You are on page 1of 16

TEORI BELAJAR PIAGET DAN PENERAPANNYA DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD
Dosen Pengampu: Dra.Wahyuningsih,M.Pd

Oleh:
Nama

: Putriana Bunga Ashari

NIM

: 1401413477

No.Urut

: 37

ROMBEL 13
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak Negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan
persoalan yang pelik. Padahal pendidikan merupaka kunci bangsa yang maju yang
terus berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia. Namun , di negaranegara berkembang adopsi sistem pendidikan dari luar sering mengalami kesulitan
untuk berkembang.
Asumsi-asumsi yang melandasi program program pendidikan sering kali
tidak sejalan dengan hakikat belajar, hakikat orang yang belajar, dan hakikat orang
yang mengajar. Dunia pendidikan khsususnya dunia belajar, didekati dengan
paradigm yang tidak mampu menggambarkan hakikat belajar dan pembelajaran
secara komphrehensif. Praktek-praktek pendidikans sering diwarnai oleh landasan
teoritik dan konseptual yang tidak akurat. Pendidikan dalam pembelajaran yang
selama ini hanya mengagungkan pada pembentukan keseragaman , dengan
harapan akan menghasilkan keteraturan, ketertiban , ketaatan dan kepastian
(Dageng,2000)
Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses
demokratisasi belajar. Suatu proses pendemokrasian yang mencerminkan bahwa
belajar adalah atas prakarsa anak. Demokrasi belajar berisi pengakuan hak anak
untuk melakukan tindakan belajar sesuai dengan karakteristiknya. Hubungan
antara guru dan murid perlu diperbaharui. Pengaturan lingkungan belajar sangat
diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan
emosionalnya.
Dari uraian di atas, maka para pendidik (guru) dan perancang oendidikan serta
pengembang program-program pembelajarn perlu menyadari akan pentingnya
pemahaman terhadap hakikat belajar dan pembelajaran. Berbagai teori belajar dan
pembelajaran seperti behavioristik, kognitif, konstruktivistik, humanistic,
sibernetik, revolusi, sosiokultural, kecerdasan ganda , penting untuk dimengerti
dan diterapkan sesuai kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi. Tiap
materi memiliki kelemahan dan kelebihan. Pendidik /pengajar professional aan
dapat memilih teori mana yang tepat untuk tujuan tertentu, karakteristik materi
pelajaran tertentu dengan ciri siswa yang dihadapi dan dengan kondisi lingkungan
serta sarana dan prasarana yang tersedia.

Salah satu pembelajaran yang ada yaitu pembelajaran matematika.Untuk


meningkatkan kompetensi para siswa dalam matematika maka diperlukan
pembelajaran yang bermakna dan berkualitas. Memahami teori belajar dari para
pakar psikologi sangatlah penting untuk keberhasilan proses pembelajaran
matematika di kelas. Dengan memahami teori belajar yang ada, guru diharapkan
dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran di kelasnya dengan lebih
baik karena sudah mendasarkan pada teoriteori belajar sebagai acuannya.
Dalam proses pembelajaran, guru seringkali dihadapkan pada dinamika yang
berkaitan dengan perkembangan peserta didik. Perubahan-perubahan dan
perkembangan yang terjadi pada peserta didik ini harus mendapat perhatian dari
guru, karena dengan ini guru dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Ada banyak teori teori belajar dan teori perkembangan moral serta
implementasinya dalam pembelajaran, salah satunya yaitu teori yang
dikemukakan oleh Piaget. Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget lahir di
Swiss tepatnya di Neuchatel pada tahun 1896. Dalam teorinya Piaget
mengemukakan bahwa secara umum semua anak berkembang melalui urutan
yang sama, meski jenis dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama
lainnya. Perkembangan mental anak terjadi secara bertahap dari tahap yang satu
ke tahap yang lebih tinggi. Semua perubahan yang terjadi pada setiap tahap
tersebut merupakan kondisi yang diperlukan untuk mengubah atau meningkatkan
tahap perkembangan moral berikutnya.
Melihat dari masalah itu kami dari penulis mencoba untuk membahas tentang
teori belajar menurut Piaget. Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa
membantu kesulitan dalam memahami tentang Teori Piaget dan Penerapannya
dalam Pembelajaran Matematika di SD
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah biografi Jean Piaget ?
b. Apa pengertian teori belajar Cognitive Developmental Piaget?
c. Apa pengertian pembelajaran menurut Piaget ?
d. Apa sajakah prinsip-prinsip belajar kognitif?
e. Bagaimanakah langakah langkah pembelajaran perspektif Jean Piaget ?
f. Bagaimanakah Prosedur Perkembangan Belajar Kogntif Jean Piaget?
g. Apa sajakah tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget?
h. Bagimanakah Implementasi teori Piaget dalam pembelajaran matematika di
SD?
3. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui biografi Jean Piaget.

