Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Media pembelajaran seringkali digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu pendidikan.
Gagne dan Brigs (1975 dalam Arsyad, 2005: 4) menyatakan bahwa media pembelajaran secara implisit
meliputi alat-alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri
dari tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar berbingkai), foto, gambar,
grafik, televisi, dan komputer. Kemampuan guru untuk memilih metode pembelajaran yang tepat sama
pentingnya dengan kemampuan guru untuk memilih media pembelajaran yang tepat. Dengan metode
pembelajaran yang tepat siswa akan terbantu dalam memahami materi pembelajaran yang harus
dipelajarinya apalagi jika dibantu oleh media pembelajaran yang tepat. Ketepatan pemilihan media
pembelajaran akan dapat mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru (Arsyad, 2005: 15). Salah satu media pembelajaran yang saat ini berkembang pesat seiring
dengan perkembangan teknologi dan informasi adalah komputer. Perangkat komputer yang canggih telah
mampu menyediakan berbagai program yang memungkinkan guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa secara lebih jelas dan menarik. Di antara program-program komputer yang
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah Power Point, Macromedia Flash, Impress,
Macromedia Director, dan Front Page. Di antara contoh program tersebut power point merupakan salah
satu diantara program yang sering kali digunakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran seperti
pelatihan, seminar, maupun berbagai presentasi ilmiah.
Kenyataannya belum semua guru mampu memilih dan memanfaatkan komputer unutuk
mengembangkan media pembelajaran dengan baik. Dilihat dari prestasi belajar biologi siswa dapat
diketahui bahwa pada umumnya prestasi belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari dokumen
tertulis guru (daftar nilai) yang menunjukkan bahwa pada setiap kali ulangan harian (UH) maupun
ulangan tengah semester (UTS) lebih dari 30% siswa harus mengikuti remedial baik berupa Remedial
teaching (Mengikuti penjelasan guru kembali) atau mengikuti ujian ulangan untuk mencapai KKM
(Kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh guru. Dilihat dari motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran biologi yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa terutama pada saat
pembelajaran di kelas dan di luar kelas (misalnya di halaman sekolah maupun kebun sekolah) ternyata
masih rendah. Pada saat pembelajaran berlangsung dikelas misalnya beberapa siswa nampak mengantuk,
bahkan ada juga yang asyik bergurau atau berbincang-bincang dengan temannya. Pada saat guru
mengajukan pertanyaan, jarang sekali siswa yang aktif mengangkat tangannya untuk menyampaikan
jawaban. Demikian pula saat guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Dapat dikatakan siswa
hanya menjawab atau bertanya jika ditunjuk langsung oleh gurunya. Pada saat pembelajaran dilakukan di
luar kelas, misalnya saat mengamati ekosistem di halaman sekolah, beberapa siswa nampak asyik
berbincang-bincang sendiri dan tidak fokus pada tugas yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diketahui bahwa mereka kurang terarik
belajar biologi (dengan kata lain bermotivasi belajar rendah) antara lain karena pembelajaran biologi
dianggap sangat teoritis, penuh hafalan yang sulit terutama nama-nama latin dan berbagai organ tubuh
makhluk hidup baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Selain itu berdasarkan wawancara dengan guru
dan siswa dan hasil pengamatan diketahui bahwa guru belum menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi. Media pembelajaran yang selama ini dipakai adalah buku paket dan LKS.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang selanjutnya disebut PTK. Pada tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan diakhiri dengan refleksi untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan tindakan siklus berikutnya serta
perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan.
Kehadiran peneliti dalam PTK diketahui baik oleh guru maupun oleh siswa. Selain itu dalam
pelaksanaannya nanti guru maupun peneliti dapat bertukar peran menjadi praktikan (guru yang
mengajar,maupun peneliti). Artinya kadang-kadang guru berperan sebagai guru yang mengajar
menggunakan power point yang disiapkan dan peneliti menjadi pengamat, atau sebaliknya peneliti yang
mengajar dan guru yang mengamati. Data dalam penelitian ini terbagi atas tiga jenis (1) data tindakan, (2)
data tuturan, dan (3) data hasil ujian siswa. Data tindakan berupa data nonverbal yang berupa informasi
tindakan pembelajaran yang diberikan oleh guru dan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa berkaitan
dengan pemberian tindakan. Data tuturan atau data verbal berupa tulis atau lisan yang diperoleh sebelum,
pada saat, dan sesudah pelaksanaan tindakan berlangsung. Data hasil ulangan berupa data nilai hasil
ulangan sebelum PTK dan hasil ulangan setelah selesai tiap siklus tindakan.
