Professional Documents
Culture Documents
Joomla
Joomla
Wordpress
Wordpress
A. PENDAHULUAN
Memaksimalkan nilai Perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, baik
secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan
keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan
Perusahaan;
Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, efisien dan efektif,
serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perusahaan;
Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-udangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial Perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di
sekitar Perusahaan;
Meningkatkan kontribusi Perusahaan terhadap perekonomian nasional;
Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan nilai investasi
Perusahaan.
Implementasi Good Corporate Governance Perusahaan telah menghasilkan halhal penting sebagai berikut :
B. ORGAN PERUSAHAAN
1. DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris berfungsi mengawasi tindakan Direksi serta berwenang dalam
memberikan nasehat kepada Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu Dewan Komisaris harus
pula memantau efektifitas praktek good corporate governance yang diterapkan
Perusahaan. Dalam menunjang pelaksanakan tugasnya Dewan Komisaris dapat
mempertimbangkan untuk membentuk Komite-Komite. Adapun anggota
Komisaris terdiri dari 6 orang, yaitu :
Komite Audit :
3. DIREKSI
Direksi dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi Anggaran Dasar
Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham.
Direksi terdiri atas enam Direktur, termasuk Direktur Utama dan tiga anggota
Direksi berasal dari kalangan di luar Perusahaan. Adapun anggota Direksi
tersebut terdiri dari :
4. SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi yang bertugas sebagai
pejabat penghubung (liaison officer) dan menatausahakan serta menyimpan
dokumen Perusahaan, termasuk risalah Rapat Direksi maupun Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Sekretaris Perusahaan juga harus memastikan bahwa
Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan yang berlaku.
Bagian Good Corporate Governance dan Manajemen Resiko merupakan salah
satu bagian di bawah Sekretaris Perusahaan yang berfungsi mengendalikan
implementasi Good Corporate Governance, termasuk Internal Control System
dan Risk Management, dan sebagai liaison officer dalam penerapan Good
Corporate Governance untuk menjamin praktek-praktek pengelolaan Perusahaan
secara baik, benar, transparan dan profesional.
Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat
menghalangi atau mengganggu kemampuan Dewan Komisaris yang berasal dari
kalangan di luar Perusahaan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di
Perusahaan.
Sistem Pengendalian Internal yang efektif harus ditetapkan oleh Direksi untuk
mengamankan investasi dan aset Perusahaan. Tujuan pengendalian internal
adalah sebagai berikut :
Eksternal auditor ditunjuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari
calon yang diajukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan usulan Komite Audit
dengan disertai alasan pencalonan dan besarnya honor/imbal jasa yang
diusulkan. Eksternal Auditor tersebut harus bebas dari pengaruh Dewan
Komisaris, Direksi dan pihak yang berkepentingan di Perusahaan.
7.
8.
PENDAHULUAN
Pedoman Etika Bisnis dan tata perilaku ini merupakan penjabaran dari praktikpraktik Good Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Nomor:
288/Dekom/0714 dan Nomor: KD. 44 /DIRUT/0714 tanggal 01 Juli 2014 tentang
Panduan Penerapan Good Corporate Governance di PT Pos Indonesia (Persero),
khususnya yang tercantum dalam Bab VIII, yaitu Kebijakan Perusahaan tentang
Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (code of conduct).
PT Pos Indonesia (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik
Good Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan yang baik sebagai
bagian dari bisnis untuk pencapaian visi dan misi Perusahaan. Code of Conduct
ini merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dalam menjabarkan Tata
Nilai Dasar PT Pos Indonesia (Persero) ke dalam interpretasi perilaku yang terkait
dengan etika bisnis dan tata perilaku.
Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi
acuan perilaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja sebagai Insan Pos
Indonesia dalam mengelola Perusahaan guna mencapai visi, misi, dan tujuan
Perusahaan.
B.
Penerapan Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan
untuk :
Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan Misi
perusahaan.
Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh Insan
Pos Indonesia dalam melaksanakan tugas.
Menjadi acuan perilaku Insan Pos Indonesia dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders
Perusahaan.
Menjelaskan secara rinci standar etika agar Insan Pos Indonesia dapat menilai
bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika
menemui keragu-raguan dalam bertindak.
C.
Atau
D.
