You are on page 1of 11

PENGARUH PENYULUHAN KELAS PRENATAL PLUS TERHADAP PENGETAHUAN DAN

SIKAP IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMBORO KECAMATAN PALU


UTARA KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
THE EFFECT OF PRENATAL PLUS CLASS ON KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF
PREGNANT WOMEN IN THE WORKING AREA OF MAMBORO HEALTH CENTRE
NORTH PALU DISTRICT CENTRAL SULAWESI PROVINCE
Widya Pani1, Masni1 dan Burhanuddin Bahar2
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Widya Pani Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Universitas Hasanuddin Jl. Seruni Raya Blok C No. 6 Palu Sulteng HP :
082187077706 Email : widya.pani@yahoo.co.id

Abstrak Kelas Ibu Hamil merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas
dengan anggota beberapa ibu hamil dibawah bimbingan satu atau beberapa
fasilitator (pengajar). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh penyuluhan kelas prenatal plus terhadap pengetahuan dan sikap ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro Kecamatan Palu Utara Kota Palu
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013. Metoda Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian quasi experiment design (pre test dan post test dengan control
group design) yaitu penelitian yang melibatkan dua kelompok subjek yang diuji
pre test dan post test, satu kelompok diberikan penyuluhan kelas prenatal plus
dan satu kelompok lainnya tidak mendapatkan penyuluhan kelas prenatal plus,
dengan jumlah sampel 96 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji
Wilcoxon dan uji Mann-Whitney U. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, setelah
intervensi skor pengetahuan responden tentang penyuluhan kelas prenatal plus
pada kelompok intervensi terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 32,68%.
Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata skor pengetahuannya turun menjadi
1,64%. Skor Sikap pada kelompok intervensi meningkat 13,11%, dan pada
kelompok kontrol turun 0,03%. Sudah ada perbedaan skor pengetahuan
responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,000) dan
skor sikap antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p =
0,000).Disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kelas prenatal plus
terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil serta, ada perbedaan pengetahuan
dan sikap ibu hamil pada kelas prenatal dan kelas prenatal plus. Kata Kunci:
Penyuluhan Kelas Prenatal Plus, Pengetahuan, Sikap Abstract Pregnancy class is
a group learning activity in the classroom with some members of pregnant
women under the guidance of one or more facilitators (teachers). Objective This
study aimed to analyze the effect of prenatal education classes plus the
knowledge and attitude of pregnant women in the Work Area Health Center
Mamboro Northern District of Palu Palu Central Sulawesi Province in 2013.
Methode Type of of research which used is research quasi experiment design (pre
test and post test with control group design) namely research which involving
two groups of subjects who tested pre test and post test, one group is given
counseling prenatal classes plus and one other group not get counseling the
class prenatal plus, with number of sample of 96 of respondents. Analysis the
data which used is test Wilcoxon and test Mann-Whitney U. Results Research
shows that, after the intervention knowledge score of the respondents plus
prenatal education classes in the intervention group increased by 32.68%
knowledge. Whereas in the control group the average knowledge score dropped
to 1.64%. Attitude scores in the intervention group increased 13.11%, and in the
control group fell 0.03%. Already there are differences in the respondents'
knowledge scores between the intervention group and the control group (p =
0.000) and attitude scores between the intervention group and the control group
(p = 0.000). Concluded that no effect of prenatal education classes plus the
knowledge and attitude of pregnant women as well, there is a difference
knowledge and attitudes of pregnant women in prenatal classes and prenatal
classes plus. Keywords : Counseling Class Prenatal Plus, Knowledge, Attitude

