lampu 3

1
2
3
4
5

Tegangan
(V)

Hambatan
resistor
(ohm)

Kuat arus
listrik (A)

c. Kesalahan relative

Kr . X =

X
.100

d. Hasil pengukuran

X =

X( A )

a.
X
rata-rata

X
X =
n
b. Kesalahan mutlak

2
2
1 n ( X ) ( X )
X=
n
n1

X =

X +

X =

X2

1
2
3
4
5

Ralat
No.

Kesimpulan

VOLT METER
Tujuan
Menghitung besarnya tegangan listrik.
Landasan Teori
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar
tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Ada dua
macam jenis voltmeter yaitu, voltmeter analog dan
voltmeter digital. Sistem analog menggunakan
petunjuk jarum yang kemudian angkanya akan dibagi
dengan skala terbesar dan dikalikan dengan skala
yang digunakan. Sedangkan sistem digital ditunjukkan
dengan tampilan LCD yang langsung menunjukkan
nilai tegangan atau pun arus. Supaya dapat melakukan
pengukuran, voltmeter disusun secara paralel

Sebagian
besar
peralatan
elektronika
menggunakan tegangan DC, walaupun saat ini
peralatan elektronika sudah terintegrasi dengan Power
Suply yang mampu mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC namun pada dasarnya yang dibutuhkan
oleh
rangakaian
peralatan
elektronika
adalah
tegangan DC. Bekerja atau tidaknya suatu peralatan
elektronika tergantung dari tegangan yang masuk
keperalatan tersebut kalau tegangannya sesuai
otomatis langsung bekerja namun kalau tegangannya
kurang atau lebih kemungkinan peralatan tidak bisa
bekerja bahkan kalau tegangannyaberlebihan bisa
merusak komponen.
Teknik Penggunaan Voltmeter
Supaya dapat melakukan pengukuran, voltmeter
disusun secara parallel

Alat dan Bahan


No
1
2
3
4

Alat dan Bahan


Power supply
Kabel
penghubung
Volt meter
Lampu

Jumlah
1 buah
5 buah
1 buah
2 buah

1.
2.
3.
4.

Cara Mengukur Tegangan Dalam Rangkaian


Perkirakan berapa besar tegangan yang hendak
anda ukur misalnya 24 volt
Putar sakelar voltmeter pada posisi diatas perkiraan
yaitu DC V 50
Tempelkan colok merah voltmeter r kepada jalur
positif dan Colok hitam voltmeter kepada jalur
Ground.
Jarum akan bergerak kekanan menunjuk angka
tertentu.

Prosedur kerja
Cara mengukur Tegangan Power supply
1. Perkirakan berapa besar tegangan yang hendak
anda ukur misalnya 12 volt.
2. Atur Voltmeter pada posisi batas perkiraan yaitu DC
V 50.
3. Tempelkan colok merah voltmeter kepada keluaran
positif (Biasanya kabel merah) Colok hitam
voltmeter kepada keluaran negatif(Biasanya kabel
hitam).
4. Jarum akan bergerak kekanan menunjuk angka
tertentu.

Data Hasil Pengamatan


N
o

Kuat arus
listrik (A)

1
2
3
4
5

Hambatan
resistor
(ohm)

Tegangan (V)

Ralat
No.
a. X rata-rata

X2

1
2
3
4
5

X
X =
n

b. Kesalahan mutlak

X=

X( V )

2
2
1 n ( X ) ( X )
n
n1

c. Kesalahan relative

Kr . X =

X
.100

KWH METER
Tujuan

d. Hasil pengukuran

X =

Sebagai pembatas daya listrik.


X

X =

X +

X =

Kesimpulan

Landasan Teori
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian
energi listrik. Alat ini bekerja menggunakan metode
induksi medan magnet dimana medan magnet
tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari
alumunium. Pengukur Watt atau Kwatt, yang pada
umumnya disebut Watt-meter/Kwatt meter disusun

sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat


berputar dengan bebasnya, dengan jalan demikian
tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH
(watt Jam) ataupun dalam Kwh (kilowatt Hour). Apabila
dilihat dari cara kerjanya, KWH Meter dibedakan
menjadi dua, yaitu KWH meter Analog dan KWH meter
Digital.