Angket digunakan oleh peneliti untuk menjaring data yang berkaitan dengan motivasi belajar
siswa. Angket motivasi belajar ini dibagikan sebelum PTK serta setelah pelaksanaan tiap siklus tindakan.
Hasil angket ini digunakan untuk mengetahui perubahan, naik atau turunnya, motivasi belajar biologi
setelah mengikuti pembelajaran dengan media power point. Angket ini berupa seperangkat pernyataan
yang dikembangkan dari ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui(1) pemberian angket, (3)
pemberian tes, (3) pembuatan catatan lapangan, dan (4) mengadakan wawancara. Pemberian Angket
Angket ini berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa untuk
melengkapi data motivasi siswa. Untuk itu angket diberikan dua kali yaitu sebelum tindakan dan sesudah
tindakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media pembelajaran (tindakan) terhadap
motivasi belajar siswa. Membuat Catatan Lapangan, Catatan lapangan ini digunakan untuk
mremperoleh data secara obyektif, mengenai hal-hal yang terjadi selama pemberian tindakan. Catatan ini
meliputi seluruh aktivitas siswa selama tindakan berlangsung, misalnya perilaku spesifik yang dapat
menjadi petunjuk, baik bagi dugaan adanya suatu permasalahan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi pelaksanaan langkah berikutnya, ataupun masukan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan.
Melakukan Wawancara, Untuk memperkuat data hasil observasi aktifitas siswa diperlukan data
pendukung lainnya yang dapat digali melalui wawancara. Agar hasil wawancara dapat mewakili, maka
siswa yang diwawancarai sengaja dipilih dari semua kelompok siswa baik kelompok atas, tengah,
maupun bawah baik laki-laki maupun perempuan.
Teknik Analisis Data, Analisis data dilakukan setiap kali siklus berakhir. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kesulitan jika terjadi penumpukan data. Proses analisis dilakukan sejak dimulainya kegiatan
pengumpulan data saat observasi tindakan siklus I hingga siklus terakhir. Data yang terkumpul pada
penelitian meliputi data motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif.
Data prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil peirolehan skor yang diperoleh tiap-tiap siswa
secara individu yang diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Nilai tugas kelompok tidak dimasukkan sebagai
preatsi belajar dalam ranah kognitif, tetapi menjadi bahan penilaian nilai afektif dan psikomotor yang
tidak dibahas dalam peneltian ini.
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar dengan media visual program
microsof power point nilai tes r pada siklus I dibandingkan dengan nilai ulangan harian sebelum tindakan
yang dilakukan oleh guru, sedangkan nilai akhir siklus II dibandingkan dengan nilai ulangan harian
sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus I.
Data motivasi belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil angket yang dikembalikan oleh siswa
sebelum pelaksanaan tindakan siklus I, dan setiap akhir tindakan tiap siklus. Hasil angket motivasi siswa
sebelum tindakan dibandingkan dengan setelah tindakan diperkuat dengan hasil observasi terhadap gajala
motivasi belajar siswa yang bisa diamati serta hasil wawancara. Skor hasil angket siswa kemudian
dihitung rerata skornya untuk kemudian ditentukan tingkat motivasi belajar siswa. Rerata skor angket
siswa dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rerata skor =
jumlah skor
jumlah indikator
Ket :
Skor maksimal tiap butir pernyataan = 5
Jumlah indikator =10
Berdasarkan skor rerata yang diperoleh tiap siswa maka dapat ditentukan tingkat motivasi tiap
siswa dengan menggunakan kriteria tingkat motivasi belajar siswa sebagai berikut.
Tabel 1 : Kriteria Tingkat Motivasi belajar Siswa
No
Rerata skor
Tingkat motivasi
1.
2.
3.
4.
5.
4.01 - 5.00
3.01 4.00
2.01 3.00
1.01 200
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
1.00
Diadaptasi dari skala penilaian skala minat belajar
hatta,2004 :122).
(Supranata dan
kelompok, masing-masing kelompok I sampai kelompok IV terdiri dari lima orang dan kelompok V
terdiri dari 4 orang.
