Professional Documents
Culture Documents
terciptanya tatanan masyarakat sipil yang semakin demokratis pula yang ditandai
dengan tumbuh dan berkembangnya lembaga grassroots. Lembaga grassroots
adalah asosiasi masyarakat sipil yang dibentuk atas dasar kesukarelaan,
persamaan latar belakang dan persamaan tujuan pada skala lokal dan domain
spesifik di kalangan masyarakat akar rumput (tumbuh dari lapisan bawah).
Secara umum lembaga grassroots ini mencakup keragaman ruang, aktor,
dan bentuk kelembagaan dengan variasi tingkat formalitas, otonomi dan
kekuasaannya masing-masing. Arena lembaga grassroots seringkali diwujudkan
dalam bentuk organisasi-organisasi seperti lembaga-lembaga amal, organisasi
pembangunan
non-pemerintahan,
kelompok
komunitas,
organisasi
kaum
internasional. Bahkan tidak jarang, GRO ini tumbuh dengan tingkatan lokal
belaka.
Dengan demikian, sebagai agent of deveploment, maka peranan negara
sangat komplementer dengan mekanisme pasar (privat) maupun organisasi non
pemerintahan. Ketiga agen itu sama-sama diperlukan didalam proses transformasi
sosial ekonomi masyarakat.
BAB VII
Ada beberapa aspek dari dimensi ruang dan daerah yang berkaitan dengan
administrasi pembangunan daerah:
a. Regionalisasi atau perwilayahan, sebagai bagian dari upaya mengatasi aspek
ruang dalam pembangunan, memberikan keuntungan dalam mempertajam
fokus dalam lingkup ruang yang jauh lebih kecil dalam suatu negara.
b. Ruang akan tercermin dalam penataan ruang. Tata ruang pada hakekatnya
merupakan
lingkungan
fisik
yang
mempunyai
hubungan
publik
(Rosenbloon
et
al,
1994).
Menurut
Caiden
(1991)
pengenalan
masalah,
penetapan
agenda,
perumusan
kebijakan,
pembangunan
menjadi
persyaratan
bagi
berhasilnya
BAB VIII
PEMBANGUNAN PERTANIAN
8.1 Realitas Sosial Ketidakberdayaan Petani
Kompleksitas masalah yang dihadapi petani di berbagai negara Asia dan
Afrika Utara kurang lebih menunjukan hal yang sama. Disatu sisi petani
dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya seperti
sandang, pangan, papan dan lain-lain (keperluan seremonial , pendidikan ,
kesehatan dan tuntutan-tuntutan lain); dan disisi lain petani harus tunduk pada
1. Keterbatasan Tanah/Lahan
Penggunaan tanah yang paling luas adalah untuk sektor pertanian yang
meliputi penggunaan untuk pertanian tanaman pangan, tanaman keras, kehutanan
maupun untuk ladang penggebalaan dan perikanan.
2. Keterbatasan Masukan dan Produksi
Swasembada beras tahun 1984 merupakan sukses besar yang pernah dicapai
Indonesia, meskipun untuk kebanggaan tersebut segala resiko telah ditempuh.
BAB IX
STRATEGI PEMBERDAYAAN DALAM
PEMBANGUNAN
9.1 Arah Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat
Makna Pembayaran
Konsep empowerment (pemberdayaan) yang dipelopori oleh Friedmann
(1992), dipicu adanya dua premis mayor yakni kegagalan dan harapan.
Kegagalan, dikarenakan
gagalnya
model
pembangunan
ekonomi
dalam
10
LSM
dalam
proses
11
Penyusunan
Program
12
bersifat intiutif.
3) Pemanfaatan organisasi belajar
Dalam organisasi yang mau belajar setiap kesalahan dianggap sebagai sumber
informasi yang penting, dalam batas-batas tertentu, kesalahan dianggap tidak
terhindarkan terutama dalam tahap awal proses belajar. Dalam organisasi seperti
itu kesalahan dibahas dengan terus terang dalam suatu semangat belajar dan
dilakukan upaya penanggulangannya. Mekanisme ini menunjukan suatu
kepemimpinan organisasi yang efektif.
4) Penerapan pada birokrasi
Ada dua kerangka dalam pendekatan proses belajar yaitu:
a. Membangun sebuah program dan organisasi yang paling baru, mulai dari awal
atau bawah.
b. Dengan mencangkok proses tersebut pada organisasi yang sudah ada sehingga
mempunyai kemampuan baru untuk bekerja di pedesaan.
13