You are on page 1of 3

PENGAMATAN BAKTERI MELALUI PENGECATAN GRAM

A. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini adalah praktikum pengamatan morfologi bakteri melalui
pengecatan gram bakteri yang digunakan adalah bakteri Bacillus subtilis dan Eschericia coli.
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah
awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di
dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan gram
menggunakan 4 macam zat pewarna yaitu meliputi Cibol Getian Violetsebagai pewarna
primer, Iodium sebagai pewarna sekunder, Alkohol sebagai larutan pemucat,Safranin sebagai
pewarna pembanding. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram
positif dan gram negatif. Dari hasil pengamatan, bakteri Bacillus subtilis merupakan bakteri
gram-positif yang berbentuk batang,dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi.
Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi keras
dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah
(asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol.
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan
baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah
dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak. Bakteri gram positif adalah bakteri
yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini
akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan
berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan
pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
Umumnya bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa). Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena
tidak membiaskan cahaya hal tersebut menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme. Zat warna dapat mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras
mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Mengamati bakteri dalam kehidupan sangat

sulit sehingga dikembangkan teknik pewarnaan sel bakteri agar sel dapat terlihat jelas dan mudah
diamati (Karmana 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri pada pengecatan
gram yaitu fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat
pewarna penutup.
Pada praktikum pengecatan gram diawali dengan mengoleskan isolat bakteri (Bacillus
SP) dengan tujuan agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat. Lalu dilakukan fiksasi untuk
melekatkan mikroorganisme di kaca preparat. Lalu ditetesi gram A berupa Kristal violet sebgai
pewarna utaman,dilanjutkan dengan penambahan cat

Iodium bertujuan untuk memperkuat

warna pada bakteri. Alkohol 96% berfungsi sebagai pemucat atau peluntur warna pada bakteri.
Dan tahap terakhir yaitu pemberian safranin yang berfungsi untuk memberi warna kembali pada
bakteri yang telah kehilangan warna pada proses pemucatan dengan menggunakan alkohol. Pada
bakteri Bacillus subtilis menunjukkan hasil warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa bakteri di
preparat merupakan bakteri gram positif dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak
peptidogligan sehingga mudah berikatan dengan kristal ungu. Jika berwarna merah muda seperti
bakteri E.coli menunjukan bakteri gram negatif dikarenakan pada bakteri tersebut mengandung
banyak lipid sehingga mudah berikatan dengan safranin.
Hasil uji bakteri agar miring atau Bacillus sp dapat mempertahankan warna primernya
walaupun mengalami

dekolorisasi(pencucian)

ketika

ditambahkan

alkohol

sehingga

bakteri Bacillus sp merupakan kelompok bakteri gram positif. Prinsip pewarnaan gram
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan
perbedaan permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pencuci (Dwidjosapuro 2005).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif.
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
1.
2.

Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat

didalam.
3.
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
4.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
5.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.

6.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
7.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
8.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat.
9.
Peka terhadap streptomisin.
10. Toksin yang dibentuk Endotoksin.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
1.
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

ringan. Mengandung asam tekoat.


Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut.
Tidak peka terhadap streptomisin.
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

B. KESIMPULAN
Pengecatan gram merupakan teknik pengecatan bakteri yang bertujuan untuk
melihat bentuk morfologi sel bakteri. Bakteri Basillus subtilis merupakan bakteri gram
positif, dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak peptidogligan sehingga mudah
berikatan dengan Kristal violet sebagai zat warna utama Sehingga pada saat sampai
pewarnaan terakhir bakteri berwarna biru atau ungu. Sedangkan E.coli merupakan bakteri
gram negative yang ditandai dengan masuknya zat warna safranin (merah muda).
C. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:PT Gramedia.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta.
Karmana.2007.Biologi.Jakarta:PT Grafindo Media Pratama
Pelezar chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta
Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia. Jakarta.

You might also like