Professional Documents
Culture Documents
2014730021
DD 2
Ulkus Peptikum
Definisi
Ulkus peptikum merupakan luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar
tukak tertutup debris biasanya di lambung (ulkusgaster) atau duodenum (ulkus duodenum).Ulkus
peptikum suatu gambaran bulat atau semibulat/oval dengan ukuran lebih dari 5 mm yang terjadi
karena terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada
jaringan mukosa, sub mukosa hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung
berhubungan dengan cairan lambung asam/pepsin.
Epidemiologi
Ulkus gaster ini tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda tergantung sosial
ekonomi,demografi.. Berkaitan dengan usia, di Britania Raya sekitar 6-20% penduduk menderita
Ulkus gaster pada usia 55 tahun. Di USA ada 4 juta pasien mengalami gangguan-pepsin, dengan
prevalensi 12% pada pria dan 10% pada perempuan.Secara klinis tukak duodeni lebih sering
dijumpai dari pada tukak gaster,namun pada autopsi biasanya diumpai hampir sama banyak,dan
biasanya autopsi pada usia lanjut. Di Indonesia, khususnya di Makassar, ditemukan prevalensi
ulkus duodenum sebanyak 14% dan ulkus duodenum yang disertai dengan ulkus gaster sebanyak
5%. Umur terbanyak yaitu antara umur 45- 65 tahun dengan didominasi pria lebih banyak
dibandingkan dengan wanita. Dan juga ditemukan bahwa pemakaian OAINS yang meningkat
menyebabkan kejadian tukak gaster yang juga meningkat.
Patofisiologi
Shay and sun : Balance Theory 1974
Tukak terjadi bila terjadi gangguan keseimbangan antara factor agresif/asam & pepsin dengan
defensif (mukus,bikarbonat,aliran darah, PG) bisa factor agresif meningkat atau factor defensif
yang menurun
No acid no Ulcer , schwarst 1910
Sel parietal /oxyntic mengeluarkan asam lambung HCL, sel peptik/ zymogen mengeluarkan
pepsinogen yang oleh HCL dirubah jadi pepsin dimana HCL dan pepsin adalah factor agresif
terutama pepsin dengan mileum pH <4 ( sangat agresif terhadap mukosa lambung). Bahan iritan
akan menimbulkan defek barier mukosa dan terjadi difusi balik ion H+. Histamin terangsang
untuk lebih banyak mengeluarkan asam lambung , timbul dilatasi dan peningkatan permeabilitas
pembuluh kapiler,kerusakan mukosa lambung,gastritis akut/kronik dan terjadi pula tukak gaster.
Etiologi
Diketahui ada dua factor utama penyebab ulkus peptikum :
OAINS
Penggunaan OAINS pada kasus ulkus peptikum merupakan penyebab paling umum.obat
ini mengganggu pembatasan permeabilitas mukosa, membuat mukosa rentan rusak.
Sebanyak 30% orang dewasa yang menggunakan OAINS menderita efek samping pada
saluran gastrointestinal. Penelitian jangka panjang menyebutkan bahwa pasien dengan
penyakit atritis dengan umur lebih dari 65 tahun yang secara teratur menggunakan aspirin
dosis rendah dapat meningkatkan resiko dyspepsia yang cukup parah.
Manifestasi Klinis
Secara umum pasien ulkus gaster biasanya mengeluh dyspepsia yang merupakan suatu sindrom
klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna, seperti: mual,muntah,kembung,nyeri
ulu hati,sendawa/terapan,rasa terbakar,rasa penuh ulu hati,dan cepat merasa kenyang..Dyspepsia
akibat tukak, memberikan ciri-ciri keluhan seperti nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman disertai
muntah. Dan pada tukak duodeni rasa sakit timbul saat pasien merasa lapar, yang lebih spesifik
adalah nyeri yang timbul pada dini hari, antara tengah malam, dan jam 3 dini hari yang dapat
membangunkan pasien. Rasa sakit akan hilang setelah makan dan minum antasida serta gejala
gejala pada ulkus duodeni memiliki periode remisi dan eksaserbasi, menjadi tenang bermingguminggu-berbulan-bulan dan kemuadian terjadi eksaserbasi beberapa minggu yang merupakan
gejala khas.. Namun,berbeda dengan tukak gaster yang timbul sakit setelah makan.
Keluhan yang sering di rasakan adalah rasa nyeri epigastrium,baik ulkus gaster maupun ulkus
duodenum Rasa sakit ulkus gaster berada disebelah kiri sedangkan ulkus duodenum sebelah
kanan garis tengah perut. Rasa sakit bermula pada satu titik akhirnya difus bisa menjalar ke
punggung. Ini kemungkinan disebabkan penyakit bertambah berat atau mengalami komplikasi
berupa penetrasi ulkus ke organ pancreas. Walaupun demikian rasa sakit saja tidak dapat
menegakkan diagnosis ulkus gaster karena dyspepsia nonilkus juga bisa menimbulkan rasa sakit
yang sama, juga tidak dapat digunakan lokasi sakit sebelah kiri atau kanan tengah perut.
Adapun ulkus akibat obat OAINS dan ulkus pada usia lanjut/manula biasanya tidak
menimbulkan keluhan, hanya diketahui melalui komplikasinya berupa perdarahan dan perforasi.
Muntah kadang timbul pada tukak peptic disebabkan edema dan spasme seperti tukak kanal
pilorik. Tukak prepilorik dan duodeni bisa menimbulkan gastric outlet obstruction melalui
terbentuknya fibrosis/oedem dan spasme. Tukak stress, dijumpai erosi yang multipel pada daerah
fundus dan korpus lambung yang biasanya tanpa keluhan/asimtomatik. Kadang-kadang disertai
hematemesis atau melena. Konfirmasi diagnose lebih baik dengan endoskopi karena tukak stress
agak superficial kadang-kadang ditutupi gumpalan darah yang tidak akan terlihat dengan foto
lambung. Tukak stress sering dijumpai pada kasus-kasus berat yang dirawat diunit gawat darurat
yang biasanya akibat luka bakar, juga pada pasien gangguan sirkulasi otak atau operasi otak.
Lokasi
Ulkus Duodenum
Umumnya di proksimal duodenum
Ulkus Gaster
Bervariasi, dari kardiak hingga pylorus.
(3 cm dari pylorus)
Risiko keganasan
Sekresi asam
Rendah
Meningkat, sekresi bikarbonat
Tinggi
Normal atau rendah
Karakteristik nyeri
menurun
Muncul saat lapar, membaik bila
Komplikasi
Pencegahan
Diet,untuk menghindari sekresi asam yang berlebihan pada lambung. Makanan yang
mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit pada beberapa pasien ulkus. Sebaiknya
jangan minum air jeruk, coca cola, bir, kopi disaat perut kosong
Referensi :
Sudoyo AW, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, dkk. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Jilid II. Edisi ke VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
Tanto C, Frans L, Sonia H, Eka AP. Kapita selakta kedokteran. Edisi ke-IV.
Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
Sjamsuhidajat R, Warko K, Theddeus OHP, Reno R. Buku ajar ilmu bedah. Edisi
ke-3. Jakarta: EGC; 2010.
Repository.usu.ac.id
Repository.maranatha.edu