Siklus I PTK ini dilaksanakan pada hari kamis, 7 Februari 2008 pada jam ke 1-2 di ruang
laboratorium. Dalam siklus I ini peneliti berperan sebagai pengamat sedangkan guru sekolah berperan
sebagai praktikan yang menyampaikan materi. Peneliti yang berperan sebagai pengamat bertugas
mengamati proses pembelajaran yang mencakup aktivitas siswa dan guru serta mencatat hasil
pengamatannya dalam catatan lapangan. Materi yang disampaikan dalam siklus I adalah Sistem Eksresi.
Siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama tentang ginjal dan kulit dan pertemuan
kedua tentang hati dan paru-paru.
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus pertama ini secara ringkas disajikan dalam
tabel berikut ini.
Tabel 2: Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I Pertemuan pertama
No
1.
2.
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Bagian pembukaan
1. Guru membuka pelajaran 1.Menjawab salam, sekretaris kelas Khamida menyatakan
bahwa Meidiana Ika tidak masuk karena sakit.
dengan mengucapkan salam,
dan menanyakan kehadiran 2. Menyiapkan buku, alat tulis, dan beberapa siswa yang
mempunyai buku paket membuka halaman yang disebutkan
siswa.
oleh guru.
2.Menyampaikan KD, materi,
dan indikator yang akan 3. Ada tiga orang yang mengangkat tangan dan menyampaikan
dipelajari. Guru juga menya- jawaban atas pertanyaan pertama.
Farhan menyatakan, Manusia berkeringat karena kepanasan
takan bahwa pelajaran hari
atau habis bekerja keras.
itu terdapat pada halaman 76
Iis menjawab, Manusia berkeringat untuk mengeluarkan
buku paket.
kotoran dari tubuhnya.
3.Mengajukan
pertanyaan
Tanti menjawab, Keringat seperti halnya air kencing dan
untuk menggali pengetahuan
kotoran
manusia lainnya. Jadi harus dikeluarkan supaya
dasar siswa.
mausia
tetap
sehat.
Pertanyaan
pertama,
Tahukah Kalian mengapa Yang lainnya ada yang diam saja, ada pula yang berbisik-bisik
berdiskusi dengan temannya.
tubuh manusia berkeringat?
4.
Memberikan
tanggapan 4. Menyiapkan alat tulis.
bahwa secara umum jawaban
siswa benar, namun agar
pemahaman siswa lebih jelas
dan benar, guru mengajak
siswa
untuk
mempelajari
materi
tersebut
dengan
melihat materi yang akan
ditayangkan dalam program
power point.
Bagian Inti
1. Guru menyampaikan materi 1. Siswa menyimak tayangan sambil mencatat materi yang
dianggap penting. Suasana kelas tampak serius. Tidak ada
dengan menggunakan prosiswa yang bercanda. Selama penayangan tidak ada siswa
gram power point yang telah
yang bertanya. Siswa hanya duduk, mendengarkan dengan
disiapkan. Power point yang
serius, dan lebih banyak mencatat tayangan yang dianggap
disajikan terdiri dari 12 slide
penting. Sesekali ada juga yang bertanya atau melihat
yang berisi tentang gambar
catatan temannya jika ketinggalan mencatat.
ginjal,
fungsi
ginjal,
prosedur, .....dst.
Guru memberikan penjelasan bagian-bagian tayangan
dengan cara mengarahkan
kursor pada gambar-gambar
atau
teks
yang
sedang
dijelaskannya.
Selama memberikan penje- 2. Tidak ada siswa yang bertanya.
lasan guru tidak pernah
mengajak atau mendorong
siswa
untuk
mengajukan
pertanyaan dan juga tidak 3. Secara berkelompok mengerjakan LKS.
Karena dalam pertemuan pertama materi atau KD yang dipelajari belum selesai, maka pada
pertemuan kedua tahap evaluasi belum dilaksanakan.
b.Prestasi Belajar Siklus I
Pada akhir siklus I dilakukan tes akhir siklus I. Berikut disajikan daftar nilai hasil tes akhir siklus
I. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan guru dalam KD Sistem Eksresi pada manusia adalah 70.
Ini berarti siswa dinyatakan tuntas dalam KD ini jika nilai yang dicapainya 70. Siswa yang nilainya
berada di bawah KKM harus mengikuti remedial teaching untuk perbaikan serta ulangan harian lagi.
Namun, kegiatan remedial teaching tidak menjadi bagian kegiatan PTK ini, tetapi menjadi tugas dan
tanggung jawab sepenuhnya guru Sains.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 10
orang atau 41.7% sedangkan sisanya sebanyak 14 orang atau 58.3% tidak tuntas sebab mendapat nilai di
bawah KKM. Rata-rata kelas yang dicapai adalah 66.125 atau masih di bawah KKM.