PENDAHULUAN
Ibu hamil dan melahirkan merupakan salah satu kelompok paling beresiko
terkena bermacam gangguan kesehatan (kesakitan) dan kematian, yang
memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Survei saat ini
menunjukkan angka kematian ibu telah mengalami penurunan, dimana pada
tahun 2002-2003 yaitu 307/100 ribu ibu melahirkan turun menjadi 226/100 ribu
ibu melahirkan pada tahun 2008. Namun demikian, jika kita melihat kembali
target MDGs tahun 2015 masih cukup jauh, dimana target yang diharapkan yaitu
125/100 ribu ibu melahirkan (Sulistiyo, 2010). Penyebab utama kematian ibu
yang langsung adalah perdarahan 28%, eklamsia 24%, dan infeksi 11%.
Penyebab tidak langsung adalah anemi 51%, terlalu muda usia untuk hamil (<
20 tahun) 10,3 %, terlalu tua usia untuk hamil (< 35 tahun) 11,0%, terlalu
banyak anak (> 3 orang) 19,3%, terlalu dekat jaraknya (< 24 bulan ) 15%
(Depkes, 2009).
Sementara itu di Sulawesi Tengah pada tahun 2011 angka kematian ibu
sebesar 220,9 per 100.000 kelahiran hidup lebih rendah dari tahun 2010 yaitu
sebesar 247,9 per 100.000 kelahiran hidup, walaupun angka tersebut lebih
rendah dari target nasional tetapi masih lebih tinggi dari target MDGs yaitu
125/100.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Dinkes Prov. Sulteng, 2011).
Angka kematian ibu di Kota Palu sebesar 171,5/100.000 kelahiran hidup, dimana
pada kecamatan Palu Utara terdapat angka kematian ibu dengan resiko tinggi
(umur 35 tahun) sebanyak 3 orang, yaitu di Puskesmas Mamboro 2 orang dan
Puskesmas Tawaeli 1 orang (Profil Kesehatan Dinkes Kota Palu, 2011). Salah satu
program kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan dan nifas adalah
pemakaian buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Namun tidak semua ibu
mau/bisa membaca buku KIA, Penyebabnya bermacam-macam, ada ibu yang
tidak punya waktu untuk membaca buku KIA, atau malas membaca buku KIA,
sulit mengerti isi buku KIA, ada pula ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab
itu ibu hamil perlu diajari tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA.
Salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Prenatal (Wijaya,
2009). Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar bersama yang perlu diikuti oleh
ibu hamil agar memperoleh pengetahuan yang cukup sehingga dapat mencegah
komplikasi dan meningkatkan cakupan K4 serta melakukan persalinan pada
tenaga kesehatan. Kunci mencetak anak yang sehat dan cerdas justru ada di 365
hari pertama kehidupannya. Sayangnya, tak banyak yang mengetahui fakta ini
sehingga masih banyak anak di Indonesia yang kekurangan asupan nutrisi
sehingga proses tumbuh kembangnya terhambat. Hal ini diungkapkan pada
Diskusi Kegiatan Lintas Sektoral Terkait Perbaikan Gizi di kantor Kemendiknas