b.
c.
d.
e.

Mahasiswa dapat memahami teori belajar Cognitive Developmental Piaget.


Mahasiswa dapat memahami pembelajaran menurut Jean Piaget.
Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip- prinsip belajar kognitif.
Mahasiswa dapat memahami langkah-langkah pembelajaran perspektif

menurut Jean Piaget.


f. Mahsasiswa dapat memahamai prosedur perkembangan belajar kognitif
menurut Jean Piaget.
g. Mahasiswa dapat memahami tahap-tahap perkembanga kognitif menurut Jean
Piaget
h. Mahasiswa dapat mengimplementasikan teori Piaget dalam pembelajaran
matematika di sekolah dasar.
B. PEMBAHASAN
1. Biografi Jean Piaget
Jean Piaget dilahirkan di Neuchtel, Swiss, pada tanggal 9 Agustus 1896.
Ayahnya, Arthur Piaget, adalah seorang profesor sastra Abad Pertengahan dengan
bunga lokal dalam sejarah ibunya, Rebecca Jackson, cerdas dan energik.
Pada masa remaja, ia menghadapi sedikit krisis iman: Didorong oleh ibunya
untuk menghadiri pelajaran agama, ia menemukan argumen keagamaan kekanakkanakan. Belajar berbagai filsuf dan aplikasi logika, ia mendedikasikan dirinya
untuk menemukan penjelasan biologis pengetahuan. Pada akhirnya, filosofi
gagal untuk membantunya dalam pencariannya, jadi ia berpaling ke psikologi.
Setelah SMA, ia melanjutkan ke Universitas Neuchtel. Terus menerus belajar
dan menulis, ia menjadi sakit-sakitan, dan harus pensiun ke pegunungan selama
setahun untuk memulihkan diri. Ketika ia kembali ke Neuchtel, ia memutuskan
akan menuliskan filsafatnya. Poin mendasar menjadi inti untuk kehidupan seluruh
karyanya: Dalam semua bidang kehidupan (organik, mental, sosial) terdapat
kualitatif berbeda totalities dari bagian mereka dan memaksa mereka sebuah
organisasi. bentuk Prinsip ini dasar nya filsafat strukturalis, karena akan untuk
Gestaltists, teori, Sistem, dan banyak lainnya.
Pada tahun 1918, Jean Piaget menerima gelar Doktor dalam Ilmu dari
Universitas Neuchtel.. Pada 1919, ia mengajar psikologi dan filsafat di Sorbonne
di Paris.. Di sini ia bertemu Simon (dari-Binet Simon terkenal) dan melakukan
penelitian intelijen untuk menguji Dia tidak peduli untuk hak-atau-salah gaya
dari cerdas tes dan mulai mewawancarai subyek di sebuah sekolah anak laki-laki
dengan menggunakan teknik wawancara psikiatri yang ia pelajari tahun
sebelumnya.
Pada tahun 1921, artikel pertamanya tentang psikologi kecerdasan diterbitkan
dalam Journal de penghibur.Pada tahun yang sama, ia menerima posisi di Institut

