Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai banyak
kekayaan alam yang melimpah baik yang dapat diperbaharui (renewable
resources) maupun yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources).
Kekayaan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti sumberdaya
mineral, batubara, dan sumberdaya geologi lainnya memberikan kontribusi
penting bagi perekonomian Indonesia, terutama bagi daerah-daerah yang secara
geologi wilayah memiliki komoditi mineral yang melimpah seperti tembaga,
emas, perak, batubara, timah, nikel. Sumberdaya mineral yang melimpah ini di
sebagian wilayah berhasil dieksplorasi terutama daerah-daerah yang memiliki
kandungan yang tinggi.
Indonesia merupakan salah satu daerah yang banyak mengalami proses
tektonik dimana peran pergerakan lempeng eurasia dan lempeng indo-australia
yang sangat aktif mengakibatkan banyaknya cekungan-cekungan sedimen
terbentuk, pada cekungan-cekungan sedimen ini banyak terbentuk bahan energi
fosil salah satunya batubara. Batubara yang berada di Indonesia dan bersifat
ekonomis terdapat pada cekungan sedimen berumur tersier dimana proses tektonik
lanjutan dan proses pengendapan yang berada di sekitar cekugan sedimen tersebut
dapat membentuk jenis-jenis batubara yang terbagi berdasarkan kualitas. Dalam
dunia energi batubara dinilai sebagai bahan bakar alternatif dari industri yang
sangat penting dalam kehidupan dan pembangunan karena banyak digunakan oleh
industri maupun tenaga pembangkit listrik. Pemanfaatan energi alternatif berupa
batubara sekarang ini mengalami suatu penurunan, dimana para pengusaha
industri yang menggunakan bahan bakar batubara hanya akan menggunakan
batubara high calori. Di Indonesia sendiri batubara banyak sekali yang tersebar
dimana batubara tersebut berjenis low caloric - high caloric. Penyebaran batubara
ini dikarenakan Indonesia banyak terbentuk cekungan sedimen akibat aktifnya
pergerakan lempeng yang diakibatkan pergerakan lempeng Eurasia dari utara ke
selatan dan pergerakan lempeng Indo-Australia dari selatan ke utara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini masalah yang
akan diangkat yaitu tentang bagaimana endapan dan cadangan batubara yang ada
di Indonesia dan di Sulawesi Tenggara
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu agar dapat mengetahui
bagaimana endapan dan cadangan batubara yang ada di Indonesia dan di Sulawesi
Tenggara.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu agar pembaca maupun penulis
dapat mengetahui tentang sebaran batubara di Indonesia dan di Sulawesi
Tenggara, sehingga kedepannya potensi-potensi sumber daya alam yang ada di
Indonesia dapat diolah dengan baik sesuai dengan semestinya.
BAB II
TI NJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Batubara
Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk
dari sisa tumbuhan yang terhumifikasi, berwarna cokelat sampai hitam yang
selanjutnya terkena proses fisika, dan kimia yang berlangsung selama jutaan
tahun, sehingga mengakibatkan pengayaan kandungan karbonnya (Wolf, 1984 ).
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70%
berat volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonan
termasuk inherent moisture.
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari
endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen.
Batubara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan untuk membangkitkan listrik hampir 40% daerah diseluruh dunia.
Batubara merupakan sumber energi yang mengalami pertumbuhan yang paling
cepat di dunia di beberapa tahun belakangan ini, lebih cepat daripada gas, minyak,
nuklir, air dan sumber daya pengganti.
Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi
lingkungan pengendapan tertentu. Akumulasi tersebut telah dikenai pengaruhEndapan dan Cadangan Batubara di Indonesia dan Sulawesi Tenggara
menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula batubara coklat (brown coal).
Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah.
Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan secara continue selama
jutaan tahun, maka batubara muda akan mengalami perubahan yang secara
bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi
batubara sub-bituminus (sub-bituminous). Perubahan kimiawi dan fisika terus
berlangsung sampai batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam
sehingga membentuk bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam
kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus
berlangsung
hingga
membentuk
antrasit.Maturitas
organik
sebenarnya
proses
pembatubaraan,
maturitas
organik
sebenarnya
pembentukan
batubara,
semakin
tinggi
tingkat
Posisi geotektonik
Adalah suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi oleh gayagaya tektonik lempeng dalam pembentukan batubara merupakan faktor
yang dominan akan mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan
pengendapan dan kecepatan penurunan cekungan Pada fase akhir, posisi
geotektonik mempengaruhi proses metamorfosa organik dan struktur
lapangan batubara melalui masa sejarah setelah pengendapan akhir.
Topografi (morfologi)
10
Iklim
Penurunan cekungan
Umur geologi
Tumbuh-tumbuhan
11
Dekomposisi
Metamorfosis organik
12
Braid Plain
Merupakan dataran aluvial yang terdapat diantara pegunungan, dimana
terendapkan sedimen berukuran kasar ( > 2 mm ). Batubara yang terbentuk pada
daerah ini merupakan hasil diagenesa gambut ombrogenik yang mempunyai
sebaran lateral terbatas, dengan ketebalan rata rata 1,5 m.
13
14
Barrier Beach
Pada lingkungan ini morfologi garis pantai dikontrol oleh rasio suplai
sedimen dengan energi pantai, yaitu gelombang pasang, dan arus. Jika nilairasio
15
tinggi, maka akan terbentuk delta, namun jika nilai rasio rendah, maka
sedimentasi akan terdistribusi di sepanjang pantai.
Rawa gambut pada barrier beach memiliki permikaan yang relatif lebih
rendah terhadap muka air laut, sehingga seringkali terkena banjir, dan ditumbuhi
lalang alang. Gambut akan terakumulasi di suatu tempat, jika fluktuasi air
pasang tidak tinggi, sehingga timbunan material gambut tidak berpindah tempat.
Dengan demikian rawa gambut pada lingkungan ini sangat dipengaruhi regresi,
dan transgresi muka air laut.
-
Estuary
Sedimen yang terbentuk pada lingkungan ini terutama berupa perselingan
laminasi batulanau, dan batupasir halus. Batubara yang terbentuk umumnya
sangat tipis, dan tidak menerus.
16
17
C. Klasifikasi Batubara
Mutu setiap batubara akan ditentukan oleh faktor suhu, tekanan, serta lama waktu
pembentukan. Semua faktor tersebut, kemudian dikenal dengan istilah maturitas
organik. Semakin tinggi maturitas organiknya, maka semakin bagus mutu
batubara yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, maka
kita dapat mengidentifikasikan batubara menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Batubara dengan mutu rendah.
18
batubara
pada
golongan
ini
diantaranya
bitumen
dan
antrasit.
19
bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Lignite dijumpai pada kondisi
yang masih muda, berkisar Cretaceous sampai Tersier.
20
21
22
BAB III
PEMBAHASAN
23
terutama
oleh
gerak
penunjaman
Lempeng
Indo-Australia.
24
kalori sangat tinggi. Batubara Eosen sering tersingkap baik, berupa lapisan dan
membentuk seam.
Penyebaran terbatas;
Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas
hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi
pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin). Berbeda
dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara di mana endapan fluvial
kemudian ditutupi oleh lapisan batubara yang terjadi pada dataran pantai yang
kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur
Eosen Atas.
Endapan batubara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan
berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito
(Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan
25
26
batubara
miosen
banyak
terjadi
pada
cekungan
27
28
Ga
mbar 9. Cadangan Batubara di Indonesia
Seperti yang kita tahu, batubara merupakan penggerak energi diseluruh
dunia. Negara-negara yang sekarang maju, dulu menggunakan batubara sebagai
29
bahan bakar energinya. Bahan bakar revolusi industri di Eropa pada abat 19
adalah batubara. Penggerak pabrik-pabrik di Amerika, Afrika dan China adalah
Batubara. Batubara mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan
industri di dunia.