RI. Diskusi ini juga mengungkapkan hasil laporan State Of The World's Mothers
2012. Ternyata, 170 juta anak di dunia tidak mendapatkan gizi yang diperlukan
dalam 365 hari pertama kehidupannya (Nova, 2012). Menurut penelitian Fisher,
(2012) yang diterbitkan Allina Hospitals Clinics, AS beberapa waktu silam,
keberhasilan istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat
ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa
kehamilannya. Kurangnya pengetahuan (deficient knowledge) terutama
disebabkan oleh kurang terpapar informasi dan kesalahan dalam
mengintepretasikan informasi, selain faktor lain seperti kurang daya ingat,
keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap
sumber informasi. Faktor yang memegang peranan penting dalam perubahan
sikap, kemungkinan adalah reaksi/respon terhadap kelas ibu hamil, selain karena
keterlibatan faktor perasaan dan emosi. Reaksi tersebut terdiri atas suka dan
tidak suka terhadap materi yang disampaikan dalam kurikulum kelas ibu hamil.
Data Dinas Kesehatan Kota Palu (2011) terdapat 12 puskesmas yang menyebar
di 4 kecamatan. Pada Kecamatan Palu Utara angka cakupan K4 paling rendah
sebesar 90,2% di Puskesmas Mamboro dan cakupan pertolongan persalinan oleh
nakes paling rendah sebesar 85,2% di Puskesmas Pantoloan. Jumlah Ibu Hamil di
Puskesmas Mamboro tahun 2012 sebanyak 214 orang, yang telah mengikuti
kelas prenatal sebanyak 106 orang (49,53 %), sedangkan jumlah ibu hamil bulan
Januari sampai dengan Februari tahun 2013 sebanyak 139 orang, yang telah
mengikuti kelas prenatal sebanyak 96 orang. Menurut penelitian Pervin, (2012)
rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan serta ibu yang mengikuti kelas prenatal, dapat dipengaruhi
oleh perilaku ibu dalam mengikuti kelas prenatal, yang terdiri dari pengetahuan
dan sikap, karena ada beberapa materi didalam kelas prenatal yang bisa
membuat kecemasan padahal mereka belum mengalami atau bahkan tidak
mengalaminya, sehingga perlu dikembangkan kelas prenatal plus dimana ibu
bisa mengetahui tentang pajangan informasi pengasuhan Intra uteri melalui
nutrisi/makanan, mengasuh anak 365 hari pertama, dukungan suami dan
keluarga serta persiapan persalinan dan pasca melahirkan. Oleh karena itu,
tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penyuluhan kelas
prenatal plus terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro tahun 2013.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian Lokasi penelitian adalah di wilayah kerja
Puskesmas Mamboro, Kecamatan Palu Utara dengan pertimbangan angka
kematian ibu terbanyak dengan resiko tinggi (umur 35 tahun) di Kota Palu
sebanyak 2 orang, angka cakupan K4 paling rendah sebesar 90,2% serta jumlah
ibu hamil di Puskesmas Mamboro tahun 2012 yang telah mengikuti kelas
prenatal sebanyak 49,53 % dibawah target (100%). Penelitian ini menggunakan
desain penelitian quasi experiment design (pre test dan post test dengan control
group design). Penelitian ini melibatkan dua kelompok subjek yang diuji pretest
dan post test, satu kelompok diberikan penyuluhan kelas prenatal plus dan satu
kelompok lainnya tidak mendapatkan penyuluhan kelas prenatal plus. Populasi
dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang telah

mengikuti kelas prenatal yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mamboro


Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, sebanyak 96 ibu hamil yang tersebar di 2
kelurahan, yakni Kelurahan Mamboro 54 ibu dan Kelurahan Taipa 42 ibu pada
bulan Februari 2013. Sampel yang ditarik dari populasi penelitian disusun
sebagai berikut : (a) Unit observasi Adalah ibu hamil yang telah mengikuti kelas
prenatal di wilayah kerja Puskesmas Mamboro Kecamatan Palu Utara. (b) Unit
analisis. Adalah pengetahuan dan sikap ibu hamil. (c) Besar Sampel. adalah total
populasi, semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mamboro
yang telah selesai mengikuti kelas prenatal (ibu hamil) sebanyak 96 orang, yang
dibagi menjadi dua kelompok masing-masing terdiri dari 48 orang untuk
kelompok intervensi (ibu hamil yang mendapatkan penyuluhan kelas prenatal
plus) dan 48 orang untuk kelompok kontrol (ibu hamil yang tidak mendapatkan
penyuluhan kelas prenatal plus). Pemilihan kelompok yang diberi intervensi
dilakukan secara simple random sampling dengan cara diundi.
Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
diperoleh melalui kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dan data
sekunder didapatkan melalui buku register ibu hamil, kohor ibu, dan laporan PWS
KIA Puskesmas Mamboro maupun data dari Dinas Kesehatan Kota Palu dan Dinas
Kesehatan Provinsi Sulteng.

Analisis Data
Analisis data untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap responden
sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol
digunakan Uji Wilcoxon dan untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap
sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol
digunakan uji Mann-Whitney U dengan tingkat kepercayaan 95%.
HASIL
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan kemudian disajikan
dalam bentuk deskriptif maupun analisis pengaruh penyuluhan kelas prenatal
plus terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil, yang secara sistematis disajikan
sebagai berikut :.
Karakteristik Responden Umur Ibu sebagian besar responden berumur 2429 tahun yaitu pada kelompok intervensi 21 orang (43,75%) dan kelompok
kontrol 25 orang (52,08%), sedangkan yang terendah pada kelompok intervensi
pada umur 30-35 tahun yaitu 7 orang (14,58%), dan kelompok kontrol pada
umur 36-41 tahun yaitu 6 orang (12,50%). Pendidikan memperlihatkan bahwa,
sebagian besar responden berpendidikan SMA, pada kelompok intervensi yaitu
20 orang (41,67%) dan kelompok kontrol yaitu 20 orang (41,67%), sedangkan
yang terendah pada kelompok intervensi dengan pendidikan S1 yaitu 2 orang
(4,16%) dan pada kelompok kontrol dengan pendidikan D3 yaitu 4 orang
(8,33%). Paritas memperlihatkan bahwa, baik pada kelompok intervensi