JJ Rousseau di Geneva Di sini ia bersama murid-muridnya memulai untuk


penelitian penalaran anak SD
Pada tahun 1923, ia menikah dengan salah satu rekan kerja muridnya,
Valentine Chtenay.Pada tahun 1925 pertama mereka, anak perempuan lahir pada
tahun 1927, putri kedua mereka lahir. Mereka segera menjadi fokus pengamatan
intens oleh Piaget dan istrinya.
Pada 1929, Jean Piaget mulai bekerja sebagai Direktur Biro Pendidikan
Internasional, mengirim dia akan terus sampai 1967. Ia juga memulai riset skala
besar dengan A. Szeminska, E. Meyer, dan terutama barbel Inhelder, yang akan
menjadi kolaborator utamanya.
Pada tahun 1940, Ia menjadi ketua Experimental Psikologi, Direktur
laboratorium psikologi, dan presiden Masyarakat Swiss Psikologi ini. Pada tahun
1942, ia memberikan serangkaian kuliah di College de France, selama
pendudukan Nazi di Perancis. kuliah menjadi The Psychology of Intelligence.
Pada akhir perang, ia diangkat sebagai Presiden Komisi Swiss UNESCO.
Pada tahun 1952, ia menjadi profesor di Sorbonne.. Pada tahun 1955, dia
menciptakan International Center for Genetic Epistemologi, di mana ia menjabat
sebagai direktur sisa hidupnya Dan, pada tahun 1956, dia menciptakan Sekolah
Ilmu di Universitas Jenewa.
Jean Piaget terus bekerja pada teori umum tentang struktur dan mengikat
pekerjaan psikologis untuk biologi selama bertahun-tahun lebih banyak. Demikian
juga, ia melanjutkan pelayanan publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss.
Menjelang akhir kariernya, ia telah menulis lebih dari 60 buku dan banyak ratusan
artikel. Dia meninggal di Jenewa, 16 September 1980 dan merupakan satu
psikolog yang paling signifikan abad kedua puluh.
2. Teori Belajar Cognitive Developmental Piaget
Dalam teorinya, Piaget memandang bahawa proses berpikir sebagai aktivitas
gradual dari fungsi intelektual dari tahap konkret menuju abstrak.Penelitian Piaget
meliputi tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang
mempengaruhi kemampuan belajar individu yang kemudian menghasilkan teori
komprehensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berpikir Menurut
Piaget, intelegensi dibagi mejadi tigas aspek
a. Strktur, disebut juga sceheme yaitu pola tingkah laku yang dapat diulang
b. Isi , disebut juga content yaitu pola tingkah laku spesifik ketika individu
menghadapai suatu masalah

c. Fungsi , disebut juga function, berhubungan dengan cara seseornag mencapai


kemajuan intelektual. Fungsi sendiri terbagi menjadi dua mcam fungsi yaitu
organisasi dan asimilasi.
Perkembangan kognitif tergantung pada akomodasi. Siswa harus diberikan suatu
area yang belum diketahui agar ia dapat belajar karena ia tak dapat belajar dari apa
yang telah diketahuinya saja.
3. Pengertian Pembelajaran Menurut Jean Piaget
Melalui teori Piaget tentang pemahaman tahap- tahap kognitif anak sangat
membantu guru untuk memudahkan pembelajaran di kelas. Beberapa hal yang
dijadikan dasar pertimbangan ketika pembelajaran adalah :
a. Ketika guru mengajar sebaiknya menyadari bahwa tiap siswa mencapai tahap
berpikir yang belum sempurna sehingga dalam menyusun kurikulum atau
pembelajaran memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa.
b. Untuk meningkatkan minat belajar sesuai kemampuan intelektualnya, guru
dapat menciptka kondisi pembelajaran eksplorasi dan penemuan.
c. Lebih banyak menggunakan metode pembelajaran kontruktivisme sehingga
lebih menekankan pada problem solving dan penyusunan hipotesis tentang
tindakan solusi.
d. Tiap akhir pembelajaran dalam satu pokok bahasan, siswa diminta untuk
membuat peta pikiran (mind maping)
4. Prinsip-Prinsip Belajar Kognitif
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas
belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual dan
proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif itu
sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran,
mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik
sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar
belajar lebih bermakna bagi siswa, sedangkan kegiatan belajarnya mengikuti
pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya,
mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda kognitif.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan


pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si
belajar.
5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan
hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui
siswa.
7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena factor
ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut
misalnya, pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal
dan sebagainya.
5. Langkah-Langkah Pembelajaran Perspektif Jean Piaget
a. Menetukan tujuan pembelajaran
b. Memilih materi pelajaran
c. Menentukan topik-topik yang dapatdipelajari siswa secara aktif
d. Menentukan kegiatan belajar sesuai untuk topik-topik tersebut misalnya
penelitian,memecahkan masalah,diskusi, simulasi dsbg
e. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara
berpikir siswa
f. Melakukan penilaian pross dan hasil belajar siswa
6. Prosedur Perkembangan Belajar Kogntif Jean Piaget
Pandangan Bruner mengenai perkembangan kognitif, kultur memainkan
peranan yang sangat penting.Ia menandai perkembangan kognitif manusia sebagai
berikut ;
a. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam
menanggapi suatu rangsangan.
b. Perkembangan intelektual bergantung pada sistem penyimpanan yang
digunakan oleh anak untuk mengingat abyek-obyek, kejadian dan pengalaman.
c. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada
diri sendiri atau pada diri orang lain melalui kata-kata atau lambing tentang
apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan
dengan kepercayaan pada diri sendiri.
d. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan
anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
e. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat
komunikasi antara manusia. Untuk memahamikonsep-konsep yang ada

diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu


konsep kepada orang lain.
f. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan
beberapa alternative secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat
memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi.
7. Tahap Tahap Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget
a. Tahap Sensorimotor ( Umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak terlihat dari kegiatan motorik dan persepsinya
yang sederhana. Ciri pokok pada tahap ini adalah berdasarkan tindakan yang
dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain :
1) Melihat dirinya sendiri sebagai mahluk yang berbeda dengan objek di
sekitarnya
2) Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara
3) Suka meperhatika sesuatu lebih lama
4) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya
5) Memperhatikan objek sebagai ha yang tetap lalu ingi merubah tempatnya
b. Tahap Preoperasional ( Umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau
bahasa tanda dan mulai berkembagnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini
dibagi menjadi dua yaitu preoperasional dan intuitif
1) Preoperasional ( umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa
dalam mengembangkan konsepnya walaupun masih sangat sederhana.
Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik pada
tahap ini adalah
(a) Self counter yang sangat menonjol
(b) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan
mencolok
(c) Tidak mampu memutuskan perhatian pada objek-objek yang berbeda
(d) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria , termasuk
kriteria yang benar
(e) Dapat menyusun benda secara berderet tetapi tidak dapat menjelaskan
perbedaan antar deretan
2) Tahap intuitif ( umur 4-7 atau 8 tahun ) anak telah memperoleh
pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Dalam menarik
kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu,
pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik
terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman luas. Karakterisitk
tahapni adalah
(a) Dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek tetapi kurang
disadari

(b) Mulai mengetahu hubungan secara logis terhadap hal-hal yang ebih
kompleks
(c) Dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide
(d) Mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti
terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkannya.
c. Tahap Operasional Konkret ( umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Ciri perkembangna tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jeals dan logis dan ditandai adanya reversible dan
kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis akan tetapi hanya
dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe
tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada dalam dirinya
sehingga kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam
dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-coba
dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapaterpikir dengan menggunakan
model kemungkinan dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat
menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani
sistem klasifikasi.
d. Tahap Operasinal Formal ( umur 11/12-18 tahun)
Anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola
berpikir :kemungkinan. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-de
ductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak dengan kemampuan menarik
kesimpulan menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini anak
sudah dapat
1) Bekerja secara efektif dan sistematis
2) Menganalisis secara kombinasi
3) Berfikir secara proporsional
4) Menarik generalisasi mendasar pada satu macam isi
Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan
berbeda denga proses belajar yang dialami oleh sesorang pada tahap
praperasional konkret bahkan hingga operasional formal. Secara umum,
semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur
dan semakin abstrak cara berfikirnya.
8. Implementasi Teori Piaget dalam Pembelajaran Matematika SD
Usia anak Sekolah Dasar , anak didik berada pada tahap perkembangan
kognitif operasional konkret . Maka dalam pembelajaran nya pun khususnya
matematika dibutuhkan beberapa tahap untuk menanamkan konsep matematika
yang utuh dan benar. Untuk impelementasinya sebagai berikut :
Kelas
: III