Berdasarkan jumlah siswa yang telah tuntas dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan klasikal
masih belum tercapai. Ketuntasan klasikal di SMP Muhammadiyah 08 Kab Malang ditentukan dengan
rumus berikut.
Ketuntasan klasikal dinyatakan tercapai jika 85% dari seluruh siswa dalam kelas mampu
mencapai KKM yang telah ditetapkan (70). Karena tingkat ketuntasan klasikal pada UH akhir siklus I
hanya 41.7% dapat disimpulkan bahwa tingkat ketuntasan klasikal KD Sistem Ekskresi manusia belum
tercapai.(hasil selengkapnya di lampiran 1)
c. Motivasi Belajar Siswa Setelah Mengikuti Tindakan Siklus I
Berikut disajikan daftar tingkat motivasi belajar siswa yang diperoleh berdasarkan hasil sangket
motivasi belajar siswa yang pengambilan datanya dilakukan pada hari Selasa, 12 Februari 2008, setelah
pelaksanaan Test Akhir Siklus. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada akhir pelaksanaan
siklus I masih ada dua orang (8.33%) yang tingkat motivasi belajarnya rendah dan sisnya sebanyak 22
orang (91.67%) yang mempunyai tingkat motivasi belajar sedang. (hasil selengkapnya di lampiran 2).
d.Refleksi Pelaksanaan Siklus I
Setelah dilakukan analisis hasil tes akhir siklus dan analisis tingkat motivasi belajar setelah
pelaksanaan siklus I, peneliti bersama kolaborator memanggil 6 orang siswa yang terdiri dari 2 orang KA,
2 orang KT, dan 2 orang dari KB. Kepada keenam anak tersebut dilakukan wawancara untuk mengetahui
bagaimana kesan dan tanggapan siswa terhadap pelaksanaan siklus I.
Berikut disajikan secara ringkas kendala pelaksanaan tindakan siklus baik dari hasil analisis hasil
tes akhir siklus, hasil observasi kolaborator, maupun hasil wawancara dengan perwakilan siswa dari KA,
KT, dan KT.
Secara singkat, kendala pelakanaan siklus I dan solusinya pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Kendala
Guru
terlalu
sibuk
mengoperasikan
komputer,
siswa terabaikan.
Siswa
sibuk
mencatat
penjelasan
guru
maupun
keterangan dari
tayangan yang disajikan.
Prestasi siswa belum mencapai
ketuntasan klasikal.
Keterangan di LCD terlalu
sedikit dan sulit dipahami
siswa
Solusi
Guru mempersiapkan diri dengan baik
supaya pada saat presentasi dapat
memberikan perhatian pada siswa.
Mengizinkan siswa untuk mengopi
bahan
presentasi
setelah
pembelajaran berakhir.
Memberi kesempatan siswa untuk
bertanya
pada
saat
presentasi
pembelajaran dilakukan.
Menambah keterangan di LCD dengan
catatan tetap singkat dan jelas.
Berdasarkan hasil analisis hasil Test Akhir Siklus, tingkat motivasi belajar siswa, serta hasil
wawancara dengan siswa tersebut akhirnya peneliti bersama guru sekolah memutuskan bahwa perlu
dilakukan tindakan siklus II.
Hasil Penelitian Siklus II
Sebelum pelaksanaan siklus II, peneliti bersama Ibu Yuliana membuat persiapan pelaksanaan
siklus II yang mencakup (a) penentuan KD dan materi yang akan disajikan, (b) menyusun skenario
pembelajaran, (c) menyusun media pembelajaran dengan power point dengan memperhatikan masukan
dari siswa, (d) menyusun LKS, serta (e) menyusun soal untuk ulangan harian akhir siklus II.
a.Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada Materi yang disajikan pada siklus II adalah Sistem Syaraf pada
Manusia. Cakupan materi ini tidak seluas KD Sistem Eksresi pada Manusia sehingga cukup dilakukan
dalam satu pertemuan.
Berdasarkan masukan siswa dan hasil refleksi tindakan siklus I maka peneliti dan Ibu Yuliana
mempersiapkan tindakan siklus II. Setelah persiapan selesai, terutama media power pointnya, peneliti
bersama Ibu Yuliana melakukan simulasi lagi. Simulasi kali ini lebih ditekankan pada latihan agar Ibu
Yuliana, yang dalam siklus II akan berperan sebagai praktikan (pengajar) lancar dan terampil dalam
mengoperasikan komputer. Selain itu dengan simulasi akan diketahui kelemahan yang mungkin terjadi
sehingga dapat segera dilakukan pembenahan.