maupun kelompok kontrol sebagian besar dengan Paritas 2, pada kelompok


intervensi sebanyak 33 orang (68,75%) dan kelompok kontrol sebanyak 25 orang
(52,08%) Pengetahuan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan
responden tentang penyuluhan kelas prenatal plus pada kelompok intervensi
pada saat pre test (sebelum intervensi) adalah 21,75 dengan standar deviasi
3,297 dan median 21,50 sedangkan pada saat post test (setelah intervensi)
meningkat menjadi 32,31 dengan standar deviasi 4,557 dan median 32,00. Skor
pengetahuan terendah pada saat pre test adalah 15 dan tertinggi adalah 27
sedangkan pada saat post test skor pengetahuan terendah adalah 21 dan
tertinggi adalah 52. Rata-rata skor pengetahuan responden tentang penyuluhan
kelas prenatal plus pada kelompok kontrol pada saat pre test adalah 24,18
dengan standar deviasi 3,600 dan median 24,50 sedangkan pada saat post test
rata-rata skor pengetahuannya turun menjadi 23,79 dengan standar deviasi
3,602 dan median 24,00. Skor pengetahuan terendah pada saat pre test adalah
16 dan tertinggi adalah 37 sedangkan pada saat post test skor pengetahuan
terendah adalah 15 dan tertinggi adalah 31 (Tabel 1) Sikap menunjukkan bahwa
rata-rata skor sikap responden tentang penyuluhan kelas prenatal plus pada
kelompok intervensi pada saat pre test (sebelum intervensi) adalah 108,97
dengan standar deviasi 5,744 dan median 110,00 sedangkan pada saat post test
(setelah intervensi) meningkat menjadi 125,41 dengan standar deviasi 9,127 dan
median 126,00. Skor sikap terendah pada saat pre test adalah 95 dan tertinggi
adalah 124 sedangkan pada saat post test skor sikap terendah adalah 107 dan
tertinggi adalah 142. Rata-rata skor sikap responden tentang penyuluhan kelas
prenatal plus pada kelompok kontrol pada saat pre test adalah 107,25 dengan
standar deviasi 8,035 dan median 106,50. Pada saat post test rata-rata skor
sikap turun menjadi 107,22 sedangkan meningkat pada standar deviasi 7,005
dan median 107,00. Skor sikap terendah pada saat pre test adalah 88 dan
tertinggi adalah 129 sedangkan pada saat post test skor sikap terendah adalah
84 dan tertinggi adalah 120 (Tabel 2).
Hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney U
semua memberikan pengaruh signifikan, sebagai berikut :
Pengaruh Penyuluhan Kelas Prenatal Plus terhadap Pengetahuan
Hasil analisis data bahwa, pada kelompok Intervensi, rata-rata skor
pengetahuan responden tentang penyuluhan kelas prenatal plus pada pretest
21,75 dan posttest 32,31, atau terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 32,68%
. Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada
perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden sebelum dan setelah
pelaksanaan penyuluhan kelas prenatal plus. Pada kelompok kontrol ratarata
skor pengetahuan responden, saat pretest 24,18 dan posttest 23,79, atau terjadi
penurunan pengetahuan 1,64% . Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,535 (p
< 0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor
pengetahuan responden sebelum dan setelah pada kelompok kontrol. Hasil uji
Mann-Whitney U, menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor
pengetahuan responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada
saat pelaksanaan pretest (p = 0,001), demikian halnya pada saat posttest, juga

