Professional Documents
Culture Documents
Yang termasuk returnable container adalah barang-barang yang dipakai sebagai tempat dari
produk yang dijual seperti botol, drum dan lain-lain.
5. Cara-cara perolehan aktiva tetap
a. Pembelian tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan
jumlah sebesar uang yang dikeluarkan (harga faktur, biaya-biaya) dan ada pengurangan
apabila ada potongan tunai.
b. Pembelian secara lumpsum
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva
yang bersangkutan.
c. Perolehan melalui pertukaran
Ditukar dengan surat berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi, dicatat dalam
buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga
pasar saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar
harga pasar aktiva tersebut.
Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
1) Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap
yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin.
2) Pertukaran aktiva sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang
sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produksi merek A dengan merek B.
d. Pembelian angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva
tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik yang jelas-jelas
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan
dan dibebankan sebagai biaya bunga.
e. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Aktiva tetap yang di peroleh dari hadiah/donasi, pencatatannya dapat di lakukan menyimpang
dari prinsif harga perolehan. Untuk menerima hadiah mungkin di keluarkan biaya-biaya,
tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang di terima. Unntuk
mengatasi keadaan ini maka aktiva yang di terima sebagai hadiah dicatat sebesar harga
pasarnta.
f. Aktiva yang Dibuat Sendiri
Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk membebankan biaya factory overhead,yaitu : (a)
kenaikan biaya factory overhead uang diibebankan pada aktiva yang dibuat, dan (b) Biaya
factory overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva dan produksi. Apabila
digunakan cara pertama maka harga pokok aktiva yang dibuat adalah semua biaya-biaya
langsung untuk membuat aktiva itu ditambah dengan kenaikan biaya factory overhead.
Sedabgkan dengan cara kedua harga pokok aktiva merupakan jumlah semua jumlah biaya
langsung ditambahh dengan tarif yang menjadi baban aktiva yang dibuat itu.
6.Biaya-biaya selama masa penggunaan aktiva tetap
Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan
memerrlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi
kebutuhan perusahaan. Pengeluran-pengeluran tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
a. Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang juumlahnya kecil jika reparasinya biasa dan
jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti penggunaan
Menyesuaikan buku-buku agar dapat menujukkan keadaan yang sebenarnya pada saat terjadi
kebakaran.
3.
4.
Mebebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat
kebakaran, kerekening kerugian kebakaran.
5.
6.
Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah inidan jumlah yang diterima dari
penjualan aktiva tetap yang terbakar.
7.
Pertanyaan:
1. Apakah yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud?
Jawab:aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen
yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
2. Bagaimanakah perlakuan atas bunga selama masa kontruksi?
Jawab: bunga selama masa kontruksi dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung.
3. Masalah apa yang timbul dalam menghitung harga perolehan aktiva tetap dan bagaimana
pemecahannya, untuk setiap cara perolehan berikut:
a. Dibeli tunai
b. Diterima sebagai hadiah
c. Ditukar dengan saham sendiri
d. Dibangun sendiri
e. Ditukar dengan aktiva lama
f. Dibeli dengan angsuran
g. Dibeli bersama (lumpsum)
Jawab:
a. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan
jumlah sebesar uang yang dikeluarkan (harga faktur, biaya-biaya) dan ada pengurangan
apabila ada potongan tunai.
b. Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah/ donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang
dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya,
4.
a.
tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila
aktiva dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah
aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi
keadaan ini maka kativa yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham, dicatat dalam buku sebesar
harga pasar saham yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham tidak
diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.
Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah
langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan
harga pokok aktiva yang dibuat. Tetapi biaya factory overhead tidak langsung menimbulkan
pertanyaan, berapa besar yang harus dialokasikan kepada aktiva yang dikerjakan itu. 2 cara
yang digunakan: (1) kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang
dibuat dan (2) biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva dan
produksi.
Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap
yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin.
Pertukaran aktiva sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang
sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produksi merek A dengan merek B.
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva
tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik yang jelas-jelas
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan
dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan (lumpsum) ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap
aktiva yang bersangkutan.
sebutkan elemen yang membentuk harga perolehan aktiva tetap berikut ini :
Tanah
b.
Gedung
c.
Kendaraan
d.
Mesin produksi
c.
d.
e.
1)
2)
f.
g.
Jawab :
a.
