You are on page 1of 11

REFLEKSI KASUS

RHINITIS ALERGI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher
(THT KL)

Disusun oleh :
Kiki Febriani
01.211.6430

Pembimbing :
Kolonel CKM Dr. Budi Wiranto, Sp.THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
Refleksi Kasus
Rhinitis Alergi
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik dibagian Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher RST Tingkat II dr.
Soedjono Magelang

Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal : 8 Oktober 2015

Disusun oleh :
Kiki Febriani

Magelang, 8 Oktober 2015

Dosen Pembimbing

Kolonel CKM Dr. Budi Wiranto, Sp.THT-KL

STATUS PASIEN
I.1. Identitas Pasien

Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
Status

:
:
:
:
:
:
:

Sdr. M
20 tahun
Laki - laki
Magelang
Pelajjar
Islam
Belum Menikah

I.2. Anamnesis
Keluhan utama
Hidung sering tersumbat
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli THT RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan hidung
sering tersumbat baik kanan maupun kiri. Keluhan sudah sering dirasakan sejak
kecil. Keluhan dirasakan makin memberat sampai saat ini. Tidak terdapat
gangguan dalam melakukan aktivitas sehari hari. Hidung tersumbat dirasakan
apabila pasien terpapar banyak debu dan semakin memberat dengan udara dingin
seperti saat bangun tidur yang hampir selalu merasa hidung tersumbat hingga
bersin bersin dan hidung terasa gatal sampai sampai mengeluarkan air mata.
Keluar cairan encer berwarna putih bening agak banyak dari kedua lubang hidung.
Keluhan sedikit berkurang dengan menggunakan masker.
Keluhan tambahan
Pasien tidak mengeluh sakit kepala, batuk (-), nyeri daerah wajah (-), gangguan
penghidu (-), lendir yang tertelan ke tenggorokan (-). keluhan pada tenggorokan
dan gangguan menelan disangkal oleh pasien. Keluhan pada telinga dan gangguan
pendengaran disangkal oleh pasien

Riwayat pengobatan
Belum pernah diobati, tidak sedang konsumsi obat.
Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit lain

: asma (-)

Riwayat trauma pada wajah : disangkal

Riwayat sakit gigi

: disangkal

Riwayat alergi

: debu (+), makanan (-), obat (-)

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit serupa


Riwayat alergi
Riwayat penyakit lain

: (-)
: debu (+) (ibu pasien)
: asma (-)

I.3. Pemeriksaan fisik


1. Status generalis
Kondisi umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Status gizi

: Baik

Tanda vital

Tekanan darah
RR
Suhu
Nadi

: 120/80 mmHg
: 20x/m
: 36.50 c
: 80x/menit

2. Status lokalis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)


2.1. Kepala dan Leher
Kepala

: Mesocephale

Wajah

: Simetris

Leher

: Pembesaran kelenjar limfe (-)

2.2.

Gigi dan mulut

Gigi geligi

: Normal

Lidah

: Normal, kotor (-), tremor (-)


4

Pipi

: Edema (-), Nyeri (-)

2.3.

Auricula

Pre auricular

Retro auricular
Mastoid

CAE

Membran timpani

Pemeriksaan Telinga
Dextra
Bentuk normal,

Sinistra
Bentuk normal

nyeri tarik (-)

nyeri tarik (-)

nyeri tragus (-)


Bengkak (-)

nyeri tragus (-)


Bengkak (-)

nyeri tekan (-)

nyeri tekan (-)

fistula (-)
Bengkak (-)

fistula (-)
Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)


Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)


Bengkak (-),

Nyeri tekan (-)


Serumen (-)

Nyeri tekan (-)


Serumen (-)

hiperemis (-)

hiperemis (-)

Sekret (-)
Intak

Sekret (-)
Intak

putih mengkilat

putih mengkilat

refleks cahaya (+)

refleks cahaya (+)

2.4.

Pemeriksaan Hidung

Bagian Hidung Luar


Dextra

Sinistra

Bentuk

Tidak ada deformitas

Tidak ada deformitas

Inflamasi atau tumor

Eritem (-) bengkak (-)

Eritem (-) bengkak (-)

Inspeksi

Palpasi
Krepitasi

Nyeri tekan dan ketuk sinus

Rhinoskopi anterior
Vestibulum nasi

Normal

Normal

+ (serous)

+ (serous)

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Pucat (+)

Pucat (+)

Basah (+)

Basah (+)

Perdarahan

(-)

(-)

Massa

(-)

(-)

Hipertrofi (+)

Hipertrofi (+)

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Hipertrofi (+)

Hipertrofi (+)

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Sekret

Mukosa

Konka nasi media

Konka nasi inferior.


Septum

2.5.

Deviasi (-)

Pemeriksaan tenggorokan

Lidah

Ulcus (-) Stomatitis (-)

Uvula

Bentuk normal, di tengah, hiperemis (-)

Tonsil

Dextra

Ukuran

T1

T1

Rata

Rata

Permukaan

Sinistra

Warna

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Kripte

Melebar (-)

Melebar (-)

(-)

(-)

Detritus

Mukosa hiperemis (-), dinding rata, granular (-)

Faring

Gambaran khas pada Rhinitis Alergi :

5.