Simulasi dilakukan dengan cara menayangkan file power point yang sudah disiapkan. Peneliti
membimbing guru sekolah agar trampil mengoperasikan program power point seperti menampilkan
tayangan, berpindah dari satu slide ke slide yang lain. Setelah guru sekolah menguasai dengan baik,
simulasi diakhiri.
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari Jumat, 22 Februari 2008 jam ke 4-5. Saat peneliti dan
praktikan masuk ke kelas, siswa sudah duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel di lampiran 3. Karena materi KD
tersebut belum terselesaikan pada pertemuan hari itu, maka siklus II dilanjutkan pada pertemuan kedua
yang dilakukan pada jam ke 4-5 hari Selasa, 26 Februari 2008.
b.Prestasi Belajar Siklus II
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa, guru
mengoreksi dan menganslisi hasil ulangan siklus II. Hasil ulangan harian pada akhir siklus II dapat dilihat
pada tabel lampiran 4. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas pada
siklus II sebanyak 17 orang atau 70. 83% sedangkan sisanya sebanyak 7 orang atau 29.17% tidak
tuntas sebab mendapat nilai di bawah KKM. Rata-rata kelas yang dicapai adalah 73.21 atau
masih di bawah KKM. Berdasarkan data tersebut data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada akhir
siklus II ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 70.83% atau masih kurang dari 85%.
c.
Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil analisis angket motivasi belajar siswa yang dibagikan setelah UH akhir siklus
II diperoleh data tingkat motivasi belajar siswa sebagai berikut. Berdasarkan data pada tabel 5 di lampiran
5 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tingkat motivasi belajarnya tinggi sebanyak 7 orang (29.17%)
sedang sisanya sebanyak 17 orang (70.83%) tingkat motivasi belajarnya sedang.
kelelahan.
mengurangi
siswa.
kelelahan
psikologis
Berdasarkan hasil wawancara, pertimbangan guru, serta hasil analisis nilai test dan angket
motivasi belajar siswa, maka diputuskan untuk melaksanakan tindakan siklus III. Tindakan siklus III
tersebut disiapkan dengan menyiapkan perbaikan-perbaikan atas kendala pada pelaksanaan siklus II.
Hasil Penelitian Siklus III
Sebelum pelaksanaan siklus III, peneliti bersama guru sekolah membuat persiapan pelaksanaan
siklus III yang mencakup (a) penentuan KD dan materi yang akan disajikan, (b) menyusun skenario
pembelajaran, (c) menyusun media pembelajaran dengan power point dengan memperhatikan masukan
dari siswa, (d) menyusun soal-soal untuk kuis terbuka antar kelompok, serta (e) menganalisis soal untuk
ulangan harian akhir siklus III.
a.Pelaksanaan Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada hari kamis, 28 Februari 2008 jam ke-3-4. Materi yang disajikan pada
siklus III adalah Sistem Indera pada Manusia. Seperti pertemuan pada siklus I dan II, saat guru dan
peneliti masuk ke kelas, siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
belajar siswa ini terjadi karena penggunaan media power point dapat lebih memudahkan siswa
memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Gambar-gambar yang biasanya hanya dilihat dari buku oleh
beberapa siswa yang mempunyai buku, ketika menggunakan powwr point dapat dilihat oleh semua siswa.
Penyajian materi secara ringkas membantu siswa lebih cepat memahami konsep daripada harus membaca
sendiri pembahasannya dalam buku. Selain itu, variasi suara yang disajikan juga membuat siswa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran lebih serius sehingga mereka dapat lebih banyak menangkap dan
memahami materi yang sedang dipelajari.