Semester
: 2 (dua)
Standar Kompetensi
:
3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
:
3.1
Mengenal Pecahan Sederhana
Indikator

3.1.1 Memahai konsep bilangan pecahan


3.1.2 Menentukan pecahan senilai
Tujuan
:
1. Siswa dapat memahami konsep bilangan pecahan
2. Siswa dapat menetukan pecahan senilai
Langkah Pembelajaran

a. Tahap Konkret
1) Siswa diminta untuk menyiapakn pizza atau kue yang berbentuk lingkaran
sesuai penugasan yang diberikan oleh guru
2) Siswa diminta untuk memotong pizza menjadi enam bagian sama besar
beberapa dengan teknik yang benar sesuai dengan peragaan oleh guru

( ilustrasi pemotongan pizza menjadi beberapa bagian)


3) Usai dipotong , guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa
1) Roti tersebut dibagi menjadi berapa ? (enam )
2) Apakah pembagiannya sama besar?
4) Siswa diminta untuk membuktikan kebenaran bahwa pembagian sama
besar dengan mengambil lingkaran pecahan setengah tanpa warna
kemudian di pasang diatasnya dan diatur sehingga garis pembaginya
berimpit. Kemudian jika garis pembaginya suda berimpit, siswa diminta
untuk memutar lingkaran tanpa warna sampai bagian lingkaran yang
tadinya berimpit berpindah tempat serta garis pembaginyaa berimpit untuk
membuktikan bahawa pembagian pizza yang dilakukan sudah sama besar
5) Guru meminta siswa untuk mengambil salah satu potongan pizza

( Ilustrasi pizza yang sudah dipotong menjadi 6 bagian yang sama besar)
6) Guru bertanya pada siswa , berapa potongan yang diambil ? ( 1)
Dari berapa potongan yang diambil ? (6)
Dengan jawaban yang diharapkan siswa menjawab mengambil 1 potong
dari 6 potongan yang ada
7) Selanjutnya , guru menjelaskan bahwa bagian potongan pizza yang kita
ambil adalah seperenam yaitu satu bagian dari enam bagian yang sama.
Guru menjelaskan bahwa yang kita lakukan menemukan bilangan pecahan
dimana pecahan adalah perbandingan bagian dari keseluruhan.
8) Guru dapat melajutkan dengan meminta siswa untuk mengambil 2 potong ,
3 potong dst kemudian menyimpulkan bersama terkait konsep pecahan.
9) Guru melanjutkan pertanyaan dengan menujukkan kue yang utuh atau
belum dipotong menjadi beberapa bagian dengan kue yang sudah dipotong
menjadi beberapa bagian yang sama besar. Bagaimana denga kue yang
belum dipotong , apakah merupakan pecahan ? ( Roti 1 bukan merupakan
bagian dari keseluruhan , kue tar tersebut utuh dan belum menjadi
potongan potongan.

Roti 1
Roti 2
Sedangkan roti 2 merupakan pecahan karena sudah dipotong menjadi 6
bagian yang sama, kemudian diambil satu bagian sehingga menunjukkan
konsep satu dari enam atau satu per enam yang merupakan pecahan.
b. Tahap Semi Konkret
1) Guru menyajikan beberapa gambar kue yang sudah dipotong yaitu
setengah dan 5/10

Gambar 1 merupakan kue yang dipotong menjadi dua bagian sama besar
yang kemudian diambil 1 potong

Gambar 2 merupakan kue yang dipotong menjadi 10 bagian yang sama


besar yang kemudian diambil 5 potong
2) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
a) Pada gambar 1, roti terbagi menjadi berapa bagian ? ( dua bagian sama
besar)
b) Pada gambar 2, roti terbagi menjadi berapa bagian ? ( 10 bagian sama
besar)
c) Pada gambar 1 menujukkan konsep pecahan berapa? ( satu dari dua
atau seperdua atau setengah)
d) Pada gambar 2 menunjukkan konsep pecahan berapa ? ( lima dari
sepuluh atau lima per sepuluh )
e) Pada gambar 1 dan 2 , apakah keduanya memiliki sisa bagian yang
belum dipotong yang sama ? ( iya )
3) Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa kedua gambar tersebut
merupakan pecahan senilai karena memilik luas daerah yang sama
sehingga pecahannya pun bernilai sama
c. Tahap Semi Abstrak
1) Guru memberikan lembar kerja yang berisi
Tentukan nilai pecahan dan pasangan pecahan senilai gambar berikut ini