menunjukkan ada perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden


antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,000).
Pengaruh Penyuluhan Kelas Prenatal Plus terhadap Sikap Menunjukkan
bahwa rata-rata skor sikap responden tentang penyuluhan kelas prenatal plus
pada pretest 108,97 dan posttest 125,41, atau terjadi peningkatan sikap sebesar
13,11% . Hasil uji Wilcoxon yang menunjukkan bahwa, ada perbedaan signifikan
rata-rata skor sikap responden sebelum dan setelah pelaksanaan penyuluhan
kelas prenatal plus (p = 0,000 < 0,005). Rata-rata skor sikap responden pada
kelompok control saat pretest 107,25 dan posttest 107,22, atau terjadi
penurunan skor yaitu 0,03% . Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p value = 0,731
(p < 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor sikap
responden sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol. Hasil uji
Mann-Whitney U, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata
skor sikap responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada
saat pelaksanaan
pretest (p = 0,073). Sedangkan pada saat posttest menunjukkan bahwa
ada perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,000).
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor
pengetahuan responden tentang penyuluhan kelas prenatal plus sebelum dan
setelah intervensi (p = 0,000). Peningkatan skor pengetahuan pada kelompok
intervensi dibandingkan pula dengan hasil pretest dan post test antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah
perubahan skor pengetahuan betul-betul karena penyuluhan yang diterima
responden. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan ratarata skor pengetahuan responden antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol (p = 0,001) pada saat pretest, sedangkan pada saat posttest terjadi juga
perbedaan signifikan (p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa sudah ada
perubahan pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan, karena ibu hamil yang
menjadi responden adalah yang sudah pernah mengikuti kelas prenatal.
Pengetahuan bukan hanya didapatkan dari pemberian informasi tetapi dari
pengalaman, baik dari pengalaman sendiri maupun orang lain, paritas adalah
suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu dari dalam dirinya yaitu
pengalaman melahirkan anak (Paritas) yang menjadi pengetahuan pada ibu
hamil secara subjektif. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf
berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Notoatmodjo, 2010). Penelitian
ini diarahkan pada tahap edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, merubah sikap yang sehat dalam rangka peningkatan kunjungan
antenatal care (ANC). Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti, (2011) tentang
efektifitas pelatihan kelas ibu hamil di Puskesmas Tladan Kabupaten Magetan
menemukan bahwa pendidikan kesehatan melalui kelas ibu hamil secara
signifikan meningkatkan pengetahuan responden sebelum dan setelah pelatihan.

Meningkatnya rata-rata pengetahuan responden setelah mendapatkan


penyuluhan sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian
yang dilakukan oleh Azeem, (2011) pada 35 ibu hamil di Puskesmas Metro
Kecamatan Metro tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap
keikutsertaan dalam kelas ibu menunjukkan adanya peningkatan secara
signifikan skor pengetahuan responden (nilai p = 0.001) setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan dengan durasi satu jam. Hasil penelitian Historyati, (2011)
di Wilayah Kerja
Puskesmas Tembelang juga menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan
skor pengetahuan responden setelah mendapatkan penyuluhan, rata-rata skor
pengetahuan responden pada saat pre test adalah 8,1 dan meningkat menjadi
12,27 pada saat post test. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Pulungan, (2007) di Sumatera Utara untuk melihat
pengaruh ceramah terhadap peningkatan pengetahun dan sikap dokter kecil
dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah juga menunjukkan
adanya peningkatan nilai rerata pengetahuan responden (p = 0,001). Penelitian
lain yang dilakukan oleh Hastuti,dkk.,(2010) menunjukkan ada pengaruh
pendidikan kesehatan gigi menggunakan ceramah dan metode demonstrasi
dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi pada siswa (p=
0,0001). Efektifitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan juga terlihat
pada penelitian yang dilakukan oleh Sefrizon (2011) tentang pencegahan
tuberculosis, dimana metode pendidikan kesehatan tersebut berhasil
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam pencegahan
tuberculosis (p = 0,001). Penelitian untuk melihat pengaruh penyuluhan
terhadap sikap telah banyak dilakukan sebelumnya, salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Hutauruk, (2009). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ada peningkatan skor sikap secara signifikan (p = 0,001)
dalam gambaran pelaksanaan kelas ibu setelah mendapatkan penyuluhan dan
media slide. Penelitian ini juga menggunakan metode pembelajaran dengan
media slide dan leaflet untuk mengetahui bagaimana perbedaan pengaruh
keduanya terhadap pengetahuan dan sikap responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan (p = 0,000) rata-rata skor
pengetahuan responden antara yang mendapatkan penyuluhan dengan yang
tidak diberi penyuluhan. Pengujian perbedaan hasil tersebut dilakukan pula
menggunakan Uji Wilcoxon dan didapatkan adanya perbedaan signifikan ratarata peningkatan skor pengetahuan responden pada kedua kelompok penelitian
setelah pos test (p=0,000). Analisis lebih lanjut dengan menggunakan uji MannWhitney U membuktikan bahwa kelompok yang berbeda secara signifikan untuk
variabel pengetahuan adalah antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
(p = 0,000), perbedaan skor pengetahuan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol dapat dilihat pada perbandingan hasil pre test dan post
testnya, dimana peningkatan rata-rata pengetahuan responden pada kelompok
kontrol lebih tinggi dibanding kelompok intervensi saat pretest, tapi saat posttest
kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol artinya
peningkatan pengetahuan ibu hamil bukan karena adanya penyuluhan kelas
prenatal plus.