Harga beli
Komisi pembelian
Bea balik nama
Biaya penalitian tanah
Iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai
Biaya merobohkan bangunan lama
Harga faktur
Bea balik nama
Biaya angkut
d. Harga perolehan mesin produksi adalah :
Harga beli
Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli
Biaya angkut
Asuransi selam dalam perjalanan
Biaya pemasangan
Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin.
5. Apakah perbedaan pengeluaran pendapatan dengan pengeluaran modal ?
Jawab :
Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva
tetap,meningkaykan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aktifa tetap ,serta
memperpanjang manfaat aktiva tetap. Biaya biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah
yang cukup besar namun tidak sering terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan pengeluaran
pendapatan adalah biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan,
sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan tidak akan di kapitalisasi sebagai aktiva tetap
dineraca, melainkan akan langsung di bebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi
periode berjalan dimana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan).
BAB 14
AKTIVA TETAP BERWUJUD
Penilaian Kembali Aset Tetap
Revaluasi adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya
kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam
laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai
aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.
Tujuan penilaian kembali :
Tujuan penilaian kembali aset tetap perusahaan dimaksudkan agar perusahaan dapat
melakukan perhitungan penghasilan dan biaya lebih wajar sehingga mencerminkan
kemampuan dan nilai perusahaan yang sebenarnya.
Manfaat :
1) Neraca menunjukan posisi kekayaan yang wajar.
2) Kenaikan niali aset tetap, mempunyai konsekuensi naiknya beban penyusutan aset tetap yang
dibebankan ke dalam laba rugi, atau dibebankan ke harga pokok produksi.
Kendala:
Kendala yang dihadapi untuk melakukan revaluasi ini :
Kegiatan revaluasi ini tergolong kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan dan
memerlukan biaya yang besar untuk membayar jasa penilai.
Aset Tetap yang Dapat Dinilai Kembali:
Aset tetap perusahaan yang dapat dinilai kembali adalah aset tetap berwujud yang
terletak atau yang berada di Indonesia yang dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan ojek pajak.
Nilai Pasar atau Nilai Wajar:
Penilaian kembali aset tetap perusahaan harus dilakukan berdasarkan nilai pasar atau
nilai wajar aset tetap tersebut yang berlaku pada saat penilaian kembali yang ditetapkan oleh
perusahaan jasa atau ahli penilai yang diakui/ memperoleh izin pemerintah.
Salah satu perbedaan pokok antara PSAK No. 16 (2007) tersebut dibandingkan
dengan PSAK No. 16 (1994) adalah dalam hal pengukuran setelah pengakuan awal. Pada
PSAK No.16 (2007) disebutkan bahwa suatu entitas harus memilih model biaya (cost model)
atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi suatu entitas dan menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Apabila entitas
menggunakan model biaya maka setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar
biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
aset. Model biaya ini sama perlakuannya dengan standar akuntansi yang sudah ada
sebelumnya.
Sedangkan pada model revaluasian, setelah diakui sebagai suatu aset, suatu aset tetap
yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan
keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.
Sedangkan dalam PSAK No.16 (1994) suatu entitas hanya diperkenankan
menggunakan model biaya dan tidak diperkenankan menggunakan model revaluasian.
Karena itu tidak ada uraian lebih lanjut mengenai revaluasi aset tetap. Namun demikian
dalam PSAK 1994 terdapat pengecualian yaitu suatu entitas diperkenankan melakuan
revaluasi atas aktiva tetap sepanjang revaluasi tersebut dilakukan dengan mengikuti peraturan
pemerintah. Dalam hal ini peraturan pemerintah yang relevan adalah peraturan dibidang
perpajakan. Kewajiban tersebut diantaranya adalah pengenaan pajak penghasilan final atas
kenaikan aktiva tetap sebagai hasil revaluasi dan pencatatan atas hasil revaluasi yang
dilakukan. Pengecualian ini dilakukan untuk mengakomodasi mekanisme pencatatan apabila
suatu entitas melakukan revaluasi untuk tujuan perpajakan. Keputusan Menteri Keuangan
No.486/KMK/.03/2002 mewajibkan bahwa atas kenaikan hasil revaluasi aset tetap dicatat
dalam akun selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan. Oleh karena itu salah satu
pertimbangan penting dalam melakukan revaluasi aset tetap berdasarkan PSAK 16 (1994)
adalah bagaimana dampak perpajakannya.
