You are on page 1of 3

MUHAMMAD HARLY TRI HUTOMO

2014730061
Penyebab Visus Menurun

Gangguan pada media Refrakta(kornea, cairan mata,(akuos


humor) lensa, benda kaca(badan vitreous), dan panjangnya
bola mata)
Refraksi anomali atau ametropia (miopia, hipermetropia,
astigmat)
Miopia : Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke
mata dalam keadaan istirahat(tanpa akomodasi) akan dibias
membentuk bayangan di depan retina. Merupakan rabun jauh,
akibat ketidakmampuan untuk melihat jauh, akan tetapi dapat
melihat dekat dengan lebih baik.
Hipermetropia : Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang
masuk ke mata dalam keadaan istirahat(tanpa akomodasi)
akan dibias membentuk bayangan di belakang retina.
Astigmat : Suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan
garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak
pada satu titik tetapi lebih dari satu titik
Gangguan pada sistem syaraf (neuritis optic, dll)

DIAGNOSIS BANDING 3
GLAUKOMA AKUT
Definisi
Glaukoma Akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris
dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris
terdorong atau menonjol kedepan maka outflow humor akuos akan
terhambat, keadaan ini akan menyebabkan peningkatan intraokular.
Glaukoma akut merupakan suatu keadaan darurat mata yang
memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan nervus
optikus yang dapat menyebabkan kebutaan.
Klasifikasi Glaukoma berdasarkan American Academy of
Ophthalmology :
I. Glaukoma Sudut Terbuka
II.
Glaukoma Sudut Tertutup
III. Childhood Glaukoma
Epidemiologi

Sering terjadi pada usia lebih dari 40 tahun, Glaukoma merupakan


penyebab kebutaan kedua di dunia, sekitar lebih dari 5 juta atau
13,5% dari total kebutaan di dunia.
Gejala
Nyeri, merupakan tanda khas pada serangan akut yang terjadi
secara mendadak dan sangat nyeri pada mata di sekitar
daerah inervasi cabang nervus kranial V
Mual, muntah, dan lemas, hal ini sering berhubungan dengan
nyeri
Penurunan visus secara cepat dan progresif, hiperemis,
fotofobia yang terjadi pada semua kasus
Riwayat penyakit dahulu, kira-kira 5% pasien menyampaikan
riwayat khas serangan intermiten dari glaukoma sudut
tertutup sub-akut
Pemeriksaan Penunjang
Slit-lamp Biomikroskopi
Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah
Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
Flare dan sel akuos dapat diliat setelah edem kornea dapat
dikurangi
Pupil oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi dan tidak
ada reaksi terhadap cahaya dan akomodasi
Dilatasi pembuluh dara iris
Tekanan intra-okular sangat meningkat(50-100 mmHg)
Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edema kornea berkurang,
salah satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan
intraokular, misalnya dengan gliserin topikal atau saline hipertonik
salap mata. Hal yang tidak kalah penting yaitu melakukan
pemeriksaan mata kontra-lateral, yang biasanya ditemukan
gambaran sudut tertutup laten. Dimana mata yang menderita
glaukoma akut menunjukkan adanya kontak perifer irido-korneal
komplit.
Oftalmoskopi
Kelainan optik-disk dapat dievaluasi dengan menggunakan
oftalmoskop direk, slit-lamp biomikroskopi yang menggunakan lensa
+90 Dioptri, Hurby lens atau lensa kontak Goldmann dan
oftalmoskop indirek. Gambaran fundus pada glaukoma akut sering
ditemukan optik-disk edema dan hiperemis.
Penatalaksanaan
Mengurangi tekanan IO

Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit yang disusul


setiap 1 jam selama satu hari
Asetazolamid 500 mg IV yang disusul dengan 250 mg tablet
setiap 4 jam sesudah keluhan enek hilang
Gliserol peros 1 g/kg bb dalam larutan 50%(sering dipakai)
Mengurangi produksi akuos humor dan nyeri
Anestesi retrobulbar xilokain 2%
Morfin 50 mg subkutis ( untuk nyeri yang sangat)
Pembedahan (harus segera dilakukan ketika mata tenang, tekanan
intraocular terkontrol)
Iridektomi
Referensi :
Ilyas,Sidarta, Ilmu Penyakit Mata, edisi IV, balai penerbitan
FKUI
Repository.usu.ac.id

You might also like