Professional Documents
Culture Documents
2. Periode Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
Dalam agama Islam dianggap suci dan boleh melakukan aktivitas
seperti biasa setelah 40 hari melahirkan.
b. Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia, lamanya 6-8 minggu
c. Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mengalami
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
TFU
BB UTERUS
Bayi lahir
Setinggi pusat
1.000 gr
Uri lahir
750 gr
1 minggu
500 gr
2 minggu
350 gr
6 minggu
Bertambah kecil
50 gr
8 minggu
Normal
30 gr
minggu
post
partum
perkembangan
sel-sel
ephitel
endometrium
3. Cerviks
Cerviks mengalami involusi bersamaan dengan uterus, setelah
persalinan bentuk cerviks agak menganga seperti corong,
konsistensinya lunak, berwarna merah kehitaman, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan bisa
melewati Ostium Uteri Eksterna (OUE) sampai rongga rahim,
setelah 2 jam dapat dilalui 2 - 3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat
dilalui 1 jari
4. Jalan Lahir
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh
dalam waktu 6 - 7 hari
5. Vulva Vagina
Vulva vagina setelah mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses persalinan dan tetap mengendor dalam
beberapa hari, setelah 3 minggu post partum vulva vagina akan
kembali normal
6. Perineum
9. Sistem Hormonal
-
b. Psikologi
Pada masa nifas terjadi adaptasi psikologi yang dibagi menjadi
beberapa fase yaitu :
1
Ibu siap menerima pesan baru dan belajar hal-hal yang baru
Kurang PD
Fase Latting Go
-
merawat,
mengganti
pakaian,
memberi
susu
dan
3. Defikasi
BAB harus dilakukan 3 - 4 hari post partum, bila masih sulit dan
terjadi obsitapi sebaiknya diberikan obat laksan per oral/rectal, bila
masih belum bisa dilakukan klisma.
Fidogi Laktasi
Laktasi atau menyusui dua pengertian yaitu produksi dan
pengeluaran ASI, payudara mulai dibentuk sejak embrio 18-19
minggu dan baru selesai ketika mulai menstruasi dengan
terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi
untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin
dsb. Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi Asi biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang meningka pada hari kedua atau ketiga pasca
persalinan kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga
pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat ini mulai terjadi
sekresi Asi, dengan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan
putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis sehingga sekresi
asi makin lancar, dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam
proses laktasi, reflek prolaktin dan reflek aliran timbul akibat
perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.
Pengeluaran Prolaktin
Pengeluaran Oksitosin
vulva
dulu,
dari
depan
ke
belakang,
kemudian
5. Gizi
-
6. Istirahat
Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
karena dapat mempengarui ibu dalam hal:
-
7. Laktasi
Perawatan payudara
a) Menjaga payudara bersih dan kering terutama putting susu
b) Menggunakan BH yang menyokong payudara
c) Apabila putting susu lecet, oleskan colostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.
d) Apabila lecetnya cukup berat dapat diistirahatkan selama 24 jam
ASI dikeluarkan dan diminumkan menggunakan sendok
e) Untuk
menghilangkan
nyeri
yang
berat
dapat
diberikan
8. Hubungan Sexual
Secara aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari kedalam
vagina tanpa terasa nyeri. Tetapi dalam agama Islam hubungan suami
istri boleh dilakukan setelah 40 hari hari post partum.
9. Keluarga Berencana
a) Idealnya pasangan harus menunggu selama 2 tahun bila ingin
punya anak lagi. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan
dan bagaimana ingin merencanakan tentang keluarganya.
b) Selama laktasi biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur
(ovulasi) sebelum mendapatkan haidnya. Hal ini dapat digunakan
sebagai Metode KB sebelum haid pertama datang. Resiko cara ini
2 % kehamilan
c) Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan
kontrasepsi telah lebih aman, terutama bila ibu sudah haid lagi.
d) Sebelum menggunakan KB, sebaiknya diberikan konseling KB
pada pasangan suami istri.
e) Jika ibu / pasangan sudah memilih metode tertentu, perlu dilakukan
pemeriksaan ulang.