berubah-ubah
maka
cakera
(Disk)
alumunium
ditimbulkan
suatu
arus
bolak-balik,
yang
menyebabkan cakera tadi mulai berputar dan
menggerakkan pesawat
hitungnya.
Secara umum perhitungan untuk daya listrik
dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Daya kompleks S(VA) = V.I
2. Daya reaktif Q(VAR) = V.I sin
3. Daya aktif P(Watt) = V.I cos

Gambar. (a) KWH meter Analog


Digial

(a) (b)
(b) KWH meter

Dari ketiga daya tersebut yang terukur pada


KWH meter adalah daya aktif, yang dinyatakan dengan
satuan Watt. Sedangkan daya reaktif dapat diketahui
besarnya dengan menggunakan alat ukur Varmeter.
Untuk pemakaian pada rumah, biasanya hanya
digunakan KWH meter.
Pada pembebanan bebas induksi kecepatan
berputarnya cakera sangat tergantung pada hasil kali
tegangan pada hasil kali dari tegangan (E) x Kuat arus
(I) dalam satuan watt. Jumlah putaran tergantung pada
kecepatan dan lamanya, dengan demikian dapat kita
rumuskan sebagai berikut :

Teknik Penggunaan KWH Meter


Ditinjau dari segi cara bekerjanya maka
pengukur ini memakai prinsip azas induksi atau
azasFerraris. Dan pada umumnya alat pengukur ini
digunakan untuk mengukur daya listrik arus bolak
balik. Pada alat ini dipasang sebuah cakera alumunium
(alumunium disk) yang dapat berputar, dimuka sebuah
kutub magnit listrik (Electro magnet). Magnet listrik ini
diperkuat oleh kumparan tegangan dan kumparan
arus. Dengan adanya lapangan magnit tukar yang

Tegangan x Kuat Arus x Waktu


E x I x t (satuan WH)

OSILOSKOP
Tujuan
Menyelidiki bentuk sinyal listrik agar dapat dilahat dan
dipelajari.
Landasan Teori

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang


berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar
dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi
dengan tabung sinar katode Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung
sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar.
Suatu
rangkaian
khusus
dalam
osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari
kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk
sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.

5.

Untuk melihat harga-harga momen tegangan


dalam bentuk sinus maupun bukan sinus.

6.

Digunakan untuk menganalisa tingkah laku


besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, yang
ditampilkan pada layar.

7.

Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan


dan sinyal keluaran.

8.

Mengukur keadaan perubahan aliran (phase)


dari sinyal input

9.

Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan


oleh pemancar radio dan generator pembangkit
sinyal.

10.

Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung


frekuensi.

Teknik Penggunaan Osiloskop


Fungsi Osiloskop
1.

Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.

2.

Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari


tegangan.

3.

Untuk menganalisis gelombang dan fenomena


lain dalam rangkaian elektronika.

4.

Dapat melihat amplitudo tegangan, periode,


frekuensi dari sinyal yang tidak diketahui.

Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar


katoda ( CRT ). Prinsip kerja tabung sinar katoda
adalah sebagai berikut :

Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk


bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat
flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai
anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi
oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya
osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya
listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah
anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng

kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan


terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar.
Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang
tegangan periodik, maka elektron yang pada
mulanya bergerak secara vertikal, kini juga
bergerak secara horizontal dengan laju tetap.
Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.

Cara Mengkalibrasi Osiloskop


1. Setelah anda mengkoneksikan osiloskop ke jaringan
listrik PLN dan menyalakannya, maka yang harus
anda amati pada layar monitor yang tampak di
layar adalah harus garis lurus mendatar (jika tidak
ada sinyal masukan).
2. Atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y
position. Dengan mengatur posisi tersebut kita
nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan
jelas dan akan memperoleh hasil pengukuran
dengan teliti.

3. Gunakan tegangan referensi yang terdapat di


osiloskop
maka
kita
bisa
melakukan
pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan
referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.
4. Tempelkan probe pada terminal tegangan acuan
maka pada layar monitor akan muncul tegangan
persegi.

Catatan :
Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2
Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal
mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai
tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua
kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak
horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu
gelombang untuk satu kotak.
Apabila yang tampat pada layar belum tepat
maka perlu diatur pada potensio tengah di knob
Volt/div dan time/div. Atau pada potensio dengan
label var.

You might also like