Dengan mengadopsi model revaluasian sesuai PSAK 16 (2007) maka revaluasi aset
tetap dalam rangka penyajian laporan keuangan tidak lagi harus mengikuti ketentuan
perpajakan. Suatu entitas yang memilih model revaluasian mempunyai pilihan untuk
melaporkan atau tidak atas hasil revaluasi untuk tujuan perpajakan. Apabila entitas
bermaksud tidak melaporkan hasil revaluasian tersebut untuk tujuan perpajakan maka akan
terjadi beda temporer antara laporan keuangan dengan laporan fiskalnya sehingga pengaruh
pajak tangguhan atas revaluasi tersebut perlu dihitung.
Beberapa paragraf dalam PSAK 16 (2007) menjelaskan mengenai nilai wajar aset
tetap pada saat revaluasian. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui
penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan
bukti pasar. Jika tidak ada nilai wajar karena sifat dari aset tetap yang khusus dan jarang
diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, entitas dapat
menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan. Belum
ada pedoman yang lebih lanjut mengenai bagaimana suatu entitas atau profesi penilai dalam
menentukan nilai wajar. Bahkan dalam kasus penentuan nilai wajar pabrik dan peralatan
PSAK cenderung menyerahkan kepada profesi penilai. Sehingga dikhawatirkan akan
mengurangi reliabilitas laporan keuangan.
PSAK 16 (2007) menyebutkan bahwa frekuensi revaluasi tergantung kepada
perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang direvaluasi. Jika terjadi perbedaan nilai wajar
secara material dari jumlah yang tercatat maka revaluasi selanjutnya perlu dilakukan.
Beberapa aset tetap yang mengalami perubahan nilai wajar signifikan dan fluktuatif perlu
dilakukan revaluasi setiap tahun. Sedangkan untuk perubahan nilai wajar yang tidak
signifikan tidak perlu dilakukan revaluasi setiap tahun. Namun demikian, aset tersebut
mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Pengelompokan aset tetap merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan oleh
entitas pada saat melakukan revaluasi aset tetap. PSAK 16 (2007) menyebutkan bahwa jika
suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi.
Definisi suatu kelompok aset tetap menurut PSAK 16 (2007) adalah pengelompokan aset
yang memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Contoh dari
kelompok aset yang terpisah adalah: tanah, tanah dan bangunan, mesin, kapal, pesawat udara,
kendaraan bermotor, perabotan, dan peralatan kantor. Oleh karena itu system informasi
akuntansi suatu entitas perlu didisain sedemikian rupa sehingga mampu membuat kelompokkelompok aset tetap sesuai dengan PSAK ini.
Aset-aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan
bertujuan untuk menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan
dan nilai lainya pada saat yang berbeda-beda. Namun, suatu kelompok aset dapat direvaluasi
secara bergantian (rolling basis) sepanjang revaluasi dari kelompok aset tersebut dapat
diselesaikan secara lengkap dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi
dimutakhirkan.
Pada saat dilakukan revaluasi, apabila jumlah tercatat aset meningkat maka kenaikan
tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun apabila
sebelumnya pernah diakui penurunan nilai aset akibat revaluasi dalam laporan laba rugi,
maka terhadap kenaikan aset tersebut harus diakui terlebih dahulu dalam laporan laba rugi
sebesar nilai penurunan yang diakui sebelumnya. Sisa nilai setelah sebagian diakui dalam
laporan laba rugi tersebut dicatat sebagai kenaikan yang langsung dikreditkan ke ekuitas.
Pengaruh pajak tangguhan perlu dihitung dan disesuaikan dengan bagian yang diakui dalam
laporan laba rugi tersebut.
Pada saat dilakukan revaluasi, apabila jumlah tercatat aset turun maka penurunan
tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun apabila sebelumnya terhadap aset tersebut
penah dilakukan revaluasi dan dicatat sebagai kenaikan yang langsung dikreditkan ke ekuitas
maka terhadap penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebitkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi dengan catatan jumlah maksimal yang dapat didebet adalah sebesar
saldo surplus revaluasi. Sisa nilai penurunan dibebankan ke laporan laba rugi.