6. Kelainan dan Penyakit lain dalam Nifas
a)
Bendungan Asi
Setelah 2 - 3 hari bayi lahir estrogen dan progesteron menurun,
sehingga terjadi sekresi prolaktin (Pitutary Lactogenic Hormon).
Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamae terisi air
susu ibu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflek yang
menyebabkan kontraksi sel-sel Mioepitel yang mengelilingi alvoelus.
Reflek itu timbul jika bayi menyusu.
Penanganan :
1. Kompres dengan air hangat selama 5 menit sebelum disusukan.
2. Urut payudara dari pangkal menuju putting susu
Mastitis
Infeksi payudara sesudah persalinan, infeksi ini terjadi pada putting
susu mungkin juga melalui peredaran darah
Tanda-Tanda :
-
Merasa lesu
Mamae membesar
Penanganan :
-
Sangga Payudara
Kompres dingin
Ikuti
perkembangan
hari
setelah
pengobatan.
c)
d)
Berkait dengan :
Perubahan hormon-hormon masa transisi
Rasa tidak nyaman
Kelelahan
Kehabisan tenaga
Waktu
Tujuan
n
1
6 - 8 jam
setelah
persalina
n
2
6
hari
setelah
persalin
6 minggu
setelah
persalina
n
B.
2. Istilah
Istilah-istilah pada sectio caesarea :
1. Sectio caesarea primer (efektif)
2. Sectio caesarea sekunder.
3. Sectio caesarea ulang (repeat caesarean section)
4. Sectio caesarea histerektomi (caesarean section histerektomi)
5. Operasi porro (porro operation)
3.
SC Klasik (Korporal)
Kelebihan :
1)
2)
Tidak
mengakibatkan
komplikasi
b. Kekurangan :
1) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena
tidak ada repereinialis yang baik.
2) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture
uteri spontan.
4. SC Ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang kokraf pada SBR
(law servical transversal) kira-kira 10 cm.
a. Kelebihan
1) Penjahitan luka lebih mudah.
2) Penutupan luka dengan repertonialis yang baik.
3) Tumpang tindih dari peritereal tiap baik sekali untuk menahan
penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.
4) Perdarahan kurang
5) Dibandingkan dengan klasik kemungkinan rupture uteri spontan
kurang atau lebih kecil.
b. Kekurangan
1) Luka dapat melebar ke kiri, kanan dan bawah sehingga dapat
menyebabkan uteri putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang
banyak.
2) Keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi.
4. Etiologi
Panggul sempit
vaginal
Gawat janin
Disfungsi uterus
Diabetes
Penyakit ibu
Infeksi
5. Manifestasi klinis
1.
Plasenta
previa
Panggul sempit
3.
Disproporsi
sefalo
perviks
4.
Rupture
uteri
Partus
lama
mengancam
5.
(prolonged labor)
6.
partus
tak
maju
(obstructed labor)
7.
Distosia serviks
8.
Pre
eklampsia
dan
hipertensi
9.
Malpresentasi janin
a. Letak lintang
b. Letak bokong
c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan caracara lain tidak berhasil.
d. Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.
e. Gemelli, menurut Eastiren SC dianjurkan :
1) Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu
2) Bila terjadi interlock
3) Distosia oleh karena tuner
miring
dengan
kepala
agak
ekstensi
untuk
7. Patofisiologi
Insufisiensi
plasenta
Faktor predisposisi :
Ketidak
seimbangan
sepalo
pelvic
Kehamilan
kembar
Distress janin
Presentsi janin
Preeklampsi
/
Sirkulasi uteroplasenta
menurun
Tidak ada
perubahan pada
serviks
Kelahiran
terhambat
Post date
SC
Cemas pada
janin
Kadar kortisol
menurun
(merupakan
metabolisme
karbohidrat, protein
Persalinan tidak
normal
Nifas
Kurang
pengetahuan
Ansietas
(post
Estrogen
meningkat
Nyeri
Imobilisas
Pembendungan
laktasi
Resti
Infeksi
Penurunan
laktasi
I.
1.
Nyeri
2.
Ansietas
3.
4.