Allergic shiner

: (-)

Allergic salute

: (-)

Allergic crease

: (-)

Facies adenoid

: (-)

Cobblestone Appearance

: (-)

Geographic tounge

: (-)

Ringkasan
1. Anamnesis

Hidung tersumbat (+)

Bersin - bersin

Rhinorea sekret serous (+)

Mata berair (+)

Riwayat alergi debu (+)

Riwayat alergi debu pada ibu pasien

2. Pemeriksaan Fisik
a) Hidung luar terlihat normal
b) Rhinoskopi anterior:
o Konka media dan inferior nasalis dextra et sinistra hipertrofi
(+)
o Sekret serous
o Mukosa pucat (+), edema (+), basah
c) Tanda khas :
7

o
o
o
o
o

Allergic shiner (-)


Allergic Salute (-)
Allergic crease (-)
Cobblestone appereance (-)
Geographic tongue (-)

I.7. Diagnosis banding

rhinitis alergi intermiten ringan

rhinitis alergi intermiten sedang-berat

rhinitis vasomotor

I.8. Diagnosis sementara

rhinitis alergi intermiten ringan

I.9. Usulan Pemeriksaan penunjang

Invitro
o Hitung eosinofil
o IgE total
o Sitologi hidung
o IgE spesifik dengan RAST atau ELISA

Invivo
o SET (Skin End Point Titration)
o IPDFT (Intracutaneus Provocative Dillituional Food Test)
o Challenge test

I.10. Terapi

Medikamentosa
o Antihistamin : Cetirizine 10 mg 1x1
o Dekongestan oral : Pseudoefedrin 3x60 mg
Non - medikamentosa
o Menghindari alergen penyebab
o Operatif
Konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior)
Konkoplasti

I.11 Edukasi
8

Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa penyakitnya ini disebabkan


karena alergi, yang salah satu alergen penyebabnya pada pasien adalah
debu. Sehingga diusahakan untuk menghindari faktor-faktor pencetusnya

tersebut
Minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter
Menggunakan masker
Meningkatkan kondisi badan dengan asupan gizi yang cukup, olaraga serta

istirahat yang cukup


Menjelaskan kepada pasien akan kambuh jika faktor pencetusnya tidak
dihindari.

I.12. Prognosa
Qou ad vitam

: dubia ad bonam

Qou ad sanam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Pasien datang ke poli THT RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan
hidung sering tersumbat baik kanan maupun kiri. Keluhan sudah sering dirasakan
sejak kecil. Keluhan dirasakan makin memberat sampai saat ini. Tidak terdapat
gangguan dalam melakukan aktivitas sehari hari. Hidung tersumbat dirasakan
apabila pasien terpapar banyak debu dan semakin memberat dengan udara dingin
seperti saat bangun tidur yang hampir selalu merasa hidung tersumbat hingga
bersin bersin dan hidung terasa gatal sampai sampai mengeluarkan air mata.
Keluar cairan encer berwarna putih bening agak banyak dari kedua lubang hidung.
Keluhan sedikit berkurang dengan menggunakan masker. Riwayat penyakit
dahulu pasien asma (-), trauma pada wajah (-) sakit gigi (-), alergi debu (+).
Riwayat pada keluarga, ibu pasien mempunyai riwayat alergi debu (+) asma (-).
Pada pemeriksaan fisik rhinoskopi anterior konka media dan inferior
nasalis dextra et sinistra hipertrofi (+), terdapat sekret serous, mukosa pucat,
edema (+) dan basah.
Maka dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dapat diambil
diagnosis sementara yaitu rhinitis alergi . Mekanisme rhinitis alergi dari pasien
adalah :

Kontak pertama dengan alergen (sensitisasi)


Allergen (misalnya debu)
Makrofag/ monosit (APC)
Fragmen pendek peptida bergabung dengan molekul HLA KELAS II
Dipresentasikan pada sel T Helper

10

Sel penyaji akan melepaskan stokin


IL 3
IL 1

Th 1 dan Th 2.

IL 4

IL 5
+

IL 13

Sel Limfosit B menjadi aktif


Ig E
IgE di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan diikat oleh reseptor Ig E
dipermukaan sel mastosit atau basofil sehingga kedua sel ini menjadi aktif. Bila
mukosa terpapar alergen , maka akan terjadi degranulasi mastosit dan basofil dan
terlepas mediator kimia.
Histamine
Allergen

sel mast

Leukotriene

gatal, bersin, rhinorea,


nasal congesti

Prostaglandin
Secara mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh darah dengan pembesaran
sel goblet dan sel pembentuk mukus. Terdapat juga pembesaran ruang interseluler
dan penebalan membran basal, serta ditemukan infiltrasi sel eosinofil pada
jaringan mukosa dan submukosa hidung.
Gambaran tersebut ditemukan pada saat serangan. Di luar keadaan serangan,
mukosa kembali normal. Akan tetapi serangan dapat terjadi terus menerus/
persisten sepanjang tahun sehingga lama kelamaan terjadi perubahan yang
irreversibel yaitu proliferasi jaringan ikat dan hiperplasia mukosa, sehingga
tampak mukosa hidung menebal

11

You might also like