Dampak atas pajak penghasilan, jika ada, terhadap kenaikan atau penurunan nilai aset akibat
hasil revaluasi harus diperhitungkan dan dicatat sesuai dengan pencatat kenaikan atau
penurunan revaluasi. Pajak tangguhan diperhitungkan dan dibebankan ke ekuitas atau laporan
laba rugi mengikuti mekanisme pengakuan hasil revaluasi.
Pada saat aset tetap direvaluasi, akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi dapat
diperlakukan dengan salah satu cara yaitu:
1. Disajikan kembali secara proporsional sehingga dengan perubahan dalam jumlah tercatat
bruto dari aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasian. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara memberikan
indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.
2. Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah tercatat neto setelah
dieliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering
digunakan untuk bangunan.
Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi penyusutan
tersebut membentuk bagian kenaikan atau penurunan nilai aset seperti yang dijelaskan dalam
mekanisme pencatatan hasil revaluasi di ekuitas seperti yang dijelaskan dalam paragraf
sebelumnya.
Pemindahan surplus revaluasi aset tetap ke laba ditahan yang telah disajikan dalam ekuitas
dapat dilakukan pada saat aset tetap tersebut dihentikan penggunaannya atau pada saat
pelepasan. Namun, sebagian surplus revaluasi dipindahkan ke saldo laba sejalan dengan
penggunaan aset oleh entitas. Pemidahan tersebut dilakukan sebesar selisih jumlah
penyusutan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian dengan jumlah
penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut. Namun pemindahan surplus revaluasi
tersebut dilakukan langsung ke saldo laba, tidak melalui laporan laba rugi.
Pengakuan
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang utama, peralatan pemeliharaan, penggantian dan inspeksi dapat diakui sebagai
aset tetap.
Jika kriteria pengakuan terpenuhi, biaya tersebut diakui dan jumlah tercatat komponen yang
diganti atau inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya.
Pengukuran
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada
awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan aset tetap terdiri dari:
a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan
setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Kewajiban atas biaya tersebut timbul
ketika aset tersebut diperoleh, atau
karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.
Pengukuran setelah pengakuan awal model revaluasi
Nilai wajar pada saat revaluasi minus penyusutan dan rugi penurunan nilai kumulatif setelah
revaluasi, Revaluasi harus dilakukan secara teratur untuk meyakinkan jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dari nilai wajar, Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset
tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi, Kenaikan nilai akibat revaluasi diakui
sebagai ekuitas dalam pos surplus revaluasi, Namun, jika sebelumnya telah terjadi penurunan
nilai, maka kenaikan nilai berikutnya diakui dalam laporan laba rugi sampai sebesar
penurunan nilai yang diakui sebelumnya, Penurunan nilai akibat revaluasi diakui sebagai rugi
dalam laporan laba rugi.
Penyusutan kumulatif dan penurunan nilai
Model biaya: biaya perolehan minus penyusutan kumulatif dan penurunan nilai kumulatif
Model revaluasi: nilai wajar minus penyusutan kumulatif dan rugi penurunan nilai kumulatif
Perhatikan metoda biaya ataupun revaluasi
Kedua-duanya memperlakukan penyusutan dan rugi penurunan nilai aset setelah tanggal
revaluasi sebagai pengurang.
Contoh : model revaluasi, kenaikan nilai
Pada awal tahun buku 1 Januari 2011 PT Jambia, Tbk. merevaluasi aset tetapnya dalam
kelompok mesin. Biaya perolehan awal Rp50 juta dengan penyusutan kumulatif Rp30 juta.
Jadi, jumlah tercatat adalah Rp20 juta. Nilai wajar Rp36 juta intinya naik Rp16 juta. Sisa
umur manfaat 4 tahun. Nilai residu Rp 0. Metoda penyusutan: garis lurus. Buatlah jurnal
revaluasi. Demi kepraktisan, abaikanlah pajak tangguhan.
Jurnal:
Depresiasi kumulatif Rp 30.000.000
Mesin Rp 14.000.000
Surplus revaluasi Rp 16.000.000
Melanjutkan contoh di atas,
hitunglah penyusutan tahun 2011, dan
buatlah jurnal pada akhir tahun 2011 untuk mencatat penyusutan.
Jawab
Penyusutan 2011 dari nilai baru = 36 juta/4 = 9 juta
Penyusutan 2011 dari nilai lama =20 juta/4 = 5 juta
Selisih penyusutan = 4 juta
31 Des beban penyusutan mesin 9.000.000
akumulasi penyusutan mesin 9.000.000
31 Des surplus revaluasi 4.000.000
laba ditahan 4.000.000
a.