5.
6.
Kurang pengetahuan
7.
Konstipasi
8.
PENATALAKSANAAN
1. Perawatan luka post operasi
Perawatan luka ini dilakukan setiap hari guna menghindari terjadinya
infeksi
yang
dapat
penyembuhan luka.
2. Relaksasi
memperberat
luka
dan
menghambat
proses
Dengan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan luka post
operasi.
3. Diet
Makanan bergizi dan cukup kalori serta makan yang lebih banyak
mengandung cairan, sayuran, dan buah-buahan yang dapat membantu
mempercepat proses penyembuhan luka.
4. Mobilisasi
Dengan mobilisasi yang baik dapat melatih otot cepat kuat.
5. Perawatan payudara
Terutama kebersihan.
6. Pemeriksaan umum post SC
a. TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
b. Keadaan umum, mamae
c. Mamae, ASI, kolostrom, putting susu
d. Dinding perut, TFU, perineum
e. Lochea yang keluar
7. Penyuluhan untuk post SC/post persalinan
a. Latihan senam nifas
b. Mobilisasi dini
c. Pemberian ASI eklasif
d. Pemberian imunisasi
e. Rencana pemakaian KB.
Komplikasi
1 .Infeksi puerperal (Nifas)
a. Ringan (dengan kenaikan suhu beberapa hari saja)
b. Sedang (dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai
dehidrasi dan perut sedikit kembung)
c. Berat (dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik)
2. Perdarahan karena
b. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
c. Atonia uteri
d. Perdarahan pada plasenta bed
3. Luka kandung kemih, emboli dan ketuban kandung kemih bila
repertonialisasi terlalu tinggi.
4. kemungkinan ruftur uteri spontan pada kehamilan mendatang
C. KONSEP DASAR TEORI LETAK SUNGSANG
1. Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri.
(Wiknjostastro, 1999 : 606)
Disebut letak sungsang apabila janin terlihat membujur dalam rahim
dengan bokong pada bagian bawah (RSUD Dr. Soetomo, 1994 : 59 )
2. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan didalam uterus.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak
sungsang diantaranya :
-
Hamil kembar
Hidramnion
Plasenta previa
Panggul sempit
3. Patofisiologi
Faktor-faktor penyebab terjadinya letak sungsang antara lain :
a. Gangguan akomodasi, misalnya pada kelainan bentuk rahim, tumor
rahim, kehamilan ganda, plasenta pada kornu, ekstensi tungkai janin.
b.
c.
d.
Letak kaki
Bila bagian terendah teraba salah satu dan kedua kaki atau lutut
Dapat dibedakan : letak kaki, bila kaki terendah, letak lutut bila lutut
terendah.
Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen dan
pemeriksaan ultrasonografi.
5. Penatalaksanaan
1. Antenatal
Kewaspadaan terhadap kasus letak sungsang dimulai sejak kehamilan
24 minggu.
Apabila pada kehamilan 28-30 minggu masih didapatkan letak
sungsang, maka dilakukan USG untuk mencari kemungkinan adanya
Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :
-
Melahirkan lengan
Lengan berada di dada bayi
Biarkan lengan lahir spontan satu demi satu, jika perlu berikan
bantuan.
Jika lengan pertama lahir angkat bokong ke arah perut ibu agar lengan
kedua lahir spontan.
Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 dan 2 jari disiku bayi dan
tekan agar tangan turun melewati muka setelah bokong dan kaki lahir
pegang pinggul. Perut 1800 sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi
yang terjungkal ke arah jari tangan. Bantu melahirkan dengan
masukkan 1 atau 2 jari pada lengan atas serta menarik tangan ke bawah
melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan
lahir.
Melahirkan kepala dengan cara Mauriceaus mellivet.
Masukkan tangan kiri ke dalam vagina, letakkan badan bayi di atas
tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda.
Tangan kanan mencekam tengkuk bahu bayi, jari tengah mendorong
oksipital sehingga kepala menjadi fleksi. Dengan koordinasi tangan
kiri dan kanan secara hati-hati tarik kepala dengan memutar sesuai
dengan jalan lahir.