Ini adalah tabel perbandingan cadangan batubara dan produksi batubara di
dunia dan Indonesia.
2004
Cadanga
Produks
2005
Cadanga
Produks
2006
Cadanga
909064
2766
909064
2917
909064
3080
4968
81
4968
90
4968
120
Produksi
Dunia
Indonesi
a
30
31
china (2.760 juta ton), USA (1.007 juta ton), India (490 juta ton), Australia (325
juta ton) dan Rusia (247 juta ton).
Indonesia juga merupakan peringkat ke-2 terbesar di dunia sebagai
eksportir sejumlah (203 juta ton). Posisi pertama ditempati Australia (252 juta
ton), China sebagai produsen batubara terbesar dunia, hanya menempati peringkat
ke-7 sebagai eksportir (47 juta ton).
Secara matematika kasar, bila Indonesia mempunyai cadangan batubara
sebesar 6769 juta ton pertahun dan produksinya mencapai 246 juta ton pertahun
berarti batubara Indonesia akan habis sekitar 27 tahun lagi. Ini bila dilakuakan
tanpa eksplorasi dan produksi batubara tidak naik.
yang
dapat
diandalkan,
namun
belum
dioptimalkan
pemanfaatannya.
32
33
Watunohu Dusun Lametusa desa Parutallang Kecamatan Ngapa Kab Kolaka Utara
merupakan jenis batubara linnit, dengan luas sebaran daerah penyelidikan 500
Ha dengan ketebalan rata-rata 1.2 m. Cadangan diperkirakan 9.000.000 ton. Hasil
analisa laboratorium, nilai kalorinya berkisar antara 4.1704.987, sehingga
batubara ini dapat dipergunakan untuk pembakaran kalori tingkat rendah hingga
sedang.
Potensi batubara lain selain di Kolaka Utara, juga ditemukan di Kolaka
Timur. Endapan batubara yang ditemukan di Kolaka Timur ini diduga masih
tergolong dalam batubara jenis lignit. Luas sebaran daerahnya dan juga
cadangannya belum diketahui secara pasti, karena belum dilakukan eksplorasi
secara rinci. Namun di tempat ini sudah kerap dilakukan kegiatan fieldtrip
batubara oleh mahasiswa jurusan Teknik Geologi dan Teknik Pertambangan,
Universitas Halu Oleo.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Endapan batubara di Indonesia yang bernilai ekonomis terdapat di
cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau
Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batubara ekonomis tersebut
dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah,
34
kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20
juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi. Cadangan batubara Indonesia
hanya 0.5% dari cadangan dunia, namun produksi Indonesia menempati posisi ke6 produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta juta ton, setelah china
(2.760 juta ton), USA (1.007 juta ton), India (490 juta ton), Australia (325 juta
ton) dan Rusia (247 juta ton).
Potensi batubara di Sulawesi Tenggara terdapat di Kabupaten Kolaka yaitu
di kecamatan Watubangga dan di Kolaka Timur. Endapan batubara yang
ditemukan di Kolaka Utara dan Kolaka Timur ini diduga masih tergolong dalam
batubara jenis lignit. Luas sebaran daerahnya dan juga cadangannya belum
diketahui secara pasti, karena belum dilakukan eksplorasi secara rinci.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya potensi batubara yang
ada harus dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin mengingat cadangannya
yang terus menerus semakin menipis.
DAFTAR PUSTAKA
Diessel, C.F.K. (1992). Coal-Bearing Depositional Systems. Berlin, Heidelberg,
New York, London, Paris, Tokyo, Hong Kong: Springer-Verlag.
Horkel, A. (1990). On the Plate-Tectonic Setting of the Coal Deposits of Indonesia
and the Phillippines. Vienna : sterreichische Geologische Gesellschaft,
82, 119 133.
Endapan dan Cadangan Batubara di Indonesia dan Sulawesi Tenggara
35
36