Nilai buku aktiva pada saat diketahui adanya kesalahan tidak diubah ,perubahan dilakukan
terhadap perhitungan depresiasi untuk sisa umur aktiva untuk mengimbangi kesalahan
kesalahan yang sudah terjadi.
b. Nilai buku aktiva direvisi sehingga menunjukan jumlah yang sesuai dengan taksiran umur
yang baru. Depresiasi tahun-tahun yang lewat direvisi dan perhitungan depresisasi tahuntahun berikutnya didasarkan pada taksiran umur yang baru.
3. Jelaskan maksud istilah yang digunakan dalam penilaian kembali aktiva tetap berwujud ?
Jawab :
Dalam melakukan penilaian kembali ada beberapa istilah sebagai berikut :
a. Harga perolehan kembali : yaitu harga perolehan untuk membeli / membuat kembali aktiva
tetap tersebut.
b. Nilai sehat : yaitu harga perolehan kembali dikurangi depresiasi sampai saat itu berdasarkan
nilai yang baru.
c. Persentase keadaan : yaitu persentase yang menunjukan hubungan antara nilai sehat dengan
harga perolehan kembali.
4. Dasar apa yang dapat digunakan untuk menghitung depresiasi aktiva tetap berwujud yang
sudah dinilai kembali ?
Jawab :
Apabila aktiva tetap sudah dinilai kembali maka penghitungan depresiasinya dapat
didasarkan pada nilai-nilai sesudah penilaian kembali.
5. Jelaskan cara menghitung rugi/laba penjualan aktiva tetap yang sudah dinilai kembali ?
Jawab :
Misalnya diketahui data harga perolehan dan penilaian kembali mesin tanggal 1 januari 2005
sebagai berikut :
Harga perolehan
Tambahan dari penilaian
kembali
Mesin
Rp 200.000,00
Rp 100.000,00
Akumulasi depresiasi
80.000,00
40.000,00
Total
Rp 120.000,00
Rp 60.000,00
Pada tanggal 1 januari 2005 mesin tersebut dijual dengan harga Rp 150.000,00 . laba yang
diperoleh dari penjualan mesin ini sebesar Rp 30.000 yaitu Rp 150.000 120.000. penjualan
mesin dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas
Akumulasi depresiasi mesin
Akm.dep mesin penilaian kembali
Modal penilaian kembali
Mesin
Mesin- penilaian kembali
Laba penjualan mesin
Rp 150.000
80.000
40.000
60.000
Rp 200.000
100.000
30.000
6. Bila nilai aktiva tetap turun , dan diputuskan untuk menurunkan harga perolehannya, jelaskan
perlakuan akuntansinya ?
Jawab :
Penurunan nilai ini dibebankan ke rekening laba tidak dibagi tanpa membedakan perubahan
umur dan penurunan nilainya.
Depresiasi sesudah adanya penilaian kembali dihitung berdasarkam nilai mesin yang baru.
7. Kapan perusahaan melakukan reorganisasi semu ?
Jawab :
Pada umumnya reorganisasi semu bisa dilakukan apabila terdapat keadaan-keadaan :
a. Terdapat suatu jumlah defisit yang besar
b. Merupakan suatu alternatif yang lain dari reorganisasi yang legal dan disetujui oleh
pemegang saham dan kreditur.
c. cost basis untuk menyatakan nilai aktiva tetap tidak rasional ditinjau dari sudut going
concern.
d. Laba tidak dibagi dan saldo-saldo agio saham tidak mencukupi untuk menyerap beban
depresiasi .
e. Jika diinginkan laporan keuangan yang menunjukan hasil-hasil yang layak.
8. Mengapa laba tidak dibagi perlu diberi tanda yang menunjukan adanya reorganisasi semu?
Jawab :
Sesudah dilakukan reorganisasi semu maka rekening laba tidak dibagi harus diberi tanda,
begitu juga pencantumannya dalam neraca ,agar para pembaca neraca dapat mengetahui
bahwa saldo laba tidak dibagi itu adalah kumpulan dari laba-laba sesudah adanya reorganisasi
semu.
Diposkan oleh Cici di 20.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Resume AKM 2
Reaksi:
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
2012 (6)
o Desember (1)
o November (5)
Leasing
Mengenai Saya
Cici
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.