Dalam melaksanakan misi Perusahaan, Insan Pos Indonesia menjunjung nilainilai CINTA POS yang menjadi koridor dalam menjalankan bisnis untuk melakukan
Customer Orientation
Kami memberikan pelayanan terbaik dengan sepenuh hati;
Integrity
Kami bekerja dengan jujur, sesuai aturan, dan dapat dipercaya;
Networking
Kami membangun hubungan yang berkesinambungan dengan pemangku
kepentingan untuk kemajuan bersama ;
Teamwork
Kami bekerjasama dan saling mendukung untuk memberikan pelayanan prima;
Accountable
Kami bekerja dengan penuh tanggung jawab, bersih, dan transparan;
Professional
Kami bekerja dengan menjunjung tinggi keahlian dan etika profesi;
Optimistic
Kami bertindak dengan penuh keyakinan untuk memberikan hasil maksimal
dalam membangun masa depan;
Spiritual
Kami bekerja dengan tulus dan ikhlas demi kehidupan yang lebih baik.
b. Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Regional, Kantor Unit Pelaksana
Teknis diwajibkan untuk melakukan sosialisasi Pedoman Etika Bisnis dan Tata
Perilaku ini untuk mempertahankan kejujuran, integritas dan keadilan dalam
seluruh aktivitas bisnis di lingkungan kerja masing-masing;
b) Perusahaan senantiasa mengupayakan perolehan informasi melalui caracara yang sah dan menyimpan serta menggunakannya sesuai dengan prinsipprinsip etika bisnis yang berlaku;
c) Perusahaan menghindari tindakan ilegal, penggunaan praktik yang tidak fair
dan perilaku curang dalam meraih laba;
d) Segenap jajaran Perusahaan harus mengutamakan kepentingan Perusahaan
dan menghindari benturan kepentingan.
3) ETIKA
PERUSAHAAN
Setiap pekerja wajib menjaga harta milik dan nama baik Perusahaan;
a)
c) Memiliki track record yang baik, tidak pernah membuat pernyataan yang
tidak benar tentang kualifikasi yang dimilikinya;
d)
a) Melaksanakan tugas pengadaan barang dan jasa dengan tertib dan disertai
tanggung jawab;
b) Bekerja secara profesional, mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga
kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa;
c) Tidak mencampuri tugas dan kewenangan yang diberikan kepada petugas
pengadaan baik langsung maupun tidak langsung.
Perusahaan menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk
membangun citra yang baik dengan :
a.
b.
Mengambil
inisiatif
dan
melaksanakan tugas.
g. Berani mendiskusikan kebijakan yang kurang tepat untuk melakukan koreksi
yang konstruktif secara santun.
h.
Setiap atasan maupun bawahan wajib untuk melaksanakan standar tata perilaku
dalam menjaga hubungan baik antara atasan dan bawahan yang diatur sebagai
berikut :
a. Setiap atasan harus bisa menjadi panutan, pengarah, motivator,
pembimbing dan pengawas bagi bawahannya serta bertanggung jawab atas
perilaku dan kinerja bawahannya.
b. Setiap atasan harus memperhatikan bawahannya untuk selalu
meningkatkan keteramplan, ahlak, intelektualitas/pengetahuan, etika dan
perbaikan secara terus menerus (continuous improvement)
c. Setiap bawahan secara aktif harus senantiasa mengembangkan diri dan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan mengindahkan petunjuk,
arahan, serta bimbingan atasannya.
d. Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa saling menerima,
menghormati, menghargai,mengingatkan dan membina kerjasama yang efektif,
didasari dengan ketulusan hati dan itikad baik.
e. Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa membangun hubungan
komunikasi yang terbuka, efektif dan lancar.
f. Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa menciptakan suasana kerja
yang sehat dan kondusif dalam lingkungan yang selalu bersih, indah dan rapih.
a.
b.
Keterbukaan Informasi
Riwayat hidup, gaji dan tunjangan anggota Dewan Komisaris dan Direksi;
4)
5)
6)
10) Klaim menyangkut nilai yang material yang diajukan oleh Perusahaan atau
terhadap Perusahaan, serta perkara yang substansial yang ada di badan
peradilan atau badan arbitrase yang melibatkan Perusahaan;
11) Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang
berlangsung;
12)
c.