Hal ini diasumsikan karena ibu hamil yang mendapatkan penyuluhan


sudah pernah mengikuti kelas ibu hamil, walaupun materinya berbeda tapi ibu
hamil sudah pernah diberikan pendidikan kesehatan artinya ibu hamil sudah ada
pengalaman dalam menerima informasi kesehatan. Pengetahuan juga dapat
diperoleh dari pendidikan seseorang, makin tinggi pendidikan seseorang maka
makin mudah mereka menerima informasi baik dari petugas kesehatan maupun
dari orang yang ada disekitarnya, serta pengetahuan dapat juga didapatkan dari
kepercayaan yang merupakan suatu sikap untuk menerima suatu pernyataan
atau pendirian tanpa menunjukkan pro atau kepercayaan. Sering diperoleh dari
orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan
keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan
berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang
sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi
yang sama (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil pre-test diketahui tidak ada
perbedaan secara signifikan rata-rata skor sikap dan hasil post-test diketahui
bahwa ada perbedaan secara signifikan rata-rata skor sikap antara kelompok
intervensi dan kontrol. Sikap responden setelah mendapatkan penyuluhan kelas
prenatal plus terjadi peningkatan jika dibandingkan sebelumnya, sedangkan dari
hasil uji statistic Mann-Whitney U diketahui responden sesudah mengikuti
penyuluhan secara signifikan lebih tinggi dibanding sebelum mengikuti
penyuluhan. Hal ini membuktikan bahwa penyuluhan kelas kelas prenatal plus
efektif untuk meningkatkan sikap responden terhadap Kesehatan Ibu dan Anak,
Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2008) bahwa pembentukan sikap
terutama terjadi karena pendidikan/pelatihan di samping adanya pengalaman
pribadi, pengaruh, kebudayaan, media massa, dan emosional seseorang. Faktor
yang memegang peranan penting dalam perubahan sikap responden pada
penelitian ini kemungkinan adalah reaksi/respon terhadap penyuluhan, selain
karena keterlibatan faktor perasaan dan emosi. Reaksi tersebut terdiri atas suka
dan tidak suka terhadap materi yang disampaikan. Uji Mann-Whitney U
memperlihatkan bahwa ada perbedaan signifikan peningkatan skor sikap antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,000 < 0,05). Peningkatan skor
sikap antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat dilihat pada
perbandingan hasil pre test, dimana peningkatan rata-rata skor sikap responden
pada kelompok intervensi lebih tinggi dibanding kelompok kontrol meskipun
secara statistik perbedaannya tidak signifikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengetahuan dan sikap ibu hamil lebih baik sesudah diberi penyuluhan
kelas prenatal plus dibandingkan dengan sebelum diberi penyuluhan kelas
prenatal plus. Perubahan pengetahuan dan sikap ibu hamil pada kelas prenatal
plus lebih besar dibandingkan kelas prenatal. Penyuluhan kelas prenatal plus
dapat dijadikan pilihan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Mamboro dan perlu diberikan secara
berkala oleh petugas kesehatan terutama oleh bidan yang berada di wilayah
kerja puskesmas. Perlunya pengembangan isi materi penyuluhan kelas prenatal
plus sebagai acuan bagi para praktisi kesehatan dalam menigkatkan program
promosi kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak

DAFTAR PUSTAKA
Azeem, (2011). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap
Keikutsertaan Kelas Ibu Di Puskesmas Metro Kecamatan Metro. Vol. 4. 2: 224
232
Azwar, (2008). Perbedaan Efektifitas Metode Demonstrasi dengan Pemutaran
Video Tentang Pemberantasan DBD Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan
Sikap Anak SD di Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia Vol. 2.2: 115-129
Depkes RI, (2009). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Direktorat
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Dan JICA
Fisher, (2012). Participant Experiences Of Mindfulness-Based Childbirth
Education: A Qualitative Study. BMC Pregnancy And Childbirth, doi:10.1186/14712393-12126. Diakses tanggal 19 Desember 2012
Hastuti, (2011). Efektifitas Pelatihan Kelas Ibu Hamil Untuk Meningkatkan
Pengetahuan, Sikap, Ketrampilan Dan Kunjungan Antenatal Care. Suara Forikes
Volume II Nomor 2, April 2011.
Hastuti,S;Andriyani,A. (2010). Perbedaan Pengaruh Pedidikan Kesehatan Gigi
dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi pada Anak di SD
Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Gaster. Vol. 7. 2: 624
632
Historyati D, (2011). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Kelas
Ibu Hamil Dan Partisipasinya Dalam Kelas Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tembolong. Vol. II Nomor 6: 624 632
Hutauruk, (2009). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap pada
Mahasiswa FKM UI. Fakultas Kesehatan masyarakat-Universitas Indonesia. Vol. 7.
Nomor 6.
Notoatmodjo, (2010). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nova, (2012). Pentingnya 365 Hari Pertama. http://www.tabloidnova.com diakses
pada tanggal 12 September 2012
Pervin, (2012). Association Of Antenatal Care With Facility Delivery And Perinatal
Survival-A Population-Based Study In Bangladesh. BMC Pregnancy And Childbirth,
doi:10.1186/1471-2393-12-111 Online at :
http://www.biomedcentral.com/14712393/12/111
. Diakses tanggal 19
Desember 2012
Pulungan, (2007). Pengaruh Pengaruh Ceramah Terhadap Peningkatan
Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Nyamuk Demam
Berdarah Di Sumatera Utara. Vol.3. 1: 453-463
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011.

Profil Dinas Kesehatan Kota Palu Tahun 2011


Sefrizon, (2011). Efektifitas Penyuluhan Dalam Meningkatkan Pengetahuan
Wilayah Kerja Puskesmas Muaro Bulian, Jambi: diakses dari
http://www.google.co.id. 8 Februari2011
Sulistyo B, dkk 2010.MDGS Sebentar Lagi Sanggupkah Kita Menghapus
Kemiskinan di Dunia. ITB. PT Kampus Media Nusantara, Jakarta
Wijaya. AM, 2009. Kelas Ibu Hamil. http://www.infodokterku.com. Diakses pada
tanggal 28 September 2012

Lampiran 1 Tabel 1. Skor pengetahuan pada kelompok Intervensi dan kelompok


kontrol pada saat pretest dan posttest di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro,
Februari-April 2013
Pengetahuan Intervensi Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Min Max Mean
Median SD 15,00 27,00 21,75 21,50 3,297 21,00 52,00 32,31 32,00 4,557 16,00
37,00 24,18 24,50 3,600 15,00 31,00 23,79 24,00 3,602 p. value 0,000 0,535 p.
value Pretest 0,001 p. value Posttest 0,000 Sumber: Data Primer
Tabel 2. Skor sikap pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol pada saat
pretest dan posttest di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro, FebruariApril 2013
Sikap Intervensi Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest
Min Max Mean Median SD
95,00 124,00 108,97 110,00 5,744
107,00 142,00 125,41 126,00 9,127
88,00 129,00 107,25 106,50 8,035
84,00 120,00 107,22 107,00 7,005 p. value 0,000 0,731 p. value Pretest 0,073 p.
value Posttest 0,000
Sumber: Data Primer

You might also like