Tabel 5: Perubahan Prestasi Belajar Siswa dari Sebelum PTK, Siklus I, II, dan III
N Indikator
Sblm
Siklus I Siklus Siklu
o
PTK
II
s III
1
Nilai tertinggi
90
95
95
96
2
Nilai terendah
55
56
56
60
3
Rata-rata klasikal
66.63
66.13
73.21 77.96
4
Jumlah siswa yang tuntas
8
10
17
21
5
Jumlah siswa yg belum
16
14
7
3
tuntas
6
Jumlah siswa yg nilainya
10
18
21
naik
7
Jumlah siswa yg nilainya
13
3
3
turun
8
Jumlah siswa yg nilainya
1
3
0
tetap
9
Tingkat
ketuntasan
33.33%
41.67% 70.83
87.5
klasikal
%
%
Nama Siswa
Sebelu
m PTK
Siklus
I
Siklus II
Siklus III
Sedang
Rendah
Anggie Aditya M
Rendah
Ardian Widi H
Sedang
Bryan Bima R
Sedang
Sedang
Erika Wahyu F
Sedang
Fathiyah Intan N
Rendah
Firdha Kumala I
Sedang
10
Sedang
11
Hendra Maulana I
Rendah
12
Ismalia Jalesvin P W
Sedang
13
Khamida Nuriana
Sedang
14
Meidiana Ika S
Sedang
15
Mufarokhah Trisnawati
Rendah
16
Nur Amalina P
Rendah
17
Nur Rizka K
Sedang
18
Purbo Suseno
Sedang
19
Rama Yoga H
Sedang
20
Rema Hindarko
Sedang
21
Rendah
22
Rendah
23
Sedang
24
Sedang
Seda
ng
Rend
ah
Seda
ng
Seda
ng
Rend
ah
Rend
ah
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Rend
ah
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Rend
ah
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi sekali
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi sekali
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi sekali
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Simpulan
a.
Penggunaan media audiovisual power point dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran biologi dari rata-rata klasikal nilai UH sebelum PTK sebesar 66.33 menjadi 77.96
pada akhir tindakan atau terjadi peningkatan sebesar 17%. Ditinjau dari ketuntasan klasikal terjadi
peningkatan prestasi belajar dari 33.33% sebelum PTK menjadi 87.5% atau meningkat 162.8%.
Secara individual, sebanyak 23 orang siswa mengalami peningkakatan hasil belajar (95.83%) dan 1
orang (4,17%) yang nilainya tetap.
b.
Penggunaan media audiovisual power point dapat meningkatkan motivasi belajar siswa hingga
95.83%. Peningkatan motivasi belajar sebesar ini terjadi karena pada sebelum PTK sebanyak 16
orang bermotivasi belajar sedang dan 8 orang bermotivasi belajar rendah pada akhir siklus III
sebanyak 20 orang bermotivasi belajar tinggi, 3 orang bermotivasi belajar sangat tinggi, dan 1
orang bermotivasi belajar sedang. Ada satu orang siswa yang sebelum PTK hingga akhir PTK tetap
bermotivasi belajar sedang (berarti tidak mengalami peningkatan).
Saran kepada Guru
Agar pembelajaran biologi dapat lebih ditingkatkan kualitasnya baik dari segi hasil maupun
proses. Guru harus terus meningkatkan kompetensinya, kompetensi yang dimaksud tidak hanya
kompetensi terhadap materi yang akan diajarkan tetapi juga kompetensi strategi pengajaran, pembuatan
dan pemanfaatan berbagai media pembelajaran, dan terus melakukan berbagai inovasi pembelajaran.
Saran kepada Kep Sek
Selain harus terus meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana untuk memperlancar
pembelajaran, sekolah juga harus terus meningkatkan dan memberi kesempatan pada guru untuk
meningkatkan kompetensinya. Pelatihan, seminar, dan berbagai kegiatan ilmiah baik dilakukan mandiri
oleh sekolah atau dengan bekerja sama dengan lembaga lain untuk meningkatkan kompetensi guru harus
terus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo, Robertus dan A.Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta; Grasindo
Ardhana, W. 1990. Media Stimulasi and Types of Learning, Selecting Media for Learning. Washington DC.:
Association for Education Communication and Technology.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru.
Kimballi, Jhon W. 1991. Biologi. Ed. 5. Jakarta: Erlangga.
Mardapi, Djemari. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif. Jakarta:
Depdiknas.
Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara..
Prayitno,E. 1995. Memotivasi dan Belajar. Jakarta Dirjen Dikti P2LPTK
Sardiman, Arif, S. 1996. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Supranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2004. Penilaian Portofolio. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung:
Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 1999. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Radjawali.
Sohib dan Sutama 1992. Hubungan Antara Motivasi dan Intelektual dengan prestasi Belajar mahasiswa IKIP
Malang. Laporan Penelitian Ilmiah. Tidak diterbitkan
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, Practice. Boston: Allyn and Bacon.
Terry R. George, dkk. 1982. Principle of Management. Fourth Edition. Homewood Illionis: Dow Jones-Irwin.
Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Wiriatmadja , Rochayati. 2007. Metode penelitian Tindakan Kelas. Rosda Bandung