Insan Pos Indonesia mengelola data secara rapi, tertib, teliti, akurat dan tepat
waktu dengan cara :
a. Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan
dapat dipertanggungjawabkan;
b. Menyajikan laporan secara singkat, jelas, tepat, dan komunikatif untuk
dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan sebagai umpan balik guna
perbaikan kinerja;
c.
a)
c.
d. Dalam hal terjadi sebagaimana dimaksud dalam butir c di atas, yang berhak
mewakili Perusahaan adalah :
c) Tindakan yang secara sadar dilakukan untuk membuat laporan palsu dengan
maksud untuk melakukan penggelapan, misalnya menyembunyikan masalah
teknis yang serius atau tidak melaporkan adanya penundaan pada jadual kerja
yang telah ditetapkan;
d)
d. Praktik yang dikategorikan dalam Klaim Palsu adalah tindakan yang secara
sadar dilakukan dalam upaya memasukkan tagihan atau permintaan
pembayaran berdasarkan data yang diketahui palsu. Penerapan atas kriteria ini
termasuk data yang berkaitan dengan dokumen pengiriman, tagihan rekanan
atau sub-kontraktor, dan lain-lain yang merupakan dasar untuk melakukan
klaim;
a) Penerimaan uang terima kasih dari Pihak Ketiga setelah proses lelang atau
proses lainnya yang berhubungan dengan jabatan penerima;
b) Penerimaan hadiah dalam arti luas misalnya uang, fasilitas, akomodasi dari
Pihak Ketiga yang diketahui atau patut diduga diberikan karena kewenangan
yang berhubungan dengan jabatan penerima;
c) Penerimaan dalam bentuk uang, barang, fasilitas atau akomodasi yang
diterima petugas dan pejabat panitia pengadaan barang dan jasa dari penyedia
barang dan jasa terkait proses pengadaan barang dan jasa yang sedang
dijalankan;
d) Penerimaan dalam bentuk uang, barang, fasilitas atau akomodasi yang
diterima Insan Pos Indonesia dari Pihak Ketiga sebagai hadiah atas Perjanjian
Kerjasama yang tengah dijalin;
e) Penerimaan fasilitas perjalanan wisata oleh Insan Pos Indonesia dari Pihak
Ketiga;
f) Penerimaan uang/barang oleh Insan Pos Indonesia termasuk suami, isteri,
anak dalam kegiatan suatu pesta pernikahan dari Pihak Ketiga yang melebihi
batas kewajaran sebesar Rp. 1.000.000,-. (satu juta rupiah) dari masing-masing
pihak pemberi;
g) Penerimaan fasilitas entertainment, fasilitas wisata, voucher, dalam
kegiatan yang terkait pelaksanaan tugas dan kewajiban Insan Pos Indonesia dari
Pihak Ketiga yang tidak relevan dengan penugasan yang diterima dari
Perusahaan;
h) Penerimaan berupa potongan harga khusus (diskon) yang berlaku hanya
kepada karyawan tertentu atau unit kerja tertentu pada saat membeli barang
dari Pihak Ketiga yang sedang bermitra dengan Perusahaan, kecuali ketentuan
diskon tersebut berlaku kepada seluruh Insan Pos Indonesia;
i) Penerimaan parcel oleh Insan Pos Indonesia dari Pihak Ketiga pada saat Hari
Raya Keagamaan dan/atau ;
j) Penerimaan sumbangan berupa katering dari Pihak Ketiga pada saat Insan
Pos Indonesia melaksanakan pesta pernikahan.
Perusahaan
Proses penyusunan pedoman Risk Manajemen dimulai Bulan Juni 2006 dengan
melakukan assessment terbatas untuk bagian-bagian tertentu di Perusahaan.
Selanjutnya penentuan strategi yang tepat dalam rangka pencapaian visi dan
misi perusahaan menjadi hal yang sangat menentukan dalam merumuskan
tujuan dan target-target yang hendak dicapai. Dalam hal rencana kerja dan
target-target operasi yang terlalu optimistis tanpa suatu pengelolaan risiko dan
rancangan pengendalian internal yang cukup, tentu akan berdampak dalam
pelaksanaannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja perusahaan
secara keseluruhan.
Oleh karena itu upaya yang perlu dilakukan dalam hal kebijakan dan
pengendalian serta pengelolaan risiko yang dijalankan, sehingga dapat diyakini
apakah penetapan strategi dan tujuan dalam rangka mencapai visi dan misi
perusahaan telah dirumuskan secara benar dan telah mempertimbangkan hasil
penaksiran dan analisa risiko yang cukup serta telah dirancang pengendalian
dan pengawasan yang memadai.