F
Gambar A memiliki nilai pecahan.. (satu dari tiga, satu per tiga )
Gambar B memiliki nilai pecahan..
Gambar C memiliki nilai pecahan..
Gambar D memiliki nilai pecahan..
Gambar E memiliki nilai pecahan..
Gambar F memiliki nilai pecahan..
2) Guru bersama siswa membahas lembar kerja yang sudah dikerjakan
3) Siswa diminta menjelaskan alasan gambar B dan D dikatakan senilai
4) Guru memberikan pemantapan dengan menjelaskan bahwa pada gambar di
atas, Gambar C menunjukkan luas daerah yang diarsis adalah satu dari
empat luas lingkaran dan luas daerah yang diarsir dari Gambar E
menunjukkan dua dari delapan atau dua per delapan dari luas lingkaran
sehingga terlihat bahwa daerah yang diarsir memiliki luas yang sama. Oleh

karena itu, pecahan = 2/8. Selanjutnya, pecahan-pecahan tersebut


dikatakan sebagai pecahan-pecahan senilai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang bernilai sama.
d. Tahap Abstrak
Dengan melakukan kegiatan memotong kue menjadi beberapa potongan
bagian yang sama besar, mengamati gambar yang diarsir pada tahap
sebelumnya. Guru menunjukkan bahwa tiga dari delapan, tiga per delapan
dapat ditulis dengan lambing bilangan 3/8.
Contoh
:

Satu dari empat , satu per empat maka pada tahap abstrak siswa diajarkan
untuk menuliksan dengan lambang bilangan . meruakan bilangan pecahan.
Bilangan pecahan adalah perbanfingan bagian dari keseluruhan . Berdasarkan
pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari bilangan
pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a
dan b adalah bilangan bulat, b 0, dan b bukan faktor dari a. Bilangan a
disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut.
Mengapa bilangan b disyaratkan tidak nol? Karena pembagian suatu bilangan
dengan nol (dimana pembilang tidak sama dengan nol) dalam matematika
hasilnya tidak terdefinisi.
Guru memberika pertanyaan
Tentukan lima pecahan yang senillai dengan pecahan berikut:
(1) 4/8
(2) 12/24
Pada tahap ini guru dapat menginformasikan selain meperhatikan luas
lingkaran yang tersiswa, untuk menentukan pecahan senilai dapat mengalikan
atau membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama.misal

C. PENUTUP
1. Simpulan

Pada saat memperoleh pengetahuan menurut Piaget sebenarnya telah terjadi


dua proses kecenderungan dasar dalam berpikir dalam dirinya, yaitu proses
organisasi informasi dan proses adaptasi Dalam proses adaptasi ini, Piaget
mengemukakan empat konsep dasar yaitu, skemata, asimilasi, akomodasi, dan
keseimbangan. Skemata adalah kumpulan konsep atau kategori yang digunakan
individu ketika ia berinteraksi dengan lingkungan. Asimilasi adalah proses
memahami pengalaman-pengalaman baru dari segi skema yang ada. Akomodasi
adalah proses pemodifikasian skema yang ada agar sesuai dengan situasi baru.
Ekuilibrasi adalah keserasian di antara asimilasi dan akomodasi.
Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara
bertahap, lingkungan tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan
anak. seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak
bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan
didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif di lingkungan sekolah.
Anak mengalami 4 tahap, yaitu sensorimotor, pra operasional, operasional konkrit,
operasional formal .

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Budingningsih,Asri.2012.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta
Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Departemen Pendidikan


Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Shadiq, Fajar dan Nur Amini Mustajab. 2011. Penerapan Teori Belajar Dalam Pembelajaran
Matematika Di SD. Kementrian Pendidikan Nasional Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik da Tenaga Kependidikan Matematika.

You might also like